The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Mempelajari Difusi, osmosis dan Imbibisi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by aa125, 2020-09-10 20:54:45

e-book Fisiologi Tumbuhan Anyflip

Mempelajari Difusi, osmosis dan Imbibisi

Keywords: Fisiologi

e- MODUL FISIOLOGI UMBUHAN

MATERI: DIFUSI, OSMOSIS DAN
IMBIBISI

PENULIS: Dra AMINAH ASNGAD, MSi

DAFTAR ISI

Judul Hal

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI .................................................................................................... ... 2
PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 3

A. RUMUSAN CPMK…………………………………………………… 3
B. SUB CPMK…………………………………………………………… . 3
C. DESKRIPSI MATERI………………………………………………… 4
D. PEMBELAJARAN……………………………………………………. 4
1. TUJUAN PEMBELAJARAN…………………………………………. 4
2. URAIAN MATERI……………………………………………………. 4
3. RANGKUMAN……………………………………………………… 13
4. PENDALAMAN MATERI…………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 17

2

PENDAHULUAN
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UMS merupakan salah satu

institusi penghasil calon guru Biologi. Salah satu mata kuliah yang diajarkan adalah
fisiologi tumbuhan. Matakuliah Fisiologi Tumbuhan merupakan matakuliah yang
memberikan pengalaman dan pembekalan dalam memahami proses-proses yang
terjadi dalam kehidupan tumbuhan.

Salah satu faktor penting untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan
biologi adalah ketersediaan buku ajar dan modul Materi bahan ajar. Modul Materi
ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan di atas, khususnya untuk mata
kuliah Fisiologi Tumbuhan yang dirasa sangat diperlukan. Materinya disusun
sesuai kurikulum pendidikan tinggi, dan isi materi ini diadaptasi dari berbagai
sumber.

Modul materi ini disusun mencakup pokok bahasan sesuai dengan capaian
pembelajaran yakni Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar dan
membedakan difusi, osmosis dan Imbibisi dengan tujuan setelah mempelajari
materi Difusi, Osmosis dan Imbibisi, maka dapat mendeskripsikan transpor aktif
dan transpor pasif, dapat membedakan transpor aktif dan transpor pasif, dapat
mendeskripsikan difusi, osmosis dan imbibisi dan menjelaskan contoh peristiwa
difusi, osmosis dan imbibisi

A. Rumusan CPMK
Adapun rumusan CPMK yakni mahasiswa mampu menjelaskan konsep

dasar dan membedakan difusi, osmosis dan imbibisi

B. Sub CPMK
Adapun Sub CPMK nya yakni mahasiswa 1). mampu membedakan difusi,

osmosis dan Imbibisi, 2). mampu menjelaskan contoh dan faktor yang berpengaruh
pada peristiwa difusi, 3). mampu menjelaskan contoh dan faktor yang berpengaruh
pada osmosis, 4). mampu menjelaskan contoh dan faktor yang berpengaruh pada
imbibisi

3

C. Diskripsi Materi
Adapun Deskripsi dari materi Difusi, Osmosis dan Imbibisi adalah

mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar dan membedakan difusi, osmosis dan
imbibisi untuk diterapkan dalam pembelajaran Biologi sekolah menengah sehingga
mampu menunjukkan sikap religius

D. Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi Difusi, Osmosis dan Imbibisi, mahasiswa diharapkan
dapat:
a. Mendeskripsikan transpor aktif dan transpor pasif
b. Membedakan transpor aktif dan transpor pasif
c. Mendeskripsikan difusi, osmosis dan imbibisi
d. Menjelaskan contoh peristiwa difusi, osmosis danimbibisi

