1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan islam serta nikmat kesehatan sehingga
akhirnya penulis bisa menyelesaikan e-book dalam mata kuliah Teori Warna. Tidak
lupa shawalat serta salam sanjungkan kepada Baginda Agung Rasulullah SAW
yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Terimakasih atas bimbingannya kepada ibu dosen Dr. Cholilawati, M.Pd dan Sri
Listiani, S.Pd., M.Ds atas ilmu yang diberikan. Dengan ini penulis membuat e-book
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teori Warna untuk Ujian Akhir
Semester. Diharapkan agar buku ini memberikan pengetahuan kepada pembaca.
E-book yang dibuat mungkin jauh dari kata sempurna maka dari itu penulis
memohon maaf apabila ada kesalahan kalimat. Meskipun demikian, penulis terbuka
pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.
Jakarta, 7 Juli 2021
Annisa Hendryani Pramswari
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ................................................................................................. iv
BAB I ...................................................................................................................... 2
A. Konsep Warna .................................................................................................... 2
1. Warna Sekunder .............................................................................................. 5
2. Warna Hangan dan Dingin.............................................................................. 6
3. Warna Natural ................................................................................................. 6
BAB II................................................................................................................... 11
A. Psikologi Warna ........................................................................................... 11
1. Pengaruh Warna Terhadap Emosi................................................................. 15
2. Karakteristik dan Perlambangan Warna........................................................ 20
............................................................................................................................... 27
BAB III ................................................................................................................. 28
A.KOMPOSISI WARNA ..................................................................................... 28
A. SKEMA WARNA........................................................................................ 29
B. PENGERTIAN DAN CONTOH GAMBAR ............................................... 30
MACAM-MACAM KOMPOSISI WARNA.................................................... 30
BAB IV ................................................................................................................. 43
A. Energizing Colours........................................................................................... 43
B. Found Colours .............................................................................................. 44
C. Product Colours ............................................................................................ 46
D. Theatrical Colours ........................................................................................ 49
E. Cultural Colours ........................................................................................... 51
F. Ambient Colours........................................................................................... 53
G. Naturals Colours........................................................................................... 55
BAB V................................................................................................................... 63
WARNA DAN USIA............................................................................................ 63
A. Usia 0-2 tahun .............................................................................................. 63
B. Usia 3-6 tahun .............................................................................................. 64
ii
C. Usia 6 - 11 tahun. ......................................................................................... 65
D.Usia 11 - 18 tahun. ........................................................................................ 66
E. Pasca Remaja ................................................................................................ 68
F. Usia dewasa .................................................................................................. 68
BAB VI ................................................................................................................. 72
A. Warna dan Style ............................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80
iii
PENDAHULUAN
Mata kuliah Teori Warna merupakan mata kuliah yang wajib di ambil bagi
mahasiswa Tata Busana D3 Universitas Negeri Jakarta. Didalam nya menyangkut
pembahasan mengenai segala macam bentuk, penggunaan, serta pengelompokan
warna.
Warna tidak lepas dengan kehidupan sehari-hari , maka dari itu sebagai
mahasiswa Tata Busana saat akan merancang baju warna merupakan sebuah unsur
dalam desain dalam penerapannya harus sesuai.
Di e-book ini menjelaskan seperti (1) Konsep Warna, (2) Psikologi Warna,
(3) Komposisi Warna, (4) Identitas Warna, (5) Warna dan Usia, (6) Warna dan
style.
iv
1
BAB I
A. Konsep Warna
Warna merupakan sifat dasar visual yang memiliki oleh semua bentuk. Kita
kelilingi oleh warna dalam tatanan lingkungan. Warna yang tampak pada benda
bersumber pada cahaya yang menyinarinya sehingga meperlihatkan bentuk dan
ruang. Ilmu fisika mempelajari warna sebagai sifat dasar cahaya. Pada spektrum
cahaya yang terlihat, warna ditentukan dari panjang gelombangnya. Cahaya putih
seperti cahaya matahari terdiri dari seluruh warna cahaya dalam spektrum.
Beberapa sumber cahaya seperti lampu TL atau pantulan cahaya dari dinding
berwarna memungkinkan spektrum kurang seimbang. Gelombang cahaya atau pita-
pita cahaya yang diserap dan dipantulkan sebagai warna benda ditentukan dari
pigmentasi suatu permukaan. Permukaan warna merah tampak merah karena
permukaan tersebut menyerap hampir semua cahaya warna biru dan hijau yang
jatuh pada permukaan dan memantulkan warna merah dalam spektrum.
(repository.usu.ac.id. “Teori Warna” (hal 2-4),
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44724/Chapter%20II.pdf;s
equence=4 , diakses pada 1 april 2021 pikul 17.49.)
Teori Newton (1642-1727)
Dalam bukunya “Optics”(1704), ia mengungkapkan bahwa warna itu ada
dalam cahaya. Hanya cahaya satu- satunya sumber warna bagi setiap benda. Asumsi
yang dikemukan oleh Newton didasarkan pada penemuannya dalam sebuah
eksperimen.Di dalam sebuah ruangan gelap, seberkas cahaya putih matahari
diloloskan lewat lubang kecil dan menerpa sebuah prisma. Ternyata cahaya putih
matahari yang bagi kita tidak tampak berwarna, oleh prisma tersebut dipecahkan
menjadi susunan cahaya berwarna yang tampak di mata sebagai cahaya merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, yang kemudian dikenal sebagai susunan
spektrum dalam cahaya. Jika spektrum cahaya tersebut dikumpulkan dan diloloskan
kembali melalui sebuah prisma, cahaya tersebut kembali menjadi cahaya putih.
2
Jadi, cahaya putih (seperti cahaya matahari) sesungguhnya merupakan gabungan
cahaya berwarna dalam spektrum.
Eksperimen James Clereck Maxwell
James Clerck Maxwell membuat srangkaian percobaan dengan
menggunakan proyektor cahaya dan penapis (filter) berwarna. 3 buah proyektor
yang telah diberi penapis (filter) warna yang berbeda disorotkan ke layar putih di
ruang gelap. Penumpukkan dua atau tiga cahaya berwarna ternyata menghasilkan
warna cahaya yang lain (tidak dikenal) dalam pencampuran warna dengan
menggunakan tinta/cat/bahan pewarna. Penumpukkan (pencampuran) cahaya hijau
dan cahaya merah, misalnya menghasilkan warna kuning. Hasil experimen
Maxwell menyimpulkan bahwa warna hijau, merah dan biru merupakan warna-
warna primer (utama) dalam pencampuran warna cahaya.Warna primer adalah
warna- warna yang tidak dapat dihasilkan lewat pencampuran warna
apapun.Melalui warna- warna primer cahaya ini (biru, hijau, dan merah) semua
warna cahaya dapat dibentuk dan diciptakan. Jika ketiga warna cahaya primer ini
dalam intensitas maksimum digabungkan, berdasarkan eksperimen 3 proyektor
yang didemonstrasikan Maxwell, maka ditunjukkan sebagai berikut :
(a) warna primer additive (b) warna primer
subtractive
3
Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spektrum.
