MATERI PENGENALAN
PEMELIHARAAN BAHAN
PERPUSTAKAAN
Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester
mata kuliah pemeliharaan bahan pustaka
Penulis
WIDYA ANGGI AMANDA - D1818094
Universitas Sebelas Maret Surakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan artikel tentang “Materi Pengenalan Pemeliharaan Bahan
Pustaka” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjun-
gan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua
jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan artikel yang menjadi tugas
pemeliharaan bahan pustaka dengan judul “Materi Pengenalan Pemeliharaan Bah-
an Pustaka”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan artikel ini berlangsung seh-
ingga dapat terealisasikanlah artikel ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap artikel ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, artikel yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.
Klaten, Desember 2020
Penyusun
Page 2
DAFTAR ISI
PENGERTIAN PELESTARIAN BAHAN PERPUSTAKAAN ...................... (4)
TUJUAN PELESTARIAN BAHAN PERPUSTAKAAN .............................. (6)
FUNGSI PELESTARIAN BAHAN PERPUSTAKAAN ................................ (7)
JENIS-JENIS BAHAN PERPUSTAKAAN ..................................................... (8)
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN BAHAN
PERPUSTAKAAN ............................................................................................ (10)
ETIKA DAN PELAKSANAAN PELESTARIAN BAHAN
PERPUSTAKAAN ............................................................................................ (12)
Page 3
PENGERTIAN PELESTARIAN
BAHAN PERPUSTAKAAN
PENGERTIAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA
Menurut IFLA (International Federation Of Library)
Pelestarian mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka, keuan-
gan, ketenagaan, metode dan teknik serta penyimpanannya.
Menurut Badan Penasehat Konservasi Nasional Amerika Serikat pada tahun
1983,
a. Konservasi yaitu pemeriksaan terhadap kondisi bahan perpustakaan.
b. Preservasi yaitu tindakan mencegah kerusakan melalui pengawasan lingkungan,
perawatan atas bahan perpustakaan.
c. Restorasi yaitu tindakan mengembalikan bahan perpustakaan ke bentuk asli
tanpa merusak nilai estetika dan integritas historinya.
Menurut “Introduction to Conservation” terbitan Unesco tahun 1979 terdapat
tingkatan kegiatan pelestarian:
- Prevention of deterioration, yaitu mengendalikan kondisi lingkungan, melindungi
dari faktor perusak, salah penanganan;
- Preservation, penanganan kerusakan karena udara lembab, faktor kimia, serang-
ga, dan mikro organisme harus dihentikan;
- Konsolidasi, memperkuat bahan perpustakaan rapuh dengan memberi perekat /
bahan penguat lainnya;
- Restorasi, memperbaiki bahan perpustakaan menambal, menyambung, memper-
baiki seperti semula;
- Reproduksi, membuat ganda benda aslinya (mikrofilm, mikrofis, repro, fotokopi,
digital).
Wendy Smith (The National Library of Australia)
- Preservasi, kegiatan untuk memperpanjang umur bahan perpustakaan dan infor-
masi;
- Konservasi, kegiatan yang meliputi perawatan, pengawetan, perbaikan bahan
perpustakaan oleh konservator yang profesional;
- Restorasi, kegiatan memperbaiki bahan perpustakaan rusak agar kondisinya
kembali seperti aslinya.
Dureau dan Clements (1990), “Dasar-Dasar Pelestarian dan Pengawetan
Bahan Pustaka”
- Pelestarian (preservasi), mencakup unsur pengelolaan, keuangan, cara penyim-
panan, alat-alat, tenaga kerja, teknik dan metode yang diterapkan;
Page 4
gambar: library.uns.ac.id
Mengevaluasi bahan pustaka menjadi salah satu kegiatan pelestarian bahan pustaka di perpustakaan
- Pengawetan (konservasi), suatu kebijaksanaan dan cara untuk melindungi bahan
perpustakaan dari kerusakan, kehancuran, termasuk metode dan teknik yang di
terapkan;
- Perbaikan (restorasi), suatu teknik dan pertimbangan memperbaiki bahan per-
pustakaan rusak akibat waktu, pemakaian, faktor lainnya.
Menurut Lindley R. Keith Mobley, (Maintenance Enginer Handbook, SIxt Edi-
tion, McGraw-Hill, 2002) p
Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan
tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya.
