The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Sumbangan keilmuan Islam pada Dunia ( PDFDrive )

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Mi Ppm Tana Toraja, 2024-01-29 07:47:05

Sumbangan keilmuan Islam pada Dunia ( PDFDrive )

Sumbangan keilmuan Islam pada Dunia ( PDFDrive )

Dari kelima postulat ini, maka nampak tiga postulat pertama tidak lain merupakan gambaran geometris bagi garis lurus dan lingkaran. Sedangkan postulat keempat menyatakan kesamaan sudut-sudut garis tegak yang menjadi ukuran standar sudut-sudut tersebut dan dinisbatkan kepadanya. Adapun postulat kelima, menyatakan sebuah teori yang mempertemukan dua garis lurus yang tergambar di atas sebuah permukaan bidang jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Kita dapat menjelaskan postulat ini dengan gambar, dimana A B dan C D merupakan garis lurus yang dipotong oleh garis lurus ketiga H I dalam dua titik E F. Jika B E F+D F E kurang dari 180 derajaf maka dua garis lurus A B dan C D dipastikan akan bertemu jika ditarik memanjang dari garis lurusnya itu ke arah E B dan F D. Jika yang dimaksud dengan postulat adalah pernyataan, ketetapan, ataupun keharusan yang dapat diterima dan dicema akal sehat tanpa membutuhkan bukti lebih lanjut, maka pengertian ini dapat diterapkan pada keempat postulat pertama. Akan tetapi penerapan tersebut akan diselimuti dengan kerumitan dan keraguan yang berkaitan dengan postulat kelima, yang menjadi sasaran kritik para matematikawan sejak kemunculannya dan mereka menolak untuk memasukkannya sebagai salah satu dari permasalahan-permasalahan yang boleh diterima secara aksiomatis tanpa bukti. Terkadang seseor.rng bisa menerima pernyataan bahwa berkurangnya dua sudut bagian dalam dari dua garis tegak menimbulkan konsekwensi saling mendekatnya dua garis dari dua sudut ini. Akan tetapi faktor ini saja tidak cukup untuk memastikan bahwa dua garis tersebut harus bertemu dalam suatu titik tertentu. Sebab telah kita ketahui bersama bahwa di sana terdapat garis-garis geometris dimana antara yang satu dengan yang lain dapat saling mendekat secara terus menerus tanpa bertemu sama sekali. Misalnya kelebihan potongan dan dua garis yang mendekatinya. Jadi, postulat kelima yang dilontarkan Euclides tidak lain merupakan asumsi yang lebih bisa dipastikan kebenarannya. Akan tetapi ketika postulat yang lebih bisa dipastikan kebenarannya.ini dalam ilmu geometri tidak cukup untuk meyakinkan, maka tidak ada alasan untuk Pasal Ketlga: Matematlka a 143


lari dari memberikan bukti kebenarannya. setelah penerjemahan buku karya Euclides ke dalam bahasa Arab banyak ilmuwan yang berupaya menjelaskan postulat ini dan memberikan bukti padanya seperti AlBairuni, Tsabit bin Qurrah, Al-Hasan bin Al-Haitsam, Umar Al-Khayyam, Nashiruddin Ath-Thusi, dan Al-Jauhari, serta para ilmuwan lainnya. Buku karya Ibnul Haitsa'o..syarh Mushadirat Euclides,3a dimana yang dimaksud dengan Al-Mushadirat ini adalah postulat-postulat. Buku karyanya Hall syukuk Euclides fi Al-ushul wa syarh Ma'anih, merupakan k"ryu terbaik yang menimbulkan berbagai diskusi dan perdebatan ilmiah di berbagai tempat, dan terbukanya pintu gerbang bagi penulisan bukubuku dalam bidang ini. Ibnul Haitsam mmjelaskan metodenya dalam menulis dan melakukan riset, sebagaimana yang dikemukakannya dalam pengantar bukunya Hall syukuk Euclidcs, "semua pengertian yang belum diketahui hakikat kebenarannya dan karakternya tidak diketahui secara aksiomatis dan bahkan diragukan dalam beberapa situasi dan kondisi, maka keraguan pastilah menyelimutinya. Mereka yang menentang dan meragukan kebenarannya mempunyai strategi yang memuaskan unfuk membongkar dan mengetahui rahasianya. Terutama ilmu-ilmu logika dan pengertianpengertian yang menjadi bukti kebenarannya. sebab akal dan kemampuan membedakan antara yang baik dan yang buruk di miliki semua oran& akan tetapi tidak semua dari mereka itu berada dalam satu tingkatan pemahaman. Dan tidak seorang pun dari mereka bersedia tunduk kepada yang lainnya atas klaim kebenarananya melalui analogi. Klaim yang dilontarkannya itu tidak benar kecuali analogi yang dilakukannya benar dan rasionalitasnya mulai bekerja dalam dirinya, yaitu keraguannya terhadap sesuatu yang tertanam dalam akalnya. postulatpostulat dan perkara-perkara aksiomatis itu terbagi dalam tiga kategori; Perkara yang sifatnya aksiomatis, ymg harus dijelaskan dengan analogi dan yang dibatasi. sebab semua postulat mengandung keraguan dan 34 Buku ini diterbitkan pada akhir-akhir ini dengan ditahqiq oleh DR. Ahmad Azzab Ahma4 dan diteliti dandipresentasikanulangolehDR. Ahmad Fu'ad Basya, olehDarul Kutub wa Al-Watsa'iq Al-Qaumiyyah, Cairo 2fi)5 M. 1U a Sumbangan Kellmuan tslam pada Dunia


mencederai kebenarannya. Buku yang ditulis Euclides tentang prinsipprinsip teknik rekayasa merupakan tujuanyang menjadi standar danacuan kebenaran bukti-bukti dan ukuran. Meskipun demikiary banyak ilmuwan mulai dari zaman klasik hingga kontemporer yang meragukan pengertianpengertian yang terkandung dalam buku ini dan ukuran-ukurannya. Ibnul Haitsam menulis sebuah artikel khusus yang membahas teori garis-garis paralel. Kitab ini berisi tentang upaya menjelaskan dan memberikan bukti postulat kelima yang digagas Euclides dengan pengertian-pengertian baru. Kemudian datanglah Nashiruddirt Ath-Thusi pada awal-awal abad ketiga belas Masehi dan memperlihatkan kepiawaiannya dalam menangani postulat kelima dari postulat-postulat Euclides. Dan ia juga memberikan bukti baru yang menyatakan bahwa jumlah ketiga sudut sama sisi sama dengan dua sudut segitiga sama kaki. Teori ini pun menjadi materi dan rujukan utama yang dipelajari di universitas di dunia. Para pakar sejarah menyatakan bahwa itu merupakan periode baru dalam ilmu matematika modern. Bukti yang dikemukakan Nashiruddin Ath-Thusi dimulai dengan menggambar dua tiang penyangga A C dan D B di atas garis lurus A B dari dua titik A D, dimaa posisi C A=D B, dan keduanya jatuh pada arah yang sama dari garis lurus A B. Kemudian mencapai dua titik D dan C. Nahsiruddin Ath-Thusi berupaya memberikan bukti bahwa dua sudut D CAdanBDCtegaklurus. Jika diasumsikan bahwa sudut D C A tidak tegak lurus, maka bisa jadi sudut tersebut menjadi runcing atau sudut yang bercabang. Jika sudut D C A runcing, maka sudut C D B akan bercabang atau terbuka. Hal ini menjadikan garis lurus A C lebih panjang dibandingkan garis lurus B D. Hasil ini tentunya berkontradiksi dengan asumsi. Sebab sudut D C A tidak runcing. Jika sudut D C A terbuka atau bercabang, maka sudut C D B akan runcing. Hal ini menjadikan garis lurus C A lebih pendek dibandingkan garis lurus B D. Hasil ini tentunya berkontradiksi dengan asumsi. Sebab sudut D C A tidak terbuka atau bercabang. Dengan Pasal Ketiga: Matematlka a 145


demikian, maka Nashiruddin Ath-Thusi mencapai kesimpulan bahwa sudut D C A haruslah berupa sudut yang tegak. Dengan menggunakan metode yang sama, ia juga mencapai sebuah kesimpulan bahwa sudut C D B harus tegak. Karena itu, diambil kesimpulan bahwa keempat sudut dari persegi empat A B D C semuanya tegak. Dengan demikian, maka keseluruhan sudut segitiga sama dengan dua sudut yang tegak. Di samping itu, dua segitiga A B D dan A C D berkesesuaian. Ia juga menyimpulkan bahwa keseluruhan sudut dari kedua segitiga ini sama dengan setengah dari jumlah sudut persegi empat A B D C. Para pakar sejarah ilmu matematika mengakui bahwa bukti matematika yang dikemukakan Nashiruddin Ath-Thusi merupakan titik tolak perubahan dalam perkembangan ilmu teknik dan munculnya teknik baru yang berkontradiksi atau berbeda dengan teori Euclides. Teori baru ini sekarang memainkan peran penting dalam mempelajari ruang angkasa secara natural dan penjelasan-penjelasan tentang teori relatifitas setelah dikembangkan oleh Lopashovski dari Rusia tahun 1793-7856Mdan Rieman dari Jerman tahun 7826 - 1866 M dan lainnya. Geometri mendapatkan perhatian serius di kalangan ilmuwan Arab dan Muslim dengan berbagai spesialisasi mereka. Al-Kindi seorang filosof Arab bersepakat dengan Plato, yang menyatakan bahwa manusia tidak dikatakan sebagai seorang fisolof jika belum pernah mendalami ilmu geometri. Karena itu, Al-Kindi menerjemahkan berbagai karya ilmiah dari para ilmuwan Yunani dan ia menjelaskan bahwa bukti-bukti itu merupakan prinsip dasar matematika. Di samping itu,iajugamenulis berbagai artikel dalam geometri; Sebuah artikel dalam ilmu geometri parabolik, sebuah artikel tentang bentuk-bentuk bulat, sebuah artikel geometri bidang, dan sebuah artikel tentang tujuan-tujuan buku Euclides. Di samping itu, ia juga merupakan orang pertama yang meneliti ilmu harmoni, karena berkaitan erat dengan matematika. Dalam bidang ini, ia menulis beberapa buku dan artikel, yang di antaranya: Ar-Risalah Al-Kubra fi At-Ta-lif Al-Musiqi, Ar-Risalah fi Tartib Al-Nagham, Ktab Al-Madkilul lla Al-Musiqi, darr Risalah fi Al-lqa'. 146 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia


Al-Hasan bin Al-Haitsam pemilik beberapa karangan dan karya ilmiah dalam ilmu geometri -sebagaimana komentar Ibnul Qafathimerupakan ilmuwan terkemuka dalam masalah ini dan sangat menguasai seni-seninya, mendalami lika-liku, kerumitan, pengertian-pengeriannya dan berpartisipasi dalam mengembangkan ilm-ilmu para ilmuwan klasik, hingga banyak ilmuwan yang berguru padanya dan memanfaatkan karyakarya ilmiahnya. DR. Ali Musthafa Musyarrafah mengomentari buku Ibnul Haitsam yang berjudul Hall Syukuk Euclides,3s "Bagi mereka yang membaca buku Ibnul Haitsam dalam memberikan solusi keraguan Euclides akan mendapati ketelitian sang penulis dalam berpikir dan pendalamannya dalam melakukan penelitian, serta bebas dalam menentukan kesimpulan. Pembaca juga akan mengetahui sebuah kebenaran yang menyatakan bahwa Al-Hasa7 bin Al-Haitsam benar-benar memahami arti penting Geometri Euclides bagi ilmu-ilmu matematika, yaitu studi secara sistematis mengenai berbagai hubungan dan ukuran-ukuran tempat dari sudut hubungan atau ukuran-ukuran tanpa memperhatikan apakah hubungan ataupun ukuran-ukuran tersebut menunjukkan berbagai eksistensi. Al-Hasan bin Al-Haitsam memperlihatkan dirinya sebagai pakar matematika sejati dengan pengertian yang sesungguhnya dan dengan kriteria-kriterianya." Di antara karya-karya tulisnya dalam geometri ad alah Al-Muldttashnr fi IlmHandasahEuclides, Kitab At-TahlilwaAit-Tarakib Al-Handnsiyah, Khmtrutash Al-Mutsallats min lihah Al-Amud, dan Masahah Al-Muj assamat Al-Mukafa' ah. Di antara karya-karya ilmiah yang menumental dalam bidang geometri pada masa kejayaan Islam, kita dapat menyebutkan beberapa di antaranya s epern Kitub Al-Mnsahah wa Al-Handasah, k ary a: Abu Kamil Syuja' Al-Hasib Al-Mashr, Kitab Asy-Syakl Al-Handasi, karya: Muhammad bin Musa bin Syakt, Kitab Fi lstilhraj Al-Masa'il Al-Handasiyah, karya: Tsabit bin 35 Al-Hasan bin Al-Haitsam sebagai seor.rng pakar matematika memiliki berbagai studi dan penelitian yang diterbitkan, yang disatukan dalam sebuah buku berjudulAl-Ijtima' At-Takhlidi Lidzikra Al-Hasanbin Al-Haitsam tanggal 21 Desember tahun L939 M, hlm.34, Cairo, Mathba'ah Mishr, 1940 M. Pasal Ketiga: Matematika a 141