Warna pokok additive adalah Merah (red), hijau (green), dan biru (blue). Dalam
komputer disebut model warna RGB
Warna subtractive adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen.
Warna pokok subtractive adalah cyan.
Jenis-jenis Warna Berdasarkan Letaknya Dalam Color Wheel.
Warna primer adalah warna utama yang terdiri dari biru, merah, dan kuning
yang disebut juga sebagai Hue. Ketiga warna dasar ini adalah warna yang bisa
dikombinasikan dan menghasilkan warna-warna turunan lainnya. Warna-warna
inilah yang bisa ditangkap oleh mata manusia karena mata manusia seperti spesies
lain yang memiliki tiga macam reseptor warna yang disebut makhluk trichromat.
Karena pada dasarnya warna primer bukan milik cahaya, tetapi lebih merupakan
konsep biologis, yang didasarkan pada respons fisiologis mata manusia terhadap
cahaya. Secara fundamental, cahaya adalah spektrum berkesinambungan dari
panjang gelombang (wave length), yang berarti terdapat jumlah warna yang tak
terhingga. Mata manusia hanya mampu menangkap panjang gelombang sampai
batas tertentu karena jenis alat penerima/reseptor manusia yang disebut sel kerucut
hanya mampu menangkap panjang gelombang hingga 780 nanometer. Sehingga
tiga warna dasar inilah yang mampu ditangkap manusia dan disebut sebagai warna
utama.
Gambar 1 tiga warna utama (merah, Kuning, Biru)
(sumber : www.tigercolor.com )
4
1. Warna Sekunder
Warna-warna yang dihasilkan dari percampuran warna-warna primer (biru, merah,
dan kuning) dalam satu ruang warna. Hasil pencampuran warna primer bisa dilihat
dari tabel dan gambar berikut. (Meilani. 2013. “Teori Warna : Penerapan Lingkaran
Warna Dalam Berbusana” (hal 328-330), http://research-
dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceeding/Humanior
a/Vol.%204%20No.%201%20April%202013/_33_11_%20DKV_Meilani_TEORI
%20WARNA%20--%20EDITED.pdf , diakses pada 1 april 2021 pukul 18.10)
Tabel 1.1 Warna sekunder dan primer
Warna Primer Warna Sekunder
Biru + Kuning = Hijau
Kuning + Merah = Oranye
Merah + Biru = Ungu
Gambar 1.2 warna sekunder
(sumber : www.tigercolor.com)
Warna Tersier
Warna yang dihasilkan dari campuran satu warna primer dengan satu warna
sekunder dalam sebuah ruang warna (Meilani. 2013. “Teori Warna : Penerapan
Lingkaran Warna Dalam Berbusana” (hal 328-330), http://research-
dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceeding/Humanior
a/Vol.%204%20No.%201%20April%202013/_33_11_%20DKV_Meilani_TEORI
%20WARNA%20--%20EDITED.pdf , diakses pada 1 april 2021 pukul 18.10)
5
Gambar 1.3 Warna Tersier
(sumber : www.tigercolor.com )
2. Warna Hangan dan Dingin
Color wheel bisa dibagi menjadi dua: warna hangat dan warna dingin. Warna
hangat merupakan warna yang energik, terang, dan menarik perhatian. Sedangkan
untuk warna dingin merupakan warna yang memberikan impresi tenang dan
mempunyai efek menenangkan (Meilani. 2013. “Teori Warna : Penerapan
Lingkaran Warna Dalam Berbusana” (hal 328-330), http://research-
dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceeding/Humanior
a/Vol.%204%20No.%201%20April%202013/_33_11_%20DKV_Meilani_TEORI
%20WARNA%20--%20EDITED.pdf , diakses pada 1 april 2021 pukul 18.10)
Gambar 2.1 warna hangat dan dingin
(Sumber: www.tigercolor.com )
3. Warna Natural
Warna yang dikategorikan natural dalam color wheel adalah: hitam, abu-abu, dan
putih. Warna-warna natural dapat diperoleh dari warna sekunder dan tersier yang
memiliki tone rendah/gelap. Tints, Tone, Shades Pada dasarnya tints, tone, shades
6
adalah sama, yaitu menambahkan warna natural ke dalam suatu warna sehingga
memberikan efek menerangkan atau menggelapkan intensitas suatu warna
(Meilani. 2013. “Teori Warna : Penerapan Lingkaran Warna Dalam Berbusana”
(hal 328-330), http://research-
dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceeding/Humanior
a/Vol.%204%20No.%201%20April%202013/_33_11_%20DKV_Meilani_TEORI
%20WARNA%20--%20EDITED.pdf , diakses pada 1 april 2021 pukul 18.10)
Tints : penambahan warna putih
Shades : penambahan warna hitam
Tone : penambahan warna abu-abu
Gambar 3.1 tints, shades, tones
(Sumber www.tigercolor.com )
Teori Warna Munshell
Hue adalah nama warna atau nama panas dingin nya warna
7
Value adala nilai warna (Terang gelapnya warna) diagram tingkatan nilai
yang biasa digunakan adalah 10 tingkat, dengan tingkat paling atas adalah putih,
melalui deretan abu-abu netral sampai dengan yang tergelap yaitu hitam.
Intense adalah intensitas warna ( kuat lemahnya warna/ kemurnian warna ).
Warna dengan intensitas penuh akan menonjol/menarik perhatian sedangkan warna
dengan intensitas rendah lebih bersifat lembut, halus.
Gradasi warna merupakan istilah untuk menamai susunan warna yang
bertingkat tingkat dari warna tertentu yang di campur secara bertahap menjadi
warna yang lebih muda maupun lebih tua. Ada dua macam gradasi :
1. High Value yaitu suatu warna tertentu menuju, atau bertahap kearah makin
terang (putih). Dalam dimensi warna yang dikemukakan oleh munsel yakni
Warna-warna yang menjadi terang dan memucat karena campuran putih
masuk dalam dimensi Value dan disebut dengan Tint.
2. Law value yaitu suatu warna tertentu menuju kearah makin gelap (hitam)
dan kusam (abu-abu). Dalam dimensi warna yang dikemukakan oleh
munsel yakni warna-warna redup dan gelap dari campuran suatu warna
hitam disebut shade, sedangkan campuran rona warna dengan abu-abu yang
menjadi warna-warna kusam dan redup disebut tone.
(Laksana, Deddy Award Widya. “Dimensi Warna” (hal 14-25),
https://core.ac.uk/download/pdf/35379941.pdf . Diakses pada 1 april 18.31)
8
Gambar 1.2 Pewarnaan dalam dimensi warna
( Sumber : https://core.ac.uk/download/pdf/35379941.pdf )
9
10
BAB II
A. Psikologi Warna
Warna dipercaya bisa memberikan pengaruh pada psikologi, emosi dan juga
tindakan manusia. Tidak hanya itu saja, warna juga menjadi bentuk komunikasi non
verbal sehingga bisa mengungkapkan pesan secara instan dan lebih bermakna.
