NILAI SOSIAL
DAN
NORMA SOSIAL
Penulis :
Khairul Azhar Saragih, S.Sos
MADRASAH ALIYAH NEGERI BATAM
Untuk Kelas X IPS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Buku
Elektronik ini.
Buku ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi keperluan
pendidikan anak-anak di MAN Batam sebagai referensi dalam
pembelajaran Sosiologi. Selama pembuatan buku ini, banyak hambatan
yang dihadapi baik dari kekurangan referensi dari penulis sendiri ataupun
dari ketersediaan sarana dan prasarana, namun berkat dukungan dari
beberapa pihak yang telah membantu baik berupa moril maupun materil,
penulis dapat menyelesaikan buku ini.
Buku ini membahas tentang nilai-nilai sosial yang sangat beragam
di masyarakat. Nilai yang ada pada masyarakat berbeda-beda di setiap
kelompoknya. Selain itu buku ini juga membahas tentang norma sosial
yang berlaku di lingkungan kehidupan kita. Norma sosial juga mampu
berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat yang ada.
Sebagi penutup, penulis mengucapkan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam buku ini terdapat kesalahan dan
kekurangan. Semoga buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan umumnya bagi pembaca. Penulis berharap kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan buku ini kedepannya.
Batam, September 2021
Penulis
Khairul Azhar Saragih, S.Sos
x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... x
DAFTAR ISI........................................................................................................... xi
NILAI SOSIAL...................................................................................................... 1
1. 1 PENGERTIAN NILAI SOSIAL.................................................... 1
1. 2 TOLAK UKUR NILAI SOSIAL.................................................... 2
1. 3 JENIS-JENIS NILAI SOSIAL........................................................ 3
1. 4 CIRI-CIRI NILAI SOSIAL............................................................. 7
1. 5 FUNGSI NILAI SOSIAL................................................................. 8
NORMA SOSIAL................................................................................................... 9
2. 1 PENGERTIAN NORMA SOSIAL................................................. 9
2. 2 CIRI-CIRI NORMA SOSIAL......................................................... 10
2. 3 MACAM-MACAM NORMA SOSIAL......................................... 14
2. 4 PELANGGARAN NILAI DAN NORMA...................................... 15
xi
NILAI SOSIAL DAN NORMA SOSIAL
Setiap manusia memiliki kriteria yang berbeda-beda untuk
menyatakan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk. Pandangan
tentang baik atau buruk sesuatu itulah yang dinamakan
dengan nilai. Dalam kehidupan masyarakat nilai dapat
berfungsi sebagai pedoman perilaku. Seperti kerja sama,
persaudaraan, rasa kekeluargaan, ketaatan, kedisiplinan,
kebersihan, ketertiban, dan lain-lain. Untuk mencapai suatu
nilai dalam masyarakat, maka nilai tersebut harus didukung
dengan adanya norma-norma sosial yang dilengkapi dengan sanksi-sanksi bagi pelanggarnya.
Setelah nilai dan norma disepakati serta diterima, maka nilai dan norma tersebut
disosialisasikan kepada warga masyarakat secara turun-temurun. Tujuannya agar warga
masyarakat menyesuaikan perilakunya dengan nilai dan norma itu, sehingga tercipta keter-
aturan sosial.
1. NILAI SOSIAL
A. Pengertian Nilai Sosial
Nilai (value) mengacu pada pandangan
terhadap suatu benda, cara, atau tindakan
dalam kehidupan masyarakat, apakah
sesuatu tersebut bernilai benar
(mempunyai nilai kebenaran), indah (nilai
keindahan/estetik), dan religius (nilai
ketuhanan) atau bahkan tidak bernilai
Sumber : theasianparent.com sama sekali. Nilai sosial dapat dikatakan
sebagai ukuran-ukuran, patokan-patokan, anggapan-anggapan, keyakinan-keyakinan
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Nilai sosial disebut juga sebagai bentuk
penghargaan terhadap sesuatu yang dianggap benar, pantas, luhur, dan baik untuk
dilakukan oleh masyarakat. Secara aksiologis, nilai dibagi menjadi dua macam, yakni
nilai baik dan buruk (etika) serta nilai indah dan tidak indah (estetika).
Dalam pengertian lain, nilai sosial dapat pula disebut sebagai aktualisasi dari
kehendak masyarakat mengenai segala sesuatu yang dianggap benar dan baik. Yang
artinya, nilai itu tidak hanya kehendak masyarakat saja, tetapi juga harus dilakukan
sebagai suatu tindakan pantas dan tidak pantas oleh diri sendiri maupun orang lain.
Misalnya membantu teman yang lagi kesusahan adalah sesuatu yang pantas sedangkan
berkelahi adalah suatu yang tidak pantas untuk dilakukan. Jadi nilai sosial dimaknai
sebagai suatu ukuran dalam menetapkan apakah suatu hal itu baik atau buruk. Sedangkan
kalau dilihat lebih lanjut sesungguhnya nilai sosial dalam masyarakat bersumber pada
tiga hal yaitu dari Tuhan, masyarakat, dan individu.
