Kompetensi Dasar:
3.3. Menerapkan konsep-konsep dasar sosiologi untuk memahami ragam
gejala sosial di masyarakat
4.3. Mengaitkan realitas sosial dengan menggunakan konsep-konsep dasar
Sosiologi untuk mengenali berbagai gejala sosial di masyarakat
PETA KONSEP
Ragam Gejala Sosial
Perbedaan Multidimensi Heterogenitas Penghargaan Gejala sosial
sosial, individu identitas individu sosial terhadap
dan kelompok keanekaragaman Faktor
dan kelompok Heterogenitas dalam Penyebab
Perbedaan sosial pekerjaan masyarakat gejala sosial
Identitas individu
Perbedaan Heterogenitas Multikulturalisme Macam-
individu Identitas kelompok jenis kelamin macam gejala
Macam-macam sosial
Perbedaan masyarakat
kelompok multikultural Dampak
Gejala sosial
Berbagai
gejala
sosial di
masyarakat
Kata Kunci :
Perbedaan Individu dan Kelompok, Multidimensi identitas individu dan kelompok,
Heterogenitas sosial, Multikulturalisme, gejala sosial.
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
A. Perbedaan Sosial, Perbedaan Individu dan Perbedaan Antarkelompok
Sejak masyarakat terbentuk, kita dapat melihat perbedaan/ketidaksamaan sosial yang ada yang
terdapat pada setiap individu maupun kelompok dalam masyarakat.
Tahukah anda mengapa di dalam masyarakat terdapat ketidaksamaan sosial ? Faktor-faktor apa
sajakah yang menyebabkan terbentuknya ketidaksamaan sosial ? Berikut ini akan diuraikan tentang
faktor-faktor pembentuk ketidaksamaan sosial. Simaklah dengan baik uraian di bawah ini :
Faktor-fakator pembentuk ketidaksamaan sosial antara lain:
1. Keadaan Geografis
Masyarakat dunia, khususnya Indonesia tidak hanya hidup di satu tempat saja, melainkan di
berbagai tempat di belahan bumi. Daerah-daerah yang didiami tersebut memiliki kondisi yang
berbeda-beda pula. Hal ini terbukti dengan adanya perbedaan iklim dan cuaca. Ditinjau dari
wilayah Indonesia yang membentang dari barat ke timur dan sebagai negara kepulauan, terdapat
perbedaan corak dan tradisi antar penduduk di Indonesia yang berasal dari daerah yang berbeda.
2. Perbedaan Ras
Perbedaan ras seperti yang ditunjukkan dari ciri-ciri fisik seseorang juga menyebabkan
ketidaksamaan sosial di masyarakat. Sebagai contoh, dahulu di Afrika Selatan menganut politik
apartheid, yaitu pembedaan kedudukan antara ras kulit putih dan kulit hitam.
3. Potensi diri
Masing-masing individu mempunyai potensi diri yang berbeda satu sama lainnya. Potensi diri
seseorang dapat kita lihat dari profesi atau pekerjaannya, kekayaan, kegemaran
4. Perbedaan budaya
Perbedaan ini menyangkut perbedaan keyakinan, ideologi, sistem nilai dan norma dalam kelompok
masyarakat.
5. Latar belakang sosial
Faktor ini berkaitan dengan tingkat pendidikan, kekuasaan dan prestise.
Perbedaan sosial atau ketidaksamaan sosial dilihat dari struktur sosial terdiri dari
a. Struktur sosial secara horisontal (diferensiasi sosial)
Merupakan struktur masyarakat dengan berbagai kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-
perbedaan suku bangsa, agama dan adat istiadat. Misalnya dalam masyarakat Indonesia terdapat
suku bangsa Minangkabau, suku bangsa Jawa, Sunda, Dayak.
b. Struktur sosial secara vertikal (stratifikasi sosial)
Struktur soaial yang ditandai oleh kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan pelapisan
sosial, baik lapisan atas maupun lapisan bawah yang dikenal dengan istilah stratifikasi sosial.
Struktur sosial merupakan gambaran tentang bagaimana pola hubungan sosial yang terjadi di
suatu masyarakat. Di dalam struktur sosial umumnya terdapat perilaku-perilaku sosial yang cenderung
tetap dan teratur, setiap individu maupun kelompok akan cenderung menyesuaikan perilakunya
denngan struktur sosial yang ada dimasyarakat tersebut. Menurut Kornblum struktur soaial
merupakan pola perilaku individu dan kelompok, yaitu pola perilaku yang berulang-ulang yang
menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat.
Dalam suatu masyarakat terdiri dari individu-individu yang saling berinteraksi. setiap individu
memiliki perbedaan satu dengan lainnya. Perbedaan antarindividu terjadi karena proses sosialisasi
yang dialami setiap individu secara berbeda-beda.Sosialisasi tersebut ditempuh seorang individu
melalui proses belajar. Sosialisasi tersebut ditempuh seorang individu secara bertahap dan
berkesinambungan sejak lahir sampai akhir hayat. Dalam sosialisasi terjadi saling pengaruh antara
individu berserta potensi kemanusiaannya dengan masyarakat beserta kebudayaan. Melalui sosialisasi
individu menyerap pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, norma, sikap dan ketrampilan-ketrampilan
dari kebudayaan masyarakat. Sosialisasi akan melahirkan kepribadian seseorang menjadi satu pribadi
yang unik dan akan melestarikan kebudayaan masyarakat (enkulturasi).
Hal ini sesuai dengan pengertian yang disampaikan oleh Bruce J Cohan
Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk
memperolah kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu
maupun sebagai anggota kelompoknya.
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Sosialisasi yang dilakukan individu akan melahirkan suatu kepribadian yang unik yang berbeda satu
dengan individu yang lain.
Hubungan Individu dengan individu lain yang terjalin secara intensif akan mendorong
terbentuknya ikatan diantara mereka. Ikatan tersebut melibatkan tidak hanya satu individu dengan
satu individu saja tetapi dengan banyak individu lainnya, sehingga ikatan tersebut terdiri dari
beberapa individu.
Ketertarikan dan ketergantungan antara individu satu dengan yang lainnya mendorong
manusia untuk membentuk kelompok-kelompok dalam masyarakat yang disebut kelompok sosial
atau social group.
Menurut Roland L. Werren berpendapat bahwa kelompok sosial meliputi sejumlah manusia
yang berinteraksi dan memiliki pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya secara
keseluruhan.
Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.
Hubungan itu antara lain menyangkut ikatan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu
kesadaran untuk saling menolong. Menurut Soerjono Soekanto, himpunan manusia baru dapat
dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memiliki beberapa persyaratan berikut :
1. Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu
3. Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok, sehingga
hubungan diantara mereka kembali erat. Faktor tadi dapat berupa kepentingan yang sama, tujuan
yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain
4. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku yang sama
5. Bersistem dan berproses.
Setiap kelompok sosial memiliki karakter dan ciri yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut
dapat dilihat dari perbedaan dalam hal kepentingan, ideologi, politik, budaya dan sebagainya.
B. Multidimensi Identitas Dalam Diri Subjek Individu Maupun Kelompok
Identitas seseorang dalam kelompok atau masyarakatnya merupakan keadaan, sifat atau ciri-ciri
khusus seseorang yang dapat menandai eksistensi atau keberadaan seseorang di dalam masyarakat.
Multidimensi identitas individu terjadi karena cara pandang dan ukuran penilaian yang berbeda-beda
dari individu atau kelompok lain.
Multidimensi identitas dalan subjek individu maupun kelompok muncul karena adanya
pandangan yang beragam dari anggota-anggota masyarakat terhadap seseorang yang menyandang
identitas tertentu. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1. Cara pandang yang berbeda terhadap status dan peranan seseorang dalam kelompok. Hal ini
disebabkan perbedaan persepsi antara anggota masyarakat
2. Ukuran yang selalu berubah tidak sebanding dengan kemampuan seseorang penyandang identitas.
Ukuran yang dimaksud adalah tuntutan masyarakat terhadap kemampuan seseorang yang
menyandang status atau identitas.Ukuran yang berubah ini sangat wajar sesuai dengan kebutuhan
manusia yang selalu bertambah. Hal ini dikarenakan tingkat kepuasan seseoarng selalu berubah
pula.
3. Budaya masyarakat yang beragam dalam memandang identitas seseorang.
Pengertian identitas harus berdasarkan pada pemahaman tindakan manusia dalam konteks
sosialnya. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui posisi siapa kita dan siapa mereka, siapa diri
(self) dan siapa yang lain (others). Dalam perkembanganya, identitas sosial banyak
memberikan pemahaman
tentang pembentukan diri sosial yang positif. Pembentukan diri sosial ini, memiliki peranan yang
sangat penting. Konsep diri individu memperoleh eksistensinya atau keberadaanya jika dia sudah
melebur dalam identitas kelompok.
Teori Identitas memberikan pemahamanya pada ide yang universal tentang diri dan sosialnya.
Identitas diri adalah gabungan dari aspek eksternal (luar) dan internal (dalam )
individu yang membentuk identitas diri. Aspek eksternal itu adalah relasi (hubungan) individu
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
dengan struktur sosial yang mengelilinginya. Ketika kondisi eksternal (luar) dan internal (dalam) ini
bergabung, maka proses identitas seseorang akan terjadi.
Pengetahuan tentang diri berasal dari banyak sumber, dan banyak dari pengetahuan diri kita
berasal dari sosialisasi. Sosialisasi adalah bagaimana seseorang mendapat aturan, standar, dan nilai
kelompoknya, dan kulturnya. Sosialisasi memegang peran penting dalam membentuk perbedaan
individu maupun sosial.
Menurut Ellemers, Kortekaas & Ouwerkerk (1999) menyatakan bahwa ada 3 komponen yang
berkontribusi atau sumbangan dalam pembentukan identitas sosial, yaitu cognitive (kesadaran kognitif
seseorang mengenai keanggotaannya dalam sebuah kelompok – self categorization). Kedua, evaluative
component (nilai konotasi positif atau negatif yang melekat pada keanggotaan kelompok – group self
esteem). Yang ketiga, emotional component (rasa keterlibatan emosional dengan kelompok – affective
commitment).
Pengertian identitas sosial:
1. Burke & Stets (1998), identitas sosial merupakan kategorisasi-diri dalam hal kelompok, dan lebih
terfokus pada makna yang terkait dalam menjadi anggota kategori sosial. Dengan penekanan yang
lebih besar pada identifikasi kelompok, berfokus pada hasil kognitif seperti ethnosentrisme, atau
kohesivitas kelompok.
2. Tajfel (dalam Taylor, Peplau & Sears, 2009) menyatakan bahwa social Identity adalah bagian dari
konsep diri individu yang berasal dari keanggotaannya dalam satu kelompok sosial (atau
kelompok-kelompok sosial) dan nilai serta signifikasi emosional yang ada dilekatkan dalam
keanggotaan itu.
Ada tiga proses dasar terbentuknya identitas sosial, yaitu social identification, social categorization,
dan social comparison.
a. Identification (identifikasi)
Identifikasi sosial, mengacu pada sejauh mana seseorang mendefinisikan diri mereka (dan
dilihat oleh orang lain) sebagai anggota kategori sosial tertentu. Posisi seseorang dalam lingkungan,
dapat didefinisikan sesuai dengan “categorization” yang ditawarkan. Sebagai hasilnya, kelompok
sosial memberikan sebuah identifikasi pada anggota kelompok mereka, dalam sebuah lingkungan
sosial. Ketika seseorang teridentifikasi kuat dengan kelompok sosial mereka, mereka mungkin
merasa terdorong untuk bertindak sebagai anggota kelompok, misalnya, dengan menampilkan
perilaku antar kelompok yang diskriminatif. Aspek terpenting dalam proses identifikasi ialah,
seseorang mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok tertentu. Identification terutama
digunakan untuk merujuk kepada perasaan komitmen afektif kepada kelompok (yaitu komponen
emosional), daripada kemungkinan untuk membedakan antara anggota pada kategori sosial yang
berbeda (komponen kognitif).
Menurut Tajfel, identifikasi merupakan identitas sosial yang melekat pada individu,
mengandung adanya rasa memiliki pada suatu kelompok, melibatkan emosi dan nilai-nilai
signifikan pada diri individu terhadap kelompok tersebut. Dalam melakukan identifikasi, individu
dipacu untuk meraih identitas positif (positive identity) terhadap kelompoknya. Dengan demikian
akan meningkatkan harga diri (self esteem) individu sebagai anggota kelompok. Sementara demi
identitas kelompok (identitas sosial) nya, seseorang atau sekelompok orang rela melakukan apa saja
agar dapat meningkatkan gengsi kelompok, yang dikenal dengan istilah in-group favoritsm effect.
Dalam melakukan identifikasi, individu cenderung memiliki karakteristik ethnocentrism pada
kelompoknya.
Hogg & Abrams (1990) juga menyatakan bahwa dalam identifikasi, ada pengetahuan dan
nilai yang melekat dalam anggota kelompok tertentu yang mewakili identitas sosial individu. Selain
untuk meraih identitas sosial yang positif, dalam melakukan identifikasi, setiap orang berusaha
untuk memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri dalam suatu kelompok.
b. Categorization (kategorisasi/pengelompokan)
Ellemers (1993) menyatakan bahwa categorization menunjukkan kecenderungan individu
untuk menyusun lingkungan sosialnya dengan membentuk kelompok-kelompok atau kategori yang
bermakna bagi individu. Sebagai konsekuensi dari kategorisasi ini, perbedaan persepsi antara unsur-
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
unsur dalam kategori yang sama berkurang, sedangkan perbedaan antara kategori (out group) lah
yang lebih ditekankan. Dengan demikian, kategorisasi berfungsi untuk menafsirkan lingkungan
sosial secara sederhana. Sebagai hasil dari proses kategorisasi, nilai-nilai tertentu atau stereotip
(penialain) yang terkait dengan kelompok, dapat pula berasal dari individu anggota kelompok itu
juga.
Kategorisasi dalam identitas sosial memungkinkan individu menilai persamaan pada hal-hal
yang terasa sama dalam suatu kelompok. Adanya social categorization (kategorisasi sosial)
menyebabkan adanya self categorization (kategorisasi diri). Self categorization merupakan asosiasi
kognitif (pengetahuan) diri dengan kategori sosial yang merupakan keikutsertaan diri individu
secara spontan sebagai seorang anggota kelompok. Oleh karena itu dalam melakukan kategorisasi,
terciptalah conformity (penyesuaian), karena memungkinkan individu untuk mempertahankan
identitas sosialnya dan mempertahankan keanggotaannya.
Tajfel dan Turner (dalam Hogg, 2003) menyatakan, kategorisasi membentuk identitas sosial
yang dapat menjelaskan hubungan antar kelompok.
1.Kategorisasi menekankan pada hal-hal yang terasa sama di antara anggota kelompok.
2.Kategorisasi dapat meningkatkan persepsi dalam homogenitas dalam kelompok. Ini lah yang
memunculkan streotype dalam kelompok.
3.Dalam melakukan kategorisasi, anggota kelompok cenderung melakukan polarisasi dua kutub
secara ekstrim, kami (ingroup) atau mereka (outgroup). Sehingga setiap anggota kelompok
berusaha mempertahankan keanggotaannya dengan melakukan conformity (penyesuaian)
c. Social Comparison (perbandingan sosial)
Ketika sebuah kelompok merasa lebih baik dibandingkan dengan kelompok lain, ini dapat
menyebabkan identitas sosial yang positif. Identitas sosial dibentuk melalui perbandingan sosial.
Perbandingan sosial merupakan proses yang kita butuhkan untuk membentuk identitas sosial dengan
memakai orang lain sebagai sumber perbandingan, untuk menilai sikap dan kemampuan kita.
Melalui perbandingan sosial identitas sosial terbentuk melalui penekanan perbedaan pada hal-hal
yang terasa berbeda pada ingroup (kelompok dalam) dan outgroup (kelompok luar).
Perbandingan sosial, individu berusaha meraih identitas yang positif jika individu bergabung
dalam ingroup.Keinginan untuk meraih identitas yang positif dalam identitas sosial ini merupakan
pergerakan psikologis dari perilaku individu dalam kelompok. Proses perbandingan sosial
menjadikan seseorang mendapat penilaian dari posisi dan status kelompoknya.
Perbandingan sosial dalam tingkah laku antarkelompok, menekankan pada hal-hal berikut:
1. Penilaian yang ekstrim pada outgroup, dan kelompok minoritas ataupun subdominant lebih
menunjukkan diferensiasi daripada kelompok mayoritas atau dominant.
2. Adanya perbandingan sosial memberikan penekanan tingkah laku yang berbeda antar kelompok
(integroup differentiation).
3. Individu yang berada pada kelompok sub-dominant selalu menaikkan harga diri kelompoknya
(identitas sosial), dengan cara menurunkan derajat kelompok lain.
Hogg & Vaughan (2002) menyatakan bahwa identitas sosial diasosiasikan (dihubungkan)
dengan tingkah laku kelompok, yang mempunyai karakteristik umum; ethnocentrism, in-group
favoritsm, intergroup differentiation, conformity to in-group norms, dan group stereotype
a. Ethnocentrism
Ethnocentrism adalah sifat khas daripada individu yang menganggap kelompoknya lebih
superior. Sehingga menumbuhkan kecenderungan penilaian memandang in-group (kelompok
kita/dalam) secara moral lebih baik dan lebih berharga daripada outgroup (kelompok
mereka/luar)
b. In-group favoritsm
In-group favoritsm adalah perilaku yang menyukai dan menilai apa yang ada pada kelompoknya
(in-group) melebihi kelompok lain (outgroup). Individu umumnya kan menilai anggota in-
group lebih positif. Dengan adanya in-group favoritsm, individu akan mempunyai solidaritas
yang kuat dalam kelompoknya.
c. Intergroup differentiation
Tingkah laku yang menekankan perbedaan antar kelompok yang dimilikinya (in-group) dan
kelompok lain (outgroup). Perbedaan antar kelompok akan mempengaruhi persepsi sesorang
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
tentang kelompoknya sendiri dan tentang kelompok lainnya. Kelompok dengan kekuasaan yang
lebih kecil lebih menyadari perbedaan kekuatannya dan statusnya.
d. Conformity to in-group norms
Konformitas (penyesuaian) merupakan kecenderungan untuk memperbolehkan suatu perilaku
untuk dilakukan individu sesuai dengan norma yang ada di dalam kelompok (in-group) nya.
Konformitas merupakan kecenderungan seseorang untuk mengikuti aturan dan tekanan in-
group walaupun tidak ada permintaan langsung dari kelompok tersebut agar individu merasa
diterima oleh kelompoknya.
e. Group stereotype
Stereotype kelompok merupakan kepercayaan/keyakinan tentang karakteristik yang dimiliki
kelompok tertentu. Stereotype kelompok bisa positif, bisa negatif. Stereotype merupakan
persepsi terhadap suatu kelompok yang kaku (tidak dapat diubah), dan uniform (seragam, sama-
sama dimiliki oleh kelompok sejenis).
Karena individu mendapatkan identitas sosial mereka melalui kelompok dimana mereka bergabung,
mereka menciptakan ketertarikan dalam mempertahankan atau memperoleh profil in-group yang
lebih positif daripada kelompok outgroup yang relevan (mirip).
