Awan putih dan birunya langit itu
Menceritakan betapa lembut tanganmu
Saat membelai rambutku
Saat mengusap air mataku
Saat menyuap makanan untukku
Saat mengganti celana karena ompolku
Saat tanganmu menggandeng menuntunku
Emak, kebersamaan kita dulu seakan tak bisa terpisahkan
IsmiatiMak....
Masih ingatkah ketika aku merengek menangis
Minta dibelikan mainan
Waktu itu aku tak tahu bahwa uangmu telah habis
Dan mainan yang kupinta tak mungkin gratis
Kau janji membelikan besok jika dagangan laris
Saat itu kulihat aliran sungai bening di kedua pipimu.
Segara netra tak lagi terbendung.
Maafkan aku emak . . . .
40
Ismiati
Emak . . . .
Awan itu belum jua pamit pergi . . . .
Dan kita masih bercengkerama di emper rumah kita
Melepas rindu karna sekian lama tak bersua.
Emak . . . .
Kulihat punggungmu kian membungkuk
Punggung yang dulu perkasa
IsmiatiMenggendong bebannestapa
Menggendong harapan dan asa
Untuk aku anakmu agar bahagia
Emak . . . .
Kau selalu bilang bahwa kau baik baik saja
Aku bahagia mendengarnya
Tapi, benarkah kau baik baik saja?
Atau hanya menghiburku semata?
41
Ismiati
Dari dulu kau dusta padaku
Kau bilang sudah kenyang
Padahal belum makan
Kau bilang belum ngantuk
Demi menemaniku bermain atau belajar
Kau bilang badanmu sehat
Padahal nyaris tidak kuat.
IsmiatiTak sedikitpun kau relakan anakmu merasakan derita.
Emak . . . .
Rambut di kepalamu telah memutih
Kakimu mulai lemah
Telinga yang dulu mendengarku berkeluh kesah
Kini pendengaran mulai payah
Tanganmu bergetar saat memasukkan makanan ke mulutmu.
Suara yang dulu sangat indah saat membacakan kisah menjelang
tidur, kini terdengar parau.
Dan kau bilang bahwa kau baik- baik saja?
42
Ismiati
Emak . . . .
Telah kau relakan bahagiamu untukku
Kau lepaskan kepergianku untuk meraih cita-citaku
Kau doakan aku dan cucu- cucumu dengan cintamu
Setelah melepaskanku
Setiap hari pasti kau menahan rindu
Tapi tak kau katakana itu
Maafkan aku emak
IsmiatiYang tak mampu membalas budi dan membahagiakanmu
Emak . . . .
Kini senja telah tiba
Ku Tak rela dia pergi membawa kisah kita
43
Ismiati
KATA AAMIIN DI SEPERTIGA MALAM
Sang bayu masih bercengkerama dengan gulita
Sementara rembulan menyiapkan tempat untuk sang surya.
Dalam hamparan sajadah dua tangan menengadah
Air bening hangat mengalir di pipi
Mulutnya komat kamit bermunajat
Dia ucapkan kata aamiin untuk sebuah nama
Sepertiga malam saat yang tepat mohonkan hajat
IsmiatiBukan untuk memiliki
Bukan pula untuk kembali
Tapi . . . .
Berharap dia bahagia
Meski tak bersama
Meski tak saling menyapa
44
Ismiati
IV. Puisi ini berisi nasehat agar jiwa raga berperilaku yang baik
1. Mulut
2. Rangkaian Aksara
3. Ujian Tuhan
4. Belajar dari Hujan
5. Senyum sedekah
6. Mendung Diatas Rumahku
7. kepolosan
Ismiati
45
Ismiati
MULUT
Sungguh Indah Tuhan menciptakan
Organ manusia dengan berbagai kegunaan
Rongga mulut . . . .