2. Uraian Materi
a. Transpor aktif dan Transpor pasif

1). Transpor aktif
Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan
energi dari sel itu. Perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang
konsentrasi. Contoh transpor aktif adalah pompa Natrium (Na+)-Kalium (K+),
endositosis, dan eksositosis.
Pompa Natrium-Kalium tergolong transpor aktif, artinya sel mengeluarkan
energi untuk mengangkut kedua macam ion tersebut. Pada transpor aktif, zat dapat
berpindah dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Jadi perjalanan zat dapat
melawan gradien konsentrasi atau gradien kadar. Ion K+ penting untuk
mempertahankan kegiatan listrik di dalam sel saraf dan memacu transpor aktif zat-
zat lain. Meskipun ion Na+ dan K+ dapat melewati membran, karena kebutuhan
akan ion K+ sangat tinggi, maka diperlukan lagi pemasukan ion K+ ke dalam sel dan
pengeluaran ion Na+ ke luar sel.

4

Endositosis adalah pemasukan zat ke dalam sel, contohnya seperti fagositosis
dan pinositosis. Fagositosis (phagein = memakan; chytos = sel) adalah proses di
mana membran plasma satu sel membungkus partikel dari lingkungan luar dan
menangkapnya dalam satu vakuola makanan, vakuola kemudian menyatu dengan
lisosom membentuk heterofagosom dan lisosom mencerna atau menghancurkan
partikel tersebut. Pinositosis (pinein = meminum) adalah peristiwa sel memakan
zat cair dan membentuk sebuah gelembung, cairan yang dimakan itu dimasukkan
dalam vakuola makanan.

Eksostosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel-sel kelenjar ada
peristiwa sekresi, misalnya sel-sel penghasil enzim pencernaan mensekresikan
enzim itu ke dalam usus. Caranya adalah enzim-enzim itu dimasukkan ke dalam
vakuola atau kantong-kantong kecil, kemudian vakuola itu menuju tepi sel,
membrannya membuka dan mengeluarkan enzim-enzim tersebut dari sel. Proses
pengeluaran enzim ini memerlukan energi sel. Tanpa energi, sel tidak akan mampu
mengeluarkannya (Syamsuri, 2007).

2). Transpor pasif
Transport pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi.

Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan.
Transport pasif dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di
antara kedua sisi membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi
rnetabolik. Transpor pasif ini bersifat spontan. Transpor pasif dibedakan menjadi
tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi
(facilitated diffusion), dan osmosis (Alkatiri, 2009).

Sumber: www. sridianti. com/perbedaan-proses-transport-aktif-dan-pasif. html
Gambar 1. Contoh Transpor pasif

5

b. Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat (molekul)

dalam air (pelarut) dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah. Zat-zat yang mempunyai kecenderungan untuk berdifusi adalah zat padat,
cair, maupun gas yang molekul-molekulnya selalu bergerak akibat energi kinetik
dan memiliki kecenderungan untuk menyebar ke segala arah sampai tercapai suatu
kesetimbangan. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh
tawar, lambat laun cairan menjadi manis, contoh lain adalah uap air dari teko yang
berdifusi dalam udara.

Difusi disebabkan oleh energi kinetis, maka sumber gerakan molekul-
molekul itu ada ditempat dimana banyak terdapat molekul-molekul, dengan
perkataan lain ditempat yang konsentrasinya pekat. Dengan demikian, arah
gerakan difusi akan ketempat kekurangan molekul atau ketempat yang
konsentrasinya rendah (Dwidjoseputro, 1994).

Perpindahan zat secara difusi terbagi menjadi 3, antara lain: (1) Difusi
sederhana, terjadi pada molekul nonpolar mengangkut melalui membran selektif
permeabel, molekul yang mampu melewati membran harus hidrofobik sehingga
mereka dapat bergerak melalui daerah hidrofobik dari wilayah lipid bilayer; (2)
Difusi saluran, dapat terjadi dengan bantuan membran protein, protein ini tertanam
dalam membran sel dan dapat membuka atau menutup untuk memungkinkan
molekul atau senyawa pindah ke dalam atau keluar dari sel; dan (3) Difusi
difasilitasi, dengan menggunakan operator protein yang tertanam dalam membran
sel. Operator-operator protein ini mengikat senyawa, kemudian mengubah bentuk
senyawa tersebut. Kemudian, operator-operator protein merilis senyawa ke dalam
atau keluar dari sel dan mendapatkan kembali bentuk mereka.