Seorang psikolog ternama dari Swiss yang bernama Carl Gustav Jung
menjadikan warna sebagai alat penting dalam psikoterapi yang dilakukan.
Carl Gustav meyakini jika setiap warna memiliki makna, potensi dan juga
kekuatan untuk mempengaruhi. Bahkan warna tersebut menghasilkan efek tertentu pada
emosi, produktivitas hingga mood.
Dalam Bahasa Indonesia, warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga
unsur yaitu Cahaya, Objek, dan observer (dapat berupa mata kita ataupun alat ukur).
Didalam ruang yang gelap dimana tidak ada cahaya, kita tidak bisa mengenali warna.
Demikian juga jika kita menutup mata, maka kita tidak dapat melihat warna suatu objek,
sekalipun ada cahaya. Begitu juga halnya bila tidak ada suatu objek yang kita lihat maka
kita pun tidak bisa mengenali warna. (Dameria,2007:10)Warna memiliki fungsi dan arti
yang berpengaruh secara psikologi terhadap seseorang yang melihatnya. Hal ini dikenal
dengan asosiasi warna (simbol). Psikologi warna akan dibahas secara khusus karena
memiliki peranan penting dalam penggunaan grafis untuk kepentingan pembelajaran.
Penyajian grafis dengan warna akan menimbulkan terjadinya sensasi warna bila ada
cahaya. Sensasi adalah rasa yang berhubungan dengan mata karena sifatnya yang visual.
Cahaya merangsang retina, menyebabkan sensasi warna.(Graves, 1959 : 321). Namun
sensasi warna bisa juga disebabkan oleh hal selain cahaya, seperti tekanan keras pada
bola mata, pusing/mabuk, atau kilatan listrik. Dengan demikian merupakan sesuatu hal
yang penting untuk memperhatikan kemampuan visual setiap individu didalam
pembelajaran. Secara psikologis warna memiliki efek terhadap manusia, karena selain
menimbulkan sensasi juga menimbulkan rasa senang dan tidak senang sehingga
penggunan warna dalam penyajian bahan pelajaran perlu memperhatikan faktor – faktor
tersebut. Yogananti, Auria Farantika. (dikutip sari “Pengaruh Psikologi Kombinasi
Warna Dalam Website” (hal 47-50))
11
Johann Wolfgang von Goethe
Psikologi warna dapat kita pahami salah satunya dengan mengetahui
perlambangan warna. Perlambangan warna akan berbeda pada setiap budaya dan masa
dimana setiap penemu ada. Nijdam menuliskan bahwa dalam bukunya Theory of
Colours, Goethe menyatakan bahwa setiap warna memberikan kesan yang positif dan
kesan yang negatif yang berpengaruh pada emosi [8] . Warna yang memberikan kesan
positif adalah kuning, sedangkan warna yang lebih memberikan kesan negatif adalah biru
seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Psikologi Warna Gothe
(sumber : (dikutip dari PENGARUH PSIKOLOGI KOMBINASI WARNA DALAM ...
https://publikasi.dinus.ac.id , diakses pada 2 april 16.27)
Warna Kesan Positif Kesan Negatif Pengaruh
terhadap emosi
Kuning Cepat, ceria Tidak
Kuning – Merah menyenangkan Menimbulkan efek
Hidup, passion yang Menjengkelkan sukacita
Merah Kuning tinggi
Hangat, Dingin, melankolis Menimbulkan efek
Biru gelisah sedih
sukacita/kegembiraan Rentan
Merah Biru Warna yang Cemas Mrnimbulkan efek
Biru – Merah semangat
menyenangkan
Merah Aktif Menimbulkan efek
Aktif tenang
Hijau
Bermatrabat
tenang
Tabel 1.2 Psikologi Warna Itten
(sumber : (dikutip dari PENGARUH PSIKOLOGI KOMBINASI WARNA DALAM ...
https://publikasi.dinus.ac.id , diakses pada 2 april 16.27))
Warna Pengaruh Terhadap Emosi
Merah Kekuatan
Kuning Ceria
Biru Keyakinan
Oranye
Kesombongat
12
Ungu Kesucian
Hijau Kasih sayang
Dengan menggunakan contoh sebaran warna yang ada pada kombinasi warna color
wheels pro pemetaan pengaruh psikologi warna dapat digambarkan pada tabel berikut
Tabel 1.3 Pemetaan psikologi Warna
(sumber : (dikutip dari PENGARUH PSIKOLOGI KOMBINASI WARNA DALAM ...
https://publikasi.dinus.ac.id , diakses pada 2 april 16.27)
Kombinasi Warna Pengaruh Pengaruh Kesimpulan
Terhadap Terhadap
Split Manusia (Gothe) Emosi (Itten) Dari dua pengaruh
complementary
(Kombinasi (Kombinasi yang disampaikan
Kuning, Biru dan Kuning, Biru
Hijau) oleh Goethe dan Itten,
dan Hijau)
Ceria, kesan yang
Kesan Positif: Keyakinan, ditimbulkan dari
Kasih Sayang
Cepat, Ceria, kombinasi Split
Warna yang complementary
menyenangkan, adalah keceriaan,
Tenang Kesan kasih sayang dan rasa
Negatif: Tidak tenang untuk dampak
menyenangkan, positif sedangkan
Dingin, Melankolis Dingin, gelisah dan
Gelisah, Tenang melankolis untuk
dampak negatif
(Kombinasi (Kombinasi Dari dua pengaruh
Kuning, Hijau dan Kuning, Hijau
Ungu) yang disampaikan
dan Ungu)
Ceria, Kasih oleh Goethe dan Itten,
Sayang, kesan yang
Kesucian
Kesan Positif: ditimbulkan dari
Cepat, Ceria, kombinasi Triadic
Triadic Tenang, aktif Kesan adalah Ceria, Aktif,
Negatif: Tidak kasih sayang dan
menyenangkan, kesucian untuk
Tenang, Rentan, dampak positif
cemas sedangkan cemas dan
rentan untuk dampak
negatif
13
(Kombinasi Merah, (Kombinasi Dari dua pengaruh
Kuning, Hijau dan Merah, Kuning,
Ungu) Hijau dan Ungu) yang disampaikan
Kekuatan, Ceria,
Kesan Positif: Kasih Sayang, oleh Goethe dan Itten,
Bermartabat, Cepat,
Ceria, Warna yang Kesucian kesan yang
menyenangkan,
Tenang, aktif Kesan ditimbulkan dari
Negatif: Tidak
menyenangkan, kombinasi Tetradic
Dingin, Melankolis
Tetradic (double Gelisah, Tenang, (double
complimentary) Rentan, cemas
complementary)
adalah Bermartabat
dan kuat, Ceria, Aktif,
kasih sayang dan
kesucian untuk
dampak positif
sedangkan Dingin,
Melankolis, cemas
dan gelisah serta
rentan untuk dampak
negatif
Johannes Itten
Dalam buku The Elements of Color, Johannes Itten menyatakan bahwa setiap
warna memiliki kesan dan efek yang berbeda pada seseorang.
