Nama Sekolah KURIKULUM 2013
Kelas / Semester Bahan Ajar
Nama Guru
NIP : SMK N 1 SEPUTIH SURABAYA
: XI (Sebelas) / 1
: VICTOR AGUSTIAN BARCELO, S.Pd
: 19920809 202012 1 008
PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Nama Sekolah : SMK N 1 SEPUTIH SURABAYA
Teknologi dan Rekayasa
Bidang Keahlian : Teknik Otomotif
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Program Keahlian : Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Sistem Pengapian Konvensional
Kompetensi Keahlian : XI / I
2022/2023
Mata Pelajaran :
Materi :
Kelas / Semester :
Tahun Pelajaran :
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi dan melihat tayangan video pembelajaran cara perawatan sistem
pengapian konvensional, peserta didik diharapkan mampu menelaah cara perawatan
sistem starter dengan benar
2. Melalui diskusi kelompok dan menggali informasi, peserta didik diharapkan dapat
menguraikan cara perawatan sistem pengapian konvensional sesuai SOP dengan benar
3. Melalui diskusi kelompok dan praktik, peserta didik diharapkan mampu mengintegrasikan
cara perawatan sistem pengapian konvensional sesuai dengan standar operasional
prosedur dengan benar
B. Uraian Materi
1. Latar Belakang.
Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang
tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Sistem pengapian
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangkitan tenaga (daya) yang dihasilkan
oleh suatu mesin bensin. Apabila sistem pengapian tidak bekerja dengan baik dan tepat,
maka kelancaran proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar
akan terganggu sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin berkurang.
Gambar 2.1 Sistem Pengapian Konvensional
2. Klasifikasi Sistem Pengapian.
Menurut sumber tegangannya, sistem pengapian dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
sistem pengapian baterai (DC) dan system pengapian magnet (AC). Adapun dalam
perkembangannya sistem pengapian berkembang menjadi dua sistem, yaitu :
a) Sistem Pengapian Konvensional (Platina)
b) Sistem Pengapian Elektronik (CDI)
Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan kita bahas mengenai sistem pengapian
konvensional, yaitu :
1) Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC).
2) Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC).
3. Komponen Sistem Pengapian Konvensional
Komponen-komponen dari system pengapian konvensional yaitu:
a) Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh sistem
pengapian. Sumber tegangan system pengapian dibedakan menjadi dua menurut jenis
tegangan yang digunakan, yaitu :
✓ Sumber tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator (Kumparan Pembangkit
dan Magnet), berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran
mesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik (AC).
Gambar 2.2. Alternator
✓ Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yang didukung oleh sistem
pengisian (Kumparan Pengisian, Magnet dan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai
penyedia tegangan DC yang diperlukan oleh sistem pengisian.
Gambar 2.3. Baterai.
b) Fuse/Sekring
Fungsi : untuk mencegah terjadinya hubungan singkat agar tidak langasung sampai ke
komponen kompnen kelistrikan khususnya sekring yang ada di komponen komponen system
pengapian konvensional.
Gambar 2.4. Fuse
c) Kunci Kontak (Ignition Switch), berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan
memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda
motor. Menurut fungsi dan cara kerjanya, kunci kontak dibedakan menjadi dua, yaitu :
✓ Kunci kontak untuk pengapian AC (pengendali massa).
Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan tegangan dari sumber tegangan
(alternator) yang dibutuhkan oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E
kunci kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. Di sisi lain, pada posisi
OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskanhubungan tegangan (+) baterai (terminal
BAT dan BAT 1) sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan. Pada
posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG dan E, sehingga tegangan
yang dihasilkan oleh alternator diteruskan ke sistem pengapian. Sistem pengapian dapat
dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1 terhubung sehingga
seluruh sistem kelistrikan dapat dioperasikan.
Gambar 2.5. Kunci Kontak Pengapian.
✓ Kunci kontak untuk pengapian DC (pengendali positif). Pada posisi ON, kunci
kontak menghubungkan tegangan (+) baterai ke seluruh sistem kelistrikan (termasuk
system pengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan yang ada. Pada
posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan kelistrikan dari sumber
tegangan (terminal (+) baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan,
sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.
Gambar 2.6. Kunci Kontak Pengapian DC.
d) Kumparan Pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima
dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk
pengapian.Dalam kumparan pengapian terdapat kumparan primer dankumparan sekunder
yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan platbesi tipis. Diameter kawat pada kumparan
primer 0,6 – 0,9 mm, dengan jumlah lilitan 200 – 400 kali, sedangkan diameter kawat pada
kumparan sekunder 0,05 – 0,08 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 2000 – 15.000 kali.
Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dan sekunder tersebut, dengan
cara mengalirkan arus listrik secara terputus-putus pada kumparan primer (sehingga pada
kumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba), maka kumparan sekunder akan
terinduksi sehingga timbul induksi tegangan tinggi sebesar 10.000 volt
Gambar 2.7. Ignition Coil.
Untuk dapat mempertinggi tegangan listrik tersebut pada ignition coil terdapat 2
kumparan-kumparan yaitu:
✓ Kumparan Primer
Pada kumparan primer timbul induksi sendiri dengan tegangan 300-400v.arus ini
kemudian mengalir dan di simpan untuk sementara dalam kondensor.apabila penutup
arus menutup kembali maka muatan listrik yang ada dalam kondensor tersebut diatas
akan mengalir ke rangkaian arus primer segera menjadi penuh. Demikian pemutus
arus dibuka kembali maka arus induksi yang terjadi pada kumparan sekunder cukup
besar.
- Menciptakan medan magnet.
- Penampang kawat besar.
- Jumlah gulungan sedikit + 30 cm.
✓ Komponen Skunder.
Pada kumparan sekunder timbul arus induksi dengan tegangan 10.000 – 20.000 volt.
Pada motor selinder satu atau dua arus mengalir ke busi. Sedangkan pada motor
selinder banyak arus mengalir ke busi lewat pembagi arus sesuai dengan piring order.
- Merubah induksi menjadi tegangan tinggi penampang kawat kecil.
- Penompang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak + 30 cm
Adapun Jenis dari igniton coil yaitu
✓ Ignition Coil Dengan Resistor
Pada ignition coil yang di lengkapi resistor mempunyai sebuah resistor yang di
hubungkan seri dengan kumparan primer pada coil. Ada dua tipe resistor yaitu:
- External resistor type
- Integrated resistor type
✓ Ignition Coil Tanpa Resistor.
a. Distributor.
