The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gojali1229, 2022-12-11 18:52:22

Jamur (Rujaida, S.Pd)

Jamur (Rujaida, S.Pd)

Bahan Ajar

Untuk SMA/MA Kelas X/I

1 Rujaida, S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

i

Materi untuk Mata Pelajaran Biologi
Kelas X Semester I

Disusun Oleh :
Rujaida, S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
NOVEMBER/ 2018

ii

M. Gojali (0895-0201-3038)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya saya bisa menyelesaikan buku pedoman bahan
ajar Biologi untuk SMA/MA kelas X semester I ini.

Buku ini dibuat dengan mempertimbangkan perkembangan siswa,
terutama siswa kelas X. Selain itu, buku ini dikonsep untuk kemandirian siswa
dan guru sebagai pembimbing.

Kesuksesan belajar berawal dari kemauan dan ditunjang oleh berbagai
sarana, salah satu diantaranya adalah buku. Harapan saya, buku ini dapat
membantu siswa memahami tentang dirinya sendiri, keluarga, lingkungan,
masyarakat, dan bangsa.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menerbitan buku ini. Kritik dan saran sangat saya
harapkan untuk perbaikan buku ini di masa yang akan datang.

Banjarmasin, November 2018

Penyusun

1

M. Gojali (0895-0201-3038) DAFTAR ISI

Cover. i
Penyusun ii
Kata Pengantar 1
Daftar isi 2
Pembatas 3
KI-KD 4
Uraian materi 6
Daftar Pustaka 21

2

M. Gojali (0895-0201-3038)

1

Untuk SMA/MA Kelas X/I

3

M. Gojali (0895-0201-3038)

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghargai dan menghayati ajaran 1.1 Mengagumi keteraturan dan

agama yang dianutnya. kompleksitas ciptaan Tuhan

keanekaragaman hayati, ekosistem dan

lingkungan hidup tentang klasifikasi

untuk menggolongkan jamur

berdasarkan ciri-ciri dan

reproduksinya melalui Al-Qur’an.

1.2 Peka dan peduli terhadap permasalahan
lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai
manifestasi pengalaman ajaran agama
yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli terhadap data dan fakta, disiplin,
(gotong royong, kerjasama, toleran, tanggung jawab, dan peduli dalam
damai), santun, responsif dan observasi dan eksprimen, berani dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai santun dalam mengajukan pertanyaan
bagian dari solusi atas berbagai dan berargumentasi, peduli
permasalahan dalam berinteraksi secara lingkungan, gotong royong,
efektif dengan lingkungan sosial dan bekerjasama, cinta damai, berpendapat
alam serta dalam menempatkan diri secara ilmiah dan kritis, responsive
sebagai cerminan bangsa dalam dan proaktif dalam setiap tindakan dan
pergaulan dunia. dalam melakukan pengamatan dan
percobaan dalam kelas/laboratorium
maupun diluar kelas/laboratorium.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk

pengetahuan faktual, konseptual, menggolongkan jamur berdasarkan

prosedural berdasarkan rasa ciri-ciri dan cara reproduksinyamelalui

ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, pengamatan secara teliti dan sistematis

teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebang

saan, kenegaraan, dan peradaban

terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidangkajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

4

M. Gojali (0895-0201-3038)
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan

ranah konkret dan ranah abstrak terkait ciri-ciri dan peran jamur dalam
dengan pengembangan dari yang kehidupan dan lingkungan dalam
dipelajarainya disekolah secara mandiri, bentuk laporan tertulis.
dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

Indikator
1.1.1 Mengagumi keanekaragaman jamur sebagai bukti kebesaran Tuhan YME.
2.1.1 Memiliki rasa ungin tahu dan teliti, melalui diskusi, kerja kelompok dalam
melakukan pengamatan.
2.1.2 Menunjukkan ketekunan, tanggung jawab, saling menghargai dalam kegiatan
belajar dan bekerja baik secara individu maupun kelompok.
3.6.1 Menentukan ciri umum jamur (fungi).
3.6.2 Menentukan cara hidup jamur (fungi).
3.6.3 Menentukan reproduksi jamur (fungi).
3.6.4 Menentukan klasifikasi jamur (fungi).
3.6.5 Menentukan simbiosis jamur dengan organisme lain.
3.6.6 Menentukan peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari.
4.6.1 Melaksanakan pengamatan tentang ciri jamur.
4.6.2 Membuktikan peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan
melalui pengamatan.
4.6.3 Menyajikan hasil pengamatan jamur dalam bentuk laporan tertulis.

