PORTOFOLIO COMPUTATIONAL THINKING AKSI NYATA - TOPIK 3 oleh: Rini Agustina Putri, S.S.
TUGAS SEL.09.2-T3-4 dan 02.04 Lembar Kerja Mahasiswa Nama/NIM: Rini Agustina Putri Jenjang/mata Pelajaran yang diampu: SMP (Fase D)/Bahasa Indonesia Judul soal: Memindahkan Dadu No Pertanyaan Jawaban 1 Tulisan solusi untuk masingmasing soal! Jenjang SD Titik 5 akan berada di atas permukaan dadu. Jenjang SMP Titik 3 akan berada akan berada di atas permukaan dadu. Jenjang SMA Titik 4 akan berada di atas permukaan dadu. 2 Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari masing-masing soal! Jika Anda menggunakan lebih dari satu cara berpikir SD 1. Menggunakan peralatan yang ada di rumah berbentuk kubus, seperti penghapus sebagai alat peraga. Lalu, berikan nilai 1-6 di setiap sisinya. 2. Setelah itu, jalankan penghapus sebagai dadu tadi sesuai dengan arah pada perintah soal n=6. 3. Selanjutnya, bergulir 3 langkah ke belakang menghasilkan pola titik 5 berada di atas >> titik 1 berada di atas >> titik 2. Lalu, melangkah 2 kali ke kanan menghasilkan pola (titik 4 berada di atas >> titik 5 berada di atas). 4. Maka, ditemukan nilai titik terakhir yang berada di atas adalah 5. SMP 1. Menggunakan peralatan yang ada di rumah berbentuk kubus, seperti penghapus sebagai alat peraga. Lalu, berikan nilai 1-6 di setiap sisinya.
2. Setelah itu, jalankan penghapus sebagai dadu tadi sesuai dengan arah perintah soal (n=7). 3. Selanjutnya, bergulir 3 langkah ke belakang menghasilkan pola (titik 5 berada di atas >> titik 1 berada di atas >> titik 2 berada di atas). Lalu, melangkah 1 kali ke depan menghasilkan pola (titik 1 berada di atas), melangkah lagi 1 kali ke kanan menghasilkan pola (titik 3 berada di atas) 4. Maka, ditemykan nilai titik terakhir yang berada di atas adalah 3. SMA 1. Menggunakan peralatan yang ada di rumah berbentuk kubus, seperti penghapus sebagai alat peraga. Lalu, berikan nilai 1-6 di setiap sisinya. 2. Setelah itu, jalankan penghapus sebagai dadu tadi sesuai dengan perintah soal di atas (n=9) 3. Selanjutnya, bergulir 3 langkah ke belakang menghasilkan pola titik (titik 5 berada di atas >> titik 1 berada di atas), lalu melangkah 2 kali ke kanan menghasilkan pola (titik 4 berada di atas >> titik 5 berada di atas), selanjutnya melangkah 1 kali ke depan menghasilkan pola titik 1 berada di atas, kemudian melangkah 1 kali ke kanan menghasilkan pola (titik 3 berada di atas) selanjutnya melangkah 2 kali ke depan menghasilkan pola (titik 2 berada di atas >> titik 4 berada di atas) 4. Maka, ditemukan nilai titik terakhir yang berada di atas adalah 4. 3 Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan persoalan ini! Dekomposisi : Mengamati dan mencari, lalu mengetahui jumlah titik pada dua sisi yang berlawanan di sebuah dadu selalu 7 (1 berlawanan dengan 6, 2 berlawanan dengan 5, dan 3 berlawanan dengan 4). Pengenalan pola : Mencari lalu menemukan pola dari setiap jenjang, yakni SD terdapat 6 pola, SMP terdapat 7 pola, dan SMA terdapat 9 pola. Abstraksi : Menyelesaikan persoalan dengan Tingkat berbeda-beda. Bagian SMP tidak perlu melakukan mulai dari awal namun dapat mengambil hasil dari jenjang SD, lalu lanjutkan sesuai pola. Begitu juga pada jenjang SMA, dapat melanjutkan dari pola SMP.