Bisa membuat hanyut
Bisa membuat kalut
Bisa menyebabkan maut
Mulut bisa menjalin persaudaraan
Mulut bisa menyebabkan permusuhan
IsmiatiMulut bisamenyebabkan sengsara
Mulut bisa menyebabkan bahagia
Di dalam mulut ada senjata yang membahayakan
Ia bernama tumbak cucukan
Senjata yang menyesatkan
Mulutmu senjatamu bijaklah jaga ucapan
ISMIATI, 8 Oktober 2020
46
Ismiati
RANGKAIAN AKSARA
Aksara merangkai kata
Kata dirangkai jadi kalimat
Jangan asal merangkai kata
Dia bisa menjadi kalimat laknat
Rangkaikan aksara menjadi kata
Rangkaikan kata menjadi kalimat bermakna
Yang jauh dari jumawa
Rangkaikan kalimat yang menghargai karya sesama
IsmiatiBukan yang menghina
Bukan tugas kita menjadi lebih baik dari orang lain
Tugas kita adalah berbuat baik kepada orang lain
Melalui aksara yang terangkai menjadi kata
Melalui kata yang tersusun menjadi kalimat
Berbuat baik dan menghargai karya orang lain
Ismiati, 23 Oktober 2020
47
Ismiati
UJIAN TUHAN
Jangan risaukan
Tentang datangnya kebahagiaan
Jangan risaukan
Tentang datangnya penderitaan
Mereka hadir bergantian
Jangan jadikan beban
IsmiatiKetika luka menganga.
Jangan terlalu bahagia
Ketika luka sirna
Lalui saja jalani saja
Laksana air sungai mengalir kelautan
Ikhlaskan jalani ujian Tuhan
Ismiati, Oktober 2020
48
Ismiati
BELAJAR DARI HUJAN
Gadis kecil mengintip dari balik jendela
Pada derai hujan di halaman
Suaranya riuh diiringi dentuman petir
Gadis kecil bergidik ngeri
Dalam hati bertanya - tanya
Siapakah pencipta hujan, malaikatkah ia?
Apakah hujan punya salah?
IsmiatiHujan, takutkah kau pada bentakan petir?
Sedihkah kau karena harus turun dari langit dan terjatuh ke bumi
membasahi kami?
Beribu tanya menghunjam dalam dada.
Ibu melihat dari balik pintu
Menatap gadis kecil yang termangu
Dengan wajah penuh tanya,
Ibu berkata
49
Ismiati
Hujan sungguh tangguh
Berkali turun dan terjatuh
Dia bangkit tak mengaduh.
Hujan tebarkan kebaikan di bumi
Yang sekian lama menanti,
Mungkin di atas dia tak dihiraukan
Tapi di bumi banyak yang merindukan
Hujan pergi dari bumi tanpa tinggalkan luka,
IsmiatiDia bangkit dan pergi pelan pelan tak menyakitkan,
Dia menguap dan kembali ke langit bersama hangatnya mentari.
Anakku belajarlah dari hujan
Yang tak dendam meski tak dihiraukan,
Tetap menebar kebaikan meskipun terabaikan.
Biarlah Tuhan yang menentukan
Biarlah Tuhan yang memberi balasan
bekerjalah penuh keikhlasan.
50
Ismiati
SENYUM SEDEKAH
Layunya dedaunan disiang hari
Yang merindukan datangnya hujan.
Seakan berempati dengan rasamu
Yang selalu berkecamuk.
Hai nak…
Jangan marah
Ismiatijanganresah
jangan gelisah
ketika kau tak cukup rupiyah untuk sedekah
Karena senyummu sudah merupakan sedekah
Hai Nak. . . .
Tak usah kau murung
Bingung merangkai kata sekarung
Jika senyummu mewakili sapamu
51
Ismiati
Senyum tulusmu mewakili segudang rasa
Dan menjadi perekat persaudaraan
Hai Nak….
Jangan mengeluh dengan beratnya beban hidup
Berat atau tidak hidup yang kau jalani
Tergantung bagaimana rasa hati.
Tersenyumlah…
Karena senyum mewakili suara hati
IsmiatiYang syukur ikhlas tak terbebani.
