PENGEMBANGAN BAHAN
AJAR
(Resume Makalah Kelompok 1-12)
Rina Ariani
Nama: Rina Ariani
NIM: 2011101171
Prodi/SMT: PAI 5 SMT 5
PENGERTIAN BAHAN AJAR
Bahan ajar adalah suatu perangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang telah
tersusun secara sistematis, dalam menginterpretasikan keutuhan dari kompetensi yang akan
dikuasai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan,
nilai, karakter dan keterampilan yang sesuai nilai atau kaidah dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
I. KELOMPOK 1
PENGEMBANGAN DALAM JENIS DAN PERAN BAHAN AJAR
Jenis-jenis Bahan Ajar
Dalam menunjang proses pembelajaran terdapat beberapa jenis bahan ajar, antara lain:
1. Bahan ajar untuk pembelajaran mandiri
Dalam pendekatan pembelajaran ini, jenis bahan ajar yang diperlukan atau yang perlu
dikembangkan dan disiapkan pendidik antara lain modul, materi presentasi bersuara
(dengan program Camtasia) , film , program audio , slide , dan sebagainya.
2. Bahan ajar untuk sistem tatap muka
Bahan ajar ini dapat berupa bahan kompilasi, handout, atau dalam bentuk lembar
kerja peserta didik (LKPD).
3. Bahan ajar untuk sistem pembelajaran kombinasi
Bahan ajar yang diperlukan untuk sistem pembelajaran kombinasi dapat berbentuk
buku ajar, modul, bahan kompilasi, materi presentasi dalam bentuk powerpoint atau
adobe flash, dan sebagainya.
Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran
Peran bahan ajar dapat disesuaikan dengan ruang lingkupnya yaitu:
1. Peran bahan ajar bagi guru
Menghemat waktu guru dalam proses pembelajaran atau proses mengajar
Mengubah peran guru dari pengajar menjadi fasilitator
Meningkatkan proses pembelajaran lebih efektif dan interaktif
2. Peran bahan ajar bagi peserta didik
Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman
Peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja
Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya sendiri
II. KELOMPOK 2
ANALISIS KRITERIA DAN PEMILIHAN BAHAN AJAR YANG BERMUTU
Bahan ajar memuat berbagai materi pengetahuan, teori, keterampilan, dan informasi yang
telah dirangkum oleh guru untuk dapat mempermudah peserta didik dalam memahami
pokok bahasan. Bahan ajar ini dapat dijadikan sebagai sarana yang memudahkan guru
dalam menjelaskan rancangan pembelajaran berdasarkan kurikulum.
Kriteria Bahan Ajar
Menurut BSNP yang dikutip oleh Simarmata kelayakan bahan ajar terdiri atas empat syarat
diantaranya ada kelayakan bahasa yang digunakan, isi yang disajikan, serta kelayakan grafik
pembelajaran. Bahan ajar yang akan digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi dasar
dan komponen silabus yang dibuat oleh sekolah. Kelayakan grafik dengan persentase 85%,
bahasa yang digunakan dengan persentase 79%, serta kelayakan isi materi dengan persentase
71%. Jika semua komponen telah dipenuhi maka bahan ajar dinyatakan lulus uji kelayakan untuk
digunakan dalam pembelajaran.
Menurut Prastowo yang dikutip oleh Nana menyebutkan ada enam komponen penting dalam
pemilihan dan penyusunan bahan ajar yang perlu diketahui, yaitu:
Petunjuk belajar
Kompetensi yang akan dicapai
Informasi pendukung
Latihan-latihan
Petunjuk lembar kerja
Evaluasi
Prosedur Pemilihan dan Penyusunan Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna merancang kurikulum
pembelajaran yang kurang maksimal menjadi bahan ajar yang efektif untuk digunakan dalam
pembelajaran. Prosedur atau tahapan pemilihan bahan ajar ini dibagi menjadi 6 tahapan antara
lain:
1) Mengidentifikasi kebutuhan peserta didik.
2) Mencari informasi terkait bahan ajar.
