i MAKALAH “PANCASILA” Dosen: Drs. Arief Syah Safrianto, MM Oleh: Ghaitsa Zahira Shofa 23340211119 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA 2023
ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii BAB I “URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI”...............1 A. Urgensi Historis.....................................................................................................1 B. Urgensi Sosiologis.................................................................................................1 C. Urgensi Politik.......................................................................................................3 D. Urgensi Yuridis......................................................................................................3 Kesimpulan...................................................................................................................4 Soal dan Jawaban .........................................................................................................4 BAB II “PERISTIWA DAN FENOMENA SOSIAL YANG AKTUAL YANG BERKAITAN DENGAN PANCASILA”................................................................................7 A. Terorisme...............................................................................................................7 B. Globalisasi.............................................................................................................8 C. Disintegrasi Bangsa...............................................................................................8 Kesimpulan...................................................................................................................9 Soal dan Jawaban .......................................................................................................10 BAB III “PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA DALAM PRA KEMERDEKAAN”................................................................................................................13 A. Masa Pra-Kemerdekaan ......................................................................................13 Kesimpulan.................................................................................................................15 Soal dan Jawaban .......................................................................................................15 BAB IV “PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS, JIWA BANGSA DAN PERJANJIAN LUHUR”..................................................................................................................................18 Kesimpulan.................................................................................................................20 Soal dan Jawaban .......................................................................................................21 BAB V “PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 2 PASCA KEMERDEKAAN”................................................................................................................23 A. Era Kemerdekaan ................................................................................................23 B. Era Orde Lama ....................................................................................................23 Kesimpulan.................................................................................................................25 Soal dan Jawaban .......................................................................................................25 BAB VI “PERIODE PERUMUSAN DAN PENETAPAN PANCASILA” ........................28 A. Awal Abad ke-20:................................................................................................28 Kesimpulan.................................................................................................................30 Soal dan Jawaban .......................................................................................................30 BAB VII “PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA” ...................................................33 A. Konsep Negara ....................................................................................................33 B. Tujuan Negara .....................................................................................................33 C. Dasar Negara .......................................................................................................34
iii Kesimpulan ..............................................................................................................35 Soal dan Jawaban.....................................................................................................35 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................39
1 BAB I “URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI” A. Urgensi Historis Presiden Soekarno pernah mengatakan, “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah memiliki fungsi penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana di masa depan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan seorang filsuf Yunani yang bernama Cicero (106-43SM) yang mengungkapkan, “Historia Vitae Magistra”, yang bermakna, “Sejarah memberikan kearifan”. Pengertian lain dari istilah tersebut yang sudah menjadi pendapat umum(common-sense) adalah “Sejarah merupakan guru kehidupan”. Implikasinya, pengayaan materi perkuliahan Pancasila melalui pendekatan historis adalah amat penting dan tidak boleh dianggap remeh guna mewujudkan kejayaan bangsa di kemudian hari. Melalui pendekatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah bangsa-bangsa lain. Dengan pendekatan historis, Anda diharapkan akan memperoleh inspirasi untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa sesuai dengan program studi masing-masing. Selain itu, Anda juga dapat berperan serta secara aktif dan arif dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara, serta dapat berusaha menghindari perilaku yang bernuansa mengulangi kembali kesalahan sejarah. Dalam peristiwa sejarah nasional, banyak hikmah yang dapat dipetik, misalnya mengapa bangsa Indonesia sebelum masa pergerakannasional selalu mengalami kekalahan dari penjajah? Jawabannya antara lain karena perjuangan pada masa itu masih bersifat kedaerahan, kurang adanya persatuan, mudah dipecah belah, dan kalah dalampenguasaan IPTEKS termasuk dalam bidang persenjataan. Hal ini berarti bahwa apabila integrasi bangsa lemah dan penguasaan IPTEKS lemah, maka bangsa Indonesia dapat kembali terjajah atau setidak-tidaknya daya saing bangsa melemah. B. Urgensi Sosiologis Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Di dalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat. Soekanto (1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektifsosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki nilainilai yang tertentu. Melalui pendekatan sosiologis ini. Anda diharapkan dapat mengkaji
2 struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilainilaikultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis parapendiri negara (Kaelan, 2000: 13). Bung Karno menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi Indonesia. Dengan kata lain, nilai-nilai Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis masyarakat Indonesia. Pernyataan ini tidak diragukan lagi karena dikemukakan oleh Bung Karno sebagai penggali Pancasila, meskipun beliau dengan rendah hati membantah apabila disebut sebagai pencipta Pancasila, sebagaimana dikemukakan Beliau dalampaparan sebagai berikut: “Kenapa diucapkan terima kasih kepada saya, kenapa saya diagung-agungkan, padahal toh sudah sering saya katakan, bahwa saya bukan pencipta Pancasila. Saya sekedar penggali Pancasila dari pada bumi tanah air Indonesia ini, yang kemudian lima mutiara yang saya gali itu, saya persembahkan kembali kepada bangsa Indonesia. Malah pernah saya katakan, bahwa sebenarnya hasil, atau lebih tegas penggalian daripada Pancasila ini saudara-saudara, adalah pemberian Tuhan kepada saya. Sebagaimana tiap-tiap manusia, jikalau ia benar-benar memohon kepada Allah Subhanahu Wata’ala, diberi ilham oleh Allah Subhanahu Wata’ala (Latif, 2011: 21) Makna penting lainnya dari pernyataan Bung Karno tersebut adalah Pancasila sebagai dasar negara merupakan pemberian atau ilham dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Apabila dikaitkan dengan teori kausalitas dari Notonegoro bahwa Pancasila merupakan penyebab lahirnya (kemerdekaan) bangsa Indonesia, maka kemerdekaan berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan makna Alinea III Pembukaan UUD 1945. Sebagai makhluk Tuhan, sebaik nya segala pemberian Tuhan, termasuk kemerdekaan Bangsa Indonesia ini wajib untuk disyukuri. Salah satu bentuk wujud konkret mensyukuri nikmat karunia kemerdekaan adalah dengan memberikan kontribusi pemikiran terhadap pembaharuan dalam masyarakat. Bentuk lain mensyukuri kemerdekaan adalah dengan
3 memberikan kontribusi konkret bagi pembangunan negara melalui kewajiban membayar pajak, karena dengan dana pajak itulah pembangunan dapat dilangsungkan secara optimal. C. Urgensi Politik Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar Anda mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran tentang upaya atau usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu merupakan ideologi politik, yaitu mengandung nilai-nilai yang menjadi kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Budiardjo (1998:32) sebagai berikut: “Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, idée, norma-norma, kepercayaan dan keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang, atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya. Melalui pendekatan politik ini, Anda diharapkan mampu menafsirkan fenomena politik dalam rangka menemukan pedoman yang bersifat moral yang sesuai dengan nilainilai Pancasila untuk mewujudkan kehidupan politik yang sehat. Pada gilirannya Anda akan mampu memberikan kontribusi konstruktif dalam menciptakan struktur politik yang stabildan dinamis. Secara spesifik, fokus kajian melalui pendekatan politik tersebut, yaitu menemukan nilai-nilai ideal yang menjadi kaidah penuntun atau pedoman dalam mengkaji konsep-konsep pokok dalam politik yang meliputi negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy), dan pembagian (distribution) sumber daya negara, baik di pusat maupun di daerah. Melalui kajian tersebut, Anda diharapkan lebih termotivasi berpartisipasi memberikan masukan konstruktif, baik kepada infrastrukturpolitik maupun suprastruktur politik. D. Urgensi Yuridis Negara Republik Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat) dan salah satu cirinya atau istilah yang bernuansa bersinonim, yaitu pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law). Pancasila sebagai dasar negara merupakan landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara hukum tersebut. Hal tersebut berarti pendekatan yuridis (hukum) merupakan salah satu pendekatan utama dalam pengembangan atau pengayaan materi mata kuliah pendidikan Pancasila.
