Pada sub bab ini akan dibahas frekuensi 2,4 GHz yang merupakan frekuensi yang paling banyak
digunakan oleh perangkat-perangat nirkabel saat ini. Sebenarnya frekuensi 2,4 GHz masih
dibagi lagi menjadi beberapa frekuensi yang lebih spesifik. Frekuensi 2,4 GHz dibagi lagi menjadi
beberapa channel, yang menentukan satuan terkecil dari frekuensi 2,4 GHz tadi.
Jika diperhatikan, antara satu channel dengan channel lainnya terpisah 0,005 GHz, kecuali
antara channel 13 dan channel 14 yang terpisah 0,014 GHz. Setiap channel memiliki rentang
channel sebesar 22 MHz atau 0,022 GHz. Ini mengakibatkan sinyal dari sebuah channel masih
akan dirasakan oleh channel lain yang bertetangga. Misalnya sinyal pada channel 1 masih akan
terasa di channel 2, 3, 4 dan 5. Karena rentang frekuensi yang saling overlapping (menutupi)
maka penggunaan channel yang berdekatan akan mengakibatkan gangguan interferensi. Hal ini
mirip yang terjadi pada pemancar Radio FM, suatu frekuensi station radio tidak boleh
berdekatan dengan frekuensi station radio lain, karena siaran radio mereka akan saling
mengganggu jika frekuensi yang mereka gunakan berdekatan. Secara lengkap gambaran
interferensi yang akan terjadi antar channel dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.7 Interferensi pada Tiap Channel
Berdasarkan gambar di atas, kita bisa melihat bahwa interferensi channel akan terhindar jika kita
menggunakan aturan +5 atau -5 dengan frekuensi yang sudah digunakan. Sebagai contoh,
channel 6 tidak akan overlapping dengan channel 1 atau channel 11.
Contoh penerapan aturan +5 atau -5 ini misalnya pada saat kita akan mengkonfigurasikan
sebuah access point, ternyata disekitar kita sudah ada access point milik orang lain. Sebelum
menentukan channel yang akan kita gunakan di access point kita, cari tahu terlebih dahulu
channel yang digunakan oleh access point tetangga kita. Pengguna bisa menggunakan aplikasi
netstumbler untuk mesin Windows ataupun Airodumping untuk mesin Linux. Jika ternyata
tetangga kita menggunakan channel 8 pada access point-nya, maka channel yang dapat
digunakan pada access point adalah channel 3 atau channel 13.
51
Media yang digunakan dalam pertukaran data pada jaringan nirkabel berbeda dengan yang ada
pada jaringan kabel. Pada jaringan nirkabel media yang digunakan adalah gelombang radio
dengan menggunakan frekuensi radio tertentu, dengan media pertukaran data yang berupa
gelombang radio ini tentu kita tidak dapat sepenuhnya mengontrol sebagaimana pada kabel.
Interferensi atau gangguan yang ada pada nirkabel lebih banyak karena menggunakan media
publik yang dapat digunakan oleh siapa saja.
1. Teknik Mengatasi Interferensi
Pada operasional infrastruktur WI-Fi di outdoor, salah satu tantangan yang cepat atau lambat
tapi pasti akan kita hadapi access point bersama adalah berkurangnya throughput, karena
tingginya interferensi dan noise. Sinyal yang kuat tidak cukup menjamin reliabilitas pada
sebuah penerima wireless broadband. Sinyal level harus secara konsisten jauh lebih besar
dari pada noise yang diterima di penerima. Dengan kata lain, perbandingan antara sinyal
kepada noise, Signal To Noise Ratio (SNR) harus setinggi mungkin. Untuk memperolehSNR
yang tinggi, ada dua kondisi yang harus penuhi sekaligus yaitu:
a. Sinyal yang diterima oleh pesawat penerima harus lebih tinggi dari sensifitas
penerima.
b. Level noise di input penerima harus lebih rendah dari sinyal yang masuk. Noise
didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang bukan sinyal yang kita inginkan”.
Gambar 4.8 Ilustrasi interferensi sinyal
52
2. Memaksimalkan Level Sinyal yang Diterima
Kita sebenarnya mempunyai kemampuan mengontrol secara langsung proses untuk
memaksimalkan sinyal yang diterima. Beberapa prosedur standar yang biasa digunakan
adalah :
a. Link Budget - daya pancar yang cukup, sensifitas penerima, dan penguatan antena yang
cukup untuk mengatasi loss di kabel coax dan free space.
b. Line Of Sight - jalur LOS harus tanpa hambatan/penghalang dari ujung ke ujung.
c. Fresnel Zone - harus cukup daerah yang bebas tidak ada halangan.
d. Installation - pastikan antena dipasang dengan aman dan benar, arah yang benar,
konektor yang diisolasi tahan air, menggunakan konektor dan coax yang baik
3. Meminimalisasi Interferensi Dan Noise
Kita biasanya tidak punya kemampuan mengatur/mengontrol sumber noise atau interferensi.