Tersenyumlah …
Karena senyum adalah sedekah
Karena senyum mengalahkan amarah
Karena senyum menandakan keikhlasan
Karena senyum menunjukkan kesyukuran
Maka tersenyumlah
Madiun, 3 Juli 2021 52
Ismiati
Mendung Di Atas Rumahku
Mendung itu bergelayut diatas rumah
Mentari juga tampak gelisah
Seakan mewakili hatinya yang gundah
Dan berusaha menahan amarah.
Dunia penuh misteri
Semisteri dirinya
IsmiatiYa dia yang semula ramah
Kini acuh dan berubah
Nak…jangan sedih
Mari ibu gandeng tanganmu
Biarkan dia dengan kebisuannya
Mari kita introspeksi diri
Mungkin kita banyak salah.
Atau dia yang banyak salah.
53
Ismiati
Dan jika dia yang salah
Mari jaga hati untuk tetap memaafkannya.
Biarlah dia jadi bagian perjalanan kita
Juga sebagai ujian kepantasan kita
Menuju Jannah_Nya
Ismiati. 7 Juli 2021
Ismiati
54
Ismiati
Kepolosan
Anakku . . . .
Banyak yang ku kagumi darimu
Begitu polosnya dirimu
Seakan tak mengenal Benci.
Saat kau ingin membersamai dia pergi
Saat kau ingin mendekat dia menjauh
Dan kau tak mengeluh
Yang kau tau dia penat
IsmiatiSekedar ingin istirahat
Atau dia malu dan jadi lugu sepertimu.
Tapi yang ku tahu bukan begitu
Dan kau selalu sabar dengan ketidak tahuanmu
Atau kau pura pura tak tahu.
Mungkin kau terluka tapi kau perlihatkan sikap biasa saja.
Semoga kelak baik baik saja.
55
Ismiati
V. COVID 19
Judul
1. Peduli Corona
2. Belenggu Rindu Corona
3. Jerit Batin Kala Pandemi
4. Sepi Dalam Pandemi
5. Kelas Sebelum Corona
6. Ujian Corona
7. Dalam Doa
8. Beda Karena Corona
Ismiati9. RinduKelasku
10. Perginya Empati
11. Kembalilah pulang
12. Tertundanya Janji Suci
13. Pengantin was was
14. Aku dan Kopi di bulan Juli
56
Ismiati
1. PEDULI VIRUS CORONA
Hadirmu tiba – tiba
Berawal dari Wuhan menjalar seluruh dunia
Kau tak kasat mata tapi nyata
Menyerang menerjang bagai tentara perang
Dunia tak berdaya menghadapinya
Bagi sebagian orang hadirmu menbawa duka nestapa
Kehilangan kesehatan, pekerjaan, kebersamaan dan keceriaan
Hadirkan lelah, penat dan khawatir berkepanjangan
IsmiatiDuniaterasahitamseram mencekam
Perkampungan sepi, jalan sepi, pasar sepi, tempat ibadahpun sepi
Semua kembali ke rumah stay at home
Bagi sebagian orang hadirmu membawa pelajaran
Belajar memperhatikan keluarga
Belajar menjaga kebersihan jiwa raga
Belajar berkorban untuk sesama
Bagi yang berkecukupan rejeki berkesempatan menyantuni
Belajar mengerti kebesaran kuasa Illahi.