C. Heterogenitas Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat
Heterogenitas berkaitan dengan perbedaaan masyarakat berdasarkan fungsi dan peran dalam
kehidupan masyarakatnya. Heterogenisitas terjadi karena setiap individu dalam masyarakat memiliki
fungsi dan perannya yang berbeda-beda dalam masyarakat. Heterogenitas berkaitan dengan sumbangan
atau kontribusi individu dalam masyarakat. Heterogenitas yang terjadi misalnya heterogenitas dalam
profesi atau pekerjaan, heterogenitas jenis kelamin.
Hetergogenitas dalam masyarakat merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari, sehingga
perbedaan yang ada tentunya menjadi sesuatu yang akan semakin memperkuat struktur sosial di
masyarakat tersebut. Heterogenitas dalam pekerjaan semakin memperkuat sistem yang ada, setiap
pekerjaan memberi kontribusi bagi keberhasilan suatu proses pembangunan di masyarakat.
Perkembangan jenis pekerjaan semakin lama semakin bervariasi dari masa ke masa. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat semakin komplek.
Perubahan peran laki-laki dan perempuan membawa gambaran bahwa fungsi dan perannya
semakin memperlihatkan konsep persamaaan hak, tidak lagi membedakan pekerjaan dengan jenis
kelamin tertentu. Hal ini bisa dilihat semakin banyaknya kaum perempuan yanag bekerja di sektor-
sektor yang dulu hanya diduduki kaumlaki-laki.
D. Penghargaan Terhadap Keanekaragaman Masyarakat
Masyarakat kita terdiri dari banyak sekali kelompok dengan latar belakang yang berbeda-
beda. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Hildred
Geertz (1981) menyebutkan adanya lebih dari 300 kelompok etnis di Indonesia. Sementara itu
menurut Koentjaraningrat (2003 :193) pengelompokan berbagai kelompok etnis di Indonesia umunya
dilakukan dengan mengikuti sistem lingkaran hukum adat yang dibuat oleh Van Vollenhoven yaitu
ada 19 lingkaran hukum adat. Selain itu Indonesia juga memiliki kelompok berdasarkan agama atau
kepercayaan, secara formal agama resmi meliputi Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan
Konghucu, selain agama yang resmi tersebut banyak kepercayaan ataupun aliran kebatinan yang
berkembang.
Perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat dan sebagainya tersebut mencerminkan bahwa
Indonesia merupakan masyarakat yang multikultural.
Akar kata multikulturalisme itu sendiri adalah kebudayaan, Secara etimologis, miltikulturalisme
dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham). Secara hakiki, dalam
kata terkandung pengakuan akan martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan
kebudayaannya masing-masing yang unik.
Dengan demikian setiap individu merasa dihargai sekaligus bertanggungjawab untuk hidup
bersama komunitasnya. Pengingkaran suatu masyarakat terhadap kebutuhan untuk diakui (politics of
recognition) merupakan akar dari segala ketimpangan dalam berbagai bidang kehidupan.
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Menurut Irwan, Multikulturalisme adalah sebuah paham yang menekankan pada kesederajatan
dan kesetaraan budaya-budaya local dengan tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi buday yang
ada. Dengan kata lain penekanan utama multikultutalisme adalah kesetaraan budaya.
Dari pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa masyarakat multikultural merupakan
masyarakat atau bangsa yang yang dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam, dengan
kelompok-kelompok etnik atau budaya (etnics ang cultural groups) yang ada dapat hidup
berdampingan secara damai dalam prinsip co existensi yang ditandai oleh kesedian untuk
menghormati budaya lain.
Gagasan multikulturalisme ykedamaian suatu bangsa.ang dinilai mengakomodir kesetaraan
dalam perbedaan merupakan sebuah konsep yang mampu meredam konflik vertical dan horizontal
dalam masyarakat yang heterogen dimana tuntutan akan pengakuan atas eksistensi dan keunikan
budaya kelompok etnis sangat lumrah terjadi. Masyarakat multicultural dicitakan mampu
memberikan.ruang yang luas bagi berbagai identitas kelompok untuk melaksanakan kehidupan
secara otonomi. Dengan demikian akan tercipta susatu system budaya dan tatanan sosial yang
mapan dalam kehidupan masyarakat yang akan menjadi pilar
Menurut Parekh, membedakan lima macam multikulturalisme yaitu:
1. Multikulturalisme isolasionis yang mengacu kepada masyarakat di mana berbagai
kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang
hanya minimal satu sama lain
2. Multikulturalisme akomodatif yakni masyarakat plural yang memiliki kultur dominan,
yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi bagi kebutuhan cultural kaum
minoritas.
3. Multikulturalisme otonomis, yakni masyarakat plural di mana kelompok-kelompok
cultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan dengan budaya dominan dan
mengangankan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif dapat
diterima.
4. Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakt plural di mana kelompok-
kelompok tidak terlalu peduli dengan kehidupan kulrutal otonom, tetapi lebih menuntut
penciptaan kultur kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif
distingtif mereka.
5. Multikulturalisme kosmopilitan, yakni paham yang berusaha menghapuskan batas-batas
kulturalsama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakatdi mana setiap individu tidak
lagi terikat kepada budaya tertentu. Sebaliknya mereka secara bebas terlibat dalam
eksperimen intercultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan cultural masing-
masing.
E. Hakekat Gejala Sosial
Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yag terjadi akibat proses interaksi diantara manusia,
baik secara individu atau kelompok. Gejala sosial sangat dipengaruhi oleh tindakan sosial yang
dilakukan baik oleh individu atau kelompok. Tindakan yang dilakukan seseorang merupakan tindakan
individu sedangkan tindakan yang dilakukan secara bersama-sama merupakan tindakan kolektif atau
tindakan kelompok.
Menurut Max Weber tindakan sosial adalah tindakan seseorang yang memiliki arti subyektif
bagi dirinya dan diarahkan pada orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia akan
melakukan apa yang disebut dengan tindakan ataupun tindakan sosial. Secara teoritis tindakan sosial
dan interaksi sosial adalah dua konsep yang berbeda arti. Tindakaan sosial adalah hal-hal yang
dilakukan individu atau kelompok di dalam interaksi dan situasi tertentu. Sedangkan interaksi sosial
adalah proses dimana antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok
dengan kelompok berhubungan satu dengan yang lainnya
Intensitas dalam berinteraksi dengan orang lain merupakan kebutuhan manusia karena mereka
tidak dapat hidup sendiri, sehingga mereka membentuk kelompok untuk memenuhi kebutuhannya.
Pengelompokan orang yang terbentuk menggambarkan bahwa pada dasarnya manusia yang satu
dengan yang lain saling tergantung dan saling membutuhkan.
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Gejala sosial berbeda dengan gejala alam. Gejala alam adalah peristiwa-peristiwa yang
berlangsung di alam dan bukan perbuatan manusia. Misalnya, gempa bumi, meletusnya gunung dan
banjir.
Gejala-gejala sosial yang ada di masyarakat dapat diartikan sebagai sebuah fenomena sosial.
Munculnya fenomena sosial di masyarakat berawal dari adanya perubahan sosial. Perubahan sosial itu
tidak dapat kita hindari, namun kita masih dapat mengantisipasinya. Perubahan sosial ada yang bersifat
positif dan negatif, sehingga kita harus hati-hati dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
Fenomena sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan masalah sosial.
Adapun beberapa contoh fenomena sosial seperti munculnya kesenjangan sosial, demam musik luar
(boyband/girlband), pencemaran lingkungan, dan lain sebagainya.
Gejala sosial juga diartikan sebagai suatu pristiwa yang sering terjadi pada lapisan masyarakat,
baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.
Faktor-Faktor Penyebab Gejala Sosial
Adanya berbagai gejala sosial di masyarakat, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Faktor kultural merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di lingkungan
masyarakat/komunitas. Ada beberapa contoh gejala sosial berdasarkan faktor kultural, antara lain
kemiskinan, kerja bakti, prilaku menyimpang, dsb.
2. Faktor struktural merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi struktur, struktur yang dimaksud
adalah sesuatu yang disusun oleh pola tertentu. Faktor struktural dapat dilihat dari pola-pola
hubungan antarindividu dan kelompok yang terjalin di lingkungan masyarakat. Contoh gejala sosial
yang dipengaruhi oleh faktor struktural seperti penyuluhan sosial, interaksi dengan orang lain dsb.
Macam-Macam Gejal Sosial
1. Ekonomi
Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubunga dengan pendapatan. Tingkat pendapatan
yang dimiliki individu dapat menimbulkan gejala sosial dimasyarakat. Gejala sosial yang dilihat
dari aspek ekonomi sangat berkaitan dengan perekonomian masyarakat. Bila ada seseorang yang
kurang dapat mencukupi kebutuhan, maka akan terjadi beberapa gejala sosial dilingkungan
sekitarnya. Dilihat dari segi ekonomi, gejala sosial yang terjadi di masyarakat dapat meliputi
kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan dsb.
2. Budaya
Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam sehingga kita harus saling menghormati budaya
lain. Adanya perbedaan jangan dijadikan sebagai alat pemecah persatuan, melainkan kita harus
bersyukur karena keanekaragaman tersebut dapat menambah kekhasan budaya indonesia.
Keanekaragaman budaya tidak hanya ada di Indonesia, tetapi setiap negara juga memiliki budaya
dengan karakteristik yang berbeda-beda. Kita juga harus menghormati budaya asing.
Keanekaragaman budaya di sekitar kita juga dapat menimbulkan gejala sosial, misalnya tindakan
peniruan budaya asing yang negatif, kenakalan remaja dsb.
3. Lingkungan alam
Karakteristik gejala sosial dalam bidang lingkungan alam menyangkut aspek kondisi kesehatan.
Seseorang yang terkena penyakit dapat menimbulka gejala sosial di lingkungannya sekitarnya.
Contoh gejala yang ditimbulkan seperti munculnya, penyakit menular, pencemaran lingkunngan
dsb.
4. Psikologis
Perilaku seseorang/individu dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh aspek psikologisnya.
Bila seseorang mengalami gangguan kejiwaan dapat menimbulkan gejala sosial dimasyarakat,
misalnya disorganisasi jiwa, aliran ajaran sesat dsb.
Menurut Pitirim A. Sorokin, gejala sosial dikelompokan ke dalam berbagai jenis antara lain:
a. Gejala religius, gejala sosial yang berkaitan dengan aktivitas keagamaan atau norma agama,
seperti, ibadah haji, perayaan hari raya agama, dan sebagainya
b. Gejala ekonomi, menyangkut aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok hidup sehari-
hari, seperti, maraknya pasar modern, kemiskinan, dan sebagainya.
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
c. Gejala politik, menyangkut gejala yang berkaitan dengan upaya untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan baik oleh individu tau kelompok, seperti, fenomena munculnya calon
independen, demontrasi, dan sebagainya.
d. Gejala hukum, berkaitan dengan upaya dalam melaksanakan dan penegakan hukum, seperti, mafia
peradilan, praperdilan, pemberantasan korupsi, dn sebagainya.
Dampak Gejala Sosial
Terjadinya perubahan sosial budaya di masyarakat merupakan sa;ah satu akibat dari gejala sosial.
Dampak gejala sosial ada yang positif dan negative:
a. Dampak positif
Gejala sosial yang ada di masyarakat harus disikapi dengan baik. Bila kitadapat terbuka
dan mengimbangi perubahan sosial budaya yang ada. Maka perubahan tersebut akan
berdampak positif dan memberikan kita manfaat. Hal ini dapat dilihat dengankemajuan
bidang teknologi. Dalam bidang teknologi kita mengenal tek nologi komunikasi seperti
telepon, handphone, telegram, email dan sebagainya. Dengan adanya alat komunikasi
yang modern, maka kitadapat melakukan interaksi jarak jauh tanpa harus bertemu secara
langsung.
b. Dampak negatif
Seseorang yang tidak dapat menerima perubahan yang terjadi akan mengalami
keguncangan cultural shock. Ketidaksanggupan seseorang dalam menghadapi gejala
sosial akanmembawa ke arah perilaku menyimpang.
Evaluasi
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Kesadaran akan adanya perasaan menjadi D. adanya kesadaran sebagai bagian
bagian dari satu kelompok disebut .... dari kelompok yang bersangkutan
A. etnocentrisme
B. ingroup feeling E. kesadaran bahwa kelompok
C. vested interest memiliki suatu ikatan yang tidak
D. gregoriousness dapat diganggu gugat
E. social animal
4. Gejala sosial yang berkaitan dengan tumbuh
2. Proses sosialisasi membentuk kepribadian dan berkembangnya nilai-nilai di
yang ideal, pembentukan kepribadian yang lingkungan masyarakat merupakan
ideal ini berfungsi untuk meningkatkan... penyebab gejala sosial karena faktor ....
A. interaksi dengan sesama A. ekonomi
B. kebaikan untuk saling mencintai B. kultural
C. kemampuan untuk mengontrol dirinya C. struktural
sendiri D. religius
D. penghayatan agama yang dianut E. politik
E. solidaritas dengan sesama
5. Perhatikan pernyataan berikut:
3. Himpunan manusia dapat dikatakan sebagai (1) Kesenian tradisional mulai ditinggalkan
kelompok sosial apabila memiliki beberapa (2) Klaim negara lain atas wilayah suatu
persyaratan, antara lain…. negara
A. memiliki tujuan yang sama (3) Luturnya nilai kearifan lokal
walaupun jalannya berbeda (4) Kementerian kesehatan
B. adanya kesadaran menjadi individu mendistribusikan antivirus flu burung
yang sifatnya otonom (5) Rasa Bhineka Tunggal Ika bagi para
C. kelompok memiliki unsur pemaksa pemudi Indonesia berkurang
yang diterima anggotanya Gejala sosial yang berkaitan dengan faktor
budaya adalah ...
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
A. (1). (2), dan (3) D. melakukan koordinasi dengan
B. (1), (2), dan (4)
C. (1), (3), dan (5) pemerintah daerah untuk
D. (2), (4), dan (5)
E. (3), (4), dan (5) mengalokasikan dana bantuan
6. Masalah-masalah yang muncul sebagai
akibat pengaruh keanekaragaman E. memberdayakan masyarakat miskin
masyarakat Indonesia adalah …
dalam rencana program kerja jangka
A. Konflik dan asimilasi
B. Akulturasi dan stratifikasi social panjang
C. Diferensiasi dan asimilasi
D. Diferensiasi dan stratifikasi social
E. Kesenjangan multidimensional dan
konflik antarsuku
7. Gejala sosial yangberkaitan dengan attitude
atau perilaku manusianya merupakan gejala
sosial dari segi ….
A. Psikologis
B. Ekonomi
C. Biologis
D. Social
E. budaya
8. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kepribadian seseorang yang berkaitan
dengan kondisi fisik tempat tinggal adalah
….
A. Lingkungan geografis
B. Warisan biologis
C. Lingkungan budaya
D. Lingkungan social
E. Lingkungan bermain
9. Munculnya geng motor diberbagai kota
sangat meresahkan masyarakat, karena
tindakan mereka yang sering mengganggu
ketertiban dan keamanan umum. Fenomena
tersebut menunjukkan bentuk masalah sosial
berupa….
A. kemiskinan
B. demoralisasi
C. kerusakan lingkungan
D. kesenjangan sosial
E. disorganisasi keluarga
10. Kemiksinan merupakan masalah yang harus
diselesaikan untuk mengurangi dampak
sosialnya. Salah satu cara untuk mengatasi
masalah kemiskinan adalah....
A. memberikan bantuan secara materiil
dalam jangka watu yang konsisten
B. memberikan bantuan bahan makanan
untuk meningkatkan gizi masyarakat
miskin
C. memberikan bekal keterampilan dan
modal kerja melalui sistem
pemantauan
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan gejala sosial!
............................................................................................................................. .....................................................
..................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .....................................................
..........................................
2. Jelaskan mengapa perbedaan identitas individu selalu dikaitkan dengan identitas kelompoknya!
..................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .....................................................
............................................................................................................................. .....................................................
..........................................
3. Jelaskan yang dimaksud heterogenitas sosial!
............................................................................................................................. .....................................................
..................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
4. Jelaskan dampak gejala sosial di masyarakat!
............................................................................................................................. .....................................................
.................................................................................................................................................................................
5. Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar tersebut jelaskan jenis gejala sosial dan bagaimana pemecahannya!
............................................................................................................................. .....................................................
..................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
F. Gejala Sosial dan Penyimpangan Sosial Akibat Perubahan Sosial
Gejala sosial dapat bersifat positif dan bersifat negatif. Gejala sosial yang bersifat positif merupakan
gejala yang diinginkan dan diharapkan oleh masyaraknya, seperti gejala solidaritas atau kepedulian terhadap
sesama, gejala sosial maraknya kegiatan keagamaan, gejala sosial kesadaran menyekolahkan anak dan
sebagainya. Sedangkan gejala sosial negatif adalah gejala sosial yang tidak sesuai antara apa yang yang
diinginkan dengan apa yang terjadi dinamakan ‘masalah sosial’. Masalah sosial timbul apabila antara elemen
yang satu dengan elemen masyarakat yang lainya tidak menjalankan peran dan fungsinya sesuai nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat. Masalah sosial merupakan persoalan yang menyangkut persoalan tata kelakuan
yang immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak.
Dalam suatu masyarakat setiap anngota diharapkan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang
dianut oleh masyarakatnya, sehingga akan terwujud suatu kondisi yang tertib, teratur serta harmonis sesuai
dengan harapan seluruh warga masyarakatnya. Namun demikian tidak selamanya kondisi tersebut dapat
terwujud dengan serta merta, karena pada kenyataannya ada saja anggota masyarakat yang berperilaku tidak
sesuai dengan nilai dan norma yang dianut masyarakatnya. Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma
masyarakat tersebut disebut dengan penyimpangan sosial.Penyimpangan sosialmerupakan bentuk dari gejala
sosial yang ada dalam masyarakat. Sebagai sebuah gejala sosial penyimpangan sosial juga bisa bersifat negatif
namun juga bisa bersifat positif.
Ada beberapa definisi tentang penyimpangan sosial, menurut beberapa ahli sosiologi, antara lain :
a. James Van der Zenden
Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas-batas
toleransi oleh sejumlah besar orang.
b. Robert MZ Lawang
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu
system sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sIstem itu untuk memperbaiki
perilaku tersebut.
c. Bruce J Cohen
Perilaku menyimpang setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak
masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
d. Paul B Horton
Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok
atau masyarakat.
Dari pengertian-pengertian di atas, perilaku menyimpang dapat disederhanakan yaitu setiap perilaku
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam
masyarakat.
Menurut Paul B Horton, penyimpangan sosial memiliki
enam ciri sebagai berikut :
a. Dapat didefinisikan
Perilaku menyimpang bukan hanya tindakan yang dilakukan
orang, melainkan akibat dari peraturan dan penerapan sanksi
yang dilakukan oleh orang lain terhadap perilaku tersebut.