1
Terdapat beberapa tokoh memberikan pengertian nilai sosial sebagai berikut :
1. Robert M. Z. Lawang
Menurut Robert M. Z. Lawang, pengertian nilai sosial adalah nilai adalah gambaran
mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, dan memengaruhi
perilaku orang yang memiliki nilai itu
2. Soerjono Soekonto
Menurut Soerjono Soekonto yang mendefinisikan pengertian nilai adalah sebagai
konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk.
3. Claudia Wood
Menurut Woods bahwa Nilai sosial adalah petunjuk-petunjuk umum yang telah
berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
sehari-hari
4. Koentjaraningrat
Menurut koentjaraningrat bahwa suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai
pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia
5. Kluckhohn
Kluckhohn menyatakan bahwa yang dimaksud dengan nilai bukanlah keinginan,
tetapi apa yang diinginkan. Artinya nilai bukan hanya diharapkan, tetapi diusahakan
sebagai suatu yang pantas dan benar bagi diri sendiri dan orang lain
6. Kimball Young
Young mengungkapkan bahwa Nilai sosial adalah asumsi-asumsi yang abstrak dan
sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting
B. Tolak Ukur
Perlu kita ketahui bersama bahwa setiap masyarakat memiliki pandanga berbeda-
beda tentang apa yang mereka anggap baik maupun buruk. Setiap masyarakat memiliki
penilaian yang berbeda-beda tentang sesuatu yang dianggap baik tentang perilaku, sikap,
cara, ataupun benda. Hal inilah yang menyebabkan setiap masyarakat mempunyai tolok
ukur nilai yang berbeda-beda pula. Karena perbedaan cara pandang masyarakat terhadap
nilailah akan memunculkan perbedaan nilai di setiap
masyarakat. Misalnya masyarakat di Rusi tidak
memperbolehkan senyuman kepada orang asing
sedangkan di Masyarakat Indonesia memberikan
senyuman kepada orang sudah hal biasa. Selain itu,
suatu nilai mampu dipertahankan apabila nilai
Sumber : Kompasiana.com tersebut mempunyai manfaat bagi kehidupan
masyarakat tersebut.
2
C. Jenis-Jenis Nilai Sosial
Nilai sosial tidak hanya pada satu hal dan berasal dari satu hal juga. Namun nilai
sosial juga memiliki beberapa jenis dan kemanfaatannya bagi masyarakat. Menurut Prof.
Dr. Notonegoro, secara umum nilai dapat dibedakan kedalam tiga macam, yaitu nilai
vital, material dan kerohanian.
1. Nilai material
Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi fisik
manusia. Dalam pengertian lain bahwa terdapat benda yang
bernilai (bermanfaat atau dibutuhkan) masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan jasmani dalam kehidupannya. Misalnya
Sumber : sehatq.com pena memiliki nilai atau bermanfaat bagi siswa. Hal ini karena
siswa membutuhkan pena untuk menulis dalam pembelajaran. Jadi, pena memiliki
nilai material karena dibutuhkan atau baik untuk seorang siswa.
2. Nilai vital
Nilai vital artinya segala sesuatu yang sangat penting dan
berguna untuk mengadakan kegiatan atau aktivitas. Sehingga
ketika sesuatu tersebut tidak ada bisa menghambat aktivitas.
Contohnya cangkul yang digunakan petani untuk
menggemburkan tanah di kebunnya dan pisau yang menjadi
Sumber : rmol.id alat kerja yang sangat penting bagi seorang juru masak.
Ketika benda tersebut tidak ada maka petani dan juru masak bisa saja tidak bisa
melanjutkan kegiatannya tersebut. Jadi benda yang memiliki nilai material bisa saja
berubah menjadi nilai vital ketika benda tersebut benar-benar sangat dibutuhkan
dalam kehidupannya karena hanya denganbenda tersebut manusia bisa melanjutkan
aktivitasnya.
3. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai ini
sangat berguna bagi ketenangan jiwa seseorang. Jika terdapat hambatan atau sesuatu
yang tidak baik menurut pemikiran dan hati seseorang akan terjadinya gangguan
pada pikiran dan mengganggu ketentraman hatinya. Berdasarkan sumbernya, nilai
kerohanian dapat dibagi lagi menjadi empat jenis yaitu:
a. Nilai kebenaran atau logika
Nilai ini bersumber dari akal manusia (cipta). Nilai ini berasal dari proses
berpikir yang teratur dengan menggunakan akal manusia (logika, rasio) dan
diikuti dengan fakta-fakta yang telah terjadi. Contohnya, jangan makan depan
pintu karena bisa mengganggu orang yang lewat. Artinya ketika ada seseorang
yang duduk depan pintu menjadikan kita tidak tenang atau terganggu. Selain itu
bisa kita ambil contoh lain ketika ada seseorang yang menyebarkan hoaks akan
mengganggu nilai kebenaran informasi yang kita terima dan bisa mengganggu
ketenangan orang lain.