57
Ismiati
Covid 19, banyak yang tak peduli tentangmu
Tak peduli bahwa kau telah mewabah
Tak peduli bahayamu, abaikan anjuran pemerintah
Tak peduli social distancing, phisical distancing, stay at home
Mari peduli agar covid 19 segera pergi
Bukankah dulu kala ketika jaman Nabi dikatakan
Jika di suatu Negeri ada thoun atau wabah Jangan keluar rumah
Jangan meninggalkan daerah, jangan menuju daerah
Mari peduli, selamatkan diri, selamatkan keluarga, tetangga, Negara dan
Ismiatidunia
ISMIATI, Madiun 20 Mei 2020
58
Ismiati
BELENGGU RINDU CORONA
Corona melanda
Hadirmu merubah kebiasaan
Membuat kami berjauhan
Tak bisa lakukan pertemuan
Tak bisa berdekatan
Tak bisa berjabat tangan
Diam dalam kehampaan
Diam dalam kekhawatiran
IsmiatiDiam dalam pengharapan
Mencekam ketakutan
Ketika rindu mendera mengalir deras bak hujan
Rindu emak bapak
Rindu tetangga nan ramah tak berjarak
ISMIATI, Madiun 25 Oktober 2020
59
Ismiati
JERIT BATIN KALA PANDEMI
Bagai kemarau merindukan hujan
Bagai air telaga berharap jadi asin
Bagai sesuatu yang tidak mungkin
Hadirmu sementara bagai angin
Pergipun tanpa ijin
Licin bak air tajin
Janji menyiksa batin
Aku mulai tak yakin dengan janji kemarin
IsmiatiJanjimumenguapbagai bensin
Segala alasan kau utarakan
Agar terjadi perpisahan
Jerit batin saat pandemic
Terjadi kemerosotan ekonomi
Kemerosotan pendapatan
Kemerosotan kepercayaan
Dilema pandemi corona
60
Ismiati
SEPI DALAM PANDEMI
Tiba tiba sekolah sepi….
Hanya daun berguguran dipagi hari
Ditiup angin sepoi sepoi
Senyap bagai tak berpenghuni
Terjadi saat ini karena pandemi
Ruang kelas dulu riuh dengan canda tawamu
Halaman dulu ramai dengan teriakanmu
Keluh kesahmu, rasa ingin tahumu sedikit usilmu
IsmiatiSemua mengusikrinduku
Corona telah mengubah keadaan
Menyebabkan kita tak berdekatan
Siswa belajar dirumah sendirian
Guru berjibaku sajikan pelajaran meski berjauhan
Ya belajar mengajar harus tetap lancar
Meskipun berdaster dan bermasker
Upayakan siswa pintar
Jadikan generasi tak mudah gentar
61
Ismiati
Jadikan insan yang sabar
dan taat pada yang Maha Besar
Kita belajar didunia maya
Bertegur sapa lewat WA
Canda tawa lewat social media
Hingga tiba waktunya
Pengumuman kelulusan lewat web saja
Tak ada toga menghiasi kepala
Sebagai rangkaian pesta kelulusan siswa
Corona mengajarkan banyak makna
IsmiatiDia ciptakan jarak antaraguru dan siswa
Ingatkan indahnya saat bersama
Memupuk rindu, ingatkan indahnya saat bertemu
Kita selalu berharap
Covid 19 selesaikan tugasmu dan segeralah lenyap
Kami ingin bernapas bebas tidak lagi pengap
Dan tidur nyenyak minpi indah dimalam gelap
ISMIATI, Kota Madiun , 5 Juni 2020
62
Ismiati
KELAS SEBELUM CORONA
Kini tinggaal merindu
Kenangan saat itu
Tiba disekolah disiplin tepat waktu
Memakai seragam dan sepatu
Belajar dengan guru
Bercanda dengan teman yang lucu
Kadang bertengkar saat berkelakar
Konflik …
IsmiatiNamun belajar menyelesaikan
Belajar menuntaskan permasalahan
Menambah kedewasaan
Raga bergelora
Sehat bebas kemana mana
Kini corona melanda
Belajar dari rumah saja
Raga serasa terpenjara
Dan kini…
63
Ismiati
Kelas semakin luas
Tak terbatas ruang dan waktu
Kian merdeka dan bebas
Menentuka segala pilihan
Nikmati saja….
