Virus, Ciri, dan Peranannya
Dalam Kehidupan
Untuk SMA/MA Kelas X Semester I
Alfi Rizqi Muflihah
A1C215001
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Brigjen H. Hasan Basri
082134492503
[email protected]
VIRUS, CIRI DAN PERANANNYA
DALAM KEHIDUPAN
Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah
Aliyah (MA) Kelas X Semester I (Ganjil)
Disusun oleh :
Alfi Rizqi Muflihah
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Bahan Ajar ini dalam waktu yang
telah ditentukan. Dalam Bahan Ajar ini penulis sampaikan informasi mengenai virus, ciri dan
peranannya dalam kehidupan sebagai bahan ajar untuk SMA/MA Kelas X Semester I dengan
berpacu literatur dari sumber buku, artikel atau jurnal dan sumber terpercaya lainnya.
Dalam menyelesaikan Bahan Ajar ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Bahan Ajar ini. Penulis berharap Bahan Ajar ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan lainnya untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Banjarmasin, November 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ iv
KOMPETENSI DASAR.......................................................................................... v
KOMPETENSI INTI............................................................................................... vi
MATERI 1 ................................................................................................................ 1
MATERI 2 ................................................................................................................ 3
MATERI 3 ................................................................................................................ 5
MATERI 4 ................................................................................................................ 9
MATERI 5 ................................................................................................................ 13
MATERI 6 ................................................................................................................ 16
MATERI 7 ................................................................................................................ 18
MATERI 8 ................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 24
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 .................................................................................................................. 1
Gambar 2 .................................................................................................................. 3
Gambar 3 .................................................................................................................. 7
Gambar 4 .................................................................................................................. 7
Gambar 5 .................................................................................................................. 8
Gambar 6 .................................................................................................................. 9
Gambar 7 .................................................................................................................. 13
Gambar 8 .................................................................................................................. 17
Gambar 9 .................................................................................................................. 18
Gambar 10 ................................................................................................................ 22
v
KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keaneka-ragaman
hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
2.1 Berperilaku Ilmiah : teliti, tekun, jujur, terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumen-tasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif
dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran
virus dalam aspek kesehatan masyarakat.
4.3 Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam
bentuk model/charta.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1.1 Menjelaskan isi kandungan dari Al-Qur’an Surah Saba : 22, Al-Qur’an Surah Al-
Baqarah : 26 dan Al-Qur’an Surah Furqan : 2 yang berkaitan dengan virus.
2.2.1 Menunjukkan perilaku santun dan bertanggung jawab dalam mengemukakan
pendapat dan melaksanakan pengamatan.
3.3.1 Menguraikan tentang virus berkaitan dengan sejarah, ciri-ciri, struktur dan proses
replikasi pada virus.
3.3.2 Menguraikan tentang klasifikasi dan peranan virus yang menguntungkan dalam
kehidupan.
3.3.3 Menguraikan tentang peranan virus yang merugikan dan cara pencegahan serta
pengobatannya.
3.3.4 Menguraikan tentang pembiakan virus, viroid dan prion.
4.3.1 Membuat charta tentang Struktur virus.
4.3.2 Membuat makalah tentang peranan menguntungkan virus dalam kehidupan.
4.3.3 Membuat bagan tentang klasifikasi virus.
4.3.4 Membuat kliping tentang peranan merugikan virus dalam kehidupan.
vi
Sejarah
Penemuan Virus
Penelitian mengenai
virus dimulai dengan
penelitian mengenai
penyakit mosaik yang
menghambat pertum
buhan tanaman tem
bakau dan membuat
daun tanaman ter
sebut memiliki bercak
-bercak. Pada tahun
1883, Adolf Mayer, se Gambar 1. Sejarah Penemuan Virus
orang ilmuwan Jer Sumber : Indra abdul, 2016.
man, menemukan bah mikroskop. Pada tahun 1892,
wa penyakit tersebut dapat
menular ketika tanaman yang ia Dimitri Ivanowsky dari Rusia
teliti menjadi sakit setelah
disemprot dengan getah tanaman menemukan bahwa getah daun
yang sakit. Karena tidak berhasil
menemukan mikroba di getah tembakau yang sudah disaring
tanaman tersebut, Mayer
menyimpulkan bahwa penyakit dengan penyaring bakteri masih
tersebut disebabkan oleh bakteri
yang lebih kecil dari biasanya dan dapat menimbulkan penyakit
tidak dapat dilihat dengan
mosaik. Ivanowsky lalu
menyimpulkan dua kemungkinan,
yaitu bahwa bakteri penyebab
penyakit tersebut berbentuk
sangat kecil sehingga masih dapat
melewati saringan, atau bakteri
1
tersebut mengeluarkan toksin penyebab penyakit mulut dan kaki
yang dapat menembus saringan. sapi dapat melewati filter yang
Kemungkinan kedua ini dibuang tidak dapat dilewati bakteri.
