The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-BOOK PENGANTAR EKONOMI MAKRO KEL. 5

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by deny123ramadhandy, 2024-04-19 09:51:00

E-BOOK PENGANTAR EKONOMI MAKRO

E-BOOK PENGANTAR EKONOMI MAKRO KEL. 5

Keywords: Makro,Ekonomi Makro,Pengantar Ekonomi Makro

47 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o keseluruhan 2. Multiplier membantu dalam memahami peran penting pengeluaran dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Dengan mengetahui seberapa besar pengeluaran tambahan akan mempengaruhi pendapatan nasional kebijakan ekonomi dapat dirancang untuk merangsang aktivitas ekonomi yang positif 3. Pemerintah dapat menggunakan informasi dari multiplier untuk merencanakan kebijakan ekonomi yang tepat baik untuk merespons situasi ekonomi yang sedang berlangsung maupun untuk merangsang pertumbuhan ekonomi jangka panjang 4. Multiplier membantu dalam mengidentifikasi potensi dampak dari perubahan dalam sektor tertentu terhadap ekonomi secara keseluruhan Hal ini memungkinkan analisis yang lebih baik tentang bagaimana suatu perubahan akan memengaruhi berbagai sektor ekonomi Dengan demikian, tujuan utama dari konsep multiplier adalah untuk membantu dalam pemahaman dan perencanaan kebijakan ekonomi yang tepat guna mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Bentuk-Bentuk Multiplier Seperti yang dijelaskan sebelumnya, analisis angka pengganda memiliki beragam bentuk yang dapat digunakan sesuai dengan permasalahannya. Berikut bentuk-bentuk angka pengganda: Salah satu bentuk angka pengganda adalah income multiplier 1. Output Multiplier. Output multiplier adalah teknik analisis untuk mengukur jumlah output pendapatan ekonomi sebagai bagian dari peningkatan pengeluaran 2. Income Multiplier. Income multiplier adalah teknik perhitungan yang digunakan untuk mengukur tambahan pendapatan (upah dan gaji sewa bunga dan keuntungan) dari kegiatan ekonomi 3. Employment Multiplier. Employment multiplier adalah teknik perhitungan yang dapat digunakan untuk mengukur salah satu dari total jumlah pendapatan pekerjaan pada sektor-sektor tertentu


48 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o 4. Government Revenue. Multiplier Government Revenue Multiplier adalah bentuk perhitungan yang digunakan untuk mengukur pengaruh dar pendapatan pemerintah dari berbagai sumber yang dihubungkan dengan peningkatan pengeluaran suatu sektor Contoh soal : Dalam suatu negara, pemerintah mengimplementasikan kebijakan fiskal yang bertujuan untuk meningkatkan pengeluaran konsumsi dan investasi. Dengan menggunakan rumus K = 1 / (1 - MPC), di mana MPC adalah 0.8, hitunglah nilai multiplier fiskal (K)? Penyelesaian: Langkah pertama adalah menentukan nilai MPC (Margin Konsumsi Cenderung), yang dalam contoh ini adalah 0.8. Kemudian, kita gunakan rumus K = 1 / (1 - MPC). K = 1 / (1 - 0.8) K = 1 / 0.2 K = 5 Jadi, nilai multiplier fiskal (K) adalah 5. Hal ini berarti setiap tambahan pengeluaran fiskal sebesar satu unit akan menghasilkan dampak tambahan sebesar lima unit terhadap pendapatan nasional.


49 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o BAB 6 APBN (ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA) 6.1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau disingkat APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN itu berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (rentang waktu antara 1 Januari - 31 Desember).APBN, Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang. Setiap tahun pemerintah menyusun APBN. Landasan hukum serta tata cara penyusunan APBN terdapat di dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 1, 2 dan 3. Pada pasal 23 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)sebagai wujud dari pengelolaan keuangan Negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besanya kemakmuran rakyat. Pada pasal 23 ayat 2 disebutkan bahwa Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. Pada pasal 23 ayat 3 disebutkan apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan Presiden, pemerintah menjalankan APBN tahun lalu. Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden. Berdasarkan perkembangan, di tengah-tengah berjalannya tahun anggaran, APBN dapat mengalami revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus mengajukan RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR. Dalam keadaan darurat (misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya. Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir, Presiden menyampaikan RUU tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan


50 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o APBN kepada DPR berupa Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam rangka melaksanakan kegiatankegiatan kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta pada akhirnya ditujukan untuk tercapainya masyarakat adil dan makmur material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kebijakan ekonomi makro Indonesia pada dasarnya merupakan kesinambungan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mengingat bahwa konsistensi kebijakan sangat diperlukan dalam mencapai sasaran pembangunan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu kebijakan ekonomi makro tersebut ditujukan untuk memperkuat fundamental ekonomi yang sudah membaik dan mengantisipasi berbagai tantangan baru yang mungkin timbul. Tantangan dan sasaran kebijakan ekonomi makro tersebut adalah menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang didasarkan atas peningkatan kualitas dan kinerja perekonomian. Stabilitas perekonomian merupakan prasyarat yang sangat mendasari bagi para pelaku ekonomi. Oleh karena itu diperlukan pertumbuhan dengan kualitas yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi yang baik dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi penduduk miskin. Sementara itu pertumbuhan ekonomi yang dicapai dalam tahun sebelumnya dipandang masih moderat dibandingan dengan masa-masa sebelum krisis. Pertumbuhan tersebut masih didukung oleh relatif tingginya kontribusi konsumsi, sedangkan dukungan sumber-sumber ekonomi produktif seperti investasi dan ekspor masih harus dioptimalkan. Struktur APBN


51 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o Saat ini Mulai tahun 2005, Pemerintah telah mengusulkan penyusunan RAPBN dengan menggunakan format baru, yakni anggaran belanja terpadu (unified budget). Ini merupakan reformasi besar-besaran di bidang anggaran negara dengan tujuan agar ada penghematan belanja negara dan memberantas KKN. Selama lebih dari 32 tahun, Pemerintah melaksanakan sistem anggaran yang dikenal dengan dual budgeting dimana anggaran belanja negara dipisahkan antara anggaran belanja rutin dan anggaran pembangunan. Pemisahan anggaran rutin dan anggaran pembangunan tersebut semula dimaksudkan untuk menekankan arti pentingnya pembangunan, namun dalam pelaksanaannya telah menunjukan banyak kelemahan,diantaranya: a. Duplikasi antara belanja rutin dan belanja pembangunan oleh karena kurang tegasnya pemisahan antara kegiatan operasional organisasi dan proyek, khususnya proyek-proyek non-fisik. Dengan demikian, kinerja sulit diukur karena alokasi dana yang ada tidak mencerminkan kondisi yang sesungguhnya. b. Penggunaan dual budgeting mendorong dualisme dalam penyusunan daftar perkiraan mata anggaran keluaran (MAK) karena untuk satu jenis belanja, ada MAK yang diciptakan untuk belanja rutin dan ada MAK lain yang ditetapkan untuk belanja pembangunan. c. Analisis belanja dan biaya program sulit dilakukan karena anggaran belanja rutin tidak dibatasi pada pengeluaran untuk operasional dan belanja anggaran pembangunan tidak dibatasi pada pengeluaran untuk investasi. d. Proyek yang menerima anggaran pembangunan diperlakukan sama dengan satuan kerja, yaitu sebagai entitas akuntansi, walaupun proyek hanya bersifat sementara. Jika proyek sudah selesai atau dihentikan tidak ada kesinambungan dalam pertanggungjawaban terhadap asset dan kewajiban yang dimiliki proyek tersebut. Hal ini selain menimbulkan ketidakefisienan dalam pembiayaan kegiatan pemerintahan, juga menyebabkan ketidakjelasan keterkaitan antara output/outcome yang dicapai dengan penganggaran organisasi.


