The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini menjawantahkan mengenai dasar-dasar yang berkaitand dengan Kendang Sunda, baik dari aspek pengertian, sejarah singkat, aspek organologi, dan dasar cara menyajikan Kendang Sunda

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by cepyosep, 2021-05-24 23:08:36

BUKU BAHAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PRAKTIK INDIVIDU I (PRAKTIK KENDANG)

Buku ini menjawantahkan mengenai dasar-dasar yang berkaitand dengan Kendang Sunda, baik dari aspek pengertian, sejarah singkat, aspek organologi, dan dasar cara menyajikan Kendang Sunda

Keywords: Buku Pembelajaran Mata Kuliah Praktik Individu I (Instrumen Kendang)

Tampak depan Tampak pinggir

Gambar 16. Teknik Membunyikan Pang

Untuk memperjelas bagaimana teknik cara membunyikan suara
pang, silahkan tonton video berikut ini http://gg.gg/bunyi-pang.
Praktikkan berulang kali hingga menemukan bunyi yang tepat!

d) Teknik Membunyikan Bunyi Pap

Cara membunyikannya yaitu dengan menggunakan empat jari
sekaligus yakni jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan kelingking, pada
bagian tengah muka kutiplak, batas jari yang membunyikan mulai dari
telapak tangan sampai ke ujung jari. Jari yang mengenai kepada
membrane muka wangkis itu menempel pada bagian wangkis, sehingga
bunyi yang dihasilkan terkesan mati. sebagai panduan, perhatikan
gambar membunyikan Pap berikut ini.

Gambar 17. Teknik Membunyikan Pap

Untuk menghasikan bunyi kendang yang maksimal, silahkan tonton
video berikut ini http://gg.gg/bunyi-pap. Selanjutnya Anda perlu
melakukan proses latihan dengan frekuensi yang banyak dan

42

memerlukan rutinitas yang berkelanjutan, artinya, selain dipelajari dalam
pertemuan di kelas, Anda juga harus melakukannya di luar kelas. Di
samping itu, untuk melatih kepekaan irama dan melatih reflektifitas
dalam membaca notasi, latihan teknik membunyikan bunyi-bunyi
tersebut dilakukan dengan berirama. Praktikkan panduan latihan berikut
ini berulang kali!
Latihan 1
kkkkllll
........
Latihan 2
jjjjpppp
........
Latihan 3
ooooiiii
........
Latihan 4
u u u u -k- - l -k - - l -j- - l -j- - - l
........

43

Latihan 5

-p- - p o- - - - o i- - - - i u- - - - u -p- - - o i- - - - u -i- - - p j

........

Latihan di atas pada dasarnya bertujuan untuk melatih teknik
membunyikan, melatih kepekaan irama, serta melatih bagaimana cara
membaca notasi. Anda tidak dituntut untuk menghafalkan komposisi
bunyinya, akan tetapi Anda dituntut membunyikan kualitas bunyi,
ketepatan irama, dan ketepatan membunyikan yang tertulis. Oleh karena
itu, komposisi bunyinya bisa berubah, baik yang dirubah oleh dosen
ketika di kelas, atau diubah oleh Anda sendiri.

c. Teknik Membunyikan Gedug dan Katipung/Kentrung
Muka kendang gedug memiliki tiga bunyi pokok, yaitu bunyi dong,

det, dan bunyi ting, yang ketiganya dapat dibedakan dengan teknik yang
masing-masing berbeda. Untuk membrane muka katipung/kenttrung
hanya mempunyai satu bunyi pokok saja, yaitu tung. Adapun teknik-
teknik yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1) Teknik Membunyikan Dong
Cara membunyikannya dengan menggunakan empat jari sekaligus
yakni jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan kelingking, pada bagian
tengah muka Gedug, batas jari yang membunyikan mulai dari telapak
tangan sampai ke ujung jari. Jari yang mengenai kepada wangkis itu
bersifat efek sesaat, artinya setelah membunyikan, jari itu tidak boleh
menempel pada bagian wangkis, sehingga bunyi yang dihasilkan terdapat
gaung. sebagai panduan pada buku ini, perhatikan gambar berikut ini!

44

Gambar 18. Teknik Dembunyikan Dong

Untuk memperjelas bagaimana teknik cara membunyikan suara
dong, silahkan tonton video berikut ini http://gg.gg/bunyi-dong. Lakukan
berulang kali hingga menemukan bunyi yang lebih tepat!

2) Teknik Membunyikan Det
Cara membunyikannya dengan menggunakan empat jari sekaaligus
yakni jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan kelingking, pada bagian
tengah muka Gedug, sambil ditekan dengan tumit. Batas jari yang
membunyikan mulai dari buku ke tiga sampai ke ujung jari. Jari yang
mengenai kepada membrane muka wangkis itu bersifat efek sesaat,
artinya setelah membunyikan, jari itu tidak boleh menempel pada bagian
wangkis dan ditekan dengan tumit, maka bunyi terkesan pendek atau
mati. Sebagai panduan pada buku ini, perhatikan teknik membunyikan
det berikut ini!

45

Gambar 19. Teknik Membunyikan Det

Untuk memperjelas bagaimana teknik cara membunyikan suara
det, silahkan tonton video berikut ini http://gg.gg/bunyi-ded, dan teknik
cara membunyikan suara deded silahkan tonton video berikut ini
http://gg.gg/bunyi-deded. Lakukan berulang kali hingga menemukan
bunyi yang lebih lengkap!

3) Teknik Membunyikan Ting
Cara membunyikannya yaitu dengan menggunakan seluruh jari
tangan, caranya yakni dengan menempelkan seluruh telapak tangan pada
bagian tengah muka gedug. Tetapi yang membunyikan (digerakkan) dari
batas buku jari sampai dengan ujung jari, sehingga telapak tangan hanya
berfungsi menekan kepada wangkis. Teknik ini dapat pula dibantu dengan
tekanan tumit ataupun tidak juga tidak apa-apa, yang terpenting adalah
hasil bunyinya. Sebagai panduan pada buku ini, perhatikan gambar teknik
membunyikan ting berikut ini!

46

diténgkép tidak diténgkép

Gambar 20. Teknik Membunyikan Ting

Untuk memperjelas bagaimana teknik cara membunyikan suara
ting, silahkan tonton video berikut ini http://gg.gg/suara-ting. Lakukan
berulang kali hingga menemukan bunyi yang lebih tepat!

4) Teknik Membunyikan Katipung
Seperti yang sudah dipaparkan di atas bahwa membrane muka
kendang katipung hanya memiliki satu bunyi pokok yaitu bunyi tung,
yang cara membunyikannya yakni dengan menggunakan empat jari
sekaligus yakni jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking
pada bagian pinggir muka katipung, batas jari yang membunyikan mulai
dari buku jari ke tiga sampai ke ujung jari. Jari yang mengenai kepada
wangkis itu bersifat efek sesaat, artinya setelah membunyikan, jari itu
tidak boleh menempel pada bagian membrane muka wangkis, sehingga
bunyi yang dihasilkan terdapat gaung. Karakter bunyi tung sama dengan
karakter bunyi ping. Sebagai panduan pada buku ini, perhatikan gambar
berikut ini!

Gambar 21. Teknik Membunyikan Tung

47

Untuk memperjelas bagaimana teknik cara membunyikan suara
tung, silahkan tonton video berikut ini http://gg.gg/bunyi-tung.
Praktikkan bunyi-bunyi tadi dengan berirama, sesuai dengan panduan
berikut ini!
Latihan 6

........

ddddffff

Latihan 7
........

w w w w fq q fq q

Latihan 8
........

t t t t -d- - - d -f- - - f fq t- - - - t

Latihan 9
........

f- - - w f- - - - w -.- - - d d- - - - f t- - - - t -f- - - w f- - - - t d

Seperti halnya latihan-latihan sebelumnya, latihan enam sampai
dengan latihan sembilan komposisi bunyinya bersifat relatif, yang dapat
diganti-ganti dengan komposisi bunyi yang lain. Karena tujuan dari
latihan-latihan itu sebagai media untuk membentuk kualitas bunyi,
kepekaan irama, serta melatih kepekaan sistem tulis baca notasi, sebagai
kepentingan akademisi.

48

Latihan berikutnya adalah memainkan bunyi-bunyi ganda, seperti
yang telah dibahas pada sistem notasi. Praktikkan beberapa latihan
berikut ini!
Latihan 10
kkkkoooo

ttttdddd
Latihan 11
iiiillll

wwwwffff

Silahkan Anda lakukan latihan berulang-ulang, kemudian silahkan
Anda untuk merubah simbol-simbol tersebut sesuai dengan keinginan
Anda. Namun jangan lupa dalam menyajikannya Anda harus
menggunakan teknik membunyikan yang baik dan benar. Untuk
memperkaya proses latihan Anda, dibawah ini akan dituliskan notasi
untuk belajar memainkan kendang dengan sedikit sudah berpola. Adapun
notasinya adalah sebagai berikut.
Latihan 12
jk.ljk.j

.- - - - t t . d- - - - f -.- - - t t . -.- - - t

j k . l j -k- - - l . .

.- - - - t t . d- - - - f -.- - - t t- - - - d -f- - - w d

49

Latihan 13 uk ui uk u j u
k ui uk u j

d- - - - f . . .- - - - d -d- - - f . . .t .t

k- - - - u -i- - - u -k- - - u -j- - - u -k- - - u i- - - - u -k- - u .