4 Urgensi pendekatan yuridis ini adalah dalam rangka menegakkan Undang-Undang (law enforcement) yang merupakan salah satu kewajiban negara yang penting. Penegakan hukum ini hanya akan efektif, apabila didukung oleh kesadaran hukum warga negara terutama dari kalangan intelektualnya. Dengan demikian, pada gilirannya melalui pendekatan yuridis tersebut mahasiswa dapat berperan serta dalam mewujudkan negara hukum formal dan sekaligus negara hukum material sehingga dapat diwujudkan keteraturan sosial (social order) dan sekaligus terbangun suatu kondisi bagi terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa. Kesadaran hukum tidak semata-mata mencakup hukum perdata dan pidana, tetapi juga hukum tata negara. Ketiganya membutuhkan sosialisasi yang seimbang diseluruh kalangan masyarakat, sehingga setiap warga negara mengetahui hak dankewajibannya. Selama ini sebagian masyarakat masih lebih banyak menuntut haknya, namun melalaikan kewajibannya. Keseimbangan antara hak dan kewajiban akan melahirkan kehidupan yang harmonis sebagai bentuk tujuan negera mencapai masyarakat adil dan makmur. Kesimpulan Mempelajari pancasila tentu penting adanya, melalui sejarah penjajahan yang bisa membuat kita mensyukuri kondisi saat ini serta menyadarkan kita betapa pentingnya setiap waktu yang tengah kita jalani, karna hari ini akan menjadi peristiwa dimasa depan. Kita selaku siswa tetap semangat dalam memperjuangkan hal tersebut tentu dengan belajar. Terkait sosiologis, masyarakat tentunya memiliki perubahan sosial yang selalu berbeda karna bersifat dinamika. Maka dari itu diperlukannya pemahaman dan pengamatan terntang isu- isu yang terjadi di masyarakat dengan mengikuti nilai- nilai pancasila. Negara ini yang menjadi tanah air kita, jelas keterkaitannya dengan politik. Karna politik berperan penting dalam nilai pancasila, yang pada dasarnya para pemimpin negara ini pun dipilih masyarakat atas kepercayaannya melalui berbagai sistem politik. Tentu mahasiswa pun bisa menyuarakan hak atas masyarakat di sekitarnya, agar sila ke-5 dapat dirasakan setiap orang. Soal dan Jawaban 1. Mengapa Pendidikan Pancasila perlu dipelajari di Perguruan Tinggi? Jawaban: Karena Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat indonesia. Pancasila disebut sebagai pilar ideologis
5 negara indonesia. Jadi, dizaman yang seperti sekarang ini penanaman nilai-nilai pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Karena para pemuda dizaman saat ini sudah mengenal adanya teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat pesat. Hal tersebut berdampak buruk karena para pemuda di zaman ini mengikuti kebudayaan luar tanpa menyaring kebudayaan tersebut sesuai dengan kaidah pancasila. Dengan adanya pendidikan pancasila yaitu generasi muda tidak tercabut dari akar budayanya sendiri dan mereka memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir serta bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan makna dan nilai nilai pancasila. Sehingga dalam berperilaku serta bersosialisasi antar sesama manusia, baik dalam kehidupan masyarakat maupun berbangsa dan bernegara harus dilandasi pancasila. Generasi muda kurang memiliki nilai kesadaran, oleh sebab itu banyak yang bertindak tidak sesuai dengan kaidah pancasila. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya pendidikan pancasila agar generasi muda di zaman ini mampu menyaring kebudayaan luar yang tidak sesuai dengan kaidah pancasila. Nilai-nilai moral pancasila tidak diukur sekedar dipahami melainkan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sasaran pelaksanaan pancasila adalah perorangan, keluarga dan masyarakat, baik dilingkungan tempat tinggal masing-masing maupun dilingkungan perkuliahan. Sehingga mahasiswa dapat menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam bermasyarakat. pelajaran pancasila memiliki peranan penting didunia pendidikan terutama ditingkat perguruan tinggi karena awal dan lanjutan dari proses pembentukan karakter manusia. Kadang kala nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila selalu diabaikan sehingga akibat dari itu nilai nilai luhur tersebut dengan sendirinya akan hilang. Selain itu, mahasiswa juga perlu menanamkan nilai persatuan indonesia. Karena kehidupan kampus yang majemuk terdiri atas mahasiswa dari berbagai daerah sehingga diperlukan sikap toleransi yang tinggi. Sebab itu seluruh tatanan kehidupan masyarakat dan bangsa indonesia menggunakan pancasila sebagai dasar moral atau norma dan sebagai tolak ukur baik buruk dan benar salahnya sikap, perubahan dan tingkah laku sebagai bangsa indonesia. Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan pancasila diperguruan tinggi yaitu untuk: 1) memperkuat pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa melalui nilai-nilai dasar pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2) memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar pancasila kepada mahasiswa sebagai warga
6 negara republik indonesia, dan membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3) mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945. 4) membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa. 2. Apa dampak sosiologis yang terjadi apabila membayar pajak? Jawaban: Tntunya dengan dana tersebut, banyak pembangunan yang bisa berlangsung secara optimal, dan fasilitas dersebut mampu kita rasakan ketika lancar membayar pajak. 3. Apa saja hal yang menjadi fokus kajian dalam pendekatan politik? Jawaban: Negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy), dan pembagian (distributon) sumber daya negara, baik dipusat maupun daerah. 4. Jelaskan kesadaran hukum yang harus diketahui setiap warga negara! Jawaban: Berupa hak dan kewajiban, tentunya hak adalah kuasa menerima atau melakukan sesuatu sedangkan kewajiban adalah sebuah beban yang harus dilaksanakan. 5. Sebutkan 3 kesadaran hukum yang perlu diketahui! Jawaban: Hukum perdata, hukum pidana, dan hukum tata negara.
7 BAB II “PERISTIWA DAN FENOMENA SOSIAL YANG AKTUAL YANG BERKAITAN DENGAN PANCASILA” Bangsa dan negara Republik Indonesia pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Kedudukan dan fungsi Pancasila ini bersifat hakiki sehingga berbagai kedudukan dan fungsi Pancasila yang lain seperti jiwa dan kepribadian bangsa, ideologi nasional, perjanjian luhur, tujuan bangsa, kepribadian manusia Indonesia, dapat dikembalikan pada sifat hakiki. Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan dipedomani seluruh warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penghayatan yang mendalam atas nilai-nilai dasar Pancasila akan memperkuat identitas, jati diri, dan karakter masyarakat Indonesia yang berkepribadian Pancasila. Kedudukan formal Pancasila yang sangat kuat sering tampak tidak selalu sejajar dengan pengalaman Pancasila dalam kehidupan sosial sehari-hari titik Pancasila belum menjadi etos bangsa. Bahkan hasil penelitian badan pengkajian MPR menyimpulkan bahwa lebih dari 50% produk undang-undang yang dikeluarkan pasca reformasi tidak merujuk pada nilai-nilai Pancasila ini berarti nilai-nilai Pancasila diabaikan dan belum ditaati sebagaimana mestinya. Mereka telah lupa memiliki dasar negara dan pedoman hidup Pancasila. Fenomena lain juga menunjukkan bahwa cara pandang pada sebagian masyarakat yang berwawasan nusantara dan menjunjung tinggi kebhinekaan mulai luntur dan hampir berada pada titik rendah. Kita bisa dengan mudah menyaksikan berbagai komponen bangsa terlibat dalam konflik dan terpecah belah. Melemahnya kekuatan Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa juga terjadi pada sekelompok masyarakat atau generasi muda. Meskipun tidak seluruhnya benar, sebagian besar menunjukkan bahwa banyak generasi muda yang merupakan isi harfiah Pancasila, apalagi mengerti Pancasila secara manusiawi. Seperti: A. Terorisme Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil atau non kombat untuk mencapai tujuan politik, dalam skala lebih kecil daripada perang. Mengapa terorisme masih tetap berlanjut di Indonesia, padahal Indonesia memiliki Pancasila sebagai ideologi? Kehadiran terorisme seakan mengerus ideologi Pancasila yang selama ini dijadikan landasan hidup bagi masyarakat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.
8 B. Globalisasi Pengaruh globalisasi di Indonesia yang sudah didominasi oleh gaya kapitalis dan pemikiran liberalis secara perlahan sudah berusaha menggerogoti nilai-nilai ideologi Pancasila yang memiliki arti kemanusiaan yang adil dan beradab dengan menimbulkan banyak perubahan pada nilai-nilai kemanusiaan yang beradab kepada nilai pemikiran liberalis dan memberikan dampak kemerosotan moral yang menjadi tidak beradab yaitu dengan maraknya pornografi dan pornoaksi yang mengatasnamakan seni dan menungkir balikan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dengan adat ketimurannya yang dahulu selalu menjaga nilai kemanusiaan yang beradab, namun kini pengaruh kapitalis. C. Disintegrasi Bangsa Integrasi bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah negara modern. Keutuhan wilayah negara amat ditentukan oleh kemampuan para pemimpin dan masyarakat warga negara memelihara komitmen bersama sebagai suatu bangsa. Karena itu, secara teoretik dipahami bahwa ancaman paling serius terhadap integrasi bangsa adalah disharmoni sosial, sedangkan ancaman paling nyata terhadap eksistensi wilayah negara adalah gerakan separatisme. Sebagaimana kita ketahui dalam sejarah bahwa Pancasila dibentuk dari proses yang tidak mudah titik sejarah mengatakan bahwa pahlawan-pahlawan ideologi kita terdahulu mengadakan musyawarah atau rapat untuk merumuskan sebuah fondasi negara yang nantinya diharapkan akan diterapkan dan ditanamkan di dalam sanubari tiap warga negara dalam menjalankan kehidupannya. Jika kita mengetahui bahwa hal tersebut diperoleh dengan perjuangan yang tidak mudah harusnya kita dapat menghargai perjuangan tersebut. Bukan dengan meninggalkannya, mengabaikannya dan akhirnya kelima dasar negara tersebut hanya menjadi kenangan atau onggokan yang tak berharga. Terutama untuk para generasi penerus bangsa. Sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengajarkan pada kita bahwa sebagai manusia, kita meyakini adanya Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Kita sebagai manusia yang termasuk makhluk ciptaanNya pun harus meyakini adanya Tuhan, dan sebagai makhluk yang beragama kita harus menjalankan ibadahnya dengan baik. Tidak hanya harus beribadah, karena di Indonesia banyak sekali agama dan keyakinan yang berbeda-beda seharusnya saling menghargai perbedaan tersebut. Fenomena yang terjadi malah jauh dari idealisme tersebut. Bahkan oknum yang seagama pun tidak akur dan bahkan membuat kerusuhan yang mengatasnamakan agama.