pada tahun 1897 setelah Martinus Namun demikian, mereka
Beijerinck dari Belanda menyimpulkan bahwa patogennya
menemukan bahwa agen infeksi di adalah bakteri yang sangat kecil.
dalam getah yang sudah disaring Pendapat Beijerinck baru terbukti
tersebut dapat bereproduksi pada tahun 1935, setelah Wendell
karena kemampuannya Meredith Stanley dari Amerika
menimbulkan penyakit tidak Serikat berhasil mengkristalkan
berkurang setelah beberapa kali partikel penyebab penyakit mosaik
ditransfer antartanaman.Patogen yang kini dikenal sebagai virus
mosaik tembakau disimpulkan mosaik tembakau.Virus ini juga
sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan virus yang pertama kali
merupakan contagium vivum divisualisasikan dengan mikroskop
fluidum, yaitu sejenis cairan hidup elektron pada tahun 1939 oleh
pembawa penyakit. Setelah itu, ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E.
pada tahun 1898, Loeffler dan Pfankuch, dan H. Ruska.
Frosch melaporkan bahwa
2
Ciri-ciri Tubuh
Virus
Virus adalah parasit berukuran
mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus bersifat
parasit obligat, hal tersebut disebabkan
karena virus hanya dapat bereproduksi
di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Biasanya virus
mengandung sejumlah kecil asam
Gambar 2. Struktur Tubuh Virus nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
Sumber : Fitria Sri, 2016. kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
a. Ciri-ciri Virus
Virus mernpunyai ciri-ciri vang tidak dimiliki oleh organisme lain.
Berikut adalah beberapa ciri virus :
1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
2. Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni
berkisar antara 20 mµ – 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk
mengamatinya diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya
dapat mencapai 50.000 X.
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
3
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat
bervariasi. Ada yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan
kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan “kepala” oval dan
“ekor“ silindris.
5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi
tubuh, dan serabut ekor.
6. Virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
7. Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel
hidup pada bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
8. Virus tidak dapat membelah diri.
9. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat
dikristalkan.
b.Struktur Virus
1. Kepala Virus
Di dalam kepala virus terdapat DNA dan RNA yang terlindungi oleh
kapsid.
2. Kapsid
Kapsid adalah lapisan pembungkus DNA atau RNA yang terdapat pada
tubuh virus. Kapsid terdiri dari rangkaian kapsomer. Kapsid berfungsi
untuk memberi bentuk virus dan melindungi virus dari berbagai
kondisi lingkungan.
3. Virion
Virion adalah isi tubuh di dalam virus. Virion terdiri dari asam nukleat
(DNA dan RNA).
4. Ekor
Serabut ekor yang tedapat pada virus berfungsi menempelkan virus
pada sel inangnya.
4
Cara Hidup
dan
Reproduksi Virus
Untuk berkembangbiak, virus memerlukan lingkungan sel yang
hidup. Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium
yang hidup (embrio, jaringan hewan, jaringan tumbuhan). Karena virus
tidak memiliki sistem enzim dan tidak dapat bermetabolisme, maka virus
tidak dapat melakukan reproduksi sendiri. Untuk berkembangbiak
mereka harus menginfeksi sel inang. Ada dua macam cara menginfeksi
virus yaitu fase litik dan fase lisogenetik.
a. Daur litik, virus akan menghancurkan sel hospes setelah berhasil
melakukan replikasi. Adapun tahapanya sebagai berikut :
1. Fase adsorbsi.
Fase adsorbsi ditandai dengan melekatnya ekor virus pada
dinding sel bakteri. Virus menempel hanya pada tempat-tempat
khusus, yakni pad permukaan dinding sel bakteri yang memiliki
protein khusus yang dapat ditempeli protein virus. Menempelnya
virus pada protein diding sel bakteri itu sangat khas, mirip kunci
dan gembok. Virus dapat menempel pada sel-sel tertentu yang
diinginkan karena memiliki reseptor pada ujung-ujung serabut ekor.
Setelah menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim (enzim
penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri dan
sel inang.
2. Fase injeksi
Setelah terbentuk lubang, kapsid virus berkontraksi untuk
memompa asam nukleatnya (DNA dan RNA) masuk kedalam sel.
Jadi, kapsid virus tetap berada diluar sel bakteri. Jika telah
kosong, kapsid lepas dan tidak berfungsi lagi.