Seperti warna merah yang memberikan kesan kekuatan, warna biru berarti keyakinan,
kuning memberi kesan ceria, orange adalah kesombongan, hijau adalah kasih sayang dan
ungu adalah kesucian.
Aviccena
Pada tahun 980-1037, dokter dari Arab yang bernama Avicenna menyatakan
bahwa warna dapat digunakan untuk mendiagnosa atau melihat tanda-tanda sebuah
penyakit di dalam tubuh manusia.
Selain itu, warna juga dapat digunakan sebagai alat terapi seperti warna merah untuk
memperlancar pencernaan, warna kuning untuk meredakan nyeri dan peradangan, serta
warna biru dan putih digunakan untuk memperlambat sirkulasi darah
14
1. Pengaruh Warna Terhadap Emosi
Warna juga menjadi bentuk komunikasi non verbal yang bisa mengungkapkan
pesan secara instan dan lebih bermakna. Misalnya warna merah berarti bahaya atau putih
yang dikaitkan dengan kesucian. Bahkan, ada ilmu yang menggunakan warna untuk
terapi warna atau yang disebut colourology (menggunakan warna untuk meyembuhkan).
Metode ini sudah dipraktekkan oleh banyak kebudayaan kuno seperti Mesir dan Cina.
Mata kita bisa menangkap tujuh juta warna yang berbeda. Tetapi ada beberapa warna
utama yang bisa memiliki dampak pada kesehatan dan mood. Setiap warna memancarkan
panjang gelombang energi yang berbeda dan memiliki efek yang berbeda pula. Dengan
menggunakan berbagai nuansa warna di rumah Anda dapat membawa harmoni, stabilitas
dan keseimbangan (dikutip 2020. “Psikologi Warna : Pengertian, Teori, dan Manfaatnya
untuk Bisnis”, https://epsikologi.com/psikologi-warna/#teori-psikologi-warna , Diakses
pada 1 april 16.39)
Kesukaan seseorang terhadap warna menurut penelitian ilmu jiwa bias
diasosiasikan dengan sifat pembawaan orangnya. Sebagai contoh seseorang menyukai
warna merah akan menunjukkan bahwa orang tersebut bersifat ekstrover, pribadi yang
integrative dengan dunia luar, mudah menyesuaikan diri dengan dunia, orang penuh
vitalitas, lebih dikuasai oleh dorongan hatinya. Untuk penyakit mental dan penyakit jiwa,
merah diasosiasikan dengan kecenderungan yang berlebih-lebihan (maniak)
Faber Birren mempunyai pengalaman tentang warna kuning. Ia menghubungkanwarna
kuning dengan gangguan jiwa yang ekstrem, yaitu jenius atau lemah pikiran. Selain itu
warna kuning juga disukai oleh orang yang mempunyai suatu pembawaan intelektual.
Dengan kata lain warna kuning adalah warna intelektual, baik hubungannya dengan
intelegensia yang tinggi maupun yang kecenderugannya berlebihan. Contoh, Seniman
yang berlebihan adalah Vincent van Gogh, ia mempersepsikan warna kuning pada
lukisan-lukisan terkenalnya di akhir hayatnya (.
http://www.jennaburger.com/2012/02/how-color-affects-the-way-we-live/
Warna hijau sering menjadi pilihan orang yang mempunyai kedudukan sosial yang tinggi,
mempunyai kesempatan banyak bicara, dan selera makan yang tinggi. Bagi psikoneuritik
dan psikotik, hijau merupakan warna kesukaan, Orang yang menyukai warna hijau bila
15
sedang dalam hukuman tidak akan merasa menjadi hukuman yang terasing. Sebaliknya
meraka akan mencari jalan keluar dan mencari teman. Faber Birren berpendapat bahwa
orang yang mempunyai sifat narsisis (mengagumi diri sendiri) pada umumnya menyukai
warna biru kehijauan. Orang yang menyukai warna biru keunguan biasanya bersifat
pemilih, sensitive dan diskriminatiF (Jenna Burger.
http://www.jennaburger.com/2012/02/how-color-affects-the-way-we-live/)
Secara umum cahaya terang dan warna hangat memberikan kecenderungan organisme
manusia kepada aktivitas yang langsung keluar dan mengambil peranan, memperlihatkan
atraksi yang merangsang. Cahaya yang lebih sejuk akan menunjukkan sikap lebih
mundur, menarik diri, membawa seseorang kepada sikap instrospeksi, maka warna yang
sejuk akan mundur bahkan membunuh aktivitas.
Secara mutlak tentu tidak ada warna yang mempunyai nilai intrinsik, walaupun
sifat pribadi seseorang dapat diteliti. Beberapa ahli menaksir sifat-sifat kepribadian
seseorangdihubungkan dengan nilai simbolisnya dalam istilah tingkah laku. Asosiasi
psikologis terhadap warna merupakan ikatan budaya suatu masyarakat tertentu yang telah
menjadi kesepakatan bersama. Sebagai contoh tentang nilai simbolis warna putih. Dalam
kebiasaan barat, warna putih diasosiasikan sebagai suci, lugu, murni. Warna putih
digunakan dalam pakaian pengantin gadis yang baru menikah sebagaimana kebiasaan di
Jawa Barat. Sebaliknya di Cina warna putih adalah warna duka cita, sementara pengantin
wanitanya memakai warna merah seperti di India, karena melambangkan kegairahan.
Anna, Lusia Kus. 2011. “Pengaruh Warna Terhadap Emosi”.
