The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ahmadnuribadil, 2021-05-24 22:02:35

Modul_Praktik_yang_Baik_di_SD_MI1

Modul_Praktik_yang_Baik_di_SD_MI1

UNIT 4
RENCANA TINDAK LANJUT

PAKEM



UNIT 4 Rencana Tindak Lanjut

UNIT 4

RENCANA TINDAK LANJUT PAKEM

Waktu: 1 Jam

A. PENGANTAR

Keberhasilan suatu pelatihan guru pada

hakikatnya ditunjukkan dengan sejauhmana dam-

pak pelatihan tersebut terhadap suasana

pembelajaran di kelas. Setinggi apa pun hasil pasca

-test peserta dalam suatu pelatihan (bila ada) akan

kurang bermakna bila tidak menimbulkan

perubahan di kelas/ sekolah. Oleh karena itu,

penerapan hasil pelatihan oleh guru dalam

kegiatan pembelajaran sehari-hari perlu dijamin

baik oleh guru itu sendiri maupun oleh mana- Rencana tindak lanjut merupakan
jemen sekolah. Salah satu upaya untuk menjamin salah satu upaya menjamin
penerapan tersebut adalah RENCANA TINDAK diterapkannya hasil pelatihan.

LANJUT dari guru yang bersangkutan dan manajemen sekolah secara keseluruhan.

Rencana tindak lanjut merupakan awal ‘komitmen’ guru dan sekolah dalam menerapkan
apa yang diperoleh dalam pelatihan. Rencana tersebut perlu ditulis sehingga memudahkan
yang bersangkutan maupun pihak lain untuk melaksanakannya dan memantau
ketercapaiannya.

Rencana perlu dibuat praktis, dalam jangkauan kemampuan si pembuatnya dan daya
dukung sekolahnya. Jumlah kegiatan lebih baik sedikit tetapi dilaksanakan daripada
banyak tetapi tidak dilaksanakan. Rencana yang terlalu ‘muluk’ hanya akan tinggal sebagai
rencana, tidak menimbulkan perubahan di sekolah. Akibatnya, pelatihan yang telah
dilaksanakan hanya akan merupakan suatu ‘pemborosan’ dana, tenaga dan waktu.

B. TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu menyusun kegiatan yang akan
dilakukan oleh individu peserta (guru) sebagai penerapan dari apa yang diperoleh dari
pelatihan.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 83

UNIT 4 Rencana Tindak Lanjut

C. ALAT DAN BAHAN

1. Tayangan unit
2. Format 4.1: Rencana Tindak Lanjut - Individu
3. ATK: kertas plano, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting

D. LANGKAH KEGIATAN 10’ 20’
5’ Menyusun RTL
Berbagi
Pengantar: pengalaman: Individu:

Menyampai- Urun pengalaman Menulis rencana
kan tujuan dan tentang individu

butir-butir perolehan dari 3
pendahuluan pelatihan dan
rencana tindakan
1
2

20’ 5’

Tanya jawab Penguatan
tentang PAKEM 4

dan
pelaksanaannya

5

1. Pengantar (5 menit)

Fasilitator menyampaikan tujuan dari unit ini yakni tindak lanjut dari pelatihan.
Peserta diharapkan untuk menyusun kegiatan yang akan dilakukan pada 3 bulan ke
depan.

2. Berbagi Pengalaman (10 menit)

Fasilitator meminta peserta untuk mengungkapkan pengetahuan atau kemampuan
apa saja yang telah diperoleh setelah mengalami pelatihan ini.

84 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 4 Rencana Tindak Lanjut

Fasilitator meminta peserta untuk mengemukakan rencana apa yang akan dilakukan
berkaitan dengan mengajar setelah memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari
pelatihan selama beberapa hari ini.

3. Menyusun Rencana Tindak Lanjut - Individu (20 menit)

Fasilitator mengajak peserta untuk menyusun rencana tindak lanjut yang terdiri dari
2 fokus topik materi yang mereka telah dapatkan selama pelatihan, misalnya:

• pengelompokan siswa
• memberi kesempatan kepada siswa untuk berkreasi
• memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

a. Individu: Peserta merumuskan kegiatan yang akan ia lakukan sebagai individu guru
(Gunakan Format 4.1: Rencana Tindak Lanjut – Individu).

b. Kelompok berdasarkan kelas atau manajemen: Peserta mengemukakan/ mem-
bacakan rencananya dan saling memberikan masukan.

Individual: Peserta memperbaiki rencananya setelah mendapat komentar/masukan
dari temannya.

4. Penguatan (5 menit)

Catatan: Setelah pelatihan PAKEM dan manajemen, sekolah akan mengadakan
pertemuan di sekolah masing-masing untuk menggabungkan RTL pembelajaran dari
guru dengan RTL manajemen sehingga menghasilkan SATU RTL sekolah yang
diketahui oleh semua pihak. RTL sekolah ini merupakan tagihan pertama pada
pertemuan KKG/KKKS.

Fasilitator memberi penguatan hal-hal berikut:

 Kepala Sekolah bertanggung jawab untuk menindaklanjuti RTL yang telah
disusun oleh guru.

 Pelatihan tidak akan ada manfaatnya apabila tidak ditindaklanjuti dengan
pelaksanaan hasil-hasil pelatihan di sekolah masing-masing.

 Terapkanlah DI SEKOLAH apa yang telah diperoleh dari pelatihan.

 Mulailah dari APA YANG SAUDARA MAMPU, bukan dari APA YANG
SAUDARA INGINKAN.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 85

UNIT 4 Rencana Tindak Lanjut

5. Tanya jawab tentang PAKEM dan pelaksanaannya (20 menit)

Ini merupakan akhir dari pelatihan PAKEM selama tiga hari. Fasilitator memberi
kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas tentang
PAKEM atau pelaksaannya selama tiga hari ini. Sebaiknya semua fasilitator berkumpul
di depan untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan bidang masing-masing.

