The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku teori warna ini disesuaikan untuk mata kuliah Teori warna. yang terdiri dari (1) konsep Warna, (2) Psikologi Warna, (3) Komposisi Warna, (4) Identitas Warna, (5) Warna dan Usia, (6) Warna dan Style

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by anissahendryani, 2021-07-08 19:14:04

Teori Warna

Buku teori warna ini disesuaikan untuk mata kuliah Teori warna. yang terdiri dari (1) konsep Warna, (2) Psikologi Warna, (3) Komposisi Warna, (4) Identitas Warna, (5) Warna dan Usia, (6) Warna dan Style

Keywords: Teori Warna,Psikologi Warna,style,arti warna,warna

C. Product Color
Dalam sebuah penelitian berjudul “Impact of color on marketing,” peneliti

menemukan bahwa sampai 90% penilaian yang cepat dibuat oleh konsumen
mengenai produk didasarkan pada warna saja. Hal ini membuktikan bahwa warna
sangat berdampak besar pada identitas merek.

1. Warna dapat mempengaruhi psikologi konsumen

(Dikutip dari laman Kevin. Makna Tersembunyi Dibalik Warna Dalam Sebuah
Logo. https://vatih.com/bisnis/makna-warna-dalam-logo/. Diakses pada 1
Juli2021, pukul 09.10 ) Setiap logo pasti memiliki satu warna dominan. Secara
psikologi, warna dominan tersebut memiliki ungkapan emosi yang kuat terkait citra
perusahaan. Setiap perusahaan sadar bahwa warna logo dapat dipakai untuk
membangun persepsi public. Sehingga, warna yang dipilih memang ditujukan
untuk mempengaruhi alam bawah sadar konsumen.

Misal:

• Kuning: Warna ini akan memberi kesan optimis, hangat dan jelas (clarity).
• Orange: Warna ini akan memberi kesan gembira, ramah dan percaya diri.
• Merah: Warna ini akan memberi kesan berani, tegas, muda (youthful) dan

kehebohan (excitement).
• Ungu: Warna ini akan memberi kesan kreatif, bijak dan imajinatif.
• Biru: Warna ini akan memberi kesan dapat diandalkan, terpercaya dan

profesional.
• Hijau: Warna ini akan memberi kesan damai secara emosional, sehat, dan

subur.
• Hitam & putih: Warna ini akan memberi kesan keseimbangan, netral, dan

elegan.

Ketika ingin menentukan warna yang akan digunakan dalam logo maupun
merek perusahaan, maka ada baiknya jika Anda melakukan riset terlebih dahulu.
Riset psikologi warna bisa dimulai dari penggunaan warna oleh pesaing bisnis
Anda, cobalah memilih warna yang berbeda agar konsumen tidak salah dalam

46

mengenali produk Anda. Setelah itu, piihlah warna sesuai karakter produk yang
Anda miliki dan perhatikan juga siapa target pemasarannya. Jika target
pemasarannya adalah kaum perempuan maka gunakan warna-warna lembut yang
berkesan feminine. (Dikutip dari laman Kevin. Makna Tersembunyi Dibalik Warna
Dalam Sebuah Logo. https://vatih.com/bisnis/makna-warna-dalam-logo/ . Diakses
pada 1 Juli2021, pukul 09.10)

Gambar C.1 Logo Mcdonals
(sumber : www.pinterst.com )

Contoh aturan penggunaan warna :
• Pakailah warna kuning untuk menciptakan logo yang ingin menanamkan
citra hangat, ramah dan ceria, seperti: McDonald’s.
• Warna kuning itu termasuk salah satu warna terang yang mudah menarik
perhatian. Jadi, pakailah warna kucing secara seimbang dalam pewarnaan
logo desain kamu. Detail yang buruk dan komposisi yang jelek akan
langsung diperhatikan konsumen kamu.
• Terlalu banyak warna kuning akan meningkatkan denyut jantung. Orang
yang meningkat denyut jantungnya, dia akan bersifat lebih agresif, buru-
buru dan tidak sabaran. Untuk mengurangi efek emosional agresif dan tidak
sabaran, kamu dapat mengkombinasikan warna kuning dengan warna lain.

