The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Bakteri S. sanguinis dalam prosedur perawatan Ortodonti Cekat

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nita_hardiana, 2019-11-23 21:40:35

Bakteri S. sanguinis dalam prosedur perawatan Ortodonti Cekat

Bakteri S. sanguinis dalam prosedur perawatan Ortodonti Cekat

Keywords: sanguinis,orto cekat

BAKTERI STREPTOCOCCUS SANGUINIS PADA
PROSEDUR PERAWATAN ORTODONTI CEKAT

PENYAJI :
NITA HARDIANA (197160001)

PEMBIMBING :
Prof. DR. DWI SURYANTO, MSc

PROGRAM STUDI ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1

PENDAHULUAN

Alat alat ortodonti cekat merupakan alat yang paling banyak digunakan untuk merawat
maloklusi. Komponen utama alat alat ortodonti cekat diantaranya adalah braket, band dan kawat
busur. Keberadaan alat tersebut dapat mempersulit pemeliharaan oral hygiene karena dapat
menjadi tempat retensi plak sehingga terjadi akumulasi plak yang dapat menyebabkan karies dan
inflamasi gingiva. (Bollen dkk., 2008).

Alat alat ortodonti cekat terdiri dari beberapa komponen seperti bracket, band, archwire,
elastics, o ring dan power chain. Pemasangan alat alat ortodonti cekat merangsang perubahan
ekologi rongga mulut dan mengubah karakteristik plak gigi. Perubahan struktur, metabolisme dan
komposisi plak gigi menyebabkan peningkatan populasi mikroba, terutama Streptococcus sp. dan
Lactobacilus yang dianggap sebagai bakteri yang paling berperan pada proses terjadinya karies
(Sukontapatipark dkk., 2001; Ahn dkk., 2007; Lundström dan Krasse, 1987 sit Fard dkk., 2011).
Seiring meningkatnya jumlah bakteri kariogenik, memperbesar resiko terjadinya demineralisasi
email, terutama pada area yang berbatasan dengan braket (Mitchell, 1992). Prevalensi
demineralisasi email atau lesi putih setelah perawatan ortodonti adalah sekitar 50% dari pasien
ortodonti (Artun dan Brobakken, 1986).

Pada hasil penelitian Christopher S. Barker dkk menemukan berbagai jenis spesies bakteri
pada komponen alat ortodonti cekat, salah satu yang mendapat perhatian adalah Streptococcus
sanguinis. Bakteri ini terlibat dalam agen penyebab infeksi endokarditis. Streptococcus sanguinis
adalah jenis bakteri Streptococcs viridans yang termasuk dalam tipe bakteri alfa hemolitik.
Bakteri ini biasa berkoloni di mulut, saluran pencernaan dan female genital (Fukushima et al.,
2012). Selain Streptococcus mitis, Streptococcus salivarius dan Lactobacillus, bakteri
Streptococcus sanguis merupakan bakteri gram positif yang mampu memacu zat nutrisi dan
lingkungan bagi bakteri baru lainnya yaitu bakteri gram negatif pada rongga mulut serta dapat
menyerang sistem imun rongga mulut (Notohartojo et al., 2010). Plak merupakan deposit lunak
yang melekat erat pada permukaan gigi terdiri atas mikroorganisme yang berkembangbiak dalam
suatu matriks intraseluler. Tahap pertama mekanisme pembentukan plak, bakteri Streptococcus
sanguis merupakan salah satu bakteri yang dapat tumbuh membentuk polisakarida ekstraseluler
dalam pembentukan plak gigi. Apabila plak yang dibiarkan menumpuk akan mengakibatkan
timbulnya gingivitis pada rongga mulut yang bila berkelanjutan menjadi penyakit periodontitis.

