2017
PROTISTA
Untuk SMA/MA Kelas X Semester I
Rivenska Ariyani (A1C215035)
Universitas Lambung Mangkurat
11/21/2017
0|Page
PROTISTA
Bahan ajar untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah
Aliyah (MA) kelas X semester I (ganjil)
Oleh :
Rivenska Ariyani
NIM. A1C215035
BANJARMASIN
JANUARI 2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Allah swt, Sang
Pemilik sirkulasi waktu, Sang Maha Tahu, Sang Maha Pemilik Segala
Ilmu dan atas izin-Nya memberikan waktu kepada penyusun sehingga
bahan ajar berjudul Protista ini dapat diselesaikan sebagai salah satu
tugas individu mata kuliah Pengembangan Pengajaran Pendidkan
Biologi.
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
Kompetensi Dasar (KD) ............................................................................ 2
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) .............................................. 6
Halaman Judul ............................................................................................ 8
Materi
I. Pengertian Protista ............................................................................. 9
II. Protista Mirip Hewan (Protozoa) .................................................... 9
III. Protista Mirip Tumbuhan (Alga/Ganggang) ................................ 15
IV. Protista Mirip Jamur (Jamur Protista) ............................................ 22
V. Peranan Protista dalam Kehidupan Manusia .............................. 27
KOMPETENSI INTI
Kl 1 . Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
Kl 2. Mengahayati dan mengamalkan perlaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Kl 3. Mengahayati dan mengamalkan perlaku jujur, disiplin,
Tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Kl 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
1|BAHAN AJAR PROTISTA UNTUK SMA / MA
KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan
lingkungan hidup.
2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan
fakta, disiplin, tanggung jawab dan peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong-royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam
setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan
Menerapkan Prinsip keselamatan kerja saat melakukan
kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan
di lingkungan sekitar.
3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan
Protista Berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya
dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan
sistematis (C3)
.
4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri
dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil
pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
1.1.1 Melafalkan QS. An Nahl (16) : 13
2.1.1 Menunjukan perilaku berani dan santun dalam mengajukan
Pertanyaan dan berargumentasi (A3)
2.2.1 Mempraktekkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan
Kegiatan pengamatan atau percobaan (A2)
3.5.1 Menguraikan ciri-ciri umum protista berdasarkan studi
literatur. (C2)
3.5.2 Menguraikan ciri-ciri protista mirip hewan (protozoa)
berdasarkan prinsip klasifikasi. (C2)
3.5.3 Menentukan golongan protista mirip hewan (protozoa)
berdasarkan ciri-ciri umum dalam prinsip klasifikasi (C3)
3.5.4 Menguraikan ciri-ciri protista mirip tumbuhan
(ganggang/alga) berdasarkan prinsip klasifikasi. (C2)
3.5.5 Menentukan golongan protista mirip tumbuhan
(ganggang/alga) berdasarkan ciri-ciri umum dalam prinsip
3.5.6 Menguraikan ciri-ciri protista mirip mirip jamur (jamur
protista) berdasarkan prinsip klasifikasi. (C2)
3.5.7 Menentukan golongan protista mirip jamur (jamur
protista) berdasarkan ciri-ciri umum dalam prinsip
klasifikasi (C3)
3.5.8 Menguraikan peranan protista dalam kehidupan manusia
(C2)
4.5.1 Membuat Charta tentang protista (mencakup
pengertian, ciri-ciri umum serta bagan klasifikasi beserta
contoh dan gambar).
4.5.2 Membuat poster tentang protista mirip hewan (protozoa).
4.5.3 Membuat laporan hasil pengamatan berdasarkan data
praktikum protista mirip hewan (protozoa).
4.5.4 Membuat ringkasan/resume submateri protista mirip
tumbuhan (alga/ganggang).
4.5.5 Membuat laporan hasil pengamatan berdasarkan data
praktikum protista mirip tumbuhan (alga/ganggang).
4.5.6 Membuat poster berisi gambar macam-macam protista
mirip jamur (jamur protista).
4.5.7 Membuat laporan hasil pengamatan berdasarkan data
praktikum protista mirip jamur (jamur protista).
4.5.8 Membuat bagan mengenai peranan protista dalam
kehidupan (meliputi peranan menguntungkan dan peranan
merugikan).
PROTISTA
PROTISTA
I. PENGERTIAN PROTISTA
Protista (Yunani, protos = pertama)
merupakan organisme eukariot pertama
atau paling sederhana. Sebagai organisme
eukariotik, Protista memiliki membran
inti sel.
Terdapat sekitar 600.000 spesies
Protista yang sudah diketahui. Sebagian
besar uniseluler, tetapi ada pula yang Gambar 1. Protista
berkoloni dan multiseluler. Protista Sumber : Yanti. 2013
merupakan organisme penyusun plankton
(Yunani, planktos = mengembara),
yaitu organisme mikroskopis yang mengapung secara pasif atau berenang secara
lemah dipermukaan air. Plankton yang bersifat fotoautotrof disebut fitoplakton,
sedangkan heterotrof disebut zooplankton.
Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan organisme lain dan cara
memperoleh makanan sebagai sumber energi, Protista dapat dikelompokkan
menjadi tiga golongan, yaitu Protista mirip hewan, Protista mirip tumbuhan, dan
Protista mirip jamur.
II. PROTISTA MIRIP HEWAN
Protozoa (Yunani, proto = pertama, zoa = Gambar 2. Contoh Protista mirip hewan
hewan) adalah organisme uniseluler Sumber : Navaldi. 2015
(bersel satu), eukariotik (memiliki inti sel
yang terbungkus oleh membrane), tidak
memiliki dinding sel, heterotroph, dan
pada umumnya dapat bergerak motil.
A. Ukuran dan Struktur Tubuh
Protozoa bertubuh mikroskopis dengan ukuran 10 – 200 um atau
0,01 -0,2 mm, namun ada juga yang berukuran hingga 500 m. Struktur sel
protozoa terdiri atas sitoplasma yang diselubungi membran sel atau
membrane plasma. Membrane sel berfungsi sebagai pelindung dan
mengatur pertukaran zat didalam sel dengan zat diluar sel. Pada
beberapa jenis protozoa selain membrane plasma,terdapat pelikel
(selaput tubuh yang keras) yang membantu mempertahankan bentuk
tubuh protozoa agar selalu tetap.
B. Cara Hidup dan Habitat
Protozoa merupakan organisme heterotroph yang memperoleh
makanannya dengan cara fagositosis, yaitu menelan dan mencerna
mangsanya. Pada umumnya, protozoa memangsa anggota Protista lain,
jamur dan ganggang mikroskopis, bakteri, maupun sisa sisa mengontrol
jumlah populasi bakteri. Ada protozoa yang hidup bebas di alam maupun
hidup bebas di alam maupun hidup bersimbiosis di dalam tubuh hewan
multiseluler dan manusia.
Protozoa yang hidup di dalam tubuh organisme multiseluler pada
umumnya bersifat parasititik (menyebabkan penyakit). Pada lingkungan
yang kurang menguntungkan (misalnya saat kekeringan ), protozoa jenis
tertentu dapat bertahan hidup dengan cara berubah menjadi sista. Sista
merupakan sel tidak aktif dan memiliki dinding tebal berupa kapsul polisa
karida nila kondisi lingkungan membaik, sista akan berubah menjadi sel
protozoa yang aktif kembali.
Gambar 3. Fagositosis pada Amoeba
Sumber : Pinterest. 2015
C. Reproduksi Protozoa
Protozoa dapat berproduksi secara aseksual (tak kawin) maupun
secara seksual (kawin). Reproduksi sedcara aseksual pada umumnya
dengan pembelahan biner, sementara reproduksi secara seksual, yaitu
dengan penyatuan gamet yang berbeda jenis sehingga menghasilkan
zigot atau secara konjugasi ( penyatuan inti vegetative sel ). Namun,
ada pula protozoa yang tidak melakukan reproduksi seksual,
misalnya amoeba sp.
Gambar 4. Reproduksi Protozoa
Sumber : Riyadi. 2011
D. Klasifikasi Protozoa
Protozoa di klasifikasikan berdasarkan alat geraknya.
Terdapat beberapa filum protozoa yaitu sebagai berikut.
Gambar 5. Klasifikasi Protozoa
Sumber : Nurul. 2013
1) Ciliata (Ciliophora/Infusoria)
Ciliata adalah protozoa yang bergerak dengan Ciliata disebut
juga infusoria (Latin, infunder = menuang), karena biasanya hidup di
dalam air buangan yang banyak mengandung zat organik.
Bentuk tubuh ciliata bervariasi, ada yang menyerupai sandal,
lonceng, terompet atau oval. Tubuh ciliata memiliki rambut getar
(silia) berukuran pendek yang membentuk barisan di seluruh
permukaan tubuh atau hanya pada bagian-bagian tertentu. Silia
tersebut digunakan untuk bergerak, meluncur atau berenang dalam
medium air serta membantu memasukan makanan ke dalam
sitoplasma. Selain itu, ciliata juga memiliki alat untuk
mempertahankan diri dari musuhnya, yaitu trikosis.
Sebagian besar ciliata hidup sebagai sel soliter di air tawar
maupun air laut. Ciliata banyak ditemukan di air sawah, air sungai, air
kolam, dan air selokan. Contoh ciliata antara lain Paramaecium
caudatum, Balantidium coli, Stentor roeseli, Didinium, Vorticella dan
Stylonchia.
Gambar 6. Paramaecium sp Gambar 7. Vorticella
Sumber : Permadi, A. 2017 Sumber : Asep. 2017
2) Rhizophoda (Sarcodina)
Rhizophoda adalah protozoa yang bergerak dengan
menggunakan pseudopodia (kaki palsu/semu). Pseudopodia merupakan
penjuluran sitoplasma yang terbentuk saat bergerak untuk
mendekati sumber makanan. Pseudopodia dapat muncul dari
permukaan sel bagian mana saja. Bentuk sel Rhizophoda terutama
yang tidak bercangkang, tampak selalu berubah-ubah, misalnya sel
amoeba.
