The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

BAB VI PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN DAN HEWAN

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by lenialim253, 2021-04-11 09:11:01

BAB VI PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN DAN HEWAN

BAB VI PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN DAN HEWAN

PETA KONSEP
PETA KONSEP

1

BAB VI
PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN DAN HEWAN

A. REPRODUKSI PADA TUMBUHAN
Dalam siklus hidup tumbuhan pada umumnya dikenal ada dua generasi yang saling

bergiliran, yaitu generasi gametofit (generasi haploid yang ditandai N) atau haplofase
dan generasi sporofit (generasi diploid yang ditandai 2N) atau diplofase. Dominasi
kedua generasi (gametofit dan sporofit) tersebut berbeda antara kelompok tumbuhan
yang satu dengan kelompok tumbuhan yang lain. Apabila dalam satu siklus hidup
tumbuhan, generasi yang dominan adalah gametofitnya, maka siklus hidupnya disebut
haplontik misalnya banyak terjadi pada ganggang hijau, misalnya Spirogyra,
Clamydomonas dan apabila yang dominan generasi sporofitnya, maka siklus hidupnya
disebut diplontik. Apabila generasi sporofit dan generasi sporofit saling bergiliran secara
dominan, maka siklus hidupnya disebut haplodiplon. Siklus hidup demikian dikenal
dengan pergiliran keturunan atau pergiliran generasi Gambar 01.

Gambar 1. Siklus hidup yang bersifat haplontik dan diplontik

Selain dikenal adanya siklus hidup yang bersifat diplontik dan haplotik, dalam
pergiliran keturun juga dikenal ada empat kuadran, yaitu :
1. Kuadran zygotic (sigotik). Disebut juga dengan kuadran 1. Pada kuadran ini,

organisme atau tumbuhan mungkin hanya berbentuk sigot, embrio, dan sporofit,
berupa sporogonium pada lumut; berupa tumbuhan pada paku-pakuan dan tumbuhan
berbiji. Semua struktur tumbuhan yang menempati kuadrant ini ditandai dengan sifat
ploidi yang diploid atau 2N
2. Kuadran meiotic (meiotic). Disebut juga dengan kuadran 2. Pada kuadran ini terjadi
pembelahan reduksi yang mungkin berlangsung di dalam sel induk spora, baik pada
tumbuhan homospora maupun heterospora (tumbuhan yang menghasilkan
mikrospora dan megaspore). Pembelahan meiosis terjadi pada peristiwa

2

sporogenesis. Pada peristiwa ini terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi
setengah dari jumlah kromosom sel induk spora, sehingga spora yang dihasilkan
bersifat haploid.

3. Kuadran gametic (gametik). Disebut juga dengan kuadran 3. Pada kuadran ini terjadi
peristiwa perkembangan organisme yang bersifat haploid dari spora-spora yang
terbentuk pada kuadran 2. Dari perkembangan spora diperoleh gametofit, meliputi
gametofit jantan dan betina, yang akan menghasilkan gamet jantan dan gamet betina.
Pada fase kuadran ini, kemungkinan tumbuhan berupa talusbeserta alat
reproduksinya berupa anteridium dan arkegonium pada lumut, protalium beserta alat
reproduksinya berupa anteridium dan arkegonium pada paku-pakuan, strobilus
jantan dan betina pada tumbuhan berbiji terbuka, dan bunga pada tumbuhan berbiji
tertutup. Semua struktur tumbuhan yang menempati kuadrant ini memiliki ploidi
haploid atau N.

4. Kuadran Syngamic (singamik). Disebut juga dengan kuadran 4. Pada fase ini terjadi
persatuan/persinggungan/perlekatan dua macam gamet, yakni gamet jantan berupa
sperma dengan gamet betinaberupa ovum yang diikuti dengan meleburnya dua inti
masing-masing gamet. Peristiwa ini disebut pula dengan fertilisasi atau pembuahan
(gambar 01).

Singamik
4

Gametik Sigotik
3 1

Miotik
2

Gambar 2. Kuadran pada suatu pergiliran keturunan

1. Reproduksi Vegetatif
1) Reproduksi Vegetatif atau Aseksual
Reproduktif vegetatif yaitu terjadinya individu baru tanpa didahului adanya

peleburan dua sel kelamin. Reproduksi vegetatif dapat terjadi karena bantuan manusia,
yang disebut perkembang biakan vegetatif buatan dan terjadi tanpa bantuan manusia, yang
di sebut perkembangbiakan vegetatif alami.

Macam reproduksi vegetatif alami yaitu: pembelahan sel, fragmentasi, pembentukan
tunas, tunas adventif, gemmae, pembentukan spora, rhizoma (Akar Tinggal atau
Rimpang), stolon, geragih, umbi batang, umbi lapis, umbi akar a. Reproduksi Vegetatif
Alami

3

1. Pembelahan Sel
Pembelahan sel terjadi pada tumbuhan berel satu. Misalnya, pada bakteri dan

alga yang bersel satu antara lain Chlorella.
2. Fragmentasi

Fragmentasi adalah reproduksi aseksual dengan cara memisahkan sebagian
tubuhnya yang kemudian menjadi individu baru. Misalnya dengan pembentukan
hormogonium adalah potongan benang yang terpisah dari benang lama dan
kemudian menjadi benang baru, antara lain terjadi pada Oscillatoria atau alga biru.
3. Pembentukan Tunas

Reproduksi vegetatif pada ragi (Saccharomyces cerevisiae) yaitu dengan
pembentukan tunas. Tunas tersebut akan lepas dan menjadi individu baru. selain itu
sel ragi dapat menjadi askus yang kemudian mengalami meiosis dan terbentuk
empat askospora yang haploid.