2. Menentukan Warna Untuk Brand
Dari studi yang dilakukan ini, dapat ditarik pelajaran bahwa cara efektif untuk
memunculkan identitas merek adalah dengan memanfaatkan unsur visual yang

47

merangsang pelihatan. Salah satu unsur visual yang dominan adalah warna. Agar
warna dapat dengan efektif memperkuat identitas merek, pemilihan warna harus
disesuaikan dengan target audiens dan juga asosiasi warna dan produk yang
ditawarkan. Dengan demikian, secara langsung dapat membentuk persepsi dan
tertanam di benak konsumen. Inilah yang dilakukan oleh Zanana sehingga dalam
studi ini Zanana dinilai telah berhasil memanfaatkan peranan warna dalam
membangun merek. Selain itu, warna sebagai identitas merek harus konsisten
diterapkan pada produk dan program pemasaran (kemasan, interior toko, signage,
dan media promosi lainnya termasuk website). Penerapan warna yang konsisten
juga menjadi faktor penentu suatu sistem identitas visual. Secara psikologis, warna
akan mempengaruhi ingatan seseorang terhadap suatu merek. (Dikutip dari jurnal
Swasty, Wirania., Utama, Jiwa. Warna Sebagai Identitas Merek pada Website)

3. Cara membuat skema warna pada brand
Warna menjadi hal penting dalam pengenalan brand. Penggunaan 2 (dua) warna
paling sering ditemukan, namun jika ingin melebihi 2 (dua) warna, perlu dipastikan
sesuai dengan brand dan terlihat menarik. Pada saat memilih warna, ada beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan yaitu pemilihan nomor warna Pantone, nomor
warna CMYK dan RGB dalam penyusunan warna. Dengan nomor warna yang telah
ditetapkan, dapat memudahkan untuk menerapkan warna brand yang sama persis
pada perancangan lainnya. Selain itu, pemilihan warna tidak hanya semerta-merta
sesuai dengan kesukaan pribadi, melainkan warna dapat memberikan arti emosional
bagi yang melihat. Oleh karena itu, perlu kejelian untuk memilih warna yang
memberikan respon emosional yang mampu menyampaikan pesan brand dengan
baik. (Dikutip dari jurnal, Mariati. PERANCANGAN VISUAL BRAND
IDENTITY FESTIVAL IMLEK KOTA TANJUNG PINANG)

48

Gambar C.2 logo Starbucks penggunan wana dominan hijau
(sumber : www.pinterest.com )

Gambar C.3 logo burger king dengan warna merah,kuning,dan biru
(sumber : www.pinterest.com )

D. Theatrical Colours
Dalam menyampaikan ekspresi dan makna dalam pertunjukan. Warna

berpengaruh untuk menghasilkan emosi. Seperti yang sering di jumpai saat melihat
teater dengan nuansa begitu dramatis sehingga wrna yang biasa digunakan
glamours dan dramatik. Kostumnya pun sangat menunjukkan untuk menjai bagian
dari sorotan maka dari itu warna teater sangat dramatis dan sangat memberi kesan.
Adapun cirinya :

• Warna-warna panggung yang berkesan glamours & dramatik.
• Intensitas warna berani/kontras yang mendukung entertaimen atau warna-

warna pertunjukan yangditunjang dari daerah tertentu (seni tari,teater &
opera) ditambah dengan hiasan/material.
• Unsur psycologynya menimbulkan gerak, kedinamisan dengan cahaya.

49

Contohnya: warna budaya Betawi & Bali, efek dari kebudayaannyadengan warna
biru, merah, ungu, kuning & emas.Unsur warna & cahaya memberikan kesan
dramatik,efek dramatik ini harus menimbulkan kemegahan. Pada tekstil harus
didukung dari bahan kain & jenisnya.Pencahayaan menimbulkan pengulangan
yang tidak terbatas & menyilaukan.

Gambar D.1 teater
(sumber : www.pinterest.com )

Gambar D.2 penggunaan warna yang dramatis

50

(sumber : www.pinterest.com )

Gambar D.3 warna teater yang glamour
(sumber : www.pinterest.com )

E. Cultural Colours
Warna sering dipakai untuk mencerminkan sesuatu arti atau makna yang

ingin dikomunikasikan. Berbicara atau kata-kata, gambar, simbol, tulisan, bahasa
isyarat dll, merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Namun, manusia
mempunyai cara lain untuk untuk berkomunikasi sesuai dengan budaya masing-
masing Negara. ( Pribadi, Sigit Satrio. 2010. PENGARUH WARNA TERHADAP
KEBUDAYAANBAGI MASYARAKAT TIONGHOA.)

