The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Keanekaragaman Hayati (Dina Amalia, S.Pd)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gojali1229, 2022-12-11 18:54:26

Keanekaragaman Hayati (Dina Amalia, S.Pd)

Keanekaragaman Hayati (Dina Amalia, S.Pd)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Judul :

Kelas / SemesPterR: OGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Nama sekolah DOSEN PEMBIMBING :
Penyusun

Institusi • AmaliaRezeki, S.Pd,

Font 13 BAHAN AJAR M.Pd
• Dr. H. Aminuddin

Comics sains Prahatama Putra,
Arial
M.Pd
BIOLOGIBook antiqua
• Nurul Hidayati

Utami, M.Pd

• Maulana Khalid

“KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA Riefani, S.Si, M.Sc

MAKHLUK HIDUP”

Untuk KELAS X SMA/MA SEMESTER 1

Oleh: Dina Amalia

NOVEMBER

2017

Disusun Oleh : Dina Amalia

Disusun Oleh : Dina Amalia (A1C214007)

JOlle. h:BDriniagAjmeanlia H a s a n Basri, Banjarmasin, Kalimantan Selatan

0

Disusun Oleh : Dina Amalia

Dosen Pembimbing : Amalia Rezeki, S.Pd, M.Pd, Dr. H. Aminuddin Prahatama Putra, M.Pd, Nurul Hidayati Utami, M.Pd,

Maulana Khalid Riefani, S.Si, M.Sc.

BAHAN AJAR

BIOLOGI

“KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA
MAKHLUK HIDUP”

Buku ini milik : SMA/ MA
Kelas
Nama :
X
Kelas :
Semester 1
Sekolah :
1
Alamat Sekolah :

Alamat Rumah :

Oleh: Dina Amalia

KATA PENGANTAR

Ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan
sosial serta teknologi, akhir-akhir ini berkembang sangat pesat dan masih
terus akan berkembang. Hal ini menuntut Biologi sebagai ilmu dasar dan ilmu
murni serta sebagai salah satu bidang IPA untuk dapat berperan dan mengikuti
perkembangan tersebut.

Salah satu tujuan pembelajaran Biologi di SMA adalah mengembangkan
kemampuan berpikir analitis untuk memecahkan konsep-konsep Biologi
dikaitkan dengan contoh-contoh yang ada di lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk mengembangkan
keterampilan proses dalam memperoleh konsep-konsep Biologi dan
menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah, kami sajikan beberapa kegiatan,
eksperimen maupun noneksperimen. Selain itu, buku ini dikembangkan dengan
pendekatan deduktif dan pada bagian-bagian yang dianggap perlu penulis
lakukan pendekatan induktif. Pada bagian awal setiap bab terdapat peta konsep
untuk memudahkan para siswa mengetahui materi yang akan dibahas pada bab
tersebut, dilengkapi pula dengan rangkuman dan kata kunci
yang memuat kata-kata yang perlu dipahami.

Selain itu, pada setiap akhir bab, akhir semester, dan akhir tahun
dilengkapi evaluasi yang sesuai dengan tiga ranah evaluasi, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik.

Harapan penulis semoga buku ini akan sangat bermanfaat, baik untukguru
maupun untuk para siswa. Akhir kata, kami ucapkan terima kasihkepada semua
pihak yang telah mendorong dan membantu terwujudnya buku ini. Saran dan
koreksi untuk peningkatan mutu buku ini sangat kami harapkan.

Banjarmasin, November 2017

` Dina Amalia

Oleh: Dina Amalia 2

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
KOMPETENSI INTI ...................................................................... 1
KOMPETENSI DASAR......................................
INDIKATOR PENCAPAIAN PEMBELAJARAN.....................
KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA MAKHLUK HIDUP....
A. Surah Al-Qur’aan yang Berkaitan dengan

Keanekaragaman Hayati Makhluk Hidup ............................
B. Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati........................
C. Penyebaran Flora dan Fauna di Indonesia ...............................
D. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati di

Indonesia .................................................................................
E. Manfaat Keanekaragaman Hayati………………………………………
F. Sistem Klasifikasi dan Tata Nama Taksonomi ................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................