Singkatnya penilaian menyimpang atau tidaknya suatu perilaku
harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya
b. Dapat diterima atau ditolak
Perilaku menyimpang tidak selalu pada suatu yang negatif. Ada Perilaku yang tidak sesuai dengan norma
beberapa penyimpangan yang diterima bahkan dipuji dan masyarakat, seperti bergantungan di pintu
dihormati. kereta disebut sebagai perilaku menyimpang
c. Relatif atau mutlak
Suatu perilaku menyimpang yang dilakukan individu atu
kelompok tidak selalu dipandang menyimpang karena
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
perbedaan cara penilaian dan norma yang dianut, tetap ada beberapa perilaku yang secara umum dipandang
oleh masyarakat sebagi penyimpangan. Contoh : budaya hamil sebelum menikah dipandang sebagi suatu
penyimpangan tetapi di Suku Bontok di Philipina menganggap bahwa hamil sebelum menikah dipandang
sebagai bukti kesuburan pasangan tersebut.
d. Pada budaya nyata atau ideal
Budaya ideal disini adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, tetapi dalam
pelaksanaannya tidak ada seorangpun yang patuh terhadap hukum tersebut. Antara budaya ideal dan budaya
nyata terjadi kesenjangan.
e. Ada norma penghindaran
Norma penghindaran adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya tanpa
melanggar aturan nilai dan norma yang belaku secara terbuka. Jadi penghindaran ini merupakan suatu bentuk
penyimpangan yang bersifat setengah melembaga (semi institusionalized)
f. Bersifat adaptif
Perilaku menyimpang merupakan bentuk penyesuaian terhadap kondisi yang selalu berubah. Karena pada
intinya tidak ada masyarakat yang mampu bertahan pada kondisi statis.
Secara sosiologis proses sosial yang menyebabkan terjadinya penyimpangan sosial ada dua yaitu:
1. Proses Sosialisasi Yang Tidak Sempurna.
Proses sosialisasi dapat dianggap tidak berhasil apabila individu tidak mampu mendalami norma dan
nilai masyarakat menjadi bagian dari dirinya. Orang yang demikian tidak memiliki perasaan bersalah atau
menyesal setelah melakukan pelanggaran hukum. Perilaku menyimpang dapat merupakan produk sosialisasi
baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Orang tua di rumah, guru di sekolah, media massa mungkin
tidak bermaksud mendidik para remaja untuk melakukan penyimpanagan. Namun mereka dapat melakukan
perilaku menyimpang karena belajar dari teman pergaulannya, orang-oarang dewasa di sekitarnya, membaca
buku, melihat film, dan lain sebagainya. Proses sosialisasi yang tidak sempurna dapat juga timbul karena
cacat bawaan, kurang gizi, gangguan mental ataupun gangguan jiwa. Pengasingan diri dari pergaulan
menimbulkan proses sosialisasi yang tidak sempurna. Kemungkinan dalam belajar nilai-nilai dan norma-
norma masyarakat juga tidak sempurna, akibatnya maka terjadilah perilaku menyimpang.
2. Proses sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang
Sub kebudayaan menyimpang yaitu suatu kebudayaan yang normanya bertentangan dengan budaya
yang berlaku. Unsur-unsur budaya menyimpang meliputi : perilaku, nilai-nilai yang dominan yang dimiliki
oleh anggota-anggota kelompok yang biasanya bertentangan dengan tata tertib masyarakat. Unsur-unsur
budaya yang menyimpang memisahkan diri dari aturan-aturan, nilai, bahasa dan istilah-istilah yang berlaku
umum. Banyak individu yang telah ditolak oleh masyarakat yang kemudian mencari persahabatan dengan
kelompok yang menyimpang. Sekali mereka berada dalam kelompok yang menyimpang maka, mereka
memulai proses sosialisasi, agar memahami nilai dan norma perilaku yang dapat diterima oleh kelompok
yang menyimpang tersebut. Misalnya: kelompok penjudi, kelompok pecandu narkotik, geng penjahat,
kelompok homosek, kelompok lesbian dan sebagainya.
Sebab-sebab perilaku menyimpang yang lain adalah:
a. Sikap mental yang tidak sehat
Perilaku menyimpang data disebabkan oleh sikap mental yang tidak sehat. Sikap itu ditunjukkan dengan
merasa tidak bersalah atau menyesal setelah melakukan tindakan yang menyimpang bahkan merasa senang.
b. Broken home (ketidakharmonisan dalam rumah tangga)
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Ketidakharmonisan keluarga dapat menjadi penyebab perilaku menyimpang, karena keluarga sebagai pilar
utama pembentuk dasar kepribadian tidak dapat berperan secara baik.
c. Pelampiasan rasa kecewa
Kekecewaan yang tidak diatasi secara bai k kemungkinan besar akan membuat oarng yang kecewa
mengalihkan kepada hal yang negatif, contoh bunuh diri.
d. Dorongan kebutuhan ekonomi
Desakan kebutuhan ekonomi memicu orang untuk melakukan penyimpangan, karena orang sudah kesulitan
untuk memenuhi kebutuhan melalui jalan yang benar.
e. Pengaruh lingkungan dan media massa
Lingkungan dan media massa pada era sekarang ini lebih berdampak negatif dari pada dampak positifnya,
karena sajian informasi negatif lebih mudah ditiru dari pada informasi yang positif
f. Keinginan untuk dipuji
Mengejar prestise dan keinginan untuk mendapat pujian sering membuat orang melakukan penyimpangan.
g. Proses belajar yang menyimpang
Proses belajar yang terjadi karena berinteraksi dengan individu atau kelompok yang berperilaku
menyimpang.
h. Adanya ikatan sosial yang berlainan
Seorang individu cenderung me ngidentifikasikan diri dengan individu atau kelompok yang paling dihargai.
Jika individu atau kelompok yang dihargai tersebut berperilaku menyimpang maka individu tersebut juga
akan melakukan perilaku menyimpang.
Penyimpangan sosial dapat dikategorikan ke dalam berbagai jenis antara lain:
1. Berdasarkan sanksi atau reaksi masyarakat
a. Primer (primary deviation)
Adalah perilaku menyimpang yang pertama kali dilakukan, bersifat sementara dan hanya dilakukan sekali.
Ciri-cirinya yaitu :
• Bersifat sementara, dilakukan sekali
• Perilaku hidup tidak didominasi oleh perilaku meyimpang (belum menyadari kalau perilakunya
menyimpang)
• Masyarakat masih mentolelir/ menerima perilaku tersebut.
• Sanksi ringan
Contoh : anak kecil mencuri mangga tetangga.
b. Sekunder (secondary deviation)
Adalah perilaku menyimpang yang merupakan pengulangan dari perilaku sebelumnya (dilakukan secara
berulang-ulang). Ciri-cirinya yaitu :
• Dilakukan berulang-ulang.
• Perilaku hidup didominasi perilaku menyimpang (sudah menyadari perilakunya menyimpang)
• Masyarakat tidak mentolelir/ menolak perilaku tersebut.
• Sanksi berat
Contoh : merampok, pelecehan seksual
2. Berdasarkan sifat pengaruhnya bagi kemajuan masyarakat
a. Positif
Positif adalah perilaku menyimpang yang menuju ke arah positif karena mengandung unsur inovatof,
kreatif dan bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat. Contoh : seorang wanita yang bekerja sebagai
kernet.
b. Negatif
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Negatif adalah perilaku menyimpang yang menuju arah negatif dan berdampak buruk bagi kahidupan
masyarakat. Contoh: penggunaan narkoba.
3. Berdasarkan Jumlah Pelaku
a. Individu
Adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seorang individu. Contoh: seorang siswa membolos
sendirian.
Penyimpangan individu dibagi menjadi lima, yaitu :
1. Pembandel, penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya
yang kurang baik.
2. Pembangkangan, penyimpangan karena tidak taat pada peringatan orang-orang.
3. Pelanggar, penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku.
4. Perusuh atau penjahat, penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum, sehingga
menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya.
5. Munafik, penyimpangan kerana tidak menepati janji, berkata bohong, mengkhianati keper-cayaan,
khianat, dan berlagak membela.
b. Kelompok
Adalah perilaku menyimpang yang dilakukan secara berkelompok. Contoh: tawuran.
2. Berdasarkan kondisi sosial
a. Penyimpangan Situasional
Penyimpangan yang disebabkan karena pengaruh dari bermacam-macam kekuatan situasional atau social
di luar individu dan memaksa individu tersebut untuk berbuat menyimpang. Contoh: seorang suami yang
terpaksa mencuri karena keluarganya kelaparan.
b. Penyimpangan Sistematis
Adalah suatu sistem tingkah laku yang disertai organisasi social khusus. Norma-norma tertentu yang
situasinya berbeda dengan situasi umum. Segala pikiran dan perbuatan yang menyimpang itu kemudian
dibenarkan oleh semua anggota kelompok.
Teori-teori tentang penyimpangan sosial
1. Teori pergaulan berbeda (diferential association)
Teori ini dipelopori oleh Edwin H Sutherlan yang berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada
pergaulan yang berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya. Melalui proses ini seseorang
mempelajari suatu budaya menyimpang. Contoh perilaku homoseksual.
2. Teori labeling ( pemberian cap/julukan)
Teori ini dipelopori Edwin W Lemert. Seseorang yang telah melakukan penyimpangan pada tahap awal
tetapi oleh mesyarakat sudah diberi cap sebagai penyimpang, maka pelaku akan terdorong untuk melakukan
penyimpangan lanjutan karena sudah terlanjur mendapat cap atau julukan di masyarakat.
3. Teori Merton
Pelopornya adalah Robert K Merton yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang merupakan
bentuk adaptasi terhadap situasi tertentu. Teori Merton ini disebut juga teori anomie yang berpendapat bahwa
penyimpngan adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-
individu yang mengalami tekanan dan akhirnya menjadi menyimpang atau berbuat menyimpang. Merton
mengidentifikasi lima tipe cara adaptasi, empat diantaranya merupakan perilaku menyimpang yaitu :
a. Konformitas adalah perilaku yang mengikuti tujuan dan cara yang telah ditentukan masyarakat untuk
mencapai tujuan tersebut (cara konvensional dan melembaga).
b. Inovasi (innovation) adalah perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi memakai cara
yang tidak sesuai dengan norma berlaku di masyarakat. Contoh : belajar komputer dan setelah menjadi ahli
komputer membobol rekening bank lewat internet.
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
c. Ritualisme (ritualism) adalah perilaku seorang masih melakukan cara-cara yang digariskan mesyarakat
tetapi telah meninggalkan tujuan yang telah digariskan dan maknanya telah hilang. Contoh : mengikuti
upacara bendera karena mengikuti aturan tetapi tidak mengetahui makna dan tujuannya.
d. Retreatisme (pengunduran diri) adalah perilaku seseorang yang meninggalkan tujuan konvensional dan
cara pencapaian konvensional. Contoh : pemabuk, penjudi, pecandu obat bius.
e. Rebellion (pemberontakan) adalah penarikan diri dari tujuan dan cara konvensional yang disertai cara
untuk melembagakan tujuan dan cara baru. Contoh reformator agama ( Lia Eden).
4. Teori fungsional
Menurut Emile Durkheim tercapainya kesadaran moral dari semua anggota masuarakat karena factor
keturunan, perbedaan lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Kejahatan akan selalu ada sebab orang yang
berwatak jahatpun akan selalu ada. Bahkan Durkheim pun berpandangan bahwa kejahatan itu perlu agar
moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal.
5. Teori Konflik
Menurut pandangan ini apa yang merupakan perilaku menyimpang yang didefinisikan oleh kelompok –
kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Hukum merupakan
pencerminan kelas yang berkuasa dan bahwa sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan
mereka.
6. Teori Pengendalian
Kebanyakan orang menyesuaikan diri dengan nilai dominan karena adanya pengendalian dari dalam
maupun dari luar. Pengendalian dari dalam berupa norma yang dihayati dan nilai yang dipelajari seseorang.
Pengendalian dari luar berupa imbalan sosial terhadap konformitas (tindakan mengikuti warna) dan sanksi
hukum terhadap tindakan penyimpangan. Dalam masyarakat konvensional terdapat empat hal yang yang
mengikat individu terdapat norma masyarakatnya, yaitu:
1. Kepercayaan mengacu pada norma yang dihayati.
2. Ketanggapan, yaitu sikap tanggapan seseorang terhadap pendapat orang lain, berupa sejauh mana kepekaan
seseorang terhadapm kadar penerimaan orang konformis.
3. Keterkaitan (komitmen), berhubungan dengan bewberapa banyak imbalan yang diterima seseorang atas
perilaku yang konformis.
4. Keterlibatan mengacu pada kegiatan seseorang dalam bernagai lembaga masyarakat seperti majelis taklim,
sekolah dan organisasi setempat.
Perilaku Yang Digolongkan Sebagai Menyimpang
a. Tindakan yang Nonconform
Yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada. Contoh tindakan
nonconform adalah seorang siswa memakai sepatu yang warnanya berbeda ke sekolah, merokok di temapt
umum seperti angkutan, bus dan sebagainya.
b. Tindakan Kriminal atau Kejahatan
Kriminalitas bukan bawaan sejak lahir maupun warisan biologis. Tindakan kriminal dapat dilakukan
secara sadar melalui perencanaan dan ditujukan untuk mencapai maksud tertentu tetapi ada pula yang
dilakukan dengan tidak sadar. Tindakan kriminal merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap nilai dan
norma yang berlaku dimasyarakat. Contoh tindakan kriminalitas antara lain : pencurian, pembunuhan,
perampokan dan lain-lain.
Light, Keller dan Calhaun membedakan tipe kejahatan
1. Kejahatan Tanpa Korban (Crime Without Victim)
Kejahatan ini tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindakan pidana orang lain, contoh:
perjudian, hubungan seksual bebas dan sebagainya.
2. Kejahatan Terorganisasi (organized crime)
Pelaku kejahatan merupakan komplotan yang secara terus menerus dengan berbagai cara melakukan
tindakan kejahatan untuk mendapatkan uang dan kekuasaan, contoh: penadah, trafficking (penjualan
perempuan dan bayi), mafia dan sebagainya.
3. Kejahatan Kerah Putih (white collar crime)
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang yang berstatus tinggi dalam rangka
pekerjaannya, contoh: penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan, pejabat yang korupsi.
4. Kejahatan Korporat (corporate crime)
Kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan untuk menaikkan keuntungan atau menekan
kerugian, contoh: perusahaan tidak mengolah limbah beracun.
c. Kenakalan Remaja
Masalah kenakalan remaja sering menimbulkan kecemasan
sosial dan dapat menimbulkan kemungkinan gap generation karena
remaja diharapkan sebagai penerus bangsa tergelincir ke arah
perilaku negatif. Menurut Prof. DR. Fuad Hasan, kenakalan
(delinguency) adalah perbuatan anti sosial yang dilakukan anak atau
remaja yang bila dilakukan orang dewasa dikategorikan kejahatan.
Bila kenakalan dilakaukan oleh orang dewasa disebut kejahatan
tetapi batas usia untuk menentukan kenakalan anak belum ada batas
yang sama diberbagai negara, contohnya di Inggris batas usia yang
dipakai adalah 8 tahun kebawah, di Amerika 16 sampai 18 tahun,
Perkelahian antar pelajar merupakan bentuk sedangkan di Indonesia menurut KUHP Pasal 45-47 menyebutkan
penyimpangan sosial yang merugikan diri
sendiri dan juga masyarakat bahwa belum dewasa sebelum 16 tahun. Namun secara psikologis
batas usia kenakalan remaja lebih condong pada usia antara 14 – 18
tahun. Contoh kenakalan remaja antara lain : pengrusakan fasilitas umum, penggunaan obat-obat terlarang,
perkelahian dan lain-lain.
Secara fenomenologis, gejala kenakalan remaja terjadi pada masa pubertas karena pada masa tersebut
kejiwaan remaja masih labil sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan pergaulan.
Beberapa penyebab kenakalan remaja antara lain :
• Lingkungan keluarga yang tidak harmonis.
• Situasi yang membosankan.
• Lingkungan sosial yang tidak kondusif.
d. Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
kenikamatan seksual tidak sewajarnya. Penyimpangan seksual merupakan salah satu bentuk perilaku
menyimpang dan melanggar norma-norma dalam kehidupan masyarakat karena hubungan seksual dianggap
sah dan dibenarkan apabila melalui lembaga pernikahan. Bentuk-bentuk penyimpangan seksual antara lain :
• Homoseksual yaitu perilaku seksual yang cenderung tertarik pada jenis kelamin sejenis. Jika sesama pria
disebut homoseks, jika sesama wanita disebut lesbian.
• Transeksual yaitu perilaku seseorang yang cenderung mengubah karakteristik seksualnya. Hal ini
menyangkut konflik batin mengenai identitas diri yang bertetangan dengan identitas sosial. Contoh laki-
laki yang ingin menjadi perempuan.
• Eksibishisme yaitu perilaku seksual yang memperolah kepuasan seksual dengan cara memperlihatkan alat
kelaminnya kepada orang lain sesuai kehendaknya, apabila korban terkejut, jijik, dan menjerit ketakutan
maka ia akan semakin merasa puas, kondisi tersebut sering terjadi pada pria
• Sadomasokisme yaitu kepuasan seksual yang diperolah bila mereka melakukan hubungan seksual dengan
menyiksa atau menyakiti pasangan terlebih dahulu, sedangkan masokisme merupakan kebalikannya yaitu
seorang sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual.
• Voyeurime yaitu perilaku seksual yang memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat
orang lain yang sedang telanjang, mandi bahkan berhubungan seksual. Setelah mengintip atau melihat
pelaku tidak melakukan tindakan apapun.
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
• Fetishisme adalah perilaku seksual yang disalurkan melalui bermasturbasi dan onani, namun ada juga yang
meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya kemudian melakukan hubungan seksual
yang sebenarnya dengan pasangan tersebut
e. Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba/narkotika dapat disebut sebagai perilaku karena melanggar norma hukum yang
berlaku di masyarakat.penggunaan obat-abat jenis narkoba/narkotika telah diatur dalam seperangkat peraturan
yang sifatnya formal maka penggunaan obat jenis narkoba dibenarkan jika sesuai dengan peraturan yang ada,
antara lain untuk tindakan medis dan ditangani pihak berwenang dan kompeten dibidangnya seperti dokter.
Jenis narkotika antara lain : opium, ganja, morfin, dan heroin yang bersifat adiktif atau menimbulkan
gejala ketagihan terhadap pemakai apabila dikonsumsi melebihi batas dan dapat merusak fisik dan mental
karena fungsi saraf terganggu. Narkotika bisa merusak organ tubuh sehingga tidak berfungsi secara sempurna,
bahkan susunan saraf akan terganggu dan tidak berfungsi sebagai pengendali daya pikir dan gerak tubuh.
Akibatnya fisik dan psikis menjadi tidak normal dan sering menimbulkan perbuatan yang tidak rasional dan
bertentangan dengan norma yang berlaku.
f. Alkoholisme
Alkohol dapat disebut racun protoplasmic yang mempunyai efek depresan pada sistem saraf sehingga
orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol akan kehilangan kemampuan untuk mengendalikan diri, baik
fisik, psikologis maupun sosial. Hal inilah yang menyebabkan seorang pemabuk sering melakukan tindakan
yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, oleh karena itulah para pemakai alcohol
dikategorikan sebagai pelaku perilaku menyimpang.
Evaluasi
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Gejala sosial akan selalu muncul di tengah kejahatan tersebut termasuk dalam jenis gejala
masyarakat. Gejala sosial akan menjadi suatu
masalah sosial karena.... sosial....
