The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by azurlane568, 2021-06-29 14:49:28

sejarah pendidikan cina kuno_compressed

sejarah pendidikan cina kuno_compressed

Nama : Wisnu Satria Yudha

NIM :2051200006

SEJARAH PENDIDIKAN CHINA

Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya telah
melahirkan sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan. Pada Periode
Negara – Negara Berperang melihat munculnya beberapa filosofi berpengaruh,
termasuk Konfusianisme , Mohisme , dan Taoisme . Dari filosofi ini,
Konfusianisme akan memiliki dampak jangka panjang paling besar pada
pendidikan negara dan kekaisaran.

Melemahnya kekaisaran Zhou dan bangkitnya panglima perang lokal
mengantarkan Periode Negara-Negara Berperang. Beberapa panglima perang
lokal mungkin telah mendirikan akademi untuk mengkonsolidasikan kekuasaan
mereka dan mendapatkan legitimasi. Sekolah yang berbeda sering diorganisir
menjadi entitas politik untuk mendapatkan pengaruh sosial. Sarjana saingan
diundang ke pengadilan; sponsor pemerintah menyebabkan perkembangan
akademi Cina pertama. Pentingnya pendidikan dan rasa hormat kepada guru
ditekankan dalam Sejarah Lu Buwei .

Salah satu lembaga pendidikan yang ada selama periode ini adalah Akademi
Jixia . Suasana terbuka dan toleran di akademi ini menarik para sarjana
Konfusianisme dan Taois dari seluruh negeri untuk berdebat dan belajar.
Namun, lembaga itu tidak memiliki dampak jangka panjang pada lembaga-
lembaga Tiongkok berikutnya.

Pendidikan pada masa cina kuno berpedoman pada Tiga Aksara Klasik, atau
San Zi Jing, adalah teks klasik Tiongkok yang paling terkenal untuk pendidikan
anak-anak. Ditulis oleh Wang Yinlian (1223-1296) pada masa pemerintahan
Dinasti Song, yang dihafal dari generasi ke generasi, baik muda maupun tua.
Sampai tahun 1800-an, Tiga Aksara Klasik menjadi buku teks pertama yang
dipelajari oleh setiap anak.

Permulaan pendidikan Cina kuno mencampai puncak dimulai pada Dinasti Han,
dimana ajaran Kung fu Tse kembali lagi diangkat dan diterapkan dalam
kehidupan masyarakat Cina, yang sebelumnya ajaran ini dihapus oleh
penguasa sebelumnya.

Masyarakat Cina yang menganggap pendidikan sejalan dengan filsafat, bahkan
menjadi alat bagi filsafat, yang mengutamakan etika. Anggapan ini membuat
pendidikan di Cina mengiringi kembalinya popularitas aliran filsafat Kung Fu
Tse di dalam masyarakat Cina. Pada masa Dinasti Han banyak melahirkan para
sarjana-sarjana yang kelak akan memimpin negara dan telah membuat Dinasti
Han sebagai salah satu dinasti yang besar dalam sejarah Cina. Sistem
pendidikan yang dikembangkan oleh mantan pengikut-pengikut Kung Fu Tse ini
telah melahirkan sebuah golongan yang terkenal dalam sejarah Cina dan
menentukan perjalanan kekuasaan Dinasti Han, yaitu Kaum Gentry. Kaum
gentry merupakan suatu komunitas orang-orang terpelajar yang telah
menempuh pendidikan dan sistem ujian Negara.

Kaisar Wu dari Han menyukai Konfusianisme dan menjadikannya sebagai
doktrin pendidikan nasional. Pada 124 SM, The Origins of Statecraft in China
didirikan untuk menghasilkan pegawai negeri sipil untuk negara, yang
mengajarkan Lima Klasik Konfusianisme. Sikap tradisional Cina terhadap
pendidikan mengikuti nasihat Mencius bahwa “Mereka yang bekerja dengan
pikiran mereka mengatur orang lain; mereka yang bekerja dengan kekuatan
mereka diatur oleh orang lain.”

Pada masa Dinasti Han sudah terdapat sebuah system pendidikan yang
ketat.Para pengikut-pengikut konfusius yang berada di beberapa daerah distrik
mendirikan sekolah-sekolah yang bersifat informal. Disebut sekolah informal
dikarenakan proses belajar mengajar yang dilakukan tidak terikat oleh tempat
atau waktu. Dengan menggunakan gambar yang tertera dalam pembelajaran
dapat diketahui metode mengajar yang digunakan para guru dalam
menyampaikan bahan materi pelajaran.

Setelah tahapan belajar mengajar, maka melangkah kepada tahapan evaluasi
atau system ujian.System ujian yang berlaku pada masa Dinasti Han
merupakan suatu hal yang unik dalam system pendidikan Cina.Pada masa itu
sudah berkembang suatu system evaluasi yang sangat kompleks.Menurut
Rochiati Wiriaatmadja, mengatakan bahwa ujian ini dibagi ke dalam tiga tahap
atau jenjang. Tiga tahap ujian tersebut antara lain: Ujian tingkat pertama
diadakan di beberapa ibukota . Calon pegawai yang dapat melewati ujian tahap
pertama ini diberi gelar Hsui-Tsai, bila diartikan yaitu “bakat yang sedang
berkembang”.Selanjutnya, ujian tingkat dua yakni ujian tingkat provinsi untuk
mencapai gelar Chu-Jen, yakni “orang yang berhak mendapatkan

pangkat”.Orang-orang yang berhak mengikuti tahapan ujian ini yaitu orang-
orang yang telah mendapatkan gelar Hsui-Tsai.


Click to View FlipBook Version