Oleh: Dina Amalia 3

Oleh: Dina Amalia 4

• KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
: jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
: konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
: ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

• KOMPETENSI DASAR
KD 1.1 : Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan
hidup.
KD 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan
: fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan

Oleh: Dina Amalia 5

pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah
dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
KD 3.2 Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat
: keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di
Indonesia
KD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian
: keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis
data ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan
dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam
berbagai bentuk media informasi.

• INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1.1. Menjelaskan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. (C2)
2.1.1.Menjelaskan prilaku ilmiah dalam tindakan melakukan pengamatan dan
percobaan dalam kelas / Lab. (C3)
3.2.1. Menjelaskan hasil observasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia (C2)
3.2.2. Menjelaskan contoh konsep tentang keanekaragaman gen di
Indonesia (C2)
3.2.3. Menjelaskan contoh konsep tentang keanekaragaman jenis di
Indonesia (C2)
3.2.4. Menjelaskan contoh konsep tentang keanekaragaman ekosistem di
Indonesia. (C2)
3.2.5. Mengidentifikasi contoh penyebaran flora pada penyebaran Garis
Wallace dan Garis Weber. (C1)
3.2.6. Mengidentifikasi contoh penyebaran fauna pada penyebaran Garis
Wallace dan Garis Weber. (C1)
3.2.7. Mendiskusikan keunikan hutan hujan tropis melalui pengamatan
gambar/ foto karakter hutan hujan tropis. (C1)

Oleh: Dina Amalia 6

3.2.8. Menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup : takson, klasifikasi
binomial. (C2)

4.2.1.Menjelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
berdasarkan hasil analitis data ancaman kelestarian berbagai
keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia melalui literatur
(C2)

4.2.2. Membuat charta berupa contoh keanekaragaman gen di Indonesia.
(C4)

4.2.3. Membuat charta berupa contoh keanekaragaman jenis di Indonesia.
(C4)

4.2.4. Membuat charta berupa contoh keanekaragaman ekosistem di
Indonesia. (C4)

4.2.5. Membuat charta berupa contoh penyebaran penyebaran flora pada
penyebaran Garis Wallace dan Garis Weber. (C4)

4.2.6. Membuat charta berupa contoh penyebaran fauna pada penyebaran
Garis Wallace dan Garis Weber. (C4)

4.2.7. Menunjukkan contoh gambar / foto karakter hutan hujan tropis.
(C2)

4.2.8. Membuat charta takson dan charta kunci determinasi. (C4)

• KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA MAKHLUK HIDUP

URAIAN SUB BAB FOTO / GAMBAR

Oleh: Dina Amalia 7

A.Surah Al-Qur’aan yang Berkaitan dengan Keanekaragaman Hayati
Makhluk Hidup
• Q.S. Al-Baqarah (31) :

Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-
orang yang benar!"

B. Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen menyebabkan variasi antar individu sejenis.
Misalnya keanekaragaman pada tumbuhan padi dan mangga. Tanaman
padi ada beberapa macam (bisa disebut varietas), misalnya IR, PB,
rojolele, sedani, dan kapuas. Tanaman mangga juga ada bermacam-
macam misalnya gadung, arum manis, golek, dan manalagi.
Keanekaragaman pada contoh tanaman padi dan mangga tersebut
disebabkan oleh variasi gen. Gen adalah materi dalam kromosom
makhluk hidup yang mengendalikan sifat.
Perbedaan (variasi) gen menyebabkan sifat yang tidak tampak
(genotipe) dan sifat yang tampak (fenotip) pada setiap makhluk hidup
menjadi berbeda. Variasi makhluk hidup dapat terjadi akibat
perkawinan sehingga susunan gen keturunannya berbeda dari susunan
gen induknya. Selain itu, variasi makhluk hidup dapat pula terjadi
karena interaksi gen dengan lingkungan.

Oleh: Dina Amalia 8

Gambar 1. Keanekaragaman Gen
(Sumber : biohasanah.wordpress.com)

2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman hayati antar spesies (tingkat jenis) mudaah

diamati karena perbedaannya mencolok. Sebagai contoh,
keanekaragaman antara kelapa, kurma, dan sagu. Meskipun tumbuh-
tumbuhan itu merupakan atu kelompok tumbuhan palem-peleman,
masing-masing memilki fisik yang berbeda dan hidup di tempat yang
berbeda.