https://health.kompas.com/read/2011/08/03/10412452/Pengaruh.Warna.pada.Emosi . hal
1. Diakses pada 1 april 19.23
Pada buku Design in dress oleh Marian L. David ( 1987:135), dikatakan sebagai
berikut :
Merah
Cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitif, menarik,
16
Bahaya, dosa, pengorbanan, vitalitas
Merah Jingga
Semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, gairah
Jingga
Hangat, semangat muda, ekstremis, menarik
Kuning jingga
Kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan, optimisme, Terbuka
kuning
Cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat, pengecut, pengkhianatan
Kuning hijau
Persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah, berseri
Hijau muda
Kurang pengalaman, tumbuh, cemburu, iri hati, kaya, segar,
Istirahat, tenang
Hijau biru
Tenang, santai, diam, lembut, setia, kepercayaan
Biru
17
Damai, setia, konservatif, pasif, terhormat, depresi,
Lembut, menahan diri, ikhlas
Biru ungu
Spiritual, kelelahan, hebat, kesuraman, kematangan, sederhana
Rendah hati, keterasingan, tersisih, tenang, sentosa
Ungu
Misteri, kuat, supremasi, formal, melankolis, pendiam,
Agung
18
Merah ungu
Tekanan, intrik, drama, terpencil, penggerak, teka-teki
Coklat
Hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan,
Tenang, sentosa, rendah hati
Hitam
Kuat, duka cita, resmi, kematian, keahlian, tidak menentu
Abu-abu
Tenang
Putih
Senang, harapan, murni, lugu, bersih,
Spiritual, pemaaf, cinta, terang
19
2. Karakteristik dan Perlambangan Warna
Karateristik dalam hal ini adalah ciri atau sifat khas yang dimiliki oleh suatu
warna. Secara garis besarnya sifat khas yang dimiliki olh warna ada dua golongan besar,
yaitu warna panas dan warna dingin. Di antara keudanya ada yang disebut warna antara
atau “intermediates”. Intermediet adalah sifat suatu gen dimana sepasang gen yang
berbeda tidak ada yang menutupi dan yang tertutupi(tidak ada yang dominan maupun
yang resesif). Contoh: jika warna merah (M) dan putih (m) memiliki hubungan
intermediet maka genotipe "Mm" memiliki fenotipe warna merah muda sebagi perpaduan
kedua gen tersebut (Sari, Ini luh desi in diana. “Warna”. Warna.pdf (isi-dps.ac.id) ( hal
1-2). Diakses pada 1 april pukul 20.44)
Gambar 2.1 warna intermediet
(sumber : https://image.slidesharecdn.com/presentation4-140104150120-phpapp01/95/intermediate-color-
3-638.jpg?cb=1388847738 )
20
Warna-warna yang dekat dengan jingga atau merah digolongkan kepada warna
panas atau hangat dan warna-warna yang berdekatan dengan warna biru kehijauan
termsuk golongan warna dingin atau sejuk
Pemilihan warna adalah merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
menentukan respon dari calon pemakai. Warna adalah hal yang pertama dilihat oleh
seseorang (terutama warna background). Warna akan membuat kesan atau mood untuk
keseluruhan gambar atau grafis, warna meruapkan unsur penting dalam grafis karena
dapat memberikan dampak psikologis kepada orang yang melihat. Warna mampu
memberikan sugesti yang mendalam kepada manusia.
Dalam komunikasi grafis penggunaan warna perlu disusun dan ditata secara tepat
sehingga menimbulkan suasana mempengaruhi luas kehidupan manusia sekaligus
sebagai lambang psikologis. Warna juga bersifat case sensitif meskipun secara universal
penggunaan warna – warna dibidang komunikasi grafis telah diakui namun warna erat
kaitannya dengan latar belakang budaya sebuah bangsa atau komunitas tertentu yang
mungkin memberikan penilaian berbeda untuk penggunaan warna – warna yang berbeda.
Sebagai contoh, warna merah jangan digunakan untuk kemasan produk yang dijual di
saudi Arabia karena nilai budaya setempat meyakini bahwa warna merah adalah haram
karena identik dengan darah.
Untuk mencapai desain warna yang efekif bisa dimulai dengan memilih warna
bisa mempresentasikan tujuan daripada media komunikasi grafis yang dibuat. Pallet
warna yang dibuat sebaiknya cocok dengan tujuan atau pesan yang ingin disampaikan.
Sebagaimana misalnya anda ingin mendesain media grafis untuk anak – anak TK, maka
ada baiknya anda memilih warna – warna cerah untuk membuat suasana ceria. Sementara
untuk membuat situs komunitas dapat dipergunakan warna – warna hangat agar
menimbulkan suasana yang lebih santai. Sebaliknya jika anda bermaksud untuk
menonjolkan penyajian informasi, dimana content akan mendominasi, maka sebaiknya
dipergunakan warna – warna sederhana dan tidak mengganggu. Misalnya, jangan
menggunakan background kembang – kembang dengan warna yang mencolok.
21
Warna Hangat ( Warm colors )
Rangkaian Warna dari merah, oranye sampai kuning, termasuk pink, coklat dan
burghundy, disebut warna hangat. Warna hangat memiliki sifat yang cukup beragam
yaitu cerah, heboh, dan agresif, seperti lava yang mengalir dari kawah (Listiani, Sri.
2021. Modul Teori Warna).
Gambar 2.2 dan 2.3 warna panas
(sumber : www.pinterest.com )
Warna Dingin ( cool colors )
Merupakan rangkain warna mulai dari warna biru, biru-hijau, hijau, dan semua warna
abu-abu. Disebut warna dingin-mungkin mereka di asosiasikan dengan salju dan es.
Warna-warna ini memiliki efek memperlambat metabolisme tubuh/pikiran(Listiani, Sri.
2021. Modul Teori Warna).
22
Gambar 2.4 dan 2.5 warna dingin
( sumber : www.pinterest.com )
Warna terang/muda ( light colors
Nuansa warna ini akan terlihat lembut dan halus, seperti kapas, awan putih dan permen,
lembut atau seperti awan yangmengambang di langit musim panas. Namun demikian,
skema warna yang menggunakan warna-warna ini menampakan keadaan
terang(Listiani, Sri. 2021. Modul Teori Warna).
Gambar 2.6 dan 2.7 warna terang
( sumber : www.pinterest.com )
Warna gelap / Tua ( Dark Colors
23
Nuansa warna glap hitam dan lainnya ini terasa berat dan kuat, tenang dan memberi kesan
ruang yang sempit, tampak seperti awan hitam ketika akan turun hujan. Hitam khususnya,
tampak kuat dan sekokoh besi lokomotif kuno (Listiani, Sri. 2021. Modul Teori Warna).
Gambar 2.8 warna gelap
( sumber : www.pinterest.com )
Warna cerah ( vivid colors)
Merupakan warna yang tegas, jelas, hidup, dan memiliki kepribadian yang kuat. Warna-
warna murni tanpa tambahan putih atau hitam (Listiani, Sri. 2021. Modul Teori Warna).
24
Gambar 2.9 warna cerah
( sumber : www.pinterest.com )
Warna Kusam ( dull colors )
Ketika abu-abu ditambahkan pada sebuah warna, maka tampilan warna tersebut akan
melunak. Hasinya akan seperti naungan berlumpur (Listiani, Sri. 2021. Modul Teori
Warna).
Gambar 2.10 dan 2.11 warna kusam
( sumber : www.pinterest.com )
25
26
27
BAB III
A.KOMPOSISI WARNA
Warna sangat besar pengaruh dalam kehidupan manusia sehari – hari, baik dalam
dunia seni lukis, media masa cetak, desain interior, presentasi, dunia politik dan tentunya
juga pada desain web. Warna merupakan sebuah bidang yang menarik untuk dikaji karena
warna mempengaruhi psikologis, kognitif, rasa dan warna memberikan identitas pada
setiap obyek yang dilekatinya. Komposisi warna bisa diibaratkan dua sisi mata pisau, bila
tepat mengkombinasikannya maka akan memberikesan positif dan apabila salah dalam
mengkombinasikan maka akan memberikan kesan negatif kepada orang yang melihatnya.