Qurrah, Kitab fi Al-A'mal Al-Handasiyah, karya: Abu Al-Wafa' Al-Buzajani, dan Tahrir Euclides, kary a; Nashiruddin Ath-Thusi. 3. Buku AI-Bahir fiAl-Hisab zoa Al-labr wa Alaqatuhumabi Al-Handasah, karya: Samuel bin Yahya Al-Maghribi. Manuskrip buku ini diterbitkan di Syiria, yang mempersembahkan salah safu dari simpanan warisan ilmiah peradaban Islam dan mengenalkan kepada mereka tentang seorang pakar matematika terkemuka dan menduduki tempat terhormat di kalangan ilmuwan Arab dan umat Islam. Adapun penulis buku ini, maka sahabatnya bernama Jamaluddin AlQufthi mengatakan, "[a datang dari Andalusia ke wilayahTimur, membaca berbagai hikmah, mendalami ilmu-ilmu matematika, mengembangkan dan memperkuat prinsip-prinsip dan manfaatnya, serta memperlihatkan kelangkaan atau arti pentingnya. Dalam hal ini, ia mempunyai beberapa karya ilmiah sebagaimana ia juga menulis beberapa buku dalam bidang kedokteran." Samuel pada awalnya merupakan seorang Yahudi lalu masuk Islam dan menjalankan agama barunya ifu dengan baik, serta menulis sebuah buku yang mengemukakan beberapa kejahatan bangsa Yahudi, mendustakan propaganda mereka dalam Taura! dan memperlihatkan naskah-naskah yang mengalami penyimpangan dan penggantian. Ia sangat piawai dalam mengumpulkan bukti-bukti dari semua materi tersebut. Samuel meninggal dunia di Al-Maraghah di Azerbaijan tahun lima ratus tujuh puluh Hijriyah atau 11,75 M. Adapun mengenai bukunya ini, maka Samuel menjelaskan bahwa ia mengumpulkan prinsip-prinsip ilmu Al-Jabar, Al-Muqabalah atau perbandingan, Aritmatika. Ia juga melengkapi dengan bukti-bukti bagi yang belum memiliki bukti dan kemudian menyempumakannya dengan melakukan berbagai inovasi dan penemuan-penemuan baru dengan mengembangkan ilmu-ilmu yang telah dikuasai orang lain. Ia juga memberikan penjelasan logis terhadap perkara yang diyakini Pythagoras sebagai pengetahuan yang diperolehnya dari wahyu atau intuisi. Dalam 148 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunla


hal ini, ia menampilkan ilmu-ilmu dengan lebih bersih dan terbebas dari berbagai ketida$elasan. [a iuga tidak mencampur adukkan pendapatnya dengan pendapat para ilmuwan pendahulunya. Dalam buku ini, ia membagi pembahasan dalam empat point, dimana masing-masing artikel memilii pengertian yang berdiri sendiri. Sebelum Samuel, sejumlah ilmuwan besar matematika menulis tentang Aritmatika, Aljabar, dan geometri, yang dipelopori oleh AlKhawarizmi, yffiB mampu menyelesaikan atau memberikan solusi bagi berbagai permasalahan teknik dengan metode Aljabar. Dalam hal ini, ia menulis sebuah buku dalam Aritmatika yang dianggap sebagai karya pertama dalam bidang ini dari segi klasifikasi tema pembahasan dan materi ilmiahnya. Di samping itu, buku ini juga merupakan buku pertama dalam bidang Aritmatika yang ditransformasi bangsa Eropa ke dalam bahasabahasa mereka. Kegiatan ini berlangsung selama beberapa abad lamanya hingga menjadi referensi utama bagi para ilmuwan, saudagar, dan para akuntan. Buku tentang ilmu hitungyang ditulis Al-Khawarizmi ini membukdkan bahwa bangsa Arab telah mengenal bilangan-bilangan khusus dengan berbagai jenisnya, dan mereka memiliki berbagai penemuan mengenai masalah-masalah yang mencerdaskan otak dan memperkuat pemikiran. Buku tersebut juga memperlihatkan metode dan strategi pendekatannya yang luar biasa dalam melakukan operasi Aritmatika; dimana mereka mempergunakan berbagai metode dan strategi setiap kali melakukan kalkulasi sesuai dengan fase-fase pertumbuhannya. Anehnya, para ilmuwan dan pengajar modern menyarankan agar menggunakan perkalian Al-Khawarizmi, yang menggunakan jaringan di berbagai sekolah dasar karena mudah dipahami danmampu dicerna para siswa pada fase ini sehingga mendorong mereka untuk mendalaminya. Kata Kluwaizmiyy ah pwrkemudian pada masa sekarang dipergunakan untuk mengungkapkan piranti apa pun yang memiliki garis-garis tertentu untuk mencapai sebuah hasil. Pasal Ketlga: Matematlka a 149


Berdasarkan perkalian gaya Khawarizmi dengan cara mempergunakan jaringan, maka hasil perkalian dari 942X245 rntsalnya adalah sebagaimana nampak kita lihat dengan jelas dalam gambar berikut: Ketika terjadi proses perkalian, dimana satuan terletak di atas garis diagonal sedangkan puluhan berada di bawahnya, maka hasil perkalian adalah 230790, yang dihasilkan dari mengumpulkan bilangan-bilangan yang terdapat di antara setiap dua garis diagonal secara berturut-turut. Beginilah masyarakat belajar tentang prinsip-prinsip Aritmatika, bilangan, proses perhitungan Aritmatika dari buku yang ditulis AlKhawarizmi, yartg menggunakan angka-angka Arab dan pecahan biasa serta notasi desimal, sebagaimana mereka mempelajari prinsip-prinsip Aljabar dari Al-labr wa Al-Muqabalalt. Karya-karya ilmiah Al-Khawarizmi senantiasa menjadi pusar perhatian dan tidak pernah padam bagi generasi sesudahnya. Barangkali ilmuwan yang paling muda atau lebih mendekati zaman modem adalah Baha'uddin Al-Amili, yang hidup pada permulaan abad 150 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia L \\)(2 \aP


ketujuh belas Masehi dan menelurkan beberapa karya ilmiah, baik berupa buku-buku maupun artikel yang jumlahnya lebih dari lima puluh buah. Sebagian besar dari karya-karyanya ini menjadi referensi utama di berbagai universitas di dunia. Misalnya, Kitab MulakhWtash Al-Hisab wa Al-labr wa Al-Muqabalah, dan sebuah artikel berjudul Risalahfi Al-Jabr wa Alaqatuhbi Al-Hisab. Karya terpopuler Baha'uddin Al-Amili adalah Al-I(hulashah fi Al-Hisab, dimana ia mengomentarinya dengan mengatakan, "Aku menuangkan dalam artikel-artikel ringkas dan bahkan mutiara yang indah ini mengenai hukum-hukum ilmu Aritmatika terbaik, yang hingga sekarang belum disatukan dalam sebuah buku maupun artikel. Karena itu, kenalilah dan jangan segan-segan meminta maharnya yang mahal, dan cegahlah dari orang-orang yang tidak berkompeten. Janganlah kamu tergesa-gesa dalam mempelajarinya, kecuali senantiasa menjaga semangabrya. Jangan pula mengajarkannya kepada para pelajar yang berkarakter pemalas agar mutiara itu tidak dikalungkan pada leher anjing-anjing (orang yang bermalas-malasan dan berpangku tangan). Sebab ilmu tersebut menuntut perlindungan dan penjagaan serta merahasiakannya dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab agar lebih bermanfaat bagi orang-orang pada masanya." Buku ini dibagi dalam sepuluh bab: Bab Pertama: Mengenai hitungan bilangan bulat. Bab Kedua: Mengenai hitungan pecahan. Bab Ketiga: Mengenai konklusi dari bilangan-bilangan yang tidak dikenal dengan empat bilangan yang sesuai. Bab Keempat Mengenai konklusi dari bilangan-bilangan yang tidak dikenal dengan hitungan paradoks matematika. Bab Kelima: Mengenai konklusi dari bilangan-bilangan yang tidak dikenal dengan metode yang berkontradiksi. Bab Keenam: Mengenai jarak atau area. Pasal Ketiga: Matematika a 151


Bab Ketujuh: Mengenai jarak yang dipengaruhi berat bumi. Bab Kedelapan: Mengenai konklusi dari bilangan-bilangan yang tidak dikenal dengan metode Al-|abr dan Al-Muqabalah (Pertemuan dan perbandingan). Bab Kesembilan: Mengenai prinsip-prinsip dan manfaat penting Aritmatika. Bab Kesepuluh: Mengenai masalah-masalah yang terpisah-pisah dengan metode yang berbeda-beda, yang mampu mempertajam daya pemikiran para pelajar dan latihan-latihannya untuk mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan. Bukrt Khulashah Al-Hisab ini diterbitkan pada abad kesembilan belas di Kalkuta dan Berlirg dan diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Eropa karena mengingat arti pentingnya, memuat tentang perkembangan metodemetode matematika, penjelasan mendetail tentang ilmu-ilmu Aljabar dan jarak, dan kepionerannya dalam bidang matematika pada masa-masa terakhir kejayaan peradaban Islam. Di sana terdapatbeberapa buku lainnyayang tidak kalahpentingnya, yang berkontribusi dalam memajukan pemikiran dan peradaban manusia dibandingkan contoh-contoh buku-buku dan karya ilmiah lainnya sebagaimana yang telah kami kemukakan. Misalnya Kitab Tallhish A'mal Al-Hisab, karya: Abu Al-Abbas Abu Al-Bina' Al-Marakisyi, Kitab Miftah Al-Hisab, karya: Ghiyatsuddin Al-Kasyi, Kitab Al-lami' ft Ushul Al-Hisab, karya: Al-Hasan bin Al-Haitsam, Al-Muqni'fr Al-Hisab, karya: AlQadhi An-Nasawi, beberapa karya tulis Al-Fakhri, Al-Kafr dan Al-Badi', karya: Abu Bakar Al-Ki4i, dan lainnya. Di samping itu, beberapa karya ilmiah dalam Aritmatika memainkan peran signifikan dalam menemukan logaritma, merumuskan tabeltabel yang dikemudian hari memberikan manfaat luar biasa dalam mempermudah penyelesaian berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bilangan-bilangm besar. Dasar dan ide pemikirannya bertumpu pada penggantian proses perkalian dan pembagian dengan penjumlahan dan pengur.rngan, dan mengetahui korelasi antara batasan-batasan integral 152 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia


dalam geometri dan batasan-batasan integral yang berkaitan dengan bilangan. Di antara karya-karya ilmiah ini adalah; Al-lam'wa At-Tafriq,karya: Sinan bin Al-Fath Al-Harani, dimana dalam buku ini penulis berupaya menjelaskan proses perkalian dan pembagian melalui penjumlahan dan pengurangan. Begitu juga dengan Tuhfah Al-A'dadfiAl-Hisab, karya: Ibnu Hamzah Al-Maghribi, yang meneliti korelasi antara penjumlahan integral dan penjumlahan geomteri. Bahkan tabel-tabel logaritma yang dikenal pada masa sekarang, masih menggunakan nama Al-Khawarizmi atau algoritma dalam sebutan bangsa Eropa. Dan mereka adalah orang-or€u-rg yang berhutang jasa kepada ilmu Aljabar dan ilmu hitung. Dari sisi yang lain, umat Islam mengembangkan trigonometri atau rumus segitiga dan hukum-hukumnya. Lihatlah Abu Al-Wafa' Al-Buzajani yang merumuskan tabel-tabel segitiga, Ibnu Yunus Al-Mashri yang menemukan sebuah hukum penting tentang perhitungan segitiga, dimana dengan hukum ini memungkinkan perubahan proses perkalian menjadi penjumlahao yaitu: Gita A dan Gita B= l/zlGlta (A+B) + Gita (A-B)1. Al-Kasyi juga memperkaya pengetahuan tentang ilmu hitung dengan menemukan perubahan bilangan pecahan biasa menjadi bilangan pecahan desimal, penggunaan pemisah yang memudahkan penghitungan hingga dikemudian hari memiliki peran penting dalam ilmu logaritma, membuat alat-alat berhitung dan calculator modem. Dengan kenyataan ini, maka jelaslah keteladanan bangsa Arab dan umat Islam dalam merumuskan prinsipprinsip hitungan logaritrna dan tabeltabelnya yang pada sekarang dinisbatkan secara zhalim kepada John Napier dan teman sejawatrya Burji danJunter pada abad ketujuh belas Masehi. 4. Buku Syakl Al-Qrtha',n lcaryaiNashiruddin Ath-Thusi, dalam bidang trigonometri bidang datar dan bulat atau lingkaran. 36 Dicetak dan diterbitkan tahun 1309 H di Konstantinopel dan diterbitkan ulang dari penerbit yang sama oleh Fu'ad Sizkin dalam buku-buku yang dipublikasikan Ma'had TaiWt Al-Ulum Al-Arabiyyah wa Al-lslamiyyah, Silsilah Ar-Riyadhiyat wa AI-Falak AlIslami- Edisi 4Z dilengkapi dengan teiemahan bahasa Prancis oleh Alexander Pasha Qaratidore, 1418 H=1998 M. Pasal Ketlga: Matematlka a 153


Karya ini merupaka\n buku pertama yang memisahkan trigonometri dari astronomi, dan dikemudian hari dikembangkan teori relatifitas segitiga di dalamnya hingga dengan rumusannya sekarang. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Prancis, dan Inggris, dan menjadi referensi utama para ilmuwan Eropa dan referensi umum bagi mereka yang berupaya memperkata pengetahuan mereka darinya. Di antara ilmuwan Arab dan muslim yang berkontribusi dalam pengembangan perhitungan atau rumus segitiga adalah Abu Al-Wafa' Al-Buzajani, yang menemukan metode pembuatan tabel-tabel sinus dalam segitiga sama sisi dan memberikan sinus setengah derajat bagi delapan angka desimal serta merumuskan tabel-tabel bagi nilai tangens yang dimasukkannya bersama nilai kosekn ....f1 154 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia


BrnrnRpn TroRr MAr STnncRI KoNTRTB PARAITUUMN PTnRoRnAN TSLAM Dari penjelasan sebelumnya, kita mengetahui bahwa ilmu-ilmu matematika memiliki peran penting dalam warisan budaya dan peradaban Islam, yang layak mendapat perhatian dan diteliti lebih jauh oleh para ilmuwan agar dapat mengungkapkan lebih banyak lagi teori-teori dan pemikiran matematik yang dipersembahkan para ilmuwan Arab dan umat Islam disamping ilmu-ilmu Aljabar, Aritmatika, geometri, dan trigonometro, setelah dikagumi para ilmuwan Barat. Para Ilmuwan Arabmuslim ini mendapatkan kesaksian tegas dari para pakar sejarah ilmu pengetahuan atas berbagai inovasi dan kontribusi mereka dalam ladang matematika dan mengembangkan pengertian-pengertian matematika dan memajukannya, baik secara teoritis maupun ilmiah. Keistimewaan pertama yang membedakan kontribusi peradaban Islam dalam perkembangan pemikiran matematika dibandingkan yang lainadalah pemanfaatan mereka secara langsung terhadap sisi ilmiah dan praktis dari teori-teori bilangan, Aritrnatika, geometri, Aljabar, dan segrtiga. Bahkan semua ini merupakan tujuan yang membantu pengembangan teori-teori tersebut sebagaimana yang telah kami kemukakan sebelumnya. Semua itu didorong oleh upaya mereka mendapat ridha Allah dan utusanNya dalam bermuamalah dan ibadah sesuai denga yang diajarkan dalam Al-Qur'an. Karena itu, tidaklah aneh jika warisan ilmu matematika Pasal Ketiga: Matematika a 155


dipenuhi dengan berbagai karya ilmiah yang membahas tentang wasiat, muamalalu penenfuan awal bulan, menentukan arah kiblat, meneliti berbagai keistimewaan dan keajaiban Al-Qur'an yang suci, menerapkan teori-teori matematika dalam kehidupan ilmiah dan berbagai piranti yang diperlukan para pengarang dan peneliti dalam ilmu hitung, dan yang dibutuhkan insinyur dari ilmu tehnik, dan lainnya. Di sana terdapat sejumlah ilmuwanyangberupaya keras mendalami cabang ilmu tersebut secara khusus seperti lbnul Ha'im Al-Fardhi, yang memfokuskan perhatian dan penelitiannya pada ilmu hitung dan fara'idh. Dan dari sinilah julukannya. Begitu juga dengan Al-Hasan bin Al-Haitsam, yang memfokuskan studi dan penelitiannya pada geometri praktis, sehingga kemudian dikenal dengan Al-Muhandis atau insinyur. Dalam hal ini, ia menulis beberapa buku dan artikel, yang di antaranya Knifiyah lstikhraj Snmmat Al-Qiblah fi lami' Anha' Al-Alam, Ilm Al-Handasah wa Al-Mutsallatsat wa Hisab AlMu' amalat, Ma T ad' u llaih Haj ah Al-Umur Asy -Sy ar' iyy ah min Al-Umur AlHandasiyah, Ktab At-Tahlil wa At-Tarakib Al-Hanilasiyah, dan sebuah buku yang menjelaskan tentang bentuk-bentuk bangunan dan menggali semua bentuk geometri, termasuk di dalamnya bentuk-bentuk irisan kerucut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan geometri sangat berpotensi dalam memajukan teknologi tehnik dan arsitektur, yang tercermin dalam berbagai 'ffi \NBuNN\ r*ua.sImq Onul m;ius.mm;iO ymg Uss{snils' subur dan berkembang di Timur dan Barat. Bangsa Barat senantiasa terpesona dengan rancangan bangunan dan berbagai hiasannya serta kecermatan penerapan dan ketelitian bentuk-bentuknya. Di samping itu, teknologi tersebut sangat membantu tehnik pertanian karena aktifitas pertanian dan pembagian air membutuhkan pengetahuan yang cermat dan penuh ketelitian mengenai permukaan tanah, kerendahannya, volume air dan kecepatan alirannya, materi-materi bangunan dan selektifitasnya untuk membuat bendungan-bendungan, dan mengendalikan distribusi airnya. Di sisi lain, studi-studi mengenai teori ilmu-ilmu matematika pada masa kejayaan peradaban Islam memiliki karakteristik tersendiri karena dilakukan 156 a Sumbangan Keilmuan Lslam Pada Dunia


sesuai dengan metode ilmiahyangbernr, yang bertumpu pada metode induktif dalam mencapai prinsip melalui pengamatan-pengamatan intensif. Metode ini nampak jelas pada ilmu Aljabar, yang digagas oleh Al-Khawarizmi ketika berupaya merumuskart persarnaan Aljabar, yang berfungsi untuk mencapai solusi-solusi khusus bagi masalah-masal"h y*g serupa. Kemudian datanglah para pakar matematika sesudahnya dan melakukan pengembangan terhadap persamaan-persamaan Al-Khawarizmi dan mengeneralisasikannya. Upaya ini bertumpu pada sebuah postulat bahwa kesatuan tema Aljabar adalah universalitas proses matematika dan bukanuniversalitas eksistensi matematika, baikberupa garis-garis geometris maupun angka-angka bilangan. Jika Tsabit bin Qurah mampu mengeneralisasikan teori $thagoras terhadap semua segrtiga dan berhasil merumuskan sebuah hukum bagi bilangan harmonis, maka Al-Karji menemukan hukum universal yang sekarang ini dikenal untuk menyelesaikan persarnaan-persamaan tingkat dua. Sedangkan Al-Khayyam berhasil menyusun dan menyelesaikan persamaan-persamaan derajat ketiga dan keempat. Ia mendefinisikan Aljabar sebagai ilmu persamaan. Metode ilmiah yang dipergunakan para ilmuwan Arab-muslim ini menggunakan model pemikiran matematika hingga pada akhir abad kedelapan belas Masehi mereka berhasil menemukan persamaan konversi yang menghubungkan antara koordinat posisi dan koordinat dari jarak umum, dimana jarak-jarak ataupun sudut ataupun kuanta berkaitan serat dengan jarak-jarak dan sudut yang lain. Kemudian muncul pula persamaan Lagrangean dan persamaan Hamilton yang pada masa sekarang memiliki keistimewaan karena penggunaannya yang mudah dalam pengambilan kesimpulan dan menyelesaikan berbagai masalah ilmiah dan korelasinya dengan teori dan penerapan ilmu-ilmu mekanika kuantum, mekanika statika/statistika, mekanika benda langft, kahrodinamika, dan lainnya. Beginilah peradaban Islam memiliki kontribusi yang luar biasa dalam memperkaya pemikiran matematika dengan mempersembahkan sendi-sendi terpenting bagi kemajuarr dan kejayaannya. Sendi-sendi Pasal Ketiga: Matematika a 157


yang dimaksud adalah memberikan perhatian serius terhadap studi dan penelitian ilmiah serta penerapannya, disamping mempelajari berbagai teori berdasarkan prinsip ilmiah yang benar dan bertumpu pada metode eksperimen induktif. Karena itulah, maka tidak mengherankan jika warisan budaya dan peradaban Islam dipenuhi dengan berbagai teori dan pemikiran matematika yang orisinil, dimana para pakar sejarah bersepakat tentang arti pentingnya dan menjadi pijakan utama para reformis sesudahnya. Dalam kesempatan ini, kami dapat mengemukakan beberapa teori dan pemikiran tersebu! L. Teori Al-A'dad Al-Mutahabbah (bilangan-bilangan sekawan atau yang saling berkesesuaian) :37 Yang menyatakan bahwa dua bilangan tersebut dikatakan serasi jika kumpulanpecahanatau segmentasi salah satu dari keduanya s€una dengan bilangan lain. Bilangan 220 dan 284 misalnya, dikatakan sebagai bilangan yang berkesesuaian karena jumlah segmentasi bilangan 220 ='1.+2+3+4+5+10+ 11+22+20+ M+55+1 1 0= 284 Sedangkan jumlah segmentasi bilangan 284= 1+2+4+71+2+71=220 Pythagoras telah memperkenalkan keduanya. Kemudian pada tahun 1336M, seorang matematikawan Prancis bernama Fermat menambahkan dua bilangan lagi, yaitu 17296 dan 18416. pada tahun 1638 M, dia menemukan dua bilangan lagf yaitu 9363584 dan 9437056. pada tahun 1750M, seortrng matematikawanSwiss menemukan lima puluh sembilan pasangan bilangan yang serasi. Tiada seorang pun yang menambahkan penemuan-penemuan tersebut hingga tahun 7977 M, ketika seor€rng matematikawan Amerika menambahkan sebuah pasangan lagi. Kalaulah para ilmuwan Barat mempelajari warisan budaya dan 37 Al-A'dad Al-Mutalnbbah adalah setiap dua bilangan yang pecahannya memiliki kesamaan antara yang satu denganyang lain. Lihat Dustur Al-Ulama'aulami' Al-Ulumf Ishthilahat Al-Funun, karya: Al-Qadhi Abdu Rabbun Nabi, 1/98, Al-Maktabah Asy-Syamilah. 158 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia


peradaban lslam, maka tentulah mengetahui bahwa Tsabit bin Qurrah telah banyak memahami teori ini. Tepatnya ketika ia menemukan sebuah persamaan umum, yang memungkinkan penggunanya mengetahui bilangan-bilangan yang saling berpasangan/ yang bisa saja jumlahnya mencapai jutaan jika menggunakan alat-alat hitung pada masa modern. Tsabit bin Qurrah juga merumuskan sebuah hukum universal tentang persegi empat yang membuat pusing para matematikawan dan dianggap sebagai olah otak. Bangsa India dan Cina senantiasa mempergunakannya dalam kegiatan astrologL mendatangkan peruntungan, menolak balak dan berbagai penyakit. 2. Teori Aproksimasi kesalahan: Untuk menemukan akar persamaan: AO+B=Nol 3. Teori Dzat Al-Hadilafn (Teorema Binomial): Pakar sejarahwan matematika mengakui bahwa hukum ini memainkan peran signifikan dalam perkembangan bilangan. Sebagian yang lain mengakui kenyataanini, ketika ia mengakui bahwa Al-Kasyi telahberjasa menemukan teori ini dan mengembangkan karaktemya. <"$ , ilil'ri'u)' \ $rirrbZ,il Halaman pertama manuskrip Kitab Al-labr wa Al-Muqabalah, karya: Al-Khawarizmi. ;- \)- \ \ ) l) -l) Pasal Ketiga: Matematika a 159


I 160 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia


-\ r' trm roryd


DTTTNISI FISIKA adalah salah satu cabang ilmu alam yang didefinisikan Alilmu yang meneliti tentang benda-benda alam dan elemenyang membentuknya dan mengenali segala sesuatu yang meniadi tempat asal benda-benda dan elemen-elemen yang membentuknya menjadi tempat kembali dan karenanya dia ada. Ibnu Khaldun dalam A l-Muqaddimahmendefinisikarurya sebagai ilmuilmu yang meneliti tentang benda-benda dari segi gerak dan diamnya. Karena itu, ilmu ini meneliti tentang benda-benda langit dan unsur-unsur, serta segala sesuatu yang terlahir darinya seperti binatang, manusia, tumbuh-tumbuhan, dan barang-barang tambang, yang terbentuk di dalam perut bumi seperti mata air dan gempa, dan di udara seperti awan, uap, petir, kilat, dan lainnya. Di sana terdapatbeberapa definisi lainnyabagiilmu-ilmu alam, yang kesemuanya berkisar antara dua pengertian atau definisi sebelumnya. Akan tetapi timbul pertanyaan mengenai tujuan utama ilmu fisika di antara ilmu-ilmu alam lainnya? Jawaban dari pertanyaan ini berbeda-beda dari masa ke masa. Hal itu disebabkan bahwa ilmu fisika sebagaimana yang kita pahami seperti sekarang ini berbeda dengan ilmu fisika yang sebagaimana dikenal bangsa Arab pada masa kejayaan peradaban Islam. Dengan realita ini, maka pendefinisan danpengertiannya tidak akanccok derrgiFnpeng.r6aryang! dikenal para ilmuwan klasik itu. Aristoteles misalnya, tidak berbicara tentang cahaya, suara, asal mula piuras,listrik, ataupun magnet. Padahal pembahasan-pembahasan ini menjadi cakupan ilmu fisika. 162 a Sumbangan Keilmuan Lslam Pada Dunia