A. ketidaksesuaian antara peran dan fungsi
yang harus dijalankan oleh anggota A. ekonomi D. politik
masyarakat
B. keinginan kelompok sosial tertentu untuk B. budaya E. biologi
melakukan perubahan sosial
C. adanya peraturann hukum yang tidak C. psikologis
berfungsi dengan baik
D. adanya diskriminasi yang dialami 3. Setiap tahun makin banyak anak usia sekolah
sekelompok masyarakat
E. adanya dominasi sekelompok masyarakat yang tidak mampu melanjutkan pendidikan
tertentu
karena orang tuanya tidak mampu lagi
2. Meningkatnya tindak kejahatan di Indonesia baik
secara kuantitatif maupun kualitatif menyebabkan membiayai. Hal tersebut merupakan dampak
kecemasan sosial di masyarakat. Kejahatan terjadi kemiskinan pada bidang ….
karena seseorang ingin mendapatkan sesuatu
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan nilai- A. ekonomi D. kesehatan
norma dan hukum yang berlaku. Tindakan
B. pendidikan E. budaya
C. politik
4. Tindakan kejahatan korupsi di Indonesia
menunjukkan tingkat yang mengkawatirkan.
Penyebab tindakan tersebut adalah karena
faktor….
A. lemahnya penegakan dan pengawasan hukum
B. sikap mental ingin cepat kaya
C. pengaruh modernisasi dunia
D. lemahnya keimanan seseorang
E. demoralisasi yang menggejala
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
5. Berikut yang merupkan kejahatan kerah putih C. memberikan bekal keterampilan dan
adalah….
modal kerja melalui sistem pemantauan
A. perampokan D. korupsi D. melakukan koordinasi dengan pemerintah
B. pembunuhan E. pemerkosaan daerah untuk mengalokasikan dana
C. pencopetan bantuan
6. Munculnya geng motor diberbagai kota sangat E. memberdayakan masyarakat miskin
meresahkan masyarakat, karena tindakan mereka dalam rencana program kerja jangka
yang sering mengganggu ketertiban dan panjang
keamanan umum. Fenomena tersebut 10. Kebiasaan hidup yang bersifat hedonis
menunjukkan bentuk gejala sosial berupa….
merupakan masalah sosial yang bersumber dari
A. kemiskinan faktor ….
B. kerusakan lingkungan A. ekonomis D. politik
C. disorganisasi keluarga B. biologis E. budaya
D. demoralisasi C. psikologis
E. kesenjangan sosial
7. Dampak negatif dari munculnya industrialisasi di
perkotaan adalah….
A. mudahnya mendapatkan barang
B. kesejahteraan masyarakat meningkat
C. pencemaran lingkungan
D. terbukanya kesempatan kerja
E. persaingan yang semakin tajam
8. Konflik bagian dari gejala sosial yang masih
sering terjadi di lingkungan masyarakat
Indonesia. Konflik merupakan peristiwa yang
wajar terjadi di tengah pola kehidupan
masyarakat yang bersifat dinamis. Cara yang
tepat untuk mengatasi konflik yang sering
terjadi di Indonesia adalah....
A. menanamkan nilai-nilai pancasila dan
menanamkan wawasan kebangsaan
B. mengembangkan paham etnocentrisme
untuk meningkatkan integrasi bangsa
C. menghindari pengaruh berbagai budaya
asing yang masuk ke dalam ideologi
bangsa
D. meninjau hubungan antarmasyarakat
berdasarkan unsur ras bangsa
E. mengakomodasi sistem pertahanan
keamanan
9. Kemiksinan merupakan masalah yang harus
diselesaikan untuk mengurangi dampak
sosialnya. Salah satu cara untuk mengatasi
masalah kemiskinan adalah....
A. memberikan bantuan secara materiil
dalam jangka watu yang konsisten
B. memberikan bantuan bahan makanan
untuk meningkatkan gizi masyarakat
miskin
Sosiologi SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya perkelahian antarpelajar !
............................................................................................................................. ................................
.............................................................................................................................................................
2. Jelaskan cara-cara yang efektif dalam penyelesaian tindakan korupsi di Indonesia!.
.............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ................................
............................................................................................................................. ................................
3. Jelaskan peran lembaga pengendalian sosial dalam mengatasi kejahatan cyber crime.
............................................................................................................................. ................................
.............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ................................
4. Jelaskan jenis-jenis kemiskinan dan bagaimana cara mengatasinya!.
............................................................................................................................. ................................
.............................................................................................................................................................
5. Jelaskan peran media sosial dalam mempengaruhi opini publik !
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
….........................................................................................................................................................
GLOSARIUM
Blue collar crime (kejahatan kerah biru) : suatu kejahatan yang dilakukan oleh pekerja kasar atau
oleh orang-orang miskin. Contoh: pencurian, pencopetan, perampokan dan
lain-lain
Deviants : perilaku menyimpang
Dehumanisasi : menurunnya nilai-nilai kemanusiaan yang biasanya timbul akibat dampak
negatif pembangunanmbedaan
Demoralisasi : menurunya moral manusia
Dekadensi : proses kemerosotan sosial yang mengakibatkan kemerosotan kekuatan dan
kewibawaan lembaga-lembaga sosial, pengendalian sosial dan kebudayaan
Diferensiasi sosial : pembedaan masyarakat secara mendatar (horizontal)
Etnocentrime : menganggap kelompok sendiri lebih baik dari kelompok lain
Heterogenitas sosial : pembedaan individu berdasarkan fungsi dan perannya dalam masyarakat
Stratifikassi sosial : perbedaan masyarakat secara bertingkat (vertikal)
White collar crimre (kejahatan kerah putih) : kejahatan yang dilakukan oleh seorang profesional
di dalam profesinya dengan mempergunakan ketrampilan profesinya.
Contoh: korupsi, kolusi dal lain-lain
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Mod
ul
Kompetensi Dasar:
3.4. Memahami berbagai metode penelitian sosial yang sederhana untuk
mengenali gejala sosial di masyarakat
4.4. Melakukan penelitian sosial yang sederhana untuk mengenali ragam
gejala sosial dan hubungan sosial di masyarakat
PETA KONSEP
Penelitian Sosial
Proses Menyusun Melaksanakan Laporan Mengkomuni
berpikir dan Rancangan penelitian penelitian kasikan hasil
penelitian penelitian
laporan
penelitian
Induksi Deduksi Kuantitatif Teknik Pengolahan Sistemati Kegunaan
Kualitatif pengumpul data ka laporan
laporan penelitian
an data penelitian
Kuantitatif Kualitatif
Kata Kunci :
Proses berpikir, Rancangan penelitian, metode penelitian, sistematika laporan
penelitian, mengkomunikasikan hasil penelitian.
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
1. PROSES BERPIKIR ILMIAH
A. Proses mencari kebenaran
Kebenaran dapat ditemukan melalui proses ilmiah dan non ilmiah. Proses non ilmiah meliputi: 1)
akal sehat (common senses), 2) intituitif, 3) trial and error, 4) otoritas, 5) prasangka, 6) wahyu.
1. Akal Sehat
Akal sehat merupakan konsep yang memuaskan untuk digunakan secara praktis. Akal sehat
dapat menghasilkan kebenarn dan dapat pula menyesatkan. Misalya pada abad ke 19, menurut
akal sehat banyak pemimpin percaya bahwa hukuman terhadap badan merupakan alat utama
dalam kepemimpinannya. Hasil penelitian dalam bidang psikologi menunjukkan bahwa bukan
hukuman yang merupakan alat utama dalam kepemimpinan, melainkan ganjaran.
2. Intuitif
Kebenaran dengan intiutif diperoleh secara cepat melalui proses yang tidak disadari atau tanpa
berpikir terlebih dahulu. Dengan intuitif orang memberikan penilaian atau keputusan tanpa
suatu renungan. Kebenaran melalui intiutif sukar dipercaya karena tanpa menggunakan
langkah-langkah yang sistematis.
3. Trial and Error
Kebenaran melalui trial and error dilakukan dengan coba-coba tanpa kesadaran akan
pemecahan masalah tertentu.Pemecahan terjadi secara kebetulan. Cara ini umumnya tidak
efisien dan tidak terkontrol.
4. Otoritas
Kebenaran diperoleh melalui otoritas atau kewibawaan seseorang ilmuwan atau pejabat
tertentu. Pendapat mereka umumnya sering diterima orang tanpa diuji, karena dipandang sudah
benar. Namun pendapat otoritas ilmiah itu tidak selamanya benar.
5. Prasangka
Kebenaran melalui akal sehat dipengaruhi kepentingan orang yang melakukannya sehingga
akal sehat berubah menjadi prasangka. Orang sering tidak menghendaki keadaan.
6. Wahyu
Kebenaran yang didasarkan pada wahyu bukanlah disebabkan penalaran manusia secara aktif,
tetapi diturunkan oleh Tuhan.
Adapun proses pencarian kebenaran secara ilmiah dilakukan melalui penelitian
B. Proses Berpikir (Penalaran)
Manusia menggunakan nalar untuk mengembangkan pengetahuan, menemukan hal-hal baru,
mengembangkan kebudayaan, memberi makna pada kehidupan, dan “memanusiakan” diri dalam hidupnya.
Singkatnya manusia mengembangkan pengetahuannya untuk tujuan yang lebih tinggi daripada sekedar
kelangsungan hidup. Hal itu disebabkan oleh dua hal berikut.
1. Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
melatarbelakangi informasi tersebut.
2. Manusia memiliki kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis
besar, kerangka berpikir demikian disebut penalaran. Misalnya, manusia berpikir mengapa gunung bisa
meletus, faktor apa yang menyebabkannya dan bagaimana mencari solusinya.
Kemampuan bernalar yang kemudian dikomunikasikan dalam bentuk bahasa, manusia mampu
menemukan pengetahuan yang benar. Sebagai suatu kegiatan berpikir, penalaran mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Suatu pola pikir yang disebut logika (proses berpikir logis). Pola berpikir ini adalah pengkajian untuk
berpikir secara benar berdasarkan logika. Berbagai hal ditimbang secara objektif berdasarkan data dan
analisa akal sehat.
2. Sifat analitik dari proses berpikir. Sifat analitik merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola pikir
tertentu.
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Setiap hari, kita melakukan penalaran dan mengkomunikasikan pesan (arti) kita dalam berbagai
bentuk logis dan simbolis. Dua jenis penalaran yang sangat penting dalam penelitian adalah deduksi dan
induksi.
1. Deduksi
Aristoteles (384-322 SM) merupakan orang pertama yang mengembangkan suatu sistem logika
deduktif untuk menjelaskan suatu persoalan. Berpikir deduktif adalah menarik kesimpulan
berdasarkan alasan-alasan tertentu. Kesimpulan ditarik dari keadaan yang berlaku umum untuk hal-
hal yang khusus. Alasan–alasan ini mencerminkan suatu kesimpulan dan memberikan bukti atas
kesimpulan tersebut.
2. Induksi
Proses berpikir secara induksi merupakan metode pemikiran yang bertolak dari hal-hal atau
peristiwa khusus untuk menentukan hukum umum. Dalam induktif, kesimpulan ditarik dari satu
atau lebih fakta atau bukti. Kesimpulan menjelaskan fakta dan fakta mendukung kesimpulan.
Contoh : air jika dipanaskan sampai 100o C akan mendidih. Peristiwa mendidih tersebut selalu
terjadi jika air dipanaskan sampai 100o C. dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa air
selalu mendidih jika dipanaskan sampai 100o C akan mendidih.
3. Gabungan induksi dan deduksi
Proses gabungan induktif dan deduktif dipakai dalam penalaran penelitian secara berurutan.
Induksi timbul saat kita mengamati suatu fakta dan bertanya “mengapa demikian”?. Sebagai
jawaban atas pertanyaan ini, kita anjurkan penjelasan sementara (hipotesis). Deduktif merupakan
proses pengujian apakah hipotesis menjelaskan fakta. Contohnya, anda menekan tombol dan lampu
tidak menyala. Anda lalu memberi penjelasan sementara (hipotesis) untuk menjelaskan fakta
tersebut. Berdasarkan hipotesis tersebut, anda menarik kesimpulan (deduksi) bahwa lampu tidak
menyala bila tombol ditekan.
C. Pengertian Penelitian
Dahulu, apabila mendengar kata “penelitian”, orang sering membayangkan berbagai kegiatan para
ahli yang disibukkan dengan berbagai kegiatan mencampur berbagai jenis zat-zat, mengamati apa yang
akan terjadi, dan kemudian menyimpulkan hasil dari kegiatan tersebut. Seolah-olah, hanya para ahlilah
yang berhak mengadakan penelitian.
Anggapan tersebut keliru. Pada dasarnya, semua orang dapat mengadakan penelitian di seluruh
bidang ilmu sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Sebagai contoh, seorang tukang masak atau
tukang kue berkali-kali membuat suatu resep masakan agar dapat menghasilkan masakan atau kue yang
enak dan lezat. Melalui percobaan-percobaan tersebut, sebenarnya tukang masak atau tukang kue tersebut
telah mengadakan suatu penelitian. Begitu pula dengan seorang siswa yang melakukan penelitian tentang
keterlibatan remaja mengonsumsi obat-obatan terlarang, tawuran, dan sebagainya.
1. Pendapat para ahli tentang pengertian penelitian
Ada beberapa pendapat para ahli tentang penelitian, yaitu sebagai berikut.
1. Marzuki, penelitian adalah suatu usaha mengumpulkan, mencari, dan menganalisis fakta-fakta
mengenai suatu masalah.
2. Supranto, penelitian dari suatu bidang ilmu pengetahuan adalah kegiatan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis.
3. Sutrisno Hadi, Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan sesuatu mengisi kekosongan atau
kekurangan, mengembangkan atau memperluas, dan menggali lebih dalam apa yang telah ada, serta
menguji kebenaran terhadap apa yang sudah ada, tetapi masih diragukan kebenarannya.
4. Sanapiah Faisal, Penelitian merupakan aktivitas dalam menelaah suatu masalah dengan
menggunakan metode ilmiah secara terancang dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru
yang terandalkan kebenarannya mengenai dunia alam dan dunia sosial.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut.
1. Penelitian adalah usaha menarik kesimpulan yang dapat dipercaya kebenarannya, yang
dilakukan dengan sadar dan teliti menurut prosedur ilmiah tertentu.
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
2. Penelitian adalah suatu aktivitas ilmiah yang menggunakan metode ilmiah logis dan sistematis
untuk menguji atau verifikasi satu atau beberapa hipotesis terhadap satu atau beberapa masalah
di dalam dunia empiris melalui pengumpulan data (data collecting).
3. Penelitian adalah suatu proses atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana
dan sistematis untuk mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan tertentu.
2. Kegunaan penelitian
Ditinjau dari segi kepentingan ilmu pengetahuan, penelitian merupakan alat utama yang
dipergunakan manusia untuk melakukan hal-hal berikut :
1. memperkuat ilmu pengetahuan
2. membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan
Pengetahuan tidak akan bertambah maju tanpa adanya penelitian. Pengetahuan adalah dasar semua
tindakan dan usaha. Penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan harus diadakan agar
usaha manusia dapat meningkat.
3. Tiga syarat penelitian
Ada tiga syarat penting dalam mengadakan penelitian.
1. Sistematis. Artinya, penelitian dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana
sampai yang kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
2. Terencana. Artinya, penelitian dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya
sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.
3. Mengikuti konsep ilmiah. Artinya, mulai dari awal sampai akhir kegiatan, penelitian dilakukan
menurut cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.
4. Sebuah penelitian menurut Horton dan Hunt harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Cermat, penelitian dilakukan dengan cermat tidak tergesa-gesa untuk menarik suatu kesimpulan
2. Tepat, ketepatan mengacu pada derajat atau pengukuran yang tepat.
3. Sistematis, penelitian dilakukan dengan perencanaan yang tersusun teratur dan prosedural.
4. Dicatat, untuk menghindari kesalahan maka segala sesuatu harus dicatat.
5. Obyektif, kemampuan untuk melihat fakta sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
6. Dilakukan oleh orang yang berkompeten, penelitian dilakukan oleh orang yang memiliki
kemampuan di bidangnya.
7. Dilaksanakan dalam kondisi yang terkendali
5. Sikap dan cara berpikir seorang peneliti
Sikap yang harus dimiliki seorang peneliti adalah:
1. Obyektif, artinya seorang peneliti harus dapat memisahkan antara pendapat pribadi dengan fakta
yang ada. Ia tidak boleh berlaku subyektif artinya memasukkan pendapat pribadi yang dapat
merubah dan mengurangi keabsahan hasil penelitian
2. Kompeten, artinya seorang peneliti yang baik mempunyai kemampuan dalam menjalankan
penelitian sesuai dengan metode dan teknik yang benar.
3. Faktual, artinya peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan, bukan berdasar
harapan, obsesi atau angan-angan yang bersifat abstrak
Cara berpikir seorang peneliti adalah sebagai berikut.
1. Berpikir skeptis. Artinya, si peneliti harus selalu menanyakan bukti atau fakta yang dapat
mendukung suatu pernyataan. Ia tidak boleh percaya begitu saja pada sesuatu tanpa adanya
penjelasan atau bukti-bukti yang masuk akal.
2. Berpikir analitis. Artinya, peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang
dihadapi.
3. Berpikir kritis. Artinya, peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika
serta menimbang berbagai hal secara obyektif berdasarkan data dan analisis akal sehat.
4. Jujur. Artinya, seorang peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri ke dalam data.
5. Terbuka. Artinya, seorang peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima
pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya.
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Cara berpikir seperti ini disebut cara berpikir ilmiah (reflective thinking), cara berpikir yang
dilandasi pengujian yang sistematis. Didalamnya, ada abstraksi yang lebih tinggi dan pengertian-
pengertian yang lebih kompleks yang menjalin kaitan-kaitan yang luas, disertai pula dengan
pembuktian data faktual, pengecekan, dan verifikasi yang berulang-ulang.
D. Jenis-jenis Penelitian
Secara umum penelitian dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:
1. Penelitian ditinjau dari Tujuan
Berdasarkan tujuannya penelitian digolongkan menjadi :
a. Penelitian Eksploratif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui/menggali secara luas
tentang sebab-sebab sesuatu hal yang baru.
b. Penelitian Pengembangan (development research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan, memperluas dan menggali lebih dalam teori atau hasil penelitian
sebelumnya.
c. Penelitian verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran hasil penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Penelitian ditinjau dari Bidang ilmu
a. Penelitian Bidang Alam
Obyek penelitian ilmu alam yaitu obyek dunia yang riil.
b. Penelitian bidang Ilmu Sosial
Obyek penelitian ilmu sosial yaitu manusia dan gejala-gejala sosial
3. Penelitian ditinjau dari Tempat Pelaksanaannya
a. Penelitian Laboratorium, penelitian yang lebih banyak dilakukan di dalam ruang yaitu di
laboratorium, biasanya penelitian di bidang ilmu alam.
b. Penelitian Kepustakaan (Perpustakaan), penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
referensi buku-buku di perpustakaan.
c. Penelitian Lapangan (kancah), penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke tempat
atau obyek yang dijadikan sasaran penelitiannnya.