Algoritma : mencari dan menemukan Solusi dari alat peraga yang ada di sekitar, yakni penghapus yang berbentuk segi empat atau kubus. 4 Adakah contoh dari kehidupan sehari-hari mengimplementasikan konsep yang ada pada soal ini? Adapun contoh dari kehidupan sehari-hari dalam mengimplementasikan konsep yakni seperti dalam penggunaan google maps. Contohnya seperti ketika menentukan arah atau jalan untuk ke tujuan tertentu. 5 Tuliskan perbedaan kompleksitas persoalan untuk masing-masing jenjang yang terdapat pada soal ini! Umumnya setiap jenjang memiliki kompleksitas yang berbeda-beda. Pada jenjang SD, terletak pada langkah setiap jenjang untuk sampai di petak hijau di ujung (6 langkah). Pada jenjang SMP, terletak pada langkah setiap jenjang untuk sampai di petak hijau (7 langkah). Pada jenjang SMA, terletak pada langkah setiap jenjang untuk sampai di petak hijau di ujung (9 langkah). Nama Anggota Anesya Navera Chintia Rosalina Dara Mahfuzoh R. Reva Agustin Rini Agustina Putri Mata Kuliah Computational Thinking Tugas Ruang Kolaborasi – Topik 3 Tabel 3.1 Penilaian dari Teman Kelompok Penilaian dari Teman Kelompok Kriteria Penilaian Anesya Chintia Dara Reva Rini Apakah cara pengerjaan soal yang dituliskan dapat dipahami? A A A A A Apakah cara pengerjaan sudah lengkap? A A A A A Apakah cara pengerjaan dapat diikuti tanpa menimbulkan keambiguan? A A A A A Apakah 4 fondasi CT yang ditulis benar? A A A A A Apakah 4 fondasi CT yang dituliskan dijelaskan dengan lengkap? A A A A A Apakah contoh masalah seharihari yang dituliskan sesuai A A A A A
dengan persoalan yang diselesaikan? Tabel 3.2 Perbaikan yang Dilakukan Nomor Soal Hal yang Perlu Diperbaiki Masukan atau Saran 1 Cara menjawab soal Menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami. 2 Cara menjawab soal Menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Tabel 3.3 Rubrik Penilaian A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang Jika ketiga soal memenuhi kriteria Jika hanya 2 soal yang memenuhi kriteria Jika hanya 1 soal yang memenuhi kriteria Jika ketiga-tiganya tidak memenuhi kriteria
Nama/NIM: Rini Agustina Putri Literasi Membaca Mengapa literasi membaca dibutuhkan oleh siswa? Menurut saya, literasi membaca dibutuhkan oleh siswa karena hal tersebut sangat penting bagi siswa. Melalui literasi membaca, siswa dapat memahami bacaan maupun tulisan guna mendapatkan informasi danpengembangan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Pengertian dari literasi membaca pada tahun 2018 adalah kemampuan untuk mengerti, menggunakan, merefleksikan teks untuk suatu tujuan. Literasi membaca juga mencakup siswa memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks. Apa makna dari masing-masing istilah berikut ini dalam konteks literasi membaca? 1. Mengerti teks: Mengerti teks maksudnya memahami isi bacaan dari teks tersebut. Ketika dihadapkan sebuah teks kita harus memahami isi dari bacaan tek tersebut. 2. Menggunakan teks: Setelah kita memahami isi tekstersebut, maka kita dapat menggunakannya untuk di terapkandalam kehidupan sehari-hari agar dapat mempermudah pekerjaan kita. 3. Merefleksikan teks: Setelah kita menggunakan tekstersebut, kita dapat mengevaluasi kembali tekstersebut agarlebih baik lagi. 4. Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks: Melalui literasi membaca, siswa memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam satu teks. Siswa tertarik untuk mempelajari serta memahami dengan lebih lanjut bacaan dari teks tersebut. Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca? Teks narasi, teks eksposisi, dan teks argumentasi, formulir, tabel, atau bagan. Terdapat 6 level progress pada reading literacy. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level 1b diberikan sebagai contoh. Level Apa yang dapat dilakukan siswa 1b Siswa dapat menemukan sebuah informasi yang mudah didapat dari sebuah teks sederhana. Informasi yang dicari biasanya sering diulang di dalam teks. Informasi yang dicari juga bisa dinyatakan dalam gambar dan grafik sehingga memudahkan siswa menemukan informasi tersebut. 1a Siswa dapat menemukan satu atau lebih bagian independen dan informasi yang dinyatakan secara eksplisit; mereka dapat mengenali tema utama atau tujuan penulia tentang topik yang sudah dikenal atau memuat hubungan sederhana antara informasi yang termuat di dalam teks dan kehidupan sehari-hari. 2 Siswa menemukan satu atau lebih informasi yang mungkin perlu disimpulkan dan mungkin perlumemenuhi beberapa kondisi. Siswa dapat menggali gagasan utama dalam sebuah teks, 3 Siswa dapat menemukan beberapa kasus dan menggali hubungan antara beberapa informasi yang harus memenuhi beberapa kondisi. Siswa dapat mengintegrasikan beberapa bagian teks untuk
