1
2
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan modul ajarIlmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk siswa kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama. Modul ajarini disusun berdasarkan kurikulum 2013 yang lebih menempatkan
siswa sebagai pusat kegiatan belajar (Student Center). Modul ajarini juga dilengkapi dengan latihan
soal untuk menguji pemahaman siswa terkait dengan materi yang terdapat pada buku ajar. Dalam
modul ajarIlmu Pengetahuan Alam ini akan dibahas tentang “ZAT ADIKTIF”.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan modul ajarini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses
penyelesain modul ajarini, terutama dosen pengampu kuliah Program Profesi Guru (PPG) yang telah
membimbing penyusun dalam pembuatan modul ajarini. Semoga modul ajar ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, khususnya para peserta didik.
Ponorogo, September 2022
Penyusun
4
DAFTAR ISI
COVER .........................................................................................................................................1
PENYUSUN .................................................................................................................................2
EDITOR ........................................................................................................................................ 3
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................4
DAFTAR ISI.................................................................................................................................5
PETA KONSEP ............................................................................................................................6
PENDAHULUAN ........................................................................................................................7
MATERI
A. JENIS-JENIS ZAT ADIKTIF...........................................................................................8
B. NARKOTIKA...................................................................................................................8
C. PSIKOTROPIKA..............................................................................................................15
D. ZAT ADIKTIF LAINNYA...............................................................................................16
E. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
PADA REMAJA...............................................................................................................17
F. DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA ...................................................................17
G. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA ..........................................18
RANGKUMAN ............................................................................................................................20
EVALUASI...................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................23
5
PETA KONSEP
NARKOTIKA GOLONGAN I
GOLONGAN 2
GOLONGAN 3
NAPZA PSIKOTROPIKA GOLONGAN 1
GOLONGAN 2
GOLONGAN 3
GOLONGAN 4
ZAT ADIKTIF ALKOHOL
LAINNYA NIKOTIN
KAFEIN
6
BAB I
PENDAHULUAN
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif 3.6.1 Mengidentifikasi jenis-jenis zat adiktif
dalam makanan dan minuman, 3.6.2 Menganalisis dampak penggunaan zat
zat adiktif, serta dampaknya adiktif bagi Kesehatan
terhadap kesehatan
4.6 Membuat karya tulis tentang 4.6.1 Menyajikan hasil diskusi tentang
dampak penyalahgunaan zat identifikasi jenis-jenis zat adiktif(P3)
aditif dan zat adiktif bagi 4.6.2 Mempresentasikan hasil diskusi
Kesehatan tentang analisis dampak penggunaan
zat adiktif bagi kesehatan (P3)
4.6.3 Membuat poster tentang anti
narkoba(P5)
Panduan Belajar:
Modul ini tersusun dari beberapa bab yaitu Narkotika, Psikotropika
dan zat adiktif lainnya. Di akhir setiap bab akan diberikan soal-soal
latihan dengan tujuan untuk lebih memantapkan pemahaman peserta
dan mengulang materi-materi yang dianggap belum dikuasai. Diakhir
modul dilakukan evaluasi secara keseluruhan mencakup semua materi
yang terkandung dalam modul ini. Jawaban evaluasi tersedia di akhir
modul ini yang dapat digunakan sebagai bahan umpan balik.
7
BAB II
MATERI
A. JENIS-JENIS ZAT ADIKTIF
Pengelompokan Zat Adiktif menurut UU (UU no 22 / 1997 ”adiktif” & UU no 5 /1997
“psikotropika”).
1. Zat adiktif = zat yang dapat menyebabkan kecanduan atau ketergantungan (adiksi).Selain itu
bisa juga dengan memakai obat secara terus menerus (penyalahgunaan obat) melebihi resep
dokter Pengaruh:
a. ketergantungan fisik
b. toleransi: menurunnya khasiat obat setelah pemakainan berulang-ulang.
c. pemantangan/sakau: gejala sakit setelah penggunaan dihentikan.
d. ketergantungan psikologis à keinginan yang tidak tertahankan untuk menggunakan obat
tersebut (kompulsif).
2. Zat psikotropika = zat yang dapat mempengaruhi sistem saraf dan kesadaran.
3. Pengelompokan Zat Adiktif menurut pengaruhnya:
a. Stimulan: zat yang dapat merangsang/menstimulasi saraf. Contoh: kafein, nikotin,
amfetamin, kokain.
b. Depresan: zat yang dapat menurunkan kesadaran. Contoh: obat penenang, alkohol.
c. Halusinogen: zat yang dapat mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan
halusinasi/berkhayal.Contoh: LSD, LSA
B. NARKOTIKA
Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah,
sintetis, maupun semi sintetis yang menimbulkan efek
penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan
bahwa narkotika merupakan zat buatan atau pun yang berasal
dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya
kesadaran, serta menyebabkan kecanduan. Obat-obatan
Gambar 1 : narkotika tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya
Sumber: www.kompas.com berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat
penghilang nyeri serta memberikan ketenangan.
Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum. Untuk
mengetahui apa saja jenis dan bahaya narkoba bagi kesehatan, simak ulasannya berikut ini.
