Syarat Sah Shalat
Ini merupakan hak shalat. Padahal boleh bagi laki-laki menyingkap
kedua pundaknya di luar shalat sehingga dilihat oleh laki-laki yang lain.
Begitu pula, seorang wanita ketika shalat memakai khimar (penutup
kepala dan dada, jilbab/cadar), padahal dia boleh tidak memakaikhimar
ketika berada di samping suami atau mahramnya.
Kedua: Bagian tubuh yang boleh terbuka dalam shalat, padahal harus
ditutupi dari pandangan orang lain di luar shalat.
Contoh: wajah, kedua tangan, dan kedua kaki. Di luar shalat, seorang
wanita menurut pendapat yang lebih kuat (dari dua pendapatyangada)
tidak boleh menampakkannya kepada selain mahramnya. (Wajah wanita
menurut madzhab Hambali wajib ditutupi, namun menurut madzhab
Maliki, Asy-Syaf i dan Hanafi sunah ditutupi -penj). Namun dalam
shalat, bagian-bagian tersebut menurut kesepakatan kaum muslimin
tidak wajib ditutupi. Maka, menurut pendapat mayoritas ulama, seorang
wanita boleh menampakkan wajah dan dua telapak tangannya. Bahkan,
menurut pendapat Abu Hanifah wanita juga boleh menampakkan kedua
telapak kakinya, dan inilah pendapat yang lebih kuat.
Jika permasalahan ini telah bisa dipahami, maka saya akan melan-
jutkan pembahasan.
Sebaliknya, muka, kedua tangan, dan kaki, tidak boleh disingkap
(dinampakkan) kepada orang asing (orang yang bukan mahramnya)
menurut pendapat yang paling benar, dan menutup anggota badan
tersebut (wajah, kedua tangan, dan kaki) dalam shalat adalah tidak
wajib sebagaimana kesepakatan kaum muslimin, bahkan menurut
pendapat jumhur ulama' boleh menyingkap wajah dan kedua tangan
dalam shalat, begitu pula kaki menurut pendapat Abu Hanifah, dan
ini merupakan pendapat yang paling kuat. Jika persoalan di atas telah
diketahui, maka kita katakan:
'd Yang wajib ditutup oleh laki-laki dalam shalat
1. Nabi ffi melarang thawaf dalam keadaan telanjang,aoo maka shalat
lebih layak dengan larangan ini.
400 Telah disebutkan sebelumnya
203
Ensiklopedi Shalat
2. Nabi ffi bersabda renrang satu baju (dalam sharat): "Jikabajuitulebar,
maha berselimutlah dengannya, dan jiha baju tersebut sempit, hendaklah
enghaubersarungdengannya." ao'I Maka shalat tidak akan sah jika kurang
dari satu sarung yang merupakan penutup badan bagian bawah.
Nabi g; bersabda:
?* y<lt, ,*-\r ;.u
"Anggota tubuh antara pusar dan lutut adalah Aurut., 402
Dari Buraidah berkata:
:'i A, y,*Ai y€ cysr le.i,iw,yt'$,;:
A5:-^1; j-Ir,j:rr Cp;t la
Rasulullah ffi melarang seseorang shalat dengan menggunakan pakaian
yang tidak lebar, dan melarang seseorang shalat dengan memakai celana
tanpa memdkai baju.a,3 Hal ini menunjukkan wajibnya menurup
bagian atas badan dalam shalat.
3. Rasulullah ffi melarang seseorang shalat dengan satu baju yang di
atas pundaknya tidak ada penutup, sebagaimana dalam hadits:
4y! J; jl ayr';ll -r.3lJI e,F)t AAitM,"dt
$o -a
(J
Rasulullah ffi melarang seseorang shalat dengan satu baju yang di atas
pundaknya tidak ada penutup. aoa
Hadits ini menunjukkan bahwa seorang laki-laki diperintahkan me-
nutup aurat dalam shalat: Paha dan lainnya, sekalipun ada pendapat
401 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (361) dan Mustim (3010).
402 Hadits ini dihasankan oleh Al-Albani dan diriwayatkan oleh Abu Daud (495496), lihat pula
Al-lniva' (11226).
403 Hadits ini dihasankan oteh At-Albani dan diriwayatkan oteh Abu Daud (636), Baihaqi (21236),
dan lihat Shahih Sunan Abu Daud (646).
404 Hadits shahih diriwayatkan oteh Bukhari (3S9) dan Muslim (516).
204
Syarat Sah Shalat
yang mengatakan bahwa paha bukan termasuk aurat, dan aurat adalah
qubul (kemaluan) dan dubur saja (pendapat ini lemah dan akan di-
jelaskan dalam pembahasan berikutnya). Meskipun dia shalat di dalam
rumahnya dan tidak seorang pun yang melihatnya, tetap wajib dia
menutup auratnya.
Adapun orang yang mengatakan bahwa aurat adalah kemaluan dan
dubur saja (merupakan salah satu dari dua riwayat pendapat Ahmad dan
Ibnu Hazm) lalu ia berpendapat, bahwa orang boleh melakukan shalat da-
lam keadaan tersingkap kedua pahanya maka sesungguhnya pendapat ini
telah keliru, dan imam Ahmad -,otr;- tidak pernah berpendapat begitu. Ba-
gaimana bisa demikian, sedangkan imam Ahmad menyuruh seorang yang
shalat untuk menutup pundaknya. Maka tidak mungkin imam Ahmad
membolehkan seseorang shalat sambil tersingkap kedua pahanya!
Alhasil, seorang laki-laki dalam shalat diperintahkan menutup badan-
nya dari kedua pundak hingga kedua lututnya. Kecuali apabila dia hanya
mempunyai satu kain yang sempit, maka hendaklah dia menutup bagian
bawah badannya dan menyingkap bagian atas badannya, sebagaimana
yang disebutkan dalam hadits Jabir di muka.
eilatrut,:
Wajib menutup anggota badan yang harus ditutup dalam shalat
dengan pakaian yang tidak menampakkan kulit tubuh, artinya pakaian
tidak tipis sehingga menampakkan warna kulit putih, merah, atau
hitam. Apabila bajunya tebal namun sempit dan menampakkan lekuk-
lekuk anggota tubuh, bukan menampakkan warna kulitnya, maka
hukumnya makruh dan shalatnya tetap sah.40s
*& Yang wajib ditutup oleh wanita dalam shalat {6
1. Jika seorang wanita shalat di hadapan orang-orangyangbukan mah-
ramnya, maka hendaklah dia menutup semua anggota badannya
405 Syaikh Wahid -hafidhahullah- menyebutkan keterangan yang serupa dalam Al-lklil (11311).
406 Dinukil dari Kitab Fiqih Sunnah Lin Nisa'(hal: 81, 82,8 3), cet. At-Taufiqiyah.
205
# Ensiktopedi Shatat
kecuali wajah dan kedua telapak tangan, menurut pendapat jumhur
ulama'.407
2. Jika nampak darinya anggota badan -yangwajib ditutup- di hadapan
orang yang bukan mahram, maka dia berdosa dan shalatnya tidak
batal -menurut pendapat yang paling benar di antara pendapat-
pendapat para ulama- karena tidak ada dalil yang menerangkan
tentang batalnya shalat jika anggota badan yang wajib ditutup dalam
shalat tersingkap.
3. Adapun jika seorang wanita melaksanakan shalat sendirian atau
shalat bersama suaminya, atau mahramnya, maka boleh baginya me-
nyingkap wajah dan kedua telapak tangannya dalam shalat menurut
pendapat mayoritas ulama'.
Adapun rambut wanita dalam shalat, dalam sebuah hadits dite-
rangkan:
JL;; ;\, a)tl.J-\
"lt,.r*t;
" sesungguhnya Allah tidah menerima shalat wanita yang telah haid (berusia
baligh) kecuali dengan memakai khimar (kerudung, jilbab)." noe
Meskipun hadits ini dhaif, namun Tirmidzi berkata, "Para ulama'
mengamalkannya berdasar hadits ini, yaitu jika seorang wanita yang
telah baligh melaksanakan shalat dan sebagian rambutnya tersingkap,
maka shalatnya tidak sah. Inilah pendapat Asy-Syaf i yang mengatakan,
"Tidak sah shalat seorang wanita yang sebagian anggota badannya
tersingkap."
Akan tetapi, jika hanyasedikit dari anggota badannya yang tersingkap
seperti rambut atau anggota badan yang lain, maka shalatnya sah dan
tidak perlu mengulanginya -menurut pendapat mayoritas ulama- hal
ini merupakan pendapat Abu Hanifah dan Ahmad. Namun jika anggota
badan yang tersingkap banyak, maka hendaklah dia mengulangi
407 Dalam hal menyingkap wajah dan kedua telapak tangan bagi wanita dalam shalat terdapat
perselisihan di antara para ulama'. Hal ini akan dijelaskan dalam pembahasan berikutnya.
408 HR.Abu Daud (641), Tirmidzi (377), dan lainnya. Lebih dari seorang ulama'telah mengata-
kan hadits ini lemah. Lihat'Jami'Ahkamin Nisa'.
206
Syarat Sah Shalat
*
shalatnya pada waktu itu menurut pendapat mayoritas ulama'- para
imam yang empat dan ulama-ulama lainnya. aoe
s& Telapak kaki seorang wanita dalam shalat
Telah diriwayatkan sebuah hadits oleh Ummu Salamah ia bertanya
kepada Nabi gi, "Bolehkah seorang wanita shalat dengan mengenakan baju
kurung dan kerudung saja, tanpa memakai sarung?" Nabi ffi menjawab,
"Boleh, jika baju kurung (gamis) tersebut menutup seluruh tubuhnya
hingga bagian atas kedua telapak kakinya." aloNamun hadits ini lemah.
Imam Asy-Syafi'i berkata di dalam Al-Umm (1/77): Seluruh anggota
badan wanita adalah aurat -yaitu ketika shalat- kecuali wajahnya, telapak
tangannya, dan bagian atas (punggung) telapak kakinya.
Tirmidzi menukil perkataan Imam Asy-Syaf i: "Ada ulama' yang
berpendapat bahwa jika kedua telapak kakinya tersingkap, maka
shalatnya sah. Ini juga merupakan pendapat Abu Hanifah sebagaimana
yang dinukil oleh Ibnu Thimiyah di dalam Majmu' Fatawa (22/123).
Imam Malik dan Ahmad mengatakan bahwa seluruh anggota badan
wanita adalah aurat. Bahkan imam Ahmad mengatakan: "Seorang wanita
jika melaksanakan shalat, maka tidak boleh nampak darinya sesuatu
pun meskipun hanya kukunya."
Saya (penulis) katakan: Pendapat yang lebih kuat menurut
saya adalah bahwa seorang wanita boleh melaksanakan shalat
dalam keadaan tersingkap bagian atas telapak kakinya jika tidak
ada orang yang bukan mahramnya. Namun lebih baik bila ia
menutup kedua telapak kakinya. Wallahu a'lom.
5 Disunnahkan bagi seorang wanita melaksanakan shalat dengan pa-
kaian yang menutup badannya. Jika lebih dari sekedar menutupi
seluruh badan. Maka itulah yang lebih utama.
Oleh sebab itu, Imam Asy-Syaf i berkata: Mereka telah bersepakat
409 Majmu'Fatawa lbnu Taimiyah (221'123), dan lihatAl-Mughni li lbni Qudamah (1/601).
410 Diriwayatkan oleh Abu Dawud (640), Baihaqi (21232), dengan sanad yang lemah, secara
mauquf dan marfu'
207
Ensiklopedi Shalat
tentang baju kurung dan kerudungall. Jika melebihi maka hal itu
lebih baik dan lebih dapat menutupi. Dan jika dia memakai jilbab,
sesungguhnya jilbab itu dapat menjaganya ketika ruku, dan sujud
agar pakaiannya tidak nampak, sehingga tidak menampakkan bentuk
tubuh dan auratnya.n,,
I Adapun jika wanita tersebut seorang budak maka hukumnya seba-
gaimana wanita merdeka, hanya saja dia boleh melaksanakan shalat
dalam keadaan kepalanya tersingkap, sebagaimana kesepak atan para
ulama', kecuali pendapat Al-Hasan dan Atha'.
I Seorang anak perempuan yang belum baligh tidak wajib baginya
menutup rambutnya (menggunakan kerudung) ketika shalat. Imam
Abdurrazzaq meriwayatkan di dalam Al-Musannaf (3/713) dengan
sanad yang shahih dari IbnuJuraij, dia berkara: Saya berkata kepada
Atha': Bagaimana jika seorang anak perempuan yang belum baligh
melaksanakan shalat? Dia menjawab: "Cukup baginya sarung yang
dipakainya."
t'Batalkah shalat seseorang yang tersingkap auratnya tanpa
sengaja?