3
b. Nilai keindahan atau estetika
Nilai keindahan bersumber dari unsur rasa manusia
(estetika). Nilai ini berhubungan dengan ekspresi
perasaan atau isi jiwa seseorang mengenai keindahan.
Nilai keindahan dapat dikatakan sebagai penilaian yang
akan diberikan pada karya seni, namun bukan hanya
terletak pada keindahannya saja melainkan ada banyak
aspek di dalamnya, seperti bentuk, tema, warna, motif,
dan eksperisinya. Contoh nilai keindahan yaitu lukisan
Sumber : hariannusantara.com pemandangan yang indah dapat dinikmati oleh orang
banyak. Keindahan lukisan pemandangan tersebut membuat tenang jiwa
seseorang sehingga lukisan ini memiliki nilai estetika dalam masyarakat.
c. Nilai moral atau kebaikan/etika
Nilai moral bersumber dari kehendak manusia atau hati
nurani (karsa). Nilai moral berhubungan dengan
keterampilan untuk menentukan perilaku terpuji dan
tercela atau nilai sosial yang berkaitan dengan kebaikan
dan keburukan. Nilai ini sering sekali dikaitkan dengan
Sumber : twitter.com/puspitafm kodrat manusia yang ingin hidup tenang dan nyaman
sehingga tindakan manusia harus sesuai dengan kehendak masyarakat.
Contohnya adalah tindakan seseorang yang lebih muda menundukkan badan
ketika berjalan ketika melewati orang yang lebih tua. Ini merupakan contoh
perilaku yang baik menurut pandangan masyarakat. Jadi, perilaku menundukkan
badan merupakan contoh tindakan yang memiliki nilai moral terpuji dalam
masyarakat.
d. Nilai religius
Nilai religius bersumber pada ke-Tuhanan. Nilai
ketuhanan yang tertinggi, yang sifatnya mutlak dan abadi.
Nilai religius ini merupakan bentuk peraturan hidup yang
wajib dilaksanakan oleh setiap manusia baik berupa
perintah, larangan, maupun ajaran yang bersumber dari
Sumber : rumah-yatim.org Tuhan. Semua perintah dan larangan meiliki konsekuensi
yaitu jika dilanggar akan mendapat siksa dan jika dikerjakan maka akan
mendapatkan imbalan surga dari Tuhan di akhirat nanti. Contohnya ialah
menyantuni anak yatim yang dianggap perintah dalam agama dan akan
mendapatkan pahala sedangkan memusuhi orang adalah perbuatan yang
melanggar aturan agama yang akan mendapatkan dosa dari Tuhannya.
4
4. Nilai dominan
Nilai dominan merupakan nilai yang dianggap
lebih penting dibandingkan nilai lainnya. Nilai ini
memiliki urgensi yang lebih dibandingkan nilai
lainnya sehingga nilai dominan akan lebih
diutamakan untuk dilakukan atau dimiliki daripada
nilai yang lain. Nilai dominan selalu berhadapan dengan nilai yang penting juga,
namun seseorang harus memilih mana yang lebih diprioritaskan karena sangat
mendesak/penting dibanding nilai penting lainnya juga. Untuk mengetahui dominan
atau tidaknya nilai tersebut maka terdapat beberapa tolak ukurnya yang didasarkan
pada hal-hal berikut:
a) Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut. Semakin banyak orang yang
mengakui dan melakukan nilai ini, maka semakin dominanlah nilai tersebut.
contoh: hampir setiap orang menginginkan adanya pembangunan daerah untuk
kesejahteraan masyarakat sekitar.
b) Lamanya nilai itu digunakan. Dikatakan sebagai nilai dominan karena nilai
tersebut sudah ada sejak lama sehingga masyarakat akan selalu memilih untuk
melaksanakan nilai tersebut daripada nilai yang baru muncun dihadapannya.
Contoh: Masyarakat yogyakarta akan selalu menghadiri tradisi sekaten untuk
memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW daripada menghadiri seminar
nasional yang diadakan pada hari yang sama.
c) Tinggi rendahnya usaha yang memberlakukan nilai tersebut. Nilai dominan
akan mempertimbangkan usaha seseorang untuk melaksanakan nilai tersebut.
Usaha sangat dibutuhkan karena nilai ini sangatlah penting sehingga
membutuhkan pertimbangan dan tenaga lebih demi mencapainya.
contoh: masyarakat akan berusaha lebih keras untuk mudik lebaran untuk
ketemu keluarga daripada bepergian hanya untuk wisata.
d) Prestise/kebanggaan orang-orang yang menggunakan nilai dalam
masyarakat. Dominan atau tidaknya suatu nilai juga dilihat dari kebanggan yang
didapatkan oleh masyarakat ketika mereka melaksanakannya. Ketika
masyarakat melaksanakannya akan mendapat suatu penghargaan khusus dari
masyarakat sekitarnya.