Mencari rujukannya dalam kamus-kamus tidak banyak membantu dalam mendefinisikan fisika. Sebab salah satu kamus mendefinisikan Fisika sebagai ilmu yang dimaksudkan untuk mempelajari tentang materi, energi, dan interaksi antara keduanya. Sedangkan kamus-kamus lainnya memasukkannya dalam konteks ini. Definisi ini sifatnya umum dan masih misterius karena tidak mencerminkan maksud dan tujuannya sama sekali. Sebagian kamus yang dikatakan relatif modern menambahkan definisi sebelumnya, yan9 menjelaskan bahwa fisika mencakup cabang-cabang mekanika, su:ua, panas, listrik, dan magnet. Akan tetapi meski dengan tambahan definisi ini belum dapat menjelaskan pertanyaan: Mengapa harus cabang-cabang ini dan bukan yang lain, yang menjadi cakupan studi dan penelitian ilmu fisika? Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penelitian harus dilakukan melalui pintu gerbang lain untuk mendefinisikan fisika. Bisa jadi kita akan mendapatkan pintu gerbang ini dengan melontarkan pertanyaan kepada para pakar fisika mengenai fokus perhatian atau yang ingin mereka pelajari dan diteliti. Jawaban mereka adalah bahwasanya mereka berupaya memahami kaidah-kaidah ataupun hukum-hukum dasar yang mengendalikan pergerakan atau aktifitas dunia yang menjadi tempat hidup kita. Mengingat aktifitas dan perhatian mereka senantiasa berubah dan berpacu dengan masa, maka pendefinisian ilmu yang bersifat mendasar yang dikenal dengan fisika juga harus berubah seiring dengan perkembangan zaman dengan segala perubahannya. Bukti dari pemyataan tersebut adalah bahwasanya banyak cabang-cabang fisika yang eksis hingga sekarang tidak terpikirkan sama sekali sejak satu hingga dua generasi sebelumnya. Disamping itu, sebagian tema yang sekarang ini masih berada di bawah naungan ilmu kimia atau ilmu tehnik sebelumnya pemah menjadi salah satu tema ilmu fisika. Hal itu terjadi karena para pakar fisika terkadang mengundurkan diri dari bidang tertentu setelah mengetahui hukum dasarnya dengan meninggalkan atau membiarkan para pakar lainnya menambah dan mengembangkannya serta menerapkannya dalam kehidupan praktis. Pasal Keempat tlmu Fisika a 163


Mendefinisikan fisika sebagai ilmu yang dimaksudkan untuk mempelajari hukum-hukum dasar, yang mengendalikan pergerakan realita alam inilah yang menjelaskan tentang adanya perhatian para pakar spesialis cabang ilmu pengetahuan yang lain terhadap ilmu fisika; tidak hanya terbatas pada para spesialis di cabang-cabang ilmu alam saja, akan tetapi meskipun bagi orang yang belajar sejarah dan filsafat ketika mereka bersinggungan dengan hubungan perkembangan berbagai aktifitas manusia atau menjelaskan pengertian-pengertian ruang kosong dan waktu. Karena itu, nampak jelas arti penting sisi sejarah dan filosofis bagi fisika dalam kaitannya dengan berbagai cabang ilmu pengetahuan serta penanganannya dengan prinsip-prinsip ilmiah. tr 164 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia II


A.sAL-MULA Ftstre r> KHAZANAH PENNOEBAN Manusia mengenal berbagai sisi ilmiah dari fisika hinggd masih hidup secara natural, dengan berupaya memanfaatkan berbagai sumber daya alam dan mengendalikannya demi memenuhi keinginan dan kepentingan-kepentingannya. Manusia telah mendapatkan petunjuk dengan menyalakan api untuk memasak makanary menghangatkan tubuh, dan menerangi guagua yang digunakannya sebagai tempat tinggal. Manusia berinteraksi denganbebatuan besar dengan menggerakkan dan memindahkannya dari satu tempat ke tempat lainnya untuk dijadikan sebagai peralatan makan dan minumnya atau digunakannya untuk memotong, membelah, dan melobangi, serta membuat persenjataan sederhana. Ketika manusia mengalami kemajuan hingga mencapai dasar pengetahuan yang sesungguhnya dan memasuki periode sejaratr, maka mulai mencari faktor-faktor yang mendukung kemajuan peradaban, seperti di Mesir, daerah di antara dua sungai, India, dan Cina hingga memiliki beberapa pengetahuan dan persepsi mengenai fenomena-fenomena alam yang berkaitan dengan hidupnya dan kebutuhan-kebutuhannya, memperoleh pengalaman ilmiah dalam membuat berbagai peralatan yang memudahkan untuk memanfaatkan fenomena-fenomena alam tersebut, saling bertukar pengalaman ini dan mentransformasikannya dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain dan dari satu peradaban ke peradaban lainnya melalui petualangan-petualangan dan ekspedisi untuk bemiaga maupun berperang. Pasal Keempat tlmu Fisika a 165


Ketika bangsa Mesir kuno menggunakan katrol, dengan berbagai bentuknya seperti dayung, shadoof, dan water pas, atau ketika bangsa Babilonia menggosok barang-barang mineral, dan melapisi bejana-bejana yang terbuat dari tembaga dengan menggunakan lempengan logam untuk mencegah karatan, atau ketika bangsa Yahudi mencampurkan tembaga dengan lempengan-Iempengan logam untuk menghasilkan tembaga berwama kuning, maka pada dasarnya mereka itu melakukan aktifitas yang berkaitan dengan ilmu fisika. Bersamaan dengan berjalarurya waktu, maka fisika mengalami perkembangan pesat dan berpacu dengan perkembangan pemikiran manusia hingga pengertiannya mengkristal untuk pertama kalnya pada masa peradaban Greece atau Yunani Kuno yang menjadi saksi'terlahir'nya ilmu dan filsafat dari segi pembentukan teorinya yang bertumpu pada metode logika mumi; sebab materi eksperimen ilmiah telah terbentuk sebelumnya dalam peradaaban-peradaban Timur. Kami perlu menjelaskan yang demikian itu karena khawatir jika kata Terlahir dipahami bahwa ilmu Yunani merupakan cikal bakal ilmu kontemporer dan titik tolak perkembangannya. Hal ini sebagaimana pendapat yang banyak diungkapkan para pakar sejarah yang tertipu dengan semua itu. Akan tetapi peneliti yang obyektif tidak mungkin melupakan atau mengabaikan kemajuan peradaban bangsa kuno sebelum periode Greece (Yunani Kuno) dan telah ada lebih awal dibandingkan dengannya dalam kesejarahannya, seperti bangsa Babilonia, Asyuria, dan Mesir. Terlebih lagi, dapat dipastikan dalam sejarah bahwa Miltos yang merupakan tempat kelahiran tokoh filsafat Yunani, merupakan pusat pemiagaan bangsa Ionia. Sedangkan lonia sendiri ketika itu banyak berinteraksi dengan bangsa Mesir Kuno dan daerah Mesopotamia. Pada abad keenam Sebelum Masehi, muncul tokoh-tokoh filsafat terkemuka seperti Tales, Anaximender, dan Anaximenes sebagai tokoh filosof pertama di Miltos. Hingga kemudian mereka dikenal dengan nama Malthiyyin atau Ath-Thabi'yyin (Aliran Naturalis). Mereka pun mendirikan sekolah-sekolah gaya Plato dan Aristoteles yang merupakan generasi 166 a Sumbang,an Keilmuan tslam Pada Dunia I i l i I


sesudahnya, serta menggunakan metode kemajuan rasionalitas akal untuk mengungkap prinsip-prinsip yang berkaitan erat dengan berbagai fenomena alam yang senantiasa berubah. Para ilmuwan Greece itu sendiri menancapkan kekuatan dan pengaruh mereka dalam memahami dunia ini sebagai sebuah dunia yang memiliki hukum akal, yang mengikuti keyakinan tentang kesatuan ciptaan. Mereka menggunakan metode ini dengan penuh percaya diri dan keberanian, serta memperlihatkan kecerdasan yang luar biasa baik dalam menggunakan asumsi-asumsi ilmiah maupun menggunakan metode logika. Para pakar sejarah mencatat bahwa hampir tidak ada filosof lonia yang mendalami beberapa teori geometri dan mendengar bahwa fenomena-fenomena langit akan melakukan perputaran kembali dari awal kecuali, ia mempersiapkan diri untuk meneliti tentang hukum yang melatarbelakanginya di setiap tempat dalam alam ini dan dengan keberanian yang langka. Ia akan senantiasa berupaya membangun sebuah aliran pemikiran yang bertujuan mengetahui sistem yang berlaku pada alam raya ini. Berdasarkan kenyataan ini, maka tidak mengherankan jika dalam kurun wakfu dua hingga tiga abad, mereka mamPu menemukan teori tentang gerhana, bulat bumi, dan hakikat perputarannya layaknya planetplanet yang bergerak lainnya di sekitar orbitnya kecerdasan para filosof Greece ini secara ilmiah nampak nyata dalam persepsi mereka yang jelas terhadap berbagai permasalahan yang menjadi perhatian mereka unfuk menyelesaikan dan mencari kebenarannya, yarrg tersirat dibalik segala eksistensi. Mereka bertanya-tanya tentang hakikat dasar alam ini sebagaimana yang nampak oleh manusia. Pertanyaan-pertanyaan ini mendorong keinginan dan semangatyangkuat dalam diri mereka untuk menemukan kesatuan yang konstan terhadap bentuk-bentuk alam yang senantiasa berubah-ubah. Mereka juga meneliti tentang materi inti yang menciptakan energi dan melahirkan gerakan-gerakannya yang dibatasi oleh hukum kausal bagi setiap fenomena alam yang bisa dipahami atau dirasakan oleh panca indera. Materi inti yang mereka jadikan sebagai Pasal Keempat tlmu Fisika a 167 I


tema penelitian, mereka sebut sebagai Fisis atau Fisia. Dari sinilah dimulai penggunaan istilah Fisika.s Perlu kami jeraskan daram kesempatan ini, bahwa terjemahan kata Frsis menjadirhabi'ahatau alam bisa jadi menyesatkan; karena menggiring persepsi dari metode yang sistematis menjadi natural. Sebab kata Fisis, senantiasa mengarah pada nama aktifitas atau perbuatan yang berarti jalan yang sistematis seperti pertumbuhan tanaman misarnya. Berdasarkan penjelasan tersebu! maka kata Thabi'ah(alam) merupakan terjemahan yang cocok bagi kata Nature dalam bahasa Inggrrs. Dengan kata lain, pemikiran ini dimulai dengan pertanyaan rasionar tentang eksistensi aram, yaitu fisis atau fisia. pertanyaan ini terfokus pada asal mula rearita aram kita ini. pendapat pun berbeda-beda mengenai asal mula segala sesuafu. Tales meyakini bahwa segala sesuafu di aram raya ini berasal dari air- sedangkan Anaximender meyakini bahwa materi inti adalah sebuah materi yang kekar dan abadi, yang tidak terbatas dan bukan sesuafu tertentu' Maksudnya, tidak terbatas ukuran dan perpanjangannya serta tidak fana. Anaximenes menyatakan, ,,Sesungguhnya udara atau uap merupakan asal mula segala sesuatu. sedangkan semua materi fumbuh dan berkembang dari penebalan udara dan unifikasi unsur-unsur yang saling berkontradiksi, yaitu lembab kering, panas, dan dingin. Bagaimana pun perbedaan pendapat yang terjadi antar f,osof Maltha tentang fisika rearita aram ini, akan tetapi mereka memulainya dari mengamati realita alam dan kemudian mengajukan kesimpulan logis mengenai gambaran tentang keteraturan aram raya, dimana di daramnya terdapat sebuah hukum yang komprehensif yang menyerimuti dan mengendalikan geraknya. sedangkan semua hukum cabang yang terdapat dalam sesuatu atau fenomena tertentu hanyarah terbentuk dari hukum utama ini. Karena itu, hukum_hukum tersebut tunduk kepadanya. 3t I'di "y{"ya, t'embaga Bahasa Arab Cairo menggunakan kata serapan Fisika. Kemudian kembali dan mengakui juga istilah Fisia karena popularitas penggunaarurya. 168 a Sumbangan Keilmuan lslam pada Dunia