Dalam kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John M. Echos dan Hasan Sadli
kedua kata ini mempunyai arti yang hampir sama. Konservasi berarti perlindun-
gan dan pengawetan, sedangkan preservasi berarti pemeliharaan, penjagaan dan
pengawetan.
Bahan pustaka adalah unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, sehing-
ga harus dilestarikan mengingat nilainya yang mahal. Bahan pustaka di sini be-
rupa terbitan buku, berkala (surat kabar dan majalah). Dalam bahan audio visual
seperti audio, kaset, video, slide, dsb. Pelestarian bahan pustaka tidak hanya men-
yangkut pelestarian dalam bidang fisik, tetapi juga pelestarian dalam bidang infor-
masi yang terkandung didalamnya. Maksud pelestarian bahan pustaka yang mahal
diusahakan agar awet, bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak
pembaca perpustakaan.
Kesimpulan definisi Pelestarian
Preservasi atau pelestarian mencakup semua kegiatan dalam upaya pemeliharaan,
pengawetan, perbaikan, dan reproduksi bahan perpustakaan.
Page 5
TUJUAN DAN FUNGSI PELESTARIAN
BAHAN PERPUSTAKAAN
TUJUAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA
Menurut IFLA (Principles for the Preservation and Conservation of Library
Material):
Untuk melestarikan informasi bahan perpustakaan melalui alih media dan mele-
starikan fisik asli bahan perpustakaan melalui konservasi, restorasi sehingga dapat
digunakan seutuh mungkin.
Menurut Dureau dan Clements (1990:20) tujuan kebijaksanaan pelestarian di-
rumuskan sebagai berikut:
a. Melestarikan kandungan informasi ilmiah yang direkam dan dialihkan pada me-
dia lain;
b. Melestarikan bentuk fisik asli bahan pustaka dan arsip sehingga dapat digu-
nakan dalam bentuk seutuh mungkin.
Menurut (Sulistyo-Basuki,1991: 217) tujuan pelestarian bahan pustaka ada-
lah melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dengan alih bentuk meng-
gunakan media lain atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin untuk
dapat digunakan secara optimal.
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai terkait dengan kegiatan pemeliharaan
bahan pustaka diperpustakaan yaitu :
1) Menyelamatkan nilai informasi yang terkandung dalam setiap bahan pustaka
atau dokumen.
2) Menyelamatkan bentuk fisik bahan pustaka atau dokumen.
3) Mengatasi kendala kekurangan ruang.
4) Mempercepat perolehan temu balik atau penelusuran dan perolehan informasi.
5) Menjaga keindahan dan kerapian bahan pustaka.
6) Mencegah koleksi perpustakaan dari kerusakan akibat penggunaan yang keliru
oleh mahasiswa (Ibrahim, 2014: 36-37).
Konservasi bahan pustaka untuk mencegah
kerusakan dan kemusnahan dengan cara
mengawetkan.
gambar: antarafoto.com
Page 6
FUNGSI PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA
1. Perlindungan
Upaya melindungi bahan pustaka dari beberapa yang mengakibatkan kerusakan.
Contohnya seperti: serangga, manusia, jamur, panas matahari, air yang dapat mer-
usak fisik dan informasi bahan perpustakaan;
2. Pengawetan
Upaya pengawetan terhadap bahan pustaka agar tidak cepat rusak dan dapat di-
manfaatkan lebih lama lagi. Dengan pelestarian yang baik bahan perpustakaan
akan menjadi awet dan bisa lebih lama digunakan;
3. Kesehatan
Upaya menjaga bahan pustaka tetap dalam kondisi bersih sehingga tidak berbau
pengap dan tidak menganggu kesehatan pembaca maupun pustakawan. Dengan
pelestarian yang baik, bahan perpustakaan menjadi bersih, bebas dari debu, jamur,
binatang perusak, sumber penyakit, sehingga pemustaka dan petugas menjadi ter-
lindung dari penyakit;
4. Pendidikan
Upaya memberikan pendidikan kepada pembaca, bagaimana memanfaatkan bahan
pustaka yang baik dan benar. Pemustaka dan petugas harus belajar cara memakai
dan merawat bahan perpustakaan, disiplin tidak makan dan minum di ruang pen-
yimpanan dan menghargai kebersihan.