Beberapa sumber noise adalah :
a. Natural noise – noise dari atmosfir dan galaksi.
b. Manmade noise – sinyal RF yang diambil dari antena. Termasuk oven microwave,
telepon cordless dan indoor WI-FI serta beberapa peralatan medical/kedokteran.
c. Receiver noise – noise yang dihasilkan oleh rangkaian internal penerima.
d. Interferensi jaringan lain – interferensi yang disebabkan oleh jaringan nirkabel lain yang
bekerja pada band yang sama.
e. Interferensi jaringan kita sendiri – terjadi jika kita menggunakan frekuensi yang sama
lebih dari satu kali, menggunakan channel yang tidak mempunyai cukup jarak/spasi
antar channel atau menggunakan urusan frekuensi hopping yang tidak benar.
f. Interferensi dari sinyal out of band – disebabkan oleh sinyal yang kuat di luar frekuensi
band yang kita gunakan, misalnya, pemancar AM, FM atau TV, pager.
53
1. Site Survey
Site Survey RF merupakan proses yang dilakukan oleh surveyor. Tujuannya adalah
memetakan lokasi tertentu dengan menentukan penempatan peralatan nirkabel yang
disesuaikan dengan sifat, interferensi, serta jangkauan (coverage) frekuensi radio agar
dapat mengimplementasikan jaringan nirkabel dengan baik.
2. Topologi Jaringan Nirkabel
Pada jaringan nirkabel terdapat 3 macam topologi yaitu:
1. Independent Basic Service Sets (IBSS)
2. Basic Service Sets (BSS)
3. Extended Service Sets (ESS)
3. Kondisi Channel
Perangkat WLAN bekerja dengan gelombang elektromagnetik, sehingga perangkat ini
akan beroperasi pada frekuensi tertentu. Karena akan digunakan oleh pengguna secara
luas, maka frekuensi yang dipilih adalah frekuensi yang sudah digratiskan yaitu frekuensi
2,4 GHz dan 5 GHz.
4. Interferensi
Untuk mengatasi interferensi pada frekuensi ada beberapa cara yang dapat dilakukan
yaitu:
1. Memaksimalkan Level Sinyal yang Diterima
2. Meminimalisasi Interferensi Dan Noise
3. Strategi Mengalahkan Interferensi
54
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kalian dapat menyajikan apa saja perangkat
yang dibutuhkan dalam melalukan pemasangan jaringan nirkabel. Maka dari itu patut
diperhatikan saran-saran berikut :
1. Dalam memahami modul ini, pahami urutan bab.
2. Setelah itu, pahamilah macam-macam jenis antena.
3. Kemudian, pahamilah sistem pengkabelan antena.
4. Sebelum mempelajari konektor antena, sebutkan jenis-jenis kabel yang kalian
ketahui yang ada di lingkungan sekitar kepada guru kalian.
5. Kemudian, pelajari macam-macam jenis konektor.
6. Terakhir, pahamilah cara dalam pointing antena.
7. Sebagai siswa, kalian dituntut untuk dapat menilai kemampuan sendiri dengan jujur,
untuk itu setelah memahami tema demi tema secara keseluruhan, kerjakan latihan-
latihan dengan tes formatif yang terdapat disetiap kegiatan belajar. Untuk melihat
hasilnya, silahkan meminta kunci jawaban tes formatif dari guru. Kalian akan
mengetahui sendiri tingkat penguasaan terhadap materi modul yang telahdipelajari.
8. Lebih lanjut dari itu, kerjakanlah ayo pecahkan masalah. Dengan mengerjakan
perintah yang ada disitu diharapkan kelian dapat memahami konsep, urutan
langkah dalam melakukan perancangan jaringan nirkabel secara terstruktur.
Dengan petunjuk diatas, kalian diharapkan mampu memperoleh pemahaman tentang
konsep, sistem pengkabelan, jenis konektor, dan pengarahan antena dalam pemasangan
perangkat jaringan nirkabel dengan mudah dan cepat, sehingga penguasaan terhadap modul
ini akan tercapai.
55
Dikehidupan sehari-hari kita tentunya sering melihat antena yang terpasang di atap rumah dan
kabel yang menghubungkan perangkat elektronik kita. Pernahkah kita mencari tahu sistem kerja
bagaimana antena bisa menangkap sinyal? Apa saja yang mencakup pemasangan antenna?
Bagaimana cara pemasangan atau fungsi kabel yang menghubungkan agar suatu informasi dapat
tersampaikan? Pada bab ini kita akan membahas pertanyaan-pertanyaan diatas tentang
pemasangan perangkat jaringan nirkabel.