5
3. Fase sintesis
Virus tidak memiliki “mesin” biosintetik sendiri. Virus akan
menggunakan mesin biosintetik inang (misalnya bakteri) untuk
melakukan kehidupanya. Karena itu, pengendali biosintetik bakteri
yakni DNA bakteri, harus dihancur-hancurkan. Untuk itu DNA virus
memproduksi enzim penghancur. Enzim penghancur akan
menghancurkan DNA bakteri tapi tidak menghancurkan DNA virus.
Dengan demikian bakteri tidak mampu mengendalikan mesin
biosintetik sendiri. DNA viruslah sangat berperan, DNA virus
mengambil alih kendali kehidupan. DNA virus mereplikasikan diri
berulangkali dengan jalan menkopi diri membentuk DNA virus
dengan jumlah banyak. Selanjutnya DNA virus tersebut melakuakn
sintesis protein virus yang akan dijadikan kapsid dengan
menggunakn ribosom bakteri dan enzim-enzim bakteri. Jelasnya,
didalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis DNA virus dan
protein yang akan dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali
DNA virus.
4. Fase perakitan
Kapsid yang disintesis mula-mula terpisah-pisah antara bagian
kepala, ekor, dan serabut ekor. Bagian-bagian kapsid itu dirakit
menjadi menjadi kapsid virus yang utuh, kemudian DNA virus masuk
didalamnya. Kini terbentuklah tubuh virus yang utuh. Jumlah virus
yang tebentuk 100-200 buah.
5. Fase litik
Ketika perakitan virus selesai, virus telah memproduksi enzim
lisozim lagi, yakni enzim penghancur yang akan menghancurkan
dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri hancur, dinding sel
bakterimengalami lisis (pecah), dan virus-virus baru akan keluar
untuk mencari inang yang lain. Fase ini merupakan fase lisisnya sel
bakteri namun bagi virus merupakan fase penghamburan virus.
Penelitian pada fag yang menyerang bakteri Esherichia coli
menunjukkan bahwa ada virus yang mengakibatkan bakteri
mengalami lisis dan ada yang tidak. Virus T4 mengakibatkan bakteri
6
mengalami lisis dan karenanya daur hidup virus tersebut disebut
sebagai daur litik.
Gambar 3. Reproduksi Virus
Sumber : Galih Utomo, 2011.
Gambar 4. Reproduksi Virus
Sumber : Galih Utomo, 2011.
Keterangan :
1 = Litik terbentuk profage
2 = Lisogenik b2= Profage melakukan
a1= Virus melekatkan diri pembelahan
pada dinding sel bakteri b3= Induksi provirus menjadi
a2= DNA virus masuk ke virus vegetatif
dalam sel c = Pembentukan bagian-
b = DNA virus bergabung bagian tubuh virus baru
dengan DNAbakteri d = Perakitan virus-virus baru
b1= DNA virus bergabung e = Sel bakteri lisis
dengan DNAbakteri sehingga
7
b.Daur Lisogenik
Pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri.
Asam nukleat virus tidak mengambil alih fungsi proses sintesis asam
nukleat bakteri, tetapi menjadi bagian dari DNA bakteri. Adapun
tahapan dalam daur lisogenik sebagai berikut.
1. Adsorpsi dan penetrasi, prosesnya sama dengan daur litik.
2. Penggabungan yaitu asam nukleat virus bergabung atau menyisip
pada asam nukleat bakteri. Gabungan asam nukleat ini disebut
profage.
3. Pembelahan, pada saat bakteri membelah diri, profage ikut
membelah sehingga menghasilkan bakteri-bakteri yang mengandung
profage.
4. Sintesis, yaitu asam nukleat virus secara alami akan memisahkan
diri dari asam nukleat bakteri untuk memasuki daur litik.
Selanjutnya, asam nukleat virus akan membentuk partikel-partikel
virus baru.
5. Perakitan, yaitu penyusunan partikel-partikel virus menjadi virus-
virus baru.
6. Lisis, yaitu lisisnya sel bakteri dengan mengeluarkan virus-virus
baru yang selanjutnya akan mengikuti daur litik atau lisogenik
kembali.
Gambar 5. Reproduksi Virus
Sumber : Galih Utomo, 2011.
8
Klasifikasi Virus
Gambar 6. Klasifikasi Virus
Sumber : Biologipedia, 2010.
1. Sistem Taksonomi Virus Universal
Struktur Taksonomi secara umum adalah sebagai berikut :
Ordo : Virales
FamilY : Viridae
Subfamily : Virinae
Genus : Virus
Species : Virus
Di dalam setiap famili, subdivisi disebut genera yang biasanya
berdasarkan pada perbedaan serologi dan fisikokimia. Kriteria yang
digunakan untuk mendefinisikan genera bervariasi dari famili ke
famili. Nama genus mempunyai akhiran –virus. Pada 4 famili
(Poxviridae, Herpesviridae, Parvoviridae, Paramyxoviridae), kelompok
besar yang disebut sub famili didefinisikan dengan
9
mempertimbangkan kompleksitas hubungan di antara anggota virus.
