The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by 3103119214, 2021-03-19 20:49:27

Laporan PKL TA Banjarnegara (TKJ)

Laporan PKL TA Banjarnegara (TKJ)

I. Periksa topologi EIGRP
J. Cek parameter dan status dari proses protokol perouteran IPv6 aktif.
K. Konfigurasi interface g0/0 sebagai pasif di R1 dan R2

51

L. Cek konfigurasi interface pasif
M. Konfigurasi interface pasif g0/0 pada R3
N. Konfigurasi interface untuk berpartisipasi dalam proses routing.

52

3. OSPFv2
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis
(Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan
informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara
dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu
sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki
kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat
dikendalikan oleh network administrator.
A. Topology :

B. Configure OSPF, on R1 R2 an R3

C. Verify OSPF neighbors and routing information.

53

D. Verify OSPF protocol settings.
E. Verify OSPF process information.

54

F. Verify OSPF interface settings.
G. Verify end-to-end connectivity

55

H. #Change router IDs using loopback addresses.
Assign an IP address to loopback 0 on R1, 2 and 3

I. Save the running configuration to the startup configuration on all three
routers.

56

J. After the router completes the reload process, issue the show ip protocols
command to view the new router ID.

K. Issue the show ip ospf neighbor command to display the router ID
changes for the neighboring routers.

L. Change the router ID on R1, R2, & R3 using the router-id command.

Router-id R2 (22.22.22.22) & router-id R3 (33.33.33.33)
57

M. Issue the show ip protocols command to verify that the router ID changed
on R1.

N. Issue the show ip ospf neighbor command on R1 to verify that new router
ID for R2 and R3 is listed.
#Configure a passive interface.

58

O. Issue the show ip ospf interface g0/0 command on R1. Notice the timer
indicating when the next Hello packet is expected. Hello packets are sent
every 10 seconds and are used between OSPF routers to verify that their
neighbors are up.

P. Issue the passive-interface command to change the G0/0 interface on R1
to passive.

Q. Re-issue the show ip ospf interface g0/0 command to verify that G0/0 is
now passive.

59

R. Issue the show ip route command on R2 and R3 to verify that a route to
the 192.168.1.0/24 network is still available.
Set passive interface as the default on a router.

S. Issue the show ip ospf neighbor command on R1 to verify that R2 is listed
as an OSPF neighbor.

T. Issue the passive-interface default command on R2 to set the default for
all OSPF interfaces as passive.

U. Re-issue the show ip ospf neighbor command on R1. After the dead timer
expires, R2 will no longer be listed as an OSPF neighbor

V. Issue the show ip ospf interface S0/0/0 command on R2 to view the OSPF
status of interface S0/0/0.

60

W. Issue the show ip route ospf command on R1 to view the accumulated
cost for the route to network 192.168.23.0/24 using S0/0/0.

Issue the bandwidth 128 command to set the bandwidth on S0/0/0 to
128Kb/s.
Change the bandwidth for interface S0/0/1 to the same setting as S0/0/0
on R1
X. Apply the ip ospf cost 1565 command to the S0/0/1 interface on R1. A
cost of 1565 is higher than the accumulated cost of the route through R2
which is 1562
Y. Final Configuration

61

4. OSPFv4
A. Topology

B. Verify connectivity.
C. Issue the ipv6 router ospf command to start an OSPFv3 process to the

router.

62

Assign the OSPFv3 router ID to the R1, R2, & R3.

D. Issue the show ipv6 ospf command to verify the router IDs on all routers.

E. Issue the ipv6 ospf 1 area 0 command for each interface on R1 that is to
participate in OSPFv3 routing.

F. Assign the interfaces on R2 and R3 to OSPFv3 area 0. You should see
neighbor adjacency messages display when adding the interfaces to area
0.

63

Verify OSPFv3 neighbors.
G. Verify OSPFv3 protocol settings.
H. Verify OSPFv3 interfaces.