Rhizophoda bersifat heterotrof dan memangsa protozoa lain,
ciliata, bakteri maupun alga uniseluler. Pada umumnya, Rhizophoda
hidup bebas di alam, namun adapula yang hidup sebagai parasit
ditubuh hewan dan manusia. Beberapa Rhizophoda dapat membentuk
kista bila kondisi lingkungan memburuk. Contoh Rhizophoda antara
lain : Amoeba proteus, Entamoeba gingivalis, Entamoeba coli,
Foraminifera dan Radiolaria.
Gambar 8. Entamoeba gingivalis Gambar 9. Fosil Foraminifera
Sumber : Prafti. 2012 Sumber : Ferwen. 2013
3) Flagellata (Mastigophora)
Flagellata adalah protozoa yang bergeak dengan menggunakan
flagela (bulu cambuk). Pada umumnya, tubuh flagellata berbentuk
oval memanjang, melengkung langsing (mirip bulan sabit), atau pipih
panjang seperti daun. Flagela terletak di bagian tubuh depan
(anterior) atau belakang (posterior) yang berfungsi untuk menarik
atau mendorong tubuhnya sehingga terjadi pergerakan. Flagela
berdiameter 0, 25 µm dan berukuran lebih panjang dari silia, yaitu
10 – 200 µm. Pada umumnya, flagellata hidup sebagai parasit ditubuh
hewan vertebrata, termasuk juga manusia. Contoh flagellata antara
lain Trypanosoma sp, Leishmania sp dan Giardia lamblia.
Gambar 10. Trypanosoma sp Gambar 11. Leishmania sp
Sumber : Dany. 2012 Sumber : Kateryna. 2017
4) Sporozoa
Sporozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak dan
memiliki bentuk seperti spora pada salah satu tahap alam siklus
hidupnya. Sporozoa merupakan sel infektif sangat kecil yang disebut
sporozoit. Tubuh sporozoa berbentuk bulat atau oval. Seluruh
sporozoa hidup sebagai parasit di tubuh manusia dan hewan lainnya.
Sporozoa masuk ke dalam tubuh inang dan ditularkan melalui hewan
perantara. Meskipun tidak memiliki alat gerak, sporozoa dapat
berpindah dengan mengikuti aliran darah. Contoh dari sporozoa
antara lain : Plasmodium sp yang merupakan penyebab penyakit
malaria dan toxoplasma gondii yang menyebabkan cacat atau
kematian janin pada ibu hamil.
Gambar 12. Plasmodium sp Gambar 13. Toxoplasma gondii
Sumber : Rissa. 2012 Sumber : Neuroskeptic. 2016
III. PROTISTA MIRIP TUMBUHAN
A. Pengertian Protista Mirip Tumbuhan Gambar 14. Protist Mirip Tumbuhan
(Sumber : Pangestu, R. 2012
Ganggang (alga/algae) adalah
protista yang bersifat fotoautotrof
karena memiliki kloroplas yang
mengandung klorofil atau plastida yang
berisi berbagai pigmen fotosintetik
lainnya. Ganggang mudah ditemukan di
lingkungan perairan, baik di air tawar
maupun air laut. Ada yang hidup
menempel di suatu tempat atau
melayang-layang di dalam air.
B. Ukuran dan Bentuk Tubuh Ganggang
Tubuh ganggang ada yang bersel satu (uniseluler), adapula yang
bersel banyak (multiseluler). Ukuran tubuh ganggang bervariasi, mulai
dari yang mikroskopis berukuran 8µ hingga yang makroskopis
berukuran 60 meter.
Ganggang memiliki bentuk tubuh yang tetap karena sel-selnya
memiliki dinding sel. Ganggang mikroskopis terdiri atas satu sel dengan
bentuk yang bervariasi, yaitu bulat, oval, kotak, segitiga, batang dan
seperti bintang. Sedangkan ganggang makroskopis terdiri atas banyak
sel, dengan bentuk tubuh yang bervariasi pula yaitu seperti benang
(filamen), lembaran, menyerupai rumput, serta ada pula yang seperti
tumbuhan tingkat tinggi.
C. Struktur Tubuh Ganggang
Sel ganggang memiliki struktur mirip sel tumbuhan, yaitu
bersifat eukariotik (memiliki membran inti) serta memiliki dinding sel
dan kloroplas. Dinding sel ganggang ada yang mengandung selulosa,
hemiselulosa, silika, kalsium karbonat, polisakarida, pektin, algin, agar
dan karagenan. Bahan-bahan tersebut membentuk gel sehingga
ganggang terasa berlendir atau seperti karet.
Bentuk kloroplas pada sel ganggang bervariasi, antara lain bentuk
bulat, jala, spiral, cakram (diskoid), bintang, seperti mangkuk dan
seperti pita. Di dalam kloroplas sel terdapat ribosom, DNA, pirenoid
dan klorofil yang berfungsi untuk fotosintesis.