Pembentukan tunas terjadi pula pada tumbuhan tingkat tinggi dan biasanya
disebut anakan, misalnya paku, rumput, dan pisang. pada tumbuhan tersebut,
bagian batang yang ada di dalam tanah dapat membentuk tunas yang akan tumbuh
menjadi individu baru dekat induknya dan membentuk koloni.
4. Tunas Adventif

Tunas adventif dalah tunas yang tidak tumbuh pada ketiak daun atau ujung
batang, tetapi tumbuh pada bagian tanaman yang biasanya tidak bertunas, misalnya
pada akar atau daun. contoh cocor bebek (Bryophyllum), kesemek, dan sukun.
5. Gemmae

Gemmae, misalnya terdapat pada lumut hati dan dapat tumbuh menjadi
tumbuhan baru.
6. Pembentukan Spora

Reproduksi vegetatif dengan pembentukan spora, misalnya pada jamur,
lumut, dan paku.
7. Rhizoma (Akar Tinggal atau Rimpang)

Rhizoma adalah batang yang tumbuh mendatar di dalam tanah dan
membengkak karena berisi cadangan makanan. Pada ketiak dari sisik dan ujung
rhizoma terdapat tunas yang dapat tumbuh menjadi individu baru , misalnya:
kana, lengkuas, ganyong, kunyit, dan keladi.
8. Stolon

Stolon adalah batang yang tumbuh menjalar dalam tanah, tetapi tidak
membengkok, seperti halnya dengan rhizoma. Di ketiak sisi dan ujung stolon
terdapat tunas yang dapat tumbuh menjadi individu baru. misalnya : alang – alang
dan rumput teki.
9. Geragih

4

Geragih adalah batang yang tumbuh mendatar di permukaan tanah, tidak
menyimpan cadangan makanan. misalnya : pegagan, rumput, dan strawberry.

10. Umbi Batang
Umbi batang adalah batang di dalam tanah yang berubah fungsi menjadi tempat

cadangan makanan. Di beberapa tempat dari umbi terdapat mata tunas. Jika umbi
batang ditanam, tunas tersebut akan tumbuh menjadi individu baru.
misalnya : kentang, gadung, dan uwi.
11. Umbi Lapis

Umbi lapis adalah batang yang pendek, ruas–ruasnya sangat rapat, dan
dikelilingi oleh berlapis-lapis daun yang saling menutup. Pada ketiak daun terdapat
calon tunas (siung) yang dapat tumbuh menjadi individu baru. misalnya:
bawang merah dan bawang putih.
12. Umbi Akar

Umbi akar adalah pangkal akar yang membengkak berisi cadangan makanan.
misalnya: ketela pohon, dahlia , ubi jalar, dan wortel. jika pada umbi akar tidak
terdapat tunas adventif. maka tidak merupakan alat reproduksi vegetatif, misalnya
ketela pohon.

2) Reproduksi Vegetatif Buatan
Reproduksi vegetatif buatan ada beberapa macam, yaitu mencangkok,

menempel (okulasi), merunduk, Enten (menyambung), stek, dan Kultur Jaringan
1. Mencangkok
Mencangkok adalah cara perkembiakan vegetatif dengan membuang
sebagian kulit dan kambium secara melingkar.kambium harus di buang sampai
bersih. Tujuan mencangkok adalah untuk memperoleh tumbuhan yang cepat
berbuah dan sifatnya sama dengan induknya , misalnya : mangga, sawo, jeruk , dan
rambutan.
2. Menempel (okulasi)
Menempel adalah menggabungkan bagian tubuh dua tanaman yang mempunyai
sifat berbeda. masing – masing tanaman umumnya mempunyai kelebihan.
misalnya : dengan menempelkan mata tunas tumbuhan yang buahnya banyak pada
tumbuhan yang sistem perakarannya baik. contohnya : jeruk, kopi, dan karet.
3. Merunduk
Merunduk adalah membengkokkan bagian batang atau cabang kebawah,
kemudian di benamkan ke dalam tanah. pada bagian cabang yang tertimbun tanah
akan tumbuh akar. setelah akarnya kuat bagian cabang ini di potong. misalnya :
alamanda, anyelir, apel, dan anggur.
4. Enten (Menyambung)

5

Pada dasarnya menyambung sama dengan menempel, yaitu menggabungkan
bagian dua tanaman yang mempunyai sifat berbeda. tanaman yang perakarannya
kuat di sambung dengan tanaman yang buahnya baik, misalnya : kopi dan buah–
buahan.
5. Stek adalah cara mengembangbiakkan tanaman dari potongan–potongan batang
atau cabang yang di tancapkan dalam tanah,misalnya: ketela pohon Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah menanam jaringan tmbuhan pada substrat (bahan
makanan buatan), sehingga tumbuhan menjadi tanaman yang sempurna dan
mampu di pindahkan, misalnya: anggrek.

2. Reproduksi Generatif
Merupakan gamet jantan dan gamet betina.pada tumbuhan

biji(spermatophyta),terdapat alat kelamin jantan penghasil serbuk sari yang akhirnya
menghasilkan sel sperma dan alat kelamin yang mempunyai ovum.proses
perkembangbiakan tumbuhan biji mempunyai dua pristiwa yaitu penyerbukan dan
pembuahan.penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) adalah
menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji),sedang pada tumbuhan biji tertutup
(angiospermae) adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik. Pembuahan adalah
bersatunya inti sperma dengan ini ovarium.pada tumbuhan gymnospermae terjadi
pembuahantunggal , sedangkan pada angiospermae terjadi pembuahan ganda.Bunga
memiliki peranan yang penting dalam proses perkembangbiakan. Secara umum bunga
memiliki:
a. Alat perkembangbiakan (putik dan benang sari)
b. Alat perhiasan bunga (mahkota dan kelopak bunga)
c. Dasar bunga
d. Tangkai bunga

1) Alat Reproduksi
Alat perkembangbiakan tumbuhan biji adalah putik (pistil) dan benang sari

(stamen) a) Putik
Putik adalah alat kelamin betina yang dapat menghasilkan sel kelamin betina dan
di sebut sel telur (ovum)
Bagian – bagian putik sebagai berikut :
1) Kepala putik (stigma)
Kepala putik berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan di atas kepala
putik terdapat bulu-bulu yang sangat halus dan berlendir sehingga dapat membantu
menangkap serbuk sari.
2) Tangkai putik
3) Bakal buah

6

Bakal buah terdapat paling dekat dengan dasar bunga (Reseptakulum) bakal buah
berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum).

b) Benang Sari
Benang sari adalah alat kelamin jantan yang dapat menghasilkan sel kelamin jantan

yang di sebut sel sperma (Spermatozoid).