Pada saat yang sama dimana teori para ilmuwan Maltha dan Elia menunggu bentuk finalnya tentang asal mula alam raya ini, maka Pythagoras dan para pendukungnya di Italia Selatan membangun aliran filosofis matematia. Para filosof Elia dibawah pimpinan Parmenendes di Italia Selatan juga mengemukakan teori tentang eksistensi yang kekal, yang menjadi fokus pemikiran dan juga kesatuan materi fisika realita alam atau hakikatnya. Tiga filsafat baik dari Ionia, Pythagoras, maupun Elia melahirkan beberapa aliran pemikiran pada pertengahan abad kelima Sebelum Masehi. Ambadocledos merumuskan teorinya, yang menyatakan bahwa realita dunia fisik tidak berasal dari satu sumber, melainkan materi-materi tersebut tersusun dari empat unsur utama, yaitu air, udara, tanah atau debu, dan api. Unsur-unsur ini menyatu dan terpisah melalui cinta dan kebencian. Akan tetapi unsur-unsur tersebut tidak akan tergantikan ataupun habis, dan tidak saling menghancurkan antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan materi antara yang satu dengan yang lain dalam alam raya ini tidak lain, kecuali dikarenakan sejumlah karakter dari keempat unsur ini lebih menonjol pada sebagian materi dan berkurang di sebagian yang lain. Inilah yang dikenal dengan istilah Azh-Zhuhur wa Al-Kumun (timbul dan tersembunyi). Adapun Anaxagoras, maka ia menyatakan bahwa fisika alam merupakan materi-materi inti yang tidak terbilang jumlahnya, masingmasing materi menjaga karakter dan ciri khas masing-masing dan tidak melebur pada yang lain, sedangkan ar, tanah, dan udara, hanyalah tempattempat penyimpanan bagi materi-materi inti ini, berbagai materi tumbuh dan berkembang dalam alam raya ini dan terjadinya fusi pada materi-materi inti dengan bentuk berbeda-beda dan Nous yang merupakan akal atau ruh, bertanggungjawab menentukan gerakan materi-materi dalam alam raya ini. Muncul pula teori atom oleh Lokebus dari Malta dan muridnya Democretos. Dalam teori tersebut, keduanya mengatakan bahwa materimateri itu tersusun dari atom-atom yang sangat kecil, tidak terbagi, dan tidak terbilang. Semua atom ini sejenis, akan tetapi memiliki perbedaan Pasal Keempat tlmu Fisika a 169


volume, bentuk, posisi, dan urutannya dalam materi-materi yang terbentuk darinya. Teori ini menegaskan realita ruang angkasa dan kekosongannya, yang menyatakan bahwa eksistensi terbagi dua; materi yang memenuhi tempat dan tempat tanpa materi. Maksudnya kosong. Adapun mengenai gerakan materi-materi atau benda-benda ini di angkasa yang tidak terbatas, maka sifatrya sistematis dan tidak terputus. Beginilah kita melihat bahwa berbagai permasalahan yang berkaitan dengan hakikat realita dunia fisik dalam alam raya ini; Iika satu ataupun banyak, maka telah ditangani parafilosof Greece dalamsebuah sistemyang mereka namakan Fisika (Fisis). Sedangkan yang berkaitan dengan realita dunia siritual, maka pemikiran para filosof Yunani telirh bangkit setelah mereka mencapai kesimpulan tentang persepsi alam dengan unsur-unsur materinya. Kami telah mengemukakan beberapa teori mereka tentang ruh pada pasal khusus dalam ilmu-ilmu hayat atau biologi meskipun masalah pembedaan antara materi dan ruh senantiasa menjadi fokus pemikiran para filosof hingga masa kita sekarang. Ketika Plato datang, maka ia melontarkan ide tentang Idealismenya dan menggunakan matematika sebagai piranti mencapai petunjuk dan dianggapnya sebagai karakter yang istimewa bagi setiap pengetahuan yang benar. Setelah itu dilanjutkan dengan muridnya bemama Aristoteles, yang membangun ilmu-ilmu klasik dan merumuskannya secara sistematis dengan baik. Pemikirannya yang luar biasa menyatukan antara kemampuan melakukan pengamatan, membangun, dan menjaga fenomena-fenomena eksperimen, serta memanfaatkan ilmu-ilmu alam, kehidupan, dan pengalaman sejarah, guna mencapai pengetahuan sejati. Semua tulisan Aristoteles yang berkaitan dengan ilmu logika disatukan dalam sebuah kuryu ilmiah spektakuler yang diberi nama The Organory yang berarti piranti berpikir yang benar perangkatrya. Dalam buku tersebut terdapat beberapa penelitian tentang Causa Prima yang empat yaitu kesan, materi, gerak, dan tujuan, studi dan penelitiannya tentang masalah gerak 170 a Sumbangan Kellmuan tslam Pada Dunia


sebagai masalah inti dalam fisika dan penjelasannya tentang sistematika penelitian itmiah dan urutannya. Sebab Aristoteles merupakan ilmuwan Barat pertama dengan pengertian yang sesunggulurya dari kata ini dalam sejarah klasik Barat. Plato dan Aristoteles menolak beberapa pandangan ilmiah yang benar, yang ketika itu populer pada masanya. Akan tetapi masyarakat lebih senang mengambil pendapat kedua filosof terkemuka ini meskipun keliru karena keduanya memiliki kedudukan yang terhormat dan strategis di antara para ilmuwan. Kondisi yang demikian itu menyebabkan tertundanya kemajuan teori-teori yang benar selama beberapa abad lamanya. Dalam hal ini, Aristoteles mengadopsi teori tentang keempat unsur tersebut dan menolak teori atom yang pada masa modern dikemukakan oleh Dalton. Aristoteles mengalami banyak kesalahan dalam teorinya, yang di antaranya "|ika kita menambang barang-barang tambang yang terdapat dalam penambangan lalu meninggalkannya selama beberapa lama, maka penambangan tersebut akan dipenuhi denganbarang-barang tambang kembali." Aristoteles juga berpendapa! "Jika kita menjatuhkan dua benda dengan berat yang berbeda dimana salah satunya lebih berat dibandingkan yang lain dari tempat yang tinggr, maka benda yang lebih berat akan sampai ke bumi lebih cepat dibandingkan yang lebih ringan." Sebagian orang menyatakan bahwa kesalahan teori Aristoteles ini dikarenakan ia mendasarkan teorinya pada pemikiran metafisika dalam menafsirkan fenomena-fenomena alam. Begitu juga dengan kesalahan-kesalahan teori yang banyak dikemukakan Plato yang di antaranya adalah pendapatrya mengenai sinar. Plato berpendapat bahwa pandangan terhadap eksistensi dapat dilakukan karena keluamya cahaya dari mata manusia. Lalu melingkupi segala sesuatu dan dapat dilihat manusia. Akan tetapi Aristoteles berbeda dengan gurunya dalam teori ini, dan ia berkata, "Sesungguhnya pandangan mata terjadi dengan terbentuknya obyek tersebut di dalam mata, sehingga mata mampu melihat benda-benda tersebut tanpa ada sesuatu punyang terpancar pada mata. Sebab pada dasamya sinar itu tidak berwujud. Pasal Keempat tlmu Fisika a 171 I


Di antara akademi filsafat yang datang sesudah Plato dan Aristoteles adalah akademi Epicurean dan akademi Ar-Rawaqi di Athena pada abad keempat dan ketiga Sebelum Masehi' Akademi Epicurean memang bertumpu pada teori atom yang dikemukakan Democretos. Akan tetapi setelah dilakukan sejumlah koreksi, tercapailah sebuah kesimpulan bahwa segala sesuatu, baik materi mauPun spiritual terbentuk dari atom-atom. Atom-atom ini memiliki beragam bentuk dan terpisah-pisah berbagai tempat termasuk tempat kosong, dan mampu bergerak dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Perbedaan segala sesuatu baik materi maupun spiritual tergantung pada kelembutan-tidaknya atomatom tersebut. Tujuan utama aliran pemikiran ini adalah membebaskan manusia dari ketakutan terhadap Tuhan, kematian dan alam, serta memperbolehkan terbentuknya etika kenikmatan, yang menyatukan persahabatan dan menikmati hidup. Berdasarkan keterangan ini, maka aliran pemikiran Epicurean dinyatakan sebagai aliran materialisme murni, yang mengusung filsafat kehidupan secara khusus dan mencukupkan diri dengan eksistensinya. Aliran ini menolak ide dan pemikiran Plato dengan Idealismenya dan Aristoteles dengan alam akal dan alam realita. Karena itu, kami melihat Epicurean tidak menerima beberapa pendapat dalam masa fisika yang dikemukakan Plato dan Aristoteles. Misalnya, masalah pengaruh obyek terhadap mata tanpa ada pancaran dari sesuatu pun darinya ke arah mata. Dalam hal ini, Plato menyatakan tentang ide kedatangan. Akan tetapi ia membungkusnya dengan bentuk mistis sehingga kehilangan nilai ilmiahnya. Sebab obyek-obyek tersebut dalam keyakinannya meruPakan hantu-hantu ataupun gambar yang terlepas dan keluar darinya secara terus menerus. Pandangan ini terjadi karena hantu-hantu tersebut datang dan hinggap ke mata. Adapun aliran Ar-Ruwaqi yang berinteraksi dengan aliran Epicurean yang didirikan oleh Zainun,maka menyatakanbahwa dunia ini terdiri dari materi dan akal. Keduanya tidak lain merupakan manivestasi dari suatu 172 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia I,l1i,i


kebenaran, sehingga tidak ada akal tanpa materi dan tidak ada materi tanpa akal. Filsafat Ar-Ruwaqi berpendapat aktifitas tubuh dalam tubuh atau pengaruhnya terhadapnya tidak terjadi kecuali karena adanya hubungan materialisme antara dua tubuh atau saling bersentuhan. Begitu juga dengan timbulnya pengetahuan dari hubungan moderasi antar panca indera. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pandangan mata menurut mereka tidak lain merupakan hubungan materialisme-realistis antara mata dengan obyek benda yang kita lihat. Hal itu itu terjadi ketika mata memancarkan radiasi yang ujungnya berbentuk kerucut dimana kepala atau ujungnya berada di mata sedangkan pangkalnya berada di obyek benda yang dilihat. Jika radiasi menyentuhbenda tersebut maka terjadilah pandangan. Pendapat ini sangat populer di masyarakat ketika itu, hingga para pendukungnya dinamakan Ashhab Asy-Syi'a- (Kelompok Radiasi). Pada masa Ptolomeus, kota Alexandria mewarisi ilmu-ilmu peradaban Timur dan peradaban Greece. Universitas Alexandria Klasik populer dengan banyaknya para ilmuwan yang melakukan studi dan penelitian serta inovasi. Lalu mereka menorehkan beberapa karya ilmiah yang ditransformasikan bangsa Arab dan umat Islam pada permulaan periode kejayaan Islam. Di antara para ilmuwan Alexandria itu adalah Euclides, Archimedes, Ptolemeus, dan Heron. Di samping kemajuan yang ditorehkan bangsa Greece dalam pemikiran teoritis dan merumuskan hukum-hukum alam yang mampu membangkitkan akal dan mengingatkannya tentang fenomena-fenomena alam sekitarnya, maka warisan budaya bangsa Greece penuh dengan berbagai teori penting dan karya-karya ilmiah yang benar dalam bidang ilmu-ilmu fisika. Aristoteles menemukan ide tentang katrol ketika mengatakan, "Jika kekuatan yang kecil itu dipergunakan untuk mengangkat benda yang lebih jauh dari pengungkit, maka akan lebih mampu menggerakkan beban yang besar ke sisi lain dengan mudah dibandingkan kekuatan yang lebih dekat dengan pengungkit. Sebab titik yang jauh dari pengungkit, Pasal Keempat tlmu Fisika O 173


akan membentuk basis lingkaran atau kekuatan lebih besar di sekitarnya dibandingkan yang dibentuk titik yang dekat." Archimedes memberikan kontribusi dalam menemukan hukum katrol atau derek dengan ketiga posisinya: - Ketika tuas atau pengungkit berada di tengah, sedangkan beban dan gaya berada di kedua ujungnya. - Ketika pengungkittersebutberada di salah satu dari kedua ujungnya sedangkan beban berada di tengah. - Ketika pengungkit itu berada di salah satu dari dua ujungnya, sedangkan beban berada di ujung yang lain. Dalam semua posisi, maka jika gaya atau kekuatanyang dibutuhkan untuk mengangkatbebanlebih dekat dengan tuas, maka akanterasa lebih berat. Begitu juga sebaliknya." Archimedes berkontribusi dalam menemukan prinsip berat massa dan merumuskan hukum pengambangan yang dikenal dengan namanya. Para ilmuwan Yunani secEua umum melakukan pengamatan acak terhadap beberapa fenomena alam seperti yang diperkenalkan Tales, yang menyatakan bahwa batu amper akan menarik benda-benda yang ringan jika digosok secara terus menerus. Begitu juga dengan pernyataan Euclides dan Ptolomeus mengenai cahaya -meskipun keduanya mengkritik teori radiasi Plato- yang menyebutkan bahwa jauhnya bayangan di balik cermin datar sama dengan jauhnya seseortrng di depan cermin tersebut gambar dalam cermin terlihat terbalik dari satu sisi, dan cermin cekung dan lensa yang memantulkan cahaya jika diarahkan pada sesuatu, maka berpotensi terbakar atau akan membakamya.fl i I 174 a Sumbangan Keilmuan lslam Pada Dunia


lrmu-rlMu Ftstrn WARTSAN BUONYN PTRRnNoAN ISLAM Apabila para ilmuwan Yunani dikatakan berjasa sebagai Perumus pertama prinsip-prinsip dasar ilmu Fisika, maka para ilmuwan Arabmuslim pada masa kejayaan peradaban Islam memiliki jasa terbesar dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya dan peradaban Yunani dengan penerjemahan dan mentransformasikannya, lalu menjelaskan, menerangkan, menata ulang, memperkenalkan, melakukan berbagai inovasi dan tambahan-tambahan penting yang orisinil dalam warisan budaya ini. Mereka mencapai semua itu dengan melakukan studi dan penelitian sesuai dengan metode itmiah yang benar. Widman mengakui realita sejarah yang sangat jelas ini dengan mengatakan, "sesungguhnya bangsa Arab mengadopsi beberapa teori yang dikembangkan bangsa Yunani dan mereka memahaminya dengan baik lalu menerapkannya dalam berbagai situasi dan kondisi yang beragam. Setelah itu, mereka menciptakan teori-teori baru dan berbagai inovasi yang belum pernah dilakukan para ilmuwan sebelumnya. Dengan demikiary mereka memberikan pengabdian kepada dunia yang tidak kalah dengan kontribusi-kontribusi yang dilakukan Sir Isaac Newtoo Michael Faraday, Wilhelm Rontgen, dan para ilmuwan lainnya. Dalam kesempatan ini, tidak ada halaman yang cukup untuk menyajikan sebuah studi yang mendalam dan teliti terhadap sejumlah keberhasilan spektakuler yang diraih para ilmuwan Arab-muslim dalam Pasal Keempat tlmu Fisika a 175