Hasil fotosintesis ganggang digunakan untuk metabolisme sel dan
kelebihannya disimpan sebagai cadangan makanan di dalam pirenoid.
pada ganggang uniseluler yang dapat bergerak terdapat vakuola
kontraktil untuk osmoregulasi (pengaturan tekanan osmotik cairan sel)
dan bintik merah yang disebut stigma, yang berfungsi sebagai organel
fotoreseptor.
Beberapa jenis ganggang yang uniseluler memiliki satu atau lebih
flagella untuk bergerak dan berenang di dalam air.
Ganggang multiseluler yang hidup menempel pada batu akan
membentuk struktur menyerupai akar yang disebut holdfast. Bagian
tubuh ganggang yang menyerupai batang disebut stipe. Sedangkan
bagian yang menyerupai daun disebut blade. Pada beberapa jenis
ganggang cokelat, blade dilengkapi dengan pelampung sehingga blade
dapat tetap berada dekat dengan permukaan air untuk dapat
berfotosintesis.
struktur ganggang yang bentuknya seperti tumbuhan tingkat
tinggi, tetap tidak memiliki akar, batang, daun yang sejati, disebut
talus (Yunani, thallos = kecambah).
Gambar 15. Struktur Tubuh Protista Mirip Tumbuhan
Sumber : Damayanti. 2015
D. Cara Hidup dan Habitat Ganggang
Semua ganggang fotoautotrof dapat melakukan fotosintesis.
Fotosintesis dilakukan oleh sel-sel yang mengandung klorofil dan
pigmen fotosintetik lainnya.
Di dalam perairan, ganggang merupakan penyusun fitoplankton.
Fitoplankton berperan sebagai penyedia bahan makanan dan oksigen
bagi organisme perairan lainnya. Ganggang yang hidup melayang-
layang di dalam air disebut neuston. Sementara ganggang yang hidup
melekat di dasar perairan atau melekat pada organisme lainnya
disebut bentik. Bentik dapat dibedakan menjadi epilipitik (melekat di
batu), epipelik (melekat pada lumpur atau pasir), epifitik (melekat
pada tanaman) dan epizoik (hidup di atau melekat pada hewan).
Berdasarkan tempat hidupnya di perairan, ganggang dibedakan
ke dalam beberapa kelompok berikut.
1. Ganggang subaerial, hidup dipermukaan air.
2. Ganggang intertidal, secara periodik muncul ke permukaan air
karena terbawa oleh pasang surut air.
3. Ganggang sublitoral, berada dibawah permukaan air.
4. Ganggang edafik, hidup di lumpur atau pasir di dasar perairan.
Ganggang ada yang hidup soliter, berkoloni atau bersimbiosis
dengan organisme lain. Ganggang yang berkoloni terbentuk karena
pada saat pembelahan biner sel-sel ganggang tetap berikatan satu
dengan lainnya melalui untaian sitoplasma atau matriks bergelatin.
Sel tidak dapat melakukan reproduksi bila diisolasi dari sel lainnya.
Gambar 16. Habitat Hidup ganggang/alga
Sumber : Damayanti. 2015
E. Reproduksi Ganggang
Ganggang bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual
(generatif). Ada ganggang yang hanya mampu bereproduksi secara
aseksual yang melakukan pembelahan biner. Adapula ganggang yang
mampu bereproduksi secara seksual dan aseksual. Namun adapula
ganggang yang bereproduksi baik secara aseksual maupun seksual
tetapi terjadi secara bergiliran dalam siklus hidupnya yang disebut
dengan metagenesis. Metagenesis adalah pergiliran keturunan antara
generasi gametofit (penghasil sel kelamin) dengan generasi sporofit
(penghasil spora), misalnya Laminaria dan Ulva.
Reproduksi aseksual pada ganggang dapat terjadi melalui pembelahan
biner, fragmentasi dan pembentukan spora vegetatif. Sedangkan
reproduksi seksual pada ganggang dapat terjadi secara konjugasi,
singami dan anisogami.
F. Klasifikasi Ganggang
Ganggang dapat dikla-
sifikasikan berdasarkan pigmen
dominan, keberadaan dan
komponen penyusun dinding sel,
jenis cadangan makanan yang
disimpan, dan keberadaan
flagella. Beberapa ahli biologi
mengklasifikasikan
ganggang/alga menjadi enam Gambar 17. Klasifikasi Ganggang/Alga
filum, antara lain : Sumber : Mesriah, Ria. 2017
yaitu Euglenoid (Euglenophyta), Chrysophyta, Phyrrophyta,
Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta.
1. Euglenoid (Euglenophyta)
Euglenoid adalah ganggang uniseluler, memiliki bintik mata
merah (stigma), tidak memiliki dinding sel, memiliki flagela dan
dapat bergerak aktif (motil) seperti hewan, tetapi memiliki klorofil
dan dapat berfotosintesis seperti tumbuhan. Euglenoid memiliki
habitat di air tawar atau parit-parit peternakan yang banyak
mengandng kotoran hewan.
Salah satu spesies Euglenoid yang terkenal adalah Euglena
viridis yang apabila dilihat menggunakan mikroskop cahaya tampak
berwarna hijau.
