1 SANTO-SANTA PELINDUNG LINGKUNGAN GEREJA ST. THERESIA, BONGSARI
2 Daftar Isi KATA PENGANTAR ................................................................................................... 4 I. WILAYAH BOJONGSALAMAN........................................................................... 5 ST. PETRUS (29 Juni)............................................................................................. 5 ST. FRANSISKUS ASISSI (4 OKTOBER)............................................................. 7 ST. YOHANES RASUL ( 27 DESEMBER)............................................................ 9 II. WILAYAH BONGSARI BARAT ..........................................................................11 PAUS PIUS XII (2 MARET)..................................................................................12 SANTO PAUS YOHANES XXIII (25 NOVEMBER) ............................................13 III. WILAYAH BONGSARI TIMUR...........................................................................14 PAUS GREGORIUS I (3 SEPTEMBER)................................................................14 PAUS LEO AGUNG (10 NOVEMBER) ................................................................15 PAUS MARTINUS I (13 APRIL)...........................................................................16 PAUS PIUS XI (6 FEBRUARI)..............................................................................17 PAUS YOHANES PAULUS I (18 MEI).................................................................18 IV. WILAYAH CABEAN ............................................................................................20 SANTO LUKAS (18 OKTOBER)..........................................................................20 SANTA AGATHA (5 FEBRUARI)........................................................................21 SANTO YUSUF (17 MARET)...............................................................................23 V. WILAYAH GISIKDRONO ....................................................................................25 SANTO ALBERTUS (15 NOVEMBER)................................................................25 SANTA BERNADET (16 APRIL)..........................................................................27 SANTO BONIFASIUS (5 JUNI)............................................................................29 SANTO NIKOLAS (6 DESEMBER)......................................................................30 SANTO TIMOTIUS (26 JANUARI) ......................................................................31 VI. WILAYAH KALIBANTENG KIDUL....................................................................32 SANTO AGUSTINUS (27 MEI) ............................................................................32 SANTO GREGORIUS VII (25 MEI)......................................................................33 SANTO TITUS (26 JANUARI)..............................................................................36 SANTO MARTINUS I (11 NOVEMBER) .............................................................37 SANTO MARTINUS II (11 NOVEMBER)............................................................38 VIII. WILAYAH MANYARAN....................................................................................39 SANTO DOMINIKUS (2 APRIL)..........................................................................39 SANTO STEFANUS (26 DESEMBER) .................................................................41
3 SANTA VERONIKA (12 JULI)............................................................................42 SANTA ANGELA (27 JANUARI) .......................................................................43 SANTA ANNA (26 JULI) ....................................................................................45 SANTO IGNATIUS DARI LOYOLA (31 JULI)...................................................46 IX WILAYAH SALAMAN MLOYO ..........................................................................47 SANTO FRANSISKUS XAVERIUS (3 Desember)................................................47 SANTA MONIKA (27 Agustus).............................................................................49 SANTO YOHANES PEMBAPTIS ........................................................................50 X. WILAYAH PANJANGAN ......................................................................................52 SANTO JOHANNES DE BRITTO (4 FEBRUARI)................................................52 SANTO FILIPUS (3 MEI)......................................................................................52 SANTA MARIA (1 JANUARI).............................................................................54 SANTA MIKHAEL (29 SEPTEMBER) .................................................................55 ST TERESA DARI KALKUTA (26 AGUSTUS)....................................................58
4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah menginspirasi kami dalam penyusunan buku riwayat hidup santo-santa pelindung lingkungan-lingkungan Gereja paroki St. Theresia, Bongsari. Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk mempermudah umat menemukan riwayat hidup santo-santa pelindung lingkungannya sehingga dengan demikian umat dapat membaca dan mengenali para santo-santa pelindung tersebut. Buku ini disusun sebagai bentuk persembahan atas terlaksananya KKNRP angkatan pertama, mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik St. Fransiskus Asisi, Semarang, atas nama : Verena Septiana, Fransiska Epilia, Victor Jendade Araujo, Yesika Sara Dewantari, Theresia D. Rosa N. Elsa. Penyusunan buku ini atas permintaan dari Pastor kepala paroki St. Theresia Bongsari, Rm. Eduardus Didik Chahyono W.,SJ. Semoga buku ini bermanfaat bagi umat serta semua pihak yang ingin mengenal lebih dalam para santo- santa pelindung secara khusus umat paroki St. Theresia, Bongsari. Akhirnya kami memohon maaf sebesar-besarnya atas kekurangan dan keterbatasan kami dalam penyusunan buku ini. Berkah Dalem! Semarang, 14 Desember 2022 Tim Penyusun
5 I. WILAYAH BOJONGSALAMAN ST. PETRUS (29 Juni) Petrus adalah pemimpin para rasul dan paus kita yang pertama. Nama asli rasul besar ini adalah Simon, tetapi Yesus mengubahnya menjadi Petrus, yang artinya batu karang, yang mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan gereja-Nya di atas Petrus. “Engkaulah Petrus,” kata Yesus,”Dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.” Petrus adalah seorang sederhana yang giat bekerja. Ia murah hati, jujur, polos seperti anak kecil dan amat dekat dengan Yesus. Namun, Petrus juga seorang yang penakut. Beberpa kali Injil mencatat sifat Petrus yang satu ini. ketika melihat Yesus berjalan diatas air, Petrus dengan penuh iman berseru: ….”Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air. Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus (Mat.14:28) Namun ketika merasakan diniginnya tiupan angina yang menerpa wajahnya, dan melihat gelombang disekelilingnya; Petrus mulai takut. Imannya yang tadi bernyala- nyala seketika padam. .…Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” (Mat.14:30). Dan diatas sikap penakut dan kurang percaya itu Petrus mendapat sebuah teguran dari Yesus. ….”Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: ”Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (Mat 14:31). Ketika Yesus ditangkap, sekali lagi Petrus ketakutan. Saat itulah ia berbuat dosa dengan menyangkal Kristus sebanyak tiga kali. Petrus kemudian menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati. Ia menangisi penyangkalannya sepanjang hidupnya. Yesus mengampuni Petrus. Sesudah kebangkitan-Nya, Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus,”Apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus,”Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi engkau.” Dengan lembut Yesus berkata, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Yesus mengatakan kepada Petrus untuk mengurus Gereja-Nya, sebab Ia akan naik ke Surga. Yesus menetapkan Petrus sebagai pemimpin para pengikut-Nya. Pada hari Pentakosta Petrus dan para rasul lainnya menjadi penuh dengan kuasa Roh Kudus. Mereka berkata-kata dalam bahasa roh sehingga membingungkan orang-orang yang melihat mereka. Maka bangkitlah Petrus dan menyampaikan kotbahnya yang pertama setelah kebangkitan Yesus. Para pendengarnya begitu terkesima dengan kata-kata nelayan dari Galilea ini; yang penuh hikmat dan kuasa. Dalam hari itu juga mereka memberikan diri untuk dibabtis. Jumlah orang yang dibabtis pada hari itu sungguh luar biasa; tiga ribu orang. (Kis.2:14-41).
6 Di kemudian hari Petrus pergi mewartakan kabar gembira hingga ke kota Roma, kota terbesar dan juga ibukota dari Kerajaan Romawi. Petrus tinggal disana dan mempertobatkan banyak orang. Ketika penganiayaan yang kejam terhadap orangorang Kristen dimulai, umat memohon pada Petrus untuk meninggalkan Roma dan menyelamatkan diri. Dan sekali lagi Petrus ketakutan. Menurut tradisi, ia memang sedang dalam perjalanan meninggalkan kota Roma ketika ia berjumpa dengan Yesus di tenagh jalan. Petrus bertanya kepadaNya,”Domine, Quo Vadis…? (Tuhan, hendak ke manakah Engkau pergi)” Yesus menatpnya dan menjawab, “Aku hendak ke Roma untuk disalibkan lagi...” Dan Petrus yang malang seketika jatuh tersungkur di kaki Yesus dan menangis tersedu-sedu. Sama seperti saat ia menangisi penyangkalannya di Yerusalem puluhan tahun yang lalu, Petrus kini kembali harus menyesali rasa takutnya. Dengan berderai airmata ia berbalik dan kembali ke kota Roma. Kembali ke Roma, Paus kita yang pertama ini segera ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Karena ia seorang Yahudi dan bukan warga negara Romawi, sama seperti Yesus, ia dapat disalibkan. Petrus kini sudah menguasai rasa takutnya. Kali ini ia tidak lagi menyangkal Kristus. Ia tidak lagi melarikan diri dan siap untuk wafat sebagai saksi Kristus. Petrus minta agar ia disalibkan dengan kepalanya di bawah, sebab ia merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Para prajurit Romawi tidak merasa aneh akan permintaanya, sebab para budak disalibkan dengancara demikian. St. Petrus wafat sebagai martir di Bukit Vatikan sekita tahun 67. Pada abad keempat, Kaisar Konstantinus membangun sebuah gereja besar di atas tempat sakral tersebut. Penemuan- penemuan kepurbakalaan baru-baru ini menegaskan kisah sejarah tersebut.
7 ST. FRANSISKUS ASISSI (4 OKTOBER) Fransiskus dilahirkan di kota Asisi, Italia pada tahun 1181. Ayahnya bernama Pietro Bernardone, seorang pedagang kain kaya raya, dan ibunya bernama Donna Pica. Di masa mudanya, Fransiskus lebih suka bersenang-senang dan menghambur-hamburkan harta ayahnya daripada belajar. Ketika usianya 20 tahun, Fransiskus ikut maju berperang melawan Perugia. Ia tertangkap dan disekap selama satu tahun hingga jatuh sakit. Pada masa itulah ia mendekatkan diri kepada Tuhan. setelah Fransiskus dibebaskan, ia mendapat suatu mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia mendengar suara yang berkata, “layanilah majikan dan bukannya pekayan.” Setelah itu Fransiskus memutuskan untuk hidup miskin. Ia pergi ke Roma dan menukarkan bajunya yang mahal dengan seorang pengemis, setelah itu seharian ia mengemis. Semua hasilnya dimasukkan Fransiskus ke dalam kotak persembahan untuk orang-orang miskin di kubur Para Rasul. Ia pulang tanpa uang sama sekali di sakunya. Suatu hari, ketika sedang berdoa di Gereja St. Damiano, Fransiskus mendengar suara Tuhan, “Fransiskus, perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh”. Jadi, Fransiskus pergi untuk melaksanakan perintah Tuhan. Ia menjual setumpuk kain ayahnya yang mahal untuk membeli bahan-bahan guna membangun gereja yang telah tua itu. Senor Pietro Bernardone sangat marah! Fransiskus dikurungnya di dalam kamar. Fransiskus, dengan bantuan ibunya, berhasil melarikan diri dan pergi kepada Uskup Guido, yaitu Uskup kota Asisi. Pak Bernardone segera menyusulnya. Ia mengancam jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia tidak akan mengakui Fransiskus sebagai anaknya dan dengan demikian tidak akan mengakui Fransiskus sebagai anaknya dan dengan demikian tidak akan memberikan warisan barang sepeser pun kepada Fransiskus. Mendengar itu, Fransiskus malah melepaskan baju yang menempel di tubuhnya dan mengembalikan kepada ayahnya. Sejak saat itu mulai mengunjungi rumah sakit, melayani orang sakit, berkotbah di jalan-jalan, dan memandang semua orang baik laki-laki maupun perempuan sebagai saudara kandung. Orang-orang banyak mulai tertarik untuk mengikuti teladan hidupnya. Hingga pada tahun 1209 ia memperoleh restu dari paus mendirikan Ordo Fransiskan yang mendasarkan hidup mereka pada kesederhanaan dan kemiskinan; seperti kata Yesus: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan berolah harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”(Mat.19:21) Fransiskus amat kudus. Ia tidak lagi melihat perbedaan diantara semua makhluk ciptaan tuhan. Baginya segala sesuatu yang ada didunia ini adalah karunia Ilahi. Kelembutan jiwanya bahkan membuat binatang-binatang pun menyayanginya. Binatang buas menjadi jinak bila berada didekat orang suci ini. Dalam hidup Fransiskus seringkali terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa di mana ia berbicara
8 kepada binatang-binatang. Di antaranya, ketika st.Fransiskus menghardik serombongan burung yang berisik sehingga mengganggu upacara gereja! Yang mengherankan, burung-burung itu kemudian tinggal tenang sampai Fransiskus menyelesaikan khotbahnya. Suatu hari Fransiskus dan pengikut-pengikutnya sedang dalam perjalanan ke lembah Spoleto dekat kota Bevagna. Tiba-tiba Fransiskus melihat serombongan besar burung-burung dari berbagai jenis. Diantaranya ada merpati, gagak dan jenis-jenis yang lain. terpesona dengan keindahan pemandangan itu, Fransiskus meningggalkan teman-temanya dipinggir jalan dan berlari mengajar rombongan burung yang ajaibnya tidak lagi beterbangan tapi dengan sabar menunggu kedatangan Fransiskus. Seperti biasa Fransiskus menyapa mereka, ia pikir burung-burung itu akan segera beterbangan di udaraketika ia menyapanya. Tetapi mereka semua tetap diam di tempatnya masing-masing. Dipenuhi rasa kagum, Fransiskus bertanya apakah mereka mau tinggal sebentar bersamanya utnuk mendengarkan sabda Tuhan. katanya kepada mereka, “Saudara dan saudari burung, hendaklah kalian memuji Penciptamu dan mengasihiNya selalu. Ia memberimu bulu-bulu sebagai mantel, sayap untuk terbang dan memenuhi segala kebutuhanmu. Tuhan-lah yang menjadikan engkau mulia di antara segala makhluk, menjadikan udara yang halus bersih sebagai rumahmu. Tanpa menabur atau pun menuai, kalian memperoleh bimbingan dan perilindungan dari Tuhan.” Burung-burung itu mengepak-ngepakan sayap mereka, menjulurkan leher mereka sambil memandang Fransiskus. Mereka bersukacita memuji Tuhan dengancara yang demikian indah sesuai kodrat mereka. Kemudian Fransiskus berjalan di tenga-tengah burung-burung itu dengan jubahnya. Kemuidan ia memberkati mereka dan membuat tanda salib bagi mereka. Kemudian burung-burng itu beterbangan di udara dan Fransiskus dengan penuh sukacita berterima kasih kepada Tuhan, lalu melanjutkan perjalanannya. Setelah kemblai kepada teman-temanya, Fransiskus menggumam dengan keras mengapa selama ini ia tidak pernah berkotbah kepada burung- burung, segala jenis binatang serta reptile untuk memuji dan mengasihi pencipta-Nya. Suatu hari seorang rahib membawa seekor kelinci yang terjebak perangkap para pemburu. St. Fransiskus lalu menasihati kelinci agar lebih berhati-hati di waktu yang akan datang, kemudian dikeluarkannya kelinci dari dalam perangkap dan diletakkanya diatas tanah supaya ia pergi. Tetapi kelinci itu kembali dan melompat ke atas pangkuan Fransiskus, berharap agar ia boleh tinggal didekatnya. Fransiskus membawa kelinci itu ke sebuah hutan dan melepaskannya kembali. Tetapi kelinci itu kembali ke tem pat dimana Fransiskus duduk dan melompat ke atas pangkuannya lagi! Akhirnya Fransiskus meminta salah seorang rahibnya untuk membawa kelinci masuk ke dalam hutan dan melepaskannya. Kali ini usahanya berhasil. Halhal seperti ini terjadi berkali-kali dalam hidup Fransiskus dimana ia melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk memuji kemuliaan Tuhan. Jika seekor makhluk yang begitu sederhana dapat begitu dilimpahi oleh keajaiban Tuhan, terlebih lagi manusia!