Pada tumbuhan tentu saja terjadi difusi, terjadi antara molekul pada sel
tumbuhan dengan air. Molekul tersebut dapat berupa unsur hara atau hasil
fotosintesis yang bergerak.

Contoh difusi pada tumbuhan dapat dilihat pada proses pertukaran gas pada
tumbuhan yang berlangsung di daun. Di dalam proses ini gas CO2 dari atsmofer

6

masuk ke dalam rongga antar sel pada mesofil daun, yang selanjutnya digunakan
untuk proses fotosintesis. Karena pada siang hari CO2 yang masuk ke daun selalu
digunakan untuk fotosintesisi, maka kadar CO2 di dalam rongga antar sel daun akan
selalu lebih rendah dari atsmofer, akibatnya pada siang hari akan terjadi aliran difusi
gas CO2 dari atsmofer ke daun. Bersamaan dengan itu terjadi pula difusi das O2 dari
rongga antar sel daun menuju atsmofir. Hal ini dikarenakan pada proses fotosintesis
dihasilkan O2, yang makin lama terakumulasi di dalam rongga antar sel daun,
sehingga kadarnya melebihi kadar oksigen di atmosfir. Dalam kondisi seperti ini
memungkinkan oksigen untuk berdifusi dari daun ke atmosfir (Heddy, 2010).

Sumber:http://xylemfloem. blogspot. co. id/2016/02/pertukaran-co2-pada-
tanaman. html

Gambar 2. Contoh peristiwa difusi pada pertukaran udara melalui stomata
Sedangkan pada malam hari terjadi proses difusi yang sebaliknya , pada

malam hari tidak terjadi proses fotosintesis namun proses respirasi terus berjalan,
sehingga kandungan CO2 dalam rongga antar sel menjadi meningkat. Laju difusi
tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium. Gas berdifusi lebih cepat
dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat
dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat
pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil (Heddy, 2010).

7

c. Osmosis
Osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara differensial

dari suatu tempat berkonsentrasi rendah ke tempat berkonsentrasi tinggi, melewari
membran semipermeable. Dengan kata lain osmosis merupakan perpindahan air
(pelarut) dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi.
Dikarenakan adanya membran semipermeable, sehingga hanya molekul yang lebih
kecillah (air sebagai pelarut) yang mampu berpindah tempat.

1). Membran atau sekat
Sebelum membahas peristiwa osmosis lebih lanjut, kita perlu mengetahui

jenis dan sifat membran yang ada. Sel terdiri atas materi hidup (protoplasma) yang
di dalamnya terdapat organel sel dan cairan sel (sitoplasma). Protoplasma dibatasi
dari lingkungan sekitarnya oleh selaput sel tipis yang disebut dengan membran
plasma (membran sel). Membran ini mempunyai kemampuan untuk mengatur
secara selektif aliran materi dari dan keluar sel. Berdasarkan kemampuan membran
menyeleksi aliran materi antar sel dan lingkungannya maka membran dapat
dibedakan menjadi dua jenis. Membran dikatakan permiabel apabila semua jenis
molekul dalam cairan dapat melewati membran. Sedang suatu membran dikatakan
semi-permeabel jika hanya dapat dilewati oleh molekul-molekul (Annur, 2008).

Permeabilitas membran tergantung pada fluiditas inti hidrofobik membran
dan aktivitas protein pengangkutnya. Oleh karena itu, keadaan lingkungan yang
dapat mengganggu keduanya akan mempengaruhi permeabilitas membran terhadap
suatu solut. Sehingga dapat dikatakan bahwa permeabilitas merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh membran sel dalam menyaring partikel-partikel,
yang menyerupai sifat membran permeabilitas. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan sel serta fluiditas inti hidrofobik membran dan aktivitas protein
pengangkutnya (Campbel, 2010).