Jenis – jenis virus digunakan untuk mengelompokkan famili virus yang
memiliki karakter yang umum. Hanya 1 jenis saat ini yang telah
didefinisikan, yaitu Famili Mononegavirales, meliputi famili Filoviridae,
Paramyxoviridae, dan Rhabdoviridae.
Sejak tahun 1995, The International Committee on Taxonomy
of Viruses telah mengumpulkan lebih dari 4000 virus binatang dan
tumbuhan menjadi 71 famili, 11 subfamili, dan 164 genera, tetapi
masih ada ratusan virus yang masih belum ditemukan, 24 famili virus
diantaranya dapat menginfeksi manusia dan binatang.
2. Dasar Klasifikasi Virus
Menurut Lwoff, dkk (1966) dalam Syahrurachman, dkk (1994)
dalam klasifikasi virus digunakan kriteria sebagai berikut:
1) Jenis asam nukleat, RNA atau DNA
2) Simetri kapsid
3) Ada – tidaknya selubung
4) Banyaknya kapsomer untuk virus ikosahedral atau diameter
nukleokapsid untuk virus helikoidal
Sedangkan menurut Jawetz, dkk (1992) dalam Darkuni (2001)
sifat dasar yang digunakan dalam klasifikasi virus adalah :
1) Jenis asam nukleat, DNA atau RNA; beruntai tunggal atau ganda
2) Ukuran dan morfologi, termasuk tipe simetris, jumlah kapsomer dan
dan adanya selaput (envelope)
3) Adanya enzim-enzim spesifik terutama polimerase RNA dan DNA
yang penting dalam proses replikasi gen, dan neurominidase yang
penting untuk pelepasan partikel virus tertentu (misal influenza)
dari sel-sel yang membentuknya
4) Kepekaan terhadap zat kimia dan keadaan fisik, terutama eter
5) Sifat-sifat imunologik
6) Cara-cara penyebaran alamiah
7) Patologi
8) Gejala-gejala yang ditimbulkannya
10
Berikut uraian beberapa Klasifikasi Virus :
Berdasarkan Asam Nukleatnya Virus dibedakan menjadi:
a) Virus DNA, contohnya: Poxvirus, Hepesviruses, Adenoviruses,
Papovaviruses, Parvoviruses
b) Virus RNA, contohnya: Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses,
Rhabdoviruses, Picornaviruses, Togaviruses, Reoviruses, Retroviruses
Berdasarkan Bentuk Dasarnya, Virus dibedakan menjadi:
a) Virus bentuk Ikosahedral. Bentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20
segitiga sama sisi, dengan sumbu rotasi ganda, contohnya virus polio dan
adenovirus.
b) Virus bentuk Heliks. Menyerupai batang panjang, nukleokapsid
merupakan suatu struktur yang tidak kaku dalam selaput pembungkus
lipoprotein yang berumbai dan berbentuk heliks, memiliki satu sumbu
rotasi. Pada bagian atas terlihat RNA virus dengan kapsomer, misalnya
virus influenza, TMV.
c) Virus bentuk Kompleks. Struktur yang amat kompleks dan pada umumnya
lebih lengkap dibanding dengan virus lainnya. Contoh virus pox (virus
cacar) yang mempunyai selubung yang menyelubungi asam nukelat.
Berdasarkan jumlah kapsomernya, virus dibedakan menjadi:
a) Virus dengan 252 kapsomer, contoh adenovirus
b) Virus dengan 162 kapsomer, contoh herpesvirus
c) Virus dengan 72 kapsomer, contoh papovavirus
d) Virus dengan 60 kapsomer, contoh picornavirus
e) Virus dengan 32 kapsomer, contoh parvovirus
Berdasarkan sel Inangnya, virus dibedakan menjadi:
a) Virus yang menyerang manusia, contoh HIV
b) Virus yang menyerang hewan, contoh rabies
c) Virus yang menyerang tumbuhan, contoh TMV
d) Virus yang menyerang bakteri, contoh virus T
11
Berdasarkan Tempat Hidupnya
a) Virus bakteri (bakteriofage)
Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri
dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia
sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatur
secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang
diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.
Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Prancis,
D'Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal,
leher, dan ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilinan DNA.
Bagian leher berfungsi menghubungkan bagian kepala dan ekor. Bagian
ekor berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke dalam sel inangnya.
b) Virus tumbuhan
Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit
pada tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus
(BYV).
c) Virus hewan
Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus
Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza
Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus :
a) Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus)
Virus ini memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh
membran.Membran terdiri dari dua lipid dan protein, (biasanya
glikoprotein).Membran ini berfungsi sebagai struktur yang pertama
tama berinteraksi. Contoh: Herpesvirus, Corronavirus, dan
Orthomuxovirus.
b) Virus yang tidak memiliki selubung
Hanya memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus).