9 Pada bulan September 1224 sat Fransiskus sedang dalam meditasi di Mount Alvernia di Apnnines, ia menerima stigmata, yang kemudian secara periodic berdarah selama dua tahun sisa hidupnya. Mukjizat ini memiliki peringatan yang terpisah pada tanggal 17 September. Ia sangat bersyukur menerima anugerah Ilahi ini namun ia berusaha dengan seksama untuk menyembunyikannya dari penglihatan orang lain. Orang suci ini dijemput kembali ke Surga pada tanggal 3 Oktober 1226, dalam usianya yang ke empat puluh lima tahun. Para pengikutnya kemudian melanjutkan karya cinta kasihnya dengan semangat kerendahan hati dan meneruskan kerinduannya untuk memanggil semua orang menjadi pengikut Kristus yang sejati. ST. YOHANES RASUL ( 27 DESEMBER) St. Yohanes adalah seorang nelayan di Galilea. Ia, bersama dengan St. Yakobus saudaranya, dipanggil untuk menjadi rasul Kristus. Yesus memberi julukan “anakanak guruh” kepada kedua putera Zebedeus ini. St. Yohanes adalah rasul yang termuda. Ia amat dikasihi oleh Yesus, dan iapun amat mengenali Yesus Sang Guru. Pada perjamuan malam terakhir, Yohanes diperbolehkan menyandarkan kepalanya didada Yesus. Yohanes juga satu-satunya rasul yang berdiri di kaki salib sementara yang lain melarikan diri. Yesus yang sedang menghadapi ajal menyerahkan pemeliharaan Bunda-Nya kepada murid yang dikasihi-Nya ini. Sambil memandang Bunda Maria, Ia berkata, “Inilah ibumu.” (Yoh 19:26-27). Jadi, hingga akhir hidupnya di dunia, Bunda Maria tinggal bersama St.Yohanes. Hanya Yohanes seorang yang memperoleh hak istimewa untuk menghormati serta melayani Bunda Allah yang tanpa noda. Setelah penyaliban Yesus dan hari paskah berlalu, pagi-pagi sekali Maria Magdalena dan beberapa wanita membawa rempah-rempah ke makam Yesus untuk meminyaki Tubuh-Nya sesuai kebiasaan orang Yahudi. Mereka kembali dengan berlari-lari kepada para rasul untuk menyampaikan suatu berita yang mengejutkan. Tubuh Yesus telah hilang dari makam. Petrus dan Yohanes pergi untuk menyelidiki hal itu. Hati Yohanes yang bergetar hebat membuat ia berlari dengan sangat cepat dan tiba terlebih dahulu, tetapi karena ia menghormati Petrus; ia tidak mau mendahului Petrus untuk masuk kedalam kubur. Walau ia merupakan murid yang paling dikasihi Yesus; tapi Yohanes adalah orang yang sangat rendah hati. Ia masih menunggu sampai Petrus datang dan masuk ke dalam makam terlebih dahulu. Baru sesudahnya, ia masuk dan melihat kain kafan yang telah tergulung rapi. Kemudian, dalam minggu itu juga, para murid sedang memancing di Danau Tiberias tanpa hasil. Seseorang yang berdiri di pantai mengatakan kepada mereka untuk menebarkan jala ke sisi lain perahu. Ketika mereka menarik kembali, jala
10 tersebut penuh dengan ikan-ikan besar. Yohanes adalah orang pertama yang mengenali siapa Orang itu. Tapi dengan kerendahan hati yang luar biasa ia terlebih dahulu mendekati Petrus dan berkata, “Itu Tuhan!”. Petrus si Batu Karang segera saja terjun ke Danau dan berenang ke Pantai menuju Tuhan; sedangkan Yohanes dan para Rasul yang lain tetap datang dengan perahu. (Yoh 21:1-14). Kedekatan St.Yohanes dengan Yesus tercermin dalam pertanyaan Petrus ini : "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini..?" (yoh 21:21). Saat itu Yesus menjawab : "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau : ikutilah Aku". Pernyataan Yesus ini membuat para rasul yang lain sempat berpikir kalau Yohanes tidak akan mati. Dengan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, para rasul menjadi penuh dengan Kuasa dan keberanian mewartakan Injil. Mereka mulai menyebarkan kabar gembira dan mengadakan banyak mijizat dalam nama Yesus. Dalam kitab Kisah Para Rasul, Santo Lukas mencatat bagaimana Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang pengemis lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah dengan berkata : ".. Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (kis 3:6). Setelah jemaat perdana di Yerusalem terbentuk, para Rasul terus mewartakan injil kesegala penjuru dunia. Yohanes berkarya dari Yerusalem sampai ke kota Efesus (sekarang : Selçuk, Provinsi İzmir, Turki). Ia tinggal di kota ini dan menjadi memimpin umat beriman (Uskup) sampai akhir hidupnya. Di kota ini pula Yohanes diyakini menulis Injil keempat, tiga buah surat Gembala, dan Kitab terakhir dari Perjanjian Baru : kitab Wahyu. Yohanes hidup hampir seabad lamanya. Walau Ia tidak wafat sebagai seorang martir, tetapi sungguh ia menjalani hidup yang penuh penderitaan. (Tradisi lain menyatakan bahwa Rasul Yohanes mati sebagai martir; tapi tradisi ini kurang diterima karena tidak mampu menyebutkan dimana tempat kemartiran Rasul Yohanes). Di tahun-tahun terakhir hidupnya, ketika ia tidak lagi dapat berkhotbah, para muridnya tetap dengan setia membawanya ketengah jemaat. Pesannya yang terakhir sangat sederhana; “Anak-anakku, kasihilah seorang akan yang lain.” Ia wafat di Efesus sekitar tahun 101 M.
11 II. WILAYAH BONGSARI BARAT Paus Paulus VI (26 SEPTEMBER) Paus Paulus VI menduduki jabatan sebagai Paus Gereja Katolik Roma sejak 21 Juni 1963 hingga 6 Agustus 1978. Giovanni Battista lahir di Concesio dekat Brecia pada 26 September 1897. Terpilih menjadi paus pada 21 Juni 1963. Sebelumnya ia seorang diplomatik yang terkenal dari Vatikan. Tahun-tahun awal kepausannya penuh dengan tugas-tugas konsili yang telah di mulai pendahulunya, dan secara keseluruhan masa kepausannya merupakan perwujudan dari hasil Konsili Vatikan II. Ensiklik-ensikliknya seperti Populorum Progressio (Kemajuan Bangsa-bangsa) dan Ecclesiam Suam (Gereja Dia) menunjukkan perhatiannya terhadap masalahmasalah kemasyarakatan dan kesadarannya atas peran baru Gereja dalam dunia modern. Sedangkan Mysterium Fidei (Misteri Iman), Marialis Cultus (Penghormatan Maria) dan Humanae Vitae (Kehidupan Manusiawi) menunjukkan kekokohan hatinya bahwa ia tidak mau berkompromi dengan semangat zaman kita, yang cenderung melonggar. Ia melanjutkan, meresmikan, dan menutup Konsili Vatikan II yang dihimpunkan oleh Paus Yohanes XXIII. Giovanni Battista Montini lahir di desa Concesio, di provinsi Brescia, Lombardy pada tanggal 26 September 1897. Ayahnya Giorgio Montini adalah seorang pengacara, wartawan, direktur Aksi Katolik dan anggota Parlemen Italia. Ibunya adalah Giudetta Alghisi, dari keluarga bangsawan pedesaan. Dia memiliki dua saudara, Francesco Montini, yang menjadi dokter, dan Lodovico Montini, yang menjadi pengacara dan politikus. Pada 30 September 1897, ia dibaptis dalam nama Giovanni Battista Enrico Antonio Maria Montini. Dia menghadiri Cesare ARICI (sebuah sekolah yang dijalankan oleh Yesuit, dan pada tahun 1916, ia menerima ijazah dari Arnaldo da Brescia, sebuah sekolah umum di Brescia. pendidikan sering terganggu oleh serangan penyakit.) Pada tahun 1916, ia memasuki seminari untuk menjadi seorang imam Katolik Roma. Ia ditahbiskan menjadi imam pada 29 Mei 1920 di Brescia dan merayakan pertama Misa Kudus di Brescia di Basilika Santa Maria delle Grazie Montini menyimpulkan studi di Milan dengan gelar doktor di Canon Hukum pada tahun yang sama. Setelah itu ia belajar di Gregorian Universitas, yang Universitas Roma La Sapienza dan, atas permintaan Giuseppe Pizzardo di Accademia dei Nobili Ecclesiastici. Pada usia dua puluh lima, sekali lagi atas permintaan Giuseppe Pizzardo, Montini masuk Sekretariat Negara pada 1922, di mana ia bekerja di bawah Pizzardo bersama-sama dengan Francesco Borgongini-Duca, Alfredo Ottaviani, Carlo Grano, Domenico Tardini dan Francis Spellman. Akibatnya, ia menghabiskan tidak hari sebagai pastor paroki. Pada tahun 1925 ia membantu menemukan rumah penerbitan Morcelliana di Brescia, berfokus pada mempromosikan Kristen budaya terinspirasi. Kematiannya dari tempat tidurnya ia berpartisipasi dalam Misa Minggu
12 pukul 18.00. Setelah persekutuan, Paus menderita serangan jantung, setelah itu ia terus hidup selama tiga jam. Pada tanggal 6 Agustus 1978 pada pukul 21.41 Paus Paulus VI meninggal dunia di Castel Gandolfo. ia dimakamkan di gua Vatikan tidak disebuah makam hiasan, tetapi di kuburan di tanah. Ia dimakamkan di bawah lantai. PAUS PIUS XII (2 MARET) Nama lahir Eugenio Maria Giuseppe Giovanni Pacelli (2 Maret 1876 – 9 Oktober 1958) adalah seorang Paus Gereja Katolik Roma yang menjabat dari tanggal 2 Maret 1939 hingga 9 Oktober 1958. Ia menjabat sebagai paus ke-260. Sebelum terpilih sebagai Sri Paus, Pacelli adalah seorang sekretaris Sacra Congregatio pro Negotiis Ecclesiasticis Extraordinariis, Nuncio Apostolik, dan Sekretariat Negara Tahta Suci. Tugasnya adalah membuat perjanjian-perjanjian dengan negara-negara Eropa dan Amerika Latin, termasuk Reichskonkordat dengan tokoh Jerman yang terkenal. Masa kepemimpinannya di dalam Gereja Katolik Roma selama Perang Dunia II menjadi topik kontroversi sejarah yang berkelanjutan hingga hari ini. Setelah masa perang, Pius XII membantu usahausaha pembangunan kembali Eropa serta menganjurkan perdamaian dan perukunan kembali, yang meliputi pemberian kebijakan-kebijakan yang lunak kepada negaranegara yang hancur akibat perang dan penyatuan Eropa. Gereja yang berkembang subur di Barat mengalami penindasan keras dan deportasi massal di Timur. Berkat penentangannya, serta keterlibatannya dalam pemilihan umum Italia tahun 1948, ia terkenal sebagai lawan Komunisme yang gigih. Ia menandatangani tiga puluh concordat dan perjanjian diplomatik. Pius XII adalah salah satu dari dua paus (bersama Paus Pius IX) yang menggunakan infalibilitas kepausan ex cathedra untuk menjelaskan dogma Pengangkatan Tubuh Bunda Maria ke Surga, seperti yang dinyatakan dalam konstitusi apostolik Munificentissimus Deus. Magisteriumnya meliputi hampir 1.000 pidato dan siaran radio. Ia menerbitkan empat puluh satu surat ensiklik, termasuk di antaranya Mystici Corporis Christi "Gereja sebagai Tubuh Kristus", Mediator Dei mengenai reformasi liturgi, dan Humani Generis Redemptionem mengenai sifat Gereja terhadap teologi dan evolusi. Ia menghapuskan kemayoritasan orang Italia dalam Kolegium para Kardinal melalui Konsistorium Agung-nya pada tahun 1946. Pada tahun 1954, Pius XII mulai menderita sakit, yang berlanjut hingga kematiannya pada tahun 1958. Pembalseman tubuhnya ditangani secara salah, dengan efek yang terlihat jelas selama pemakaman. Ia dimakamkan di dalam gua di bawah Basilika Santo Petrus, Vatikan, dan kemudian digantikan oleh Paus Yohanes XXIII. Dalam proses menuju penggelaran santo, kasus untuk kanonisasinya dibuka pada tanggal 18 November 1965 oleh Paus Paulus VI pada sesi akhir Konsili Vatikan II.Ia diberi gelar Hamba Allah oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1990, dan Paus Benediktus XII menyatakannya sebagai Venerabilis pada tanggal 19 Desember 2009.
13 SANTO PAUS YOHANES XXIII (25 NOVEMBER) Nama lahir Angelo Giuseppe Roncalli (25 November 1881 – 3 Juni 1963) adalah Paus Gereja Katolik Roma sejak 28 Oktober 1958 hingga 3 Juni 1963. Ia sering disebut "Paus Yohanes Yang Baik" dan juga dihargai oleh orang Anglikan dan Protestan berkat jasanya untuk menyatukan gereja yang pecah. Ketika diangkat sebagai Paus, Roncalli telah berumur 77 tahun dan sama sekali tidak diunggulkan selama konklaf. Dengan umurnya yang sudah lanjut, Roncalli dianggap hanya akan memerintah dalam waktu yang singkat, oleh karenanya pada masa itu sering dianggap hanya sekadar paus antara saja. Namun, kepemimpinan Paus Yohanes XXIII ternyata banyak mengejutkan Gereja Katolik dan dunia pada umumnya. Di antaranya adalah dihimpunkannya Konsili Vatikan II yang menghasilkan reformasi atas doktrin-doktrin Gereja Katolik dan ditingkatkannya rekonsiliasi antar umat beragama, suatu hal yang pada waktu itu tidak terbayangkan muncul dari kekuasaan tertinggi Tahta Suci. Walaupun masa pemerintahannya hanya singkat saja (sekitar 5 tahun lamanya), Paus Yohanes XXIII dianggap sebagai salah satu Paus terbesar yang pernah ada dalam sejarah Gereja Katolik. Angelo Roncalli dilahirkan di Sotto il Monte, sebuah kota kecil di Provinsi Bergamo,Italia pada 25 November 1881. Dia merupakan anak ke-4 dari 14 bersaudara dari ayahnya Giovanni Battista Roncalli dan ibunya Marianna Giulia Mazzolla. Keluarganya bekerja sebagai buruh tani. Pada 1904, Roncalli diordinasi sebagai pastur di Gereja Santa Maria di Monte Santo. Pada 1905, Giacomo Radini-Tedeschi, uskup Bergamo yang baru, menunjuk Roncalli sebagai sekretarisnya. Roncalli bekerjauntuk Radini-Tedeschi sampai kematian uskup tersebut pada 1914. Pada Perang Dunia I, Roncalli ditarik ke Angkatan Darat Kerajaan Italia (bahasa Inggris: Royal Italian Army) sebagai sersan, melayani sebagai tim medis dan sebagai kapelan. Pada 1921, Paus Benediktus XV menunjuknya sebagai presiden Society for the Propagation of the Faith Pada 1925, Paus Pius XI menunjuknya sebagai nuncio ke Bulgaria. Pada 1935, dijadikan nuncio ke Turki dan Yunani. Roncalli menggunakan kantornya untuk menolong orang Yahudi dan menyelamatkan ribuan pengungsi di Eropa. Pada 1944, pada Perang Dunia II, Paus Pius XII menujuknya sebagai Apostolik Nuncio ke Paris, Prancis. Pada 1953, diangkat sebagai Patriark Venisia, dan diangkat menjadi Kardinal. Pada 28 Oktober 1958, terpilih menjadi Paus Yohanes XXIII. Ia sempat bertemu dengan Soekarno di Vatikan.[1] Pada 1962: membuka Konsili Vatikan II. Pada 1963: menerbitkan ensiklik "Pacem In Terris" atau "Damai di Dunia". Pada 3 Juni 1963: Paus Yohanes XXIII meninggal dunia karena terserang penyakit kanker dan jenazahnya dimakamkan di Via De Grotto, Vatikan.