5

M. Gojali (0895-0201-3038)

Ciri-ciri Umum Jamur Gambar 1. (a) dan (b) contoh
jamur mikroskopis; (c) dan (d)
⚫ Struktur Tubuh
contoh jamur makroskopis
Jamur ada yang uniseluler dan
(a)
ada yang multiseluler. Jamur Sumber: Generasi Biologi.2012

yang uniseluler berukuran

mikroskopis, contohnya

khamir (Saccharomyces).

Jamur yang multiseluler ada

yang berukuran mikroskopis

dan ada yang makroskopis.

Jamur memiliki bentuk tubuh

yang bervarisi, antara lain

berbentuk oval, bulat, pipih,

bercak,bercak, embun tepung,

untaian embun tepung, untaian benang seperti kapas, kancing
baju, payung, dan mangkok. Beberapa ahli mikologi membagi
jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya,
yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur
termasuk dalam kelompok kapang. Kapang bersifat multiseluler
dan terlihat memanjang seperti tampak pada gambar 1 (a),
sedangkan khamir bersifat uniseluler, bentuknya oval atau bulat
seperti tampak pada gambar 1 (b). Jamur tidak memiliki klorofil
sehingga tidak ada yang berwarna hijau. Lichen (lumut kerak)
berwarna hijau karena jamur bersimbiosis dengan ganggang
hijau.

(b) (c)
Sumber: Generasi Biologi.2012 Sumber: Generasi Biologi.2012

6

M. Gojali (0895-0201-3038)

Tubuh jamur tersusun oleh

sel-sel eukariotik yang

memiliki dinding sel dari zat

kitin. Zat kitin tersusun dari

polisakarida yang

mengandung nitrogen, bersifat

kuat, tetapi fleksibel. Zat kitin

pada jamur mirip dengan yang

ditemukan pada kerangka luar

(b) serangga atau Arthtropoda
Sumber: Generasi Biologi.2012
lain.

Fungi tidak memiliki klorofil, oleh karena itu fungi termasuk
organisme heterotrof. Meskipun bersifat heterotrof, fungi tidak
mencerna makanannya di dalam tubuh. Jamur multiseluler
memiliki sel-sel memanjang berupa benang-benang yang disebut
hifa. Hifa merupakan komponen dasar dari tubuh buah. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa dapat
dibedakan menjadi hifa vegetatif dan hifa generatif. Hifa
vegetatif akan memanjang dan menyerap makanan dari
permukaan substrat (tempat hidup jamur). Hifa generatif akan
menyokong tempat penyimpanan dan pembentukan spora
(sporangium).

Gambar 2. Struktur tubuh Kebanyakan hifa dibatasi oleh
jamur
dinding melintang atau septa.
Sumber: Generasi Biologi.2012
Septa memiliki celah atau pori

yang cukup besar sehingga

organel sel dapat dapat

mengalir dari satu sel ke sel

lainnya. Sel jamur

mengandung organel

eukariotik, antara lain

mitokondria, ribososm, dan

initi sel (nukleus). Akan tetapi,

adapula hifa yang tidak

bersepta atau hifa senositik.

Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Perhatikan gambar 3!

7

M. Gojali (0895-0201-3038)

Gambar 3. Struktur hifa Jamur yang hidup parasif
senositik
pada organisme lain memiliki
Sumber: Generasi Biologi.2012
hifa yang termodifikasi

menjadi haustorium.

Haustorium adalah ujung hifa

yang menembus jaringan

inang yang berfungsi untuk

menyerap sari makanan.

Hifa pada sebagian miselium ada yang berdiferensiasi dan
termodifikasi membentuk alat reproduksi untuk menghasilkan
spora. Miselium yang menghasilkan spora disebut miselium
generatif.