Gambar 5.1 Ilustrasi pemasangan perangkat jaringan nirkabel
Antena merupakan suatu alat yang digunakan untuk merubah sinyal frekuensi yang tinggi dalam
suatu saluran transmisi (kabel atau waveguide) ke dalam gelombang propagasi di udara. Berikut
ini adalah kategori umum dari antena :
1. Omni-directional
2. Semi-directional
3. Highly-directionalibn
56
1. Antena omni-directional (Dipole)
Yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal kesegala arah dengan daya yang
sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omni directional
harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar), dengan mengabaikan pola
pemancaran ke atas dan kebawah, sehingga antena dapat diletakkan ditengah- tengah
base station. Dengan demikian keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani
jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun, kesulitannya adalah pada pengalokasian
frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi
Gambar 5.2 Antena Dipole
Radiasi dari antena dipole sama-sama dalam semua arah di setiap sumbu axis-nya, tetapi
radiasinya tidak terlalu panjang dari kawatnya sendiri. Gambar bagian samping dari
radiator antena dipole seperti gelombang radiasi pada gambar 5.2. Gambar ini juga
mengilustrasikan bentuk antena dipole ”gambar 5.3” dalam bentuk-bentukradiasinya
jika digambarkan dari samping seperti antena yang tegak lurus.
Gambar 5.3 Gambar Samping Antena Dipole
57
Gambar 5.4 Cakupan area dengan penguatan terbesar antena omni-directional
Antena omni-directional umumnya digunakan untuk desain point-to-multipoint
dengan menggunakan topologi star (Lihat gambar 5.5).
Gambar 5.5 Hubungan Point-to-multipoint
2. Antena semi-directional
Antena Semi Directional terdiri dari bermacam-macam bentuk dan jenis. Beberapa tipe
antena Semi Directional yang sering digunakan bersama wireless LAN adalah antena
Patch, Panel dan Yagi. Pada Gambar 2.6 menunjukkan contoh antena Semi Directional.
Gambar 5.6 Contoh antena Semi-Directional
58
Antena Semi directional sering memancarkan dalam bentuk hemispherical atau pola
lingkup silinder seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5.7.
Gambar 5.7 Pola radiasi antena Semi Directional
Selanjutnya pada Gambar 5.8 menggambarkan hubungan antara dua bangunan yang
menggunakan antena semi directional.
Gambar 5.8 Hubungan point-to-point menggunakan antena semi-directional
3. Antena Highly-directional
Antena highly directional memiliki daerah pancaran sinyal yang terbatas dari tipe antena
apapun dan mempunyai gain yang besar dari ketiga group antena tetapi antena jenis ini
mempunyai beamwidth yang sangat terbatas dan harus ditujukan secara akurat satu
sama lain. Pada Gambar 5.8 menunjukkan bentuk pola radiasi antena highly directional.
Gambar 5.9 Pola radiasi antena Highly Directional
59
Antena highly directional secara khusus berbentuk cekung atau berbentuk piringan
satelit. Contoh dari antena highly directional, yakni antena parabolic dan antena grid,
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.9. Antena jenis ini cocok untuk jarak jauh dan
untuk hubungan wireless point-to-point dan memancarkan pada jarak hingga 25 mil
(42km).
Gambar 5.10 Contoh Antena Highly Directional
Dalam menghubungkan jaringan disebuah instansi yang
terdapat banyak gedung, antena apakah yang efektif digunakan
untuk menangkap sinyal wireless LAN antar gedung?
Jelaskan alasannya
60
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kalian dapat mengkonfigurasi klien dan access
point pada jaringan nirkabel. Maka dari itu patut diperhatikan saran-saran berikut :
1. Dalam memahami modul ini, pahami urutan langkah dalam mengkonfigurasi klien pada
jaringan nirkabel.
2. Setelah itu, pahamilah urutan langkah dalam konfigurasi access point.
3. Sebagai siswa, kalian dituntut untuk dapat menilai kemampuan sendiri dengan jujur,
untuk itu setelah memahami tema demi tema secara keseluruhan, kerjakan latihan-
latihan dengan tes formatif yang terdapat disetiap kegiatan belajar. Untuk melihat
hasilnya, silahkan meminta kunci jawaban tes formatif dari guru. Kalian akan
mengetahui sendiri tingkat penguasaan terhadap materi modul yang telah dipelajari.
4. Lebih lanjut dari itu, kerjakanlah ayo pecahkan masalah. Dengan mengerjakan perintah
yang ada disitu diharapkan kelian dapat memahami konsep, urutan langkah dalam
melakukan perancangan jaringan nirkabel secara terstruktur.
Dengan petunjuk diatas, kalian diharapkan mampu memperoleh pemahaman tentang
konsep, sistem pengkabelan, jenis konektor, dan pengarahan antena dalam pemasangan
perangkat jaringan nirkabel dengan mudah dan cepat, sehingga penguasaan terhadap modul
ini akan tercapai.
No Ya Tidak Bila jawaban “Tidak”
Indikator Pelajari Materi
1 Dapatkah anda melakukan konfigurasi sub bab A
pada klien?
sub bab B.1
2 Dapatkah anda melakukan konfigurasi
pada acccess point?
61
Pada saat mengoperasikan pc kita dan ingin terkoneksi pada suatu jaringan wifi ada langkah-
langkah yang harus kita ketahui pada saat mengatur setting dari properties jaringan tersebut.
Untuk mengatur access point kita juga perlu memperhatikan dengan cermat langkah-langkah
dalam mengatur setting access point. Jika kita salah mengatur setting access point, atau ada poin
yang terlewat maka konfigurasi juga akan gagal, sehingga access point tidak dapat terkoneksi
dengan klien. Pada bab ini kita akan mempelajari tiap langkah dalam mengkonfigurasi jaringan
nirkabel pada klien dan accest point.