Pada penelitian ini penulis akan menganalisis komposisi warna pada website universitas
kelas dunia (Harvard University, University Of Cambridge, National Taiwan University)
dan mencoba menerjemahkan arti dibalik warna website tersebut berdasarkan teori warna
budaya barat (berdasarkan kutipan dari
http://103.23.20.161/index.php/semnasif/article/view/836 diakses pada 27 April 2021,
pukul 08.30).
Komposisi Warna Harmonis
Komposisi warna harmonis berarti paduan dua buah warna atau lebih, yang
selaras sehingga membentuk paduan warna yang sempurna dan merupakan satu kesatuan,
Komposisi warna harmonis dibuat berdasarkan skema warna yang mengacu pada yang
ditemukan oleh Sir David Brewster (Levenson, 1980) dan disempurnakan oleh Albert
Munsell (Darmaprawira, 2002) yang kemudian disebut Sistem Munsell. Konsep ini
menghasilkan beberapa komposisi warna harmonis, yaitu monokromatik
(monocromathic) , analog (analogus), dan beberapa komposisi warna komplementer
(direct complement, triad complement, split complement, alternete complement dan
tetrad) (Allen & Stimpson, 1994; Ching, 1996; Levenson, 1980).
28
Komposisi Warna Disharmoni
Komposisi warna disharmonis dapat diartikan sebagai paduan dua warna atau lebih,
yang tidak selaras sehingga membentuk paduan warna yang tidak sempurna dan tidak
mempunyai satukesatuan (Lomelaars, 1968). Komposisi warna disharmonis merupakan
komposisi yang disusun tidak dengan menggunakan skema warna yang didasarkan atas
Lingkaran Warna Munsell. Ching (1996) berpendapat bahwa cocok atau tidaknya suatu
warna dengan warna yang lain pada akhirnya tergantung pada bagaimana dan di mana
warna tersebut digunakan, dan bagaimana warna tadi cocok dalam skema warna. Durret
dan Trezone (1982, dalam Bridger, 1995) berpendapat bahwa komposisi warna yang
sebaiknya dihindari dalam kaitannya dengan respon visual manusia adalah penggunaan
pasangan warna dalam skema warna komplementer (direct complement, triad
complement, split complement, alternete complement dan tetrad)
A. SKEMA WARNA
Dalam teori warna, skema warna adalah pilihan warna yang digunakan dalam
berbagai konteks artistik dan desain. Misalnya, penggunaan "Achromatic" dari latar
belakang putih dengan teks hitam adalah contoh skema warna dasar dan umumnya default
dalam desain web.
Skema warna digunakan untuk menciptakan gaya dan daya tarik. Warna yang
menciptakan kesan estetika saat digunakan bersama biasanya akan saling melengkapi
dalam skema warna. Skema warna dasar akan menggunakan dua warna yang terlihat
menarik bersama. Skema warna yang lebih canggih melibatkan beberapa warna terkait
dalam kombinasi "Analog", misalnya, teks dengan warna seperti merah, kuning, dan
oranye yang disusun bersama pada latar belakang hitam dalam artikel majalah.
Penambahan biru muda menciptakan skema warna "Accented Analogous" (berdasarkan
kutipan dari https://en.wikipedia.org/wiki/Color_scheme diakses pada 27 April 2021,
pukul 09.30).
29
B. PENGERTIAN DAN CONTOH GAMBAR
MACAM-MACAM KOMPOSISI WARNA
Komposisi warna secara gamblang bisa diartikan susunan warna yang tercipta
dari pengamatan langsung pada objek yang akan dilukiskan. Komposisi warna
terlahir dari imajinasi akan suasana perkotaan yang padat, sesak, dipenuhi oleh
bangunan yang kemudian pada prosesnya, komposisi warna juga dijelaskan pada
buku (Nirmana: Elemen-Elemen Seni dan Desain, yang ditulis oleh Sadjiman Ebdi
Sanyoto) bahwa: Komposisi warna, tata susun warna bisa juga disebut komposisi
warna, paduan warna, atau tata rupa warna. Warna merupakan salah satu unsur seni
rupa, sehingga sesungguhnya tidak bisa berdiri sendiri untuk mencapai keindahan,
karena masih dipengaruhi unsur lain (Sadjiman Ebdi Sanyoto, p. 33). Maka agar
tercipta keharmonian suatu warna maka ada beberapa macam-macam komposisi
warna :
1. MONOKROMATIS
Dikutip dari jurnal ( file:///C:/Users/ANNISA/Downloads/13-74-1-
PB%20(1).pdf, diakses pada tanggal 27 April 2021, pukul 09.45) Komposisi warna
monokrom adalah komposisi warna yang paling sederhana. Jumlah warna yang
terlibat hanya satu, namun dipadukan dengan campuran warna itu dengan warna
netral putih atau hitam. Kombinasinya bisa saja terdiri dari merah, merah muda,
merah pucat/pastel, maroon atau kombinasi warna biru, yang terdiri dari biru muda,
biru tua, biru laut, dan biru pastel. Warna monokromatis bisa
menciptakan kesan tenang, anggun, atau elegan (dikutip berdasarkan jurnal
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jtsp/article/view/7002 , diakses pada 27
April 2021, pukul 10.16). Warna monokromatik adalah beberapa tingkatan gradasi
warna dari satu warna ke putih (tints) atau ke hitam (shades) ( berdasarkan jurnal
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3158/2544 . Dikutip
pada 28 April 2021, pukul
30
Gambar 1.1 contoh warna monokromatis palet Gambar 1.2 contoh warna monokromatis
dalam lingkaran warna
(Sumber : https://pin.it/41SbHX (diakses pada 28 April 2021, pukul 10.20) dan
https://pin.it/4hkSuQi diakses pada 28 April, Pukul 10.22))
31
Gambar 1.3 penggunaan warna monokromatis
(sumber : https://pin.it/3xwmOwB (diakses pada 28 April 2021, pukul 10.26))
2. AKROMATIK
Warna akromatik merupakan beberapa tingkatan gradasi warna dari hitam ke
putih, termasuk warna abu-abu (berdasarkan nurnal
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3158/2544. Diakses
pada 28 April 2021, pukul 11.15). Notasi L*: 0 (hitam); 100 (putih) menyatakan
cahaya pantul yang menghasilkan warna akromatik putih, abu-abu dan hitam
(berdasarkan jurnal http://e-
jurnal.pelitanusantara.ac.id/index.php/mantik/article/view/562/336. Diakses pada
28 April 2021, pukul 11.28)
Gambar 1.1 warna akromatik Gambar 1.2 penggunaan warna akromatik
32
(sumber : https://pin.it/6pzGmrB (diakses pada 28 April 2021, pukul 10.30) (diakses pada pukul
28 April 2021, pukul 10.31) (sumber : https://pin.it/3Qs4AI )
3. POLIKROMATIK
Warna Polikromatik adalah warna sekunder yang dicampur dengan putih dan
hitam sehingga akan menghasilkan intensitas berbeda-beda. jadi warna sekunder
ini adalah warna hasil campuran warna-warna primer. silahkan baca lebih jelas
tentang warna sekunder (kutipan dari https://www.grafis-
media.website/2017/08/pengertian-warna-monokromatik-polikromatik.html
diakses pada 28 April 2021, pukul 12.40).