Contoh: masyarakat lebih membanggakan seseorang yang menguliahkan semua
anaknya hingga lulus sarjana dari kampus ternama daripada hanya sekedar
memiliki mobil semata.
5. Nilai yang mendarah daging
Nilai yang mendarah daging merupakan nilai yang telah menjadi kepribadian
dan kebiasaan pada diri seseorang. Biasanya nilai tersebut telah ada sejak seseorang
masih kecil. Ketika nilai ini tidak dilakukan maka seseorang akan merasa malu dan
merasa bersalah. Nilai ini juga dijalankan dengan tidak membutuhkan pertimbangan
panjang karena sudah menjadi kebiasaan di masyarakat. Contoh: ketika seorang
kepala rumahtangga tidak bisa menafkahi keluarganya merasa gagal dan malu
kepada masyarakat sekitarnya.
5
6. Menurut Kluckhohn
Semua nilai kebudayaan pada dasarnya mencakup:
a. Nilai mengenai hakikat hidup manusia
Nilai hakikat hidup ini memandang manusia adalah makhluk sosial yang
membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Pada hakikatnya manusia juga
akan selalu berupaya untuk mencapai kebaikan hingga ia harus berjuang untuk
mendapatkannya. Nilai-nilai ini memandang kehidupan manusia selayaknya
manusia yang membutuhkan banyak keperluan hidup dan untuk mendapatnya
harus saling tolong-menolong.
b. Nilai mengenai hakikat karya manusia
Nilai mengenai hakikat karya manusia merupakan nilai yang beranggapan
bahwa manusia akan selalu membuat karya untuk memperbaiki kehidupan
yang layak. Manusia akan dihargai dengan karya yang ia miliki, terlebih lagi
karya tersebut sangat membawa ke perubahan yang laus bagi kehidupan
masyarakat sekitarnya.
c. Nilai mnegenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
Nilai ini menganggap manusia hidup dalam dimensi ruang dan waktu.
Manusia yang mampu menggunakan waktu sebaik-baiknya akan mendapatkan
hasil yang ia harapkan. Manusia tidak terlepas dari masa lalu, sekarang dan
akan datang. Waktu lampau dijadikan patokan dalam melaksanakan kegiatan
untuk masa sekarang dan masa depan.
d. Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan alam
Nilai hakikat hubungan manusia dengan alam pada dasarkan nilai yang
beranggapan bahwa alam sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam harus
dijaga dan dilesatarikan. Ketiak alam dirusak maka akan terjadi bencana bagi
masyarakat sekitar. Masyarakat menganggap alam memiliki kekuatan yang
takterduga dan dahsyat. Manusia harus mampu menjaga keselarasan terhadap
alam.
e. Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan sesamanya
Masyarakat tidak hanya dianjurkan untuk menjaga keselarasan hidup dengan
alam namun harus mampu menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
Hubungan sesama manusia harus dijaga dengan baik karena semua aktivitas
kita akan berhadapan dengan manusia lainnya. Ketika kita tidak menjaga
hubungan tersebut maka kita akan mengalami kesulitan dalam membinta
bantuan ketika kita membutuhkannya. Jadi hubungan sesama manusia menjadi
penting untuk mencapai tujuan individu maupun bersama.
6
7. Menurut Walter G. Everett
Nilai dibagi menjadi lima bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Nilai-nilai ekonomi yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan sistem ekonomi.
Hal ini berarti nilai-nilai tersebut berhubungan dengan kebutuhan hidup
manusia baik masalah produksi, konsumsi, maupun konsumsi.
b. Nilai-nilai rekreasi yaitu nilai-nilai permainan pada waktu sengggang,
sehingga memberikan sumbangan untuk menyejahterakan kehidupan maupun
memberikan kesegaran jasmani dan rohani. Nilai ini penting bagi manusia untuk
menjaga ketenangan jiwa manusia.
c. Nilai-nilai perserikatan yaitu nilai-nilai yang meliputi berbagai bentuk
perserikatan manusia dan persahabatan kehidupan keluarga, sampai dengan
tingkat internasional. Nilai ini memandang bahwa kita hidup dalam kelompok-
kelompok yang harus dijaga untuk mempercepat suatau kegiatan.
d. Nilai-nilai kejasmanian yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan kebutuhan
jasmani seseorang. Pada dasarnya manusia sangat membutuhkan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan jasmaninya. Untuk mendapatkan kebutuhan tersebut
dibutuhkan usaha dan kerja yang gigih. Terkadang manusia akan berkerjasama
bahkan bersaing untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.
e. Nilai-nilai watak yaitu nilai yang meliputi semua tantangan, kesalahan pribadi
dan sosial termasuk keadilan, kesediaan menolong, kesukaan pada kebenaran,
dan kesediaan mengontrol diri.
D. Ciri-ciri Nilai Sosial
Setiap hal pasti memiliki ciri atau karakteristik untuk membedakan dengan lainnya.