64

I. Verify the IPv6 routing table
J. Verify end-to-end connectivity.

65

K. Issue the show ipv6 ospf interface g0/0 command on R1. Notice the timer
indicating when the next Hello packet is expected. Hello packets are sent
every 10 seconds and are used between OSPF routers to verify that their
neighbors are up.

L. Issue the passive-interface command to change the G0/0 interface on R1
to passive.

M. Re-issue the show ipv6 ospf interface g0/0 command to verify that G0/0 is
now passive.

66

N. Issue the show ipv6 route ospf command on R2 and R3 to verify that a
route to the 2001:DB8:ACAD:A::/64 network is still available

O. Issue the passive-interface default command on R2 to set the default for
all OSPFv3 interfaces as passive.

P. Issue the show ipv6 ospf neighbor command on R1. After the dead timer
expires, R2 is no longer listed as an OSPF neighbor.

67

Q. On R2, issue the show ipv6 ospf interface s0/0/0 command to view the
OSPF status of interface S0/0/0.

R. Change S0/0/1 on R2 by issuing the no passive-interface command, so
that it sends and receives OSPFv3 routing updates. After entering this
command, an informational message displays stating that a neighbor
adjacency has been established with R3.

68

C. Atmosfir dan Budaya Kerja
Budaya perusahaan menjadi salah satu instrumen yang penting
dalam jalannya suatu organisasi agar tujuan perusahaan dapat tercapai
dengan efektif sesuai dengan harapan.
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (selanjutnya disebut TELKOM) merupakan
BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di
wilayah Indonesia. Dalam rangka mendukung tercapainya visi Telkom menjadi
The King of Digital, dibutuhkan transformasi cara bekerja dalam mengelola
bisnis untuk mengirim produk dan layanan kepada customer.
Budaya Perusahaan Telkom Group saat ini diatur dalam Peraturan
Perusahaan yang telah ditetapkan pada tanggal 10 Juni 2013, bahwa untuk
merealisasikan Budaya Perusahaan Telkom Group termasuk didalamnya
perilaku kerja dibutuhkan suatu kerangka dasar yang mencakup nilai-nilai,
perilaku, serta Do dan Don’t yang diatur dalam suatu pedoman khusus.
Telkom senantiasa membangun sistem dan budaya perusahaan yang
terintegritas sebagai pendekatan pengelolaan bisnis yang komprehensif
untuk mencapai keunggulan kinerja perusahaan, menjalankan kepatuhan,
menjalankan bisnis yang beretika dan dimilikinya kesadaran perusahaan dan
karyawan yang peka akan tanggung jawab sosial kepada masyarakat sebagai
wujud warga negara yang baik.

PT.Telkom memiliki beberapa kantor Divisi Regional di kota-kota besar di
Indonesia, dan setiap divisi regional atau unit dari tiap daerah memiliki Kipas
Budaya masing-masing. Kipas Budaya adalah komunitas provokasi dan aktivasi
budaya yang dibentuk oleh unit yang dikelola oleh Culture Agent sebagai wadah
ekspresi perilaku seluruh karyawan sehari-hari yang menginduksi cara kerja baru
dengan atmosfer The Telkom Way.

69

Gambar 2.1 Budaya Perusahaan
Pondasi dari The Telkom Way adalah Telkom Corporate Philosophy: Always
The Best yang sekaligus menjadi Basic Belief. Principles to be Star dari The
Telkom Way adalah 3S yakni, Solid, Speed, Smart yang sekaligus menjadi core
Values atau Great Spirit.

