The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by megaanggraini415, 2022-07-27 09:50:56

MAKALAH KUALITATIF(KONSEP DASAR)

MAKALAH KUALITATIF(KONSEP DASAR)

MAKALAH

PENELITIAN KUALITATIF
(Konsep Dasar, Mengembangkan Fokus Masalah dan Merumuskan
Pertanyaan Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Jenis-Jenis Penelitian

Kualitatif)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan
Metodologi Penelitian

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

As Bintang (19205005)

Muhammad Rafki Sarkawi (19205020)

Mega Anggraini (19205021)

Suci Aisyah Putri (19205055)

Dosen Pembimbing
Dr. Armiati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat-Mu Ya Allah. Berkat Rahmat,
Hidayah-Mu serta bimbingan-Nya, akhirnya penulisan makalah ini dapat selesai.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan untuk baginda Rasulullah
SAW.

Makalah ini penulis susun guna memenuhi tugas mata kuliah Metode
Penelitian dan dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa sesuai
dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul
“Penelitian Kualitatif” ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Armiati, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah teori
peluang.

2. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.

3. Semua pihak yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
Penulis berharap atas makalah yang disusun ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca. Demikianlah makalah ini
penulis susun, kritik serta saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
melengkapi makalah ini.

Padang, 12 Oktober 2019

Penulis

i

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif.................................................... 2
B. Mengembangkan Fokus Masalah dan Merumuskan Pertanyaan

Penelitian dalam Bidang Pendidikan ................................................. 21
C. Jenis- jenis Penelitian Kualitatif ....................................................... 31
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 40
B. Saran .................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu
melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti kualitatif
haruslah orang yang memiliki sifat open minded. Karenanya, melakukan penelitian kualitatif
dengan baik dan benar bearti telah memiliki jendela untuk memahami dunia psikologi dan
realitas sosial.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam
penelitian kualitatif, adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian harus memiliki bekal
teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek
yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang
tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk
memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Penulisan laporan hasil penelitian berfungsi untuk memenuhi beberapa keperluan.
Seperti keperluan studi akademis, keperluan perkembangan ilmu pengetahuan, keperluan
lembaga masyarakat, lembaga pemerintahan atau lembaga bisnis tertentu dan untuk keperluan
publikasi ilmiah. Fungsi penulisan laporan tersebut sangat erat kaitannya dengan jenis dan
bentuk laporan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar penelitian kualitatif?
2. Bagaimana cara mengembangkan fokus masalah dalam penelitian kualitatif dan
menyusun pertanyaan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan?
3. Apa saja jenis-jenis penelitian kualitatif?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari penelitian kualitatif
2. Untuk mengetahui cara mengembangkan fokus masalah dalam penelitian kualitatif dan
cara menyusun pertanyaan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian kualitatif.

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif
1. Pengertian Penelitian kuliatatif
a. Secara Umum
Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiri yang menekankan pencarian
makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun deskripsi tentang
suatu fenomena, focus dan multimetoda, bersifat alami, dan holistik, mengutamakan
kualitas, menggunakan beberapa cara serta disajikan secara naratif. Dari sisi lain dan
secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi
prosedur ilimiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga sebagai metode
etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antropologi budaya disebut sebagai metode kualitatif, karena datanya terkumpul
dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan,
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
Kriteria data dalam penelitaian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti
adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar
yang terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan
terucap tersebut. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh
teori tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan.
Oleh karena itu, analisis data yang digunakan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta
yang ditemukan dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.
Adapun pengertian penelitian kualitatif dapat dilihat dari beberapa teori berikut ini:
Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct
methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The

2

researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report detailed views of
information, and conducts the study in a natural setting.

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk
memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan
fenomena yang diteliti.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui
pendekatan kuantitaif.

Penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan
dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dari beberapa teori-teori di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah. Dengan tujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara
alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara
peneliti dengan fenomena yang diteliti.
b. Menurut Para Ahli
1. Denzin dan Lincoln (2000) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang menggunakan dua pendekatan yaitu interpretative dan naturalistic.
Ini berarti mempelajari sesuatu dalam setting alami mereka dan mencoba membuat
pengertian atau interpretasi fenomena dalam konteks makna mereka.
2. Menurut creswell penelitian kulitatif berarti proses eksplorasi dan memahami
makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau
masalah kemanusiaan. Proses penelitian mencakup membuat pertanyaan penelitian
dan prosedur yang masih bersifat sementara, mengumpulkan data pada seting

3

partisipan analisis data secara induktif, membangun data yang parsial kedalam
tema, dan selanjutnya memberikan interpretasi terhadap makna suatu data.
3. Bogdan dan Taylor dalam Moeleong (2007) mendefenisikan metodologi penelitian
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini dilakukan dan diarahkan pada latar dan individu secara utuh.
4. Menurut Kirk dan Miller mendefenisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung dari
pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.

Dengan demikian, penelitian kualitatif tidak hanya sebagai upaya
mendeskripsikan data tetapi deskripsi tersebut hasil dari pengumpulan data yang sahih
yang dipersyaratkan kualitatif yaitu wawancara mendalam, observasi partisipasi, studi
dokumen, dan dengan melakukan triangulasi. Juga deskripsinya berdasarkan analisis
data yang sahih juga mulai dari displey datanya, reduksi data, kajian emic dan etik
terhadap data sampai kepada pengambilan data dan sampai kepada pengambilan
kesimpulan yang harus memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.
2. Paradigma dalam Penelitian Kualitatif
a. Konstruktivisme

Guba (1990:25) menyatakan ahli-ahli filsafat ilmu pengetahuan percaya bahwa
fakta hanya berada dalam kerangka kerja teori. Basis untuk menentukan “sesuatu
benar-benar ada” dan “benar-benar bekerja” adalah tidak ada. Realita hanya ada dalam
konteks suatu kerangka kerja mental (konstruk) untuk berpikir tentang realita tersebut.
Ini berarti realita itu ada sebagai hasil konstruksi dari kemampuan berpikir seseorang.
Pengetahuan dapat digambarkan sebagai hasil atau konsekuensi dari aktivitas manusia,
pengetahuan merupakan konstruksi manusia, tidak pernah dipertanggungjawabkan
sebagai kebenaran yang tetap tetapi merupakan permasalahan dan selalu berubah.
Artinya bahwa aktivitas manusia itu merupakan aktifitas mengonstruksi realitas, dan
hasilnya tidak merupakan kebenaran yang tetap, tetapi selalu berkembang terus.

Berdasarkan beberapa penjelasan Guba yang dikutip diatas, dapat disimpulkan
bahwa realita itu selalu terkait dengan nilai jadi tidak mungkin bebas nilai dan
pengetahuan hasil konstruksi manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus.

4

Lebih lanjut Guba (1990;27) mengemukakan system keyakinan dasar pada peneliti
konstruktivitas, sebagai berikut:
a) Asumsi ontology

Realitivis-realitas ada dalam bentuk konstruksi mental yang bersifat ganda, didasarkan
secara social dan pengalaman, local dan khusus bentuk dan isinya tergantung pada
mereka yang mengemukannya.
b) Asumsi epistemology
Subjektif-peneliti dan yang diteliti disatukan ke dalam pengetahuan yang utuh dan
bersifat tunggal. Temuan-temuan secara harfiah merupakan kreasi dari proses interaksi
antara peneliti dan yang diteliti.
c) Asumsi methodology
Hermeneutic-dialektik-konstruksi individual, dinyatakan dan diperhalus secara
hermeneutic dengan tujuan menghasilkan satu atau bebrapa konstruksi yang secara
substansial disepakati.
b. Postpositivisme

Salim ( 2006: 40) berpendapat bahwa paradigma postpositivisme merupakan
aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivism yang hanya
mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti. Secara
ontology aliran ini bersifat critical realism yang memandang bahwa realitas memang
ada dalam kenyataan sesuai dengan hokum alam, tetapi suatu hal yang mustahil bila
suatu realita dapat dilihat secara benar oleh manusia (peneliti). Oleh karena itu secara
metodologi pendekatan eksperimental melalui metode triangulation, yaitu penggunaan
bermacam-macam metode, sumber data, peneliti dan teori.

Berdasarkan pendapat tersebut, disimpulkan bahwa postpositivisme adalah
aliran yang ingin memperbaiki kelemahan pada positivisme. Satu sisi postpositivisme
sependapat dengan positivisme bahwa realita itu memang nyata ada sesuai hokum
alam. Di sisi lain postpositivisme berpendapat bahwa manusia tidak mungkin
mendapatkan kebenaran dari realita apabila peneliti membuat jarak dengan realita atau
tidak terlibat secara langsung dengan realita.

