MENGENALKAN SISTEM PENGATURAN AIR BASAH DAN KERING ALTERNATE WETTING AND DRYING (AWD)
KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, berkat rahmatNYA penulis dapat menyelesaikan Brosur Pertanian yang berjudul “MENGENALKAN SISTEM PENGATURAN AIR BASAH DAN KERING ALTERNATE WETTING AND DRYING (AWD)“ Brosur ini disusun sebagai upaya untuk melengkapi Aksi Perubahan Diklat Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Kabupaten Karawang angkatan IV tahun 2024 melalui media penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan kepada petani. Besar Harapan penulis, brosur ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Terima kasih Penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Sistem pengelolaan air basahkering (AWD) dilakukan untuk efisiensi penggunaan air dalam budidaya padi sawah. AWD (Alternate Wetting and Drying) adalah salah satu metode pengelolaan pengairan sawah berselang yang dapat diukur secara praktis. Pengairan basahkering dengan mengatur air pada kondisi tergenang atau kering secara bergantian. Berdasarkan hasil penelitian dapat menghemat air hingga 20%, sehingga sangat efektif jika diterapkan pada lahanlahan yang mendapat pasokan pengairan terbatas. AWD dilakukan mulai tanam sampai satu minggu sebelum tanaman berbunga. Sawah baru diairi bila kedalaman muka air tanah mencapai + 15 cm, diukur dari permukaan tanah. Hal ini dapat diketahui dengan bantuan alat sederhana dari paralon berlubang yang dibenamkan ke dalam tanah. 02 Salah satu metode irigasi hemat air adalah metode irigasi Alternate Wetting and Drying (AWD). Pada pengamatan metode irigasi air sawah menggunakan metode irigasi berbeda, penghematan air menggunakan metode AWD dapat menghemat air 55,03%[5]. Selain itu, menggunakan metode irigasi yang tepat dapat meningkatkan hasil produksi padi.
03 Tujuan dari aplikasi AWD 1.Efisiensi penggunaan air irigasi 2.Efisiensi serapan hara nitrogen 3.Mengurangi serangan OPT 4.Menciptakan lingkungan yang kaya oksigen 5.Peningkatan produksi padi 6.Menurunkan emisi gas rumah kaca Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan air dengan AWD : Pada saat pembungaan, pertahankan ketinggian air sekitar 3- 5 cm dari permukaan tanah 1. Pada saat pemupukan air pada lahan sawah dibuat kondisi macak-macak 2. Sawah harus segera dialiri jika air di dalam pipa mengalami penurunan sampai 15 cm di bawah muka tanah 3.
04 BAB II PENGAIRAN BASAH KERING ( Alternate Wetting And Drying / AWD ) Salah satu jenis irigasi yang diterapkan dalam teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) adalah irigasi berselang atau disebut Alternate Wetting ang Drying (AWD) atau Pengairan Basah Kering. Sistem pengairan AWD merupakan pengairan dengan penggenangan air terputus yang bertujuan untuk Untuk mengontrol atau menghemat penggunaan air dalam budidaya tanaman padi, karena perlu diingat padi merupakan tanaman yang memerlukan air, tetapi bukan tanaman air. Tanaman padi tidak memerlukan air saat tanam, saat anakan maksimum dan 10 hari menjelang panen. Untuk menghasilkan 1 kg gabah hanya dibutuhkan rata-rata 1.432 liter air dibandingkan 1.150 liter air untuk menghasilkan 1 kg jagung. Jadi, dalam budidaya tanaman padi tidak harus digenangi terus menerus. Sehingga air bagi pertanian dapat dikelola ketersediaannya dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan.