E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA : tidak ada

86 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 4 Rencana Tindak Lanjut

F. LEMBAR KERJA
Format

Rencana Tindak L

Nama :………………………… Sekolah:………………………..

No Kegiatan Bulan: ……

12

t 4.1
Lanjut – PAKEM

………………… Bulan: …………………… Bulan: ……………………
3412341234

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 87

UNIT 4 Rencana Tindak Lanjut

G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR

88 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 4 Rencana Tindak Lanjut

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 89

UNIT 4 Rencana Tindak Lanjut

90 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 4 Rencana Tindak Lanjut

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 91

UNIT 4 Rencana Tindak Lanjut

92 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 5
PELAKSANAAN KEGIATAN

KKG



UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

PELAKSANAAN KEGIATAN KKG

Waktu: 3 jam

A. PENGANTAR

Banyak upaya untuk meningkatkan kemam-
puan profesional guru. Salah satu kegiatan
yang dilakukan adalah melalui sistem
pembinaan profesional, pembentukan gugus
sekolah dan pembinaan profesional di
masing-masing sekolah. Pada setiap gugus
SD/MI dibentuk Kelompok Kegiatan Kepala
Sekolah (KKKS) dan Kelompok Kerja Guru
(KKG). Walaupun gugus sekolah sudah
dibentuk dan kegiatan kelompok kerja guru
melalui KKG telah berjalan, namun pelak-
sanaan kegiatan ini sering kurang memadai
sebagai forum untuk meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah.

Dalam sesi ini peserta diajak memahami dan Forum KKG untuk meningkatkan mutu
menggali cara mengelola dan mengaktifkan pembelajaran di sekolah
KKG pada setiap gugus sekolah,
menyiapkan program yang terfokus pada
peningkatan mutu Kegiatan Belajar Meng-
ajar (KBM) dan membahas pelaksanaannya.

Pada kegiatan ini juga peserta pelatihan akan mengkaji/membahas contoh pemodelan
kegiatan KKG yang terfokus pada persiapan dan pelaksanaan mengajar berdasarkan
topik atau pokok bahasan yang ada sesuai dengan kurikulum.

B. TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:
1. memahami fungsi dan manfaat KKG dalam pengembangan kemampuan

profesional guru
2. menyusun dan melaksanakan program KKG yang sesuai dengan kebutuhan para

guru dalam pengembangan kemampuan profesionalnya

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 95

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

C. BAHAN DAN ALAT

1. Tayangan unit
2. Hasil Evaluasi Diri Guru saat praktik di sekolah (dari Unit 3)
3. Bahan simulasi pembelajaran sesuai dengan topik/materi yang direncanakan
4. Lembar Kerja Format 5.1
5. ATK: kertas plano, spidol

D. LANGKAH KEGIATAN 80’ 20’ 30’
10’ 40’

Pengantar Persiapan Simulasi Refleksi Penyusunan
1 Simulasi KKG Hasil Program

Pertemuan 3 Simulasi Lanjutan KKG
KKG
4 5
2

1. Pengantar dari Fasilitator (10 menit)

Fasilitator memulai sesi dengan menjelaskan bahwa pada setiap gugus sekolah
yang terdiri dari antara 6-10 sekolah telah terbentuk Kelompok Kerja Guru, yaitu
KKG, yang belum termanfaatkan dan terberdayakan secara optimal sebagai forum
“oleh, dari, dan untuk guru”. Bahkan masih ada sekolah yang belum
memanfaatkannya sama sekali.

Sebenarnya kegiatan KKG dapat membantu guru memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman dalam mata
pelajaran/bidang studi, saling bertukar gagasan tentang strategi dan teknik
mengajar yang efektif dan masalah lain yang berhubungan dengan peningkatan
kualitas pengajaran di dalam kelas.

Tujuan sesi ini adalah supaya para peserta mengetahui lebih jelas tentang
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan gugus (KKG) dan dapat melaksanakan
kegiatan KKG yang terfokus kepada peningkatan kualitas Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM).

96 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

2. Persiapan Simulasi Pertemuan KKG (40 menit)

Peserta dikelompokkan berdasarkan guru kelas per mata pelajaran untuk
melaksanakan kegiatan evaluasi diri di pertemuan KKG.

Fasilitator mengingatkan kembali praktik PAKEM yang baru saja dialami (Unit 3).
Fasilitator menanyakan tentang kesitimewaan dan hal–hal yang perlu ditingkatkan
untuk menambah keberhasilan mengembangkan PAKEM.

Fasilitator membimbing kelompok mengidentifikasi permasalahan yang mereka
temukan selama praktik mengajar dan menuliskannya di kertas plano.

Kelompok diminta memilih satu permasalahan yang akan dibahas dalam kegiatan
simulasi KKG. Permasalahan lainnya dimasukkan ke dalam Format 5.1 dan diurutkan
menurut skala prioritas.

Catatan: Sebagai suatu model yang dianggap contoh, fasilitator dan peserta harus
mempersiapkan bahan/materi, alat peraga yang dibutuhkkan, metode/strategi yang
akan digunakan sehingga model pembelajaran tersebut bisa dilaksanakan sebaik-
baiknya, dan para peserta memperoleh manfaat optimal atas penampilan model
tersebut.

Untuk kegiatan simulasi ini, sebaiknya fasilitator menawarkan kepada para peserta
untuk menjadi pemandu/fasilitator kegiatan KKG. Apabila di dalam kegiatan
dibutuhkan seorang nara sumber, maka salah seorang peserta dapat berperan
sebagai nara sumber yang dibutuhkan, misalnya dari salah seorang guru atau
pengawas mata pelajaran untuk ikut melakukan kegiatan simulasi pembelajaran. Ini
dimaksudkan agar para peserta memiliki gambaran yang lebih nyata tentang forum
KKG sehingga pemahaman mereka bisa lebih dalam.

3. Kegiatan Simulasi Pertemuan KKG (80 menit)

Tahap ini merupakan kegiatan penyajian simulasi pertemuan KKG yang
disesuaikan dengan skenario yang telah disiapkan.

