The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rievcaw, 2021-11-16 22:16:52

Komunikasi Dalam Keperawatan 2

Komunikasi Dalam Keperawatan 2

Komunikasi
dalam
Keperawatan 2

DISUSUN
OLEH RIEVCA
RECHUELLA



KATA PENGANTAR

SEGALA PUJI DAN SYUKUR SAYA HATURKAN KE HADIRAT
TUHAN YANG MAHA ESA, SEHINGGA SAYA BISA
MENYELESAIKAN PENYUSUNAN BUKU BERJUDUL KOMUNIKASI
DALAM KEPERAWATAN 2 INI TANPA RINTANGAN YANG
BERARTI. BUKU INI DIBUAT UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS
MATA KULIAH KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN 2 YANG
DIBERIKAN. BUKU INI DIHARAPKAN DAPAT MENAMBAH
PENGETAHUAN DAN MEMPERKAYA REFERENSI KEPERAWATAN,
KHUSUSNYA MENGENAI KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN.

PENULIS MENGUCAPKAN TERIMAKASIH KEPADA ORANG TUA
PENULIS ATAS DOA, DUKUNGAN MORIL DAN MATERIAL SERTA
CINTA DAN KASIHNYA. PENULIS JUGA INGIN MENGUCAPKAN
TERIMAKASIH KEPADA:

1.TRIYANA HARLIA PUTRI, S. KEP., NERS., M. KEP
SELAKU DOSEN KOORDINATOR MATA KULIAH KOMUNIKASI
DALAM KEPERAWATAN 2.

2.TEMAN-TEMAN MAHASISWA KEPERAWATAN ANGKATAN 2020
DAN PIHAK-PIHAK TERKAIT YANG MEMBANTU DAN
MENDUKUNG DALAM USULAN PENULISAN INI.

3.SUMBER-SUMBER YANG TELAH MEMBANTU DALAM
PENYUSUNAN BUKU INI.

4.SELURUH ANGGOTA NCT YANG TELAH MEMBERIKAN
MOTIVASI DAN SEMANGAT.

5.DIRI SAYA SENDIRI YANG TELAH BERKEINGINAN DAN
MAMPU MENYELESAIKAN BUKU INI.

PENULIS MENYADARI BAHWA BUKU INI MASIH JAUH DARI
KATA SEMPURNA. UNTUK ITU, DIHARAPKAN KRITIK DAN
SARAN YANG MEMBANGUN DARI PARA PEMBACA UNTUK
PENYEMPURNAAN BUKU INI.

PONTIANAK, 18 AGUSTUS 2021
PENYUSUN

ISI DAFTAR

1 KATA PENGANTAR

2 DAFTAR ISI

3 KONSEP DASAR
KOMUNIKASI

10 KOMUNIKASI
TERAPEUTIK

13 SIKAP PERAWAT

16 DAFTAR PUSTAKA

BAB I

KONSEP DASAR KOMUNIKASI

Pengertian, Tujuan, Elemen, Jenis dan Bentuk Komunikasi

SOURCE : PINTEREST

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki arti bahwa manusia
tidak bisa hidup sendirian. Manusia membutuhkan orang lain
untuk bisa bertahan hidup. Agar dapat terjalinnya hubungan
sosial dengan orang lain dibutuhkanlah komunikasi sebagai
alat untuk berinteraksi. Dalam proses keperawatan,
komunikasi merupakan hal yang sangat penting karena
dapat menjadi faktor penentu dalam keberhasilan
memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Oleh karena
itu, sebagai seorang perawat penting untuk mempelajari
konsep dasar komunikasi sebagai dasar ilmu bagi perawat
untuk melakukan asuhan keperawatan.

PENGERTIAN

KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan istilah dari
bahas Latin yaitu, communicare –
communicatio dan communicatus yang

memiliki arti suatu hal yang

berhubungan dengan sistem

penyampaian dan penerimaan berita,

seperti telepon, telegraf, radio, dan

sebagainya. Sederhananya komunikasi

dapat diartikan sebagai suatu proses

pertukaran, penyampaian, dan

penerimaan berita, ide, atau informasi

dari seseorang ke orang lain.