05 Untuk praktek menerapan AWD adalah sebagai berikut : 1. Tabung paralon diameter 15 cm dengan panjang 40 cm 2. Separuh dari paralon diberi lubang-lubang 3.Bagian yang berlubang dibenamkan kedalam tanah Materi tentang sistem irigasi AWD dan praktek pembuatan AWD dipandu oleh Neneng Ratnasari S.P, M.P selaku Pembuat Aksi Perubahan Diklat Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Kabupaten Karawang Angkatan IV Tahun 2024 Langkah pembuatan pipa AWD adalah dengan menyiapkan pipa sepanjang 40 cm dengan diameter 15 cm, membuat lubang kecil-kecil setinggi 20 cm pada pipa, pipa yang sudah diberi lubang ditanam pada petakan sawah dan diatas permukaan tanah setinggi 20 cm. Pengukuran dimulai pada 7-10 hst pada setiap tapin dan 21 hst pada sistem tabela, tingkat level air dimonitor setiap dua hari sekali dan dicatat, padi tidak perlu digenangi setiap hari, pada saat pembungaan pertahankan ketinggian air sekitar 3-5 cm dari permukaan tanah, pada saat pengisian bulir tanaman padi digenangi air serta pada saat 7-10 hari sebelum panen sawah dikeringkan. Pipa harus ditempatkan di bagian yang mudah diakses dari lapangan dekat dengan pematang sehingga memudahkan untuk memantau kedalaman airnya. Kedalaman air hendaknya mewakili kedalaman air rata-rata dari lahan sawah. Dengan Waktu pengaturan air sawah kapan basah dan kapan kering sangatlah penting menggunakan pipa (dengan menggunakan pipa berbahan plastik, kaleng bekas ataupun bambu) yang telah dilubangi. Pipa tersebut dipendam dalam tanah sawah. Manfaat pipa adalah membantu petani melihat ketersediaan air di dalam tanah sawah. Permukaan tanah tampak kering maka dengan menggunakan pipa AWD, petani akan dapat melihat kedalam pipa tersebut kedalaman air dibawah permukaan tanah sawah. Langkah pembuatan pipa AWD
06 Jika didalam pipa terdapat air dengan kedalaman kurang dari 15 cm dari permukaan tanah maka belum perlu dilakukan penggenangan, Namun jika kedalaman air di dalam pipa telah mencapai 15 cm di bawah permukaan tanah, maka tanah barulah diperlukan penggenangan sawah tersebut sampai ketinggian 5 cm
07 AWD Adalah Solusi Tepat Pertanian Ramah Lingkungan Perubahan iklim yang belakangan terjadi dapat berakibat pada kelangkaan pasokan air untuk pertanian. Hal tersebut sangat sangat meresahkan petani dan dapat menjadi ancaman yang serius, karena pada akhirnya kelangkaan air dapat menurunkan produksi dan bahkan dapat menyebabkan kegagalan panen. AWD sangat mudah dan sederhana. Cara menerapkannya di lahan sawah yaitu dengan penggunakan pipa paralon berdiameter 10-15 cm dengan panjang 30-100 cm yang disebut piezometer. Dengan ukuran pipa tersebut maka permukaan air dapat terlihat dari luar. Selanjutnya pipa paralon dilubangi kecil-kecil di semua sisinya sehingga air mudah masuk dan keluar. Pipa dibungkus dengan kain kasa untuk mencegah tanah masuk ke dalam pipa. Piezometer dipasang dengan membuat lubang pada tanah dan membenamkannya hingga tersisa 10 cm – 20 cm di atas permukaan tanah. Air akan masuk melalui lubang celah pipa yang dipendam di dalam tanah
08 Penentuan waktu dan frekuensi pergantian pembasahan dan pengeringan bergantung pada tahap pertumbuhan padi, cuaca dan kondisi lahan sawah yang disesuaikan oleh sistem budidaya padi yang digunakan. Upaya penghematan air untuk kegiatan pertanian sangat penting dilakukan untuk penambahan areal tambah tanam serta mengantisipasi kelangkaan air di musim kemarau. Membangun infrastruktur air dan sarana irigasi terus kita lakukan. Namun demikian kita juga mesti bijak dan hemat dalam memanfaatkan air yang kita kelola, Teknologi AWD dapat menghemat air, meningkatkan hasil, dan menurunkan emisi GRK di lahan sawah. Petani untung, lingkungan terjaga.
09 Pengairan dengan Alternate Wetting and Drying (AWD) Dapat dilaksanakan oleh Kelompoktani dengan cara yang sangan mudah dan harga yang murah. 1. Dengan Penggunaan Alternate Wetting and Drying (AWD) dapat mempermudah proses pengairan sawah serta menekan pengeluaran untuk pengairan. 2. Pengairan dengan Alternate Wetting and Drying (AWD) Teknologi AWD dapat menghemat air, meningkatkan hasil, dan menurunkan emisi GRK di lahan sawah. Petani untung, lingkungan terjaga. 3. KESIMPULAN Sebaiknya Sebelum melakukan pengolahan lahan petani sudah membuat AWD untuk masing-masing lahannya. 1. Amati penggunaanAlternate Wetting and Drying (AWD) secara berkala, agar memasukan dan mengeluaran air teratur. 2. Buatlah petak percontohan ditiap-tiap kelompoktani untuk pembuatan Pengairan dengan Alternate Wetting and Drying (AWD). 3. SARAN DAN PENUTUP