⚫ Cara Hidup
Jamur bersifat heterotrof atau memperoleh zat organik dari

hasil sintesis organisme lain. Nutrisi yang berupa zat organik
kompleks akan diuraikan secara ekstraseluler (dari luar tubuh
sel) menjadi zat organik yang lebih sederhana dengan
menggunakan enzim hidrolitik. Zat organik berasal dari sisa-sisa
organisme mati dan bahkan tak hidup atau dari organisme
hidup. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, jamur
bersifat saprofit, parasit, dan mutual.

a. Saprofit Gambar 4. Jamur Saprofit
Jamur yang bersifat Sumber: Generasi Biologi.2012

saprofit memperoleh zat
organik dari sisa organisme
mati dan bahkan tak hidup.
Jamur saproba dapat tumbuh
pada tumpukan sampah
organik yang basah, bahan
makanan, batang pohon yang
tumbang, tumpukan kertas

bekas, pakaian, sepatu dan tas kulit serta yang lainnya. Jamur
dengan sifat ini di alam berperan sebagai dekomposer utama
untuk mengembalikan unsur hara ke tanah.

8

M. Gojali (0895-0201-3038)

Gambar 5. Jamur Parasit b. Parasit

Jamur yang bersifat

parasit memperoleh zat

organik dari organisme lain.

Jamur dengan sifat ini

merugikan inangnya karena

dapat menyebabkan

penyakit yang bersifat

patogen. Contohnya jamur

penyebab panu yang tumbuh

Sumber: Generasi Biologi.2012 di kulit dan

penyebab ketombe di kulit kepala, khamir yang menginfeksi

paru-paru penderita AIDS, dan jamur yang menjadi parasit

cacing Nematoda.

c. Mutual Gambar 6. Jamur Lichenes

Jamur dengan sifat

mutual hidup saling

menguntungkan dengan

organisme inangnya. Contoh,

jamur bersimbiosis dengan

alga membentuk lumut kerak;

jamur bersimbiosis dengan

akar tanaman tingkat tinggi

membentuk mikoroza.

Sumber: Generasi Biologi.2012

⚫ Habitat

Jamur memilki habitat yang beranekaragam sesuai

dengan cara hidupnya. Habitat jamur berada di darat dan di

tempat yang lembab. Banyak pula yang hidup pada

organisme atau sisa-sisa organisme (Jamur saptofit). Jamur

yang hidup bersimbiosis dengan alga membentuk lumut

kerak dapat hidup di habitat yang ekstrim misalnya di

daerah kutub yang sangat dingin, di gurun yang sangat

panas, di bebatuan, atau menempel di pohon-pohon.. Jenis

jamur lainnya hidup pada tubuh organisme lain secara

parasit maupun simbiosis, misalnya pada jaringan kulit,

organ dalam tubuh, dan berbagai jaringan tumbuhan.

⚫ Reproduksi
Sebagian besar jamur bereproduksi dengan spora

mikroskopis. Spora biasanya dihasilkan oleh hifa aerial yang

terspesialisasi. Hifa aerial pada beberapa jamur membentuk

struktur kompleks yang disebut badan buah. Spora

9

M. Gojali (0895-0201-3038)

dihasilkan dalam badan buah. Ada tiga bentuk struktur
reproduktif pada jamur, antara lain:
a. Gametangium; struktur tempat pembentukan spora.
b. Sporangium; struktur tempat dibentuknya spora.
c. Konidiofor; hifa terspesialisasi yang mengahsilkan spora

aseksual yang disebut konidia.
Reproduksi jamur dapat terjadi secara vegetatif

maupun gneratif. Pada umumya reproduksi secara generatif
merupakkkan reproduksi darurat yang haanya terjadi
apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan. Reproduksi
secara generatif menghasilakan keturunan dengan variasi
genetik yang lebih tinggi dibanding dengan reproduksi
secara vegetatif. Adanya variasi genetik ini memungkinkan
dihasilkannya keturunan yang lebih adaftif apabila terjadi
perubahan kondisi lingkungan.