mengidentifikasikan ide utama, memahami hubungan, atau menafsirkan arti kata dan mengkategorikannya. 4 Siswa dapat menemukan dan mengatur beberapa informasi yang disematkan. Siswa dapat memaknai nuansa bahasa pada satu bagian teks dengan memperhatikan teks secara keseluruhan. Dalam tingkat ini siswa dapat menggunakan pengetahuan formal atau publik untuk berhipotesis dan mengevaluasi secara kritis sebuah teks.. 5 Siswa dapat menemukan dan mengatur beberapa informasi yang tertanam dalam menyimpulkan informasi dalam teks yang relevan. Tugas reflektif biasanya memerlukan evaluasi kritis atau pembuatan hipotesis berdasarkan pengetahuan khusus. 6 Siswa dapat membuat beberapa kesimpulan, perbandingan dan kontras yang detail dan tepat. Siswa menunjukkan pemahaman yang lengkap dan terperinci dari satu atau lebih teks dan dapat mengintegrasikan informasi dari lebih satu teks. 02.04.01 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA) Nama/NIM: Rini Agustina Putri Literasi Matematika Mengapa literasi matematika dibutuhkan oleh siswa? Menurut saya, literasi matematika sangat penting bagi siswa. Hal tersebut dikarenakan Literasi matematis merupakan kemampuan matematika yang komprehensif, menyangkut kemampuan merumuskan, menerapkan, menginterpretasikan matematika dalam berbagai konteks, menalar; danmenghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari. Dengan adanya literasi matematika dapat membantu dalam kehidupan sehari-hari, contohnya dalam dunia bisnis. Pengertian dari literasi matematika 2012 juga digunakan pada tahun 2015 dan 2018. Literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk memformulasikan sebuah situasi secara matematika, menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran matematika, dan menginterpretasikan hasil matematika untuk berbagai konteks. Apa makna dari masingmasing istilah berikut ini dalam literasi matematika? 1. Memformulasikan sebuah situasi secara matematika: Maknyanya ialah merumuskan situasi secara matematis adalah individu menentukandimana mereka dapat menggunakan matematika untuk menganalisis, mengatur, dan memecahkan masalah. Mereka menerjemahkan pengaturan dunia nyata ke domain matematika dan menyediakan masalah dunia nyata dengan struktur matematika, representasi dan kekhususan. Mereka memberikan alasan tentang kendala dan asumsi dalam masalah secara khusus, proses perumusan situasi ini secara matematis mencakup kegiatan berikut ini: (1) Mengidentifikasi aspek matematika dari suatu masalah yang terletak dalam konteksdunia nyata dan mengidentifikasi variabel signifikan. (2) Mengenali struktur matematika (termasuk keteraturan, hubungan, dan pola) dalam masalah atau situasi. (3) Menyederhanakan situasi atau masalah untuk membuatnya sesuai dengan analisis matematika. (4) Mewakilisituasi secara matematis, menggunakan variabel, simbol yang sesuai, diagram,dan model standar. 2. Menggunakan konsep, fakta, prosedur dan penalaran matematika: Kata yang digunakan dalam definisi literasi matematika mengacu pada individu yang mampu menerapkan konsep matematika, fakta, prosedur dan penalaran untuk menyelesaikan masalah secara