Berdasarkan permeabilitas dan sifat zat yang mampu menembus membran,
maka membran dapat 3 jenis, antara lain: (1) membran impermeable, membran
yang tidak dapat dilewati zat pelarut maupun terlarut; (2) membran semi permeable,

8

membran yang dapat dilewati zat pelarut saja, contohnya pada membran
protoplasma; dan (3) membran permeable, membran yang dapat dilewati zat pelarut
dan zat terlarut, membran ini terdapat pada sel yang telah mati (Dwidjoseputro,
1994; dan Parjatmo, 1987).

Zat pelarut yang dimaksud adalah air. Air lebih mudah melewati membran
karena: (1) membran tersusun dari bahan yang mudah berasosiasi dengan air, (2)
adanya gelembung udara diantara membran, (3) pori-pori membran yang kecil lebih
mudah dilewati air, dan (4) air lebih cepat bergerak dari pada zat terlarut (Lakitan,
2015).

2). Hipertonik, hipotonik, dan isotonik
Osmosis terjadi apabila ada 2 daerah yang terpisah membran semipermeable

berbeda konsentrasinya. Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan
pergerakan air pada osmosis,yaitu hipertonik, hipotonik, dan isotonik. Larutan
yang memiliki konsentrasi molekul terlarut lebih tinggi disebut hipertonik. Larutan
dengan konsentrasi molekul terlarut lebih rendah disebut hipotonik. Larutan
dengan konsentrasi molekul yang sama disebut isotonik. Osmosis terjadi ketika
molekul pelarut berpindah dari larutan hipotonik ke larutan hipertonik (Alkatiri,
2009).

Jenis larutan yang berada diluar sel tumbuhan akan mempengaruhi kondisi
sel tumbuhan itu sendiri. Jika sel tumbuhan dicelupkan pada larutan hipertonik
maka sel tumbuhan akan terjadi plasmolisis. Plasmolisis adalah peristiwa
mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan
jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik. Plasmolisis merupakan proses
yang secara nyata menunjukkan bahwa pada sel, sebagai unit terkecil kehidupan,
terjadi sirkulasi keluar-masuk suatu zat. Adanya sirkulasi ini menjelaskan bahwa
sel dinamis dengan lingkungannya(Meyer, 1952).

Jika cairan di dalam sel tumbuhan dapat bertukar dengan larutan diluar sel
secara bergantian, maka akan terjadi kondisi yang isotonik sehingga cairan dalam
sel tumbuhan mempunyai tekanan yang sama dengan diluar sel. Jika larutan diluar
sel tmbuhan bersifat hipotonik, maka larutan diluar sel tmbuhan akan masuk
kedalam sel tmbuhan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi, kondisi sel

9

tumbuhan akan membengkak terisi larutan, sehingga tekanan turgor dalam sel
tumbuhan meningkat.

Membran sel dapat dilewati zat-zat tertentu yang larut dalam lemak, zat-zat
yang tidak bermuatan (netral), molekul-molekul asam amino, asam lemak, gliserol,
gula sederhana, dan air. Zat-zat yang merupakan elektrolit lemahlebih cepat
melewati membran dari yang paling cepat hingga yang paling lambat antara lain
:Na+, K+, I-, Cl-, Ca2+, Mg2+, SO42-, Fe3+. Sementara itu, membran sel tidak dapat
dilewati zat-zat gula (seperti pati, polisakarida) protein, dan zat-zat yang mudah
larut dalam pelarut organik. Membran bersifat impermeabel terhadap zat-zat
tersebut. Oleh karena membran permeabel terhadap zat tertentu dan impermeabel
terhadap zat lain maka dikatakan membran bersifat semipermeabel atau selektif
permeabel.