-.- - - f w . d- - - - f -.- - - f -.- - - d -f- - - t d

Silahkan Anda lakukan latihan berulang-ulang, kemudian silahkan
Anda untuk merubah simbol-simbol tersebut sesuai dengan keinginan
Anda. Namun jangan lupa dalam menyajikannya Anda harus
menggunakan teknik membunyikan yang baik dan benar.

D. Rangkuman

Seluruh materi yang sudah dipaparkan dalam Bab ini, maka dapat
disimpulkan bahwa ketika akan membuat kendang hal pertama yang
harus diperhatikan adalah jenis bahan kayu, sebagaimana yang sudah
dipaparkan bahwa dari beberapa jenis kayu yang dapat dibuat menjadi
kendang, kayu yang paling bagus untuk dijadikan sebagai bahan utama
untuk dibuat menjadi kendang adalah Kayu Nangka.

Setelah memilih bahan kayu yang akan dijadikan menjadi
kuluwung, kemudian tahap selanjutnya adalah cara-cara membuat
kuluwung, cara mengolah kulit yang baik untuk dijadikan sumber bunyi
pada kendang, kemudian tahap terakhir adalah ketika kuluwung sudah
dibentuk, kemudian kayunya dijemur terlebih dahulu untuk mencapai
tingkat kekeringan kayu yang maksimal, sehingga hal ini akan

50

berpengaruh terhadap tingkat kepadatan serat kayu dan berat dari kayu
itu sendiri.

Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai kendang Sunda,
perlu diketahui bahwa terdapat beberapa ukuran kendang yang ada saat
ini, dimana ukuran kendang ini juga menjadi identitas bagi jenis ragam
tepak kendang yang ada di Jawa Barat. Adapun jenis ragam tepak kendang
yang mempunyai ukuran kendang tersendiri di antaranya adalah ragam
tepak kendang penca (pencak silat), ragam tepak kendang kiliningan,
ragam tepak kendang tari klasik, dan ragam tepak kendang Jaipongan

Selanjutnya hal penting yang harus dipelajari oleh mahasiswa
yakni berkaitan dengan nama-nama yang terdapat pada kendang baik
yang berkaitan dengan aspek organologi maupun yang berkaitan dengan
fungsi dari kendang itu sendiri. Tahap akhir dalam bab ini mahasiswa
harus bisa menjelaskan bagaimana cara melakukan pelarasan pada
kendang Sunda.

E. Tes

Bentuk tes pada bab ini dibagi menjadi dua teknik pembelajaran,
yang pertama tugas yang menggunakan teknik pembelajaran dengan
sistem sistem tatap muka, dan yang ke dua adalah tugas yang
menggunakan teknik pembelajaran dengan sistem daring (dalam
jaringan). Adapun jenis tugasnya akan dipaparkan dibawah ini.

1. Tugas Tatap Muka

Bentuk tes pada bagian ini pada dasarnya adalah melakukan
sebuah evaluasi untuk mengukur penyerapan atau penyampaian materi.
Akan tetapi bahasan-bahasan pada bagian ini dapat dijadikan acuan dasar
dalam penyusunan tugas di akhir semester. Oleh karena itu, bentuk tes

51

pada bagian ini yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
mahasiswa di akhir pertemuan, dan membuat rangkuman ke dalam
bentuk paper mengenai materi yang sudah diberikan pada pertemuan ini.

2. Tugas Daring

Di tugas dengan menggunakan teknis daring ini, mahasiswa
ditugaskan untuk membuat video yang berkaitan dengan bagaimana cara
melakukan pelarasan pada kendang. Dalam videonya mahasiswa wajib
mempraktikan cara melakukan pelarasan pada kendang sesuai dengan
apa yang sudah dijelaskan pada bab ini.

F. Umpan Balik

Di akhir pertemuan, Anda akan diberi kesempatan untuk bertanya,
menyanggah, meluruskan, atau bertukar pemahaman tentang cara
membuat kendang, tentang ukuran yang terdapat pada kendang,
kemudian mengenai nama-nama yang terdapat pada kendang baik pada
aspek organologi maupun pada aspek fungsinya, dan yang terakhir
mengenai pelarasan kendang Sunda. Hal ini dilakukan baik untuk
mengevaluasi dosen, maupun mengevaluasi mahasiswa, sehingga proses
pembelajaran Praktik Individu I (instrumen kendang) ini menjadi ajang
diskusi untuk menemukan dan sekaligus memecahkan persoalan,
khususnya persoalan yang berkaitan dengan Kendang Sunda.

G. Tindak Lanjut

Apabila jumlah mahasiswa yang telah memahami tentang materi-
materi yang dibahas pada bab ini mencapai minimal 75%, maka dosen
berhak untuk melanjutkan kepada materi-materi yang terdapat pada bab
selanjutnya. Apabila kurang dari 75%, maka dosen mempunyai kewajiban
untuk menjelaskan kembali bagian-bagian yang belum dipahami oleh

52

mahasiswa, baik dengan cara penugasan, atau dosen menjelaskan ulang
pada bagian-bagian tertentu yang dipandang belum dikuasai oleh
mahasiswa.

53

BAB IV
SIMBOL BUNYI DAN SISTEM PENULISAN NOTASI KENDANG

A. Pendahuluan

Setelah mengetahui seluk beluk tentang kendang, baik dari aspek
pengertian, sejarah kendang, sampai ke cara pembuatan kendang, serta
idiom-idiom yang terapat dalam wujud kendang, untuk melengkapi
wawasan mahasiswa tentang Kendang Sunda, maka diperlukan
pengetahuan mengenai simbol bunyi yang terdapat dalam kendang, serta
bagaimana cara mendokumentasikan simbol-simbol tersebut ke dalam
sebuah tulisan. Hal tersebut perlu dipahami dan didalami oleh seluruh
mahasiswa agar proses pendokumentasian mengenai Kendang Sunda
akan berjalan dengan lancar dan akan menjadi sebuah referensi penting
bagi khasanah keilmuan Karawitan Sunda.

Kegiatan belajar kali ini akan dieksplanasikan secara jelas
mengenai simbol dan bunyi yang terdapat pada setiap membrane
kendang, kemudian setelah itu mahasiswa akan diperkenalkan ke sebuah
aplikasi baru yang akan digunakan untuk menulis simbol-simbol tersebut
ke dalam sebuah frame notasi kendang yang dinamakan dengan font Y
Kendang.

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang menjadi tujuan akhir pada bagian ini
adalah mahasiswa mampu menjelaskan mengenai simbol-simbol bunyi
yang terdapat pada setiap membrane kendang, selain itu mahasiswa juga
harus mengaplikasikannya dengan cara mempraktikkan simbol bunyi
kendang tersebut dengan menggunakan alat musik kendang. Tujuan akhir
selanjutnya dalam materi pada bab ini yakni mahasiswa harus dapat

54

mempraktikan bagaimana cara menulis notasi kendang dengan
menggunakan font Y Kendang ke dalam sebuah alat bantu yang disebut
dengan laptop atau computer PC.

C. Kegiatan Belajar

Kegiatan belajar 3

1. Simbol Bunyi Pada Kendang

Sebelum memulai membahas mengenai simbol-simbol bunyi yang
terdapat pada kendang, pertama harus dipahami terlebih dahulu oleh
para mahasiswa, mengapa harus mengenal dan mempelajari serta
memahami simbol-simbol tersebut? Sebenarnya apabila kita ingin belajar
praktik kendang tidak harus mengenal mengenai simbol tersebut, akan
tetapi barkaitan dengan tujuan akhir dalam proses perkuliahan yakni
seluruh mahasiswa akan lulus dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI)
Bandung dengan mengemban sebuah titel sarjana yakni Strata 1.

Sebagai seorang Sarjana Seni selain mahasiswa mahir dalam aspek
keahlian motoric, akan tetapi juga harus diimbangi dengan pengetahuan
mengenai objek yang didalami oleh setiap mahasiswa. Maka dari itu
untuk menunjang aspek pengetahuan, mahasiswa harus mendalami
materi yang akan dipaparkan pada sub-bab ini. Cara pandang ini juga
yang akan membedakan antara seniman yang melampaui tahap
pendidikan dengan seniman yang tidak melampaui tahap pendidikan.
Artinya bukan berarti seniman yang tidak mengalami tahap pendidikan
secara status di bawah seniman yang mengalami tahap pendidikan, tapi
diharapkan mahasiswa lulusan ISBI ini akan berbaur dengan seniman
alam dan akan saling melengkapi untuk kejayaan khasanah Karawitan
Sunda.

55

Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas bahwa bahan
pembelajaran mengenai simbol kendang ini adalah sebagai alternative
bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran mata kuliah Praktik Individu
I (instrumen kendang) di Prodi Seni Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan
ISBI Bandng. Jadi mahasiswa tidak wajib menggunakan dan membakukan
simbol-simbol yang akan diberikan, akan tetapi apabila mahasiswa
mempunyai simbol sendiri yang menurut mereka dipandang lebih efektif
dan efisien, kami sebagai pengajar akan membolehkannya.

Berkaitan dengan bahan ajar pada sub-bab kali ini yakni mengenai
simbol bunyi yang terdapat pada kendang, hal ini akan berkaitan juga
dengan istilah notasi kendang. Notasi kendang yang sudah ada dan
dijadikan untuk proses pendokumentasian bunyi kendang yakni terdapat
tiga gaya, yaini:

a. Notasi Kendang yang disusun oleh Suaman;
b. Notasi Kendang yang disusun oleh Pandi Upandi; dan
c. Notasi Kendang yang disusun oleh Dr. Lili Suparli.