bidang fisika. Kami hanya akan mengemukakan secara singkat mengenai hal-hal terpenting dari pencapaian-pencapaian tersebut dalam ilmu-ilmu mekanika, optik dan beberapa fenomena yang berkaitan dengan khasiat materi dan fisika benda-benda mati. Pertama: Mekanika Perhatian para ilmuwan kontemporer terhadap berbagai pencapaian gemilang ilmuwan Arab.muslim dalam bidang mekanika sangat terlambat. Bisa jadi keterlambatan ini disebabkan klasifikasi bangsa Arab klasik terhadap ilmu ini dan mengkorelasikannya dengan pelajaran-pelajaran teoritis mengenai gerak dan diam dalam karya-karya filsafat mereka. Ilmu mekanika sekarang ini didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu fisika, yang berarti mempelajari gerak benda atau perubahan posisiposisinya. Ilmu mekanika biasanya terbagi dalam beberapa bagian: 1,. Mekanika Kinematika, yang berarti mempelajari gerak dan sudut pandang geometris. 2. Mekanika Dinamika, yang berarti mempelajari faktor-faktor fisik dari gerak. 3. Mekanika Statik, yang berarti mempelajari kondisi-kondisi dimana gerak itu tidak nampak. Teori-teori mekanika bertumpu pada pengertian acak terhadap kekosongan, waktu dan materi, seperti pengertian titik dan garis dalam geometri Euclides. Di samping menyederhanakan penjelasan matematis terhadap fenomena-fenomena fisika dengan mengganti segala sesuatu yang realistis dalam alam raya ini dengan contoh-contoh yang sesuai. Contohcontoh matematika memiliki beberapa tujuan praktis. Misalnya ketika kita bersinggungan dengan bumi dan matahari sebagai titik pusat. Tepatnya ketika menjelaskan peredaran bumi mengitari matahari. Dalam mekanika klasik atau mekanika Newton, penemuan hukumhukum gerak yang populer dinisbatkan kepada ilmuwan Inggris bernama Sir Isaac Newton pada abad ketujuh belas Masehi. Hukum-hukum ini 176 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia


banyak dipergunakan untuk menjelaskan gerak benda-benda yang nampak di alam raya, termasuk di dalamnya gerakan bintang-bintang galaksi matahari kita. Hukum gerak Newton pertama sebagaimana yang kita kenal sekarang menyatakan: Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak secara beraturan dalam gais lurus selama tidak ada gaya atau kekuatan luar yang mengubahnya. Maksudnya, hukum gerak ini berkaitan secara khusus dengan pertahanan benda terhadap kondisinya, yang biasa dikenal dengan sebutan Al-Qushur Adz-D zati (kelemahan diri). Hukum gerak Newton kedua menyatakan bahwa: Kekuatan yang mempengaruhi benda yang bergerak selalu berbanding lurus terhadap setiap kelompok benda dan kecepatan geraknya. Sebab kecepatan merupakan rata-rata perubahan kecepatan, Di sana terdapat redaksi lain dari hukum ini, yaitu: rata-rata perubahan gerak suatu benda berbanding lurus dengan kekuatan yang mempengaruhinya. Perubahan ini selalu ke arah yang semakin kuat. Adapun hukum gerak Newton ketiga maka menyatakan: Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah (gaya dai dua benda pada satu samalain selalu samabesar danberlawanan aralt). Hukum pertama dan ketiga dapat dilakukan melalui pengamatan dan eksperimen. Sedangkan hukum kedua harus diselesaikan dengan rumus matematika. Dengan penelitian dan pengamatan terhadap manuskrip-manuskrip warisan ilmiah peradaban Islam, maka akan mencapai kesimpulan bahwa beberapa filosof Arab dan umat Islam lebih berhak mendapatkan pengakuan atas karya-karya spektakuler mereka dalam berbagai bidang yang diklaim dan dinisbatkan kepada para ilmuwan Eropa pada masa sekarang, menegaskan keteladanan mereka dalam mendeviniskan berbagai pengertian mekanik, dan menjelaskan gerak benda dan jenisjenisnya. Bahkan menegaskan keteladanan ilmuwan muslim dalam merumuskan prinsip-prinsip ilmiah yang benar terhadap ketiga hukum Pasal Keempat llmu Flslka a 117


yang dikemukakan Sir Isaac Newton dan dipopulerkarurya dalam karya ilmiahnya berjudul Philoshophiae N aturalis Principia Mathetnatica. Terungkapnya kontribusi umat Islam dalam bidang mekanika berkat kepedulian dan kerja keras DR. Mushthafa Nazhif dan DR. Jalal Syauqi, yang membuka jalan bagi para spesialis dan mereka yang memiliki perhatian terhadap masalah ini untuk mengungkap berbagai keberhasilan spektakuler dalam bidang ini dalam beberapa ilmu pengetahuan Arab. Sebelum mengemukakan peran umat Islam dalam menjembatani perumusan hukum-hukum gerak, kami akan membahas tentang pendalaman mereka terhadap istilah-istilah dan pengertian-pengertian mekanik yang beragam sebagaimana yang kita kenal sekarang.DalanAsySyrfo',Ibnu Sina mendefinisikan tentang unsur-unsur gerak dalam benda yang bergerak, penggerak, posisi benda itu, tempat permulaan gerak, tujuan akhir gerak, dan waktu yang dibutuhkan untuk bergerak. Kita mendapatkan definisi mengenai gerak alami dan gerak yang dipaksakan dalam pendapat Ibnu Sina yang mengatakan, "Semua benda itu bergerak. Gerakannya bisa jadi disebabkan elemen luar yang dinamakan gerak paksaary dan bisa juga terjadi pada benda itu sendiri. Sebab benda itu tidak bergerak sendiri. Karena itulah, jika benda tersebut diarahkan ke satu arah karena difundukkan, maka dinamakan alami." Kita juga mendapatkan pengertian gerak perpindahan dan gerak perputaran dalam Al-Mu'tabar fi Al-Hikmah, karya: Ibnu Milkan AlBaghdadi. Ia menamakannya Al-Harakah Al-Makaniyyah (geruk yang berpindah) dan Al-Haraknh Al-Wadh'Wah (gerak di tempat). Dalam hal ini, ia berkata, "Gerakan mekanik merupakan gerakan yang menyebabkan sesuatu yang bergerak itu berpindah dari tempat yang satu ke tempat lainnya. Sedangkan Al-Harakah Al-Wadh'iyyah (gerak di tempat) adalah gerak yang menyebabkan posisi benda yang bergerak terus berubah, akan tetapi tidak keluar dari tempatnya seperti roda dan putaran. Ibnul Marzaban dalam At-Tahshil berupaya mengkorelasikan antara gerak dan wakfu..Ia berkata, "Semua kecepatan membufuhkan waktu. 178 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia


Sebab semua kecepatan pada dasarnya menyelesaikan jarak tertentu. Kalaulah kecepatan gerakan itu tidak ada batasnya, maka masa tidak memiliki batasan dari segi pendeknya. Dengan demikian, maka gerakan tersebut tidak membutuhkan waktu." Al-Hasan bin Al-Haitsam memberikan keteladanan luar biasa dalam mewujudkan penemuannya, yaitu bahwa cahaya memiliki kecepatan. Penemuan ini diungkapkannya dalam bukuny a Al-Manazhir (Book of Optics). Dalam buku tersebut, ia berkata, "Jika lobang itu ditutupi lalu penutupnya diangkat, maka kecepatan cahaya mencapai benda yang berhadapan dengannya melalui lubang tersebut tidak lain kecuali membutuhkan waktu, meskipun tidak bisa diketahui panca indera. Gerakan tidak lain kecuali membutuhkan waktu." Al-Hasan bin Al-Haitsam juga mendefinisikan istilah Kekuatan gerak. Kekuatan gerak sebagaimana yang diungkapkan Mushthafa NazhiFe berkontradiksi dengan pengertian dinamis dalam istilah modern IGmmiyalt At-Taharruk (Daya Gerak), yang diketahui dari hasil perkalian kecepatan masa. Hal itu diketahui dalam penjelasan Al-Hasan bin Al-Haitsam terhadap pantulan benda yang berbenturan dengan permukaan bidang. Al-Hasan bin Al-Haitsam menyebutkan bahwa gerakan yang diperoleh tergantung jarak tempuh benda yang jatuh tersebut. Dengan demikian, maka pantulan tersebut tergantung pada kecepatan geraknya. Di samping itu, juga ditentukan kadar berat benda tersebut (maksudnya gumpalan/masanya). Kecerdasan Al-Hasan bin Al-Haitsam terletak pada kedekatan pengertian Kammiyah At-Taharruki atau daya gerak dengan Thaqah AlHarakah atau energi gerak dalam istilah kontemporer. Dalam hal ini, ia menyatakan secara tegas bahwa kekuatan gerak pada benda yang bergerak tergantung pada daya lontarnya. 39 Mushthafa Nazhif -semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadanya-, memiliki sebuah riset berjadullbnul Haitsamka'AlimThabi'iyy,yangditerbitkan berkaitan dengan peringatan mengenang jasa Al-Hasan bin Al-Haitsam pada tanggal 21. Desember tahun 1939,h1m.79-27. Pasal Keempat: tlmu Fisika a 179


Hibbatullah bin Mlkan Al-Baghdadi juga mengungkapkan pengertian yang sama akan tetapi dengan menggunakan istilahMail, yang berarti daya tarik. Dalam hal ini, ia berkata "Pemyataan tersebut dibuktikan dengan batu yang dilemparkan dari atas tanpa dipengaruhi oleh gerakan paksa atau kecendurangan yang dipaksakan. Anda dapat melihat bahwa prinsip tujuan menyebutkan bahwa semakin jauh suatu benda maka gerakannya semakin cepat dan kekuatannya semakin besar. Dengan jarak tersebut, maka dapat menimbulkan luka dan memar. Hal semacam itu tidak terjadi jika lemparan tersebut dilakukan dari jarak yang lebih pendek. Bahkan ia dapat menjelaskan perbedaan ukuran jarak panjang yang dilaluinya." DR. Jalal Syauqi mengomentari naskah ini bahwa itu merupakan perumpamaan yang jelas dalam mengilustrasikan kondisi ketika bendabenda itu jatuh bebas di bawah pengaruh gravitasi bumi sebagaimana yang diajarkan kepada para mahasiswa di berbagai perguruan tinggi sekarang. Sebab kecepatan gerak benda tersebut semakin bertambah dan bergerak sejajar dengan jarak tempuhnya dari titik tolaknya. Daya geraknya pun semakin bertambah, sehingga energi yang dihasilkan juga bertambah karenanya. Akibabrya, benda-benda tersebut akan menimbulkan pecahan atau lobang ketika terjadi benturan. Dalam bidang ini pula, para ilmuwan Arab dan muslim menjadi teladan; dimana mereka banyak mengungkapkan teori tentang daya gerak yang bersinergi dengan kecepatan dan berat benda. Sebab acuiul hukum Newton Kedua adalah rata-rata perubahan daya gerak. Al-Hasan bin Al-Haitsam menegaskan kompetensi dan wawasannya yang mendalam tentang ide pembagian gerak menjadi dua bagian yang kompleks. Di samping itu, ia juga menegaskan kompetensinya dalam memanfaatkan contoh-contoh matematika, sebagaimana yang kami kemukakan sebelumnya bahwa contoh-contoh tersebut berguna untuk menyederhanakan fenomena-fenomena fisika melalui penjelasan matematis. Ketika menjelaskan tentang proses refleksi cahaya, maka ia mengambil contoh gerak bola kecil yang halus, baik terbuat dari besi ataupun tembaga dan jatuh di atas bidang datar dan memantul. 180 a Sumbangan Keilmuan lslam Pada Dunia


Hasan bin Al-Haitsam sengaja menjelaskan pantulan cahaya ini dengan menganalisa kecepatan benda yang berbenturan dengan membaginya menjadi dua pembagian yang komplek yang saling mendukung; Salah satunya sejajar dengan permukaan bidang pantul dan yang lain vertikal terhadap permukaan bidang pantul, dimana kecepatan dengan kedua bagiannya ini berbentuk tegak lurus terhadap permukaan pantul. Al-Hasan bin Al-Haitsam berpendapat demikiaru yaitu bahwasanya bagian yang tegak lurus akan tetap seperti semula tanpa mengalami perubahan apa pun akibat benturan. Sedangkan bagian yang jatuh vertikal pada permukaan bidang pantul akan terpengaruh berdasarkan tingkat hambatan permukaannya; Dimana ketika hambatan itu lebih besar, maka perubahan pada bagian vertikal tersebut lebih sedikit sedangkan jarak pantul benda yang berbenturan lebih besar." Mushthafa Nazhif danJalal Syauqi berpendapat bahwa berdasarkan penjelasan ini maka Hasan bin Al-Haitsam memiliki kontribusi luar biasa dalam menganalisa kecepatan benda menjadi dua pembagian yang komplek dan saling berkaitan, merumuskan prinsip-prinsip gerak yang saling berbenturan dan pendapat tentang dorongan permukaan bidang pantul yang diam terhadap benda yang bergerak ke arah vertikal permukaan ini dan bahwa dorongan ini tergantung pada sejauhmana hambatan atau penolakan permukaan bidang pantul dari pengaruhnya. Jika kita kembali pada masalah hambatan gerak, maka kita akan mendapati bahwa ilmuwan muslim mengenal berbagai cara terjadinya hambatan gerak, baik melalui gesekan ataupun karena pengaruh bentuk benda dan ketebalan medium yang menyebabkan terjadinya gerak. Inilah Nashiruddin Ath-Thusi yang menegaskan dengan transparan bahwa resistensi yang ditimbulkan oleh gesekan berlaku sejajar dengan berat benda. Hal itu dikemukakannya dalam penjelasannya dalam Al- lrsy adat w a At-Tanbihnt, karya: Ibnu Sina. Dalam penjelasannya itu, ia berkata, "Tidak diragukan lagi bahwa karakter (berat) benda yang lebih besar jauh lebih kuat dibandingkan berat benda yang lebih kecil. Dengan alasan bahwa beban benda yang lebih berat memuat beban benda yang lebih kecil atau yang lebih Pasal KeempaL tlmu Fisika a 181