Distributor berfungsi untuk membagikan loncatan bunga api ke setiap kabel kabel
busiSesuai piring order
Distributor cup
Rotor
Breaker points Damper spring
Governor spring Breaker plate
Condenser
Vacuum advancer
Gevernor Weight Ball bearing
Distributor shaft
Gambar 2.8. Distributor
Bagian / Komponen Distributor
✓ Platina (bagian kontak pemutus )
Bagian kontak pemutus (platina)
Fungsi : untuk memutus dan menyambung arus yang mengalir ke kumparan primer agar
terjadi tegangan induksi pada kumparan skunder.
Alur Penyetel Kontak Lepas
Kontak Tetap Lengan Kontak Pemutus
Kabel
Pegas Ebonite
Sekerup Pengikat
Cam DistGribaumtobr ar 2.9. Platina (Cantact BSreekaerkueprP)engikat
Condenser berfungsi untuk menyerap/meredam loncatan bunga api pada kontak platina
yang terjadi pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuan untuk mempercepat
pemutusan arus primer sehingga meningkatkan tegangan pada kumparan pengapian sekunder.
Gambar 2.10. Condenser.
- Gangguan Kondensor
Kondensor relatif murah, dan karena kondensor sering menjadi penyebab rusaknya
kontak poin, mekanik biasanya mengambil lasngkah yang praktis dengan cara
memasang kondensor yang baru apabila mereka mengganti kontak poin.
Bagaimanapun juga, bila dilakukan diagnosa pada system pengapian, sering
diperlukan menguji kondensor untuk menentukan penyebab gangguan. Empat
pengujian dasar yang dilakukan pada kondensor adalah:
• Kondensor mangalami hubungan singkat.
• Kebocoran atau resistansi insulatornya rendah
• Resistansi hubungan seri yang tinggi.
• Kapasitas dalam microfarad.
Kondensor mengalami hubungan singkat.
Kondensor mengalami hubungan singkat disebabkan oleh rusaknya insulator di antara
pelat-pelat kondensor. Kondensor yang mengalami hubungan singkat tidak akan
mampu menyimpan muatannya dan mencegah kondensor berkerja.
- Kebocoran.
Kondensor yang bocor disebabkan oleh resistansi insulator yang rendah. Kondensor
tidak mampu menyimpan muatan listrik pada waktu tertentu karena resistansi
insulator yang rendah memungkinkan terjadi kebocoran dari satu pelat ke pelat yang
lain.
- Resistansi tinggi.
Resistansi seri ysng tinggi bisanya disebabkan oleh kerusakan kabel kondensor atau
sambungan kondensor yang jelek.
- Kapasitas.
Kapasitas kondensor ditentukan oleh luasnya permukaan pelat-pelat, jarak antar pelat,
bahan insulator yang digunakan dan bahan-bahan yang diperkaya.
✓ Bagian Pemaju Saat Pengapian.
- Governor Advancer
Fungsi : memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya peranan putaran mesin.
Screw
Cam Governor Spring
Spring Support Pin Cam Plate
Fly Weight
Guide Pin weight support pin
Distributor Shaft
Gambar 2.11. Governor Advancer
Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine naik,
distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat
yang mempunyai titik tumpu di bagaian bawah distributor. Kedua pemberat ini
ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu distributor. Jika
kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya
sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan kontak poin.
Gambar 2.12. Mekanisme Pemaju Pengapian jenis Sentrifugal.
Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak ke
arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan
perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat
dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian.
- Vacum Advancer.
Fungsi: memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin saat beban
rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karna otomisasi campuran
sedikit, campuran kurus. Oleh sebab itu pembakaran menjadi lama agar mendapatkan
tekanan pembakaran maksimum terjadi sesudah TMA, saat pengapian harus
dimajukan.
Gambar 2.13. Vacum Advancer.
Keterangan
▪ Pelat dudukan platina
▪ Rod
▪ Diafragma
▪ Pegas
▪ Selang untuk vacuum
▪ Langkah
▪ Advance port
▪ Throtol valve
Cara Kerja Vacuum Advancer
Vacum advancer belum bekerja kevacuman pada lntake manifold masih
rendah sehingga diafragma belum bekerja.
Gambar 2.14. Cara Kerja Vacum Advacer.
Vacum advancer sedang bekerja kevacuman pada lntake manifold tinggi sehingga
diafragma terisap dan rod(tuas) tertarik akibat dudukan platina ikut bergerak dan pembukaan
dipercepat.
✓ Busi.
Fungsi : meloncatkan bunga api listrik melalui elektroda.
Gambar 2.15. Busi.
Keterangan :
▪ Isolator
▪ Isolator
▪ Cicin perapat
▪ Cicin pemanas
▪ Penghantar
▪ Rongga pemanas
▪ Terminal
▪ Baut sambungan
▪ Rumah busi
▪ Elektroda pusat (+)
▪ Celah elektroda (-)
▪ Elektroda massa (-)
-Nilai panas
Nilai panas busi adalah Suatu index yang dimajukan jumlahnya panas yang dapat di
pindahkan oleh busi. Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung
pada bentuk kaki isolator. Nilai panas busi harus sesuai dengan kondisi operasi
CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
1. Cara Kerja Sistem Pengapian
a. Saat Platina Menutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit,
melalui kontak poin ke massa.
Gambar 3.1. Cara Kerja Pengapian Poin-Poin Tertutup.
b. Saat Platina terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer
terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi
(4000 – 30.000 volt) pada lilitan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’
arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. Siklus
keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine.
Gambar 3.2. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka.
c. Pengosongan Kondensor.
Tengangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor sekarang akan mendorong balik arua
listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap mengalami
kolap lebih cepat yang akan menghasilkan percikan bunga api sekunder yang lebih besar.
Gaya medan magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan arah yang berlawanan.
Gambar 3.3. Pengosongan Kondensor.
d. Pengisian dan Pengosongan.
Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan arus pada lilitan sekunder, gerak
gaya listrik balik dihasilkan pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan
keluar pada kondensor melalui lilitan samapi energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek
osilasi.
Gambar 3.4. Pengosongan dan Pengisian.
e. Hal-Hal Yang Menentukan Diperlukannya Tegangan Tinggi
Tegangan pada lilitan sekunder meningkat sampai tegangan pada busi cukup kuat untuk
meloncat (ionisasi) pada celah yang ada sehingga percikan bunga api terjadi pada celah busi, dan
sebagian tenaga sekunder ini muncul dalam bentuk busur api yang akan membakar campuran
udara/bahan bakar.