Langkah konfigurasi Klien pada jaringan nirkabel adalah:
1. Pastikan perangkat wireless adapter telah dikenali oleh sistem Windows.
2. Klik pada ikon Network Wireless Connection pada taskbar, akan ditampilkan nama
jaringan yang tersedia. Pilih WIFI klik tombol connect.
Gambar 6.1 Jaringan yang tersedia
62
3. Menampilkan proses menghubungkan dengan jaringan Wifi, tunggu proses beberapa
saat sampai selesai.
Gambar 6.2 Proses menghubungkan koneksi
4. Apabila proses telah selesai akan ditampilkan PC klien telah terhubung dengan
jaringan Wifi.
Gambar 6.3 Terhubung dengan Wifi
5. Agar dapat terhubung dengan jaringan Wi-Fi, atur alamat IP pada pada pc klien. Klik
kanan pada jaringan pilih status.
63
Gambar 6.4 Menampilkan status pada jaringan.
6. Menampilkan kotak dialog Wireless Network Connection Status, klik tombol
Properties.
Gambar 6.5 Kotak dialog Wireless Network Connection Status.
64
7. Menampilkan kotak dialog Wireless Network Connection Properties > pilih IP v4.
Gambar 6.6 Kotak Dialog Wireless Connection
8. Apabila pada access point mengaktifkan DHCP server maka pilih obtain an IP address
automatically. Pilihan ini akan menggunakan alamat IP yang disediakan dari DHCP server
dari access point. Klik OK untuk menyetujui pengaturan alamat IP.
Gambar 6.7 Kotak Dialog IP4 Properties
9. Sedangkan apabila pada access point tidak mengaktifkan DHCP server, maka harus
memberikan alamat IP statik dengan memilih use the following IP address. Masukkan
alamat IP yang satu kelas dengan alamat IP AP. Klik Ok untuk menyetujui pengalamatan
IP.
65
Gambar 6.8 Mengisi alamat dan Subnet Mask
10. Apabila pada access point mengaktifkan DHCP server maka akan dapat melihat IP yang
diberikan oleh access point pada klien dengan cara klik kanan pada jaringan coba pilih
status, pada kotak dialog Wireless Network Connection Status, klik tombol details.
11. Pada kotak dialog Network Connection Details akan ditampilakan alamat IP yang
diberikan oleh DHCP server dari access point.
Gambar 6.9 Detail connections
12. Untuk memastikan bahwa antara PC klien telah terhubung dengan jaringan Wifi, lakukan
cek koneksi antara PC klien dengan access point. Untuk melakukan cek koneksipada PC
klien, buke jendela Command Prompt. Ketik ping alamat IP access point, jika pesan yang
ditampilkan Reply from 192.168.43.230 maka telah terhubung. Tetapi jika
66
pesan yang ditampilkan Reply from 192.168.43.230 Destination Host Unreachable maka
belum terhubung.
Gambar 6.10 Cek koneksi dengan ping
13. Apabila antara access point dengan PC klien belum terhubung, maka harus mengaktifkan
terlebih dahulu Network Discovery dan File Sharing yang ada pada PC klien. Untuk
mengaktifkan Network Discovery dan File Sharing adalah klik kanan pada ikon jaringan
dan pilih Open Network and Sharing Center.
Gambar 6.11 Open Network dan Sharing Center
14. Selanjutnya akan ditampilkan jendela Network and Sharing Center. Klik pada bagian
Change advance sharing settings.
67
Gambar 6.12 Jendela Network dan Sharing Center
15. Pada bagian Network discovery, pilih Turn on network discovery dan pada bagian File
Sharing, pilih Turn on File and printer sharing dan kemudian klik Save Changes untuk
menyimpan perubahan yang sudah dilakukan.
Gambar 6.13 Jendela Advanced Sharing Setting
16. Apabila PC klien telah terhubung dengan jaringan Wifi, maka PC dapat berkomunikasi
dan bertukar data dengan semua PC yang juga terhubung dengan jaringan Wifi.
68
Untuk melakukan konfigurasi jaringan nirkabel mode infrastruktur, semua PC yang akan
dihubungkan dengan jaringan nirkabel harus memiliki wireless adapter atau untuk laptop sudah
dilengkapi dengan wireless adapter dan diperlukan juga perangkat access point. Access point
berfungsi seperti hub atau switch pada jaringan kabel, sehingga access point akan menjadi pusat
dari jaringan nirkabel. Alat dan bahan yang diperlukan dalam konfigurasi access point antara lain:
1. Access Point TP-LINK TL-WA701ND
2. 1 unit laptop atau PC
3. Kabel UTP dengan konfigurasi straight
Untuk memulai konfigurasi access point ini, lakukan langkah-langkah berikut secara sistematis:
1. Pasang antena pada access point, pastikan pemasangan benar dan terpasang dengan
sempurna.
2. Hubungkan perangkat access point dengan LAN card yang terpasang pada PC dengan
menggunakan kabel UTP dengan konektor RJ45.