Setiap budaya mempunyai warisan simbol warna yang unik dan manusia
merupakan warisan awalnya. Ketika kita masuk ke dalam satu lingkungan budaya,
kita wajib mengetahui latar belakang dan persepsi warna yang mempengaruhi
budaya tersebut (dikutip dari laman Warna Dalam Budaya. 2015.
https://dkv.binus.ac.id/2015/03/09/warna-dalam-budaya/. Diakses pada 5 juli
2021).

Dalam budaya Tionghoa setiap unsur yang ada dialam mengandung arti
serta makna tertentu, begitu juga dengan warna, ilmu fengshui menganggap warna

51

adalah getaran. Getaran dapat respon sadar ataupun tidak. Warna mempengaruhi
kenyamanan,lingkungan dan mood. Warna berpengaruh terhadap pandangan
seseorang terhadap diri kita. Bagi masyarakat Tionghoa warna merah merupakan
warna yang sangat agung, yang mempunyai makna positif dapat berarti sebuah
lambang sebuah kemakmuran, dan warna ini identik dengan masyarakat Tionghoa
sendiri, merah merupakan simbol tertingi dalam budaya Tionghoa atau China. Di
sisi lain warna merah dapat bermakna negatif sebagai sebuah amarah, malu serta
kebencian ( Pribadi, Sigit Satrio. 2010. PENGARUH WARNA TERHADAP
KEBUDAYAANBAGI MASYARAKAT TIONGHOA.)
Adapun cirinya tempat (dikutip dari Listiani, Sri. 2021. Modul Identity Warna.). :

• Warna-warna yang dikaitkan dengan budaya tertentu.
• Warna kultural/ Tradisional atau warna kebudayaan biasanya diambil dari

warna yang menjadi suatu ciri khas kebudayaan negara atau daerah tertentu.
• Warna-warna ini mepunyai sifat yang hangat, saling mengisi serta tanpa

didesain terlebih
• dahulu sehingga akan memberikan ciri pola hidup suatu bangsa Way of Life

dari bangsa
• tersebut.
• Waktu dan tempat bukan merupakan sesuatu yang khas/spesifik namun

telah menuju
• karakter dari gaya kebudayaan tersebut.

52

Gambar E.1 baju adat bali lengkap dengan warna perhiasan emas
(sumber : www.pinterest.com )

Gambar E.2 baju asli Tionghoa dengan khas warna merah
(sumber : www.pinterst.com )

F. Ambient Color
Ambient light atau dikenal juga dengan cahaya yang “ada” atau “tersedia

“adalah istilah yang menjelaskan tentang cahaya yang ada di sekitar subjek (dikutip
53

dari http://digitalfotografi.net/ambient-light-dan-jenis-pencahayaan-dalam-
fotografi/ l. Diakses pada 5 juli 2021, pukul 10.12).

Warna ini dipengaruhi oleh cahaya sehingga warna yang di hasilkan seperti
warna netral maka dari itu warna ini dapat menunjukan suatu tempat (dikutip dari
Listiani, Sri. 2021. Modul Identity Warna.). Seperti pada waktu sore hari adapun
istilah "golden hour" sehingga pada kisaran waktu ini, sinar matahari yang kita
terima ter-diffuse lebih banyak oleh lapisan atmosfer sehingga intensitasnya turun,
gradasi yang lembut, dan memiliki warna yang hangat (warm) (dikutip dari
http://digitalfotografi.net/ambient-light-dan-jenis-pencahayaan-dalam-fotografi/
Diakses pada 5 juli 2021, pukul 10.12).

Gambar F.1 penerapan arna ambient color
(sumber : www.pinterst.com )

54

Gambar F.2 penerapan warna ambient color
(sumber : www.pinterst.com )

G. Naturals Color
Warna natural yang berasal dari alam sehingga warna nya dapat di kaitkan

dengan objek yang ada di lingkungan kita seperti : warna pohon, bunga, langit,
hingga warna pergantian musim. Kaitan warna dengan musim dapat disamakan
dengan suasana saat tergantung musim yang sedang terjadi. Adapun warna dari
negara yang memiliki musim.

1. Spring
Nuansa warna yang diambil dari musim ini seperti : pastel-light (muda-ringan),
soft (lembut), soft-sweet (lembut-cerah), hangat/candy colours.