Contoh: Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus.
12
Peranan Virus
dalam Kehidupan
Gambar 7. Vaksin
Sumber : Dunia kesehatan, 2016.
1. Virus yang Menguntungkan bagi Manusia
a) Virus digunakan untuk memproduksi interferon. Interferon adalah
protein yang dihasilkan oleh sel normal sebagai respon terhadap
infeksi virus. Interferon berfungsi untuk mencegah replikasi virus
pada sel hospes.
b) Profage. Profage dapat digunakan untuk mengubah fenotip bakteri
sehingga bermanfaat dalam bidang kedokteran. Misalnya DNA virus
digabungkan dengan gen manusia, yaitu gen penghasil antigen.
Gabungan gen atau profage tersebut kemudian disambungkan ke
DNA bakteri. Dengan demikian, fenotip sel bakteri mengalami
perubahan. Sel bakteri tersebut mampu membuat antigen seperti
halnya sel manusia.
c) Virus digunakan untuk pembuatan vaksin.
Vaksin berisi patogen yang telah dilemahkan sehingga sifat
patogenitasnya hilang, tetapi sifat antigenitasnya tetap. Contoh
vaksin sebagai berikut.
1. OPV (Oral Polio Vaccine) untuk mencegah penyakit polio.
13
2. HBV (Hepatitis B Vaccine) untuk mencegah penyakit kuning.
3. HZV (Varicella Zoster Vaccine) untuk mencegah penyakit cacar
air.
4. MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk mencegah penyakit cacar
air, gondong, dan campak jerman.
5. Virus dapat digunakan untuk pembuatan peta kromosom yang
sangat penting bagi dunia kedokteran.
2. Virus yang Merugikan
Virus dapat menyebabkan penyakit baik pada tumbuhan, hewan,
ataupun manusia.
a) Virus yang menyerang tumbuhan
• Virus tungro menyerang tanaman padi melalui perantara wereng
cokelat.
• Tobacco Mosaic Virus(TMV) menyebabkan timbulnya bercak kuning
pada daun tembakau.
• Turnip Yellow Mosaic Virus(TYMV) menyebabkan penggulungan daun
pada tanaman kapas.
• Cucumber Mosaic Virus (CMV) menyerang mentimun.
• Bean Mosaic Virus (BMV) menyerang buncis.
• Wheat Mosaic Virus (WMV) menyerang gandum.
• Sugarcane Mosaic Virus (SMV) menyerang tebu.
b) Virus yang menyerang hewan
• New Castle Disease (NCD) menyerang saraf unggas (tetelo).
• Foot and Mouth Disease(FMD) menyerang kuku dan mulut hewan
pemamah biak, contohnya sapi, kambing, dan kerbau.
• Rhabdovirus menyebabkan penyakit rabies pada anjing, kera, dan
manusia.
• Rous Sarcoma Virus(RSV) menyebabkan tumor pada ayam.
c) Virus yang menyerang manusia
• Influenzavirus menyerang saluran pernapasan.
14
• Varicella zoster menyerang tubuh sehingga menimbulkan luka cacar
air pada kulit tubuh.
• Poliovirus menyerang saraf dan otak balita sehingga dapat
menyebabkan kelumpuhan.
• Hepatitisvirus menyerang hati penderita sehingga membengkak.
• Rhabdovirus menyerang sistem saraf pusat penderita.
• Human Immunodeficiency Virus(HIV) menyerang sel darah putih
jenis limfosit T. Virus ini merupakan penyebab penyakit AIDS.
• Ebolavirus menyerang sel darah putih jenis makrofag dan jaringan
fibroblas.
3. Macam-macam Infeksi Virus
Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai
akibat bagi inangnya. Ada yang berbahaya, namun ada juga yang dapat
ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan
tidak terlalu besar.
a) Infeksi akut. Infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung
dalam jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat fatal. Akibat
dari infeksi akut adalah:
• Sembuh tanpa kerusakan (sembuh total)
• Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya polio
• Berlanjut kepada infeksi kronis
• Kematian
b) Infeksi kronis. Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang
berkepanjangan sehingga ada risiko gejala penyakit muncul kembali.