Jumhur ulama' berpendapat bahwa barangsiap ayangtersingkap walau
hanya sedikit dari auratnya dalam shalat -meskipun tidak sengaja- maka
shalatnya batal jika dia tidak segera menutupnya.Parapengikut madzhab
Hanafi mensyaratkan dengan tersingkapnya seperempat anggota badan
sebatas lama waktu sebuah pelaksanaan rukunal3. Adapun pengikut
madzhab Hambali mengarakan bahwa shalatnya tidak batal jika auratnya
tersingkap dalam waktu yang pendek, misalnya jika angin meniup
pakaiannya kemudian tersingkap auratnya. Begitu pula jika tersingkap
sedikit dari auratnya dalam waktu yang lama. ala pendapat mereka
berdasar hadits yang diriwayarkan oleh Amru bin salamah, dia berkata:
411 Dir'u (baju kurung atau mukena) adalah pakaian yang menyerupai gamis akan tetapi lebar
dan dapat menutup kedua kaki. dan khimar (kerudung/ cadar) adalah pakaian yang dapat
menutup kepala wanita dan lehernya. Sedangkan jilbab adalah kain yang dipakai di atas
dir'u. Telah diriwayatkan dari lbnu Umar, lbnu Sirin, dan lain-lain bahwasanya mereka ber-
kata: Seorang wanita shalat dengan tiga baju (dir'u, khimar, dan jilbab).
412 Al-Mughni (1/602), Al-Muhadzdzab (31172), dan Jami'Ahkamin Nisa'(1/335).
413 lbnu Abidin (11273), Al-Mawahib (1/498), dan At-Majmu'(3/166).
414 Kasyful Qanna' (11269).
208
Syarat Sah Shalat
ye''"b-tzt*.i gfrt
Jth;\^rtfria J_t-,
"
oi* *t #rfrIi Jk
eW*t JLt'y *,)
ul ir;i
." €y;i
{r;t .1r;" & i;:k 3,W t!,*; r9;?4 }-it';. U;t
c4 :dti\Lt .-">P1,t.-7o-,gat.^,J,,t-c,
J.V;:'tr .5s.rs 6F tZ $6
4; €,ee>\-)r 'rX.,3
Bapakku pergi sebagai utusan menemui Rasulullah 5., bersama beberapa
orang dari haumnya, maha Nabi ffi mengajarkan shalat kepada mereka.
Nabi bersabda: "Hendaklah orang yang paling banyak bacaannya dari
kalian yang menjadi imam." Sedangkan saya adalah orang paling banyak
bocaannya di antaru mereka, maha mereka mengangkat sdya dan sebagai
imam. Saya mengimami mereka sedangkdn saya hanya memiliki kain
selimut hecil yang berwarna kuning. Ketika saya sujud, auratku tersinghap,
sehingga salah seorang wanita berkata: "Tutupilah dari pandangan hami
durat orang yang paling banyak bacaannya di antara kalian." Kemudian
mereka membelikan aku pakaian yang besar dan lebar, sehingga tidaklah
aku merasakan kebahagiaan setelah lslam selain dari kebahagiaan yang aku
rasah.an karena baju itu.415
Tidak adariwayatyang menyatakan Nabi ffi mengingkarinya kejadian
itu, dan tidak pula seorang pun dari para sahabatyang mengingkarinya.
i Saya (penulis) katakan: Inilah pendapat yang benar. Akan
i tetapi jika dia mengetahui auratnya tersingkap, hendaklah ia segera
: menutupnya semampunya.
,d Shalat orang yang tidak mampu menutup aurat 416
Menurut kesepakatan para ulama', kewajiban shalat tidak gugur atas
orang yang tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menutupi auratnya.
415 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (4302), dan Abu Daud (585), dan lafadz hadits ini
milik Bukhari.
416 lbnu Abidin (11275),Ad-Dasuqi (11216), Al-Majmu' (31142,'182), dan Kasyful Qanna'(1/270).
Ensiklopedi Shalat
Akan tetapi ulama' berselisih pendapat dalam tata cara melaksanakan
shalatnya. Jumhur ulama' berpendapat bahwa jika orang tersebut tidak
mendapatkan kecuali pakaian yang najis atau kain sutera (bagi laki-
laki), maka dia wajib memakainya. Jika dia tidak mendapatkan sesuatu
pun untuk menutupi auratnya, para ulama' berpendapat bahwa ia harus
shalat dalam keadaan telanjang, berdasar firman Allah yang berbunyi:
)ilL*lc.- _t t-.-
L; 4ljl l".aiG
\.J
Dan bertakwalah kalian kepada Allah semampunya (QS. At-Taghabun
[6a]: 16).
Kemudian para pengikut madzhab Hanafi dan Hambali berkata:
Orang tersebut boleh memilih, apakah dia melaksanakan shalat
dalam keadaan berdiri atau duduk. Mereka mensunnahkan agar orang
tersebut ruku' dan sujud dengan memberikan isyarat (mencondongkan
badannya) karena hal itu lebih dapat menutup auratnya. Sedangkan
para pengikut madzhab Maliki dan Asy-Syaf i mengatakan bahwa
orang tersebut melaksanakan shalat dalam keadaan berdiri dan tidak
boleh duduk. Apakah orang tersebut harus mengulangi shalatnya jika
dia telah mendapatkan kain yang dapat menutup auratnya? Pendapat
yang lebih benar adalah dia tidak wajib mengulangi shalat yang telah
dikerjakannya, sebagaimana pendapat para pengikut madzhab Asy-
Syaf i dan Hambali. Wallahu a'lam.
'd Berdandan dan berhias ketika akan melaksanakan shalat
Diperbolehkan melaksanakan shalat dengan satu baju -sebagaimana
yang telah disebutkan di muka- akan tetapi disunnahkan bagi seseorang
yang akan melaksanakan shalat untuk memakai baju lebih dari satu,
berhias dan memakai pakaian yang bagus semampunya, berdasar firman
Allah \te yang berbunyi:
"Pakailah pakaian kalian yang bagus ketika akan memasuhi masjid." (QS.
Al-Araf [07]: 31). Yaitu ketika akan melaksanakan shalat. Dari Ibnu
Umar bahwasanya Nabi ffi bersabda:
210
Syarat Sah Shalat
l'ii *j- pai 9e :
e e2 i:6,y, y., ;x,.r ji.li , ;t7rbl
f'-it
U
Jiko salah ,roionr di antara halian nrlaop melaksanakan shalat, mahl
hendaklah dia memakai dua pahaiannya, karena Allah lebih berhak untuk
diberikan penampilan yang baih. a17
f\ Syarat Keempat: Menghadap Kiblat, Jika Mampu.
Menghadap kiblat merupakan syarat sahnya shalat, menurut ijma'
para ulama' al8, berdasarkan dalil-dalil berikut ini:
1. FirmanAllah ,ie yangberbunyi:
.*;.r Jt Gw;- i,/l; r&lib ,r:3t ; e4;.r t 6; s
A;;
{J.JtJq..J-ilt'fr
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka
sungguh Kami akan memalinghan kamu he kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu he arah Masjidil Haram (QS. Al-Baqarah [02]:
144).
2. Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, dia berkata:
i J- --,^,'",;.dtil:.J.w o_tii(o.i1 o z-*, l -t €-tirt- t;L
&:'.'".i.lr -o. : ,, !1 r>ta ,s;t,aLt ":..
"-\'.-:
'"7' :..
a:Ar Jlt;tr;';ri rrlr JI #r.
Ketika orang-orang berada di Quba' sedang melaksanakan shalat Shubuh,
tiba-tiba ada orang yang menghampiri mereka dan berkata: Sesungguhnya
pada malam ini diturunkan Al-Qur'an kepada Rasulullah ffi don
beliau diperintahkan untuk menghadap Ka'bah, maka hendahlah kalian
menghadap Ka'bah!, Pada saat itu mereka sedang menghadap he Syam,
417 HR. Baihaqi (21236), lihat Al-Majmu' (2/54).
418 Maratibul ijma'li lbni Hazm (hal. 26).
211
Ensiklopedi Shalat
maka merekd segero berputar hingga menghadap Ka'bah. ale
3. Hadits masyhur tentang orang yang tidak tuma'ninah dalam
shalatnya dari Abu Hurairah:
r+5Jol ?u, ept;'Myt6 J, i;. re-5J,l,J;i.t_.r,S
o' ", ,:; dlvi, *;tJt . ;q'-it, ;U6 /,
34;,,W
iy-^r' *t
*l;t I76 .P|G 'i €.t ,)b', i / rr+ -t I
6. ,. , ,t I /.a./ /
dr,u . 5,rj
jt ei +Gtt €.J*,"-J-i I iy,"jis,ir i>r,:lt,!l;r
#:r;l^i;*?r
JJ
(#. G,;>LiJte?JLeJ$lSu;, fir,S;rt:-
€rt'"i', i;lt u 4;5 -#6.'r;t'C ,";4 , Lat J^L:,t $ ,
F ;; *q5'#'"ft"tr W;'F, qG is;,-\ e,t'"i,
-At"tr ;; ert'F ,t\.
,(or; H,'"i-,a.q'"Grtr
-?
qs u.* edi,pt'i,v)t*'U,."tr -" e'','F
Bahwasanya seorang laki-lohi masuk ke dalam masjid don Rasulullah ffi,
duduk di pojok masji.d, lalu orang tersebut melaksanakon shalat dan setelah
itu dia mendatangi Rasulullah ff, seraya mengucapkan salam kepadanya.
ffiMaka Rasulullah bersabda hepadanya: "sanoga keselamatan juga
atasmu, kembali dan ulangilah shalatmu karena sesungguhrrya engkau belum
melaksanakan shalat!" Kemudian orang itu kembali dan melaksanakan
shalat, setelah itu dia datang menghampiri Rasulullah ffi lagi dan
mengucapkan salam. Lalu Nabi ffibersabda: "semoga keselamatan Atasmu,
kemb ali dan ulangilah shalatmu karena se sungguhnya engkau b elum shalat !"
Kemudian setelah yang kedua kali atau beikutnya, orang itu berkata
kepada Rasululloh ffi: "wahai Rasulullah, ajailah aku tata cara shalat!"
Maka Rasulutlah ffi bersabda: Jika enghau hendak berdiri melaksanahan
shalat, maha sempurnakanlah wudhumu, hemudian menghadap kiblat,
41g Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (4491), Muslim (526), dAn-Nasa'i (2161).
212
Syarat Sah Shalat
dan bertakbirlah, kemudian bacalah ayat Al-Qur'an yang mudah bagimu,
kemudian ruku' sampai mghau tuma'ninah dalam ruku', kemudian berdiri
hingga engkau lurus ketika berdiri, kemudian sujud sehingga enghau
tuma'ninah dalam sujud, kemudian anghat sehingga enghau tuma'ninah
hetika duduk, kemudian sujud sehingga engkau tuma'ninah dalam sujud,
kemudian angkat sehingga engkau tuma'ninah ketiha duduk, dan lahukanlah
hal itu dalam semua rakaat shalat yang engkau kerjahan.a2o
'd Menghadap kiblat mempunyai dua kemungkinan
Orang yang melaksanakan shalat boleh jadi dia menyaksikan Ka'bah
secara langsung atau tidak:
1. Bagi orang yang menyaksikan Ka'bah secara langsung, maka wajib
baginya menghadapkan seluruh anggota badannya ke Ka'bah, dan
tidak sah baginya - sedangkan'dia berada di dalam Masjidil Haram
menyaksikan Ka'bah- menghadap sebagian dari Masjidil Haram
selain Ka'bah.
2. Bagi orang yang tidak menyaksikan Ka'bah secara langsung, maka
wajib baginya menghadap ke arah Ka'bah bukan menghadap kiblat
secara tepat, karena hal itulah yang mampu dilakukan. Nabi M telah
bersabda:
t, vr1t' : ,- F:/ : y.d.6;r3Jj":iS #t;=Ui
/4
.,1yi; Ji.:1
Janganlah kalian menghadap hiblat dan jangan pula membelahanginya
ketika kalian hencing otau budng air besar, ahan tetapi menghad,aplah ke
arah timur dan barat. a21
Maka hal ini menunjukkan bahwa antara arah barat dan timur
merupakan kiblat bagi penduduk Madinah, sedangkan antara arah
timur dan selatan merupakan kiblat bagi penduduk Mesir.
Bisa juga menentukan arah kiblat dengan berpedoman pada mihrab-
mihrab yang ada di dalam masjid kaum muslimin, atau dengan meng-
gunakan kompas, dan lain sebagainya.
420 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (6251) dan Mustim (397).
421 Hadits shahih dan periwayatannya telah disebutkan dalam bab'Thaharah',.
213
Ensiklopedi Shalat
-d Kapan kewajiban menghadap kiblat gugur?
Telah diketahui bersama bahwa menghadap kiblat merupakan syarat
sahnya shalat. Akan tetapi ada kondisi-kondisi tertentu dimana shalat
tetap sah meskipun tanpa menghadap kiblat, yaitu:
1. Orang yang tidak mampu menghadap kiblat, seperti orang sakit
yang tidak mampu bergerak dan tidak ada orang yang menolongnya
untuk menghadap kiblat. Hal ini merupakan udzur berdasar firman
Allah yang berbunyi:
:*i^iLut U '' lJtitUr'
d.ljl
Dan bertakwalah kalian kepada Allah semampunya.(QS. At-Thghabun
[6a]: 16).
t&ir *i;irr -ii('i
Allahtidak memb eb anis e s e or ang melainhan s e suai arrgo, ke s anggup anny a
(QS. Al-Baqarah lO2): 286) .