matematis dan merumuskan soal untuk mendapatkan kesimpulan matematika. Dalam proses mempekerjakan konsep matematika, fakta, prosedur dan penalaran untuk memecahkan masalah, individu melakukan prosedur matematika yang diperlukan untuk mendapatkan hasil dan menemukan matematika sebagai solusi (misalnya melakukan perhitungan aritmatika, menyelesaikan persamaan, membuat deduksi logis dari asumsi matematika, melakukan manipulasi simbolik, mengekstraksi informasi matematika dari tabel dan grafik, dan menganalisis data). Individu bekerja pada model masalah situasi, membangun keteraturan, mengidentifikasi koneksi antara entitas matematika, dan membuat argumen matematika. Secara khusus, proses matematika menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran mencakup kegiatan seperti: (1) Merancang dan menerapkan strategi untuk menemukan solusi matematika. (2) Menggunakan alat matematika termasuk teknologi untuk membantu menemukan yang tepat atau perkiraan solusi. (3) Menerapkan fakta matematika, aturan, algoritma dan struktur ketika menemukan solusi. (4) Membuat generalisasi berdasarkan hasil penerapan prosedur matematika untuk menemukan solusi. 3. Menginterpretasikan hasil matematika: Individu yang terlibat dalam proses ini dapat dipanggil untuk membangun dan mengkomunikasikan penjelasan dan argumen dalam konteks masalah, merefleksikan proses pemodelan dan hasilnya. Secara khusus, proses menafsirkan, menerapkan, dan mengevaluasi hasil matematika ini termasuk dalam kegiatan seperti: a. Menafsirkan hasil matematika ke konteks dunia nyata. b. Mengevaluasi kewajaran solusi matematika dalam konteks masalah dunia nyata. c. Memahami bagaimana dunia nyata berdampak pada hasil dan perhitungan prosedur atau model matematika untuk membuat penilaian kontekstual tentang bagaimana hasilnya harus disesuaikan atau diterapkan. d. Menjelaskan mengapa hasil atau kesimpulan matematika tidak, masuk akal mengingat konteks suatu masalah. e. Memahami luas dan batas konsep matematika dan matematika solusi. Terdapat 6 level progress pada literasi matematika. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level Apa yang dapat dilakukan siswa 1 Siswa dapat menafsirkan dan mengenali situasi dalam konteks yang membutuhkan tidak lebih dari kesimpulan langsung. Mereka dapat mengekstrak informasi yang relevan dari satu sumber dan menggunakan representasi tunggal. 2 Siswa mampu mengidentifikasi informasi dan melaksanakan prosedur rutin sesuai dengan instruksi langsung dalam situasi eksplisit. Mereka dapat melakukan tindakan yang hampir selalu terlihat jelas dan segera mengikuti rangsangan yang diberikan. 3 Siswa dapat menafsirkan dan menggunakan representasi berdasarkan sumberinformasi yang berbeda dan alasan langsung dari mereka. 4 Siswa mampu memanfaatkan keterbatasan mereka dalam berbagai keterampilandan dapat bernalar dengan beberapa wawasan dalam konteks langsung. Siswa dapat membangun dan mengomunikasikan penjelasan dan argumen berdasarkan interpretasi, argumen, dan tindakan mereka. 5 Siswa mampu bekerja secara strategis menggunakan keterampilan berpikir dan penalaran yang luas, berkembang dengan baik, representasi terkait informasi yang sesuai, karakterisasi simbolis yang formal, dan wawasan yang berkaitan dengan situasi terkini 6 Siswa mampu berpikir dan bernalar matematis tingkat lanjut. Siswa dapat menerapkan wawasan dan
pemahaman ini bersama dengan penguasaan operasi dan hubungan matematika simbolis dan formal untuk mengembangkan pendekatan dan strategi baru untuk menghadapi situasi yang baru. Siswa mampu merefleksikan tindakan dari diri 02.04.02 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA) Nama/NIM: Rini Agustina Putri Literasi Sains Mengapa literasi sains dibutuhkan oleh siswa? Menurut saya, literasi sains sangat penting bagi siswa. Hal tersebut dikarenakan kehidupan sehari-hari kita berhubungan erat dengan sains. Literasi sains membantu siswa memahami dunia fisik di sekitar mereka, termasuk fenomena alam, perubahan iklim, dan gejala alam lainnya. Pemahaman ini memungkinkan mereka membuat koneksi antara teori dan fenomena yang mereka amati sehari-hari. Literasi sains mengajarkan siswa tentang metode ilmiah, termasuk perumusan hipotesis, desain eksperimen, pengumpulan data, dan interpretasi hasil. Hal ini membantu siswa memahami bagaimana pengetahuan ilmiah dibangun dan diverifikasi. Literasi sains adalah kemampuan untuk terlibat aktif dalam masalah dan ide yang berhubungan dengan sains. Kompetensi yang diperlukan oleh seseorang yang memiliki literasi dalam sains adalah kemampuan untuk menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah, dan menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah. Jelaskan masing-masing kompetensi di bawah ini! 1. Menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah: Menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah merujuk pada kemampuan seseorang untuk memberikan deskripsi yang sistematis, logis, dan didukung oleh prinsip-prinsip ilmiah terhadap suatu peristiwa atau gejala dalam dunia nyata. Proses menjelaskan fenomena ini melibatkan penggunaan bahasa ilmiah, konsep-konsep ilmiah, dan hubungan sebab-akibat untuk merincidan menggambarkan fenomena tersebut. 2. Mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah: Mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah merujuk pada kemampuan seseorang untuk menilai dengan kritis pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam konteks ilmiah, serta kemampuan untuk merancang pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan cermat dan sesuai dengan prinsip-prinsip metode ilmiah 3. Menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah: Menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah merujuk pada kemampuan seseorang untuk menganalisis, memahami, dan memberikan makna terhadap hasil eksperimen atau informasi yang dikumpulkan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. pad a proses interpretasi ini yang melibatkan penggunaan logika, pengetahuan ilmiah, dan keterampilan analisis untuk menghasilkan kesimpulan yang didukung oleh bukti-bukti yang ada. Terdapat 6 level progress pada literasi sains. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati
level tersebut! Level Apa yang dapat dilakukan siswa 1b Menjelaskan secara sederhana fakta-fakta atau konsep-konsep dasar yang mereka identifikasi pada Level 1a, mampu memberikan penjelasan ringkas tentang cara sesuatu bekerja atau mengapa suatu fenomena terjadi berdasarkan pengetahuan dasar. Menggunakan bahasa sederhana dan jelas untuk menyampaikan penjelasan mereka kepada orang lain. 1a Mengidentifikasi dan menyebutkan fakta-fakta dasar dalam berbagai bidang sains, sepertinama- nama elemen kimia, hukum-hukum fisika dasar, atau prinsip-prinsip biologi. Mampumengenali istilah-istilah kunci dan konsep-konsep dasar yang terkait dengan topik sains tertentu. Dapat menggambarkan definisi sederhana dari konsep-konsep tersebut. 2 Siswa seharusnya dapat menyusun penjelasan sederhana tentang fenomena atau konsepilmiah. Mereka dapat merangkai informasi dan menjelaskan hubungan antara konsep- konsep tersebut dengan menggunakan bahasa yang sesuai. 3 Siswa seharusnya dapat membuat koneksi antara konsep-konsep ilmiah yang berbeda. Mereka dapat menyusun hubungan sebab-akibat dan menjelaskan bagaimana konsep-konsep tersebut saling terkait dalam suatu konteks. 4 Siswa seharusnya dapat menerapkan pengetahuan sains mereka dalam konteks yang belum pernah mereka temui sebelumnya. Mereka dapat memecahkan masalah atau situasi baru dengan menggunakan konsepkonsep yang telah mereka pelajari. 5 Siswa seharusnya dapat mengevaluasi informasi ilmiah, menganalisis data, dan menyusun argumentasi kritis. 6 Siswa seharusnya dapat memberikan kontribusi pada pemahaman mendalam dalam bidang ilmiah tertentu. Mereka dapat melakukan penelitian, mengembangkan gagasan-gagasan baru, dan berpartisipasi dalam dialog ilmiah. Mereka juga dapat mengidentifikasipertanyaan penelitian baru dan melibatkan diri dalam riset atau eksplorasi lebih lanjut. 02.04.03 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA) Nama/NIM: Rini Agustina Putri Literasi Finansial Mengapa literasi finansial dibutuhkan oleh siswa? Menurut saya, literasi finansial sangat dibutuhkan siswa. Hal tersebut dikarenakan dunia pendidikan tidak terlepasdari finansial. Keuangan menjadi penting untuk ditanamkan sejak dini karena pengetahuan dan pengalaman keuangan yang ditanamkan akan terinternalisasi dalam diri anak sehingga membentuk karakterdan kebiasaan mengelola keuangan mereka di masa depan sebagai suatu budaya baik, seperti mengenal makna uang kebiasaan menabung, hingga mendahulukan kebutuhan dari keinginan bahkan nilai-nilai berbagi.