Dari ke tiga system notasi yang sudah berkembang, maka untuk
penunjang dalam mata kuliah ini team dosen kendang sepakat dan
memutuskan untuk menggunakan system notasi kendang yang disusun
oleh Dr. Lili Suparli. Alasan kenapa team dosen memilih notasi tersebut,
sebab notasi yang disusun oleh Dr. Lili Supari dipandang lebih mudah
untuk dipahami dengan cepat.

Lambang-lambang atau simbol bunyi dalam noasi yang digunakan
untuk membaca dan menuliskan bunyi waditra kendang, selain
diharapkan memudahkan untuk dipraktikan, mudah pula untuk
dihafalkan, sesuai dengan kebiasaan pengendang dalam melafalkan
bunyi-bunyi kendang. para pengendang biasa dengan melafalkan bunyi

56

kendang, seperti bunyi pang, dongm tung, dan lain-lain. Oleh karena itu
lambing-lambang bunyi yang digunakan pada notasi ini mengambil huruf-
huruf yang berdekatan dengan pelafalan tersebut. Misalnya bunyi dong
dilambangkan dengan huruf D. hal itu diprediksi lebih memudahkan para
pembaca. Lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut.

Kumpyang/ Gedug
Kemprang/
Congo Katipung
kentrung
Kutiplak

a. Kutiplak

Pembahasan mengenai simbol bunyi yang terdapat pada satu set
kendang akan diawali dengan kutiplak. Membrane muka kutiplak/keplak
memiliki tiga bunyi pokok, oleh para pengendang bunyi-bunyi tersebut
dilafalkan peung, pak, dan bunyi plak. Simbol atau lambang bunyi dari
ketiga bunyi tersebut yakni menggunakan huruf “p” kecil, kemudian
untuk membedakan masing-masing bunyi tersebut yakni dengan
menambahkan “ ‘ , “, dan ^” yang disimpan di atas huruf p tersebut.
Kemudian kendang yang dibunyikannya adalah kendang kecil (muka
membrane wilayah atas), sehingga diharapkan mampu mempercepat
daya ingat pembacanya dalam hal ini adalah mahasiswa. Adapun
aplikasinya dipaparkan di bawah ini.

57

1) Lambang bunyi peung : k
2) Lambang bunyi pak : l
3) Lambang bunyi Plak : j

b. Kemprang/kumpyang/congo

Muka kendang kumpyang/kemprang/congo, memiliki empat bunyi
pokok, oleh para pengendang buyi-bunyi tersebut dilafalkan pong, pang,
ping, dan pap. Simbol atau lambang bunyinya menggunakan huruf “P”
besar/kavital, dengan alasan bahwa pelafalan bunyi-bunyi tersebut
diawali dengan huruf “P”, kemudian kendang yang dibunyikannya adalah
muka kendang besar bagian atas, sehingga diharapkan mampu
mempercepat daya ingat pembaca dalam hal ini adalah mahasiswa. Untuk
membedakan bunyi yang satu dengan yang lainnya, huruf “P” tersebut
dibubuhi tanda-tanda tertentu. Adapun kempat simbol bunyi tersebut
diantaranya sebagai berikut.

1) Lambang bunyi pang : o
2) Lambang bunyi pong : u
3) Lambang bunyi ping : i
4) Lambang bunyi pap : p

c. Gedug
Wilayah membrane muka gedug mempunyai empat bunyi pokok,

oleh pengendang bunyi-bunyi tersebut dilafalkan dengan kata dong, det,
ting, dan dededet. Simbol atau lambang bunyi dong, det, dan dededet
menggunakan hutuf ‘D’ kavital, dengan alasan lafal bunyi tersebut diawali

58

dengan huru ‘D’, dan lambang bunyi ting menggunakan huruf ‘T’ kavital,
dengan alasan lafat bunyi ting diawali dengan huruf ‘T’. penggunakaan
huruf kavital adalah untuk mengingatkan pembaca bahwa yang
dibunyikan adalah kendang besar. Dengan alasan itu, diharapkan mampu
mempercepat daya ingat pembacanya. Adapun simbol dari keempat bunyi
tersebut adalah:

1) Lambang bunyi dong : d

2) Lambang bunyi det :f

3) Lambang bunyi dededet : fq

4) Lambang bunyi ting :w

d. Katipung/kentrung

Wilayah membrane muka katipung/kentrung mempunyai satu
bunyi pokok saja, oleh pengendang bunyi-bunyi tersebut dilafalkan
dengan kata tung. Simbol atau lambang bunyi tung menggunakan hutuf ‘t’
kecil, dengan alasan lafal bunyi tersebut diawali dengan huru ‘t’, dan
lambang’. penggunakaan huruf kecil adalah untuk mengingatkan pembaca
bahwa yang dibunyikan adalah kendang kecil. Dengan alasan itu,
diharapkan mampu mempercepat daya ingat pembacanya.

Selain bunyi-bunyi pokok yang sudah diutarakan di atas, terdapat
bunyi-bunyi lainnya, di antaranya:

1) Bunyi yang sama dengan bunyi-bunyi tadi tetapi volumenya yang
berbeda. Bunyi-bunyi tersebut tidak disimbolkan dengan lambang
bunyi khusus, karena teknik membunyikannya sama, hanya saja
volumenya lebih lirih atau lebih keras. Aplikasi bunyi-bunyi

59

tersebut akan dipraktikan ketika perkembangan garap, di semester
berikutnya.
2) Bunyi ganda, yaitu bunyi yang dihasilkan atas gabungan dua
wilayah membrane muka kendang yang dibunyikan pada saat
bersamaan, yaitu:

Gabungan Kutiplak dan Gedug, di antaranya:

No. Gabungan Bunyi Lafal Simbol

1. Peung dan Dong Bleung

2. Peung dan Det Blep

3. Peung dan Ting Tleung

4. Pak dan Dong Blang

5. Pak dan Det Blap

6. Pak dan Ting Tlang

7. Plak dan Dong Blag

8. Plak dan Det Blak

9. Plak dan Ting Tidak Lazim

Gabungan Kutiplak dan Katipung

No. Gabungan Bunyi Lafal Simbol

1. Peung dan Tung Teung

2. Pak dan Tung Tang

3. Plak dan Tung Tak

Gabungan Kumpyang dan Gedug

No. Gabungan Bunyi Lafal Simbol

1. Pang dan Dong Bang

2. Pang dan Det Bap

3. Pang dan Ting Tidak Lazim
4. Pong dan Dong Blong

5. Pong dan Det Bop

6. Pong dan Ting Tlong

7. Ping dan Dong Bling

60

8. Ping dan Det Blip
9. Ping dan Ting Tling
10. Pap dan Dong Bam
11. Pap dan Det Pham
12. Pap dan Ting
Tidak Lazim

Gabungan Kumpyang dan Katipung

No. Gabungan Bunyi Lafal Simbol

1. Pang dan Tung Tlak

2. Pong dan Tung Tlok

3. Ping dab Tung Tlik

4. Pap dan Tung Tlat

Teknik penulisan notasi ini sama dengan notasi angka, yakni
terdapat garis paranada dan garis matra. Apabila sebelumnya ditulis dua
baris, yaitu baris atas untuk menulis bunyi-bunyi pada muka kendang
kumpyang dan muka kutiplak, serta baris bawah untuk menuliskan bunyi-
bunyi muka kendang gedug dan katipung, sedang-kan notasi ini ditulis
dalam satu baris. Hal itu diharapkan lebih mempermudah Anda dalam
membaca notasi kendang. Perhatikan contoh di bawah ini!

Seperti yang telah disinggung di awal bagian ini, bahwa notasi
kendang hanya merupakan panduan untuk menyampaikan materi
pembelajaran, maka simbol-simbol tadi hanya merupakan panduan dasar.
Persoalan yang penting adalah bagaimana kualitas bunyi yang dihasilkan
dari teknik membunyikan itu.

61

2. Cara Membaca Notasi kendang

Sebagaimana yang sudah dipaparkan pada pendahuluan dari mata
kuliah Praktik Individu I (instrumen kendang) ini bahwa bagi mahasiswa
selain harus mendemonstrasikan materi yang diberikan oleh pengajar,
mahasiswa juga dituntut harus bisa membaca notasi kendang sebagai
penunjang utama dalam proses pembelajaran mata kuliah ini. Ini juga
memberikan indikasi antara seniman yang belajar melalui jalur
pendidikan atau tidak. Diharapkan dengan proses membaca notasi ini,
mahasiswa dapat mengikuti dengan cepat materi yang diberikan oleh
dosen.

sebelum aplikasi membaca notasi simbol-simbo bunyi yang
terdapat pada kendang, mahasiswa terlebih dahulu harus mengetahui
model atau macam-macam ritmis yang terdapat pada notasi kendang.
adapun macam-macam ritmis yang dimaksud adalah sebagai berikut.

a. . e. x x x i. . x . x m. . x x
b. x f. x x x x j. x x . x
c. . x g. . x x x k. x . x
d. x x h. . x x l. x x x

Untuk mengaplikasikan ritmis-ritmis di atas, seluruh mahasiswa
melakukannya dengan cara tepuk tangan. Adapun keterangan dari ritmis-
ritmis di atas adalah untuk simbol ‘.’ artinya tidak ditepuk atau kosong,
kemudian untuk simbol ‘x’ artinya ditepuk. Sebelumnya pengajar akan
memberikan contoh satu persatu dari ritmis tersebut, kemudian setelah
itu baru mahasiswa mengikuti contoh yang diberikan oleh pengajar.