52 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o Sebelum tahun 2001, prinsip APBN adalah anggaran berimbang dinamis, dimana jumlah penerimaan negara selalu sama dengan pengeluaran negara, dan jumlahnya diupayakan meningkat dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2001 hingga sekarang, prinsip anggaran yang digunakan adalah anggaran surplus/defisit. Sejalan dengan itu, format dan struktur APBN berubah dari T-Account menjadi I-Account. Format dan struktur I-account yang berlaku saat ini terdiri atas (i) pendapatan negara dan hibah, (ii) belanja negara, dan (iii) pembiayaan. Pendapatan negara dan hibah menampung seluruh pendapatan negara yang bersumber dari (1) penerimaan perpajakan, (2) penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan (3) hibah. Sedangkan belanja menampung seluruh pengeluaran negara, yang terdiri dari (1) belanja pemerintah pusat, yang meliputi pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan, dan (2) belanja untuk daerah, yang meliputi dana perimbangan dan dana otonomi khusus dan penyeimbang/penyesuaian. Selisih antara pendapatan negara dan hibah dengan belanja negara akan berupa surplus/defisit anggaran. Guna menutup defisit anggaran maka diperlukan pembiayaan yang bersumber dari luar pendapatan negara dan hibah, yang antara lain bersumber dari (1) pembiayaan dalam negeri, dan (2) pembiayaan luar negeri. Dalam sistem dual budgeting, pengeluaran rutin dimaksudkan sebagai pengeluaranpengeluaran pemerintah yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan rutin pemerintahan, yang terdiri dari (i) belanja pegawai, (ii) belanja barang, (iii) pembayaran bunga utang, (iv) subsidi, dan (v) pengeluaran rutin lainnya. Sementara itu, pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran negara yang dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang dibebankan pada anggaran belanja pemerintah pusat dalam rangka pelaksanaan sasaran pembangunan nasional, baik berupa sasaran fisik maupun nonfisik. Dalam hal ini, pengeluaran pembangunan terdiri dari (i) pengeluaran pembangunan dalam bentuk pembiayaan rupiah, yang pendanaannya bersumber dari dalam negeri dan dari luar negeri dalam bentuk pinjaman program, dan (ii) pengeluaran pembangunan dalam bentuk


53 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o pembiayaan proyek, yang pendanaannya bersumber dari luar negeri dalam bentuk pinjaman proyek. Selanjutnya, sebagaimana diamanatkan oleh UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, maka sistem penganggaran mengacu pada praktek-praktek yang berlaku secara internasional. Menurut GFS (Government Financial Statistics) Manual 2001, sistem penganggaran belanja negara secara implisit menggunakan sistem unified budget (anggaran terpadu), dimana tidak ada pemisahan antara pengeluaran rutin dan pembangunan, sehingga klasifikasi menurut ekonomi akan berbeda dari klasifikasi sebelumnya. Dalam hal ini, belanja negara menurut klasifikasi ekonomi dikelompokkan ke dalam (1) kompensasi untuk pegawai; (2) penggunaan barang dan jasa; (3) kompensasi dari modal tetap berkaitan dengan biaya produksi yang dilaksanakan sendiri oleh unit organisasi pemerintah; (4) bunga hutang; (5) subsidi; (6) hibah; (7) tunjangan sosial (social benefits); dan (8) pengeluaran-pengeluaran lain dalam rangka transfer dalam bentuk uang atau barang, dan pembelian barang dan jasa dari pihak ketiga untuk dikirim kepada unit lainnya. Dalam melaksanakan perubahan format dan struktur belanja negara telah dilakukan dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian, namun tetap mengacu GFS Manual 2001 dan UU No. 17 Tahun 2003. 3. Fungsi APBN APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum. Diantara fungsi APBN diantaranya:


54 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o a. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat. b. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar. c. Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak. d. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian. e. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. f. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. 6.2 Fungsi APBN APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum. Diantara fungsi APBN diantaranya:


55 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o a. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat. b. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar. c. Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak. d. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian. e. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. f. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.


56 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o BAB 7 UANG DAN BANK 7.1 Definisi Uang dan Fungsi Uang Menurut (Case and Fair, 2002, hal. 124) uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang. Menurut R.S. Sayers bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran hutang. Uang adalah Asset yang dapat dipergunakan sebagai alat transaksi (Mankiw, 2000, hal. 145) Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh pakar ekonomi ini, maka dapat kita simpulkan bahwa uang adalah suatu alat yang dapat dipakai dan diterima oleh masyarakat umum sebagai alat pembayaran terhadap pembalian barang dan jasa. Dengan demikian maka uang sangatlah penting dalam kehidupan sehari – hari, dan dalam hubungan dalam perekonomian dunia yang telah bekerja lebih luas atau yang atau sering kita kenal dengan globalisasi ekonomi dunia. Pertukaran secara barter sangatlah sulit untuk menentukan nilai dari barang – barang dan jasa. Tidak semua orang mampu memproduksikan barang yang dibutuhkan oleh orang lain. Misalnya si A mempunyai beras tetapi membutuhkan ayam, sedangkan si B mempunyai ayam tetapi membutuhkan jagung dan beras tidak dimilikinya. Dari kasus ini sangatlah sulit dipecahkan jika dilakukan secara barter atau tukar menukar antara barang dengan barang, sebab tidak ada standar nilai yang akan dijadikan ukuran untuk menentukan nilai sesuatu barang. Oleh karena itu, perlu suatu alat untuk memperlancar pertukaran. Apalagi kebutuhan manusia semakin kompleks. Maka dalam menjawab kesulitan ini, oleh masyarakat sedunia bersepakat bahwa alat yang dijadikan standar nilai sesuatu barang adalah uang. Dilihat dari pentingnya uang, maka dalam kehidupan pergaulan masyarakat, uang mempunyai fungsi (R.Dornbusch 1984, hal. 290) : a. Uang sebagai alat penukar (medium of exchenge) b. Uang sebagai alat pengukur nilai (measure of value)