3. Hubungkan perangkat access point dengan adaptor sebagai sumber tegangan.
Gambar 6.14 Access Point TPLINK TL-WA701ND
69
4. Tombol reset untuk mengembalikan pengaturan access point menjadi default.
5. Tombol power.
6. Sama seperti mengkonfigurasikan access point lainnya, langkah awal yang perlu
dilakukan adalah menyamakan address antara access point dengan sebuah laptop
sehingga alamatnya berada pada satu network. Pada access point yang digunakan tertera
IP 192.168.0.254 dan netmask 255.255.255.0.
Setelah itu nyalakan access point. Perhatikan adaptor yang digunakan, apakah voltage-
nya sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada label access point atau tidak. Jika
tidak, maka sebaiknya jangan menyalakan access point tersebut dengan adaptor yang
tidak sesuai. Setelah itu koneksikan access point dengan laptop dengan menggunakan
kabel straight. Buka sebuah web browser pada laptop, kemudian ketikkan alamat IP
default dari access point tersebut yaitu 192.1680.254 lalu tekan enter pada keyboard.
Setelah itu akan muncul sebuah kotak dialog Authentication Required. Isikan username
dengan admin dan isikan password dengan admin. Kemudian Klik OK.
Gambar 6.15 Dialog Authentication
7. Kemudian akan muncul sebuah halaman web pertama sebagai berikut
Gambar 6.16 Halaman awal pengaturan
70
8. Setelah muncul seperti tampilan diatas, klik next. Lalu akan muncul pilihan apa yang
akan di atur, pada langkah ini pilih access point. Klik Next.
Gambar 6.17 Pilihan konfigurasi
9. Setelah itu menuju ke tab wireless setting, dimana nama dari jaringan menggunakan
nama default dari access point yaitu TP-LINK_57335F. Klik Next.
Gambar 6.18 Setting awal
10. Setelah tab wireless setting selesai, lalu ke network setting. Disini mengatur jaringan
seperti menentukan IP, pada pengaturan ini menggunakan IP default dari access point
yaitu 192.168.0.254 dan subnet mask 255.255.255.0.
Gambar 6.19 Pengaturan Network
71
11. Konfigurasi diatas merupakan pengaturan cepat pada access point. Untuk menentukan
IP yang bisa digunakan pada jaringan adalah caranya sebagai berikut. Dengan memilih
setting DHCP.
Start IP Address: Merupakan alamat IP awal DHCP server.
End IP Address: Merupakan alamat IP akhir DHCP server.
Address Lease Time: Merupakan jumlah waktu perangkat terhubung dengan
jaringan menggunakan IP DHCP server. Jumlah waktu dalam hitungan menit.
Default Gateway: Merupakan alamat IP gateway.
Default Domain: Merupakan nama domain dalam jaringan.
Primary DNS: Merupakan alamat IP DNS primer, alamat IP DNS disediakan oleh
ISP.
Secondary DNS: merupakan alamat IP dari server DNS lain apabila ISP
menyediakan dua server DNS.
DHCP Server: Apabila di pilih Disable maka DHCP server akan dinonaktifkan. Semua PC
klien yang terhubung dengan jaringan melalui access point harus menggunakan alamat IP
Static. Sedangkan apabila di pilih Enable maka DHCP server akan diaktifkan. Semua PC
klien yang terhubung dengan jaringan melalui access point dapat menggunakan alamat
IP otomatis yang telah disediakan oleh DHCP server.
Untuk login tidak perlu diubah.
Gambar 6.20 DHCP Settings
12. Setelah selesai akan muncul halaman dari pengaturan yang sudah dilakukan. Apabila
tidak ada perubahan lagi pada pengaturan, klik System Tools > Reboot.
72
Gambar 6.21 Konfigurasi yang sudah dipilih
13. Sistem access point akan restart dalam beberapa saat yang diindikasikan oleh
persentasi seperti gambar berikut.
Gambar 6.22 Proses restart
IP yang bisa digunakan adalah mulai dari 192.168.0.100 hingga 192.168.0.199 lalu klik
save. Untuk menguji apakah jaringan nirkabel bisa digunakan, maka perlu laptop lain
untuk terhubung dengan jaringan tersebut. Pilih jaringan TP-LINK_3F56B7. Setelah itu
tunggu hingga tersambung.
Gambar 6.23 Menghubungkan ke jaringan yang sudah dibuat
Karena pada jaringan tersebut menggunakan mode keamanan WPA2-PSK maka akan
muncul kotak dialog untuk memasukkan password, lalu ketikkan di password aditya07.
Tunggu prosesnya.
73
Gambar 6.24 Memasukkan password
Untuk melihat apakah tersambung dengan jaringan maka lihat properties pada
jaringan tersebut.
Gambar 6.25 Detail jaringan
Pada pengaturan klien untuk jaringan nirkabel perlu diperhatikan apakah AP
mengaktifkan DHCP. Jika access point tersebut mengaktifkan DHCP maka klien perlu
memasukkan alamat IP yang bisa digunakan.
Terdapat beberapa metode keamanan untuk AP yaitu MAC filtering, WEP, WPA, dan EAP.