2. Chrysophyta (Ganggang keemasan)
Chrysophyta adalah ganggang
yang memiliki pigmen dominan derivat
karoten berupa xantofil (kuning), dan
pigmen lainnya yaitu klorofil a,
klorofil c dan fukosantin (cokelat).
Chrysophyta ada yang uniseluler
soliter, uniseluler berkoloni dan Gambar 18. Navicula monilifera
adapula yang multiseluler Sumber : Algea. 2008
Chrysophyta memiliki dinding sel yang mengandung
hemiselulosa, pektin atau silika. Chrysophyta hidup sebagai
organisme fotoautotrof, namun beberapa spesies ada yang mampu
menyerap senyawa terlarut (miksotrofik) atau menelan partikel
makanan dan bakteri dengan menjulurkan pseudopodianya. Contoh
dari ganggang ini antara lain : Vaucheria, Navicula monilifera,
Pinnularia sp dan Cyclotella meneghiniana.
3. Pyrrophyta (Dinoflagellata atau
ganggang api)
Pyrrophyta atau ganggang api
adalah alga uniseluler yang
menyebabkan air laut tampak
bercahaya (berpendar) di malam
hari karena sel-selnya yang
mengandung fosfor. Ganggang ini
memiliki flagela. Kecepatan
pertumbuhan populasi ganggang api
Gambar 19. Noctiluca scintillans dipengaruhi oleh suhu, kadar garam
Sumber : Tektite. 2014 dan nutrisi serta kedalaman air laut.
Ganggang api menghasilkan racun yang berbahaya bagi
organisme laut dan manusia. Jenis-jenis ganggang api penghasil racun
antara lain Pfiesteria yang menghasilkan racun neurotoksin yang
dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf dan Gymnodinium breve
yang menghasilkan brevetoksin atau gymnocin A yang menyebabkan
keracunan hingga ataksia (gangguan koordinasi otot).
namun selain itu, adapula ganggang api yang tidak menghasilkan racun,
contohnya Noctiluca scintillans dan Ceratium hirundinella.
4. Chlorophyta (Ganggang Hijau)
Chlorophyta adalah ganggang yang berwarna hijau karena
memiliki pigmen dominan klorofil a dan klorofil b, serta pigmen
karoten (kuning kemerahan) dan xantofil (kuning). Chlorophyta
memiliki cadangan makanan yang disimpan dalam bentuk amilum,
protein dan minyak.
Sebagian besar Chlorophyta
hidup secara fotoautotrof di air
tawar, beberapa jenis lainnya
hidup di laut sebagai
fitoplankton. Adapula yang hidup
ditanah yang lembab, tembok
basah, di salju atau menempel di
tubuh tumbuhan atau hewan. Gambar 20. Spyrogyra
Namun adapula yang besimbSuiomsbiser : Dmwuigthuta, lKishmune. 201d5engan
organisme eukariotik lainnya misalnya dengan membentuk lichen
(lumut kerak). Contoh dari chlorophyta antara lain : Chlamydomonas
nivalis, Chlorella, Chlorococcum, Volvox, Spyrogyra, Caulerpa,
Ulothrix dan Cladophora.
5. Phaeophyta
Phaeophyta adalah jenis ganggang yang hidup di laut, berwarna
karena mengandung pigmen dominan fukosantin (cokelat) yang
menutupi pigmen lainnya, yaitu klorofil a, klorofil c dan xantofil.
Phaeophyta menyimpan cadangan makanan berupa minyak laminarin.
Ganggang ini multiseluler yang berbentuk seperti benang atau talus
(menyerupai tumbuhan tingkat tinggi). Mereka melekat di bebatuan
dengan bantuan holdfast, atau mengapung karena memiliki alat
pelampung yang terdapat di dekat blade.
Contoh spesies dari Phaeophyta antara lain Sargassum,
Laminaria digitalis, Fucus vesiculosus, Macrocystis dan Padina.
cokelat
Gambar 21. Laminaria digitalis Gambar 22. Fucus vesiculosus
Sumber : Pratama, Deska. 2012 Sumber : Hyde, Alex. 2016
6. Rhodophyta
Rhodophyta adalah ganggang yang berwarna merah karena
mengandung pigmen dominan fikobilin yang terdiri atas fikoeritri
(merah) dan fikosianin (biru). Kedua pigmen tersebut membantu
ganggang yang hidup di perairan dalam untuk dapat menangkap
gelombang cahaya matahari yang tidak dapat ditangkap oleh klorofil.
Ganggang merah hidup subur di perairan dangkal bersuhu
hangat di laut tropis. Ada Rhodophyta yang dapat hidup di perairan
dengan kedalaman hingga 260 meter. Beberapa jenis Rhodophyta ada
yang hidup di air tawar atau tanah yang basah.
Contoh dari spesies Rhodophyta antara lain Palmaria palmata,
Gigartina mamillosa, Corallina officinalis, Eucheuma spinosum dan
Gelidium robustum.