Gambar 7. Gametangium

Sumber: Generasi Biologi.2012

Gmbar 8. Sporangium Gambar 9. Konidiofor

Sumber: Generasi Biologi.2012 Sumber: Generasi Biologi.2012
A. Reproduksi vegetatif

Reproduksi secara vegetatif pada jamur ber sel satu
dilakukan dengan cara pembentukan tunas yang akan
tumbuh menjadi individu baru. Sementara reproduksi secra
vegetatif pada jamur multiseluler dilakukan dengan cara

10

M. Gojali (0895-0201-3038)

sebagai berikut:
a. Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang

terpisah akan tumbuh menjadi jamur baru.
b. Pembentukan spora aseksual. Spora aseksual dapat

berupa sporangiospora atau konidiospora.

Gambar 10. Fragmentasi Gambar 11. Pembentukan spora

aseksual

Sumber: Generasi Biologi.2012 Sumber: Generasi Biologi.2012
Jamur jenis tertentu yang sudah dewasa menghasilkan
sporangiosfor (tangkai kotak spora). pada ujung spoorangiosfor
terdapat sporangium (kotak spora). Di dalam kotak spora terjadi
pembelahan sel secara mitosis dan menghasilkan banyak
sporangiospora dengan kromosom yang haploid (n). jamur jenis
lainnya yang sudah dewasa dapat menghasilkan konidiosfor
(tangkai konidium). pada ujung konidiosfor terdapat konidium
(kotak konidiospora). di dalam konidium terjadi pembelahan sel
secara mitosis dan menghasilkan banyak konidiospora dengan
kromosom yang haploid (n). Baik sporangiospora atau
konidiospora bila jatuh di tempat yang cocok, akan tumbuh
menjadi hifa baru yang haploid (n).
B. Reproduksi generatif

Reproduksi pada jamur secara generatif (seksual) dila
kukan dengan pembentukan sprora seksual melalui
peleburan antar hifa yang berbeda jenis. Mekanismenya
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Hifa (+) dan hifa (-) , masing-masing berkromosom hapoloid

(n), berdekatan membentuk gametagonium.
Gametagonium merupakan organ menghasil gamet
padatumbuhaan tingkat rendah.
b. Gametagonium mengalami plasmogami (peleburan
sitoplama) membentuk zigosporangium yang dikariotik
(heterokariotik) dengan pasnagan nukkleus haploid yang
belum bersatu. Zigosporangium memiliki lapisan dinding
sel yang tebal dan kasar untuk bertahan pada kondisi
buruk atau kering.

11

M. Gojali (0895-0201-3038)

c. Bila kondisi lingkungan membaik, akan terjadi kariogami
(peleburan inti) sehingga zigosporangium memiliki inti
yang diploid (2n).

d. Inti diploid zigosporangiumsegera mengalami pembelahan
secara meiosis menghasilkan zzigospora yang haploid (n)
di dalam zigosporangium.

e.Zigospora haploid akan berkecambah membentuk
sporangium bertangkaai pendek dengan kromosom
haploid.

f. Sporangium haploid akan mengahsilkan spora-spora yang
haploid. Spora-spora ini memiliki keanekaragaman genetik.

g. Bila spora-spora haploid jatuh di tempat yang cocok, maka
akan berkecambah menjadi hifa jamur yang haploid. Hifa
akan tumbuh membentuk jaringan miselium yang
semuanya haploid

Klasifikasi Jamur

Para ahli Mikologi memperkirakan terdapat sekitar 1,5 juta

spesies jamur di seluruh dunia. Jamur yang sudah berhasil

diidentifikasi berjumlah lebih dari 100.000 spesies. Ahli

taksonomi mengelompokkan berbagai jenis jamur dalam satu

kingdom fungi. Jamur diklasifikasikan berdasarkan struktur

tubuh dan cara reproduksinya menjadi empat divisi, yaitu

Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

⚫ Zygomycota Gambar 12. Struktur tubuh

Jamur ini dinamakan Rhizopus

Zygomycota karena

membentuk spora istirahat

berdinding tebal yang disebut

zigospora. Zigospora

merupakan hasil peleburan

menyeluruh antara dua

gametangium yang sama atau

berbeda. Habitat Zygomycota

berada di darat, tanah, atau

pada sisa organisme mati.