74
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kalian dapat mengetahui konsep wirelessdistribution
system, dan metode apa yang umumnya digunakan pada implementasinya. Di akhir
pembelajaran kita akan dapat menjelaskan apa itu wireless distribution system dan
penerapannya dalam kehidupan nyata. Maka dari itu patut diperhatikan saran-saran berikut :
1. Dalam memahami modul ini, pahami lagi betuk jaringan nirkabel yang telah di pelajari
pada bab 3.
2. Setelah itu, pahamilah konsep wireless distribution system.
3. Dan terakhir, pahamilah mode bridge dan repeater.
4. Sebagai siswa, kalian dituntut untuk dapat menilai kemampuan sendiri dengan jujur,
untuk itu setelah memahami tema demi tema secara keseluruhan, kerjakan latihan-
latihan dengan tes formatif yang terdapat disetiap kegiatan belajar. Untuk melihat
hasilnya, silahkan meminta kunci jawaban tes formatif dari guru. Kalian akan mengetahui
sendiri tingkat penguasaan terhadap materi modul yang telah dipelajari.
5. Lebih lanjut dari itu, kerjakanlah ayo pecahkan masalah. Dengan mengerjakan perintah
yang ada disitu diharapkan kelian dapat menganalisis dalam implementasi wireless
distribution system dan menggunakan metode apakah yang paling efektif dan efisien.
Dengan petunjuk diatas, kalian diharapkan mampu memperoleh pemahaman tentang
wireless distribution system dengan mudah dan cepat, sehingga penguasaan terhadap modul
ini akan tercapai.
75
Wireless Distribution System, atau WDS, adalah sebuah sistem murah dan mudah untuk
memperluas jangkauan jaringan wireless anda. Disebut murah, karena anda tidak perlu
menggunakan kabel untuk menghubungkan setiap access point. Anda hanya perlu
menggunakan WDS, dan setiap AP akan berkomunikasi melewati jalur wireless.
Intinya adalah, radio wireless bisa kita jadikan sebagai station (menerima) dan sekaligus bisa kita
jadikan sebagai acess point (mengirim). Memang dalam teori seperti ini, kita anggap sepele,
namun pada prakteknya dilapangan, hal ini sangatlah bermanfaat besar.
Gambar 8.1 Ilustrasi WDS
76
1. Pengertian WDS
Wireless Distribution System (WDS) adalah suatu sistem perluasan jaringan nirkabel,
dimana dengan WDS memungkinkan kita bisa membangun infrastruktur wireless tanpa
harus membangun backbone kabel jaringan sebagai interkoneksi antar bridge. WDS bisa
mendistribusikan data dengan Wi-Fi lain. Mudahnya saja, WDS bekerja sepertirepeater,
tetapi cara koneksinya menggunakan MAC address dan masing- masing router bisa
mempunyai SSID yang berbeda. Pada WDS, MAC address dipakai sebagai pengenal untuk
“berbicara dalam dua arah” dengan sesama router. Masing- masing router anggota WDS
juga tetap memancarkan SSID dan dapat dikoneksi oleh Wi-Fi lain (client).
Gambar 8.2 Alur proses WDS
2. Syarat-syarat dalam membangun Wireless Distribution System (WDS) :
a. Perangkat jaringan nirkabel terutama pada nirkabel router maupun access point
utama maupun access point repeater harus memiliki atau mendukukung fitur WDS.
Pastikan untuk router fungsi WDS sudah di aktifkan.
b. IP Address masing-masing perangkat jaringan nirkabel tidak boleh sama.
c. Metode enkripsi/authentication (tanpa enkripsi, WEP atau WAP). Sebagian besar
authentication access point yang didukung dalam WDS adalah WEP 64/128 bit. Dan
77
semua access point yang terlibat dalam 1 koneksi harus menggunakan metode
enkripsi/ authentication yang sama persis.
d. Service Set Identifiers (SSID) yang berbeda sebagai identitas masing-masing perangkat
wireless.
e. Channel Radio yang digunakan harus sama. Misal: Channel 11.
3. Keuntungan dan Kelemahan WDS Keuntungan
a. Hemat biaya. Tidak diperlukan biaya tambahan dalam kaitan dengan
menambahkan link wireless kepada sebuah AP yang telah dipasang. Menambahkan
suatu link WDS tidak memerlukan konfigurasi ulang dari AP, tanpa menambah biaya
untuk penambahan kartu PC
b. Fleksibel. Pengembangan suatu jaringan infrastruktur yang ada dilengkapi dengan
menambahkan cakupan area yang lebih luas untuk ruangan kantor yang tidak
berdampingan dengan kantor yang ada sehingga dapat dengan mudah dicapai,
menyediakan fleksibilitas yang besar.
Kelemahan WDS
a. Enkripsi. Tidaklah mungkin untuk menggunakan enkripsi dengan penugasan yang
dinamis dan kunci-kunci yang berputar, di dalam link WDS. Hanya WEP yang
ditugaskan telah ditetapkan, dapat digunakan untuk menyediakan enkripsi.
b. Kinerja. Seperti aliran lalu lintas menunjukkan frame mengalami pergi terus menerus
ke udara tiga kali, karena menggunakan teknologi CSMA/CA dan kenyataan bahwa
suatu kartu PC (dan suatu saluran) digunakan, keluaran end to end akan mencapai
maksimum sekitar sepertiga nilai yang dapat dicapai.