14 III. WILAYAH BONGSARI TIMUR PAUS GREGORIUS I (3 SEPTEMBER) Paus Gregorius I (lahir 540 – wafat 12 Maret 604), atau lebih dikenal dengan julukan Gregorius Agung, adalah Paus Gereja Katolik Roma dari tanggal 3 September 590 hingga akhir hayatnya. Gregorius terkenal dengan tulisantulisannya, yang lebih beragam daripada semua paus pendahulunya Ia juga dikenal sebagai Santo Gregorius Sang Dialogis dalam Gereja Ortodoks Timur karena karya tulisnya yang berjudul “Dialog-dialog”. Untuk alasan ini, terjemahan namanya dalam bahasa Inggris dari teks Gereja Ortodoks adalah "Gregorius Dialogus". Dia adalah paus pertama dengan latar belakang biarawan. Gregorius adalah seorang Pujangga Gereja dan salah satu dari enam Bapa Gereja Latin. Ia dianggap sebagai orang suci di Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Anglikan, dan beberapa gereja Lutheran. Segera setelah kematiannya, Gregorius dikanonisasi atas dasar pengakuan mayoritas. John Calvin mengagumi Gregorius dan dinyatakan dalam karyanya “Institutes” bahwa Gregorius adalah paus baik terakhir. Dia adalah santo pelindung para musisi, penyanyi, pelajar, dan guru. Gregorius memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap kehidupan biara. Ia menganggap menjadi seorang biarawan sebagai 'usaha yang tak kenal lelah untuk menemukan visi Pencipta kita. Tiga bibi dari keluarga ayahnya adalah para biarawati yang terkenal atas kesucian mereka. Namun, setelah dua saudari tertua dari ketiga bibi ini meninggal dunia yang menurut cerita terjadi setelah melihat penampakan leluhur mereka, Paus Felix, bibi yang paling muda kemudian meninggalkan kehidupan biara dan menikah dengan penjaga rumah keluarganya. Tanggapan Gregorius atas skandal keluarga ini adalah “banyak yang dipanggil, namun hanya sedikit yang terpilih.” Ibunda Gregorius sendiri adalah seorang wanita suci (santa). Pada saat menjelang ajalnya, sang ayah, Gordianus, mengubah “villa suburban” milik keluarganya yang terletak di Bukit Caelian dan berseberangan dengan Circus Maximus menjadi sebuah biara yang didedikasikan pada Rasul Santo Andreas. Nantinya, setelah Gregorius wafat, biara ini didedikasikan padanya dan dinamai San Gregorio Magno al Celio. Di dalam kehidupan kontemplasinya, Gregorius menyimpulkan bahwa “di dalam keheningan hati, sementara kita terus berjaga-jaga dalam diri kita sendiri melalui kontemplasi, kita seakan-akan terlelap dalam semua hal yang tidak ada.” Gregorius bukanlah orang yang selalu memaafkan, atau menyenangkan juga, bahkan pada masa ia hidup membiara. Contohnya, seorang biarawan yang sedang menanti ajal mengaku pernah mencuri tiga keping emas. Gregorius memaksa biarawan itu untuk meninggal sendirian dan tanpa teman, kemudian membuang tubuhnya beserta kepingan emas ke dalam tumpukan pupuk kandang disertai dengan ucapan, “Bawalah uangmu bersama dirimu ke dalam neraka!” Gregorius percaya bahwa hukuman atas dosa bisa dimulai kapan saja,
15 bahkan ketika seseorang sedang menghadapi ajal. Suatu saat nanti, Paus Pelagius II akan mentahbiskan Gregorius menjadi seorang diakon dan meminta bantuannya dalam usaha untuk mengakhiri Skisma Tiga Bab yang sedang terjadi di Italia Utara. Sayangnya, Italia tidak bisa mengakhiri skisma ini sampai lama setelah Gregorius wafat. PAUS LEO AGUNG (10 NOVEMBER) Santo Leo Agung dengan nama pangglilan Leo, lahir di Tuscany.Itali pada tahun 391 dan kemudian menjadi Paus pada tahun 440. Ia adalah Paus pertama yang digelari “Agung” dari 4 orang Paus yang dianugerahi gelar “Agung” (The Great). Ia terpilih menjadi paus setelah wafatnya Paus Sixtus III pada bulan Agustus 440. Masa-masa itu adalah masa-masa sulit bagi Gereja. Dimana-mana pasukan barbar menyerang umat Kristiani dan didalam Gereja sendiri,beberapa orang menyebarluaskan ajaran sesat. Tetapi St. Leo adalah seorang paus yang amat mengagumkan. Ia sama sekali tidak takut akan apa pun atau siapapun. Ia mengandalkan Devosinya pada paus perlahtama, St. Petrus Rasul. St.Leo sering mohon bantuan doanya. Untuk menghentikan pengajaran iman yang sesat,St.Leo menjelaskan ajaran iman yang benar melalui tulisan-tulisannya yang terkenal. Ia mengadakan Konsili untuk mengutuk ajaran-ajaran yang sesat. Mereka yang tidak mau berbalik dari ajaran mereka yang sesat dikucilkan dari Gereja. Tetapi, Paus Leo menerima kembali ke pelukan Gereja. Ia mengajak umatnya untuk berdoa bagi mereka. Peristiwa besar dalam St.Leo terjadi pada tahun 452, ketika ia berusaha meyakinkan panglima perang “Attila the Hun.” Attila dan pasukannya ketika itu sedang berusaha mencaplok seluruh Itali dan tengah bersiap-siap memasuki Kota Roma,segera saja terjadi kepanikan dimana-mana. Penduduk Roma pun panic,karena mereka tahu bahwa bangsa Hun telah membakar banyak kota dan membantai habis penduduknya. Untuk menyelamatkan kota Roma,Paus Leo menempuh jarak 320 km dengan menunggang kuda untuk menghadapi untuk menghadapi Atilla dan membujuknya untuk menarik pasukannya. Satu-satunya senjata yang ada pada Paus Leo I hanyalah berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika kedua pemimpin itu saling bertemu,sesuatu yang menakjubkan terjadi. Attila,sang penakluk barbar dan kejam itu tidak terbiasa menghadapi kelemah-lembutan dan kerendahan hati yang ditunjukkan oleh Paus kepadanya. Ia tidak kuasa menatap mata sang Paus. Lebih mudah bagi Attila untuk menghadapi musuh dengan pedang terhunus daripada menghadapi orang tua yang penuh belas kasih ini. Karena itu Attila menunjukkan rasa hormat yang besar kepada Paus. Ia mengikat perjanjian damai dengannya. Setelah peristiwa itu,Attila menceritakan bahwa ia melihat dua sosok yang amat besar berdiri disamping Paus Leo pada saat mereka berbicara. Umat yakin
16 bahwa kedua sosok besar tersebut adalah kedua rasul besar, Santo Petrus dan Paulus. Mereka diutus Tuhan untuk melindungi Paus Leo dan segenap umat Kristiani di Roma dan Itali. Oleh karena kerendahan hati dan belaskasihnya Paus Leo dikasihi oleh semua orang. Ia menjadi Paus selama duapuluh satu tahun. Santo Leo wafat pada tanggal 10 November 461. Pada abad 18, sisa-sisa Relik Santo Leo Agung dipisahkan dari makam-makam paus yang lainnya dan dimakamkan kembali dikapel tersendiri. Pada bulan Juli 2002 atas persetujuan Kardinal Yosef Ratzinger. PAUS MARTINUS I (13 APRIL) Paus Santo Martinus I (1 September 655) adalah Paus Gereja Katolik Roma sejak Juni/Juli 649 hingga 655. Setelah menjabat menjadi paus, telah menahbiskan 11 imam, 5 diakon, 33 uskup. Menurut Teodore (Biografer), Paus Martin I merupakan sosok yang hebat dalam memimpin, seorang pembelajar, dan menaruh perhatian terhadap kaum miskin. Paus Martinus I masuk ke dalam ordo St. Basil. Saat ia memimpin gereja katolik, muncul bidaah yang mempengaruhi Barat dan Timur. Sebelum menjadi paus, Paus Martin I dikirim oleh Paus Theodorus I ke Konstantinopel sebagai pemberantas ajaran sesat di wilayah tersebut. Setelah terpilih sebagai paus, dirinya langsung menyelenggarakan konsili dengan mengumpulkan 105 uskup. Konsili tersebut dilaksanakan dalam 5 sesi 5, 8, 17, 19, dan 31 Oktober, hasil dari konsili tersebut mengekskomunikasi beberapa orang, diantaranya Sergius, Pyrrus, dan Paul dari Konstantinopel, Cyrus dari Alexandria dan Theodore dari Phran di Arabia, 20 kanon diberlakukan untuk mendefenisikan doktrin Katolik tentang dua kehendak Kristus. Paus menunjuk Yohanes sebagai vikarisnya untuk melayani di wilayah Timur. Uskup Paulus dari tesalonika menolak untuk mengingat surat-suratnya, maka dari itu Uskup Paulus di ekskomunikasi. Paus Martinus I sempat diincar Olympus untuk di bunuh, tapi berkat penyelenggaraan Tuhan hal tersebut tidak terjadi. Tapi Paus Martinus I tetap di gulingkan oleh pemerintahan. Untuk menghindari pertumpahan darah paus menerima untuk di bawa ke kaisar. Dari surat peninggalan, menunjukan ia di tahan di Naxos. Paus Martin di bawa ke Konstantinopel, ia di lakukan tidak manusiawi, pakaiannya di lucuti, tangan dan kakinya di ikat rantai, dan di olok-olok oleh kerumunan masa. Ia di jebloskan ke penjara Prandearia di siksa dengan sadis. Beberapa tuduhan dibuat untuk memperburuk citranya salah satunya dengan tidak mau menandatangani surat yang berisi ajaran sesat. Paus Martin I mati dengan cara di siksa dan diasingkan. Ia di makamkan di Gereja Bunda Maria, yang di sebut Blachernae dekat Chaerson. Banyak mukjizat yang terjadi disana yang dihubungkan dengan Paus Santo Martinus I. Konon, relikinya telah di bawa ke Roma.
17 PAUS PIUS XI (6 FEBRUARI) Lahir dengan nama Ambrogio Damiano Achille Ratti (bahasa Italia: [amˈbrɔ:dʒo daˈmja:no aˈkille ˈratti] 31 Mei 1857 – 10 Februari 1939), adalah kepala Gereja Katolik dari 6 Februari 1922 hingga kematiannya pada tahun 1939. Dia adalah berdaulat pertama Kota Vatikan dari ciptaannya sebagai negara merdeka pada 11 Februari 1929. Dia mengambil sebagai motto kepausannya, "Pax Christi di Regno Christi," diterjemahkan "Kedamaian Kristus dalam Kerajaan Kristus.” Pius XI mengeluarkan banyak ensiklik, termasuk Quadragesimo anno pada ulang tahun ke-40 Paus Roesum novarum mencontoh ensiklik sosial "Rerum novarum , menyoroti kapitalistik keserakahan keuangan internasional, bahaya sosialisme / komunisme, dan keadilan sosial masalah, dan Quas primas, membangun pesta Kristus Raja sebagai tanggapan terhadap anti-klerikalisme. "Studiorum ducem" ensiklik, diterbitkan 29 Juni 1923, ditulis pada kesempatan keenam abad ke-kanonisasi Thomas Aquinas, yang pemikirannya diakui sebagai filsafat dan teologi sentral ke Katolik. Ensiklik itu juga mengungguli Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas, Angelicum sebagai lembaga terkemuka untuk pengajaran Aquinas: "ante omnia Pontificium Collegium Angelicum, ubi Thomam tamquam domi suae habitare dixeris "(sebelum semua yang lain Ponticical Angelicum College, di mana Thomas dapat dikatakan tinggal). Untuk menetapkan atau mempertahankan posisi Gereja Katolik, ia menyimpulkan sejumlah catatan concordat, termasuk Reichskonkordat dengan Nazi Jerman, yang pengkhianatannya dia kutuk empat tahun kemudian di encyclical Mit brennender Sorge ("With Burning Concern"). Selama masa kepausannya, permusuhan lama dengan pemerintah Italia atas status kepausan dan Gereja di Italia berhasil diselesaikan dalam Perjanjian Lateran tahun 1929. Dia tidak dapat menghentikan penganiayaan terhadap Gereja dan pembunuhan pendeta di Meksiko, Spanyol dan Uni Soviet. Dia mengkanonisasi orang-orang kudus yang penting, termasuk Thomas More, Petrus Canisius, Konrad von Parzham, Andrew Bobola dan Don Bosco. Dia dibeatifikasi dan dikanonisasi Thérèse de Lisieux, untuk siapa dia memegang penghormatan khusus, dan memberikan kanonisasi setara kepada Albertus Magnus, menamainya Pujangga Gereja karena kekuatan spiritual tulisannya . Dia mengambil minat yang kuat dalam mendorong partisipasi umat awam di seluruh Gereja Katolik, terutama dalam gerakan Aksi Katolik. Akhir kepausannya didominasi oleh berbicara menentang Hitler dan Mussolini dan membela Gereja Katolik dari gangguan ke dalam kehidupan dan pendidikan Katolik. Dia meninggal pada 10 Februari 1939 di Istana Apostolik dan dimakamkan di Gua Kepausan Basilika St. Petrus. Dalam perjalanan menggali ruang untuk makamnya, dua tingkat pemakaman ditemukan yang mengungkapkan tulang yang sekarang dihormati sebagai makam Santo Petrus.
18 PAUS YOHANES PAULUS I (18 MEI) Beato Paus Yohanes Paulus I (Latin: "Ioannes Paulus PP. I", Italia: "Giovanni Paolo I"), lahir Albino Luciani (17 Oktober 1912 – 28 September 1978), adalah Paus Gereja Katolik dari 26 Agustus - 28 September 1978. Pemerintahannya yang hanya 33 hari adalah salah satu Paus dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah kepausan, sehingga menjadi Tahun Tiga Paus yang terbaru. Yohanes Paulus I adalah Paus pertama yang lahir pada abad ke-20 dan Paus terakhir yang wafat pada abad itu. Dia tetap Paus kelahiran Italia terbaru. Di Italia, ia dikenang dengan julukan "Il Papa del Sorriso" (Paus Tersenyum) dan "Il Sorriso di Dio" (Senyum Allah). Majalah TIME dan publikasi lainnya menyebutnya sebagai The September Pope. Masa muda dan pendidikan, Tempat Lahir di Via XX Agosto, Sebagai Imam Muda pada tahun 1936. Albino Luciani lahir pada 17 Oktober 1912 Forno di Canale (sekarang Agordo) di Belluno, sebuah provinsi Veneto wilayah di Italia Utara. Dia adalah anak dari Giovanni Luciani (1872? -1952), A tukang, dan Bortola Tancon (1879? -1948). Albino Diikuti oleh dua bersaudara, Frederick (1915-1916) dan Edward (1917-2008), dan seorang saudara perempuan, Antonia (1920-2009). Luciani Memasuki seminari menengah dari Feltre pada tahun 1923 di mana guru-Nya menemukannya "terlalu hidup", dan kemudian pergi ke seminari utama dari Belluno. Selama Nya tinggal di Belluno, ia mencoba untuk bergabung dengan Yesuit, tetapi ditolak oleh seminari rektor, Uskup Joshua Cattarossi. Yohanes Paulus dianggap sebagai komunikator yang terampil dan penulis, dan telah meninggalkan beberapa tulisan. Bukunya Illustrissimi, ditulis saat dia Kardinal, adalah serangkaian surat kepada koleksi macam orang sejarah dan fiksi. Di antara mereka yang masih tersedia adalah surat-suratnya kepada Yesus, Raja David, Figaro Barber, Ratu Maria Theresa dan Pinocchio. Lainnya 'ditulis untuk' termasuk Mark Twain, Charles Dickens dan Christopher Marlowe. Yohanes Paulus terkesan orang dengan kehangatan pribadinya. Ada laporan bahwa dalam Vatikan ia terlihat sebagai seorang intelektual ringan tidak sampai ke tanggung jawab kepausan, meskipun David Yallop ( Dalam Nama Allah) mengatakan bahwa ini adalah hasil dari kampanye berbisik oleh orang-orang di Vatikan yang menentang kebijakan Luciani itu. Dalam kata-kata dari John Cornwell, "memperlakukan mereka dia dengan merendahkan", salah satu ulama senior membahas Luciani mengatakan ". Mereka telah terpilih Peter Sellers" Kritik kontras khotbahnya menyebutkan Pinocchio pada wacana intelektual belajar dari Pius XII atau Paulus VI. Pengunjung berbicara tentang isolasi dan kesepian dan fakta bahwa ia adalah paus pertama dalam beberapa dekade tidak sebelumnya telah diadakan baik peran diplomatik (seperti Pius XI dan John XXIII) atau Curial peran (seperti Pius XII dan Paulus VI) di Gereja.
19 Dampak pribadi, bagaimanapun, adalah dua kali lipat: citranya sebagai, lembut, pria yang baik hangat memikat dunia. Gambar ini segera dibentuk ketika ia disajikan kepada orang banyak di St Peter Square setelah pemilihannya. Kehangatan kehadirannya membuatnya menjadi tokoh yang banyak digemari bahkan sebelum ia mengucapkan sepatah kata. Media khususnya jatuh di bawah mantra nya. Dia adalah seorang ahli orator. Sedangkan Paus Paulus VI berbicara seolah-olah memberikan tesis doktor, Yohanes Paulus I menghasilkan kehangatan, tawa, sebuah 'faktor merasa-baik,' dan banyak gigitan suara media friendly. Menurut pembantunya, dia bukan idealis naif pengkritiknya membuatnya keluar menjadi. Kardinal Giuseppe Caprio, Sekretaris Kepausan pengganti Negara, mengatakan bahwa Yohanes Paulus cepat menerima peran barunya dan tampil dengan percaya diri. Yohanes Paulus mengakui bahwa prospek kepausan sudah gentar dia ke titik bahwa kardinal lain harus mendorong dia untuk menerimanya. Dia menolak untuk memiliki milenium berusia tradisional Paus Coronation dan mengenakan Paus Tiara. Dia malah memilih untuk memiliki disederhanakan Kepausan Peresmian Mass. Yohanes Paulus I digunakan sebagai nya moto Humilitas. Dalam karyanya terkenal Angelus 27 Agustus 1978 (disampaikan pada hari penuh pertama kepausannya) ia terkesan dunia dengan keramahan alami. Yohanes Paulus I ditemukan tewas duduk di tempat tidurnya sebelum fajar pada tanggal 29 September 1978, hanya 33 hari ke kepausannya. Vatikan melaporkan bahwa Paus 65 tahun kemungkinan besar meninggal dunia di malam hari sebelumnya karena serangan jantung.