4. Penelitian ditinjau dari Metode
a. Penelitian Historik
Penelitian yang berusaha mengkaji peristiwa yang terjadi pada masa lampau, tujuannya adalah
menyusun rekontruksi peristiwa masa lampau secara sistematis dan obyektif.
b. Penelitian survey
Penelitian yang dilakukan untuk tujuan memperoleh informsi dan data yang selanjutnya dapat
dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari
c. Penelitian Eksperimen
Penelitian yang dilakukan dengan teknik merekayasa atau mengontrol situasi objek alamiah
menjadi situasi buatan yang disesuaikan dengan tujuan penelitian
d. Penelitian Observasi
Penelitian yang dilakukan dengan teknik pengamatan dan bertujuan untuk memperoleh
informasi secara langsung dari objek yang diamati
5. Penelitian ditinjau dari cara Pembahasannya
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian yang melukiskan, memaparkan dan melaporkan suatu keadaan objek atau peristiwa
secara apa adanya
b. Penelitian Inferensial
Penelitian yang melukiskan, memaparkan peristiwa dan kemudian menarik kesimpulan umum
dari masalah yang diteliti
6. Penelitian berdasarkan kegunaannya
a. Penelitian Dasar (basic research), penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
informasi guna menyusun konsep, hubungan, teori sehingga menemukan prinsip-prinsip umum
mengenai suatu masalah.
b. Penelitian Terapan (applied research), penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan
informasi dan data yang dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah tertentu.
7. Penelitian berdasarkan dimensi waktunya :
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
a. Penelitian cross-sectional, yaitu penelitian dilakukan pada suatu momen waktu
tertentu (singgle point in time). Penelitiannya biasanya lebih sederhana dan biaya lebih
sedikit.
b. Penelitian longitudinal, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan
masyarakat dalam lebih dari satu momen waktu. Penelitian ini lebih komplek dan
biayanya lebih banyak.
c. Penelitian studi kasus, yaitu penelitian yang memfokuskan pada suatu kasus tertentu
secara detail dan mendalam selama kurun waktu tertentu. Kasus itu bisa menyangkut
individu, kelompok, organisasi, sebuah gerakan ataupun unit geografis.
8. Penelitian berdasarkan pendekatan dan data yang dikumpulkan
a. Penelitian kuantitatif, penelitian yang berusaha dan menekankan untuk memperoleh besarnya
jumlah data. Data yang diperoleh kemudian dirubah dalam bentuk angka dan dianalisis dengan
menggunakan teknik statistik
b. Penelitian Kualitatif, penelitian yang dilakukan untuk memperoleh kedalaman data dengan
memahami obyek yang diteliti.Teknik yang digunakan untuk memproleh data adalah
wawancara dan observasi. Analisis data dengan cara verstehen (pemahaman) yang biasanya
dalam bentuk tulisan
Evaluasi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Pada mulanya orang mengadakan penelitian D. dapat memisahkan keinginan sendiri
karena terdorong.… dalam data
A. rasa ingin tahu
B. ingin mencari masalah E. bersedia memberi bukti dan menerima
C. ingin mencari ilmu pegetahuan pendapat pihak lain
D. ingin memahami permasalahan
E. untuk mengembangkan pengetahuan 4. Suatu penelitian yang bertujuan menguji
kebenran tentang suatu dugaan termasuk
2. Secara sederhana definisi penelitian dapat penelitian....
diartikan sebagai sebuah usaha penyelidikan A. inferensial D. development
yang dilakukan secara sistematis dan kritis B. eksperimen E. verifikatif
dengan tujuan…. C. eksploratif
A. mencari ilmu atau ilmu yang subyektif
untuk menemukn sesutu 5. Suatu penelitian dianggap bermutu
B. mencari informasi atau ilmu yang apabila....
obyektif untuk menentukan sesuatu
C. mencari fakta atau pengetahuan yang A. selalu berpangkal tolak dari pemikiran
subyektif untuk menentukan sesuatu yang tepat dan jelas
D. mencari fakta atau pengetahuan yang
obyektif untuk menentukan sesuatu B. bermanfaat bagi diri sendiri
E. mencari fakta dan ilmu yang obyektif C. berdasarkan kenyataan yang ada
untuk menentukan sesuatu D. selalu berpangkal tolak dari
3. Sikap obyektif harus dimiliki oleh seorang permasalahan yang diteliti
peneliti, maksudnya.... E. selalu menghasilkan sesuatu yang
A. data dapat digunakan dimana saja
B. dapat memisahkan pendapat ilmiah dan bermanfaat
non ilmiah 6. Penelitian verifikatif adalah.....
C. bebas menggunakan metode atau teknik
penelitin A. penelitian yang bertujuan untuk
mendeskribsikan fakta sosial
B. penelitian yang bertujuan untuk menguji
variabel penelitian
C. penelitian yang menggunakan data-data
kualitatif
D. penelitian dengan menggunakan teknik
pengumpulan data observasi
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
E. penelitian untuk pengembangan teori tertentu, sehingga kita dapat mengetahui
7. Penelitian yang memfokuskan pada masalah gejala-gejala perbedaan yang ada, maka
jenis penelitian tersebut adalah….
tertentu secara mendalam dalam waktu
lama, termasuk penelitian.... A. studi kasus D. survei
A. komparatif D. studi kasus B. komparasi E. korelasi
B. historis E. laboratorium C. historis
C. development 10. Penelitian yang dilakukan dengan
8. Penelitian yang bertujuan mengembangkan mengamati langsung objek di lapangan,
termasuk jenis penelitian….
satu program pengetahuan termasuk....
A. verifikatif D. deskriptif A. kancah D. longitudinal
B. eksploratif E. labortorium B. laboratorium E. verifikatif
C. development C. perpustakaan
9. Apabila kita melakukan penelitian dengan
membandingkan dua kelompok sosial
B. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan pengertian penelitian ilmiah!……………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
2. Jelaskan kegunaan penelitian!.....................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
3. Sebutkan sikap yang harus dimiliki seorang peneliti!..................................................................
…………………………………………………………………..…………………………………….
…………………………………………………………………….………………………………….
………………………………………………………………………………………………………...
4. Jelaskan tentang penelitian korelatif!................................................................................................
....................................................................................................................................... ........................
...............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..................................
5. Jelaskan penelitian deskriptif!.........................................................................................................
............................................................................................................................. ..................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..................................
2. MERANCANG PENELITIAN SOSIAL
Rancangan penelitian adalah uraian yang berisi keseluruhan rencana kegiatan dan prosedur
penelitian yang akan dilaksanakan dalam rangka memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian.
Beberapa diantara kita, ada yang menyebut rancangan penelitian ini dengan sebutan proposal
penelitian. Proposal dari bahasa inggris yang berarti usulan atau tawaran dengan kata kerja to propose yang
berarti mengusulkan atau menawarkan. Hal demikian terjadi disebabkan banyak penyandang dana yang
ingin membantu membiayai kegiatan penelitian. Sehingga pihak-pihak yang akan melakukan penelitian,
biasanya mengajukan proposal penelitian kepada para donator tersebut.
1. MENENTUKAN TOPIK ATAU MASALAH PENELITIAN DAN JUDUL PENELITIAN
a. Menentukan Topik atau Masalah
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Sebelum menyusun suatu rancangan penelitian, seorang peneliti pada umumnya terlebih dahulu
harus memikirkan dan menemukan topik atau masalah apa yang akan dijadikan sebagai tema penelitian.
Topik atau masalah adalah pokok permasalahan dari suatu penelitian. Kadang-kadang topik atau
masalah bisa diperoleh setelah kita melihat kenyataan di masyarakat atau membaca buku-buku atau
muncul setelah kita membaca hasil penelitian orang lain.
Masalah adalah kesenjangan antara sesuatu yang diharapkan (das sollen) dengan suatu kenyataan
(das sein). Satu masalah pada hakekatnya
bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri,
tetapi pasti berkaitan dengan banyak
faktor-faktor lainnya. Contoh masalah
adalah; rendahnya motivasi belajar siswa,
tingginya tingkat kriminalitas di perkotaan,
pengaruh film kekerasan terhadap
perkembangan perilaku anak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menentukan topik atau masalah penelitian
sebagai berikut:
a. Terjangkau oleh kemampuan peneliti
b. Masalah penelitian harus penting dan
menarik untuk diteliti
c. Mempunyai kegunaan praktis dan teoritis
d. Harus didukung data yang cukup
e. Memungkinkan dengan dukungan dana
yang ada.
b. Menentukan Judul penelitian Fenomena Sosial kemiskinan dapat
menjadi salah satu sumber untuk
menentukan topik atau masalah
Topik Penelitian yang sudah bisa dipilih dan ditentukan, kemudian dirumuskan secara eksplisit ke
dalam judul penelitian. Meskipun judul tidak mesti mewakili secara keseluruhan akan makna yang
terkandung dalam topik, namun paling tidak judul diharapkan bisa mewakili dari topik penelitian yang
dimaksud.
Contoh: Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa (untuk penelitian jenis korelatif-kuantitatif)
Profil kehidupan nelayan miskin di pantai selatan (untuk penelitian jenis deskriptif-kualitatif)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul penelitian sbb:
a. Singkat, padat dan jelas
b. Mencerminkan spesifikasi permasalahan yang diteliti
c. Dalam bentuk kalimat pernyataan, bukan kalimat pertanyaan
d. Memuat variabel-variabel utama penelitian
e. Menyebutkan secara jelas jenis hubungan antar variabel
f. Mengungkapkan objek yang diteliti
2. LATAR BELAKANG MASALAH
Latar belakang masalah merupakan keterangan dan penjelasan tentang alasan dipilihnya suatu
masalah atau topik penelitian. Dalam latar belakang masalah peneliti harus menjawab pertanyaaan
mengapa masalah atau topik itu perlu diteliti dan apa yang melatarbelakangi hal tersebut. Penjelasan
terhadap latar belakang masalah harus mengemukakan fakta-fakta yang memperkuat pentingnya topik atau
masalah yang didasarkan pada pengamatan data awal (presurvey), studi kepustakaan atau dari penelitian
sebelumnya.
3. MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang mengungkapkan adanya hubungan
antarvariabel yang ingin ditemukan jawabannya malalui proses penelitian. Karena berisi pertanyaan, maka
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
rumusan masalah sering pula disebut pertanyaan penelitian (research question). Pada umumnya suatu
masalah muncul manakala terjadi kesenjangan antara yang seharusnya (das sollen) dengan yang
senyatanya (das sein). Masalah Penelitian tidak hanya timbul karena adanya kesenjangan tetapi juga
disebabkan adanya kebutuhan serta tuntutan hidup maupun tuntutan keilmuan. Seperti penelitian tentang
cloning pada hewan disebabkan adanya tuntutan untuk melipatgandakan reproduksi hewan ternak secara
cepat sehingga kebutuhan akan daging menjadi tercukupi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangan dalam menyusun rumusan masalah yaitu:
1. Dalam bentuk kalimat pertanyaan
2. Menggambarkan hubungan antarvariabel yang diteliti
3. Mengungkapkan objek penelitian
4. Sebagai dasar dalam membuat hipotesis
5. Akan menuntun dalam pencarian data
6. Mencerminkan judul penelitian
Contoh rumusan masalah:
1. Apakah faktor-faktor yang mendorong siswa bersikap disiplin? (penelitian korelasi-kuantitatif)
2. Apakah ada pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar? (penelitian korelasi-kuantitatif)
3. Bagaimanakah kehidupan sosial ekonomi suku Badui Dalam? (penelitian deskriptif-kualitatif)
4. Berapa persen tingkat disiplin siswa di SMA...? (penelitian deskriptif)
5. Apakah terdapat perbedaan disiplin belajar antara siswa laki-laki dan perempuan? (penelitian
komparatif)
Bentuk-bentuk masalah penelitian ada tiga:
1. Permasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang hanya berkenaan dengan satu atau dua pokok
masalah penelitian tanpa membandingkan atau menghubungkan dengan yang lainnya.
Misalnya : Bagaimana sikap masyarakat terhadap kenaikan tarif dasar listrik (TDL)?
2. Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan yang ingin membandingkan suatu hal atau
variabel tertentu pada dua kelompok sampel yang berbeda.
Misalnya : Mana yang lebih baik prestasi belajarnya antara siswa yang rutin belajar dengan siswa yang
belajar bila akan ada ulangan?.
3. Permasalahan asosiatif (korelasi) adalah permasalahan penelitian yang bersifat mengembangkan, dua
atau lebih hal atau variabel.
Misalnya : Apakah ada hubungannya antara rutinitas belajar dengan prestasi belajar siswa?
Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam merumuskan masalah:
1. Berusaha mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang dengan harapan sesuatu pasti
akan dapat timbul dari analisis
2. Menggunakan data yang sudah ada, kemudian mencari masalah yang kira-kira cocok dengan
data yang ada
3. Merumuskan tujuan secara mengambang atau terlalu umum
4. Melaksanakan penelitian tanpa melakukan kajian pustaka
5. Melaksanakan penelitian tanpa landasan teori yang jelas
Dalam penelitian korelatif (kuantitatif) rumusan masalah harus menggunakan variabel yang
nantinya akan dijadikan dasar untuk pencarian data. Variabel adalah suatu konsep yang memiliki variasi
nilai. Variabel merupakan konsep yang telah diubah dengan menyebutkan dimensi tertentu yang dapat
diukur yang disebut dengan indikator.Misalnya: konsep “Kepandaian” merupakan suatu yang abstrak,
kemudian diubah menjadi “Tingkat pendidikan” yang dapat diukur tinggi rendahnya, apakah
SD,SMP,SMA/SMK atau Perguruan Tinggi. Demikian pula dengan berat badan, tinggi badan, umur
pendidikan, golongan semuanya adalah variabel.
Dalam penelitian sosial dikenal ada dua bentuk variabel yaitu variabel kategorikal dan variabel
bersambungan atau kontinyu. Variabel kategorikal terdiri atas variabel nominal yang bersifat deskrit dan
saling pilah. Misalnya jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan, sifatnya membedakan.Variabel
bersambungan terdiri atas variabel ordinal, interval dan rasio.
Data ordinal adalah data yang berjenjang atau data berbentuk peringkat, misalnya pegawai
golongan I, II, II dan IV. Data interval adalah data yang memiliki jarak yang sama, namun tidak mempunyai
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
nilai nol absolut (mutlak). Pada data ini meskipun datanya nol, namun masih ada nilainya. Misalnya nol
derajat celcius. Contoh data interval adalah 0 – 4, 5 – 8.
Data rasio adalah data yang memiliki jarak yang sama dan memiliki nilai nol absolut, artinya nilai
nol tidak memiliki nilai sama sekali. Misalnya hasil pengukuran panjang (meter) atau berat (kilo gram),
pengukuran 0 berarti tidak ada panjangnya atau tidak ada beratnya. Sifat dari data rasio adalah dapat
diperbandingkan.
Ada beberapa jenis variabel dalam penelitian sosial antara lain;
1. Variabel bebas
Disebut juga variabel stimulus, variabel prediktor,variabel independent, variabel antecedent
dan ubahan bebas atau variabel yang mempengaruhi.Variabel bebas adalah ubahan yang
menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
2. Variabel dependent
Disebut juga variabel output, variabel kriteria, variabel konsekuen, variabel terikat atau ubahan
tidak bebas. Variabel dependent ialah ubahan terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat dari adanya pengaruh variabel independent
Jenis hubungan antar variabel terdiri atas simetris, timbal balik dan asimetris. Variabel memiliki
hungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan oleh variabel yang lainya. Variabel memiliki
hubugan timbal balik jika suatu variabel menjadi sebab tetapi juga akibat dari variabel lainnya. Variabel
memiliki hubungan asimetris jika satu atau lebih dari variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat
lainnya. Hubungan asimetris inilah yang paling banyak digunakan dalam penelitian sosial
Hubungan asimetris tunggal (bivariat) :
XY
Hubungan multivariat : X : variabel bebas
X1 Y : variabel terikat
X2 Y
X3
Contoh rumusan masalah penelitian :
“Apakah Tingkat Pendidikan dapat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan tabloid Sketsa?”
Variabel bebasnya (X) adalah Tingkat pendidikan (variabel yang menjadi penyebab)
Variabel terikatnya (Y) adalah Prestasi kerja (variabel yang menjadi akibat)
4. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti melalui penelitian yang
dilakukan. Rumusan tujuan penelitian yang baik harus konsisten dengan rumusan masalah. Kalau rumusan
masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya, maka rumusan tujuan penelitian dirumuskan dengan
kalimat pernyataan.
Rumusan masalah : Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan?
Tujuan penelitian : Ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan
Kegunaan penelitian dapat berupa:
1. Kegunaan praktis yaitu hasil penelitian dapat membantu dalam pemecahan masalah sosial
tertentu
2. Kegunaan teoritis yaitu dalam rangka mengembangkan teori baru, memperkuat atau menolak
teori lama yang dapat memperkaya pengembangan ilmu pengetahuan.
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
5. KERANGKA TEORI
Kerangka teori atau studi kepustakaan merupakan kajian terhadap masalah penelitian berdasarkan
teori-teori atau buku-buku acuan. Kerangka teori merupakan landasan secara teoritis dalam menjawab
masalah yang sedang diteliti.
Pada bagian kerangka teori ini biasanya dimasukkan pula definisi konsep dan definisi operasional.
Tujuannya adalah agar pembaca lebih memahami maksud dan alur penelitian. Definisi konsep adalah
merupakan penjelasan dari variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah penjabaran dari variabel
yang akan diteliti secara lebih rinci sehingga variabel tersebut dapat diukur. Definisi operasional
merupakan operasionalisasi dari definisi konsep.
Contoh: Rumusan masalah: faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa?
Definisi Konsep Definisi Operasional
Kedisiplinan siswa adalah derajat ketaatan siswa
terhadap tata tertib sekolah a. Absensi
- kehadiran
- bolos/tanpa alasan
- sakit
b. Perilaku menyimpang
- berkelahi
- melawan guru
- tidak berseragam
6. HIPOTESIS
Hipotesis secara harfiah diartikan sebagai dugaan sementara tentang kemungkinan jawaban yang
akan diperoleh oleh si peneliti. Dalam suatu penelitian hipotesis adalah suatu pertanyaan yang
menghubungkan dua variabel, jadi pertanyaan dalam suatu hipotesis harus dinyatakan dengan jelas
bagaimana hubungan antara variabel-variabel yang telah ditentukan.
Suatu hipotesis dibuat dengan dua alasan, yaitu:
1. Hipotesis merupakan dasar untuk menunjukkan bahwa peneliti mempunyai pengetahuan yang cukup
untuk melakukan penelitian di bidang tersebut.
2. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data. Hipotesis dapat menunjukkan
prosedur yang harus diikuti dan jenis data yang harus dikumpulkan kepada peneliti. Dengan demikian
dapat mencegah terbuangnya waktu dan jerih payah peneliti dengan sia-sia.
Beberapa penelitian tidak memerlukan hipotesis. Misalnya jenis penelitian deskriptif yang hanya
menggambarkan masalah. Pada umumnya penelitian yang menggunakan hipotesis adalah bertujuan
menguji hipotesis tersebut (penelitian verifikatif). Jenis penelitian yang biasa menggunakan hipotesis
antara lain adalah penelitian eksplanasi dan penelitian eksplorasi.
Hipotesis dapat dibagi menjadi dua:
a. Hipotesis kerja atau alternatif (Ha) Yaitu semua hipotesis yang dibangun oleh si peneliti.
Contoh: Tingkat prestasi belajar siswa perempuan lebih tinggi dari pada prestasi siswa laki-laki.
b. Hipotesis nol (Ho) yaitu ingkaran atau pernyataan terbalik dari hipotesis kerja.
Contoh: Tidak ada perbedaan antara prestasi belajar siswa perempuan dan siswa laki-laki.
Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah;
1. Dibuat dalam bentuk kalimat pernyataan
2. Menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
3. Harus dapat diuiji
4 Memiliki landasan teoritis
6. Bisa diterima dengan akal sehat
7. METODOLOGI PENELITIAN
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Metodologi penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh
jawaban atas pertanyaan penelitian. Pada bagian ini, peneliti memberikan berbagai hal terkait dengan
proses penelitian yang akan dilaksanakan. Hal-hal itu meliputi antara lain jenis/pendekatan penelitian,
metode pengumpulan data, metode analisis data dan unit penelitian.
a. Jenis/Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian berkaitan dengan bentuk penelitian yang ingin dilakukan. Jenis penelitian
berkaitan erat dengan masalah yang diteliti dan bagaimana teknik untuk mengumpulkan data. Jenis
penelitian apa yang akan kita pilih harus mempertimbangkan kesesuaian dengan pendekatan penelian
yang digunakan.
Secara umum ada dua pendekatan utama dalam penelitian sosial yaitu penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif.
1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif dalam arti sempit menunjuk suatu upaya pencatatan data hasil
penelitian dalam jumlah tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka-angka atau
statistik. Dalam arti luas penelitian kuantitatif menunjuk pada teknik penelitian ilmiah berdasarkan
pola kerja statistik dengan mengumpulkan, menyusun, meringkas dan menyajikan data-data dalam
bentuk angka-angka atau statistik dan selanjutnya menarik kesimpulan dan mengambil keputusan
yang logis dari pengohan data-data tersebut.
Penelitian dengan pendekatan kuntitatif sama sekali tidak mempengaruhi atau tidak
merubah metodologi dasar suatu bidang ilmu. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk membantu
mengumpulkan, menganalisis, menyimpulkan dan mengambil kesimpulan berdasarkan logika
statistik.
2. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih mengutamakan pada masalah proses
dan makna atau persepsi. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif dengan memberi gambaran dan pemahaman (deskripsi-analisis) yang teliti dan penuh
makna. Pada tiap-tiap objek akan dilihat kecenderungan, pola pikir, ketidakteraturan serta tampilan
perilaku dan integrasinya sebagaimana dalam study kasus genetik (Muhadjir, 1966:243).
Penelitian kualitatif berusaha untuk mendalami objek penelitian dengan pemahaman mendalam
(verstehen) sehingga mampu mengungkap data yang sebenar-benarnya.
Perbedaan metode kualitatif dan kuantitatif
Metode Kualitatif Metode Kuantitatif
Desain Desain
a. umum a. spesifik, jelas, terinci
b. fleksibel b. ditentukan secara pasti
c. berkembang, tampil dalam proses penelitian c. menjadi pedoman langkah demi langkah
Tujuan Tujuan
a. memperoleh pemahaman makna (verstehen) a. menunjukkan hubungan antarvariabel
b. mengembangkan teori b. menguji teori
c. menggambarkan realitas yang komplek c. membuat generalisasi
Teknik penelitian Teknik penelitian
a. observasi, participant observation a. eksperimen, survei, observasi berstruktur
b. wawancara terbuka b. wawancara berstruktur
Instrumen penelitian Instrumen penelitian
a. penelitian sebagai instrumen a. tes, angket, wawancara, skala
b. buku catatan, tape recorder b. komputer, kalkultor
Data Data
a. deskriptif a. kuantitatif
b. dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan b. hasil pengukuran berdasarkan variabel
responden, dokumen dan lain-lain. yang dioperasionalkan dengan
menggunakan instrumen
Sampel Sampel
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
a. kecil, tidak representatif a. besar, representatif
b. purposive b. random
Analisis Analisis
a. secara kontinyu a. pada tahap akhir pengumpulan data
b. induktif b. deduktif
c. mencari pola, model c. menggunakan statistik
Hubungan dengan responden Hubungan dengan responden
a. empati, akrab a. berjarak, sering tanpa kontak langsung
b. kedudukan sama, setaraf b. hubungan antara peneliti-objek
c. jangka lama c. jangka pendek
Usulan desain Usulan desain
a. singkat, sedikit tanpa literatur a. luas dan terinci, banyak litertur
b. pendekatan secara umum b. prosedur spesifik terencana
c. masalah yang diduga relevan c. masalah difokuskan pada hal tertentu
d. tidak ada hipotesis d. hipotesis dirumuskan dengan jelas
e. fokus peneitian sering ditulis setelah data e. ditulis rinci dan lengkap sebelum ke
dari lapangan lapangan
b. Metode Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh data dari objek penelitian. Dalam
penelitian sosial teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain kuisioner atau angket,
observasi, wawancara dan dokumenter. Pemilihan terhadap teknik pengumpulan data ini sangat
tergantung misalnya pada jumlah sampel yang ingin diambil, rumusan masalah, tujuan penelitian
dan hipotesis. Dalam penelitian sosial biasanya menggunakan lebih dari satu teknik tersebut.
Teknik pengumpulan data tersebut memiliki instrumen pengumpulan data masing-masing.
Teknik kuisioner menggunakan instrumen kuisioner atau angket. Teknik wawancara menggunakan
instrumen pedoman wawancara. Teknik observasi menggunakan instrumen pedoman observasi dan
check list. Teknik dokumenter menggunakan instrumen pedoman dokumenter.
2. Teknik Sampling
Sebelum proses pengumpulan data dilakukan kita terlebih dahulu menentukan objek atau
sasaran penelitian yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian.
Populasi adalah keseluruhan individu yang dicakup dalam unit penelitian (keseluruhan
objek yang menjadi pusat penelitian). Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dan
dipergunakan untuk penelitian yang sifat dan karakteristiknya dapat mewakili populasi.
a. Langkah-langkah dalam pemilihan sampel, yaitu:
1. Menentukan karakteristik populasi
2. Menentukan tehnik pemilihan sampel
3. Menentukan besar sampel
4. Memilih sampel
b. Tujuan pengambilan sampel;
1. Mengadakan reduksi (pengurangan) terhadap jumlah objek yang diteliti, artinya peneliti
hanya mengambil sebagian populasi untuk mewakilinya.
2. Mengadakan generalisasi terhadap hasil penelitian.
3. Menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi.
c. Sebuah metode pengambilan sampel yang ideal harus memiliki sifat-sifat antara lain:
1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.
2. Dapat menentukan presisi (ketepatan) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan
baku dari taksiran yang diperoleh.
3. Sederhana, hingga mudah dilaksanakan
4. Dapat memberi keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya.
(Masri Singarimbun, 1989:149-150)
d. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sampel yaitu :
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
1. Homoginitas dan heterogenitas populasi
2. Banyak tidaknya variabel ekstra
3. Perlu tidaknya melakukan analisis subkelompok
4. Tersedianya tidaknya tes statistik
5. Tenaga, biaya dan waktu
e. Tehnik pemilihan sampel melalui beberapa cara yaitu sbb:
1. Teknik acak (random sampling) atau probabilitas
1. Sampel acak sederhana (Simple Random Sampling)
Setiap objek penelitian memiliki kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Peneliti
dapat memperoleh sampel yang dilakukan dengan mengundi satu per satu secara acak
populasi sesuai jumlah yang ditetapkan. Teknik ini efektif untuk jumlah populasi yang
sedikit tetapi tidak efektif jika jumlah populasi besar/banyak.
Contoh: Melakukan penelitian dengan sasaran siswa yang ikut ekstra kurikuler, maka
untuk mengambil sampelnya harus membuat semacam undian sejumlah siswa
yang ikut ekstra kurikuler dan kemudian mengambil undian satu-per satu secara
acak sesuai jumlah yang ditentukan peneliti
2. Sampel Sistematis (Systematic Sampling)
Pengambilan sampel sistematis adalah suatu metode pengambilan sampel dimana hanya
unsur pertama saja dari sampel yang dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur
selanjutnya dipilih secara sistematis menurut suatu pola (rumus) tertentu yang bisa dibuat
oleh peneliti sendiri. Persyaratan untuk menggunakan teknik ini adalah harus memiliki
daftar populasi atau kerangka sampling sebagai dasar untuk menentukan sampel yang
dipilih.
3. Sampel Stratifikasi (Stratified Sampling)
Sampel stratifikasi digunakan apabila populasi terdiri atas beberapa tingkat. Setiap tingkat
harus terwakili dalam pemilihan sampel. Contoh populasi siswa di sekolah dibedakan
jenjang atau tingkatan antara kelas X, kelas XI dan kelas XII, masing-masing diambil
sampelnya (terwakili)
4. Sampel wilayah (Area Probability Sample)
Sampel wilayah diterapkan apabila wilayah penelitian cukup luas. Sehingga setiap bagian
wilayah harus ada yang mewakili. Contoh; penelitian tentang partisipasi politik
masyarakat Kabupaten Temanggung dalam pilkada. Pengambilan sampel harus mewakili
kecamatan yang ada misalnya dengan mengambil beberapa desa di tiap kecamatan.
5. Sampel Rumpun atau kelompok (Cluster Sampling)
Sampel rumpun diterapkan untuk populasi yang culup besar sehingga dibuat terlebih
dahulu kelompok-kelompok/rumpun yang kemudian diambil sampel dari masing-masing
rumpun.
2. Teknik non-acak atau non probabilitas
1. Sampel bertujuan (purposive sampling)
Sampel purposive adalah pengambilan sampel dengan mendasarkan diri pada
pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian
Contoh penelitian tentang penyalahgunaan narkoba, maka dalam pengambilan sampel
peneliti akan memilih sampel para pengguna atau pecandu narkoba saja.
2. Sampel Insindental (Incidental Sampling)
Sampel insidental yaitu sampel yang cara pengambilannya dilakukan secara kebetulan
dengan tidak menggunakan perencanaan.Pengambilan sampel dilakukan terhadap sasaran
peneltian yang ditemukan di lokasi penelitian.
Contoh penelitian tentang kehidupan anak jalanan, pengambilan sampel dilakukan
terhadap siapa saja anak jalanan yang kebetulan ditemukan di jalanan.
3. Sampel Bola Salju (Snow Ball Sampling)
Sampel bola salju yaitu sampel yang cara pengambilannya berlangsung secara berantai
dari satu responden/informan kepada responden/informan lain berdasarkan informasi dari
responden/informan pertama
4. Sampel kuota (Quota Sampling)
Teknik pengambilan sampel berdasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan terlebih
dahulu.
5. Sampel proporsional (proportional sampling)
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada keseimbangan jumlah dalam tiap-tiap
kelompok. Contoh: pengambilan sampel laki-laki dan perempuan diambil masing-masing
secara seimbang misalnya diambil 10% dari populasi.
8. Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengolaan data yang diperoleh dari lapangan. Hasil analisis
merupakan jawaban dari pertanyaan masalah. Dalam analisis data perlu menyesuikan dengan jenis
penelitian dan pendekatan penelitian yang digunakan. Ada dua teknik analisis data yaitu teknik analisis
kuntitatif dan teknik analisis kualitatif.
Teknik analisis Kuantitatif adalah teknik analisis dengan menggunakan rumus-rumus statistik
dalam mengolah data. Teknik analisis kualitatif adalah teknik analisis dengan tidak menggunakan rumus
statistik (non-statistik) tetapi lebih kepada pendalaman makna (verstehen).
Evaluasi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar !
1. Sikap seorang peneliti bersifat objektif teori yang telah ada dengan cara
dalam melaksanakan penelitian mengujinya dengan data di lapangan,
adalah…. cara penalaran ini adalah….
A. membedakan antara fakta dan opini A. kuratif D. verikatif
pribadi B. deduktif E. komparatif
B. melaksanakan penelitian dengan C. induktif
kondisi yang terkendali 5. Sebuah penelitian dilakukan dengan
C. mengkombinasikan data dengan cara mengembangkan dan memperluas
pendapat subyektif beberapa variabel penelitian agar
D. dilakukan dengan cermat dan tidak supaya mampu menggali lebih dalam
tergesa-gesa teori-teori yang digunakan.
E. melakukan perencanaan dengan Berdasarkan tujuannya jenis penelitian
tersebut adalah….
matang
2. Peneliti berusaha menjelaskan gejala A. komparasi D. kualitatif
sosial dalam masyarakat secara B. development E. kuantitatif
kualitatif, dan dalam mengolah data C. deskriptif
tidak menggunakan statistik. Model 6. Sebuah penelitian dilakukan menurut
penelitian tersebut adalah….
pola tertentu, mengikuti prosedur, dan
A. komparatif D. eksplanatif tahap-tahap ilmiah tertentu, hal ini
merupakan syarat penelitian yaitu….
B. deskriptif E. korelatif
C. eksperimen . A. faktual D. terprogram
3. Suatu penelitian dilakukan terhadap B. sistematis E. terencana
suatu masalah tertentu yang dilakukan C. terukur
secara intensif dan mendalam. 7. Dalam melakukan penelitian dengan
Penelitian dilakukan dalam waktu yang pendekatan kuantitatif, maka tujuan
penelitiannya adalah….
cukup lama dengan melakukan
wawancara dan observasi. Penelitian A. menjelaskan hubungan pengaruh
tersebut tergolong….
antarvariabel
A. historis D. eksperimen B. memperoleh pemahaman makna
B. verifikatif E. eksplanasi C. menguji hubungan antarvariabel
C. studi kasus D. menguji teori yang ada
4. Cara penalaran seorang peneliti dengan E. membuat generalisasi
melakukan pembuktian terhadap suatu
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
8. Berikut ini yang termasuk contoh data D. berkaitan erat dengan isu-isu yang
kualitatif adalah….
terjadi
A. pertambahan penduduk Indonesia E. mendorong semangat melakukan
0,8 % per tahun penelitian
B. remaja bermasalah narkotika 13. Perhatikan judul berikut!
bertambah 10 % per tahun 1) Pengaruh internet terhadap semangat
C. pendapatan perkapita penduduk belajar siswa
2000 dolar per tahun 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi
D. angka pengangguran meningkat kenakalan remaja
dengan cepat tiap tahun 3) Studi kasus kehidupan pemulung
E. jumlah siswa yang diterima di PT jalanan
negeri meningkat 30 % 4) Profil kebudayaan suku Amungme
9. Seorang peneliti menyusun daftar isian Dari judul di atas yang sesuai dengan
judul penelitian kuantitatif adalah….
dan pertanyaan tertulis. Daftar tersebut
diperbanyak, kemudian diberikan A. 1 dan 2 D. 2 dan 3
kepada para responden yang tersebar di B. 1 dan 3 E. 3 dan 4
berbagai wilayah. Para responden C. 1 dan 4
14. Judul penelitian “Pengaruh tingkat
menjawab secara tertulis, lalu
mengembalikan kepada peneliti. pendidikan terhadap partisipasi
Dengan cara ini, peneliti mendapatkan dalam pemilihan umum”.
data dari para responden. Teknik Berdasarkan judul tersebut yang
merupakan variabel terikat adalah….
pengumpulan data tersebut
dinamakan…. A. kampanye pemilu
A. angket D. observasi B. pemilihan umum
B. dokumentasi E. interview C. tingkat pendidikan
C. studi pustaka D. partisipasi
10. Apabila kita akan melakukan E. pengaruh
15. Sebuah judul penelitian “Pengaruh
wawancara, maka instrumen yang
digunakan adalah…. metode pembelajaran terhadap
prestasi siswa”. Dari judul tersebut
A. check list D. angket
B. tape recorder E. tes apabila kita akan merumuskan masalah,
maka yang tepat adalah….
C. pedoman pertanyaan
11. Sebuah judul penelitian: A. bagaimana pengaruh metode
“Perbandingan Tingkat partisipasi pembelajaran terhadap prestasi
politik antara laki-laki dan wanita di siswa?
Temanggung”. Dari judul tersebut
B. tentukan pengaruh metode
metode pembahasan yang digunakan pembelajaran terhadap prestasi
dalam penelitian adalah….
siswa?
A. studi kasus D. dekripsi C. benarkah ada pengaruh metode
B. eksplanasi E. komparasi pembelajaran terhadap prestasi
C. survei siswa?
12. Dalam rancangan penelitian sosial yang D. sejauhmana pengaruh metode
perlu diperhatikan adalah pemilihan pembelajaran terhadap prestasi
topik penelitian. Salah satu syarat topik siswa?
yang baik yaitu cukup menarik untuk E. apa ada pengaruh metode
diteliti, artinya.... pembelajaran terhadap prestasi
A. menambah jumlah topik penelitian siswa?
16. Sebuah rumusan masalah “Apakah
B. meningkatkan pengetahuan
masyarakat disorganisasi keluarga berpengaruh
terhadap kenakalan remaja?”
C. memiliki manfaat bagi masyarakat
luas
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Dari rumusan masalah di atas jika 18. Untuk mengetahui dampak negatif
dibuat hopotesis nol (Ho) adalah….
penyalahgunaan narkotika bagi
A. disorganisasi keluarga menyebabkan kehidupan sosial, peneliti hanya
kenakalan remaja mengambil sampel dari para pengguna
B. tidak ada pengaruh disorganisasi narkotika saja. Contoh tersebut
keluarga terhadap kenakalan remaja merupakan sampel....
C. disorganisasi keluarga berpengaruh A. proporsi D. bertujuan
terhadap kenakalan remaja B. kuota E. berstrata
D. kenakalan remaja dapat disebabkan C. wilayah
oleh disorganisasi keluarga 19. Seorang siswa peneliti melakukan
E. kemungkinan disorganisasi dapat penelitian tentang kehidupan anak
mempengaruhi terjadinya kenakalan jalanan. Siswa peneliti mengambil
remaja sampel anak jalanan yang ditemui di
17. Beberapa karakteristik subjek pinggir jalan. Teknik sampel yang
digunakan adalah….
penelitian:
(1) Berjumlah sangat banyak A. bertujuan D. cluster
(2) Berlatar belakang relatif sama B. insidental E. proporsi
(3) Sebagian besar buta huruf C. area
(4) Bertempat tinggal di desa 20. Cara mengambil sampel penelitian
Karakteristik di atas yang dengan diundi secara acak sehingga
melatarbelakangi perlunya penelitian seluruh anggota populasi memiliki
sampling adalah.... peluang sama untuk dipilih menjadi
A. (1) dan (2) D. (2) dan (4) sampel, merupakan jenis sampel....
B. (1) dan (3) E. (3) dan (4) A. wilayah D. kelompok
C. (2) dan (3) B. sebanding E. bertujuan
C. random
B. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan syarat penyusunan judul penelitian yang baik!......................................................................
…………………………………………………………………..…………………………………….
…………………………………………………………………….………………………………….
………………………………………………………………………………………………………...
2. Jelaskan tentang syarat penyusunan topik yang baik dalam penelitian!........................................
............................................................................................................................. ...................................
................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................... ...................................
3. Buatlah sebuah judul penelitian dan kemudian tentukan variabel bebas dan variabel
terikatnya!..............................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...................................
................................................................................................................................................................
4. Sebutkan syarat penyusunan hipotesis yang baik!................................................................................
................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...................................
.............................................................................................................................................................
5. Jelaskan perbedaan pengambilan sampel cluster dengan purpossive!..................................................
............................................................................................................................. ...................................
................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ................................
3. MELAKSANAKAN PENELITIAN SOSIAL
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
A. Data Penelitian
Data merupakan sejumlah bukti dan fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu.