5. Kesabaran
Upaya pemeliharaan bahan pustaka membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Mera-
wat bahan perpustakaan ibarat merawat bayi / orang tua, harus sabar. Bagaimana
cara membersihkan buku yang kotor, kutu buku dengan baik kalau kita tidak sabar.
6. Sosial
Pelestarian bahan perpustakaan tidak bisa dikerjakan sendiri harus mengikut ser-
takan pemustaka lain dalam merawat bahan perpustakaan.
7. Ekonomi
Pemeliharaan yang baik akan berdampak pada keawetan bahan pustaka, yang akh-
irnya dapat meminimalisasi biaya pengadaan bahan pustaka.
8. Keindahan
Dengan pemeliharaan yang baik, bahan pustaka di perpustakaan akan tersusun
rapi, indah dan tidak berserakan, sehingga perpustakaan kelihatan indah dan nya-
man. Dengan penataan fisik bahan perpustakaan lebih mudah ditemukan kemba-
li, ruang penyimpanan menjadi indah, sehingga memberikan motivasi kerja pada
petugas perpustakaan.
Page 7
JENIS-JENIS BAHAN PERPUSTAKAAN DAN
FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN BAHAN
PERPUSTAKAAN
JENIS-JENIS BAHAN PERPUSTAKAAN
gambar: blogspot.com
Kertas
Terbuat dari serat binatang, serat tumbuh tumbuhan. Serat selulosa murni dapat
bertahan lama jika disimpan dalam kondisi yang baik. Serat mengandung lignin,
semi selulosa kualitasnya kurang baik karena cepat rapuh dan berubah warna.
gambar: preservasi.perpusnas.go.id
Fotografi
Mencakup film hitam putih, berwarna, mikrofilm, mikrofis terbuat dari plastik film
(selulosa nitrat, asetat, poliester) permukaan dilapisi perak iodida. Fotografi dapat
rusak karena pengaruh pencemaran gas hydrogen sulfide, ammonia, gas sulfur dioksi-
da, dan ozon. Gambar akan pudar pada suhu, kelembaban, keasaman yang tinggi.
Page 8
gambar: blogspot.com
Pita Magnetik
Pita magnetik untuk merekam data dan suara. Contoh pita kaset. Perubahan suhu
dan kelembaban menyebabkan kualitas suara jelek. Penyebab kerusakan lain: debu
pita dapat tergores, kaset pita sering diputar.
gambar: wikipedia
Piringan (Disk)
Lembaran plastic/ebonite bulat untuk merekam suara dan format digital, dilapisi
oksida besi seperti pada pita magnetik. Keunggulan CD diantaranya: dapat meny-
impan informasi berkapasitas banyak; memudahkan penelusuran litetarur; tahan
terhadap gangguan elektromagnetik.
Page 9
FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN BAHAN PERPUSTAKAAN
1. FAKTOR INTERNAL
Faktor yang melekat pada fisik bahan perpustakaan sendiri. Penyebabnya berkai-
tan erat dengan proses pembuatan bahan dan unsur lain seperti kualitas kertas,
tinta serta aksesori yang ada pada bahan perpustakaan.
2. FAKTOR EKSTERNAL
Faktor lingkungan di sekitar perpustakaan, meliputi suhu, kelembaban, cahaya,
polusi udara, serangga, tikus, jamur, bencana alam, serta manusia itu sendiri.
FAKTOR INTERNAL
1. Kualitas Kertas
Produk kertas sekarang ini terbuat dari buburkayu (pulp) dengan kualitas yang
bervariasi, tergantung jenis kayu dan proses pembuatan. Kayu dipotong-potong
kemudian digiling yang menghasilkan serat selulosa tidak murni lignin dan semi
selulosa. Kertas yang dihasilkan dalam proses ini akan berubah warnanya menjadi
coklat karena terkena sinar matahari akibat perubahan lignin yang mengurangi
kekuatan kertas karena terjadi nya oksidasi yang menghasilkan asam.
- Tinta
Saat ini tinta terbuat dari tinta iron-gall atau oak-gall, mengandung ferro-sulfat
yang
dapat mengalami oksidasi, yaitu membentuk asam sulfat yang dapat membakar
atau melenyapkan apa yang tertulis pada kertas. Tinta jenis ini mengalami pemu-
catan “hitam menjadi coklat” disertai dengan meningkatnya keasaman kertas, seh-
ingga teks menjadi hilang.