Communication leads to community, that Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli:
is, to understanding, intimacy and mutual 1) Louise Forsdale (1981) mengatakan
valuing. - Rollo May bahwa komunikasi adalah suatu proses
memberikan signal menurut aturan tertentu,
sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat
didirikan, dipelihara, dan diubah.
2) Book (1980) mengatakan bahwa
komunikasi adalah sautu transaksi atau proses
simbolik yang menghendaki orang-orang
mengatur lingkungan dengan membangun
hubungan antara manusia, melalui pertukaran
informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah
laku orang lain serta berupaya untuk
mengubah sikap dan perilakunya.
3) Yuwono (1985), “komunikasi merupakan
kegiatan mengajukan pengertian yang
dikirimkan dari pengirim pesan kepada
penerima pesan dan menimbulkan respon
tingkah laku yang diinginkan dari penerima
pesan”.

4) Burgerss (1988), “ komunikasi adalah proses penyampaian informasi, makna dan pemahaman dari
pengirim pesan kepada penerima pesan”
5) Edward Depari dalam Widjaja (2000) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
gagasan, ide-ide, pikiran, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui simbol atau lambung-lambang
tertentu yang mengandung makna yang dilakukan oleh penyampai pesan yang dituukan kepada
penerima pesan yang bertujuan untuk mendapat respons dari penerimanya.
6) Efendy (2004), mengatakan bahwa komunikasi tidak hanya terjadi proses pemberitaan informasi
(sekadar mengetahui atau mengerti), tetapi juga adanya perbuatan persuasif, yakni kesediaan
menerima dan mau melakukan sautu tindakan atau perbuatan.

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses
perpindahan pengertian dari seseorang kepada orang lain dalam bentuk gagasan atau informasi yang
bertujuan untuk memengaruhi, membentuk, atau memodifikasi perilaku seseorang.

TUJUAN KOMUNIKASI

Perlunya komunikasi dalam praktik keperawatan tidak sekadar berguna bagi perawat yang bersangkutan
dalam kinerja perawat tetapi juga berguna bagi klien dan teman sejawat. Tujuan komunikasi dalam praktik
keperawatan:
1) Menyampaikan ide/informasi/berita
Dalam berkomunikasi dengan orang lain tujuan utamanya akan sampai atau dapat dipahami apa yang ada
dalam diri kita atau ide kita ke lawan bicara.
2) Memengaruhi orang lain
Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita sadar ataupun tak kita sadari akan
memengaruhi sikap orang lain. Secara sadar, bila kita berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seorang, kita
berharap bahwa orang yang kita motivasi akan melakukan hal sesuai dengan yang kita inginkan. Secara
tak kita sadari, bila di waktu kita memotivasi dengan melihatkan paras yang serius kita akan membuat
lawan bicara antusias mendengarkan serta memperhatikan apa yang disampaikan kepada dirinya.
3) Mengubah perilaku orang lain
Komunikasi yang dilakukan bisa bertujuan mengubah perilaku orang lain yang awalnya tidak sesuai
menjadi sesuai dengan norma yang ada.
2) Memberikan edukasi
Komunikasi bertujuan untuk menyampaikan ilmu sehingga lawan bicara mendapatkan pengetahuan baru
yang lebih luas dan lebih baik daripada sebelumnya.
3) Memahami orang lain
Adanya komunikasi juga bertujuan untuk kita memahami orang lain sehingga terjadi saling percaya serta
saling mengerti perasaan, ide, pikiran, dan lainnya antara pembicara dan juga lawan bicara.

ELEMEN KOMUNIKASI

Komunikasi memiliki unsur-

unsur penting yang saling

terkait dan unsur ini tidak

dapat dipisahkan. Menurut

Taylor, Lillis, LeMone (1989),

serta DeVito (1997) dalam

buku Komunikasi dalam

Keperawatan (Anjaswarni,

2016) mengidentifikasi

bahwa agar berlangsungnya

komunikasi yang efektif,

terdapat lima elemen utama,

yaitu:

1) Komunikator (sender) 3) Komunikan (reciever)
Komunikator merupakan orang Pada proses komunikasi untuk

atau kelompok yang melakukan mewujudkan kegiatan komunikasi
komunikasi, menyampaikan pesan, perlu ada komunikan. Komunikan
ide, informasi kepada lawan bicara adalah pihak lain yang diajak untuk
atau disebut juga sender ataupun berkomunikasi dan merupakan
informan. sasaran dalam kegiatan komunikasi
dimana komunikan orang yang
2) Informasi/Pesan/Isu akan menerima pesan dari
komunikator.
Pesan merupakan berita atau
4) Umpan Balik (feedback)
amanat keseluruhan yang Komunikasi tidak hanya sekedar

disampaikan oleh komunikator berbicara komunikasi dinyatakan
berhasil jika komunikasi mampu
secara sadar ataupun tidak sadar, memberikan umpan balik yang
berbentuk respons atau tanggapan.
secara langsung ataupun tidak Umpan balik disini adalah hasil atau
respons yang muncul dari
langsung. Pesan yang disampaikan komunikan ketika mendapatkan
pesan dari komunikator.
secara sadar adalah ucapan atau

disebut bahasa verbal yang

disampaikan komunikator secara

sengaja dan sudah dipersiapkan. Communication is a skill
that you can learn. It's
Pesan yang dilakukan secara tidak like riding a bicycle or
typing. If you're willing
sadar adalah pesan yang muncul to work at it, you can
rapidly improve the
bersamaan dengan pesan yang quality of every part of
your life. - Brian Tracy
disampaikan pada saat

komunikator berbicara. Komunikasi

akan berlangsung jika ada

komunikator dan pesan.

5) Atmosfer/Konteks.
Atmosfer disini maksudnya adalah lingkungan ketika komunikasi terjadi atas tiga dimensi fisik,

sosial-psikologis, dan temporal yang mempunyai pengaruh kepada pesan yang disampaikan.
Tiga dimensi memiliki pengaruh satu dengan yang lainnya. Perubahan satu dimensi akan
memengaruhi dimensi lainnya. Dimensi fisik adalah lingkungan nyata yang dapat berbentuk
ruang atau bangsal, dan segala komponen di dalamnya. Dimensi sosial-psikologis meliputi tata
hubungan status di antara pihak yang terlibat dan norma-norma dimasyarakat ketika
berkomunikasi. Dimensi sosial-psikologis dapat berbentuk persahabatan atau permusuhan,
lingkungan formal atau informal, serta situasi yang serius atau tidak serius. Dimensi temporal
(waktu) mencakup waktu saat berkomunikasi. Pilihan waktu yang tepat dapat mencapai
efektivitas komunikasi. Proses komunikasi terjadi dalam suatu lingkungan yang mempengaruhi
keberhasilankomunikasi.

JENIS DAN BENTUK KOMUNIKASI

Berdasarkan cara penyampaiannya 1. Komunikasi Verbal
Komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan
komunikasi dapat dikemas secara verbal maupun tulisan. Komunikasi ini banyak digunakan dalam
hubungan anatar manusia melalui kata-kata mereka
yaitu dengan kata-kata atau nonverbal menyampaikan pesan, mengungkapkan perasaan, emosi,
pemikiran, menjelaskan informasi, saling bertukar
tanpa kata-kata. Dalam komunikasi sehari- perasaan atau pikiran, saling berdebat, dan lainnya.
Dalam komunikasi verbal bahasa memegang peranan
hari 35% berupa komunikasi verbal dan 65% penting. Biasa dilakukan dengan cara tatap muka
maupun secara tidak langsung, melalui telepon atau
berupa nonverbal. telekonferensi. Dengan komunikasi verbal digunakan
juga untuk menyampaikan pesan secara tepat atau
memperjelas pesan tertulis sehingga informasi lebih
akurat. Jenis komunikasi ini memiliki beberapa elemen
yang bergantung seperti irama, kecepatan, irama,
intonasi, penguasaaan materi oleh komunikastor,
penekanan, dan nada suara serta bahasa yang
digunakan.
Komunikasi verbal juga dapat dilakukan secara tertulis
dilakukan untuk memberi informasi dalam jumlah yang
besar sebagai bukti tertulis atau dokumentasi. Jenis
komunikasi tertulis ini dapat berbentuk tulis tangan,
surat kabar, atau pesan elektronik.