Misalnya, kelapa tumbuh di pantai, kurma tumbuh di daerah kering,
dan sagu tumbuh di pegunungan basah (rawa gambut). Contoh lain
adalah variasi antara kucing, harimau, dan singa. Ketiga hewan tersebut
termasuk dalam satu kelompok kucing. Meskipun demikian, antara
kucing, harimau dan singa terdapat perbedaan fisik, tingkah laku, dan
habitat.

Oleh: Dina Amalia 9

Gambar 2. Keanekaragaman Jenis
(Sumber : blog.unnes.ac.id)

3. Keanekaragaman Ekosistem

Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang

berupa faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputi

berbagai jenis makhlup hidup, misalnya tumbuhan atau hewan lain.

Faktor abiotik misalnya iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan

(disebut juga faktor fisik); serta salinitas, tingkat keasaman, dan

kandungan mineral (disebut juga faktor kimia). Baik faktor biotik

maupun faktor abiotik sangat bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem

yang merupakan kesatuan dari faktor biotik dan abiotik pun bervariasi

pula. Di dalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi

dengan komponen biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar

dapat bertahan hidup. Jadi, interaksi antar organisme di dalam

ekosistem ditentukan oleh komponen biotik dan abiotik yang

menyusunnya. Komponen biotik sangat beraneka ragam, demikian pula

komponen abiotik berbeda kualitas dan kuantitasnya. Perbedaan

komponen-komponen penyusun tersebut mengakibatkan perubahan dari

interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda-beda

pula. Jadi, keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan

menyusun ekosistem yang berbeda-beda.

a. Ekosistem Lumut

Ekosistem lumut didominasi oleh tumbuhan lumut dan terletak di

daerah bertemperatur rendah, misalnya di puncak gunung dan di

Oleh: Dina Amalia 10

kutub. Hewan yang terdapat di daerah tersebut adalah hewan yang
berbulu tebal.

Gambar 3. Ekositem Lumut
(Sumber : www. thinglink.com)

b. Ekosistem Hutan Berdaun Jarum
Ekosistem hutan berdaun jarum di dominasi oleh pohon berdaun
jarum dan terletak di daerah pegunungan. Ciri ekosistem ini antara
lain umumnya berada di daerah beriklim sedang (subtropis) yang
bersuhu dingin. Hewan di daerah ini antara lain beruang.

Gambar 4. Ekositem Hutan Berdaun Jarum 11
(Sumber: agroteknologi.web.id)

Oleh: Dina Amalia

c. Ekosistem Hutan Hujan Tropis
Ekosistem hutan hujan tropis terdapat di daerah tropis dengan ciri
ditumbuhi bermacam-macam pohon terutama tumbuhan epifit,
misalnya anggrek; tumbuhan pemanjat, misalnya liana; dan lumut.
Hewan yang terdapat dalam ekosistem ini antaraa lain kera dan
burung.

Gambar 5. Ekositem Hutan Hujan Tropis
(Sumber: agroteknologi.web.id)

d. Ekosistem Padang Rumput
Ekosistem ini didominasi oleh rumput dan terdapat pada daerah yang
beriklim kering, dengan ketinggian antara 3. 600 sampai 4.100 m.
Hewan yang hidup dalam ekosistem ini antara lain mamalia besar,
herbivor, dan karnivor.

Gambar 6. Ekositem Padang Rumput 12
(Sumber: eBIOLOGI.COM)

Oleh: Dina Amalia

e. Ekosistem Padang Pasir
Ciri ekosistem ini antara lain didominasi oleh tumbuhan kaktus;
terdapat pada daerah beriklim panas. Hewan yang ada antara lain
reptilia, mamalia kecil, dan burung.

Gambar 7. Ekositem Padang Pasir
(Sumber: www.anneahira.com)

f. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai didominasi oleh formasi pes caprae dan formasi
barringtonia yang berbentuk pohon atau perdu. Hewan yang ada
antara lain kepiting, serangga, burung pantai.