Dimana berada dan kapan saja
Ambil hikmahnya Syukuri dan jalani
Ismiati
64
Ismiati
UJIAN CORONA
Isi dunia meronta
Saat corona melanda
Mengubah tatanan yang ada
Iman mendapat ujian
Amanah tertukar khianat
Tuhan sampai kapan corona sirna
Indonesia sehat aman damai itu idaman
IsmiatiMengapa semua ini terjadi Tuhan?
Apakah ini azab karna dosa kami?
Dalam sujud memohon ampun
Ingin ku menghapus dosa masa lalu
Untuk mendapat ridha-Mu semata
Namun tolong, ampuni kami dan sirnakan corona dari kami
65
Ismiati
DALAM DOA
Ingin tak mengeluh sewaktu rapuh
Saat terjatuh tak ingin berhenti dan mengaduh
Menyerah jangan lakukan meski kesakitan
Ingin mengasihi meski terdholimi
Akankah membalas saat dihempas?
Tawakal pada Alloh jangan lupakan
Indahnya bersabar bisa dirasakan
Yakin dengan pertolongan Tuhan
IsmiatiUntuk mengobati hati nan lara
Nurani putih tajam tak mengancam
Fadilah kebaikan diutamakan
Indah tak terperi di hati
Dalam Diam diwiridkan doa
Ampunan Ridha Illahi dinanti
66
Ismiati
BEDA KARENA CORONA
Corona….
Karena hadirmu perilaku jadi beda
Dulu….
Bila bertemu siswa bersalaman
Sekarang hanya telangkupkan tangan dari kejauhan
Dulu kami saling berdekatan kini harus berjauhan
Dulu ada canda tawa penuh ekspresi jiwa
IsmiatiKini harusmemakai penutup muka
Corona . . . .
Hadirmu merubah semuanya
Dulu orang tua marah jika anaknya selalu pegang gawai
Kini orang tua resah jika gawai tak dijamah
Guru berusaha membuat siswa pintar
Meskipun dengan berdaster dan bermasker
Ismiati, September 2020
67
Ismiati
RINDU KELASKU
Hanya bisa memandang dari kejauhan
Saat sekali waktu aku ke sekolah
Mengambil tugas dari guru
Sewaktu pulsa internetku tak bisa bersahabat denganku
Ingin rasanya masuk ke kelas itu
Bercengkerama dengan teman temanku
IsmiatiBelajar bersama bapak ibuguru
Hanya bisa memandang dari kejauhan lewat jendela
Yang terbuka sedikit saja
Pernah ada kenangan disana
Suka duka bersama teman dan guruku
Sungguh rindu menderaku
Corona jangan pisahkan cintaku untuk sekolahku
ISMIATI, 23 Oktober 2020
68
Ismiati
PERGINYA EMPATI
Guruku termangu
Menatap syahdu penuh rindu
Lama tak bertemu siswamu
Apakah mereka juga rindu
Entahlah….
belajar di dunia maya
Tanpa teladan yang nyata
Tak bisa rasakan indahnya belajar bersama
IsmiatiMemecahkan masalah bersama
Kini semua dilalui sendiri
Dirasakan sendiri
Rasa simpati nyaris tak didapati
Rasa empati telah pergi
Corona segeralah pergi
Empati simpati segera kembali
Ismiati, 8 Nopember 2020
69
Ismiati
KEMBALILAH PULANG
Mungkin karena keadaan
Mereka lari ke jalanan
Tak hiraukan pelajaran
Inginkan kebebasan
Mungkin karena bosan
Terlalu lama sendirian
Sangat membutuhkan teman
IsmiatiHingga pergikeluyuran
Di pasar, di Jalanan, di Perempatan
Dirimu ku temukan
Membawa gitar bernyayi tertawa tanpa beban
Nak . . . .
Kembalilah pulang dengan kerinduan
Jagalah semangat belajar terapkan kedisiplinan
Lihatlah . . . .
Gurumu semalaman menyiapkan pelajaran
70
Ismiati
Berharap kau siap hadapi kenyataan
Tumbuhkan harapan jadi pemimpin masa depan
Sementara ayah ibumu mencari nafkah
Sebagai bentuk ibadah
Pun berharap kau rajin sekolah
Ayah ibumu tak kenal lelah apalagi menyerah
Maka mengertilah . . . .