2. Orang yang tidak mengetahui arah kiblat kemudian dia berijtihad
(menebak), sehingga dia melakukan shalat dengan menghadap
selain arah kiblat.
Barangsiapayang arah kiblat tidak ia ketahui, maka wajib baginya
bertanya kepada orang yang dapat menunjukkan dirinya ke arah
kiblat. Jika dia tidak mendapati orang yang bisa ditanya, maka
hendaklah dia berijtihad (menebak dengan dugaan kuat) dalam
menentukan arah tersebut. Jika dia berijtihad dan melaksanakan
shalat, kemudian di tengah-tengah shalat nampak kesalahan
ijtihadnya, maka wajib baginya segera menghadap kiblat dalam
shalat tersebut sebagaimana yang baru saja disebutkan dalam hadits
Ibnu Umar: Sehingga orang-orang tersebut langsung berputar hingga
menghadap Ka'bah.
Jika kesalahan ijtihadnya nampak setelah dia melaksanakan shalat,
maka shalat yang telah dilaksanakannya adalah sah dan tidak
perlu mengulanginya menurut pendapat yang lebih kuat, berdasar
hadits yang diriwayatkan oleh Amir bin Rabi'ah, dia berkata: "Kami
214
Syarat Sah Shalat
*
melakukan perjalanan bersama Nabi M, pada waktu malom yang gelap
gulita sehingga hami tidak mengetahui arah kiblat, kemudian setiap orang
di antara kami melaksanakan shalat sesuai dengan keadaan masing-masing.
Ketika pagi hari peristiwa itu kami ceritakan kepada Nabi ffi, sehingga
turunlah ayat:
lo9' e t;i rt:s
yt'^;.
Maka kemanapun kamu menghadap, di situlah wajah Allah. (QS. Al-
Baqarah [02]: 1 75). +zz
Hal ini merupakan pendapat Ats-Tsauri, Ibnu Mubarak, Ahmad, dan
Ishak.
3. Ketika rasa takut terhadap musuh dan lainnya mencekam.
Allah us berfirman:
,-,p tlr,r> -#G Y.Grr, ,*l';t ".>,2r, eg)-;jt -C tpt;
vq,;1io:#
Peliharalah semua shalat (halian), dan (peliharalah) shalat wusthaa.
Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'. Jika kalian
d.alam heodaan takut ftahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau
berkendar aan. (QS. Al-Baqarah [02]: 235 -239) .
Dalam hadits Ibnu Umar tentang shalat khauf disebutkan:
Jiha rasa takut sangat mencekam,
di atas kaki-kabi mereha atau di
hiblat atau tidak. a2i
422 Hadits ini dihasankan oleh Al-Albani dan diriwayatkan oleh Tirmidzi (345), lihat Al-lrwa'
(11323), dan hadits ini memiliki saksi dari hadits yang diriwayatkan dari Jabir.
423 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (4535) dan Malik (396).
215
Ensiklopedi Shalat
Nabi g;bersabda:
9q 'r-Ar; u;at;/ ,/ tir
qTlu;{tvlb trtc)^r
"Jika mereka berada dalam hecamuk peperangdn, maha shalat adalah
dengan tahbir dan isyarat dengan kepala." a2a
4. Shalat nafilah (sunah) di atas kendaraan ketika dalam perjalanan.
Diperbolehkan bagi seorang musafir melaksanakan shalat nafilah
ketika berada di atas kendaraannya (mobil, pesawat terbang, atau
kapal laut), dan ia tidak wajib menghadap kiblat jika hal itu tidak
mungkin dia lakukan. Dari Ibnu Umar bahwasanya dia melaksanakan
shalat pada waktu malam ketika melakukan perjalanan ke arah mana
saja kendaraan itu menghadap. Dia berkata:
U '* tL*;'rj.-ut;rri 6$ :-M kt 3; SA
^Lr,
a9t J:,tt i;
Rasulullah ffi melaksanakan shalat di atas kendaraannya he arah mana
saja kendaraan itu menghadap, dan beliau melaksanakan shalat witir di
atas hendaraan tersebut, namun beliau ffi tidak melaksanakan shalat
wajib di atas kendaraan tersebut.a2s
Dari Amir bin Rabi'ah dia berkata:
^;r:;t Ey?r,U;t,4).r) &;t &W,*tW U:'
I i;, ;F&.rr*qoato
/ 4t W, yt t t t/
1>r2r {r,'*.
ffi diSaya melihat nasulullah shalat atas hendaraannya, beliau men-
condongkan (memberikan isyarat) dengan hepalanya ke arah mana saja
hendaraan itu menghadap, dan beliau ffi tidak melakukan hal itu dalam
shalat wajib. a26
424 Sanad hadits ini shahih diriwayatkan oleh Baihaqi (31255).
425 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (1098), dan Muslim (700).
426 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (1098).
216
Syarat Sah Shalat
Dari Jabir ua berkata: utI-rt') d15
bjl srrlsLiJ#; + *rr,*
4I4t J?.Jtt,$
Sesungguhnya Rasulullah ffi melaksanakan shalat di atas hendaraanrrya
dengan menghadap ke arah mana saja kendaraan itu menghadap, dan
jika beliau ingin melaksanahan shalat wajib, maka beliau turun dari
kendaraannya dan menghad,ap kiblat. a2?
Akan tetapi, jika dia mampu memulai shalatnya dengan menghadap
kiblat kemudian setelah itu dia menghadap ke arah mana saja
kendaraannya berjalan, maka hal itu lebih urama baginya,
sebagaimana yang diterangkan dalam hadits:
y'P ryt *r pt'6k 3 ;r,G i;,tilas W, ^!t :i
'^)$'€:UJt'A
ffiBahwasanya Rasulullah jikabepergian ao, irgin melaksanakan shalat
sunnah di atas kendaraannya, beliau menghadapkan kend,araan itu he
arah hiblat hemudian beliau S,bertahbir, setelah itu beliau melahsanakan
shalat ke arah mana saja hendaraan itu menghadap. nrt
J) Masalah:
Jika seorang musafir naik mobil -namun dia tidak menjadi sopirnya-
setelah shalat Zhuhur, dan dia tahu bahwasanya dirinya tidak akan
sampai ke tempat yang dituju kecuali setelah Maghrib, apakah dia
harus melaksanakan shalat Ashar di atas mobil atau melaksanakannya
bersama shalat Maghrib?
Pendapat yang lebih kuat adalah hendaklah dia melaksanakan shalat
Ashar pada waktunya -di atas mobil- meskipun dia seorang sopir, dan
meskipun tidak menghadap kiblat, karena syarat waktu shalat lebih
427 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (400).
428 Hadits ini dihasankan oleh Al-Albani dan diriwayatkan oleh Abu Daud (122s) dan yang lain-
nya, lihat pula Sifat Shalat Nabi, hal: 75.
217
Ensiklopedi Shalat
mendesak -sebagaimana yangtelah disebutkan- sehingga ia didahulukan
dari pensyaratan menghadap kiblat. Wallahu a'lom.
f] Syarat kelima: Niat.
Niat adalah keinginan kuat untuk melakukan ibadah dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah rp. Shalat tidak sah tanpa adanya niat, dan
niat sama sekali tidak bisa gugur, karena niat tidak akan gugur kecuali de-
ngan hilangnya akal. Maka ketika akal itu hilang, gugurlah tanggung jawab
(perintah syariat) karena akal merupakan poros suatu tanggung jawab.
Telah tercapai kesepakatan ulama' bahwa niat merupakan syarat
sahnya shalat.a2e Landasannya adalah firman Allah yang berbunyi:
;ti; e3)t{'w*rttV:44\zl9vrl t;r
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan hetaatan kepada-Nya. (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)
Dan sabda Nabi ffi yang berbunyi:
cii/6 ,' l' ,4 Jt tJ:)r t
g:t JElt;,p,:Qt
rc!
Sesungguhnya amal itu tergantung hepada niatnya, dan setiap orang ahan
mendapatkan apd ydng dia niatkan.a3)
'd Beberapa perkara yang tidak diperselisihkan lagi:
1. Bahwasanya tempat niat adalah hati bukan lisan dalam semua iba-
dah termasuk di antaranya adalah shalat.
2. Bahwasanya orang yang berbicara dengan lisannya karena lupa dan
perkataan itu menyelisihi apa yang dia niatkan dalam hatinya, maka
yang dinilai adalah apa yang dia niatkan dalam hatinya, contoh:
orangyangberniat shalat Zhuhur dalam hatinya, akan tetapi lisannya
mengucapkan shalat Ashar karena lupa.
429 Ad-Dasuqi (11233), Mughnil Muhtaj (1/148), Bidayatul Mujtahid (11167), dan Kasyful Qanna'
(1/31 3).
430 HR. Bukhari dan Muslim
218
Syarat Sah Shalat
3. Bahwasanya jika dia melafadzkan niat dengan lisannya dan niat
tersebut tidak sampai ke dalam hatinya, maka amalan yang dilaku-
kannya tidak mendapatkan pahala.
4. Bahwasanya mengeraskan niat dalam shalat merupakan bid'ah sayyi'ah,
dan tidak termasuk bid'ah hasanah. Hal ini merupakan perkara yang
telah disepakati oleh kaum muslimin. Tidak seorang pun dari kaum
muslimin yang mengatakan bahwa mengeraskan niat dalam shalat
merupakan perkara yang disunnahkan dan tidak juga mengatakan
bahwa hal itu termasuk bid'ah hasanah. Barangsiapa yang mengatakan
hal itu, maka dia telah menyelisihi sunnah Rasulullah ffi, ijma'imam
yang empat, dan ulama'lainnya. Orang yang mengatakannya diminta
untuk bertaubat, jika dia bertaubat maka dimaafkan. Namun jika ia
tidak bertaubat, maka layak dia diberi hukuman yang pantas baginya.a3l
Lebih dari itu, mengeraskan niat akan mengganggu orang yang shalat
di sampingnya, dan mengganggu orang lain dalam shalat adalah per-
buatan yang haram.
'd ttelafadzkan niat -meskapun pelan- termasuk perbuatan bidhh
Syaikhul Islam berkata: "Seorang muslim tidak akan menukil -tidak
dari Nabi & dan salah seorang dari para sahabatnya- bahwasanya beliau
ffi melafadzkan niat sebelum mengucapkan takbir, tidak dengan pelan-
pelan ataupun keras, dan tidak juga beliau ffi memerintahkan untuk
melafadzkannya. Sudah diketahui bersama bahwasanya keinginan dan
dorongan untuk menukil hal itu sangat besar jika memang hal itu
diperintahkan, dan menyembunyikan penukilan tersebut dapat meng-
halangi seseorang dari menukil keterangan yang mutawatir -secara adat
ataupun syariat-. Jika tidak seorang pun yang menukilnya, maka sudah
diketahui bahwasanya hal itu tidak akan pernah ada. Maka tambahan
seperti ini dan yang semisalnya dalam sifat shalat sama dengan semua
tambahan-tambahan yang diada-adakan dalam ibadah, sebagaimana
orang yang menambahan adzan dan iqamah dalam shalat Idul Fitri dan
Idul Adha, dan orang yang menambahkan shalat dua rakaat di atas bukit
Marwa ketika melakukan sa'i, dan lain sebagainya."+tz
431 Majmu' Fatawa (221233).
432 Majmu' Fatawa (221237 -238).
219
Ensiklopedi Shalat
Niat itu lebih mudah ketimbang dilafadzkan. Barangsiapa yang ber-
wudhu kemudian keluar dari rumahnya menuju masjid sambil menge-
tahui maksud kepergiannya, maka dia telah merealisasikan niat. Oleh
sebab itu, Syaikhul Islam berkata: "Niat akan mengikuti ilmu, barangsiapa
yang mengetahui apayang ingin dilakukannya, maka dia telah berniat.a33
Karena tidak mungkin ada suatu amalan tanpa diawali dengan niat.
.& Menentukan jenis shalat
Dalam niat harus menentukan jenis shalat yang akan dilaksana-
kannya, apakah shalat tersebut merupakan shalat fardhu atau shalat
sunnah? Apakah shalat Zhuhur atau Ashar? Tujuannya adalah untuk
menghadirkannya di dalam hati.
*d Tempat niat
1. Tidak ada perselisihan di antara para ulama' bahwasanya niat jika
diiringkan dengan takbir -bertakbir langsung setelah niat- maka telah
sah, bahkan ini merupakan cara asalnya dan cara yang lebih utarna.
2. Tidak ada perselisihan di antara mereka bahwa niat yang diucapkan
setelah takbir tidak sah.