2) Alat Perhiasan Bunga
1) Mahkota Bunga
Fungsinya untuk menarik serangga penyerbuk, pelindung benang sari dari putik dan
sebagai tempat hinggap serangga yang akan menghisap madu.
2) Kelopak Bunga
Fungsinya melindungi bunga pada waktu masih menguncup untuk menarik
perhatian serangga dan hewan agar dapat membantu proses penyerbukan.

Macam–macam Bunga
Berdasarkan kelengkapannya bunga di bedakan menjadi :

1) Bunga Lengkap
Bunga yang memiliki seluruh bagian bunga. Contohnya kembang sepatu, bunga
mawar, bunga melati.

2) Bunga Tidak Lengkap
Bunga yang tidak memiliki satu/lebih bagian bunga. Contohnya bunga kelapa dan
bunga sulak.

Berdasarkan kelengkapannya alat perkembangbiakan, bunga di bedakan menjadi :
1) Bunga Sempurna

Bunga yang memiliki benang sari dan putik sekaligus / bunga berkelamin ganda,
contohnya bunga pepaya, bunga kacang panjang, bunga aster, dan bunga padi.
2) Bunga Tidak Sempurna
Bunga yang memiliki benang sari/putik saja. Jika memiliki benang sari di sebut bunga
jantan yang menghasilkan spermatozoid (contoh mata pada bunga jagung). Jika
hanya memiliki putik disebut bunga betina, menghasilkan sel telur (contoh tangkai
pada bunga jagung).

Penyerbukan dan Pembuahan
1) Penyerbukan

Peristiwa sampai melekatnya serbuk sari ke kelapa putik. Macam–macam
Penyerbukan berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari ke kepala putik: a)
Anemogami (dengan perantara oleh angin)

7

a) Ciri–cirinya : Tidak mempunyai perhiasan bunga/ memiliki , tetapi sanngat
kecil dan sederhana.

b) Warna bunga tidak menarik,Mirip daun.
c) Putiknya tidak tersembunyi dan panjang
d) Kepala putik besar, berbulu dan terentang keluar bunga.
e) Benang sari panjang dan bergantung, sehingga mudah bergoyang jika di tiup

angin.
f) Serbuk sari sangat banyak, kecil, ringan dan kering, tidak berdekatan sehingga

mudah di tiup angin.
g) Tidak mempunyai kelenjar madu (nektar).

b) Hidrogami adalah penyerbukan yang di perantarai oleh air. contohnya
kangkung.

c) Zoidiogami adalah penyerbukan dengan perantara hewan.
1) Entomogami (serangga), contohnya kupu – kupu dan kumbang.
2) Ornitogami (burung), contohnya bunga sepatu dan alamanda.
3) Kriptogami (kelelawar), contohnya jambu dan mangga.
4) Malakogami (siput), contohnya pisang dan talas.

d) Antropogami adalah penyerbukan sengaja atau buatan yang di lakukan
manusia. contohnya fanili.

Berdasarkan asal serbuk sarinys penyerbuksn dapat di bedakan menjadi:
1) Penyerbukan sendiri (Autogami)

Penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga itu sendiri.
Penyerbukan di lakukan pada saat bunga masih menguncup/ kleistogami.
2) Penyerbukan Tetangga (Geitonogami)
Penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga lain pada satu pohon.

3) Penyerbukan silang (Allogami)
Penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang
sejenis.

4) Bastar (hidrogami)
Penyerbukan yang terjadi jjika serbbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang
berbeda jenis.
Macam - macam Bastar
1) Bastar Antarkulvitar (Varietas) contohnya antar
mangga golek dengan mangga gadung.
2) Bastar Antar jenis (Spesies) contohnya antar
mangga dengan mangga kweni. Bastar antar
marga (Genus) contohnya antar cabai dengan
terong.

8

2) Pembuahan, adalah bersatunya sperma dengan ovum.
a. Gymnospermae
Alat reproduksi tumbuhan gymnospermae, bakal biji dan serbuk sari masing–
masing berkumpul dalam satu badan di ebut strobilus.

Jalannya Penyerbukan :
a) Serbuk sari pada tetes penyerbukan melalui lubang mikrofil terdiri atas 1 sel

generatif dan 1 sel vegetatif.
b) Serbuk sari berubah menjadi buluh serbuk dan menuju ruang

arkegonium, sel generatif membelah menjadi dinding sel (dislokalor) dan
sel spermatogen, selanjutnya spermatogen membelah membentuk sel
spermatozoid.
c) Buluh serbuk sari sampai ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap dan masing–
masing sel spermatozoid membuahi 1 sel telur (disebut pembuahan tunggal)
yang akhirnya menjadi zigot dan dewasa.

b. Angiospermae Jalannya Pembuahan :
a) Serbuk sar sampai ke kepala putik dengan gerak kemotropisme, serbik sari
menuju ka bakal biji dan berubah menjadi buluh serbuk sari.
b) Pada saat buluh serbuk sari mancapai mikrofil, inti vegetatif mati dan terjadi
pembuahan sebagai berikut :
Satu inti generatif membuahi sel telur yang kemudian manjadi embrio.
Satu inti generatif membuahi inti kandung lembaga sekunder yang akan
menjadi endospermae, sebagai cadangan makanan embrio.
c) Setelah pembuahan yang akan terjadi selanjutnyaadalah berikut ini o Kelopak
bunga dan mahkota bunga akan layu sebagai usaha penghematan energi.

o Daun buah akan menjadi kulit buah.

Pembuahan angiospermae disebut pembuahan ganda, karena satu inti generatif
membuahi sel telur dan lainnya sel kandung lembaga sekunder.