Adakalanya, proses osmosis dapat membahayakan sel. Sel yang
mempunyai sitoplasma pekat (berarti kerapatan airnya rendah), jika berada dalam
kondisi hipotonis akan kemasukan air hingga tekanan osmosis sel menjadi tinggi.
Keadaan demikian dapat memecahkan sel tersebut. Dikatakan bahwa sel itu
mengalami lisis, yaitu hancurnya sel karena rusaknya atau robeknya membran
plasma. Sebaliknya, jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonis dibandingkan
sel tersebut, maka air di dalam sel akan mengalami osmosis keluar sel. Sel akan
mengalami krenasi yang menyebabkan sel berkeriput karena kekurangan air.
Kondisi yang ideal bagi sel tentu saja jika konsentrasi larutan sitoplasma seimbang
dengan lingkungan sekitarnya (isotonis). Pada sel tumbuhan, keluarnya air dari
sitoplasma ke luar sel menyebabkan volume sitoplasma mengecil. Akibatnya,
membran plasma akan terlepas dari dinding sel. Peristiwa lepasnya membran
plasma dari dinding sel disebut plasmolisis. Plasmolisis yang parah menyebabkan
kematian sel.

3). Faktor yang mempengaruhi osmosis
Pada tumbuhan tentu saja terjadi osmosis, terjadi antara zat pelarut yang

melewati membran pada sel tumbuhan. Pergerakan zat pelarut tersebut dipengaruhi
oleh faktor-faktor antara lain:

10

a) Ukuran molekul yang melekat, molekul yang lebih kecil daripada garis pusat
lubang membran akan meresap lebih mudah.

b) Keterlarutan lipid, molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap
lebih cepat daripada molekul yang keterlarutan rendah seperti lipid.

c) Luas permukaan membran, kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas
permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.

d) Suhu, kadar resapan akan lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan suhu
yang rendah.

d. Imbibisi
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2,

CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2 zat diserap dalam bentuk larutan
ion. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses
imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif. Banyak benda-benda kering atau benda
setengah padat dapat menyerap air (absorpsi) karena benda-benda tersebut
mengandung materi koloid yang hidrofil. Hidrofil artinya menarik air. Contoh pada
tumbuhan misalnya biji yang kering (Suradinata, 1993).

Biji merupakan suatu alat perkembangbiakan tumbuhan, agar biji dapat
berkecambah menjadi tumbuhan baru maka biji tersebut memerlukan air dari
lingkungannya. Masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Imbibisi
merupakan peristiwa migrasi molekul-molekul air ke suatu zat lain yang
mempunyai pori-pori cukup besar sehingga mampu melewatkan molekul-molekul
air, kemudian molekul air tersebut menetap di dalam zat tersebut. Air memegang
peranan yang terpenting dalam proses perkecambahan biji karena merupakan salah
satu faktor untuk berlangsungnya proses perkecambahan. Proses imbibisi air oleh
benih sangat dipengaruhi oleh komposisi kimia benih, permeabilitas benih dan
jumlah air yang tersedia, baik air dalam bentuk cairan maupun uap air disekitar
benih (Sari, 2012).

Imbibisi adalah peristiwa masuknya air ke dalam biji melalui pori-pori
kulit biji. Air yang masuk ke dalam biji membuat biji mengalami perubahan bentuk,

11

warna, tekstur, maupun berat biji. Proses imbibisi berguna untuk mematahkan
dormansi dan memicu perkecambahan biji (Dwidjoseputro, 1994).

Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang
hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan zat-zat lainnya
yang menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air tadi.
Kemampuan benda tadi untuk meyerap air disebut potensial imbibisi. Banyak
sedekitnya air dapat di imbibisi oleh suatu zat yang sangat tergantung pada nilai
potensial air di sekitarnya. Suatu percobaan dengan biji yang di rendam dalam
larutan menunjukkan jumlah air yang dapat di imbibisi oleh biji tersebut (Siregar,
1996).