3. Jika ada seseorang yang berniat untuk melaksanakan shalat, ke-
mudian dia disibukkan dengan pekerjaannya, dan setelah itu baru
melaksanakan shalat, maka shalatnya sah -menurut pendapat yang
paling benar- karena niat mengiringi hukum selama ia tidak berniat
membatalk anny a. a3a Wallahu a' lam.
*d Merubah niat ketika shalat 43s
Berpindah dari satu niat kepada niat yang lain dalam shalat memiliki
banyak keadaan, di antaranya adalah:
1. Dari niat shalat wajib kepada niat shalat sunnah secara mutlak.
Tidak boleh bagi orang yang sedang melaksanakan shalat Zhuhur
-misalnya- sendirian, kemudian dia melihat orang-orang datang,
433 Al-lkhtibarat (hal: 49).
434 Al-lnshaf (1/23), Al-Mubdi' (11417), dan ini juga merupakan pendapat lbnu Utsaimin di dalam
Al-Mumti' (21291l,.
435 Al-Mumti' (21294-301),Al-lklil (1/348-355), karangan Syaikh Wahid Bali, hafizhahullah.
220
Syarat Sah Shalat
*
merubah niatnya dari wajib menjadi sunnah, kemudian dia shalat
berjamaah bersama mereka.
2. Dari shalat wajib kepada shalat wajib yang lain.
Hal itu tidak boleh dilakukan dan keduanyabatal. Shalat wajib yang
pertama batal karena dia telah memutusnya, sedang shalat wajib
yang kedua batal karena tidak adanya niat sebelum memulainya.
Contoh: ketika seseorang sedang melaksanakan shalat Ashar, dia
ingat bahwa dirinya belum melaksanakan shalat Zhuhur, maka tidak
boleh baginya merubah niat shalat Ashar menjadi Zhuhur.
3. Dari shalat sunnah kepada yang shalat wajib.
Hal ini tidak boleh dilakukan sebagaimana alasan dalam nomor
sebelumnya.
4. Dari shalat sunnah mu'ayyan kepada shalat sunnah yang mutlak.
Hal ini boleh dilakukan karena sunnah tertentu mencakup niat
ibadah sunnah yang mutlak, contoh: seseorang berniat melak-
sanakan shalat sunnah Zhuhur empat rakaat, kemudian dia
melihat jamaah, maka ia merubah niatnya menjadi dua rakaat
agar bisa shalat berjamaah bersama mereka.
5. Dari shalat sunnah mu'ayyan kepada shalat sunnah mu'ayyan.
Hal ini tidak boleh dilakukan, contoh: seseorang berniat melaksa-
nakan shalat tahiyyatul masjid, kemudian -di tengah-tengah shalat-
nya- dia merubah menjadi shalat sunnah fajar, maka ibadah yang
pertama batal karena dia telah memutusnya, dan ibadah yang kedua
batal karena tidak ada niat sebelum melaksanakannya.
6. Dari shalat sunnah mutlak kepada shalat sunnah mu'ayyan.
Hal ini tidak boleh dilakukan sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam keterangan sebelumnya.
7. Dari niat menjadi imam kepada niat menjadi makmum.
Hal ini boleh dilakukan sebagaimana yang diterangkan dalam hadits
Aisyah tentang kisah shalat Abu Bakar bersama orang-orang, di
dalamnya disebutkan:
oe_, ,f)- P,i!,iw."tiu: ).>7ri.:.4,..,-l-.:: rt ,\). A'et J*.;,;;Jl ,yt *u
-
221
Ensiklopedi Shalat
*,#-"&,i.s.ika-t;',*-1-G"-6" *z' W. yi t Je ;o, ;t; rxr<; t e i
k tAg ir 't;;yraq .,6"
ii +t
StE- UA
k.;e.l*,.
Ketika Rasulullah $; masuk masjid, Abu Bakar mendengar suara
kaki beliau, maka Abu Bakar bergerak mundur. Maka Rasulullah
gi memberi isyarat kepadanya,"Berdirilah di tempatmul," Kemudian
Rasulullah ffi mendatangi Abu Bakar dan duduk di samping
kirinya. Aisyah berkata: " Sehingga Rasulullah ffi, shalat bersama orang-
orang dalam keadaan duduk, sedangkan Abu Bakar shalat dalam keadaan
berdiri, Abu Bahar mengikuti shalat Nabi & dan orang-orang mengikuti
shalat Abu Bakar. a36
8. Dari bermakmum di belakang seorang imam kepada imam yang
lain.
Hal ini boleh dilakukan sebagaimana yang telah disebutkan dalam
hadits Aisyah 'BB di atas, bahwa orang-orang bermakmum kepada
Abu Bakar, lalu Abu Bakar bermakmum kepada Nabi s. Juga dalam
kisah terbunuhnya Umar bin Khattab .u;, Abdurrahman bin Auf maju
sebagai imam dan menyempurnakan shalat bersama orang-orang. a37
9. Dari makmum kepada imam.
Hal ini boleh dilakukan sebagaimana jika seorang imam batal ketika
melaksanakan shalat, kemudian makmum yang ada di belakang
imam maju untuk menggantikan posisi imam, sebagaimana yang
telah disebutkan dalam hadits tentang terbunuhnya Umar bin
Khattab di atas.
10. Dari shalat sendirian menjadi imam.
Hal ini boleh dilakukan sebagaimana orang yang sedang shalat
sendirian, kemudian ada orang lain datang dan bermakmum
kepadanya, sehingga dia menyempurnakan shalatnya bersama orang
tersebut sekaligus menjadi imam. Sebagaimana yang diterangkan
436 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (664), dan Muslim (418).
437 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (3700).
222
Syarat Sah Shalat
dalam hadits Ibnu Abbas dia berkata:
ct^,l:Ut.-i n?b.ilt itiii sz t , .
^1; J=Ur:* #-ffi;.t
#.c$uGe?r. E:v,,La-.):;
Saya bermalam di rumah bibiku (Maimunah), kemudian Nabi ffibangun
ffidan melaksanakan shalat malam. Maka saya shalat bersama betiau
dan berdiri di samping hirinya, kemudian Rasulullah ffi menarihku ke
samping kanannya. a38
Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara shalat sunnah dan shalat
wajib, menurut pendapat yang shahih.
11. Dari menjadi imam kepada shalat sendirian.
Hal ini tidak boleh dilakukan kecuali ada udzur, seperti shalat
seorang makmum batal kemudian dia meninggalkan imam sen-
dirian, maka pada saat itu boleh dia lakukan dan shalat yang diker-
jakannya adalah sah.
l2.Dari makmum kepada shalat sendirian.
Ada ulama'yangberpendapat ini boleh dilakukan jika ada udzur syar'i
seperti shalat seorang imam yang lama dan melebihi sunnah, atau jika
seorang makmum lapar dan lain sebagainyayang menuntut dirinya
melaksanakan shalat sendirian, ringan, dan segera bubar darinya.
Hal ini didasarkan kepada kisah seorang lakiJaki yang meraksanakan
shalat di belakang Mu'adz bin Jabal yang memanjangkan bacaarnya,
kemudian orang itu keluar dari jamaah tersebut dan melaksanakan
shalat sendirian, lalu dia mengadukan peristiwa itu kepada Nabi ffi,
narnun Nabi ffi tidak memerintahkan agar mengulangi shalatnya.a3e
Sebagian ulama' berpendapat: dia tidak boleh mundur dari jamaah
tersebut. Kecuali jika ada sesuatu yang menunrutnya untuk keluar
dari jamaah tersebut, hendaklah dia memutus shalatnya kemudian
shalat sendirian. Mereka mengatakan bahwa yang nampak dalam
hadits Mu'adz adalah laki-laki tersebut keluar dari berjamaah
438 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (699), dan Mustim (763).
439 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (6106), dan Mustim (465).
223
Ensiklopedi Shalat
kepada Mu'adz dan melaksanakan shalat sendirian sebagaimana
yang terdapat dalam riwayat Muslim (465) yang berbunyi:
ii"-s cPi' ,! -1 -: o,,. '...o.,i
g. f]*9 ,f.2 t-e.r->+:to
Kemudian s e or ang laki-laki memis ahkan diri lalu s alam, lalu melahs anakan
shalat sendirian.
Saya (penulis) katakan: Pendapat pertama adalah yang lebih kuat440
-meskipun berdasarriw ay aty angterakhir- perbuatan laki-laki tersebut
tidak menunjukkan tidak bolehnya shalat sendirian. Menurut saya,
keimaman dan bermakmum dalam shalat berjamaah merupakan
sifat tambahan bagi dasar shalat, maka niat keduanya tidak akan
mempengaruhi sahnya shalat, meskipun terkadang mempengaruhi
dalam mendapatkan pahala shalat berjamaah, sebagaimana yang
ditunjukkan oleh hadits-hadits yang telah disebutkan di atas dalam
hal niat imam dan makmum. Wallahu a'lom.
d Berbedanya niat imam dan makmum{41
Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal disyariatkannya bermakmum
kepada seorang imam dalam shalat dan kesamaan niat antara imam dan
makmum, baik dalam shalat fardhu ataupun shalat sunnah.
Kemudian para ulama' berbeda pendapat dalam hal perbedaan niat
seorang makmum dengan imamnya. Pendapat yang lebih benar adalah
tidak disyaratkan niat seorang makmum sama dengan niat seorang
imam, sebagaimana pendapat Imam Asy-Syaf i dan Ibnu Hazm. aa2
Dalilnya adalah sabda Nabi ffi yang berbunyi:
,i; ti u;t )<!t^,ty, :$L|,SUJ!lt ay
Sesungguhnya amal itu tergantungkepadaniatnya, dan setiap orang akan
mendapatkan apa yang dia niatkan.(HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Hazm berkata: Nabi ffi menerangkan dengan tegas bahwa
440 lni merupakan pendapat lbnu Utsaimin yang berbeda dengan pendapat Syaikh Wahid.
441 Lihat'Al-ManhiyatAsy-Syar'iyah fii Shifatish Shalat', karangan Al-Kamali, hal: 14 dan seterusnya
442 Mughnil Muhtaj (1/502), Al-Mahalla (41223), dan Bidayatul Mujtahid (11167).
224
Syarat Sah Shalat
setiap orang akan mendapatkan apayangdiniatkannya. Maka benarlah
dengan yakin bahwa seorang imam memiliki niat sendiri, begitu pula
makmum, dan salah satu dari keduanya tidak saling berkaitan.
Adapun hadits Nabi g;yang berbunyi:
*'F;;y;c;.($r ya1
sesungguhnya imam diangkat untuh diikuti, maka janganlah kalian menye-
lisihinya. aa3
Maksudnya adalah janganlah kalian menyelisihinya dalam perbuatan
yang nampak, berdasar lanjutan hadits tersebut:
{6;vi)t^,. J'4o / -€,tty
t:.1+ ttb
t:Jr+ ' b3;:tr uttiF
b-a^J; ;';;l
"Jiha imam ruhu', hendaklah halian ruhu' bersamanya. Jiko dia mengangkat
kepalanya dari ruku' , hendaklah kalian ikut mengangkat hepala bersamanya,
jika dia sujud, hendaklah halian sujud bersamanya. Jika dia shalat sambil
duduk, hendaklah kalian shalat sambil duduk bersamanyo."
Maka perbedaan niat tidak ada kaitannya dengan hadits tersebut.
Hal ini ditunjukkan oleh kesepakatan para ulama' renrang bolehnya
orang yang akan melaksanakan shalat sunnah bermakmum kepada
orang yang sedang melaksanakan shalat wajib, padahal niat keduanya
berbeda -hal ini akan dijelaskan dalam pembahasan berikutnya-.
Begitu pula dalam hadits-hadits yang menerangkan tentang berbe-
danya dua niat, yaitu:
s, shalat orang yang melaksanakan shalat sunnah di belakang
orang yang sedang melaksanakan shalat wajib
Hal ini boleh dilakukan menurut kesepakatan ulama' dari kala-
ngan imam yang empat dan selain mereka, berdasarkan hadits-
hadits berikut:
443 Hadits shahih diriwayatkan oteh Bukhari (689), dan Muslim (411).
225
Ensiklopedi Shalat
1. Hadits AbuDzar dia berkata: Rasulullah ffi bersabda:
:'#. WJ1 j. ;"t*st :';;i;r;i a1; c,;s ri1 ei r5
:rgW;l*:tk" ,:G ;;U6 ':i lu ." W ,r;'s*st
+(.6f M&tqtx
"Apa yang komu laktkon jikn memiliki para pmnmpin yang mmgahhirknn
shalnt dai wahtunya, atau merekn mmmda shalat dari wakamya?" Saya
bertanya: "Apa yang mgknu perintahkan padakt, wahai Rasulullah?" beliau
mmjawab: "Hmdaklah mgkou melnhsannknn shalat padn waktunya! Jikn
mgkru mmdap atkan slulat ber s ama merekn, makn lakuknnlah slulat kembali
hormaslwlatymgmgkaulahhonbersamamsrekammjadisunruhbagimu.au
2. Hadits Yazid bin Al-Aswad dia berkata:
;r.z(J(-. -- n*:ri;'t k 45'^1; W,4t'{ 3V
--z
V
.1.'- .o
*2itui6.;=jre. / -o e,/,
I e*.i6Y;;rrr;tel::
t$t
tkt'; 6 ivt qbry k; t* ;*; q.,*,sr;; ;; tl;:-
a&J; rG a.6: i1 & iLi,t::;'t-rvt ttl trd {t
*;ir1 qtt eA;+ t4,'f *,*: *, dfu 6t'i;;;
"wC t-sl tirtt
Saya menunaikan ibadah haji bersama Nabi ffi, p.r*rai* ,oyo ,holot
SShubuh bersama beliau di masjid Khaif (di Mina -penj). Ketik'a
ffiRasulullah selesai melaksanakan shalat dan bubar, beliau melihat
dua orang laki-laki di pojok mosjid tidak melaksanahan shalat bersama
beliau, beliau ff, bersabdA: "BAwa kedua orang itu ke hadapanhu!"