20 IV. WILAYAH CABEAN SANTO LUKAS (18 OKTOBER) Λουκᾶς dalam bahasa Yunani - adalah seorang penulis Injil yang lahir dan tinggal di kota Antiokhia yang terletak di wilayah Siria kuno. Menurut buku-buku sejarah, Lukas memiliki profesi sebagai seorang tabib atau dokter sebelum menjadi seorang Kristen, meskipun para ahli meragukan fakta tersebut dan lebih memilih untuk menyebutnya sebagai seorang ahli dalam pengobatan. Tetapi sebelum ia menjadi seorang murid Kristus, ia adalah seorang yang tidak mengenal agama. Hal tersebut disebabkan oleh keluarganya yang pada saat itu tidak mengenal Tuhan. Tidak ada data-data yang jelas mengenai kapan Lukas bertobat dan menjadi seorang Kristen, tetapi dengan meneliti Kisah Para Rasul, kita bisa melihat ia bergabung dengan Rasul Paulus dan menjadi salah satu pengikut setianya. Dirinya mengikuti perjalanan misioner ke Makedonia, Yerusalem, dan juga Roma. Beberapa naskah juga mengatakan bahwa Lukas adalah murid Paulus yang paling setia. Saat Paulus ditangkap dan dipenjara di Yerusalem, Lukas dengan setia mengunjungi gurunya tersebut di tahanan. Beberapa ahli berasumsi bahwa selama mengunjungi Paulus di tahanan, Lukas juga secara tekun mengumpulkan bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk menulis kitab Injil dan juga bagian pertama kitab Kisah Para Rasul. Bila melihat dari tata bahasanya yang halus dan keahliannya dalam mengarang, Santo Lukas tentu saja adalah seorang yang memiliki pendidikan. Selain itu, kita juga bisa melihat bahwa semua tulisannya turut dipengaruhi oleh pandangan dan ajaran Paulus. Sebagaimana gurunya, Lukas kerap menaruh perhatian khusus terhadap orang-orang miskin dan hina-dina, serta memperlihatkan belas kasih Allah kepada manusia. Menurut Lukas, kabar gembira ditujukan kepada semua orang, khususnya kepada orang-orang yang tertindas dan para pendosa. Oleh sebab itu, banyak yang menyebut Injil Lukas sebagai "Injil Kerahiman Allah" atau "Injil Cinta Allah". Ia adalah satu-satunya penulis Injil yang menulis perumpaan orang Samaria yang baik hati (Luk. 10:25-37) dan penderita kusta Samaria yang berterimakasih pada Yesus (Luk. 17:11-19). Tak ada yang mengetahui secara pasti perjalanan hidup Lukas setelah meninggalnya Paulus. Beberapa ahli sejarah mengatakah ia menjadi martir dan meninggal di usia 84 tahun, di Thebes, ibukota wilayah Boeotia, Yunani. Di dalam dunia seni, Santo Lukas digambarkan dengan seekor lembu bersayap, karena Injil karangannya dimulai dengan adegan kurban persembahan di Bait Allah yang dilakukan oleh Zakaria
21 keteguhan imannya. SANTA AGATHA (5 FEBRUARI) Santa Agata dirayakan pesta namanya atau diperingati dalam Kalender orang kudus yaitu setiap 5 Februari. Ia menjadi seorang santa pelindung dari penyakit kanker payudara, pelindung Kemurnian (Keperawanan), serta pelindung dari bahaya api bagi para pekerja yang khususnya bekerja di tempat peleburan besi. Santa agatha yang memiliki paras yang cantik, karena kecintaannya kepada Kristus, rela mempersembahkan kemurniannya bagi kemuliaan Allah, serta rela mengorbankan hidupnya karena mempertahankan Bagaimana Kisah Santa Agatha yang dimaksud tersebut, berikut Kisah dan beberapa Variasi serta arti nama Agatha. Kisah Hidup Santa "Agatha dari Sisilia, Agatha dari Palermo, Agatha dari Catania Santa agatha yang dimaksud adalah seorang yang berasal dari Catania, Provinsi Sisilia, Italia yang hidup di abad ketiga. Ia adalah seorang Kristen yang memiliki paras begitu cantik dan berasal dari keluarga kaya dan bangsawan. Pada masa itu sedang maraknya penganiayaan terhadap pengikut Kristus atau umat Kristiani. Hal itu terjadi masa pemerintahan Kaisar Decius(249-251). Saat itu seorang Gubernur dari Provinsi Sisilia, Quintianus mengeluarkan sebuah maklumat, bahwa semua orang kristiani pengikut Kristus harus ditangkap dan diadili di Kota Palermo, Ibukota Propinsi. Keberadaan gadis cantik yang saat itu masih berusia 15 tahun "Agatha" dari daerah Catania, di kaki gunung Aetna pun di dengarnya dan Sang Gubernur pun mencoba merayukan dan menginginkannya. Agatha ketika itu telah berjanji setia tidak akan menikah dengan pria manapun, sebab kemuriannya hanya dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan. Oleh karena itu, Agatha pun menolak rayuan asmara dari prefek Romawi Quintianus untuk menikahinya. Penolakan yang dilakukan secara konsisten oleh Agatha tersebut membuat Quintianus marah besar. Dengan keberadaan Agatha sebagai orang Kristen pun digunakan sebagai alat untuk memaksanya dengan cara menangkap dan menangkap melakukan penganiyaan terhadap dirinya. Ia melaporkan ke pihak berwenang dan memerintahkan pembantupembantunya untuk menangkapnya. Menurut tradisi Malta, Agatha bersama beberapa temannya diceritakan sempat melarikan diri dari Sisilia dan berlindung di Malta sebuah daerah kepulauan di Malta. Disana ia hanya sebentar, ia menghabiskan hariharinya di ruang bawah tanah yang dipahat batu di Rabat , berdoa dan mengajar Iman Kristen kepada anak-anak. Setelah beberapa waktu, ia pun kembali ke Sisilia kembali. Mulai dari situlah kisah penangkapan terjadi sampai pada kemartirannya. Agatha pun dimasukkan ke di rumah seorang pelacur yang diharapkan bahwa ia akan terjerumus ke dalam lembah hitam yang akan merubah prinsip hidupnya. Tetapi tak seorang pun berani menjamah Agatha. Setalah kurang lebih sebulan berlalu, sang gubernus, masih mencoba membujuknya.
22 “Engkau seorang wanita terhormat,” katanya dengan lembut. “Mengapa engkau merendahkan dirimu sendiri dengan menjadi seorang Kristen?” “Meskipun aku seorang terhormat,” jawab Agatha, “aku ini seorang hamba di hadapan Yesus Kristus.” “Jika demikian, apa sesungguhnya arti dari menjadi terhormat?” tanya gubernur. Agatha menjawab, “Artinya, melayani Tuhan.” Ketika Gubernur Quintianus, yakin bahwa Agatha tak bisa berubah, ia semakin berang melihat hal itu sampai akhirnya Agatha dipenjarakannya. Ia diancam jika tak mau mengingkari Kristus, ia akan disiksa dan bahkan buah dadanya akan dipotongnya. Walaupun seperti itu, Agahta tetap teguh pada pendiriannya. Akhirnya, Agatha mendapatkan siksaan demi siksaan yang terjadi secara kerji. Agatha diregangkan di rak untuk dirobek dengan kait besi, dibakar dengan obor, dan dicambuk. Di antara siksaan yang dia alami adalah pemotongan payudaranya dengan penjepit. Namun sebuah sebuah kejadian alam gempa bumi menyelamatkan dia dari siksa pembakaran yang terjadi. Lalu dikirim ke panjara di mana Santo Petrus menampakkan diri padanya dan menyembuhkan luka-lukanya. Menjelang detik detik kematiannya, Agatha berdoa: "Tuhan Engkau telah melindungkiku dari masa mudaku. Engkau jualah yang telah menjauhkan aku dari cinta duniawi. Kini engkau mengizinkan aku menang melawan siksaan tubuh. Kini ku serahkan jiwaku ke dalam tangan-Mu". Menurut Legenda Aurea, Santa Agatha meninggal di Penjara tersebut di tahun 251. Walaupun kisah kekudusan dan kemartiran diakui oleh Gereja Katolik, namun tidak ada laporan secara tertulis tentang kisah itu, dan hanya beredar sebagai kisah tradisi.
23 SANTO YUSUF (17 MARET) Yusuf mempunyai tunangan seorang perawan bernama Maria, yang tinggal di Nazaret. Sebelum mereka hidup sebagai suami isteri, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus. Sebagai seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikan Maria dengan diam-diam. Tetapi dalam mimpi Yusuf mendapat perintah dari malaikat Tuhan untuk tetap menikahi Maria dan memberi nama anak yang akan dilahirkan itu Yesus. Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki. Menjelang kelahiran anak itu, Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Maka Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, --karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud— supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di Betlehem tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Yusuf menamakan Dia Yesus. Ia kemudian menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Pada hari Yesus dilahirkan, para gembala mendapatkan berita kelahiran-Nya dari malaikat Tuhan, lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembalagembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Dan ketika genap 8 hari dan Ia harus disunatkan, anak itu secara resmi diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. Guido Reni, Santo Yusuf dan ketika genap waktu pentahiran (bayi berusia 40 hari), menurut hukum Taurat Musa, Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Sewaktu di Bait Suci itu, Simeon dan Hana memberikan kata-kata nubuat tentang Yesus. Yusuf yang disebut sebagai "bapaNya" serta Maria, ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
24 Sewaktu masih tinggal di Betlehem, mereka dikunjungi oleh orang-orang Majus dari Timur yang datang menyembah Yesus dan memberikan persembahan berupa mas, kemenyan dan mur. Setelah orang-orang itu berangkat, malaikat Tuhan memberi tahu Yusuf dalam mimpi bahwa Yesus mengalami bahaya karena Herodes hendak membunuh bayi tersebut, Yusuf membawa Yesus dan Maria lari ke Mesir. Setelah Herodes mati, dan karena takut kepada Arkhelaus, maka Yusuf membawa Maria dan Yesus tinggal di Nazaret, Galilea. Setelah itu, Alkitab hanya menyinggung keberadaan Yusuf ketika Yesus pada usia 12 tahun dan mengunjungi Bait Suci di Yerusalem, dan dikatakan bahwa mereka tinggal di Nazaret. Sesudah itu tidak ada lagi riwayat mengenai Yusuf. Tradisi menyebutkan Yusuf telah meninggal sebelum peristiwa perkawinan di Kana. Ketika Yesus memulai pelayanan-Nya, Ia dikenal sebagai "anak Yusuf dari Nazaret".
25 V. WILAYAH GISIKDRONO SANTO ALBERTUS (15 NOVEMBER) St Albertus dilahirkan pada tahun 1250 di Kerajaan Sicilia, tepatnya di kota Trapani dari pasangan suami-istri bernama Benedictus de’Abbati dan Joana de Salzi setelah mereka berdua menikah selama 26 tahun tanpa anak. Selama itu mereka memohon kemurahan Tuhan, khususnya dengan bantuan Bunda Maria, agar mereka dikaruniai anak. Mereka bahkan berjanji akan mempersembahkannya kembali kepada Tuhan jika permohonan itu dikabulkan. Janji itu tak dapat mereka ingkari ketika Tuhan menganugerahkan kemurahan-Nya dengan kelahiran Albertus yang ‘hanya’ sempat tinggal bersama mereka selama lebih-kurang 14 tahun. Pada usia delapan tahun, Albertus sudah ditentukan oleh seorang pangeran sebagai calon mempelai putrinya jika mereka sudah dewasa. Namun Albertus menolak karena pada saat itu ia sudah berniat masuk Ordo Karmel. Protesnya kepada orangtuanya khas anak-anak: “Sebelum Ayah-Bunda memberikan izin kepada saya untuk hidup membiara, saya tidak akan menyentuh makanan maupun minuman!” Ketika ditolak masuk biara karena kemudaan usianya, kepada pembesar biara ‘St.Maria Menerima Kabar Gembira’ di Trapani, sambil bercucuran air mata ia mengatakan: “Pater, untuk memberikan bukti pertama dari ketaatan saya, pada saat ini juga saya akan pulang kembali ke rumah.” Karena perlindungan St.Maria terhadap niat kedua orangtuanya dan keistimewaan Albertus yang telah dipilih Tuhan, perjuangannya untuk menjadi biarawan Karmelit tak pernah dapat dipadamkan oleh berbagai kenikmatan hidupnya sebagai putra keluarga bangsawan. Tak ada lagi yang dapat menahan keinginannya. Pada tahun 1264 ia menerima pakaian biara. Segera sesudahnya ia membagi-bagikan pakaiannya sendiri kepada orang-orang miskin. Sejak awal hidup membiaranya Albertus memang tidak puas akan kebajikan yang biasa. Semakin sering ia menyangkal diri, semakin sering ia tertarik untuk meningkatkannya. Daya tahan dan kepandaiannya berbicara sangat luar biasa, sehingga seorang sarjana menamainya: ‘Sebuah Arus Nasihat’. Ia bekerja dengan tangannya ketika menulis buku-buku ilmiah atau tentang ketakwaan kepada Tuhan, atau bila ia melaksanakan pekerjaan-pekerjaan di biara. Ia bekerja dengan lidahnya bila ia menerangkan isi Injil Suci kepada umat. Ia bekerja dengan pikirannya bila ia mencermati karya tulisnya. Pendek kata, ia bekerja agar Tuhan berkenan kepadanya untuk mengenyahkan setan yang tak mampu lagi menembus jiwanya. Maka, dengan gagah berani ia dapat merebut para pendosa dari cakar-cakar kuasa kegelapan. Melalui matiraga yang ketat, ia mencapai kesempurnaan yang dikehendaki Tuhan. Meskipun demikian, Albertus tetap rendah hati. Ketika ia diminta menyiapkan diri untuk ditahbiskan menjadi imam, ia berkata: “Seorang imam harus suci, sedangkan saya hanyalah seorang yang berdosa besar; ia harus menyerupai matahari
26 yang menerangi orang-orang lain, sedangkan jiwa saya sedemikian lemah, sehingga membutuhkan bantuan yang kuat.” Tetapi Tuhan telah memilihnya menjadi imam. Maka ia pun ditahbiskan oleh Uskup Agung Messina. Beberapa tahun kemudian ia diangkat sebagai provinsial walaupun sudah berusaha menolaknya karena merasa tak layak dibandingkan saudara-saudara seserikat yang memilihnya. Dalam segala hal, hidup Albertus diarahkan bagi bertambah besarnya keluhuran Tuhan, keselamatan jiwa-jiwa sesamanya, kecemerlangan dan perkembangan serikatnya. Kendati menganggap pujian sebagai jebakan yang dipasang untuk menjerat kebajikannya, ia tidak dapat menghindari sorak-sorai umat yang tercengang karena Tuhan mengadakan berbagai mukjizat dengan perantaraannya. Meskipun pada usia 57 tahun kesehatannya masih sangat baik, tetapi karena mengetahui dari bisikan ilahi bahwa akhir hidupnya sudah dekat, ia meletakkan jabatannya sebagai provinsial dan mengasingkan diri di sebuah biara yang sudah hampir menyerupai timbunan reruntuhan akibat perang. Dalam waktu singkat, keadaan biara yang tak layak dihuni itu menyebabkan kesehatannya merosot tajam. Suatu malam ia memanggil para saudara seserikatnya di biara Messina dan menyampaikan pesan-pesan terakhirnya agar mereka semua setia pada kaul-kaul kekal kebiaraan dan kepada Tahta Santo Petrus. Kemudian ia meninggalkan dunia fana ini dengan tenang sesudah mengulangi perkataan Sang Penebus menjelang wafat-Nya: “Bapa, ke dalam tangan-Mu, kuserahkan jiwaku!” Uskup Agung Messina dan Raja Frederik menjemput jenazah suci itu dan dibawa dalam perarakan ke gereja kathedral untuk disemayamkan di altar utama. Rakyat menuntut agar bagi Albertus dipersembahkan ‘Misa Pengaku Iman’, bukan ‘Misa Arwah’ (Requiem). Sesudah beberapa hari jenazahnya dimasukkan ke sebuah makam batu di gereja para Karmelit. Raja dan para rohaniwan maupun umat segera memohon ke Tahta Suci agar mengumumkan pengesahan Albertus sebagai orang kudus. Namun pelaksanaan keputusan itu selalu tertunda akibat suasana keruh yang ditimbulkan oleh perang yang yang berulang-ulang sehingga memorakporandakan Sicilia. Baru pada 31 Mei 1476, Paus Sixtus IV mengumumkan Bulla Caelestis aulae militum yang menyatakan Albertus sah mendapat sebuah tempat di antara para kudus untuk selamanya. (Sumber: “Sukses Alumni Dempo” – 1996, A-7)