Gambar 8. Ekositem Pantai 13
(Sumber: commons.wikimedia.org)

Oleh: Dina Amalia

C. Penyebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara tropis yang memiliki tingkat

keanekaragaman hayati (biodiversitas) terbesar di dunia. Salah satu
penyebabnya adalah karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia, diapit dua benua, diapit dua samudera, dan memiliki garis pantai yang
panjang. Beberapa pulau di Indonesia bahkan memiliki spesies endemik (hanya
ada di pulau tertentu) seperti komodo. Indonesia juga terletak pada pertemuan
rangkaian pegunungan sehingga memiliki banyak gunung berapi yang
menyebabkan tanah menjadi sangat subur.

1. Penyebaran Keanekaragaman Flora di Indonesia
Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia meliputi pohon-pohon hutan

dengan ketinggian berkisar antara 5 meter sampai lebih dari 30 meter, semak,
tumbuhan pemanjat (liana) yang biasa terdapat di pinggir hutan, dan epifit.
Keanekaragaman flora di kawasan Indonesia barat dan kawasan Indonesia timur
juga berbeda. Berikut adalah perbedaan keanekaragaman flora di kawasan
Indonesia barat dan kawasan Indonesia timur.

No. Dilihat dari Indonesia Barat Indonesia Timur

1. Pohon meranti- Sangat banyak Sedikit (25 jenis)
merantian (sekitar 350 jenis)

2. Rotan Ada Tidak ada

3. Hutan kayu putih Tidak ada Ada

4. Matoa (Pometia sp.) Sedikit Banyak

5. Sagu Sedikit Banyak

6. Nangka (Artocarpus sp.) Ada Tidak ada

Tabel 1. Perbedaan Keanekaragaman Flora Di Kawasan Indonesia Barat Dan
Kawasan Indonesia Timur

Indonesia termasuk kawasan Malesiana yang terdiri dari Indonesia,
Malaysia, Filipina, hingga Papua Nugini. Berikut adalah penyebaran flora di
kawasan Malesiana (Indonesia).

1. Daerah hutan hujan tropis adalah hutan yang ada di kawasan
khatulistiwa. Semua pulau besar di Indonesia memiliki hutan hujan tropis.

Oleh: Dina Amalia 14

Ciri-ciri hutan hujan tropis adalah kondisi lembab dan memiliki pohon yang
banyak, besar, dan heterogen (bermacam-macam jenis). Contoh pohon
yang ada di hutan hujan tropis adalah kemenyan, rotan, kamper, damar,
eboni, dan meranti.
2. Daerah hutan musim adalah hutan musiman yang daunnya dapat gugur
pada musim kemarau dan kembali hijau saat musim hujan. Ciri-ciri hutan
musim adalah homogen (hanya terdiri dari satu jenis). Contoh hutan
musim adalah pohon cemara dan jati.
3. Daerah sabana adalah daerah pada rumput yang terdapat semak-semak
dan pohon rendah. Sabana biasa ditemukan di daerah yang sering terkena
musim kemarau seperti Dataran Tinggi Gayo di Aceh dan Madura.
4. Daerah stepa adalah daerah yang hanya terdapat padang rumput. Stepa
biasa terdapat di kawasan yang mengalami kemarau panjang dan sangat
kering seperti di NTB bagian timur dan NTT. Stepa cocok digunakan
sebagai tempat beternak hewan herbivora.

2. Penyebaran Keanekaragaman Fauna di Indonesia

Gambar 9. Penyebaran Keanekaragaman Fauna di Indonesia

Keanekaragaman hewan di Indonesia meliputi hewan asiatis, australis,
dan peralihan. Terdapat dua garis khayal yang membagi persebaran
keanekaragaman fauna di Indonesia yaitu garis Wallace (Kalimantan-Sulawesi,
Bali-Lombok) dan garis Weber (Sulawesi-Maluku, NTT-Maluku). Garis

Oleh: Dina Amalia 15

tersebut membagi Indonesia menjadi tiga zona yaitu zona oriental (Indonesia
barat), zona australasia (Indonesia timur), dan zona peralihan (Indonesia
tengah).

Gambar 10. Zona Penyebaran Fauna di Indonesia

1. Zona oriental adalah zona yang ditempati oleh fauna tipe asiatis. Hewan

yang berada pada zona ini memiliki kemiripan dengan hewan dari benua

Asia. Zona ini berada di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan

sekitarnya. Ciri-ciri fauna tipe asiatis adalah berukuran besar,

kebanyakan menyusui, dan terdapat ikan air tawar. Contoh hewan tipe

asiatis adalah orangutan, gajah, babi hutan, burung merak, dan badak

bercula satu.