4. Konfigurasi WDS
a. Masuk ke halaman manajemen TP-LINK wireless router. Jika anda tidak yakin
tentang bagaimana melakukan ini, silakan klik di sini.
b. Masuk ke Wireless -> Wireless Setting. Periksa Aktifkan WDS (Aktifkan WDS
bridging). Maka halaman akan menampilkan seperti dibawah ini.
78
Gambar 8.3 Mengaktifkan WDS Bridging
c. SSID di atas halaman adalah nama jaringan nirkabel lokal router ini. Anda dapat
memberikan nama apapun yang anda suka.
Gambar 8.3 Memasukkan SSID
d. Klik Search/Survey. Pada jendela pop-up, menemukan SSID dan saluran AP root
anda, dan tekan Connect.
Gambar 8.4 List saluran AP
79
e. SSID dan BSSID (MAC Address) akan diisi secara otomatis. Kemudian silahkan
masukan pengaturan keamanan nirkabel sesuaikan dengan key type AC yang dituju,
pada kolom password isikan dengan password AP tujuan.
Gambar 8.5 Pengaturan Keamanan
f. Pergi ke halaman Wireless Security untuk mengamankan jaringan nirkabel lokal
dari router itu sendiri. Pengaturan enkripsi sini bisa berbeda dengan router root.
Gambar 8.6 Menu pengaturan keamanan
g. Klik DHCP-> Halaman DHCP Settings. Pilih Nonaktifkan DHCP Server, dan klik
tombol Save. Dengan tujuan DHCP akan terpusat ke router utama.
Gambar 8.7 DHCP Settings
80
h. untuk merubah IP Accespoint silahkan pilih Network-> LAN->
Catatan: Disarankan untuk mengubah router IP Address berada di jaringan yang
sama dari root network. Contoh, jika router IP Address adalah 192.168.1.254, IP
Range 192.168.1.1 ~ 192.168.1.100, sedangkan router standar LAN IP Address adalah
192.168.0.1, kita perlu mengubah router menjadi Address ke 192.168.1.X.
Gambar 8.8 Mengubah LAN IP Address
i. Kemudian restart AP, silahkan pilih menu Sistem Tools -> Halaman Reboot untuk
reboot unit.
Gambar 8.9 Reboot AP
81
Suatu perangkat yang dipasang di titik-titik tertentu dalam jaringan untuk memperbarui sinyal-
sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan bentuknya yang semula, guna
memperpanjang jarak yang dapat di tempuh. Ini di perlukan karena sinyal-sinyal mengalami
pelemahan dan perubahan bentuk selama transmisi.
Repeater merupakan alat yang dapat menerima sinyal digital dan memperkuatnya untuk
diteruskan kembali. Repeater juga dapat memperjauh jarak transmisi data. disamping itu,
repeater dapat memperkecil noise pada sinyal transmisi yang datang.
Repeater dimana access point berkomunikasi satu sama lain dan juga dengan wireless clients
atau Station (STA). Wireless repeater, sebuah device yang mengirim dan menerima sinyal untuk
memperluas area jangkauan. Kekurangan repeater adalah bisa mengurangi performansi LAN
nirkabel. Repeater harus menerima dan mengirim setiap frame pada kanal radio yang sama,
mengakibatkan terjadinya penggandaan jumlah traffic pada jaringan. Hal ini terjadi jika
digunakan banyak repeater.
Gambar 8.10 Mode Repeat
Konfigurasi Antena Grid Nano Bridge M5
Peralatan pendukung :
1. PC, sebagai alat untuk mengonfigurasi.
2. Kabel LAN
82
Langkah-langkah konfigurasi Station Air Grid:
1. Sambungkan PC dengan Antena Air Grid menggunakan kabel LAN. Konfigurasi IP PC agar
terkoneksi dengan Antena Air Gridnya.
> Beri IP PC anda, misal 192.168.1.12 (satu subnet dengan IP default Antena Air Grid).
> Subnet Mask 255.255.255.0
> Gateway 192.168.1.20 (IP Default Antena Air Grid).
2. Akses lewat web browser dengan memasukkan IP default Antena Air Grid di Address Bar,
lalu enter. Akan muncul tampilan serti gambar di bawah.
83
Masukkan Username ubnt dan password juga ubnt. Pilih Country, disini saya memilih
Australia karena mamiliki Channel yang lebih banyak. Dan pilih Language (Bahasa) yang
Anda mengerti. Dan jangan lupa centang "I agree to ...", lali klik "Login".
3. Jika sudah login, masuk di menu SYSTEM, lalu cari Reset Factory di menu tersebut.
Kemudian klik "Reset" untuk mereset antena air grid.
Tunggu beberapa saat.
84
4. Masuk kembali ke Antena Air Grid via browser, ketik username ubnt & password ubnt dan
juga pilih Country dan Language. Centang "I agree to ...", lalu klik "Login".