Lebih lanjut Guba mengemukakan system keyakinan dasar pada penelitian
postpositivisme, sebagai berikut:

5

a) Asumsi ontology
Realis kritis, artinya realitas itu memang ada, tetapi tidak akan pernah dapat

dipahami sepenuhnya. Realitas diatur oleh hokum-hukum alam yang tidak
dipahami secara sempurna.
b) Asumsi epistemology

Objektivis modifikasi, artinya objektivitas tetap merupakan pengaturan yang
ideal, namun objektivitas hanya dapat diperkirakan dengan penekanan khusu pada
penjaga eksternal, seperti tradisi dan komunitas yang kritis.
c) Asumsi metodologi
Eksperimental/manipulative, artinya menekankan sifat ganda yang kritis.
Memperbaiki ketidakseimbangan dengan melakukan penelitian dalam latar yang
alamiah, yang tidakn banyak menggunakan metode-metode kualitatif, lebih tergantung
pada grounded theory dan memperlihatkan upaya penemuan dalam proses penelitian.
c. Critical Theory (Teori Kritis)

Critical Theory berusaha untuk mengubah struktur yang melekat pada kondisi
status quo yang berpengaruh pada perilaku individu dan mencoba mengubahnya
dengan menunjukkan bahwa struktur tersebut merugikan pihak lain karena adanya
unsur dominasi, tekanan dan eksploitasi. Dalam konteks paradigm ini, pengembangan
teori didasarkan pada agenda yang bersifat politis. Hal ini disebabkan tujuan dari teori
untuk menguji legitimasi tentang konsesus social tentang makna dan mengungkap
adanya distorsi komunikasi dan mendidik individu dalam memahami cara-cara yang
menyebabkan munculnya distorsi tersebut. Paradigm ini berusaha mengkritisi dan
menjelaskan mengapa realitas social dibentuk dan menanyakan alasan atau
kepentingan apa yang melatarbelakangi pembentukan realitas social tersebut.

Menurut Neuman (2003:81) pendekatan critical theory lebih bertujuan untuk
memperjuangkan ide peneliti agar membawa perubahan substansial pada masyarakat.
Penelitian bukan alagi menghasilkan karya tulis ilmiah yang netral/tidak memihak dan
bersifat apolitis, tetapi lebih bersifat alat untuk mengubah institusi social, cara berpikir,
dan perilaku masyarakat kea rah yang diyakini lebih baik.

Salim (2006: 41) mengemukakan bahwa aliran critical theory sebenarnya tidak
dapat dikatakan sebagai suatu paradigm, tetapi lebih tepat disebut “ideologically

6

oriented inquiry” adalah suatu wacana atau cara pandang terhadap realitas yang
mempunyai orientasi ideology terhadap paham tertentu

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, disimpulkan bahwa teori kritis tidak
dapat dikatakan sebagai paradigm, tetapi lebih tepat dikatakan sebagai suatu cara
pandang yang berorientasi pada ideology seperti: Neomarxisme, Materialisme,
Feminisme, Freireisme, dll. Teori kritis ini menolak padangan kaum positivis dan
postpositivis yang menyatakan realita itu bebas nilai. Karena teori kritis berpandangan
bahwa realitas itu tidak dapat dipisahkan dengan subjek, nilai-nilai yang dianut oleh
subjek ikut mempengaruhi kebenaran dari realitas tersebut.

Lebih lanjut, Guba mengemukakan system keyakinan dasar para peneliti teori
kritis sebagai berikut:
a) Asumsi ontology, bersifat realis-kritis seperti postpositivisme
b) Asumsi epistemology, bersifat subjektivis, dalam arti nilai-nilai menjadi mediasi

penelitian.
c) Asumsi metodologi, bersifat dialogis, transformasi mengeliminasi kesadaran palsu

dan membangkitkan dan memfasilitasi transformasi.
3. Karakteristik Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif pada permulaannya banyak digunakan dalam bidang sosiologi,
antropologi, dan kemudian memasuki bidang psikologi, pendidikan, bahasa dan cabang-
cabang ilmu sosial lainnya. Penelitian kualitatif, dalam analisis datanya tidak
menggunakan analisis statistik, tetapi lebih banyak secara naratif, sedangkan dalam
penelitian kuantitif sejak awal proposal dirumuskan, data yang akan dikumpulkan
hendaklah data kuantitatif atau dapat dikuantitatifkan. Sebaliknya dalam penelitian
kualitatif sejak awal ingin mengungkapkan data secara kualitatif dan disajikan secara
naratif. data kualitatif ini mencakup antara lain:

1) Deskripsi yang mendetail tentang situasi, kegiatan atau peristiwa maupun fenomena
tertentu, baik yang menyangkut manusianya atau hubungannya dengan manusia
lainnya.

2) Pendapat langsung dari orang-orang yang telah berpengalaman, pandangannya,
sikapnya, kepercayaan serta jalan pikirannya.

3) Cuplikan dari dokumen, dokumen laporan, arsip-arsip dan sejarahnya.

7

4) Deskripsi yang mendetail tentang sikap dan tingkah laku seseorang.
Oleh karena itu untuk dapat mengumpulkan data kualitatif dengan baik, peneliti harus

tahu apa yang dicari, asal mulanya, dan hubungannya dengan yang lain, yang tidak
terlepas dari konteksnya. Justru karena itu, peneliti kualitatif hendaklah:
1) Upayakan mempelajari fenomena yang belum dipelajari sebelumnya.
2) Dapat menambah dan memperkaya ilustrasi dengan dokumen-dokumen lain, antara

lain dokumen tertulis.
3) Memahami dengan baik topik yang diteliti dengan mempelajari secara simultan,

melakukan triangulasi atau melakukan penelitian dengan metode gabungan.
4) Mencoba memahami fenomena sosial dari perspektif keterlibatan aktor dari pada

menerangkan dari luar.
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan and Biklen dalam Sugiyono (2013:13)
1) Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen),

langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.
2) Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata

atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
3) Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau outcome.
4) Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
5) Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
Menurut Yusuf (2013:336) beberapa ciri umum penelitian kualitatif, sebagai berikut:
1) Menggunakan natural setting sebagai sumber data penelitian.
2) Peneliti sebagai instrumen penelitian.
3) Teknik-teknik yang sering digunakan peneliti dalam pengumpulan data di lapangan

adalah pengamatan (observasi), interview, dan analisis dokumen atau analisis
isi/wawancara.
4) Data yang dikumpulkan data kualitatif
5) Data disajikan dalam bentuk deskriptif atau naratif
6) Lebih mementingkan proses dari pada hasil
7) Cenderung menganalisis data secara induktif
8) Makna (meaning) adalah sesuatu yang essensial dalam penelitian kualitatif
9) Mengutamakan rincian kontestual

8

10) Sebagian besar penelitian kualitatif menggunakan data langsung dari tangan pertama.
11) Melakukan triangulasi
12) Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti
13) Analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan dilanjutkan sepanjang penelitian
14) Dalam penelitian kualitatif, verifikasi perlu dilakukan
15) Penelitian kualitatif dipengaruhi oleh pandangan dan keunikan peneliti
16) Peneliti memandang fenomena sosial secara holistik
17) Rancangan bersifat umum dan fleksibel
Bogdan dan Biklen (1982) menambahkan beberapa cirri penelitian kualitatif yang lainnya
adalah :
1) Sampel yang digunakan kecil dan tidak representative
2) Usul penelitian pendek dan spekulatif
3) Teknik dan metoda yang digunakan dalam pengumpulan data, observasi, dokumen dan

artifact yang berbeda, participant observation, interview terbuka
4) Rancangan bersifat umum dan fleksibel
Sedangkan Michael Quinn Patton (1990) mengemukan karakteristik penelitian kualitatif
adalah :
1) Penyelidikan yang bersifat naturalistic
2) Analisis bersifat induktif
3) Holistik
4) Data bersifat kualitatif
5) Menekankan pemahaman dan kontak personal
6) Dinamis
7) Tiap kasus unik dan spesifik
8) Dalam konteknya, netral dan bersifat sensistif
9) Rancangan bersifat fleksibel
4. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kualitatif
a. Kelebihan penelitian kualitatif

1) Deskripsi dan interpretasi dari informan dapat diteliti secara mendalam.
2) Mempunyai landasan teori yang sesuai fakta
3) Penelitian lebih berjalan subyektif

9

4) Sangat efektif digunakan dalam mencari tanggapan dan pandangan karna bertemu
langsung.

5) Adanya pemahaman khusus dalam menganalisa
6) penelitian kualitatif lebih dimungkinkan lahirnya teori baru
7) masalah realitas subyektif seperti masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem

nilai, agama atau masalah kebudayaan pada umumnya akan dapat diungkapkan
b. Kekurangan penelitian kualitatif

1) Peneliti bertanggung jawab besar terhadap informasi yang disampaikan oleh
informan

2) Bersifat sirkuler
3) Perbedaan antara fakta dan kebijakan kurang jelas
4) Ukuran penelitian kecil
5) Tidak efektif jika ingin meneliti secara keseluruhan atau besar-besaran
6) Kualitas tegantung peneliti
7) Subjektfitas tinggi
8) Perubahan perilaku informan
9) Waktu lama
10) Tidak ada prosedur standar
11) Sulit mendapat informan kunci
12) Penafsiran beda antar peneliti
13) Sulit menggeneralisasi
5. Proses Penelitian Kualitatif
Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan, seperti orang mau piknik,
sehingga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi tentu belum tahu pasti apa yang di
tempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki obyek, dengan cara membaca berbagai informasi
tertulis, gambar-gambar, berfikir dan melihat obyek dan aktivitas orang yang ada
disekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, dapat dikemukakan bahwa walaupun peneliti kualitatif
belum memiliki masalah, atau keinginan yang jelas, tetapi dapat langsung memasuki
obyek/lapangan. Pada waktu memasuki obyek, peneliti tentu masih merasa asing terhadap
obyek tersebut. Setelah memasuki obyek, peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu

10

yang ada di tempat itu, yang masih bersifat umum.penelitian kualitatif terbagi atas
beberapa tahap sebagai berikut:

Tahap 1. Pada tahap ini disebut tahap orientasi atau deskripsi. Pada tahap ini peneliti
mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan. Mereka baru
mengenal serba sepintas terhadap informasi yang diperolehnya.