2. Zona australasia adalah zona yang ditempati oleh fauna tipe australis.

Hewan yang berada pada zona ini memiliki kemiripan dengan hewan dari

benua Australia. Zona ini berada di kepulauan Maluku dan Papua. Ciri-ciri

fauna tipe australis adalah berukuran kecil, terdapat mamalia berkantung,

tidak ada kera, dan banyak terdapat burung berwarna-warni. Contoh

hewan tipe australis adalah kangguru pohon, burung kakatua, burung

cendrawasih, landak, walabi, dan burung pelikan.

3. Zona peralihan adalah zona yang ditempati oleh fauna tipe peralihan.

Hewan yang berada pada zona ini memiliki kemiripan dengan hewan dari

benua Asia dan Australia. Zona ini berada di pulau Sulawesi, NTB, dan

Oleh: Dina Amalia 16

NTT. Ada juga hewan endemik di zona ini. Contoh hewan tipe peralihan
adalah beruang, anoa, komodo, babirusa, dan kuda.

D. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Tekanan berbagai kepentingan pemanfaatan hayati di banyak kawasan,

mengancam kekayaan margasatwa Indonesia. Kepulauan Indonesia berupa
alam sangat luas dan penting baik secara nasional, maupun internasional.
Indonesia mempunyai tanggung jawab dunia dan nasional untuk
memerhatikan secara sungguh-sungguh mengenai perlindungan. Kini lebih
dari 350 daerah di Indonesia ditetapkan untuk konservasi, meliputi upaya
pelestarian ekosistem dan melindungi tanah dan air. Selain itu, Indonesia
juga harus memerhatikan hal-hal yang mengkhawatirkan, seperti: 1) bagian
terkaya daerah pelestarian telah hilang di daerah hutan penebangan; 2) petani
mencari keuntungan lebih untuk nafkah hidup; 3) pembangunan jalan
melintasi batas hutan dan menembus taman nasional; 4) pencarian dan
penambangan mineral di banyak taman nasional dan kawasan lindung,
sehingga mengganggu hutan dan margasatwa, juga pencemaran yang tinggi; 5)
kelambanan penanganan pelestarian akan mempercepat hilangnya hayat,
hilangnya banyak daerah dan jenis khas yang tak tergantikan.

Agar ekosistem yang rusak cepat pulih, kita harus memberikan
kesempatan pada ekosistem tersebut untuk melakukan pemulihan alami
karena ekosistem mempunyai kekuatan pemulihan luar biasa. Ada dua cara
pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
1. Budi daya atau pemuliaan hayati di bidang pertanian, perkebunan,

perikanan, peternakan, dan sebagainya.
2. Pelestarian hayati, meliputi upaya in situ dan ex situ.

a. Pelestarian secara in situ, yaitu melindungi sumber hayati di tempat
aslinya. Hal ini dilakukan sehubungan dengan keberadaan organisme
yang memerlukan habitat khusus, dan akan membahaya- kan kehidupan
organisme tersebut jika dipindahkan ke tempat lainnya, contoh: cagar
alam, hutan lindung, suaka margasatwa, taman laut.

b. Pelestarian secara ex situ, merupakan bentuk perlindungan
kenanekaragaman hayati Indonesia dengan cara memindahkan hewan

Oleh: Dina Amalia 17

atau tumbuhan ke tempat lainnya yang cocok bagi kehidupannya,
contoh: kebun raya, hutan nasional, hutan produksi, kebun binatang,
Tabulampot (tanaman budi daya dalam pot).
Selain itu, ada juga beberapa upaya lain seperti melakukan reboisasi,
rehabilitasi, dan tebang pilih. Azas yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan
hidup adalah azas tanggung jawab, azas berkelanjutan, dan azas manfaat.
Berikut ini adalah beberapa jenis upaya konservasi keanekaragaman hayati:
1. Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang sifat alamiahnya diperuntukan
untuk mengatur tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi, serta
pemeliharaan kesuburan tanah. Contoh hutan lindung di Indonesia adalah hutan
Lindung Sesaot, hutan Lindung Kerumutan, dan hutan raya Bung Hatta.