Setelah mempelajari contoh-contoh dari ritmis di atas, diharapkan
mahasiswa memahami dan menguasai seluruh ritmis tersebut dan

62

nantinya akan diaplikasikan dengan menggunakan simbol-simbol yang
terdapat pada kendang. Ketika proses membaca notasi kendang, teknis
penulisannya akan dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama notasi
kendang khusus untuk wilayah membrane muka kumpyang dan kutiplak,
dan yang ke dua yakni khusus untuk wilayah membrane muka gedug dan
katipung. Contoh teknik penulisannya akan dipaparkan di bawah ini:

a. Teknik Penulisan Notasi Kendang wilayah muka Kumpyang dan
kutiplak.

. .- - - - k k k- - - - k =l= l= = l l k= -k- l= l l

. -.- - - l l l- - - - l =l= =l= l l l= -l- =ll l

o- - - - o -.- - - p .- - - - i p -i- - =.u u- - - - i .- - - - o p

=o-o- .= o .- - - - i o -p- - - p u= = u= = u -u- - =oo .- - - - p o

63

b. Teknik Penulisan Notasi Kendang Wilayah Muka Gedug dan
Katipung.

. -.- - - d d f- - - - d =f= =f= f d =tt- - t= t d

. .- - - - w w -f- - - w =f= f= = f t f= -t- =ft d

f- - - - t f- - - - t fq . -f- - - t d- - - - w fq d

=ot- - .= t d- - - - w fq -d- - - t =f= f= = f -d- - t= t -.- - - f d

c. Teknik Penulisan Notasi Kendang Wilayah Muka Kemprang,
Kutiplak, Gedug dan Katipung.

-k- - - k . k- - - - k l -k- - - k . k- - - - k l
.t . .- - - t
. -.- - - t . d

k u k- - - - k .iu.

.- - - - f . d d f . . d

64

-l- - - i k- - - - i -l- - - i -k- - - i -l- - - i k- - - - i l- - - - i -k- - - i

d -f- - - t -.- - - f t d -f- - - t -.- - - f -t- - .= f

-o- - - p -o- - - p o- - - - p -o- - - p -o- - - p o= = o= = o o= = =o= o o

-.- - f .- - - - f .- - - - f .- - - - f -.- - - f =d= =f= f t= = f= = f d

Proses penulisan notasi kendang yang menggabungkan antara
wilayah membrane muka kumpyang, kutiplak, gedug dan kentrung, cara
penempatan simbol-simbol bunyinya dibagi menjadi dua, yakni untuk
menyimpanan notasi wilayah muka kumpyang dan kutiplak disimpan di
bagian atas, kemudian untuk wilayah muka gedug dan katipung disimpan
di bagian bawah. Gambaran penempatan penulisan notasinya seperti
yang telah dicontohkan di atas.

Gambaran mengenai teknis penulisan notasi kendang yang
dipaparkan di atas, dimaksudkan agar mahasiswa dapat membaca notasi
kendang dengan benar dan teliti, sehingga selain dapat membaca notasi
dengan baik, mahasiswa juga harus dapat mendemonstrasikan notasi
kendang tersebut ke media kendang sebagai alat musik pokok dalam
mata kuliah ini.

3. Cara Menulis Notasi Kendang dengan Menggunakan Font ‘Y
Kendang’

Sebelum membahas lebih jauh mengenai cara menulis notasi
kendang dengan menggunakan font ‘Y kendang’, alangkah lebih baik kita
mengetahui dulu definisi dari font itu sendiri. Menurut kamus besar

65

bahasa Indonesia pusat bahasa edisi ke empat, font adalah kumpulan
hufut, angka, simbol khusus, dan tanda baca dengan ukuran dan model
atau gaya tertentu di komuter1. Apabila kita ambil benang merah
mengenai definisi dari font, merupakan media atau alat bantu yang dapat
digunakan untuk mendokumentasikan atau menuliskan hal-hal yang
berkaitan dengan konten tertentu, kemudian jenis hurufnya disesuaikan
dengan konten tersebut, dalam hal ini adalah jenis huruf yang dijadikan
untuk menulis notasi kendang melalui media computer atau sejenisnya.

Font ‘Y kendang’ terbentuk atas kerjasama antara Dr. Lili Suparli,
Ed Garcia2, dan Yosep Nurdjaman A, dan baru dapat digunakan pada akhir
tahun 2020. Hadirnya font ‘Y Kendang’ ini memberikan dampak positif
terhadap proses pendokumentasian ragam tepak kendang Sunda, karena
sebelumnya proses penulisan notasi kendang masih menggunakan cara
yang manual yakni dengan cara membuat simbol yang terdapat pada
fasilitas Microsoft word dan proses penulisannya sangat lambat. Akan
tetapi setelah font ‘Y Kendang’ ini terwujud, proses penulisan notasi
kendang menjadi lebih cepat dan cara mengoperasikannya lebih
gampang.

Agar dapat menggunakan dan mengoperasikan font ‘Y Kendang’,
terlebih dahulu harus mendownload fontnya terlebih dahulu. Untuk
mendapatkan font Y Kendang, silahkan Anda akses link berikut
http://gg.gg/y-kendang, dan silahkan Anda download. Kalau ada masalah
dalam proses mendownload atau mengakses linknya, silahkan Anda
hubungi dosen yang mengampu mata kuliah ini.

Tahap selanjtnya yakni font yang sudah didownload, kemudian
diinstalkan ke kompoter atau laptop masing-masing. Caranya adalah data

1 Kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa edisi keempat, 2008: 360.
2 Ed Garcia adalah salah satu alumni Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung program
Darmasiswa tahun 2013/2014 yang berasal dari Amerika Serikat.

66

mentah font tersebut dicopy, kemudian dipaste di file font yang terdapat
pada computer anda. Untuk lebih jelasnya, cara menginstal font ‘Y
Kendang’ akan dipaparkan di bawah ini.

a. Pertama-tama copy file data mentah font ‘Y Kendang’;

b. Cari file windows C di folder explorer, kemudian klik windows C
tersebut;

67

c. Cari file font, kemudian klik font tersebut

d. Paste file mentahan font ‘Y Kendang’ di halaman font tersebut.

e. Buka software Microsoft Word, kemudian di pilihan font (jenis
huruf) cari font ‘Y Kendang’, selanjutnya klik font tersebut.

68

Setelah Anda memilih jenis huruf ‘Y Kendang’, maka selanjutnya
Anda sudah dapat mengoperasikan jenis huruf tersebut. Tahap
selanjutnya adalah Anda harus mempelajari dan mengadaptasi tombol-
tombol yang terdapat pada keyboard computer Anda, tombol-tombol
tersebut akan mengeluarkan atau menghasilkan simbol-simbol bunyi
yang terdapat pada kendang. Untuk mempelajarinya Anda dapat melihat
gambar layout tampilan simbol bunyi kendang yang terdapat pada font ‘Y
Kendang’, gambarnya sebagai berikut.

Setelah font ‘Y Kendang’ terintal pada perangkat computer Anda,
selanjutnya silahkan Anda untuk mencoba menulis notasi kendang
dengan menggunakan font tersebut. Untuk mengaplikasikan cara menulis
notasi kendang dengan menggunakan font ‘Y Kendang’, berikut akan
dijawantahkan langkah-langkah ketika proses membuat notasi dengan
menggunakan font tersebut. Adapun langkah-langkahnya adalah sebaagai
berikut.

a. Pertama – tama Anda harus menyalakan terlebih dahulu laptop
atau computer Anda, selanjutnya setelah laptop atau computer
Anda sudah menyala, silahkan buka software Microsoft Word.
Selanjutnya silahkan Anda mengatur ukuran kertas yang akan

69

digunakan, serta mengatur kebutuhan tulisan, palagraf, dan lain-
lain sesuai dengan keinginan Anda. Setelah mengatur kertas,
langkah selaanjutnya adalah silahkan anda mengganti dan memilih
font ‘Y Kendang’ pada pilihan jenis huruf yang tercantum pada
tampilan di computer Anda.
b. Setelah Anda mempersiapkan semua kebutuhannya, langkah
selanjutnya silahkan Anda memulai untuk menulis notasi kendang.
caranya adalah silahkan Anda membuat tabel dengan ketentuan,
membuat 8 kolom dan 2 baris. Contohnya sebagai berikut.

Dari kolom dan baris di atas, harus Anda pahami dan ingat bahwa
untuk baris pertama atau baris ke satu itu khusus untuk
menuliskan simbol-simbol bunyi membrane muka kemprang dan
kutiplak, kemudian untuk baris yang ke dua khusus untuk
menuliskan simbol-simbol bunyi membrane muka gedug dan
kentrung.

c. Langkah selanjutnya silahkan isi kolom tersebut dengan simbol-
simbol bunyi kendang sesuai dengan keinginan Anda. Milsanya
seperti berikut:

k- - - - k . k- - - - k l -k- - - k . k- - - - k l

. t . -.- - - t . d . .

Setelah Anda mengisi kolom di atas dengan simbol-simbol bunyi
kendang dan disertai dengan harga dari setiap ketukannya, langkah
selanjutnya Anda menghilangkan garis-garis pada kolom di
tersebut. Misalnya seperti berikut.

70

k- - - - k . k- - - - k l -k- - - k . -k- - - k l
.t ..
. -.- - - t . d

Langkah selanjutnya adalah membuat batas garis untuk
menandakan batas birama dalam setiap empat dan delapan
ketukan. Caranya yaitu silahkan Anda mengaturnya di border,
posisinya sebelah kiri style huruf (pada bagian atas). Contohnya
sebagai berikut.

-k- - - k . -k- - - k l -k- - - k . -k- - - k l

. t . .- - - - t . d . .