Contoh dari infeksi kronis adalah:
• Silent subclinical infection seumur hidup, contoh: Cytomegalovirus
(CMV)
• Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh:
HIV
• Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh: shingles
• Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh: HBV, HCV;
• Kanker, contoh: HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV
15
Pencegahan
dan
Pengobatan
Infeksi
Virus
16
Infeksi virus atau bakteri
pada umumnya menimbulkan
demam, hanya saja infeksi bakteri
akan meningkatkan kadar Sel
darah putih, sedangkan infeksi
virus tidak, tetapi infeksi bakteri,
virus bahkan jamur akan
Gambar 8. Imunisasi meningkatkan kadar Antibodi M
Sumber : Yanti, 2013.
(IgM), tetapi pemeriksaan IgM
agak mahal. Pemeriksaan Sel darah
Karena biasanya memani- putih ataupun IgM tidak dapat
pulasi mekanisme sel induknya menentukan jenis penyakitnya,
untuk bereproduksi, virus sangat tetapi kedua pemeriksaan
sulit untuk dibunuh. Metode tersebut hanya mengindikasikan
pengobatan sejauh ini yang penyakit tersebut diakibatkan oleh
dianggap paling efektif adalah apa. Jika biaya menjadi kendala,
vaksinasi, untuk merangsang maka pemeriksaan Sel darah putih
kekebalan alami tubuh terhadap saja sudah cukup, karena infeksi
proses infeksi, dan obat-obatan virus tidak dapat diobati dengan
yang mengatasi gejala akibat anti-biotik dan pada umumnya
infeksi virus. infeksi virus akan sembuh dengan
Penyembuhan penyakit sendirinya (virus self limiting life)
akibat infeksi virus biasanya dengan istirahat (istirahat penuh
disalah-antisipasikan dengan di ranjang, jika perlu) dan gizi yang
penggunaan antibiotik, yang sama cukup, kecuali HIV di mana untuk
sekali tidak mempunyai pengaruh diagnosis awal diperlukan
terhadap kehidupan virus. Efek pemeriksaan CD4 yang relatif
samping penggunaan antibiotik murah.
adalah resistansi bakteri terhadap
antibiotik. Karena itulah diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk
memastikan apakah suatu penyakit
disebabkan oleh bakteri atau virus.
17
Pembiakan
Virus
Gambar 9. Manfaat Pembiakan Virus
Sumber : Ammara Fathina. 2014.
Virus adalah parasit obligat intrasel, karenanya virus tidak dapat
berkembang biak di dalam medium mati. Ada dua cara mengembangbiakan
virus, yaitu: cara perbenihan jaringan (in vitro) dan telur bertunas (in ovo).
1. Cara perbenihan jaringan (in vitro)
In vitro pada sel yang ditumbuhkan dalam bentuk potongan organ
(biakan organ), potongan kecil jaringan (biakan jaringan), sel-sel yang
telah dilepaskan dari pengikatnya (biakan sel). Biakan organ dan biakan
jaringan hanya dapat bertahan dalam beberapa hari sampai beberapa
minggu saja. Sedangkan biakan sel dapat bertahan beberapa hari
sampai beberapa waktu yang tak terbatas, tergantung pada jenis
biakan. Biakan sel terbagi atas:
a. Biakan sel primer
Sel diambil dalam keadaan segar dari binatang. Sel demikian
mampu secara terbatas membelah dan selanjutnya mati, misalnya
biakan primer berasal dari ginjal monyet, embrio ayam, dll. Proses
pembuatan biakan sel dimulai dengan pelepasan sel-sel dari alat-alat
tubuh dengan mengocok sepotong jaringan dengan larutan tripsin.
18
Sel-sel yang didapatkan dalam suspensi ini kemudian dibiakan dalam
larutan pembenihan tertentu. Sel-sel akan tumbuh melekat pada
dinding tabung sampai mebentuk selapis jaringan yang siap
digunakan untuk pembiakan virus. Sel-sel ini dapat dipindahbiakan
dengan membuat suspensi baru dan disebarkan dalam tabung-
tabung lain sehingga didapat biakan sekunder. Tergantung pada asal
sel, di dalam biakan jaringan akan didapatkan sel-sel jenis tertentu.
Misalnya biakan sel-sel jaringan yang berasal dari ginjal monyet
akan menghasilkan sel-sel jenis epitel. Biakan yang berasal dari
embrio ayam akan menghasilkan sel jenis fibroblas. Jenis sel
tertentu diperlukan untuk pembiakan virus-virus tertentu.