Tegangan yang diperlukan untuk menimbulkan percikan bunga api pada busi tergantung pada banyak
hal seperti:
1) Tekanan kompresi engine.
2) Putaran engine.
3) Perbandingan campuran bahan bakar.
4) Temperatur busi.
5) Celah busi.
Catatan:
Ionisasi – Tegangan yang sangat tinggi akan menyebabkan elektron pada suatu substansi bertahanan
tinggi bergerak bebas. Substansi ini yang kemudian disebut ‘konduktif’. Tegangan yang sebenarnya yang
dihasilkan system sekunder ditentukan oleh kebutuhan busi.
Busi yang telah dipakai bisa jadi memerlukan sebanyak 5.000 volt dan lebih tinggi lagi pada busi yang
baru, berkaitan dengan penambahan celah busi dan perubahan bentuk elektroda tengah yang terjadi
akibat pemakaian. Penyetelan kembali celah busi akan menurunkan kebutuhan tegangan kira-kira sama
dengan busi baru, selama busi tidak mengalami kerusakan. Kebutuhan tegangan maksimum terjadi pada
saat melakukan percepatan dari putaran rendah sampai 20.000 volt.Tegangan lebih rendah diperlukan
saat kecepatan konstan (kecepatan jelajah)
Lebih banyak tenaga diperlukan maka tegangan akan naik pada batas yang diperlukan untuk
melakukan ionisasi pada celah busi.Tegangan pada putaran langsam adalah rendah 5.000 – 8.000
volt.Kondisi engine ‘tidak ada pembakaran’ pertama terjadi pada putaran rendah, kondisi percepatan
yang berat. Tegangan yang dibutuhkan akan melebihi tegangan maksimum yang diijinkan.
Tegangan yang diperlukan 50.000 volt, yang tersedia 40.000 volt, maka tidak akan terjadi pembakaran.
• Lamanya Percikan
Lamanya percikan pembakaran, atau panjangnya waktu loncatan bunga api listrik, menjadi sangat
penting yang hubungannya dengan pengendalian gas buang.
Campuran kurus perlu untuk mendapatkan tingkat emisi gas buang yang rendah. Bagaimanapun
juga dengan campuran kurus, jika lamanya waktu pembakaran tidak cukup, campuran tidak akan
terbakar dengan baik. Lamanya waktu pembakaran harus berada antara 0,8 – 2 millidetik dengan arus
antara 100 – 150 milliamper untuk mendapatkan pembakaran yang baik.
f. Energi – Energi Pembakaran dan Putaran Engine
Hasil penelitian menunjukkan pembakaran campuran udara/bahan bakar dan demikian juga dengan
unjuk kerja engine dapat dipengaruhi oleh jenis busi, saat pembakaran dan energi pembakaran.
Catatan:
Diperlukan kira-kira 0,2 millijoule (mJ) pada setiap pembakaran untuk membakar campuran
udara/bahan bakar dengan percikan bunga api. Campuran kurus dan gemuk memerlukan lebih dari 3
mJ.
Energi yang terdapat pada percikan bunga api tergantung pada energi yang tersimpan pada coil
primer selama masa dwell (kontak poin dalam keadaan menutup), dan pada coil, semakin tinggi arus
primer semakin tinggi pula tenaga keluarannya. Mungkin terjadi percikan dengan energi rendah dan hal
ini tidak akan menghasilkan pembakaran.
Jika energi pembakaran yang tersedia tidak mencukupi, pembakaran tidak terjadi; campuran tidak
dapat dibakar dan akan terjadi kegagalan pembakaran. Inilah sebabnya mengapa energi pembakaran
yang cukup harus disediakan untuk menjamin bahwa, bahkan dalam kondisi eksternal yang paling buruk,
campuran udara/bahan bakar selalu terbakar. Hal ini mencukupi untuk membakar sedikit uap gas yang
mudah terbakar dan kemudian gas yang telah terbakar ini akan membakar seluruh campuran di dalam
silinder, dengan demikian menghasilkan pembakaran bahan bakar.
Sistem pengapian modern sementara menghasilkan tegangan yang lebih tinggi, adalah lebih penting
menghasilkan percikan bunga api dengan lebih banyak energi dalam bentuk yang lebih sederhana (nyala
yang lebih besar).
Kebutuhan untuk menghasilkan energi yang besar maka arus pada lilitan primer adalah 7 – 8 amper.
(Sistem Pengapian Energi Tinggi)
g. Saat Pengapian
Tegangan sekunder harus diteruskan pada seluruh kondisi kerja engine sehinga engine dapat
menghasilkan tenaga maksimum.
Untuk mendapatkan tenaga engine maksimum, pembakaran harus dilakukan sebelum piston
mencapai titik mati atas (TMA) pada saat langkah kompresi. Campuran bahan bakar akan disulut, mulai
terbakar dan akan mencapai tekanan pembakaran maksimum setelah piston melampaui TMA. Piston
kemudian akan ditekan ke bagian bawah silinder dengan tenaga penuh hasil pembakaran.
h. Pembakaran Normal
Pada saat piston bergerak ke atas pada langkah kompresi, percikan bunga api terjadi pada
saat yang tepat untuk membakar campuran dan meneruskan proses pembakaran.
Gambar 3.6. Langkah Kompresi.
✓ Pembakaran dimulai
Piston masih bergerak ke atas, campuran sedang terbakar dengan ‘nyala depan’ dengan stabil
merambat ke seluruh ruang bakar.
Gambar 3.7. Pembakaran Dimulai.
✓ Pembakaran Selesai
Piston bergerak melampaui TMA dan pada kira-kira 10 derajat perputaran poros engkol setelah
TMA, dihasilkan tekanan pembakaran maksimum. Ini mendorong piston bergerak ke bawah
pada saat langkah usaha.
Gambar 3.8. Pembakaran Selesai.
Catatan:
Pembakaran campuran bahan bakar ini terjadi dalam waktu yang dapat diukur – proses
pembakaran ini tidak terjadi seketika.
✓ Pengendali Waktu Pengapian Centrifugal
Penyalaan dimajukan (yaitu dilakukan lebih cepat) secara otomatis sesuai peningkatan putaran
engine dan diperlambat secara otomatis apabila putaran engine turun.
i. Pengendali Waktu pengapian Vacuum.