Imbibisi(asal kata imbibere, yang berarti menyeludup) adalah peristiwa
migrasi molekul-molekul air ke suatu zat lain yang berulang-ulang (pori) cukup
besar untuk dilewati molekul-molekul air dan kemudian molekul-molekul air itu
menetap didalam zat tersebut. Air yang menyeludup disebut air imbibisi,
sedangkan zat yang kemasukan (keselundupan) air itu disebut imbiban (Alkatiri,
2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air pada imbibisi:
(1) permeabilitas kulit/membran biji, seakin tebal kulit biji maka air akan sulit
masuk; (2) konsentrasi air, semakin pekat konsentrasi air diluar biji maka semakin
cepat imbibisi; (3) suhu air, air dengan suhu yang hangat dapat membuka pori-por
biji sehingga air diluar biji dapat masuk; (4) tekanan hidrostatik, semakin besar
tekanan maka semakin cepat air masuk dalam biji; (5) permukaan biji yang kontak
dengan air, semakin banyak/luas kolit biji yang terkena air maka semakin cepat
imbibisi; (6) daya intermolekuler, semakin kecil molekul maka semakin cepat
imbibisi; (7) spesies dan varietas biji, mempunyai pengaruh terhadap kandungan
zat pada biji; (8) tingkat kemasakan biji, biji yang masak akan lebih cepat menyerap
air; (9) komposisi kimia biji, semakin banyak kandungan protein pada biji maka
semakin cepat imbibisi; (10) umur biji, semakin tua biji maka semakin cepat
imbibisi (Hartmann, 1997).

Penyerapan air dipengaruhi oleh faktor dalam (disebut pula faktor
tumbuhan) dan faktor luar atau faktor lingkungan. Faktor dalam terdiri dari: (1)

12

Kecepatan transpirasi, semakin cepat transpirasi makin cepat penyerapan; (2)
Sistem perakaran, tumbuhan yang mempunyai system perakaran berkembang baik,
akan mampu mengadakan penyerapan lebih kuat karena jumlah bulu akar semakin
banyak; dan (3) Kecepatan metabolisme, karena penyerapan memerlukan energi,
maka semakin cepat metabolismem (terutama respirasi) akan mempercepat
penyerapan(Soedirokoesoemo, 2008).

Sementara faktor lingkungan terdiri dari: (1) Ketersediaan air tanah,
tumbuhan dapat menyerap air bila air tersedia antara kapasitas lapang dan
konsentrasi layu tetap. Bila air melebihi kapasitas lapang penyerapan terhambat
karena akanberada dalam lingkungan anaerob; (2) Konsentrasi air tanah, air tanah
bukan air murni, tetapi larutan yang berisi berbagai ion dan molekul. Semakin
pekat larutan tanah semakin sulit penyerapan; (3) Temperatur tanah, temperatur
mempengaruhi kecepatan metabolisme; dan (4) Aerasi tanah, yang dimaksud
dengan aerasi adalah pertukaran udara, yaitu maksudnya oksigen dan lepasnya CO2
dari lingkungan. Aerasi mempengaruhi proses respirasi aerob, kalau tidak baik
akan menyebabkan terjadinya kenaikan kadar CO2 yang selanjutnya menurunkan
pH(Soedirokoesoemo, 2008).

3. Rangkuman
Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energi
dari sel itu. Contoh transpor aktif adalah pompa Natrium (Na+)-Kalium (K+),
endositosis, dan eksositosis. Pompa Natrium-Kalium tergolong transpor aktif,
artinya sel mengeluarkan energi untuk mengangkut kedua macam ion tersebut.
Endositosis adalah pemasukan zat ke dalam sel, contohnya seperti fagositosis dan
pinositosis. Eksostosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel-sel kelenjar ada
peristiwa sekresi. Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat
(molekul) dalam air (pelarut) dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah. Faktor yang mempengaruhi pergerakan molekul pada difusi:
konsentrasi cairan ektraseluler, suhu, tekanan, zat-zat absorptif, masa molekul
menyebar, kerapatan pelarut, dan jarak tempuh.