2

TINJAUAN PUSTAKA

A. ALAT ORTODONTI CEKAT
Alat orthodontik cekat adalah alat yang dipasang secara cekat dengan pengeleman pada gigi
pasien sehingga alat tidak bisa dilepas oleh pasien sampai perawatan selesai. Alat ini mempunyai
kemampuan perawatan yang sangat tinggi, kemungkinan keberhasilan perawatan sangat besar
dengan detail hasil perawatan yang lebih baik.

1. Komponen Alat Ortodonti Cekat
Alat ortodontik cekat memiliki komponen yang terdiri dari bracket, band, archwire, elastics, o
ring dan power chain.

a. Bracket adalah suatu komponen alat ortodontik cekat yang melekat dan terpasang secara
permanen pada gigi-geligi, dengan fungsi untuk menghasilkan tekanan yang terkontrol
pada gigi-geligi.

b. Band adalah komponen alat ortodontik cekat yang terbuat dari logam baja bebertuk cincin
yang disemenkan pada gigi penjangkar. Band dapat diregangkan pada gigi-geligi.

c. Archwire adalah komponen alat ortodontik cekat yang dipakai untuk menghasilkan
gerakan gigi berupa kawat yang dilengkungkan pada gigi dan dipasang pada slot bracket.

d. Elastics adalah komponen tambahan pada alat ortodontik cekat yang tersedia dalam
berbagai ukuran dan ketebalan dibuat dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk
penggunaan ortodonti.

e. O ring adalah komponen tambahan alat ortodontik cekat sebagai pengikat elastis yang
digunakan untuk merekatkan archwire ke bracket yang tersedia dalam berbagai warna
yang membuat bracket jadi lebih menarik.

f. Power chain adalah komponen tambahan alat ortodontik cekat terbuat dari tipe elastis
yang sama dengan o ring elastis. Power chain seperti ikatan mata rantai dan ditempatkan
pada gigi-geligi, bentuknya seperti pita yang bersambung dari satu gigi ke gigi yang lain.

Gambar 1. Komponen alat ortodonti cekat
2. Dampak Perawatan Ortodontik Cekat

3

Alat ortodontik cekat yang terdapat dalam rongga mulut, seperti: bracket, band, arch wire,
elastic, dan lain-lain dapat menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang biak. Bakteri akan
berakumulasi dalam bentuk plak gigi. Plak gigi dapat melekat secara leluasa ditempat
tersembunyi pada komponen-komponen ortodontik (Williams, 2000). Adanya bracket dan
archwire menjadi penghalang bulu sikat dalam membersihkan gigi sehingga menghasilkan
akumulasi plak yang berlebihan, terutama disekitar permukaan gigi dari bracket atau dibawah
lengkung kawat gigi (Costa et al., 2010; Yuwono, 2012). Plak akan bertambah banyak bila
pengguna ortodontik cekat kurang menjaga kebersihan (Williams, 2000).

Perawatan ortodontik cekat dalam penggunaannya memiliki dampak terhadap perubahan
lingkungan dan komposisi flora rongga mulut, serta meningkatnya jumlah akumulasi plak yang
menyebabkan kerusakan pada jaringan keras dan jaringan periodontal (Mantiri et al., 2013).
Perawatan ortodontik cekat memiliki beberapa dampak bagi penggunanya. Dampak yang
disebutkan dibawah ini yang biasanya dialami oleh pengguna ortodontik cekat :

a. Oral hygiene yang buruk
b. Karies
c. Inflamasi Gingiva
d. Recurrent Apthous Stomatitis (RAS)
Salah satu kerugian alat ortodontik cekat adalah sulit dibersihkan. Bagian bagian alat
ortodontik cekat yang menempel di gigi pasien sering menyulitkan pasien dalam membersihkan
rongga mulut. Pasien telah menyikat gigi tetapi masih terdapat sisa makanan yang tertinggal atau
terselip di attachment ataupun wire. Oral hygiene menjadi lebih sulit untuk dijaga, debris melekat
pada sekitar attachment dan penghilangannya menjadi lebih sulit dicapai (Mantiri et al., 2013).