1. PENGOLONGAN NARKOTIKA
Narkotika dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan berdasarkan potensi dalam
menyebabkan ketergantungan. Narkotika golongan I, sangat berbahaya karena berpotensi
sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Narkotika ini tidak digunakan dalam
pengobatan. Misalnya, heroin/putaw, kokain, dan ganja. Narkotika golongan II, berpotensi
8
tinggi dalam menyebabkan ketergantungan dan dapat digunakan sebagai pilihan terakhir
dalam pengobatan. Misalnya, morfin, petidin, dan metadon. Gambar 5.11 menunjukkan
kemasan morfin dan metadon yang digunakan dalam medis. Barang ini tidak boleh dibeli dan
digunakan tanpa resep dan pengawasan dokter. Narkotika golongan III, berpotensi ringan
dalam menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam pengobatan. Misalnya,
kodein. Penggunaan narkotika sangat berbahaya bagi Kesehatan sehingga penyalahgunaan
narkotika dapat merusak masa depan generasi muda
Narkoba berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan ke dalam 3 golongan, yaitu
narkotika alami, semi sintetis, dan narkotika sintesis.
a. Narkotika alami merupakan narkotika yang zat adiktifnya diambil dari tumbuh-
tumbuhan, contohnya: Ganja, dengan ciri-cirinya adalah:
1. Merupakan tanaman perdu dengan daun menyerupai sing kong yang tepinya bergerigi
dan berbulu halus.
2. Jumlah jarinya selalu ganjil 5,7,9. Indonesia merupakan daerah subur untuk tanaman
ganja.
3. Cara penyalahgunaan ganja ini dengan dikeringkan dan dicampur dengan tembakau
rokok atau dijadikan rokok lalu dibakar serta dihisap. Hasis merupakan getah tanaman
serupa ganja yang tumbuh di Amerika latin dan Eropa.
b. Narkotika semi sintetis adalah narkotika alami yang diolah dan diambil zat aktifnya agar
memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dunia
kedokteran, contohnya: Morfin, dalam dunia kedokteran antara lain:
1. Biasa dipakai dunia kedokteran untuk menghilangkan rasa sa kit atau pembiusan pada
suatu operasi.
2. Kodein dipakai untuk penghilang batuk. Heroin tidak dapat dipakai dalam pengobatan
karena daya adiktifnya sangat besar dan manfaatnya secara medis belum ditemukan.
3. Dalam perdagangan gelap, heroin diberi nama putaw, atau petai. Bentuknya seperti
tepung terigu: halus, putih dan agak kotor.
c. Narkotika Sintetis adalah narkotika tiruan yang dibuat dari bahan kimia. Narkotika ini
digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita ketergantungan
narkotika (substitusi), Contohnya: Petidin, untuk obat bius lokal; Metadhon, untuk
pengobatan pecandu narkotika; Naltrexon untuk pengobatan pecandu narkotika.
2. JENIS-JENIS NARKOTIKA
a. Opioda:
Berasal dari getah kotak biji tanaman Papavers omniverum. Pengaruh atau khasiat:
1) Hipnotika (menidurkan)
2) Analgesik (menghilangkan rasa sakit)
3) Euforik (menimbulkan rasa gembira)
4) Menekan pernapasan
Penggolongan:
1) Opioda alami: morfin, opium, kodein, tebain.
2) Opioda semi sintetis: heroin, hidromorfon.
3) Opioda sintetis: meperidin, propoksifen, levorfanol.
Contoh opioda :
1. Heroin
Heroin adalah salah satu jenis obat golongan narkotika. Obat yang sering kali
disalahgunakan ini dapat menimbulkan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, dan
menyebabkan kecanduan. Di Indonesia, heroin juga dikenal dengan sebutan putau.
Putau atau heroin umumnya tersedia dalam bentuk bubuk putih dan akan berubah
menjadi cokelat kehitaman serta lengket setelah dipanaskan. Heroin terbuat dari
morfin, salah satu jenis narkotika yang digunakan sebagai obat antinyeri pada
9
penderita penyakit tertentu. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2019 tentang perubahan penggolongan
narkotika, heroin termasuk ke dalam narkotika
golongan I. Ini artinya heroin hanya dapat digunakan
untuk kepentingan riset a tau pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi.
Gambar 2 : Heroin Efek yang Ditimbulkan oleh Heroin pada Tubuh
Sumber : www.kompas.com Pada abad ke-19, heroin umum digunakan sebagai
obat batuk. Namun, setelah bertahuntahun digunakan
sebagai obat, heroin kemudian diketahui dapat menimbulkan adiksi atau efek
ketergantungan. Ketika dikonsumsi, heroin akan masuk ke aliran darah dan terbawa
darah menuju otak. Setelah bekerja di otak, obat terlarang ini akan menimbulkan efek
senang (euforia), yang diikuti rasa tenang dan mengantuk. Efek yang dicari oleh
pengguna heroin adalah euforia. Euforia digambarkan sebagai perasaan senang
berlebihan atau kepuasan ekstrem yang tidak normal. Selain itu, heroin juga dapat
menimbulkan efek antinyeri dan berbagai efek samping lain berikut ini:
• Mulut kering
• Kulit terasa hangat, terkadang disertai rasa gatal
• Tangan dan kaki terasa berat
• Mual dan muntah
• Sulit berpikir dan konsentrasi
• Penurunan kesadaran
Jika digunakan dalam jangka panjang, heroin dapat menimbulkan masalah kesehatan,
sepeti:
• Gangguan mental, misalnya kecanduan heroin, gangguan cemas, halusinasi,
dan depresi
• Insomnia atau susah tidur
• Kerusakan pembuluh darah akibat penggunaan jarum suntik berulang kali
• Abses atau infeksi di lokasi suntikan
• Disfungsi seksual
• Siklus haid tidak teratur
Selain itu, penggunaan heroin, terutama dalam bentuk suntikan, juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit yang ditularkan melalui darah, misalnya HIV
dan hepatitis.