No Pembeda Pembuahan Tunggal Pembuahan Ganda

1 Proses pembuahan 1 kali 1 kali

2 Jumlah inti sperma 1 2

3 Hasil pembuahan Embrio (zigot) Embrio (zigot)

Emdospermae

4 Selisih Relatif cepat Sangat lama (sampai
berbulan–bulan)
waktu penyerbukan

dan pembuahan

5 Jumlah serbuk sari 2 sel 1 sel

6 Struktur spermatozoid Seperti rumah siput Seperti rumah siput tapi

dan rambut getar tak berambut getar

9

B. REPRODUKSI PADA HEWAN
Kelangsungan hidup hewan dapat menggunakan proses reproduksi yang sederhana

maupun kompleks, hewan dengan konsumen tingkat pertama akan mempunyai proses
yang lebih sederhana. Namun, hewan dengan konsumen tingkat ke tiga dalam piramida
makanan maka mempunyai cara reproduksi yang lebih panjang. Seperti misalnya badak,
hewan ini mempunyai siklus ovulasi yang panjang yaitu 8 bulan sekali, sehingga badak
tidak mudah menghasilkan keturunan. Bandingkan saja dengan hewan bersel satu seperti
Paremecium yang merupakan plankton untuk makanan hewan air. Paramecium dapat
berkembang biak dengan cukup cepat dan sederhana yaitu membelah diri. Jadi Alloh
telah mengatur kelangsungan hidup suatu organisme berdasarkan kebermanfaatannya.

Kelangsungan hidup pada proses reproduksi ini juga dapat dilihat dari adaptasi
morfologi bentuk sperma dan ovum yang bergantung pada lingkungan proses fertilisasi,
bentuk organ, lama hidup, proses fertilisasi dan tempan penyimpanan. Bentuk sperma
hewan dengan fertilisasi luar lebih sederhana dan berkemampuan dalam melawan
lingkungan seperti suhu, arus air, kelembapan dan lainya. Adaptasi proses reproduksi
yang lebih sederhana pada fertilisasi luar dan lebih kompleks pada proses fertilisasi
dalam. Mengingat keterbatasan organ dan sistem organ maka fisiologi reproduksi
inverteberata di mulai dari proses yang sederhana yaitu membelah diri sampai yang
melakukan fertilisasi eksternal dan internal. Hewan mempunyai dua phlum besar yaitu
Invertebrata dan Vertebrata.

Pada reproduksi Invertebrata kita akan membahas terkait jenis atau cara
reproduksinya, proses reproduksi masing-masing phylum, dan memecahkan masalah
reproduksi terkait pengembangan budi daya hewan yang dapat meningkatkan mutu hasil
produksi budidaya. Saat mempelajarinya sebaiknya kamu telah mengenal baik masing-
masing contoh hewan dari phylum yang dipelajari. Karena dengan kita mengenal bentuk
hewannya maka kita dapat dengan mudah mempelajari reproduksinya. Kemampuan
hewan dan keterbatasan yang dimiliki hewan inverteberata menyebabkan ada dua cara
umum reproduksi yaitu reproduksi Aseksual dan reproduksi Seksual, Reproduksi
Aseksual adalah reproduksi tanpa peleburan sel gamet yang berbeda muatan dan tidak
ada proses meiosis sedangkan reproduksi seksual melalui peleburan sel gamet yang
berbeda muatan dan ada proses meiosis, pada pemahaman ini kamu harus memahami
mengapa menggunakan istilah sel gamet berbeda muatan dan perlu memasukkan
peristiwa meiosis. Untuk memahaminya kita akan mempelajari dahulu macam-macam
jenis reproduksi inverteberata.

Jenis reproduksi Aseksual meliputi 1) Membelah diri, 2) Partenogenesis obligat.
Sedangkan jenis reproduksi Seksual yaitu meliputi 1) Partenogenesis fakultatif, 2)
Konyugasi, 3) Penentuan Jenis Kelamin, 4) Hermaprodit, 5) Gonokoris.
2.1 Membelah Diri

Seluruh Hewan protozoa dan beberapa dari klas porifera, colenterata,
plathyhelminthes ada yang melakukan teknik membelah diri ini. Proses membelah diri

10

pada hewan bersel satu ini akan menggunakan prinsip pembelahan mitosis. Dibawah ini
adalah contoh membelah diri pada hewan amoeba, dimana satu sel akan menjadi dua sel.
Namun ada juga hewan multiceluler yang mampu membelah menjadi banyak sel seperti
pada polychaeta pada golongan annellida. Prinsip Proses Fragmentasi pada hewan
sebenarnya serupa dengan membelah diri, hanya saja terkadang fragmentasi tidak
menghasilkan individu baru, karena hasil potongan lain akan membusuk atau tidak
berkembang, maka jika tidak menghasilkan individu baru bukan merupakan proses
reproduksi.
2.2 Partenogenesis

Proses parthenogenesis ada dua yaitu parthenogenesis obligat dan parthenogensis
fakultatif, Obilgat artinya sungguh sungguh maka reproduksi partenogensis adalah
proses pertenogenesis yang sesungguhnya. Artinya tidak ada faktor lain yang
mempengaruhi prosesnya, parthenogenesis itu sendiri menghasilkan keturunan tanpa
fertilisasi dan pembelahan meiosis. Untuk melakukan pembelahan yang dilanjutkan
dengan proses fertilisasi akan membutuhkan proses meiosis untuk mengurangi jumlah
kromosom.
a. Partenogenesis Obligat Pada Gambar menunjukkan hewan daphnia dari sub phylum
microcrustacea melakukan parthenogenesis obilgat dan akan menghasilkan sel telur
yang diploid, atau hasilya betina diploid

Sumber: Barnes,2000
b. Partenogenesis Fakultatif

Sumber : Barnes,2000

11

2.3 Konyugasi
Proses peleburuan inti sel yang berbeda muatan ini disebut sebagai proses konyugasi,

proses konyugasi harus didahului dari proses meiosis untuk mendapatkan jumlah inti
dengan muatan kromosom N, kemudian diakhiri dengan kemampuan sel untuk membelah
diri. Hampir seluruh hewan rhizopoda dan ciliate melakukan konyugasi ini. Contoh yang
sering kamu lihat dibuku adalah proses konyugasi pada paramecium padahal banyak
contoh hewan lain seperti vorticela yang melakukan konyugasi.