Penggunaan alat ortodontik cekat akan menyebabkan perubahan lingkungan rongga
mulut. Alat ortodontik cekat akan mengakibatkan akumulasi plak yang dapat meningkatkan
jumlah dari mikroba dan perubahan komposisi dari mikrobial. Konsentrasi bakteri aerob dan
anaerob bertambah banyak selama pemakaian 3 bulan pertama dari perawatan ortodonti.

4

Tabel 1 . Spesies Bakteri yang Paling Banyak Diisolasi dari Plak Gigi dari Hasil Penelitian
Vizitiu- Faculty of Dental Medicine, “Carol Davila” University of Medicine and Pharmacy,
Bucharest, Romania (2010)

B. STREPTOCOCCUS SANGUINIS
Streptococcus sanguinis semula dikenal dengan nama steptococcus sanguis, merupakan

bakteri gram positif fakultatif anaerob. S. Sanguinis secara umum dilaporkan nonmotile (tidak
bergerak). Bakteri spesies coccus dan anggota dari grup streptococcus viridans. S. saguinis
merupakan pelopor pembentuk kolonisasi, membantu perlekatan organisme dan pemain kunci
dalam pembentukan biofilm oral. S. sanguinis merupakan flora normal dari mulut sehat manusia
melekat pada permukaan gigi, mukosa oral dan saliva, khususnya pada plak gigi di mana ia
memodifikasi lingkungan untuk membuatnya kurang ramah untuk strain Streptococcus lain yang
menyebabkan gigi berlubang, seperti Streptococcus mutans. Sebagai spesien fakultatif anaerob.
S.sanguinis terdapat banyak pada plak supragingiva dan subgingiva.

Tabel 2. Klasifikasi ilmiah dari streptococcus sanguinis

Kingdom : Bakteri
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptocuccus
Spesies : Streptococcus sanguinis

5

Gambar 1. Streptococcus sanguinis

Gambar 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dari pembentukan biofilm pada Steptococcus sanguinis. (A)
Pionir banteri S.sanguinis (oranye) mengenal pelikel reseptor saliva (pink dan biru) pada permukaan gigi
dan membentuk ikatan awal. Model memperlihatkan pengenalan dari berbagai tipe perlekatan reseptor
termasuk lama waktu perlekatan, contohnya fimbriae (oranye) yang dapat berikatan terhadap komponen
multipel saliva (biru) DAN SsaB (hijau) yang dapat menjadi mediasi perlekatan antara saliva dan lapisan
hidroksiapatit via ankarakteristik Ph- sensitif reseptor (pink). (B) Regulator respon CiaR dari sistem dua
komponen CiaRH dapat menghambat ekspresi ArgB yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan
regulasi. dari gtfP. Upregulasi gtfP juga dapat dipicu oleh penghapusan BrpT. Peningkatan GtfP
mempromosikan sintesis glukan yang meningkatkan pembentukan biofilm. Sistem dua komponen VicRK
mengatur ekspresi piruvat oksidase SpxB. Upregulasi SpxB akan meningkatkan H2O2 dan sebaliknya.
Peningkatan H2O2 menginduksi autolisis seluler dan pelepasan eDNA berikutnya. Penghapusan di PurB,
PurL, PyrE, ThrB, AdcA, Spi dan SptRS, semuanya menunjukkan penurunan pembentukan biofilm. L-
arginin eksogen telah terbukti mengurangi pembentukan biofilm dengan mekanisme yang tidak diketahui.

Seperti kebanyakan streptococcus oral, bakteri ini memproduksi alfa hemolisis pada agar
darah, suatu karekteristik terkait terhadap kemampuan streptococcus viridans untuk mengoksidasi
hemoglobindalam eritrosit dengan mensekresi H2O2. S.sanguinis berikatan secara langsung pada
saliva-plak gigi, mungkin dengan beragam mekanisme. S.sanguinis melayani sebagai penambat
untuk perlekatan dari berbagai mikroorganisme mulut yang berkolonisasi pada permukaan gigi,
membentuk plak gigi dan berkontribusi pada pembentukan karies dan penyakit periodontal.