Garis yang digunakan untuk menandakan batas birama dalam
notasi di atas yakni left border, right border, horizontal border, dan
tahap akhir silahkan anda blok 4 kolom dari kolom pertama sampai
kolom ke 4 kemudian anda klik right border. Sehingga akan
terwujud gambar seperti di atas.

Supaya Anda dapat menyajikan bagaimana cara menulis notasi
kendang dengan menggunakan font ‘ Y Kendang’, silahkan Anda mencoba
untuk mengaplikasikannya masing-masing dengan ketentuan yang sudah
dijawantahkan di atas. Apabila terdapat permasalahan dalam proses
percobaan, silahkan Anda bisa menghubungi dosen yang mengampu pada
mata kuliah ini.

D. Rangkuman

Seluruh pembahasan yang terdapat pada bab ini, terdapat sejumlah
persoalan penting berkaitan dengan simbol bunyi yang terdapat pada
membrane kendang, kemudian dipaparkan secara detail mengenai

71

bagaimana cara membaca notasi kendang, serta yang terakhir berkaitan
dengan bgaimana cara menulis notasi kendang dengan menggunakan font
‘Y Kendang’, dimulai dari cara menginstal font tersebut sampai dengan
cara mengaplikasikan dan menulis simbol notasi kendang dengan
menggunakan fonti ‘Y Kendang’.

E. Tes

Bentuk tes pada bab ini dibagi menjadi dua teknik pembelajaran,
yang pertama tugas yang menggunakan teknik pembelajaran dengan
sistem sistem tatap muka, dan yang ke dua adalah tugas yang
menggunakan teknik pembelajaran dengan sistem daring (dalam
jaringan). Adapun jenis tugasnya akan dipaparkan dibawah ini.

1. Tugas Tatap Muka

Bentuk tes pada bagian ini pada dasarnya adalah melakukan
sebuah evaluasi untuk mengukur penyerapan atau penyampaian materi.
Akan tetapi bahasan-bahasan pada bagian ini dapat dijadikan acuan dasar
dalam penyusunan tugas di akhir semester. Oleh karena itu, bentuk tes
pada bagian ini yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
mahasiswa di akhir pertemuan, dan membuat rangkuman ke dalam
bentuk paper mengenai materi yang sudah diberikan pada pertemuan ini.

2. Tugas Daring

Di tugas dengan menggunakan teknis daring ini, mahasiswa
ditugaskan untuk membuat video yang berkaitan dengan bagaimana cara
pengaplikasian cara membaca ritmis dengan cara tepuk tangan, cara
membaca notasi kendang sesuai dengan contoh yang dipaparkan di atas,

72

dan membuat video cara menulis notasi kendang dengan menggunakan
font ‘Y Kendang’.

F. Umpan Balik
Di akhir pertemuan, Anda akan diberi kesempatan untuk bertanya,

menyanggah, meluruskan, atau bertukar pemahaman tentang simbol-
simbol bunyi yang terdapat pada setiap membrane kendang Sunda,
selanjutnya cara membaca notasi kendan baik dan benar, cara menulis
notasi kendang dengan mungganakan font ‘Y Kendang’. Hal ini dilakukan
baik untuk mengevaluasi dosen, maupun mengevaluasi mahasiswa,
sehingga proses pembelajaran Praktik Individu I (instrumen kendang) ini
menjadi ajang diskusi untuk menemukan dan sekaligus memecahkan
persoalan, khususnya persoalan yang berkaitan dengan Kendang Sunda.

G. Tindak Lanjut
Apabila jumlah mahasiswa yang telah memahami tentang materi-

materi yang dibahas pada bab ini mencapai minimal 75%, maka dosen
berhak untuk melanjutkan kepada materi-materi yang terdapat pada bab
selanjutnya. Apabila kurang dari 75%, maka dosen mempunyai kewajiban
untuk menjelaskan kembali bagian-bagian yang belum dipahami oleh
mahasiswa, baik dengan cara penugasan, atau dosen menjelaskan ulang
pada bagian-bagian tertentu yang dipandang belum dikuasai oleh
mahasiswa.

73

BAB V
RAGAM DASAR TEPAK KENDANG EMBAT SAWILET

A. Pendahuluan

Sebagaimana sudah dijelaskan pada bab satu bahwa standar
kompetensi dasar belajar Praktik Individu I (Instrumen Kendang) adalah
mahasiswa mampu memraktikan teknik-teknik dasar memainkan
Kendang Sunda, yaitu teknik membunyikan dengaan artikulasi bunyi yang
tepat, yang diaplikasikan terhadap ragam-ragam dasar garap kendang
kiliningan dalam bentuk rérénggongan pada embat sawilet. Oleh sebab itu,
pada bab ini Anda akan memperlajari ragam-ragam dasar garap kendang
kiliningan dalam bentuk rérénggongan pada embat sawilet.

Hal penting berikutnya yang perlu Anda ketahui, bahwa garap
kendang terutama garap kendang kiliningan, sangat bervariatif, sehingga
sangat sulit untuk dipola atau dibakukan. Artinya, seorang pengendang
kiliningan sangat ditutut aspek kreativitas, yang merupakan
pengembangan-pengembangan dari setiap bentuk garap yang telah ada.
Pengembangan yang dimaksud paling tidak dengan menempatkan
susunan ragam garap yang bervariatif, misalnya apabila pengndang baru
menguasai ragam garap 1, 2, 3, susunannya bisa menjadi seperti ini: 1, 2,
3; atau 1, 3, 2; atau 3, 2, 1; atau 2, 1, 3; atau 3, 1, 2; atau 2, 3, 1. Dengan
demikian, walaupun bahan dasar garap yang dikuasai hanya beberapa
ragam saja, dapat menyajikan garap yang bervariatif. Apalagi apabila
pengembangan itu merambah kepada pengembangan motif garap.

Tetapi dalam kepentingan proses pembelajaran bagian ini,
persoalan utama bukan mengarah kepada kreativitas menyajikan
kendang, melainkan baru diarahkan kepada kualitas membunyikan
kendang. Berkaitan dengan penggunakaan garap embat sawilet hanya

74

merupakan media aplikasi dari teknik membunyikan kendang, dan
sebagai media pelatihan kepekaan terhadap irama saja. Dengan kata lain,
yang akan Anda pelajari pada bab ini adalah pematangan teknik dasar
membunyikan kendang, yang diapliksikan pada ragam dasar tepak
kendang kiliningan pada embat sawilet.

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang menjadi tujuan akhir pada bagian ini
adalah mahasiswa mampu memraktikkan teknik-teknik dasar
memainkan kendang kiliningan pada embat sawilet. Oleh karena tuntutan
utama adalah teknik dasar memainkan kendang, dasar-dasar yang
dijadikan orientasi pembelajarannya adalah kualitas bunyi kendang.

C. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 4 dan 5

1. Konsep Tepak kendang Embat Sawilet
Sebelum Anda mempelajari lebih jauh tentang konsep Tepak

Kendang Embat Sawilet, terlebih dahulu Anda harus mengetahui tentang
pengertian Tepak Embat Sawilet. Pengertian Tepak dalam ruang lingkup
kendang memiliki beberapa pengertian, bergantung kepada kata yang
menyertainya, di antaranya:
a. Tepak tanpa diikuti dengan kata lain, diartikan sebagai teknik

membunyikan kendang, tepak (Sunda) artinya tepuk;
b. Tepak diartikan sebagai gaya atau tingkat kualitas seorang

pengendang, apabila diikuti dengan nama pengendang, misalnya tepak
Mang Tosin artinya komposisi tabuhan kendang khas Mang Tosin, atau
kualitas teknik Mang Tosin dalam membunyikan kendang;

75

c. Tepak diartikan sebagai gaya jenis penyajiannya, apabila disertai
dengan nama jenis kesenian, misalnya tepak kiliningan artinya adalah
komposisi garap kendang gaya kiliningan;

d. Tepak diartikan sebagai penanda suatu garap irama, apabila disertai
dengan nama suatu garap irama, misalnya tepak salancar artinya
adalah komposisi garap kendang dalam tingkat kerumitan yang
sederhana;

e. Tepak diartikan sebagai penanda tingkatan embat, apabila disertai
dengan nama suatu tingkatan embat, misalnya tepak sawilet artinya
kmposisi garap kendang dalam tingkatan embat sawilet;

f. Tepak diartikan sebagai nama suatu komposisi, apabila disertai dengan
nama-nama tertentu sebagai nama komposisi garap kendang, misalnya
tepak ngaggoongkeun artinya komposisi garap kendang yang
digunakan untuk menyelesaikan kalimat lagu, yang lazim disebut
ngagoongkeun.

g. Tepak diartikan sebagai penentu gaya kendang suatu wilayah, apabila
disertai dengan nama kota atau wilayah tertentu, misalnya tepak
Garutan, tepak Sumedangan artinya komposisi garap kendang yang
menjadi ciri khas daerah Garut atau Sumedang.
Pengertian embat pada dasarnya merupakan sebuah tingkatan

ruang irama yaitu sebuah proses pelebaran atau penyempitan matra,
yang disebabkan oleh kelipatan percepatan tempo, atau diakibatkan pula
oleh konsep tabuhan instrumen. Pengertian sawilet adalah tingkatan
ruang irama yang setiap frasenya hanya terdiri atas empat ketuk. Oleh
karena yang akan Anda pelajari adalah embat sawilet pada bentuk
Rérénggongan, maka struktur yang akan dibicarakan pada bagian ini
adalah struktur embat sawilet pada bentuk Rérénggongan, yang memiliki
skema embat dalam satu periodenya adalah seperti berikut.