Jangan buat gurumu resah
Jangan buat ayah ibumu susah dan payah
Jangan ciptakan gelisah
IsmiatiKelakhidupmu penuhberkah
Raihlah ridha Alloh.
Kembalilah pulang….
Lihatlah cita citamu tergantung di awang awang
Kita tak tahu kapan wabah corona hilang
Yang jelas bahagia kan datang saat kau pulang
Dan raih asa yang berkerlip diantara bintang- bintang .
Ismiati, Nopember 2020 71
Ismiati
TERTUNDANYA JANJI SUCI
Cethar….
Bagai petir di musim kemarau
Saat angin membawa berita tentangmu
Rasa tak percaya tapi nyata
Kaget, bingung, takut dan khawatir tiada tara
Bagaimana tidak
Hari ini hari yang ditentukan
IsmiatiUntuk kita mengikat janji kemuliaan
Dalam ikatan pernikahan
Tapi janji hanya kenangan
Tak tentu kapan dilaksanakan
Wabah corona membuat berantakan
Semua rencana tertunda entah sampai kapan
Yang ada hanya doa dan harapan
Semoga bunga bermekaran ditaman impian
72
Ismiati
PENGANTIN WAS- WAS
Senyap.. . .
Tak ada shalawat mengalun khidmat
Tak ada gending jawa maupun rebana membahana
Meski bahagia tetap terpancar disana
Prosesi pernikahan terlaksana dengan sederhana
Tak ada tarian maupun cucuk lampah
IsmiatiMenikah asal sah
Hanya dihadiri penghulu dan beberapa keluarga
Tetangga mendoakan dari kejauhan
Semua menerapkan protokol kesehatan
Tak ada kerumunan
Tak ada salam salaman
Covid 19 menyebabkan hati was-was
73
Ismiati
AKU DAN KOPI DI BULAN JULI
Secangkir kopi diawal juli
Asapmu mengepul menebar aroma
Seakan mau mengabarkan bahwa kau baik baik saja.
Meski kita tak biasa bersama
Kali ini aku dan kau berdekatan satu meja
Rasa pahitmu seakan mewakili kata hati
Sekian lama aku menanti
IsmiatiKedamaian di negeri ini.
Masih dengan si covid
Masih dengan rindu yang tertahan
Aah semua pahit dirasakan.
Saat ini sudah bulan juli kedua
Tapi korona masih meraja
Menebar cemas dimana mana
Hingga tak bisa merasakan manisnya copy….
74
Ismiati
VI. YATIM PIYATU
Puisi ini menceritakan curahan hati anak Yatim
1. Ayah dan Bulan
2. Rindu Dalam Balutan Takbir
3. Rindu Ayah
4. Ayah dan Demam berdarah
5. Doa Dalam Rindu
Ismiati
75
Ismiati
AYAH DAN BULAN
Masih terbayang jelas diingatanku
Ketika keluargaku masih bersama selalu
Aku, ibu dan ayahku
Waktu itu usiaku belum genap empat tahun
Bersama ayahku mengayuh sepeda
Keluar masuk lorong kota
Aku bahagia….