5. Masuk lagi di menu SYSTEM, konfigurasi Device dan Date, dan jika perlu ganti password
administrator. Jika sudah klik Change dibagian bawah halaman dan jangan lupa
Apply setelahnya.
85
6. Sekarang masuk di menu MAIN, untuk melihat keadaan/status antena air grid. Gambar di
bawah merupakan antena air grid yang belum konek dengan Access Point manapun.
7. Kemudian masuk di menu WIRELESS, dan setting :
Wireless Mode = Station
86
Untuk SSID jangan diisi manual, langsung saja klik "Select". Dan akan muncul tampilan
seperti gambar di bawah.
Centang SSID yang ingin dikonekkan. Lalu klik "Lock to AP". Jika sudah, keluar.
87
Jika sudah kembali lagi ke WIRELESS, lalu centang pada Frequency Scan List, MHz. Lalu
akan muncul seperti pada gambar di bawah.
Klik "Edit" untuk memilih Frequency.
88
Pastikan frequency Station sama dengan frequency Access Point (pada praktik ini frequency
AP adalah 5500MHz, yang telah di atur pada tutrial sebelumnya).
Kemudian masuk lagi di menu WIRELESS. Setting Wireless Security, pada Security pilih
"WPA2-AES", lalu WPA Authentication "PSK", dan WPA Preshared Key(Password)
samakan dengan password yang dibuat Access Point. Jika sudah klik "Change" lalu jangan
lupa "Apply".
8. Lalu masuk di menu NETWORK. Pada menu ini atur IP saja masukkan IP Address yang
satu subnet dengan IP Access Point, sesuaikan Netmask dan Gteway-nya. IP gateway = IP
Access Point(192.168.1.1).
9. Jika sudah connect, lihat di menu MAIN, maka ada indikasi bahwa antara Antena Air Grid
Access Point dan Station sudah connect.
Bridge, komunikasi dua arah antara access point Wireless Distribution System satu dengan access
point lainnya (antar access point) akan tetapi tidak membolehkan wireless clients atau Station
(STA) untuk mengaksesnya. Pada bridge terdapat 2 mode yaitu:
115
1. Bridge Point to point
Dalam mode ini, anda dapat menggunakan router broadband ini sebagai bridge jaringan
nirkabel dan mengijinkan semua komputer yang terhubung ke port LAN kedua Access
Point router nirkabel tersebut untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Mode ini
hanya mendukung satu titik access point nirkabel, artinya komunikasi tersebut hanya
terjadi antara dua unit router nirkabel sebagai bridge (jembatan).
Gambar 8.11 Birdge Point to Point
2. Bridge Point to Multi Point
Pada wireless mode Bridge Point to Multi Point Access Point 1, Access Point 2, dan Access
Point 3 dapat terhubung satu sama lain. Pada mode Bridge Point to Multi Point yang kita
lakukan ini access point 1 akan bertindak sebagai setral dari ketiga access point. Untuk
ilustrasi gambaran dari bridge point to multi point adalah seperti berikut:
Gambar 8.12 Bridge Point to Multipoint
116
Wireless Distribution System (WDS) adalah suatu sistem perluasan jaringan nirkabel, dimana
dengan Wireless Distribution System memungkinkan kita bisa membangun infrastruktur wireless
tanpa harus membangun backbone kabel jaringan sebagai interkoneksi antar bridge. Dalam WDS
terdapat 2 mode yang dapat digunakan yaitu:
1. Repeater
Suatu perangkat yang dipasang di titik-titik tertentu dalam jaringan untuk memperbarui
sinyal-sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan bentuknya yang
semula, guna memperpanjang jarak yang dapat di tempuh.
2. Bridge
Bridge, komunikasi dua arah antara access point Wireless Distribution System satu
dengan access point lainnya (antar access point) akan tetapi tidak membolehkan wireless
clients atau Station (STA) untuk mengaksesnya. Pada bridge terdapat 2 mode yaitu:
a. Bridge Point to Point
Dalam mode ini, anda dapat menggunakan router broadband ini sebagai bridge
jaringan nirkabel dan mengijinkan semua komputer yang terhubung ke port LAN
kedua Access Point router nirkabel tersebut untuk berkomunikasi dengan satu sama
lain.
b. Bridge Point to Multipoint
Pada wireless mode Bridge Point to Multi Point Access Point 1, Access Point 2, dan
Access Point 3 dapat terhubung satu sama lain. Pada mode Bridge Point to Multi Point
yang kita lakukan ini Access Point 1 akan bertindak sebagai setral dari ketiga Access
Point.
117
DAFTAR PUSTAKA
1. Sri Iswanti, Dkk. 2017.“Teknologi Jaringan Berbasis Luas (WAN) Untuk SMK/MAK Kelas XI”.
Surakarta : PUTRA NUGRAHA
2. https://www.tp-link.com/
3. http://dennyblctelkom.blogspot.com
4. http://kb.netgear.com
5. http://elib.unikom.ac.id/
6. http://www.wikipedia.org/
7. http://elektro.undip.ac.id/
118