9 Sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab" menjelaskan bahwa manusia memiliki harga diri yang harus dihormati oleh manusia yang lainnya dalam berkehidupan di masyarakat. Sila ini berdampingan maknanya dengan sila ke-3 yang berbunyi "Persatuan Indonesia", hal ini dimaksudkan bahwa setiap warga negara Indonesia harus menjalin persatuan yang baik walaupun terdapat sangat banyak perbedaan. Untuk bersatu, diperlukan toleransi yang besar kepada sesama dalam berkehidupan sosial agar dapat berjalan harmonis. Sila ke-4 berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan". Hal ini menyatakan bahwa dalam kehidupan sebagai warga negara membutuhkan sebuah hasil atau keputusan yang bulat dari setiap pemecahan masalah. Dalam musyawarah ditanamkan banyak nilai-nilai bertoleransi yang nantinya menciptakan hubungan bermasyarakat yang harmonis. Sila ke-5 berbunyi "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Hal ini mengandung aspek keadilan. Bahwa semua manusia ingin diperlakukan secara adil tanpa adanya pembeda-bedaan dalam perlakuan di masyarakat. Yang tentunya sikap adil ini pun akan menciptakan hubungan yang harmonis sehingga tidak terjadi kesenjangan dalam perlakuan sosial di masyarakat. Tidak terjadi lagi diskriminasi yang mengusulkan kelompok-kelompok minoritas. Walaupun dalam fenomena di kehidupan masyarakat nilai-nilai ini masih sangat minim sekali bahkan cenderung hilang, sudah seharusnya para generasi muda selalu menanamkan nilai-nilai ini membangkitkan dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak ketinggalan pula aspek moral yang harus dipahami dengan sangat baik dan ditingkatkan. Kesimpulan Pancasila merupakan dasar Negara dan ideologi bangsa yang begitu penting keberadaannya karna berstatus keperibadian bangsa. Karena Pancasila merupakan nilainilai luhur yang tentunya sudah melekat dalam jiwa penduduknya. Namun anggapan ini bisa saja kurang benar karna MPR menjelaskan masih adanya 50% produk undang- undang yang tidak merujuk pada nila-nilai pancasila. Yang artinya belum sepenuhnya ditaati sebangai pedoman. Peristiwa Terorisme merupakan kejahatan yang sering terjadi, menyebabkan pecah belah dan tumpah darah, jelas merusak ideologi bangsa.
10 Globalisasi adalah kondisi kita saat ini yang mana banyak hal dapat kita lihat atau akses hanya dengan kecerdasan teknologi, tentu merusak ideologi karena adanya pemikiran liberalis yang membuat ideologi luntur tanpa disadari. Sila pertama menjelaskan bahwa tuhan adalah sang pencipta yang harus kita sembah selaku makhluknya, tolerasi beragama tentu penting adanya. Sila kedua menjelaskan memiliki fungsi bahwa setiap orang punya haknya, maka saling menghargai serta adil dalam berbagai aspek. Sila ketiga menjelaskan fungsi bhineka tunggal ika. Sila keempat menjelakan warga negara berhak menyuarakan pendapatnya. Sila kelima menjelaskan keadilan yang bersifat sama rata, tiada diskriminasi/ membeda bedakan. Soal dan Jawaban 1. Mengapa pancasila begitu penting kedudukannya? Jawaban: Karena Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi bangsa. 2. Jelaskan keterkaitan antara Pancasila dengan Globalisasi? Jawaban: Pancasila ialah dasar negara Indonesia yang berfungsi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pancasila mempunyai beberapa sifat salah satunya ialah fleksibel, yang mana pancasila bisa beradaptasi dengan keadaan yang terus berkembang. Seperti waktu ini, segala sesuatu berkembang pesat baik itu bidang teknologi, transportasi, pendidikan, telekomunikasi dan sebagainya. Perkembangan yang terjadi akan mengakibatkan mendunianya suatu hal sampai batas antar negara menjadi tak terlihat lagi. Hal itu tak jarang diklaim sebagai globalisasi. Ideologi Pancasila ialah ideologi yang dirancang sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila menyampaikan arahan untuk menyikapi perkembangan yang ada. Seperti, untuk memanfaatkan perkembangan globalisasi dengan bijak kita mampu menerapkan sila ke 2 pancasila yang berbunyi "kemanusiaan yang adil dan beradab". Kita harus bisa menyikapi menggunakan baik adanya perkembangan globalisasi dan kita juga wajibbisa mengambil hal-hal positif dari perkembangan globalisasi tersebut.Perkembangan globalisasi memiliki hubungan yang erat dengan pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila mengatur batasan-batasan negara Indonesia. Pancasila juga membatasi perkembangan globalisasi yang menyimpang dari norma-norma masyarakat.
11 Pancasila adalah Ideologi negara, yang berarti isinya tidak boleh dirubah ataupun ditambahkan. Tapi, bukan berarti Pancasila menjadi sebuah dasar yang tidak bisa mengikuti perubahan zaman, Pancasila sendiri memiliki sifat yang lebih terbuka dan tidak tertutup terhadap perubahan pola kehidupan yang terjadi pada masyarakat. Pancasila bersifat aktual dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Yang dimaksud “menyesuaikan diri” di sini tidak berarti bahwa Pancasila harus mengubah nilai yang dikandungnya, tetapi ia mampu mengeksplisitkan wawasan secara konkret, sehingga mempertajam kemampuannya untuk memecahkan masalah. Dampak Negatif Globalisasi: 1) Munculnya ideologi baru yang bertentangan dengan Pancasila. 2) Budaya asing lebih mudah masuk melalui media sosial. 3) Nilai Pancasila semakin pudar. 4) Mengikuti tren tanpa memikirkan identitas bangsa. 5) Masyarakat mulai meninggalkan tradisi. Dampak Positif Globalisasi bagi Pancasila 1) Penerapan Pancasila semakin dikenal luas. 2) Masyarakat dapat membagikan informasi mengenai Pancasila di media sosial. 3) Aksi kemanusiaan semakin berkembang di masyarakat. 4) Banyaknya ajakan menghindari tindak diskriminasi di media sosial. 5) Silaturahmi dipermudah dengan teknologi. Pancasila sangat diperlukan pada masa globalisasi ini sebagai filter untuk memilih budaya yang dapat diterima dan bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia, selain itu pancasila juga berperan sebagai alat untuk menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia 3. Mengapa sila kedua dan ketiga dinyatakan berdampingan? Jawaban: Karena sila kedua menyatakan manusia saling menghormati. Maka, hal tersebut mampu menyatukan satu sama lain. 4. Apa fungsi sila keempat dalam Pancasila? Jawaban: Sila keempat membicarakan permusyawarahan, yang tentunya sejarah Pancasila terbuat dari musyawarah pada saat itu. 5. Keadilan sosial apa yang di tekankan dalam sila kelima?
12 Jawaban: keadilan berupa tidak dibeda-bedakan satu sama lain.
13 BAB III “PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA DALAM PRA KEMERDEKAAN” A. Masa Pra-Kemerdekaan Rumusan pertama Pancasila terjadi pada Musyawarah BPUPKI yang pertama, yang diadakan pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 . BPUPKI pada tanggal 29 April 1945 terdiri dari total 60 anggota yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang dengan ketuanya ialah Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Anggota BPUPKI diangkat oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara Angkatan daratke-16 Jepang yang berada di Jakarta, pada 28 Mei 1945. Pada tgl , 29 Mei 1945, sidang BPUPKI pertama di awali dengan materi utama pembahasan cikal bakal dasar negara. Sidang tersebut mendatangkan beberapa pembicara, yaitu: 1. Mr.MuhYamin, 2. Ir.Soekarno, 3. Ki Bagus Hadikusumo, 4. Mr.Soepomo. Masing-masing pembicara mengemukakan gagasannya mengenai bagaimana dasar negara yang ideal bagi Indonesia, hingga pada tanggal 1 juni 1945 Soekarno menyampaikan pidatonya yang berjudul “Lahirnya Pancasila” pada sidang BPUPKI. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan pertama "Pancasila" pertama kali disampaikan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka.Sebelum kemerdekaan dimulai, dengan persetujuan bulat pidato Sukarno, BPUPKI berhasil menyiapkan konsep dasar Negara Republik Indonesia. Untuk pembahasan lebih lanjut, disepakati untuk membentuk komite kecil beranggotakan delapan orang di bawah kepemimpinan Sukarno sebelum berakhirnya Kabinet BPUPKI. Tugas komite sembilan adalahmemobilisasi usulan dan pandangan BPUPKI, yang akan dimasukkan dalam jadwal pertemuan kedua 10-17 Juli 1945. Atas prakarsa Sukarno sebagai anggota dewan dari komitesmbilan, Sukarno membentuk panitia sembilan anggota yang terdiri atas : 1. Ir. Soekarno (ketua) 2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua) 3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota) 4. Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota) 5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota) 6. Abdoel Kahar Moezakir (anggota) 7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota) 8. Haji Agus Salim (anggota) 9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
14 Selain memeriksa masalah pokok-pokok kenegaraan, Komite sembilan juga bertugas menyusun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia . Dalam rapat tanggal 22 Juni 1945, Kesembilan panitia pun menyepakati isi Rancangan Deklarasi sebagai berikut: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itumaka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia Merdeka yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan negara Republik Indonesia, yang berkedaulalan rakyat, dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemelukpemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adildan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dari alinea kedua draft teks proklamasi yang dikenal luas sebagai Piagam Jakarta, dapat dilihat bahwa dasar negara Pancasila digambarkan sebagai berikut: 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemelukpemeluknya,2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk meneruskan sidang BPUPKI, pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk suatu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan keanggotaan berjumlah 27 orang. Peranan PPKI dalam sejarah Indonesia sangat penting, terutama setelah proklamasi kemerdekaan yang diadakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Inilah Lembaga yang melengkapidan melegitimasi bermacam perlengkapan untuk didirikannya sebuah negara baru, yaitu Republik Indonesia. Salah satu keputusan final yang dilakukan oleh PPKI ialah penghilangan kata “dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-
15 pemeluknya”. Tokoh dibalikpenghapusan 7 kata dan menggantinya dengan “Yang Maha Esa” ialah Muhammad Hatta yang pada saat itu berperan sebagai pemimpin PPKI BersamaSoekarno dan Radjiman Wedyodiningrat. Dipagi hari tanggal 18 Agustus 1945, sebelum memulai sidang PPKI, Hatta mengadakan bertemu dengan para aktivitis Islam agar siap menerima usulannya untuk kemajuan dan persatuan nasional. Teuku Mohammad Hasan, Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo akhirnya setuju untuk mengikuti saran Hatta untuk mengubah kata “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Praktisi Islam lainnya, yaitu Wachid Hasjim tidak dapat menghadiri saat menanggapi usul Hatta. Dengan diterimanya usul Hatta oleh para penggerak Islam itu,Maka rumusan Pancasila dapat dan disahkan pada sidang PPKI (Purwanta 2018). Kesimpulan Rumusan pertama Pancasila terjadi pada Musyawarah BPUPKI yang pertama, yang diadakan pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 . BPUPKI pada tanggal 29 April 1945 terdiri dari total 60 anggota yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang dengan ketuanya ialah Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Sidang BPUPKI pertama di awali dengan materi utama pembahasan cikal bakal dasar negara. Tanggal 1 juni 1945 Soekarno menyampaikan pidatonya yang berjudul “Lahirnya Pancasila” pada sidang BPUPKI. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan pertama "Pancasila" pertama kali disampaikan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Salah satu keputusan final yang dilakukan oleh PPKI ialah penghilangan kata “dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tokoh dibalikpenghapusan 7 kata dan menggantinya dengan “Yang Maha Esa” ialah Muhammad Hatta yang pada saat itu berperan sebagai pemimpin PPKI BersamaSoekarno dan Radjiman Wedyodiningrat. Hatta mengadakan bertemu dengan para aktivitis Islam agar siap menerima usulannya untuk kemajuan dan persatuan nasional. Teuku Mohammad Hasan, Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo akhirnya setuju untuk mengikuti saran Hatta untuk mengubah kata “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Soal dan Jawaban 1. Pada tanggal berapakah sidang pertama rumusan Pancasila dilaksanakan?