Begitu pula dengan nilai sosial memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
1) Nilai merupakan hasil interaksi sosial antarwarga masyarakat bukan secara biologis
atau bawaan lahir. Nilai sosial terbentuk dan diterapkan melalui proses interaksi
antarmanusia yang terjadi secara intensif. Contoh: seseorang yang mampu
menghargai sahabatnya bukanlah ia ketahui sejak lahir namun ia pelajari dari
sosialisasinya dengan teman-teman sekolah atau sekitarnya.
2) Nilai terbentuk melalui proses belajar (sosialisasi). Contoh: Orang menundukkan
badan ketika lewat depan orang tua adalah hasil dari didikan orangtua tentang
tatakrama semenjak kecil.
3) Nilai alat pemuas kebutuhan sosial. Nilai sosial juga muncul karena adanya usaha
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Karena individu membutuhkan benda dalam
kehidupannya maka masyarakat memiliki kesepakatan bahwa benda tersebut memiliki
nilai tertentu untuk memuaskan kebutuhan individu. Selain itu muncul juga nilai
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
4) Nilai merupakan ukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sosial. Contohnya: tertibnya sebuah antrian menjadi ukuran bagaimana
seorang atau sekelompok masyarakat menghargai nilai antrian sekaligus merupakan
aturan yang harus diikuti.
7
5) Nilai berbeda-beda dan bervariasi disetiap masyarakat. Setiap masyarakat memiliki
perbedaan budaya sehingga memunculkan nilai yang berbeda pula. Contoh: di China
harus meninggalkan sisa ketika kita makan. Sebaliknya di indonesia, setiap makan
harus menghabiskan tanpa sisa.
6) Nilai memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat. Nilai sosial memiliki
pengaruh yang berbeda-beda setiap individu maupun masyarakat karena nilai sosial
akan membentuk kepribadian sesuai dengan nilai yang dijalankan masing-masing
individu. Pemahaman individu maupun masyarakat berbeda-beda dengan karakter
berbeda pula sehingga dampaknya juga akan berbeda disetiap individunya.
7) Nilai cenderung berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Nilai sosial lebih
cenderung saling berkaitan antar sesamanya karena nilai tidaklah jauh dengan
kebaikan atau kebutuhan bersama sehingga menciptakan nilai yang hampir sama dan
saling berkaitan.
E. Fungsi nilai sosial
Nilai sosial tidaklah hanya sekedar konsep
semata, namun nilai sosial memeiliki beberapa
fungsi yang berguna bagi kehidupan
bermasyarakat. Fungsi memiliki banyak manfaat
dalam kehidupan sehari-hari demi tercapainya
masyarakat yang hidup harmonis, tentram, dan
Sumber : parekampunginggris.com nyaman bagi penduduknya.
Nilai sosial memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1) Sebagai alat untuk menentukan harga atau kelas sosial seseorang dalam masyarakat.
Seseorang yang selalu menjalankan nilai sosial akan diberi penghargaan, baik
berupa material maupun imaterial.
2) Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-
nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai sosial akan mengarahkan masyarakat untuk
menjalankan nilai yang baik dan menghindari nilai yang buruk.
3) Dapat memotivasi dan memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan dirinya
dalam perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh peran-perannya dalam mencapai
tujuan.
4) Sebagai alat solodaritas atau pendorong masyarakat untuk saling bekerja sama untuk
mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri.
5) Pengawas, pembatas, pendorong, dan penekan individu untuk selalu berbuat baik.
8
2. NORMA SOSIAL
A. Pengertian Norma Sosial
Manusia tidak pernah lepas dari peraturan. Di mana
pun kita berada maka aturan akan ada untuk membatasi
perilaku manusia. Aturan yang berlaku dalam
masyarakat itulah yang dinamakan norma sosial. Jadi,
norma sosial dapat diartikan sebagai aturan dan
patokan perilaku manusia dalam sehari-hari. Norma
juga sering disebut sebagai peraturan sosial yang
Sumber : satujam.com menyangkut perilaku-perilaku yang pantas atau tidak
pantas dilakukan dalam kehidupan di masyarakat. Norma di sini merupakan wujud dan
alat untuk mencapai nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Selain itu, norma dijadikan
sebagai petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan
dalam kehidupan bermasyarakat. Norma sosial juga bersifat memaksa individu atau
suatu kelompok untuk bertindak sesuai dengan aturan sosial ada, sehingga dapat
dikatakan bahwa norma memaksa untuk bertindak dalam wujud perintah atau larangan.
Terdapat beberapa tokoh berpendapat tentang pengertian norma sosial sebagai
berikut:
1. Robert M.Z. Lawang
Norma yaitu suatu acuan dalam bertingkah laku sehingga memberikan
kemungkinan bagi seseorang untuk menentukan apakah tindakan yang dilakukannya
itu dinilai orang lain, di mana juga merupakan ciri bagi orang lain tersebut untuk
menolak atau bahkan mendukung tingkah lakunya.