Saat pengapian diubah tergantung pada beban engine dilakukan dengan cara merubah
kecepatan pembakaran.
- Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, campuran akan terbakar dengan cepat saat
proses pembakaran.
- Jika campuran miskin akan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar dengan
rentang yang lebih lambat.
Pengaturan saat pengapian untuk engine pembakaran dalam adalah hal yang sangat penting
untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dan batas emisi gas buang yang ditentukan oleh
perancang. Adalah penting bagi orang yang terlibat dalam perawatan engine untuk menyadari
pentingnya saat pengapian dan pengendalian emisi.
Pemajuan yang berlebihan dapat menyebabkan:
- Detonasi
- Overheating
- Kehilangan tenaga (loss of power)
- Peningkatan emisi
- Kerusakan komponen mekanik yang parah termasuk terbakarnya piston, kerusakan
ring, kerusakan bantalan dan kerusakan katup-katup.
Mengatur agar pembakaran terlambat menyebabkan:
- Kehilangan tenaga (loss of power)
- Peningkatan emisi
- Boros bahan bakar
- Overheating
j. Pembakaran Awal (Pre-Ignition)
Pembakaran awal sesuai dengan nama yang diberikan adalah pembakaran yang terjadi
sebelum waktunya. Ada dua penyebab utama yang menimbulkan pembakaran awal.
✓ Penyetelan saat pengapian dibuat lebih awal
Pembakaran terjadi dan tekanan pembakaran maksimum dicapai sebelum piston mencapai titik
mati atas (TMA). Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston mundur kebelakang dengan
arah yang berlawanan.
k. Pengendali Waktu Pengapian Centrifugal
Penyalaan dimajukan (yaitu dilakukan lebih cepat) secara otomatis sesuai peningkatan
putaran engine dan diperlambat secara otomatis apabila putaran engine turun.
l. Pengendali Waktu pengapian Vacuum.
Saat pengapian diubah tergantung pada beban engine dilakukan dengan cara merubah
kecepatan pembakaran.
- Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, campuran akan terbakar dengan cepat saat
proses pembakaran.
- Jika campuran miskin akan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar dengan rentang
yang lebih lambat.
Pengaturan saat pengapian untuk engine pembakaran dalam adalah hal yang sangat penting
untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dan batas emisi gas buang yang ditentukan oleh
perancang. Adalah penting bagi orang yang terlibat dalam perawatan engine untuk menyadari
pentingnya saat pengapian dan pengendalian emisi.Pemajuan yang berlebihan dapat
menyebabkan:
- Detonasi
- Overheating
- Kehilangan tenaga (loss of power)
- Peningkatan emisi
- Kerusakan komponen mekanik yang parah termasuk terbakarnya piston, kerusakan ring,
kerusakan bantalan dan kerusakan katup-katup.
Mengatur agar pembakaran terlambat menyebabkan:
- Kehilangan tenaga (loss of power)
- Peningkatan emisi
- Boros bahan bakar
- Overheating
m. Pembakaran Awal (Pre-Ignition)
Pembakaran awal sesuai dengan nama yang diberikan adalah pembakaran yang terjadi
sebelum waktunya. Ada dua penyebab utama yang menimbulkan pembakaran awal.
✓ Penyetelan Saat Pengapian Dibuat Lebih Awal
Pembakaran terjadi dan tekanan pembakaran maksimum dicapai sebelum piston mencapai titik
mati atas (TMA). Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston mundur kebelakang dengan
arah yang berlawanan.
Gambar 3.9. Penyetelan Saat Pengapian Dibuat Lebih Awal.
Sebuah titik panas (arang yang membara) di dalam silinder membakar campuran bahan bakar
sebelum percikan bunga api terjadi. Tekanan pembakaran maksimum terjadi sebelum piston
mencapai TMA. Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston mundur dengan arah yang
berlawanan.
Gambar 3.10. Pembakaran Awal Akibat Titik Panas Membakar Campuran
Bahan Bakar.
n. Detonasi
Detonasi terjadi apabila temperatur di dalam ruang pembakaran berlebihan. Busi membakar
campuran secara normal. Secara tiba-tiba setelah pembakaran pertama, campuran dibakar oleh
titik panas pada sisi lain ruang bakar.
Terjadi pertemuan dua hasil pembakaran. Campuran terbakar pada rentang peledakan (bukan
pembakaran normal). Dalam hal ini piston mendapatkan tekanan pukulan/hentakan.
Gambar 3.11. Detonasi Disebabkan Pertemuan Dua Pembakaran.
o. Engine Terus Hidup (Running On)
Engine terus hidup (dengan getaran yang tinggi) berarti engine tidak mau mati walaupun
kunci kontak telah diputus.
Penyebab:
1. Saat sistem pengapian terlalu maju (retarded) akan menyebabkan engine overheat. Pada
saat kunci kontak diputus sejumlah campuran udara/bahan bakar masih terus memasuki
ruang bakar dan ini akan dibakar oleh titik panas yang terdapat pada ruang pembakaran,
dan engine akan terus hidup.
2. Putaran langsam engine modern adalah sangat tinggi, karburator dilengkapi dengan
mekanisme untuk menghentikan campuran bahan bakar memasuki engine saat dimatikan.
Penyetelan karburator yang tidak tepat dapat menyebabkan bahan bakar memasuki
engine. Pembakaran akibat temperatur tekanan kompresi yang tinggi dan bahan bakar
akan menyebabkan engine tetap hidup.
3. Campuran udara/bahan bakar yang terlalu kaya atau terlalu kurus akan menyebabkan
engine terlalu panas, saat kunci kontak dimatikan bahan bakar masuk ke dalam engine
dan menyebabkan engine tetap hidup.
PEMERIKSAAN SISTEM PENGAPIAN
1. PEMERIKSAAN AWAL
A. Pemeriksaan bunga api busi
• Pasang timing light pada mesin
• Hidupkan mesin
• Periksa Keadaan bunga api dengan menggunakan lampu waktu.
B. Konektor (socket)
1) Baterai
• Putar kunci kontak pada posisi ON
• Lepas kabel tegangan baterai
• Periksa tegangan baterai
o dengan menggunakan volt meter, hubungkan kaki positif tester dengan terminal positif
dari resistordan kaki negative pada massa.
Tegangan : ± 12 volt
Gambar 4.1. Pemeriksaan Baterai.