Kemudian kedua orang itu dibawa ke hadapan Rasulullah ffi dalam
444 Hadits shahih dan periwayatannya telah disebutkan dalam bab'waktu-waktu dilarang melak-
sanakan shalat'.
226
Syarat Sah Shalat
keadaan gemetar kedua kahinyo. Lalu Nabi ffi bersabda: "Apa yang
menghalangi kalian ikut shalat bersama kami? Mereka berkata: Wahai
Rasulullah, sesungguhnya kami telah melaksanakan shalat dalam
perjalanan.' Nabi bersabda: Jangan lakukan hal seperti tadi!. Jika
halian telah melahsanakan shalat dalam perjalanan, hemudian h.alian
mendatangi masjid yang d,i dalamnya didirikan shalat berjamaah,
hendaklah enghau shalat bersama mereka, karena shalat yang engkau
lahukan bersama mereh.a adalah sunnah bagimu. aas
t Shalat w.aiib di belakang orang yang sedang rnelaksanakan
shalat sunnah Hal ini boleh berdasar hadits-hadits berikut:
1. Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah:
U;'?'r;'tt;41 l*t ,k*t C -t:;- oo jiG. :1L.r--ot a1
e)l;Jr dI }L
wBahwasanya Mu'adz bin Jabal melaksanahan shalat Isya' bersama
Rasulullah ffi, kemudian dia kembali kepada kaumnya, lalu melaksanakan
shalat tersebut bersama mereka. aa6
Sebagian perawi menambahkan:
!4'^."a:*e , ti. tr(: ti .
&S
7_P 4-i .,-a
!
Shalat yang dilakukan oleh Mu'adz bin Jabal baginya adalah sunnah,
sedangh.an bagi orang yang shalat bersamanya adalah wajib. aa7
Al-Hafizh berkata: "Hadits ini sebagai dalil atas keabsahan orang
yang melaksanakan shalat fardhu di belakang orang yang sedang
melaksanakan shalat sunnah, karena Mu'adz bin Jabal berniat
melaksanakan shalat wajib pada shalat pertama, sedangkan pada
445 Hadits shahih dan periwayatannya telah disebutkan dalam bab'waktu-waktu dilarang melak-
sanakan shalat'.
446 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (711), dan Muslim (465), dan lafadz hadits ini milik
Bukhari.
447 Sanad hadits ini dhaif diriwayatkan oleh Asy-Syafi'i di dalam Al-Umm (11173), dan Ath-Th-
ahawi (1/409), serta Daruquthni (11274), hadits ini mu'anan dari lbnu Juraij sedang dia ada-
lah mudallas. Al-Hafidz menshahihkan hadits ini di dalam Fathul Bari.
227
Ensiklopedi Shalat
shalat yang kedua dia berniat melaksanakan shalat sunnah. "Al-
Hafizh kemudian berdalil dengan tambahan riwayat di atas."
Saya (penulis) katakan: Kesimpulan Al-Hafizh di atas, yaitu hadits
tentang seorang laki-laki yang mengadukan Muadz bin Jabal kepada
Rasulullah ffi. Laki-laki itu berkata kepada Nabi ffi,
Ar{:y,€Au ;t'C;u1.lt:fi {"sd at
Sesungguhnya Mu'adz telah selesai melaksanakan shalat lryo' brrro*o i,
(Rasulullah), kemudian dia mmdatangi kaumnya kemudian memulai
shalatnya bersama mereha dengan membaca surat Al-Baqarah. aag
Dalam hadits ini diterangkan bahwasanya shalat yang dilakukan
oleh Mu'adzbinJabal bersama Rasulullah ffi adalah shalat Isya'.
2. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah, dia berkata:
"Rasulullah ffi melaksanakan shalat khauf pada waktu Zhuhur, maka
sebagian sahabat berbaris di belakang beliau dan sebagian yang lain
berbaris menghadap musuh. Lalu beliau shalat dua rakaat dengan orang-
orang yang berbaris di belakang beliau kemudian salam. Setelah itu
orqng-orang yang shalat bersama beliau mengganti barisan orang-orang
yang sedang menghadap musuh, kemudian orang-orang yang berbaris
menghadap musuh datang dan berbaris di belahang Nabi ffi. Kemudian
Nabi ffi shalat dua rah.aat bersama mereha lalu salam, sehingga Rasulullah
ffi melahsanakan shalat empat rahaat, sedangkan masing-masing barisan
sahabat melaksanah.an shalat dua rakaat." aae
448 Hadits shahih dan periwayatannya telah disebutkan di muka.
449 Rijal hadits ini tsiqah, diriwayatkan oleh Abu Daud (1248), dan dalam keterangan bahwa
Al-Hasan mendengar hadits ini dari Abu Bakrah terdapat perselisihan, karena Bukhari meri-
228
Syarat Sah Shalat
Imam Asy-Syaf i berkata di dalam Al-Umm (7/173): "Dua rakaat
gterakhir yang dilakukan oleh Nabi adalah sunnah baginya, sedangkan
bagi para sahabat beliau adalah wajib."
Oleh sebab itu, diperbolehkan bagi orang yang mendatangi jamaah
yang sedang melaksanakan shalat tarawih -sedang dia belum melak-
sanakan shalat Isya'- untuk ikut shalat bersama mereka dengan niat
shalat Isya'. Jika imam salam setelah mendapatkan dua rakaat, maka dia
berdiri untuk menyempumakan shalatnya sendirian. Atau dia berdiri
untuk menyempurnakan sisa shalatnya jika imam bangkit untuk dua
rakaat tarawih berikutnya dia bermakmum kepada imam kemudian salam
bersama imam. Carayangpertama adalah lebih utama. Wallahu a'lam.
t Shalat waiib di belakang shalat wajib yang lain. Eal ini ter-
dapat tiga keadaan, yaitu:
1. Jumlah rakaat kedua shalat wajib tersebut sama. Contoh: orang
yang mengqadha' shalat Zhuhur di belakang orang yang sedang
melaksanakan shalat Ashar atau Isya'. Hal ini diperbolehkan baginya
berdasar keumuman hadits-hadits yang telah disebutkan di muka.
2. Jumlah rakaat shalat wajib makmum lebih banyak daripada rakaat
imam. Contoh: orang yang melaksanakan shalat Zhuhur di belakang
orang yang sedang melaksanakan shalat Shubuh atau Maghrib. Hal
ini boleh baginya karena tidak adanya kewajiban kesamaan dua niat,
dan sebagai pengkiasan atas shalat orang yang masbuq atau mukim
di belakang orang yang sedang mengqashar shalat.
3. Rakaat makmum lebih sedikit daripada rakaat imam, hal ini tidak
diperbolehkan. Contoh: orang yang melaksanakan shalat Shubuh di
belakang orang yang sedang melaksanakan shalat Zhuhur, atau shalat
Maghrib di belakang shalat Isya'. Hal ini tidak boleh karena dalam
keadaan ini, dia menyelisihi imam dalam perbuatan-perbuatan yang
Nampak, baik dengan meninggalkan imamnya karena ingin salam, atau
menunggunya karena ingin salam bersamany4 atau dia berdiri bersama
imam karena ingin mengikutinya. Sehingga ia menambah jurnlah rakaat
shalatnya secara sengaja dan ini dapat membatalkan shalatnya.
wayatkan banyak hadits darinya dan itu tidak mungkin terjadi dalam satu pertemuan. Lihat
'Jami'ut Tahshil (1/1 63).
229
Ensiklopedi Shalat
Akan tetapi, bolehkah makmum tersebut menunggu sampai rakaat
imam sama dengan rakaat yang dikerjakannya, sehingga dia dapat
mengikuti imam dan salam bersamanya. Dalam hal ini terdapat pintu
ijtihad, Wallahu a' lam.
Shalat orang yang mukim di belakang orang yang mengqashar
shalat
Hal ini diperbolehkan baginya, dan wajib bagi orang yang shalat
secara sempurna (mukim) menyempurnakan sisa shalatnya setelah
imam salam, tanpa ada perselisihan di antara ulama.
Diriwayatkan dari Imran bin Hushai, o1,,, dia berkata:
r* .twlk 1Gs &tk,rW * *t l;'C J;y
J"\J,: ;i"; eV -rl tfu ;nt ;^r q ikt j#?rit,Mi ilI
"Saya ikut berperang bersama Rasulullah ffi dan menyaksihan pembebasan
Mekah bersamarrya, beliau tinggal di Mehah selama delapan belas hari
dan tidak melahsanakan shalat kecuali hanya dua rakaat (qashar), beliau
ff, bersabda: Wahai penduduk negeri (tvtekah), hendaklah kalian shalat
empat rakaat, karena sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sedang
melakukan p erj alanan." a 50
Hadits ini dhaif namun harus diamalkan, karena shalat diwajibkan
empat rakaat bagi orang yang mukim, dan tidak boleh meninggalkan
sedikit pun dari jumlah rakaatnya, sebagaimana halnya jika dia tidak
bermakmum di belakang musafir.
450 Hadits dhaif diriwayatkan oleh Abu Daud (1229).
230
Syarat Sah Shalat
eilat*.,:
Tidak disyaratkan niat qashar bagi orang yang ingin mengqashar
shalat,asl sebagaimana pendapat mayoritas para salaf, karena tidak
seorang pun yang meriwayatkan dari Nabiffi bahwasanya beliau
memerintahkan para sahabatnya untuk melakukan hal itu, baik niat
qashar maupun niat jama'. Para khalifahnya juga tidak memerintahkan
orang-orang yang shalat di belakangnya untuk melakukan hal itu,
padahal orang-orang yang diperintah -atau mayoritas dari mereka-
tidak mengetahuiapa yang dilakukan oleh imam. Ketika Nabiffi keluar
bersama para sahabatnya untuk menunaikan ibadah haji, beliau
melaksanakan shalat empat rakaat di Madinah, dan melaksanakan
shalat Ashar dua rakaat di Dzul Huloifah,as2 padahal banyak sekali
$orang yang bermakmum di belakang beliau tidak seorang pun
mampu menghitungnya kecualiAllah W -semuanya keluar untuk
ff.menunaikan ibadah haji bersama beliau Banyak di antara mereka
yang tidak mengetahui shalat safar, baik karena dia baru masuk lslam,
atau karena belum pernah melakukan safar, apalagi kaum wanita.
Di antara hadits yang menunjukkan bahwasanya beliau ffi shalat
qashar bersama para sahabatnya tanpa memberitahukan lebih dahulu
kepada mereka bahwa beliau akan mengqashar shalat, adalah hadits
Dzil Yadaini bahwasanya Nabi ffi salam setelah dua rakaat pada shalat
Zhuhur atau Ashar karena lupa. lalu Dzil Yadaini bertanya kepada
beliau, "Wahai Rasulullah, apakah shalat diqashar atau harena engkau lupa?'
beliau menjawab: "Saya tidak lupa dan shalat tidah diqashar." Dzil Yadaini
berkata: Tidah., wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lupd." nu,
Beliau ffi tidak mengatakan: Seandainya shalat diqashar, niscaya saya
memberitahukannya kepada kalian sehingga kalian berniat qashar.
451 Majmu' Fatawa (24121 ,10-105).
452 Hadits shahih.
453 Hadits shahih dan periwayatannya akan dijelaskan dalam bab'Sujud sahwi'.
231
Ensiklopedi Shalat
Saya (penulis) katakan: Manfaat dari hal ini adalah jika
seorang musafir shalat di belakang imam yang mukim (yang
mestinya empat rakaat -penj), kemudian dia melihat imam
mengqashar shalat, hendaklah dia salam bersama imam, dan tidak
disyaratkan baginya berniat qashar sebelum melaksanakan shalat.
Shalat orang yang mengqashar (musafir, dan lain-lain -penj.-) di
belakang orang yang menyempurnakan shalatnya.
Hal ini diperbolehkan baginya, akan tetapi pada saat itu hendaklah
seorang makmum menyempurnakan shalatnya empat rakaat, meskipun
dia bermakmum kepadanya hanya sebentar saja.