Tahap 2. Proses penelitian kualitatif pada tahap ke 2 disebut tahap rediksi/fokus. Pada
tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama.
Pada proses reduksi ini, peneliti mereduksi data yang ditemukan pada tahap satu untuk
memfokuskan pada masalah tertentu. Pada reduksi peneliti menyortir data dengan cara
memilih mana data yang menarik, penting, berguna, dan baru. Data yang dirasa tidak
dipakai disingkirkan. Berdasarkan pertimabngan tersebut, maka data-data tersebut
selanjutnya dikelompok menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai focus
penelitian.

Tahap 3. Proses penelitian kualitatif pada tahap 3 adalah tahap selection. Pada tahap
ini peneliti menguraikan focus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Ibarat pohon,
kalau focus itu baru pada aspek, cabang, kalau pada tahap selection peneliti sudah
menguraikan sampai ranting, daun dan buahnya. Pada penelitian tahap 3 ini, setelah peneliti
melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka
peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkontruksikan data yang diperoleh
menjadi suatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.hasil akhir dari
penelitian kualitatif, bukan sekedar menghasilkan data atau informasi yang sulit dicari
melalui penelitian kuantittaif tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi yang
bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu
mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup bersama.
6. Tahap-Tahap Penelitian Kualitataif
a. Tahap Pralapangan

1) Menyusun Rancangan Penelitian
Rancangan suatu penelitian kualitatif paling tidak berisi :
 Latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian

11

 Kajian keputusan yang menghasilkan kesesuaian paradigma dengan focus,
rumusan masalah, hipotesis kerja, kesesuaian paradigm dengan teori substanti
yang mengarahkan inkuiri.

 Pemilihan lapangan atau setting lapangan
 Pemilihan alat penelitian
 Rancangan pengumpulan data
 Rancangan analisis data
 Rancangan perlengkapan (yang diperlukan dalam penelitian)
 Rancangan pengecekan kebenaran data
2) Memilih Lapangan Locus Penelitian

Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian
ialah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif, pergilah dan jajakilah
lapangan untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada
dilapangan. Keterbatasan geografis dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga, perlu
pula dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian.
3) Mengurus Perizinan

Pertama-tama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang
berkuasa dan berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian. Selain
mengetahui siapa yang berwenang, segi lain yang perlu diperhatikan ialah
persyaratan yang diperlukan, seperti surat tugas, surat izin instansi terkait, identitas
diri, perlengkapan yang digunakan, dan sebagainya.
4) Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan

Penjajakan dan penilaian lapangan akan terlaksana dengan baik apabila
peneliti telah membaca terlebih dahulu dari kepustakaan atau mengetahuinya dari
orang dalam mengenai situasi dan kondisi daerah tempat penelitian akan dilakukan.
Pengenalan lapangan dimaksudkan untuk menilai keadaan, situasi, latar dan
konteks, apakah terdapat kesesuaian dengan masalah, hipotesis, dan teori seperti
yang dipikirkan sebelumnya oleh peneliti.
5) Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan adalah orang dalam pada latar penelitian. Fungsinya sebagai
orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi

12

latar penelitian. Pemanfaatan informan bagi penelitian ialah agar dalam waktu yang
relative singkat banyak informasi yang terjangkau.
6) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Perlengkapan yang harus dipersiapkan oleh peneliti antara lain mencakup,
perlengkapan fisik, surat izin mengadakan penelitian, kontak dengan daerah atau
tempat yang menjadi latar penelitian, dan perlengkapan pendukung yang akan
digunakan dalam penelitian.
7) Persoalan Etika Penelitian

Beberapa segi praktis yang perlu dilakukan peneliti dalam suatu latar
penelitian :
 Sewaktu tiba dan berhadapan dengan orang-orang di lapangan, beritahukan

secara jujur dan terbuka maksud dan tujuan kedatangan peneliti.
 Memandang dan menghargai orang-orang yang akan diteliti bukan sebagai

“subjek”, melainkan sebagai orang yang sama derajatnya dengan peneliti.
 Menghormati dan mematuhi semua peraturan, norma, nilai masyarakat,

kepercayaan, adat-istiadat, kebiasaan, kebudayaan yang hidup di dalam
masyarakat tempat penelitian dilakukan.
 Mampu memegang kerahasiaan segala sesuatu yang berkenaan dengan
informasi yang diberikan oleh subjek.
 Menulis segala kejadian, peristiwa, cerita dan lain-lain secara jujur, benar, dan
jangan ditambah, nyatakanlah sesuai dengan keadaan aslinya.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri
 Pembatasan latar dan peneliti

Peneliti hendaknya mengenal adanya latar terbuka dan latar tertutup.
Latar terbuka terdapat di lapangan umum, pada latar demikian peneliti lebih
banyak melakukan pengamatan dan kurang sekali melakukan wawancara.
Sebaliknya pada latar tertutup, peneliti lebih banyak berinteraksi secara
langsung dengan subjek dengan melakukan wawancara secara mendalam.
 Penampilan

13

Peneliti hendaknya menyesuaikan penampilannya dengan kebiasaan,
adat, tata cara dan kultur latar penelitian.
 pengenalan hubungan peneliti di lapangan

Peneliti diharapkan dapat bekerja sama dengan subjek penelitian.
 Jumlah waktu studi

Peneliti perlu menentukan pembagian waktu agar waktu di lapangan
dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
2) Memasuki Lapangan
 Keakraban hubungan

Hubungan yang perlu dibina berupa rapport. Rapport adalah hubungan
antara peneliti dan subjek yang sudah melebur sehingga seolah-olah tidak ada
lagi dinding pemisah di antara keduannya.
 Mempelajari bahasa

Jika peneliti berasal dari latar yang lain, baik baginya apabila ia
mempelajari bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang berada pada daerah
penelitiannya.
 Peranan peneliti

Peran serta peneliti baru dapat terwujud seutuhnya apabila ia dapat
membaur secara fisik dengan kelompok komunitas yang sedang ditelitinya.
3) Berperan Serta Sambil Mengumpulkan Data
 Pengarahan batas studi

Pada waktu menyusun usulan penelitian, batas studi telah ditetapkan
bersama masalah dan tujuan penelitian. Dalam penelitian, peneliti hendaknya
memperhitungkan keterbatasan waktu, tenaga, dan mungkin biaya yang
digunakan.
 Mencatat data

Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti sewaktu
mengadakan pengamatan, wawancara atau saat menyaksikan suatu kejadian
tertentu.
 Petunjuk tentang cara mengingat data

14

Peneliti tidak akan dapat melakukan pengamatan sambil membuat
catatan yang baik, dan sebaliknya. Alat perekam akan besar manfaatnya jika
tersedia dan subjek tidak keberatan.
 Kejenuhan, keletihan dan istirahat

Menghadapi pekerjaan yang itu-itu saja bisa membuat peneliti jenuh
dan lelah. Jika sudah demikian, beristirahatlah secukupnya jika perlu dan
memungkinkan adakanlah rekreasi untuk mengganti suasana.
 Meneliti suatu latar yang di dalamnya terdapat pertentangan

Jika peneliti berhadapan dengan penelitian yang di dalamnya
menemukan kelompok-kelompok yang sedang bertentangan, peneliti
hendaklah berusaha untuk netral.
 Analisis lapangan

Peneliti kualitatif mengenal adanya analisis data di lapangan walaupun
analisis data secara intensif baru dilakukan sesudah berakhirnya pengumpulan
data. Dengan bimbingan dan arahan masalah penelitian, peneliti dibawa kearah
acuan tertentu yang mungkin cocok atau tidak cocok dengan data yang dicatat.
c. Tahap Analisis Data
1) Konsep Dasar Analisis Data

Analisis data bermaksud untuk mengorganisasikan data. Pekerjaan analisis
data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberik
kode, dan mengkategorikannya.
2) Menemukan Tema dan Merumuskan Hipotesis
Bagdan dan Taylor menhanjurkan beberapa petunjuk untuk diikuti dalam usaha
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis :
 Bacalah dengan teliti catatan lapangan anda.
 Berilah kode pada beberapa judul pembicaraan tertentu
 Susunlah menurut tipologi
 Bacalah kepustakaan yang ada kaitannya dengan masalah dan latar penelitian
3) Menganalisis Berdasarkan Hipotesis

15

Setelah memformulakan hipotesis, peneliti mengalihkan pekerjaan
analisisnya dengan mencari dan menemukan apakah hipotesis itu didukung atau
ditunjang oleh data dan apakah hal itu benar.
7. Penggunaan Metode Kualitatif
Metode penelitian kualitatif akan cocok digunakan untuk meneliti hal-hal sebagai
berikut:
1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih
gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena peneliti
akan langsung masuk ke obyek, melakukan penjelajahan dengan grant tour guestion,
sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas.
2. Memahami makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa dipahami
berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan
orang sering mempunyai makna tertentu. Data untuk mencari makna dari setiap
perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik
wawancara mendalam , dan observasi berperan serta dokumentasi.
3. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat
diuraikan kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara
ikut berperan serta wawancara mendalam terahadap interaksi sosial tersebut.
4. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan
metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, dan
observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.
5. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk
mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh dilapangan. Dengan
metode kualitatif peneliti pada awalnya melakukan penjelajahan, selanjutnya
melakukan pengumpulan data yang mendalam sehingga dapat ditemukan hipotesis
yang berupa hubungan antara gejala. Hipotesis tersebut selanjutnya diverifikasi dengan
pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti maka akan menjadi
tesis atau teori.
6. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastiakan kebenarannya.
Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara gabungan, maka
kepastian data akan dapat terjamin. Selain itu, dengan metode kualitatif, data yang

