The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by FOSEI Unsoed, 2022-12-23 08:01:14

Green Finance - E-Bulletin V.14

Green Finance

GREEN
FINANCE

Learn More

What is green finance?

Green finance adalah konsep keuangan
hijau yang bertujuan untuk menciptakan
dan mendistribusikan produk serta
layanan keuangan yang mendorong
investasi ramah lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan. Istilah
green financing populer sejak menjadi
topik utama dalam forum pertemuan
menteri keuangan dan gubernur bank
sentral negara-negara G-20 di Chendu,
Cina, 23-24 Juli 2016.

Fokus utama dari konsep green finance
adalah pengeluaran modal untuk
proyek atau pembangunan yang lebih
ramah lingkungan seperti misalnya
akibat emisi gas karbon yang dihasilkan
industri menimbulkan efek gas rumah
kaca yang diperkirakan akan
menyebabkan bumi semakin semakin
tidak seimbang dan menimbulkan
bencana ekologi dan ekonomi di
beberapa dekade kedepan apabila tidak
ditangani tidak serius.

Gimana Implementasinya?

Di luar negeri seperti China, untuk

sektor perbankan produk dan jasa

keuangan menggunakan

pertimbangan faktor lingkungan

dalam pengambilan keputusan kredit,

merangsang lahirnya lingkungan

investasi yang bertanggung jawab dan

mendorong terciptanya teknologi

ramah lingkungan bagi proyek industri

dan bisnis. Sedangkan di Jerman mulai

bertekad untuk menjadi negara

pelopor yang menerapkan peraturan

ketat dalam penggunaan kendaraan

bermotor.

Di Indonesia Green Finance diartikan
sebagai dukungan menyeluruh dari
industri jasa keuangan untuk
pertumbuhan berkelanjutan yang
dihasilkan dari keselarasan antara
kepentingan ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup.

Green Finance Dalam Ekonomi Islam

Green financing dalam hal ini tentu sejalan
dengan tujuan syariah islam yang dicerminkan
dari kaidah fikih yaitu menghilangkan
mudharat lebih diutamakan dari mendapatkan
mashlahat. Mudharat bermakna kerusakan,
termasuk kerusakan alam akibat usaha yang
dibiayai modal oleh perbankan syariah. Adapun
keuntungannya setelah mempertimbangkan
sisi mudharat ini terlebih dahulu.

Jika merusak lingkungan seharusnya tidak
boleh dibiayai keuangan syariah. Kedepannya
arah kebijakan pembiayaan tidak hanya
berorientasi keuntungan, tetapi juga
memperhatikan dampak lingkungan. Boleh saja
lembaga pembiayaan seperti perbankan syariah
berorientasi pada keuntungan, tapi dalam
koridor syariah dan kelestarian lingkungan.

Green financing juga sesuai dengan tujuan
penciptaan manusia dan fondasi ekonomi
syariah, yaitu khilafah. Menjadi khilafah di muka
bumi, artinya menjaga serta melestarikan
lingkungan dan kehidupan di muka bumi.

Sukuk Negara untuk Pembiayaan Berkelanjutan

Green Sukuk merupakan instrumen inovatif
berbasis syariah untuk mendukung proyek-
proyek hijau yang berkontribusi pada
program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan
Iklim serta Sustainable Development Goals
(SDGs). Green sukuk ini merupakan salah satu
dukungan komitmen Indonesia memerangi
perubahan iklim.

Hasil penerbitan Green Sukuk Republik
Indonesia Tahun 2018 senilai 1,25 Miliar USD
secara eksklusif akan didistribusikan ke
proyek ramah lingkungan sesuai Kerangka
Hijau (Green Framework) Republik Indonesia.
Penerbitan ini didaulat sebagai Green Sukuk
negara pertama di dunia dengan investor
yang tersebar di seluruh dunia yaitu: 32%
pasar islam, 25% pasar Asia, 15% EU, 18% AS,
dan 10% Indonesia.

Terdapat 9 sektor yang dapat dibiayai oleh
Obligasi/Green Sukuk, yaitu: energi
terbarukan, pengelolaan sumber daya alam
berkelanjutan, efisiensi energi, pariwisata
hijau, ketahanan (resilience) terhadap
perubahan iklim, bangunan hijau, transportasi
berkelanjutan, pertanian berkelanjutan dan
pengelolaan limbah dan energi limbah.

Bagaimana Peran Green Finance?

Peran utama green finance untuk
pertumbuhan berkelanjutan yaitu:

1.Menghijaukan Sistem Perbankan
2.Menghijaukan Pasar Obligasi
3.Menghijaukan Investor Institusional

Menurut Deputi Gubernur BI, Juda Agung,
ada tiga kunci strategis dalam rangka
scalling up ekonomi dan keuangan hijau.
Pertama, pentingnya merumuskan
kebijakan agar tercipta transisi yang
orderly, just and affordable. Upaya transisi
ini perlu dipersiapkan dengan baik agar
tidak menjadi disrupsi berlebihan bagi
perekonomian. Kedua, perlunya komitmen
lembaga keuangan untuk mendukung
pembiayaan hijau atau green financing.
Ketiga, pentingnya inovasi kebijakan hijau
dan sinergi antar otoritas untuk
meningkatkan pembiayaan hijau. Inovasi
dan sinergi kebijakan ini guna memberikan
insentif dalam rangka memperluas green
financing, baik dari sisi perbankan maupun
pengembangan pasar keuangan hijau.

SUMBER:

https://www.djppr.kemenkeu.go.id/page/load/2269
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-
release/Pages/sp_2327321.aspx
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-
release/Pages/sp_2418622.aspx
https://stiestekom.ac.id/berita/peran-green-finance-
dalam-sustainable-development/2022-01-19


Click to View FlipBook Version