2. PEMERIKSAAN LANJUTAN
a. Kabel Tegangan Tinggi
1) Jangan membengkokan kabel karena akan merusak penghantar.
Gambar 4.2. Kabel Tegangan Tinggi.
2) Periksa keadaan terminal kabel, jika kotor bersihkan, jika patah ganti.
Gambar 4.3. Terminal Kabel.
3) Periksa tahanan kabel, (- 25 k ohm/ kabel)
Gambar 4.4. Pemeriksaan Tahanan Kabel.
b. Pemeriksaan Busi
Periksa kemungkinan terdapat hal-hal berikut :
➢ Retak atau cacat pada ulir atau isolator
➢ Gasket cacat atau buruk
➢ Elektroda aus
➢ Elektroda cacat atau terbakar, terdapat sisa karbon
Gambar 4.5. Pemeriksaan Busi.
Tabel 1. Kondisi Busi.
Warna dan kondisi Elektroda Kondisi engine yang dapat diindikasi
Bersih, kekuning-kuningan, coklat atau Kondisi baik, tingkat panas stekernya
putih kusam pas
Lapisan permukaan melepuh Campuran bahan bakar terlalu encer;
steker tidak terpasang dengan tepat;
katup-katup engine bocor
Elektroda-elektroda dan permukaan Stekernya macet; silinder-silindernya,
steker kotor oleh oli kendali katup dan piston-pistonya aus
Elektroda-elektroda dan permukaan Campuran bahan bakar terlalu pekat,
steker tercemar/kotor oleh jelaga celah terlalu lebar diantara elektroda-
elektrod busi, tingkat panas stekernya
tidak tepat
1) Periksa celah busi dengan menggunakkan alat pengukur celah busi.
Celah busi : 0,8 mm.
Gambar 4.6. Pemeriksaan Celah Busi.
c. Coil Pengapian
1) Periksa tahanan dari resistor menggunakan ohm meter tahanan
• Dengan kunci kontak 1,1-1,3 Ω
• Tanpa kunci kontak 1,3 – 1,5 Ω
Gambar 4.7. Pemeriksaan Koil.
2) Periksa tahanan coil menggunakan ohm meter.
• Tahanan coil primer : antara terminal positif dengan negative. Dengan kunci kontak 1,3 –
1,7 Ω,tanpa kunci kontak 1,2 - 1,5 Ω.
• Tahanan coil sekunder : antara terminal positif dengan terminal tegangan tinggi. Tahanan :-
dengan kunci kontak 10 – 15 KΩ, tanpa kunci kontak 8 – 12 KΩ.
3) Periksa tahanan isolasi antara terminal positif dan body coil menggunakan ohm meter :
tahanan tak terhingga.
Gambar 4.8. Pemeriksaan Tahanan Isolasi.
d. Distributor
1) Periksa governor.
Putar rotor berlawanan dengan jarum jam lalu di lepas, rotor harus kembali dengan halus ke
posisi semula.
Gambar 4.9. Pemeriksaan Governor.
➢ Periksa celah blok karet
Celah blok karet: 0,42 mm
Gambar 4.10. Pemeriksaan Celah Blok Karet.
2) Membongkar komponen distributor
Membongkar suku cadang menurut urutan seperti pada gambar.
Gambar 4.11. Komponen Distributor.
3) Pemeriksaan dan perbaikan
➢ Tutup distributor
Periksa kemungkinan terdapat keretakan, sisa -sisa karbon, terbakar atau terminal berkarat.juga
periksa tempat persinggungan bagian tengahkemungkinan aus.
Gambar 4.12. Tutup Distributor.
➢ Rotor
Periksa kemungkingan retak terdapat sisa sisa karbon, terbakar atau terminal berkarat.
Gambar 4.13. Pemeriksaan Rotor.
➢ Breaker plate
Periksa breaker plate apakah berputar dengan halus.
Gambar 4.14. Pemeriksaan Plate.
➢ Pemberat governor dan pen
Periksa bagian fitting dari pemberat governor weihgtbeserta pen kemungkinan bengkok
.
Gambar 4.15. Pemeriksaan Pemberat Governor.
➢ Membran vacum advancer
Membran harus bergerak apabila dihisap melalui lubang
Gambar 4.16. Pemeriksaan Vacum.
➢ Cam poros
Periksa poros (cam) kemungkinan aus, serta periksa keadaan hubungan antara kam dan poros
Gambar 4.17. Cam Poros.
➢ Poros governor dan rumah
Periksa celah aksial poros celah aksial : 0,15 - 0,50mm
Gambar 4.18.Pemeriksaan Governor dan Rumah.
- Lepaskan roda gigi dan pen gerinda uung pen dan keluarkan pen roda gigi
Gambar 4.19. Melepas Roda Gigi dan Pen.
- Periksa poros governor kemungkinan aus atau cacat
Gambar 4.20. Pemeriksaan Poros Governor.
- Periksa bos rumah dan ring kemungkinan aus berubah bentuk atau cacat.
Gambar 4.21. Pemeriksaan Bos Rumah.
- Masukan waser ke dalam poros governor dan plate.
Stel celah hingga harga standart dengan memberi variasi jumlah waser 2, 4, dan 5 diatas.
Gambar 4.22. Memasukkan Waser.
➢ Rakit waser dan roda gigi menurut urutan seperti pada gambar dan periksa celah aksial.
Gambar 4.23. Perakitan Waser.
➢ Pres pen menggunakan ragum.
Gambar 4.24. Pres Pen.
Rakitlah semua komponen distributor yang telah diperiksa dan diperbaiki sesuai kebalikan
urutan langkah pembongkaran.
4. PEMASANGAN DAN PENYETELAN DISTRIBUTOR PADA MESIN
Stel puli poros engkol pada waktu pengapian silinder 1 ( 8' STMA)
Gambar 4.25. Penyetelan Puli.
Luruskan garis tengah slot diujung atas poros pompa oli dengan poros pompa oli dengan tanda
(lubang oli) dibagian atas pompa.
Gambar 4.26. Slot.
Posisikan rotor distributor menghadap bagian kanan pipa sumbat no. 3 lalu masukkan rumah
distributor.
Gambar 4.27. Posisi Distributor.
Pada waktu rumah dimasukkan rotor harus berada dekat pertengahan pipa sumbat no. 2.
Gambar 4.28. cara Memasukkan Rotor.
Putar swit kotak pada posisi ON jangan memutar motor starter.
