The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dianhardiantoro19, 2022-12-13 05:26:39

RK 1.4.a.5.1 Budaya Positif

RK 1.4.a.5.1 Budaya Positif

1.4.a.5.1

Presentasi Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi

Budaya Positif

KELAS 197

KELOMPOK 2


Hasil Diskusi
Ruang Kolaborasi

Kelompok 2


Anggota Kelompok:

YULI HARTANTO SUMADI ANDI AMONG P RUDI HARTONO D.W. HARDIANTORO

SDN 7 SDN 5 SDN 6 SDN 8 SDN 6
BAOSAN KIDUL BAOSAN KIDUL BAOSAN KIDUL BAOSAN KIDUL BAOSAN KIDUL


Kasus 1

Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu
Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan
kesempatan dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan
ramah, sambil mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala
Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”. Mereka
tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol.

Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka
bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya
mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin
meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi?
Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang
akan mereka lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?

Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-
teman sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati dan bagaimana
penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua adalah mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut.
Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka
mereka akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti.


Studi Kasus 1

Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang
sudah dijalankan oleh Ibu Santi?
Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali
sudah sesuai dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah
langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan mereka?
Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu
Eni dalam menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.
Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi
langkah yang ditempuh Ibu Santi?


Analisis Studi 1. Langkah-Langkah Restitusi Ibu Santi
Kasus 1
Validasi tindakan yang salah:

Ibu Santi menanyakan apakah mereka
bersedia memperbaiki permasalahan yang
ada?

Menanyakan keyakinan:

Ibu Santi menanyakan apa yang akan Fifi
dan Natali lakukan untuk memperbaiki
masalah


Analisis Studi 2. Pelanggaran & Restitusi Usulan Fifi dan Natali
Kasus 1
Pelanggaran:

Tidak hormat kepada Ibu Eni, ditunjukkan dengan bersikap seenaknya,
tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni serta tidak mengerjakan
tugas matematika dan malah mengobrol.

Restitusi yang diusulkan:

Diskusi kelompok penerapan keyakinan kelas tentang sikap saling
menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari di
sekolah.
Mengirm email kepada Ibu Eny terkait gagasan tersebut
Mengusulkan kepada kepala sekolah agar menjadikan Ibu Eni sebagai guru
pengganti apabila lain waktu ada ketiadaan guru

Restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai
dengan pelanggaran yang mereka lakukan


Analisis Studi 3. Posisi kontrol yang diambil oleh Ibu Eni
Kasus 1 dalam menangani Fifi dan Natali

Ibu Eni berperan sebagai pembuat orang merasa bersalah

Indikator : Ibu Eni mendekati anak dengan ramah dan
menggunakan kalimat yang memelas dan sedih dalam
menangani perilaku Fifi dan Natali.
Hal tersebut ditunjukkan dengan kalimat yang disampaikan
Ibu Eni: “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak
Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong
bantu Ibu ya?”


Analisis Studi Kasus 1 Pendapat Kami

HOW IF? Langkah yang diambil Bu Santi
sudah benar. Namun, ada langkah
Jika Anda adalah restitusi yang ditingkalkan oleh Ibu
Pak Hasan, Santi yaitu menstabilkan identitas.

bagaimana Anda Langkah ini menurut kami sangat
menyikapi langkah penting untuk dilalui sebelum anak
yang ditempuh Ibu memutuskan untuk menperbaiki
keadaan melalui keyakinan kelas.
Santi?


Kasus 2

Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun akhirnya sampai di gerbang sekolah,
tapi baru menyadari kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan pintu kelas,
Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-
buru dan salah mengenakan sepatu.

Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna sepatu. Sabrina menjawab sudah
mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin
kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan
mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna
sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”.

Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap dapat mengenakan sepatunya dan
berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar
peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak
bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun
dengan berat hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling
sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.


Studi Kasus 2

Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh
Bapak Lukman? Jelaskan, apakah indikatornya?
Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, apa
yang akan dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti
apakah yang akan diajukan ke Sabrina? Jelaskan.
Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,

Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus
berwarna hitam?
Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak
Lukman mengenai kasus tersebut?


Analisis Studi 1. Posisi yang diambil oleh Bapak Lukman & Indikatornya
Kasus 2
Posisi Kontrol yang diambil oleh Pak Lukman adalah sebagai penghukum

Indikator:

Menggunakan nada suara tinggi ketika menagani Sabrina.
Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan
mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah.
Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera
buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai
peraturan”.
Melakukan hukuman fisik: menyita sepatu Sabrina dan melarang
Sabrina menggunakan sepatu selama di sekolah sehingga membuat
mental Sabrina jatuh dan merasa malu.