Ziygomycota merupakan Sumber: Generasi Biologi.2012

kelompok utama untuk

membentuk mikoriza.

12

M. Gojali (0895-0201-3038)

Anggota Ziygomycota terutama adalah jamur yang hidup

sebagai saprofit.

a. Struktur Tubuh

Zygomycota memiliki miselium yang bercabang banyak

dan tidak bersekat-sekat. Hifanya bersifat senositik. Salah

satu contoh Zygomycota yang penting adalah Rhizopus

stolonifer yang biasanya tumbuh pada roti dan makanan lain.

Miselium pada Rhizopus mempunyai 3 tipe hifa, yaitu:

1) Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan

substrat

2) Rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi

sebagai jangkar untuk menyerap makanan

3) Sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan

substrat dan memiliki sporangium di ujungnya.

b. Cara reproduksi Gambar 13. siklus hidup

Zygomycota dapat Rhizopus

bereproduksi secara

aseksual dan seksual.

Reproduksi secara

aseksual dengan spora

yang dihasilkan

sporangium, sedangkan

reproduksi seksualnya

dengan konjugasi.

Reproduksi seksual Sumber: Generasi Biologi.2012

Rhizopus pada gambar

13.

Cabang pendek Rhizopus yang berjenis positif (+) dan

cabang pendek Rhizopus yang berjenis negatif (-) bertemu pada

ujungnya. Setelah bertemu akan terbentuk sekat dinding di

bawah ujung cabang hifa. Gamet dari kedua Rhizopus kemudian

bertemu dan melebur membentuk zigot. Zigot akan berkembang

menjadi zigospora. Zigospora mempunyai dinding pelindung

yang tebal disebut zigosporangium. Kemudian zigospora

memasuki periode dormansi. Dormansi biasanya berlangsung

selama 1 sampai 3 bulan. Setelah dormansi, zigospora

berkecambah. Saat berkecambah, inti zigospora melakukan

meiosis, kemudian hifa haploid pendek akan tumbuh. Hifa

haploid segera membentuk sporangium yang akan membentuk

spora aseksual. Setelah dibebaskan, spora aseksual akan

membentuk miselium baru.

13

M. Gojali (0895-0201-3038)

⚫ Ascomycota

a. Struktur Tubuh

Sebagian besar dari jamur yang termasuk golongan

Ascomycota mempunyai hifa bersekat-sekat dan

bercabang-cabang. Selain itu, terdapat jenis jamur yang

mempunyai hifa berlubang sehingga protopolasma dan inti

sel dapat mengalir dari satu sel ke sel lainnya. Struktur

tubuh jamur dari golongan Ascomycota ada yang

multiseluler atau uniseluler seperti pada ragi. Ascomycota

merupakan kelompok jamur yang terbesar, ada yang hidup

parasit atau saprofit.

b. Cara Reproduksi Gambar 14. Siklus hidup

Reproduksi seksual Ascomycota

membentuk askospora di

dalam askus dan

reproduksi aseksual dengan

spora yang disebut konidia.

Perkembangbiakan seksual

dimulai dengan

pembentukan gametangia

pada dua hifa yang

berbeda. Hifa yang satu

membentuk anteridium dan Sumber: Generasi Biologi.2012
yang lainnya membentuk

askogonium. Inti haploid

dari anteridium mengalir ke askogonium melalui saluran

trikogin. Di dalam askogonium inti yang berasal dari kedua

gametangium berpasang- pasangan, kemudian membentuk

hifa dengan inti berpasangan yang disebut hifa dikariotik, hifa

ini membentuk askokarpus. Di dalam hifa dikariotik terjadi

peleburan inti haploid (n) yang berpasangan membentuk zigot

yang diploid dan hifa dikariotik berkembang menjadi askus.