Peserta diajak untuk bersungguh-sungguh menjalankan peran yang telah
ditetapkan, baik sebagai pemandu pertemuan, nara sumber atau pun peserta
forum KKG sehingga kegiatan simulasi mencerminkan pertemuan yang efektif dan
dapat dijadikan sebagai contoh.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 97

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

4. Diskusi dan Refleksi Hasil KKG (20 menit)

Setelah simulasi kegiatan KKG selesai, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan
refleksi tentang simulasi dalam kelompok mata pelajaran dulu (5-10 menit), lalu
dalam pleno dan selanjutnya dilakukan pengambilan kesimpulan dari keseluruhan
isi sesi tentang contoh model simulasi pelaksanaan KKG.

Pertanyaan untuk diskusi

• Hal-hal baru apa yang Bapak/Ibu temukan di dalam kegiatan yang baru
saja dilakukan?

• Bagaimana forum KKG di gugus/daerah Bapak/Ibu dapat dimanfaatkan?
• Apa yang perlu dilakukan untuk menggiatkan forum KKG di

gugus/daerah Anda?

5. Program Lanjutan KKG (30 menit)

Program lanjutan ini mengarah pada penyusunan dan pembahasan program KKG
tentang rencana kerja, jadwal dan kegiatan lain yang akan dilakukan KKG dalam
tiga bulan mendatang. Lalu format masing-masing kelompok dipajangkan dan
kelompok mengadakan kunjung karya. Sesi ditutup dengan komentar dan umpan
balik atas apa yang diperoleh peserta dari kunjung karya.

Gugus : Contoh Format Rencana Kerja KKG
Kelas :
Kecamatan:
Mata Pelajaran:

Hari/ Jenis/Topik Alat & Nara Produk Tempat Penangung
Tanggal Kegiatan Bahan Sumber Jawab

98 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA
PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN KKG

Pembinaan Profesional Guru melalui Gugus dan Sekolah

Semua sekolah, termasuk SD/MI telah dikelompokkan menjadi gugus yang terdiri atas
rata-rata 6-–10 sekolah. Sistem gugus tersebut dianggap sangat penting dalam pembinaan
profesional guru. Biasanya suatu gugus sekolah terdiri atas satu sekolah sebagai Sekolah
Inti, dan 6--10 Sekolah Imbas di sekitarnya. Pada beberapa SD Inti terdapat Pusat
Kegiatan Guru (PKG), sebagai tempat pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan
Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS).

KKG sendiri adalah wadah berkumpulnya para guru dalam satu gugus sekolah untuk
memecahkan masalah, menguji coba dan mengembangkan ide-ide baru untuk pening-
katan mutu KBM, serta meningkatkan profesionalisme guru. Sedangkan rapat sekolah
adalah pertemuan kelompok guru dari satu sekolah, yang secara berkala berkumpul di
sekolahnya dipimpin oleh Kepala Sekolah (KS) untuk memecahkan masalah mereka
sendiri. Beberapa sekolah menyebut kegiatan ini dengan nama KKG Tingkat Sekolah.
Diharapkan bahwa KKG pada gugus sekolah, sebagai tempat pembinaan profesional
guru, dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan semangat untuk maju bersama.

Penjelasan di atas sejalan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru Dan Angka Kreditnya. Dalam peraturan tersebut tercantum bahwa sistem
pembinaan profesi guru dilakukan melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB). Secara berjenjang PKB dilakukan dari tingkat pusat sampai dengan di tingkat
sekolah.

Supaya sistem gugus sekolah dapat mencapai tujuannya dengan sebaik-baiknya perlu
dipikirkan secara lebih rinci hal-hal berikut:

 Tujuan yang ingin dicapai dan manfaat-manfaat yang diharapkan
 Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan gugus, baik orang maupun lembaga
 Peran masing-masing dalam kegiatan tersebut
 Jenis kegiatan yang akan dilakukan

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 99

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

Pengelolaan Kegiatan KKG

Peserta Semua guru kelas atau guru mata pelajaran di sekolah
Tempat binaan
Frekuensi
Waktu Di PKG atau di ruangan kelas di salah satu sekolah
dalam gugus
Fasilitator
Rata-rata 1-2 kali pertemuan setiap bulan

Biasanya setelah jam sekolah, tapi mungkin juga
dilakukan selama waktu belajar jika tersedia guru
pengganti

Guru Pemandu Mata Pelajaran dibantu oleh Pengawas,
Kepala Sekolah, Fasilitator Daerah, atau nara sumber
lain

Fokus pelatihan Peningkatan mutu pembelajaran

Penyelenggaraan Kegiatan Dalam kelompok kecil, partisipatif dan praktis. Materi
yang dibahas mencakup masalah-masalah yang
dihadapi di sekolah

Pertemuan KKG biasanya berlangsung sekali hingga dua kali dalam satu bulan pada
siang hari setelah selesai jam sekolah, atau mulai pagi pada hari yang telah disepakati
bersama sebagai hari pertemuan KKG.

Beberapa pola kegiatan telah dilaksanakan di tempat yang berbeda sesuai dengan
kondisi setempat. Pertemuan tersebut diorganisasikan dan dipimpin oleh pemandu/
fasilitator yang telah mengikuti pelatihan. Pertemuan sebaiknya lebih menekankan
pada unsur praktik dan harus interaktif.

Berikut adalah beberapa contoh bentuk kegiatan pertemuan KKG, yaitu:

1. Masing-masing guru kelas bertemu pada hari yang berbeda. Pertemuan
berlangsung di PKG atau ruangan lainnya.

100 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

2. Untuk kegiatan KKG, beberapa atau semua kelas bertemu pada hari yang sama.
Setelah pertemuan singkat dengan semua kelompok, guru-guru dibagi menjadi
kelompok kelas dan melaksanakan kegiatan di ruang yang berbeda. Untuk maksud
tersebut dipergunakan beberapa ruang kelas setelah anak- anak selesai belajar.
Penggunaan ruang kelas menyajikan latar belakang yang realistik untuk kegiatan
yang berjalan.