2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi ini pesannya didapatkan dalam

bentuk nonverbal tidak menggunakan kata-kata.
Dalam kehidupan nyata komunikasi nonverbal
jauh lebih banyak digunakan daripada
komunikasi verbal. Saaat berkomunikasi ini
tanpa sadar akan digunakan dan akan selalu
ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur
mengungkapkan hal yang mau diungkapkan
karena spontan. Macam-macam komunikasi
nonverbal adalah kontak mata, ekspresi wajah,
sikap tubuh, gaya jalan, gerakan atau bahasa
isyarat tubuh saat berbicara, penampilan secara
umum, suara, sikap diam atau simbol-simbol lain
misalnya pakaian.

Dalam prosesnya komunikasi dapat dibagi
dalam dua macam, yaitu komunikasi aktif dan
pasif.
1. Komunikasi Aktif

Suatu proses komunikasi yang berlangsung
aktif antara komunikator dengan komunikan dan
saling aktif berkomunikasi, sehingga terjadi
timbal bailk di antara keduanya. (Rahman, 2016)
2. Komunikasi Pasif

Komunikasi ini terjadi saat komunikator
menyampaikan informasi atau ide kepada
komunikan informasi sebagai penerima
informasi, tapi komunikan tidak mempunyai
kesempatan untuk memberikan respons atau
timbal balik dari proses komunikasi. (Rahman,
2016) (Anjaswarni, 2016)

Para pakar mengelompokkan bentuk
komunikasi menjadi beberapa bagian.
Sebagaimana yang dipaparkan oleh Dedy
Mulyana bahwasanya komunikasi dilihat dari
peserta komunikasinya dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu:

(1) Komunikasi Intrapribadi

Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal
communication) ialah komunikasi dengan diri-
sendiri, baik kita sadari atau tidak. Hal ini
menyangkut proses disaat diri (self) mendapatkan
stimulus berasal lingkungan untuk kemudian
melakukan proses internalisasi. Hal ini seringkali
dijelaskan dengan proses saat seseorang
melakukan proses persepsi, yaitu proses ketika
seseorang mengintrepretasikan dan memberikan
makna pada stimulus atau objek yang diterima
panca inderanya. Komunikasi ini bertujuan untuk
kita berpikir, melakukan penalaran, menganalisis,
dan merenung. Komunikator dan komunikannya
adalah diri sendiri. Adapun fungsi dari komunikasi
intrapersonal ini adalah (Rahman, 2016):

a) Untuk mengembangkan kreativitas imajinasi,
mamahami dan mengendalikan diri, serta
meningkatkan kematangan berpikir sebelum
mengambil keputusan.

b) Komunikasi ini akan membantu individu agar
tetap sadar akan kejadian sekitarnya.

(2) Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang secara tatao muka yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi yang lain secara langsung. Komunikasi antar personal adalah
proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil
orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi ini dilakukan oleh
dua orang atau lebih dan terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Dapat berlangsung
dengan berhadapan muka atau melalui media komunikasi, antara lain dengan menggunakan pesawat
telepon atau radio komunikasi. Komunikasinya bersifat dua arah, yaitu komunikator dan komunikan
yang saling bertukar fungsi.

(3) Komunikasi Kelompok

Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner komunikasi kelompok merupakan interaksi tatap
muka dari tiga atau lebih individu yang gunaya untuk memperoleh maksud dan rujuan yang
dikehendaki seperti informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan masalah. Hal tersebut dilakukan agar
semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lain.

(4) Komunikasi Massa (5) Komunikasi Organisasi

Komunikasi massa Komunikasi organisasi adalah
komunikasi yang terjadi dalam
merupakan komunikasi sebuah hubungan organisasi.
Komunikasi ini bertujuan untuk
yang dilakukan melalui mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Biasanya dalam komunikasi
media massa pada banyak ini membahas mengenai struktur,
fungsi, proses dan komunikasi,
orang. Pada komunikasi budaya organisasi, serta hubungan
antarmanusia
massa biasanya

berlangsung satu arah

karena menggunakan

media seperti televisi, radio,

surat kabar, dan lainnya.

