The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by delaras29, 2022-10-23 07:49:55

DONGENG ANAK AYAM YANG SOMBONG

Keywords: DONGENG

DONGENG

ANAK AYAM YANG
SOMBONG

Suatu hari ditengah hutan, ada segerombolan anak ayam yang sedang
berjalan-jalan bersama induknya. Mereka sangat bergembira, berlari dan

bercanda bersama-sama. Setiap harinya mereka menghabiskan waktu
dengan berjalan-jalan dan mengenal sekitar.

"Anak-anak, jalan berbaris
dibelakang ibu dan jangan
terlalu jauh dari ibu ya."
Pesan induk ayam kepada
anak-anaknya

""Iya, bu." Sahut anak
ayam bersamaan.

Dari kejauhan tampak seekor binatang kecil berlendir yang berjalan
lambat menghampiri mereka. Salah satu dari anak ayam tersebut ,
tiba-tiba mengutarakan rasa penasaran kepada ibunya.

"Bu, coba lihat "Itu namanya siput.
sebelah sana. Itu Walaupun lambat, dia
siapa ko jalannya sangat istimewa." Jawab
lambat sekali?." induk ayam dengan santun.

"Suatu saat nanti kamu akan mengerti, Nak.
Tetap berjalan dibelakang ibu ya. Jangan
keluar barisan.

"Bagaimana bisa
istimewa, jika jalannya

saja lambat. Ah ibu
bergurau." Jawab si anak

jantan.

Mereka melanjutkan perjalanan dibawah cahaya matahari yang mulai
menipis. Sebelum sampai rumah, induk ayam selalu melihat jumlah anaknya

terlebih dahulu. Namun ada sesuatu yang membuatnya sangat kaget,
jumlah dari anaknya berkurang satu.

"Anakku? Si jantan. "Tidak tahu, bu." Jawab
Apakah kalian tahu salah satu saudara si

dimana saudara jantan.
kalian?." Tanya
induk ayam yang

gelisah.

Induk ayam pun panik, dengan segera ia memulangkan ketiga anaknya
terlebih dahulu. Setelah itu, ia mencari anaknya yang hilang. Induk
ayam tersebut khawatir karena hari sudah semakin gelap dan langit
juga tampak mendung. Induk ayam mencari anaknya hingga menangis
tersendu-sendu.

"Kamu dimana anakku. Matahari
sudah tenggelam dan sepertinya

akan hujan. Bgaimana jika kau
kedinginan." Sedih induk ayam,

ketika mencari si jantan.

Anak ayam yang hilang tersebut, ternyata masih
penasaran terhadap si siput. Ia pun menanyakan sesuatu
hal yang mengganjal dipikirannya.

"Iya, apa yang ingin "Wahai siput, bolehkah
kau tanyakan anak aku bertanya?." tanya
ayam yang imut?." anak ayam yang hilang
Tanya siput dengan
dari rombongan.
lembut.

"Tubuhku ini sangat lemah, "Apakah kamu bisa
jalanku pun pelan. menemaniku berlari-lari
sebentar saja?." Tanya si
Bagaimana aku bisa berlari jantan dengan nada sombong
bersamamu?." Sahut siput

tersebut dengan malu.

"Hahaha, kasian kamu! Dimana kakimu? Bagaimana jika
berlompat-lompat seperti aku? Pasti kamu juga tidak
bisakan? hahaha." Ucap si jantan sambil berlompat-

lompat depan siput.

Kesombongan si jantan membuat wajah siput menjadi malu. Saat
mengejek si siput tiba-tiba saja ada air yang menetes di kepala ayam
tersebut. Saat melihat ke atas , ternyata langit sudah sangat mendung

dan tiba-tiba turun hujan.

"Wahai anak ayam yang "Kamu sedang menantangku?
pandai berlari, sebaiknya Wah berani sekali kamu, ayo
kita berlomba mencari tempat
kamu segera mencari
tempat untuk berteduh. berteduh. Siapa cepat, ia
Sebelum basah kuyup dan pemenangnya."

kedinginan."

Tanpa menjawab tantangan si anak ayam, tiba-tiba siput
tersebutmasuk ke cangkangnya. Hal ini menandakan bahwa anak
ayam tersebut sudah kalahdalam tantangan yang dibuatnya sendiri.

Hujan pun datang dengan cukup deras, anak ayam tersebut basah
kuyup dan kebingungan karena tidak mendapat tempat berteduh.

"Higs..Higs..Higs..., Ibu! Tolong
aku! Aku akan mematuhi

perintahmu. Aku tidak akan
nakal lagi ibuuuu!." Rengeng
anak ayam tersebut sambil
menangis dibawah air hujan.

Tak lama kemudian, induk ayam pun mendengar tangisan dari anak
jantanya yang hilang. Ia pun langsung membawa anaknya pulang dan
menghangatkannya bersama dengan tiga saudaranya. Anak ayam
tersebut sangat menyesal dan menangis semalaman. Dan keesokan
harinya saat induk ayam dan anak ayam berjalan-jalan, si jantan

ditemenani induk dan saudara-saudaranya untuk meminta maaf
kepada siput atas sikap sombongnya.


Click to View FlipBook Version