3) Membuat gagasan yang sesuai dengan pemilihan materi bahan ajar.
4) Membuat bahan ajar dengan menampilkan standar kompetensi.
5) Menyajikan bahan ajar kepada siswa.
6) Mengevaluasi pembelajaran dari hasil bahan ajar yang telah digunakan.
Penerapan Pemilihan Bahan Ajar
Dalam penerapan bahan ajar berbasis Critical Thingking ini memiliki beberapa persiapan yang
harus dilakukan diantaranya sebagai berikut:
Mempersiapkan jenis bahan yang digunakan.
Merancang kegiatan
Membuat desain dan petunjuk bahan ajar
Langkah langkah yang perlu dilakukan dalam mengimplementasikan bahan ajar ini sebagai
berikut:
1) Menganalisa pembelajaran mulai dari kebutuhan materi yang dicantumkan serta
tampilan redaksi yang digunakan
2) Merancang bahan ajar dengan kertas fullcolour agar terlihat lebih menarik dengan
mencantumkan standar kompetensi, petunjuk belajar, lembar kegiatan, dan lembar
kerja siswa (LKS)
3) Memilih gambar yang digunakan sebagai pendukung kegiatan storytelling
4) Membuat rancangan buku visual storrytelling
5) Tahap terakhir, penggunaan dengan melakukan penyebaran bahan ajar
III. KELOMPOK 3
PERKEMBANGAN KEILMUAN PAI, RUANG LINGKUP PAI SERTA
CAKUPANNYA
Perkembangan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Perkembangan pendidikan islam pada mulanya di awali sejak masa kemerdekaan indonesia.
Pada saat itu pemerintah Indonesia mulai menyadari pentingnya peran umat islam dalam
kemerdekaan Indonesia, dan kesepakatan pemerinah dibutikan dengan dikeluarkanya untdang-
undang No. 2 tahun 1989 mengenai sistem pendidikan nasional yang diteruskan dengan uu No.
20 tahun 2003 yang mengatur mengenai pengintegrasian pedidikan islam ke dalam sisitem
pendidikan nasional.
Setelah melalui proses yang sangat panjang pendidikan agama islam akhirnya dapat
dikategorikan sebagai mata pelajaran yang umum dan dapat digunakan sebagai salah satu mata
pelajaran yang terstandarilisasi dan dapat dijadikan acuan dalam kenaikan kelas, dan diperkuat
kembali dengan dikeluarkannya UU No. 20 tahun 2003 tentang sisitem pendidikan nasional yang
lebih menjamin hak dan mutu pendidikan sampai dengan terbitnya peraturan menteri agama RI
No. 16 tahun 2010 tentang pengelolaan pendidikan agama islam di sekolah.
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI)
Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di sekolah memuat materi Al-Qur’an dan Al-
Hadits, Aqidah/Tauhid, Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Ruang lingkup
tersebut menggambarkan materi pendidikan agama yang mencakup perwujudan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT. Hubungan antara
manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan makhluk hidup lain dan dengan
lingkungannya. (Hablum minallah, hablum minannas, wahablum minal’alam).
Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Berikut beberapa tujuan Pendidikan Agama Islam secara luas :
1) Tujuan Umum (Institusional), Tujuan umum ini merupakan tujuan yang akan
dicapai pada semua aspek pendidikan, baik melalui pengajaran maupun cara lain.
Tujuan ini meliputi semua aspek kemanusiaan, mulai dari sikap, tingkah laku,
kebiasaan, pandangan dan sebagainya.
2) Tujuan akhir, tujuan Akhir PAI dapat lebih dipahami dalam firman Allah SWT.
Seperti dalam surat Al-Imran ayat 102 yang artinya : Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadanya, dan
janganlah sekali kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
3) Tujuan Sementara (Instruksional), Tujuan sementara merupakan tujuan yang akan
dicapai peserta didik setelah diberikan beberapa pengalaman tertentu yang
direncanakan dalam kurikulum pendidikan formal.
4) Tujuan Operasional, tujuan operasional adalah tujuan yang mudah dicapai dengan
sejumlah kegiatan tertentu. Seperti kegiatan yang telah dipersiapkan dan
diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu tersebut.