2. Cagar Alam
Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya

mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem
tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.
Contoh cagar alam di Indonesia adalah cagar alam Rafflesia Aceh-Serbojadi,
cagar alam Pulau Anak Krakatau, cagar alam Gunung Lorentz, dan cagar alam
Batukaru II.

3. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan
rekreasi. Contoh taman nasional di Indonesia adalah taman nasional Gunung
Leuser, taman nasional Gunung Gede Pangrango, taman nasional Karimunjawa,
taman nasional Bunaken, taman nasional Wakatobi, taman nasional Bali Barat,
dan taman nasional Teluk Cendrawasih.

4. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas

berupa keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan
hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Contoh suaka

Oleh: Dina Amalia 18

margasatwa di Indonesia adalah Pusat Pelatihan Gajah, Gumai Pasemah, Muara
Angke, Pulau Rambut, dan Jaya Wijaya.

5. Kebun Raya
Kebun raya adalah suatu perlindungan lokasi yang dijadikan sebagai

tempat obyek penelitian atau objek wisata yang memiliki koleksi flora dan fauna
yang masih hidup. Contoh kebun raya di Indonesia adalah kebun raya Bogor dan
kebun raya Eka Karya.

6. Hutan Wisata
Hutan wisata adalah kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus, dibina,

dan dipelihara guna kepentingan pariwisata dan wisata buru. Contoh hutan
wisata adalah hutan wisata Sancang.

E. Manfaat Keanekaragaman Hayati
Kenekaragaman hayati memberi banyak sekali manfaat bagi kehidupan

manusia. Misalnya kepulauan Maluku yang kaya akan rempah-rempah dan pulau
Komodo yang mempunya spesies hewan endemik dan unik. Peran keanekaragaman
hayati sangat banyak di berbagai bidang studi. Keanekaragman hayati juga
menunjukkan kekayaan alam yang dimiliki bumi.

1. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pangan
Sumber pangan bagi manusia selalu berasal dari hewan dan tumbuhan.

Manusia juga tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, maka dari itu
manusia sangat bergantung pada keanekaragaman hayati. Di dunia terdapat
ratusan jenis tumbuhan (contoh: padi, jagung, sagu, dan ketela) dan hewan
(contoh: sapi, ayam, babi, dan ikan) yang dapat dijadikan sumber pangan.
Sumber-sumber pangan tersebut diolah melalui pertanian dan peternakan.
Beberapa jenis tumbuhan seperti rempah-rempah juga sering dijadikan bumbu
tradisional. Daun pandan dan kunyit dapat digunakan sebagai zat pewarna alami
pada makanan. Manusia juga dapat memakan beberapa jenis fungi (jamur).
Bakteri juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan fermentasi pada bahan
pangan. Namun tidak semua keanekaragaman hayati dapat dijadikan bahan
pangan karena beberapa ada yang beracun dan mematikan bagi manusia.

Oleh: Dina Amalia 19

2. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Sandang
Sandang (pakaian) terbuat dari kain, kain terdiri dari tenunan benang, dan

benang sebagian besar berasal dari kapas. Pohon kapas sering dijadikan bahan
utama untuk membuat pakaian. Pakaian tradisional dan aksesorisnya juga
kebanyakan berasal dari keanekaragaman hayati seperti bulu merak, tulang,
bulu burung, dan kulit kayu. Dedaunan juga sering digunakan sebagai pakaian
pada orang pedalaman. Saat ini, kulit hewan sering dijadikan bahan pembuatan
tas, dompet, dan ikat pinggang. Bahkan bulu domba dapat dijadikan bahan
pembuatan kain wol.

3. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Papan
Tempat tinggal atau rumah tradisional sebagian besar berbahan baku dari

keanekaragaman hayati seperti kayu jati, mahoni, dan bambu. Bahkan atapnya
ada yang masing menggunakan alang-alang. Kayu jati juga menjadi bahan baku
pembuatan furniture. Rajutan rotan juga dapat digunakan sebagai dinding
rumah tradisional.

4. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Bahan Obat-Obatan
Jamu adalah obat tradisional asal Indonesia yang menggunakan kekayaan

hayati tumbuhan sebagai bahan bakunya. Jamu alami memiliki banyak khasiat
dan memiliki efek samping yang sedikit. Indonesia memiliki hampir 1000 spesies
tanaman obat.

5. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Bahan Kosmetik
Lulur adalah kosmetik alami yang berasal dari Indonesia. Indonesia juga

memiliki beragam ramuan pewangi, kosmetik, dan sampo yang terbuat dari
bahan alami.

6. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pendapatan
Jika dikelola dengan baik, keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai

sumber pendapatan yang berkelanjutan. Indonesia memiliki kekayaan
keanekaragaman hayati yang seharusnya membawa kemajuan jika dikelola
dengan baik.

Oleh: Dina Amalia 20

7. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Penyeimbang Lingkungan
Ini adalah yang terpenting, karena setiap spesies makhluk hidup pasti

berperan dalam sebuah ekosistem. Jadi jika ada satu saja yang punah, maka hal
itu akan mengganggu makhluk hidup lain yang bergantung padanya. Misalnya jika
ular sawah terus diburu dan dibunuh, maka populasi tikus sawah akan
berkembang pesat karena tidak ada yang memakannya. Akibatnya hasil panen
padi terus menurun karena diserang hama tikus.

8. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan dan
Penelitian

Biologi adalah pelajaran yang memiliki bidang yang sangat luas. Masih
banyak spesies makhluk hidup di Indonesia atau di dunia yang belum
teridentifikasi. Beberapa manfaat makhluk hidup di dunia juga masih menjadi
misteri sehingga harus dilakukan banyak sekali penelitian lebih lanjut. Pada
akhirnya ilmu pengetahuan berkembang dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia.

9. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Keindahan
Keanekaragaman hayati juga dapat dijadikan sebuah karya seni. Taman

adalah salah satu contohnya. kawasan Asia Timur juga memiliki seni merangkai
tanaman yang disebut bonsai. Tumbuhan dan hewan juga kerap menjadi inspirasi
para seniman.

F. Sistem Klasifikasi dan Tata Nama Taksonomi
Kegiatan klasifikasi adalah pembentukan kelompok-kelompok dengan cara

mencari keseragaman dalam keanekaragaman. Jadi berbagai jenis makhluk hidup
akan dikelompokkan dalam satu kelompok jika memiliki kesamaan ciri atau sifat.
1. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi

Tujuan Klasifikasi:
a. Mendeskripsikan cirri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap

jenis agar mudah dikenal.
b. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan cirinya.
c. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
d. Mempelajari evolusi makhluk hidup berdasarkan kekerabatannya.

Oleh: Dina Amalia 21

Manfaat Klasifikasi:
a. Mengetahui jenis-jenis organisme
b. Mengetahui hubungan antar organisme
c. Mengetahui kekerabatan antar makhluk hidup yang beranekaragam

2. Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Sistem artificial(buatan):
Klasifikasi berdasarkan struktur morfologi terutama lat reproduksi

berdasar habitat atau perawakan berupa perdu, pohon, semak, gulma
atau liana.Tokohnya yakni Carolus Linnaeus.
b. Sistem Alam

Menghendaki terbentuknya takson-takson yang alami., berdasarkan
banyak sedikitnya persamaan morfologi.Tokohnya Michael Adamson dan
Jean Baptise Lamarck.
c. Sistem Filogenetik

Sistem ini muncul setelah lahirnya teori evolusi, di mana dalam teori
evolusi terjadi proses evolusi makhluk hidup dari filum tingkat rendah
menjadi filum tingkat tinggi yang disebut filogeni.
Sistem ini juda didasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan
antarorganisme atau kelompok organisme.
Klasifikasi dalam biologi modern dipelajari dalam cabang ilmu
Taksonomi(takson=kelompok, nomos=hukum). Makhluk hidup yang mempunyai
persamaan ciri-ciri dikelompokkan ke dalam unit-unit(takson). Takson disusun
dari tingkat tinggi ke tingkat rendah.Makhluk hidup yang memiliki sedikit
persamaan cirri dikelompokkan ke dalam takson yang lebih tinggi, sedangkan
yang memiliki banyak persamaan ciri dikelompokkan ke dalam takson lebih
rendah.
a. Tahapan dalam klasifikasi
1) Pencanderaan makhluk hidup.
Pada tahap ini, identifikasi dimulai dari ciri-ciri yang tampak dan mudah
diamati(morfologi,anatomi dan fisiologi)
2) Pengelompokan makhluk hidup