IsmiatiHingga senja tiba
Mentaripun berlalu tenggelam tanpa kata
Suara adzan berkumandang bergema
Ayah dan ibu menjalankan sholat bersama
Aku Cuma ikut saja
Malam terus merayap
Seperti biasa terdengar suara batuk ayah
Batuk yang tak kunjung reda
Kulihat ibu panik tanpa suara
76
Ismiati
Wajah ayah pucat bak kertas tanpa goresan tinta
Bibir ayah komat kamit mungkin berdoa
Tak lama terpejam tanpa gerak
Ibu menjerit tertahan
Tetangga berdatangan
Ayahku dimandikan dimalam hari
Di pakaikan kain warna putih
Aku bingung, aku takut aku menangis
Ibuuu, kenapa ayahku, hendak kemana ayahku
IsmiatiIbu menyeka air mata dan memelukku erat sambil berkata
Ayah hendak ke bulan mengambil bintang bintang untuk kamu
Sekarang tidurlah Nak,
Baru tahu telah menjadi yatim diriku
Ismiati, September 2020
77
Ismiati
RINDU DALAM BALUTAN TAKBIR
Ramadhan tiba dipenghujung,
Malam takbir telah bergaung
Biasanya aku dan ayah pergi kesurau mengenakan sarung
Tapi ayahku telah menghadap Yang Maha Agung
Ahh….ayah, aku rindu ayah
Ayah yang tak pernah bilang lelah
Ayah yang meredakan semua gelisah
IsmiatiAyah yang menjaga ibu, aku dan adikku penuh amanah
Gema takbir itu…….
Tuhan…. Aku rindu ayah
Tolong, sampaikan rinduku yang membuncah
Dulu ayah pencari nafkah
Kini ibu yang harus bersusah payah
Demi kami yang menjadi amanah
Maafkan aku ayah ibu
Pundakku masih terlalu kecil untuk menanggung beban
78
Ismiati
Kelak dewasa kan ku rangkai kebahagiaan
Ku buat ibunda sunggingkan senyuman
Ku buat adikku berkecukupan dan berpendidikan
Semoga Tuhan mengabulkan
Biarkan ini sebagai ujian
Luluskan aku dengan hasil yang memuaskan
Tuhan tak memberi ujian diluar kemampuan
IsmiatiIsmiati, September2020
79
Ismiati
Rindu Ayah
Oleh: Ismiati
Ayah lihatlah aku…
Seandainya kau disisiku..
Menyaksikan hari wisudaku..
Pasti kulihat binar dimatamu
Ayah…..
Anakmu ini telah selesai menempuh study
Tumpahan keringatmu untuk membiayai
IsmiatiKini Alloh meridhoi, disaat kau menghadap Illahi
Ayah…
Rinduku kian menderu
Laksana angin dihutan pinus itu
Kian dingin dan beku
Hanya doa yang kuucap selalu
Semoga Alloh menjagamu
Ayah aku rindu
80
Ismiati
AYAH DAN DEMAM BERDARAH
Ruangan itu berbau Karbol . . . .
Tirai putih tertiup angin seakan menari nari
Dentingan jarum jam dinding menambah sunyi suasana.
Suara roda kursi dorong yang mengangkut pasien semakin menambah
suasana mencekam.
Seorang anak menunggu dengan gelisah
Mata ayah terpejam membuatnya kian gundah
Ayahnya terkena demam berdarah
IsmiatiPerawatdatang membawasekantung darah
Diperiksa nadi dan pernafasan sang ayah,
Tak begitu lama di pindahkan ke ruang jenazah,
Innalillahi wa innailaihi rojiun semoga diampuni dosanya oleh yang maha
pemurah.
Anak kecil menangis dengan pasrah
Untaian doa tercurah
Semoga kelak dia jadi pria yang gagah
Selalu menjaga amanah.
Menjadi kebanggaan ayah.
81
Ismiati
DOA DALAM RINDU
Oleh : Ismiati
Tuhan….
Aku tak tahu berapa sisa umurku
Yang kutahu dosaku semakin menggunung
Semakin hari semakin meluas melebar meninggi
Ingin ku hapus dosa-dosa bersemayam dalam jiwa
Ingin ku tebus dosa dengan doa-doa
sucikan jiwa penuh noda
IsmiatiTuhan Aku tak tahu seberapasisaumurku
Yang ku tahu ramadhan semakin dekat padaku
Yah Ramadhan bulan suci penuh ampunan
Bulan suci penuh keberkahan
Tuhan ijinkan daku memeluknya
Biarkan ku bersimpuh dimalam dinginnya
Untuk menghapus noda dosa yang berkarat
Kan kucurahkan segala rasa di pangkuan –Mu
82
Ismiati
VII. Tentang Kematian
Puisi ini bercerita tentang berakhirnya perjalanan manusia
yang ditandai dengan berpisahnya ruh dengan raga dan
meninggalkan dunia.