Seseorang yang memiliki literasi finansial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial. Selain itu, dia juga memiliki kemampuan, motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahamannya untuk membuat keputusan yang efektif pada berbagai konteks masalahmasalah finansial. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat. Literasi finansial juga memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi. Jelaskan apa makna dari istilahistilah berikut ini: 1. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial: Literasi melibatkan lebih dari sekedar reproduksi akumulasi pengetahuan. Sebaliknya, hal inimelibatkan mobilisasi keterampilan kognitif dan praktis serta dan sumber daya lain sepertisikap, motivasi dan nilai. Penilaian PISA tentang literasi keuangan mengacu pada berbagai pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan pengembangan kapasitas untuk berurusan dengan tuntutan keuangan dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan yang tidak pasti. Literasi finansial memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dan risiko keuangan. Oleh karena itu, literasi keuangan bergantung pada beberapa pengetahuandan pemahaman tentang elemen fundamental dunia keuangan, termasuk konsep keuanganutama serta tujuan dan fitur dasar produk keuangan. 2. Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial: Kemampuan atau keterampilan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial termasuk pada proses kognitif umum seperti mengakses informasi,membandingkan, membedakan, mengekstrapolasi, dan mengevaluasi. Tetapi hal-hal tersebut diterapkan dalam konteks keuangan. Ini termasuk dalam keterampilan dasar padaliterasi matematika seperti keterampilan perhitungan dasar, menghitung persentase, atau mengonversi dari satu mata uang ke mata uang lain, dan bahasa seperti kemampuan untukmembaca dan menafsirkan iklan dan teks kontraktual. 3. Motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial: Literasi keuangan tidak hanya melibatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan untuk berurusan dengan masalah keuangan, tetapi juga atribut non-kognitif seperti motivasi untuk mencari informasi dan saran untuk terlibat dalam kegiatan keuangan, kepercayaan diri untuk melakukannya dan kemampuan untuk mengelola faktor emosional dan psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan. Atribut-atribut ini dianggap sebagai tujuan pendidikan keuangan, serta berperan penting dalam membangun pengetahuan keuangan dan keterampilan 4. Berbagai konteks masalah-masalah finansial: Berbagai konteks masalah finansial melibatkan situasi atau permasalahan yang terkait dengan pengelolaan uang, investasi, keuangan pribadi, bisnis, atau ekonomi secara umum. 5. Meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat: Meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat dapat diartikan sebagai usaha untuk memperbaiki aspek-aspek ekonomi dan keuangan yang dapat berkontribusi pada kesejahteraan secara keseluruhan. Ini mencakup berbagai tindakan dan keputusan yang bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan dimanfaatkan secara optimal, risiko keuangan dikelola dengan baik, dan kebijakan finansial 6. Memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi: Memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi merujuk pada memberikan individu akses dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, yang melibatkan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ini mencakupsejumlah elemen yang memungkinkan seseorang secara efektif berkontribusi pada ekonomi,baik sebagaiprodusen, konsumen, atau bahkan keduanya. 02.04.04 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA)