IV. PROTISTA MIRIP JAMUR
A. Pengertian Protista Mirip Jamur
Protista mirip jamur merupakan organisme protista yang
memiliki ciri-ciri seperti jamur, antara lain bersifat eukariotik, tidak
memiliki klorofil, dapat menghasilkan spora dan heterotrof.
B. Klasifikasi Protista Mirip Jamur
Terdapat 3 filum protista mirip jamur, yaitu jamur lendir yang dibagi
menjadi kelompok jamur lendir plasmodial (Myxomycota), jamur
lendir seluler (Acrasiomycota) dan jamur air (Oomycota).
C. Jamur Lendir Plasmodial (Plasmodial Slime Mold)
Jamur lendir plasmodial
disebut juga myxomycota (jamur
lendir tidak bersekat). Jamur
lendir ini bersifat heterotrof
fagosit dan memiliki tahapan
(fase) makan membentuk massa
amoeboid (seperti amoeba) dalam
siklus hidupnya. Massa amoeboid Gambar 23. Jamur Lendir Plasmodial
tersebut dinamakan plasmodium. Sumber : Yusup, 2015
Plasmodium myxomycota merupakan massa tunggal sitoplasma
yang tidak terbagi-bagi oleh membran (tidak bersekat) sehingga
mengandung banyak nukleus dan dapat tumbuh hingga diameter
beberapa sentimeter.
terkadang plasmodium berbentuk seperti jaringan untuk memperluas
permukaan tubuh sehingga dapat memperoleh makanan dan oksigen
lebih banyak.
Pada fase plasmodium, jamur lendir ini memperoleh makanannya
dengan cara menjulurkan pseudopodianya ke arah makanan. Kemudian
makanan tersebut ditelah (fagositosis). Makanan berupa sisa-sisa
dsaun atau kayu yang membusuk, bakteri, atau jamur uniseluler yang
terdapat di tanah lembab dan di hutan basah.
Bila habitat mulai mengering dan makanan tidak ada, plasmodium
myxomycota berhenti tumbuh dan mengalami diferensiasi untuk
memasuki tahap reproduksi seksual. Jamur lendir plasmodial
bereproduksi secara aseksual dengan membentuk sporangium dan
bereproduksi secara seksual dengan singami antara sesama sel
amoeboid atau antara sesama sel berflagela. Terdapat sekitar 500
spesies jamur lendir plasmodial.
D. Jamur Lendir Seluler (Cellular Slime Mold)
Jamur lendir seluler disebut
juga Acrasiomycota (jamur lendir
bersekat). Jamur lendir ini
memiliki tahapan (fase) makan
berupa sel-sel yang hidup soliter,
tetapi setelah makanannya habis,
sel-sel tersebut membentuk
agregat (koloni) dalam suatu unit.
Dalam satu agregat tersusun Gambar 24. Jamur Lendir Seluler
sekitar 125.000 sel. Sumber : Isheti. 2010
Pada fase makan, sel amoeboid soliter bergerak dengan
pseudopodia dan memakan bakteri.
Jamur lendir ini bereproduksi secara aseksual dengan membentuk
tubuh buah (fruiting body) dan bereproduksi secara seksual dengan
singami sel amoeboid. Terdapat sekitar 65 spesies jamur lendir seluler.
Gambar 25. Reproduksi Jamur Lendir Seluler
Sumber : Chris. 2012
E. Jamur Air (Oomycota)
Oomycota (artinya fungi telur) atau jamur air (water mold),
merupakan jamur uniseluler atau multiseluler yang memiliki dinding sel
dari selulosa. Oomycota disebut juga jamur karat putih (white rust)
atau jamur berbulu halus (downy mildew). Oomycota yang multi seluler
berbentuk hifa halus bercabang, tidak bersekat dan memiliki banyak
inti (senoisitik). Oomycota bereproduksi secara aseksual dengan
pembentukan zoospora berflagela dua, dan secara seksual dengan
pembuahan sel telur oleh inti sperma yang menghasilkan zigot
resisten (oospora).
Oomycota hidup secara heterotrof dengan cara menguraikan
organisme lain yang sudah mati (saproba). Beberapa jenis ada yang
hidup sebagai parasit. Sebagian besar Oomycota merupakan pengurai
organisme air tawar yang sudah mati, misalnya ikan dan ganggang,
sedangkan yang hidup parasit pada umumnya tumbuh di tubuh ikan,
misalnya dibagian insang, sisik atau jaringan yang terluka. Beberapa
jenis oomycota ada yang hidup di tanah basah atau parasit pada
tumbuhan. Terdapat sekitar 500 spesies oomycota.
V. PERANAN PROTISTA DALAM KEHIDUPAN
MANUSIA
A. Peranan Protista yang Menguntungkan
Beberapa jenis protista bermanfaat bagi manusia. Protista mirip
tumbuhan (alga) sebagian besar menguntungkan karena dapat diolah
menjadi makanan dan minuman bergizi tinggi atau bahan campuran
dalam industri.
No. Golongan Nama Protista Peranan
1. Golongan Protista Foraminifera fosilnya untuk penanda
mirip hewan (Globigerina) (marker) umur batuan
(Protozoa) : sedimen dan petunjuk
Rhizopoda pencarian sumber
(Sarcodina) minyak bumi.