16 Jawaban: 29 mei – 1 juni 1945 2. Berapakah anggota yang hadir? Jawaban: BPUPKI pada tanggal 29 April 1945 terdiri dari total 60 anggota yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang. 3. Sebutkan 3 pembicara yang hadir dalam siding tersebut! Jawaban: Ir. Soekarno, Mr. Muh Yamin, Mr. Soepomo. 4. Jelaskan Sejarah Piagam Jakarta yang menjadi rumusan pancasila! Jawaban: Piagam Jakarta merupakan sebuah hasil yang dikeluarkan dari rapat yang dilakukan oleh Panitia Sembilan, dalam rangka penyambutan kemerdekaan Republik Indonesia. Isi Piagam Jakarta secara garis besar sendiri mengenai arah serta tujuan bernegara serta draft awal dari rumusan dasar negara Indonesia, yang hingga kini dikenal dengan sebutan Pancasila. Pada proses perumusannya, pengesahan yang harus segera dilakukan tersebut dihadapi dengan beberapa perdebatan yang terjadi antara golongan nasionalis serta golongan Islam yang ada di negara Indonesia. Dimana, berdasarkan pendapat golongan nasional mengenai isi dari Piagam Jakarta tersebut kurang dapat menjadi cerminan dari keragaman yang ada pada masyarakat Indonesia. Perubahan pada tepatnya terjadi pada rumusan dasar negara sila yang pertama pada naskah Piagam Jakarta. Rumusan awal yang berisikan berbagai sila yang tercantum dalam Pancasila itu sendiri pada awalnya terdapat dalam isi naskah Piagam Jakarta, namun pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945, dirumuskan bahwa sila pertama yang ada pada Pancasila akan diubah. beberapa wakil pemeluk agama lain merasa adanya keberatan dengan rumusan tersebut. Rumusan sila pertama yang ada tersebut memiliki bunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya”. Dengan adanya beberapa pihak yang merasa keberatan akan rumusan sila pertama tersebut, oleh sebab itu terjadi perubahan pada sila pertama menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa” berdasarkan hasil musyawarah yang dilakukan dengan tujuan untuk menjaga bangsa Indonesia serta menjaga hubungan yang ada antara tokoh pendiri bangsa Indonesia agar tidak terjadinya perpecahan.
17 Isi dari Piagam Jakarta terdiri dari empat alinea yang kemudian menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, selain itu Piagam Jakarta juga termasuk ke dalam lima poin yang kemudian salah satu poinnya yang kemudian diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” di dalam Pancasila. Perubahan Isi Piagam Jakarta Setelah dibacakan pada proklamasi kemerdekaan negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, terjadi perubahan pada isi Piagam Jakarta. Hal ini terjadi di sore hari tepat setelah pembacaan proklamasi kemerdekaan, dimana Wakil Presiden Indonesia saat itu Mohammad Hatta didatangi oleh perwakilan atau utusan dari angkatan laut Jepang yang bernama Maeda. Pada pertemuan tersebut, Maeda menyampaikan bahwa beberapa wakil Protestan serta Katolik yang berasal dari wilayah yang dikuasai oleh Angkatan Laut Jepang merasa keberatan terhadap bagian kalimat rumusan dasar negara yang ada di dalam naskah Piagam Jakarta tersebut. Kalimat rumusan yang dimaksud pada Piagam Jakarta tersebut memiliki bunyi “... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Dalam menanggapi keberatan dari pihak wakil Protestan serta Katolik tersebut, Mohammad Hatta mengajak beberapa tokoh seperti Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimedjo, serta Mr. Teuku Mohammad Hasan untuk membuat sebuah rapat terlebih dahulu sebelum sidang PPKI dimulai. Pada rapat pendahuluan tersebut, dikeluarkanlah sebuah keputusan untuk menghilangkan bagian kalimat Piagam Jakarta tersebut serta menggantikannya dengan kalimat Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal tersebut dilakukan dalam rangka agar tidak terjadinya perpecahan di antara masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam keyakinan di dalamnya. Setelah terjadinya perubahan tersebut, nama Piagam Jakarta diubah menjadi Pembukaan UUD 1945, yang kemudian diresmikan kembali oleh PPKI tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945. 5. Siapakah yang mengubah menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”? Jawaban: Moh. Hatta.
18 BAB IV “PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS, JIWA BANGSA DAN PERJANJIAN LUHUR” Pancasila merupakan dasar pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pancasila pun harus diwariskan kepada generasi muda bangsa Indonesia berikutnya melalui pendidikan. Setiap bangsa memiliki kepedulian kepada pewarisan budaya luhur bangsanya. Oleh karena itu, perlu ada upaya pewarisan budaya penting tersebut melalui pendidikan Pancasila yang dilaksanakan dalam pendidikan formal (sekolah). Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara yuridis. Seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan Pancasila sebagai kaidah yuridis-konstitusional pada dasarnya tidak berlaku dan harus dicabut. Dengan demikian penetapan Pancasila sebagai dasar falsafah negara berarti bahwa moral bangsa telah menjadi moral negara. Hal ini berarti bahwa moral Pancasila telah menjadi sumber tertib negara dan sumber tertib hukumnya, serta jiwa seluruh kegiatan negara dalam segala bidang kehidupan (A. T. Soegito, dkk, 2009: 6).Pelaksanaan Pancasila pada masa reformasi cenderung meredup dan tidak adanya istilahpenggunaan Pancasila sebagai propoganda praktik penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini terjadi lebih dikarenakan oleh adanya globalisasi yang melanda Indonesia dewasaini. Masyarakat terbius akan kenikmatan hedonisme yang dibawa oleh pahambaru yang masuk sehingga lupa dari mana, dimana, dan untuk siapa sebenarnya mereka hidup. Seakan-akan mereka melupakan bangsanya sendiri yang dibangundengan semangat juang yang gigih dan tanpa memandang perbedaan. Dalam perkembangan masyarakat yang secara kultur, masyarakat lebih cenderung menggunakan Pancasila sebagai dasar pembentukan dan penggunakan setiap kegiatan yang mereka lakukan. Peran Pancasila dalam hal ini sebenarnya adalah untuk menciptakan masyarakat “kerakyatan”, artinya masyarakat Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan dan hak yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya selalu memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan negara dan masyarakat. Karena mempunyai kedudukan, hak serta kewajiban harus seimbang dan tidak memihak ataupun memaksakan kehendak kepada orang lain. Dalam pokok-pokok kerakyatan, masyarakat dituntut untuk saling menghargai dan hidup bersama dalam lingkungan yang saling membaur
19 dan bisa membentuk sebuah kepercayaan (trust) sebagai modal untuk membangun bangsa yang berjiwa besar dan bermoral sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila. Pancasila disebut sebagai identitas bangsa dimana Pancasila mampu memberikan satu pertanda atau ciri khas yang melekat dalam tubuh masyarakat. Hal ini yang mendorong bagaimana statement masyarakat mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut. Sebagai contoh nilai keadilan yang bermakna sangat luas dan tidak memihak terhadap satu golongan ataupun individu tertentu. Unsur pembentukan Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Sejarah Indonesia membuktikan bahwa nilai luhur bangsa yang tercipta merupakan sebuah kekayaan yang dimiliki dan tidak bisa tertandingi. Di Indonesiatidak pernah putus-putusnya orang percaya kepada Tuhan, hal tersebut terbukti dengan adanya tempat peribadatan yang dianggap suci, kitab suci dari berbagaiajaran agamanya, upacara keagamaan, pendidikan keagamaan, dan lain-lain merupakan salahsatu wujud nilai luhur dari Pancasila khususnya sila ke-1.Bangsa Indonesia yang dikenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut terhadap sesamamampu memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan Pancasila, hal ini terbuktidengan adanya pondok-pondok atau padepokan yang dibangun mencerminkan kebersamaan dan sifat manusia yang beradab. Pandangan hidup masyarakat yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilainilai luhur tersebut adalah suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya. Dalam praktik kehidupan bernegara,berbangsa bermasyarakat, secara mendasar (grounded, dogmatc) dimensi kultur seyogyanya mendahului dua dimensi lainnya, karena di dalam dimensi budaya itu tersimpan seperangkat nilai (value system).Selanjutnya sistem nilai ini menjadi dasar perumusan kebijakan (policy) dan kemudian disusul dengan pembuatan hukum (lawmaking) sebagai rambu-rambu yuridis dan codeofconduct dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, yang diharapkan akan mencerminkan nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh bangsa yang bersangkutan (Solly Lubis:2003). Masyarakat Indonesia sekarang ini tidakhanya mendambakan adanya penegakan peraturan hukum, akan tetapi masalah yang muncuk ke permukaan adalah apakah masihadakeadilandalam penegakan hukum tersebut. Hukum berdiri diatas ideologi Pancasila yang berperan sebagai pengatur dan pondasi norma masyarakat dalamkehidupan berbangsa dan bernegara. Pada masa Orde Baru menginginkan pemerintahan yang ditandai dengan keinginan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Penanaman nilai-nilai Pancasila pada masa Orde Baru dilakukan secara indoktrinatif dan birokratis. Akibatnya, bukan nilai-nilai Pancasila yang meresap kedalam kehidupan masyakat,