76

P = tabuhan kempul, N = Nada Kenongan, dan Ng = Nada Goongan

Skema embat tadi mengisyaratkan bahwa dalam satu periode
embat sawilet bentuk Rérénggongan, terdiri atas 16 ketukan, yang terbagi
menjadi dua wilayah, yaitu wilayah kenongan mulai dari ketukan ke-1
sampai dengan ketukan ke-8, dan wilayah goongan dari ketukan ke-9
sampai dengan ketukan ke-16. Empat ketukan pertama di setiap wilayah
itu (ketukan ke-1 sampai dengan ke-4, dan ketukan ke-9 sampai dengan
ke-12) merupakan wilayah pancer. Tetapi garap kendang pada wilayah
pancer dalam embat sawilet tidak memberikan porsi garap yang khusus,
sehingga garap kendang yang akan Anda pelajari pada embat sawilet
hanya terfokus kepada wilayah kenongan dan wilayah goongan saja.

Persoalan lain yang harus diketahui dalam penyajian sebuah lagu
atau gending yang erat kaitannya dengan garap kendang, adalah struktur
penyajiannya. Karena garap kendang akan menentukan dan mengarahkan
kejelasan sebuah struktur penyajian gending atau lagu yang dimaksud.
Struktur penyajian gending-gending atau lagu-lagu tradisional, khususnya
yang berkaitan dengan garap kendang, strukturnya terbentuk atas tiga
elemen dasar, yaitu: (a) angkatan wirahma (bagian awal); (b) tataran
wirahma (bagian isi); dan (c) pungkasan wirahma (bagian penutup).
a. Angkatan Wirahma, ialah bagian awal yang terdiri atas pangkat, yaitu

jalinan komposisi yang berfungsi untuk memulai sajian; dan pangjadi
yang lazim pula disebut gelenyu, yaitu jalinan komposisi yang berfungsi
untuk membentuk atau menetapkan irama dan tempo.
b. Tataran Wirahma, ialah bagian tengah yang berfungsi untuk mengatur
atau mengendalikan tempo dan irama, sesuai dengan karakteristik lagu

77

yang disajikan. Pada bagian inilah yang memerlukan kreativitas dari si
pengendang, untuk menyiasati kejenuhan akibat penyajian gending
yang bersifat pengulangan (repetitif).
c. Pungkasan Wirahma, ialah bagian akhir yang berfungsi untuk
menandai berakhirnya penyajian lagu, yang terdiri atas tiga jenis, yaitu:
(a) ngeureunkeun, apabila sajian akan diberhentikan; (b) naékeun
apabila sajian akan dilanjutkan kepada embat yang lebih cepat; dan (c)
nurunkeun, apabila sajian akan dilanjutkan kepada embat yang lebih
lambat.

Pada bab ini mahasiswa akan mempelajari tiga elemen dasar di atas,
dan pada kegiatan belajar 4 dan 5, mahasiswa hanya akan dipelajari
Ragam Dasar Tepak Pangkat dan Ragam Dasar Tepak Pangjadi/Gelenyu.

2. Ragam Dasar Tepak Pangkat

Ragam dasar tepak pangkat dalam embat sawilet hanya terdiri dari
empat ketukan. Perhatikan dan praktikan ragam dasar tepak pangkat
berikut ini!

Saron 1
.3124534

Kendang . . . . . i u .

....d..d

Ingat untuk membaca notasi kendang posisi baris atas khusus
untuk wilayah membrane muka kemprang /kumpyang dan kutiplak, serta
baris bawah yakni untuk wilayah membrane muka gedug dan kentrung.
Proses penyajian tepak pangkat hanya disajikan satu kali saja, kemudian

78

setelah tepak pangkat dilanjutkan dengan menyajikan tepak
pangjadi/gelenyu. Silahkan Anda praktikan ragam dasar tepak pangkat di
atas secara berulang-ulang. Harus selalu diingaat bahwa setiap
menyajikan ragam tepak pangkat tersebut dilakukan dengan menyajikan
teknik menepuk kendang yang benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang
sudah dijelaskan oleh pengajar. Untuk mendapatkan audio sebagai
panduan pembelajaran materi ragam dasar tepak pangkat, silahkan Anda
dapat klik dan download link berikut ini: http://gg.gg/tepak-pangkat.
Untuk mendapatkan video sebagai panduan pembelajaran materi ragam
dasar tepak pangkat, silahkan Anda dapat klik dan download link berikut
ini: http://gg.gg/tepak-pangkat-kemprang dan http://gg.gg/tepak-
pangkat-gedug.

3. Ragam Dasar Tepak Pangjadi/Gelenyu

Ragam dasar tepak pangjadi/gelenyu terdiri dari enam belas
ketukan, kemudian disajikan sebanyak satu kali balikan (dalam satu
putaran gending terdiri dari dua goongan atau nada goongan yang
berbeda), dan disajikan sebanyak dua balikan (apabila dalam satu
putaran gending terdiri dari satu nada goongan saja). Perhatikan dan
praktikkan ragam dasar tepak pangjadi/gelenyu berikut ini!

k- - - - k . -k- - - k l -k- - - k . -k- - - k l
.t . -.- - - t
. -.- - - t . d

79

k i k- - - - k . . i u .

-.- - - f . d d d . . d

Ketika sajian masuk ke putaran yang ke dua, ada sedikit ragam
tepak yang berbeda dengan putaran yang pertama yaitu terletak pada
ketukan ke dua belas sampai ke ketukan ke enam belas. Adapun
perbedaannya akan tampak jelas terlihat pada notasi ragam dasar tepak
pangjadi/gelenyu seperti di bawah ini.

-k- - - k . k- - - - k l -k- - - k . k- - - - k l
. .- - - - t
.t. .- - - - t . d
Tempo diperlambat

k i k- - - - k -.- - k= k -.- - - l -.- - - k l -l- - - k

-.- - - f . d d -.- - - d f =.w- - =.w .

Biasanya ragam dasar tepak pangjadi/gelenyu pada putaran ke dua
ini digunakan sebagai jembatan untuk melanjutkan ke ragam tepak
kendang selanjutnya. Proses penyajiannya pada ketukan ke Sembilan
tempo mulai diperlambat sampai dengan tempo tertentu sesuai
kebutuhan tempo pada saat menyajikan ragam tepak kendang
selanjutnya. Untuk mendapatkan audio sebagai panduan pembelajaran
materi ragam dasar tepak pangjadi/gelenyu, silahkan Anda dapat klik dan
download link berikut ini: http://gg.gg/tepak-gelenyu-pangjadi. Untuk

80

mendapatkan video sebagai panduan pembelajaran materi ragam dasar
tepak pangkat, silahkan Anda dapat klik dan download link berikut ini:
http://gg.gg/tepak-pangjadi-kemprang dan http://gg.gg/tepak-pangjadi-
gedug.

Silahkan praktikan ragam tepak pangjadi/gelenyu di atas secara
berulang-ulang sampai Anda betul-betul paham dan hafat. Jangan lupa
anda harus menyajikan ragam tepak pangjadi/gelenyu dengan
menggunakan teknik menabuh kendang yang benar sesuai dengan
kaidah-kaidah yang sudah diberikan oleh pengajar mata kuliah ini.
Setelah Anda hafal dan menguasai, serta dapat memraktikan materi
ragam tepak pangjadi/gelenyu, selanjutnya silahkan Anda coba
mempraktikan materi dari ragam dasar tepak pengkat sampai dengan
ragam dasar tepak pangjadi/gelenyu. Selamat mencoba!

Kegiatan Belajar 6 dan 7
Ragam Dasar Tepak Keupat dan Tepak Ongkari

1. Ragam Dasar Tepak Keupat

Sebelum mempelajari mengenai ragam dasar tepak keupat dalam
kiliningan, terlebih dahulu mahasiswa harus mengetahui apa yang
dimaksud dengan tepak keupat. Apabila mendengar mengenai istilah
keupat, hal yang tersbesit dalam pikiran kita yakni sebuah gerak tari yang
terdapat pada salah satu karakter tari klasik yang kerap disajikan oleh
penari manusia. Apabila kita mengadopsi pengertian keupat menurut
sudut pandang koreografi adalah:

“sebuah gerakan tangan melenggang bergantian sejajar pinggang,
satu tangan ke depan serong, tangan nangreu, telapak mengahadap
depan, tangan yang lain serong di belakang, telapak agak ditekuk
mengahadap ke belakang”. (Rusliana et al. 2009: 26).

81

Sementara pengertian tepak keupat adalah ragam tepak kendang
yang digunakan untuk mengiringi gerak tari keupat. Menurut Yaya bahwa
secara umum jenis tepak keupat itu terdiri dari tiga jenis, yaitu tepak
keupat hiji (satu), tepak keupat dua, dan tepak keupat tilu (tiga). Masing-
masing tepak keupat tersebut mempunyai fungsinya sendiri sesuai
dengan karaakter tarian yang diiringinya1.

Kaitan dengan materi yang akan diberikan pada sub bab ini yaitu
ragam dasar tepak keupat yang akan disajikan pada kendang kiliningan,
sehingga fungsi dari tepak keupat sendiri bukan untuk mengiringi tari
manusia, melainkan hanya difungsikan untuk mengiringi sajian lagu atau
gending dalam embat sawilet. Mengapa mengambil contoh tepak keupat
dalam sajian meteri pada mata kuliah ini?, kembali lagi terhadap esensi
dari mata kuliah praktik individu I (instrumen kendang) adalah sebagai
dasar bagi mahasiswa untuk mengenal ragam dasar tepak kendang dalam
Karawitan Sunda.