Streptococcus viridans adalah yang paling sering menyebabkan infeksi endokarditis pada
katup asli jantung adalah S.sanguinis . S. sanguinis dan streptokokus viridans lainnya juga

6

muncul sebagai patogen aliran darah yang penting pada infeksi yang mengancam pasien
neutropenia. Infeksi ini dapat menjadi komplikasi dengan bertambahnya frekuensi resiten
antibiotik.

C. ENDOKARDITIS INFEKTIF
1. Definisi
Secara klinis, adanya bakteri di dalam aliran darah disebut bakteremia. Biasanya bakteri

yang berada dalam aliran darah ini terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dan tidak signifikan
secara klinis sehingga bakteremia tidak menimbulkan gejala atau asimptomatik. Endokarditis
infektif yang merupakan suatu penyakit infeksi yang mengenai katup atau permukaan
endokardium jantung dapat terjadi ketika bakteri memasuki aliran darah dan melekat pada katup
atau permukaan endokardium jantung yang abnormal atau yang mengalami kerusakan atau
bahkan pada katup atau endokardium jantung yang normal. Bakteri ini selanjutnya akan
menyebabkan pembentukan vegetasi yang merupakan lesi prototipik dari endokarditis infektif
dengan gambaran sebagai suatu massa yang terdiri dari platelet, fibrin, mikrokoloni dari
mikroorganisme, dan sedikit sel-sel inflamasi. Adanya vegetasi pada katup atau endokardium
jantung dapat menimbulkan manifestasi terutama berupa sepsis dan fenomena emboli yang dapat
menyebabkan mortalitas.

Adapun yang dimaksud dengan sepsis adalah suatu keadaan dimana mikroorganisme
dalam jumlah besar masuk dan/atau aktif bermultiplikasi dan menjadi persisten dalam aliran
darah dan menimbulkan tanda dan gejala klinis. Fenomena emboli yang dimaksud adalah
penyumbatan pembuluh darah yang terjadi di berbagai bagian tubuh oleh embolus (zat asing)
yang di bawa ke tempat tersebut oleh aliran darah. Terdiri dari sepotong jaringan, lemak,
gelembung udara, atau sekumpulan bakteri.

2. Klasifikasi
Endokarditis terbagi atas 2 yaitu endokarditis non-infektif dan endokarditis infektif.

Endokarditis non-infektif disebut juga Non-Bacterial Thrombotic Endocarditis (NBTE)
merupakan suatu hasil pembentukan kumpulan platelet dan fibrin dan bersifat steril yang
mengenai katup atau endokardium jantung, sedangkan endokarditis infektif merupakan suatu
penyakit infeksi yang mengenai katup atau endokardium jantung.19

Berdasarkan lokasi infeksi, endokarditis infektif diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1) Native Valve Endocarditis (NVE) merupakan endokarditis yang mengenai katup jantung asli.

2) Prostetic Valve Endocarditis (PVE) merupakan endokarditis yang mengenai katup jantung
buatan.

Berdasarkan penyebab infeksi, endokarditis infektif secara umum diklasifikasikan
menjadi:
1) Bacterial Endokarditis merupakan endokarditis yang disebabkan oleh bakterial. Endokarditis
ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a) Subacute Bacterial Endocarditis (SBE)
b) Acute Bacterial Endocarditis (ABE)

7

2) Fungal Endocarditis merupakan endokarditis yang disebabkan oleh jamur.
3) Viral Endocarditis merupakan endokarditis yang disebabkan oleh virus. Adanya Viral
Endocarditis ini masih merupakan suatu perselisihan tetapi terdapat bukti yang menunjukkan
bahwa hal ini dapat terjadi.