20 tetapi kemunafikan yang tumbuh subur dalam masyarakat. Sebab setiap ungkapan para pemimpin mengenai nilai-nilai kehidupan tidak disertai dengan keteladanan serta tindakan yang nyata sehinggaPancasilayangberisinilai-nilai luhur bangsa dan merupakan landasan filosofi untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, bagi rakyat hanyalah omongkosong yang tidak mempunyai makna apapun. Lebih-lebih Pendidikan Pancasila dan UUD 45, yang dilakukan melalui metode indoktrinasi dan unilateral, yang tidak memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat, semakin memperkeruh pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Cara melakukan pendidikan semacam itu, terutama bagi generasi muda, berakibat fatal. Pancasila yang mengandung nilai-nilai luhur, setelah dikemas dalam pendidikan yang disebut penataran P4 atau PMP (Pendidikan Moral Pancasila), atau nama sejenisnya, ternyata justru mematikan hati nurani generasi muda terhadap makna dari nilai luhur Pancasila tersebut. Hal ini terutama disebabkan oleh karena pendidikan yang doktriner tidak disertai dengan keteladanan yang benar. Mereka yang setiap hari berpidato selalu mengucapkan kata-kata keramat: Pancasila dan UUD 45, tetapi dalam kenyataannya masyarakat tahu bahwa kelakuan mereka jauh dari apa yang mereka katakan. Perilaku itu justru semakin membuat persepsi yang buruk bagi para pemimpin serta meredupnya Pancasila sebagai landasan hidup bernegara, karena masyarakat menilai bahwa aturan dan norma hanya untuk orang lain (rakyat) tetapi tidak berlaku bagi para pemimpin. Selain itu, Pancasila digunakan sebagai asas tunggal bagi organisasi masyarakat maupun organisasi politik (Djohermansyah Djohan: 2007). Karena Orde Baru tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sejarah pemerintahan sebelumnya, akhirnya kekuasaan otoritarian Orde Baru pada akhir 1998-an runtuh oleh kekuatan masyarakat. Hal itu memberikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk membenahi dirinya, terutama bagaimana belajar lagi dari sejarah agar Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara benar-benar diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari (Djohermansyah Djohan: 2007). Berakhirnya kekuasaan Orde Baru menandai adanya Pemerintahan Reformasi yang diharapkan mampu memberikan koreksi dan perubahan terhadap penyimpangan dalam mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dalam praktik bermasyarakat dan bernegara yang dilakukan pada masa Orde Baru. Namun dalam praktik pada masa reformasi yang terjadi adalah tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta fundamentalisme. Hal ini yang menandai bahwa pada masa itu masyarakat Indonesia sedang mengalami krisis identitas bangsa. Kesimpulan NKRI di negara ini memiliki dasar negara Pancasila, tentu penting adanya Pendidikan formal untuk mempelajari Pancasila sebagai mana moral bangsa adalah moral negara. Pancasila
21 membuktikan bahwa nilai-nilai yang dimilikinya itu punya andil besar atas beberapa hal, seperti: tidak membeda-bedakan, punya keadilan yang sama, sikap saling menghargai dan tidak pernh putusnya kepercayaan akan tuhan. Namun kondisi saat ini masyarakan sering mempertanyakan apakah masih ada keadilan dalam penegakan hukum. Ketika masa Orde Baru Pancasila bernamakan PMP yang pada kenyataannya banyak dokrin atau mengamalkan secara tidak benar, masuklah era reformasi, yang mana pada praktiknya tidak sesuai dengan Pancasila, banyaknya kasus KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Soal dan Jawaban 1. Mengapa Pancasila perlu untuk dipelajari? Jawaban: perlu dipelajari karena merupakan dasar negara dan ideologi bangsa. 2. Mengapa Pancasila di era Reformasi meredup? Jawaban: Sejak memasuki era reformasi, Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarahh masa lalu yang tak lagi relevan. Pancasila seolah hilang dari memori, semakin jarang diucapkan, dikutip, dibahas, baik dalam konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan, maupun kemasyarakatan. "Bahkan, Pancasila seperti tersandar di sebuah lorong sunyi di tengah denyut kehidupan bangsa Indonesia yang semakin hiruk-pikuk dengan demokrasi dan kebebasan berpolitik," ungkap Ketua Badan Pengkajian MPR Martin Hutabarat seperti dilansir Media Indonesia, Kamis 2 November 2017. Setelah hampir sembilan belas tahun menjalani era reformasi, kata dia, bangsa Indonesia seolah terjebak pada arus kebebasan individu yang mengatasnamakan demokrasi. Akhirnya, terombang-ambing karena lupa apa tujuan yang ingin dicapai. Bangsa ini seolah kehilangan identitas dan jati dirinya. Ia mengakui sebagian besar bangsa tidak lagi mempersoalkan hal-hal mendasar yang telah disepakati bersama, yaitu ideologi, dasar negara, NKRI, kebinekaan maupun hubungan negara dan agama. Namun, implementasi Pancasila dalam kehidupan nyata mulai meredup. "Kita mengakui Pancasila sebagai falsafah bangsa, dasar negara, ideologi bangsa dan negara, kita juga sepakat bahwa Pancasila ialah way of life, jati diri serta perekat dan pemersatu bangsa. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa kita kadang melupakan dan mengabaikan kesepakatan dan nilai-nilai luhur itu dalam kehidupan nyata," ucap Martin.
22 Menurut dia, salah satu tantangan ke depan ialah bagaimana mendudukkan kembali Pancasila pada tempatnya yang terhormat sebagai sumber segala sumber hukum, sumber pencerahan, sumber inspirasi, dan sumber solusi atas masalah-masalah yang dihadapi. Keberadaan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, lanjutnya, sangat tergantung pada cara masyarakat dan anak bangsa mengimplementasikannya. Pancasila harus terus dipahami dan dimaknai agar nilai-nilai fundamentalnya dapat menjadi pemandu arah penyelenggaraan kehidupan berbangsa. Dengan demikian, pemaknaan Pancasila harus sampai pada tahap bahwa nilai-nilai Pancasila dapat menjadi perekat yang efektif dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa tidak bisa bila dipandang sebagai romantisme historis saja. "Harus dipandang sebagai suatu fakta dan kebutuhan sebagai instrumen pemersatu bangsa ini," paparnya. 3. Apa itu istilah menciptakan “kerakyatan”? Jawaban: artinya Masyarakat Indonesia sebagai warga negara mempunyai kedudukan dan hak yang sama. 4. Apa sebutan yang sering diberikan kepada warga negara? Jawaban: bangsa negara Indonesia merupakan Masyarakat yang lemah lembut dan sopan santun. 5. Apa kesalahan yang terjadi Ketika era Reformasi? Jawaban: maraknya kejahatan yang tidak sesuai dengan Pancasila, seperti: KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
23 BAB V “PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 2 PASCA KEMERDEKAAN” A. Era Kemerdekaan Dalam perjalanan kehidupan bangsa Indonesia pasca kemerdekaan, Pancasila mengalami banyak perkembangan. sesaat setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, Pancasila melewati periode-periode percobaan demokrasi. Karena pada kala itu, Indonesia masuk ke dalam kurun percobaan demokrasi multipartai dengan sistem lembaga parlementer. Partai-partai politik zaman itu tumbuh sangat subur, dan taktik politik yang ada cenderung berusaha berhasil bagian dalam mengusung kelima sila sebagai dasar negara (somatri 2006). Pancasila saat ini masih mengalami masa kejayaannya. Selanjutnya, akhir tahun 1959, Pancasila melewati era kelamnya di mana presiden Soekarno menerapkan sistem demokrasi terpimpin. Pada zaman itu presiden dalam rangka tetap memegang kendali terlebih kebijakan terhadap berbagai kekuatan mencoba untuk memerankan politik integrasi paternalistik (somantri, 2006). Pada akhirnya, tata ini seakan menyimpang ideal ideal yang ada dalam Pancasila itu sendiri, salah satunya adalah sila permusyawaratan. Kemudian, pada 1965 terjadi sebuah kejadian bersejarah di Indonesia di mana partai komunis berusaha melakukan pemberontakan titik pada 11 Maret 1965 presiden Soekarno memberikan kewenangan untuk jenderal Soeharto atas Indonesia. Ini menemukan kurun awal orde baru di mana kelak Pancasila mengalami nistifikasi titik Pancasila pada zaman itu menjadi kaku dan wafat pemaknaannya. Pancasila pada masa negeri presiden Soeharto kemudian menjadi core-values, akhirnya kembali menodai ideal dasar yang sesungguhnya tertera dalam Pancasila itu sendiri titik pada 1998, pemerintahan presiden Soeharto berhenti dan Pancasila kemudian masuk ke dalam era baru yaitu era demokrasi (kasbal 2017). B. Era Orde Lama Pada periode ini, Pancasila dipahami berdasarkan ideal yang berkembang pada situasi dunia yang waktu itu diliputi oleh kerusuhan dan kondisi sosial-budaya berpusat di dalam suasana transisional dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka. Masa ini adalah masa pencarian bentuk pengamalan Pancasila, terutama bagian dalam tata kenegaraan. Maka dari itu, Pancasila diimplementasikan dalam struktur yang berbedabeda.