besar darinya. Dengan demikian, perlawanan benda yang lebih berat lebih kuat dibandingkan perlawananbenda yang lebih kecil." Mengenai perlawanan benda yang berukuran sedang dimana benda tersebut bergerak di dalamnya, maka Ibnu Sina berkata dalam bab Thabi'iyyat (Ilmu-ilmu Fisika) dari bukunyaAsy-Syifa', "Maka Anda akan mengetahui bahwa perlawanan benda yang ditembus lah yang dapat menghentikan kekuatan benda yang bergerak." Hibbahrllah Al-Baghdadi dalam bukuny a Al-Mnb ahits Asy - Sy ar qiyy ah, berkata, ,,sesungguhnya apabila suatu benda bergerak menempuh suatu jarak; jika benda tersebut memiliki berat lebih ringan maka gerakannya lebih cepat. Sedangkan yang lebih berat, maka gerakannya akan lebih lambat." Mengenai pengaruh bentuk benda yang bergerak dalam melawan gerak, maka Ibnu Milkan berkata, "Kerucut yang bergerak dengan kepalanya yang runcing, maka akan lebih mudah bergerak dibandingkan ketika bergerak dengan pangkalnya (ya.g lebih besar dibanding ujung atau kepalanya)." Dalam hal ini, juga terdapat penjelasan mengenai arti penting bentuk yang sesuai dalam memPerrnudah gerak. Mengenai ketiga hukum gerak yang dinisbatkan kepada sir Isaac NewtorL maka kami menegaskan keteladanan umat Islam dalam merumuskannya dan mengemukakannya dengan pengertian yanS sama dengan pengertian-pengertian modem dalam berbagai karya ilmah dan dalam kalimat-kalimat yang jelas. Misalnya, kami dapat mengemukakan pernyataan lbnu sina dalam Al-lsyarat wa At-Tanbihat, "sesttrtgguhnya Anda akan mengetahui bahwa jika resultan gaya setiap benda bemilai nol tanpa ada gaya yang bekerja untuk mengubahny+ maka benda tersebut akan mempertahankan tempat tertentu dan bentuk tertentu. Jadi, resultan gaya benda tersebut merupakan prinsip dasar untuk meresPon diam atau geraknya." Ibnu sina menjelaskan tentang spesifikasi Al-Qushur Adz-Dzati (Inersia) pada benda ini, yang mempertahankan stabilitas geraknya secara teratur (benda yang bergerak tidak akan berubah kecepatannya, kecuali 182 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia


ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya). Inilah pengertian kedua dari hukum gerak Newton yang pertama. Dalam Al-lrsyadat wa AtTanbihat,& Ibnu Sina berkata, "Ketika bergerak, benda itu memiliki daya dorong untukbergerak dan merasakan adanya hambatan atau penolakan. Akan tetapi hambatan tersebut tidak bisa bekerja kecuali dengan sesuatu yang dapat melemahkan geraknya; Bisa jadi berasal dari karaktemya dan bisa juga adanya pengaruh dari luar sehingga membatalkan vitalitasnya hi.gg, hilang dan kembali seperti semula." Dalam kesempatan lain, dalam bab Ath-Thabi'iyyat, atau llmu-ilmu Fisika dalam bukunya Asy-Syifa', pada point keempat Ibnu Sina berkata, "Gaya yang menghambat gerak benda bukanlah benda atau materi, melainkan dengan pengertian adanya tuntutan untuk tetap berada di tempat atau posisinya." Inilah hukum pertama bagi teori gerak Ibnu Sina. Adapun hukum kedua bagi gerak, maka ia telah merumusknnya dan berhasil dijelaskan sebagian pengertiannya oleh Abu Al-Barakat Hibbatullah bin Milkan dalam Al-Mu'tabar fiAl-Hikmah. Abu Al-Barakat berkata, "Semua gerak pastilah memerlukan waktu. Kekuatan yang lebih besar akan menghasilkan kecepatan yang lebih besar pula dan dalam waktu yang lebih singkat. Setiap kali kekuatanitu bertambah, maka kecepatannya pun semakin bertambah sehingga memperpendek waktu. Jika kekuatan itu tidak terbatas, maka kecepatannya pun tidak terbatas, dengan begitu, maka gerakan yang dihasilkan tidak membutuhkan waktu dan sangat kuat. Sebab menafikan waktu dalam kecepatan merupakan pencapai puncak kekuatan." Dari naskah ini, kita dapat memperhatikan pengertian At-Tasaru' (Akselerasi) dengan ungkapan, "Menafikan waktu dalam kecepatan." Pengertian ini sebanding dengan ungkapan rata-rata perubahan kecepatan dalam istilah kontemporer. Berdasarkan keterangan di atas, maka Abu Al-Barakat Hibbatullah bin Milkan telah memahami kesesuaian kekuatan dengan akcelerasi kecepatan. Akan tetapi tentunya belum mencapai perumusan matematik sebagaimana yang dirumuskan Sir Isaac Newton 4O An-Namth Ats-Tsani: Al-Fashl Ats-Tsani flenis kedua:Pasal Kedua) tPasal Keempat tlmu Fisika a 183


dalam bentuk seperti ini: Q=KH, dimana e adalah kekuatan, K adalah berat benda dan H adalah akcelerasi atau kecepatan. Mengenai hukum ketika bagi gerak Ibnu sina, maka Ibnu Milkan menjelaskannya dengan mengatakan, "sesungguhnya pertandingan gulat antara dua pegulat yang saling menarik, maka masing-masing dari kedua pegulat itu menyalurkan kekuatan tertentu untuk melawan kekuatan lawan. Dan bukan berarti bahwa apabila salah satu dari keduanya memenangkan pertandingan daya tarik dari pihak lawan terhadapnya tidak ada. Melainkan kekuatan itu tetap ada dan dalam keadaan kalah. Jika tidak demikian, maka pihak lain tidak membutuhkan kekuatan untuk menariknya." Fakhruddin Ar-Razi juga berupaya menjelaskan hukum yang sama, dengan mengatakan, "sesungguhnya gelanggang gulat dimana dua pegulat saling menarik satu sama lain hingga berhenti di tengah{engah, maka tidak diragukan lagi bahwa masing-masing dari keduanya melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan pihak lawan. Di samping itu, tidak diragukan lagi bahwa apa yang dilakukan masing-masing dari keduanya jika tidak ada perlawanan dari lawannya, maka tentunya pertandingan itu akan dimenangkannya." Ar-Razi menjelaskanide keseimbangan di bawah dua kekuatanyang sama besar dan berlawanan arah dengan adanya aksi dan reaksi. Dalam konteks penjelasannya terhadap Al-Irsyadat wa At-Tanbihnt, karya: rbnl sina, Ar-Razi berkata, "Tali yang ditarik dua orang dengan sama kuat ke arah dua sisi yang saling berlawanan; maka bisa dikatakan bahwa salah satu dari keduanya menariknya. Pernyataan ini tentulah tidak benar. sebab yang dapat mencegah salah satu dari keduanya untuk menariknya adalah adanya tarikan dari pihak lawan." sekarang kita harus mengakhiri pembahasan kita tentang keteladanan umat Islam dalam bidang mekanika seberum menjelaskan tentang penemuan para ilmuwan muslim yang menunjukkan keteladanan mereka dalam penemuan ide hukum gravitasi umum, sebagaimana yang dipopulerkan atas nama Newton meskipun pada dasarnya ia hanya 184 a Sumban8an Keilmuan tslam pada Dunia


menyimpulkan berbagai pendapat dan karya-karya ilmiah para ilmuwan muslim yang mendahuluinya pada masa kejayaan peradaban Islam dan juga masa kebangkitan Eropa. Hukum gravitasi umumyang dirumuskanSir Isaac Newton sebagaimana yang kita kenal sekarang, menjelaskan tentang gerakanplanet-planet di orbitrya yang mengitari matahari karena adanya asumsi bahwa gravitasi matahari dan planet-planetnya merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya gerakan berputar tersebut. Penerapannya pada semua benda dalam alam raya ini benar. Hukum ini menyatakan bahwa semua benda di alam raya menarik benda lain dengan kekuatan atau daya yang berbanding lurus dengan hasil perkalian massa dua benda dan berbanding terbalik dengan persegi empat jarak antara keduanya. Perbandingan ini dapat diketahui melalui gravitasi umum. Di antara ilmuwan muslim terkemuka yang memahami pengaruh gravitasi secara ilmiah dan benar, maka dapat kami sebutkan antara lain: Al-Bairuni, Al-Khazin, Al-Hamdani, Imam Ar-Razi, dan lainnya. Di antara naskah-naskah yang memperbincangkan dan menjelaskan masalah ini adalah pernyataan Al-Bairuni ketika membantah orang-orang yang menolak hukum bahwa bumi itu berputar mengitari dirinya dan meyakini bahwa jika bumi itu berputar, maka segala sesuatu yang ada di permukaannya seperti bebatuan dan pepohonan akan menerbangkannya. Al-Bairuni menegaskan bahwa bumi ini menarik benda-benda di atasnya ke arah porosnya. Dalam AI-Q anun Al-Mas' udi,ar Al-Bairuni menjelaskary "Bahwasanya seluruh umat manusia di atas bumi akan tetap berdiri tegaka2 layaknya benda-benda lain di seluruh permukaan bola bumi. Di atasnya benda-benda itu akan tertarik kebawah." Di samping itu, Al-Khazin juga menjelaskan bahwa benda-benda yang jatuh akan tertarik ke arah poros bumi. Ia juga menjelaskan relatifitas atau prosentase kecepatan yang semakin kuat ketika benda-benda itu jatuh. DalamMizan Al-Hikrnah,4 Al-Khazin berkata, "Benda yang berat itulah yang 7/22. | ...ra.u Dalam cetakan tertulis (dengan alil di akhir kata), dan ini merupakan kesalahan. Hlm,15, Indi+ PenerbitDa'irahAl-Ma'arif Al-Utsmaniyyah diHaidar Abad Ad-Dakan, cetakan pertama 1359 H. 47 42 43 Pasal Keempat llmu Fisika a 185


selalu bergerak dengan kekuatan konstan ke poros dunia." Maksudnya, berat benda itulah yang memiliki kekuatan yang menggerakkannya ke titik pusahrya." Imam Ar-Razi menemukan ide universalitas gravitasi pada semua benda yang terdapat dalam alam raya sehingga terjadi daya tarik benda terhadap benda-benda di sekitarnya yang jauh." Pada edisi kelima dari majalah Al-lklil, yang terbit di Yaman,aa mempresentasikan sebuah penelitian berharga mengenai Makanah AlHamdani fi Tankh Tathawwur Mafhum Al-lnsan li Zhahirah Al-ladzibiyyah (Posisi Al-Hamdani Dalam Sejarah Perkembangan Pemaham€rn Manusia Terhadap Fenomena Gravitasi) dan menjelaskan pemahaman-pemahaman bangsa Arab terhadap prinsip, kecenderungan dan gravitasi bumi, serta menjelaskan sejauhmana bangsa Arab memahami apa yang mereka kenal dengan sebutanAl-Haqiqah Al-Fiziyaiyah Al-luz'iyyalr (hakikat parsial fisika), yang membentuk sebagian dari fenomena gravitasi. Inilah yang kemudian dikenal dengan nama Thaqah Al-Maudhi' atat Thaqah Al-Kumun (Energi Potensial), yang pada dasarnya dihasilkan dari ketinggiart."4s Dalam hal ini, Al-Hamdani memperlihatkan bukti-bukti dari beberapa naskah, yang di antaranya pernyataan Ibnu Sina dalam Bab: Ath-Thabi'iyyaf, dari bukuny a Asy-Syifa',6 "Benda yang benar-benar ringan itulah yang dapat bergerak sangat jauh dari pusabrya. Dengan karakternya yang ringan, maka benda tersebut terus berputar dalam geraknya di atas semua benda. Yang saya maksudkan dengan berputar di sini bukan semua posisi di atas benda, melainkan posisi yang memungkinkannya untuk menghentikan gerak. Sedangkan benda berat yang sangat berkontradiksi dengannya. Gerakarurya bisa menjadi lebih cepat karena kecenderungannya menjauh September 1981, penulis: Mahmud Ibrahim Ash-Shaghiri. Untuk mendapatkan informasi lebih mendetail,lihat kembali: Al-HasanbinAhmad AlHamdani, Kitab Al-Jauharatain Al-Atiqatain Al-Ma'I'atain min Ash-Shafia' wa Al-Baiilha', tahqiq dan studi DR. Ahmad Fu'ad Pasha, Darul Kutub wa Al-Watsa'iq AlQaumiyah, Cairo 2004 M. 2/64, tahqiq: DR. Mahmud Qasim, dikoreksi ulang oleh DR. Ibrahim Madkur,Cairo, Darul Kutub Al-Arabi li Ath-Thiba'ah wa An-Nasyr, 1389 H=1!b9 M. M 45 186 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia


dari ruang lingkupnya melewati semua benda selainnya. Benda tersebut akan berhenti di bawah semua benda." Di antara studi dan penelitan yang dilakukan para ilmuwan dalam peradaban Islam dan berkaitan dengan fenomena gravitasi adalah penelitian mereka mengenai gerakan benda-benda yang dilemparkan karena gerakannya ke atas berkebalikan dengan gaya gravitasi bumi. Atau kekuatan yang dipaksakan dimana benda itu dilemparkan, akan bekerja berlawanan dengan kekuatan gravitasi bumi. Hibbatullah Al-Baghdadi telah melakukan sebuah penelitian tentang pelemparan batu ke atas, hingga mencapai sebuah kesimpulan bahwa benda yang dilemparkan tersebut mencapai sebuah ketinggian tertentu tergantung daya lempamya. Setelah itu, kembali ke permukaan bumi karena adanya daya gravitasi bumi. Pertanyaan yang terlintas pada diri Al-Baghdadi ketika itu adalah: Apakah batu tersebut berhenti di titik tertingginya itu terlebih dahulu ketika mulai kembali ke permukaan bumi, ataukah tidak? D alam Al-Mu' tabar fi Al-Hikmah, Al-Bagltdadi berupaya menjawabnya dengan penjelasan yang tansparan, "Bagi yang meyakini bahwa antara gerakan batu ke atas karena kekuatan yang mendorongnya dengan paksa dengan penurunannya mengalami sikap diam, maka merupakan kesalahan. Akan tetapi kekuatan yang mendorongnya melemah sedangkan kekuatan bebannya semakin menguat, sehingga memperkecil geraknya. Hingga menyebabkan gerakannya habis di ujungnya. Dalam kondisi ini, batu tersebut diasumsikan berhenti." Al-Baghdadi berupaya melanju&an penjelasannya tentang pengertian gravitasi, dengan mengatakan, "Begitu juga dengan batu yang dilemparkan memiliki kecenderungan berlawanan dengan kecenderungan pelempamya hanya saja dipaksa oleh kekuatan yang melemparkannya. Di samping itu, kekuatan yang memaksa sifatnya horizontal, maka berpotensi semakin melemah untuk melawan kekuatan dan kecondongan natural ini serta perlawanan kekuatan yang ditembusnya. Sehingga kecenderungan atau kecondongan yang memaksa yang pada awaLrya sangat kuat terhadap Pasal Keempat llmu Fisika a 187


kecondongan natural, maka akan semakin melemah dan melambat gerakannya secara terus menerus hingga benar-benar tidak mampu melawan kecondongan nafural. Akibahrya, kecondongan natural akan menang dan bergerak ke arahnya." Penulis artikel di Al-lklil, membenarkan terjadinya kesalahan sejarah yang berkaitan dengan penentuan siapa pencetus teori gravitasi. Ia berkata, "Pencetus pertama teori baru ini bukanlah Al-Bairuni." UngkaPanungkapan dan pernyataannya tersebut didukung dengan pernyataan ilmuwan Arab lainnya, yang tidak kalah tenarnya dengannya, yaitu Abu Muhammad Hasan Al-Hamdani,aT yang lahir tahun 893 IvI, yang dalam Ktab Al-lauhnratain Al-Atiqatain min Ash-Shafra' wa Al-Baidlu', membahas tentang bumi dan segala persoalan yang berkaitan dengannya seperti sendi-sendi, air, dan udara. Dalam konteks pembahasan ini, ia berkata, "Barangsiapa berada di bawahnya -maksudnya di bawah bumi-, maka posisinya tetap tegak seperti halnya orang yang berada di atasnya. Kelahiran dan pijakan telapak kakinya senantiasa menempel pada permukaarurya yang bawah seperti halnya kelahirannya di permukaan atasnya. Begitu juga dengan pijakan telapak kakinya terhadapnya. Bumi ini kedudukannya layaknya besi magnet,yangmenarik besi di semua sisi." Adapun benda yang berada di atasnya, maka kekuatannya dan kekuatan bumi bertemu pada daya tariknya dan putarannya. Sebab bumi ini akan mengalahkannya jika besi itu misalnya, menyentuh bagianbagian batu sedangkan bumi ini mengalahkannya dengan gravitasinya; Sebab pemaksaan dari bebatuan ini tidak mengangkat yang tinggi dan merendahkan yang rendah. "4 Penulis artikel ini menegaskan bahwa koreksi informasi ini tidak selayaknya mengabaikan dan kontribusi ilmuwan terkemuka dalam Lihat -jika Anda berkehendak- pada penelitian kami tentang Al-Hamdani yang diterbitkan dalam Al-Majallah Al-Mishiyah li Taikh Al-Ulam, edisi kesembilan, 2N4M, dengan judul Al-lttijah Al-Ilmiwa Al-FalsafiInda Al-Hamdani, hlm.0-58, dimana penelitian tersebut menyebutkan tentang kontribusi Al-Hamdani dalam imu-ilmu Astronomi, matematika, geografi, geologi, kimi4 teknik pertambangan, Perurnganan materi-materi, dan ilmu-ilmu fisika. Al-Hasan bin Ahmad Al-Hamdanl, Ibid. 188 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia


sejarah -maksudnya, Al-Bairuni-. Kami tidak mempunyai maksud dan tujuan serendah itu. Bahkan sebaliknya kami menyatakan bahwa koreksi informasi ini berarti mengingatkan bahwa pengetahuan bangsa Arab terhadap gaya gravitasi sebagai pusat kekuatan yang efektif tidak dinisbatkan kepada Sir Isaac Newton pada abad kesepuluh Masehi, melainkan pada abad ke sembilan Masehi. Sekarang yang tersisa adalah usaha kita untuk mengingatkan keteladanan umat Islam dalam mengoreksi pandangan Aristoteles yang menyimpang dari kebenaran mengenai jatuhnya benda berat lebih cepat dibandingkan benda ringan serta menegaskan hakikat ilmiah yang sangat urgen. Hakikat ilmiah yang dimaksud adalah bahwa kecepatan benda yang jatuh secara bebas dipengaruhi oleh gravitasi bumi dan tidak terkait sama sekali dengan beratnya. Hal itu terjadi ketika gerakan jatuh tersebut terbebas dari gangguan-gangguan atau hambatan luar. Beginilah kita mendapati Ibnu Sina, Hibbatullah Al-Baghdadi, AlBairuni, Al-Hamdani, Imam Fakhruddin Ar-Razi, Nashiruddin Ath-Thusi, Al-Hasan bin Al-Haitsam, dan Abdurrahman Al-Khazini, yang telah merumuskan prinsip-prinisp ilmu mekanika klasik sebelum Sir Isaac Newton beberapa abad sebelumnya. Para ilmuwan Arab-muslim tersebut telah membuktikan bahwa merekalah pioner terdepan dalam bidang ini. Kedua: Ilmu-ilmu Optik ]ika para ilmuwan Arab mendapat kehormatan dengan pendapatpendapat dan teori-teori ilmiah mereka, maka Al-Hasan bin Al-Haitsam mendapat kehormatan dengan dinisbatkannya ilmu-ilmu optik kepadanya secara keseluruhan.ae Ilmu-ilmu optik merupakan salah satu cabang ilmu fisika, yang berarti mempelajari teori cahaya dan karakteristiknya, fenomena-fenomenanya 49 Lihat Al-Hasan bin Al-Haitsam Buhutsuh wa Kusyufuh Al-Bashaiyyah, karya: Musthafa Nazhif, seorang ilmuwan terkemuka. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadanya. Buku ini terdiri dari dua juz dengan 879 halaman, yang diterbitkan Jami'ah Fu'ad Al-Awwal (Sekarang menjadi Universitas Cairo) -Fakultas Tehnik, Juz Pertama 1361. H / 1942,]uz Kedua 1352 H/ 7942M, dnini merupakan buku yang luar biasa dalam bidangnya. Pasal Keempat tlmu Fisika a 189


dan penerapan praktisnya, termasuk di dalamya Penggunaan berbagai piranti optik yang beragam bentuk dan jenisnya. Arti penting ilmu-ilmu optik ini terletak pada kenyataan bahwa kemajuan aPa Pun yang dicapai para spesialis dalam bidang ini berimplikasi langsung terhadap cabangcabang ilmu lainnya dan apakah ilmu-ilmu astronomi, ruang angkasa, kimia, kedokteran, apotek, geologr, taksonomi, biologl dan lainnya tidak mengalami kemajuan kecuali disertai dengan kemajuan berbagai piranti optik dan berbagai riset serta studi tentang cahaya dan optik? Al-Hasan bin Al-Haitsam telah mamPu menyelami dan menyulam semua studi dan riset yang terpisah-pisah yang dilakukan para pendahulunya untuk dirumuskannya setelah mengoreksi, merenovasi, dan menambahkan berbagai inovasi, serta menjadikannya ilmu yang berdiri sendiri secara penuh, hingga berbagai istilah dan penamaannya banyak disebutkan di seluruh bahasa di dunia. Al-Hasan bin Al-Haitsam mengumpulkan sebagian besar studi dan penelitiannya serta menyatukannya dalam sebuah karya monumentalnya Al-Manazhir yang menjadi rujukan sebagian besar ilmuwan Barat. Bahkan mereka masih obyektif dengan memperlihatkan kontribusi dan persembahan ilmuwan kenamaan bangsa Arab dan Islam ini dan menyebutnya sebagai Al-Bannan (Sang Kontraktor), setiap kali membahas tentang ilmu-ilmu optik atau menulis buku-buku dan referensi. Dan bahkan mereka menyerukan kepada dunia untuk memperhatikan buku monumental ini dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Latin secara total pada tahun 1572M. Buku Al-Manazhir ititerdtui dari tuiuh artikel, yang oleh Al-Hasan bin Al-Haitsam dibagi dalam beberapa pasal dengan formasi sebagai berikut: Artikel Pertama: Mengenai Proses penglihatan secara umum. Artikel ini terdiri dari delapan pasal: Pasal Pertama: Pembukaan. Pasal Kedua: Meneliti tentang karakteristik mata. Pasal Ketiga: Meneliti tentang karakteristik cahaya dan bagaimana 190 a Sumbangan Keilmuan tslam Pada Dunia


cahaya tersebut memancarkan sinarnya. Pasal Keempat Menjelaskan tentang mata dan cahaya. Pasal Kelima: Bentuk mata. Pasal Keenam: Proses pandangan. Pasal Ketujuh: Fungsi-fungsi piranti mata. Pasal Kedelapan: Menjelaskan pengertian-pengertian dimana pandangan itu tidak terjadi kecuali dengannya dan penyatuannya. Artikel Kedua: Menjelaskan tentang pengertian-pengertian secara mendetail yang diketahui mata, sebab-sebabnya, dan bagaimana mengetahuinya. Artikel kedua ini terdiri dari empat pasal: Pasal Pertama: Pengantar artikel. Pasal Kedua: Perbedaan garis-garis radiasi. Pasal Ketiga: Sistem masing-masing dari keduanya dalam mengetahui pengertian-pengertian parsial yang diketahui melalui indera penglihatan. Pasal Keempat Pembedaan pengetahuan pandangan mata terhadap obyek-obyeknya. Artikel Ketiga: Kesalahan-kesalahan mata terhadap obyek yang dilihatnya dengan benar dan sebab-sebabnya. Artikel ini terdiri dari tujuh pasal: Pasal Pertama: Pengantar artikel. Pasal Kedua: Mendahulukan perkara yang harus didahulukan untuk menjelaskan kesalahan-kesalahan mata. Pasal Ketiga: Faktor-faktor yang menyebabkan pandangan mata menjadi keliru. Pasal Keempat Membedakan kesalahan-kesalahan pandangan mata. Pasal Kelima: Proses terjadinya kesalahan-kesalahan pandangan mata karena panca indera. Pasal Keenam: koses terjadinya kesalahan-kesalahan pandangan mata berkaitan dengan pengetahuan. Pasal Keempat tlmu Flslka a 191


Pasal Ketujuh: ltoses terjadinya kesalahan-kesalahan pandangan mata yang berkaitan dengan analogi. Artikel Keempat: Proses pengetahuan pandangan mata melalui pantulan cahaya dari benda-benda yang mengkilat. Artikel ini terdiri dari lima pasal: Pasal Pertama: Pengantar artikel. Pasal Kedua: Persepsi-persepsi obyek yang dipandang memantul dari benda-benda yang mengkilat. Pasal Ketiga: Proses pemantulan gambar-gambar dari benda-benda yang mengkilat. Pasal Keempat: Pengetahuan yang diperoleh pandangan mata terhadap benda-benda yang mengkilat merupakan pengetahuan melalui pantulan. Pasal Kelima: Proses pengetahuan pandangan mata terhadap obyeknya melalui refleksi. Artikel Kelima: Mengenai posisi-posisi imajinasi, yaitu persepsipersepsi yang terlihat pada benda-benda yang mengkilat. Artikel kelima ini terbagi dalam dua pasal: Pasal Pertama: Pengantar artikel. Pasal Kedua: Penjelasan mengenai imajinasi. Artikel Keenam: Mengenai kesalahan-kesalahan pandangan mata terhadap obyek yang dipahami atau diketahuinya melalui refleksi dan faktor-faktor penyebabnya. Artikel keenam ini terdiri dari sembilan pasal: Pasal Pertama: Pengantar artikel. Pasal Kedua: Kesalahan-kesalahan pandangan mata yang yang teriadi pada refleksi. Pasal ketiga: Kesalahan-kesalahan pandangan mata yang terjadi pada cermin datar. Pasal keempat Kesalahan-kesalahan pandangan mata yang terjadi pada cermincembung. 192 a Sumbangan Kettmuan tstam Pada Dunta


Click to View FlipBook Version