- Asam yang berasal dari karton (sampul)
Buku disertai dengan sampul keras (hard cover) maupun sampul lunak (soft cover),
sebagai pelindung bagian dalam buku. Sampul terbuat dari karton dan biasanya
karton mengandung asam. Asam akan berpindah ke kertas pada buku yang menye-
babkan menurunnya kualitas kertas, sehingga kertas menjadi rapuh dan cepat
hancur.
- Perekat atau lem
Penjilidan dengan lem umumnya daya lekatnya tidak tahan lama. Animal glue bia-
sa digunakan dalam penjilidan tradisional, terbuat dari tulang, kulit binatang, dan
gelatin yang tidak tahan lama dan dapat mengundang serangga. Sekarang lem bi-
natang diganti dengan PVA (Polyvinyl Acetate) terbuat dari polimer sintetis dicam-
pur dengan bahan aditif. Lem jenis ini cepat kering dan tidak mengundang serang-
ga, mempunyai daya rekat yang kuat dan sulit dilepas.
Page 10
FAKTOR EKSTERNAL
1. Suhu dan Kelembaban
Perubahan suhu berdampak pada kertas. Bila suhu meningkat kertas akan
mengembang, suhu turun kertas akan penyusutan hal ini kertas akan memutuskan
mata rantai kimia serat selulosa dan cepat rusak.
- Cahaya
Cahaya berasal dari dua sumber yaitu cahaya matahari dan lampu listrik. Sinar
dalam cahaya dibagi dalam 3 kelompok menurut panjang gelombang yaitu : sinar
ultraviolet (panjang gelombang antara 300-400 milimikro), sinar dalam cahaya
tampak (panjang gelombang 400-700 milimikro), sinar inframerah (panjang ge-
lombang lebih besar dari 760 milimikron). Kerusakan bila terkena sinar ultravio-
let, bisa berupa lampu TL (flouresensi) atau sinar matahari secara langsung.
- Polusi udara
Debu, kotoran, dan partikel padat yang dapat merusak bahan perpustakaan. Kertas
tergores karena gesekan partikel debu masuk ke sela-sela buku yang mengakibat-
kan kertas menjadi rapuh.
Partikel debu dalam kondisi lingkungan yang lembab, selain menimbulkan noda
permanen yang sangat sukar dihilangkan, juga membawa jamur yang merusak ba-
han perpustakaan. Kotoran dan partikel padat menimbulkan bau asam yang dapat
merusak kertas.
2. Faktor Biota
Faktor biota merupakan penyebab rusaknya bahan perpustakaan. Kertas yang
mengandung selulosa, perekat, dan protein merupakan sumber makanan bagi
bakteri, jamur, dan fungi. Ruang penyimpanan yang kondisi lingkungannya tidak
terpelihara dapat dijadikan tempat hidup yang aman bagi mikroorganisme (fungi
dan jamur) dan serangga (kecoa, silverfish, rayap, kutu buku, book
worm, ngengat) serta binantang pengerat seperti tikus.
3. Rak dan lemari buku tidak memenuhi syarat.
Rak dan lemari penyimpanan yang tidak tepat dapat merusak bahan perpustakaan,
misalnya ukuran buku lebih besar dari rak dan lemari yang digunakan untuk tem-
pat penyimpanan. kerusakan fisik bahan perpustakaan: sampul patah, buku me-
lengkung, dan blok buku rapuh dan akhirnya hancur.
4. Faktor manusia
Manusia lebih dominan jika dibandingkan faktor-faktor lain dari penyebab rusak-
nya bahan perpustakaan. kenakalan pemustaka juga tidak jarang menjurus ke tin-
dak kejahatan seperti menyobek halaman buku, mengambil lampiran, di samping
itu sering juga mencoret-coret halaman buku dengan tinta.
5. Perang, bencana alam, dan pencurian
Perang dan bencana alam sulit diramalkan datangnya sehingga pustakawan harus
dapat memikirkan situasi tidak terduga yang tidak diinginkan tersebut. Kerusakan
bahan perpustakaan yang terjadi karena kebanjiran dan air hujan adalah timbuln-
ya noda jamur dan kotoran yang dibawa oleh air. Noda tersebut sangat sulit untuk
dihilangkan karena jamur berakar di sela-sela serat kertas.