Radiolaria endapan cangkang
(Collosphaera dan (lumpur radiolaria)
Acanthometron), digunakan sebagai
bahan penggosok dan
bahan peledak.
2. Golongan Protista alga diatom Fosil tanah diatomeseus
mirip tumbuhan (Navicula untuk bahan pasta gigi,
(Alga) : monilifera, bahan penggosok,
a. Chrysophyta Pinnularia sp, medium penyaring,
(alga keemasan) Melosira dan campuran semen, isolasi
Cyclotella dan penyerap
meneghiniana) nitrogliserin pada bahan
peledak.
b. Chlorophyta Chlorella sp Sebagai PST (Protein
(alga hijau) Sel Tunggal), diproduksi
menjadi makanan
suplemen dan kosmetik.
Scendesmus Sebagai PST (protein
sel tunggal), untuk
makanan tambahan.
Ulva sp Dimanfaatkan sebagai
sayuran
Caulerpa Dimanfaatkan sebagai
racemosa sayuran dan lalapan
c. Phaeophyta Macrocystis, Penghasil asam alginat
(alga cokelat),
Laminaria, Fucus untuk bahan pengental
d. Rhodophyta
(alga merah) makanan (es krim, sirup,
permen, cokelat),
pengental produk
kosmetik (hand & body
lotion, pasta gigi) dan
pengental produk
industri (plastik, tekstil
dan lem).
Macrocystis Pembentuk hutan kelp.
Laminaria digitalis Penghasil iodin untuk
obat penyakit gondok.
Palmaria palmata Diolah menjadi sop,
(dulse), Porphyra, salad, pizza dan nori;
Chondrus crispus, banyak mengandung
Mastocarpus mineral (Fe, F, I, K),
stellatus Vitamin B6 dan B12 dan
albumin.
Gelidium Bahan agar-agar, jeli,
robustum es krim dan campuran
kue kering; diolah
menjadi makanan dan
minuman.
B. Peranan Protista yang Merugikan
Beberapa Protista merugikan manusia. Sebagian besar protista
mirip hewan (protozoa) dan protista mirip jamur bersifat merugikan.
Protozoa ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, ternak,
ikan dan tanaman budidaya.
No. Golongan Nama Protista Peranan
1. Protista mirip Balantidium coli Parasit di usus besar,
hewan (Protozoa) : menyebabkan diare
a. Ciliata balantidiasis pada
hewan ternak dan
manusia
b. Rhizopoda Entamoeba menyebabkan kerusakan
(Sarcodina) gingivalis gigi dan gusi
c. Flagellata Entamoeba menyebabkan disentri
(Mastigophora) histolyca
Entamoeba coli Hidup di usus besar,
kadang-kadang
Trypanosoma menyebabkan diare
brucei gambiense penyebab penyakit
tidur, disebabkan oleh
Trypanosoma lalat tse-tse Glossina
brucei palpalis
rhodesiense Penyebab penyakit
tidur, disebarkan oleh
Trypanosoma lalat tse-tse Glossina
cruzi moritans
Trypanosoma Penyebab penyakit
evansi chagas
Penyebab penyakit
surra pada hewan
ternak
d. Sporozoa Trichomonas penyebab penyakit
vaginalis keputihan pada wanita
2. Golongan protista Leishmania Penyebab penyakit kala-
mirip tumbuhan donovani azar pada manusia
(alga) : Pyrrophyta Leishmania Penyebab penyakit
(alga api) tropica, leishmaniasis pada
Leishmania manusia.
brasiliensis
Giardia lamblia Menyebabkan diare dan
kejang usus (giardiasis)
Plasmodium penyebab penyakit
falciparum malaria tropikana
Plasmodium vivax penyebab penyakit
malaria tertiana
Plasmodium ovale Penyebab malaria
dengan gejala mirip
Plasmodium malaria tertiana
malariae Penyebab penyakit
Toxoplasma malaria kuartana
gondii penyebab
toksoplasmosis yang
Pfiesteria membahayakan bagi ibu
hamil
Gymnodinium menghasilkan racun
breve saraf (neurotoksin)
yang menyebabkan
kerusakan otak pada
orang yang
mengonsumsi hewan
laut yang terakumulasi
racun.
menghasilkan
brevetoksin (gymnocin
3. Golongan protista Lingulodium, A), yang menyebabkan
mirip jamur : Polyedrum, keracunan dengan
Jamur air Gonyaulax gejala pusing, mual,
(Oomycota) Saprolegnia sp muntah dan ataksia
(gangguan koordinasi
Phytophthora sp gerak otot)
menyebabkan muntah,
Plasmopora diare, hingga hilangnya
viticola koordinasi tubuh jika
Phytium sp dikonsumsi manusia.