16

diperoleh diuji kredibilitasnya dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh maka
kepastian data dapat diperoleh.
7. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seseorang tokoh
atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif. Dengan menggunakan
data dokumentasi, wawancara mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang
tahu dengan sejarah perkembangan kehidupan seseorang.
8. Jangka Waktu Penelitian Kualitatif

Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena tujuan
penelitian adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar pembuktian hipotesis seperti dalam
pembuktian kuantitatif. Dalam hal ini Susan Stainback menyatakan bahwa”There is no
way to give easy to how long its take to do a qualitative research study. The “typical” study
probably last about a year. But the actual length or duration depends on the recources,
interest, and purposes of the investigator. It also depends on the size of the study and how
much time the researcher puts into the each day or week”. Tidak ada cara yang mudah
untuk menentukan berapa lama penelitian kualitatif dilaksanakan. Pada umumnya
penelitian dilaksanakan dalam tahunan. Tetapi lamanya penelitian akan tergantung pada
keberadaan sumber data, interes, dan tujuan penelitian. Selain itu juga akan tergantung
cakupan penelitian, dan bagaimana peneliti mengatur waktu yang digunakan dalam setiap
hari atau tiap minggu.
9. Kompetensi Peneliti Kualitatif
1) Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti
2) Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks sosial yang

akan diteliti.
3) Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek penelitian konteks

sosial)
4) Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan, dan wawancara mendalam

secara gabungan serta sumber-sumber lain
5) Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan mulai dari

analisis deskriptif, domain, kompensional, dan tema cultural/budaya
6) Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan tranferabilitas hasil

penelitian

17

7) Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru
8) Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci.
10. Prosedur Penelitian Kualitatif
Secara umum tahaap-tahap penelitian kualitatif, yaitu:
1) Mengidentifikasi sebuah topik atau fokus. Topik-topik dalam penelitian kualitatif

biasanya diidentifikasi berdasarkan pada pengalaman, observasi seting penelitian.
2) Melakukan tinjauan pustaka yang berguna untuk mengidentifikasi informasi penting

dan relevan dengan studi serta berguna untuk menuliskan pertanyaan penelitian
(rumusan masalah).
3) Mengidentifikasi peran peneliti. Peneliti harus menerapkan tingkat keterlibatannya
dengan partisipan. Untuk memotret pandangan partisipan, peneliti perlu
mengembangkan suatu insider point of view (titik pandang orang dalam) yang teliti.
4) Menegelola jalan masuk lapangan dan menjaga hubungan baik dillapangan. Kepekaan,
komunikasi yang tulus/jujur dan interaksi yang tidak mengdili merupakan karakteristik
peneliti yang baik.
5) Memilih partisipan. Ingat bahwa partisipan untuk penelitian kualitatif dipilih
memalalui purposeful sampling. Peneliti perlu menguji pertanyaan-pertanyaan yang
sudah dibayangkan dan mengunakannya sebagai dasar memilih partisipan.
6) Menuliskan pertanyaan-pertanyaan bayangan. Pertanyaan bayangan dirancang oleh
peneliti dan didasarkan pada topik penelitian yang diidentifikasi baik pada permulaan
studi maupun selama studi berlangsung. Pertanyaan tersebut berguna untuk
memfokuskan dalam pengumpulan data.
7) Pengumpulan data. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum
mencakup observsi, wawancara dan analisis dokumen. Peneliti biasanya lebih dari satu
dalam pengumpulan data untuk kevalitan temuan.
8) Analisis data. Data dalam penelitian kualitatif dianalisis melalui membaca dan
meriview data (catatan observasi, dan transkip wawancara) untuk mendeteksi tema-
tema dan pola-pola yang muncul.
9) Interpretasi dan disseminasi hasil. Interpretasi memungkinkan peneliti merangkum dan
menjelaskan tema-tema dan pola-pola (hasil) dalam bentuk naratif, dan selanjutnya

18

peneliti berusa berbagi temuan mereka dalam bentuk jurnal, laporan, dan pertemuan
formal dan informal lainnya.
11. Alasan Melakukan Penelitian Kualitatif

Menurut creswell (1998: 17-18) terdapat beberapa alasan melakukakan penelitian
kualitatatif:
1) Memilih studi kualitatif karena hakekat dari pertanyaan penelitian yang sering dimulai

dengan bagaimana atau apa? Dengan demikian, permulaan tersebut memaksa peneliti
mendeskripsikan apa yang sedang berlansung.
2) Memilih suatu studi kualitataif karena topik tersebut perlu dieksplorasi, seperti
diantaranya variabel-variabel tidak mudah diinterpretasikan, teori-teori tidak tersedia
untuk menjelaskan perilaku partisipan atau populasi penelitiannya, dan teori-teori perlu
dikembangkan.
3) Memilih suatu pendekatan kualitatif karena untuk meneliti individu dalam latarnya
yang alami (lapangan studi) untuk memperoleh akses dan material.
4) Memilih pendekatan kualitatif karena berminat menulis dalam gaya satra seperti
memaparkan cerita narasi.
5) Melakukan studi kualitatif karena waktu dan sumber-sumber yang cukup untuk
digunakan pada pengumpulan data yang luas dilapangan dan analisis sata yang rinci.
6) Memilih pendekatan kualitatif karena audien menerima penelitian kualitatif. Audien
ini memungkinkan seseorang pembimbing atau komisi akademik, suatu disiplin yang
memasukkan metodologi penelitian ganda.
7) Mengunakan studi kualitatif karena perlu meenyajikan suatu pandanan yang mendetail
tentang topik penelitian.
8) Melaksanakan pendekatan kualitatif karena untuk menekankan peran peneliti sebagai
pelajar aktif yang dapat mengisahkan cerita tentang pandangan partisipan daripada
sebagai seorang ahli yang berlaku sebagai hakim terhadap partisipan.
12. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan kuantitatif
a) Bersifat realitas, pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai tunggal, konkrit,
teramati, dan dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat realitas
ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pandangan holistik. Sehingga peneliti

19

kuantitatif lebih spesifik, percaya langsung pada obyek generalis, meragukan dan

mencari fenomena pada obyek yang realitas.

b) Interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, pendekatan kuantitatif melihat

sebagai independen, dualistik bahkan mekanistik. Sebaliknya pendekatan kualitatif

melihat sebagai proses interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipasif.

c) Posibilitas generalis, pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks dan waktu

(nomothetic statements), sedangkan pendekatan kualitatif terikat dari ikatan konteks

dan waktu (idiographic statements).

d) Posibilitas kausal, pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara sebab riil temporal

simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya melahirkan akibat-akibatnya.

Sedangkan pendekatan kualitatif selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan

akibat, apalagi secara simultan.

e) Peranan nilai, pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai, obyektif dan

harus seperti apa adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat segala sesuatu tidak

pernah bebas nilai, termasuk si peneliti yang subyektif.

Selain itu, perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah:

Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif

Desain kuantitatif Desain kualitatif

a) Spesifik, jelas, terinci a) Umum

b) Ditentukan dengan jelas dari awal dan b) Fleksibel

dijadikan pegangan langkah demi c) Berimbang

langkahnya

Tujuan kuantitatif Tujuan kualitatif

a) Menunjukkan ikatan antar variabel a) Memperoleh pemahaman makna

b) Menguji teori verstehen

c) Mencari generalisasi yang memiliki b) Mengembangkan teori

nilai yang prediktif c) Menggambarkan realitas yang

kompleks

Teknik penelitian kuantitatif Teknik penelitian kualitatif

a) Eksperimen, observasi, terstruktur, a) Observasi, participant, observation

survey b) Wawancara terbuka

20

Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif

b) Wawancara berstruktur

Instrumen penelitian kuantitatif Instrumen penelitian kualitatif

a) Wawancara, tes, angket, skala, a) Human instrument

wawancara b) Buku catatan

b) Komputer, kalkulator c) Rekaman

Data kuantitatif Data kualitatif

Kuantitatif (berupa angka) Deskriptif: dokumen pribadi, hasil

Hasil pengukuran didasarkan pada variabel catatan lapangan, ucapan atau

yang dioperasionalkan dengan pendapat responden, dokumen dll

menggunakan instrument

B. MENGEMBANGKAN FOKUS MASALAH DAN MERUMUSKAN PERTANYAAN
DALAM BIDANG PENDIDIKAN
1. Pengertian Masalah

Titik tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa
masalah penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Menurut Sugiyono (2012:29), masalah
merupakan pernyimpangan antara teori dengan praktik, penyimpangan antara rencana
dengan pelaksanaan, dan penyimpangan antara pengalaman masa lampau dengan yang
terjadi sekarang. Menurut Moleong (2011:93), masalah adalah lebih dari sekedar
pertanyaan, dan jelas berbeda dengan tujuan. Lebih lanjut menurut Guba, Lincoln, Giba
Lincoln (dalam Moleong 2011:93) masalah adalah suatu keadaann yang bersumber dari
hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan
tanda-tanya dan jawaban sendirinya memerlukan upaya untuk mencari suatu jawaban.
Sewaktu akan mulai penelitian, permasalahan sudah harus dipikirkan dan harus
dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu karena, seluruh unsur penelitian
lainnya akan berpangkal pada perumusan masalah tersebut.