57 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o c Uang sebagai penyimpan nilai (store of value) d. Sebagai alat penukar (medium of exchange) a. Dengan menggunakan uang seseorang dapat saja memenuhi kebutuhannya berbagai macam barang dan jasa jika memiliki uang. Karena uang dapat ditukarkan dengan barang lain, atau dengan kata lain dengan uang seseorang dapat membeli berbagai macam barang jasa. b. Sebagai alat pengukur nilai (measure of value) Jika uang telah dapat ditukarkan dengan barang lain, maka pada hakekatnya benda tersebut telah berfungsi sebagai alat pengukur nilai. Mengapa tidak, pertukaran hanya dapat berjalan manakala barang tersebut atau uang mempunyai atau mengandung standar nilai sehingga dengan mudah orang mengambil keputusan untuk melakukan tukar menukar. c. Sebagai alat penyimpanan nilai (store of value) Para ahli ekonomi telah mengidentifikasi peran uang selain peran utamanya sebagai alat pertukaran, uang juga berfungsi sebagai penyimpan nilai, suatu asset yang dapat digunakan untuk memindahkan daya beli dari suatu periode waktu keperiode waktu yang lain. Uang merupakan bagian dari kekayaan, sehingga dengan menyimpan uang, berarti menyimpan kekayaan. Uang mempunyai beberapa keuntungan sebagai penyimpan nilai. Pertama, dimilki dalam unit-unit yang praktis dan mudah dibawa. Kedua, uang sebagai alat pembayaran sehingga mudah dipertukarkan dengan barang apa saja dan kapan saja. Namun kerugian utama uang sebagai penyimpan nilai adalah bahwa nilai uang jatuh bila harga-harga barang dan jasa naik. Karena jika harga barang naik nilai uang turun maka barang yang dapat kita terima dari pertukaran tersebut menjadi sedikit. 7.2 Jenis – Jenis Uang Ada beberapa jenis uang : a. Uang Komoditas (Full bodied money) Uang jenis ini berasal dari logam yang terbuat dari emas dan perak, di mana mata uang yang nilai materinya sama dengan nilai yang tertulis didalam mata uangnya (nilai


58 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o intrinsiknya lebih tinggi atau sama dengan nilai nominalnya). b. Uang Fiat (Token money) Mata uang yang nilai nominalnya (nilai moneternya) lebih tinggi dari nilai intrinsiknya (bahan). Jadi uang ini tidak bernilai penuh. Misalnya uang yang yang dibuat dari kertas, uang logam yang dibuat dari bahan logam yang rendahnya nilainya seperti tima, nikel, dll. c. Folding money (Uang Fiat) Uang kertas, uang ini dapat dilihat orang yang memegangnya. Sebab – sebab negara membuat uang kertas ; (1) ongkos pembuatannya kecil atau murah, (2) mudah dibawa dari tempat yang satu ke tempat yang lain, (3) jika negara membutuhkan agar uang ini ditambah, maka dengan mendapatkannya karena kertas mudah didapat. d. Uang giral Uang biasa disebut dengan bank deposit money, adalah hutang sesuatu bank kepada seseoarang atau kepada sesuatu badan perusahaan, yang sewaktu – waktu dapat diambil baik dengan ceq maupun dengan giro, yang biasa disebut dengan demand deposit money. Yang dimaksud dengan Ceque adalah surat perintah membayar yang dapat ditulis kepada pemegang atau tunai serta dapat diendoser kepada sesuatu bank tertentu yang pembayaran dengan uang tunai. Sedangkan giro adalah surat perintah membayar dengan pemindahan bukuan atas nama seseorang atau sesuatu badan hokum. (Manullang ; 25, 1980) . e. Near money Uang ini adalah merupakan time deposit money dan obligasi pemerintah. Misalnya simpanan berjangka seseorang pada sebuah bank dengan jangka waktu 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun.


59 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o 7.3 Bank Dan Fungsi Bank Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Bank merupakan satu-satunya lembaga keuangan yang dapat menciptakan uang melalui Bank Sentral. Bank merupakan satu-satunya lembaga keuangan yang dapat menciptakan uang melalui Bank Sentral. Jika diperhatikan peran dan kegiatan yang dijalankan oleh Bank Sentral maka di tugaskan oleh pemerintah untuk menjalankan 5 kegiatan, yaitu sebagai berikut : a. Bertindak sebagai Bank kepada Pemerintah. b. Bertindak sebagai Bank kepada Bank Umum dan Badan Keuangan lainnya. c. Mengawasi kegiatan Bank umum dan Badan Keuangan lainnya. d. Mengawasi keseimbangan kegiatan perdagangan luar negeri. e. Mencetak uang kertas dan uang logam yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan produksi dan perdagangan. Bank sentral dikenal sebagai Banknya Bank (Bankers Bank), dengan fungsi utamanya adalah mengendalikan jumlah cadangan bank atau dengan kata lain mengendalikan persediaan / penawaran uang dan kredit dalam seluruh perekonomian, dengan tujuan kebijaksanaannya adalah ; a. Menciptakan stabilitas harga. b. Menciptakan pertumbuhan riel yang mantap. c. Memperluas Lapangan kerja atau menekan tingkat pengangguran. Untuk menciptakan kondisi perekonomian yang diinginkan maka Bank Sentral dapat melakukan; Apabila permintaan aggregate melimpah ruah, maka hargapun akan melonjak tajam, dalam pada itu Bank Sentral mungkin akan mencoba memperlambat jumlah uang beredar. Jika permintaan aggregate menurun, bank sentral mungkin menaikan jumlah uang beredar.


60 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o 7.4 Proses Penciptan Uang Uang dapat diciptakan melalui sistem perbankan, dengan proses yang begitu mudah dimengerti. Tapi kadang para bankir sering memberikan pernyataan yang berlawanan, bahwa sistem perbankan tidak menciptakan uang tetapi bank hanya dapat menanamkan apa yang kami miliki, Dimana Bank hanya memutarkan uang simpanan masyarakat. Pernyataan seperti ini kata Samuelson merupakan pernyataan yang salah. Sebenarnya melalui proses simpan-pinjam dalam sistim perbankan adalah merupakan suatu wujud bahwa Bank telah menciptakan uang. Karena bank dapat memperbesar pinjaman dengan berlipat ganda. Dengan demikian Bank telah menciptakan uang. Penciptaan uang oleh bank dapat berjalan melalui proses ; Bank menerima simpanan masyarakat misalnya pada bank umum sebesar Rp.10.000,- (Bank A). Bagaimanapun juga bank berorientasi keuntungan yang maksimum, maka sebahagian besar dari simpanan masyarakat 90 persen dipinjam kepada pihak lain yaitu sebesar Rp.9000,- Uang yang dipinjamkan ini mungkin digunakan oleh para peminjam apakah untuk membeli barang konsumsi atau apa saja. Katakan bahwa peminjam memasukan kembali pada rekening bank lain (Bank B), maka rekening Koran atau giro orang lain ini sebesar Rp.9000,- pada Bank B adalah suatu praktek bahwa Bank A telah menciptakan uang sebesar Rp.9000,- Dengan demikian jumlah uang setelah terjadi peminjaman ini menjadi Rp.19.000,- 7. 5. Permintaan Dan Penawaran Uang Menurut kaum Klasik, pasar uang mempunyai prinsip yang sama dengan pasar barang yaitu terdapat permintaan akan uang dan penawaran akan uang. Terciptanya permintaan dan penawaran akan uang didorong oleh berbagai kebutuhan dalam kegiatan perekonomian masyarakat, karena uang sebagai alat pertukaran atau transaksi barang dan jasa. Dalam Teori kuantitas yang dikemukakan oleh Kaum Klasik (Sadono, 2000, hal. 395) bahwa apabila