Data bisa berupa himpunan fakta, angka, huruf, kata-kata, grafik, tabel, gambar, dan lambang-lambang
yang digunakan untuk menyatakan suatu pemikiran (ide), objek, kondisi, dan situasi. Pemecahan suatu
masalah dalam penelitian sangat bergantung pada keakuratan data yang diperoleh.
Kegunaan data adalah:
1) Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang suatu masalah
2) Untuk membuat keputusan atau memecahkan masalah
Jenis-jenis data:
1. Berdasarkan sifatnya, data dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a. Data kuantitatif merupakan data bersifat angka, misalnya 1, 2, 3, 4, dan 5.
b. Data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk kata atau kalimat.
Misalnya, sangat baik, baik, sedang, kurang baik, dan tidak baik. Data kualitatif
berperan untuk menjelaskan secara deskriptif suatu masalah.
2. Berdasarkan sumbernya data terdiri atas:
a. Data internal yaitu data yang menggambarkan keadaan dalam suatu organisasi, contoh
penelitian tentang prestasi belajar di sekolah, data diperoleh dari kantor Tata Usaha
sekolah.
b. Data eksternal yaitu data yang menggambarkan keadaan di luar organisasi atau negara.
Contoh penelitian tentang prestasi belajar siswa di suatu sekolah, data diperoleh dari
dinas pendidikan.
3. Berdasarkan waktu pengumpulannya terdiri dari:
a. Cross Section Data yaitu data yang dikumpulkan pada waktu tertentu untuk
menggambarkan data pada waktu itu, contoh: sensus penduduk 10 tahun sekali
b. Time series data yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu, contoh: data
kejadian kecelakaan pesawat di Indonesia
4. Berdasarkan cara memperoleh data terdiri atas:
a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang
diteliti. Data tersebut dapat diperoleh
langsung dari subjek yang diteliti dan
dapat pula dari lapangan. Data primer
dapat pula diperoleh dari hasil
laboratorium.
Contoh: peneliti memeperoleh data
dengan melakukan wawancara
dengan tukang ojek
b. Data sekunder merupakan data yang
dikumpulkan lebih dahulu oleh
orang lain atau instansi di luar
peneliti, walaupun data tersebut
merupakan data asli. Data itu dapat
diperoleh pada instansi pemerintah, swasta,
pseekrpuunsdtearkabaenrf,unbgadsiansebsatagtaisitipkenddaunkupnighaskuatluainpneyneasl.ailtaihanLsea.mtCuboasgnuamtobpeherm;uePnritnuetkanhemlmeinetdiruappmaaktekaamnn pdeatraDolaetha
data tentang jumlah penduduk, pekerjaan, penghasilan, jumlah keluarga dari kantor
kelurahan setempat
B. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan. Pengumpulan data selalu terkait dengan masalah, tujuan dan hipotesis. Artinya data yang
akan dikumpulkan di lapangan perlu menguji butir-butir yang tercantum dalam masalah, tujuan dan
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
hipotesis penelitian. Secara umum ada beberapa teknik pengumpuln data yaitu observasi, angket,
wawancara, studi pustaka, analisis isi dan dokumentasi
Untuk mengumpulkan data diperlukan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen ini sangat penting karena
kualitas instrumen akan menentukan hasil penelitian. Untuk meningkatkan kecermatan dalam
pengumpulan data, peneliti dapat dibantu dengan peralatan mekanis seperti tape, kamera dan
sebagainya
1. Teknik observasi atau Pengamatan Langsung
Pengamatan langsung (observasi) merupakan cara dan tehnik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada
pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan tidak hanya melihat, melainkan merekam,
menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian yang ada di lapangan.
Pengamatan dapat dibagi dua, yaitu berdasarkan cara pendekatannya dan keterlibatannya.
a) Berdasarkan cara pendekatannya
1) Observasi langsung merupakan pengamatan yang dilakukan terhadap objek di
tempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa sehingga pengamat berada pada
objek yang diteliti. Contohnya, pengamatan seorang guru terhadap aktivitas belajar
siswa baru.
2) Observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan melalui film, slide,
foto, pencatatan suatu alat perekam, dan sebagainya.
b) Berdasarkan keterlibatannya
1) Observasi partisipasi (Observation participation) adalah pengamatan yang
dilakukan seorang peneliti dengan melibatkan diri ke dalam objek yang diteliti.
Misalnya, untuk mengetahui perilaku gelandangan, peneliti perlu berpura-pura
berperilaku sebagai gelandangan atau pengemis. Dengan cara demikian, peneliti
dapat mengungkapkan rahasia para pengemis dan gelandangan.
2) Observasi nonpartisipasi (Nonparticipnt observation) adalah pengamatan yang
dilakukan seorang peneliti terhadap objek peneliti tanpa berperilaku seperti orang
atau objek yang diteliti, contohnya pengamatan terhadap produktivitas karyawan.
c. Berdasarkan cara observasi
1) Observasi berstruktur yaitu pengamat membawa pedoman observasi berupa catatan
apa saja yang akan diamati
2) Observasi tak berstruktur yaitu pengamat tidak membawa pedoman pengamatan
tentang apa yang harus diamati
Observasi bisa dilakukan dengan beberapa Contoh instrumen lembar check list :
instrumen antara lain:
1) Catatan anekdot (daftar riwayat kelakuan) yaitu Pengamatan terhadap kehidupan anak jalanan dengan memberi
tanda centang (v)
alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau
luar biasa menurut urutan kejadian. No Perilaku yang diamati Ya Tidak
2) Catatan berkala yaitu Pencatatan yang
dilakukan secara terus menerus ketika 1 Meminta-minta kepada
melakukan pengamatan.
3) Daftar catatan (check list) yaitu pengamatan pengendara mobil di trafic light … …
dengan membawa daftar pengamatan yang
sudah disiapkan dan observer tinggal memberi 2 Melakukan meminta-minta
tanda sesuai dengan gejala yang sedang diamati.
hanya di siang hari saja ……
3 Dalam meminta melakukan
pemaksaan ……
4 Tidur di emperan ……
… toko/jembatan ……
…
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
4) Skala nilai yaitu daftar pengamatan yang Contoh instrumen lembar skala nilai :
disertai dengan skala tingkatan nilai dari setiap
kejadian yang diamati. Pengamatan terhadap partisipasi dalam organisasi
Kelebihan Observasi adalah: Anggota Menghadiri Menjadi Mnejadi
1. Dapat mencatat perubahan perilaku,
Nama rapat panitia pengurus
pertumbuhan dan sebagainya pada waktu (1) (2) (3) (4)
1… … … …
2… … … …
…… … … …
kejadian itu berlangsung atau sewaktu perilaku
itu terjadi
2. Dapat memperoleh data dari subjek secara langsung, baik secara verbal atau tidak.
3. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung karena tingkah laku tersebut dapat dilihat.
4. Dapat dilakukan untuk subyek penelitian tanpa melihat tingkat pendidikannya
Kerugian Observasi adalah:
1. Pengamat harus menunggu waktu yang tidak dapat ditentukan untuk melihat tingkah laku yang
diharapkan muncul dari objek.
2. Pengamatan tidak bisa dilakukan untuk mengamati fenomena yang berlangsung lama seperti
perubahan masyarakat dari tradisional ke modern
3. Kejadian tidak selamanya dapat diramalkan, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Angket (Quisioner)
Angket merupakan cara mengumpulkan informasi melalui pertanyaan tertulis untuk
dijawab secara tertulis oleh responden.
Pertanyaan yang dibuat dalam angket sedapat mungkin diarahkan pada permasalahan, tujuan, dan
hipotesis yang dietapkan.
a. Jenis angket
Ibnu Hajar (1999;184-188) menggolongkan angket Contoh instrumen angket:
menjadi 4 yaitu angket terbuka dan tertutup, skala,
daftar cek, dan bentuk ranking. Sedangkan Suharsumi Judul: Pengaruh metode belajar kelompok
(1998;140-141) menggolongkan angket sebagai terhadap prestasi siswa
berikut:
Identitas responden: :
1. Berdasarkan cara menjawabnya, angket dibedakan 1. Nama
menjadi 2 yaitu angket terbuka dan tertutup.
a. Angket terbuka 2. Kelas/jurusan :
Merupakan angket yang memberi kesempatan
kepada responden secara bebas untuk 3. Sekolah :
memberikan jawaban sesuai pendapatnya Petunjuk : Mohon untuk menjawab semua
sendiri. Jawaban responden dapat berupa
uraian panjang lebar sesuai dengan pertanyaan dengan melingkari
kehendaknya.
Contoh: jawaban atau menuliskannya
Menurut anda, apa yang menyebabkan Daftar pertanyaan:
adanya hambatan interaksi sosial antara
siswa baru dan siswa 1. Apakah anda sering belajar kelompok?
lama?............................................................
a. sering
Keuntungan angket terbuka adalah dapat b. kadang-kadang
ditemukannya alternatif jawaban yang lebih
akurat di luar pengetahuan peneliti. c. Tidak pernah
Kelemahannya adalah jawaban terbuka agak 2. jika belajar kelompok, apakah anda lebih
sulit diolah karena dari sekian banyak
responden pasti memberikan jawaban yang cepat memahami materi pelajaran?
a. cepat
b. lambat
c. tidak tahu
3. Bagaimana pendapat anda, cara belajar
kelompok yang baik?
Jawab: ………………………………………
4. Dimanakah tempat belajar kelompok yang
anda sukai?
a. sekolah
b. rumah
c. taman
d. ………..
Dan seterusnya, jumlah pertanyaan
menyesuaikan dengan tujuan data yang akan
dikumpulkan
berbeda.
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
b. Angket tertutup
Adalah merupakan angket yang pertanyaan dan alternative jawabannya telah ditentukan
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah ditentukan.
Contoh:
Menurut anda, apa yang menyebabkan adanya hambatan interaksi sosial antara siswa
baru dengan siswa lama?
a. tidak ada masa perkenalan
b. kurang kegiatan keakraban antar kelas
c. masing-masing ada kegiatan sendiri sesuai dengan levelnya
d. bergantung pada kegiatan bergaul
Keuntungan angket tertutup adalah mudah dianalisis.
Kelemahannya adalah menutup kemungkinan alternatif jawaban lainnya.
c. Kombinasi angket terbuka dan tertutup
Pertanyaan pada angket itu, disamping diberi alternatif jawaban oleh peneliti, juga diberi
kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban lain yang dianggap perlu.
Contoh:
Menurut anda, apa yang menyebabkan adanya hambatan interaksi sosial antara siswa
baru dengan siswa lama?
a. tidak ada masa perkenalan
b. kurang kegiatan keakraban antarkelas
c. masing-masing ada kegiatan sendiri sesuai dengan levelnya
d. bergantung pada kegiatan bergaul
e. …………………………..
2. Berdasarkan dari jawaban yang diberikan dibedakan menjadi 2 yaitu angket langsung dan
tidak langsung.
3. Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi 4 yaitu angket pilihan ganda, isian, check list,
dan rating scale.
Keuntungan teknik angket;
1. tidak memerlukan hadirnya peneliti
2. data mudah diolah.
3. dapat menjaring responden yang relatif banyak karena kemungkinan dikembalikan sangat
besar
4. dapat dijawab oleh responden menurut kesempatan dan waktu yang tersedia
5. identits responden bisa dirahasiakan
6. bersifat standar semua responden mendapat pertanyaan yang sama
Kerugian teknik angket;
1. responden sering tidak teliti dalam menjawab pertanyaan
2. sering sekali sukar dicari validitasnya
3. kadang-kadang responden menjawab pertanyaan dengan tidak sebenarnya (tidak jujur)
4. jika dikirim lewat pos kemungkinan bisa tidak sampai
5. waktu pengembalian tidak sama
6. tidak tepat untuk responden yang buta huruf (pendidikan rendah}
3. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan suatu percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan
dengan sistematik dan berdasarkan pada masalah, tujuan, dan hipotesis penelitian.
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Pewawancara mengajukan pertanyaan, menilai Contoh instrumen pedoman wawancara
jawaban, meminta penjelasan, serta mengingat-ingat terstruktur:
jawaban dari responden. Interviewer (orang yang 1. Apakah anda sering berinteraksi dengan
diwawancara) perlu menjawab pertanyaan atau memberi
beberapa penjelasan. siswa di luar kelas anda?
a. Jenis Wawancara a. Sering sekali
b. Sering
berdasarkan cara pelaksanaannya, wawancara dibagi 3 c. Kadang-kadang
yaitu sebagai berikut : d. Jarang
1. Wawancara berstruktur atau terpimpin (guided e. Tidak pernah
2. Apakah anda setuju jika dalam
interview) meningkatkan interkasi sosial antara siswa
Adalah wawancara yang dilakukan dengan baru dan siswa lama perlu dilakukan
orientasi (perkenalan)?
terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan yang a. sangat setuju
kadang-kadang disertai jawaban alternatif dari b. setuju
responden dengan maksud agar pengumpulan data c. ragu-ragu
dapat lebih terarah kepada masalah, tujuan, dan d. kurang setuju
hipotesis. Dalam wawancara berstruktur, e. tidak setuju
3. dan seterusnya…
pewawancara terlihat dengan daftar pertanyaan dan
alternatif jawaban yang diperlukan. Dengan alternatif jawaban, pewawancara dapat
menandai jawaban responden yang dianggap benar.
Kelemahannya adalah kesan-kesan, seperti angket yang diucapkan serta suasana menjadi
kaku dan formal.
Keuntungannya adalah pertanyaan sistematis sehingga mudah diolah kembali, pemecahan
masalah lebih mudah memungkinkan analisis dan kesimpulan diperoleh lebih reliabel.
1. Wawancara tak berstruktur atau bebas (unguided interview)
Wawancara itu merupakan wawancara yang dilakukan dengan tanpa menyusun daftar
pertanyaan sebelumnya. Dalam melakukan wawancara, peneliti (siswa) mengajukan
beberapa pertanyaan yang tidak disertai alternatif jawaban. Namun, pewawancara perlu
menandai atau mencatat garis besar yang perlu diwawancarakan, misalnya sikap siswa baru
dan siswa lama dalam interaksi sosial, jenis kegiatan dalam interaksi sosial.
Kelemahannya adalah tidak efisien waktu, biaya dan tenaga
Keuntungannya adalah cocok untuk
penelitian pendahuluan, tidak
memerlukan keterampilan bertanya dan
dapat memelihara kewajaran suasana.
2. Wawancara bebas terpimpin
Kombinasi wawancara
berstruktur dan tidak berstruktur,
pewawancara membuat daftar
pertanyaan yang akan disajikan, tetapi
cara pengajuan bergantung pada
kebijakan pewawancara itu sendiri.
Untuk pertanyaan yang kurang
dimengerti, pewawancara perlu
menjelaskan agar orarng yang diwawancarai mudah mengerti.
Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan data
secara langsung dari responden atau informan
Dalam suatu penelitian yang membutuhkan data mendalam maka dilakukan teknik
wawancara mendalam (In-Depth Interviewing)
Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tetapi dengan
pertanyaan yang semakin terfokus dan mengarah pada kedalaman informasi. Dalam hal ini
peneliti dapat bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa di
samping opini mereka mengenai peristiwa yang ada. Dalam berbagai situasi, peneliti dapat
meminta responden untuk mengetengahkan pendapatnya sendiri terhadap peristiwa tertentu
dan dapat menggunakan posisi tersebut sebagai dasar penelitian selanjutnya.
b. Teknik wawancara
Agar wawancara itu berhasil, perlu diperhatikan teknik wawancara sebagai berikut.
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
1. Memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi jalannya wawancara, seperti cara
berpakaian, adat istiadat, dan bahasa yang digunakan.
2. Menciptakan suasana akrab
3. Membuat kerangka mengenai hal-hal yang perlu dipertanyakan
4. Mengarahkan wawancara pada permasalahan, tujuan dan hipotesis penelitian.
5. Menguasai materi yang diwawancarakan.
6. Mencatat semua jawaban responden yang dianggap penting
7. Jangan menantang jawaban
8. Menunjukkan keramahan
9. Mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada responden setelah
wawancara selesai.
Kelebihan wawancara:
1. Salah satu teknik terbaik untuk mendapatkan data pribadi secara mendalam
2. Tidak terbatas pada tingkat pendidikan, asalkan responden dapat berbiicara dengan
baik
3. Dapat dijadikan pelengkap teknik pengumpulan data yang lain
4. Sebagai penguji data-data yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan
data yang lainnya.
Kelemahan wawancara
1. Peneliti harus pandai bicara dengan jelas dan benar
2. Orang bisu tidak dapat diwawancarai
3. Waktu biaya, dan tenaga tidak efisien
4. Sangat tergantung pada kesediaan yang akan diwawancarai (interviewee)
5. Proses wawancara sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan/situasi
6. Untuk objek yang luas diperlukan interviewer yang banyak
c. Faktor yang mempengaruhi wawancara
1. Pewawancara
Seorang pewawancara yang baik harus mempunyai persyaratan, seperti keterampilan
mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman. Ia tidak ragu dan takut menyampaikan
pertanyaan. Pewawancara juga harus menyampaikan pertanyaan yang merangsang
responden untuk menjawabnya, menggali jawaban dan mencatat semua hasil wawancara
tersebut.
2. Informan
Informan dapat mempengaruhi hasil wawancara karena mutu jawaban yang diberikan
tergantung pada apakah dia dapat menangkap isi pertanyaan dengan tepat dan bersedia
menjawabnya dengan baik. Seorang pewawancara harus bisa mengarahkan responden dan
sabar menghadapinya.
3. Topik Penelitian
Topik penelitian atau daftar pertanyaan dapat mempengaruhi kelancaran dan hasil
wawancara. Kesediaan responden untuk menjawab tergantung pada apakah ia tertarik pada
masalah itu dan apakah topik tersebut sensitif atau tidak.
4. Situasi Wawancara
Situasi Wawancara adalah situasi yang timbul karena faktor-faktor waktu, tempat, ada
tidaknya orang ketiga, dan sikap masyarakat pada umumnya.
d. Sikap-sikap yang harus dimiliki pewawancara
1. Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap
informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh
keterangan dari responden baik yang menyenangkan atau tidak.
2. Ramah; artinya, pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si
responden.
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
3. Adil; artinya, pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan
sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden
bagaimanapun keberadaannya.
4. Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan,
jangan sampai responden merasa sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang,
responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara
untuk tidak menuliskan hasilnya.
4). Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan merupakan suatu kegiatan
pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber,
seperti buku yang memuat berbagai ragam kajian teori
yang sangat dibutuhkan peneliti, majalah, naskah,
kisah sejarah, dan dokumen. Termasuk di dalamnya
adalah rekaman berita dari radio, televisi dan media
elektronik lainnya. Pengumpulan data malalui
metode ini memiliki kelemahan sebagai berikut.
1. Informasi yang ada mungkin tidak dapat
memenuhi kebutuhan penelitian karena
dikumpulkan orang lain.
2. sulit menilai akurasi informasi
3. Informasi sudah usang dan tidak relevan dengan situasi Kegiatan studi pustaka dapat dilakukan saat
dengan mencari dat-data dari buku-
ini. buku di perpustakaan
Perpustakaan merupakan sumber informsi dan data namun demikian, penggunaan metode
ini dinilai lebih murah dan praktis. Seorang peneliti hanya membutuhkan ketekunan untuk
mengunjungi tempat-tempat yang menjadi sumber data, seperti perpustakaan, museum, arsip
nasional, kantor-kantor berita, stasiun-stasiun telavisi dan radio.