13

Osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara differensial dari
suatu tempat berkonsentrasi rendah ke tempat berkonsentrasi tinggi, melewari
membran semipermeable. Larutan yang memiliki konsentrasi molekul terlarut lebih
tinggi disebut hipertonik. Larutan dengan konsentrasi molekul terlarut lebih rendah
disebut hipotonik. Larutan dengan konsentrasi molekul yang sama disebut isotonik.
Membran impermeable adalah membran yang tidak dapat dilewati zat pelarut
maupun terlarut. Membran semi permeable adalah membran yang dapat dilewati
zat pelarut saja, contohnya pada membran protoplasma. Membran permeable
adalah membran yang dapat dilewati zat pelarut dan zat terlarut, membran ini
terdapat pada sel yang telah mati.
Imbibisi adalah peristiwa masuknya air ke dalam biji melalui pori-pori kulit biji.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan imbibisi: konsentrasi air, tekanan hdrostatik,
daya intermolekular, luas permukaa, suhu, spesies dan varietas, umur, tingkat
kemasakan biji, komposisi kimia.

4. Pendalaman Materi

Pilihlah Satu Jawaban Yang Paling Tepat!

1. Larutan dengan konsentrasi tinggi akan menyebar ke bagian bagian larutan
lainnya sehingga konsentrasinya menjadi lebih rendah dan homogen di setiap
tempat. Peristiwa tersebut dinamakan

a. Difusi c. imbibisi
b. Osmosis d. plasmolysis

2. Osmosis peristiwa. perpindahan air melalui membran dari bagian yang lebih
encer ke bagian yang lebih pekat. Membran yang dapat dilalui oleh segala
macam molekul disebut

a. Membran impermeabel c. Selektif permeabel
b. Membran permeabel d. membran semi permeabel

3. Osmosis pada tumbuhan terjadi secara alami dengan adanya perbedaan
konsentrasi air yang ada diluar dan didalam tumbuhan yang menyebabkan air
keluar dan masuk. Tekanan yang terjadi sebagai akibat masuknya molekul-
molekul pada proses osmosis adalah

a. Tekanan osmosis c. Tekanan turgor

14

b. Tekanan difusi d. Tekanan imbibisi

4. Dalam persamaan hubungan antara tekanan osmosis, tekanan turgor dan
devisit tekanan defusi dapat ditulis sebagai berikut : DTD = TO - TT. bila
sebuah kantong berisi larutan gula, kemudian kantong tersebut dimasukkan
dalam bejana yang berisi air. Sebelum defusi DTD dan TO tinggi, sedang TT
= 0, setelah terjadi defusi air kelarutan gula maka

a. DTD naik, TO naik sedang TT juga naik
b. DTD turun, TO naik sedang TT juga naik
c. DTD naik, TO naik sedang TT turun
d. DTD turun, TO turun sedang TT naik

5. Partikel tetap bergerak namun jumlah yang masuk seimbang dengan jumlah
yang keluar, sehingga difusi berhenti dinamakan

a. Keseimbangan dinamis c. Keseimbangan kinetic
b. Energi kinetic d. Energi kimia

Petunjuk Pilihlah : a. jika 1), 2), dan 3) benar!

b. jika 1) dan 3) benar!

c. jika 2) dan 4) benar!

d. jika semua benar atau salah semua!