55

Gambar G.1 warna musim semi
(sumber : www.pinterest.com)

Gambar G.2 penggunaan warna musim semi
(sumber : www.pinterest.com)

2. Summer

56

Nuansa saat musim panas dapat terbayangkan. Lalu warna yng dapat menjadi
ciri khas musim ini seperti : Soft & sweet, medium (antara 2 warna muda & tua
), kontras (perpaduan 2 warna berbeda ).

Gambar G.3 penerapan warna musim panas
(sumber : https://pin.it/4U3viLM )

57

Gambar G.4 penerapan warna musim panas
(sumber : https://pin.it/17qPg8y )

3. Fall
Warna menjadi khas musim ini seperti : Sunset, earthy (warna tanah &
kayu), dark (gelap/tua mendekati hitam).

58

Gambar G.5 penggunaan warna nuansa musim gugur
(sumber : www.pintrest.com)

Gambar G.6 penggunaan warna nuansa musim gugur
(sumber : www.pinterest.com )

59

4. Winter
Nuansa warna yang dapat di musim ini seperti : Dark,heavy (tua & kusam)
berat, deep (gelap agak mengkilap).

Gambar G.7 penggunaan warna nuansa musim salju
(sumber : www.pinterest.com )

60

Gambar G.8 warna nuansa musim salju
(sumber : www.pinterest.com )

61

62

BAB V

WARNA DAN USIA

A. Usia 0-2 tahun
(Berk, 2009, Santrock, 2009, Papalia dkk., 2009) Periode bayi adalah masa

ketika seseorang tergantung secara ekstrim pada orang dewasa untuk pemenuhan
kebutuhan dasarnya, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan afeksi. Pada
masa ini ikatan yang erat dengan orang lain terbentuk untuk pertama kali. Periode
bayi berlangsung kurang lebih selama satu tahun pertama kehidupan. Masa
selanjutnya, disebut sebagai rentang periode toddler. Pada periode ini, seorang anak
mulai mengembangkan otonomi sejalan dengan kemampuannya untuk berbicara
dan melakukan mobilitas. Bagaimanapun mereka tetap membutuhkan orang tua dan
pengasuh untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi mereka dalam
melakukan berbagai hal. Karena indra penglihatan si kecil belum sempurna maka
penggunaan warna netral, pastel dengan nuansa lembut cocok untuk digunakan
(dikutip dari MEMILIH WARNA BERDASARKAN USIA.
https://omahalit.com/memilih-warna-berdasarkan-usia/. DIAKSES PADA. Pada
10 juni 2021, pukul 23.55).

Gambar A..1 merupakan warna pastel dan gambar A.2 contoh penggunaan warna usia 0-2 tahun
(sumber: www.pinterest.com )

63

B. Usia 3-6 tahun
Menurut Montessori (Hurlock, 1978) anak usia 3-6 tahun adalah anak yang

sedang berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode dimana
suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat
perkembangannya. Bila kemampuan berbicara anak tidak dirangsang maka anak
akan mengalami kesulitan berbicara pada masa-masa selanjutnya. Berdasarkan
(dikutip dari jurnal Syaodih,Ernawulan. Psikologi perkembangan. Hal 2), Rasa
ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu merupakan ciri
yang menonjol pada anak usia 4-5 tahun. Anak memiliki sikap berpetualang
(adventurousness) yang kuat. Anak akan banyak memperhatikan, membicarakan
atau bertanya tentang berbagai hal yang sempat dilihat atau didengarnya Maka
penggunaan warna yang cocok adalah dengan pemilihan warna yang cerah seperti
merah, biru, kuning atau hijau. Warna-warna ini mempunyai nuansa ceria dan
melatih daya tangkap serta perkembangan syaraf motorik anak (dikutip dari
MEMILIH WARNA BERDASARKAN USIA. https://omahalit.com/memilih-
warna-berdasarkan-usia/. DIAKSES PADA. Pada 10 juni 2021, pukul 23.55).