Heroin adalah salah satu jenis narkoba yang sangat berpotensi menimbulkan
efek ketergantungan atau adiksi. Jika disalahgunakan, heroin berpotensi membuat
penggunanya kecanduan. Efek candu heroin bahkan 2–3 kali lebih kuat daripada
morfin. Seseorang yang sudah mengalami kecanduan heroin, lalu berhenti
menggunakannya secara tiba-tiba, bisa mengalami gejala putus obat (withdrawal).
Kondisi ini disebut juga sebagai sakau.
Ketika sedang sakau, orang yang mengalami adiksi terhadap heroin dapat
merasakan berbagai gejala, seperti gelisah dan cemas, tubuh terasa sakit, susah tidur,
serta gemetaran. Selain itu, pemakaian heroin dalam jangka panjang juga bisa
menimbulkan efek toleransi. Ini artinya untuk mendapatkan efek yang diinginkan,
pengguna heroin perlu menggunakan obat tersebut dengan dosis lebih tinggi. Hal ini
berpotensi menyebabkan pecandu heroin mengalami overdosis. Jika tidak segera
diberikan pertolongan, orang yang mengalami overdosis bisa mengalami gagal napas,
koma, kejang, atau bahkan meninggal dunia. Melihat banyaknya bahaya yang
ditimbulkan dari penyalahgunaan heroin, sudah selayaknya untuk menjauhi jenis
10
narkotika ini. Tak hanya dapat merugikan kesehatan, heroin juga bisa membuat
penggunanya berurusan dengan pihak berwajib.
2. Kokain
Kokaina atau juga disebut sebagai kokain adalah senyawa sintesis yang memicu
metabolisme sel menjadi sangat
cepat. Kokaina merupakan alkaloid
yang didapatkan dari tumbuhan
koka Erythroxylon coca, yang
berasal dari Amerika Selatan.
Daunnya biasa dikunyah oleh
penduduk setempat untuk
mendapatkan “efek stimulan”. Saat
ini kokaina masih digunakan
sebagai anestetik lokal, khususnya
untuk pembedahan mata, hidung
dan tenggorokan, karena efek
Gambar : kokain vasokonstriksif-nya juga
Sumber : www.republika.com membantu. Kokaina
diklasifikasikan sebagai suatu
narkotika, bersama dengan morfina
dan heroina karena efek adiktif.
Dalam bidang kedokteran kokain digunakan untuk memberikan penekanan rasa
sakit dikulit (bius) lebih terkhusus pembedahan mata, hidung dan tenggorokan. Bila
disalahgunakan, obat golongan stimulan ini dapat memberikan efek adiksi atau
kecanduan yang tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga psikologis
penggunanya. Bahkan, penyalahgunaan kokain juga dapat menyebabkan kematian.
Efek dari Penggunaan Kokain Kokain merupakan salah satu jenis narkoba yang
dapat menyebabkan efek adiksi atau ketergantungan obat. Ketika sudah terkena efek
ini, penggunanya akan merasakan dorongan untuk terus menggunakan kokain.
Kokain bisa membuat penggunanya merasa gembira, berenergi, banyak bicara, dan
lebih percaya diri dalam waktu singkat. Efek kokain lainnya adalah perubahan
suasana hati secara drastis serta menghilangkan rasa sakit dan lelah. Namun, efek
tersebut hanya berlangsung sekitar 30 menit hingga 3 jam. Ketika kokain berhenti
digunakan, akan muncul gejala putus obat. Efek ini dapat menimbulkan gangguan
mental, seperti depresi, perubahan mood, psikosis, perubahan perilaku yang kadang
mengarah pada kekerasan, sulit tidur, dan gelisah. Namun, jika sering digunakan,
kokain bisa membuat penggunanya mulai mengalami paranoida, halusinasi, panik,
mudah marah, suka melakukan kekerasan, cemas, serta melakukan tindakan yang
aneh dan berulang.
3. Ganja
Ganja atau mariyuana adalah
psikotropika yang mengandung
tetrahidrokanabinol dan kanabidiol
yang membuat pemakainya
mengalami euforia. Ganja biasanya
dibuat menjadi rokok untuk dihisap
supaya efek dari zatnya bereaksi.
Tumbuhan ganja telah dikenal
manusia sejak lama dan digunakan
Gambar : ganja sebagai bahan tekstil karena serat
yang dihasilkannya kuat. Biji ganja
Sumber : www.patinews.com juga digunakan sebagai sumber
minyak. Namun, ganja juga dikenal
11
sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, karena dominan
pemanfaatannya untuk hal yang bersifat rekreasional.