2. Antony Giddens
Norma menurutnya ialah sebuah prinsip maupun aturan yang jelas, nyata atau
konkret yang harus diperhatikan oleh setiap masyarakat.
3. Soerjono Soekanto
Norma adalah sebuah perangkat di mana hal itu dibuat agar hubungan di
dalam suatu masyarakat dapat berjalan seperti yang diharapkan.
4. A. Nurdiaman
Norma ialah suatu bentuk tatanan hidup yang berisikan aturan-aturan dalam
bergaul di masyarakat.
5. Utrecht
Norma ialah segala himpunan petunjuk hidup yang mengatur berbagai tata
tertib dalam suatu masyarakat atau bangsa yang mana peraturan itu diharuskan untuk
ditaati oleh setiap masyarakat, jika melanggar maka akan adanya tindakan dari
pemerintah
9
B. Ciri-ciri norma sosial
Norma sosial tidaklah muncul begitu saja tanpa ada
alasan dan pertimbangan yang matang. Norma sosial
muncul berdasarkan kesepakatan bersama, selain itu
norma juga memiliki beberapa ciri khas. Berikut ciri-ciri
Sumber : id.wikipedia.org norma sosial :
Norma sosial memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
1) Umumnya tidak tertulis
Norma sosial merupakan aturan baik tertulis maupun tidak tertulis, namun norma
sosial lebih banyak yang tidak tertulis dibandingkan dengan tertulis. Norma tertulis
lebih cenderung terdapat pada norma hukum, sedangkan norma tidak tertulis
meliputi norma kesepanan, tata cara, norma kesusilaan, dan norma kebiasaan.
2) Hasil dari kesepakatan masyarakat
Norma sosial tidaklah ada begitu saja, namun norma tumbuh dan dibentuk oleh
masyarakat. Norma sosial tercipta atas dasar kesepakatan masyarakat demi
tercapainya ketentraman maupun ketertiban dalam kehidupan sehar-hari.
3) Warga masyarakat sebagai pendukung sangat menaatinya
Norma sosial pada hakikatnya diciptakan untuk mengatur kehidupan masyarakat,
maka bagi masyarakat yang menyepakati norma tersebut akan menjalankannya
dengan patuh dan penuh kesadaran. Begitu juga sebaliknya, bagi masyarakat yang
tidak mendukung akan melanggar norma sosial yang ada.
4) Apabila norma dilanggar maka yang melanggar norma harus menghadapi sanksi
Norma dapat berupa perintah dan larangan. Bagi yang menjalankan perintah sesuai
dengan noram yang berlaku akan mendapat penghargaan dari masyarakat. Bagi yang
tidak mentaati atau melanggar larangan norma yang ada maka ia akan mendapatkan
sanksi sesuai dengan norma yang telah ia langgar.
5) Norma sosial kadang-kadang bisa menyesuaikan perubahan sosial, sehingga norma
sosial bisa mengalami perubahan.
Kehidupan masyarakat selalu mengalami perubahan, maka nilai sosial pun akan
berubah. Dengan terjadinya perubahan pada nilai sosial maka norma sosial akan
menyesuaikan dengan nilai yang ada. Jadi norma sosial juga akan menyesuaikan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
10
C. Macam-macam norma sosial
Terdapat beberapa macam norma sosial, berikut macam-macam norma dalam
masyarakat:
a. Menurut resmi tidaknya norma, dibedakan menjadi:
1) Norma resmi (formal)
Norma formal adalah aturan atau potokan perilaku yang digagas oleh
pihak yang berwenang atau lembaga resmi dan diwajibkan dengan tegas kepada
semua anggota masyarakat untuk melaksanakanya. Norma ini bersifat memaksa
demi tercapainya tujuan bersama. Norma sosial formal biasanya tertulis baik
berbentuk perintah maupun larangan. Selain itu juga norma ini memiliki sanksi
yang tegas dan cenderung tertulis juga. Contoh: seluruh hukum yang tertulis dan
berlaku di lembaga-lembaga khusunya dan masyarakat indonesia pada umumnya.
2) Norma tidak resmi (nonformal)
Norma nonformal merupakan aturan yang dirumuskan berdasarkan
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma ini tidak diwajibkan namun
dianjurkan untuk dilakukan. Norma ini bersifat tidak memaksa dan tidak
tertulis. Meskipun demikian, masyarakat tetap menjalankannya dengan penuh
kesadaran. Contoh: aturan makan, minum, berpakaian.
b. Menurut kekuatan sanksinya, dibedakan menjadi:
1) Norma agama
Sumber : islami.co
Norma agama diayakini para pemeluknya bersumber dari Tuhan Yang Maha
Esa. Norma ini merupakan peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak
dapat diubah karena sudah menjadi ketetapan dari sang pencipta. Aturan
dalam agama mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya
(horizontal), manusia dengan penciptanya (vertikal), maupun hubungan
manusia dengan alam. Norma agama dapat berupa perintah dan larangan.