Seringkali guru-guru dari kelas I, II, dan III digabung menjadi satu kelompok karena
banyak guru yang merangkap kelas. Alternatif lain sangat dimungkinkan untuk
disesuaikan dengan kondisi setempat.

Tujuan pertemuan KKG

Pertemuan gugus sekolah melalui forum KKG merupakan mekanisme pendukung
utama bagi para guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam
KBM. Forum tersebut memberikan kesempatan bagi guru untuk:

• Berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan sesama guru atau kepala sekolah dalam
rangka melengkapi dan memperdalam apa yang telah diterima dalam pelatihan di
tingkat kabupaten/kecamatan

• Mengujicobakan suatu gagasan baru tentang teknik mengajar atau alat peraga sebelum
dilaksanakan di kelas

• Mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi di kelas dan menerima saran-saran dari
pemandu dan guru-guru lainnya

Kegiatan yang dilaksanakan dalam pertemuan KKG

Pada umumnya kegiatan KKG membahas masalah-masalah KBM, misalnya: persiapan
mengajar, termasuk membuat langkah-langkah kegiatan, membuat dan mengujicobakan
alat bantu belajar, serta mengajar sesama guru (peer teaching).

Kegiatan KKG hendaknya bervariasi dan diupayakan melibatkan peserta secara aktif.
Contoh-contoh kegiatan antara lain :

• Mengujicobakan kegiatan baru (contohnya, percobaan IPA atau permainan bahasa)
• Membuat dan mencobakan alat bantu mengajar
• Mengajar sesama guru (peer teaching) diikuti dengan diskusi
• Menyaksikan tayangan video tentang guru yang sedang mengajar dan memberi umpan

balik konstruktif
• Mengunjungi sekolah-sekolah dengan tujuan tertentu dan membahas hasil kunjungan

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 101

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

• Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
• Mengkaji buku teks dan mendiskusikan cara penggunaannya
• Mencoba teknik baru
• Memecahkan masalah yang dihadapi terutama yang berkaitan dengan dampak

pembelajaran
Dalam pertemuan tersebut juga harus ada kesempatan bagi para peserta untuk
menyampaikan masalah-masalah yang relevan untuk didiskusikan dalam kelompok.

Dalam kegiatan KKG ini selain pemandu mata pelajaran, fasilitator daerah ataupun guru
dapat berperan sebagai fasilitator untuk suatu kegiatan tertentu. Hendaknya forum KKG
ini dilihat sebagai forum di mana semua peserta berbagi pengalaman dan belajar
bersama-sama. Namun demikian untuk gugus yang belum begitu aktif, mungkin
diperlukan beberapa pendorong yang dapat menggiatkan forum KKG sebelum peserta
merasa nyaman dengan lingkungan yang baru ini.

Pengawas hendaknya hadir setidaknya satu kali sebulan dalam pertemuan mingguan.
Hal tersebut dimaksudkan agar pengawas bisa melihat langsung kegiatan nyata apa yang
sedang dilaksanakan pada KKG dan ia dapat memberikan bantuan dan saran-saran yang
bermanfaat bagi para peserta.

Guru Pemandu Mata Pelajaran (untuk SD/MI)

Untuk menunjang kemajuan pelaksanaan KBM perlu ada guru di masing-masing gugus
yang mempunyai keahlian melatih dan membantu rekan-rekan guru lainnya. Untuk hal ini,
sistem guru pemandu mata pelajaran telah dikembangkan. Pemandu mata pelajaran
adalaguru di masing-masing gugus yang telah dilatih dalam kegiatan belajar mengajar,
mahir dalam pengelolaan pengajaran, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
dapat disebarkan ke rekan-rekan guru lain di gugusnya. Penyebaran tersebut dapat
berlangsung melalui kegiatan KKG maupun kegiatan langsung di sekolah dan kelas.

Biasanya, di masing-masing gugus dipilih seorang pemandu yang bertanggung jawab untuk
setiap mata pelajaran.

Untuk tingkat sekolah dasar, masing-masing gugus dianjurkan untuk memilih guru
pemandu khusus untuk kelas awal karena pada umumnya pemandu yang telah terpilih
berasal dari kelas tinggi (IV, V, atau VI) yang pola pengajarannya berbeda dengan kelas
awal yang tematik.

Pemandu dapat dipilih dari guru dengan kriteria sbb:

102 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

• Pemandu harus memiliki pengalaman mengajar minimal 3 tahun
• Memiliki kemampuan dan dedikasi yang tinggi serta berhasil sebagai guru
• Mampu mempelajari dan menerapkan pendekatan dan metodologi baru
• Mampu melatih guru lain, serta mengkomunikasikan gagasan, dan temuan-temuan

baru kepada Kepala Sekolah dan Pengawas.
Untuk melaksanakan tugasnya, pemandu hendaknya:
 dilatih sebagai ahli dalam salah satu mata pelajaran

 mengetahui kebutuhan rekan-rekan guru

 bersama rekan-rekan guru, kepala sekolah, dan pengawas merencanakan program
KKG

 mendorong guru lain untuk mengambil peran yang lebih aktif, misalnya sebagai

Guru

Hendaknya guru tidak hanya ikut hadir dalam kegiatan KKG, tetapi aktif terlibat
dalam kegiatan tersebut, misalnya: mengemukakan pendapat tentang suatu masalah,
mengemukakan ide pembuatan alat bantu belajar, dan aktif dalam uji coba atau
simulasi kegiatan belajar mengajar. Dia juga harus menerapkan hasil KKG di
sekolahnya dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan penerapan di sekolah.
Tugas guru antara lain adalah:

• memberi masukan untuk perencanaan kegiatan KKG
• menghadiri kegiatan KKG
• menfasilitasi kegiatan tertentu
• menyumbangkan pikiran dan pemecahan masalah yang diangkat di KKG
• konsisten dalam menerapkan hasil-hasil KKG di kelas/sekolah masing-masing
• memberikan umpan balik kepada guru pemandu mata pelajaran dan kepala sekolah

atau pengawas TK/SD tentang penerapan hasil KKG dan penataran

Peran Kepala Sekolah

Kepala sekolah seharusnya sangat tahu tentang kebutuhan sekolahnya dan sebaiknya
ikut aktif terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan gugus. Kepala sekolah
yang sering ikut serta dan menunjukkan minat terhadap kegiatan KKG akan lebih
memberi semangat kepada gurunya. Dia juga hendaknya membantu dan memonitor
guru dalam penerapan hasil kegiatan KKG di kelas. Tugasnya antara lain adalah:

• melaksanakan konsultasi dengan guru pemandu mata pelajaran mengenai pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di sekolahnya sebagai masukan untuk perencanaan kegiatan
gugus

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 103

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

• menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan KKG dan KKKS
• memonitor pelaksanaan tindak lanjut kegiatan KKG di sekolah yang dipimpinnya
• memberikan umpan balik tentang penerapan hasil penataran guru.

Peran Pengawas

Pengawas dapat mengunjungi semua sekolah di satu gugus secara teratur untuk
mengetahui keadaan dan kebutuhan setiap sekolah dan guru. Oleh karena itu,
pengawas berperan sebagai pembantu dalam penyusunan dan pelaksanaan program
gugus dan memberi semangat kepada guru untuk ikut serta dalam kegiatan gugus
serta menerapkan hasil kegiatan gugus di kelasnya masing-masing. Tugas pengawas
antara lain adalah:

• memonitor kegiatan masing-masing sekolah dan kelas
• membantu para pemandu dalam perencanaan dan persiapan kegiatan KKG sesuai

kebutuhan guru
• menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan KKG dan KKKS
• memonitor pelaksanaan tindak lanjut dan dampak hasil KKG dan penataran di

sekolah-sekolah
• membantu guru dalam masalah kegiatan belajar mengajar
• memberikan umpan balik kepada guru dan kepala sekolah tentang hasil supervisi dan

mendorong mereka untuk meningkatkan kinerja

Pertemuan KKKS

Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) yang terdiri atas kepala-kepala sekolah
dari semua sekolah dalam satu gugus mengadakan pertemuan setiap bulan
untuk mengkaji kegiatan gugus dan memberikan masukan serta rekomendasi untuk
KKG dan kegiatan gugus lainnya. Pertemuan tersebut harus dihadiri oleh pengawas
dan bertujuan antara lain untuk menunjang kegiatan KKG.

Peran Fasilitator Kabupaten

Untuk membantu guru meningkatkan kemampuan profesionalnya, telah direkrut
fasilitator daerah dan propinsi (LPMP). Mereka adalah para guru, kepala sekolah,
pengawas, ataupun staf lain yang dianggap berpotensi dalam mengembangkan konsep
pembelajaran seperti PAKEM, MBS dan PSM. Salah satu tugasnya adalah membantu
guru dalam mengajar di kelas masing-masing, ataupun membantu menjadi nara
sumber dalam kegiatan KKG.

104 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

Bagaimana cara melaksanakan kegiatan KKG

Berikut adalah saran tentang mekanisme pelaksanaan pertemuan KKG, dengan
pertimbangan tujuan pertemuan adalah untuk meningkatkan mutu kegiatan mengajar:

• Sebelum setiap pertemuan para peserta akan memilih satu topik dari GBPP (Garis-
garis Besar Program Pengajaran) untuk dikembangkan. Topik tersebut dapat
diterapkan pada minggu berikutnya di kelas masing-masing peserta.

• Dalam pertemuan KKG, para peserta akan menyiapkan dan mengujicobakan skenario
pembelajaran dan media yang dibutuhkan untuk topik yang dipilih.

• Pada pertemuan berikutnya para peserta akan membahas penerapan hasil KKG.

Contoh kegiatan KKG pada Pertemuan Awal

10 menit 1. PENGANTAR DARI - Penjelasan tentang kondisi saat ini dan
FASILITATOR kondisi yang ingin dicapai, dan tentang
pengelolaan KKG
80 menit 2. PERSIAPAN DAN
20 menit SIMULASI - Persiapan simulasi mencakup perencanaan
PERTEMUAN skenario bersama, pembuatan alat peraga,
KKG dan sebagainya (40’)

3. DISKUSI DAN - Pelaksanaan Simulasi (40’)
REFLEKSI HASIL
KKG - Pembahasan kelebihan dan kekurangan
- Diskusi dan saran perbaikan
30 menit 4. PROGRAM - Perkiraan kesulitan yang mungkin dihadapi
LANJUTAN KKG
dalam pelaksanaan di kelas dan cara
mengatasinya

- Penyusunan jadwal
- Perencanaan topik yang akan dibahas pada

pertemuan berikutnya
- Pembahasan rencana kerja

Catatan

a. Sebaiknya suasana pertemuan KKG informal dan tidak seremonial.
b. Kalau kepala sekolah atau pengawas hadir, sebaiknya mereka ikut aktif terlibat

dalam kegiatan KKG sebagai peserta.
c. Dalam ujicoba dan simulasi mengajar, para peserta KKG harus mencoba sendiri

semua kegiatan siswa, termasuk kerja praktik, menulis hasil karya, dsb.
d. Pemandu harus memperhatikan waktu supaya semua kegiatan dapat dilaksanakan.
e. Pemandu harus berperan sebagai fasilitator dan mendorong para peserta untuk

mengungkapkan dan mengembangkan ide-idenya sendiri.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 105

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

f. Hasil KKG harus diterapkan di kelas masing-masing peserta dan dilaporkan pada
pertemuan berikutnya.

g. Sebaiknya beberapa hasil karya anak dibawa ke KKG untuk didiskusikan dan
dibandingkan.

Tahapan kegiatan di atas hanya sekedar contoh dan bisa diubah sesuai kebutuhan.