61 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o perekonomian sudah berada pada kesempatan kerja penuh, pertambahan uang akan menimbulkan inflasi yang lajunya proporsional dengan pertambahan uang. Artinya perubahan penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama tingkatnya (persentasenya) dengan penawaran uang. Dalam pandangan klasik tentang kelajuan peredaran uang; 1. Seluruh penawaran uang yang terdapat dalam perekonomian digunakan untuk transaksi yaitu untuk membiayai pembelian barang dan jasa. 2. Kelajuan peredaran uang (V) tetap karena mereka berkeyakinan bahwa kebiasaan orang dalam menerima uang dan membelanjakannya relative sama, menurut klasik tidak ada tabungan. 3. Perekonomian selalu dalam kesempatan kerja penuh. Dengan demikian perekonomian telah menciptakan produksi nasional yang maksimal. Sehingga kenaikan penawaran uang akan menimbulkan kenaikan harga yang proporsional. John Maynard Kayness (Sadono, 2000, hal. 395), mengemukakan bahwa pertambahan uang pada kondisi perekonomian menghadapi masalah pengangguran yang relative besar, dapat menggalakan perekonomian, demikian juga pandangan Moneteris lebih yakin lagi akan peranan uang dalam mendorong perkembangan ekonomi, disamping menyadari pula akan terjadi inflasi apabila pertambahannya tidak diatur dan disesuaikan dengan potensi pertumbuhan ekonomi. Keyness berpendapat uang mempunyai peran dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian dan pendapatan nasional. 1. Pertambahan penawaran uang akan menurunkan suku bunga. 2. Pengurangan suku bunga akan menambah investasi. 3. Kenaikan investasi akan meningkatkan pendapatan nasional. Tapi analisa Keyness tidak memperhatikan dampak dari pertambahan uang akan menaikan harga, karena dianggap tingkat harga tidak mengalami perubahan.


62 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o Menurut Keynes, permintaan uang ditentukan oleh : 1. Motif Transaksi (Trnsaction motive) 2. Motif Berjaga-jaga (Precautionery motive) 3. Motif Spekulasi (Speculative Motive) 1. Motif Transaksi (Transaction motive) Sistim pertukaran barang dengan barang (barter) yang telah dilakukan oleh masyarakat terdahulu, banyak menimbulkan kesulitan, karena untuk mempertemukan kesepakatan dalam menentukan nilai barang dengan barang sangatlah susah. Oleh karena itu sudah menjadi kesepakatan umum bahwa uang dijadikan alat untuk memperlancar pertukaran barang dan jasa. Jadi uang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk keperluan transaksi. 2.Motif Berjaga-jaga (Precautionery motive) Dalam kehidupan sehari-hari, kadang manusia menjumpai keadaan yang tidak terduga sebelumnya. Keadaan seperti ini mendorong masyarakat untuk melakukan tindakan berjaga-jaga dengan sejumlah uang tertentu. Misalnya membeli obat karena jatuh sakit secara mendadak, memebeli kue karena kehadiran tamu yang tidak diundang, secara tidak diduga kendaraan rusak ditengah jalan. Karena itu orang memegang uang tunai untuk kebutuhan yang tidak terduga, sehingga perlu berjaga-jaga. Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, bergantung pada besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh seseorang. Hubungan antara pendapatan dengan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga. 3.Motif Spekulasi (Speculative Motive) Permintaan uang untuk spekulasi disini adalah spekulasi dalam bentuk surat berharga atau surat obligasi. Pertimbangan untuk melakukan spekulasi terletak pada tingkat suku bunga. Apabila tingkat bunga tinggi permintaan uang semakin kecil, dan sebaliknya apabila tingkat bunga rendah permintaan uang semakin meningkat. Mekanisme ini menunjukkan hubungan yang terbalik antara tingkat bunga dengan permintaan uang untuk spekulasi. Sifat permintaan uang untuk spekulasi yang dipengaruhi oleh suku bunga ini didasari oleh ; Jika


63 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o harga obligasi tinggi yang berarti suku bunga yang diperoleh dari memegang obligasi tersebut adalah rendah, orang akan lebih suka memegang uang dalam bentuk uang tunai, uang giral, tabungan atau simpanan berjangka. Akan tetapi apabila harga obligasi rendah yang berarti suku bunga tinggi, masyarakat akan merasa lebih baik memegang obligasi dari pada menyimpan uang seperti pernyataan diatas. 7.6 Bunga Dan Investasi Kebijaksanaan makro ekonomi melalui Bank sentral dengan memainkan suku bunga sebagai instrument utamanya adalah membawa dampak terhadap perilaku investasi. Pengusaha akan bersikap rasional terhadap perilaku suku bunga yang dijalankan oleh pihak bank. Naik turunnya suku bunga akan mempengaruhi aktifitas dibidang penanaman modal. Hal tersebut bagi pengusaha bergantung pada tingkat keuntungan yang diharapkan dari penanaman modal tersebut. Apakah tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar atau lebih kecil daripada dari tingkat bunga yang harus dibayarkan untuk dana yang dipinjam dari lembaga keuangan guna keperluan investasi tersebut. Disisi lain walaupun para pengusaha telah memiliki dana sendiri, namun tetap mempunyai keputusan yang dibuat untuk memilih apakah dana tersebut digunakan untuk membeli peralatan modal yang baru atau alternative lainnya membeli surat-surat berharga yaitu surat obligasi. Perlu diingat bahwa pada prinsipnya perusahaan selalu mencari keuntungan yang tertinggi. Jika perusahaan mengalami kekurangan modal dan mengambil keputusan untuk meminjam maka perusahaan masih harus mempertimbangkan suku bunga yang harus dibayar dari pinjaman tersebut dengan hasil yang diharapkan dari kegiatan investasi. Secara umum jika pihak bank menurunkan suku bunga maka kegiatan investasi akan menjadi semakin besar. Sebalikya jika pihak bank menaikan suku bunga maka investasi akan berkurang. Jadi tingkat suku bunga dengan kegiatan investasi menunjukan hubungan yang negative. Dalam


64 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o pembahasan ini investasi merupakan fungsi dari suku bunga atau I = f (i), dimana i adalah suku bunga, dan I adalah Investasi.