Gambar 4.28. Kunci Kontak.
Putar body distributor berlawanan dengan jarum jam sampai timbul bunga api kemudian
kencangkan baut klem pada posisi ini.
Gambar 4.29. Memutar Distributor
Periksa waktu pengapian pada waktu putaran idle,
Gambar 4.30. Pemeriksaan Putaran Idle.
Memeriksa Komponen Sistem Pengapian
Langkah kerja atau hal-hal yang dilakukan dalam perawatan sistem pengapian konvensional
adalah sebagai berikut:
• Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
• Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
• Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
• Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
• Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
• Memeriksa koil pengapian.
• Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina/menyetel sudut dwell.
Berikut akan dijelaskan satu persatu dari ketujuh langkah kerja dalam perawatan sistem
pengapian konvensional.
a. Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian
Memeriksa secara visual komponen sistem pengapian
• Pemeriksaan secara visual meliputi hal-hal berikut:
• Memeriksa jumlah elektrolit baterai (kurang atau tidak), Memeriksa sambungan terminal
baterai (kotor atau tidak), Memeriksa kondisi kabel baterai dari kemungkinan putus atau
terbakar.
• Memeriksa koil pengapian dari kemungkinan terminalnya kotor, kabel kendor, putus,
terbakar atau bodi retak.
• Memeriksa distributor dari kemungkinan retak, kotor, terminal aus dan pemasangan
kurang baik.
• Memeriksa kabel busi dari kemungkinan atau pemasangan kurang tepat.
b. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
• Lepas kabel tegangan tinggi yang menempel dibusi, catat urutan kabel yang dilepas
agar urutan pengapian tidak salah, karena kabel busi harus dipasang sesuai dengan
urutan pengapian atau firing order (FO) yang benar.
Cara melepas kabel busi yang benar
• Lepas busi satu persatu, periksa bagaimana warna dan deposit karbon pada rongga
busi, kondisi elektroda dan masukkan busi pada nampan yang berisi bensin.
• Bersihkan rongga busi menggunakan sikat dan bersihkan elektroda busi dengan
amplas. Perhatian: Jangan membersihkan kotoran pada rongga busi dengan benda
keras, seperti obeng kecil atau kawat karena dikhawatirkann isolator porselin menjadi
retak sehingga busi mati.
• setel celah elektroda busi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan kendaraan.
Mengukur Celah Busi, Menyetel Celah Busi dan Membersihkan Busi
• Pasang kembali busi pada silinder. Pemasangan yang benar adalah memutar busi
dengan tenaga ringan, setelah ulir habis mengencangkan 1/4 putaran dengan kunci
busi.
Saat kita melakukan pengujian busi di luar silinder, kita dapat menyimpulkan busi masih baik,
namun terdapat kemungkinan saat di dalam silinder busi mati karena busi bekerja pada tekanan
lebih tinggi, sehingga kesimpulan kita salah, untuk mengatasi hal tersebut dibuat Spark plug
cleaner and tester.
Cara menggunakan spark plug cleaner tester adalah sebagai berikut:
• Membersihkan busi dengan spark plug cleaner tester
• Pasang busi yang akan dibersihkan pada lubang pembersih (3), tekan tombol udara untuk
membersihkan kotoran yang menempel.
• Tekan tombol pasir pembersih sehingga pasir pembersih akan menyemprot rongga busi
(atur tekanan 3-4 kg/cm2, waktu 3-4 detik).
• Ulangi langkah 1. dan 2. diatas sampai busi bersih. Setelah busi bersih maka tekan tombol
udara (1) agar pasir yang masih menempel dapat bersih.
Spark plug cleaner tester
Memeriksa busi menggunakan spark plug cleaner tester
• Pasang busi pada lubang tempat pemeriksaan, bila diameter lubang dengan busi tidak
tepat ganti ukuran lubang (diameter lubang yang tersedia untuk ukuran busi 10mm, 12mm
dan 14mm).
• Tekan tombol spark test, dan lihat apakah terdapat percikan api pada celah jarum, yang
dapat dilihat pada kaca pandang (9) dan (10), bila ada berarti alat berfungsi.
• Pasang kabel tegangan tinggi pada terminal busi.
• Tekan tombol spark test (6), pada beberapa kondisi tekanan, seperti ditunjukan tabel di
bawah ini.
Tekanan yang digunakan Hasil pengujian yang seharusnya
Tekanan 2-3 kg/cm2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (9)
Tekanan 3-4 kg/cm2 Terjadi percikan pada kaca pandang (9) dan
Tekanan 5 kg/cm2 (10)
Terjadi percikan pada kaca pandang (10)
Tekanan 2-3 kg/cm2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (10)
saja berarti busi sudah jelek
c. Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi
• Lepas kabel tegangan tinggi, bersihkan ujung kabel dari kemungkinan ada karat
menggunakan amplas.
• Periksa tahanan kabel menggunakan ohm meter (multi meter bagian ohm, posisi
selektor pada 1xK), tahanan kabel harus kurang dari 25 kilo ohm.
Mengukur tahanan kabel tegangan tinggi/kabel busi
Hal yang harus diperhatikan: jangan menekuk atau menarik kabel berlebihan sebab dapat
merusak kabel tegangan tinggi.
d. Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor
• Lepas tutup distributor dengan melepas kait penguncinya.
• Periksa tutup distributor dari kemungkinan retak, karat/kotor pada terminal tegangan
tinggi.
• Bersihkan terminal tegangan tinggi dengan amplas.
• Lepas rotor, bersihkan karat/deposit pada ujung rotor menggunakan amplas.
e. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer
• Periksa permukaan poros nok dari kemungkinan aus, keausan secara visual dapat
dilihat dari banyaknya goresan pada nok. Lumasi poros menggunakan grease.
• Periksa kerja centrifugal advancer dengan cara: Pasang kembali rotor yang telah
dibersihkan, putar rotor searah putaran rotor saat mesin hidup. Lepas rotor maka rotor
harus segera kembali. Kekocakkan rotor saat diputar tidak boleh berlebihan.
• Periksa vacum advancer dengan cara: lepas slang vacum, hubungkan ke pompa vacum,
lakukan pemompaan, amati dudukan platina (breaker plate) harus bergerak. Bila tidak
mempunyai pompa vacum dapat dengan cara dihisap dengan kuat.