Analisis Studi 2. Jika Pak Lukman mengambil posisi sebagai manajer
Kasus 2
Menstabilkan Identitas
"Sabrina, setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, untuk itu
mari kita mencari penyelesaian sama-sama, berpikir sama-sama tentang
apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki situasi ini."

Validasi Tindakan:
Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah berusaha
untuk tetap datang ke sekolah meskipun terlambat dan tidak sadar telah
memakai sepatu yang tidak sesuai?

Menanyakan Keyakinan
"Sekarang mari kita bicara tentang keyakinan kelas dan keyakinan
sekolah kita. Apa yang kita percaya? Yang mana yang belum kamu
tunjukkan?"
"Kamu tentu akan merasa bangga apabila menjadi seorang yang disiplin
dan tepat waktu.


Analisis Studi 3.1. Nilai-nilai kebajikan yang ingin dituju oleh peraturan
Kasus 2 "Sepatu harus berwarna hitam"

Nilai kebersamaan dan tanggung jawab
Nilai Komitmen dan saling menghormati dan menghargai
Menghindari kesenjangan sosial dan sikap inklusif antar murid

3.2. Menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman
mengenai kasus tersebut

Mengajak Pak Lukman untuk berdiskusi empat mata tentang dampak dari langkah
yang telah beliau ambil ketika menangani masalah Sabrina dan mencari solusi atau
alternatif lain yang mendukung penerapan disiplin positif, serta mendiskusikan
penerapan segitiga restitusi dalam menangani masalah.


Kasus 3

Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun beliau
memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh pada pelajarannya.
“Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun
tampak malas-malasan maju ke depan, dan sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya diam
terpaku, sambil memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol di tangannya. “Ayo
Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-kira
siapa yang bisa?”

Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi pada Fajar,
seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak terlalu baik untuk
pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh Ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu
Bu”. Ibu Dani pun menjawab lirih, “Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya, Ibu
sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.


Studi Kasus 3

Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam
pendekatannya kepada Fajar?
Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang
diperlukan oleh Fajar?
Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa
yang akan dilakukan atau dikatakan olehnya?
Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan
diajukan? Jelaskan.
Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar
dan mengetahui hal ini, bagaimana tindak lanjut
Anda?


Analisis Studi Posisi kontrol yang diambil oleh Ibu Dani
Kasus 3 dalam pendekatannya kepada Fajar

1. Sebagai Teman 2. Sebagai pembuat merasa bersalah

Ditunjukkan dengan bahasa Ditunjukkan dengan bahasa yang
yang digunakan Ibi Dani ketika digunakan Ibi Dani: “Gimana kamu
Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu
Fajar mencoba maju untuk
mengerjakan soal: “Ayo Fajar ya, Ibu sudah capek-capek
makanya jangan tidur-tiduran, mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama

lain kali perhatikan! Sudah Ibu?”
sana, duduk kembali."


Analisis Studi Kebutuhan yang diperlukan oleh Fajar
Kasus 3 dilihat dari sikapnya:

Jika dilihat dari sikap Fajar di kelas yang sering tidur-tiduran, tidak
memperhatikan dan tampak acuh tak acuh pada pelajarannya serta nilai-

nilainya yang tidak terlalu baik untuk pelajaran Bahasa Inggris.
Menurut analisa kami kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi adalah kebutuhan

akan kebebasan (kebutuhan akan pilihan).




Kemungkinan Fajar merasa bosan dengan metode belajar yang diterapkan oleh
Ibu Dani yang hanya menerangkan pelajaran di papan tulis. Fajar

menginginkan pilihan, perlu banyak bergerak, tidak terlalu terpengaruh orang
lain dan senang mencoba hal baru dan menarik.


Illustrasi TINDAKAN Analisis Studi
Kasus 3
Bilamana Ibu Dani Ibu Dani akan menghitung
mengambil posisi kesalahan-kesalahan yang PERTANYAAN
Pemantau, apa yang akan
dilakukan atau dikatakan dilakukan oleh Fajar dan “Apa yang telah kamu
olehnya? Pertanyaan- mengukur konsekuensi apa lakukan?”
pertanyaan seperti apa “Apa konsekuensinya?”
yang akan diajukan? yang akan diterima oleh “Apa akibat dari
Fajar berdasarkan aturan tindakan yang telah
kamu lakukan?”
yang telah disepakati.


Analisis Studi Tindak Lanjut
Kasus 3
(Sebagai Kepala Sekolah)

Tindakan Awal Berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan untuk:

Memanggil Ibu Dani dan Fajar Menganalisa Akar Masalah Menemukan Solusi
untuk diajak berdiskusi dengan
menerapkan segitiga restitusi Dari penerapan segitiga restutusi yang Menemukan solusi untuk memenuhi
dalam menangani masalah telah dilakukan, akan didapatkan kebutuhan dasar Fajar yang belum
tersebut untuk menumbuhkan informasi yang dibutuhkan untuk terpenuhi. Misalnya dengan meminta
disiplin positif menganalisa lebih lanjut mengenai Bu Dani untuk menerapkan metode
kebutuhan dasar Fajar yang belum belajar yang bervariasi di kelasnya
terpenuhi. agar anak tidak merasa bosan.