24 Pada periode tahun 1945 sampai pakai 1950, nilai persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia masih tinggi karena menghadapi Belanda yang masih ingin mengamankan daerah jajahannya di Indonesia. Namun, setelah penjajah dapat diusir, bangsa Indonesia mulai memperoleh tantangan dari dalam. Dalam kehidupan politik, sila keempat yang mementingkan musyawarah dan mufakattidak dapat dilaksanakan karena demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi parlementer. Presiden semata-mata berfungsi sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan dipegangoleh perdana menteri. Sistem ini mengakibatkan tidak adanya stabilitas pemerintahan. Padahal dasar negara yang digunakan adalah Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 yang presidensil, namun bagian dalam praktiknya sistem ini tidak dapat terwujud. Persatuan rakyat Indonesia mulai mendapatkan tantangan pakai munculnya upaya-cara untuk mengganti Pancasila seperti dasar negara dengan ideologi komunis oleh PKI melalui perjuangan di Madiun pada tahun 1948. Selain itu, terdapat juga DI/TII yang ingin mendirikan negara berlandasan ajaran Islam. Pada periode tahun 1950 sampai dengan 1955, penerapan Pancasila diarahkan seperti ideologi liberal, yang dekat kenyataannya tidak dapat menjamin kestabilan pemerintahan. Walaupun dasar negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat tidak berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak. Sistem pemerintahannya yang liberal lebih mementingkan hak-hak individual. Pada periode ini, persatuan dan kesatuan bangsa mendapat tantangan yang berat dengan munculnya pemberontakanpemberontakan yang dilakukan oleh RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Pada periode tahun 1956 kait tambah 1965, dikenal sebagai demokrasi terpimpin. Akan tetapi, demokrasi justru tidak berpusat pada kekuasaan rakyat yang mewujudkan amanah nilai nilai Pancasila, kepemimpinan berada pada kekuasaan pribadi Presiden Soekarno melalui ‘DekritPresiden’. Oleh karena itu, terjadilah berbagai penyimpangan definisi terhadap Pancasila dalamkonstitusi. Akibatnya, Presiden Soekarno menjadi presiden yang otoriter, mengangkat dirinya menjadi presiden dengan masa jabatan seumur hidup. Selain itu, terjadi politik konfrontasi karena digabungkannya nasionalis, agama, dan komunis, yang terbukti tidak cocok dengan konsep Negara Indonesia. Terbukti bahwa pada masa ini adanya dekadensi moral di masyarakat yang tidaklagi jiwa bersendikan nilai-nilai Pancasila, serta berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
25 Dalam menjelmakan Pancasila, Presiden Soekarno melaksanakan pemahaman Pancasila dengan paradigma yang disebut dengan USDEK. Untuk mengarahkan perjalanan bangsa, beliau memusatkan pentingnya memegang teguh Undang-Undang Dasar 1945, sosialisme ala Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin, dan kepribadian nasional. Akan tetapi, hasilnya adalah terjadi rencana kudeta oleh PKI dan lengsernya Presiden Soekarno dari jabatannya. Pada masa ini juga, Presiden Soekarno membubarkan partai Islam terbesar di Indonesia, Partai Masyumi, karena dituduh terlibat dalam pemberontakan regional berideologi Islam. Kepentingan-kepentingan politis dan ideologis yang saling berlawanan antara Presiden Soekarno, militer, Partai Kominis Indonesia (PKI), serta kelompok Islam telah menimbulkan struktur politik yang sangat labil pada awal tahun 1960-an, sampai akhirnya melahirkan Gerakan G 30 S/PKI yang berakhir pada runtuhnya kekuasaan Orde Lama (Utama and Dewi 2018). Kesimpulan Pada awalnya, Pancasila berada di masa kejayaaan ketika tahun pengesahannya terjedai. Namun, Presiden soekarno menerapkan sistem demokrasi terpimpin, yang menyebabkan tata ini sedikit menyimpang karena sila permusyawaratan tidak terlaksana dengan Presiden selaku Kepala Negara dan Menteri sebagai Kepala Pemerintahan yang mengakibatkan tidak adanya stabilitas. Selain itu, adanya ideologi liberal yang mengakibatkan kepentingan hak-hak individual dan adanya pemberontakan. Adapun Demokrasi Terpimpin, membuat Presiden Soekarno bersikap otoriter dan banyak tindakan untuk mengganti pancasila dengan ideologi-ideologi. Soal dan Jawaban 1. Apa yang menyebabkan pancasila mengalami kejayaan pada masa awal Kemerdekaan? Jawaban: karena sedang melakukan percobaan demokrasi. 2. Mengapa musyawarah tidak dapat dilaksanakan ketika demokrasi parlementer? Jawaban:karena Presiden bersifat Kepala Negara dan Menteri Kepala Pemerintahan. 3. Mengapa Demokrasi Liberal dianggap gagal? Jelaskan! Jawaban: Pelaksanaan pemerintahan pada masa demokrasi liberal Indonesia berlangsung pada tahun 1950 hingga 1959. Setelah kembali menjadi negara kesatuan, keadaan politik Indonesia menganut sistem demokrasi liberal, dengan pemerintahan parlementer.
26 Sistem parlementer Indonesia masih berpedoman sistem parlementer Barat, yang dibentuk setelah dibubarkannya pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950. Perubahan bentuk pemerintahan mengakibatkan perubahan pula pada undang-undang dasarnya, dari konstitusi RIS menjadi UUD sementara 1950. Nama lain demokrasi liberal adalah demokrasi parlemanter. Dinamakan parlementer, karena pada masanya para kebinet memiliki tanggung jawab dan peran penting sebagai parlemen (DPR) di pemerintahan. Dalam sistem demokrasi liberal pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri, dan presiden hanya sebagai kepala negara. ➢ Perkembangan Demokrasi Liberal Demokrasi liberal sangat mengedepankan kebebasan. Ciri khas kekuasaan demokrasi ini adalah pemerintahnya dibatasi oleh konstitusi. Artinya, kekuasaan pemerintahannya terbatas, sehingga pemerintah tidak diperkenankan untuk bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Pada era demokrasi liberal juga, Indonesia mengadakan pemilihan umum pertama pada tahun 1955. Pemilu pertama dilaksanakan bertujuan untuk memilih para anggota parlemen dan anggota konstituante. Konstituante ditugaskan untuk membentuk UUD baru, sehingga mampu menggantikan UUD sementara. Sistem politik masa demokrasi liberal banyak mendorong berkembangnya partai-partai politik, karena demokrasi liberal menganut sistem multi partai. Keberadaan partaipartai politik pada pemerintahan Indonesia sedang menduduki masa panas-panasnya. Partai besar pada masa demokrasi liber antara lain Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdlatul Ulama (NU), Masyumi, dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada masa ini, telah terjadi pergantian kabinet di mana partai-partai politik terkuat yang mengambil alih kekuasaan. Partai terkuat dalam parlemen saat itu adalah PNI dan Masyumi. Terjadi tujuh kali pergantian kabinet dalam masa demokrasi liberal. Susunan kabinet pada masa demokrasi liberal adalah sebagai berikut: 1) Kabinet Natsir 2) Kabinet Sukiman 3) Kabinet Wilopo 4) Kabinet Ali Sastroamijoyo I 5) Kabinet Burhanuddin Harahap 6) Kabinet Ali Sastramojoyo II
27 7) Kabinet Djuanda Masa kabinet kebanyakan hanya bertahan kurang lebih satu tahun. Mengapa pada era ini sering kali terjadi pergantian kabinet? Alasan utamanya disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan antar partai yang ada. Sayangnya, perbedaan di antara partaipartai tersebut tidaklah pernah dapat terselesaikan dengan baik 4. Mengapa demokrasi terpimpin membuat Presiden Soekarno otoriter? Jawaban: karena menjabatkan dirinya menjadi seumur hidup. 5. Gerakan apa yang meruntuhkan Orde Lama? Jawaban: G 30 S/PKI.