64

Gambar B.3 palet warna anak usia 3-6 tahun dan gambar B.4 penerapan warna pada usia 3-6 tahun
(sumber : www.pinterest.com )

C. Usia 6 - 11 tahun.
(Berk, 2009, Santrock, 2009, Papalia dkk., 2009) Pada periode ini anak-

anak belajar tentang lingkungan yang lebih luas dan menguasai tanggung jawab
baru yang menyerupai tanggung jawab orang dewasa. Keutamaan dari periode ini
adalah meningkatnya kemampuan atletik, partisipasi dalam permainan yang
memiliki aturan, proses berpikir yang lebih logis, penguasaan keterampilan dasar
membaca, menulis, dan berhitung serta kemajuan dalam pemahaman diri,
moralitas, dan hubungan persahabatan. Pada periode usia ini merupakan
penyempurnaan dari ketrampilan yang sebelumnya telah mereka kuasai pada
periode usia sebelumnya.Keterampilan dalam kehidupan sosialnya, sekolah dan

65

permainan membutuhkan rangsangan pengetahuannya karena itu pengenalan jenis
warna pun lebih berkembang pada periode usia ini. (dikutip dari Listiani, Sri. 2021.
Modul belajar : Warna dan Usia).

Gambar C.5 palet warna untuk usia 6-11 tahun dan gambar C.6 penggunaan warna usia 6-11 tahun
(sumber www.pinterest.com )

Gambar C.7 usia 6-11 dengan warna sesuai usianya
(sumber www.pinterest.com )

D.Usia 11 - 18 tahun.
(Berk, 2009, Santrock, 2009, Papalia dkk., 2009) Periode ini mengawali

transisi ke masa dewasa. Pubertas mengarah pada ukuran tubuh orang dewasa dan
kematangan seksual. Perubahan fisik berlangsung pesat. Berpikir menjadi lebih

66

abstrak dan idealis. Sekolah mengarah pada persiapan pendidikan di bangku kuliah
dan dunia kerja. Remaja juga mulai membangun kemandirian dari keluarga dan
mulai menetapkan nilai-nilai dan tujuan pribadi. Tugas perkembangan utama pada
masa ini adalah pencapaian identitas.

Gambar D.8 palet warna untuk usia 11-18 tahun
(sumber : www.pinterest.com )

Gambar D.9 penggunan warna usia 11-18
Sumber ( www.pinterest.com )

67

E. Pasca Remaja
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003: 110) secara lebih nyata pemikiran

opersional formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih
abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan
aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan
karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara
logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk
memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang
terpikirkan.

Gambar D.10 palet warna yang digunakan saat pasca remaja dan gambar D.11 penggunaan warna
dengan usia pasca remaja

(sumber : www.pinterest.com )

F. Usia dewasa
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis
yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Dari segi pemakaian warna
juga mengalami perubahan dari usia sebelumnya. Yang dulunya sedikit ceria,

68

sekarang lebih kearah tenang seperti warna pastel dan netral. Misal pemilihan
warna abu-abu yang sifatnya lebih kalem, tenang dan berkarakter serta tidak banyak
ornamen yang mendominasi (dikutip dari MEMILIH WARNA BERDASARKAN
USIA. https://omahalit.com/memilih-warna-berdasarkan-usia/. DIAKSES PADA.
Pada 10 juni 2021, pukul 23.55)

Gambar F.12 palet warna pastel
(sumber : www.pinterest.com )

69

Gambar F.13 penggunaan warna untuk usia dewasa
(sumber : www.pintrest.com )

70

71

BAB VI
A. Warna dan Style

Menurut Zaman (2002) karakteristik gaya (style) dapat diklasifikasikan
menjadi enam kategori yaitu

1. Feminine Romantic
Feminine romantic atau gaya dengan karakter penampilan yang lembut,
halus, manis, dan cantik, serta penuh dengan warna pastel dan motif
bunga.

Gambar 1.1 warna pastel untuk feminine romantis
(sumber : www.pinterest.com )

72

Gambar 1.2 dan 1.3 contoh style feminine romantis
(sumber : www.pinterest.com )

2. Sporty Cassual
Sporty casual yaitu gaya dengan karakter kepribadian yang modern,
sportif, dengan penampilan yang segar (fresh), trendi, dan enerjik. Jenis
busana digunakan yang nyaman, mudah dalam perawatannya, serta
mengguakan asesoris maupun motif yang kecil dan sederhana. Warna
yang sangat digemari adalah hitam dan coklat, Penampilannya adalah khaki,
bukan putih dan Warna cenderung polos ( dikutip dari
https://www.viva.co.id/arsip/848701-mengenal-enam-gaya-berbusana-
wanita diakses pada 10 juni 2021, pukul 22.20)

Gambar 1.4 contoh warna yang dipakai style sporty casual

73

(sumber : www.pinterest.com )

Gambar 1.5 dan 1.6 style sporty casual
(sumber : www.pinterest.com )

3. ClassicElegant
Classic elegant yaitu karakter gaya klasik konservatif yang bersifat
abadi (memiliki periode waktu pakai yang cukup panjang). Gaya ini
bersifat chic dengan penampilan yang anggun, tenang,sederhana namun
berkualitas baik (mahal). Warna yang digemari warnanetral, hitam, putih,
krem, dan warna-warna ke arah Tint.