1. Solid adalah terwujudnya 1 Hati (Rasa), Pikiran (Rasio), dan 1 Tindakan
(Raga). Adanya soliditas akan melahirkan sahabt sejati, dan itu berarti
saling menyayangi, saling melindungi, dan saling membela. Untuk
meningkatkan soliditas, terdapat tiga hal yang diperlukan sehingga
terbangun kohesivitas dan rasa saling percaya antar insan TELKOM,
yakni the shared vision (semua memiliki tujuan yang sama – 1 Rasa), the
shared values (selalu mengacu pada nilai panduan dalam pengambilaln
keputusan – 1 Rasio), dan the culture of trust (empowering /
mempercepat proses pengambilan keputusan dan kemudahan untuk
segera beradaptasi terhadap perubahan – 1 Raga).

2. Speed merupakan sikap mental untuk bertindak sebagai pionir/pelopor
(Awal), sesuai dengan Arah yang sudah ditentukan dalam bentuk
tindakan (Aksi) untuk mewujudkan kecepatan dalam merespon peluang
bisnis, ketepatan penyampaian produk, dan kecepatan dalam memberikan
layanan ke pelanggan atau disebut QCD (quality, cost, delivery).

3. Smart merupakan sikap untuk berpikir dan bertindak secara cerdas
dalam pekerjaan yang kita lakukan, Smart terwujud melalui olah rasa
melalui instuisi yang tajam, Oleh rasio melalui kreativitas dan inovasi

70

yang menghasilkan terobosan (breakthrough), dan Olah Raga melalui
aksi – aksi yang impresif
Practices to be the Winner dari The Telkom Way adalah IFA, yakni Imagine,
Focus, Action, sekaligus sebagai key Behaviors.
1. Imagine adalah praktek berperilaku yang selalu berawal dari akhir
(starting from the end) dalam merencanakan dan menjalankan
aktivitasnya. Praktek ini identik dengan Visi atau Mimpi seorang
pemimpin. Ia menggambarkan Desireability (keinginan) bukan
Feasibipity (kebiasaan)
2. Focus adalah praktek berperilaku yang selalu mengutamakan yang
utama. Kita harus memiliki prioritas untuk menang, dan harus
menentukan persaingan mana yang harus dimenangkan. Fokus kekuatan
utama dengan mengalokasikan sumber daya sesuai prioritas untuk
merebut tingkat utama.
3. Action adalah berperilaku yang selalu menekankan tindakan kongkrit
dalam mencapai sebuah hasil. Imagine dan Focus hanya bisa bermuara
pada hasil yang nyata jika dikerjakan (Action) atau diimplementasikan
dan sekaligus dikontrol. Dalam menjalankan praktek ini kita dituntut

Untuk mencapai Always The Best dalam spirit Ihsan, ada tiga unsur utama yang
harus dimiliki oleh setiap insan Telkom, yaitu :

Gambar 2.2 Integrity

71

Integritas (Integrity), yaitu menyatunya Keyakinan (belief) terhadap nilai-nilai
yang dianut oleh Pikiran (mind) dan Perbuatan (action). Esensi dari integritas
adalah Kejujuran (honesty) yang termasifestasi dari selarasnya keyakinan,
pikiran, dan perbuatan di dalam sanubari seseorang.

Gambar 2.3 Enthusiasm
Antusiasme (Enthusiasm), yaitu Keinginan (desire) yangmelahirkan Kesunggu
han (passion) karena adanya sebuah Harapan (hope) tertinggi untuk menjadi
yang terbaik. Ketika seseorang mempunyai spirit yang bersumber dari keyakinan
yang dimilikinya, maka bergeloralah jiwa antusia orang tersebut, dan ketika
seseorang sudah memiliki antusias maka pada gilirannya ia akan memiliki sikap
totalitas.