Di sejumlah negara penanaman dan kepemilikan ganja sepenuhnya dilarang. Di
beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan medis dan
rekreasi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku di negara atau wilayah tersebut.
Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman dan kepemilikan serta penggunaan
ganja pada tahun 1976, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur yang umum
disajikan. Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok,
dan bisa juga dihisap dengan alat khusus yang disebut bong. Di Indonesia, ganja
digolongkan narkotika golongan satu menurut perundang-undangan yang berlaku
sejak tahun 1976 berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1976. Saat ini,
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 dijadikan pedoman hukum yang masih
berlaku sampai sekarang. Seiring perkembangan dunia globalisasi, Indonesia juga
akan mengikuti perkembangan zaman untuk melegalkan penggunaan ganja untuk
kepentingan medis pada awalnya. Kemudian, kebutuhan untuk kegunaan rekreasional
pada akhirnya.
Penggunaan tanaman ganja tanpa didasari oleh indikasi medis dan tidak di bawah
pengawasan dokter, hanya akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan
penggunanya. Umumnya, ganja dikonsumsi dengan cara dibakar dan diisap, baik
dalam bentuk rokok linting, rokok pipa, atau cerutu. Seiring waktu, ganja dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru dan pembuluh darah, karena asapnya mengandung
racun serta zat pemicu peradangan dan sel kanker. Terlalu lama menggunakan ganja
dapat menyebabkan terhambatnya fungsi otak.
Efek ganja juga dapat memengaruhi perkembangan otak pada remaja, mulai dari
hilangnya fokus, berkurangnya kemampuan mengingat, dan terganggunya
konsentrasi belajar. Efek ganja pada otak dapat bersifat permanen, sehingga remaja
yang menggunakan ganja sejak masa sekolah, akan terganggu prestasi akademisnya
dan tentu kualitas hidupnya. Selain itu, beberapa saat setelah mengisap ganja, detak
jantung akan meningkat hingga 20–50 denyut per menit. Efek ganja yang satu ini
dapat berlangsung hingga tiga jam. Bagi penderita penyakit jantung, detak jantung
yang lebih cepat ini bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Selain itu,
ganja juga dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dalam jangka pendek, risiko
perdarahan, dan membuat mata menjadi merah karena pelebaran pembuluh darah.
4. Morfin
Morfin paling banyak
mengandung alkaloid yang
ditemukan di opium, getah
kering (lateks) yang berasal
dari hasil getah irisan biji
mentah opium, atau
dinamakan, poppy (Papaver
somniferum). Morfin adalah
pemurnian pertama dari
sumber tanaman dan
merupakan salah satu dari
sedikitnya yang mengandung
50 macam alkaloid dari
Gambar : morfin beberapa jenis opium, Poppy
Sumber : www.health.detik.com Straw Konsentrat, dan
turunan opium lainnya.
Dalam pengobatan
klinis, morfin dianggap
sebagai standar utama, dari analgesik digunakan untuk meringankan nyeri akut dan
12
kronis. Seperti opioid lain, misalnya oksikodon (OxyContin, Percocet, Percodan),
hidromorfon (Dilaudid, Palladone), dan diacetylmorphine (heroin), morfin langsung
mempengaruhi pada sistem saraf pusat (SSP) untuk meringankan rasa sakit. Morfin
memiliki potensi tinggi untuk kecanduan, toleransi dan psikologis ketergantungan
berkembang dengan cepat, meskipun ketergantungan psikologis mungkin
membutuhkan beberapa bulan untuk berkembang.
Morfin bekerja pada saraf dan otak sehingga tubuh tidak merasakan rasa sakit.
Meskipun memiliki manfaat besar, morfin sangat menyebabkan ketergantungan,
menghentikan pengobatan morfin yang telah berlangsung jangka panjang tidak bisa
dilakukan sekaligus, terutama pada pasien yang menggunakan morfin dalam dosis
besar. Hal ini dapat menimbulkan gejala putus obat seperti kegelisahan, tubuh
berkeringat, nyeri otot, mual dan rasa sakit di semua bagian tubuh. Cara mengatasinya
dokter akan melakukan pengurangan dosis secara bertahap hingga pasien bisa pelan
pelan lepas dari ketergatugan morfin. Morfin merupakan jenis golongan analgesic
opium yang masuk katagori obat yang diresepkan oleh dokter. Adapun efek samping
yang membahayakan bagi penyalahguna morfin adalah mual muntah, mengantuk,
berkeringat tanpa henti, merasakan sakit pada otak karena berangsur-angsur
menyerang saraf otak, membuat suasana hati mudah berubah ubah dan tidak nyaman,
mudah tersingung, timbulnya imsonia, kinerja otot akan melemah, meningkatnya rasa
nyeri di tubuh, membuat metabolism tubuh semakin melamban dan kematian.
5. Kodein
Kodeina atau kodein ialah asam opiat alkaloid yang dijumpai di dalam candu
dalam konsentrasi antara 0,7% dan 2,5%. Kebanyakan kodein yang digunakan di
Amerika Serikat diproses dari morfin melalui proses metilasi. Kodein merupakan obat
yang paling banyak digunakan dalam perawatan kesehatan. Kodein digunakan
sebagai pereda nyeri ringan. Kodein dibuat dalam bentuk pil atau cairan dan bisa
diambil baik secara sendirian atau gabungan dengan kafeina, aspirin, asetaminofen,
atau ibuprofen. Kodein sangat berperan untuk meredakan batuk. Obat ini juga
memiliki efek di sistem pencernaan, otot halus, jantung, dan pembuluh darah.
Terkadang codeine digunakan untuk meredakan diare akut. Obat ini tidak boleh
digunakan sembarangan dan harus sesuai dengan resep dokter. Seperti semua jenis
opioid, penggunaan kodein terus-menerus dapat mengakibatkan ketergantungan
secara fisik dan psikologi. Kodein merupakan salah satu jenis NAPZA golongan
depresan. Depresan adalah senyawa yang dapat menekan sistem tubuh. Depresan
Sistem Syaraf Pusat (SSP) adalah senyawa yang dapat menurunkan aktivitas
fungsional dari Sistem Syaraf Pusat (SSP). Akibatnya yaitu menurunnya fungsi
beberapa organ tubuh. Depresan Sistem Syaraf Pusat (SSP) bekerja dengan menekan
pusat kesadaran, rasa nyeri, denyut jantung dan pernafasan. Telah dilaporkan
beberapa kasus penyalahgunaan kodein hingga menyebabkan kematian.
C. PSIKOTROPIKA
Zat ini merupakan obat yang berkhasiat psiko-aktif yang memengaruhi mental dan perilaku
seseorang. Misalnya orang yang sulit tidur, bila meminum obat tidur (golongan psikotropika)
dapat menyebabkan tidur nyenyak. Oleh sebab itu penggunaan psikotropika harus sesuai
dengan resep dokter!
13
Psikotropika dapat dikelompokkan
menjadi 4 golongan berdasarkan potensi
dalam menyebabkan ketergantungan.
1. Psikotropika golongan I, yaitu
psikotropika yang hanya digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi serta memiliki
potensi kuat mengakibatkan sindrom
Gambar :Nitrazepam dalam bentuk tablet keterangantungan. Contoh : MDMA,
dan struktur kimianya LSD, STP, Ekstasi
Sumber : www.improvehealthcare.org 2. Psikotropika golongan II, yaitu
psikotropika yang berkhasiat sebagai
obat dan dapat digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki
potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : Amfetamin,
Metampetamin dan Metakualon
3. Psikotropika golongan III, yaitu psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan banyak
digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi sedang
mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : Lumibal, Buprenosina, dan
fleenitrazepam
4. Psikotropika golongan IV, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan banyak
digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : Nitrazepam (BK, Mogadon,Dumolid)
dan Diazepam.
Efek /pengaruh pemaikaian
1. Ekstasi :
a. Tubuh memiliki energi berlebih dan perasaan segar
b. Mampu terjaga (tidak mengantuk)
c. Tidak merasa capek
d. Tubuh dan kepala terus bergoyang (tripping / gedeg)
Akibat jangka panjang :
a. Kecanduan
b. Syaraf otak terganggu
c. Gangguan liver
d. Tulang dan gigi keropos
e. Paranoid dan halusinasi
2. Shabu-shabu :
a. Bersemangat
b. Gelisah, tidak bisa diam
c. Tidak bisa tidur
Akibat jangka panjang :
a. Gila
b. Paranoid
c. Gangguan liver
D. ZAT ADIKTIF LAINNYA
1. Alkohol
14
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan
kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang
etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau
grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi.
Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol.
Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Alkohol
juga bisa sebagai pengawet hewan. Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang
umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat
pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Alkohol adalah zat pengalih suasana hati. Zat tersebut ,merupakan sebuah depresan yang
mengurangi aktivitas otak dan sistem saraf. Minuman beralkohol mengandung zat etanol
dan mempunyai warna dan rasa yang berbeda-beda, tergantung bahan-bahan yang dipakai
dalam pembuatannya. Alkohol tersaji dalam banyak variasi termasuk bir, anggur, brandy,
arak, whisky, dan lain-lain. Dampak dari alkohol pada penggunanya beragam pada setiap
orang, dan tergantung pada:
a. Seberapa banyak dan seberapa cepat alkohol yang dikonsumsi.
b. Berat dan ukuran tubuh.Kondisi kesehatan – khususnya seberapa baik kerja hati pada
tubuh.
c. Ketika alkohol dikonsumsi – pada perut yang kenyang atau kosong.
d. Usia dan jenis kelamin – Anak muda dan wanita biasanya lebih banyak terpengaruh
oleh alkohol.
Apa saja dampak langsungnya?
a. Badan terasa santai.
b. Kehilangan pengendalian diri.
c. Pergerakan badan yang tidak terkendali.
d. Pandangan kabur.
e. Bicara tidak jelas.
f. Mual dan muntah-muntah.
g. Kehilangan kesadaran.
2. Tembakau
Tembakau berasal dari tumbuhan yang bernama nicotiana tabacum. Walaupun
orang-orang percaya bahwa rokok meregangkan saraf-saraf, namun secara ilmiah terbukti
15
bahwa merokok melepaskan zat epinefrin, yaitu hormon yang menghasilkan stres psikis
pada perokok, daripada peregangan. Ketika rokok dihisap, nikotin diserap oleh paru-paru
dan secara cepat berpindah ke aliran darah, di mana zat tersebut disirkulasikan ke otak.
Kecanduan rokok adalah sepertiga penyebab dari semua penyakit kanker, dan kanker yang
paling banyak disebabkan oleh rokok adalah kanker paru-paru. Tingkat keseluruhan
kematian yang disebabkan oleh kanker diderita oleh perokok, dua kali lebih banyak
daripada non-perokok. Seperlima dari kematian yang disebabkan oleh serangan jantung,
diakibatkan karena merokok. Perokok pasif atau perokok sekunder juga meningkatkan
resiko banyak penyakit sejenis. Rokok juga dapat berperan sebagai pintu masuk utama
dari bentuk lain kecanduan narkoba. Sepertiga dari populasi kaum muda yang
“bereksperimen”, akhirnya menjadi kecanduan rokok ketika mereka berusia 20 tahun.
Perokok remaja memiliki kecenderungan 100 kali untuk menghisap ganja dan
menggunakan obat-obatan terlarang lainnya, seperti kokain dan heroin di masa depan.
Merokok sangat berbahaya terutama bagi para remaja karena tubuh mereka masih dalam
tahap perkembangan dan perubahan, serta zat tersebut dapat berpengaruh negatif pada
proses ini.
Apa saja yang terkandung dalam sebatang rokok? Sebatang rokok mengandung:
a. Nikotin
Nikotin adalah zat racun. Menelan dua dari tiga tetes nikotin murni dapat membunuh
seseorang. Zat tersebut bekerja sebagai stimulan peningkat kecepatan aktivitas otak.
Nikotin dikategorikan mempunyai efek ketergantungan yang lebih tinggi dari heroin,
dan semakin muda seseorang mulai merokok, semakin sulit bagi mereka untuk
berhenti.
b. Tar
Tar adalah zat penyebab utama yang menyebabkan kanker pada perokok. Zat tersebut
juga memperburuk penyakit batang tenggorok dan sistem pernafasan.
c. Karbon monoksida
Karbon monoksida adalah gas yang sangat beracun. Gas ini ditemukan pada asap
pembuangan mobil dan asap dari api. Merokok dapat membuat konsentrasi yang lebih
besar dari gas karbon monoksida di paru-paru daripada menghirup udara berpolusi.
Dengan jumlah lebih dari 4000 zat lainnya dapat ditemukan pada asap rokok. Beberapa zat
tersebut beracun dan 43 diantaranya dikenal sebagai penyebab kanker. Beberapa dari zat-
zat tersebut adalah aceton, amonia dan hidrogen sianida. Apa saja dampak langsung dari
merokok?
1) Meningkatkan denyut jantung.
2) Pernafasan yang buruk.
3) Pakaian berbau.
4) Mengurangi daya tahan kebugaran dan olah raga.
5) Memperlemah indera pengecap dan penciuman
3. Kafein
Kafein merupakan zat yang secara alami terdapat dalam kopi. Selain itu, kafein juga
ditemukan dalam the dan dikenal dengan nama theine. Meskipun kafein merupakan zat
psiko-aktif, namun tidal ada larangan dalam penggunaannya. Hal ini karena kafein
merupakan stimulus yang mampu meningkatkan kerja otak. Mengkonsumsi kopi tidak
16
dilarang, tapi tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara berlebihan.
E. Faktor-Faktor Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja
Narkoba merupakan zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan maupun psikologis
seseorang, di antaranya pikiran, perasaan, dan perilaku, serta menimbulkan
ketergantungan. Penyalahgunaan narkoba yang terjadi pada usia remaja dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
1. Lingkungan
Masa remaja merupakan masa-masa dimana seseorang mencari jati dirinya, biasanya
remaja akan mengikuti pola pergaulan di lingkungannya atau istilahnya “ikut teman”,
jika ada salah satu dilingkungannya ada yang menggunakan narkoba, maka yang lainnya
berpotensi menggunakan juga.
2. Psikologis
Remaja rentan mengalami stress berat, depresi, dan kecemasan berlebih. Hal itu dapat
menyebabkan seseorang berpotensi menyalahgunakan narkoba.Narkoba bisa menjadi
salah satu cara atau bahkan solusi untuk mengatasi berbagai masalah yang sedang
dialami karena narkoba mempengaruhi kerja otak. Padahal yang kita tau penggunaan
narkoba untuk kesehatan haruslah dibawah pengawasan ketat dokter dan ahli kejiwaan.
3. Rasa Ingin Tahu
Usia remaja memang masa dimana tingkat keingintahuan seseorang tinggi, hal itu dapat
memicu seorang remaja merasa ingin tahu efek yang ditimbulkan oleh narkoba dan jika
ia sudah mencicipi narkoba, tanpa disadari ia akan melakukannya lagi berulang-ulang
karena narkoba dapat menimbulkan kecanduan.