65 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o BAB 8 PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL KESEIMBANGAN 8.1 Perdagangan luar negri, Nilai tukar dan neraca pembayaran internasional Secara etimologis, perdagangan adalah segala bentuk kegiatan menjual dan membeli barang atau jasa di suatu tempat, yang di sana terjadi keseimbangan antara kurva permintaan dengan penawaran pada satu titik yang biasa dikenal dengan nama titik ekuilibrium. Sedangkan internasional berarti dunia yang luas dan global, bukan parsial ataupun satu kawasan tertentu. Maka, perdagangan internasional dapat diartikan, sejumlah transaksi perdagangan/jual beli di antara pembeli dan penjual (yang dalam hal ini satu negara dengan negara lain yang berbentuk ekspor dan impor) pada suatu pasar, demi mencapai keuntungan yang maksimal bagi kedua belah pihak. Nilai tukar mata uang atau yang sering disebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sebagai contoh nilai tukar (NT) Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD) adalah harga satu dolar Amerika (USD) dalam Rupiah (Rp), atau dapat juga sebaliknya diartikan harga satu Rupiah terhadap satu USD.. Neraca pembayaran adalah catatan sistematis mengenai semua transaksi ekonomi antarpenduduk suatu negara dengan negara-negara lain selama periode tertentu. Pengertian penduduk dalam hal ini meliputi perorangan (individu), perusahaan, badan hukum, badan pemerintah, atau siapa saja yang tempat tinggal utamanya di negara tersebut. Transaksi ekonomi berarti pertukaran nilai barang atau jasa ekonomi atau pengalihan kekayaan penduduk suatu negara ke negara lain. Neraca pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debet. Kredit adalah transaksi yang menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Sementara sisi debet adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar kepada penduduk negara lain. Semua transaksi kredit masuk dalam neraca pembayaran dengan tanda positif (+). Sedangkan transaksi debet masuk dengan tanda negatif (-). 8.2 Beberapa pandangan tentang Perdagangan internasional Ada beberapa pandangan teori menurut para ahli yaitu sebagai berikut: 1. Teori Ekonomi Merkantilisme


66 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o Teori ini diperkenalkan oleh Victor de Riqueti dan Marquis de Mirabeau pada tahun 1763. Teori perdagangan internasional ini menjelaskan mengenai kekayaan suatu negara yang dihitung dengan emas serta perak. Teori ekonomi merkantilismer ini beranggapan, bahwa apabila terjadi kegiatan ekspor maka harus dilakukan dengan sesering mungkin. Serta, kegiatan impor yang dilakukan oleh suatu negara pun harus dilakukan dengan seminim mungkin. Tujuannya agar kondisi ekonomi di negara tersebut menjadi lebih kuat maupun kaya. Artinya, dalam perdagangan internasional, suatu negara dapat melakukan kegiatan ekspor dan lebih baik dilakukan sesering mungkin. Sementara untuk melakukan kegiatan impor yang termasuk pula dalam perdagangan internasional, sebaiknya dilakukan seminim mungkin. Sehingga, para pedagang atau produsen dalam negeri pun menjadi lebih makmur. Karena barang dagangan dari warga lokal akan lebih terjual dan memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan barang dari negara lain. Terlebih lagi, para pedagang pun dapat menjual lebih melalui kegiatan ekspor dari kerja sama perdagangan internasional tersebut. 2. Teori Heckscher Olin atau H-O Teori perdagangan internasional yang keempat dikemukakan oleh seorang sejarawan ekonomo yang berasal dari Swedia bernama Eli Heckscher serta Bertil Olin yang tak lain adalah murid dari Eli. Teori ini juga lebih dikenal dengan sebutan The Proportional Factor Theory. Menurut Eli dan Bertil, teori perdagangan internasional ini berkaitan dengan negara yang memiliki faktor produksi tinggi, serta biaya produksi yang cenderung murah. Sehingga negara tersebut pun akan mudah untuk melakukan ekspor dengan spesialisasi produk yang diproduksi dengan efektif maupun efisien oleh negara tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila suatu negara memiliki faktor produksi yang langka dengan biaya produksi cukup mahal, maka negara tersebut akan melakukan impor dari negara lain demi memenuhi kekurangan barang yang tidak mampu diproduksi oleh negara tersebut. 3. Teori Permintaan Timbal Balik atau Reciprocal Demand Teori permintaan timbal balik ini dikemukakan oleh John Stuart Mill yang melanjutkan dari teori komparatif yang dicetuskan oleh Ricardo. Menurut teori permintaan timbal balik ini, J.S Mill memaparkan bahwa ada titik keseimbangan pada pertukaran barang yang terjadi antar dua negara dengan perbandingan dari pertukarannya adalah dengan menentukan Dasar Tukar dalam Neger atau DTD.


67 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o Teori dari J.S Mill ini lebih menekankan pada keseimbangan antar permintaan maupun penawaran. Karena, permintaan maupun penawaran adalah hal penentu yang dapat menentukan jumlah barang yang nantinya akan diekspor maupun diimpor oleh suatu negara. Karena teori permintaan timbal balik ini merupakan lanjutan dari teori komparatif, maka kedua teori tersebut pun tidak terlalu jauh berbeda. Namun, tentu kedua teori tersebut memiliki perbedaan. Perbedaan dari teori komparatif dan permintaan timbal balik adalah penentuan Dasar Tukar Internasional atau disebut pula sebagai DTI. Menurut teori komparatif, perdagangan internasional akan mendapatkan keuntungan, apabila DTI 1 : 1. Sedangkan menurut teori permintaan timbal balik, keuntungan dari perdagangan internasional dapat diperoleh, tanpa meraih DTI 1 : 1. Asalkan, perdagangan internasional yang terjadi tersebut dapat dilaksanakan oleh kedua belah pihak yang bekerja sama serta saling memberikan keuntungan yang sama pula. Menurut pandangan Mills. Perdagangan internasional akan bermanfaat untuk kedua negara, apabila kedua negara tersebut memiliki perbedaan menurut rasio produksi maupun konsumsi antar negara yang bekerja sama.Selain itu, jumlah dari jam kerja yang dibutuhkan oleh suatu negara untuk memproduksi barang ekspor haruslah lebih kecil. Apabila dibandingkan dengan jumlah jam kerja untuk memproduksi barang impor. Maka, kedua negara yang bekerja sama dan melakukan perdagangan internasional pun akan otomatis mendapat manfaat dari perdagangan internasional yang dilakukan. 8.3 Kebijakan ekonomi internasional Kebijakan perdagangan internasional adalah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan arah, komposisi, dan struktur perdagangan antara negara-negara. Tujuan dari kebijakan perdagangan internasional adalah untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mencapai kepentingan nasional. Kebijakan perdagangan internasional adalah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan arah, komposisi, dan struktur perdagangan antara negara-negara. Tujuan dari kebijakan perdagangan internasional adalah untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mencapai kepentingan nasional. Dalam menjalankan kebijakan perdagangan internasional, pemerintah biasanya bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait seperti Kementerian Perdagangan dan lembaga pengawas