28 BAB VI “PERIODE PERUMUSAN DAN PENETAPAN PANCASILA” A. Awal Abad ke-20: Munculnya pemikiran tentang nasionalisme Indonesia sebagai reaksi terhadap penjajahan kolonial Belanda. Beberapa tokoh seperti Ernest Douwes Dekker (Multatuli) dan Ki Hajar Dewantara turut berkontribusi pada perumusan awal ideologi nasional. Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928) Pemuda-pemuda Indonesia menyatakan tekad untuk bersatu dalam semangat nasionalisme, dengan moto "Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa." Meskipun Sumpah Pemuda belum merinci Pancasila, itu menjadi tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan. Sejarah dirumuskannya Pancasila sebagai dasar negara adalah diawali dengan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI. BPUPKI adalah organisasi yang dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sekaligus sejumlah syarat yang harus dipenuhinya sebagai negara merdeka, Pancasila dirumuskan dalam sidang pertama BPUPKI. Sidang pertamanya sendiri dilaksanakan pada 29 Mei-1 Juni 1945. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara pada sidang pertama BPUPKI, Soepomo, Moh. Yamin, dan Soekarno menyampaikan beberapa usulan tentang falsafah atau dasar negara Indonesia. Penyampaian ini didasarkan pada arahan Ketua BPUPKI, Radjiman Wedyodiningrat pada pidato pembukaan sidang. Radjiman mengatakan bahwa untuk mendirikan negara yang merdeka, maka dibutuhkan suatu dasar negara. Usulan Dasar Negara Moh. Yamin (29 Mei 1945): Moh. Yamin menyampaikan usulan dasar negara secara tertulis pada ketua sidang dan secara lisan. Usulan lisan: 1) Peri Kebangsaan. 2) Peri Kemanusiaan 3) Peri Ketuhanan 4) Peri Kerakyatan, dan 5) Kesejahteraan Rakyat Usulan tertulis: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kebangsaan persatuan Indonesia
29 3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Usulan Dasar Negara Soepomo (31 Mei 1945) Menurut Soepomo, negara Indonesia merdeka adalah negara yang dapat mempersatukan semua golongan dan paham perseorangan, serta mempersatukan diri dengan berbagai lapisan rakyat. Selanjutnya, di bawah ini usulan dasar negara menurut Soepomo. 1) Persatuan (Unitarisme) 2) Kekeluargaan 3) Keseimbangan lahir dan batin 4) Musyawarah 5) Keadilan rakyat Soepomo turut menegaskan bahwa negara Indonesia merdeka bukan negara yang menyatukan dirinya dengan golongan terbesar dalam masyarakat serta tidak menyatukan dirinya dengan golongan paling kuat (golongan politik atau ekonomi yang paling kuat). Usulan Dasar Negara Soekarno (1 Juni 1945) Soekarno menyampaikan pidato mengenai dasar negara Indonesia merdeka pada 1 Juni 1945. Ia memberikan usulan yang berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung, yaitu fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya demi mendirikan negara yang kekal abadi. Soekarno menyatakan usulan dasar negara dengan sebutan Panca Dharma. Lalu, dengan anjuran para ahli bahasa, rumusan dasar negara yang diusulkan Soekarno ini dinamakan Pancasila. 1) Kebangsaan Indonesia 2) Internasional atau Perikemanusiaan 3) Mufakat atau Demokrasi 4) Kesejahteraan Sosial, dan 5) Ketuhanan Yang Maha Esa Pancasila Ditetapkan Sebagai Dasar Negara Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada sidang pengesahan UUD 1945.
30 Pada sidang ini, PPKI mengesahkan UUD 1945 di mana terdapat rumusan Pancasila sebagai dasar negara pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Kesimpulan Pancasila di rumuskan melalui berbagai proses, yang terciptanya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dengan sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Yang mana perumusan pancasila di lakukan oleh Moh. Yamin, Ir. Soekarno, Soepomo. Unntuk memberikan usulan dasar negara Indonesia. Moh. Yamin menjabarkan baik secara lisan maupun tertulis pada tanggal 29 Mei, adapun Soepomo menegaskan bahwa indonesia bukan merdeka dikarenakan golongan yang terkuat dan terbesar pada tanggal 30 Mei. Lalu Soekarno menyampaikan usulan yang berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung, yaitu fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya demi mendirikan negara yang kekal abadi. Pancasila disahkan pada tanggal 18 Agustus oleh PPKI dengan sidang pengesahan UUD 1945 yang menjadikan pancasila sebagai dasar negara pada alinea keempat UUD 1945. Soal dan Jawaban 1. Tulislah Sejarah BPUPKI terbentuk! Jawaban: Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang pada saat masih menjajah indonesia.Karena dibentuk oleh Jepang, BPUPKI juga dikenal dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai. BPUPKI beranggotakan 67 orang yang terdiri dari 60 orang Indonesia dan 7 lainnya adalah orang Jepang yang bertugas untuk mengamati. Ketika terjadi Perang Asia Timur Raya, Jepang terdesak oleh para sekutu. Serangan ini dilakukan oleh Pangkalan Angkatan Laut Amerika serikat di Pearl Harbour pada 7 Desember 1941.Dihadapkan dengan situasi gawat, Jepang yang saat itu berusaha untuk meminta bala bantuan dari Indonesia.Saat itu Indonesia dijanjikan oleh pemerintahan Jepang di pimpin oleh Letnan Jendral Kumakichi Harada bahwa akan membantu persiapan kemerdekaan Indonesia. Terdapat udang dibalik batu, Jepang rupanya mempunyai motif lain dalam membentuknya badan khusus BPUPKI yaitu memperkuat dan memepertahankan kekuatan mereka. Pada tanggal 7 September 1944, terjadilah pidato Koiso Declaration.
31 Pada pidato tersebut, Perdana Menteri Koiso memberikan kemerdekaan ke wilayah Indonesia bagian Timur atau Hindia Timur di depan Parlemen Jepang. Untuk mempertahankan diri dari tekanan serangan sekutu, Jepang harus meningkatkan kekuatan dengan menambah bantuan dari rakyat Indonesia. Agar usaha tersebut berjalan, Perdana Menteri Kuniaki Koiso memberikan janji kemerdekaan bagi Indonesia. Di bawah Kabinet Koiso, situasi Jepang semakin genting. Jatuhnya Pulau Okinawa menyebabkan Kabinet Koiso mengalami kejatuhan dan diganti dengan Kabinet Suzuki. Dengan berakhirnya Kabinet Koiso membuat Koiso tidak dapat berbuat apa pun atas rencana pembentukan BPUPKI yang diumumkan Panglima Bala Tentara XVI Letnan Jenderal Kumakichi Harada pada tanggal 1 Maret 1945. BPUPKI diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 di Gedung Chuo Sangi In, Jakarta. BPUPKI memiliki tugas pokok yaitu menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Maka, BPUPKI kemudian membentuk panitia kerja yang meliputi : a. Panitia perumus terdiri dari sembilan orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Tugas panitia perumus adalah merumuskan naskah rancangan pembukaan undang-undang dasar. b. Panitia perancang UUD, diketuai oleh Ir. Soekarno. Dalam panitia perancang UUD ini dibentuk lagi panitia kecil yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Supomo. c. Panitia ekonomi dan keuangan diketuai oleh Drs. Moh. Hatta. d. Panitia pembela tanah air diketuai oleh Abikusno Cokrosuyoso. 2. Mengapa dibutuhkan dasar Negara untuk indonesia? Jawaban: dasar negara dapat diartikan sebagai landasan dan sumber dalam membentuk serta menyelenggarakan negara. Oleh karena itu, bagi sebuah negara, dasar negara merupakan hal yang amat penting, ibarat dasar atau fondasi yang kokoh dari sebuah bangunan. Negara yang besar dan kokoh tidak pernah berdiri di atas dasar negara yang rapuh atau bahkan tanpa dasar negara. Bentuk dan sistem pemerintahan, hukum, serta tujuan negara, akan ditentukan oleh dasar negara yang dianut oleh negara bersangkutan. 3. Apa usulan dasar Negara yang dinyatakan oleh Soekarno? Jawaban: Soekarno menyatakan usulan dasar negara dengan sebutan Panca Dharma. Lalu, dengan anjuran para ahli bahasa, rumusan dasar negara yang diusulkan Soekarno ini dinamakan Pancasila. 4. Apa yang dinyatakan Soepomo akan Rumusan Pancasila?
32 Jawaban: Menurut Soepomo, negara Indonesia merdeka adalah negara yang dapat mempersatukan semua golongan dan paham perseorangan, serta mempersatukan diri dengan berbagai lapisan rakyat. 5. Apa yang menjadikan keterkaitan antara Sumpah Pemuda dengan Pancasila? Jawaban: Pemuda-pemuda Indonesia menyatakan tekad untuk bersatu dalam semangat nasionalisme, dengan moto "Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa." Meskipun Sumpah Pemuda belum merinci Pancasila, itu menjadi tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan.