2. Masalah dalam Penelitian Kualitatif
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat

dari masalah. Pada dasarnya penentuan masalah memurut Lincoln dan Guba (dalam

21

Moleong 2011:93), bergantung pada paradigma apakah yang dianut oleh peneliti, yaitu
apakah ia sebagai peneliti, evaluator, ataukah sebagai sebagai peneliti kebijakan. Namun
terdapat perbedaan yang mendasar antara masalah dalam penelitian kuantitatif dan
masalah dalam penelitian kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif masalah yang akan
dipecahkan dalam penelitian harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah tetapi
dalam penelitian kualitatis masalah yang dibawa peneliti masih belum jelas, kompleks
dan dinamis. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di
lapangan.

Menurut Sugiyono (2012:30), dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga
kemungkinan terhadap masalah yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian, :
a. Masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian

sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul penelitian sama
b. Masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu

memperluas atau memperdalam masalah yang telah disiapkan. Dengan demikian tidak
terlalu banyak perubahan sehingga judul penelitian perlu disempurnakan
c. Masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga
harus ganti masalah. Dengan demikian judl proposal dengan judul penelitian tidak
sama dan judulnya diganti.
3. Sumber Masalah Penelitian Kualitatif

Menurut Anselm Strauss & Juliet Corbin (2003:22), ada beberapa sumber masalah
yang layak ditelusuri :
a. Saran dari dosen, peneliti senior, lembaga pemberi dana

Salah satu cara mendapatkan masalah adalah meminta saran salah satu dosen
yang tengah melakukan penelitian di bidangnya. Cara pencarian semacam ini
cenderung memperbesar peluang untuk memperoleh masalah-masalah penelitian yang
bisa diteliti dan relevan. Hal ini karena peneliti yang lebih berpengalaman telah
mengetahui apa yang tengah dan harus dilakukan dalam kancah penelitian yang
sesungguhnya.

22

b. Literatur teknis
Literatur bisa merangsang kita untuk melakukan penelitian, krena terkadang

pustaka mengarahkan kita ke suatu bidang kajian yang relatif belum begitu diperdalam
dan bisa pula ke suatu topik yang masih membutuhkan pengembangan.
c. Pengalaman pribadi dan profesi

Kedua pengalaman ini sering menjadi sumber penentuan masalah penelitian.
Dari pengalaman profesi ini seringkali diketahui bahwa beberapa perkerjaan kurang
efektif, efisien, manusiawi. Sehingga diyakini situasi itu akan dapat diperbaiki dengan
penelitian yang baik.
4. Fokus Masalah dalam Penelitian Kualitatif

Pada dasarnya penelitian kualitatif dilakukan berdasarkan persepsi seseorang
terhadap adanya masalah. Menurut Sugiyono (2012:32), batasan masalah dalam
penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat
umum. Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada suatu fokus.

Menurut Sugiyono (2012:34), pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih
didasarkan pada tingkat :
a. Penting, apabila masalah terseubt tidak dipecahkan melalui penelitian maka akan

semakin menimbulkan masalah baru.
b. Urgensi (mendesak), apabila masalah tersebut tidak segera dipecahkan melalui

penelitian, maka akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi
c. Feasible, apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut.

Dalam mempertajam penelitian, penelitian kualitatif menetapkan fokus. Dalam
penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat
kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi lapangan. Fokus yang sebenarnya
dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand tour observation
dan grand tour question atau yang disebut dengan penjelajahan umum.

Menurut Spradley (dalam Sugiyono 2012:34), mengemukakan empat alternatif
untuk menetapkan fokus, yaitu :

a. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan
b. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu (organizing domain)
c. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek

23

d. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang
telah ada

5. Sumber-sumber Pengetahuan dalam Menjawab Masalah Penelitian Kualitatif
a) Pengalaman
Pengalaman merupakan pengetahuan yang paling banyak digunakan bagi
menyelesaikan masalah dalam bidang sains social dan pendidikan. Sebagai sumber
pengetahuan yang tertua, pengalaman yang di alami oleh seseorang, telah diuji
kebenarannya dari waktu ke waktu. Sebagai sumber kebenaran, pengalaman
memiliki kelemahan, tidak semua kita mempunyai pengalaman yang sama
meskipun menghadapi masalah yang serupa. Dua orang yang mengalami
permasalahan yang sama mungkin akan mengalami pengalaman yang berbeda. Dua
orang pendidik dalam mengamati satu kelas yang sama dengan metode dan waktu
yang sama, mungkin akan melaporkan hasil pengamatan yang berbeda pula.
b) Berpikir Induktif
Berpikir induktif dimulai dari pengamatan fenomena-fenomena yang
berlaku di lapangan, kemudian dianalis atau di reduksi data untuk ditafsirkan guna
untuk menarik kesimpulan. Masalah penelitian bidang ilmu social dan pendidikan
dapat diperoleh melalui berfikir induktif, secara umum berfikir induktif adalah
mencari abstraksi-abstraksi yang disusun,di data secara khusus atas dasar data yang
telah dikumpulkan dan dikelompokkan bersama-sama melalui pengumpulan data
selama penelitian dilakukan.
Format penelitian seperti ini adalah pengembangan teori dari bawah ke atas,
beberapa bukti secara terpisah-pisah dikumpulkan dijadikan satu, data tersebut
ditafsirkan dan diambil kesimpulan. Peneliti tidak perlu membuat teka-teki yang
dideskripsikan seolah-olah jawaban persoalan yang ditemukan.
c) Wewenang
Wewenang juga merupakan sumber bagi peneliti dalam menemukan
masalah yang ingin diteliti, wewenang dapat diperoleh melalui seseorang yang
memiliki pengalaman tentang masalah atau pakar dalam bidang yang diteliti.
Seringkali pendapat orang yang memiliki wewenang dianggap benar karena
kedudukan yang dipegangnya. Bagaimanapun tidak semua wewenang merupakan

24

kepakaran untuk itu diperlukan ketelitian bagi peneliti menggunakan dan
menentukan orang yang berkompeten dalam wewenang.
d) Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penelitian
secara induktif bertolak dari pengamatan terhadap gejala-gejala atau fenomena-
fenomena yang terjadi dalam setting social peneliti menuju kesimpulan. Kemudian
secara deduktif peneliti bergerak dari teori untuk membina hipotesis menuju ke
implikasi logis hipotesis tersebut. Mereka menarik kesimpulan mengenai akibat
yang akan terjadi apabila hubungan yang di duga itu benar. Berfikir induktif adalah
berfikir melalui pengamatan terhadap fenomena-fenomena di lapangan, kemudian
informasi tersebut disusun untuk digeneralisasikan.
6. Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif

Perumusan masalah dilakukan dengan jalan mengumpulkan sejumlah
pengetahuan yang memadai dan yang mengarah pada upaya untuk memahami atau
menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan yang ada dalam masalah tersebut. Menurut
Moleong (2011:94), ada dua maksud tertentu yang ingin dicapai peneliti dalam
merumuskan masalah melalui fokus penelitian, yaitu :
a. Penetapan fokus dapat membatasi studi.
b. Penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau kriteria

masuk keluar. Dengan bimbingan dan arahan suatu fokus, seorang peneliti tahu
persisdata mana dan data tentang apa yang perlu dikumpulkan dan data mana pula
yang tidak relevan sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam sejumlah data yang
sedang dikumpulkan.

Penetapan fokus atau masalah dalam penelitian kualitatif akan dipastikan sewaktu
peneliti sudah berada di lapangan penelitian. Dengan kata lain, walaupun rumusan
masalah sudah cukup baik dan telah dirumuskan atas dasar kepustakaan serta ditunjang
oleh pengalaman tertentu, bisa terjadi situasi di lapangan tidak memungkinkan peneliti
untuk meneliti masalah itu. Dengan demikian kepastian tentang fokus dan masalah itu
yang menentukan adalah keadaan di lapangan.

25

Pada dasarnya, penelitian kualitatif tidak dimulai dari suatu yang “kosong”, tetapi
dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya suatu masalah. Maslah
didalam penelitian kualitatif dinamakan focus. Ada dua maksud tertentu yang ingin
dicapai oleh peneliti dalam menetapkan focus

1. Penetapan focus dapat membatasi studi, jadi dalam hal ini focus akan membatasi
bidang inkuiri.

2. Penetapan focus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-ekslusi suatu informasi
baru yang diperoleh dilapangan, jadi dengan penetapan focus yang jelas dan mantap,
seorang peneliti dapat membuat keputusan tentang data mana yang akan dikumpulkan
dan mana yang tidak perlu.

Penetapan focus atau masalah dalam penelitian kualitatif bagaimanapun akhirnya
akan dipastikan sewaktu peneliti sudah berada dilapangan penelitian. Dengan kata lain,
walaupun rumusan masalah sudah cukup baik dan telah dirumuskan atas dasar penelaahan
kepustakaan dan ditunjang sejumlah pengalaman tertentu, bias jadi situasi dilapangan
tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti masalah itu. Masalah dalam penelitian
kualitatif bersifat kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang atau berganti
setelah peneliti berada dilapangan. Dalam penelitian, akan terjadi tiga kemungkinan
terhadap ”masalah” yang dibawa peneliti dalam penelitian,

1. Masalah yang dibawa peneliti tetap, dengan demikian judul proposal dan judul
penelitian tetap.

2. Masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu
memperluas atau memperdalam masalah yang telah disiapkan. Dengan
demikianterlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup disempurnakan.

3. Masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga
harus menganti masalah. Dengan demikian judul proposal dan judul penelitian tidak
sama dan judulnya diganti.

Fokus atau masalah dalam penelitian kualitatif bersifat tentative, artinya
penyempurnaan rumusan fokus atau masalah itu masih tetap dilakukan sewaktu peneliti
sudah berada dilapangan.

26

7. Jenis-jenis Rumusan Masalah Penelitian Kulitatif
Menurut Sugiyono (2012:35), berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka

secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah :
a. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti

untuk mengungkapkan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara
menyeluruh, lugas, dan mendalam
b. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
membandingkan antara konteks sosial atau domain sati dibandingkan dengan yang lain
c. Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan
yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif dibagi menjadi tiga, yaitu :
 Hubungan simetris, adalah hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan

sehingga bukan merupakan hubungan sebab-akibat atau interaktif
 Hubungan kausal, adalah hubungan yang bersifat sebab dan akibat
 Hubungan reciprocal, adalah hubungan yang saling mempengaruhi.

Dalam penelitian kualitatif rumusan masalah yang merupakan fokus penelitian
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau
situasi sosial tertentu. Namun demikian setiap peneliti harus membuat rumusan masalah.

Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami
gejala lain (in context). Pada tahap awal penelitiannya, kemungkinan belum memiliki
gambaran yang jelas tentang aspek-aspek masalah yang akan ditelitinya. Ia akan
mengembangkan fokus penelitian sambil mengumpulkan data. Dalam penelitian
kualitatif, pertanyaan penelitian tidak dirumuskan atas dasar definisi operasional dari
suatu variabel penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud
untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in
context)

Menurut Spardley dalam Sanapiah Faisal (1998) mengemukakan empat
alternative untuk menetapkan fokus masalah dalam penelitian kualitatif:
1. Menetapkan fokus masalah yang disarankan informan.

Dalam lembaga pendidikan informan bisa kepala sekolah, guru, orang tua
murid, murid, pakar pendidikan dan sebagainya.

27

2. Menetapkan fokus berdasarkandomain-domain tertentu organizing domain.

Domain dalam dalam bidang pendidikan ini bisa kurikulum, proses belajar
mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen,
pembiayaan, sistem evaluasi, pandangan hidup kompetensi dan sebagainya

3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek.

Temuan berarti sebelumnya belum pernah ada, dalam pendidikan temuan ini
misalnya menemukan metode mengajar (dalam matematika) yang mudah dipahami
dan menyenangkan.

4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori yang telah
ada.

Penelitian ini bersifat pengembangan, yaitu ingin melengkapi dan memperluas
teori yang telah ada.

8. Analisis Perumusan Masalah
Menurut Moleong (2011:110), ada enam kriteria analisis antara lain :
a. Apakah rumusan masalah tersebut telah menghubungkan dua atau lebih hal faktir
(definisi masalah) ? jika ya, apakah dirumuskan secara proposisional ataukah dalam
bentuk diskusi atau digabungkan keduanya ?
b. Apakah rumusan masalah itu dipisahkan dari tujuan penelitian ? jika ya, apakah hanya
terdapat rumusan masalah atau dicampur-adukkan dengan metode penelitian ? jika
disatukan dengan tujuan penelitian, apakah masalah dipandang sama dengan tujuan
penelitian ataukah tujuan penelitian dimaksudkan dengan memecahkan masalah ?
apakah rumusan masalah yang disatukan dengan dengan tujuan penelitian, pada
masalah penelitian dibahas juga metode penelitiannya ?
c. Apakah uraiannya dalam bentuk deskriptif saja atau deskriptif disertai pertanyaan
penelitian, ataukah dalam bentuk pertanyaan penelitian saja ?
d. Apakah uraian masalah dipaparkan secara khusus sehingga telah dapat memenuhi
kriteria inklus-eksklusi ataukah masih berkaitan dengan masalah penelitian ? ataukah
hanya dinyatakan secara implisit ?

28

e. Apakah kata hipotesis kerja dinyatakan secara eksplisitb dan berkaitan dengan masalah
penelitian ? ataukah hanya dinyatakan secara implisit ?

f. Apakah secara tegas pembatasn studi dinyatakan dengan istilah fokus, secara eksplisit
atau tidak, apakah fokus itu merupakan masalah ?

9. Prinsip-prinsip Perumusan Masalah
Prinsip yang disajikan pada dasarnya bersifat luwes, artinya dapat tidaknya

digunakan seluruh atau sebagianprinsip diserahkan pada peneliti untuk memanfaatkannya.
Hal ini berkaitan dengan tugas dan fungsinya, karena peneliti sendirilah yang akan
merumuskan masalah penelitian.
Prinsip-prinsip perumusan masalah menurut Basrowi dan Suwandi (2008:80) yaitu :

a. Prinsip yang berkaitan dengan teori dari/dasar
Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah dalam
penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori dari dasa sebagai acuan utama.
Perumusan masalah adalah sekadar arahan, pembimbing atau acuan pada usaha untuk
menemukan masalah yang sebenarnya

b. Prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah
Pada dasarnys inti dari penelitian kualitatif terletak pada upaya penemuan dan
penyusunan teori baru lebih dari sekedar menguji, atau mengkonfirmasi atau verifikasi
suatu teori yang sedang berlaku. Sehingga rumusan masalah dalam usulan penelitian
barangkali akan mengalami perubahan dan penyempurnaan

c. Prinsip hubungan faktor
Fokus atau masalah merupakan rumusan masalah yang terdiri atas dua atau lebih
faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berupa konsep, peristiwa, pengalaman atau
fenomena. Jadi, walaupun ada faktor, jika tdak dikaitkan satu dengan lainnya secara
bermakna, hal itu berarti belum memenuhi persyaratan.

d. Fokus sebagai wahana untuk membatasi studi
Fokus pada dasarnya adalah masalah yang bersumber dari pengalaman peneliti atau
melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan lainnya. Implikasinya,
apabila peneliti merasakan adanya masalah, ia mendalami kepustakaan yang relevan
sebelum terjun ke lapangan. Dengan adanya fokus, peneliti akan tahu persis data yang
perlu dikumpulkan dan yang tidak perlu.

29

e. Prinsip yang berkaitan dengan inklusi-eksklusi
Masalah yang dirumuskan secara jelas dan tegas akan merupakan alat yang ampuh
untuk memilih data yang relevan. Mungkin ada data yang menarik, namun tidak
relevan, maka data demikian harus dikeluarkan. Dikeluarkannya yang tidak relevan
bukan berarti dibuang, karena apabila peneliti suatu saat tertarik oleh masalah lainnya
yang belum tercakup dalam penelitian yang sedang dilakukannya, data yang
dikeluarkan tetapi tidak dibuang itu masih tetap dapat dimanfaatkan

f. Prinsip yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah
Ada tiga bentuk perumusan masalah, yaitu :
 Secara diskusi, yakni disajikan secara deskriptif tanpa pertanyaan-pertanyaan
penelitian
 Secara proporsional, yakni secara langsung menghubungkan faktor-faktor dalam
hubungan logis dan bermakna : dalam hal ini ada yang disajikan dalam bentuk uraian
atau deskriptif dan ada pula yang langsung dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
penelitian
 Secara gabungan, yakni terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi, kemudian
ditegaskan lagi dalam bentuk proporsional, sifat keterbukaan dan keluwesan
penelitian kualitatif menghendaki agar peneliti memilih sendiri mana yang sesuai
dengan pengetahuan, pengalaman, selera dan gayanya

g. Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah
Posisi perumusan masalah adalah kedudukan unsur rumusan masalah di antara unsur-
unsur penelitian lainnya. Unsur-unsur penelitian lainnya yang erat kaitannya denga
perumusan masalah adalah “latar belakang”, “tujuan”, dan “metode penelitian”.

h. Prinsip yang berkaitan dengan kajian kepustakaan
Pada dasarnya rumusan masalah itu tidak dapat dipisahkan dari hasil kajian
kepustakaan yang berkaitan. Kajian kepustakaan yang relevan tersebut dapat
mengarahkan serta membimbing peneliti.

i. Prinsip yang berkaitan dengan penggunaan bahasa
Pada waktu menulis laporan atau artikel tentang hasil penelitian, ketika merumuskan
masalah, hendaknya peneliti mempertimbangkan ragam pembacanya sehingga
rumusan masalah yang diajukan dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan

30

pembacanya. Dengan kata lain, penulisan rumusan masalah harus disesuaikan tingkat
keumumannya dengan para pembaca.
10. Langkah-langkah Perumusan Masalah

Menurut Moleong (2011:119), adapun langkah-langkah perumusan masalah
adalah seperti berikut ini :

Langkah 1 Tentukan fokus penelitian
Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan denga fokus

Langkah 2
tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus
Dari antara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang

Langkah 3 sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih.

Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilh dengan fokus
Langkah 4

penelitian

C. JENIS – JENIS PENELITIAN KUALITATIF
Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif

dan non interaktif. Metode kualitatif interaktif, merupakan studi yang mendalam
menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingakaran alamiahnya.
Peneliti menginterpretasikan fenomena-fenomena bagaimana orang mencari makna
daripadanya. Para peneliti kualitatif membuat gambaran yang kompleks, dan menyeluruh
dengan deskripsi detail dari kacamata para informan. Beberapa peneliti kualitatif mengadakan
diskusi terbuka
a. Penelitian Kualitatif Interaktif

1. Metode Etnografis
Diantara model umum dari penelitan yang digunakan oleh ilmuan social,

etnografi adalah sama dengan antropologi dan secara khusus dengan fungsi teori
structural yang bersifat preskriptif. Etnografi terkait dengan konsep budaya (cultural
concept). Dengan demikian etnograpi adalah analisis deskripsi atau rekonstruksi dari
gambaran dalam budaya dan kelompok (reconstruction of intact cultural scenes and
group). Studi Etnografis (ethnographic studies) yaitu mendeskripsikan dan menginter-
pretasikan budaya, kelompok sosial atau system. Dalam pendidikan dan kurikulum,

31

difokuskan pada salah satu kegiatan inovasi seperti pelaksanaan model kurikulum
terintegrasi, berbasis kompetensi, pembelajaran kontekstual, dsb. Proses penelitian
etnografi dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, berbentuk observasi
dan wawancara secara alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk
kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan bend-benda
(artifak).

Meskipun makna budaya itu sangat luas, tetapi studi etnografi biasanya
dipusatkan pada pola-pola kegiatan, bahasa kepercayaan, ritual, dan cara-cara hidup.
Hasil akhir akhir penelitian bersifat komperhensif, suatu naratifdeskriptif yang bersifat
menyeluruh disertai interpretasi yang mengintergretasikan seluruh aspek-aspek
kehidupan dan menggambarkan kompleksitas kehidupan tersebut. Beberapa peneliti
juga melakukan penelitian mikro-etnografi penelitian difokuskan pada salah satu aspek
saja.
2. Metode Fenomenologis

Studi Fenomenologis mempunyai dua makna. Sebagai filsafat sains dan sebagai
metode pencarian (penelitian). Studi fenomenologis mencoba mencari arti dari
pengalaman dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep,
pendapat, pendirian sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau
pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari
atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman
hidup tersebut, penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam yang lama dengan
partisipan. Pemahaman tentang persepsi dan sikap-sikap informan terhadap pengalaman
hidup subyek sehari-hari diperoleh dengan menggunakan wawancara.

Penggunaan pendekatan ini dimulai dengan sikap diam, ditunjukkan untuk
menelaah apa yang sedang dipelajari. Cara fenomenologi menekankan berbagai aspek
subjektif dari prilaku manusia, selanjutnya peneliti berusaha memahami bagaimana
subjek memberi arti terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kehidupannya.
Peneliti percaya bahwa berbagai cara manusia untuk menginpretasikan pengalamannya
lewat interaksi orang lain.
Adapun karakteristik pendekatan fenomenologis adalah:

32

a) Tidak berasumsi mengetahui hal-hal apa yang berarti bagi manusia yang akan
diteliti;

b) Memulai penelitian dengan keheningan untuk menangkap apa yang sedang diteliti;
c) Menekankan pada aspek subjektif perilaku manusia berusaha masuk di dalam dunia

konseptual subyek agar dapat memahami bagaimana dan makna apa yang mereka
konstruksi di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari;
d) Mempercayai bahwa dalam kehidupan manusia banyak cara yang dipakai untuk
menafsirkan pengalaman-pengalaman, melalui interaksi kita dengan orang lain, dan
ini merupakan makna dari pengalaman realita;
e) Semua cabang kualitatif berpendirian bahwa untuk memahami subyek adalah dengan
melihatnya dari sudut pandangan subyek sendiri, artinya dalam melakukan penelitian
kualitatif, peneliti menggunakan pendekatan mengkonstruksikan penelitiannya
berdasarkan pandangan subyek yang ditelitinya.

Contoh: penelitian untuk mengungkapkan pelaku teroris di Indonesia, factor-faktor
yang menyebabkan anak-anak remaja mengkonsumsi NARKOBA, dll.
3. Metode Historis

Studi Historis (historical studies) yakni,meneliti peristiwa-peristiwa yang telah
berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan sumber data
primer kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian yang tidak disengaja
yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti
peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupa catatan dan dokumen-
dokumen. Penelitian historis menggunakan pendekatan metode dan materi yang
mungkin sama dengan penelitian etnografis, tetapi dengan fokus, tekanan dan
sistematika yang berbeda. Beberapa peneliti juga menggunakan pendekatan dan metode
ilmiah (positivitis) seperti mengadakan pembatasan masalah, perumusan hipotesis,
pengumpulan dan analisis data, uji hipotesis dan generalisasi, walaupun sudah tentu
dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu. Salah satu ciri khas dari penelitian historis
adalah periode waktu: kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-nilai kemajuan bahkan
kemunduran dilihat dan dikaji dalam konteks waktu.

33

Contoh: penelitian tentang kapan berdirina sekolah sehingga dapat menentukan hari
ulang tahun, penelitian tentang bagaimana manajemen pembuatan kurikulum berbasis
kompetensi sehingga tidak bias berjalan dengan efektif dan efisien.
4. Studi Kasus

Studi kasus (case study) merupakan satu penelitian yang dilakukan terhadap
suatu “kesatuansistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus
adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna,
memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi
dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi
kasus hanya berlaku untuk kasus tersebut. Tiap kasus bersifat unik atau memiliki
karakteristik sendiri yang berbeda dengan kasus lainnya. Suatu kasus dapat terdiri atas
satu unit atau lebih dari satu unit, tetapi merupakan satu kesatuan. Kasus dapat satu
orang, satu kelas, satu sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam satu kantor kecamatan,
dsb. Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti
wawancara, observasi, dan studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan kearah
mendapatkan kesatuan dan kesimpulan.
Ciri-ciri penelitian studi kasus:
a) Penelitian kasus lebih spesifik dan mendalam yang berhubungan dengan proses

penelitian;
b) Penelitian ini melalui proses siklus yang ada dalam sampel secra keseluruhan;
c) Tidak untuk generalisasi,, maksudnya hasil penelitian kasus tidak dapat dipakai

untuk kepentingan generalisasi kepada semua populasi.
Pada penelitian bidang social dan pendidikan, strategi yang sangat penting dan dominan
adalah studi kasus. Dalam hal ini, kasus dikonsepkan sebagai peristiwa yang berupa
rangkaian perilaku nyata, misalnya pembunuhan seseorang, upacara pernikahan,
kecelakaan lalu lintas, kinerja guru, tindka kekerasan rumah tangga, kenakalan remaja
dan sebagainya.
Dalam konteks studi kasus, ada tiga tipe studi kasus, yaitu studi kasus non-yudisial, studi
yudisial, dan studi kasus langsung
a) Studi kasus non-yudisial

34

Studi kasus tanpa konflik yang tidak melibatkan pengadilan, kalaupun ada konflik,
diselesaikan oleh pihak-pihak sendiri secara damai;
b) Studi kasus yudisial
Studi kasus karena konflik yang kemudian diselesaikan melalui putusan pengadilan
c) Studi kasus langsung
Studi kasus yang masih berlangsung dari awal kegiatan hingga berakhir.
5. Teori Dasar

Penelitian teori dasar atau sering disebut juga penelitian dasar atau teori dasar
(grounded theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal
menguatkan terhadap suatu teori. Penelitian dilakukan dengan menggunkan kualitatif.
Walaupun penelitian kualitatif memberikan deskripsi yang bersifat terurai, tetapi dari
deskripsi tersebut diadakan abstraksi atau interensi sehingga diperoleh kesimpulan-
kesimpulan yang mendasar yang membentuk prinsip dasar, dalil atau kaidah-kaidah,
kumpulan dari prinsip, dalil atau kaidah tersebut berkenaan dengan sesuatu hal dapat
menghasilkan teori baru, minimal memperkuat teori yang telah ada dalam hal tersebut.
Penelitian dasar dilaksanakan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data,
diadakan cek-ricek ke lapangan, studi pembandingan antar kategori, fenomena dan
situasi melalui kajian induktif, deduktif dan verifikasi sampai pada titik jenuh. Pada titik
ini peneliti memilih mana fenomena-fenomena inti dan mana yang tidak inti. Dari
fenomena-fenomena inti tersebut dikembangkan “alur konsep” serta “matriks kondisi”
yang menjelaskan kondisi sosial dan historis dan keterkaitannya dengan fenomena-
fenomena.
Penyusunan teori dari bawah (TDB) menurut Pandit yang dikutip oleh Moloeng, terlebih
dahulu memahami tiga unsur dasar TDB yaitu: konsep, kategori, dan proposisi. Konsep
adalah satuan kejadian dasar karena hal itu dibentuk dari konseptualisasi data, bukan
data itu sendiri, yang berdasarkan hal itu teori itu disusun. Unsur kedua adalah kategori
yang didefinisikan sebagai berikut: kategori adalah kumpulan yang lebih tinggi dan
lebih abstrak dari konsep yang mereka wakili. Kategori itu diperoleh melalui proses
analisis yang sama dengan jalan membuat perbandingan dengan melihat kesamaan atau
perbedaan yang digunakan untuk menghasilkan konsep-konsep yang lebih rendah.
Kategori adalah landasan dasar penyusunan teori. Kategori memberikan makna yang

35

olehnya teori dapat diintegrasikan. Kita dapat menunjukkan bagaimana
pengelompokkan konsep konsep membentuk kategori dengan jalan melanjutkan contoh
yang dikemukakan diatas. Unsur ketiga dari TDB adalah proposisi yang menunjukkan
hubungan-hubungan kesimpulan. Antara satu kategori dan konsep-konsep yang
menyertainya dan diantara kategori-kategori yang diskrit, unsur ketiga ini dinamakan
‘hipotesis’.
6. Studi Kritis