Kasus 4

Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam sebuah
pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto
dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan
membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Suti sebagai kepala sekolah berupaya menenangkan
keduanya, terutama Dino. “Dino sepertinya kamu saat ini sedang marah sekali.” Mendengar itu, Dino
pun mengalir bercerita tentang kekesalan hatinya. Ibu Suti pun melanjutkan bahwa membuat
kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa mempertahankan diri adalah hal yang penting.
Namun meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino berada di
ruang kepala sekolah.

Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati, serta apakah Dino
bersedia memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun akhirnya perlahan
mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk
memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu kancing saya diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat
marah kalau melihat kancing baju saya sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya
ke Dino apakah yang akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?


Kasus 4

Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya lem
kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir sebentar dan menanggapi, “Kalau di lem
akan mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja,
bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan menanggapi, “Menjahit? Mana
saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah kamu bersedia
belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan
menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab,
“Pak Irfan, guru Tata Busana”. Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja
Anto yang tanpa kancing.

Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Dino
belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua anak
laki-laki tersebut, Dino dan Anto pada jam pulang sekolah, mereka sudah
bercengkrama dan bersenda gurau kembali.


Studi Kasus 4

Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh
Kepala Sekolah Ibu Suti? Hal-hal apa saja yang
dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan
demikian?
Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan,
bagaimana Anto dikuatkan oleh Ibu Suti?
Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah)
apa yang dituju dalam kasus tersebut? Jelaskan!


Analisis Studi Kasus 4

1.Posisi kontrol yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah (Ibu Suti)

Posisi Kontrol yang dipraktikkan Ibu Susi adalah sebagai manajer. Hal-hal yang telah
dilakukan oleh Ibu Suti adalah menangani masalah dengan menerapkan segitiga restitusi:

1.Menstabilkan Identitas: Ibu Suti pun mejelaskan bahwa membuat kesalahan adalah
hal yang manusiawi dan bahwa mempertahankan diri adalah hal yang penting

2.Validasi Tindakan: Ibu suti bertanya kepada Dino: “Dino sepertinya kamu saat ini
sedang marah sekali.” Setelah Dino menjelaskan, Ibu Suti meminta Dino memikirkan
cara lain yang mungkin lebih efektif untuk mempertahankan diri, karena saat ini Dino
berada di ruang kepala sekolah.

3.Menanyakan Keyakinan: Ibu Suti bertanya tentang keyakinan sekolah yang
disepakati, serta apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan
terhadap Anto


Analisis Studi Kasus 4

2. Penguatan Terhadap Dino dan Anto oleh Ibu Suti?

Penguatan Terhadap Dino: Bertanya ke Dino apakah
yang akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing
Anto yang terlepas? Kemudian menyarankan Dino untuk
belajar menjahit kepada Pak Irfan agar Dino bisa menjahit
kembali kancing baju Anto yang terlepas kaibat
perbuatannya.

Penguatan terhadap Anto: Ibu suti bertanya / meminta
pendapat kepada Anto tentang hal apa yang bisa
dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah.


Analisis Studi Kasus 4

4. Nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) yang dituju

NIlai kebajikan yang dituju dalam kasus tersebut
adalah tanggung jawab, saling menghormati, dan

saling menghargai


Kesimpulan

Berdasarkan keempat kasus diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa:

Pada kasus 1 dan 4
Penerapan budaya positif sudah sesuai dengan teori perubahan paradigma stimulus kontrol ke teori
kontrol, sudah mewujudkan nilai keyakinan kelas, kebutuhan anak terpenuhi, segitiga restitusi
terjalankan serta guru berada pada posisi manajer.

Pada kasus 2 dan 3
Belum menunjukkan adanya penerapan budaya positif sesuai teori tersebut.


Kesimpulan

Lesson of Study

Dari Analisa Kasus pada Ruang kolaborasi
Pada analisa kasus ini, membuat kami berfikir kembali mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar murid
pada saat mereka berprilaku tidak pantas, sehingga perlu bagi kami berada dalam posisi manajer
dalam menjalankan disiplin positif serta mampu melakukan pendekatan restitusi agar motivasi yang
tumbuh dari murid adalah motivasi intrinsik.

Dari materi Modul 1.4 dan modul sebelumnya
Kami memahami bagaimana membangun budaya positif di sekolah sesuai dengan filosofi pendidikan
Ki Hadjar Dewantara agar dapat mencapai visi guru penggerak.


Thank You

SEE YOU NEXT TIME


Click to View FlipBook Version