Penganutnya percaya bahwa ketika seseorang menjalankan perintah dan
menjauhi larangan-Nya maka akan mendapatkan pahala, sedangkan bagi yang
melanggarnya akan mendapatkan dosa.
Contoh: perintah untuk menyembah sang pencipta dan melarang berbohong.
Imbalan dan Sanksi Bagi yang taat akan masuk surga sedangkan yang tidak
taat akan masuk neraka.
11
2) Norma hukum (laws)
Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga negara
yang berwenang misalnya pemerintahan atau pejabat yang berwenang yang
memiliki sifat memaksa untuk melindungi kepentingan bersama. Norma
hukum dapat diartikan sebagai aturan-aturan atau cara-cara bersikap yang
disertai pembebanan suatu sanksi serta diberlakukan oleh pihak berwenang.
Aturan yang berlaku dalam norma hukum untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan serta kepentingan masyarakat demi tercapainya
ketertiban yang diinginkan bersama.
Contoh: wajib menaati aturan lalu lintas bagi pengendara motor/mobil.
Sanksi bagi pelanggar norma hukum bisa mendapatkan hukuman berupa
perdata/pidana penjara atau denda. Sanksi pada norma hukum sangat jelas dan
tegas.
3) Norma kesopanan
Norma kesopanan adalah ketentuan hidup yang bersumber dari
pergaulan masyarakat. Norma ini mengatur kehidupan masyarakat terutama
perihal adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik tata karma. Pada
dasarnya norma kesopanan berlandaskan pada kebiasaan, kepatutan, dan
kepantasan yang berlaku dalam masyarakat. Dalam pengertian lain, norma
kesopanan sering disebut sebagai norma sopan santun atau tata krama. Adab
pada sopan santun terwujud dalam percakapan, bagaimana si penutur dan
mitra tutur dalam pengucapan, sehingga norma kesopanan sering dikaitkan
dengan peraturan sosial yang mengarah pada amalan tingkah laku yang wajar
dalam pergaulan bermasyarakat.
Contoh: tidak membuang ludah sembarangan, tidak menyela pembicaraan
orang lain, berkata baik kepada siapa pun atau tidak berkata kasar.
Sanksi/Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan cemoohan,
celaan, tertawaan, kritikan, diasingkan dari pergaulan, sehingga menimbulkan
rasa malu, hina, bahkan ada mengakibatkan penderitaan batin dll.
4) Norma kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang
berasal dari bisikan batin atau hati nurani setiap
orang. Norma ini akan menghasilkan akhlak,
sehingga seseorang dapat membedakan hal-hal yang
dianggap baik dan yang dianggap buruk. Manusia
yang memiliki hati nurani tidak akan menyakiti
persaaan temannya apalagi orang tuanya. Sanksi
Sumber : ukhuwah.sch.id pada norma kesusilaan bersifat individual.
Contoh: Ketika kita melihat teman sakit, maka kita akan menjenguknya. Hati
nurani kita bergerak untuk belas kasihan kepada teman yang lagi mendapat
musibah tersebut. Sedangkan contoh dari pelanggaran norma ini seperti
berpelukan di tempat umum antara laki-laki dan perempuan yang bukan
mahramnya. Perbuatan ini sangat mencederai hati orang yang melihatnya.
12
Sanksi yang didapat bagi pelanggar norma ini bisa berupa pengucilan secara
fisik (diusir) ataupun batin (dijauhi), sehingga menimbulkan malu,
kegelisahan, dan penyesalan.
5) Norma mode (fashion)
Norma mode adalah norma yang berhubungan dengan cara dan gaya
dalam melakukan atau membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta
diikuti banyak orang. Norma ini tidak tertulis namun mengikat individu untuk
mengikuti mode atau fashion yang berlaku dan terbaru. Ketika seseorang tidak
mengikuti norma ini dianggap sebagai manusia ketinggalan jaman.
Contoh: mode pakaian, mode rambut, dll.
Sanksi bagi pelanggaran terhadap norma ini sangatlah kecil berupa cemoohan
saja, karena dianggap aneh dari yang lainnya.
c. Menurut daya pengikatnya, norma dibedakan menjadi empat.
1. Cara (usage) adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan oleh
individu-individu dalam suatu masyarakat. Norma
ini berdaya ikat sangat lemah dibandingkan
dengan norma lainnya. Hal ini disebabkan oleh
lemahnya sanksi yang diberikan bagi
pelanggarnya.
Sumber : health.detik.com
Sanksi yang diberikan pada pelanggar norma ini hanya sekedar celaan dari
individu yang diberhubungan dengannya atau cemoohan karena dianggap tidak
pantas dan tidak sopan.
Contoh: bersendawa depan orang setelah makan dianggap tidak sopan.