27 SANTA BERNADET (16 APRIL) Bernadet merupakan seorang gadis dan anak sulung yang hidup dalam sebuah keluarga yang dulunya adalah keluarga kaya pengusaha gilingan gandum, yang kemudian jatuh miskin. Ia lahir pada tanggal 7 Januari 1844 dari dari orang tua Francois Soubirous pengusaha gilingan Gandum dan ibunya bernama Louise Casterot adalah seorang tukang cuci. Sudah sejak dari kecil sekitar 14 tahun Bernadet sudah mengalami sakitsakitan, lemah, dan bahkan terlihat lamban walaupun dia nampak begitu ramah pada setiap orang yang ia jumpai. Ia menderita kolera, juga asma. Dalam sakitnya tersebut, ia tak pernah mengeluh, namun terus berusaha mempersembahkan segala apa yang dideritanya kepada Tuhan sebagai bagian dari penyerahkan dirinya. Walaupun ia sakit-sakitan bukan berarti dia terbebas dari segala kewajiban dan tugas yang ada. Ia tetap mengasih adik-adik yang yang jumlahnya masih ada lima. Setelah ia tumbuh dewasa, Bernadet pun harus bekerja membantu orang tuanya dengan menjadi seorang pembantu, juga penggembala ternak. Suatu ketika dalam peritiwa 11 Februari 1858, Bernadet bersama dua adik perempuannya sedang mencari kayu bakar dekat Gua Massabielle ("Batu Besar"), di tepi sungai Gave dekat kota Lourdes, Bernadet mendapat penampakan dari Bunda Maria. Itu menjadi sebuah peritiwa yang sungguh besar dalam kehidupan Bernadet. Saat itu ia sekonyongkonyong saja melihat seorang wanita cantik berdiri di gua itu. Ia tak tahu siapa wanita itu dan apa yang diinginkannya. Wanita Cantik itu (Bunda Maria) menampakkan pada Bernadet sebanyak 18 kali. Bunda Maria memintanya untuk sering berkunjung kepadanya sesering mungkin. Ia menajikan sebuah kebahagian bukan di dunia melainkan di akhirat. Saat pada penampakan ke 16 pada 25 Maret 1858, Bunda maria menyatakan dirinya pada BErnadet dengan berkata: "Akulah yang Dikandung Tanpa Dosa." ('Que Soy Era Immaculada Conceptiou' atau 'I Am The Immaculate Conception'). Ketika Bernadet menceritakan kejadian yang ia alami, ia banyak di caci dan di ejek, namun banyak pula yang penasaran dan mengikuti Bernadet saat terjadi sebuah penampakan tersebut. Mereka tak bisa melihat penampakan tersebut, namun hanya bisa melihat Bernadet dengan wajahnya yang berubah dan terpeona kala melihat kedalam gua, dan bagaimana gadis itu mengorek-orek tanah serta meminum air yang keluar dari sana. Tanpa mempedulikan larangan dari penguasa setempat, orang disana membuat sebuah kolam yang menampung air yang mengalir dari tempat itu. Berkat air itu, banyak terjadi mukjizat yang terjadi. Seperti anak tetangga Bernadet sembuh dari sakit sawan, MAta tukang batu disembuhkan. Bukan hanya itu permaisuri dari kaisar Napoleon III, secara diam-diam mengambil air itu untuk menyembuhkan putranya yang sebenarnya sakit namun tidak gawat. Dengan kejadian tersebut, Kaisarpun mencabut larangan pengambilan air gua, malahan kaisar membuka Lourdes
28 untuk umum. Meskipun demikian, sikap Uskup saat itu berhati-hati terhadap pengalaman yang didapat oleh Bernadet itu. Beberawa waktu kemudian, Bernadet menanggung banyak derita karena kecurigaan orang yang tidak percaya, maupun oleh semangat dan perhatian dari orang-orang keterlaluan dalam kepercayaannya tehadap kejadian itu. Ia tetap bertahan dengan sabar dan tabah menghadapi dan menagggung segala yang terjadi dari peritiwA itu. Di Usia 22 tahun, pada tahun 1866, ia bergabung menjadi suster di biara Karitas di Nevera. Dalam kehidupan biara, ia bisa terlindung dari gangguan banyak orang di luar, namun tidak terhindar dari derita lain yang dihadapai dari kalangan biara atau suster lain yang kaku, dan tidak ramah. Ia dalam membiara pun tak lepas dari kondisi tubuhnya yang sakit-sakitan, ia menderita asma yang semakin gawat, namun ia menjalaninya dengan penyarahan diri kepada Tuhan dengan apa yang dialaminya dengan mengungkapkan "Pekerjaan semakin maju, yaitu bersakit-sakit" Dan untuk pengalamannya dalam penampakan dengan Bunda Maria, seorang suster pernah bertanya kepadanya apakah ia merasa bangga karena dipilih oleh Bunda Maria. Bernadet pun menjawabnya dengan tenang, "Bunda Maria memilih saya justru karena saya inilah yang paling hina". Suatu jawaban dari kerendahan hati yang paling dalam! Ia menjalani hidupnya sampai pada usia 35 tahun. Ia meninggal pada 16 April 1879 sebagai seorang biarawati. Ia meninggal secara alami akibat penyakit TBC yang dideritanya. Pada saat pengajukan Beatifikasi, di tahun 1909 makan Bernadet dibuka kembali. Ada sebuah hal yang begitu ajaib yang langsung disaksikan oleh Uskup Gauthey dari Nevers, para wakil dan pejabat Gereja, serta semua yang hadir bahwa jenazah Bernadette masih sama persis seperti pada hari ia meninggal. Tubuhnya utuh sempurna, tak tercium bau busuk, pun tak didapati tanda-tanda kerusakan pada tubuh mungil yang terbaring dalam peti jenazah
29 SANTO BONIFASIUS (5 JUNI) Santo Bonifasius, Uskup dan Martir, Bonifasius berasal dari sebuah keluarga Angolsakson. Ia lahir pada tahun 680 di Crediton, Inggris, dari pasangan orang-tua yang Katolik. Namanya sejak kecil ialah Winfried. Pertemuan dengan para misionaris sudah dialaminya sejak masa kecilnya. Para misionaris ini biasanya singgah di rumah mereka dan bercerita banyak tentang pengalaman mereka di seberang Laut Utara. Ceritacerita para misionaris ini membangkitkan dalam hati Bonifasius keinginan untuk mengikuti jejak mereka. Ketika meningkat dewasa, Bonifasius masuk biara di Nursling. Di biara ini, ia dididik dan dilatih untuk menjadi seorang rasul yang tangguh. Akhirnya ia berhasil ditabhiskan menjadi imam dan diutus ke Frisia. Tetapi karena bangsa Frank yang telah banyak menjadi Kristen adalah musuh orang Frisia, maka penyebaran Injil disini dilarang. Oleh karena itu, Winfried kemudian pergi ke Roma. Oleh Paus Gregorius II ( 715-731), ia diterima dengan baik dan diberi nama baru Bonifasius yang berarti “yang mujur”. Dari Roma Bonifasius diutus ketengahtengah bangsa Jerman. Tugas perutusan yang berat dan berbahaya ini dijalankannya dengan setia. Di Jerman, Bonifasius pertama-tama pergi ke Hesse, kemudian ke Thuringia, Bavaria dan akhirnya ke Frisia. Para sahabatnya di Inggris mendukungnya dengan doa-doa, keperluan-keperluan altar dan gereja. Atas permintaan Paus Gregorius II, ia sekali lagi pergi ke Roma pada tahun 722, dan disana ia ditabhiskan menjadi Uskup. Setelah itu, Bonifasius kembali ke Jerman sebagai utusan Sri Paus untuk melayani gereja disana. Ia mendirikan banyak gereja dan biara serta mengadakan pembaharuan hidup rohani umat dan para imamnya. Banyak misionaris baru, imam maupun suster, didatangkan dari Inggris. Dari antara misionaris-misionaris ini,terkenallah suster-suster: Tekla, Walburga dan Lioba serta dua orang imam yang kemudian menjadi orang kudus: Santo Lulus dan Santo Eobanus. Untuk tetap memelihara hidup rohaninya, Bonifasius mempergunakan beberapa minggu dalam setahun untuk beristirahat dan berdoa di kota Fulda. Kota Fulda ketika itu menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Dengan cara ini, Bonifasius berkembang menjadi seorang uskup yang saleh dan suci. Pada usianya yang lanjut itu, ia sekali lagi pergi ke Frisia bersama beberapa imam untuk menerimakan Sakramen Krisma. Tetapi di daerah Dokum, Bonifasius bersama imamimam itu diserang segerombolan orang-orang kafir. Para imam yang bersamanya dan orang-orang serani di tempat itu bertekad melawan serang itu. Melihat hal itu Bonifasius berkata: “Anak-anakku! Janganlah berperang! Hari yang sudah lama kutunggu dengan penuh kerinduan akhirnya tiba juga. Biarlah Tuhan berperang melawan mereka.” Bonifasius dengan para imam yang menyertainya dalam perjalanan itu dibunuh karena imannya, bersama-sama 53 orang serani. Peristiwa ini terjadi pada tahun 754. Kemudian jenazahnya dibawa ke Fulda. Bonifasius dikenal
30 Nikolas adalah santo nasional Rusia. Cerita tentang tertolongnya ketiga puteri di atas melahirkan tradisi yang melukiskan Santo Nikolas sebagai penyayang anaksebagai perintih pewartaan Injil di Jerman dan dihormati sebagai pelindung negeri Jerman. SANTO NIKOLAS (6 DESEMBER) Santo Nikolas dari Myra, Uskup dan Pengaku Iman Nikolas lahir di Parara, Asia Kecil dari sebuah keluarga yang kaya raya. Sejak masa mudanya ia sangat menyukai cara hidup bertapa dan melayani umat. Ia kemudian menjadi seorang imam yang sangat disukai umat. Harta warisan dari orangtuanya dimanfaatkan untuk pekerjaan-pekerjaan amal, terutama untuk menolong orang-orang miskin. Sebagai imam ia pernah berziarah ke Tanah Suci. Sekembalinya dari Yerusalem, ia dipilih menjadi Uskup kota Myra dan berkedudukan di Lycia, Asia Kecil (sekarang: Turki). Santo Nikolas dikenal di mana-mana. Ia termasuk orang kudus yang paling populer, sehingga dijadikan pelindung banyak kota, propinsi, keuskupan dan gereja. Di kalangan Gereja Timur, ia dihormati sebagai pelindung para pelaut; sedangkan di Gereja Barat, ia dihormati sebagai pelindung anak-anak, dan pembantu para gadis miskin yang tidak mampu menyelenggarakan perkawinannya. Namun riwayat hidupnya tidak banyak diketahui, selain bahwa ia dipilih menjadi Uskup kota Myra pada abad keempat yang berkedudukan di Lycia. Ia seorang uskup yang lugu, penuh semangat dan gigih membela orang-orang yang tertindas dan para fakir miskin. Pada masa penganiayaan dan penyebaran ajaran-ajaran sesat, ia menguatkan iman umatnya dan melindungi mereka dari pengaruh ajaran-ajaran sesat. Ketenaran namanya sebagai uskup melahirkan berbagai cerita sanjungan. Sangat banyak cerita yang menarik dan mengharukan. Namun tidak begitu mudah untuk ditelusuri kebenarannya. Salah satu cerita yang terkenal ialah cerita tentang tiga orang gadis yang diselamatkannya: konon ada seorang bapa tak mampu menyelenggarakan perkawinan ketiga orang anak gadisnya. Ia orang miskin. Karena itu ia berniat memasukkan ketiga putrinya itu ke tempat pelacuran. Hal ini didengar oleh Uskup Nikolas. Pada suatu malam secara diam-diam Uskup Nikolas melemparkan tiga bongkah emas ke dalam kamar bapa itu. Dengan demikian selamatlah tiga puteri itu dari lembah dosa. Mereka kemudian dapat menikah secara terhormat. Cerita yang lain berkaitan dengan kelaparan hebat yang dialami umatnya. Sewaktu Asia Kecil dilanda paceklik yang hebat, Nikolas mondar-mandir ke daerahdaerah lain untuk minta bantuan bagi umatnya. Ia kembali dengan sebuah kapal yang sarat dengan muatan gandum dan buah-buahan. Namun, tanpa sepengetahuannya, beberapa iblis hitam bersembunyi dalam kantong-kantong gandum itu. Segera Nikolas membuat tanda salib atas kantong-kantong itu dan seketika itu juga setan-setan hitam itu berbalik menjadi pembantunya yang setia.
31 anak. Salah satu tradisi yang paling populer ialah tradisi pembagian hadiah kepada anak-anak pada waktu Pesta Natal oleh orangtuanya melalui ‘Sinterklas’. Tradisi ini diperkenalkan kepada umat Kristen Amerika oleh orang-orang Belanda Protestan, yang menobatkan Santo Nikolas sebagai tukang sulap bernama Santa Claus. “Sinterklas”, yaitu hari pembagian hadiah kepada anak-anak yang dilakukan oleh seorang berpakaian uskup yang menguji pengetahuan agama anak-anak, tetapi ia membawa serta hamba hitam yang menghukum anak-anak nakal. Santo Nikolas meninggal dunia di Myra dan dimakamkan di katedral kota itu. Relikuinya kemudian dicuri orang pada tahun 1807. Sekarang relikui itu disemayamkan di Bari, Italia. SANTO TIMOTIUS (26 JANUARI) Timotius dikenal sebagai rekan kerja dan pendamping terpercaya dari Santo Paulus dalam perjalananperjalanan misinya. Ia (kemungkinan) lahir di Lystra, sebuah kota di Asia Kecil. Ayahnya kafir, sedangkan ibunya beragama Yahudi. Bersama ibunya, Eunike dan neneknya Lois, Timotius bertobat dan menjadi Kristen pada saat Santo Paulus pertama kali mengunjungi Likaonia (2Tim 1:5). Semenjak masa mudanya, Timotius sudah mengenal Kitab Suci agama Yahudi dari ibunya. Bahkan kitab itu sudah menjadi bacaan utama. Tujuh tahun kemudian (setelah menjadi Kristen) ketika Santo Paulus kembali ke Lystra Timotius sudah menjadi pemuda yang aktif dan saleh, dan bersemangat rasul. Ia dipuji oleh saudara saudara seiman di Lystra dan Ikonium (Kis16:2). Untuk menghilangkan pertentangan antara kaum Yahudi dan Yudeo Kristen, Timotius disunat (Kis16:3). Ia lalu menemani Paulus ke Berea. Disana ia tinggal bersama Silas, sementara Paulus melanjutkan perjalanannya. Kemudian, ia bertemu lagi dengan Paulus di Korintus (Kis 18:5) dan lalu menemani Paulus ke Yerusalem (Kis20:4). Timotius dikenal sebagai seorang yang bersama Paulus menulis enam pucuk surat (1Tes1:1; 2Tes1:1; 2Kor1:1; Flp1:1; Kol1:1; [[Fil 1]]). Namanya tercantum lagi di surat-surat Penjara yang memberitakan tentang pengutusan Timotius untuk mengunjungi orang orang Kristen di Filipi. Karena tidak seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh sungguh memperhatikan kepentingan Yesus Kristus. Kamu tahu bahwa kesetiannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya. Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku (Fil2:20-23). Timotius sungguh dicintai dan disayang oleh Paulus. Hal ini dapat terlihat pada awal setiap surat yang ditujukan Paulus kepadanya: Anakku yang terkasih. Paulus sungguh kagum akan kesetiaan Timotius terhadap setiap ajarannya: Engkau telag mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokia dan di Ikonium dan di Lystra. (2Tim3:10-11).