6. Tanaman bertambah besar ukurannya karena adanya bahan tambahan berupa

partikel, masuk dan keluarnya partikel dengan proses gerakan partikel berupa

1. Difusi, 3.Osmosis
2. Imbibisi 4.Osmosis dan Imbibisi

7. Osmosis merupakan gerakan air dari potensial air lebih tinggi ke potensial air
lebih rendah melewati membran sampai dicapai keseimbangan dinamis.
Membran tersebut mempunyai nilai permeabilitas tertentu, yakni

1. Membran impermeabel 3. Membran deferensial permeabel
2. Membran permeabel 4. Membran tipis

8. Difusi merupakan peristiwa perpindahan zat atau molekul dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Larutan yang kental dan konsentrasinya tinggi
akan menyebar ke bagian bagian larutan lainnya sehingga konsentrasinya
menjadi lebih rendah dan homogen di setiap tempatNamun Ada juga faktor
faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, diantaranya:

15

1. Ukuran partikel. Semakin besar ukuran partikel,maka semakin lambat
partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin rendah dan
berlaku juga sebaliknya.

2. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, maka semakin lambat
kecepatan difusi. Contoh bisa dilihat dibawah

3. Luas suatu area. Semakin luas areanya, maka semakin cepat kecepatan
difusinya.

4. Jarak. Semakin besar perbedaan dua konsentrasi, maka semakin lambat
kecepatan difusinya

9. Dalam mempelajari difusi sel, atau perpindahan zat zat masuk keluar sel pada
tumbuhan,sel memiliki membran yang melapisi dan berperan sebagai jalan
masuk dan keluar semua zat. Difusi melalui membran dapat berlangsung
melalui beberapa mekanisme, diantaranya

1. Simple Difusion 3. Simple Difusion by Chanel formed
2. Fasilitated difusion 4. Fasilitated non difusion

10. Osmosis pada tumbuhan terjadi secara alami dengan adanya perbedaan
konsentrasi air yang ada diluar dan didalam tumbuhan yang menyebabkan air
keluar dan masuk Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya osmosis,
Yaitu :

1. Ukuran molekul yang meresap 3. Kelarutan
2. Luas permukaan membrane 4. Ketebalan membrane

PILIHLAH!

a. Jika Kedua Pernyataan Benar Dan Keduanya Merupakan Hubungan
Sebab Akibat!

b. Jika Pernyataan Pertama Benar Dan Pernyataan Kedua Salah !
c. Jikapernyataan Pertama Salah Dan Pernyataan Kedua Benar!
d. Jika Kedua Pernyataan Benar Semua Atau Salah Semua!

11. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi
SEBAB Semakin tinggi suhu, partikel akan mendapatkan energi sehingga
bergerak dengan lebih cepat

12. Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. SEBAB Kadar resapan akan
menjadi lebih cepat pada suhu rendah yang dibandingkan dengan suhu yang
tinggi

13. Tumbuhan yang di tempatkan pada larutan dengan tekanan osmotik yang
bersifat hipotonik maka sel akan mengkerut SEBAB larutan hipotonik
memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih daripada sel.

16

14. Membran permeabel disebut juga membran deferensial permeabel SEBAB
Membran dapat dilewati oleh segala macam molekul.

15. Peristwa osmosis paling banyak dijumpai pada tubuh tanaman SEBAB
osmosis merupakan peristiwa yang prosesnya dipisahkan oleh selaput tipis.

DAFTAR PUSTAKA
Aminah Asngad, Dkk, 2018, Fisiologi Tumbuhan, LPPI UMS
Alkatiri, S. 2014. Kajian Ringkas Biologi. Erlangga University Press.
Surabaya.
Annur, H dan Santosa, H. 2008, Analisa Temperatur Pada Proses Difusi Obat
Dalam Membran Dengan Metode Diferensial Parabolik Untuk Mendeteksi
Sinyal Fotoakustik, Jurnal Ilmiah GIGA, Vol. 11, No. 3, Hal: 45-56.
Campbell. 2014. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta. .
Dwidjoseputro, D. 2014. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Hartmann, H. T; Kester, D. E; Davies, F. T; and Gevene, R. L. 1997. Plant
Propaganation Principles and Practice 6thed Prentice Hall. Englewood.
Cliffs, N. J.

17


Click to View FlipBook Version