106 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

F. LEMBAR KERJA

Format 4.1: Rencana Kerja KKG

Tanggal/ Jenis/Topik Alat & Nara Produk Tempat Penanggung
Hari kegiatan Bahan Sumber Jawab

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 107

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR

108 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 109

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

110 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 111

UNIT 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG

112 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 6
PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF,
EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN

(PAKEM)



UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

UNIT 6

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN
MENYENANGKAN (PAKEM)

Waktu: 2 Jam

A. PENGANTAR

Pembelajaran merupakan salah satu
unsur penentu baik tidaknya lulusan
yang dihasilkan oleh suatu sistem
pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung
dari proses pendidikan. Pembelajaran
yang baik cenderung menghasilkan
lulusan dengan hasil belajar yang baik
pula, demikian pula sebaliknya.

Hasil belajar pendidikan di Indonesia PAKEM membutuhkan media dan sumber belajar yang
masih dipandang kurang baik. Sebagian efektif. Peran Serta Masyarakat dapat diarahkan untu.k
besar siswa belum mampu menggapai membantu pengadaan alat dan bahan untuk PAKEM
potensi ideal/optimal yang dimilikinya.
Oleh karena itu, perlu ada perubahan
proses pembelajaran dari kebiasaan yang
sudah berlangsung selama ini.

Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok
tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat
dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar
mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap
menyenangkan. Hal ini sejalan dengan amanat Permendiknas No 41 Tahun 2007:
“Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.”

Penyajian Unit PAKEM dalam pelatihan MBS bagi sekolah dan segenap pemangku
kepentingan sekolah dimaksudkan untuk:

1. memberikan gambaran tentang apa, mengapa, dan bagaimana pelaksanaan PAKEM
kepada peserta pelatihan terutama Kepala Sekolah dan Komite Sekolah

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 115

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

2. mendorong semua pemangku kepentingan sekolah untuk memberikan dukungan
terhadap pelaksanaan PAKEM di sekolah

3. meningkatkan manajemen sekolah yang mengutamakan perbaikan proses
belajar mengajar

B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:

1. mengenali karakteristik utama PAKEM
2. memahami pentingnya PAKEM bagi peningkatan kualitas siswa
3. meningkatkan peran serta semua pemangku kepentingan sekolah untuk mendukung

PAKEM

C. BAHAN DAN ALAT

1. Tayangan Unit 6
2. Video tentang PAKEM
3. Alternatif video: Skenario pemodelan PAKEM (dan bahan yang dibutuhkan: botol

aqua kosong dan pensil sejumlah kelompok, benang bangunan atau benang lain)

4. Lembar Kerja Format 6.1
5. ATK: spidol (besar dan kecil), kertas manila atau kertas plano, kertas putih

116 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

D. LANGKAH KEGIATAN 15’ 35’
15’
Berbagi pengalaman
Pengantar singkat Penayangan video PAKEM dari peserta
PAKEM
guru
12
3

40’ 15’

Diskusi peran Penguatan
pemangku PAKEM

kepentingan dalam
PAKEM

54

1. Pengantar (15 menit)

Fasilitator memberikan pengantar singkat tentang rencana kegiatan dan
kompetensi yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan. Fasilitator menanyakan
pada peserta apa yang mereka ketahui tentang PAKEM. Setiap peserta diminta
menuliskan jawabannya pada selembar kertas tanpa berdiskusi. Kemudian,
fasilitator mengumpulkan jawaban peserta untuk dipajangkan.

2. Penayangan Video Pembelajaran (15 menit)

Fasilitator memberi informasi kepada peserta bahwa mereka akan melihat
tayangan pembelajaran. Peserta diharapkan dapat membedakan antara
pengalaman pembelajaran yang mengandung unsur-unsur PAKEM dengan yang
tanpa PAKEM. Peserta diharapkan mengamati dengan kritis proses pembelajaran
yang berlangsung dalam tayangan.

3. Berbagi Pengalaman PAKEM dari Peserta Guru (35 menit)

Untuk memperkaya perspektif dan pemahaman tentang PAKEM, Fasilitator
meminta 2 peserta guru untuk berbagi pengalaman mereka dalam melaksanakan
pembelajaran (PAKEM). Peserta dapat berbicara tentang hal berikut: perbedaan
pembelajaran PAKEM dengan pendekatan lama, reaksi siswa terhadap
pelaksanaan PAKEM, tantangan serta dukungan yang diharapkan dari pihak
manajemen sekolah agar pelaksanaan dapat berjalan lancar. Guru (nara sumber)
dapat juga memperlihatkan karya siswa yang dihasilkan dari kelas atau alat peraga

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 117

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

yang digunakan. Waktu untuk masing-masing guru adalah 10 menit dan 5 menit
untuk tanya jawab.

Catatan: Sebelumnya, fasilitator perlu mengidentifikasi 2 peserta guru yang akan
diminta untuk berbagi pengalaman PAKEM. Guru dapat membawa hasil karya
siswa untuk diperlihatkan, demikian juga dengan alat peraga yang murah dan
menarik.

4. Penguatan (15 menit)

a. Fasilitator menanyakan kepada peserta: Hal penting apa yang ditemui dari
PAKEM?

b. Tantangan apa yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaannya?

Fasilitator menanggapi komentar dan jawaban peserta serta memberi
penegasan bahwa PAKEM memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kecapakan akademis, sosial dan emosional.

5. Diskusi Peran Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah,
Masyarakat, dan Orangtua dalam PAKEM (40 menit)

Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa pada bagian ini peserta akan
mendiskusikan peran Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah,
masyarakat , dan orangtua siswa dalam penerapan PAKEM di sekolah. Peserta
dikelompokkan menurut kelompok sekolah. Setiap sekolah merumuskan bentuk-
bentuk peran Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah , dan orangtua
serta masyarakat untuk meningkatkan PAKEM di sekolah masing-masing. Hasil
diskusi dapat dituliskan dalam lembar kerja Format 6.1.