32 VI. WILAYAH KALIBANTENG KIDUL SANTO AGUSTINUS (27 MEI) Agustinus dikenal sebagai Uskup Agung dari Canterbury, Inggris. Kehidupan masa mudanya, demikian juga masa kecilnya, tidak diketahui dengan pasti, kecuali bahwa ia berasal dari sebuah keluarga berkebangsaan Roma. Ia masuk biara Benediktin Santo Andreas yang didirikan oleh Gregorius Agung. Oleh Paus Gregorius ini, Agustinus bersama 39 orang temannya diutus ke Inggris untuk mempertobatkan orang-orang Inggris yang masih kafir. Ia menjadi pemimpin rombongan itu. Diantara rekan-rekannya, Agustinus dikenal sebagai Ahli Kitab Suci dan berjiwa rasul. Perjalanan dari Roma ke Inggris cukup melelahkan, bahkan menakutkan mereka karena banyak cerita ngeri beredar tentang orang-orang Inggris yang menjadi sasaran misi mereka. Sebagai pemimpin rombongan, Agustinus berusaha meneguhkan kawan-kawannnya. Melihat ketakutan yang semakin besar itu, Agustinus memutuskan untuk kembali ke Roma guna mendiskusikan dengan Paus Gregorius tentang kesulitankesulitan yang mereka hadapi. Dengan iman dan semangat baru, Agustinus kembali menemui kawan-kawannya sambil membawa surat kuasa dari Sri Paus. Surat kuasa dan doa Sri Paus Gregorius membuat mereka berani lagi untuk melanjutkan perjalanan menuju Inggris. Mereka melewatkan musim dingin di Paris, lalu melanjutkan perjalanan pada musim semi tahun 597. Mereka mendarat di Thanet, dan dari sini mereka menantikan ijinan dari raja untuk memasuki Inggris. Beberapa orang juru bahasa diutus menghadap raja raja Ethelbert. Beberapa hari kemudian, Raja Ethelbert sendiri datang menemui para rahib itu. Ia memberikan jaminan keselamatan kepada Agustinus dan kawan-kawannya sehingga mereka tidak mengalami banyak hambatan dalam tugasnya. Para rahib berarak menemui raja dengan membawa sebuah Salib Suci dan gambar Yesus sambil bernyanyi sehingga arakan itu terasa khikmat dan mengesankan. Oleh raja mereka diijinkan mewartakan Injil dan menetap di ibukota Inggris, Canterbury. Rejeki hidup harian mereka pun dijamin oleh raja. Mereka mulai menjalankan aturan hidup biara Benediktin seperti biasa sambil mewartakan Injil dan mengajar agama. Teladan hidup mereka yang saleh menarik hati penduduk. Raja sendiri dan beberapa pembantu minta diajari agama dan akhirnya dibaptis pada Pesta Pentekosta. Pada hari raya natal 597 lebih dari 10.000 orang Anglosakson dipermandikan. Hasil ini sangat menggembirakan hati para misionaris Benediktin itu. Peristiwa ini diberitakan kepada Sri Paus Gregorius Agung. Sri Paus membalas surat Agustinus dan kawan-kawannya sambil mengajak mereka agar tetap rendah hati: “Apabila engkau mengingat bahwa engkau selalu berdosa terhadap Penciptamu dengan perkataan, perbuatan dan kelalaian, baiklah ingatan itu pun melenyapkan segala
33 kesombongan yang mungkin timbul di dalam hatimu”. Sebagai Uskup Agung Canterbury, Agustinus sungguh berjasa bagi Gereja Katolik Inggris. Ia adalah perintis Gereja disana. Ia membuka dua lagi keuskupan di Inggris, tetapi tidak dapat mempersatukan umat Britania yang telah lama menjadi Kristen itu. Tetapi sebagai perintis, ia sangat berjasa untuk menghantar orang-orang Anglosakson kepada pengenalan akan Kristus dan InjilNya. Pada tanggal 26 Mei 604, Agustinus meninggal dunia dan dimakamkan di luar tembok Canterbury, dekat sebuah gereja baru yang dibangunnya. dasar seluruh kehidupan Toskania, Italia Tengah SANTO GREGORIUS VII (25 MEI) Saat terakhir kehidupan Gregorius di jalani di tempat pengasingan. Ia meninggal dunia di Salerno, Sisilia pada tanggal 25 Mei 1085. Ia seorang pencinta keadilan dan perdamaian. Hal ini dapat disimak dari katakatanya yang terakhir sebelum ajalnya: “Aku telah mencintai keadilan dan perdamaian dan membenci kelaliman. Karena itu aku meninggal di pengasingan.” “Mencintai keadilan dan perdamaian dan berjuang untuk menegakkannya demi kebaikan Gereja” adalah warna Gregorius. Hildebrand nama kecil Gregorius VII, lahir di pada tahun 1020 dari sebuah keluarga sederhana. Setelah menjadi rahib di sebuah biara Ordo Benediktin di luar negeri, ia dikirim belajar di biara Santa Maria di Roma. Karena kemampuan dan prestasinya sungguh luar biasa, ia dipindahkan ke Schola Cantorum, sebuah sekolah ternama di Roma. Di sini ia dibimbing oleh Yohanes Gratian, seorang imam yang menjadi Paus pada tahun 1045, dengan nama ‘Gregorius VI’. Oleh Gregorius VI, Heldebrand diangkat menjadi Sekretaris Pribadi. Tetapi kemudian dalam Konsili Sutri pada tahun 1046 yang diprakarsai oleh kaisar Jerman Henry III, Gregorius VI (1045-1046)-pengganti Paus Benediktus IX-dipaksa meletakkan jabatannya sebagai Paus karena dituduh melakukan praktek Simonia (membeli jabatan Paus dengan uang). Sebagai gantinya, Konsili memilih Klemens II (1046-1047). Setelah pemecatannya, Gregorius VI meninggalkan kota Roma dan mengungsi ke pegunungan Alpen ditemani oleh Hildebrand. Dari tempat pengungsian itu, Hildebrand pergi ke Jerman. Disana ia menjalin hubungan erat dengan Uskup Bruno dari Toul. Bersama Uskup Bruno, ia ikut membaharui kehidupan Gereja. Tatkala Uskup Bruno terpilih menjadi Paus (Paus Leo IX, 1049-1054), Hildebrand menemaninya ke Roma. Disana ia ditabhiskan menjadi Diakon Agung, suatu jabatan penting yang bertugas mengurus hubungan Tahkta Suci dengan negara-negara lain. Selain itu, ia dipercayakan jabatan sebagai pengawas keuangan kePausan. Sebagai rekan kerja terdekat Paus Leo IX, Hildebrand turut aktif melaksanakan berbagai program pembaharuan hidup menggereja.
34 Situasi Gereja pada masa itu sangat memprihatinkan. Berbagai kebiasaan buruk merajalela di kalangan raja-raja dan kaisar. Mereka tanpa segan-segan turut campur tangan dalam urusan-urusan yang sebenarnya menjadi urusan intern Gereja. Sering terjadi praktek pelantikan Imam dan Uskup dilakukan oleh raja atau kaisar, hanya karena dipandang dapat memberikan keuntungan kepada kerajaan atau kekaisaran. Jabatan Imam dan Uskup bahkan Paus dapat dibeli dengan uang. Soal kelayakan pribadi tidak diperhitungkan sama sekali. Kecuali itu, imam-imam pun tidak menghayati imamatnya dengan baik. Karya pembaharuan Gereja digalakkan untuk melenyapkan berbagai praktek itu. Keberhasilan awal dari usaha Hildebrand diperolehnya di biara Santo Paulus di Roma. Dengan pengaruhnya yang besar ia berhasil mengembalikan citra kehidupan imamat di antara kaum imam-imam yang hidup di dalam biara itu. Umat di Roma mulai bangkit lagi dengan semangat baru untuk menghayati imannya secara sungguh-sungguh. Oleh karena itu, ketika Leo IX meninggal dunia, orang-orang Roma dengan suara bulat memilihnya menjadi pengganti Leo IX. Tetapi Hildebrand yang ketika itu sedang bertugas di Prancis segera meminta agar umat memilih saja orang lain. Ia sendiri pun berjuang untuk mengangkat Gebhard, Uskup kota Eichstadt sebagai pengganti Leo IX. Pada tahun 1055, Gebhard menjadi Paus dengan nama Viktor II (1055-1057). Sepeninggal Viktor II (1057), Frederick dari Monte Casino diangkat menjadi Paus dengan nama Stefanus IX (1057-1058). Setahun kemudian ia meninggal dunia dan diganti oleh Uskup Gerhard dari Florence dengan nama Nikolas II (1059-1061). Pada masa kepemimpinan Paus Nikolas II terjadi dua peristiwa penting. Pertama, terbitnya dekrit pembaharuan aturan pemilihan Paus baru. Pemilihan ini sepenuhnya berada dalam tangan para Kardinal, tanpa campur tangan kaisar. Kedua, penandatanganan naskah perjanjian dengan bangsa Normandia yang menguasai Italia Selatan. Kedua peristiwa ini terjadi atas prakarsa Hildebrand, yang menjabat sebagai Diakon Agung. Peraturan baru mengenai pemilihan Paus mulai di terapkan Hildebrand ada waktu pemilihan Paus Aleksander II (1061-1073). Sepeninggal Aleksander II, peraturan baru itu seolah tidak berlaku. Umat secara spontan dan suara bulat memilih Hildebrand sebagai Paus, mengingat kesalehan hidupnya dan berbagai prestasinya dalam menangani urusan-urusan Gereja. Karena berpegang teguh pada aturan pemilihan yang baru, Hildebrand bersikeras menolak keinginan umat itu. Namun akhirnya ia menerimanya juga karena ketulusan hati umat. Ia menduduki Tahkta Santo Petrus dengan nama Gregorius VII (1073-1085). Semenjak ia merestui keinginan umat untuk menjadi Paus, berbagai tugas yang berat yang menuntut penyelesaian segera bermunculan secara beruntun. Program yang telah dijalankannya selama 25 tahun terus dijalankan. Ia berjuang keras memberantas berbagai praktek buruk di kalangan awam (kaisar dan raja-raja) dan kalangan pejabat Gereja. Praktek memperjual belikan jabatan imam dan Uskup juga diberantasnya. Ia mengadakan sinode-sinode untuk membicarakan masalah-masalah itu sekaligus untuk mencarikan jalan keluarnya. Ia menegaskan kepada para Uskup agar tidak lagi membiarkan Gereja Kristus dipermainkan oleh orang awam yang tidak bertanggungjawab. Ketegasannya dan pelbagai usaha pembaharuannya mendapat perlawanan keras dari kaum awam, terutama kaisar. Di Spanyol, Prancis, terutama di
35 Jerman di bawah kaisar Hendrik IV, para imam dan kaum awam dengan keras menentang kebijaksanaan Paus Gregorius VII. Meskipun demikian Gregorius tak tergoncangkan pendiriannya. Sebaliknya ia mengutus pembantu-pembantunya ke seluruh Eropa dengan kuasa penuh untuk memecat semua imam yang hidup tidak sesuai dengan imamatnya. Demikian juga semua orang yang menjadi imam dengan cara ‘simonia’. Ia menerbitkan sebuah dekrit yang dengan keras melarang kaum awam, termasuk raja-raja dan kaisar untuk terlibat dalam hal pengangkatan pejabatpejabatan Gereja. Ia mengekskomunikasikan semua imam yang menduduki jabatan suci dengan cara yang tidak benar dan sah menurut aturan Gereja. Bahkan ia memecat beberapa Uskup Saxon dan menggantinya dengan orang-orang pilihannya sendiri. Sebagai reaksi, kaisar Hendrik IV menabhiskan diakon Teolbaldo sebagai Uskup Agung Milan, Italia Utara. Gregorius menentangnya dengan tindakan ekskomunikasi. Pada misa Natal 1075, Gregorius ditangkap dan dipenjarakan. Tetapi ia segera dibebaskan oleh umat Roma yang mencintainya. Hendrik segera mengadakan pertemuan dengan uskup-uskup Jerman di Worms pada tahun 1076. Mereka menuduh Gregorius melakukan berbagai tindakan kriminal dan dengan tegas menyatakan bahwa pengangkatannya sebagai Paus adalah tidak sah. Lebih lanjut mereka mendesak agar Gregorius segera turun Tahkta Santo Petrus. Melihat bahwa Hendrik IV telah diekskomunikasikan oleh Gregorius, sejumlah besar Pangeran Jerman membelot dan bangkit melawan Hendrik. Mereka berkumpul di Tribur dan memberhentikan Hendrik sebagai kaisar Jerman. Menyaksikan peristiwa kacau ini, Hendrik segera mengambil tindakan berani yakni meminta pengampunan Paus. Dengan sejumlah kecil pengikutnya, ia berangkat menuju istana Kanossa, tampat peristirahatan Gregorius. Selama tiga hari, Hendrik berdiri di halaman istana Kanossa, sebagai seorang peniten yang mau bertobat. Mengingat kedudukannya sebagai seorang gembala umat yang berkewajiban mengampuni setiap umatnya yang bertobat, Gregorius akhirnya rela mengampuni Hendrik dan menarik kembali keputusan ekskomunikasinya setelah Hendrik berjanji untuk menaati aturan-aturan yang ditetapkan Paus dan Hukum Gereja. Pengampunan ini membebaskan dia dari dosanya sekaligus ancaman para pangeran. Ia kembali ke Jerman untuk memulihkan kembali kedudukannya sebagai kaisar. Meski demikian, para pangeran tidak mengakuinya lagi. Mereka mengangkat Rudolf, seorang pangeran dari Swadia untuk menduduki tahkta kekaisaran. Perang segera berkobar. Rudolf terbunuh dalam perang itu. Dengan demikian Hendrik kembali berkuasa. Ia lalu kembali kepada perbuatannya, yakni mengangkat kaum awam untuk menduduki jabatan-jabatan Gereja. Ia mengancam Gregorius dengan mengangkat Guibertus, Uskup Agung Ravenna yang telah diekskomunikasikan Gregorius sebagai Paus tandingan, dengan nama Klemens III (1080-1100). Dan oleh Klemens III, Hendrik di nobatkan sebagai kaisar di Basilik Santo Petrus pada tanggal 31 Maret 1084. Situasi ini tidak berakhir. Pangeran Robertus Guiscard, seorang sahabat Gregorius dari suku Normandia di Italia Selatan, berangkat ke Roma dengan kekuatan besar untuk memaksa Hendrik turun dari tahktanya. Dia berhasil mengalahkan Hendrik. Takhta KePausan kembali dipulihkan. Tetapi karena orangorang Roma tidak suka kepada orang-orang Normandia, maka berkobarlah
36 pertempuran hebat. Menghadapi kekacauan ini, Gregorius mengasingkan diri ke Salerno, Italia Selatan. Disana ia mengampuni kembali orang-orang yang telah diekskomunikasikannya, kecuali Hendirk IV dan Guibertus. Disana pula ia menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tanggal 25 Mei 1085. SANTO TITUS (26 JANUARI) Santo Titus adalah murid langsung dari St. Paulus Rasul. Nama Titus dan Timotius sering disebut-sebut dalam Surat-surat Rasul agung tersebut. Paulus menulis dua pucuk Surat kepada Timotius ( I dan II Timotius ) dan sepucuk surat gembala untuk Titus (Kitab Titus) dimana Paulus menyapa keduanya dengan sebutan : Anakku yang sah dalam Iman. (I Tim 1:2 ; Tit 1:4). Titus adalah seorang bukan Yahudi yang percaya kepada Tuhan. Ia adalah seorang yang murah hati dan giat bekerja. Dengan penuh sukacita ia mewartakan Kabar Gembira bersama dengan Paulus dalam perjalanan kerasulan mereka. Oleh karena Titus seorang yang dapat dipercaya, Paulus tanpa ragu mengutusnya dalam banyak “misi” kepada komunitas-komunitas Kristiani. Titus membantu umat memperteguh iman mereka kepada Yesus. Ia juga mampu memulihkan perdamaian apabila terjadi perselisihan di antara jemaat Kristiani. Titus dianugerahi karunia istimewa sebagai pembawa damai. Paulus amat menghargai karunia yang dimiliki Titus ini dan mengenalinya sebagai karya Roh Kudus. Paulus akan mengirim Titus untuk mengatasi persoalan-persoalan yang timbul. Ketika Titus ada di antara suatu kelompok jemaat Kristiani, orang-orang yang bersalah akan menyesali perbuatan mereka. Mereka akan memohon pengampunan dan berusaha memperbaiki apa yang telah mereka lakukan. Ketika damai telah tercapai, Titus akan kembali serta melaporkan hasil baiknya kepada Paulus. Hal ini mendatangkan sukacita bagi Paulus dan jemaat Kristiani yang lain. St. Paulus mengangkat Titus sebagai Uskup di Pulau Kreta, di mana ia tinggal hingga akhir hayatnya.
37 VII. WILAYAH KALIBANTENG KULON SANTO MARTINUS I (11 NOVEMBER) Martinus terpilih menjadi Paus pada tahun 649. Ia memimpin Gereja selama 7 tahun. Pada awal pontifikatnya, situasi Gereja umumnya aman. Perhatiannya pada kepentingan Gereja dan umat sangat besar. Ia berusaha memimpin Gereja dengan sikap seorang gembala. Tiga pokok perhatiannya yang utama ialah doa, membantu para miskin dan mengajar. Perhatiannya terhadap nasib kaum miskin sangat besar sehingga ia sendiri pun hidup dalam kondisi serba kekurangan. Keaman Gereja terganggu dengan naiknya Konstantin II ke atas tahkta sekaligus menyatakan diri sebagai kepala Gereja Kristus. Selain itu ia pun menyebarkan ajaran palsu monotelitisme, bahwa Kristus hanya mempunyai satu kehendak. Hal ini menimbulkan pertentangan antara Martinus dan Konstantin II, karena Martinus dengan tegas menolak ajaran itu. Penolakan Martinus itu menimbulkan amarah besar di pihak kaisar, bahkan melahirkan rencana pembunuhan atas dirinya. Para serdadu berusaha membunuh Martinus, tetapi gagal. Sebagai gantinya, Martinus yang sudah tua dan sakit-sakitan itu ditangkap dan diusung ke sebuah kapal yang hendak berangkat ke Konstantinopel. Setelah sebulan berlayar, sampailah kapal itu di pulau Naksos. Di pulau itu, Martinus ditawan selama lebih dari satu tahun dengan penderitaan yang mengerikan. Setelah itu ia dibawa menghadap kaisar. Ia dihadapkan kepada senat kekaisaran dan dihukum mati dengan berbagai tuduhan palsu. Pakaian pontifikatnya ditanggalkan dan ia dihantar mengelilingi kota seperti para penjahat. Hukuman mati ditangguhkan dan diganti dengan pembuangan ke sebuah tempat sunyi hingga kematiannya pada tahun 655 sesudah sempat menderita sakit dan kelaparan.