3. Etiologi
Pada umumnya, bakteri merupakan mikroorganisme penyebab endokarditis infektif,
meskipun mikroorganisme lain seperti jamur, riketsia, dan klamidia juga dapat menyebabkan
endokarditis. Lebih dari 80% endokarditis infektif disebabkan oleh bakteri streptokokki dan
stafilokokki.
Kebanyakan kasus endokarditis infektif disebabkan oleh streptokokki yang merupakan
bagian dari mikroorganisme normal rongga mulut. Stafilokokki merupakan penyebab umum yang
kedua endokarditis infektif ini. Sebuah studi epidemiologi menunjukkan bahwa streptokokki
tetap merupakan penyebab utama dari endokarditis. Namun, terdapat banyak laporan kasus dari
beberapa pusat rujukan yang menunjukkan bahwa Staphylococcus aureus telah melewati viridan
streptokokki sebagai penyebab umum endokarditis. Staphylococcus lugdunensis merupakan bakteri
penyebab NVE dan PVE.
Rongga mulut, kulit, dan saluran pernafasan merupakan portal utama dari streptokokki,
stafilokokki, dan mikroorganisme Haemophilus, Actinobacillus, Cardiobacterium, Eikenella, dan
Kingella (HACEK) dalam menyebabkan NVE. Candida albicans umumnya menjadi penyebab PVE
dan Fungal Endocarditis. Sebanyak 2/3 dari keseluruhan kasus Fungal Endocarditis yang dilaporkan
disebabkan oleh Candida sp.
Subacute Bacterial Endocarditis (SBE) merupakan bentuk yang paling umum dari endokarditis
infektif dimana streptokokki grup viridan merupakan mikroorganisme penyebab yang paling sering.
Tanda dan gejala mulai tampak dalam waktu 2-3 minggu setelah dilakukannya prosedur dental yang
invasif tanpa premedikasi ketika premedikasi itu dibutuhkan, namun SBE juga dapat terjadi setelah 2-
3 bulan setelahnya. Berbeda dengan SBE, ABE merupakan tipe agresif dari endokarditis dengan
gejala yang cepat yaitu sekitar tujuh hari setelah dilakukannya prosedur dental yang invasif tanpa
premedikasi.

Tabel 3. Mikroorganisme utama yang ditemukan pada endokarditis infektif1,22,23

Mikroorganisme Penyebab Endokarditis Infektif

Grup Spesies Keterangan
Penyebab 40-50% dari
Streptokokki dan Streptokokki grup viridan yang

Enterokokki terbagi atas Streptococcus oralis, keseluruhan kasus endokarditis.

Streptococcus sanguis, Habitat utamanya adalah pada

Streptococcus mitis, rongga mulut dan saluran

Streptococcus gordonii dan pernafasan bagian atas.

Streptococcus parasanguis Dapat terjadi melalui penyakit
Streptococcus bovis

8

Stafilokokki Streptococcus pyogenes genitourinary
Enterococcus faecalis Dapat terjadi melalui penyakit
Fungi Staphylococcus aureus
Jenis lain gastrointestinal
Coagulase Negative Kasus jarang
Staphylococci Penyebab kedua terbanyak
Staphylococcus lugdunensis
Candida albicans endokarditis infektif. Gejala

Rickettsia burnetti anaerobes yang cepat, mortalitas yang

tinggi dan umumnya pada

penyalahgunaan narkotika suntik
Umumnya terjadi setelah

prosedur bedah jantung
Dapat menyebabkan NVE dan

PVE
Kebanyakan menginfeksi katup

jantung buatan dan pengguna

narkoba
Kasus jarang.