Virus yang dibiakan di dalam sel biakan jaringan dapat
menimbulkan ESP (Efek Sitopatogenik), seperti perubahan bentuk
sel menjadi lebih bulat, perubahan pada inti sel, kemungkinan
pembentukkan jisim atau sel sinsitia dan juga sel-sel akan melepas
dari dinding tabung.infeksi selanjutnya akan menyerang sel-sel
disekitarnya dan bila pada tepat itu sudah ada banyak sel yang
terlepas, maka akan tampak sebagai tempat yang berlubang dan
tempat ini disebut plaque. Tiap virion infektif dalam biakan sel
dapat membentuk plaque dan ini dapat dipakai untuk titrasi virus,
sama halnya dengan pembentukkan koloni oleh kuman pada
permukaan perbenihan padat.
b. Biakan sel haploid
Sel haploid adalah sel yang terdiri dari hanya satu pasang
kromosom, yang merupakan struktur dalam inti sel yang
mengandung informasi genetik yang bertanggung jawab untuk
transmisi sifat turun-temurun kepada keturunannya. Yaitu kumpulan
satu jenis sel yang mampu membelah kira-kira 100 kali sebelum
mati.
c. Biakan sel letusan (continous cell lines culture)
Yaitu sel yang mampu membelah tak terbatas. Kromosomnya
sudah bersifat poliploid atau aneuploid. Dapat berasal dari sel
tumor ganas ataupun sel diploid yang telah mengalami transformasi.
19
Diantaranya adalah sel Hela, Hep-2, KB yang berasal dari manusia,
BHK-21 yang berasal dari binatang hamster, sel LLC-MK dari ginjal
monyet, J-III dari leukemia manusia dan sebagainya.
Cara pembiakan in vitro dapat bermanfaat untuk:
1) Isolasi primer virus dari bahan klinis. Untuk itu, dipilih sel yang
mempunyai kepekaan tinggi, mudah dan cepat menimbulkan ESP
2) Pembuatan vaksin. Untuk itu, dipilih sel yang mampu menghasilkan
virus dalam jumlah besar
3) Penyelidikan biokimiawi, biasanya dipilih biakan sel terusan dalam
bentuk suspensi
2. Cara telur bertunas (in ovo)
Telur juga merupakan perbenihan virus yang sudah steril dan
embrio telur yang tumbuh di dalamnya tidak mebentuk zat anti yang
dapat mengganggu pertumbuhan virus. Karena telur merupakan sumber
sel hidup yang relatif murah untuk isolasi virus, maka cara in ovo ini
sering digunakan dalam laboratorium.
a. Cara pertama: dengan mempergunakan lapisan luar (lapisan
ektoderm) selaput korioalantois telur berembrio 10 hari. Cara
penanaman ini berguna untuk isolasi virus yang menyebabkan
kelainan pada kulit yang dulu digolongkan sebagai virus
dermatotrofik seperti virus variola, virus vaccinia, dan virus
herpes. Tiap virion yang infektif akan meyerang sel-sel di
sekitarnya dan menibulkan reaksi inflamasi yang dapat dilihat
sebagai bercak putih yang disebut pock. Pock ini berlainan
ukurannya dan bersifat bergantung pada virus yang
menyebabkannya. Cara penanaman pada selaput korioalantois juga
berguna untuk titrasi virus dan titrasi antibodi terhadap virus
dengan teknik menghitung jumlah pock.
b. Cara kedua: dengan menyuntikkan bahan ke dalam ruang anion
terlur berembrio yang berumur 10-15 hari. Cara ini terutama untuk
isolasi virus influenza dan virus parotitis karena virus ini tumbuh di
dalam sel epitel paru-paru embrio yang sedang berkembang. Adanya
perkembangan virus dikenal dengan adanya reaksi hemaglutinasi.
20
Viroid
dan
Prion
21
A. Viroid Gambar 10. Viroid dan Prion
Pada tahun 1971, ahli patologi
tumbuhan O. T. Diener Sumber : Deiter. 2014.
menemukan partikel RNA
infektif yang lebih kecil dari virus dimana setiap partikel RNA
pada virus dan dapat berisi RNA tunggal yang spesifik.
menyebabkan penyakit pada Sebagai tambahan, viroid tidak
tumbuhan. Ia menamakannya mempunyai kapsid ataupun dinding
viroid. Viroid merupakan luar.
molekul kecil RNA sirkuler B. Prion
telanjang (tanpa kapsid) yang pada tahun 1997, ilmuan amerika ,
lebih kecil dari virus. Viroid hanya Stanly Prusiner, mendapatkan
berupa asam nukleat yang terdiri Hadiah Nobel atas penelitiannya
atas beberapa ratus nukleotida terhadap protein penginfeksi yang
dan tidak mengkode protein, lebih sederhana dari viroid, yaitu
tetapi mampu bereplikasi didalam prion. Berbeda dengan viroid,
sel inang dengan menggunakan prion merupakan protein yang
enzim seluler. Viroid menginfeksi tidak dapat bereplikasi, tetapi
tanaman kentang, menyebabkan mampu mengubah protein inang
umbi kentang menggelendong menjadi protein versi prion.