Format 6.1: Peran Pemangku Kepentingan Sekolah dalam PAKEM

Peran pemangku kepentingan sekolah dalam menunjang PAKEM

Pengawas Membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan memberikan motivasi dan penguatan

118 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

Peran pemangku kepentingan sekolah dalam menunjang PAKEM

Kepala Sekolah Membantu guru dengan memberikan ide-ide pembelajaran dan
mendorong guru melakukan inovasi dalam pembelajaran

Guru Melaksanakan dan mencoba ide atau strategi pembelajaran yang
mendorong siswa berpikir aktif, kreatif dan kritis

Komite Sekolah Memberikan tenaga, waktu, dan pemikiran dalam mendukung
pelaksanan PAKEM di sekolah

Masyarakat Menjadi narasumber

Orangtua Menjadi mitra anak belajar di rumah

Hasil diskusi kemudian dipresentasikan oleh beberapa kelompok dan kelompok
lain memberikan tambahan. Hasil diskusi setelah dipresentasikan dipajangkan.
Semua peserta ditugaskan untuk melihat hasil diskusi semua kelompok. Peserta
diharapkan untuk memberikan saran dan masukan terhadap hasil kerja kelompok.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 119

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA

APA ITU PAKEM?

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif berpikir, bertanya,
mempertanyakan, mengemukakan gagasan, bereksperimen, mempraktikkan konsep
yang dipelajari, dan berkreasi. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya; bukan proses pasif yang hanya
menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir aktif, maka pembelajaran
tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Suatu konsep (misalnya demokrasi, kerjasama, fotosintesa, penjumlahan, dan
kebersihan) yang dijelaskan melalui ceramah sebenarnya sangat sulit dipahami siswa
karena konsep tersebut disampaikan secara abstrak. Hal yang abstrak sulit dipahami
karena tingkat berfikir anak-anak yang cenderung kongkrit atau mencari bentuk
nyata. Jika dalam mengajar guru menggunakan media seperti gambar, film,
peragaan, dan sebagainya maka konsep yang dipelajari menjadi lebih kongkrit (nyata)
dan lebih mudah dipahami anak.

Namun, yang paling bisa membuat konsep menjadi kongkrit adalah ketika anak
terlibat dalam pengalaman langsung dan aktif menemukan sendiri dari pengalaman
tersebut suatu konsep yang menjadi tujuan pembelajaran. Misalnya, anak-anak
menemukan sendiri makna dari penjumlahan setelah mereka terlibat dalam kegiatan
jumlah menjumlah menggunakan benda nyata (kacang merah, batu-batuan, atau
penjepit kertas misalnya). Contoh lain, siswa memahami konsep demokrasi setelah
mereka terlibat aktif dalam penerapan prinsip-prinsip demokrasi dan musyawarah
dalam kegiatan pemilihan ketua kelas yang dirancang serius oleh guru. Pengalaman
nyata dan proses penerapan tersebut memberikan cara bagi mereka untuk
membangun pemahaman sendiri secara aktif tentang konsep penjumlahan dan
demokrasi.

Di bawah ini adalah bagan dari Edgar Dale (1946) yang menunjukkan macam media atau
kegiatan yang bisa dipakai untuk mengajarkan suatu konsep dan hubungannya dengan
tingkat kekongkritan konsep yang bisa tersampaikan. Pembelajaran yang bergantung
hanya pada verbal saja (ceramah, membaca) mengandung tingkat keabstrakan paling
tinggi dan pengalaman langsung yang membuat siswa aktif menemukan dan menerapkan
suatu konsep memiliki tingkat kekongkritan yang paling tinggi.

120 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

Pesan dari bagan Edgar Dale tersebut diperkuat oleh kata-kata Confucius, orang
bijak dari Timur, sebagai berikut:
• Yang saya dengar, saya lupa
• Yang saya lihat, saya ingat
• Yang saya kerjakan, saya pahami

Melv in L. Silberman penulis “101 Cara Belajar Aktif” mendukung juga keaktifan
siswa untuk memberikan hasil belajar yang maksimal dengan mengatakan:
• Yang saya dengar, saya lupa
• Yang saya dengar dan lihat, saya ingat
• Yang saya dengar, lihat, tanyakan, atau diskusikan, saya mulai pahami
• Yang saya dengar, lihat, dan diskusikan, serta lakukan , saya memperoleh pengetahuan

dan keterampilan
• Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 121

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa yang bisa mengoptimalkan
potensi diri siswa. Karena dalam PAKEM siswa banyak bekerja dan berbuat maka
terdapat banyak kesempatan bagi siswa untuk menghasilkan produk belajar. Produk
itu bisa berupa karya seni, jalan keluar terhadap suatu permasalahan, grafik, diagram,
tabel, puisi, karangan, pantun, lagu, tarian, model tiga dimensi, dan lain - lain.
Dengan demikian, daya imajinasi dan daya cipta/kreasi siswa bisa berkembang
dengan optimal.

Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang jauh dari rasa bosan dan takut
sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran
sehingga waktu curah perhatiannya pada pembelajaran tinggi. Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
efektif. Proses pembelajaran yang efektif menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti
bermain biasa.

Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:

• Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

• Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat belajar siswa dan membantu siswa membangun pengetahuan dan
pemahaman. Cara-cara tersebut diantaranya adalah menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok
bagi siswa.

• Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.

• Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.

• Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.

122 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

• Peran guru lebih sebagai fasilitator daripada penceramah, artinya guru mendesain
kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selama kegiatan
pembelajaran, guru tidak lagi hanya berdiri di depan kelas tetapi berkeliling memantau
kegiatan siswa dan membantu siswa dalam proses belajar.

APA YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN
PAKEM?

1. Memahami sifat dasar anak

Pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu dan suka berimajinasi. Anak desa,
anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan
Indonesia — selama mereka normal — terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua
sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis
dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita
olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut.
Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil
karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang
mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan
pembelajaran yang subur bagi rasa ingin tahu dan imajinasi tersebut.