1. Kabar Dari Izroil
2. Pamit Pulang
3. Perjalanan Panjang
4. Batu Nisan
5. Waktu Yang Ditentukan
6. Pembalasan Keadilan
Ismiati7. Gersang
8. Jiwa Tenteram
9. Api Berkobar
10. Bersyukurlah
11. Covid Di Bulan Juli
83
Ismiati
KABAR DARI IZROIL
Tak dapat menghindar
Saat malaikat izroil membawa kabar
Jiwa kian ciut gentar
Ketika izroil mulai gusar
Pandangan kian nanar
Jantung kian berdebar
Tuhan Kau maha benar
IsmiatiSedang liang kubur tak lagi lebar
Tiada sinar memancar
Ruh mulai sekarat
Gelap penat pekat
Sudah terlambat untuk tobat
Perjalanan panjang menuju akhirat
Segala amal perbuatan tak lagi dicatat
84
Ismiati
PAMIT PULANG
Maafkan daku
Ketika tiba waktuku harus meninggalkanmu
Jangan tangisi kepergianku
Jika ku menjauh darimu
Bukan aku tak mencintaimu
Sungguh aku sangat menyayangimu
Maafkan daku
Jangan tangisi kepergianku
IsmiatiSaat harus pulangkerumah kekasihku
Dia berjanji menyiapkan rumah abadi untukku
Ketika tiba waktuku kenang daku dalam angan
Sebut namaku dalam doa kerinduan
Semua akan kutinggalkan
Lepas aku dalam kebahagiaan
Saat aku pamit pulang
Ke alam keabadian
ISMIATI, 31 OKTOBER 2020
85
Ismiati
SETELAH PERJALANAN PANJANG
Belum sempat Istirahat
Setelah melakukan perjalanan panjang badan penat,
Semua memanggil dengan suara menyayat
“Baumu menyengat, segera mandi agar harum terhormat”
Istri, suami, anak, tetangga menyeret cepat
Segera mandi dan pakai sabun wangi
Rontokkan kenangan sengit dan busuknya daki
Segera berangkat dan pergi
IsmiatiPakai baju putih bersih jangan yang warna warni.
Mereka serasa menghakimi
Melarangmu menatap pagi
Padahal kau ingin tetap disini,
Mereka menggotongmu ke sebuah tempat
Asing gelap pekat
Tertidur berselimut kain putih
ISMIATI, 31 Oktober 2020
86
Ismiati
BATU NISAN
Perjuangan…..
Berakhir di bawah batu nisan
Tiada kata dapat diucapkan
Hanya kebaikan jadi tuntunan
Hanya tulisan jadi kenangan
Batu nisan
Sebagai bukti tak ada keabadian
IsmiatiKita hanyamenjalankanujian
Untuk menuju kemuliaan
Di hadapan Tuhan
87
Ismiati
WAKTU YANG DITENTUKAN
Dipenghujung waktu
Hampir usai masa yang ditentukan
saatnya mengakhiri perjalanan
Berhenti dari petualangan
sudahkah amanat di jalankan
sudah cukupkah bekal menuju kampung halaman
Ismiatibersiaplah menuju alam keabadian
meninggalkan alam perjuangan.
19 Mei 2021
88
Ismiati
PEMBALASAN DAN KEADILAN
Jika waktu telah tiba
Tuk mengakhiri cerita didunia
Masa lalu tinggal kenangan saja
Tergelincirnya lisan tinggalkan penyesalan
Nikmatnya tutur tinggalkan kebahagiaan.
Semua akan dipertanggung jawabkan
Jangan sampai menuai penyesalan
IsmiatiTuhan akanmemberi pembalasan
Dengan penuh keadilan.
19 Mei 2021
89
Ismiati