(spindle tuber disease). Selain itu Sebuah hipotesis menjelaskan
viroid juga dikenal menginfeksi bahka prion merupakan versi
chrysanthemum (sejenis tanaman “salah lipat” dari suatu protein
bunga) dan menghambat yang biasanya terdapat di sel
pertumbuhan tanaman tersebut. otak. Jika suatu prion melakukan
Viroid juga menyebabkan kontak dengan “kembarannya”
kepucatan pada mentimun. Jutaan (protein yang normal), prion dapat
dolar hilang setiap tahun di ladang menginduksi proteun normal
akibat aksi viroid. Viroid mirip
dengan virus, yaitu hanya mampu
bereproduksi di dalam sel hidup
sebagai partikel RNA. Akan
tetapi, viroid berbeda dengan
22
tersebut menjadi bentuk insomnia) atau penyakit susah
abnormal. Reaksi berantai dan tidur yang mematikan pada
berlanjut terus hingga prion manusia.
terakumulasi dalam jumlah yang Penyakit BSE pada sapi diduga
membahayakan, menyebabkan akibat pemberian pakan ternak
malfungsi seluler, dan pada MBM (meat born meal) yang
akhirya menyebabkan terjadinya terbiat dari jeroan hewan untuk
degenerasi otak. mamacu produksi susu dan daging.
Penyakit degenerasi sistem saraf Orag yang mengonsumsi jeroan
pusat (otak) yang disebabkan oleh sapi yang terinfeksi dikhawatirkan
prion, anatara lain, csrapie pada dapat tertular penyakit ini.
domaba, mad cow disease Sementara itu, penyakit kuru di
(penyakit sapi gila), BSE (bovino Papua New Guinae, sekitar tahun
spongiform encephalopathy) pada 1950, disebabkan olewh praktik
sapi, penyakit CJD (Creuzfeld- kanibalisme, dengann memakan
jakob disease) pada manusia, otak dari musuh yang terbunuh.
penyakit kuru di Papua New Namun, sejak ritual kanibalisme
Guenia, GSSD (Gerstemann- tersebut dilarang, penyakit kuru
Straussler-Scheinker disease), tidak muncul lagi.
serta penyakit FFI (fatal familial
Perbedaan Viroid Dan Prion
Viroid Prion
Lebih sederhana dari virus Lebih sederhana dari viroid
Molekul kecil RNA sirkuler Merupakan protein
telanjang (tanpa kapsid)
Hanya terdiri atas beberapa ratus Tidak dapat bereplikasi
nukleotida
Tidak mengkode protein Mampu mengubah protein inang
menjadi protein versi prion
Tidak mampu bereplikasi di dalam
sel inang Menyebabkan penyakit degeneratif
otak
Biasanya menginfeksi tanaman
23
DAFTAR PUSTAKA
Ammara Fathina. 2014. Biologi-VIRUS. Diakses melalui
https://www.slideshare.net/ammarafathina/biologi-virus-41148316.
Biologipedia. 2010. Klasifikasi Virus berdasar RNA/DNA. Diakses melalui
http://biologipedia.blogspot.co.id/2010/10/klasifikasi-virus-berdasar-jenis-
asam.html.
Deiter. 2014. Viroids and Prions. Diakses melalui https://www.slideserve.com/deiter/viroids-
and-prions.
Dunia kesehatan, 2016. Vaksin adalah apa ya ?. Diakses melalui
https://javatalk.info/2016/07/vaksin-adalah-apa-ya.html/.
Fitria Sri. 2016. Ciri-ciri Tubuh Virus. Diakses melalui http://www.sridianti.com/ciri-ciri-
tubuh-virus.html.
Galih Utomo. 2011. Ciri-Ciri dan Cara Reproduksi Virus. Diakses melalui
https://mediabelajaronline.blogspot.co.id/2011/11/virus.html.
Hery Agung. 2017. Materi Biologi SMA Kelas X – Virus. Diakses melalui
http://www.ilmusahid.com/2016/09/materi-biologi-sma-kelas-x-virus.html.
Indra Abdul. 2016. Sejarah penemuan virus. Diakses melalui
http://sucsload.blogspot.co.id/2016/06/sejarah-penemuan-virus.html.
Muhammad. 2011. Struktur Tubuh Virus Dan Penjelasannya. Diakses melalui
http://muhammadnurawal.blogspot.co.id/2011/12/struktur-tubuh-virus-dan-
penjelasannya.html?m=0.
Yanti, 2013. Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi. Diakses melalui
http://www.sridianti.com/perbedaan-vaksinasi-dan-imunisasi.html.
Vivi Damayanti. 2015. Daur litik dan daur lisogenik pada replikasi virus. Diakses melalui
https://www.tentorku.com/daur-litik-dan-daur-lisogenik-pada-replikasi-
virus/amp/.
24