2. Mengenal perbedaan setiap anak

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Efektif, dan
Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin
dalam kegiatan pembelajaran. Karena itu semua anak dalam kelas tidak harus
selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan bisa berbeda sesuai dengan
kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan
mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya ketika dia mendapat
kesulitan sehingga anak tersebut bisa belajar secara optimal

3. Memahami anak sebagai makhluk sosial

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami cenderung melibatkan anak lain
dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar.
Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan
atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas
dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan
mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu
juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 123

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah sehingga pada
dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Keterampilan pemecahan
masalah memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah.
Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan
imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas
guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering mungkin
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang
dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang
dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban
yang betul hanya satu).

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menyenangkan

Ruang kelas yang menyenangkan merupakan unsur tak terpisahkan dari PAKEM.
Dalam kelas yang menerapkan PAKEM, anak-anak banyak belajar melalui bekerja
dan berbuat sehingga banyak menghasilkan produk. Hasil pekerjaan siswa
tersebut sebaiknya dipajangkan untuk membuat kelas menjadi hidup dan menarik.
Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan bisa memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat
berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.
Guru perlu memastikan bahwa setiap siswa mempunyai karyanya yang
dipajangkan. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan
ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan
rujukan ketika membahas suatu masalah.

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya
untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai
sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar
dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari
lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis (membuat dugaan), mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan
membuat gambar/diagram.

124 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru yang berkaitan
dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada
hanya sekedar angka (nilai).

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan
sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok
serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang
sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik.
Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan
gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental
adalah tumbuhnya perasaan tidak takut. Banyak siswa merasa takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu,
guru hendaknya menciptakan suasana kelas di mana guru tidak marah kepada
siswa dan siswa tidak menertawakan siswa lain jika mereka memberi jawaban
yang tidak benar. Siswa harus didorong untuk mencoba, karena berbuat
kesalahan adalah bagian penting dari belajar. Guru juga tidak menyepelekan
siswa. Pada dasarnya guru harus berusaha menghilangkan penyebab rasa takut,
baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya
rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.

Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh KBM dan kegiatan guru.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 125

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

Kegiatan Guru Kegiatan Belajar Mengajar
1. Guru merancang dan mengelola KBM
Guru melaksanakan berbagai KBM seperti:
yang mendorong siswa untuk • Percobaan
berperan dan berpikir aktif dalam • Diskusi kelompok
pembelajaran. • Memecahkan masalah
• Mencari informasi
2. Guru menggunakan alat bantu dan • Menulis laporan/cerita/puisi
sumber belajar yang beragam. • Berkunjung keluar kelas
• Bermain peran
3. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan Sesuai matapelajaran, guru dapat menggunakan:
keterampilan. • Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
• Gambar
4. Guru memberi kesempatan kepada • Studi kasus
siswa untuk mengungkapkan • Narasumber
gagasannya sendiri secara lisan atau • Lingkungan
tulisan.
Siswa:
5. Guru menyesuaikan bahan dan • Melakukan percobaan, pengamatan, atau
kegiatan belajar dengan kemampuan
siswa. wawancara
• Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya
6. Guru mengaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sehari-hari. sendiri
• Menarik kesimpulan
• Memecahkan masalah atau mencari rumus sendiri
• Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata

sendiri

Melalui:
• Diskusi
• Lebih banyak pertanyaan terbuka
• Hasil karya yang merupakan pemikiran anak

sendiri

• Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan
(untuk kegiatan tertentu)

• Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan
kelompok tersebut

• Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan

• Siswa menceritakan atau memanfaatkan
pengalamannya sendiri

• Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam
kegiatan sehari-hari

7. Guru menilai KBM dan kemajuan • Guru memantau kerja siswa
belajar siswa secara terus menerus. • Guru memberikan umpan balik

126 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

PERAN KOMITE SEKOLAH, ORANGTUA, DAN MASYARAKAT

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 044/
U/2002 Komite Sekolah berperan sebagai:

1. Pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di
satuan pendidikan.

2. Pendukung (baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga) dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

3. Pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran
pendidikan di satuan pendidikan.

4. Mediator antara sekolah dengan pemerintah dan masyarakat di satuan pendidikan.

Peran tersebut selanjutnya diwujudkan dalam bentuk fungsi nyata dalam penyelenggaraan
persekolahan terutama dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Fungsi nyata Komite
Sekolah dalam pengembangan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Membantu sekolah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (sesuai
dengan UU Sisdiknas No. 20/2003 Pasal 36 Ayat 2).

2. Mendorong tumbuhnya perhatian dan dukungan masyarakat terhadap penyeleng-
garaan pembelajaran yang bermutu.

3. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/ dunia
industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran yang
bermutu.

4. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu pembelajaran.

5. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
pembelajaran yang bermutu.

6. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan,
dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

Dukungan bagi pelaksanaan PAKEM tidak hanya datang dari Komite Sekolah saja tetapi
juga dari masyarakat dan orangtua siswa. Pasal 9 UU Sisdiknas No. 20/2003 menyatakan
bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana,
pembuatan gedung, ruang kelas, pagar, dan sebagainya. Masyarakat juga sebetulnya dapat
terlibat dalam bidang Teknis Edukatif, seperti dalam proses belajar mengajar,
menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, membicarakan pelaksanaan kurikulum,
memantau kemajuan belajar, dan sebagainya.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 127

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

Orangtua juga harus berperan serta dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan
PAKEM orangtua dapat berperan:

1. Menjadi mitra anak dalam belajar di rumah.

2. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan PAKEM.

3. Menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi pengembangan kreativitas anak,
misalnya dengan banyak memberikan pertanyaan, mengecek hasil karya anak, dan
mendorong kreativitas anak.

128 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI

UNIT 6 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

F. LEMBAR KERJA

Format 6.1: Peran Pemangku Kepentingan dalam PAKEM

Peran pemangku kepentingan sekolah dalam menunjang PAKEM

Pengawas Membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan memberikan motivasi
dan penguatan.

Kepala Sekolah Membantu guru dengan memberikan ide-ide
pembelajaran dan mendorong guru melakukan
inovasi dalam pembelajaran

Guru

Komite Sekolah

Masyarakat

Orangtua Menjadi mitra anak belajar di rumah

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI 129


Click to View FlipBook Version