Dari Musa bin Salamah ,w, berkata:
#J!tb;.)t-tsrl$: 1- itt *i *,Iz,z ut 1c" *ow9..6_'AEa. J.t5 - t,
,o /
M, us r;1 ' -:;r E Ls
s-at
lir' *.JG J{rt!rt$, g.6t
Kami bersama lbnu Abba, di tutrkoh, hemudian saya berkata: " Sesungguhny a
hami shalat empat rakaat jiko bersama kalian, dan jika kami kembali
melakukan perjalanan, makakami shalat duarahaat." Ibnu Abbos berkata:
"Hal itu merupakan sunnah Abul Qashim !&.t' 4s4
Dari Ibnu Umar bahwasanya:
;r*sr,* ;|t;, 6;3 tit" t;r\# gei'e,* rit
r, maha dia shalaiempat rakaat,
dan jiha dia shalat sendirian, maka dia shalat dua rakaat." ass
Dari Abu Mljlaz, dia berkata: Saya bertanya kepada Ibnu Umar:
31 6{ u;;1
ari,llt
454 Hadits shahih diriwayatkan oleh Ahmad (11216), lbnu Khuzaimah (952), Baihaqi (3/1 53), dan
lihat Al-lnva' (3/21).
455 Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim (694).
232
Syarat Sah Shalat
*
/9., #_ :Jttj,!.-i :Ju fiql-L -C"
Ei,P.
Seorang musafir mendapatkan dua rakaat dari shalat orang-orang yang
mukim. Apakah dua rakaat itu sudah cuhup baginya, ataukah dia shalat
seperti mereka (empat rokaat)?" Abu Mijlaz berkata: lbnu Umar tersenyum
dan berkata: "Hendaklah dia shalat seperti shalat mereha." a56
Tidak boleh bermakmum di belakang orang yang melaksanakan
shalat yang gerakannya berbeda dengan gerakan shalat yang akan
dilakukannya. Seperti orang yang akan melaksanakan shalat Zhuhur
bermakmum kepada orang yang sedang melaksanakan shalat jenazah,
shalat kusuf,, atau yang lainnya, karena hal itu akan mengantarkan
dirinya kepada menyelisihi imam dalam gerakan-gerakan yang lahiriah
dalam shalat, dan hal itu tidak diperbolehkan.
@@@
456 Hadits shahih diriwayatkan oleh Baihaqi (31157), dan lihatAl-lrwa'(3122)
255
# Ensiktopedi Shalat
234
ffimf
\)
# Ensiktopedi Shalat
Tt ukun-rukun shalat adalah ucapan dan perbuatan yang di
l( atasnya dibangun hakikat shalat. Jika salah satu dari rukun
I. l-tersebut hilang, maka shalat tidak akan teralisasikan dan
tidak dianggap sebagai shalat menurut syar'i, dan ia tidak bisa diganti
dengan sujud sahwi.
f| nneninggalkan rukun dalam shalatasT:
Orang yang meninggalkan rukun shalat, tidak akan terlepas dari 2
keadaan:
1. Meninggalkannya dengan sengaja. Barangsiapa yang meninggalkan
salah satu rukun shalat dengan sengaja, maka shalatnya batal dan
tidak sah menurut kesepakatan para ulama'.
2. Meninggalkannya karena lupa atau tidak tahu.
Jika ia mungkin untuk menyempurnakan shalat dengan melakukan
rukun tersebut, maka itu adalah satu keharusan menurut kesepakatan
ulama. Jika tidak mungkin untuk melakukannya, maka shalatnya rusak
457 lbnu Abidin (11297,3'18), Ad Dds0qi (11239,279), dan KasyAlul Qona'(1/385,403).
236
Rukun,rukun Shalat
menurut pendapat Abu Hanifah. Adapun menurut jumhur: Rakaat yang
ia lupa salah satu rukunnya tidak bernilai, kecuali jika ia lupa melakukan
takbiratulihram, maka ia harus mengulangi dari awal, karena hakekatnya
ia belum melakukan shalat.
f] numn-Rukun Shalat:
*d Berdiri pada shalat fardhu bagi yang mampu
berdasar:
a. Firman Allah:
;f:'G !'t;trt
"Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan hhusyu'!" (QS. Al-
Baqarah l2l:238).
b. Sabda Nabi ffi terhadap Imran bin Husain,
* *rtu W l:'ytiw W lLykuk
"Lakukanlah shalat dengan berdiri, jika tidak mampu maka d.engan
duduk, jiha tidak mampu maka dengan berbaring." as8
c. Para ulama' telah bersepakat bahwa berdiri merupakan salah
satu rukun dalam shalat fardhu bagi siapa yang mampu melaku-
kannya. Mereka juga bersepakat bahwa orang yang sakit terbebas
dari kewajiban berdiri jika memang tidak mampu. Maka ia boleh
shalat dengan duduk. Demikian pula tidak harus berdiri bagi
orang sakit yang mampu berdiri, tetapi sangat sulit sekali untuk
melakukannya, atau dikhawatirkan penyakitnya semakin parah
atau kesembuhannya semakin bertambah lama. Dari Anas bin
Malik berkata: Nabi ffi terjatuh dari kuda sehingga betis kanannya
terluka. Kami pun masuk menjenguk beliau. Lalu tibalah waktu
shalat. Beliau melakukan shalat bersama kami dengan duduk, kami
pun melakukan shalat di belakang beliau dengan duduk pula."4se
458 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (1117), Abu Dawud (939), dan Tirmidzi (369).
459 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (378), Muslim (411) dengan lafadz darinya.
237
# Ensiktopedi Shatat,
Ibnu Qudamah berkata: "Lahiriah hadits ini menunjukkan bahwa
beliau bukan sama sekali tidak bisa berdiri, tetapi karena merasa sulit
berdiri, maka beliau tidak harus berdiri. Hal ini juga berlaku bagi selain
beliau." a6o
Beberapa Catatan:
1. Dibolehkan melakukan shalat sunnah di atas kendaraan saat bersafar,
baik bepergian dengan jarak yang jauh maupun jarak dekat. Tetapi
hal itu tidak dibolehkan bagi orang yang tidak bepergian. Hal ini
telah dibahas dalam pembahasan "Syarat menghadap kiblat".
2. Dibolehkan shalat sunnah dengan duduk -meskipun tidak ada udzur-
tetapi pahala shalat dengan berdiri lebih besar. Pahala shalat orang
yang duduk adalah separoh dari pahala orang yang shalat berdiri.
ti^:ti J:)ttfu rgyti;Ui tu F t'or*;
: t - a.. i i- _,."P: Y*"i . t j! Jri,
;i rtlis
dl.,aJr 4',ii -v w.b -6
y6tAe.;iu.teu,
Dari Imran bin Husain el, berkata , Soyo arrrorryo hepa'.da Rasulullah
ffitentang shalat seseorang dengan cara duduk. Beliau Mlalu bersabda:
"Jika ia shalat dengan duduk maka itu adalah lebih utama. Barangsiapa
yang melakukan shalat dengan duduk, maka ia mendapat setengah pahala
orang yang shalat dengan berdiri. Dan barangsiapa yang shalat dengan
berbaring, maka ia mendapat pahala setengahnya orang yang shalat
sambil duduh."a6l
Al-Khatabi berkata, "Maksud hadits ini adalah orang yang sakit
yang mampu menanggung rasa sakitnya, lalu shalat wajib dengan
berdiri meskipun dengan kesulitan. Beliau ffi menyatakan pahala
shalat (orang yang sakit tersebut) hanyalah setengah dari pahala
orang (yang sakit) yang shalat dengan berdiri. Beliau ffi bersabda
460 Al-Mughni (21571).
461 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (1115), Tirmidzi (371), Nasa'i (31223), lbnu Majah
(1231).
238
Rukun,rukun Shalat
demikian untuk menyemangati orang (yang sakit) tersebut untuk
shalat dengan berdiri, walaupun sebenarnya ia boleh shalat dengan
duduk."
Al-Hafizh (Ibnu Hajar) berkata,"Penafsiran di atas tepar."
it; k";J;';;;;;#i'";;ii;;;"il;,sabda Nabi ffi, (Barangsiapa melaksanakan shalat denga;n;;ti;du"ra, ml,ark,a
baghya setengah pahala orang yong melaksanakan shalat dmgan duduk).
Tidak seorang pun boleh melaksanakan shalat dengan berbaring
jika ia tidak mempunyai udzur -menurut pendapat jumhur-
walaupun shalat yangialakukan adalah shalat sunah. Sepanjang
sejarah Islam, tidak diketahui ada seorang pun yang dalam kondisi
sehat melaksanakan shalat dengan berbaring. Seandainya shalat
dengan berbaring bagi orang yang sehat itu disyariatkan, niscaya
kaum muslimin padazxtan Nabi l&dan masa-masa sesudahnya
melaksanakannya. Dan tentulah Nabi M juga melaksanakannya,
walau hanya sekali, untuk menerangkan kebolehannya.a'2
Anas telah berkata:
/,/\-, iJlJw,;; qo .t,,'irtl:b#l-r.-r-er n( *M,ytt Jt -r &
;;at;i* ,.t,:;;Jt ,)i .t,,ti)l
ffiRasulullah keluar mmuju orang-orang sedmghan mereho sedang shalat
dmgan duduk Gorma sakit) lalu beliau bersabda: "sesungguhnya shalat orang
yang duduk mmdapat pahnla setmgahnya orang yang shalat sambil berdiri.n463
Saya katakan: Demikianlah Khatabi membawa pengertian hadits ini
pada shalat wajib, dan Al-Hafizh Ibnu Hajar menganggap baik pendapat
Al-Khatabi tersebut. Adapun mayoritas ulama' membawa pengertian
hadits di atas pada shalat sunah, sehingga orang yang mempunyai udzur
dan orang yang tidak mempunyai udzur sama saja (boleh shalat sunah
462 Majmu' Fatawa, lbnu Taimiyah (231235).
463 Shahih: lbnu Majah (1229), Ahmad (31214), dengan ada tambahan padanya, dan lihat "Shifat
shalat Nabi" hal: 78.
239
Ensiklopedi Shalat
dengan duduk), karena hadits tersebut menunjukkan bahwa berdiri
dalam shalat sunah bukanlah sebuah rukun, melainkan kesunahan
saja. Pendapat mayoritas ulama' ini dikuatkan oleh hadits-hadits yang
smenyebutkan bahwa Nabi melaksanakan shalat sunah dengan duduk
di atas kendaraannya saat dalam perjalanan, berbeda dengan halnya
dengan shalat wajib. Hadits Anas juga tidak bertentangan dengan hadits
tersebut, karena keumuman hadits bolehnya shalat sunah dengan
duduk tidaklah menghalangi penyebutan sifat sakit dalam hadits Anas,
pun tidak bisa dikhususkan dengan sifat sakit tersebut. Hal ini telah
jelas. Wallahu a'lam-
Pemahaman secara umum ini dikuatkan dengan hadits bahwa Nabi
ffi melakukan shalat sunnah dengan duduk, sebagaimana pada hadits
Aisyah: "Ketika tubuh Nabi ffimulai gemuk dan terasa berat, kebanyakan
shalat beliau dilakukan dengan duduk.'a6a Demikian pula telah shahih
riwayat bahwa beliau ffi membuka shalat malam dengan berdiri,
kemudian duduk. Riwayat tersebut sebentar lagi akan disebutkan
secara lengkap.
Dr,r* eaf,ada."t:
Pertoma. Pahala orang yang shalat dengan duduk karena ada
halangan tidaklah terkurangi. Karena kebiasaannya adalah melakukan
shalat dengan berdiri, lalu ia terhalang karena sakit atau selainnya,
sehingga ia tetap mendapat pahala sempurna. Berdasarkan sabda
beliau ffi seperti disebutkan dalam riwayat Bukhari (2996):
W,:* k as y h;i # iv ii,-tr u
"Barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan maka pahaldnya tetap
ditulis seperti apa yang biasa ia lakukan sadt ia sehat dan menetap."
Kedua. Termasuk kekhususan Nabi ;W adalah pahala beliau ffi tidak
berkurang apabila melakukan shalat sunah sambilduduk meskitidak
ada halangan sesuatu pun
464 Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim (732).
465 Syarah Muslim lin Nawawi, dan Fathul Bari (1/460).
240
Rukun,rukun Shalat
Berdasarkan hadits Abdullah bin Amru yang berkata:
fU;'$u Jtr,.t3t *_tte; ;!.lt;\, JGWa,iti;li
,F G *t?; CY- Y,sta,*,i:r-* rs*U,3; aq Je
z' *tytWt-J?
aJ Jj;
*,-GVG,F.;t;r;"
, 4, lg:lu. t. y.u, e t J, iVr>"a,
oU *bt 1.