Page 11
ETIKA DAN PELAKSANAAN PELESTARIAN BAHAN
PERPUSTAKAAN
Untuk melakukan pelestarian bahan perpustakaan “langka dan berharga”, diper-
lukan peningkatan kemampuan tertentu. Harus dilakukan oleh staf yang telah
mendapat diklat dalam bidang konservasi. Staf yang menangani pekerjaan ini ha-
rus memiliki tanggung jawab moral yang tinggi, sehingga dalam melaksanakan tu-
gasnya akan selalu berhati-hati. Dengan demikian bahan perpustakaan yang ditan-
ganinya tidak mengalami kerusakan.
Hal yang harus diperhatikan dalam konservasi bahan perpustakaan
1. Tanggung jawab terhadap bahan perpustakaan:
- Respek terhadap bahan perpustakaan:
Mencegah kerusakan jauh lebih baik daripada mengobati dan memperbaiki bahan
perpustakaan yang telah rusak. Menghargai bahwa ada bahan perpustakaan yang
dikeramatkan oleh pemilikan nya, maka untuk mendapatkan informasi dari bahan
perpustakaan tersebut harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari pemiliknya;
- Menyadari keterbatasan kemampuan:
Tidak boleh melakukan konservasi di luar kemampuan. Bila tidak mengetahui cara
menangani kerusakan bp lebih baik tidak mengerjakannya sama sekali.
2. Standar kerja:
Standar kerja konservasi bahan perpustakaan harus diterapkan dengan tepat,
mengikuti prosedur agar bahan perpustakaan tidak rusak.
- Prinsip reversible: dalam mengerjakan tugas, berpegang pada prinsip bahwa
(treatment) yang diterapkan harus dapat mengembalikan kondisi semula tan-
pa merusak bahan perpustakaan itu sendiri.
- Mempertahankan keaslian bahan perpustakaan: Keaslian bahan perpus-
takaan harus dipertahankan, dan konservasi yang dilakukan harus rapi. Bahan
yang digunakan untuk menambal dan menyambung harus sama dengan bahan
perpustakaan aslinya, kuat dan tidak mengganggu tulisan.
3. Tanggung jawab terhadap Instansi tempat bekerja
- Bekerja sebaik-baiknya dengan penuh tanggungjawab.
- Membuat laporan hasil penelitian (survei):
Sebelum melaksanakan konservasi harus membuat laporan hasil penelitian kondi-
si bahan perpustakaan. Laporan dipakai sebagai dasar dalam pembuatan rencana
kegiatan, termasuk prioritas bahan perpustakaan mana yang perlu dilestarikan
fisiknya, dan yang mana yang perlu dilestarikan informasinya melalui pengalih ke-
bentuk mikro ataupun digital.
Page 12
- Membuat laporan hasil perlakuan:
Setiap perlakuan yang diberikan terhadap suatu bahan perpustakaan harus di-
catat untuk keperluan dokumentasi. Pencatatan harus dilakukan tahap demi tahap
secara rinci. Dokumentasi ini diperlukan untuk mengevaluasi tahapan dan hasil
pekerjaan. Dengan demikian diharapkan hasil pekerjaan pada masa yang akan
datang akan lebih baik.
HUBUNGAN SESAMA STAF
# Staf yang telah mendapatkan diklat berkewajiban menularkan ilmu kepada staf
lainnya sehingga ilmu tersebut dapat berkembang.
# Dapat membedakan antara konservasi preventif dengan konservasi restoratif
(kuratif). Konservasi preventif yaitu perlindungan bahan pustaka sedikit peruba-
han untuk mencegah kerusakan lebih parah. Hal ini penting dari pada memper-
baiki bahan perpustakaan tersebut secara total, yaitu dengan cara memperbarui
bagian-bagian yang telah rusak.
# Pendidikan dan pelatihan kepada pustakawan harus dilakukan secara berkala,
supaya ada penyegaran.
# Suhu dan kelembaban udara ruangan harus dijaga dalam posisi yang ideal, yaitu
suhu berkisar antara 20-24°C, kelembaban 45-60% RH. AC selama 24 jam.