2.4 Penentuan Jenis Kelamin
Kemampuan organ lain dalam menghasilkan sel gamet sehingga mampu

menghasilkan sel gamet jantan atau betina dapat disebut penentu jenis kelamin. Beberapa
contoh hewan yang mempunyai ciri seperti ini adalah Slimper limpet yang akan
membentuk jenis kelamin karena faktor habit/prilaku kosmopolit di habitatnya, Lalat
drsophila akan menentukan jeniskelamin melalui kromosom yang terkait pada mata.

Gambar Slimper limpet (Sumber : Barnes, 2000)

2.5 Hermaprodit
Hewan hermaprodit adalah hewan yang memiliki dua kelamin jantan dan betina pada

satu mahluk hidup, hewan yang termasuk berorgan reproduksi hermaprodit adalah cacing
nematode, annelida seperti , mollusca seperti Achatina,
2.6 Gonokoris

Hewan inverteberata yang melakukan proses fertilisasi secara ekstrnal maupun
internal adalah hewan dari golongan gonokoris ini atau hewan dengan alat kelamin
terpisah. Hewan gonokoris ini sudah dimulai mulai cacing Ascaris, sampai hewan-hewan
inverteberata lain yang tingkatannya lebih tinggi.

Hewan Vertebrata, seluruhnya melakukan reproduksi secara seksual sehingga
mengalami proses miosis pada kematangan gonadnya, namun proses fertilisasinya ada
dua yaitu Fertilisasi luar dan Fertilisasi dalam. Contoh hewan yang melakukan reproduksi
di luar adalah ikan, dan amphibi. Proses fertilisasi luar dengan bertemunya sperma dan
ovum di lingkungan luar membutuhkan lingkungan optimal yang memenuhi persyaratan.
Misal dalam pengaturan budidaya ikan nila, peternak membuat ijuk untuk menampung
ovum ikan agar sperma yang dikeluarkan tidak telalu sulit mencarinya. Begitu juga pada
budidaya katak, bertemuanya sperma dan ovum dipermudah agar fertilisasi dapat terjadi.

12

Proses fertilisasi di dalam melalui tahapan yang sudah dibahas pada sistem reproduksi
manusia, karena hewan vertebrata juga melalui tahap kematangan gonad, menstruasi, dan
perkembangan janin di rahimnya jika hewan tersebut beranak, namun jika hewan tersebut
bertelur maka telur akan dierami di luar.

A. Reproduksi Seksual (Generatif)

Pada reproduksi seksual selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk
individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin (seksual) atau
generatif pada hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat

tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
2) Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami. Konjugasi, ini

terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya Paramecium.

Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya

peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan

ovum di dalam Rahim Pembiakan seksual lainnya dapat kita temukan pada beebrapa

hewan berikut.

1) Hydra

Selain berkembang biak secara asek

sual (bertunas) Hydra juga da pat

berkembang biak secara sek sual.

Perkembangbiakan secara seksual

dilakukan dengan pem bentukan testis

dan ovarium, yang terdapat pada satu

tubuh (hermafrodit). Alat tersebut

masingmasing menghasilkan

spermatozoid dun ovum. Hasil

pembuahannya sumber: fehrplay.com
ada lah zigot yang selanjutnya akan

Gambar 4. Hydra berkembang menjadi hewan baru.

2) Cacing pita

Tubuh cacing pita terdiri atas segmen-segmen yang disebut Proglotid. Pada setiap
proglotid terdapat ovarium yang menghasilkan ovum dan testis yang menghasilkan sel
sperma. Bila sel telur dan sel sperma sudah masak, maka terjadilah pembuahan
didalam proglotid yang menghasilkan zigot.
3) Cacing tanah

Dalam tubuh cacing tanah terdapat beberapa segmen yang kulitnya menebal disebut
klitelum. Dalam segmen tersebut terdapat testis yang membentuk spermatozoid, dan
ovarium yang membentuk ovum. Walaupun ovum dan spermatozoid terdapat dalam

13

satu tubuh, cacing tanah tidak pernah mengadakan pembuahan sendiri, tetapi
melakukan perkawinan dengan mempertukarkan spermatozoid (perkawinan silang).
4) Serangga
Pada beberapa jenis serangga,
misalnya lebah madu (Apis indica),
terdapat koloni yang terdiri atas ratu
yang fertil, pejantan fertil dan mati
setelah kawin, dan pekerja yang
mandul (steril). Pada waktu kawin,
sperma dari jantan disimpan dalam
kantung sperma di induk betina.
Sperma ini merupakan cadangan
sperma selama ratu hidup.

Gambar 5. Lebah madu

sumber: www.awarenessdays.com

Bila telur yang telah matang dibuahi oleh sperma, telur tersebut akan berkembang menjadi
calon ratu, calon pekerja atau prajurit, sedangkan yang tidak dibuahi (partenogenesis) akan
berkembang menjadi pejantan. Lebah pekerja dan prajurit menjadi mandul (streril) karena
pengaruh lingkungan, yaitu kurang makan.

B. Reproduksi pada Vertebrata
Reproduksi atau perkembangbiakan secara generatif melibatkan peleburan (fertilisasi) dua
macam sel gamet, sperma (gamet jantan) dan ovum (gamet betina). Individu yang terbentuk
akan mewarisi kedua sifat induk yang akan memunculkan sifat yang menonjol. Kombinasi
genetik pada reproduksi seksual meningkatkan variasi genetik pada tingkat spesies.
Reproduksi seksual menghasilkan individu baru yang tidak sama persis dengan induk.
Berdasarkan tempat bertemunya sel gamet, reproduksi dibedakan menjadi:
a. Fertilisasi Internal
Pembuahan dalam (ferlilisasi interna) adalah pembuahan yang berlangsung di dalam
tubuh induk. Peleburan sel gamet jantan dan sel gamet betina terjadi di dalam tubuh
hewan betina. Pada mekanisme ini hewan akan dilengkapi dengan alat kopulasi. Alat
kopulasi ini akan membantu menghantarkan pertemuan sel gamet. Penis merupakan alat
kopulasi pada beberapa jantan, dan vagina alat kopulasi pada hewan betina. Hewan jantan
melepaskan berjuta-juta sel gamet melalui alat kopulasi ke dalam alat reproduksi betina.
Kemudian sel-sel sperma ini akan “berlari” mencari keberadaan ovum, hanya satu sperma
yang dapat membuahi satu telur.