IV. KELOMPOK 4
PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI
Pengertian Prosedur
Prosedur adalah rangkaian kegiatan yang telah menjadi pola dan sudah ditentukan dalam
melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas. Depdinas dalam Krisma (2014) merinci prosedur atau
langkah-langkah pengembangan bahan ajar sebagai berikut :
Menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan mengidentifikasi standar
kompetensi dan kompetensi dasar KD
Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar
Mengembangkan bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK-KD yang telah
teridentifikasi sebelumnya.
Mengembangkan sumber bahan ajar.
Analisis Bahan Ajar
Hal pertama dalam mengembangkan bahan ajar adalah analisis terlebih dahulu yang perlu
dianalisis yaitu karakteristik dan kebutuhan peserta didik merupakan hal utama yang perlu
mendapatkan perhatian. Karakteristik dan kebutuhan peserta didik perlu diindentifikasi untuk
menentukan jenis subtansi bahan ajar yang dikembangkan. Bahan ajar yang baik adalah bahan
ajar yang sesuai karakterisitk peserta didik dan kebutuhan mereka terhadap bahan ajar itu. Pada
tahap analisis ini mencoba untuk mengenali siapa peserta didik dengan perilaku awal dan
karakteristik yang dimilikinya, perilaku awal berkenaan dengan kemampuan bidang ilmu atau
mata tataran yang sudah dimiliki peserta didik. Sementara itu karakteristik awal memberikan
informasi tentang ciri-ciri peserta didik.
Tahap analisis merupakan tahap dimana kita menganalisis kebutuhan awal dalam pembuatan
bahan ajar ini. Tahapan ini terdiri dari tiga kegiatan analisis, sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan
2. Analisis Kurikulum
3. Pemilihan Jenis Bahan Ajar
Perancangan Bahan Ajar PAI
Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan yaitu perumusan tujuan
pembelajaran, pemilihan topik mata pelajaran, pemilihan media dan sumber, serta pemilihan
strategi pembelajaran. Dengan ini diharapkan pendidikan dapat menjadikan individu-individu
yang mandiri sebagai pelajar yang mandiri dengan memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku yaitu
Audience, Behavior, Condition, dan Degree.
Pengembangan Lanjut Bahan Ajar PAI
Langkah guru dalam mengembangkan sumber bahan ajar mata pelajaran PAI selanjutnya adalah
dengan cara memperhatikan prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi;
Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki
keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi
Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa
Prinsip kecukupan artinya hendaknya materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Materi tidak boleh terlalu sedikit dan juga tidak boleh terlalu banyak. Jika sedikit maka akan
kurang membantu mencapai standar kompetensi jika terlalu banyak maka akan membuang waktu
dan tenaga yang tidak perlu dipelajari.
Yang digunakan dalam pembelajaran PAI adalah:
1. Bahan ajar cetak antara lain, buku paket, modul, lembar kerja siswa, globe, peta,
dan kitab Sirah Nabawi.
2. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video atau film, orang atau
narasumber.
Evaluasi Bahan Ajar PAI
Secara umum, terdapat 4 cara untuk mengevaluasi bahan ajar yaitu:
1. Telaah oleh ahli materi (lebih ditekankan pada validitas keilmuan serta ketepatan
cakupan)
2. Uji coba satu-satu (salah seorang peserta mengkaji bahan ajar, kemudian diminta
untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan,
dan tingkat kesukaran)
3. Uji coba kelompok kecil (satu kelompok kecil mengkaji bahan ajar, kemudian
diminta until memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa, ilustrasi,
perwajahan, dan tingkat kesukaran)
4. Uji coba lapangan (untuk memproleh informasi apakah bahan ajar dapat mencapai
tujian, apakah bahan ajar dianggap memadai dan seterusnya).
Revisi dalam Bahan Ajar PAI
Tahapan revisi bahan ajar dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Proses revisi yaitu dimulai dengan meringkas data yang telah ditemukan.