Zigot (2n) membelah secara meiosis menghasilkan 4 inti

haploid, dilanjutkan dengan pembelahan mitosis dan

terbentuklah 8 askospora di dalam askus. Askospora yang

keluar dari askus akan tumbuh menjadi hifa baru. Sebagian

besar jamur kantung mengandung tahapan seksual dalam

badan buah makroskopik atau askokarpus. Askospora

dibentuk dalam askus. Bentuk askus ada bermacam-macam,

antara lain:

a. Askus tanpa askokarp

b. Askus yang askokarpnya berbentuk seperti mangkok

14

M. Gojali (0895-0201-3038)

disebut apotesium

c. Askus yang askokarpnya berbentuk bola tanpa ostiulum

disebut kleistotesium

d. Askus yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan

memiliki ostiulum disebut peritesium.

⚫ Basidiomycota

Basidiomycota mencakup sebagian besar spesies

makroskopis, sering dijumpai di lapangan dan hutan.

a. Struktur Tubuh

Ciri utamanya adalah hifa bersepta dengan sambungan

apit, spora seksualnya terbentuk pada basidium yang

berbentuk gada. Fungsi basidium sama dengan askus pada

Ascomycota. Pada bagian ujung basidium akan tumbuh

empat basidiospora. Kelompok jamur ini banyak dikenal

karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau

substrat lainnya, seperti jamur merang (Volvariella volvacea)

dengan tubuh buah berbentuk payung. Ciri – ciri jamur ini

antara lain adalah berdaging, saproba, tubuh buah seperti

payung,tetapi pada bebrapa spesies tangkainya asimetris,

pendek bahkan tidak bertangkai.

b. Cara Reproduksi Gambar 15. Siklus hidup

Daur hidup Basidiomycota

Basidiomycota dimulai dari

pertumbuhan spora

basidium atau

pertumbuhan konidium.

Spora basidium atau

konidium akan tumbuh

menjadi benang hifa

membentuk miselium. Hifa

dari dua jenis yang berbeda Sumber: Generasi Biologi.2012
(+ dan -) ujungnya

bersinggungan dan dinding selnya larut. Inti sel dari salah satu

sel pindah ke sel yang lain, terjadilah sel diakariotik. Dari sel

dikariotik akan tumbuh hifa dan miselium dikariotik, miselium

dikariotik akan tumbuh menjadi tubuh buah dengan bentuk

tertentu, misalnya payung.

⚫ Deuteromycota

Divisi ini disebut juga ‘fungi imperfecti’ atau jamur tidak

sempurna. Kelompok jamur ini tidak diketahui cara reproduksi

seksual selama siklus hidupnya. Hifa berukuran bersekat-sekat

dan tubuhnya mikroskopis. Jika studi lebih lanjut pada suatu

spesies Deuteromycota menunjukkan adanya reproduksi

15

M. Gojali (0895-0201-3038)

seksual, maka spesies itu akan dikeluarkan dari divisi ini.

Misalnya Monilia sitophyla (jamur untuk membuat oncom).

Semula Monilia sitophyla merupakan anggota divisi

Deuteromycota, tetapi setelah

dilakukan studi lebih lanjut dan diketahui reproduksi

seksualnya menggunakan askospora, maka Monilia sitophyla

dikeluarkan dari divisi ini kemudian dimasukkan ke dalam

divisi Ascomycota dan berganti nama menjadi Neurospora

crassa.

Jamur ini bereproduksi secara aseksual dengan

menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus disebut

konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu

perkembangan jamur yang tergolong Ascomycota ke

Basidiomycota tetapi tidak diketahui hubungannya.

Simbiosis Jamur Gambar 16. Tipe Lichenes

dengan Organisme Lain

⚫ Lumut Kerak

Lumut kerak

merupakan

simbiosis antara

jamur dari golongan

Ascomycota atau

Basidiomycota

(mikobion) dengan Sumber: Generasi Biologi.2012
Chlorophyta atau

Cyano bacteria

bersel satu (fikobion). Sebagian besar lumut kerak terdiri dari

hifa jamur yang terjalin rapat. Hifa khusus yaitu rizoid dari

jamur berfungsi sebagai pelekat pada batu, kayu, atau tanah.