38 SANTO MARTINUS II (11 NOVEMBER) Martinus terpilih menjadi Paus pada tahun 649. Ia memimpin Gereja selama 7 tahun. Pada awal pontifikatnya, situasi Gereja umumnya aman. Perhatiannya pada kepentingan Gereja dan umat sangat besar. Ia berusaha memimpin Gereja dengan sikap seorang gembala. Tiga pokok perhatiannya yang utama ialah doa, membantu para miskin dan mengajar. Perhatiannya terhadap nasib kaum miskin sangat besar sehingga ia sendiri pun hidup dalam kondisi serba kekurangan. Keaman Gereja terganggu dengan naiknya Konstantin II ke atas tahkta sekaligus menyatakan diri sebagai kepala Gereja Kristus. Selain itu ia pun menyebarkan ajaran palsu monotelitisme, bahwa Kristus hanya mempunyai satu kehendak. Hal ini menimbulkan pertentangan antara Martinus dan Konstantin II, karena Martinus dengan tegas menolak ajaran itu. Penolakan Martinus itu menimbulkan amarah besar di pihak kaisar, bahkan melahirkan rencana pembunuhan atas dirinya. Para serdadu berusaha membunuh Martinus, tetapi gagal. Sebagai gantinya, Martinus yang sudah tua dan sakit-sakitan itu ditangkap dan diusung ke sebuah kapal yang hendak berangkat ke Konstantinopel. Setelah sebulan berlayar, sampailah kapal itu di pulau Naksos. Di pulau itu, Martinus ditawan selama lebih dari satu tahun dengan penderitaan yang mengerikan. Setelah itu ia dibawa menghadap kaisar. Ia dihadapkan kepada senat kekaisaran dan dihukum mati dengan berbagai tuduhan palsu. Pakaian pontifikatnya ditanggalkan dan ia dihantar mengelilingi kota seperti para penjahat. Hukuman mati ditangguhkan dan diganti dengan pembuangan ke sebuah tempat sunyi hingga kematiannya pada tahun 655 sesudah sempat menderita sakit dan kelaparan.
39 VIII. WILAYAH MANYARAN SANTO DOMINIKUS (2 APRIL) Santo Dominikus dilahirkan di Calaruega, Spanyol pada tahun 1171 dari keluarga Felix de Guzman dan Bl. Jean of Aza. Ia melewati masa kecilnya tanpa peristiwa besar yang menyolok. Ia ditahbiskan menjadi imam saat masih belajar di Universitas di Palencia pada tahun 1198/1199. Ia menjadi canon regular di Osma, Spanyol yang mengikuti secara ketat aturan yang dikembangkan oleh St. Agustinus di bawah pimpinan Uskup Diego de Acebo. Mei 1203, King Alfonzo VII mengutus uskup Diego untuk mengatur pernikahan putranya, Infante don Fernando, dengan putri dari keluarga kerajaan Denmark. Pernikahan tersebut diharapkan dapat mempererat relasi politik antara Castile (Spanyol), Denmark dan Prancis. Dalam perjalanan, tepatnya di Toulouse, Prancis Selatan, Dominikus yang menemani Uskupnya untuk pertama kali berhadapan dengan bidaah Albigensian di sebuah penginapan. St.Dominikus berdebat sepanjang malam dengan pemilik penginapan tersebut dan saat matahari terbit, pemilik penginapan tersebut kembali ke iman katholik. Di Denmark, Uskup Diego bertemu dengan Uskup Agung Andrew Sunesen dan rencana pernikahan disetujui. Pada tahun 1205, Uskup Diego mengadakan perjalan kedua ke Denmark untuk menjemput sang putri, tetapi rencana pernikahan dibatalkan sepihak oleh sang putri. Setelah misi di Denmark, Uskup Diego berkunjung ke Roma dan melanjutkan perjalanannya ke Montpellier, Prancis Selatan dimana bidaah Albigensian dan Catharist mengancam Gereja Katholik. Di sana, dia bertemu dengan tiga 'pontiff legates' Arnoud Amaury, Peter of Castelnau, dan Maitre Raoul yang mengalami frustasi dalam misi mereka memerangi bidaah. Uskup Diego kemudian berinisiatif untuk membantu ketiga utusan paus tersebut dengan preaching mendicancy. Pada tahun 1207 setelah setahun memerangi bidaah di Prancis selatan, uskup Diego memutuskan kembali ke Osma, sementara Dominikus melanjutkan misinya di Montpellier. Sebuah pukulan besar buat Dominikus saat mendengar kabar kematian uskup Diego pada 30 Desember 1207. Duta kepausan Peter de Castelnan dibunuh oleh kaum heretis Albigenses pada 14 Januari 1208. Paus Innocent III selanjutnya melancarkan kampanye militer di bawah pimpinan Simon de Montford melawan Count Raymond VI, pemimpin kota Toulouse yang diduga sebagai perencana pembunuhan Peter of Castelnau, yang selanjutnya mewarnai perang saudara serta pembunuhan massal. Sementara para serdadu memerangi para bidaah dengan pedang dan kekerasaan, Dominikus memerangi mereka dengan berkhotbah. Setelah 'Battle of Muret' pada 12 September 1203, Simon de Montford berhasil menaklukkan kota Toulouse dan menjadikan kota tersebut sebagai pusat pertahanannya. Di kota ini pula Dominikus menerima Peter Seila dan Thomas yang ingin ambil bagian dari karya Dominikus dan menjadi saudara dari Dominikus. Maka,
40 Dominikus menerima mereka dalam pengucapan kaul religius. Untuk sementara, mereka tinggal di rumah pemberian Peter Seile. Kemudian Dominikus meminta izin dari Uskup Fulk, Uskup Toulouse, untuk pendirian 'ordo'-nya tersebut.Pada September 1205, Dominikus pergi ke Roma untuk meminta konfirmasi untuk ordonya dan sekaligus menghadiri Konsili Lateran keempat yang berlangsung bulan November. Paus Innocent III menjanjikan konfirmasi tersebut dengan syarat bahwa Dominikus harus memilih dasar konstitusi dari ordonya sesuai dengan aturan-aturan yang telah diterima Gereja. Dominikus kemudian kembali ke Toulouse dan mengumpulkan saudara-saudaranya untuk 'First Dominican General Chapter' pada 29 Mei 1206 (Pantekosta). Mereka dengan keyakinan penuh memilih regula santi Agustini sebagai dasar konstitusi mereka. Pada 16 Juli 1206, Paus Innocent III meninggal dunia dan Kardinal Cencio Savelli terpilih sebagai Paus berikutnya yang kemudian mengambil nama Honorius III. Pada 22 Desember 1216, Paus Honorius III menyetujui konfirmasi ordo ini, dan dengan itu OP atau Order of Preachers berdiri secara sah. Di akhir hidupnya Dominikus mengkonsentrasikan diri untuk mengatur kehidupan ordo serta membuat perjalanan panjang ke Italia. Spanyol dan Prancis untuk berkotbah yang menarik begitu banyak kaum muda serta membangun rumah-rumah biara yang baru. Ia meninggal pada tanggal 6 Agustus 1221 setelah konsili kedua dari ordo ini di Bologna, Italia. Dua belas tahun setelah kematiannya yakni pada 3 Juni 1234, dia dikanonisasikan menjadi orang kudus. Pestanya dirayakan setiap Tanggal 8 Agustus. Dominikus juga mendorong umatnya untuk bersikap rendah hati dan melakukan silih. Suatu ketika seseorang bertanya kepada St Dominikus buku apakah yang ia pergunakan untuk mempersiapkan khotbah-khotbahnya yang mengagumkan itu. “Satu-satunya buku yang aku pergunakan adalah buku cinta,” katanya. Ia selalu berdoa agar dirinya dipenuhi cinta kasih kepada sesama. Dominikus mendesak para imam Dominikan untuk membaktikan diri pada pendalaman Kitab Suci dan doa. Tidak seorang pun pernah melakukannya lebih dari St. Dominikus dan para pengkhotbahnya dalam menyebarluaskan devosi Rosario yang indah.
41 SANTO STEFANUS (26 DESEMBER) Stefanus adalah salah seorang dari ketujuh petugas yang dipilih untuk melayani orang miskin di tengah-tengah jemaat di Yerusalem. Mereka mengatur pembagian bantuan kepada para janda yang membutuhkan. Stefanus lebih menonjol dibandingkan dengan yang lain dalam hal iman, kasih, kuasa rohani, dan hikmat (ay. 5, 8, 10). Selain menjalankan tugasnya sebagai diaken, ia juga melakukan berbagai mukjizat dan memberitakan Injil. Pada akhirnya, kegiatan aktif Stefanus tersebut melibatkannya dalam konflik dengan orang-orang dari jemaat Yahudi. Oleh karena mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara, mereka menghasut orang banyak untuk melawan Stefanus, memfitnah, menyergap, menyeret, dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama dengan tuduhan menghujat nama Allah (ay. 9-15). Akan tetapi Stefanus, dengan wajah seperti wajah malaikat, menjawab tuduhan-tuduhan itu dengan uraian ringkas tentang sejarah Israel dan serangan terhadap orang Yahudi yang meneruskan tradisi nenek moyang mereka dengan membunuh Mesias (ps. 6:15- 7:53). Hal itu membakar amarah Mahkamah Agama terhadapnya. Sesudah Stefanus menyatakan melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah, ia ditangkap dan dirajam batu sampai mati (ps. 7:54-60). Stefanus menghadapi kematian seperti Tuhannya, karena tuduhan-tuduhan berdasarkan kesaksian palsu. Ia juga berdoa seperti yang dilakukan Yesus (Luk. 23:34), memohon pengampunan dosa bagi yang menganiaya dia, lalu menyerahkan rohnya kepada Yesus Kristus (band. Luk. 23:46). Ia menjadi martir pertama Gereja mula-mula. Stefanus memang mengalami penderitaan, bahkan kematian karena Kristus. Paska kematiannya, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem tetapi justru karena itu pemberitaan Injil makin meluas di luar Yerusalem. Kematiannya pun dapat dikatakan salah satu faktor yang membawa Saulus kepada Kristus (ps. 7:58; 8:1, 3).
42 SANTA VERONIKA (12 JULI) Santa Veronika adalah seorang wanita Yerusalem yang menyapu wajah Yesus dengan kain, pada saat Yesus memanggul salib-Nya ke Kalvari. Menurut tradisi, pada kain itu kemudian tercetaklah gambar wajah Yesus. Memang kisah tersebut tidak tertulis dalam Injil / Kitab Suci, namun kisah tentang Veronika tersebut telah dikenal sejak jaman jemaat awal. Nama “Veronika” sendiri merupakan nama Latin dari Berenice, sebuah nama Makedonia, yang artinya adalah “pembawa kemenangan” / pembawa kemenangan (menurut bahasa Yunani, phere- nike ). Secara etimologis, asal katanya adalah sejati / benar (Latin: Vera ) dan gambar / gambar (Yunani: eikon ). Menurut Encyclopedia Britannica , kisah tentang St. Veronika adalah sebagai berikut:“Eusebius dalam bukunya Historica Ecclesiastica (vii 18) mengisahkan bahwa di Kaisarea Filipi hidup seorang wanita yang disembuhkan oleh Kristus karena perdarahan (Mat 9:20). Kisah itu tidak dilengkapi dengan nama wanita yang berada dalam Injil tersebut. Di Barat, wanita itu diidentifikasikan sebagai Martha dari Betania, di Timur ia dikenal dengan nama Berenike, atau Beronike, nama yang tertera di dalam naskah “ Acta Pilati “, sebuah karya kuno di abad ke-4. Sangat menarik untuk menyimak bahwa permberian nama Veronika dari kata Vera Icon (eikon) “true image” berasal dari Otia Imperialia (iii 25) dari Gervase of Tilbury, yang menyatakan: “ Est ergo Veronica pictura Domini vera .” The Catholic Encyclopedia di tahun 1913, menambahkan, “Kepercayaan tentang eksistensi gambar Kristus yang otentik itu terkait dengan legenda kuno dari Raja Abgar dari Edessa, dan tulisan apokrif yang dikenal dengan “Mors Pilati” (the Death of Pilate). Menurut legenda, Veronika membawa kain dengan gambar wajah Yesus tersebut keluar dari Yerusalem, dan menggunakannya untuk menyembuhkan Kaisar Tiberius. Kain tersebut kemudian dibawa ke Roma di abad ke-8, dan dipindahkan ke basilika St. Petrus tahun 1297, atas perintah Paus Bonifasius VIII. Relikwi tersebut kini masih ada di sana, dan tindakan kasih Santa Veronika diperingati dalam perhentian keenam dalam Jalan Salib.Kisah St. Veronika disebut dalam penglihatan Sr. Marie of St. Peter, seorang biarawati Karmelit yang hidup di Tours, Perancis, yang memulai devosi kepada Wajah Kristus yang Suci. Sr. Marie mengatakan bahwa tindakan sakrilegi dan penghujatan kepada Tuhan dewasa ini menambahkan air ludah dan lumpur di wajah Yesus, yang diseka oleh St. Veronika pada saat Yesus memanggul salib-Nya. Menurut Sr. Marie, Kristus menghendaki devosi kepada wajah-Nya yang kudus, sebagai silih atas dosa sakrilegi dan penghujatan kepada Allah. Devosi ini disetujui oleh Paus Leo XIII di tahun 1885.
43 sosial ibu yang selalu SANTA ANGELA (27 JANUARI) Angela dilahirkan pada tahun 1474 di Desenzano dekat danau Garda, Italia Utara. Bersama adik dan kakaknya, Angela mengalami hidup keluarga yang bahagia. Waktu itu Angela dan saudaranya tidak bersekolah, karena sekolah hanya diperuntukkan bagi anakanak kaum bangsawan. Ayahnya bernama Giovanni Merici selalu menceriterakan kisah orang suci kepada mereka. Hingga kelima anaknya tergugah meniru orang suci, bermain dan berkhayal menjadi pertapa, pendoa. Caterina de Bianchosi adalah ibu dari Angela. Angela Belajar kerumah tanggaan. Sifat-sifat prihatin terhadap orang yang mengalami kesukaran dan kekurangan, direkan oleh Angela dan keempat saudaranya dalam hati. Namun, kebahagiaan keluarga ini tidak bertahan lama: Kakak Angela meninggal dan Angela sendiri dilanda kekhawatiran. Di mana keberadaan kakaknya setelah kematian? Suatu hari, waktu Angela berada di ladang, tampak olehnya rombongan malaikat naik turun tangga yang menghubungkan dunia dengan surga…. dan di antara malaikat-malaikat itu Angela mengenali kakaknya. Penampakan ini memperbesar keinginan Angela untuk bergabung dengan kakaknya dan memberikan dirinya kepada Tuhan secara total. Karena wabah, orang tua Angela meninggal dunia. Ia mengalami kesedihan yang mendalam dan menjadi yatim piatu pada usia belia. Sejak saat itu Angela dan saudaranya ikut pamannya Biancoso de Bianchosi di Salo, kota asal ibunya. Angela hidup di tengah kalangan bangsawan dan berkenalan dengan kehidupan kota besar. Keadaan ini membuat Angela mudah bergaul dengan pelbagai kalangan: pejabat, bangsawan maupun orang kecil dan sederhana. Namun, pergaulan yang dialaminya kadang mengganggu hati kecilnya. Bukankah dia ingin menjadi milik Kristus? Angela bergabung dalam Ordo Ketiga Fransiskan untuk dapat lebih sering menerima komuni, menerima pembentukan spiritual dan pembentukan apostolis. Tugas Angela yang pertama sebagai Ordo Ketiga Santo Franciskus adalah pergi ke BRESCIA. Angela diutus untuk menghibur Catharina Patengola yang baru kehilangan suami dan anaknya. Kota Brescia hancur akibat perang, penduduknya menderita. Anak-anak terlantar. Gadis-gadisnya dipermainkan. Kemiskinan merajalela dan nilai-nilai hidup dalam masyarakat merosot. Dalam diri Angela yang peka timbul pertanyaan: Apa yang dapat aku perbuat bagi mereka yang menderita? Sekali lagi Angela melihat rombongan malaikat di Brudazzo dekat Salo, yang membuat Angela semakin terdorong untuk mewujudkan keinginan Tuhan meski dia ragu dan bimbang. Pada tahun 1524 Angela melaksanakan niat dan kerinduannya untuk berziarah ke
44 Tanah Suci. Dengan ditemani oleh Bartolomeo, sepupunya, Angela naik kuda ke Venesia. Kemudian bersama Bartolomeo dan Antonio, Angela menumpangi kapal bersama banyak peziarah lain. Ketika kapal singgah di pelabuhan Candia di pulau Kreta tiba-tiba mata Angela menjadi kabur dan hampir tidak dapat melihat apa-apa. Namun ia tetap berteguh hati untuk meneruskan peziarahannya ke Tanah Suci. Angela mengakui bahwa di Tanah Suci ketika ia dituntun dari satu tempat ke tempat devosi suci lain dia selalu melihat dengan mata jiwanya seakan-akan dia melihat dengan mata fisiknya. Dalam pelayaran pulang dari Tanah Suci kapal berhenti beberapa hari lamanya di pelabuhan Candia. Disaksikan oleh semua orang yang berada di atas kapal, Angela yang menjadi buta di tempat ini sekarang dapat melihat kembali. Bukankah ini suatu keajaiban karya tangan Allah? Atas permintaan anggota Divino Amore, Angela tinggal selama beberapa minggu di Venesia dan membantu di rumah sakit “Incurabili”. Angela diminta untuk menetap di Venesia namun keinginannya untuk mendirikan suatu KOMPANI WANITA sangat kuat. Beberapa bulan kemudian pada tahun 1525, Angela melanjutkan peziarahannya ke Roma dan berhasil bertemu dengan Paus Clement VII. Santo Bapa juga meminta Angela untuk menetap dan bekerja pada pusat karya amal di Roma. Sebenarnya ini adalah suatu kehormatan bagi Angela namun ia menolak tawaran tersebut, karena Angela yakin bahwa yang diinginkan Tuhan adalah sebuah KOMPANI WANITA yang menjadi harta milik Tuhan sendiri. Tibalah waktunya untuk melahirkan spiritualitasnya, yaitu: menjadi mempelai Kristus semata-mata seperti Santa Ursula, Santa Catharina, dan lain-lain. Pada hari pesta Santa Catharina dari Siena tanggal 25 November 1535, dua puluh delapan anggota pertama menulis nama mereka dalam buku anggota KOMPANI SANTA URSULA. Sebagai pelindung kompani, Angela memilih nama Santa Ursula. Santa Ursula dan Santa Catharina dijadikan contoh hidup untuk para pengikutnya, yaitu: mencintai Kristus sebagai mempelai dan mencintai sesama anak Allah. Selama lima tahun Angela memimpin putri-putrinya. Angela mendikte beberapa NASEHAT bagi mereka dan sebuah WASIAT yang mengajak semua untuk bersatu. Jangan berkecil hati, ........ Yakinlah, percayalah sebulat-bulatnya, bahwa Allah akan membantu Anda dalam segala hal. Angela Merici meninggal pada tanggal 27 Januari 1540 di Brescia, Dia meninggalkan sebuah kompani yang kecil, yang dalam 470 tahun telah bertumbuh menjadi suatu perhimpunan yang besar dan beraneka ragam, dengan Spiritualitas yang satu dan sama, yaitu Spiritualitas Santa Angela. Pada tanggal 24 Mei 1807 Angela dinyatakan sebagai SANTA.