BAB II

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Pengertian, Tahapan, dan Teknik

Pengertian Komunikasi
Terapeutik

Komunikasi dalam bidang Komunikasi Terapeutik merupakan
keperawatan merupakan suatu komunikasi yang dilakukan pada pasien
dasardan kunci dari perawat dalam dengan tujuan untuk menyembuhkan.
menjalankan tugas-tugasnya. Perawat menggunakan komunikasi ini
Komunikasi merupakan suatu untuk mendapatkan gambaran yang jelas
prosesuntuk menciptakan hubungan
antara perawat dan klien serta dengan dan alami tentang kondisi klien yang
sedang diasuh. Menurut As Homby (1974)
tenaga kesehatan lainnya. bahwa therapeutic merupakan kata sifat


yang dihubungkan dengan seni dari
Komunikasi terapeutik ialah penyembuhan. Komunikasi Terapeutik ini
pengiriman pesan antara komunikator adalah hubungan perawat dan klien yang

dan komunikan menggunakan dirancang sedemikian rupa untuk
hubungan diantara keduanya yang memfasilitasi tujuan terapi dalam
mencapai kesembuhan yang optimal dan
bertujuan untuk memulihkan
kesehatan seorang yang sedang sakit. efektif.
.

TEKNIK
KOMUNIKASI

Teknik komunikasi terapeutik adalah cara
atau metode untuk membina menjalin
hubungan yang terapeutik dimana terjadi
penyampain pesan dan pertukaran
perasaan serta pikiran dengan tujuan
untuk memengaruhi orang lain.

Beberapa teknik dalam komunikasi
terapeutik yaitu
1.Menunjukkan penerimaan
2.Mendengarkan dengan penuh perhatian
3.Menawarkan informasi
4.Diam
5.Memberikan reward atau penghargaan
6.Memberi kesempatan kepada klien untuk
memulai pembicaraan
7.Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
8.Memfokuskan
9.Menganjurkan untuk melanjutkan
pembicaraan
10.Memberikan kesempatan klien
mengurai persepsinya
11.Mengklarifikasi
12.Meringkas
13.Refleksi
14.Kenyataan hasil observasi
15.Menempatkan kejadian secara berurutan
16.Mengulangi ucapan klien dengan kata
kata sendiri

TAHAPAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK

1) Fase Pra Interaksi 4) Fase Terminasi
Pada fase ini perawat melakukan Pada fase ini, perawat memberi
persiapan sebelum berinteraksi dengan kesempatan kepada klien untuk
klien. Fase ini perawat perlu mengungkapkan keberhasilan dirinya
mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan dalam mencapai tujuan terapi dan
ketakutan sendiri, serta menganalisis ungkapan perasaannya. Selanjutnya
kekuatan dan kelemahan profesional diri. perawat merencanakan tindak lanjut
Perawat juga menyiapkan diri dengan pertemuan dan membuat kontrak
melihat data klien dan menyiapkan alat pertemuan selanjutnya bersama klien.
dan bahan untuk prosedur. Ada tiga kegiatan utama yang harus
dilakukan perawat pada fase terminasi ini,
2) Fase Orientasi yaitu melakukan evaluasi subjektif dan
Fase ini adalah fase awal interaksi antara objektif; merencanakan tindak lanjut
perawat dan klien yang bertujuan untuk interaksi; dan membuat kontrak dengan
merencanakan apa yang akan dilakukan klien untuk melakukan pertemuan
pada fase selanjutnya. Kegiatan yang selanjutnya.
utama harus dilakukan pada fase orientasi
ini adalah memberikan salam terapeutik, 5) Fase Dokumentasi
evaluasi dan validasi perasaan klien,
memperkenalkan diri, serta melakukan Pada fase ini perawat sudah tidak
kontrak waktu tempat.
berinteraksi dengan pasien tapi

melakukan pencatatan mengenai

kegiatan yang sebelumnya sudah

3) Fase Kerja dilakukan.

Fase ini adalah fase terpenting karena

menyangkut kualitas hubungan

perawatklien dalam asuhan keperawatan.

Selama berlangsungnya fase kerja ini,

perawat tidak hanya mencapai tujuan

yang telah diinginkan bersama, tetapi

yang lebih bermakna adalah bertujuan

untuk memandirikan klien. Pada fase ini,

perawat menggunakan teknik-teknik

komunikasi dalam berkomunikasi dengan

klien sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan (sesuai kontrak).