5). Analisis Isi (Content Analysis)
Analisis isi adalah teknik mengumpulkan data dengan menganalisis isi suatu teks. Teks
dapat berupa arsip dan dokumen, jadwal kegiatan, foto-foto dan catatan lain yang relevan, maka
analisi isi juga disebut studi dokumentasi. Selain itu media massa dapat juga menjadi sumber data
seperti radio, surat kabar, televisi, majalah, buletin, internet, tetapi tidak semua berita dapat
dijadikan bahan penelitian, berita harus benar-banar dipilih dan dianalisis sesuai dengan tujuan
dan kegunaan penelitian.
Berita-berita yang dapat dijadikan data antara lain;
1. berita aktual
2. mengandung wawasan ilmiah
3. tidak memihak
4. bersifat obyektif
Dalam melakukan analisis, seorang peneliti dapat menghitung:
1. Frekuensi munculnya konsep
2. Penyusunan kalimat
3. Pola berpikir yang sama
4. Cara penyajian bahan (ilustrasi, gambar dan lain-lain)
Kelebihan analisis isi adalah mudah di dapat dan biaya murah, materi yang didapat sangat
relevan dengan fakta sosial. Kelemahannya adalah berita yang disajikan media kadang tidak
objektif karena berita yang dibuat sesuai dengan sudut pandang dari masing-masing media massa,
dan kalau ada yang salah cetak maka peneliti ikut salah pula mengambil datanya.
Data-data yang dikumpulkan dengan teknik analisis isi cenderung merupakan data
sekunder, sedangkan data-data yang dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan angket
cenderung merupakan data primer atau data yang langsung didapat dari pihak pertama
6). Tes
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Tes adalah daftar pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur suatu
kemampuan atau sesuatu hal lain yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dilihat dari sasaran
yang akan diukur, tes dapat dibedakan:
1. Tes Prestasi (Achievement Test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu
2. Tes Kepribadian (Personality Test), yaitu tes yang digunakan untuk mengungkapkan
kepribadian seseorang
3. Tes Bakat (Aptitude Test), yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui bakat atau
potensi seseorang
4. Tes Sikap (Attitude Test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur berbagai sikap
seseorang
5. Tes Minat (Measure of Interest), yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat
seseorang terhadap suatu hal
6. Tes Intelegensi (Intelegence Test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur tingkat
intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan
diukur intelegensinya.
Evaluasi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Perhatikan kalimat di bawah ini: E. secara bertahap angka kemiskinan
1. Data harus dicari dengan imbalan uang mengalami penurunan secara
yang tinggi signifikan
2. Data harus mempunyai tingkat 3. Pengumpulan data dapat dilakukan
kesalahan yang benar dengan....
3. Data harus tepat waktu A. memperhatikan siapa responden,
4. Data mutlak berupa angka sumber data dan jenis data
5. Data harus ada hubungannya dengan B. sistematika, terarah dan sesuai dengan
persoalan yang akan dipecahkan masalah penelitian
Syarat-syarat data yang baik adalah .... C. memperhatikan jenis data, sumber
A. 1 dan 2 D. 3 dan 5 data dan kebutuhan
B. 1 dan 3 E. 4 dan 5 D. sistematika, memperhatikan jumlah
C. 2 dan 4 data dan biaya pembelian
2. Berikut ini yang termasuk contoh data E. mempersiapkan izin dan sumber data
kualitatif adalah .... 4. Seorang siswa melakukan wawancara
A. siswa SMAN 3 yang diterima di langsung dengan tukang becak tentang
perguruan tinggi negeri sebanyak kehidupan sosial ekonominya.
65%. Berdasarkan cara memperolehnya data
B. pertambahan penduduk Indonesia 0,9 tersebut adalah....
% per tahun. A. primer D. tersier
C. kaum remaja yang terlibat obat-obat B. sekunder E. utama
terlarang atau narkotika mengalami C. internal
peningkatan sebesar 15 % per tahun. 5. Peneliti mengumpulkan data dengan
D. masyarakat Indonesia yang berstatus menanyakan tentang jumlah anggota
sebagai pengangguran meningkat keluarga, penghasilan setiap bulan dan
tajam setiap tahunnya. pendapatan lamanya bekerja setiap hari sebagai buruh
penduduk per kapita 2000 dolar panggul di pasar
Amerika per tahun. Temanggung.Berdasarkan bentuknya
data yang diperoleh adalah....
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
A. primer D. kuantitatif C. wawancara bebas
B. sekunder E. kualitatif D. observasi partisipasi
C. eksternal E. analisis isi media massa
6. Jika seorang siswa mendapatkan data 11. Perhatikan metode pengumpulan data
tentang jumlah siswa SMA di berikut!
Temanggung dari tahun ke tahun di Dinas 1. Metode dokumentasi
Pendidikan Temanggung. Berdasarkan 2. Metode wawancara
cara memperolehnya data tersebut 3. Metode kepustakaan
merupakan data.... 4. Metode kuesioner
A. primer D. tersier Dari metode pengumpulan data di atas,
B. sekunder E. eksternal metode yang paling tepat digunakan untuk
C. internal mengatahui pembangunan candi Borobudur
7. Jika seorang siswa peneliti melakukan di masa kerajaan Syailendra adalah.....
penelitian tentang prestasi siswa di SMA A.1 dan 2 D. 2 dan 4
1 Temanggung. Siswa peneliti B.1 dan 3 E. 3 dan 4
mendapatkan data tentang prestasi siswa C.2 dan 3
dari kantor TU sekolah tersebut, 12. Perhatikan pernyataan berikut ini !
berdasarkan sumbernya termasuk data.... 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
A. primer D. internal karena dapat dikirim melalui pos
B. sekunder E. kualitatif 2. Dapat dibagikan secara serentak
C. eksternal kepada responden
8. Seorang peneliti melakukan 3. Pertanyaan yang diajukan bervariasi
pengumpulan data dengan tinggal di antara responden yang satu dengan
objek penelitian selama beberapa hari yang lainnya
untuk mendapatkan data secara 4. Identitas responden tidak boleh dibuat
menyeluruh. Teknik pengumpulan data anonim sehingga datanya dapat
tersebut adalah.... dipertanggungjawabkan
A. observasi non partisipasi Dari pernyataan di atas yang merupakan
B. observasi partisipasi kelebihan dari angket dalam pengumpulan
data ditunjukan pada nomor….
C. wawancara
A.1 dan 2 D. 2 dan 3
D. dokumentasi
B.1 dan 3 E. 2 dan 4
E. angket
C.1 dan 4
9. Perahatikan kelebihan teknik
13. Daftar gambar atau grafik isi laporan
pengumpulan data berikut: harus memenuhi syarat pokok yaitu….
1. mencatat perubahan perilaku A. berisi angka dan label
2. dapat dilakukan dalam waktu singkat B. yang bagus dan mahal
3. data diperoleh secara langsung C. dibuat dengan desain indah
4. jawaban tidak mencerminkan fakta D. menarik, mudah dipahami dan
kelebihan dari observasi adalah…
bermakna
A. 1 dan 2 D. 2 dan 3
E. eksklusif dan dapat menunjang isi
B. 1 dan 3 E. 3 dan 4
laporan
C. 1 dan 4
14. Di bawah ini contoh angket tertutup dan
10. Seorang peneliti ingin mengetahui
angket terbuka....
pendapat siswa tentang tawuran
A. setujukah saudara akan pelaksanaan
antarpelajar. Peneliti tersebut
hukuman mati di Indonesia
menyebarkan lembaran daftar pertanyaan
B. hukuman yang paling dianggap sesuai
kepada siswa untuk dijawab dan diisi. bila siswa tidak mengerjakan PR adalah:
Teknik pengumpulan data yang a. diberikan hukuman
digunakan adalah…
b. diskors
A. angket tertutup c. dikeluarkan
B. studi kepustakaan d. buatperjanjian
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
e. menyuruhnya mengerjakan PR setelah 15. Sebelum melaksanakan observasi,
sekolah usai seorang peneliti membuat daftar yang
berisi catatan setiap faktor yang akan
C. setujukah saudara jika hukuman yang diteliti secara sistematis. Hal ini disebut
tertera di bagian B di atas diterapkan (Ya ....
dan Tidak); Hukuman apakah yang A. skala penilaian
saudara anggap paling sesuai apabila B. skala bertingkat
siswa tidak mengerjakan PR-nya? C. catatan anekdot
D. daftar cek
D. bagaimanakah cara mengatasi angka E. daftar sampel
kenakalan remaja yang tengah marak?
E. saya tidak setuju dengan berbagai
hukuman yang diterapkan oleh pihak
sekolah
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan data!.....................................................................................
..................................................................................................................................................
........................................................................................................................................
2. Jelaskan perbedaan data primer dengan data sekunder!.....................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
3. Sebutkan instrumen apa saja yang digunakan dalam observasi!..........................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
4. Sebutkan kelebihan wawancara!......................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
5. Sebutkan kelemahan angket!.............................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
C. Pengolahan dan Analisis Data
Jika data penelitian sudah diperoleh, langkah berikutnya adalah pengolahan data atau analisis
data. Pada dasarnya, pengolahan data penelitian ini tergantung pada jenis datanya. Jika data itu berupa
angka-angka, maka data itu dianalisis dengan statistik, dan apabila data penelitian itu tidak merupakan
angka-angka, melainkan pernyataan dengan kata-kata atau tindakan, maka analisisnya tidak perlu
menggunakan statistik, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kuantitatif tahapan dalam pengolahan data meliputi : (1) editing, (2)
pengkodean data/koding (3) tabulasi data (4) mencari korelasi data, (5) analisis dan interpretasi data,
dan (6) generalisasi dan kesimpulan.
1. Editing
Pada tahap editing, data yang telah dikumpukan melalaui daftar pertanyaan (kuesioner)
ataupun pada interview guide perlu dibaca kembali untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih
meragukan dari jawaban responden. Jadi, editing bertujuan untuk memperbaiki kualitas data dan
menghilangkan keragu-raguan data.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengeditan data, antara lain sebagai berikut.
1. Kelengkapan dan kesempurnaan data
Kelengkapan dan kesempurnaan data, seperti kelengkapan identitas pengisi/responden,
kelengkapan lembaran, kelengkapan jawaban responden, apakah sesuai dengan maksud
pertanyaan, atau ada jawaban yang kosong.
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
2. Kejelasan tulisan.
Tulisan yang tertera pada kuesioner atau alat pengumpul data lain harus jelas terbaca. Coretan-
coretan yang berkaitan dengan data harus diperjelas, kata-kata atau kalimat harus diperterang.
Hal ini perlu dilakukan agar tidak menimbulkan kesalahan atau keraguan dalam pengolahan
data.
3. Pemahaman catatan
Catatan-catatan yang dibuat harus mudah dipahami. Oleh karena itu, segala kalimat atau kata-
kata yang diperpendek atau disingkat harus diubah menjadi kalimat atau kata-kata yang utuh
agar pada saat pengkodean data tidak mengalami kesulitan dan mudah dimengerti.
4. Konsistensi Data
Data harus tetap terjaga konsistensinya. Jadi, jika ditemukan kesalahan penjumlahan atau
kesalahan dalam pemberian jawaban, maka perlu dicari penyebab kesalahannya, apakah karena
kesalahan pencataan atau responden salah paham dalam menjawab pertanyaan. Selain itu,
konsistensi responden dalam memberikan jawaban perlu diperhatikan juga karena dapat
berpengaruh dalam pengolahan data yang akan dilakukan. Misalnya, jika dalam kuesioner
terdapat pertanyaan-pertanyaan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, maka
jawaban responden juga harus menunjukkan hubungan.
5. Keseragaman satuan yang digunakan dalam data (uniformitas data)
Data-data yang menggunakan ukuran satuan harus dicatat seragam. Misalnya data tentang
tinggi dinyatakan dalam satuan meter, maka untuk seterusnya harus tetap menggunakan satuan
meter jangan diubah menjadi centimeter.
6. Kesesuain jawaban
Hal lain yang perlu diteliti dalam editing adalah kesesuain antara pertanyaan-pertanyaan dan
jawaban yang diberikan. Hal ini juga menyangkut kelogisan jawaban. Namun perlu
diperhatikan, jika ditemukan ketidaksesuaian jawaban, maka jangan sekali-kali mengganti
jawaban tersebut agar sesuai karena peneliti dapat dianggap tidak jujur.
2. Pengkodean Data (Coding)
Setelah tahap editing selesai, maka data-data yang berupa jawaban-jawaban responden
perlu diberi kode untuk memudahkan dalam penganalisaan data. Hal ini sangat penting artinya,
apalagi jika proses pengolahan data dilakukan dengan computer.
Pemberian kode pada data dapat dilakukan dengan melihat jawaban dari jenis pertanyaan
yang diajukan dalam kuisioner. Cara melakukan pengkodean data:
1. Pengkodean terhadap jawaban yang berupa angka
Contoh :
Pertanyaan jawaban kode
Berapakah pengeluaran anda per bulan a. <50.000 1
b. 50.000-100.000 2
c. > 100.000 3
2. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan tertutup
Contoh :
Pertanyaan jawaban kode
Apakah anda setuju dengan program a. Ya 1
2
Pemberantasan obat-obatan terlarang? b. tidak
3. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan semiterbuka
Contoh:
Pertanyaan jawaban kode
Apakah yang sering anda lakukan di waktu a. membaca 1
2
Senggang? b. memasak 3
4
c. olahraga
d. nonton TV
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
e. dengar musik 5
d. lain-lain… 6
(sebutkan)
4. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan terbuka
Kategori Jawaban kode
Sangat banyak 1
Banyak 2
Cukup banyak 3
Kurang banyak 4
Tidak ada tanggapan 5
3. Tabulasi Data (Tabulating)
Tabulasi merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukkan data
ke dalam tabel. Tabulasi adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan
dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat menjadi gambaran tentang hasil
penelitian karena data-datanya yang diperoleh dari lapangan sudah disusun dan terangkum dalam
tabel-tabel yang mudah dipahami maknanya.
Tabulasi data dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini.
1. Tabulasi langsung
Tabulasi langsung adalah data langsung ditabulasi dari kuisioner ke dalam tabel yang sudah
dipersiapkan tanpa perantara lainnya. Cara ini biasanya dilakukan untuk data yang jumlah
responden dan variabelnya sangat sedikit. Proses penabulasian data secara langsung ini
dikerjakan dengan sistem tally (melidi) dengan memberi tanda coret atau garis tally (lidi).
2. Melalui Lembaran Kode (Code Sheet)
Tabulasi data dengan menggunakan lembaran kode dapat dikerjakan dengan menggunakan
komputer. Biasanya penabulasian dengan cara ini lebih efisien bila variabel dan responden yang
diteliti sangat banyak. Akan tetapi, adakalanya seorang peneliti menggunakan lembaran kode
untuk pengolahan data ataupun penabulasian secara manual karena ketiadaan fasilitas komputer.
Hal ini dapat dilakukan sebab format lembaran kode dapat dibaca secara manual. Pada dasarnya
penggunaan komputer hanya untuk mengefisiensikan penabulasian data jika responden dan
variabel yang diteliti berjumlah banyak
3. Tabel Frekuensi
Tabulasi data ke dalam tabel frekuensi dilakukan sebelum analisis dalam frekuensi disusun
untuk semua variabel penelitian yang disusun tersendiri. Tabel-tabel ini dijadikan bahan dasar
untuk analisis, baik bagi peneliti sendiri maupun orang lain yang ingin memanfaatkan data
penelitian tersebut. Tabel frekuensi merupakan tabel yang menyajikan berapa kali suatu hal
terjadi. Penyususnan tabel frekuensi berguna untuk mengelompokkan data bagi penyusunan
tabel silang
4. Tabel Silang
Tabel silang merupkan tabel yang menyajikan beberapa variabel, digunakan untuk mengoreksi
hubungan dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan. Contoh: kedisiplinan dengan
prestasi belajar
4. Kegunaan Statistik
Pada dasarnya, pengolahan data dalam penelitian sosial tidak lepas dari penggunaan
statistik tertentu. Statistik sangat berperan dalam penelitian, baik dalam penyusunan model,
perumusan hipotesis, pengembangan alat dan instrumen pengumpulan data, penyusunan desain
penelitian, penentuan sampel, maupun dalam analisis data.
Kegunaan statistik dalam penelitian antara lain:
1. Alat untuk mengetahui hubungan kausalitas (sebab akibat) antara dua atau lebih variabel
sehingga dapat diketahui apakah suatu hubungan benar-benar terkait dalam kausalitas atau
tidak.
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
2. Memberikan teknik-teknik sederhana dalam mengklasifikasikan data dan menyajikan data
secara lebih mudah sehingga bisa dimengerti dengan lebih mudah pula.
3. Membantu peneliti dalam menyimpulkan suatu perbedaan yang diperoleh apakah benar-benar
berbeda secara signifikan.
4. Secara teknik dapat digunakan untuk menguji hipotesis sehingga bisa menolong peneliti dalam
mengambil keputusan apakah menerima atau menolak suatu hipotesis.
5. Meningkatkan kecermatan peneliti dalam mengambil keputusan terhadap kesimpulan-
kesimpulan yang akan ditarik; dan
6. Memungkinkan penelitian untuk melakukan kegiatan ilmiah secara lebih ekonomis.
D. Proses Pengolahan Data
1. Pengolahan Data Kuantitatif
a. Mengelompokkan Data
Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif tidak
memerlukan perhitungan matematis. Sebaliknya, data kuantitatif memerlukan adanya
perhitungan secara matematis. Oleh sebab itu, data kuantitatif perlu diolah dan dianalisis
antara lain dengan statistik.
Untuk mengolah dan menganalisis data, ada dua macam statistik, yaitu statistik deskriptif
dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel
penelitian melalui pengukuran. Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan
membuat generalisasi.
b. Kegiatan Awal dalam Mengelompokkan Data
Agar data dapat dikelompokkan secara baik, perlu dilakukan kegiatan awal sebagai berikut.
1) Editing, yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul, meliputi kelengkapan isian,
keterbacaan tulisan, kejelasan jawaban, keseragaman satuan data yang digunakan dan
sebagainya.
2) Coding, yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang terkumpul disetiap
instrument penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam penganalisisan
dan penafsiran data.
3) Tabulating, yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-tabel
agar mudah dipahami.
c. Pengolahan Statistik Sederhana
Pengolahan statistik adalah cara mengolah data kuantitatif sehingga data mempunyai arti.
Biasanya pengolahan data dilakukan dengan beberapa macam teknik, misalnya distribusi
frekuensi (sebaran frekuensi) dan ukuran memusat (mean, median, modus).
1) Sebaran Frekuensi (distribusi Frekuensi)
Pada umumnya data yang diperoleh dari lapangan masih sulit dipahami untuk itu
data harus diatur dan disusun melalui tabel distribusi frekuensi
Contoh : diperoleh data tentang nilai sosiologi kelas xii IPS untuk 50 siswa yaitu ;
7957554767
4656667727
3895837867
7685496677
6456362635
Data tersebut kemudian disusun dan dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi satu
persatu mengunakan teknik tally (melidi) sebagai berikut:
NILAI TALLY FREKUENSI (f)
2 II 2
3 IIII 4
4 IIII 4
5 IIII III 8
6 IIII IIII III 13
Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung