JAMUR (FUNGI)
https://www.google.com/search?tbm=isch&q=klasifikasi+jamur+ascomycota&sa=X&ved=0
ahUKEwj6z9mrmNvXAhWLKo8KHeHsBv0QhyYIIygC&biw=1366&bih=657&dpr=1
[TYPE THE COMPANY ADDRESS]
BAHAN AJAR
BIOLOGI UNTUK SMA/MA
“JAMUR (FUNGI)”
KELAS X/ SEMESTER GENAP
DISUSUN OLEH :
ASIYAH
AIC215004
DOSEN PENGASUH :
Dr. H. Aminuddin Prahatama Putra, M. Pd
Amalia Rezeki, S.Pd, M. Pd
Maulana Khalid Riefani, S. Si, M. Sc
Nurul Hidayati Utami, S. Pd, M. Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum..wr...wb..
Alhamdulillahirrabil’alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena
dengan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas Pengembangan Bahan Ajar
“Jamur (Fungi)” pada mata kuliah Perencanaan Pengajaran Pendidikan Biologi
dengan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, hikmat, serta hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Pengembangan Bahan Ajar dengan
waktu yang tepat.
2. Bapak Dr. H. Aminuddin Prahatama Putra, M.Pd, Ibu Amalia Rezeki, S.Pd, M.Pd,
Bapak Maulana Khalid Riefani,S.Si, M. Sc , dan Ibu Nurul Hidayati Utami,
S.Pd, M.Pd selaku dosen pengasuh dalam mata kuliah .
3. Serta semua pihak yang telah membantu sehingga pengembangan bahan ajar
Perencanaan Pengajaran Pendidikan Biologi ini dapat diselesaikan.
Penyusun menyadari pengembangan bahan ajar ini masih jauh dari
kesempuranaan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang
penyusun miliki. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi memperbaiki makalah ini. Semoga pengembangan
bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin ya rabbal alamin…
Banjarmasin, November 2017
Asiyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….. ii
KOMPETENSI INTI……………………………………………………………………………… 1
KOMPETENSI DASAR……………………………………………………………………….. 2
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI……………………………………. 3
QS. AZ-ZUMAR : 21 BERKAITAN DENGAN JAMUR…………….. 4
PERILAKU JUJUR DAN BERTANGGUNG JAWAB………………………. 4
CIRI-CIRI TUBUH JAMUR………………………………………………………………. 5
CARA HIDUP JAMUR…………………………………………………………………………… 6
HABITAT JAMUR…………………………………………………………………………………. 9
REPRODUKSI JAMUR………………………………………………………………………….. 10
KLASIFIKASI JAMUR………………………………………………………………………….. 11
SIMBIOSIS JAMUR DENGAN ORGANISME LAIN……………………. 17
PEMBIAKAN JAMUR……………………………………………………………………………. 30
PERANAN JAMUR………………………………………………………………………………… 30
KOMPETENSI INTI
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
KI 3 jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
KI 4 solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempat-
kan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
: 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
: 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragamaan hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
2.1 Menunjukan. konsep jujur dan bertanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat
1.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur
berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan
secara teliti dan sistematis ( C3 )
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan cirri-ciri dan peran jamur dalam
kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1.1 Menjelaskan isi kandungan al-qur’an tentang yang dianutnya
berkaitan dengan jamur
2.2.1 Menunjukan. konsep jujur dan bertanggung jawab dalam
mengemukakan pendapat
3.6.1 Menjelaskan cirri-ciri tubuh jamur (C2)
3.6.2 Menguraikan cara hidup jamur (C2)
3.6.3 Menjelaskan habitat jamur (C2)
3.6.4 Menjelaskan reproduksi jamur (C2)
3.6.5 Mengklasifikasikan jamur (C2)
3.6.6 Memberi contoh simbiosis jamur dengan organisme lain (C2)
3.6.7 Menjelaskan peranan jamur dalam kehidupan manusia (C2)
3.6.8 Menerangkan Pembiakan Jamur (C2)
4.6.1 Membuat charta tentang cirri-ciri tubuh jamur.
4.6.2 Membuat artikel cara hidup jamur.
4.6.3 Membuat kliping tentang habitat
4.6.4 Membuat permodelan mengenai reproduksi jamur
4.6.5 Membuat bagan mengenai klasifikasi jamur.
4.6.6 Membuat charta contoh simbiosis jamur dengan organisme lain.
4.6.7 Membuat makalah tentang peranan jamur dalam produksi makanan
misalnya tapai ketan.
4.6.8 Membuar essay pembiakan jamur
MATERI JAMUR (FUNGI)
SUB BAB URAIAN GAMBAR
QS. AZ- Artinya :
ZUMAR Apakah kamu tidak
AYAT 21 memperhatikan, bahwa
sesungguhnya Allah menurunkan
KONSEP air dari langit, maka diaturnya
JUJUR menjadi sumber-sumber air di
DAN bumi kemudian ditumbuhkan-Nya
BERTAN dengan air itu tanam-tanaman yang
GGUNG bermacam-macam warnanya, lalu
JAWAB menjadi kering lalu kamu
melihatnya kekuning-kuningan,
kemudian dijadikan-Nya hancur
berderai-derai. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-
benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal.
Kejujuran adalah mengatakan
sesuatu dengan sebenar-
benarnya. Definisi yang lain dari
kejujuran ialah berkata atau
berbuat sesuatu dengan
sebenar-benarnya, tidak ada
unsur kebohongan atau
manipulasi didalamnya.
Kejujuran adakalanya dalam hal
ucapan dan adakalanya dalam
hal perbuatan. Sedangkan
tanggung jawab merupakan
kesadaran manusia akan tingkah
laku dan perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sesuatu
sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajibannya.
CIRI- Jamur(Fungi)
CIRI Dalam dunia biologi, jamur
TUBUH dikenal dengan istilah fungi.
JAMUR Ilmu yang mempelajari jamur
adalah mikologi, yang berasal
dari bahasa Yunani mykes
(jamur) dan logos (ilmu).
(Sumber : Ariani, Lisa.2012)
A. Ukuran, Bentuk, dan (Sumber : Ariani.Lisa.2012)
Warna Tubuh Jamur
Jamur ada yang berukuran
mikroskopis dan ada pula
yang makrokopis. Tubuh
jamur mikroskopis (ragi dan
khamir) hanya terdiri atas
satu sel (uniseluler),
sedangkan tubuh jamur
makroskopis (kapang atau
cendawan) terdiri atas
banyak sel (multiseluluer).
Jamur makroskopis dapat
dilihat dengan mata secara
langsung. Misalnya jamur
merang (Volvariella
vulvacea), jamur kuping
(Auricularia polytricha), dan
jamur tempe (Rhizopus
oryzae). Jamur makroskopis
dapat membentuk tubuh
buah dengan ukuran yang
bervariasi, bahkan ada yang
lebih dari 1 meter, misalnya
Calvatia gigantea. Namun
demikian untuk dapat
melihat sel-sel jamur
dengan jelas harus
menggunakan mikroskop
cahaya. Jamur mikroskopis
misalnya Saccharomyces sp.
Rhodotorula, dan Candida
sp.
Jamur memiliki bentuk
tubuh yang bervariasi,
antara lain berbentuk oval,
bulat, pipih, bercak-bercak,
embun tepung, untaian
benang seperti kapas,
kancing baju, payung, dan
mangkuk. Jamur berbentuk
oval terdapat pada jamur
bersel satu, misalnya
Saccharomyces cerevisiae.
Jamur berbentuk untaian
benang seperti kapas,
misalnya jamur tempe
(Rhizopus oryzae), jamur
berbentuk seperti payung,
misalnya jamur merang
(Volvariella volvacea).
Jamur berbentuk seperti
mangkuk misalnya
Sarcoscypha coccinea.
Jamur berbentuk bulat
misalnya (Lcyoperdon
gemmatum). Jamur
berbentuk pipih misalnya
jamur kuping ( Auricularia
polytricha). Jamur
berbentuk bercak-bercak ,
misalnya jamur penyebab
panu. Jamur yang berbentuk
embun tepung , misalnya
kapang roti (Mucor sp.)
Jamur tidak memiliki
klorofil sehingga tidak ada
yang berwarna hijau. Lichen
(lumut kerak) berwarna
hijau karena jamur hidup
bersimbiosis dengan
ganggang hijau. (Sumber
Irnaningtyas.2013 hal:226)
B. Struktur Tubuh Jamur
Tubuh jamur tersusun
atas sel-sel eukariotik yang
memiliki dinding sel dari zat
kitin. Uniknya zat kitin pada
jamur mirip dengan zat kitin
pada kerangka luar
athropoda sobat. Zat kitin ini
tersusun atas polisakarida,
sifatnya kuat dan fleksibel.
Benang-benang halus yang
menyusun tubuh jamur
disebut dengan hifa. Hifa
pada jamur dapat bercabang-
cabang yang nantinya akan
membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium
ini yang akan membentuk
jalinan hingga terbentuknya
tubuh buah seperti pada
jamur merang. Selain itu,
hifa pada jamur juga memiliki
pembatas atau sekat antar
sel yang disebut septa. Septa
pada jamur memiliki pori yang
cukup besar sehingga organel
sel dapat mengalir dari sel ke
sel lainnya. Pada beberapa
jenis jamur, hifa tidak
memiliki sekat yang disebut
dengan hifa asepta. Hifa ini
merupakan massa sitoplasma
yang panjang dan
mengandung ratusan hingga
ribuan nucleus yang disebut
dengan hifa senositik. Inti
sel yang jumlahnya banyak
disebabkan pembelahan inti
sel yang berulang tanpa
disertai pembelahan
sitoplasma. Adapun hifa yang
bercabang-cabang dan
membentuk miselium
memungkinkan jamur
mengabsorbsi nutrisi lebih
banyak. Jamur yang sifatnya
parasitisme memiliki hifa
yang termodifikasi yang
dinamakan dengan
haustorium. haustorium ini
memiliki ujung yang fungsinya
menembus jaringan host dan
mengabsorbsi nutrisi dari
host. Adapun hifa pada
sebagian miselium
berdiferensiasi membentuk
alat reproduksi yang
fungsinya menghasilkan
spora. Miselium ini dinamakan
dengan miselium generatif.
(Sumber : Irnaningtyas.2013
hal 226-228)
CARA Sebagai organisme A. Jamur Saproba
HIDUP heterotrof, jamur mendapat
JAMUR makanannya dengan cara (Sumber : Fitria.2014)
menyerap zat organic dari B. Jamur Parasit
tempat hidupnya. Zat organik
yang diserap jamur digunakan Sumber:
untuk aktivitas hidupnya, Hadiotomo.2013
sebagian lagi disimpan sebagai C. Jamur Simbiosis
cadangan makanan dalam
bentuk glikogen. Cara jamur Mutualisme
memperoleh nutrisi menjadi
dasar pengelompokkan jamur, Sumber : Fitiria.2014
berikut penjelasannya .
1. Jamur Saproba (Pengurai)
Jamur saproba
mendapatkan nutrisi dengan
cara menguraikan organisme
yang sudah mati atau bahan
organik lainnya. Jamur
saproba dapat tumbuh pada
tumpukan sampah organik
yang basah, bahan makanan,
batang pohon yang tumbang,
dan lain-lain. Jamur ini
berperan sebagai pengurai
(decomposer) sisa-sisa
organisme untuk
mengembalikan unsur hara
ke tanah.
2. Jamur parasit
Jamur parasit menyerap
HABITA nutrisi dari tubuh organisme
T lain yang ditumpangi (inang).
JAMUR Jamur parasit menyebabkan
penyakit patogen.
Contohnya jamur penyebab
panu yang tumbuh di kulit
dan penyebab ketombe di
kulit kepala.
3. Jamur Simbiosis mutualisme
Jamur simbiosis mutualisme
mendapat nutrisi dari
organisme hidup lain, tetapi
mampu memberikan
keuntungan bagi organisme
pasangan simbiosisnya.
Contohnya, lichen (lumut
kerak). (Sumber :
Irnaningtyas. 2013 hal 228)
Jamur memiliki habitat yang
beraneka ragam sesuai cara
hidupnya.jamur saproba dapat
tumbuh subur pada sisa-sisa
organisme, baik yang berada di
lingkungan darat, air tawar,
maupun air laut, di lingkungan
darat, jamur tumbuh di tempat
yang basah atau lembab
sehingga jamur tumbuh subur
pada musim hujan. Beberapa
jenis jamur dapat tumbuh pada
lingkungan yang sangat asam
atau manis.
Jamur parasit dapat hidup pada
organisme dengan berbagai
kondisi sel inang, misalnya pada
jaringan kulit, organ dalam
tubuh, dan berbagai jaringan
tumbuhan. Sementara jamur
yang hidup secara simbiosis Sumber : Ariani, Lisa.2012
mutualisme (lichen) dapat hidup
di lingkungan yang sangat
ekstrim, misalnya di daerah
kutub yang sangat dingin, di
gurun yang sangat panas, pada
batuan, atau menempel di
pohon-pohon.
(Sumber : Irnaningtyas.2013
hal 229) Sumber : Hajar.2013
REPROD Reproduksi jamur dapat terjadi
UKSI secara vegetatif (aseksual)
JAMUR maupun generative (seksual).
Pada umumnya reproduksi
secara generatif merupakan
reproduksi darurat yang hanya
terjadi bila perubahan kondisi
lingkungan.
1. Reproduksi Vegetatif
Reproduksi vegetatif
pada jamur bersel satu
dilakukan dengan cara
pembentukan tunas yang
akan tumbuh menjadi
individu baru. Sementara
reproduksi secara
vegetatif pada jamur Sumber : Hendra.2015
multiseluler dilakukan
dengan cara sebagai
berikut.
a) Fragmentasi
(pemutusan) hifa.
Potongan hifa yang
terpisah akan tumbuh
menjadi jamur baru.
b) Pembentukan spora
aseksual. Spora
aseksual dapat berupa
sporangiospora atau
konidiospora.
Jamur jenis tertentu
yang sudah dewasa
menghasilkan
sporangiofor (tangkai
kotak spora). Pada
ujung sporangiofor
terdapat sporangium
(kotak spora). Di dalam
kotak spora terjadi
pembelahan sel secara
mitosis dan
menghasilkan banyak
sporangiospora dengan
kromosom yang haploid
(n). Jamur jenis lainnya
yang sudah dewasa
dapat menghasilkan
konidiofor (tangkai
konidium). Pada ujung
konidiofor terdapat
konidium (kotao
konidiospora). Di dalam
konidium terjadi
pembelahan sel secara
mitosos dan
menghasilkan banyak
konidiospora dengan
kromosom yang haploid
(n). Baik
sporangiospora maupun
konidiospora, bila
jatuh di tempat yang
cocok, akan tumbuh
menjadi hifa baru yang
haploid (n).
2. Reproduksi Generatif
Reproduksi pada jamur
secara generatif (seksual)
dilakukan dengan
pembentukan spora
seksual melalui peleburan
antara hifa yang berbeda
jenis. Mekanismenya
dapat diuraikan sebagai
berikut.
a) Hifa (+) dan hifa (-),
masing-masing
berkromosom haploid
(n), berdekatan
membentuk
gametagonium (organ
penghasil gamet pada
tumbuhan tingkat
rendah)
b) Gametagonium
mengalami plasmogami
(peleburan sitoplasma)
membentuk
zigosporangium
dikariotik
(heterokariotik)
dengan pasangan
nucleus haploid yang
belum bersatu.
c) Bila kondisi lingkungan
membaik akan terjadi
kariogami (peleburan
inti) sehingga
zigosporangium
memiliki inti yang
diploid (2n).
d) Inti diploid
zigosporangium segera
mengalami pembelahan
secara miosis
menghasilkan
zigospora haploid (n) di
dalam zigosporangium.
e) Zigospora haploid (n)
akan berkecambah
membentuk sporangium
bertangkai pendek
dengan kromosom
haploid (n).
f) Sporangium haploid (n)
akan menghasilkan
spora-spora yang
haploid (n), spora-
spora ini memiliki
keanekaragaman
genetic.
g) Bila spora-sora haploid
(n) jatuh di tempat
yang cocok, maka akan
berkecambah
(germinasi) menjadi
hifa jamur yang
haploid (n). Hifa akan
tumbuh membentuk
jaringan miselium yang
semuanya haploid (n).
(Sumber :
Irnaningtyas.2013 hal
229-230)
KLASIFI Para ahli mikologi
KASI memperkirakan terdapat
JAMUR sekitar 1,5 juta spesies jamur
di seluruh dunia. Jamur yang
sudah
berhasil di identifikasi
berjumlah lebih dari 100.000
spesies. Ahli taksonomi
mengelompokkan berbagai jenis
jamur dalam satu kingdom
Fungi. Kingdom Fungi dibagi
menjadi 4 divisi berdasarkan
cara reproduksi secara
generatif (seksual), yaitu
Zygomycota (menghasilkan
zigospora), Ascomycota
(menghasilkan askospora),
Basidiomycota (menghasilkan
basidiospora), dan
Deuteromycota ( belum
diketahui cara reproduksi Sumber : Lisa.2009
seksualnya).
Zigospora, askospora, dan
basidiospora merupakan spora
tak berflagela. Jamur yang
menghasilkan spora aktif
berflagela dan tak berfalgela.
Jamur yang menghasilkan spora
aktif berfalgela (zoospora)
dikelompokkan dalam kingdom
Protista , pada filum
Mycomycota (jamur lendir) dan
Oomycota (jamur air). Namun
sebagian ahli taksonomi
memasukkan Mycomycota dan
Oomycota kedalam kingdom
fungi pada divisi
Chytridiomycota dengan alasan
memiliki struktur molekuler
protein dengan urutan asam
nukleat yang hamper sama
dengan jamur, memiliki dinding
sel dari kitin, dan mengambil
nutrisi secara absorpsi.
Chytridiomycota bisa dikatakan
merupakan jembatan antara
protista dengan jamur.
A. Zygomycota
1. Ciri-ciri Zygomycota
Kelompok jamur
Zygomycota memiliki
cirri utama, yaitu
menghasilkan zigospora
sebagai hasil reproduksi
seksual. Tubuh
Zygomycota terdiri atas
hifa tak bersekat yang
memiliki banyak inti sel.
2. Cara Hidup Zygomycota
Sebagian besar sebagai
saprobe (pengurai)
ditanah, pada sisa-sisa
organisme yang sudah
mati atau membusuk, dan
makanan misalnya tempe,
roti, dan nasi. Bebrapa
jenis ada yang hidup
bersimbiosis mutualisme
dengan akar tumbuhan
membentuk mikoriza.
3. Daur Hidup Zygomycota
Zygomycota mengalami
dua macam bereproduksi.
Reproduksi secara
aseksual terjadi bila
kondisi lingkungan baik
dan mendukung,
sedangkan reproduksi
secara seksual dapat
terjadi bila kondisi
lingkungan kering dan
tidak menguntungkan.
Reproduksi seksual
misalnya Kunjugasi dan
Zigospora. Sedangkan
secara aseksual misalnya
spora.
B. Ascomycota
1. Ciri-ciri Ascomycota
Ascomycota memiliki
cirri utama yaitu
menghasilkan askospora
hasil reproduksi seksual.
Askospora dihasilkan oleh
alat reproduksi seksual,
yaitu askus. Askus
memiliki bentuk struktur
seperti kantung.
Ascomycota ada yang
bersel satu dan ada yang
bersel banyak.
Ascomycota multiseluler
memiliki hifa yang
bersekat.
2. Cara Hidup Ascomycota
Ascomycota hidup
sebagai pengurai bahan
organik terutama dari
tumbuhan atau sisa-sisa
organisme di dalam tanah
maupun dilaut.
Ascomycota bersel satu
atau ragi hidup pada
bahan yang mengandung
gula atau karbohidrat,
misalnya singkong yang
menghasilkan tapai atau
sari anggur untuk
membuat minuman anggur
merah.
3. Daur Hidup Ascomycota
Daur hidup
Ascomycota uniseluler
maupun multiseluler.
4. Reproduksi Ascomycota
Reproduksi ascomycota
ada yang secara seksual
(generatif) dan aseksual
(vegetatif). Reproduksi
seksual yaitu ascospora
dan aseksual yaitu
konidium.
5. Contoh Ascomycota
Yaitu Saccahromyces
cereviseae, Penicillium
roquerforti, Neutrospora
crassa, dan Marchella
esculenta.
C. Basidiomycota
1. Ciri-ciri Basidiomycota
Basidiomycota
memiliki struktur tubuh
bersel banyak atau
multiseluler dengan hifa
bersekat. Hifa
bercabang-cabang
membentuk miselium.
Miselium tersusun padat
membentuk tubuh buah
makroskopis, namun ada
pula yang tidak
membentuk tubuh buah.
2. Cara Hidup
Basidiomycota
Pada umunmnya
basidomycota hidup
sebagai saproba
(pengurai) sisa-sisa
organisme yang sudah
mati. Basidiomycota
hidup ditanah yang
mengandung sampah
organic, di batang kayu
yang mati, atau
ditumpukkan jerami.
Dibandingkan dengan
jenis jamur lainnya ,
Basidomycota merupakan
pengurai polimer lignin
kompleks terbaik.
3. Daur hidup
Basidiomycota
Basidiomycota
bereproduksi secara
aseksual dan seksual.
Berbeda dengan
kelompok jamur
Acomycota, reproduksi
seksual pada
Basidiomycota lebih
sering terjadi daripada
reproduksi secara
aseksual. Basidiomycota
merupakan reproduksi
seksual yaitu
basidiospora dan
reproduksi aseksual yaitu
konidium / basidium.
4. Contoh Basidiomycota
Misalnya Volvariella
volvaceae, Auricularia
polytridea, Pleurotus sp.
Calvatia gigantea, dan
Amanita sp.
D. Deuteromycota
Deuteromycota bukan
merupakan kelompok
klasifikasi jamur yang
sebenarnya, tetapi hanya
untuk menggolongkan yang
belum diketahui cara
reproduksi generatifnya.
Kelompok jamur seperti ini
digolongkan sebagai jamur
tak sempurna. Jamur yang
pada saat ini masih
digolongkan dalam
Deuteromycota, antara lain
beberapa spesies dari genus
Aspergillus dan Penicillium.
(Sumber : Irnaningtyas.
2013 hal. 231-242)
SIMBIO Beberapa jamur dapat
SIS bersimbiosis mutualisme dengan
JAMUR organisme lain. Ada jamur yang
DENGAN bersimbiosis dengan ganggang
ORGANI biru, ganggang hijau, dan ada
SME
LAIN
pula yang bersimbiosis dengan
tumbuhan tingkat tinggi. Jenis
jamur yang paling banyak
bersimbiosis dengan organsime
lain berasal dari divisio
Ascomycota, namun ada pula
dari divisio Basidiomycota.
Bentuk simbiosis mutualisme Sumber : Hadiotomo.2013
antara jamur dengan ganggang
dikenal sebagai lichen (lumut
kerak) . Simbiosis antara jamur
dengan tumbuhan tingkat tinggi
biasanya terjadi di akar yang
dikenal sebagai mikrozia
(Sumber : Irnaningtyas.2013
hal 242-243)
PEMBIAK Jamur dikembangbiakan untuk
AN berbagai keperluan penelitian
JAMUR maupun diambil manfaatnya
secara langsung. Jamur dapat
ditumbuhkan dan dibiakkan pada
beberapa medium, sesuai
dengan cara hidupnya .
Inokulasi di laboratorium
biasanya menggunakan medium
agar-agar yang dicampur dengan
sejumlah zat nutrisi . Jamur
saprobe yang memiliki tubuh
buah makroskopis biasanya
dibiakkan pada medium serbuk Sumber : Nisa.2015
kayu. (Sumber : Irnaningtyas.
2013 hal. 250)
PERANAN JAMUR
Divisi Fungi/ jamur Peran
1. Zygomycota Rhizopus stolonifer Tumbuh pada roti basi
Mucor mucedo Menguraikan kotoran hewan
2. Ascomycota Rhizopus orizae Pembuatan tempe
Sacharomyces cerevicae Pembuatan roti & alcohol
Sacharomyces tuac Pembuatan tuak
Sacharomyces ellipsoideus Pembuatan minuman anggur
Candida albicans Penyakit keputihan &
sariawan
Aspergilus fumigates Penyakit pd saluran
pernafasan
Aspergilus flavus Penyakit kanker hati
Aspergilus soyae Pembuatan kecap
Divisi Fungi/ jamur Peran
Aspergilus niger Penghasil asam sitrat
Aspergilus oryzae Pembuatan minuman
beralkohol
Penicillium notatum & Antibiotik penisilin
P.chrysogenum
Penicillium camemberti & Pembuatan keju
P.requeforti
Penicillium digitatum & Penyakit pd buah jeruk
italicum
Penicillium expansum Penyakit pd buah apel
Neurospora sitophila/ crassa Pembuatan oncom
3. Basidiomicota Volvariella volvaceae (jamur Bahan makanan
padi/ merang)
Jamur kuping
4. Deuteromicota Menyebabkan penyakit
kulit/ kurap & panu
(dermatomikosis)
Pelapukan pada kayu
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Lisa. 2012. Bentuk-Bentuk Jamur melalui
https://www.google.com/search?q=struktur+hifA&source=lnms&tbm=isch&
sa=X&ved=0ahUKEwjl26znk9vXAhWHjJQKHcJIAlMQ_AUICigB&biw=1366
&bih=657. Diakses pada tanggal 24 November 2017
Fitiria.2014. Struktur Tubuh Jamur melalui
https://www.google.com/search?q=CARA+HIDUP+JAMUR&tbm=isch&sour
ce=lnms&sa=X&ved=0ahUKEwirtKGglNvXAhXMoJQKHakgDN0Q_AUICygC
&biw=13. Diakses pada tanggal 24 November 2017
Hadiotomo.2013. Habitat Jamur. melalui
https://www.google.com/search?q=JAMUR+SAPROBA&source=lnms&tbm=i
sch&sa=X&ved=0ahUKEwjW4Z3alNvXAhXGGJQKHTbPBHEQ_AUICigB&bi
w=1366&bih=657#imgrc=DU56f1UXfAJfJM. Diakses pada tanggal 24
November 2017
Hajar.2013. Cara Hidup Jamur. melalui
https://www.google.com/search?q=JAMUR+parasit&source=lnms&tbm=isc
h&sa=X&ved=0ahUKEwiNlarRldvXAhUiSY8KHVBFD1IQ_AUICigB&biw=136
6&bih=657
Hendra.2015. Reproduksi Jamur. melalui
https://www.google.com/search?q=jamur+simbiosis+mutualisme&source=ln
ms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjCrJmfltvXAhWIu48KHXyvCIwQ.
Diakses 24 November 2017
Lisa .2009. Gambar Habitat Jamur. melalui
https://www.google.com/search?biw=1366&bih=657&tbm=isch&sa=1&ei=I
yUaWvn9J4iBvwTzq5noDw&q=gambar+habitat+jamur&oq=gambar+habitat+
jamur&gs_l=psy-
ab.3...4521.15368.0.15707.47.24.1.5.5.0.293.3159.0j2j12.16.0....0.
..1c.1.64.psy-
ab..25.15.2332.0..0j0i67k1j0i8i30k1.245.k_fdtM4p9c8#imgdii=G_mAwq
p7VitmaM:&imgrc=_7i1gH9zo66X5M: Diakses pada tanggal 24 November
2017
Nisa.2015. Pembiakan Jamur. melalui
https://www.google.com/search?biw=1366&bih=657&tbm=isch&sa=1&ei=0
ycaWsGlMZqavQSki4CoCw&q=pembiakan+jamur+pada+medium+kayu&oq=pe
mbiakan+jamur+pada+medium+kayu&gs_l=psy-
ab.3...57927.73692.0.74097.66.37.0.4.4.0.506.5792.0j7j17j5-
1.27.0....0...1c.1.64.psy-
ab..37.14.2759.0..0j0i24k1j0i67k1j0i30k1.435.k5DF8oLsnmQ#imgrc=x
SfA4oV8coLzOM: Diakses pada tanggal 24 November 2017
Zaini, Muhammad. Klasifikasi Jamur. melalui
https://www.google.com/search?tbm=isch&q=klasifikasi+jamur+ascomycot
a&sa=X&ved=0ahUKEwj6z9mrmNvXAhWLKo8KHeHsBv0QhyYIIygC&biw=1
366&bih=657&dpr=1 Diakses pada tanggal 24 November 2017