Model penelitian ini berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pasca modern
yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Para peneliti kritis
memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras, suku bangsa,
jenis kelamin, dll. Peneliti feniminis dan etnis memusatkan perhatiannya pada masalah-
masalah gender dan ras, sedang peneliti pasca modern dan kritis memusatkan pada
institusi social dan kemasyarakatan. Dalam penelitian kritis, peneliti melakukan analisis
naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis, dan penelitian fenimisme. Ada hal yang
perlu mendapat perhatian dalam penelitian kritis.
a) Penelitian-penelitian kritis tidak bersifat deskrit, meskipun masing--masing

mempunyai implikasi metodelogis. Model studinya berbeda dalam tujuan, peranan
teori, teknik pengumpulan data, pereanan peneliti, format laporan dan narasinya,
meskipun juga ada yang tumpang tindih.
b) Penelitan kritis menggunakan pendekatan studi kasus, kajian terhadap suatu kasus
(kasus tunggal), kajian yang bersifat mendalam yang berbeda dengan kajian
eksperimental atau kajian lain yang bersifat generalisasi maupun pembandingan.
Dalam penelitian kualitatif kasus adalah satu kesatuan kasus atau fenomena yang
diteliti secara mendalam dan utuh.
7. Penelitian Perpustakaan

Penelitian atau dikenal juga dengan riset non reaktif. Penelitian perpustakaan,
berbeda dengan penelitian kualitatif lapangan. Beda substansial terletak pada; judul,
masalah penelitian, kerangka berpikir, metodologi, analisis data hingga bentuk
sisitematika laporan. Namun demikian, mereka hamper sepakat pada aspek sumber
yaitu seutuhnya dari perpustakaan atau dokumentatif.

36

Dalam penelitian filsafat dikenal dengan metode theoretical hermeneutic, yaitu
penelotian yang bertolak pada kekuatan interpretasi dan pemahaman seseorang,
terhadap teks, sumber, dan pandangan –pandangan para pakar terhadap suatu content,
objek atau symbol. Metodologi yang dikemukakan pada kesempatan ini, juga
mempertemukan berbagai metode yang kemudian dikenal scecara lebih denga
perpustakaan. Hal ini dilakukan untuk : pertama, membantu mahsiswa dalam
memudahkan memahami metodologi penelitian perpustakaan, utamanya untuk jurusan-
jurusan tetretntu yang menekuni penelitian perpustakaan, keua, menuntun mahasiswa
melakukan penelitian perpustakaan secara lebih praktis, yang mana buku-buku untuk
itu dirasakan sangat kurang, selain buku itu untuk dirasakan sangat kurang, selain
kurang mendalamnya pembelajaran yang dilakukan dalam metode penelitian dan
bimbingan skripsi dan tesis. Ketiga, memberikan sintesis model penelitian
perpustakaan, untuk pengayaan dan pencerahan kepada para dosen, mahasiswa dan
peminat penelitian di bidang perpustakaan secara lebih proporsional. Keempat, sebagai
komperasi dengan pakar penelitian lainnya, dalam rangka menambah wawasan,
pengetahuan dan keterampilan dalam penelitian ilmiah berbasis perpustakaan.
8. Penelitian tindakan

Penelitian tindakan merupakan reflektif antara teori dengan praktek sehingga
aplikasi dari hasil penelitian. Dalam ilmu-ilmu social dan pendidikan, banyak dilakukan
penelitian pendidikan dalam rangka meningkatkan proses belajar-mengajar, interaksi
antara guru dan siswa kadangkala banyak terdapat masalah yang mereka hadapi dalam
setting social. Penelitian tindakan dapat diartikan sebagai suatu bentuk investigasi yang
bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dengan model siklus, yang memiliki tujuan
untuk melakukan perbaikan system, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi.

Pada penelitian tindakan setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya
adalah mencari informasi, yaitu mencari penyebab atau hal-hal yang menyebabkan
timbulnya masalah. Informasi dapat diperoleh melalui pengamatan di lapangan maupun
melalui kajian pustaka. Apabila penyebab timbulnya masalah sudah diketahui, langkah
selanjutnya adalah mengkaji teori dan atau penelitian yang relevan untuk menyusun
hipotesis tindakan atau merencanakan tindakan. Dalam merencanakan tindakan, peneliti
harus cermat karena selain harus menyiapkan segala sesuatunya yang diperlukan dalam

37

pelaksanaan tindakan, peneliti juga harus menyiapkan instrumen yang diperlukan untuk
mengumpulkan data.Apabila hipotesis tindakan sudah dirumuskan dan persiapan sudah
selesai, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan yang disertai dengan
observasi. Ada dua hal pokok yang perlu diobservasi, yaitu pelaksanaan tindakan itu
sendini dan dampak dari tindakan.

Langkah terakhir dalam satu siklus pada penelitian tindakan adalah refleksi.
Pada langkah ini dengan kolaboratif tim peneliti mendiskusikan secara mendalam dan
kritis mengenai hasil pengamatan yang menyertai tindakan sebelumnya. Masing-masing
anggota tim mencoba melihat, mencermati atau mengkaji: Apakah tindakan yang telah
dilakukan itu sudah membawa dampak atau belum? Apabila dirasa tindakan sudah
membawa dampak positif atau membawa perbaikan. maka penelitian dihentikan. Hal
ini berarti penelitian tindakan hanya memerlukan satu siklus atau mono-cycle. Namun
apabila dirasakan tindakan itu belum membawa perbaikan seperti yang diharapkan,
maka perlu dikaji lebih cermat untuk mencari penyebab “kegagalan” ini. Penyebab ini
dapat dikarenakan pelaksanaan tindakan yang kurang sesuai dengan rencana dan dapat
b. Penelitian Kualitatif Non Interaktif

Penelitian kualitatif non interaktif (non interactive inquiry) disebut juga penelitian
analitis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Sesuai dengan namanya
penelitian ini tidak menghimpun data secara interaktif melalui interaksi dengan sumber
data manusia. Melainkan, Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengadakan sintesis data untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep,
kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati. Sumber
datanya adalah dokumen-dokumen. Ada tiga macam penelitan analitis atau studi non
interaktif, yaitu analisis: konsep, historis dan kebijakan.
1. Analisis Konsep

Analisis konsep merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep
penting yang diinterpretasikan pengguna atau plaksana secara beragam, sehingga
banyak menimbulkan kebingungan, contohnya: cara belajar aktif, kurikulum berbasis
kompetensi, wajib belajar, belajar sepanjang hayat dan lain-lain.
2. Analisis Historis

38

Analisis historis menganalisis data kegiatan, program, kebijakan yang telah
dilaksanakan pada masa yang lalu. Penelitian ini lebih diarahkan kepada menganalisis
peristiwa kegiatan, program, kebijakan, keterkaitan dalam urutan waktu.
3. Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan menganalisis berbagai dokumen yang berkenaan dengan
kebijakan tertentu, kebijakan otonomi daerah dalam pendidikan, ujian akhir sekolah,
pembiayaan pendidikan, dsb. Pengkajian diarahkan untuk menemukan kedudukan,
kekuatan, makna dan keterkaitan Antar dokumen, dampak, dan konsekuensi-
konsekuensi positif dan negatif dari kebijakan tersebut. Penelitian kebijakan
memfokuskan kajiannya pada kebijakan yang lalu atau yang berlalu sekarang, dan
diarahkan untuk:
1) Meneliti formulasi kebijakan, sasarannya siapa-siapa saja,
2) Menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan suatu kebijakan,
3) Menguji keefektifan dan keefisienan kebijakan.

39

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiri yang menekankan pencarian
makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun deskripsi tentang suatu
fenomena, focus dan multimetoda, bersifat alami, dan holistik, mengutamakan kualitas,
menggunakan beberapa cara serta disajikan secara naratif. Dari sisi lain dan secara sederhana
dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban
terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilimiah secara sistematis
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif
maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah, tetapi masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara, tentatif, dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada
di lapangan. Terdapat beberapa jenis penelitian kualitatif, yakni: yang pertama penelitian
kualitatif interaktif (etnografi (ethnography), fenomenologis ,historis, studi kasus (case
studies), teori dasar, studi kritis, penelitian perpustakaan, dan penelitian tindakan, yang keua
penelitian kualitatif non interaktif (konsep, historis, kebijakan)
B. Saran
“Tak ada manusia yang sempurna” begitu juga dengan pemakalah, karena itu penulis
sangat menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
baik disengaja maupun tidak disengaja. Semoga makalah yang penulis sajikan ini dapat
menambah ilmu dan wawasan kita tentang “Konsep Dasar, Mengembangkan Fokus
Masalah dan Merumuskan Pertanyaan Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan
Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif”. Atas partisipasi dosen pembimbing dan teman – teman
semua, penulis mengharapkan kritikan, dorongan, masukan, dan saran dari pembaca atau
peserta diskusi, dan penulis ucapkan Terima Kasih.

40

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta
Creswell, John W. 2010. Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.

Yogyakarta : Pustaka pelajar
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Offset
Salim & Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Citapustaka Media, 2012.

Kamus Besar Bahasa Indonesia
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA CV
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : ALFABETA CV
Strauss, Anselm & Juliet Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif Tatalangkah dan

Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Yusuf, A Muri. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Padang

: UNP Press
http://hamiddarmadi.blogspot.com/2011/04/masalah-fokus-judul-penelitian-dan.html|?m=1

41


Click to View FlipBook Version