Memeriksa centrifugal advancer dan vacum advancer
f. Memeriksa koil Pengapian
• Langkah-langkah dalam memeriksa koil pengapian yaitu:
• Atur selektor multi meter kearah X1ohm, kalibrasi ohm meter dengan cara
menghubungkan kedua colok ukur, setel penunjukan jarum tepat pada 0 ohm, bila
penyetelan tidak tercapai periksa/ganti baterai multi meter.
• Periksa tahanan resistor dengan menghubungkan colok ukur pada kedua resistor. Nilai
tahanan resistor seharusnya 1,3-1,5 ohm. Pada koil pengapian jenis internal resistor,
pengukuran resistor dengan menghubungkan colok ukur pada terminal (B) dan terminal
(+).
C. Latihan dan Kunci Jawaban/Rubrik
Kompetensi Bahan/ Konten/ Materi Level Kognitif Indikator Soal Bentuk No Soal
KD Dasar Kelas Soal
Semester • Menelaah
3.3 Menerapkan prosedur cara Analisis • Prosedur dan
cara XI / 1 perawatan (C4) teknik cara
perawatan sistem perawatan
sistem pengapian Analisis sistem 4, dan 5
pengapian konvensional (C4) pengapian Uraian
konvensional konvensional
• Menguraikan sesuai SOP
teknik cara
perawatan Uraian 1, 2, dan 3
sistem
pengapian
konvensional
Soal Uraian :
1. Sistem pengapian merupakan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga
api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dan
udaradi ruang bakar pada motor bensin. Bagaimana percikan bunga api pada busi dapat
terjadi?
2. Prinsip dasar sistem pengapian adalah peningkatan tegangan baterai menjadi tegangan
tinggi. Pembangkitan tegangan tinggi pada sistem pengapian terjadi di koil pengapian.
Bagaimana proses pembangkitan tegangan tinggi pada koil pengapian tersebut?
3. Sudut dweel pada sistem pengapian konvensional harus di setel sesuai dengan spesifikasi
standarnya karena sudut dweel yang terlalu kecil atau besar akan mempengaruhi sistem
pengapian. Bagaimana pengaruh sudut dweel terhadap sistem pengapian?
4. Saat harus tepat pada berbagai kondisi jalan agar didapatkan tenaga yang efektif.
Bagaimana pengaruh ketepatan saat pengapian terhadap performa kendaraan dan
konsumsi bahan bakar?
5. Fandi melaksanakan pemeriksaan kondisi busi secara visual. Saat dia melepas busi pada
silinder 1, dia melihat busi tersebut berwarna coklat muda, yang bertumpuk pada bagian
pinggir atau tengah elektroda. Apakah penyebab kerusakan busi menjadi berwarna coklat
muda?
Pedoman Penskoran Soal Uraian :
NO KUNCI JAWABAN SKOR
SOAL 20
1. Jawaban : 20
Percikan bunga api pada busi dapat terjadi karena ada tegangan tinggi yang
mengalir pada busi. Sistem pengapian berfungsi untuk menaikkan tegangan
baterai menjadi kisaran 10 -15 KV dengan menggunakan koil pengapian dan
kemudian membagikan tegangan tinggi tersebut ke masing-masing busi
melalui distributor dan kabel tegangan tinggi yang menyebabkan busi dapat
memercikkan bunga api ke dalam silinder dan membakar campuran udara dan
bahan bakar yang telah terkompresi.
SKOR MAKSIMUM
2. Jawaban :
Proses pembangkitan tegangan tinggi pada koil pengapian adalah apabila
kontak pemutus atau platina dalam keadaan tertutup, maka arus dari baterai
akan mengalir ke kumparan primer, ke kontak pemutus atau platina, kemudian
ke massa. Aliran arus pada kumparan ini akan menyebabkan terjadinya medan
magnet di sekeliling kumparan. Energi listrik yang mengalir diubah menjadi
energi dalam bentuk medan magnit. Apabila secara tiba-tiba kontak pemutus
atau platina terbuka, maka dengan cepat arus pada kumparan primer terputus
dan menyebabkan medan magnit disekitar kumparan hilang dengan cepat.
Perubahan garis gaya magnet dengan cepat disekitar kumparan menyebabkan
terjadinya tegangan pada kumparan tersebut. Jadi energi dalam bentuk medan
magnit tersebut dikembalikan ke kumparan dalam bentuk energi listrik. Pada
kedua kumparan akan terjadi tegangan induksi yaitu proses naiknya tegangan
menjadi tegangan tinggi.
SKOR MAKSIMUM
3. Jawaban :
Sudut dweel yang terlalu besar dapat mengakibatkan waktu untuk platina
menutup lebih cepat (platina dalam keadaan tertutup lebih lama/membuka
lebih lambat), percikan bunga api busi menjadi terlambat, putaran mesin kasar,
tidak optimalnya fungsi kondensor, kontak pemutus atau platina menjadi panas 20
serta cepat aus. Sedangkan sudut dweel yang terlampau kecil dapat
mengakibatkan waktu untuk platina menutup lebih lama (platina dalam 20
keadaan tertutup sebentar/membuka lebih cepat), percikan bunga api kecil,
mesin menjadi panas, dan tidak optimalnya tenaga dari mesin. 20
SKOR MAKSIMUM 100
4. Jawaban :
Saat pengapian harus tepat pada berbagai kondisi jalan agar didapatkan
tenaga yang efektif. Tenaga yang efektif akan membuat tenaga mesin yang
optimal, efisiensi terhadap konsumsi bahan bakar, tidak terjadi engine
knocking, dan emisi gas buang yang standar. Jika saat pengapian terlalu
mundur atau awal (maju), maka tenaga yang didapatkan tidak akan maksimal.
Selain itu konsumsi bahan bakar juga akan lebih boros.
SKOR MAKSIMUM
5 Jawaban :
Busi berwarna coklat muda yang bertumpuk pada bagian pinggir atau tengah
elektroda disebabkan oleh penggunaan bahan tambah atau adiptif untuk
pelumas atau bahan bakar. Jumlah kotoran yang berlebihan ini akan
menghalangi percikan api sehingga dapat menyebabkan kegagalan pengapian
(misfiring) dan gangguan saat akselerasi.