14

Berdasarkan letak perkembangan embrio, sumber makanan yang diperoleh selama proses
perkembangan, dan wujud embrio setelah kelur dari tubuh induknya, dikenal ada 3 cara
perkembangbiakan pada hewan.

1) Bertelur (ovivar)
Bertelur (ovivar) adalah perkembangbiakan yang berlangsung dengan embrio telah
terbentuk, tumbuh, dan berkembang di dalam cangkang telur dan memeroleh makanan
dari kuning telur yang tersedia di dalmnya. Embrio akan menetas menjadi individu
baru apabila telur tersebut telah dierami induknya selama beberapa waktu. Contoh:
ayam dan burung.

2) Melahirkan (vivipar)
Vivpar adalah perkembangbiakan yang berlangsung dengan embrio telah berkembang
di dalam tubuh induk betina di dalam rahim. Embrio memeroleh makanan dari
induknya melalui plasenta dan tali pusar. Embrio akan berkembang di dalam rahim
induk betina dalam masa mengandung yang waktunya sangat bervariasi pada tiap-tiap
hewan.
Contoh: sebagian besar mamalia, termasuk manusia.

3) Bertelur melahirkan (ovovivipar)
Suatu kombinasi antara bertelur dengan melahirkan. Pada perkembangan ini, embrio
disimpan dalam telur tak bercangkang di dalam tubuh. Telur-telur ini dilengkapi
dengan kantung kuning untuk menyuplai perkembangan embrio. Sampai waktu yang
ditentukan, telur-telur ini pecah di dalam tubuh induk betina, dan keluar dari tubuh
betina. Contoh: beberapa reptil (kadal, dll).

b. Fertilisasi Eksternal
Fertilisasi eksternal merupakan proses pembuahan yang berlangsung di luar tubuh
induknya. Pada umumnya, pembuahan tersebut dilakukan oleh hewan yang hidup di
dalam air dan prosesnya berlangsung secra alamiah tanpa adanya perlindungan terhadap
sel telur maupun sel sperma dari kedua induknya. Zigot yang terbentuk tumbuh dan
berkembang tanpa perlindungan dari kedua induknya. Contoh: ikan dan katak. Setelah
kita bahas jenis-jenis fertilisasi, mari kita bahas perkembangbiakan beberapa jenis
vertebrata sebagai berikut .

1) Reproduksi pada Ikan
Reproduksi pada ikan terjadi secara eksternal.
Jika tiba waktunya untuk bertelur, maka ikan
betina menjadi tidak tenang dan berenang
mondar mandir serta kadang-kadang melom pat
ke permukaan air untuk menarik perhatian ikan jantan. Se lanjutnya, ikan tersebut mencari tem
pat yang rimbun oleh tumbuhan air atau di antara bebatuan di dalam air.

15

sumber: fi
shesofaustralia.net.au
Gambar 6. Ikan mas

Sementara itu, ikan jantan selalu berenang mengikuti ke mana saja ikan betina pergi
dan pada saat ikan betina mengeluarkan sel telurnya, pada saat yang bersamaan ikan
jantan mengeluarkan sperma. Jika sperma berhasil membuahi sel telur maka akan
dihasilkan zigot yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Melalui
tahap-tahap perkembangan tertentu, embrio berkembang menjadi ikan kecil dan
akhirnya menjadi ikan dewasa.

2) Perkembangbiakan pada Amfi bi (Amphibia)
Pada umumnya, katak dewasa hidup di darat. Jika hendak berkembang biak maka
katak kembali ke air untuk beberapa waktu.
Dalam proses perkembangbiakan di air, katak jantan naik dan menempelkan tubuhnya
ke punggung katak betina yang segera mengeluarkan sl telur masak dalam jumlah
yang banyak melalui kloaka. Bersamaan dengan itu, katak jantan mengeluarkan
sperma dalam jumlah yang banyak juga. Jika sperma berhasil membuahi sel telur,
maka terbentuklah zigot yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio,
katak kecil, dan akhirnya menjadi katak dewasa.

4) Reproduksi pada Reptil (Reptilia)
Reptilia melakukan perkembangbiakan secara kawin dan pembuahannya berlangsung
di dalam tubuh induk betinanya. Secara umum, reptilia bersifat ovivar, tetapi pada
kadal dan beberapa jenis ular tertentu bersifat ovovivipar dengan telur tetap
dipertahankan di dalam tubuhnya sampai menetas dan individu baru dikeluarkan
dalam bentuk anak sehingga induk tampak seperti beranak.

5). Reproduksi pada Burung (Aves)
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak
memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan
dengan cara saling menempelkan kloaka.

Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh
suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar
menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang
testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.

Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam
oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan
menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi
oleh materi cangkang berupa zat kapur Telur dapat menetas apabila dierami oleh
induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak

16

burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan
paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat
mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

6). Reproduksi Mamalia (Mammalia)

Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar
(kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga
pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan
mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke
dalam liang alat kelamin betina (vagina).

Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju
uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Testis
berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang
dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada
pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat
menghasilkan cairan yang merupakan Media tempat hidup sperma.

Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk
untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang
selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi
embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus,
zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk
dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.

C. KELANGSUNGAN HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN

1. Pengertian Kelangsungan Hidup
Kita ketahui bahwa tidak ada makhluk hidup di muka bumi ini yang mampu bertahan
hidup tanpa mengalami kematian, karena setiap makhluk hidup memiliki waktu
kehidupan atau umur yang terbatas. Misalnya umur pohon kelapa jauh lebih lama
daripada umur pohon jagung. Bagaimanapun sempurnanya perawatan suatu tanaman,
jika tanaman tersebut telah mencapai batas usia maksimal maka akan mati. Pada
pohon pisang, setelah berbuah bisa dipastikan akan segera mati. Namun, jika kamu
amati dengan seksama, sebelum berbuah dan akhirnya mati, pohon pisang tersebut
menumbuhkan tunas baru pada bagian bonggolnya. Tumbuhnya tunas tersebut
mengakibatkan tanaman pisang tetap terjaga kelangsungan hidupnya, meskipun induk
pohon pisang telah mati. Pertumbuhan pohon pisang silih berganti secara alamiah.