Gambar 2.4 Totality
Totalitas (Totality), yaitu mendedikasikan seluruh potensi dan kemampuan yang
dimiliki untuk mewujudkan yang terbaik. Ketika seseorang sudah mencapai totalitas

72

maka ia akan selalu berusaha meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dirinya dalam
rangka memberikan yang terbaik tersebut.
Guna memastikan implementasi Strategis Initiatives WIN DIGITAL berjalan sukses,
telah ditentukan Strategic Focus yaitu ‘Firming the Fundamentals’ dengan Corporate
Theme yang diusung adalah “Strenghen Market Leadership in core businesses and
build digital capabilites to ensure profitability improvement and future sustainable
growth”

Strengthen Market Leadership: memaksimalkan core business Telkom
melalui peningkatan Customer Acperience dan Operasional yang baik

Digital Capbilities: upaya percepatan peningkatan kapabilitas digital dalam
menghadapi bisnis masa depan dengan tetap meningkatkan kualitas dari core
business Telkom yaitu konektivitas

Profitability Improvement : peningkatan profitabilitas dengan penjualan
yang sehat, operasional yang efektif dan efisien, agile organizations (kelincahan
organisasi), dan minimum business overhead (meminimalkan biaya – biaya yang
tidak perlu)

Sustainable growth: mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan
melalui optimalisasi penyelarasan portofolio dan capex yang efisien.

73

Daftar Foto Kegiatan

Foto 1.1 (pengecekan ODP)
Foto 1.2 (Uji petik di SD Negeri 1 balun)

74

Foto 1.3 (penarikan kabel dari ODP)

Foto 1.4 (pengecekan redaman dalam jaringan)
75

Foto 1.5 (Memilah kabel-kabel, stb dan modem)

Foto 1.6 (Mendata Customer Service & Cashier)
76

Foto 1.7 (penarikan kabel dari ODP ke rumah pelanggan)

Foto 1.8 (makan bersama di rumah ibu Yetti Suryani)
77

Foto 1.9 (Pemberian Materi)
Foto 1.10 (Foto bersama)
78

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama melaksanakan kegiatan praktek kerja industri (PRAKERIN) di PT.
Telkom Banjarnegara, kami mengambil beberapa kesimpulan

 PT. Telkom Datel Banjarnegara merupakan perusahan penyedia
layanan jaringan telekomunikasi di area Banjarnegara, yang merupakan
anak perusahaan dari Witel Purwokerto

 Terdapat beberapa divisi di PT. Telkom Datel Banjarnegara,
diantaranya divisi IOAN, Pelayanan, Maintenance, dan Fulfilment

 Terdapat dua STO di wilayah Datel Banjarnegara, kantor pertama
terletak di Banjarnegara dan kantor kedua terletak di Purwareja
klampok.

 PRAKERIN menjadi syarat yang harus dilakukan oleh peserta didik
SMK Telkom Purwokerto sebagai syarat kenaikan kelas

 PRAKERIN menjadi ajang pengetesan mengenai seberapa banyak ilmu
yang diperoleh di sekolah dan, PRAKERIN juga menjadi tempat untuk
melaksanakan atau menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah
langsung di lapangan

 Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pekerja di lapangan dan
kami sebagai peserta didik yang sedang melakukan PRAKERIN,
sehingga kami belajar banyak dari prakktek langsung di lapangan

 Banyak hal yang kami dapatkan, diantaranya bagaimana menerapkan
komunikasi yang baik dan benar kepada pelanggan dengan bahasa yang
mudah dimengerti

79

B. Saran-saran

Untuk Sekolah :
 Untuk pihak sekolah diharapkan dapat meningkatkan perhatian kepada

siswa/siswi Prakerin, terutama dalam hal pengantaran dan penjemputan
 Terkait proses pencarian dan penempatan siswa Prakerin untuk bisa

dipercepat lagi prosesnya, sehingga tidak menjadi beban bagi siswa yang
hendak melakukan kegiatan prakerin.
 Tugas dari sekolah baiknya sesuai jadwal yang sudah disepakati oleh siswa
dan sekolah, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mengganggu
proses pelaksanaan prakerin
 Pemantauan dan bimbingan dari pihak sekolah ataupun guru pembimbing
untuk siswa prakerin masih kurang dan belum dilakukan sebagaimana
mestinya