# Cahaya matahari harus dihalangi dengan gorden atau filter, mengurangi radiasi
ultraviolet dengan filter film yang direkatkan pada kaca.
# Mencegah kerusakan karena pencemaran udara.
# Bahan pencemar udara seperti gas-gas pencemar, partikel debu, dan logam dapat
dikurangi dengan menggunakan pengatur udara (AC) ditambah alat pembersih
udara (air cleaner), dan menyimpan bahan perpustakaan dalam kotak pelindung.
# Mencegah tumbuh jamur, serangga dengan pemeriksaan secara berkala, mem-
bersihkan tempat penyimpanan, mengatur sirkulasi udara, mengatur penyusunan
bahan perpustakaan di dalam rak , Pada rak diberikan pewangi untuk mengusir
serangga, seperti kamper dan naftalen.
# Mencegah kerusakan karena faktor manusia.
a) Penataan dan penyimpanan
b) Melakukan penjilidan
c) Melakukan kebersihan
d) Penanganan yang benar
Page 13
e) Melakukan reproduksi
# Mencegah adanya pencurian dan vandalisme.
Melakukan pengawasan terhadap pemustaka dalam ruang baca, pemeriksaan tas,
dan pemasangan detektor pada pintu masuk perpustakaan dan pemasangan RFID
(Radio Frequency Identification) pada koleksi bahan perpustakaan.
# Menyimpan dan menata bahan perpustakaan di rak.
Penataan bahan perpustakaan di rak dilakukan dengan baik dan benar, menggu-
nakan standar buku sehingga bahan perpustakaan berdiri tegak, penyusunan jan-
gan terlalu padat agar ada sirkulasi udara. Ukuran lemari harus sesuai, sehingga
kerusakan dapat diminimalisasi.
# Pelaksanaan preventive conservation dengan mengimplementasikan kebijakan:
Pelestarian yang mencakup pelatihan, membangun kesadaran pelestarian koleksi,
adanya pustakawan profesional yang dapat menangani pelestarian, pembentukan
tim kesiapan menghadapi bencana, serta mengadakan pelatihan dalam menghada-
pi kemungkinan adanya bencana.
# Pelaksanaan active conservation dan restorasi yaitu perawatan dan perbaikan
bahan perpustakaan yang meliputi antara lain:
- Koleksi yang berlubang karena pengaruh tinta harus diperkuat dengan laminasi
secara kering (dry method);
- Deasidifikasi pada koleksi untuk mencegah pelapukan kertas;
- Menjilid ulang dan mengganti lembaran pelindung (paper back) pada bahan per-
pustakaan.
- Transformasi informasi yang meliputi alih media ke dalam bentuk mikro, fotogra-
fi, dan transformasi digital dalam rangka melestarikan kandungan informasi bahan
perpustakaan.
TINJAUAN KELEMBAGAAN
Mempertimbangkan kesesuaian dengan tujuan suatu perpustakaan, kebijakan
mengumpulkan bahan perpustakaan, sumber daya yang tersedia dan mempertim-
bangkan iklim sosial dan politik dimana terdapat perpustakaan.
1. Lembaga dan koleksi
- Langkah awal : mengumpulkan informasi umum
(sejarah perpustakaan dan kegiatan utama) sebagai landasan kegiatan pelestarian.
- Survei dilakukan untuk memperjelas hubungan koleksi dengan lembaga perpus-
takaan;
- Tujuan;
- Ruang lingkup;
- Penggunaan;
Page 14
- Kondisi
2. Kebijakan pengumpulan koleksi
- Misi perpustakaan dan kebijakan mengumpulkan koleksi yang jelas diperlukan
agar kegiatan pelestarian dapat efektif
- Memberikan secara spesifik tentang lingkup pengumpulan dan menunjukkan ba-
han pustaka tambahan yang dapat dikumpulkan di masa depan.
- Kebijakan pengumpulan yang baik akan mempertimbangkan kepemilikan dan
kegiatan pengumpulan dari daerah lainnya (dan nasional, jika memungkinkan
3. Kontrol intelektual
- Seleksi koleksi yang efektif untuk pelestarian memerlukan kontrol intelektual
yang baik, oleh karena nilai-nilai relatif dan prioritas koleksi tidak dapat diketahui
kecuali staf akrab dengan isi koleksi.