Maksud dan tujuannya tidak lain yakni untuk memberikan contoh
ragam tepak kendang yang terdapat pada Karawitan Sunda, sehingga
apabila mahasiswa yang akan mengambil praktik individu instrumen
kendang dengan gaya tari klasik atau wayang golek di semester
selanjutnya, mahasiswa sudah mengenal dasar yang sudah diberikan di
semester ini. Jadi selanjutnya proses pembelajaran mahasiswa akan
bersifat pendalaman.

Ragam tepak keupat yang akan dijadikan contoh dalam materi ini
adalah tepak keupat dua. Adapun contoh tepaknya adalah sebagai berikut.

.- - - - l .- - - k l- - - k l- - - k= k .- - - l .- - - k -l - - k -l- - k= k

1 Wawancara dengan Yaya Suryadi (54), beliau adalah staf dan pemain kendang klasik senior di
Prodi Seni tari ISBI Bandung.

82

-.- - - d f =.w- - .= f =.w- - - . -.- - d f .= -w- =.f .= -w- - .

.- - - - l -.- - - k l- - - k -l- - =kk .- - - l .- - - k -l- - k l- - - k= k

-.- - d f =.w- - =.f =.-w- - . .- - - d f d d

Ragam dasar tepak keupat terdiri dari enam belas ketukan,
disajikan sebanyak satu kali balikan (goongan). Kemudian dilanjutkan ke
ragam dasar tepak ongkari, yang lebih lanjut akan dipaparkan pada sub
bab berikut ini. Untuk mendengarkan dan mempelajari tepak tersebut
silahkan akses link berikut. http://gg.gg/tepak-keupat. Agar lebih jelas
dalam mempelajari tepak keupat silahkan tonton link video berikut ini
http://gg.gg/keupat-kumpyangkutiplak dan http://gg.gg/keupat-
gedugkentrung.

2. Ragam Dasar tepak Ongkari

Sama halnya dengan ragam dasar tepak keupat, apabila mendengar
mengenai istilah ongkari, hal yang tersbesit dalam pikiran kita yakni
sebuah gerak tari yang terdapat pada salah satu karakter tari klasik yang
kerap disajikan oleh penari manusia. Apabila kita mengadopsi pengertian
ongkari menurut sudut pandang karawitan adalah: “bentuk pukulan
kendang sebagai penghubung antara ragam gerak yang satu dengan yang
lain, atau disebut juga dengan ragam tepak kendang peralihan”2.

Kaitan dengan materi yang akan diberikan pada sub bab ini yaitu
ragam dasar tepak keupat yang akan disajikan pada kendang kiliningan,
sehingga fungsi dari tepak ongkari sendiri bukan untuk mengiringi tari
manusia, melainkan hanya difungsikan untuk mengiringi sajian lagu atau
gending dalam embat sawilet. Maksud dan tujuannya tidak lain yakni

2 Wawancara dengan Yaya Suryadi (54), beliau adalah staf dan pemain kendang klasik senior di
Prodi Seni tari ISBI Bandung.

83

untuk memberikan contoh ragam tepak kendang yang terdapat pada
Karawitan Sunda, sehingga apabila mahasiswa yang akan mengambil
praktik individu instrumen kendang dengan gaya tari klasik atau wayang
golek di semester selanjutnya, mahasiswa sudah mengenal dasar yang
sudah diberikan di semester ini. Jadi selanjutnya proses pembelajaran
mahasiswa akan bersifat pendalaman. Adapun contoh ragam dasar tepak
ongkari adalah sebagai berikut.

-.- - - l -.- - - k l- - - k l -l- - - l -k- - - l .= -k- - . l
.- - - - t .- - - - .= f .- - - - d -f- - - t -.- - - t
-.- - - d f =.-w- .= f

ku -k- - - k .- - - - k= k -.- - - l .- - - - k l- - - - k l- - - =kk
.- - - - f . .= -w- - .
dd -.- - - d f .= w- - .= f

Apabila melihat dari contoh ragam dasar tepak ongkari di atas
yakni terdiri dari enam belas ketukan. Proses sajiannya diawali dengan
tepak keupat sampai ketukan ke empat, selanjutnya ragam dasar tepak
ongkarinya sendiri dimulai dari ketukan ke lima sampai ketukan ke enam
belas. Untuk mendengarkan dan mempelajari tepak tersebut silahkan
akses link berikut. http://gg.gg/tepak-ongkari.

Dalam sajiannya antara ragam dasar tepak keupat dan ongkari
merupakan satu kesatuan atau dapat dibilang satu rangkaian. Jadi dalam
satu balikan itu terdiri dari ragam dasar tepak keupat dan ongkari, khusus
untuk kebutuhan dalam materi perkuliahan ini sajian ragam dasar tepak
keupat dan ongkari disajikan sebanyak dua kali. Agar mahasiswa lebih
jelas dalam mempelajari kedua ragam tepak tersebut, silahkan dengarkan
dengan cermat serta mempraktikannya ke media alat musik kendang
dengan mengakses link berikut. http://gg.gg/tepak-keupat-ongkari. Agar

84

lebih jelas dalam mempelajari tepak ongkari silahkan tonton link video
berikut ini http://gg.gg/ongkari-kumpyangkeplak dan
http://gg.gg/tepak-ongkari-gedug.

Agar capaian materi pada perkuliahan ini berjalan dengan lancar
sesuai dengan espektasi yang diharapkan, maka silahkan mahasiswa
untuk mempelajari dan mempraktikan ke media alat musik kendang
secara berulang-ulang. Jangan lupa juga dalam proses mempraktikannya
harus menggunakan teknik menyajikan kendang yang baik sesuai dengan
kaidah-kaidah yang sudah diberikan oleh pengajar.

Kegiatan Belajar 8
Pelaksanaan Ujian Tengah Semester

Pada kegiatan belajar kali ini yakni dilakukan Ujian Tengah
Semester, dimana dalam proses ujiannya mahasiswa dituntut harus dapat
menyajiakan atau memraktikan mulai dari materi ragam dasar tepak
pangkat, tepak pangjadi/gelenyu, tepak keupat, dan keupat ongkari,
dengan struktur penyajiannya sebagai berikut.

1. Ragam dasar tepak pangkat, disajikan satu kali (goongan);
selanjutnya

2. Ragam dasar tepak pangjadi/gelenyu, disajikan dua kali
(googngan); selanjutnya

3. Ragam dasar tepak keupat, disajikan satu kali (goongan);
selanjutnya

4. Ragam dasar tepak ongkari, disajikan satu kali (goongan); dan
5. Menyajikan kembali ragam dasar tepak keupat dan ongkari,

disajikan satu kali (goongan).

Dalam proses ujian ini, aspek yang dinilai dari setiap mahasiswa yaitu:

85

1. Setiap mahasiswa harus dapat membaca dan melafalkan notasi
materi ujian;

2. Setiap mahasiswa harus dapat mendemonstrasikan seluruh materi
yang sudah diberikan dengan menampilkan teknik memainkan
kendang dengan benar sesuaai dengan kaidah-kaidah yang sudah
diberikan oleh pengajar.

Proses ujian akan dibantu oleh media iringan gamelan. Apabila
ujian dilaksanakan dengan teknik tatap muka, maka iringan gamelan akan
disajikan secara live. Namun apabila proses ujian dilaksanakan dengan
teknik daring, maka mahasiswa akan dibantu dengan iringan gamelan
minuse one yang akan disediakan oleh pengajar. Untuk mendapatkan
iringan gamelan tanpa alat musik kendang, silahkan akses dan download
link berikut. http://gg.gg/iringangamelan-uts.

Kegiatan Belajar 9 -10

Pendalaman Ragam Dasar Tepak Pangkat, Tepak Pangjadi/Gelenyu,
Tepak Keupat, dan Tepak Ongkari.

Setelah melalui tahap Ujian Tengah Semester, tahap selanjutnya
akan diberikan pendalaman mengenai teknik membunyikan yang baik.
Adapaun aspek-aspek yang menjadi pokok materi dari pertemuan ini
adalah cara membunyikan setiap sumber bunyi dengan baik dan benar,
kemudian aspek artikulasi dalam menyajikan bunyi kendang. Sama
halnya ketika kita berbicara, maka pembicaraan kita itu harus jelas,
intonasinya harus benar, artikulasi berbicaranya juga harus benar, agar
maksud dan tujuan dari pembicaraan kita dapat tersampaikan dengan
baik kepada lawan bicara kita. Begitupun dengan mendemonstrasikan
alat musik kendang, agar bunyi seluruh membrane muka satu set
kendang dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton, maka

86

diperlukan teknik menyajikan kendang yang baik, agar aspek-aspek yang
akan mengakibatkan permainan kendang menjadi baik bisa terungkap,
tujuannya tidak lain agar mahasiswa dapat menyajikan kendangnya
dengan baik dan benar.

Selain itu, aspek yang penting dan harus dilakukan oleh
pengendang adalah power atau kekuatan pengendang dalam menyajikan
kendang. Aspek power sangat penting dalam penyajian alat musik
kendang, karena aspek ini berkaitan dengan volume suara yang
dibunyikan oleh pengendang. Apabila teknik memainkan kendangnya
sudah benar, akan tetapi powernya lemah, maka kualitas pengendang
dalam meainkan alat musik kendang tersebut tidak akan terdengar oleh
penonton. Apabila powernya kuat sesuai dengan kubutuhan dalam
sajiannya, maka kualitas pengendang dalam menyajikan alat musik
kendang tersebut akan terdengar dengan baik.