68 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o perdagangan. Kebijakan perdagangan internasional dapat berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara dan hubungan internasionalnya. Terdapat beberapa macam kebijakan perdagangan internasional yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah suatu negara. Berikut ini adalah beberapa di antaranya; 1. Tarif Impor: Pajak yang dikenakan pada barang impor untuk melindungi industri dalam negeri atau mengumpulkan pendapatan bagi pemerintah. 2. Kuota Impor: Pembatasan kuantitas impor barang tertentu untuk mengontrol pasokan atau melindungi produksi dalam negeri. 3. Subsidi Ekspor: Insentif keuangan atau dukungan yang diberikan kepada eksportir untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional. 4. Perjanjian Perdagangan: Kesepakatan bilateral atau multilateral antara negara-negara untuk mengatur perdagangan dan tarif. 5. Zona Perdagangan Bebas: Area di mana tarif impor antar anggota zona dihilangkan atau dikurangi untuk mendorong perdagangan. 6. Larangan Impor: Pelarangan impor produk tertentu atas alasan keamanan nasional, kesehatan, atau lingkungan. 7. Hambatan Non-Tarif: Regulasi teknis, standar kualitas, atau prosedur administratif yang dapat mempengaruhi impor. 8. Hak Kekayaan Intelektual: Perlindungan hukum terhadap hak paten, hak cipta, dan merek dagang untuk mendorong inovasi. 9. Boikot dan Embargo: Larangan perdagangan dengan negara tertentu sebagai bentuk tekanan politik atau ekonomi. 10. Kebijakan Penegakan: Tindakan hukum untuk melawan praktik perdagangan yang tidak adil, seperti dumping atau subsidi berlebihan.


69 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o BAB 9 EKONOMI PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI 9.1 Masalah Pokok Pembangunan Ekonomi Setiap negara tentu dihadapkan dengan permasalahan pembangunan ekonomi. Bagi negara maju dan berkembang tentu terbeda permasalahan pembangunan ekonominya. Pada negara maju, masalah pembangunan ekonomi yang dihadapi umumnya adalah kurangnya permintaan sehingga menghambat pertumbuhan output. Sedangkan permasalahan pembangunan ekonomi pada negara berkembang biasanya lebih kompleks. Salah satu di antaranya yaitu kurangnya elastisitas penawaean sehingga laju pertumbuhan ekonomi terhalang. Permasalahan pembangunan ekonomi di negara berkembang Dalam buku Kolaborasi Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang (2018) oleh Muhammad Amsal Sahban, beberapa masalah pembangunan ekonomi di negara berkembang, yakni: Rendahnya produktivitas Rendahnya tingkat produktivitas bisa dilihat dari pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita atau PDB per kapita pekerja yang kecil. Penyebab oendapatan per kapita yang kecil karena rendahnya tingkat kehidupan dan kesempatan kerja. Terutama bagi mereja yang memiliki tingkat pendidikan rendah atau tidak sekolah sama sekali. Sehingga negara berkembang sering dikaitkan dengan istilah lingkaran setan yang sulit diputus. Artinya dengan mata rantai pendapatan rendah, maka berdampak pada tabungan dan investasi yang juga rendah. Apabila tabungan dan investasi rendah, maka akan mengakibatkan akumulasi modal yang lambat sehingga berujung pada produktivitas yang rendah. Produktivitas yang rendah juga mengakibatkan rendahnya pendapatan rata-rata. Baca juga: Konsep Elastisitas dalam Kegiatan Ekonomi Pasar dan informasi yang tidak sempurna Pasar yang ada di negara berkembang cenderung tidak menyediakan informasi yang lengkap. Struktur pasar barang dan jasa umumnya cenderung tidak sempurna. Bahkan, monopoli, dan oligopoli bisa saja terjadi dalam pasar faktor produksi. Selain itu, sebagian besar informasi pasar hanya diterima oleh para pengusaha yang mempunyai hubungan dekat dengan birokrasi yang bersangkutan. Kondisi informasi yang tidak sempurna seperti ini, jelas hanya akan merugikan rakyat semata. Tingginya tingkat pengangguran Tidak bisa dimungkiri bahwa tingkat pengangguran di negara berkembang memang sangat tinggi. Angka pengangguran ini akan semakin tinggi apabila dihitung menggunakan angka under unemployment. Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang sangat tinggi melebihi daya tampung perekonomian nasional. Hal ini diperparah dengan rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja. Rendahnya


70 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o pertumbuhan kesempatan kerja berkaitan erat dengan rendahnya tingkat penanaman modal, terutama pada sektor-sektor industri, dan jasa modern. Baca juga: Dampak Ledakan Penduduk di Bidang Ekonomi dan Sosial Tingginya pertambahan penduduk Umumnya tingkat pertambahan penduduk di negara berkmebang bisa mencapai dua hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan negara maju. Muhammad Hasan dalam bukunya Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat (2018) mengatakan selain pertambahan penduduk yang tinggi, masalah kependudukan yang lain adalah distribusi penduduk yang tidak merata. 9.2 Karakteristik Negara Maju dan Berkembang, Disertai Contoh dan Permasalahannya Umumnya, negara-negara yang ada di planet Bumi ini terbagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesejahteraan penduduknya, yakni negara maju, negara berkembang, dan negara terbelakang. Sebenarnya, pembagian kelompok tersebut juga bergantung pada pendapatan per kapita yang diperoleh setiap negara. Secara sederhana, negara maju memiliki definisi berupa negara yang memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi bagi rakyatnya. Dalam menganalisis apakah suatu negara itu termasuk negara maju dan negara berkembang itu cukup dengan melihat beberapa indikator berikut ini. 1. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi di suatu negara yang terjadi sewaktu-waktu. Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dalam suatu negara itu disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya angka kelahiran dan kematian. Pada negara maju, angka pertumbuhan penduduk memiliki tingkatan kecil atau rendah, sehingga jumlah penduduknya tidak terlalu banyak. Maka dari itu, angka beban ketergantungannya pun juga kecil, sejalan dengan kualitas serta produktivitas penduduk yang tinggi. Hal tersebut karena di negara maju, biasanya menginginkan jumlah anak sedikit, sekitar 1 atau 2 anak saja. Alasan utama mengapa penduduk di negara maju menginginkan jumlah anak sedikit sebab supaya mereka dapat fokus dalam mendidik anaknya. Bahkan, tak jarang pula ada pemikiran yang berkembang di negara maju bahwa memiliki banyak anak akan menyebabkan mereka terhambat karirnya. Sementara itu, pada negara berkembang justru memiliki jumlah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Bahkan adanya ledakan populasi pendidik sering tidak diikuti dengan kualitas penduduknya, sehingga tentu saja akan menyebabkan berbagai permasalahan ekonomi, misalnya kemiskinan, penggangguran, hingga tingkat kriminalitas yang tinggi. Negara berkembang dinilai masih kesulitan untuk menekan angka kelahiran kasar, bahkan hingga di bawah 20.