2. Revisi pembelajaran dilakukan dengan berdasarkan semua informasi yang telah
didapatkan dari evaluasi kelompok kecil atau dari uji lapangan.
3. Perbandingan dari berbagai pendekatan juga diikutsertakan dalam evaluasi
formatif
4. Selain beerdasarkan hasi evaluasi, revisi bahan ajar juga dilakukan sesuai dengan
strategi pembelajaran.
V. KELOMPOK 5
URGENSI PENGEMBANGAN MATERI PAI
Pengertian Pengembangan Pendikan Agama Islam
Pengembangan Pendidikan Agama Islam sebagai budaya sekolah merupakan sebuah alternatif
untuk mengimplementasikan eksistensi dari Nilai-nilai ajaran Islam yang secara konseptual
tertuang dalam mata pelajaran PAI di sekolah dasar dan menengah. Pendidikan Islam saat ini,
dihadapkan pada berbagai Perkembangan yang meniscayakan untuk melakukan perubahan dan
perbaikan sehingga mampu melakukan penyesuaian terhadap perubahan tersebut. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi tantangan bagi pendidikan Islam, terutama
dalam menghadapi era globalisasi yang telah mampu mengsistematisasikan jarak dan waktu
antar berbagai negara dalam pertukaran informasi dan pengetahuan, khususnya dalam Bidang
pendidikan Islam.
Model-Model Pengembangan PAI
Adapun model pengembangan Pendidikan Agama Islam yang ada di berbagai sekolah umum dan
perguruan tinggi di Indonesia, dapat kita lihat dari model-model di bawah ini.
Model Dikotomis
Model Mekanisme
Model Organism/Sistemik
Adapun model pembelajaran PAI berbasis multikultular yaitu lebih kepada mengharuskan proses
pembelajarannya berlangsung secara efektif melalui pengajaran efektif (effective teaching) dan
belajar aktif (active learning) dengan memperhatikan keragaman agama para peserta didik.
Tujuan Pengembangan PAI
Tujuan dari perencanaan pembelajaran yakni sebagai pedoman guru dalam melaksanakan
praktek mengajar. Dengan demikian apa yang dilakukan guru pada waktu mengajar bersumber
kepada perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Rencana pembelajaran harus
memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan
kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator,
tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah belajar, serta
mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media, dan
sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi idasar.
VI. KELOMPOK 6
PENYUSUNAN BAHAN AJAR
Syarat Penyusunan Bahan Ajar
Mbulu & Suhartono, yang dikutip dari Saputra menyebutkan syarat-syarat penyusunan bahan
ajar, yaitu:
a. Memberikan orientasi terhadap teori, penalaran teori, dan cara-cara penerapan
teori dalam praktik
b. Memberikan latihan terhadap pemakaian teori dan aplikasinya
c. Memberikan umpan balik kebenaran latihan itu.
d. Menyesuaikan informasi dan tugas sesuai tingkat awal masing-masing peserta
didik.
e. Membangkitkan minat peserta didik.
f. Menjelaskan sasaran belajar kepada peserta didik.
g. Meningkatkan motivasi peserta didik.
h. Menunjukan sumber informasi yang lain.
Langkah-Langkah dalam Penyusunan Bahan Ajar
Ketika membuat atau menyusun bahan ajar, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh
pendidik (pengembang), yaitu:
a. Menganalisis Kurikulum
b. Menganalisis Sumber Belajar
c. Menetapkan Jenis Bahan Ajar
d. Pengorganisasian Materi Pembelajaran
e. Menetapkan Struktur Bahan Ajar
f. Mengumpulkan dan Mempelajari Referensi
g. Mulailah Menulis
Evaluasi Dalam Penyusunan Bahan Ajar
Salah satu hal yang sangat penting dalam meningkatkan keberhasilan aktifitas pembelajaran PAI
adalah melakukan evaluasi terhadap penyusunan bahan ajarnya.