2. Kebiasaan atau kelaziman (folkways) ialah aturan yang daya pengikatnya
lebih kuat dari norma cara. Kebiasaan dapat diartikan sebagai bentuk perbuatan
yang sudah berulang-ulang dengan bentuk yang sama serta dilakukan dengan
sadar karena dianggap baik dan benar oleh masyarakat. Norma kebiasaan
mengatur tentang tindakan manusia agar selalu mengikuti kebiasaan yang
umumnya dilakukan masyarakat tanpa harus pikir panjang karena kebiasaan itu
dianggap benar di masyarakat setempat.
Contoh: kebiasaan seorang memberikan salam ketika masuk rumah atau
sekolah.
Sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma kebiasaan ini biasanya berupa
kritikan, cemoohan, bahkan dikucilkan dari masyarakat.
13
3. Tata kelakuan (mores) merupakan aturan yang telah diterima masyarakat atau
merupakan sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sikap-sikap hidup dari
sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan
pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
Contoh: melarang berbuat kriminal pada setiap anggota masyarakat dengan
disertai adanya sanksi agar masyarakat menjadi teratur dengan adanya larangan
tersebut.
Fungsi tata kelakuan adalah:
a. Memberi batasan-batasan pada perilaku individu dalam kelompok
masyarakat tertentu.
b. Mendorong seseorang agar sanggup menyesuaikan tindakan-tindakan dengan
tata kelakuan yang berlaku dalam kelompoknya.
c. Membentuk solidaritas atas anggota-anggota masyarakat dan sekaligus
memberikan perlindungan terhadap keutuhan dan kerja sama dalam
masyarakat tersebut.
4. Adat istiadat (custom) merupakan aturan yang memiliki sanksi keras terhadap
pelanggarnya, berupa diasingkan atau dikeluarkan dari kelompok melalui
pengadilan adat. Norma ini pada umumnya bersifat turun-temurun dari orang-
orang sebelumnya. Adat istiadat juga merupakan sekumpulan tata kelakuan
yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal karena diterapkan
berdasarkan adat atau kebiasaan kelompok tersebut.
Contoh : hukum adat istiadat yang ada di Suku Batak melarang pernikahan
sesama marga.
Sanksi atas pelanggaraan terhadap norma ini akan dikeluarkan dari
masyarakatnya.
3. FUNGSI NORMA SOSIAL
Norma serta nilai sosial dibentuk dan disepakati bersama. Tidak dapat dimungkiri
bahwa nilai dan norma dijadikan sebagai pelindung dari tindakan destruktif orang lain
terhadap diri. Nilai dan norma sosial memiliki peranan yang berarti bagi individu anggota
suatu masyarakat maupun masyarakat secara keseluruhan. Peran-peran tersebut antara lain:
a. Sebagai aturan atau pedoman tingkah laku dalam masyarakat
b. Sebagai sistem kontrol bagi Sikap dan Tindakan Manusia
c. Sebagai Pendorong Sikap dan Tindakan Manusia
d. Sebagai Benteng Perlindungan bagi Keberadaan Masyarakat
e. Sebagai Alat Pemersatu Anggota Masyarakat
f. Sebagai alat untuk menertibkan dan menstabilkan kehidupan sosial
g. Sebagai dasar untuk memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar norma
h. Sebagai alat untuk membantu masyarakat dalam mencapai tujuan bersama
14
4. PELANGGARAN NILAI DAN NORMA SOSIAL BESERTA SOLUSINYA
A. Pelanggaran Nilai dan Norma
Menurut Robert M.Z. Lawang, perilaku pelanggaran norma dibedakan menjadi
empat macam, yaitu:
1. Pelanggaran nilai dan norma yang dilihat dan dianggap sebagai kejahatan,
misalnya: pemukulan, pemerkosaan, penodongan, dan lain-lain.
2. Pelanggaran nilai dan norma yang berupa penyimpangan seksual, yaitu perzinahan,
homoseksualitas, dan pelacuran.
3. Bentuk-bentuk konsumsi yang sangat berlebihan, misalnya alkohol, candu, morfin,
dan lain-lain.
4. Gaya hidup yang lain dari yang lain, misalnya penjudi profesional, geng-geng, dan
lain-lain.
B. Solusi Pelanggaran Norma
Dalam Sosiologi, solusi tepat dalam menangani pelanggaran norma
menggunakan pengendalian sosial. Pengendalian sosial adalah cara dan proses
pengawasan yang direncanakan atau tidak direncanakan, guna mengajak, mendidik,
serta memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma sosial.
Berikut ini merupakan beberapa usaha agar masyarakat menaati aturan-aturan
yang ada, seperti:
a. Mempertebal keyakinan para anggota masyarakat akan kebaikan adat istiadat yang
ada
b. Memberi ganjaran kepada warga masyarakat yang biasa taat.
c. Mengembangkan rasa malu dalam jiwa masyarakat yang menyeleweng dari adat
istiadat.
d. Mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga masyarakat yang hendak
menyeleweng dari adat istiadat dengan berbagai ancaman dan kekuasaan.
15