71 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o 2. Pendapatan Per Kapita yang Tinggi Pendapatan per kapita adalah rata-rata penghasilan yang diperoleh keseluruhan penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita ini dapat menggambarkan keadaan ekonomi dari negara tersebut. Pada negara maju, pendapatan per kapita tentu saja relatif tinggi. Tingginya pendapatan per kapita ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya penguasaan IPTEK oleh mayoritas penduduk dan pengelolaan potensi SDM yang berkualitas tinggi. Sebagian besar pada negara maju tidak lagi menggantungkan potensi ekonominya pada sektor pertanian, tetapi di sektor industri, jasa, dan perdagangan. Selain itu, adanya variasi pekerjaan yang berkembang menjadikan keseluruhan penduduk di negara maju memiliki pendapatan dengan rata-rata tingi. Berbanding terbalik dengan negara berkembang, rata-rata penghasilan yang diperoleh keseluruhan penduduknya relatif rendah. Hal tersebut disebabkan mayoritas penduduk dari negara berkembang, masih bekerja pada sektor pertanian yang dikerjakan secara tradisional. Kondisi itulah yang menyebabkan penduduk di negara berkembang, belum mampu bersaing untuk bekerja atau bahkan pekerjaan pada sektor lain. 3. Tingkat Kemiskinan yang Rendah Sejalan dengan poin sebelumnya, maka di negara maju juga memiliki tingkat kemiskinan yang rendah dan terdapat jaminan sosial yang lebih baik. Negara maju seolah dapat memberikan berbagai bantuan bagi penduduknya yang “miskin”, seperti layanan kesehatan dan kebutuhan hidup. Tidak hanya itu, kesempatan kerja yang diperoleh oleh penduduk di negara maju juga berada di tingkat tinggi. Hal tersebut tentu saja mampu mengurangi populasi pengangguran dan juga selaras dengan tingginya pendapatan per kapita dari negara tersebut. Berbanding terbalik dengan negara berkembang, tingkat kemiskinan pada negara tersebut justru tinggi. Banyak faktor penyebab, salah satunya adalah rendahnya tingkat pendapatan per kapita. Bahkan, di negara berkembang juga memiliki angka pengangguran yang tinggi sebab rendahnya kesempatan kerja yang diberikan oleh negara kepada penduduknya. 4. Angka Harapan Hidup yang Tinggi Masih sejalan dengan beberapa poin sebelumnya, apabila pendapatan per kapita tinggi, maka angka harapan hidup penduduknya juga tinggi. Rata-rata penduduk di negara maju dapat mencapai umur 60 taun ke atas. Hal tersebut dikarenakan oleh baiknya pelayanan kesehatan dan taraf ekonomi. Berbeda dengan negara berkembang, yang justru angka harapan hidupnya rendah. Hal tersebut dikarenakan oleh buruknya pelayanan kesehatan dan sebagian penduduknya tidak sadar mengenai pentingnya kesehatan.


72 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o 5. Tingkat Pendidikan yang Tinggi Tingkat pendidikan di suatu negara dapat dilihat dari rata-rata durasi lama sekolah yang dicapai oleh penduduknya. Di negara maju, tingkat pendidikannya tinggi sebab negara mampu membangun fasilitas pendidikan yang memadai dengan angka melek huruf yang hampir mencapai angka 100%. Para penduduk di negara maju juga sudah memiliki kesadaran yang tinggi akan arti pentingnya pendidikan dan penguasaan IPTEK. Hal tersebut dapat dilihat dari angka partisipasi belajar penduduknya. Sementara itu, pada negara berkembang justru tingkat pendidikannya ratarata atau bahkan rendah. Hal tersebut karena para penduduk di negara berkembang, terutama yang berada di daerah terpencil tidak menganggap bahwa sekolah adalah hal penting. Selain itu, kemampuan negara dalam membangun fasilitas pendidikan juga tidak menyeluruh. 6. Mata Pencaharian dan Pemanfaatan Lahan Di negara maju, sebagian besar penduduknya bekerja di sektor industri elektronik, mesin, dan lainlain. Nah, dari sektor industri itulah yang menjadi penggerak utama roda perekonomian negaranegara maju. Tidak hanya itu, upah kerja yang diperoleh dari sektor industri tersebut juga tinggi, sehingga banyak penduduk yang tertarik untuk bekerja pada sektor industri-industri tersebut. Sementara itu, pada negara berkembang, justru sektor pertanian (terutama yang masih bersifat tradisional) memiliki peminat yang banyak. Meskipun ada juga sektor industri elektronik dan mesin, tetapi itu berada di perkotaan. Di daerah pedesaan, kebanyakan penduduknya bekerja sebagai petani. 7. Tingkat Kesehatan yang Tinggi Tingginya angka kesehatan ini juga selaras dengan angka harapan hidup. Rata-rata penduduk di negara maju menyadari bahwa kesehatan memiliki arti penting bagi hidup dan pihak pemerintah juga senantiasa memberikan perhatian yang baik akan hal tersebut. Pihak pemerintah secara giat terus memperbaharui pembangunan baik di sarana dan prasarana kesehatan yang mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Sementara itu pada negara berkembang, biasanya tingkat kesehatannya rendah. Hal tersebut karena kemampuan pembangunan fasilitas kesehatan tidak merata dan biaya untuk mengakses pengobatan juga mahal. 8. Kemajuan Teknologi yang Tinggi Sebelumnya telah dijelaskan bahwa di negara maju itu mata pencahariannya adalah berada di sektor industri. Hal tersebut tentu saja didorong oleh kemajuan teknologinya. Rata-rata penduduk di negara maju telah mampu memanfaatkan sumber daya alam dan teknologi secara optimal,


73 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o sehingga mereka juga telah berhasil menemukan beberapa energi alternatif. Berbeda dengan negara berkembang, kemajuan teknologinya rata-rata. Bahkan untuk mengakses teknologi itu sendiri, terkadang hanya tersedia di wilayah tertentu. Tidak hanya itu, untuk mengakses internet dan listrik saja sering tidak sampai atau menyebar di wilayah terpencil. 9. Ketergantungan dengan Kegiatan Ekspor-Impor Untuk negara maju, biasanya minim akan keberadaan sumber daya alam atau bahkan tidak memiliki sumber daya alam sama sekali. Meskipun begitu, mereka memiliki kemampuan teknologi yang dapat menghasilkan produk olahan sumber daya alam. Produk olahan tersebut tentu saja memiliki kualitas baik dan akan diekspor ke negara-negara lain. Sementara itu, untuk negara berkembang, biasanya justru memiliki sumber daya alam tetapi belum mampu memanfaatkannya secara optimal. Hal tersebut membuat negara berkembang ini bekerja sama dengan negara maju, tetapi tak jarang malah sumber daya alam tersebut dieksploitasi habis-habisan oleh pihak negara maju. Negara berkembang ini umumnya sudah giat dalam melakukan pembangunan pada berbagai bidang, tetapi terbentur kendala modal dan teknologi. Sehingga menyebabkan negara berkembang sangat bergantung pada kegiatan ekspor-impor. 9.3 Pengertian ukuran pembangunan ekonomi dan Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan terjadinya kenaikan pada Produk Domestik Bruto (PDB), tanpa memperkirakan apakah berdampak pada pertumbuhan atau pertambahan jumlah penduduk. Sedangkan Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses multidimensional terhadap perubahan sosial. Nah, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi itu ada beberapa perbedaannya lho! Simak penjelasan lebih lengkap mengenai keduanya berikut: Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila


74 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o terjadi peningkatan produk nasional bruto (PNB, GNP) riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik. Perbedaan kuantitas dan kualitas ekonomi merupakan fakta yang saling mendukung buat menyeimbangkan perkembangan diantara keduanya. Kuantitas menunjukkan pertumbuhan ekonomi, sedangkan kualitas menunjukkan pembangunan ekonomi. Salah satu tujuan suatu bangsa dalam aspek perekonomian yaitu adanya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Nah, dibawah ini ada beberapa perbedaan dari pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yaitu: Pertumbuhan Ekonomi yaitu kenaikan pendapatan nasional yaitu wujud dari sebuah proses peningkatan kapasitas produksi. Nah, buat lebih detail proses pertumbuhan ekonomi bisa kamu lihat dari perbedaan ciri – ciri dibawah ini: Economic growth atau pertumbuhan ekonomi yaitu suatu kondisi dimana kegiatan atau aktivitas perekonomian yang menyebabkan meningkat dan bertambahnya barang atau jasa yang diproduksi oleh masyarakat. Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan adanya kenaikan output perkapita, dan dalam waktu jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yaitu sebuah proses dan bukan tentang gambaran keadaan ekonomi dalam waktu tertentu. Dalam Pertumbuhan Ekonomi ada 2 sisi yang harus jadi perhatian yaitu output total (GNP) dan sisi kedua adalah jumlah pendudukan. Pertumbuhan ekonomi merupakan satu indikator adanya keberhasilan pembangunan. Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi selalu diidentifikasi dengan peningkatan perkapita masyarakat, hal tersebut juga disebut dengan perubahan mendasar atau perubahan fundamental. Economic of Development) yaitu upaya peningkatan taraf hidup keadaan suatu bangsa berdasarkan pendapatan per kapita yang riil.


75 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses atau keadaan dimana terjadinya transisi dari yang sederhana menuju ke tingkat yang lebih maju (advance) . Buat pembangunan ekonomi perubahan yang tampak yaitu proses multidimensional dimana harus melingkupi sikap masyarakat, struktur sosial, bahkan institusi nasional. Pembangunan ekonomi menstimulasi atau merangsang peningkatan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita sebagai bentuk pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi selalu prosesnya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.


76 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o DAFTAR PUSTAKA Aam Slamet Rusydiana. Perdagangan Internasional. Komparasi Teori Ekonomi Modern dengan Perspektif Islam. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari https://jdih.kemendag.go.id/pdf/Buku-/Jurnal/Perdagangan_Internasional.pdf Admin. (2023, 24 Juni). Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal. Diakses pada tanggal 17 April 2024 dari https://www.stieykpn.ac.id/read/444/kebijakan-moneter-dan-kebijakanfiskal.html Anugrah Dwi. (2023, Agustus). Kebijakan Perdagangan Internasional. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari https://feb.umsu.ac.id/kebijakan-perdagangan-internasional/ Berita Terkini. (2022). Rumus Keseimbangan Pendapatan Nasional dan Manfaatnya. . Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari https://kumparan.com/berita-terkini/rumuskeseimbangan-pendapatan-nasional-dan-manfaatnya-1zSvujtUZld/1 Cahya Dicky Pratama, Serafica Gischa. (2022, 24 Januari). Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/04/171821969/masalah-pembangunanekonomi-di-negara-berkembang Dr. Mahyus Ekananda. Sistem Pembayaran dan Neraca Pembayaran Internasional. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari https://pustaka.ut.ac.id/lib/wpcontent/uploads/pdfmk/ESPA442002-M1.pdf Dr. Suparmono, M.Si. (Juli 2018). Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Huala Adolf. Hukum Perdagangan Internasional. Prinsip-prinsip dan Konsepsi Dasar. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari file:///C:/Users/Acer/Downloads/Hukum_Perdagangan_Internasional_Prinsip.pdf Iskandar Simorangkir Suseno. Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari http://lib.ibs.ac.id/materi/BI%20Corner/Terbitan%20BI/Seri%20Kebanksentralan/12. %20Sistem%20dan%20Nilai%20kebijakan%20Nilai%20Tukar.pdf Modul Belajar Mandiri. Pembelajaran 3. Ekonomi Internasional. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Ekonomi/Ekonomi%20-%20PB3.pdf PT. Gramedia. https://www.gramedia.com/literasi/ekonomi-makro/ PT. Gramedia. https://www.gramedia.com/literasi/ekonomi-makro/


77 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o PT. Gramedia. https://www.gramedia.com/literasi/perbedaan-pembangunan-ekonomi-danpertumbuhan-ekonomi/ PT. Gramedia. Karakteristik Negara Maju dan Berkembang, Disertai Contoh dan Permasalahannya. Diakses pada 17 April 2024, dari https://www.gramedia.com/literasi/karakteristik-negara-maju-danberkembang/#google_vignette PT. Gramedia. Pengertian dan Teori Perdagangan Internasional Menurut Para Ahli. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-danteori-perdagangan-internasional/#google_vignette PT. Gramedia. Teori Ekonomi Makro: Pengertian dan Isu-Isu Utama. Diakses pada 17 April 2024, dari https://www.gramedia.com/literasi/teori-ekonomi-makro/#google_vignette Silvia Estefina Subitmele. (2023, Oktober). Jelaskan Tiga Peran Pemerintah dalam Perekonomian, Regulasi Hingga Stabilisasi. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari https://www.liputan6.com/hot/read/5426670/jelaskan-tiga-peran-pemerintah-dalamperekonomian-regulasi-hingga-stabilisasi Vica Lia Pratiwi. (2022). Pendapatan Nasional: Pengertian, Cara Menghitung, Rumus, Metode, dan Manfaatnya. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari https://akupintar.id/infopintar/-/blogs/pendapatan-nasional-pengertian-cara-menghitung-rumus-metode-danmanfaatnya VIVI KUMALASARI SUBROTO S.E, M.Si. Ak. (2021, 25 Nopember). Pengertian dan Jenis Pendapatan Nasional. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari https://komputerisasiakuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/PENGERTIAN-DAN-JENISPENDAPATANNASIONAL/42704f6c73679f11b3d8dee5a6b4a647de266c45#:~:text=Pendapatan%20 nasional%20adalah%20jumlah%20pendapatan,pendapatan%20nasional%20adalah%2 0satu%20tahun WAWAN MULYAWAN, WIDIA ALIA. (2020). APBN DAN PENDAPATAN NASIONAL. Islamic Economics Journal Volume 1 No 2 ISSN : 2723-5955. Diakses pada tanggal 17 April 2024, dari file:///C:/Users/Acer/Downloads/7929-28438-1-PB%20(1).pdf http://repo.uinsatu.ac.id/22069/5/BAB%20II.pdf https://elearning.cendekiaku.com/storage/materi/file/1697343086.pdf https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F340287%2Fmod_resource%2Fcont ent%2F1%2F10_7449_FEB601_Puspita%20Chairun%20Nisa_17052019_Perekonomi an%20Indonesia.ppt


78 | P e n g a n t a r E k o n o m i M a k r o


Click to View FlipBook Version