Kompetensi yang harus diperhatikan sebelum melakukan evaluasi penyusunan bahan ajar
adalah sebagai berikut:
a. Mampu menjelaskan variabel yang perlu diperhatikan pada saat melakukan evaluasi
penyusunan bahan ajar
b. Mampu menentukan penggunaan format evaluasi penyusunan bahan ajar berdasarkan
jenis bahan ajar yang telah dibuat.
c. Mampu melakukan evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar dengan baik dan terstruktur.
d. Mampu menindak lanjuti hasil evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar
VII. KELOMPOK 7
KARAKTERISTIK BAHAN AJAR PAI
Dalam pengembangan bahan ajar guru juga di tuntut untuk paham mengenai bahan ajar.
Bahan ajar sendiri memiliki lima karakteristik yang menjadi ciri khas dari suatu bahan
ajar, adapun penjabaran dari kelima krakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
a. Karakteristik bahan ajar Self Intructional, yaitu bahan ajar dapat membuat siswa
mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. Oleh
karena itu, didalam bahan ajar harus memiliki tujuan yang dirumuskan dengan
jelas dan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau
kegiatan yang lebih spesifik.
b. Karakteristik bahan ajar Self Contained, yaitu seluruh materi pelajaran dari satu
unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan
ajar secara utuh.
c. Karakteristik bahan ajar Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang
dikembangkan tidak tergantung pada bahanajar lain atau tidak harus digunakan
bersama-sama dengan bahan ajar lain.
d. Karakteristik bahan ajar Adaptive, yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya
adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi
e. Karakteristik bahan ajar User Friendly, yaitu setiap instruksi dan paparan
informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya,
termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan
keinginan
VIII. KELOMPOK 8
LANGKAH LANGKAH PENGEMBANGAN MATERI KONTEKSTUAL
Pengertian pengembangan materi PAI kontekstual
Pembelajaran kontekstual sudah banyak digunakan dibeberapa negara, pembelajaran
kontekstual atau yang disebut dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang
intinya merupakan pembelajaran yang mengaitkan pengetahuan yang di dapat dengan
dirinya di kehidupan sehari-hari untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya
dalam bersosial, beragama, dan berbudaya. Menurut Johson 2002 mengartikan
pembelajaran kontesktual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu
siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari mereka.
Langkah langkah pengembangan materi kontekstual
1. Analisis, Analisis ini dilakukan agar materi yang dihasilkan dari pengembangan
kontekstual tidak melenceng dari kompetensi dasar yang sudah ada.
2. Perencanaan, langkah selanjutnya adalah melakukan suatu perencanaan mengenai
pengembangan materi PAI kontekstual.
3. Pengmbangan
4. Evaluasi
5. Revisi
IX. KELOMPOK 9
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM KUALITAS BAHAN
AJAR PAI
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memenuhi kualitas bahan ajar PAI,
diantaranya:
a. Kecermatan Isi Bahan Ajar.
b. Ketepatan Cakupan Bahan Ajar.
c. Ketercernaan Bahan Ajar.
d. Penggunaan Bahasa Bahan Ajar.
e. Perwajahan/Pengemasan Bahan Ajar.
f. Ilustrasi Bahan Ajar.
g. Kelengkapan komponen Bahan Ajar.
X. KELOMPOK 10
PENYUSUNAN BAHAN AJAR DALAM BENTUK BUKU
Sistematika Penyusunan Bahan Ajar
Penyusunan Bahan Ajar Cetak Bahan Ajar Cetak (Printed) yaitu sejumlah bahan yang
disiapkan dan disiapkan dalam bentuk kertas, yang dapat berfungsi untuk pembelajaran
dan penyampaian informasi
Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh dalam menyusun bahan ajar cetak, yaitu:
a. Menulis sendiri (Starting from Scratch)
b. Pengemasan kembali informasi (Information Repackaging)
c. Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text)
Syarat Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku
a. Keamanan nasional
b. Isi buku pelajaran
c. Cara penyajian
d. Bahasa yang digunakan
e. Ilustrasi
Petunjuk Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku
Bahan ajar didefinisikan sebagai segala bentuk bahan, baik tertulis maupun tidak tertulis,
yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses
pembelajaran dan menjadi bahan untuk dipelajari oleh peserta didik dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Prosedur yang harus diikuti dalam penyusunan bahan ajar, yaitu meliputi:
Memahami standar isi dan standar kompetensi lulusan, silabus, program semeter,
dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran berdasarkan pemahaman terhadap
poin (1).