Gambar 3.1 pencampuran warna polikromatis
(sumber : www.blogernas.com (diakses pada 28 April 2021, pukul 10.45))
4. ANALOGUS
Komposisi warna analog adalah penyusunan beberapa warna yang seiring, di dalam
Lingkaran Warna Munsell yang terletak berdekatan dan memiliki nilai kekuatan
warnanya tidak jauh berbeda (dikutip dari jurnal
file:///C:/Users/ANNISA/Downloads/13-74-1-PB%20(1).pdf , diakses pada 29
April 2021, pukul 00.47). Warna analogous adalah warna yang berdekatan satu
sama lain dalam lingkaran warna. Skema warna analogous ini sering ditemui
dalam alam dan menyenangkan untuk dilihat. Kombinasi ini memberikan warna
terang dan ceria sehingga warna terlihat harmonis (dikutip dari jurnal
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3443/2829 , diakses
pada 29 April 2021, pukul 00.28). Warna analogus yang dimana warna analogus
memberi kesan tenang dan nyaman (dikutip dari jurnal
file:///C:/Users/ANNISA/Downloads/333-562-1-SM.pdf , diakses pada 29 April
33
2021, pukul 00.50). Warna analog merupakan 3 warna yang bersebelahan dalam
lingkaran warna. Misalnya Merah-Oranye-Kuning, Oranye-Oranye KuningKuning,
Hijau-Hijau Kebiruan-Biru, dan lain-lain.
Penggunaan warna-warna analogus untuk seluruh komposisi akan terlihat hermonis
namun terkesan mentah, datar, dan menjemukan jika tidak ada dominasinya. Oleh
karena itu komposisi semacam itu perlu diberi dominasi, dan warna dapat menjadi
dominasi apabila warna tersebut lain dari yang umum atau juga warna kontras
lainnya ( Sarwo Nugroho : 2015).
Gambar 4.1 dan 4.2 skema warna analogus dan penerapannya
(sumber : https://pin.it/4hkSuQi & https://pin.it/7zZcsBQ )
5. KOMPLEMENTER/KONTRAS
Pada dasarnya, warna-warna yang semakin jauh dengan dirinya dalam lingkaran
warna akan semakin kontras, dan yang terkontras adalah warna yang terjauh pada
lingkaran warna yang disebut warna komplementer (warna yang berhadaoan dalam
lingkaran warna) (Sarwo Nugroho : 2015). Komposisi warna komplementer, atau
disebut juga warna kontras merupakan perpaduan dua warna atau lebih yang
memiliki posisi/letak yang berseberangan dalam Lingkaran Warna Munsell (dikutip
jurnal file:///C:/Users/ANNISA/Downloads/13-74-1-PB%20(1).pdf , diakses pada
29 April 2021, pukul 01.30). Adapun macam warna komplementer :
a) Komplementer
34
Merupakan warna yang berseberangan di dalam color wheel memiliki sudut
180 derajat, dua warna dengan posisi kontras, komplementer mengha silkan
perpaduan warna yang sangat menonjol.Contohnya: Merah-Hijau, Biru-Oranye,
Ungu-Kuning (dikutip jurnal
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3443/2829 , diakses
pada 29 April 2021, pukul 02.37)
Kontras komplementer (kontras dua warna) dua warna yang saling berhadapan
dalam lingkaran warna (disebut komplemeter) adalah warna-warna yang paling
kontras karena dua warna tersebut memiliki jarak paling jauh dalam lingkaran
warna sehingga merupakan warna yang bertentangan. Warna-warna komplementer
merupakan warna yang kontradiktif yaitu warna bertentangan maksimal sehingga
jika di jajarkan akan bergetar. Warna komplementer juga dapat menimbulkan “after
image” yaitu suatu fenomena di mana apabila menatap sedikit lama suatu warna
kemudian memejamkan mata, maka waktu mata memjam akan terlihat warna
komplementernya. Komposisi warna-warna komplementer tidak enak dipandang
karena kekontrasannya, tetapi justru cocok untuk warna yang menghendaki ingin
cepat terlihat, misalnya untuk desain grafis dan untuk warna tulisan dan dasarnya.
Semua Warna komplemen adalah kontras (Sarwo Nugroho : 2015)
Gambar 5.a1 dan5.a2 skema kontras 2 warna dan penerapannya
35
(sumber : https://pin.it/4hkSuQi (diakses pada 29 April 2020, pukul 10.29) dan
https://pin.it/6gpVCea (diakses pada 29 April 2020, pukul 15.32) )
b) Split Komplementer
Split/bias komplemen yaitu warna-warna yang bersebrangan pada lingkaran
warna tetapi, menyimpang kekiri atau kekanan (Sarwo Nugroho : 2015). Hampir
sama dengan skema warna komplementer,hanya saja ada sedikit penambahan
warna. Menggunakan formula huruf “Y” terbalik untuk mendapatkan harmonisasi
warna (dikutip
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3443/2829 diakses
pada 29 April 2020, pukul 08.49). Dan apabila satu warna dipertentangkan dengan
dua warna disebelah warna komplemennya, susunan warna demikian disebut split
complement atau kontras terpisah (dikutip dari
file:///C:/Users/ANNISA/Downloads/13-74-1-PB%20(1).pdf diakses pada 29
April 2021, pukul 08.54). Warna-warna bias komplemen macamnya cukup banyak
pada lingkaran warna karena tiap-tiap hue memiliki dua komplemen bias atau
bahkan empat komplemen bias. Misalnya warna-warna komplemen bias Kuning
dapat dengan Biru Ungu, Merah Ungu, tetapi dapat pula dengan Biru, dan juga
merah (Sarwo Nugroho : 2015). Demikian juga, Sadjiman Ebdi Sanyoto (2010:36–
41) dalam Nirmana: Elemen-Elemen Seni dan Desain hanya menerangkan
pengertian split komplementer. Warna komplemen bias ini ditempatkan dalam laras
warna kontras bersama komposisi warna kontras komplementer, triad
komplementer, dan tetrad komplementer; dan dibedakan dengan laras warna
harmonis. Kendati tidak memberikan contoh penerapan warna split komplementer,
Sanyoto memberikan dua contoh kontras warna komplementer.