$vt
^s1-f"
Saya diberitahu bahwa Rasulullah ffi bersabda: "Shalatnya seorang
lelahi dengan posisi duduh bernilai setengahnya ordng yang shalat dengan
berdiri." Abdullah bin Amru berkata: Lalu saya mendatanginya dan
mendapati beliau shalat sambil duduh. Saya lalu meletakkan tanganku di
atas kepala beliau. Beliau bersabda, "Ada apa dmganmu w ahai Abdullah
bin Amru?" Saya menjawab, "saya diceritai ya Rasulullah, bahwa anda
bersabda: Shalatnya seseorang dengan duduk bernilai setengah dari shalat-
nya dengan berdiri, tetapi anda melahukan shalat dengan duduk. Beliauber-
sabda, "Benar. Tetapi saya tidah seperti salah seorang di antara kalian."a66
3. Dibolehkan mengawali bacaan dalam shalat sunnah dengan duduk
kemudian berdiri, menurut kesepakatan ulama'. Berdasarkan hadits
Aisyah:
y.;ri,tltty ,".q4t"r*u.q ;;:"ots M,^!t J;r:i
:* Fl;;" C E;'f ?.uA cr;t $ 4 -*,t 31'#.-J: b
+,hy.6tys)te
"Rasulullah M melakuhan shalat dengan duduk sembari membaca saot
dalam posisi duduk. Ketika bacaannya tersisa sekitar tiga puluh atau
empat puluh ayat, beliau lalu membaca dalam posisi berdiri. Kemudian
beliau melakuhan ruku' dan sujud. Kemudian beliau melakukan hol yang
sama pada rakaat kedua.uaqT
466 Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim (735), Nasa'i (1659),Abu Dawud (950).
467 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (1119).Muslim (731).
241
# Ensiktopedi Shatar
4. Dibolehkan juga mengawali bacaan saar shalat sunnah dalam posisi
berdiri kemudian duduk, berdasar hadits di atas.
5. Sifat duduk: Barangsiapayangmelakukan shalat sambil duduk maka
yang utama adalah melakukan shalat dengan posisi seperti duduk
tasyahud. Ia duduk iftirasy saar berdiri dan ruku', berdasarkan
keumuman hadits Imran w dan Aisyah w di atas. Karenayang
segera bisa dipahami dari kata duduk adalah posisi duduk yang bisa
dilakukan dalam shalat.
Meskipun demikian dibolehkan juga duduk bersila saat shalat, dpa-
lagi saat ada halangan. Hal ini telah ada riwayat dari Nabi ffia68 dan
dari sebagian sahabat beliau.a6e
Adapun posisi menyelonjorkan kaki ke depan saat duduk dalam
shalat maka hal ini tidak boleh, kecuali ada udzur.
6. Dibolehkan shalat sambil berbaring karena ada udzur. Sama saja
apakah pada shalat fardhu atau shalat sunnah, jika memang tidak
mampu duduk. Adapun berbaring dalam shalat sunnah tanpa ada
udzur, maka menurut jumhur tidak diperbolehkan karena tidak
ada satu pun riwayat dari Nabi ffi atau dari salah seorang sahabat
beliau bahwa beliau pernah melakukannya meski hanya sekali. Saya
katakan: Jika ada yang berpegangan pada lahiriah hadits Imran, "Ddn
barangsiapa y ang shalat sambil berbaring maha ia mendapat setengah pahala
dari orang yang shalat sambil duduk.", apakah hadits ini bisa menjadi
dalil baginya untuk melakukan shalat sunah dengan berbaring saat
ia tidak mempunyai udzur? Pendapat yang lebih benar adalah bisa.
Ini merupakan pendapat Ibnu Hazm dalam kitab Al-Muhalla (3/
56) dan dinyatakan sebagai pendapat yang lebih kuat oleh Ibnu
Utsaimin dalam Al-Mumti' (4/113).
7. Sifat berbaring: Barangsiapa yang shalat dengan berbaring, maka
disunnahkan untuk berbaring di atas tubuhnya yang sebelah kanan
dengan wajah menghadap ke kiblat, karena ini merupakan posisi
yang disunnahkan dalam tidur. Juga berdasar hadits Aisyah:
468 Nasa'i (3/224), lbnu Khuzaimah (21236)dan Baihaqi (2/305) lihat "Sifat Shalat Nabi" hal: 80.
469 Da riwayat dari lbnu Umar dalam "Al-Mushannif lbnu Abi Syaibah" (21220).
242
fAfiRukun,rukun Shalat
v ;t #eIt j
u:.* ^t ne z , r-it, t, o bs
',"a-JJl 4--r!
,st "ri*: l)
"Adalah Rasulullah ffi mendahuluhan anggota tubuh bagian kanan saat
memakai sandal, berjalan, bersuci, dan dalam segala t)rusan."471
Jika ia tidak mampu berbaring kecuali dengan posisi tertentu, maka
posisi tersebutlah yang harus ia lakukan. Wallahu a'lam.
t Berdiri dalam shalat fardhu di dalam pesawat atau kapal
laut
Barangsiapa berada di dalam pesawat udara atau kapal laut maka ia
wajib berdiri-dalam shalat fardhu- jika memang mampu. Jika ia takut
jatuh atau tenggelam dan semisalnya, berarti ia tidak mampu berdiri.
Maka ia boleh melakukan shalat dengan duduk, dengan memberi isyarat
mengangguk saat ruku'dan sujud. Nabi S telah ditanya tentang shalat
di atas kapal, lalu beliau ffi bersabda:
"shalatlah padanya dengan berdiri, kecuali jika engkau takut tenggelAm.'47|
t Bersandar pada sesuatu saat berdiri
Barangsiapa melakukan shalat sambil bersandar pada tembok atau
tongkat dan semisalnya, jika karena ada udzur, maka ulama' sepakat
tentang kebolehannya, karena memang ia membutuhkannya. Allah ue
telah berfirman:
t
u irjl LriiU
"Bertakwalah kepada Allah sekuat kemampuan kalian!" (QS. At-Taghabun
[6a]: 16).
Dari Ummu Qais binti Mihsan: "Ketika usia Rasulullah g semakin
tua dan tubuhnya semakin gemuk, beliau mengambil satu tiang di
tempat shalat beliau, yang beliau gunakan untuk bersandar."aT2
470 Shahih: sudah ditakhrij.
471 Dishahihkan Al-Albani: Bazzar (68) dan selainnya, lihat shifat shalat Nabi hal 79.
472 Dishahihkan Al-Albani: Abu Dawud (948), Baihaqi (21288), Hakim (1i264), dan lihat "As Sha-
243
Ensiklopedi Shalat
1) Jika shalat di belakang imam yang duduk karena ada
udzur
Maka makmum juga melakukan shalat dengan duduk, menurut
pendapat terkuat sebagaimana yang akan diterangkan dalam bab "shalat
berjamaah".
-d Takbiratul ihram
Takbiratul ihram merupakan salah satu rukun shalat menurut
kesepakatan ulama, berdasarkan:
1. Sabda Nabi ffi:
\,:_.r.i:r qLX; $tr 6--i, :fit ;>,2r ?\_t^
"Kunci shalat adalah suci, pembukaannya adalah takbir, dan penutupannya
adalah saldmtt4T3
2. Sabda Nabi ffi terhadap orang yang shalatnya tidak bagus,
. ::* 6Y;Jt t'
.JliJ ti!
"Jika engkau hendak melakukan shalat maka bertak61r1o1,,. . .."irn
3. Dan dalam sebuah lafal dalam hadits orang yang shalatnya tidak
bagus,
;i'|t'*V;. *$| ,
fur; {l>u; ij- J'v v ii1
-' " u,. ,ultv'.,.t
l' _
I2
, '-F'/"6l..lJt
:J3'a
"Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang shalatnya dianggap sempurnq
sehingga ia berwudhu dahulu, ia menempatkan wudhu pada tempatnya,
lalu berkata: Allahu Akbar.t4Ts
hihah" (319).
473 Dishahihkan Al-Albani: Abu Dawud (61), Tirmidzi (3), dishahihkan dalam Al-lniva' (301), dan
ada yang tidak setuju.
474 Shahih: telah ditakhrij.
475 Dishahihkan Al-Albani: Thabrani (5/38) dan lihat Sifat Shalat Nabi hat 86.
244
Rukun,rukun Shalat
4. Dari Aisyah, berkata:
it
dul J,-j Js
"Adalah Rasulullah ffimembuka shalat dengan tahbir.'a76
Thkbir yang dimaksud di sini adalah takbir yang telah dikenal dan
diriwayatkan ummat dari satu generasi ke generasi dari para salaf
dari Nabi ffi bahwa pada setiap memulai shalat mengucapkan
"Allahu Akbar", bukan ucapan lainnya, meskipun hanya sekali
saia'tt477
Maka untuk memulai shalat tidak sah kecuali dengan ucapan
"Allahu Akbar". Inilah pendapat Tsaury, Malik, Ahmad dan Asy-
Syaf i (namun Asy-Syaf i: memperbolehkan dengan ucapan:
Allahu Al-Akbar, dan pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu
Mas'ud. Sedangkan Abu Hanifah menyelidihinya, ia berkata:
Shalat bisa dimulai dengan semua nama Allah yang penting
dengan mengagungkan-Nya. Seperti: Allahu Al-Adzim, Allahu
Al-Kabir, Allahu Al-Jalil atau jalil, atau Subhanallah, atau
Alhamdulillah dan semisalnya. Ia berkata: Semua itu termasuk
dzikir, Ia mengqiyaskan dengan khutbah yang lafadznya tidak
ditentukan. Tidak diragukan lagi bahwa qiyas yang bertentangan
dengan nash adalah qiyas yang rusak. Maka pendapat yang benar
adalah pendapat jumhur. 478
tr) Tidak sah mengucapkannya kecuali dengan bahasa Arab
bagi yang marnpu,
Ucapan takbir tidak sah kecuali dengan bahasa Arab, bagiyangmam-
pu melakukannya karena Nabi ffi selalu mengucapkan takbir dengan
bahasa Arab, dan tidak pernah sekalipun beliau melakukan cara lain.
Beliau ffi bersabda:
9t_,
;t;1 ,t_#_Trw trw
476 Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim(498).
477 Tahdzibus Sunan, karya lbnu Qayyim (1/49).
478 lbnu Abidin ('11442), Al-Mudawwanah (1162), Al-Umm (1/100), Al-Majmu' (3/233), dan Al-
Mughni (1/333).
245
# Ensiktopedi Shalat
" Lakukanlah shalat sebagaimana kalian melihatku shalat.uaTe
Adapun orang yang tidak mampu bertakbir dengan bahasa Arab,
maka kewajibannya adalah mempelajarinya -dan ia adalah perkara
yang mudah-. Jika ia takut waktu shalat habis sebelum sempat belajar,
atau betul-betul tidak bisa takbir dengan bahasa Arab, maka ia boleh
bertakbir dengan bahasanya sendiri. Wallahu a'lam.
G Membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat:
MembacaAl-Fatihah merupakan rukun pada setiap rakaat baik shalat
fardhu atau sunnah, baik shalat jahriyah ataupun shalat sirriyah. Ini
merupakan pendapat Ats-Tsauri, Malik, Asy-Syaf i dan Ahmad menurut
riwayat yang mashur dari beliau. Dan pendapat ini diriwayatkan dari
Umar bin Khattab dan Utsman bin Abil Ash. 480
Dalilnya adalah:
1. Hadits Ubadah bin Shamit bahwa Nabi S bersabda:
..,t3Jl ;;t; I.:. :J;y-', )
. Yt j3_\. v
"Tidak dianggap shalat bagi orang yang tidak membaca surot Al-Fatihah.'481
2. Hadits Abu Hurairah bahwa Nabi g bersabda:
et eug6 )"c* I iy;ua-c jiSJl ;Aq -t"+ Y;:
"Barangsiapa ydng melakuhan shalat dengan tidak membaca surat Al-
Fatihah padanya, maha shalatnya cacat, cacat, cacat tidah sempurna.r482
Shalat yang kurang maka hakekatnya tidak disebut shalat. Yang
menunjukkan bahwa maksud kurang di sini adalah tidak sahnya
shalat, adalah akhir hadits yang diriwayatkan Muslim; Abu Saib
berkata: Saya tanyakan kepada Abu Hurairah; " Saya terkadang shalat di
479 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (63'l ), Ahmad (5/53) dari hadits Malik bin Huwairits.
480 Al-Mudawwanah (1i66), Al-Umm (1/93), Al-Majmu'(3i285), Al-Mughni (1/343) dan Al-Ausath
(3/101).
481 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (756), Muslim (394) dan selain keduanya.
482 Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim (41), Abu Dawud (821), An-Nasa'i (21135), Tirmidzi
(312), dan lbnu Majah (838).
246
Rukun,rukun Shalat
belahangimam? Abu Hurairah lalu menggamit lenganku dan berkata:
"Bacalah ia pada dirimu sendiri."