F. DAMPAK DARI NAPZA
1. Bahaya penyalahgunaan narkoba bagi tubuh manusia
Secara umum semua jenis narkoba jika disalahgunakan akan memberikan empat dampak
sebagai berikut:
a. Depresan : akan menghambat aktivitas system saraf pusat. Depresan akan menurunkan
kesadaran dan menyebabkan rasa kantuk, menurunkan tekanan darah, memperlambat
detak jantung, dan membuat oto lebih rileks. Contoh depresan : alcohol, asam barbiturate
dan diazepam
b. Halusinogen : Pemakai akan berhalusinasi (melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada).
Contoh halusinogen : LSA (Lysergic acid amide) dan LSD (Lysergic acid diethylamide)
c. Stimulan : Mempercepat kerja organ tubuh seperti jantung dan otak sehingga pemakai
merasa lebih bertenaga untuk sementara waktu. Karena organ tubuh terus dipaksa bekerja
diluar batas normal, lama-lama saraf-sarafnya akan rusak dan bisa mengakibatkan
kematian. Contoh stimulant : Kokai, Metditamin, Kafein dan Nikotin.
d. Adiktif : Pemakai akan merasa ketagihan sehingga akan melakukan berbagai cara agar
terus bisa mengonsumsinya. Jika pemakai tidak bisa mendapatkannya, tubuhnya akan ada
pada kondisi kritis (sakaw).
2. Perilaku pemakai untuk mendapatkan narkoba melakukan berbagai cara untuk mendapatkan
narkoba secara terus-menerus. Pemakai yang sudah berada pada tahap kecanduan akan
melakukan berbagai cara untuk bisa mendapatkan narkoba kembali. Misalnya, pelajar bisa
17
menggunakan uang sekolahnya untuk membeli narkoba jika sudah tidak mempunyai
persediaan uang. Bahkan, mereka bisa mencuri uang dari orangtua, teman, atau tetangga. Hal
tersebut tentu akan mengganggu stabilitas sosial. Dengan kondisi tubuh yang rusak, mustahil
bagi pemakai untuk belajar, bekerja, berkarya, atau melakukan hal-hal positif lainnya.
3. Dampak Narkoba
Dampak narkoba, jika disalahgunakan, seperti halnya singkatan kata tersebut (NARKOBA:
narkotika dan obat/bahan berbahaya), memang sangatlah berbahaya bagi manusia). Narkoba
dapat merusak kesehatan manusia baik secara fisik, emosi, maupun perilaku pemakainya.
a. Dampak narkoba terhadap fisik dan fisiologis. Pemakai narkoba akan mengalami
gangguan-gangguan fisik fisiologis sebagai berikut:
5. Fisik:
1) Berat badannya akan turun secara drastis.
2) Matanya akan terlihat cekung dan merah.
3) Wajahnya pucat.
4) Bibirnya menjadi kehitam-hitaman.
5) Tangannya dipenuhi bintik-bintik merah.
6. Fisiologis:
1) Buang air besar dan kecil kurang lancar (gangguan sistem pencernaan).
2) Kemandulan (gangguan sistem reproduksi).
3) Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
4) Mengeluarkan keringat berlebihan.
5) Mengalami nyeri kepala.
6) Mengalami nyeri/ngilu di sendi-sendi tubuhnya.
7) Batuk dan pilek berkepanjangan.
b. Dampak narkoba terhadap emosi dan perilaku (psikis)
1. Pemakai narkoba akan mengalami perubahan emosi sebagai berikut:
2. Sangat sensitif dan mudah bosan.
3. Jika ditegur atau dimarahi, pemakai akan menunjukkan sikap membangkang.
4. Emosinya tidak stabil.
5. Kehilangan nafsu makan.
6. Pemakai narkoba akan menunjukkan perilaku negatif sebagai berikut:
1) malas
2) sering melupakan tanggung jawab
3) jarang mengerjakan tugas-tugas rutinnya
4) menunjukan sikap tidak peduli
5) menjauh dari keluarga
6) mencuri uang di rumah, sekolah, ataupun tempat pekerjaan
7) menggadaikan barang-barang berharga di rumah
8) sering menyendiri
9) menghabiskan waktu ditempat-tempat sepi dan gelap, seperti di kamar tidur, kloset,
gudang, atau kamar mandi
10) takut akan air
11) bersikap manipulatif
12) sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan
13) sering menguap
14) sering mengalami mimpi buruk
G. Upaya Pencegahan Diri Dari Bahaya Narkotika
a. Lingkungan: Kenali lingkungan yang ada di sekitar, terutama dalam memilih kontrakan /
kos-kosan bagi pelajar dan mahasiswa
b. Selektif Dalam Pegaulan: Dengan selektif memilih pergaulan/pertemanan akan terhindar
dari bahaya narkoba
18
c. Miliki Hobi dan Aktifitas Positif: Pentingnya memiliki hobi atau aktifitas positif. Hal ini
selain meningkatkan keterampilan, juga mendapatkan lingkungan yang positif sehingga
membatasi pergaulan dan lingkungan yang tidak jelas / tidak baik.
d. Perkuat Agama: Dalam hal ini mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Bentengi diri dengan agama agar terhindar dari perbuatan tercela & ikuti setiap kegiatan
keagamaan yang ada di kampus/sekolah maupun lingkungan sekitar.
e. Fokus Pada Hal-hal Positif: Banyak hal-hal positif yang dapat menyibukkan diri, seperti
mengikuti organisasi di lingkungan kampus/sekolah yang membuat
kemampuan/keterampilan serta relasi bertambah.