36
Gambar 5.b skema split komplementer dan penerapan pada busana
(sumber : https://pin.it/3CBfLs5 (diakses pada 29 April 2021, pukul 13.58)
c) Triad Komplementer
Jika sebuah segitiga sama sisi ditarik di atas roda warna, sudut yang menyentuh
3 warna itulah yang disebut warna triadic. Skema warna triadic memiliki
kombinasi tiga hue yang relatif berjarak sama dalam color wheel. Penggunaan
kombinasi triadic menghasilkan warna yang bernada kontras (dikutip
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3443/2829 diakses
pada 29 April 2021, pukul 09.30). Jika mengiginkan warna tiga warna kontras,
maka dapat mengguakan kontras segitiga. Semua bentuk segitiga sama sisi yang
dapat dibuat dalam lingkaran warna. (Sarwo Nugroho : 2015)
37
Gambar 5.c1 dan 5.c2 skema triad komplementer dan penerapan pada busana
(sumber : https://pin.it/3sDriDW (diakses pada 29 April 2021, pukul 13.54) dan
https://pin.it/7SlPlrc (diakses pada 29 April, pukul 14.00)
d) Tetrad Komplementer
Jika menghendaki warna empat warna kontras, maka dapat menggunakan kontras
segi empat (dobel komplemen). Semua bentuk segi empat sama sisi yang dapat
dibuat pada lingkaran warna merupakan kontras empat warna, disebut juga kontras
dobel komplemen. Terdapat 3 segi empat sama sisi (dobel komplemen) yang dapat
dibuat pada lingkaran warna (Sarwo Nugroho : 2015).
38
Gambar 5.d1 & 5.d2 skema tetrad komplementer dan penerapan pada busana
(sumber : https://pin.it/3sDriDW (diakses pada 29 April 2021, pukul 13.54) https://pin.it/12t1utq
(diakses pada 29 April 2021, pukul 14.05)
6. WARNA NETRAL
Warna yang dikategorikan natural dalam color wheel adalah: hitam, abu-abu,
dan putih. Warna-warna natural dapat diperoleh dari warna sekunder dan
tersier yang memiliki tone rendah/gelap (dikutip
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3443/2829 .29 April
2021, pukul 11.50)
Gambar 6.1 penggunaan warna netral
39
(sumber : https://pin.it/26m7ztU (diakses pada 29 April 2021, pukul 14.07)
7. SUSUNAN WARNA PERULANGAN
Irama terbentuk dari perulangan penggunaan warna. Hal ini dapat dijelaskan
berdasarkan teori bahwasannya perulangan atau irama dapat dilihat dari pemilihan
warna, penggunaan material (dikutip jurnal ANALISA KARAKTERISTIK
ARSITEKTUR MODERN DAN
NILAI ESTETIKA PADA BANGUNAN RUKO
(Studi Kasus : JOHOR CITY). Diakses pada 29 April 2021, pukul 23.01)
Gambar 71 & 7.2 pengunaan warna perulangan
(sumber : https://pin.it/1LSuAf6 (diakses pada 29 April 2021, pukul 13.57) dan
https://pin.it/2tXVbLO (diakses pada 29 April 2021, pukul 23.26)
8. SUSUNAN WARNA SELARAS
Susunan warna selaras menurut Darmaprawira (2002, hlm 72) di antaranya adalah
sebagai berikut:
a) Keselarasan warna monokromatik Warna monokromatik merupakan campuran
warna yang berasal dari satu warna dengan perbedaan nilai dan intensitas yang
40
sifatnya selaras...skema warna ini sangat mudah digunakannya, sangat efektif untuk
kombinasi pakaian, untuk ruangan kecil rumah tinggal.
b). Keselarasan polikromatik
Poly artinya banyak . Polikromatik adalah campuran warna-warna yang berasal dari
campuran warna murni,... campuran dari warna-warna murni disusun dalam sebuah
komposisi
c). Susunan warna selaras kontras Warna kontra merupakan warna yang
bertentangan ketika berdampingan, seperti warna merah dengan warna biru, warna
kuning dengan warna hijau dan lain-lain.
Gambar 8.1 & 8.2 contoh warna selaras
(sumber : https://pin.it/6Dwh4q5 (diakses pada 29 April 2021, pukul 23.24) dan
https://pin.it/3gfRmVc ( diakses pada 29 April 2021, pukul 23.44
41
42
BAB IV
A. Energizing Colours
Penggunan warna dengan diatur oleh pencahayaan / menambahkan cahaya
akan menimbulkan provokatif serta ekspresi yang dikehendaki. Detail dan bentuk
terlihat jelas sehingga menimbulkan eye catching atau usaha menarik perhatian di
sebabkan warna yang terang tempat (dikutip dari Listiani, Sri. 2021. Modul Identity
Warna.).
Adapun cirinya :
• Warna-warna yang membangkitkan semangat.
• Umumnya digunakan dalam bentuk pakaian remaja & anak-anak.
• Warna yang berkesan aktiv, dinamis & ceria.
• Warna-warna energi sering menggunakan warna-warna hues yang kuat dan
intensitas warna yangtinggi.
Contoh:
Kostum Cheers leader (biru, orange, merah & kuning). Kostum olah raga.Warna-
warna periode Pop art.
43
Gambar A.1 dan A.2 penggunaan warna energizing color pada busana
(sumber : www.pinterest.com. Diakses pada 5 juli 2021, pukul 13.27)
B. Found Colours
Warna-warna ini dapat di ciptakan oleh seorang perancang untuk mereka
gunakan sebagai penunjang desainnya maka dari itu warna ini dapatdisebut hasil
temuan (trade mark) sebagai ciri khas mereka. Warna-warna yang didpat memiliki
material yang khusus sehingga memberikan suatu perasaan tertentu yang tidak
dapat kita temui pada desain yang lain tempat (dikutip dari Listiani, Sri. 2021.
Modul Identity Warna.).
Adapun cirinya :
• Warna yang seolah-olah ditemukan oleh Fashion desainer tertentu &
menjadi ciri khasnya.
• Warna dari perasaan yang diungkapkan dari diri perancangnya (desainer).
• Umumnya menjadi jati diri melalui pengungkapan bentuk, skala,
memecahkan masalah disain & ilusi warna sebagai efek bidang (tekstil).
• Warna-warna yang memiliki tujuan.
Contoh:
Emanuel Ungaro (Fashion desainer) yang memadukan warna pada satu desain
motif flora & fauna dengankombinasi warna yang mendukung. Ghea, yang
memadukan warna berdasarkan warna-warna budaya (Etnic style).
44
Gambar B.1 found colours oleh Ghea Gambar B.2 found colours oleh Emanuel Ungario
(sumber : https://www.instagram.com/p/COAF4qcBIbA/?utm_medium=copy_link. Diakses pada
5 Juli 2021, pukul 13.18)
Gambar B.2 found colours oleh Emanuel Ungario
(sumber : https://www.instagram.com/p/B-hboLAldrr/?utm_medium=copy_link. Diakses pada 5
Juli 2021, pukul 13.18)
45