3. Pada riwayat Rifa'ah bin Rafi' pada hadits "Orang yang shalatnya
jelek" Nabi g; bersabda kepadanya; "...Kemudian bacalah ummul
Qur'an kemudian bacalah apa yang hamu suhai.. kemudian lakuhanlah hal
tersebut pada setiap rahlat."a83
Abu Hanifah berpendapat -dan juga satu riwayat dari Ahmad- bahwa
membacaAl-Fatihah bukan fardhu 'ain. Ia boleh juga digantikan dengan
ayat Al-Qur'anyang lain. Dalil pendapat ini:
1. Firman Allah: "Maka bacalah dpa yang mudah bagimu dari Al-Qur'an...
bacalah apd yang mudah darinya" (QS. Al-Muzammil l73l: 20).
Alasan ini dibantah: bahwa ayat yang mulia ini mengandung
kemungkinan bermakna: Al-Fatihah dan ayat yang mudah
bersamanya, atatJ kemungkinan ayat ini turun sebelum turunnya
surat Al-Fatihah, karena ia turun di Mekah dan Nabi ffi sedang
melakukan shalat malam, kemudian Allah hapus hukumnya dengan
turunnya Al-Fatihah.
2. Pada hadits Abu Hurairah tentang cerita orang yang shalatnya tidak
baik, Nabi ffi bersabda:
in.l-Ftol .f -$Y'r;t'C
"Kemudian bacalah apa yang mudah bagimu untuh di baca dari Al-
Qur'anltt484
Alasan ini bisa dibantah: bahwa sabda Nabi ffi 'apa yang mudah'
adalah lafal global (mujmal) yang telah diperinci (muboyyan),lafal
bebas tak terikat (mutlah) yang telah ada ikatannya (muqayyad) dan
lafal yang belum jelas maknanya (mubham) yang telah dijelaskan
maknanya (mufassar), yaitu oleh lafal 'bacalah dengan Ummul
Qur'an (Al-Fatihah)' -jika riwayat ini shahih-, karena surat Al-
Ahmad (18225), sabda beliau (bacalah ummul Qur'an) cacat hanya diriwayatkan sendirian
oleh lshaq bin Abdullah, sebagaimana ditulis oleh Syaikh kami Abu Umair -semoga Allah
menjaganya- dalam Syifail 'ay" (11192).
Shahih: telah ditakhrij.
247
# Ensiktopedi Shatar
Fatihah adalah surat yang mudah dihafalkan oleh kaum muslimin.
Adapula ulama' yang mengkompromikan sabda Nabi ffi ,apa. ydng
mudah'adalah (ayat atau surat) tambahan setelah Al-Fatihah.
3. sekiranya Al-Fatihah adalah rukun, rentu wajib mempelajarinya dan
Nabi tidak membolehkan mengganti dengan selainnya -saat ada
halangan- sebagaimana beliau sabdakan dalam hadits orang yang
tidak baik shalatnya: "Jiha engkau memiliki hafalan Ar-eur'an, (maki
bacalah!). Namun jika tidak maha bertahmidlah...'4ss
Argumentasi ini bisa dibantah bahwa hal inilah yang wajib ia
lakukan saat ia tidak memiliki sedikit pun hafala, Al_qrr,rr.
Lagipula, hal itu bisa khusus dibatasi hal untuk orang yang
tidak mampu belajar Al-eur'an, sebagaimana disebutkan pada
hadits Abu Aufa: Bahwa seorang lelaki berkata: "ya Rasulullah,
sesungguhnya saya tidak mampu mempelajari sedikit pun dari
ayat Al-Qur'an, maka ajarilah aku sesuatu yang mencukupiku
untuk shalat!" Maka beliau bersabda: ucapkanlah subhanillah,
walhamdulillah, wa Lailaha illallah, wallahu ahbar, wala haula wala
quww ata illa billah.' 486
r"iJ.", ri;rk;i'ilt* i"ei u"r,*"
pendapat mayoritas ulama'lah yang lebih kuat, dan inilah pendapat
yang harus dipegangi. Maka tidaklah sah shalat yang di dalamnya
tidak dibacakan surah Al-Fatihah, bagi orang yang mampu
menghafalnya, berdasar hadits ubadah bin Shamit di atas. Hal ini
tidak bisa digunakan dalil-dalil yang diajukan oreh Abu Hanifah,
karena ia -minimal menyebutkan tambahan sifat di atas'dyat ydng
mudah dibaca'dan hadits 'orangyang buruk shalatnya,, sehinggi
tambahan tersebut harus diterima.
Jika dhahir hadits-hadits di atas digabungkan dengan hadits Abu
ffiQatadah, 'Bahwa Nabi senantiasa membaca Ar-Fatihah pada setiap
raka'At', kemudian sabda Nabi g; dalam hadits brang ying burui
shalatnya,' lalu kerjakanlah hal itu dalam setiap shalatmu!,, Dibawa pad,a
485 Hadits shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud (756).
486 Dihasankan Al-Albani: Abu Dawud (832) dan selainnya, lihatAl-1rua,(303).
248
Rukun,rukun Shalat
pengertian setiap raka'at dalam shalat, maka gabungan semua hadits ini
menunjukkan bahwa membaca Al-Fatihah adalah rukun dalam seriap
rakaat. Tidak ada bedanya antara imam dengan makmum, baik dalam
shalat jahriyah yang imam membaca keras maupun shalat sirriyah yang
imam tidak mengeraskan bacaaan. Hal ini akan diuraikan lebih lanjut
pada pembahasan selanjutnya.
$' Membaca Basmalah Di .f,wal Al-Fatihah
Para ulama' berbeda pendapat tentang membaca basmalah di awal
Al-Fatihah, sebagai akibat dari perbedaan pendapar mereka apakah
basmalah termasuk bagian dari surat Al-Fatihah atau bukan?
Pendapat yang lebih benar adalah basmalah merupakan ayar Al-
Qur'an seluruh surat dalam Al-Qur'an (selain At-Thubah -penj), karena
ia ditulis dalam mushaf. Sekalipun -menurur pendapat yang lebih kuat-
basmalah salah satu ayat dari surat Al-Fatihah. Oleh karenanya, wajib
membaca basmalah sebelum membaca Al-Fatihah, sebagaimana pen-
dapat mayoritas ulama. Wallahu a'lam.
# Orang yang tidak mampu menghafal surat trl-Fatihah
Al-Khatabi berkata, "Pada dasarnya, shalat tidak sah kecuali dengan
membaca surat Al-Fatihah. Masuk akal bahwa kewajiban membaca Al-
Fatihah adalah atas orang yang (mampu) membacanya, bukan pada
orang yang (tidak mampu) membacanya. Jika orang yang shalat tidak
mampu membaca Al-Fatihah, namun ia mampu membaca ayat (surat)
lainnya, maka ia wajib membacanya sejumlah tujuh ayar, karena dzikir
yang paling utama setelah Al-Fatihah adalah ayat Al-Qur'an lainny ayang
semisal dengan Al-Fatihah. Adapun jika ia tidak mampu mempelajari
Al-Qur'an sama sekali, karena tabiat (fisiknya) yang lemah, atau
buruk hafalannya, atau lisannya sulit melafalkan lafal Arab, atau cacat
lainnya maka dzikir yang paling utama setelah Al-Qur'an adalah dzikir-
dzikir yang diajarkan oleh Nabi ffi berupa tasbih, tahmid, tahlil, dan
seterusnya.
Saya (penulis) katakan: Dzikirnya adalah sebagaimana diajarkan
Nabi ffi kepada orang yang tidak mampu menghafal Al-Fatihah, yaitu:
"Katakanlah:
249
Ensiklopedi Shalat,
,; .i\liy,tS ,s;..ti i:sr, ,utif if yi 'r;Aru ,ur ou*
6
4-)lJt
"Maha Suci Allah, segalapujibagi Allah, tiadoilahyanghaq selain Allah, Allah
Maha Besar, tiada daya dan hekuatan, kecuali dmgan pntolongan Allah'.487
Ruku' Disertai dengan Tuma'ninah
",&
Ruku' merupakan salah satu rukun shalat menurut kesepakatan
ulamaa88. Dalilnya adalah:
1. Firman Allah:
fU'$jt €,V6rr b $rr U"r,Jr-, GSrt gA 6-it 6: u-
:';r,x
"Wahai orang-ordng yang beriman, ruku'lah dan bersujudlah. . . " (QS. Al-
Hajj l22l:77).
2. Sabda beliau ffi terhadap orang yang shalatnya tidak baik:
q;'W,*€"'C
"Kemudian ruhu'lah sehingga enghau tuma'ninah dalam ruhu.r4se
3. Rasulullah ffi selalu melaksanakan rukuk pada setiap raka'at di
setiap shalat, dengan mengingat sabda beliau:
!tv\ | ": . t
G-.#Yrwtrw
"Shalatlah kalian sebagaimana melihat aku shalat." aeo
Batas minimal ruku'yang dianggap mencukupi adalah: Hendaknya ia
membungkuk dimana tangannya memegang dua lututnya, ada juga
487 Dalam hadits dari Abdullah bin Abi Aufa, HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa'i. Dishahihkan
oleh lbnu Hibban, Ad-Daruquthni, dan Al-Hakim.
488 Maratibul ljma'karya lbnu Hazm, hal.26.
489 Shahih: sudah ditakhrij.
490 Shahih: telah ditakhrij.
250
Rukun,rukun Shalat
yang berpendapat: hendaknya ia membungkuk yang lebih mendekati
kesempurnaan ruku' daripada mendekati kesempurnaan berdiri.
Adapun tentang tuma'ninah, adalah berdasarkan sabda beliau S:
ry "f r-',,,-,.'n.,11 6- C"),r"'!.
"Kemudian ruku'lah sehingga engkau ruku' dengan tumd'nindh."
Juga berdasar sabda beliau:
:ia-l(i frt €'{P'd;; ,yst:fu:6;Jn
"Tidaklah sah seseorang yang tidak meluruskon punggungnya pada waktu
ruku' dan sujud."ae'
Tuma'ninah merupakan rukun dalam ruku' -dan sujud- menurut
jumhur, kecuali Abu Hanifah. ae2
Jadi tuma'ninah dianggap terealisir jika: Ia dalam posisi tenang
sehingga persendiannya tenang, sebagaimana sabda Nabi ffi kepada
orang yang shalatnya tidak bagus: "shalat kalian tidah sempurna sampai
kalian menyempurnakan wudhu.... kemudian ia ruku' dengan meletakhan dua
telapah tongannya pada dua lututnya sehingga ruas persendiannya tennng"ae3
Ada ulama'yangmengatakan: sekakar dengan lamanya membaca dzikir
yang diwajibkan dalam ruku'.
*& f'tiaal setelah Ruku'Diseftai dengan Tuma'ninah
Berdasarkan sabda Nabi ffi kepada orang yang shalatnya tidak bagus:
...Kemudian bangkitlah sampai engkau dalam posisi tenang berdiri."
Dalam hadits Abi Humaid- pada sifat shalat Nabi ffi-: "Apabila
beliau mengangkat kepalanya maka sampai tegak sehingga setiap ruas
persendian kembali ke tempatnya semula.r'4e4 beliau M, juga bersabda:
"shalatlah halian sebagaimana kalian melihat saya melahukan shalat."
491 Shahih: Nasa'i (2/'183), Tirmidzi (264), Abu Dawud (840), dan lbnu Majah(870).
492 Al-Mabsut (1/21), Al-Mudawwanah (1171), Al Majmu' (3/407) dan Al Mughni (1/360).
493 Hadits shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud (859), Nasa'i (2/20), Tirmidzi (302), dan lbnu
Majah (460).
494 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (828).
251
Ensiklopedi Shalat
Dan termasuk dalam rukun i'tidal ialah bangkit dari ruku' karena
beliau selalu melakukan hal tersebut.
d Sujud Disertai dengan Tuma'ninah
Sujud dalam setiap raka'at sebanyak dua kali termasuk rukun shalat
menurut ijma'. Adapun dasarnya adalah:
1. Firman-Nya:
;it6'xi;r, GSrt 65 6: u"
"Wahai orang-orang yang beriman, ruku' dan sujudlalr." (QS. Al-Hajj
L22l: 77).
2. Sabda beliau ffi terhadap orang yang shalatnya tidak bagus: "Kemlt-
dian sujudlah sampai tenang sujudmu."
Juga sabda beliau ffi,
"Tidoklah shalat seseorang yang tidak meluruskan tulang punggungnya
dalam ruku' dan sujud."aes
3. Sabda beliau ffi:
c:. at,:.a6 u.3,lt'u'^ii J;-l a>*,t
"l
"Tidak dianggap shalat bagi orang yang tidak menetapkan hidungnya ke
tanah sebagaimana dahinya menetop ke tanah."ae6
4. Sabda beliau ffi:
.;y brit.:r*$ Ysiry',rifur,'t;t t;:
S6; .J!,4L-re -.L.i'
Fw6t\, p,srY
"sempurnahanlah ruku' dan sujud,! Demi Allah yang jiwaku berada di
tangan-Nya, sesungguhnya saya bisa melihat halian dari belakang pung-
495 Shahih: telah ditakhrij.
496 Dishahihkan Al-Albani: Daruquthni ('l1348) dan lihat Shifatu Shalat hal: 142.
252