Oleh: Dina Amalia 22

Pada tahap ini, makhluk hidup dikelompokkan berdasarkan persamaan dan
perbedaan cirri-ciri yang dimiliki.
3) Pemberian nama takson
Setelah dilakukan pengelompokan, selanjutnya diberikan nama pada
takson tersebut.
b. Sistem Tata Nama
1) Nama Jenis (Spesies)

Berpedoman pada system binomial nomenclature(tata nama ganda)
yang dikemukakan oleh Carolus Linnaeus yang terkenal sebagai Bapak
Klasifikasi. Ketentuannya adalah:
a. Terdiri dari dua suku kata yang sudah dilatinkan
b. Kata yang depan merupakan nama marga,sedangkan kata yang kedua

menunjukkan jenisnya.
c. Nama marga (suku kata pertama) dimulai dengan huruf besar,

sedangkan suku kata kedua ditulis dengan huruf kecil.
d. Kedua kata tersebut diberi garis bawah atau dicetak miring,atau

dibuat berbeda dengan teks lainnya
2) Nama Marga (Genus)

Terdiri dari satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja,
misal hewan,tumbuhan,zat kandungan dan lain-lain.Huruf Pertama ditulis
dengan huruf besar.Contoh marga tumbuhan: Solanum (terung-terungan),
marga hewan : Felis (kucing).

3. Tingkatan Klasifikasi
Sistem klasifikasi terdiri dari tujuh takson utama.Urutan klasifikasi

dari tingkat paling tinggi ke tingkat paling rendah adalah :
1) Kingdom(kerajaan) atau Regnum (dunia)
2) Phylum(filum) untuk hewan atau Divisio(divisi) untuk tumbuhan.
3) Classis (kelas)
4) Ordo (bangsa)
5) Famili(suku)
6) Genus(marga)
7) Spesies (jenis)

Oleh: Dina Amalia 23

4. Perkembangan Klasifikasi
1) Sistem Dua Kingdom
Diperkenalkan oleh Aristoteles.
2) Sistem Tiga Kingdom
Diperkenalkan oleh Ernst Haekel.
a. Kingdom Monera (bakteri dan ganggang biru)
b. Kingdom Plantae
c. Kingdom Animalia
3) Sistem Empat Kingdom
Diperkenalkan oleh Copeland.
a. Kingdom Monera
b. Kingdom Fungi
c. Kingdom Plantae
d. Kingdom Animalia
4) Sistem Lima Kingdom
Diperkenalkan oleh Robert Whittaker
a. Kingdom Monera
b. Kingdom Protista
c. Kingdom Fungi
d. Kingdom Plantae
e. Kingdom Animalia

5. Identifikasi Makhluk Hidup
Identifikasi makhluk hidup artinya suatu usaha menemukan identitas

suatu makhluk hidup.Untuk mengidentifikasi organisme yang baru
dikenal,diperlukan kuncu determinasi (kunci identifikasi dikotomis). Kunci
determinasi adalah daftar ciri-ciri organisme yang digunakan untuk
mengklasifikasi organisme. Contoh kunci determinasi adalah sebagai berikut:
1a. Memiliki tulang belakang……………………………………………………… 2
1b. Tidak memiliki tulang belakang…………………………………………… 5
2a.Memiliki kelenjar susu………………………………………………………… Kelas Mammalia
2b. Tidak punya kelenjar susu………………………………….……………… 3
3a. Bergerak dengan sirip dan bernapas dengan insang…… Kelas Pisces
3b. Bergerak tidak dengan sirip dan bernapas tidak dengan

Oleh: Dina Amalia 24

Insang……………………………………………………………………………………… 4
4a. Tubuh ditutupi sisik yang keras………………………………………… Kelas Reptilia
4b. Tubuh ditutupi oleh bulu……………………………………………………… Kelas Aves
Contoh:
Kunci determinasi untuk ayam adalah 1a-2b-3b-4b = Kelas Aves

Oleh: Dina Amalia 25


Click to View FlipBook Version