33 BAB VII “PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA” A. Konsep Negara Menurut Diponolo pada tahun 1975 negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat yang dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atau suatu umat di suatu daerah tertentu. Sejalan dengan pengertian negara tersebut, Diponolo menyimpulkan tiga unsur yang menjadi syarat mutlak bagi adanya negara yaitu: 1. Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau teritorial 2. Unsur manusia, atau masyarakat, rakyat atau bangsa 3. Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan. Ketiga unsur tersebut lazim dinyatakan sebagai unsur konstitutif. Selain unsur konstitutif ada juga unsur lain, yaitu unsur deklaratif, dalam hal ini pengakuan dari negara lain. Bentuk negara, sistem pemerintahan, dan tujuan negara seperti apa yang ingin diwujudkan, serta bagaimana jalan atau cara mewujudkan tujuan negara tersebut, akan ditentukan oleh dasar negara yang dianut negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, dasar negara akan menentukan bentuk negara, bentuk dan sistem pemerintahan, dan tujuan negara yang ingin dicapai, serta jalan apa yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan suatu negara. B. Tujuan Negara Tujuan pancasila sebagai dasar negara bisa kamu lihat pada Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang juga merupakan cita-cita bangsa Indonesia. Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 tersebut mengandung nilai-nilai yang juga diusung oleh Pancasila, yang mana menjadi tujuan Pancasila itu sendiri. Tujuan Pancasila yang juga merupakan tujuan NKRI ini terdapat pada UUD 1945 alinea ke-4, yang berbunyi: “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin
34 oleh hikmat kebibaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dari pernyataan yang terdapat pada Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 tersebut, bisa dipahami bahwa tujuan pancasila yang juga merupakan tujuan Indonesia sendiri adalah: 1. Membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan kesejahteraan umum 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 tersebut juga disebutkan bahwa dasar dari cita-cita negara tersebut adalah Pancasila yang disebutkan setelahnya.Itulah tujuan Pancasila yang perlu kamu kenali. C. Dasar Negara 1. Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Pancasila menjadi sebuah pedoman hidup bangsa, supaya bisa menjadi sebuah pedoman dalam mengambil keputusan. 2. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Pancasila haruslah menjadi jiwa dari bangsa Indonesia, supaya jiwa bangsa bisa terwujud dalam setiap lembaga maupun organisasi dan insan yang ada di Indonesia. 3. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Pancasila sebagai kepribadian bangsa, karena kepribadian bangsa Indonesia sangat penting dan juga menjadi identitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila harus diam dalam diri tiap pribadi bangsa Indonesia agar bisa menjadikan Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa. 4. Pancasila Sebagai Sumber Hukum Pancasila menjadi sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di Indonesia, atau bisa dibilang pancasila sebagai dasar negara. Jadi tidak boleh ada satu pun peraturan yang bertentangan dengan Pancasila. 5. Pancasila Sebagai Cita-Cita Bangsa Pancasila merupakan cita-cita bangsa. Oleh karena itu sebagai bangsa Indonesia haruslah mempunyai angan-angan dengan sebuah negara yang berketuhanan yang Esa
35 dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, bersatu serta solid, selalu bermusyawarah dan juga munculnya keadilan sosial. Kesimpulan Menurut Dipolo, Pancasila memiliki tiga unsur, yaitu: 1. Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau teritorial 2. Unsur manusia, atau masyarakat, rakyat atau bangsa 3. Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan. Sebagai syarat mutlak suatu negara, dan lazim dinyatakan sebagai unsur konstitutif. Selain unsur konstitutif ada juga unsur lain, yaitu unsur deklaratif, dalam hal ini pengakuan dari negara lain. dasar negara akan menentukan bentuk negara, bentuk dan sistem pemerintahan, dan tujuan negara yang ingin dicapai, serta jalan apa yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan suatu negara. Tujuan pancasila sebagai dasar negara ada pada Pembukaan UUD 1945 alinea ke4 yang juga merupakan cita-cita bangsa Indonesia. dipahami bahwa tujuan pancasila yang juga merupakan tujuan Indonesia sendiri adalah: 1. Membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan kesejahteraan umum 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Soal dan Jawaban 1. Jelaskan kedudukan pancasila sebagai dasar negara! Jawaban: Secara historis, Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai dasar negara Indonesia Merdeka. Dalam prosesnya, segala perumusan Pancasila sebagai dasar negara ini digali dan didasarkan dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia dan dituangkan menjadi kesatuan sebagai pandangan hidup bangsa. Secara kultural, Pancasila sebagai dasar negara adalah sebuah hasil budaya bangsa. Oleh karenanya, Pancasila haruslah diwariskan kepada generasi muda melalui pendidikan. Jika tidak diwariskan, negara dan bangsa akan kehilangan kultur yang penting. Penting untuk diingat bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki kepedulian kepada pewarisan budaya luhur bangsanya.
36 Secara yuridis, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945. Sehubungan dengan itu, Pancasila memiliki kekuatan yang mengikat. Seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan Pancasila dinyatakan tidak berlaku dan harus dicabut. Tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Pancasila secara resmi dijadikan dasar negara Indonesia dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa negara Indonesia didirikan atas dasar Pancasila. Hal ini menegaskan kedudukan Pancasila sebagai pijakan utama dalam konstitusi Indonesia. Konstitusi yang Tidak Dapat Diganggu Gugat UUD 1945 merupakan konstitusi tertulis yang memiliki kedudukan dan kekuatan hukum tertinggi di Indonesia. Dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945, disebutkan bahwa Pancasila merupakan asas tunggal negara dan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tidak ada lembaga atau pihak manapun yang memiliki kewenangan untuk mengubah atau menggantikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Keputusan Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi Indonesia (MK) telah menegaskan dan memperkuat kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam putusan-putusannya. MK menyatakan bahwa perubahan terhadap Pancasila hanya dapat dilakukan melalui mekanisme amandemen UUD 1945 yang ditetapkan oleh MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat). Keberadaan dan Pengamalan Sehari-hari Pancasila bukan hanya sekadar simbol atau dokumen formal, tetapi juga harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi acuan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, politik, hukum, sosial, ekonomi, dan budaya. Pengamalan nilai-nilai Pancasila menjadi tanggung jawab semua warga negara Indonesia. Bendera dan Lambang Negara Pancasila secara visual juga menjadi bagian yang penting dalam simbol-simbol nasional Indonesia. Lambang negara Garuda Pancasila dan bendera Merah Putih menunjukkan keberadaan Pancasila sebagai Dasar Negara yang dihormati dan dijunjung tinggi. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa Nilai Ketuhanan menjadi sumber pokok nilai kehidupan bangsa. negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
37 Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab Sila kedua menyimpulkan cita-cita kemanusiaan yang adil dan beradab memenuhi seluruh hakikat manusia.Setiap warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Setiap warga negara dijamin hak dan kebebasannya yang menyangkut hubungan dengan Tuhan, orang seorangan, negara, masyarakat, dan menyangkut pula kemerdekaan untuk berpendapat dan pekerjaan serta penghidupan yang layak. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia Persatuan Indonesia mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Persatuan Indonesia merupakan persatuan bangsa yang didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara kesatuan yang merdeka dan berdaulat. Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai kesepakatan datau mufakat 2. Bagaimana dengan unsur Konstutif? Jawaban: 1) Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau teritorial 2) Unsur manusia, atau masyarakat, rakyat atau bangsa 3) Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan. Ketiga hal ini menjadi syarat mutlak berdirinya suatu negara. 3. Apa keterkaitan antara Pancasila sebagai Dasar Negara pada sila ke-4? Jawaban: tujuan pancasila yang juga merupakan tujuan Indonesia sendiri adalah: 1) Membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 2) Memajukan kesejahteraan umum 3) Mencerdaskan kehidupan bangsa 4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 4. Sebutkan 5 hal yang menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara?
38 Jawaban: Pancasila Sebagai Pedoman Hidup, Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa, Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa, Pancasila Sebagai Sumber Hukum, Pancasila Sebagai CitaCita Bangsa. 5. Jelaskan secara rinci apa itu Pancasila sebagai Keperibadian Bangsa? Jawaban: Karena kepribadian bangsa Indonesia sangat penting dan juga menjadi identitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila harus diam dalam diri tiap pribadi bangsa Indonesia agar bisa menjadikan Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa. Dengan sikap lahir yang meliputi perilaku, tindakan, karya, prestasi, kinerja, kualitas, dan kuantitas bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menerapkan seluruh sila yang ada untuk menjadikan pacasila sebagai Keperinadian Bangsa.
39 DAFTAR PUSTAKA Bab 1: https://www.studocu.com/id/u/23134269?sid=01695534759 https://mahasiswa.ung.ac.id/151420053/home/2020/10/26/pentingnya-pendidikanpancasila-di-perguruan-tinggi.html Bab 2: https://id.scribd.com/document/540712798/Peristiwa-Dan-Fenomena-SosialYang-Aktual-Dan-Berkaitan-Dengan-Pancasila https://bobo.grid.id/read/083904622/20-dampak-positif-dan-negatif-globalisasi-bagipancasila-materi-kelas-6- sd?page=all#:~:text=Dampak%20Negatif%20Globalisasi%20bagi%20Pancasila,m udah%20masuk%20melalui%20media%20sosial https://www.kompasiana.com/rismadeffamf00/61a2f17206310e3897210b32/keterkaitanpancasila-dan-globalisasi Bab 3: https://www.studocu.com/id/document/universitas-esa-unggul/pendidikanpancasila/pra-kemerdekaan-pancasila-dalam-arus-sejarah/18996699 https://gramedia.com/literasi/piagam-jakarta/ Bab 4: https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jiip/article/view/1634/1082 https://www.medcom.id/nasional/politik/GNGMy2vk-pancasila-seolah-tenggelam-diera-reformasi Bab 5: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/view/34134/18078 https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5817976/apa-itu-demokrasi-liberal-ini-sejarahhingga-masa-berakhirnya-di-indonesia Bab 6: https://sma13smg.sch.id/materi/sejarah-bpupki-dan-ppki/ https://jogja.tribunnews.com/2023/09/27/apa-itu-bpupki-berikut-penjelasan-sejarahberdiri-latar-belakang-dan-anggotanya https://bobo.grid.id/read/081920289/apa-itu-bpupki-dan-bagaimana-sejarahterbentuknya?page=all Bab 7: https://osf.io/xvwpe/download https://www.hukumonline.com/berita/a/pancasila-sebagai-dasar-negaralt61f23142a7e13/