- Seleksi untuk pelestarian dilakukan seorang pustakawan sehingga ia harus memi-
liki pemahaman yang lengkap tentang sasaran dan tujuan koleksi.
- Pustakawan juga memiliki pemahaman jelas tentang koleksi apa yang tidak akan
dikumpulkan.
4. Manajemen pelestarian
- Adalah suatu proses usaha pelestarian secara sistematis sehingga kebutuhan pe-
lestarian merupakan bagian dari kegiatan perpustakaan setiap hari.
- Sebuah program pelestarian memerlukan koordinasi administratif agar menja-
di efektif bahkan di perpustakaan kecil sekalipun. Untuk mencapai hal ini, mana-
jemen perpustakaan (misalnya kepala perpustakaan, kepala bidang) dan seluruh
staf harus mendukung program pelestarian
a. Personalia dan pendanaan
# Sebagian perpustakaan besar mempunyai bagian/seksi pelestarian tetapi per-
pustakaan kecil (menengah) tidak.
# Satu orang staf diberikan tanggung jawab karena pengetahuannya tentang pele-
starian untuk mengkoordinasikan kegiatan pelestarian.
# Perpustakaan perlu menyediakan konservator bagi pelestarian koleksinya.
# Pendidikan dan pelatihan pelestarian untuk konservator, pustakawan, bagian
administrasi dan pejabat serta dapat membantu dalam mendorong komitmen
kelembagaan.
# Menyediakan anggaran bagi pelestarian. Anggaran diperlukan untuk pengadaan
bahan, pelatihan, dan peralatan.
b. Kebijakan pelestarian
# Sebuah kebijakan pelestarian menyediakan pedoman tertulis untuk melak-
sanakan kegiatan pelestarian sebagai bagian dari kegiatan perawatan koleksi per-
pustakaan sehari-hari.
Page 15
# Suatu kebijakan sebaiknya dikembangkan dari waktu ke waktu sebagai kegiatan
pelestarian yang sistematis. Kebijakan dan prosedur untuk kegiatan pelestarian
preventif harus mencakup:
- Keamanan,
- Mengontrol pegunjung yang menggunakan bahan perpustakaan,
- Instansi lain,
- Memamerkan koleksi menurut pedoman pelestarian,
- Pengolahan koleksi menggunakan teknik yang tidak merusak,
- Meminjamkan koleksi ke melakukan teknik penjilidan berkualitas,
- Memikrofilmkan koleksi sesuai standar pelestarian,
- Memantau lingkungan, menyimpan koleksi menurut pedoman pelestarian, dan
- Memelihara catatan tindakan konservasi.
# Kebijakan yang jelas dapat diterapkan secara menyeluruh dalam pelestarian pre-
ventif dan akan memperpanjang daya guna koleksi.
Page 16
DAFTAR PUSTAKA
1. Sulfiani, Sulfiani (2017) Strategi Pelestarian Bahan Pustaka di perpustakaan Ab-
durRasyid Daeng Lurang Sungguminasa Gowa. Undergraduate (S1) thesis, Univer-
sitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Page 17
MATERI PENGENALAN
PEMELIHARAAN
BAHAN PERPUSTAKAAN
Materi Pengenalan Pemeliharaan Bahan Perpus-
takaan membahas pengertian pelestarian bahan
perpustakaan, tujuan pelestarian bahan perpus-
takaan, fungsi pemeliharaan bahan perpustakaan,
jenis-jenis bahan perpustakaan, faktor penyebab
kerusakan bahan perpustakaan, serta etika dan
pelaksanaan pelestarian bahan perpustakaan. Dis-
ini, para mahasiswa serta masyarakat umum yang
berminat pada dunia perpustakaan juga bisa men-
getahui kegiatan di perpustakaan yakni pelestarian
bahan perpustakaan.
Dengan tetap mempertahankan bobot ilmiahnya,
buku yang ditulis oleh mahasiswa perpustakaan ini
akan lebih enak dibaca oleh siapa pun yang ingin
memperoleh gambaran mengenai pelestarian bahan
perpustakaan.
WIDYA ANGGI AMANDA - D1818094
D3-PERPUSTAKAAN B 2018
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020