17

Hal tersebut tentunya juga terjadi pada makhluk hidup lain termasuk hewan dan
manusia.
2. Setiap makhluk hidup telah dibekali oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan
kemampuan untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga keturunannya supaya
tetap lestari. Tetapi, karena keserakahan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatnya
dan ketidakpedulian manusia akan kelestarian lingkungan hidup telah merusak
ekosistem yang baik. Telah menjadi hukum alam bahwa makhluk yang lemah akan
dimangsa oleh makhluk yang lebih kuat, atau yang kita kenal dengan hukum rimba.
3. Setiap jenis makhluk hidup dapat lestari jenisnya sampai saat ini karena berasal dari
makhluk hidup sebelumnya yang sejenis dapat bereproduksi dan berdaptasi dengan
lingkungan. Jika makhluk yang hidup pada zaman dulu tidak mampu bertahan dalam
kelangsungan hidupnya, maka jenis makhluk hidup itu akan punah seperti dinosaurus.
Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi terhadap
lingkungan, seleksi alam, dan perkembangbiakan.

2. ADAPTASI
1. Pengertian Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan,
yaitu dengan cara penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan
tingkah laku dalam menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut,
ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu:
a. adaptasi fisiologi
b. adaptasi tingkah laku,
c. adaptasi morfologi.
Adaptasi terlihat dari adanya perubahan bentuk luar atau dalam suatu makhluk hidup
sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Perubahan ini bersifat
tetap dan khas untuk setiap jenis sehingga bisa diwariskan kepada keturunannya.
2. Jenis-jenis Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-
organ tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh
sehingga sulit untuk diamati. Ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat

18

dibandingkan dengan ikan sungai. Ikan air laut menghasilkan urine lebih pekat
dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini dikarenakan kadar garam air laut
lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar. Tingginya kadar garam menyebabkan ikan
kekurangan air sehingga ikan harus banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam
darahnya menjadi tinggi sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya,
ikan mengeluarkan urine yang pekat.

Kekebalan serangga terhadap insektisida akan meningkat (menjadi kebal) karena
penggunaan insektisida secara terus menerus. Hewan-hewan herbivor beradaptasi
terhadap makanan secara fisiologis. Sapi, kambing, kerbau, dan domba merupakan hewan
herbivor yang dapat mencerna zat makanan di dalam lambung. Rayap dan Teredo navalis
yang hidup di kayu galangan kapal dapat mencerna kayu dengan
bantuan enzim selulose. Selain hewan, manusia dan tumbuhan dapat beradaptasi dengan
lingkungannya secara fisiologi. Tubuh manusia mampu menambah jumlah sel
darahmerah apabila berada di pegunungan yang lebih tinggi.

Hal tersebut dapat mengikat oksigen lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan sel-
sel tubuh. Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya.
Ketika di tempat gelap, maka pupil kita akan membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang
terang, pupil kita akan menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya
untuk mengatur intensitas cahaya. Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah
pantai lebih sedikit dibandingkan orang yang tinggal di daerah pegunungan. Hal ini
disebabkan karena tekanan parsial oksigen di daerah pantai lebih besar dibandingkan
daerah pegunungan.

Jika tekanan parsial oksigen rendah, maka dibutuhkan lebih banyak sel darah merah
untuk mengikat oksigen. Tekanan parsial oksigen adalah perbandingan kadar oksigen di
udara dibandingkan dengan kadar gas lain di udara. Bau yang khas pada bunga dapat
mengundang datangnya serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga jenis ini
menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah melekat. Akar dan daun pada
tumbuhan tertentu dapat menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat
menghambat tumbuhan lain di dekatnya. Contoh di atas termasuk dalam adaptasi
fisiologi.

19

b. Adaptasi Tingkah Laku
1. Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah

tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi
tingkah laku dapat berupa hasil belajar maupun insting/naluri sejak lahir. Terdapat
dua macam tingkah laku, yaitu sebagai berikut.
1) Tingkah laku sosial, untuk hewan yang hidup berkelompok.
2) Tingkah laku untuk perlindungan. Contohnya babi hutan akan menggali lubang
persembunyian dengan kukunya ketika melihat singa, trenggiling akan menggulung
tubuhnya bila bertemu musuh. Contoh lain adalah kamuflase, misalnya pada bunglon
dan gurita.

Mimikri Bunglon
Mimikri adalah kemampuan untuk meniru bentuk, suara, dan tingkah laku seperti
hewan lain sehingga akan dikira predator atau hewan yang beracun atau berbahaya.
Migrasi juga merupakan bentuk adaptasi tingkah laku dengan cara bergerak dari satu
kawasan ke kawasan lain dan kemudian kembali lagi. Hewan bermigrasi dengan
berbagai alasan antara lain memperoleh iklim yang baik, makanan yang cukup,
tempat yang lebih aman, dan kepentingan perkembangbiakan.
Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami pergantian empat
musim yang perbedaan suhunya ekstrim, biasanya melakukan hibernasi. Hibernasi
adalah tidur dalam jangka waktu yang lama ketika suhu lingkungan rendah. Aktivitas
tubuh seperti denyut jantung dan napas sangat pelan sehingga hanya memerlukan

20

energi/makanan yang sedikit. Contohnya kelelawar, ular, dan beruang kutub. Selama
hibernasi hewan menggunakan lemak dalam tubuh sebagai sumber energi.

Kucing mengincar mangsanya dengan cara mendekam. Ketika mangsa mendekat
dan lengah, maka kucing akan meloncat dan menerkam mangsanya. Tingkah laku
demikian untuk menghemat energi. Lain halnya dengan cicak. Cicak akan
memutuskan ekornya pada saat berada dalam ancaman.

Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk pernapasannya.
Hewan rayap itu buta, untuk menemukan jalan dia membuat terowongan dari tanah
yang dapat menuntunnya menuju ke tempat makanan atau sarangannya.

c. Adaptasi Morfologi
1.Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk
organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi
ini sangat mudah dikenali dan mudah diamati karena tampak dari luar. Meskipun
hewan dapat bergerak bebas, hewan juga melakukan beragam adaptasi morfologi
untuk menyesuaikan dengan tempat hidup dan jenis makanannya. Adaptasi morfologi
berupa penyesuaian tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan
alat gerak hewan. Gigi disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan
pemakan daging berbeda dengan hewan pemakan tumbuhan. Penutup tubuh seperti
rambut, duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit disesuaikan dengan kondisi
lingkungannya sehingga dapat membantu hewan untuk tetap bertahan hidup. Contoh
yang lain adalah variasi tulang belakang dan sirip pada ikan pari disebabkan
perbedaan suhu saat pertumbuhannya, jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh variasi
temperatur saat inkubasi (pengeraman), serta bentuk paruh dan kaki burung bervariasi
sesuai dengan jenis makanan dan habitatnya.

21

Variasi Bentuk Paruh Burung

Variasi Bentuk Kaki Burung
Burung kolibri memiliki paruh panjang dan runcing. Paruh ini digunakan untuk
menghisap madu. Serangga juga beradaptasi dengan lingkungan melalui bentuk organ
tubuhnya. Organ tubuh jangkrik dan belalang yang digunakan untuk beradaptasi adalah
mulut. Mulut kedua hewan tersebut mempunyai rahang bawah dan atas yang kuat. Selain
hewan, tumbuhan juga beradaptasi dengan lingkungannya melalui bentuk tubuhnya,
yaitu:
1) Tumbuhan Xerofit
Tumbuhan xerofit memiliki struktur fisik yang sesuai untuk bertahan hidup pada suhu
yang ekstrim panas dan kekurangan air. Contohnya adalah kaktus dan sukulen. Kaktus
dapat bertahan hidup dalam kondisi kering. Bentuk adaptasinya yaitu daun tidak
berbentuk lembaran sebagaimana tumbuhan lainnya, tetapi mengalami modifikasi
menjadi duri atau sisik. Kaktus mampu menyimpan air pada batangnya. Seluruh

22

permukaannya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan. Sistem perakarannya
panjang untuk mencapai tempat yang jauh yang mengandung air.

2) Tumbuhan Hidrofit

Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi morfologi yang
dilakukan antara lain memiliki rongga udara di antara sel-sel tubuhnya sehingga dapat
mengapung. Daunnya lebar dan stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan
hidrofit adalah kangkung, eceng gondok, dan teratai.

3) Tumbuhan Higrofit

Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan basah.
Adaptasinya yaitu mempunyai daun yang tipis dan lebar.

C. Seleksi Alam
Dalam kehidupan sehari-hari, seleksi berarti pemilihan, dan alam berarti segala sesuatu
yang ada di sekitar makhluk hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup
yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan
sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa
makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan diri.

1. Faktor penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut.

a. Suhu lingkungan
Di daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang berbulu tebal, sedangkan di daerah
tropis hewan mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini, yang menjadi faktor penyeleksi
adalah suhu lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak akan
bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah sehingga hewan
tersebut akan tereliminasi dan punah. Beruang kutub berbulu tebal untuk membuatnya
tetap hangat. Selain bulunya, beruang kutub juga mempunyai lapisan lemak yang
digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.

23

b. Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk
hidup. Makanan akan menjadi faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk
hidup yang kuat dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup,
sebaliknya hewan yang lemah dan tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan
tereliminasi dan punah.

c. Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang
berklorofil. Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan
makanan.

2. Kepunahan makhluk hidup
Berdasarkan temuan fosil-fosil, dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup yang
hidup pada jaman dahulu tidak ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih hidup
sampai sekarang yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada jaman karbon
sampai sekarang. Hewan lain yang hampir mirip dengan hewan yang telah punah adalah
kadal dan komodo. Ketiga hewan tersebut adalah hewan yangtergolong dalam fosil hidup.

Dinosaurus merupakan contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa
yang menyebabkan kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu
akan menyebabkan kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor tidak
bisa mendapatkan makanan. Sedangkan Dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup untuk
sementara. Tetapi dengan berjalannya waktu, hewan karnivorpun mati.

Saat ini, tingkah laku manusia banyak mempengaruhi proses seleksi alam. Perburuan liar,
penangkapan, perusakan habitat, pencemaran lingkungan dapat mempercepat laju seleksi
yang tidak alami. Akibat rusaknya habitat, banyak hewan liar yang harus bermigrasi ke
daerah yang kurang sesuai dengan lingkungan alaminya. Mereka harus berjalan berkilo-
kilometer untuk memperoleh makanan yang cukup. Di Indonesia, terdapat banyak
tumbuhan dan hewan yang hampir punah. Contohnya adalah harimau jawa, badak bercula
satu, badak bercula dua, dan burung jalak bali. Hewan yang hampir punah tersebut
disebabkan karena kerusakan habitat oleh manusia, perburuan liar, kemampuan
adaptasinya rendah, serta tingkat reproduksi yang rendah.

24

DAFTAR PUSTAKA
Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan Kontekstual IX

untuk SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Hill, J.B., L.O. Overholt., H.W. Popp, and A.R. Grove Jr. 1960. Botany, a Textbook for

Colleges. McGraw-Hill Book Company, INC. New York.
Raven, P.H., R.F. Evert and S.E. Eichorn. 1986. Biology of Plant. New York: Worth

Publisher, INC.
Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu

untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
Stern, K.R., S. Jansky and J.E. Bidlack. 2003. Introductory Plant Biology. New York:
McGrawHill Higher Education.
Vashishta, B. R. 1979. Botany for Degree Students “BRYOPHYTA”. New Delhi: S.Chand
& Company LTD.
https://www.amongguru.com/materi-ipa-kelas-9-smp-k13-kelangsungan-hidup-hewan-dan-
tumbuhan/
https://ex-school.com/artikel/kelangsungan-hidup-adaptasi-pada-hewan-dan-tumbuhan

25


Click to View FlipBook Version