9

PEMBAHASAN

1. Patogenesis Infektif Endokarditis
Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan prosedur ortodontik
dengan bakteremia yang terjadi setelahnya. Penelitian yang dilakukan oleh Lucas VS et al
memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan bakteremia yang signifikan pada jumlah kultur darah
positif antara baseline 23% dengan pencetakan alginat (upper alginat impression) yaitu 31%,
antara baseline 27 % dengan pemasangan separator yaitu 36 %, antara baseline 36% dengan
pemasangan dan penggantian band yaitu 41%, dan antara baseline 33% dengan penyesuaian
arch-wire yaitu 19,4%. Grup yang dilakukan pemasangan separator memiliki persentase
bakteremia yang paling tinggi dengan perbedaan baseline dan bakteremia yang terjadi setelah
prosedur yaitu 9%. Berdasarkan hasil ini, mereka menyatakan bahwa hanya prosedur
pemasangan separator yang menyebabkan bakteremia secara signifikan.
Pada penelitian Christopher S.Barker et al, yang meneliti bakteri yang terdapat pada
komponen alat ortodonti cekat. Di Tabel 2, terlihat Streptococcus terdapat pada Molar band.
Lucas VS et al melakukan penelitian terhadap prosedur debanding dan penyesuaian gold chain
yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terjadinya bakteremia setelah
prosedur debanding dan penyesuaian gold chain dengan nilai perbandingan antara baseline dan
persentase bakteremia adalah 19% : 26% dan 57% : 57%. Namun, penelitian ini belum dapat
dijadikan sebuah patokan terhadap bakteremia pada kedua prosedur ini dikarenakan sampel yang
digunakan pada prosedur ini sedikit terutama pada penyesuaian gold chain yaitu hanya
melibatkan 7 pasien. Penelitian lainnya terhadap prosedur banding dan debanding dilakukan oleh
Erverdi et al dengan persentase sebelum dan sesudah prosedur adalah 6,6%. Kedua penelitian ini
sangat berbeda dalam hasil persentase bakteremia yang didapatkan. Hal ini lebih dikarenakan
teknik kultur yang digunakan pada penelitian Lucas VS et al yaitu LyF lebih sensitif dalam
mendeteksi mikroorganisme dibandingkan teknik kultur Broth atau pour plate yang digunakan
pada penelitian Erverdi et al.

10

Tabel 4. Distribusi Bakteri pada Komponen Alat Ortodnti Cekat dari Hasil Penelitian Christoper
S.Barker dkk (2012)

Endokarditis infektif merupakan hasil interaksi kompleks antara patogen yang berada

dalam aliran darah dengan molekul matriks dan platelet pada lokasi terjadinya kerusakan sel.

Dengan kata lain, endokarditis infektif merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor-faktor

yang ada di dalam tubuh yang cenderung membuat lapisan endokardium jantung terkena infeksi,

bakteremia, dan virulensi mikroorganisme yang berada dalam aliran darah. Patogenesis

endokarditis infektif dibagi menjadi 5 tahap yaitu:

1. Kerentanan permukaan endokardium,
2. Pembentukan trombus steril yang terdiri atas platelet dan fibrin atau non-bacterial

thrombotic endocarditis (NBTE) ,
3. Bakteremia,
4. Perlekatan dan pembentukan mikrokoloni oleh mikroorganisme, dan
5. Pematangan vegetasi

Gambar 3. Lokasi infektif endokarditis

11

AB

Gambar 4. A : Gambar Katup aorta jantung yang normal; B : Gambaran Klinis Endokarditis Infektif pada
Katup Aorta

2. Pencegahan Bakterimia pada Prosedur Perawatan Ortodonti

Seperti yang telah diketahui, prosedur pemasangan dan pelepasan molar band adalah yang

paling besar untuk terjadi bakterimia pada perawatan ortodonti cekat. Untuk itu sebelum

melakukan prosedur tersebut maka klinisi harus berhati-hati dalam prosedur tersebut jangan

sampai melukai jaringan. Jika itu sulit untuk dihindari maka sebaiknya pasien diberika

premedikasi antibiotik terlebih dahulu terutama pada pasien dengan penyakit reumatik jantung

atau penyakit jantung kongenital.