SKOR MAKSIMUM
TOTAL SKOR MAKSIMUM
Rubrik Penskoran Soal Uraian :
NO Rubrik Penskoran SKOR
SOAL
20 = jika peserta didik menjawab 2 (dua) komponen dengan lengkap
1. 10 = jika peserta didik menjawab 1 (satu) komponen
SKOR MAKSIMUM 20
2. 20 = jika peserta didik menjawab 2 (dua) komponen cara kerja sistem
pengapian konvensional (platina menutup dan membuka)
dengan lengkap
10 = jika peserta didik menjawab 1 (satu) komponen cara kerja sistem
pengapian konvensional
SKOR MAKSIMUM 20
3. 20 = jika peserta didik menjawab 2 (dua) komponen proses akibat dari
sudut dweel terlalu besar dan terlalu kecil dengan lengkap
10 = jika peserta didik menjawab 1 (satu) komponen
SKOR MAKSIMUM 20
4. 20 = jika peserta didik menjawab 2 (dua) komponen penjelasan dengan
lengkap
10 = jika peserta didik menjawab 1 (satu) komponen penjelasan
SKOR MAKSIMUM 20
20
5. 20 = jika peserta didik menjawab 2 (dua) komponen penjelasan dengan
lengkap
10 = jika peserta didik menjawab 1 (satu) komponen penjelasan
SKOR MAKSIMUM
Kisi Kisi Soal Pilihan Ganda
Jenjang Sekolah : SMK
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Kurikulum : 2013
Kelas : XII
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
KD Kompetensi Bahan/ Konten/ Materi Level Kognitif Indikator Soal Bentuk No Soal
Dasar Kelas Soal 1,2,3,4
Semester
PG
3.3 Mendiagnosis XII/I • Prinsip kerja Mengaplikasikan • Menjelaskan
kerusakan motor (C3) prinsip kerja
sistem pengapian sistem
pengapian konvensional pengapian
konvensional • Diagnosis Analisis konvensional PG 5,6,7
kerusakan (C4)
sistem
• Menguraikan
pengapian kerusakan
konvensional sistem
• Memecahkan Analisis pengapian PG 8,9,10
masalah (C4) konvensional
gangguan • Memecahkan
pada sistem masalah terkait
pengapian sistem
konvensional pengapian
konvensional
Soal Pilihan Ganda :
Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, d, dan e di depan jawaban yang
paling tepat !
1. Apabila celah platina terlalu kecil maka sudut dweel besar. Akibat yang ditimbulkan
adalah...
a. Platina terbuka lebih lambat
b. Platina terbuka lebih cepat
c. Platina tidak bergerak
d. Platina tidak terbuka
e. Platina tertutup lebih lambat
2. Toni melaksanakan pengukuran sudut dweel pada mobil. Hasil pengukuran sudut dweel
pada mobil 4 silinder yang dilakukan adalah 620. Maka langkah yang harus dilakukan Toni
agar sudut dweel mobil tersebut sesuai spesifikasinya adalah...
a. Menyetel celah platina ke arah melebar
b. Mengganti kondensor
c. Menyetel celah platina ke arah menyempit
d. Menyetel saat pengapian
e. Menyetel satsioner mesin
3. Busi berfungsi untuk memercikkan bunga api untuk membakar campuran bahan bakar dan
udara di dalam silinder. Berikut penyebab elektroda busi meleleh adalah....
a. Penyetelan bahan bakar tidak sesuai
b. Pemakaian busi terlalu panas
c. Busi kotor
d. Pemakaian busi terlalu dingin
e. Pemasangan busi salah
4. Agung akan melaksanakan penyetelan sudut dweel pada salah satu engine stand di
bengkel sekolahnya. Berikut merupakan langkah penyetelan sudut dweel yang harus
dilakukan oleh Agung adalah....
a. Pasang kabel merah ke negatif baterai
b. Pasang kabel hijau ke terminal distributor
c. Perbesar sudut dweel dengan memperbesar celah platina
d. Pasang kabel hitam ke terminal coil pengapian
e. Perbesar sudut dweel dengan memperkecil celah platina
5. Berikut bukan merupakan langkah menyetel saat pengapian dengan timing light tester
adalah....
a. Atur silinder pada posisi top 1
b. Pasang klem tegangan tinggi pada timming light tester ke busi nomor 1
c. Arahkan timming light tester pada tanda pengapian di puli
d. Pasang kabel positif ke terminal positif baterai
e. Arahkan timing light tester pada coil
6. Berikut ini urutan kerja pada sistem pengapian yang benar adalah....
a. Baterai – kunci kontak – fuse – resistor – coil – busi - distributor
b. Baterai – fuse – kunci kontak – coil – distributor - busi
c. Baterai – fuse – resistor – coil – distributor - busi
d. Baterai – kunci kontak – distributor – coil - busi
e. Baterai – fuse – kunci kontak – distributor – coil – resistor - busi
7. Tegangan tinggi pada koil pengapian dibangkitkan pada saat...
a. Platina mulai menutup
b. Platina mulai membuka
c. Platina membuka dan menutup
d. Busi memercikkan bunga api
e. Distributor menyalurkan tegangan ke busi
8. Governor pada komponen pengapian berfungsi memajukan saat pengapian berdasarkan
perubahan...
a. Tekanan di intake manifold
b. Tegangan tinggi dari koil pengapian
c. Tegangan tinggi dari distributor
d. Putaran mesin
e. Percikan bunga api busi
9. Komponen sistem pengapian yang mencegah loncatan bunga api pada platina adalah...
a. Baut penyetel platina
b. Cam
c. Kondensor
d. Koil pengapian
e. Distributor
10. Hasil pemeriksaan sudut dweel pada mobil 4 silinder adalah 360 maka penepatan sudut
dweel dilakukan dengan....
a. Menyetel celah platina ke arah menyempit
b. Mengganti kondensor
c. Menyetel saat pengapian
d. Menyetel stasioner mesin
e. Menyetel platina ke arah melebar
Pedoman Penskoran Soal Pilihan Ganda :
NO KUNCI JAWABAN SKOR
SOAL
Benar Salah
1 Jawaban : A 10
2 Jawaban : A 10
3 Jawaban : B 10
4 Jawaban : E 10
5 Jawaban : E 10
6 Jawaban : B 10
7 Jawaban : B 10
8 Jawaban : D 10
9 Jawaban : C 10
10 Jawaban : A 10
TOTAL SKOR MAKSIMUM 10 0
D. Daftar Pustaka
Irnawati, Noviyana. 2018. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (Lengkap dengan
Petunjuk Praktek). Mediatama : Surakarta.
http://17rubil.blogspot.com/2016/03/makalah-perawatan-kendaraan-tentang.html#.XSqj5eszbIU