74

Gambar 1.7 wana yang digunakan pada style classic elegant
(sumber : www.pinterest.com )

Gambar 1.8 dan 1.9 penggunaan warna pada style classic elegant
(sumber : www.pinterest.com )

4. Exotic Dramatic
Exotic dramatic adalah gaya yang unik, khas, dan original. Penampilannya
sangat mengikuti trend dan sangat ekspresif. Gaya ini juga bersifat
sangat individual. Selain itu, warna yang dipilih juga warna yang dapat
memberikann kesan dramatic seperti merah, hitam, gold, silver, dan cokla

75

(dikutip dari https://today.line.me/id/v2/article/215jN6 diakses pada 10 juni
2021, pukul 21.55).

Gambar 1.10 warna yang digunakan pada style exotic dramatic
(sumber : www.pinterest.com )

Gambar 1.11 dan 1.12 penggunaan warna pada style exotic dramatic
(sumber : www.pinterest.com )

5. Arty off beat

76

Arty off beat adalah gaya yang bersifat eksentrik, kreatif, dan juga bersifat

individual. Gaya ini tidak pernah mengacu pada tren serta tidak

berpenampilan seperti ornag kebanyakan. Warna dan aksesoris juga

lebih mencolok, seperti warna-warna neon, dan menggunakan banyak

manik-manik berwarna cerah (dikutip dari

https://today.line.me/id/v2/article/215jN6 diakses pada 10 juni 2021, pukul

21.55).

Gambar 1.13 warna yang digunakan pada style arty off beat
(sumber : www.pinterest.com )

Gambar 1.14 dan 1.15 penggunaan warna style arty off beat
(sumber : www.pinterest.com )

77

6. Sexy Alluring
Sexy alluring yaitu tipe penampilan yang menggoda, berani, dan
percaya diri. Warna yang digemari adalah merah dan shocking. Asesoris
yang digunakan berukuran besar atau banyak dan berkesan berkilau
(blink-blink).

Gambar 1.15 warna yang digunakan pada sexy alluring
(sumber : www.pinterest.com )

Gambar 1.16 dan 1.17 penggunaan warna pada style sexy alluring
(sumber : www.pinterest.com )

Seluruh karakter gaya dapat dikombinasikan satu sama lain untuk
menciptakan gaya busana baru; misalnya dalam kasus seorang wanita yang
lembut dan cantik (feminine) namun menyukai celana denim kasual dengan

78

penggunaan sandal atau sepatu, maka akan menciptakan gaya feminine-casual.
Kombinasi gaya klasik dan gaya feminin akan menciptakan gaya feminin-Classic,
dan lain sebagainya.

79

DAFTAR PUSTAKA

Repository.usu.ac.id. “Teori Warna” (hal 2-4),
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44724/Chapter%20II.pdf;s
equence=4 , diakses pada 1 april 2021 pikul 17.49.

Meilani. 2013. “Teori Warna : Penerapan Lingkaran Warna Dalam
Berbusana” (hal 328-330), http://research-
dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceeding/Humanior
a/Vol.%204%20No.%201%20April%202013/_33_11_%20DKV_Meilani_TEORI
%20WARNA%20--%20EDITED.pdf , diakses pada 1 april 2021 pukul 18.10

Laksana, Deddy Award Widya. “Dimensi Warna” (hal 14-25),
https://core.ac.uk/download/pdf/35379941.pdf . Diakses pada 1 april 18.31

Yogananti, Auria Farantika. “Pengaruh Psikologi Kombinasi Warna Dalam
Website” (hal 47-50).

PENGARUH PSIKOLOGI KOMBINASI WARNA DALAM ...

https://publikasi.dinus.ac.id , diakses pada 2 april 16.27

2020. “Psikologi Warna : Pengertian, Teori, dan Manfaatnya untuk Bisnis”,
https://epsikologi.com/psikologi-warna/#teori-psikologi-warna , Diakses pada 1
april 16.39

Anna, Lusia Kus. 2011. “Pengaruh Warna Terhadap Emosi”.
https://health.kompas.com/read/2011/08/03/10412452/Pengaruh.Warna.pada.Emo
si . hal 1. Diakses pada 1 april 19.23

Jenna Burger. 11 November 2015.
http://www.jennaburger.com/2012/02/how-color-affects-the-way-we-live/.