Talusnya seperti spora dan menyerap air. Pada simbiosis ini

alga memperoleh air dan unsure esensial dari jamur, dan jamur

mendapatkan makanan hasil fotosintesis dari alga. Menurut

Geoffrey Ainsworth, tercatat 18.000 spesies lumut kerak yang

tersebar luas di berbagai habitat. Bentuk kehidupan dan

perilakunya sangat khas dan jauh berbeda dengan komponen

masing-masing (jamur dan alga). Lumut kerak tumbuh pada

batang pohon, kayu busuk, bebatuan, dan di atas tanah. Lumut

kerak dapat bertahan dalam keadaan panas, dingin, dan kering

luar biaasa. Oleh karena itu, lumut kerak dianggap vegetasi

perintis. Menurut bentuknya, lumut kerak terbagi menjadi tiga

tipe yaitu:

a. Krustos, jika talus terbentuk seperti kerak (kulit keras) dan

melekat erat pada substratnya. Contohnya: Physcia.

16

M. Gojali (0895-0201-3038)

b. Folios, jika talus berbentuk seperti daun. Contohnya:
Umbillicaria, Parmelia Umbrilicaria.

c. Fruktikos, jika talus tegak seperti semak atau menggantung
seperti jumbai atau pita. Contohnya: Usnea longissima.

⚫ Mikoriza

Mikoriza merupakan jamur yang hifanya bersimbiosis

dengan akar suatu tanaman. Jamur tersebut biasanya dari

golongan Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.

Berdasarkan kedalaman jaringan yang digunakannya

mikoriza dapat digolongkan menjadi dua tipe mikoriza,

yaitu:

a. Ektomikoriza yaitu jika Gambar 17. Ektomikoriza

hifa jamur han ya hidup di

daerah permukaan akar,

yakni pada jaringan

epidermis. Dari tumbuhan

inangnya memperolah bahan

makanan seperti vitamin,

gula, asam amino. Sedangkan

inangnya mendapatkan air

dan unsur-unsur dari tanah

lebih banyak. Contohnya

jamur ektomikoriza

bersimbiosis dengan tanaman

pinus, bentuknya seperti

payung.

Sumber: Generasi Biologi.2012

Gambar 18. Endomikoriza b. Endomikoriza yaitu hifa

Sumber: Generasi jamur menembus akar hingga
Biologi.2012
masuk ke jaringan korteks.

Endomikoriza tidak mempunyai

inang khusus. Contohnya jamur

yang hidup pada akar anggrek,

sayuran, dan berbagai jenis

pohon. Endomikoriza dapat

hidup tanpa bersimbiosis,

terdapat pada berbagai jenis

pohon, di tanah, dan tidak

memiliki inang khusus. Pada

tanaman polong-polongan,

jamur ini dapat merangsang

pertumbuhan bintil-bintil akar

17

M. Gojali (0895-0201-3038)

yang bersimbiosis dengan
Rhizobium.

Peranan Jamur dalam Kehidupan Manusia

Jamur sangat berperan dalam kehidupan manusia. Sebagian

jenis jamur ada yang dapat dimakan sebagai sumber protein,

lemak, dan glikogen. Beberapa jenis lainnya dapat dimanfaatkan

dalam industri makanan dan minuman dengan melalui proses

fermentasi. Di dalam ekosistem, jamur sangat berguna sebagai

organisme dekomposer (pengurai). jamur bersama bakteri

berperan dalam menguraikan sampah organik hingga menjadi

bentuk sederhana. Namun, beberapa jenis jamur ada yang dapat

menyebabkan penyakit, baik pada tumbuhan, hewan, maupun

manusia. Akibat serangan jamur, tidak sedikit kerugian yang

ditimbulkannya terhadap hasil pertanian.