45 SANTA ANNA (26 JULI) Santa Anna, menurut tradisi Katolik, adalah ibu dari Bunda Maria, yang merupakan ibu dari Yesus Kristus. Di dalam buku-buku yang digunakan orangorang Kristen pada abad ke-2, nama Santa Anna sudah terkenal. Menurut tradisi dalam perkawinannya dengan Santo Yoakhim, awalnya mereka tidak kunjung memiliki anak. Mereka terus berdoa kepada Tuhan supaya bisa memiliki anak. Santa Anna berjanji jikalau mereka mendapatkan anak, maka anak itu akan dipersembahkan pada Tuhan. Akhirnya Tuhan menjawab keinginan Santa Anna dan suaminya, sehingga mereka mendapat anak yang diberi nama Maria. Kelak Maria akan mengandung Yesus Kristus. Santa Anna dan Santo Yoakhim hidup di Judea. Mengenai bagaimana kehidupan keseharian mereka, tidak diketahui dengan pasti. Santa Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu. Santa Anna berperan istimewa dalam kehidupan gereja sebab dia melahirkan Santa Perawan Maria, Ibu Yesus Kristus. Namun demikian, cerita Santa Anna dan Santo Yoakim suaminya menunggu kelahiran Santa Maria sungguh unik. Santa Anna dan Santo Yoakim cukup lama menantikan seorang anak. Anna sesekali menganggap keadaan dirinya yang tak dapat menghasilkan keturunan itu sebagai hukuman Allah. Hal ini merupakan anggapan umum masyarakat Yahudi pada waktu itu. Karena itu Anna dan Yoakim berziarah ke Bait Allah Yerusalem untuk ber doa. Suatu hari malaikat Tuhan mengunjungi Anna yang sudah lanjut usia itu membawa kabar gembira. “Tuhan berkenan mendengarkan doa ibu!” kata malaikat Tuhan itu kepada Santa Anna. Sang malaikat menyampaikan kalau Santa Anna akan melahirkan seorang anak perempuan. Anak itu akan membawa sukacita besar bagi seluruh dunia. “Setelah genap waktunya lahirlah seorang anak wanita yang manis,” ungkap malaikat Tuhan lagi. Bayi itu kemudian diberi nama Maria, yang kelak akan mengandung Putera Allah, Yesus Kristus, Juru Selamat Dunia. Kelahiran Maria menyemarakkan dan menyucikan kehidupan keluargany
46 SANTO IGNATIUS DARI LOYOLA (31 JULI) Santo Ignatius de Loyola adalah seorang mantan kesatria Spanyol keturunan bangsawan Basque yang menjadi teolog dan imam Katolik, pendiri Ordo Serikat Yesus serta menjadi Superior Jenderal pertamanya. Anggota Ordo Serikat Yesus disebut yesuit. Ordo Serikat Yesus berkarya di bidang pendidikan, retret, pendampingan orang miskin. Selain kaul kemiskinan, ketaatan, dan kemurnian para yesuit terikat oleh satu kaul ketaatan khusus kepada paus yang berdaulat sehubungan dengankarya misi. Oleh karenanya mereka tampil sebagai suatu kekuatan penting selama masa Kontra- Reformasi. Ignatius dikenang sebagai seorang pembimbing rohani yangberbakat. Ia menuliskan metodenya dalam suatu risalah terkenal yang disebut Latihan Rohani, berisi serangkaian meditasi, doa, dan latihan mental lainnya. Karya tersebut diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1548, setelah memperoleh persetujuan dari Paus Paulus III. Ignatius dibeatifikasi oleh Paus Paulus V pada tahun 1609, dan dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622. Pesta peringatannya dirayakan setiap tanggal 31 Juli. Ignatius ditetapkan sebagai santo pelindung Gipuzkoa dan Bizkaia, provinsi-provinsi Basque, dan juga Serikat Yesus, serta, dinyatakan sebagai santo pelindung retret rohani oleh Paus Pius XI pada tahun 1922. Ia juga merupakan salah seorang santo pelindung utama para tentara. Gereja Katolik menganggap Ignatius Loyola telah memberi kesaksian lebih banyak orang dibanding siapapun semenjak Nabi Musa.
47 IX WILAYAH SALAMAN MLOYO SANTO FRANSISKUS XAVERIUS (3 Desember) Santo Fransiskus Xaverius adalah salah seorang pendiri Serikat Yesus dan seorang pionir misionaris Kristen di Belahan dunia bagian timur. Misionaris Besar ini adalah seorang yang telah mengkristenkan lebih banyak orang dibanding siapapun semenjak jaman Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Ia terlahir sebagai putera bangsawan Basque di Navarro dengan nama Francisco de Jaso y Azpilcueta di Kastil Xavier (Bahasa Spanyol modern : Javier, Basque : Xabier, Katalan : Xavier) pada tanggal 7 april 1506. Pada usia 19 tahun, pemuda bangsawan yang cerdas ini masuk Universitas Paris, di mana dia lulus dengan licence ès arts pada tahun 1530. Dia kemudian melanjutkan studi dalam bidang teologi di kota itu, dan berkenalan dengan st.Petrus Faber dan st.Ignatius de Loyola yang pada waktu itu sedang berusaha membentuk sebuah Serikat Religius. Melihat kecerdasan dan semangat Fransiskus; Ignatius berusaha mengajaknya untuk bergabung dengan Serikat Jesus yang hendak didirikannya. Pada mulanya Fransiskus menolak. Pemuda yang suka bersenang-senang ini tidak pernah memikirkan tawaran tersebut. Kemudian, St. Ignatius mengulangi kata-kata Yesus dalam Kitab Suci kepadanya: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya..?” Akhirnya, Fransiskus memahami dengan jelas bahwa panggilan hidupnya bukanlah untuk dunia ini melainkan untuk membaktikan dirinya kepada Tuhan. Bersama dengan Ignatius, Pierre Favre (Petrus Faber) dan empat orang lainnya, Fransiskus Xaverius mengikat janji di Montmartre dan mendirikan Serikat Yesus pada 15 Agustus 1534, dengan mengucapkan kaul kemiskinan dan kesucian. Ketika Fransiskus berusia tigapuluh empat tahun, St.Ignatius mengutusnya sebagai misionaris ke Hindia Belanda. Raja Dom João III dari Portugal hendak memberinya hadiah-hadiah dan juga seorang pelayan untuk menyertainya. Tetapi, Fransiskus dengan halus menolak pemberian raja dengan mengatakan: “Cara terbaik bagi seseorang untuk mendapatkan martabat sejati adalah dengan mencuci baju serta memasak makanannya sendiri.” Ia berkarya dengan begitu gemilang disemua wilayah perutusannya. Mulai dari Goa, India, Srilanka, Indonesia, Jepang serta pulau-pulau lain di timur. Fransiskus mempertobatkan dan membabtis begitu banyak orang hingga ia menjadi terlalu lemah, bahkan untuk mengangkat tangannya sendiri. Jejak kerasulannya dapat ditelusuri mulai dari pesisir Timur India Selatan, sampai ke Utara di tanjung Comorin. Ia berkarya di Srilanka lalu melanjutkan perjalanan misinya ke Hindia Portugis (indonesia). Pada tanggal 1 Januari 1546 Fransiskus Xaverius tiba di Ambon dan tinggal di pulau itu hingga pertengahan bulan Juni. Dalam masa yang singkat itu ia berhasil membabtis ribuan orang Ambon menjadi Kristen. Setelah itu ia mengunjungi pulau-pulau lainnya di Maluku, termasuk Ternate dan Moro. Misi di Ambon ini menjadi salah satu awal sejarah Gereja Katolik di Indonesia.
48 Fransiskus mencapai Jepang pada tanggal 27 Juli 1549, dan mulai berkarya di Kagoshima, pelabuhan utama provinsi Satsuma di Pulau Kyūshū dan di Yamaguchi. Karyanya di Jepang dapat dianggap membuahkan hasil dengan dibentuknya jemaat-jemaat Kristiani di Hirado, Yamaguchi dan Bungo. Xaverius tinggal lebih dari dua tahun di Jepang dan menyaksikan lahirnya Yesuit-Yesuit penerusnya. Lalu Ia memutuskan untuk kembali ke Goa India. Sepanjang perjalanan dan kerja kerasnya yang melelahkan, St. Fransiskus senantiasa dipenuhi oleh sukacita yang datang dari Tuhan. Ia mendambakan untuk dapat pergi ke Cina, ke daerah di mana tak seorang asing pun diijinkan masuk. Setelah persiapan-persiapan dilakukan, Fransiskus berangkat menuju cina. Di awal September 1552, Ia tiba di pulau Shangchuan di Tiongkok, 200 km ke arah Barat Daya dari tempat yang saat ini bernama Hong Kong. Namun sebelum sempat berkarya didaratan besar Cina, Missionaris Besar ini jatuh sakit pada tanggal 21 November 1552. Ia meninggal dunia di pulau itu pada tanggal 2 Desember 1552, pada umur 46 tahun. Awalnya ia dimakamkan di sebuah pantai di Shangchuan. Jenazahnya yang masih utuh dipindahkan dari pulau itu pada bulan Februari 1553 dan disemayamkan sementara waktu di gedung gereja Santo Paulus di Malaka pada tanggal 22 Maret 1553. Sebuah makam yang terbuka dalam gereja itu saat ini menandai tempat jenazah Xaverius pernah disemayamkan. Pada tanggal 11 Desember 1553, jenazah Xaverius kembali dibawa berlayar, diangkut dengan sebuah sampan berhias. Peti jenazah ditempatkan dalam sebuah kabin dikelilingi tirai sutera di tengah-tengah lilin-lilin bernyala dan wewangian yang dibakar, diiringi lambaian perpisahan dari seisi bandar Malaka. Ketika melewati selat antara Pulau Penang dan pantai, sampan itu sempat kandas pada gugus pasir namun tiba-tiba bertiup angin kencang yang mendorongnya kembali ke perairan dalam. Setelah singgah sebentar di Srilanka, kemudian Cochin, akhirnya jenazah Xaverius tiba di Goa pada tanggal 15 Maret 1554. Keesokan harinya seluruh masyarakat mengiringi pengantaran jenazah orang kudus itu ke katedral. Peti jenazah dibuka dan setelah 16 bulan isinya masih saja segar. Selama tiga hari dan tiga malam berikutnya masyarakat diijinkan memberikan penghormatan terakhir. Ribuan pria dan wanita menciumi kaki jenazah Xaverius dan banyak mujizat dilaporkan terjadi. Jenazah yang tidak membusuk itu kini disemayamkan di Basilika Bom Jésus di Goa, dalam sebuah peti perak pada tanggal 2 Desember 1637. Peti perak itu diturunkan untuk dilihat oleh umum hanya dalam penyelenggaraan pameran umum yang berlangsung selama 6 minggu, tiap 10 tahun sekali, terakhir kali diselenggarakan pada tahun 2004. Lengan depan (siku hingga pergelangan) sebelah kanan, yang digunakan Xaverius untuk memberkati dan membaptis orang, dipisahkan oleh Prefektur Jenderal Serikat Yesus Claudio Acquaviva pada tahun 1614 dan kini dipamerkan dalam sebuah relikuarium (Tempat penyimpanan Relikwi) perak dalam gereja Il Gesù, gereja utama Para Jesuit di Roma.
49 Fransiskus Xaverius dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius XV pada tahun 1622. Ia dikanonisasi bersama para kudus yang lainnya yaitu : Ignatius dari Loyola, Theresia dari Avila, Filipus Neri dan Isidorus si Petani. SANTA MONIKA (27 Agustus) Santa Monika lahir di Tagaste, Afrika Utara dalam sebuah keluarga Kristen yang saleh. Ketika berusia 20 tahun, ia dinikahkan dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya. Dalam kehidupannya bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius dan juga putranya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras Monika mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya. Namun semuanya itu ditanggung Monika dengan sabar, sambil tekun berdoa memohon campur tangan Tuhan. Bertahun – tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat – saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat – saat kritis suaminya. Ketika itu Agustinus berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikan di kota Kartago. Cara hidupnya semakin menggelisahkan hati ibunya karena telah meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat itu. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindarkan diri dari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Namun ia sama sekali tidak bisa luput dari doa dan air mata ibunya. Monika berlari meminta bantuan kepada seorang uskup. Kepadanya uskup itu berkata: “Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidup, demikian pula anakmu, yang bagimu telah kaucurahkan banyak air mata dan doa permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu.” Nasehat pelipur lara itu tidak dapat menenteramkan hatinya. Ia tidak tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga ia menyusul anaknya ke Italia. Di sana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milan. Di Milan, Monika dan putranya bertemu dengan Uskup Santo Ambrosius yang kudus. Akhirnya oleh teladan dan bimbingan Santo Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari segala kebahagiaan hidupnya. Hal ini terlukis di dalam kesaksian Agustinus sendiri perihal percakapan mereka tentang perjalanan kembali ke Afrika : “Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil melupakan liku – liku masa lalu dan menyongsong hari depan. Kami bertanya – tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga… Dan akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami. Ibu berkata: “Anakku, bagi ibu sudah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab, segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul”.
50 Dalam tulisan lain, Agustinus mengisahkan pembicaraan penuh kasih antara dia dan ibunya di Ostia Roma : “Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang tenang, ibu berkata: “Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku harapkan?” Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus, ia berkata: “Anakku, satu – satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di Altar Tuhan.” Ibu yang luar biasa ini wafat pada tahun 387 M di Ostia, Roma. Kisah hidupnya membuktikan kepada kita bahwa doa yang tak kunjung putus, akan selalu didengarkan Tuhan. SANTO YOHANES PEMBAPTIS (24 Juni) Bunda Maria mempunyai saudara sepupu bernama Elisabeth yang bersuamikan Zakaria, seorang imam di Bait Allah Yerusalem. Pasangan ini belum memiliki keturunan karena Elisabet adalah seorang wanita mandul. Suatu hari Zakaria tengah bertugas membakar kemenyan di Bait Allah. Tiba-tiba Malaikat Gabriel menampakkan diri padanya dan membawa kabar bahwa Tuhan akan mengaruniakan seorang anak laki-laki baginya. Anak tersebut kelak akan menyiapkan umat Israel menyambut kedatangan Sang Mesias. Tetapi Zakaria masih kurang percaya karena Elisabeth sudah tua dan mandul. Atas ketidak-percayaannya, zakaria mendapat hukuman Tuhan dan menjadi bisu sampai kelahiran anaknya yang diberi nama Yohanes, sesuai pesan Malaikat Gabriel. Yohanes adalah utusan Allah yang mendahului Yesus. Yesus sendiri mengatakan : “Di antara mereka yang dilahirkan oleh wanita tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembabtis.” (Mat 11,11). Masa kecil Yohanes tidak banyak diceritakan, kecuali ketika masih dalam kandungan ia melonjak kegirangan sewaktu Bunda Maria berkunjung ke rumah ibunya (Luk 1 : 41), dan kelahirannya (Luk 1 : 57 - 66). Setelah dewasa, Yohanes muncul sebagai seorang pengkotbah di tepi sungai Yordan dengan pesan yang mendesak : “Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” (Mat 3:2). Orang-orang kemudian datang dan dibabtis oleh Yohanes di sungai Yordan. Ketika orang menanyakan dirinya, Yohanes menjawab : "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun : Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya. Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak." (Yoh