Untuk Perusahaan :
 Diharapkan untuk pihak perusahaan agar meningkatkan komunikasi terhadap

siswa prakerin sehingga mempermudah proses adaptasi di lingkungan
prakerin
 Baiknya kami siswa prakerin diberikan tugas atau tanggung jawab setiap
harinya, agar kami bisa menyerap ilmu di dunia kerja secara langsung

80

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Studi Pusaka : https://www.transiskom.com/2016/03/pengertian-
studi-kepustakaan.html
pengertian Wawancara : https://id.wikipedia.org/wiki/Wawancara
pengertian Observasi : shorturl.at/apL89
Pengertian dokumentasi : shorturl.at/lmwOY
sejarah telkom : https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/676/jbptunikompp-gdl-
adiansyahn-33786-7-unikom_a-i.pdf
Budaya Kerja http://www.mitratel.co.id/?page_id=64

KETENTUAN PENULISAN

1. BAHASA
Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar
atau bahasa Indonesia baku

2. PENGETIKAN

a. Diketik dengan huruf TIMES NEW ROMAN ukuran font 12, dengan jarak
1,5 Spasi

b. Daftar Pustaka diketik 1 spasi dan jarak antara dua buku diketik 1,5 Spasi
c. Setiap alinea baru diketik menjorok kedalam dan dimulai setara dengan
ketukan yang kelima dari tepi kiri
d. Kertas yang digunakan untuk penulisan Laporan adalah kertas HVS berat

80 gram ukuran kuarto (A4)
e. Untuk tabel, lampiran dan gambar disajikan pada kertas dengan ukuran

81

yang sama, kecuali dalam keadaan tertentu dapat menggunakan kertas
ukuran yang berbeda, tetapi dilipat sehingga tidak mengganggu penjilidan f.
Jarak tepi halaman sebagai berikut

- 4 cm atau 1,5 inci dari tepi atas
- 3 cm atau 1 inci dari tepi bawah
- 4 cm atau 1,5 inci dari tepi kiri
- 3 cm atau 1 inci dari tepi kanan
g. Penomoran bab mempergunakan angka romawi besar (I, II, III ...dst)
diketik secara simetris dirangkaian dengan judul bab ditengah-tengah
halaman
h. Penomoran sub bab mempergunakan huruf latin besar (A, B, C ...dst)
ditengah-tengah halaman baris pertama atas
i. Letak nomor halaman pada bagian inti dan bagian akhir laporan pada sudut
kanan atas ± 2 cm diatas baris pertama, kecuali pada halaman judul bab
nomor halaman pada bagian tengah bawah.
j. Untuk penomoran romawi sebelum BAB I, letakan pada bagian tengah
bawah.

KETENTUAN LAIN

1. LAPORAN DIBUAT OLEH MAKSIIMAL 4 ORANG DAN MINIMAL 1
ORANG DENGAN KETENTUAN :
a. Jurusan/Kompetensi Keahlian yang sama
b. Tempat Lokasi / Perusahaan yang sama
c. Jurusan / Kompetensi yang berbeda tetapi harus Lokasi / Perusahaan yang
sama
d. Apabila hanya ada satu siswa pada satu lokasi PKL laporan dibuat sendiri
oleh peserta tersebut.

82

2. PEMBIMBING/PENDAMPING PKL adalah Bapak/Ibu Guru yang
mendampingi / mengantar dan menarik Siswa dan siswi peserta PKL ke
lokasi tempat PKL
a. TJA : Agus Prianto, S.T
b. TKJ : Yogi Sasongko, S.Kom
c. RPL : Rian Rahmawan, S.Kom

3. LAPORAN DIBUAT DI JILID RAPI DENGAN COVER WARNA
MERAH (TJA), BIRU MUDA (TKJ), HIJAU TUA (RPL)

4. Laporan yang sudah disahkan kemudian dikumpulkan / diserahkan kepada
bapak/ibu pembimbing jurusan paling lambat tanggal 1 April 2020

83


Click to View FlipBook Version