Secara tidak langsung, dikarenakan perawatan ortodonti cekat ini memakan waktu yang

lama sehingga ini merupakan faktor predisposisi terbentuknya plak akibat prosedur oral hygiene

pasien yang inadekuat. Dari plak tersebut dapat menginfeksi gingiva dan menjadi penyebab

bakterimia infektif endokarditis. Oleh karena itu pasien dengan menggunakan alat ortodonti cekat

agar datang kontrol tepat waktu dan diajarkan pembersihan gigi setiap hari dengan benar.

Tabel 5. Regimen Profilaksis untuk Prosedur Kedokteran Gigi

Situasi Agen Regimen: single dose 30-60 menit sebelum

prosedur

Dewasa Anak-anak

Oral Amoxicillin 2 gr 50 mg/kg

Tidak dapat diberikan Ampicillin 2 gr IM atau IV 50mg/kg IM atau IV

secara oral Cefazolin atau 1 gr IM atau IV 50 mg/kg IM atau IV

ceftriaxone

Alergi terhadap Cephalexin 2 gr 50 mg/kg

penicillin atau

ampicillin oral Clindamycin 600 mg 20 mg/kg

Azithromycin atau 500 mg 15 mg/kg

clarithromycin

Alergi terhadap Cefazolin atau 1 gr IM atau IV 50 mg/kg IM atau IV

penicillin atau ceftriaxone

ampicillin dan tidak 600 mg IM atau IV 20 mg/kg IM atau IV
dapat diberikan secara Clindamycin

oral

Ket . Cephalosporins tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat anafilaksis, angiodema

atau urtikaria dengan penicillin atau ampicilin.

12

KESIMPULAN

Pemasangan alat ortodonti cekat merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya
penumpukan plak dan bakterimia. Hal tersebut dikarenakan bentuk komponen-komponen alat
ortodonti cekat yang sulit untuk dibersihkan. Salah satu bakteri yang banyak terdapat pada
komponen alat ortodonti cekat adalah Streptococcus sanguinis. Bakteri S.sanguinis ini
merupakan bakteri gram poistif fakultatif anaerob, yang juga menjadi pionir dalam pembentukan
plak.

S.sanguinis merupakan flora normal dalam mulut, terdapat pada permukaan gigi,
permukaan mukosa oral dan saliva. Paling banyak terdapat di plak gigi. Jika bakteri ini masuk ke
dalam aliran darah yang biasanya akibat prosedur kedokteran gigi salah satunya pada perawatan
ortodonti, dapat menyebabkan fokal infeksi menjadi endokarditis infektif. Dari penelitian
prosedur pemasangan alat ortodonti cekat yang dapat menyebabkan bakterimia adalah
pemasangan dan pelepasan molar band, karena dalam prosedur tersebut dapat menimbulkan
perdarahan.

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Bin Zhu, Lorna C Macleod, Todd Kitten, & Ping Xu. Streptococcus sanguinis biofilm
formation & interaction with oral pathogens. Future Microbiol. (2018) 13(8), 915–932

2. Christopher S. Barker, Valeria Soro, David Dymock, Jonathan R. Sandy,d and Anthony J.
Irelande Microbial contamination of “as received” and “clinic exposed” orthodontic
materials. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics March 2013 _ Vol
143 _ Issue 3.

3. Th. C. Vizitiu, Ecaterina Ionescu Microbiological changes in orthodontically treated
patients. Therapeutics, Pharmacology and Clinical Toxicology Vol XIV, Number 4,
December 2010 Pages 283-286.

4. A.M. Rodriguez, J.E. Callaha, P. Fawcett, X. Ge , P. Xu and T. Kitten. Physiological and
molecular characterization of genetic competence in Streptococcus sanguinis. Molecular
Oral Microbiology 26 (2011) 99–116 ª 2011 John Wiley & Sons A/S.

5. Streptococcus sanguinis. https://en.wikipedia.org/wiki/Streptococcus_sanguinis. 2019.

14


Click to View FlipBook Version