Melakuan pemetaan materi.
Menetapkan bentuk penyajian.
Menyusun struktur (kerangka) penyajian.
Membaca buku sumber.
Mendraf (memburam) bahan ajar.
Merevisi (menyunting) bahan ajar.
Menguji cobakan bahan ajar.
Merevisi dan menulis akhir (finalisasi).
XI. KELOMPOK 11
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT
Pengertian Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT
Salah satu bentuk pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan perkembangan
zaman adalah pengembangan bahan ajar berbasis ICT. ICT adalah bentuk singkatan dari
Information and Communication Technology atau yang biasa kita sebut sebagai TIK
(teknologi informasi dan komunikasi). Dalam jurnal pengembangan pembelajaran
berbasis ICT dalam pendidikan islam, Tinio mendeinisikan TIK sebagai seperangkat alat
yang di gunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mendiseminasikan, menyimpan,
dan mengelola informasi.
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT
Sesuai dengan perkembangan kurikulum yang selalu berubah mengikuti pekembangan
zaman, maka komponen lain dalam pendidikan seperti bahan ajar pun perlu di
kembangankan mengikuti perkembangan zaman. Yang salah satunya adalah
pengembangan bahan ajar berbasis ICT. Menurut Muhammad Ali dalam jurnal
pengembangan bahan ajar english for specific purpose berbasis TIK, pengembangan
adalah salah satu domaim teknologi yang berfungsi sebagai proses penerjemahan
spesifikasi dalam bentuk fisik.6 Dan bahan ajar / bahan pembelajaran merupakan
komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus disampaikan kepada peserta didik.
Cara Merancang Bahan Ajara Berbasis ICT
Dalam merancang pengembangan bahan ajar ICT harus bisa menyesuaikan media dengan
tujuan pembelajaran, menyesuaikan media dengan lingkungan belajarnya, memudahkan
pemanfaatan media yang berkaitan dengan waktu, tenaga dan biaya, memastikan
keamanan bagi pembelajaran, kemampuan media harus bisa membuat siswa semakin
aktif. Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran biasanya mengunakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (soft ware) dengan aplikasinya seperti perangkat
komputer yang tersambung dengan jaringan internet LCD/proyektor, CD pembelajaran,
juga bisa mengunakan web/situs-situs tertentu di internet. Dalam merancang bahan ajar
berbasis ICT sangat membutuhkan dukungan dari perangkat-perangkat tersebut hal ini
memudahkan peserta didik dan guru ataupun dosen dalam melakukan aktifitas
pembelajaran.
XII. KELOMPOK 12
PEMBUATAN BAHAN AJAR DALAM BENTUK DIGITAL (E-BOOK)
Membuat Bahan Ajar Adobe Acrobat
Adobe acrobat adalah perangkat lunak pertama yang mendukung portable document
format milik adobe system , sejenis format data dokumen. terdiri dari adobe reader yang
hanya dapat menampilkan dan mencetak dokumen dan tersedia secara cuma cuna. Dan
adobe acrobat untuk menyunting dokumen. Fungsi utama adobe acrobat adalah untuk
membaca dokumen dengan format PDF yang hanya dapat dibuka menggunakan software
seperi adobe reader.
Membuat PDF Dari Ms Word
Membuat Bahan Ajar Digital Flipbook
Secara umum flipbook adalah buku digital 3 dimensi yang didalamnya bisa memuat teks,
gambar, video, musik atau lagu,dan animasi bergerak sehingga flipbook sendiri masuk ke
dalam kategori buku digital atau ebook (electronic book). Hanya saja, lebih modern dan
juga lebih atraktif dengan berbagai tambahan unsur didalamnya, flipbook juga dapat
membantu peserta didik seperti mahasiswa untuk menikmati kegiatan membaca buku ajar
berisi materi perkuliahan.