parasit pada ikan,
menyebabkan kematian
pada ikan air tawar
penyebab penyakit late
blight yang menyerang
tanaman budidaya
(kentang, tomat, kelapa,
tembakau, kedelai)
parasit pada tanaman
anggur
penyebab penyakit
rebah semai pada bibit
tanaman
DAFTAR PUSTAKA
Algea. 2008. Gambar Navicula monilifera. Melalui : www.panoramio.com/photo/8646791
Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
Asep. 2017. Gambar Vorticella. Melalui : http://mughnialiabdillah.com/pengertian-
vorticella/ Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
Damayanti, Vivi. 2015. Gambar Struktur Tubuh Protista Mirip Tumbuhan. Melalui :
https://www.tentorku.com/protista-menyerupai-tumbuhan-alga/ Diakses pada tanggal
20 Desember 2017
Damayanti, Vivi. 2015. Gambar Habitat Hidup Ganggang/Alga. Melalui :
https://www.tentorku.com/protista-menyerupai-tumbuhan-alga/ Diakses pada tanggal
20 Desember 2017
Dany. 2012. Gambar Trypanosoma sp. Melalui :
http://frogdani.blogspot.co.id/2012/06/morfologi-trypanosoma-sp.html Diakses pada
tanggal 20 Desember 2017
Dwight, Khun. 2015. Gambar Spyrogyra. Melalui :
https://dkphoto.photoshelter.com/image/I0000M68.rzlN52k Diakses pada tanggal 20
Desember 2017
Ferwen. 2013. Gambar Fosil Foraminifera. Melalui :
https://paleonerdish.wordpress.com/2013/06/17/an-introduction-to-foraminifera/
Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
Hyde, Alex. 2016. Gambar Fucus vesiculosus. Melalui :
https://alexhyde.photoshelter.com/image/I0000KwjNctYCfmE Diakses pada tanggal
20 Desember 2017
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga
Isheti. 2010. Gambar Jamur Lendir Seluler. Melalui :
https://isheti.wordpress.com/2010/06/05/filum-jamur-lendir-mycomycota/ Diakses
pada tanggal 30 Desember 2017
Kateryna, Con. 2017. Gambar Leishmania sp. Melalui : http://www.alamy.com/stock-photo-
leishmania-sp-protozoa-computer-illustration-this-parasite-causes-139311338.html
Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
Mesriah, Ria. 2017. Gambar Klasifikasi Ganggang/Alga. Melalui : http://biologi-
hayati.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-kalsifikasi-reproduksi-alga.html Diakses
pada tanggal 20 Desember 2017
Navaldi. 2015. Gambar Protista Mirip Hewan. Melalui :
http://penikmatpempek.blogspot.co.id/2013/10/protista-mirip-hewan-atau-yang-
biasa.html Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
Neuroskeptic. 2016. Gambar Toxoplasma gondii. Melalui :
http://blogs.discovermagazine.com/neuroskeptic/2016/02/20/myth-mind-altering-
parasite-toxoplasma-gondii/#.Wkbn-7AvDIU Diakses pada tanggal 20 Desember
2017
Nurul. 2013. Gambar Klasifikasi Protozoa. Melalui : https://www.nurulku.com/klasifikasi-
protozoa-secara-lengkap-jenis-macam-dan-contoh-protozoa.html Diakses pada
tanggal 20 Desember 2017
Pangestu, Regio. 2012. Gambar Protista Mirip Tumbuhan. Melalui :
http://catatanregio.blogspot.co.id/2012/11/protista-mirip-tumbuhan-materi-
biologi.html Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
Permadi, A. 2017. Gambar Paraemecium sp. Melalui :
https://wayanaguspermadi.wordpress.com/2012/10/17/paramecium-caudatum/
Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
Pinterest. 2015. Gambar Fagositosis pada Amoeba. Melalui :
https://www.pinterest.co.uk/pin/697213586032269074/ Diakses pada tanggal 20
Desember 2017
Prafti Rafsanjani. 2012. Gambar Entamoeba gingivalis. Melalui :
http://blogonengs.blogspot.co.id/2012/06/entamoeba-gingivalis.html Diakses pada
tanggal 20 Desember 2017
Pratama, Deska. 2012. Gambar Laminaria digitalis. Melalui :
http://adventuredeska.blogspot.co.id/2012/11/klasifikasi-dari-laminaria-sp-fucus-
sp.html Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
Rissa, Trydactila. 2012. Gambar Plasmodium sp. Melalui :
https://vethematology.wordpress.com/category/blood-parasites/plasmodium/ Diakses
pada tanggal 20 Desember 2017
Riyadi. 2011. Reproduksi Protozoa. Melalui :
http://isrgrade10.blogspot.co.id/2011/11/protista.html Diakses pada tanggal 20
Desember 2017
Tektite. 2014. Gambar Noctiluca scintillans. Melalui : https://imgur.com/gallery/no0vS
Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
Yanti. 2013. Gambar Protista. Melalui : http://www.sridianti.com/klasifikasi-protista-dan-
ciri-cirinya.html Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
Yusuf. 2015. Gambar Jamur Lendir Plasmodial . Melalui :
http://biologikelasxsma.blogspot.co.id/2015/11/protista-mirip-jamur-jamur-
lendir.htm Diakses pada tanggal 30 Desember 2017