The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by aureliafernandez51, 2022-12-06 22:14:53

TUGAS CGP 1.4.a.4.1

Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

Disiplin Positif CGP A7.34
dan Nilai-nilai
Kebajikan
Universal

Aurelia Patricia Fernandez
SDN Pondok Ranggon 04


CGP dapat menjelaskan makna ‘kontrol’ dari paparan
Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi
yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat
menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon
kepada teori kontrol.


Teori Kontrol Dr. William Glasser mengusulkan bahwa manusia mampu
mengendalikan diri. Kontrol perilaku seseorang hanya dapat dikendalikan
oleh dirinya sendiri. Otak dan pikiran kita memungkinkan kontrol perilaku
dari dalam dirinya. Teori Pilihan ini berasal dari paradigma kognitif yang

mengusulkan bahwa meskipun dunia luar memengaruhi kita, kita adalah
satu-satunya yang bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri.
Lingkungan di sekitar kita hanya menyediakan input. Hal tersebut
ditafsirkan sebagai reaksi dengan cara tertentu sesuai dengan pilihan

yang diambil.


Dengan demikian, teori pilihan mengasumsikan bahwa kita mampu
mengendalikan pikiran dan tindakan kita sendiri serta mampu

memengaruhi emosi dan fisiologi kita. Sedangkan miskonsepsi adalah
kesalahanpemahaman dalam menghubungkan suatu konsep dengan
konsep-konsep yang lain, antara konsep yang baru dengan konsep yang

sudah ada dalam pikiran siswa,


CGP dapat menjelaskan makna Disiplin Positif, dan mengamati
penerapannya di lingkungannya, serta kaitan Teori Kontrol

dengan 3 Motivasi Perilaku Manusia.


Disiplin positif merupakan pendekatan mendidik anak untuk melakukan
kontrol diri dan pembentukan kepercayaan diri. Disiplin berbeda sama

sekali dengan hukuman meskipun disiplin sering diterapkan dengan
menggunakan teknik hukuman.

Disiplin positif juga merupakan suatu cara penerapan disiplin tanpa
kekerasan dan ancaman yang dalam praktiknya melibatkan komunikasi

tentang perilaku yang efektif antara guru dan murid.


Dalam penerapan disiplin positif ini, anak diajarkan untuk memahami
konsekuensi dari perilaku mereka. Selain itu, disiplin positif juga
mengajarkan anak tanggung jawab serta rasa hormat dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.

Jadi, disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang
bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan anak
untuk melakukan sesuatu tanpa sogokan, ancaman, maupun hukuman.


Disiplin positif membuat anak mengerti bahwa ketika ia merapikan ruang
kelas, maka ia akan merasa nyaman dalam belajar, bukan karena akan

dihukum oleh guru jika tidak melakukannya atau karena ingin
mendapatkan pujian.


CGP menjelaskan pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai
kebajikan yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga
sekolah, sehingga kelak tercipta sebuah budaya positif


Nilai-nilai merupakan bagian dari budaya sekolah yang tidak dapat
dilihat secara langsung. Hanya dapat dirasakan dari cerminan

kebiasaan-kebiasaan yang ada di sekolah tersebut. Secara umum
sejatinya semua warga sekolah memiliki nilai-nilai positif sebagai
warisan dari nilai-nilai Nusantara. Nilai-nilai positif sejatinya sudah
dimiliki oleh peserta didik, peran kita sebagai guru hanya membantu
menumbuhkembangkan saja, diantaranya melalui pembelajaran di kelas.


Contoh budaya positif yang dilakukan di sekolah adalah dengan
menerapkan Upacara Bendera pada setiap hari Senin, 5S (salam,
senyum, sapa, sopan, santun), dengan menjaga kebersihan lingkungan
sekolah dan kelas, menanam dan merawat tanaman dengan penuh cinta
kasih dengan diadakannya ekstrakurikuler Pramuka, olahraga, kesenian,

serta pembiasaan atau kegiatan keagamaan.


Dengan budaya positif diatas dapat menumbuhkembangkan sikap
bergotong royong, mampu melakukan kegiatan secara bersama-sama,
sehingga tercipta kolaborasi yang baik antar warga sekolah,adanya
rasa peduli satu sama lain. Budaya positif yang diterapkan di sekolah

terlihat sederhana namun terkadang sulit untuk di lakukan dapat
dilaksanakan dengan baik dengan kesungguhan hati, ikhlas, dan
bertanggung jawab. Pancasila.


Budaya Positif diyakini mampu menciptakan kolaborasi antar warga
sekolah, juga orang tua murid, dan jika terlaksana dengan baik, akan
memunculkan, serta mengembangkan nilai-nilai positif yang dimiliki murid,
dan akan menciptakan pribadi-pribadi yang berkualitas dan berkarakter

baik sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.


AURELIA PATRICIA FERNANDEZ
CGP A7.34


Click to View FlipBook Version