Sari, Ini luh desi in diana. “Warna”. Warna.pdf (isi-dps.ac.id) ( hal 1-2).
Diakses pada 1 april pukul 20.44

Wicaksono, Arif Ranu., Marindras, Wachid., S, H., & Kristanto, V ipung.
(2013). KOMPOSISI WARNA WEBSITE UNIVERSITAS KELAS DUNIA, STUDI

80

KASUS HARVARD UNIVERSITY, UNIVERSITY OF CAMBRIDGE DAN

NATIONAL TAIWAN UNIVERSITY.

http://103.23.20.161/index.php/semnasif/article/view/836 (diakses pada 27 april

2021, pukul 08.30)

Prasetya, Rahmawan Dwi. (2007). PENGARUH KOMPOSISI WARNA

PADA RUANG KERJA TERHADAP STRES KERJA.

file:///C:/Users/ANNISA/Downloads/13-74-1-PB%20(1).pdf (diakses pada 27

april 2021, pukul 08.42)

KP, Setyohadi Bambang. (2010). PENGARUH WARNA TERHADAP

KAMAR TIDUR ANAK.

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jtsp/article/view/7002 ( diakses pada 27

april 2021, pukul 10.16)

Yogananti, Aulia Farantika. (2015). PENGARUH PSIKOLOGI
KOMBINASI WARNA DALAM WEBSITE. 956-2590-1-PB (1).pdf (diakses
pada 27 April 2021, pukul 22.00)

Monica ; Laura Christina Luzar. (2011). EFEK WARNA DALAM DUNIA

(dikutip dari https://today.line.me/id/v2/article/215jN6 diakses pada 10 juni
2021, pukul 21.55).

DESAIN DAN PERIKLANAN.

https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3158/2544 (diakses

pada 28 April 2021, pukul 23.15)

Meilani. (2013). Penerapan Lingkaran Warna dalam Berbusana.
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3443/2829 (diakses
pada 28 April 2021, pukul 21.40)

Lie, Eric Charlie., Kristanto, Luciana. (2012). Fasilitas Pendidikan Tata
Busana Kebaya di Surabaya. file:///C:/Users/ANNISA/Downloads/333-562-1-
SM.pdf (diakses pada 29 April 2021, pukul 00.50)

Junaedi, Deni.,Tanos, Jacqueline Jesse Blues. (2019). KOMPOSISI
WARNA SPLIT KOMPLEMENTER UNTUK PENCIPTAAN LUKISAN
LANSKAP CAT AIR. 2943-7353-1-PB.pdf (diakses pada 29 April 2021, pukul
09.00)

Nugroho, Sarwo. (2015). Manajemen Warna dan Desain. Yogyakarta.

81

Sundari, Rista., Prawira, Nanang Ganda., Santosa hery. (2020). Analisis
Estetik Seni Lukis Kolase Landscape Karya Budi Irawan.

Hidayat, Muhammad Teddy. ANALISA KARAKTERISTIK
ARSITEKTUR MODERN DAN NILAI ESTETIKA PADA BANGUNAN RUKO
(Studi Kasus : JOHOR CITY).

Hildayani,Rini. Perkembangan Manusia (modul-1). Hal 1.6 – 1.7.

MEMILIH WARNA BERDASARKAN USIA.

https://omahalit.com/memilih-warna-berdasarkan-usia/. Diakses Pada 10 juni

2021, pukul 23.55.

Karateristik Remaja. eurekapendidikan.com/karakteristik-remaja. Diakses
pada 8 juni 2021 pukul 15.22.

Indrianti, Pingki. 2017. Analisis GayaBusana Kerja Muslimah, Studi Kasus:
Pekerjaan Sektor Formal di Kota Jakarta.

https://today.line.me/id/v2/article/215jN6 diakses pada 10 juni 2021, pukul 21.55

https://www.viva.co.id/arsip/848701-mengenal-enam-gaya-berbusana-wanita
diakses pada 10 juni 2021, pukul 22.20.

( dikutip dari https://www.viva.co.id/arsip/848701-mengenal-enam-gaya-
berbusana-wanita diakses pada 10 juni 2021, pukul 22.20)

82

83


Click to View FlipBook Version