Peranan jamur dalam b. Bidang kedokteran

kehidupan : 1) Penicillium notatum; penghasil

1. Menguntungkan antibiotik

a. Bidang industri makanan 2) Penicillium chrysogenum;
dan minuman
penghasil antibiotik
1) Rhizopus oryzae;

membuat tempe c. Bidang pertanian

2) Saccharomyces ovale; 1) Jamur untuk mengembalikan

membuat tape, alcohol, kesuburan tanah, sebagai
roti organisme pengurai.
3) Saccharomyces sake;
Jamur yang mampu merombak
membuat sake
polimer plastiknya yaitu jamur
4) Aspergillus wentii;
Aspergillus fischeri dan
membuat kecap
Paecilomyces sp. Jamur yang
5) Neurospora crassa;
mampu merombak dan
membuat oncom
menggunakan sumber C dari
6) Penicillium
plasticizers (senyawa lain
camemberti, Penicillium penyusun plastik) yaitu jamur
roqueforti; membuat
Aspergillus niger, A. Versicolor,
keju Cladosporium sp.,Fusarium sp.,
7) Volvariela volvacea
Penicillium sp.,Trichoderma sp.,
(jamur merang);
Verticillium sp., dan khamir
dimakan
Zygosaccharomyces drosophilae,
8) Auricularia polytrica
serta Saccharomyces cerevisiae.
(jamur kuping); dapat Hilangnya
dimakan plasticizers

9) Pleurotes sp.(jamur menyebabkan lapisan plastik

menjadi rapuh, daya rentang
tiram); dapat dimakan meningkat dan daya ulur

18

M. Gojali (0895-0201-3038)

berkurang.
2) Jamur untuk mengendalikan hama
Contohnya: Metarhizium anisopliae dapat digunakan untuk
mengendalikan kumbang Rhinoceros dan belalang cokelat.
Beauveria bassiana untuk mengendalikan kumbang kentang
Nomurea rilevi untuk mengendalikan lepidoptera. Paecylomyces
lilacinus dan Gliocladium roseum dapat digunakan untuk
mengendalikan nematoda.

Gambar 19. Peran Fungi yang Menguntungkan

Sumber: Generasi Biologi.2012
2. Merugikan

a. Pada tumbuhan
1) Phytium sp. sebagai hama bibit tanaman yang
menyebabkan penyakit rebah semai.
2) Plasmopora viticola penyebab penyakit embun tepung pada
tanaman.
3) Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
4) Phytophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun
tanaman kentang.
5) Phytophthora nicotianae penyakit pada tembakau.
6) Phytophthora faberi penyakit pada karet.
7) Cercospora nicotinae menginfeksi tanaman melalui mulut
daun tembakau.
8) Puccinia graminis parasit pada rumput-rumputan.
9) Ustilago vireus parasit pada padi.
10) Exobasidium vexans parasit pada tanaman teh.

b. Pada hewan
1) Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
2) Aspergillus fumigatus menyebabkan penyakit paru-paru

burung (aspergilosis).

19

M. Gojali (0895-0201-3038)
c. Pada manusia
1) Aspergillus nidulans, Aspergillus niger, menyebabkan
penyakit pada telinga (otomikosis).
2) Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada
manusia.
3) Deuteromycetes, menyebabkan penyakit kulit
(dermatomikosis).
4)Jamur penghasil racun : Aspergillus flavus, penghasil racun
oflaktoksin, Amanita phaloides, penghasil racun falin, yang
dapat merusak sel darah merah.
5) Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada
paru-paru manusia.
Gambar 19. Peran Fungi yang Merugikan

Sumber: Generasi Biologi.2012

20

M. Gojali (0895-0201-3038)

DAFTAR PUSTAKA

Anshori M & D Martono. 2009. Biologi untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)-Madrasah
Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Aryulina, Dyah. 2007. Biologi kelas X. Erlangga. Jakarta.

Dewi, ikautari.2012. Peranan Jamur dalam Kehidupan. Melalui
http://ikautaridewi.blogspot.com/2012/05/peranan-jamur-dalam-kehidup
an.html. Diakses pada 26 November 2017.

Generasi Biologi. 2012. Biology of Life. Melalui http://generasibiologi.com.

Pratiwi, D.A. 2004. Biologi SMA untuk kelas X. Erlangga. Jakarta.

Pratiwi, S. Maryati, Srikini, Suharno & Bambang. 2007. Biologi untuk SMA
Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA & MA Kelas X.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

21


Click to View FlipBook Version