Aspek selanjutnya adalah permasalahan mengenai irama. Seorang
pengendang harus mempunyai irama yang kuat, sesuai dengan salah satu
fungsi dari kendang itu sendiri yakni sebagai nahkoda atau supir dalam
jalannya sebuah sajian gending3 dan lagu. Dengan kata lain bahwa alat
musik kendanglah yang akan membawa alur sebuah sajian gending dan
lagu. Jadi, mengingat akan pentingnya peran kendang dalam sebuah sajian
gending dan lagu, maka seorang pengendang harus mempunyai irama
yang sangat baik.

Aspek-aspek yang dipaparkan di atas merupakan bagian dari
bahan materi yang akan diapliaksikan kepada mahasiswa melalui bingkai
sajian ragam dasar tepak pangkat, tepak pangjadi/gelenyu, tepak keupat
dan tepak ongkari. Apabila mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik, kemudian mahasiswa dapat mendemonstrasikan alat musik

3 Gending adalah penyebutan untuk semua bentuk musikal Karawitan Jawa dan Bali.

87

kendang sesuai dengan teknik membunyikan alat musik kendang dan
kaidah-kaidah yang sudah dijelaskan oleh pengajar, maka salah satu
capaian dari mata kuliah ini sudah tercapai.

Penjelasan mengenai aspek-aspek yang dipaparkaan di atas itu
akan dilaksanakan pada kegiatan belajar ke 9. Kemudian di kegiatan
belajar 10 materi pembelajarannya yaitu aplikasi dari apa yang sudah
dijelaskan secara detail di pertemuan 9. Pada kegiatan belajar 10 ini,
mahasiswa harus menyajikan atau mendemonstrasikan ragam dasar
tepak pangkat, tepak pangjadi/gelenyu, tepak keupat, dan tepak ongkari
dengan menggunakan teknik serta aspek-aspek yang sudah dijelaskan di
pertemuan sebelumnya secara berulang-ulang.

Untuk memberikan pelayanan yang sama kepada mahasiswa dan
memberikan porsi proteksi yang sama, maka teknik yang akan digunakan
yaitu seluruh mahasiswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok,
kemudian setiap kelompok akan dipersilahkan untuk mencoba
mendemonstrasikan materi yang sengan dipelajari. Dengan menggunakan
pola itu, maka akan diketahui mahasiswa-mahasiswa yang sudah dan
belum menguasai materi yang sedang dipelajari. Tahap selanjutnya
pengajar memberikan masukan dan arahan kepada setiap mahasiswa
sesuai dengan kapasitas mahasiswa itu sendiri. Dengan melakukan teknik
pembelajaran seperti di atas, diharapkan semua mahasiswa dapat
menyajikan materi yang diberikan oleh pengajar sesuai dengan standar
kualitas yang ditentukan oleh pengajar.

Model pembelajaran yang dilakukan di atas itu khusus untuk model
yang dilakukan untuk perkuliahan dengan menggunakan teknik tatap
muka secara langsung di kelas, akan tetapi model pembelajaran yang
diaplikasikan untuk perkuliahan dengan menggunakan teknis daring
(dalam jaringan) yakni proses penjelasan aspek-aspek yang dipaparkan di

88

atas dilakukan melalui aplikasi google meet atau aplikasi yang lainnya.
Jadi, di kegiatan belajar 9 perkuliahan dilakukan dengan menggunakan
aplikasi google meet dan materi yang dipaparkan adalah mengenai
artikulasi tepak kendang, kemudian mengenai power dalam menyajikan
alat musik kendang, selanjutnya penjelasan perihal irama yang harus
dimiliki oleh pengendang. Apsek-aspek tersebut dijelaskan secara detail
sama halnya seperti penjelasan yang dilakukan pada perkuliahan dengan
menggunakan teknik tatap muka. Tahap selanjutnya mahasiswa diberikan
tugas untuk membuat video mendemonstrasikan ragam dasar tepak
pangkat, pangjadi/gelenyu, kemudian tepak keupat dan tepak ongkari
dengan mengaplikasikan seluruh aspek-aspek yang sudah dijelaskan pada
perkuliahan di kegiatan belajar 9 dan video tugasnya dikumpulkan
kepada pengajar, dan paling lambat satu hari sebelum pertemuan
berikutnya.

Pada perkuliahan kegiatan belajar 10 pengajar memaparkan
evaluasi hasil tugas yang dikumpulkan oleh mahasiswa secara satu
persatu. Dengan cara seperti itu diharapkan seluruh mahasiswa
mendapatkan porsi yang sama dalam pelayanan, dan yang terpenting
adalah mahasiswa dapat mengikuti dengan baik proses pembelajaran
yang dilaksanakan dengan menggunakan teknik daring, serta capaian
materi mata kulliah ini tercapai dengan baik sesui dengan harapan.

Di akhir perkuliahan daring, mahasiswa diberikan tugas untuk
membuat video mendemonstrasikan ragam dasar tepak pangkat,
pangjadi/gelenyu, kemudian tepak keupat dan tepak ongkari dengan
mengaplikasikan seluruh aspek-aspek yang sudah dijelaskan pada tahap
evaluasi. Sebagai panduan dalam proses pembelajaran ataupun latihan,
mahasiswa dapat mengakses audio ragam dasar tepak pangkat, tepak
pangjadi/gelenyu, tepak keupat, dan tepak ongkari melalui link berikut

89

http://gg.gg/tepakpangkat-ongkari. Selain itu kami juga menyiapkan
hanya iringan gamelannya saja, silahkan akses link berikut
http://gg.gg/iringanpangkat-ongkari. Selamat belajar!

Kegiatan Belajar 11 – 12
Ragam Dasar Tepak Rangkep atau Dirangkep

Ragam dasar tepak dirangkep pada bagian ini adalah hanya
penggunaan istilah saja, karena apabila berorientasi kepada pengertian
dirangkep yang sebenarnya, irama tabuhan kendang seharusnya
merupakan kelipatan dua dari tepak salancar. Pada kenyataannya irama
tepak dirangkep dalam embat sawilet tidak merupakan kelipatan dari
irama tepak salancar. Walaupun secara teknis dalam embat sawilet dapat
menggunakan tepak dirangkep yang berbentuk irama kelipatannya, hal
itu tidak bisa dikategorikan sebagai embat sawilet, tetapi termasuk
kepada embat dua wilet gancang, yang oleh para seniman disebut dengan
istilah embat sawilet satengah.

Dari persoalan itu mungkin Anda akan bertanya “mengapa disebut
tepak dirangkep apabila bukan merupakan konsep dirangkep yang
sebenarnya?” Tadi telah dikatakan bahwa dirangkep hanya peminjaman
istilah saja, tetapi hal itu bukan berarti tidak memiliki alasan. Penggunaan
istilah dirangkep dalam hal ini dikarenakan type dan karakter garapnya
sama dengan tepak dirangkep pada embat dua wilet, yang secara konsep
merupakan kelipatan dari tepak salancar. Oleh karena itu, dalam embat
sawiletpun walaupun konsepsinya cukup bias, para seniman pada
umumnya menyebut dengan istilah tepak dirangkep. Aplikasinya pada
materi pembelajaran saat ini, mahasiswa tidak diberikan materi ragam
dasar tepak salancar terlebih dahulu, akan tetapi langsung ke ragam dasar
tapak dirangkep. Hal ini berkaitan dengan teknik pembelajaran yang
dilakukan secara daring, jadi seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya
bahwa dengan menggunakan teknik daring ada beberapa materi yang

90

terpaksa dipangkas, ini berkaitan dengan target capaian materi dan
jumlah pertemuan perkuliahan.

Penyajian tepak dirangkep ini sifatnya relatif, tidak bisa dibakukan
dan menuntut pula daya kreatif para pengendang itu sendiri. Tetapi
sebagai panduan Anda dalam mempelajarinya, ikuti ragam dasar tepak
dirangkep berikut ini!

-j- - - j -k- - - j -j- - - j -k- - - j -j- - - j -k- - - j -j- - - j k- - - - j
.- - - d= f . . .= -t- - .= t
-.- - - t =tt- - - . . -d- - - =df

-j- - - j k- - - - j -j- - - j k- - - - j -j- - - j k- - - - l .= -k- - . .- - - - j
.- - - - t t= t- - - . d- - - - d= f -.- - - d= f -.- - - =df -.- - - d f- - - - t d

j- - - - j -k- - - j j- - - - j -k- - - j -j- - - j -k- - - l .= -k- - . -l - - l

.- - - - t t= t- - - . . d- - - - =df .- - - - =df -.- - - d -f- - - t -.- - - .= t

. l -.- - - k =.k- - - k= k k- - - - k -.- - - l =.k- - - . .- - - - ?j

t- - - - t .- - - - t =tt- - - . f . -t- - - d f- - - - t d

Proses penyajiannya dilakukan sebanyak dua kali. Silahkan
mahasiswa untuk membaca notasinya terlebih dahulu, setelah itu
dipraktikan dengan menggunakan alat musik kendang. Lakukan secara
berulang-ulang sampai mahasiswa benar-benar dapat menyajikannya
dengan baik sesuai dengan teknik menyajikan alat musik kendang serta
kaidah-kaidah yang sudah dijelaskan oleh pengajar.

Materi ini akan diberikan pada kegiatan belajar sebelas, khusus
untuk perkuliahan dengan menggunakan teknik daring diakhir
perkuliahannya mahasiswa diberikan tugas untuk membuat video

91


Click to View FlipBook Version