KALIAN HARUS TAHU!!!
Apabila seseorang telah menggunakan narkoba, maka ia wajib
melaporkan diri. Hal tersebut terdapat dalam Pasal 54 dan 55
Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika (“UU
Narkotika”) yaitu :
“Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup
umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah
sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan
dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial.” (Pasal 54).
“Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri
atau dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan
masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk
mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial.” (Pasal 55).
Jika seorang remaja yang belum cukup umur, maka orang tua/wali
wajib untuk melaporkan, dan apabila remaja sudah cukup umur,
maka ia wajib melaporkan dirinya untuk mendapatkan rehabilitasi
tanpa harus mendapatkan hukuman penjara.
19
Rangkuman
1. Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang
menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
2. Narkotika dikelompokkan menjadi golongan I, golongn II, dan golongan III.
3. Narkotika memiliki manfaat di bidang kedokteran.
4. Penyalahgunaan narkotika bergantung dari termasuk kedalam golongan mana jenis narkotika
tersebut.
5. Semua zat narkotika memiliki efek adiktif ata kecanduan yang dapat membahayakan
kehidupan apabila disalahgunakan
6. Psikotropika merupakan obat yang berkhasiat psiko-aktif yang memengaruhi mental dan
perilaku seseorang
7. Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan berdasarkan potensi dalam
menyebabkan ketergantungan, yaitu psikotropika golongan 1, psikotropika golongan 1I,
psikotropika golongan 1II, psikotropika golongan 1V
20
Evaluasi
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan teliti dan pilihlah jawaban yang benar!
Perhatikan gambar di bawah untuk menjawab soal nomor 1 dan 2!
1. Diantara jenis-jenis narkotika di atas, yang termasuk kedalam narkotika golongan II adalah...
a. Kodein b. Ganja, kodein, petidin
c. kokain, ganja, heroin d. Morphin, petidin, metadon
2. Diantara jenis-jenis narkotika di atas, yang termasuk kedalam narkotika golongan I adalah...
a. Kodein b. Ganja, kodein, petidin
c. kokain, ganja, heroin d. Morphin, petidin, metadon
Perhatikan gambar di samping untuk mengerjakan soal no 3 dan 4!
3. Hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan, rata-rata 40 orang meninggal
setiap hari akibat narkoba. Artinya, sekitar 15.000 orang per tahun meninggal karena
penyalahgunaan narkoba. Angka ini sudah cukup menjadikan Indonesia darurat narkoba.
Golongan narkotika yang berpotensi besar menyebabkan kematian apabila disalahgunakan
berdasarkan karakteristik nya adalah…
a. Narkotika golongan I, sangat berbahaya karena berpotensi sangat tinggi menyebabkan
ketergantungan. Narkotika ini tidak digunakan dalam pengobatan
21
b. Narkotika golongan II, berpotensi tinggi dalam menyebabkan ketergantungan dan dapat
digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan
c. Narkotika golongan III, berpotensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan dan
banyak digunakan dalam pengobatan
d. Narkotika golongan I, berpotensi tinggi dalam menyebabkan ketergantungan banyak
digunakan dalam pengobatan
4. Dikatatakan bahwa 80% masyarakat Indonesia mengetahui jenis dan bahaya penyalahgunaan
nakotika tapi masih menyalahgunakannya, hal ini karena narkotika secara umum dapat
menimbulkan………………………………………Semua jenis narkotika
a. Penghasilan bertambah
b. penggunanya merasakan kebahagiaan dan ketenangan yang bersifat sementara
c. overdosis dan kematian
d. gejala putus obat (sakau)
5. Poster di atas mengajak kita untuk menjauhi penyalahgunaan narkotika karena dapat merusak
masa depan bahkan menyebabkan kematian. Hal paling tepat yang sebaiknya kita lakukan
untuk melindungi diri dari penyalahgunaan narkotika adalah…
a. Mencari tahu serta menggali potensi diri dan manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk
mengerjakan berbagai hal positif untuk perkembangan diri
b. Selektif mencari teman
c. Mempertebal iman, mencari tahu tentang bahaya narkotika, menjaga pergaulan,
melakukan kegiatan positif, menolak dengan tegas ajakan menggunakan narkotika d.
d. Jika memiliki permasalahan, jangan gunakan narkoba sebagai pelarian atau jalan
keluarnya
22
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP / MTs
Kelas VIII Semester 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020. Modul Pembelajaran SMP Terbuka
IPA Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG
2017 : Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Rinie Pratiwi P, Rinie dkk. (2008). Contextual Teaching and Learning Ilmu
Pengetahuan Alam.Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Triyono, Agus dkk. (2017). IPA – Terpadu Kelas VIII.Jakarta: Penerbit Erlangga
Zubaidah, Siti dkk. (2017). Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas
VIII.Jakarta: Kemendikbud RI.
Direktorat diseminasi informasi deputi bidang pencegahan.2017. modul Pendidikan
Pendidikan anti narkoba
23
Kunci jawaban
1. D
2. C
3. A
4. C
5. A
24