BAB III

SIKAP PERAWAT

DALAM BERKOMUNIKASI

Pengertian, Tahapan, dan Teknik

Sikap (kehadiran) yang harus
ditunjukkan perawat dalam
berkomunikasi terapeutik ada
dua, yaitu sikap (kehadiran)
secara fisik dan secara
psikologis. Dalam kehadiran
secara psikologis, ada dua
dimensi, yaitu dimensi
respons dan dimensi tindakan
(Stuart dan Laraia, 1998).

1) Sikap Secara Fisik Communication
Sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat is the essence
memfasilitasi komunikasi yang terapeutik sebagai berikut. of human life

Berhadapan. Posisi berhadapan berarti bahwa dalam
komunikasi perawat harus menghadap ke klien, tidak boleh
membelakangi, atau duduk menyamping. Sikap ini harus
dipertahankan pada saat kontak dengan klien. Dengan posisi
ini, perawat dapat melihat secara jelas apa yang tampak
secara verbal maupun nonverbal klien. Arti posisi ini adalah
saya siap membantu Anda.
Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang
sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan
untuk tetap berkomunikasi
-Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan
keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu.
-Mempertahankan sikap terbuka. Selama berkomunikasi,
perawat tidak melipat kaki atau tangan karena sikap ini
menunjukkan keterbukaan perawat dalam berkomunikasi.
-Tetap relaks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respons pada
klien.
-Berjabat tangan. Menunjukkan perhatian dan memberikan
kenyamanan pada pasien serta penghargaan atas
keberadaannya. Berjabatan tangan juga dapat memberi
kesan keakraban dan kedekatan antara perawat dan klien.

2) Sikap Dalam Dimensi Respons
Ikhlas (Genuiness): perawat

menyatakan dan menunjukkan

sikap keterbukaan, jujur, tulus, dan

berperan aktif dalam berhubungan

dengan klien. Perawat merespons

tidak dibuat-buat dan

mengekspresikan perasaan yang

sesungguhnya secara spontan.

Menghargai: perawat menerima

klien apa adanya. Sikap tidak

menghakimi, tidak mengejek, tidak

mengkritik, ataupun tidak

menghina; harus ditunjukkan oleh

perawat melalui, misalnya, duduk

diam menemani klien ketika klien

menangis; bersedia menerima

permintaan klien untuk berdiskusi

atau bercerita tentang pengalaman;

bahkan minta maaf atas ucapan

dan perilaku perawat yang

menyinggung klien.
Empati (empathy): kemampuan

perawat untuk memasuki pikiran

dan perasaan klien sehingga dapat

merasakan apa yang sedang

dirasakan dan dipikirkan klien.

Melalui rasa empati, perawat dapat

mengidentifikasi kebutuhan klien

dan selanjutnya membantu klien

mengatasi masalahnya.

Konkret: perawat menggunakan

kata-kata yang spesifik, jelas, dan

nyata untuk menghindari keraguan

dan ketidakjelasan penyampaian.



DAFTAR PUSTAKA

Anjaswarni, T. (2016). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Nainggolan, N. T., Mawati, A. T., Gandasari, D., Ardiana, D. P. Y.,
Purba, B., Kato, I., dkk. (2021). Komunikasi Organisasi: Teori, Inovasi
dan Etika. Yayasan Kita Menulis.

Muhith, A., & Siyoto, S. (2018). Aplikasi komunikasi terapeutik
nursing & health. Penerbit Andi.

Pieter, H. Z. (2017). Dasar-dasar komunikasi bagi perawat. Prenada
Media.Rahman, A. (2016). BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI DALAM
PEMBELAJARAAN. Jurnal Pendidikan , 198-217.

Romli, K. (2017). Komunikasi Massa. Indonesia: Gramedia
Widiasarana.

Tutiasri, R. P. (2016). KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI
KELOMPOK. Jurnal Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan, 4(1), 81-
90.

Wati, E. (2021). Komunikasi Keperawatan. LovRinz Publishing.



TERIMA KASIH


Click to View FlipBook Version