Nama Anggota Anesya Navera Chintia Rosalina Dara Mahfuzoh R. Reva Agustin Rini Agustina Putri Mata Kuliah Computational Thinking Tugas Ruang Kolaborasi – Topik 3 02.04.01 Lembar Kerja Mahasiswa 5 (Latihan Soal TES PISA) Nama: Rini Agustina Putri Jenjang/mata Pelajaran yang diampu: SMP/Bahasa Indonesia Unit/no.unit: (Reading/Mathematics/Science) Judul soal: Grafiity No. Pertanyaan Jawaban 1. Tuliskan Solusi untuk soal ini! Pertanyaan 3.1 : B. Pendapat Tentang Grafitty Pertanyaan 3.2 : Berikut alasan Sophia mengacu pada iklan: Sophia beranggapan jika graffiti dan iklan cukup mengganggu baik dalam intensitas jumlahnya dan tata letaknya. Iklan sendiri memiliki banyak jenis sehingga Masyarakat menilai iklan lebih dimaklumi dan dilegalkan, lain halnya dengan graffiti yang dinilai sebuah pelanggaran. Maka, pentingnya untuk memahami lokasi penempatan suatu karya. Namun, graffiti dapat menjadi legal jika tidak mendapatkan izin sehingga perlunya pemhaaman tentang strategi dalam penempatan. Pertanyaan 3.3 : Jawaban saya adalah setuju dengan Helga dan Sophia, walaupun graffiti atau melukis di dinding ada yang bertujuan untuk memperbaiki atau memperindah suatu tempat, tentunya tindak tersebut tetap memerlukan izin. Tanpa sebuah izin, Tindakan graffiti dapat menjadi suatu pelanggaran, apa lagi jik fasilitas umum. Jika memang suatu tempat sudah diberikan izin untuk melukiskan dinding, maka dapat dilakukan sekaligus untuk memperindah tampilan suatu tempat dan sebagai wadah menuangkan kreatifitas. Pertanyaan 3.4: Dalam penyusunan surat yang lebih diplomatis dan logis, yaitu seperti milik Helga. Hal ini dikaenakan ia menyampaikan segala kemungkinan dari sisi positif dan negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu, hal ini dinilai dapat membantu para seniman untuk dapat mempertimbangkan bagaimana cara mereka berekspresi. 2. Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat Solusi dari permasalahan ini! 3.1 langkah-langkah untuk mengetahui tujuan kedua surat: a. Mencari ide atau gagasan pokok dari setiap surat. b. Setiap surat memiliki gagasan pokok yang berada di setiap paragraph, sehingga dapat membantu mengetahui permasalahan yang ada. c. Menganalisis pilihan jawaban, yakni: (1) opsi A tidak mungkin, karena kedua surat tidak menjelaskan apa itu graffiti. (2) opsi C tidak mungkin, karena kedua surat tidak menjelaskan popularitas diri. (3) opsi D tidak mungkin,
karena kedua surat tidak menjelaskan berapa banyak yang dibutuhkan untuk menghapus graffiti. (4) opsi B mungkin, karena kedua surat sama-sama menyampaikan pendapat penulis mengenai graffiti, namun dengan sudut pandang yang berbeda. 3.2 langkah-langkah untuk mengetahui alasan Sophia mengacu pada iklan: a. Memahami isi surat yang ditulis Sophia b. Mencatat poin-poin yang disimpulkan Sophia 3.3 langkah-langkah untuk menyelesaikan persoalan ini: a. Memahami isi dari kedua teks b. Mencatat poin-poin yang disimpulkan oleh Sophia 3.4 langkah-langkah untuk menyelesaikan persoalan ini: a. Mengamati dan mengevaluasi diksi yang digunakan dalam surat. b. Mengamati bahwa pendapat yang digunakan valid atau tidak. 3. Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini! Fondasi CT 3.1 a. Dekomposisi, membagi persoalan menjadia dua sub persoalan yaitu surat Helga dan Sophia. b. Pengenalan pola, memahami dengan menandai ide pokok dari setiap paragraf dari kedua surat. c. Abstraksi, peletakkan ide pokok biasanya di awal atau akhir paragraf. d. Algoritna, menyelesaikan persoalan ini diperlukan langkah-langkah sistematis, seperti yang ada pada nomor 2. Fondasi CT 3.2 a. Dekomposisi, mengetahui bacaan yang ada. b. Pengenalan pola, memahami dan menandai ide pokok yang merujuk pada alasan Sophia membandingkan iklan dengan graffiti. c. Abstraksi, menentukan ide pokok yang merujuk pada alasan Sophia membandingkan iklan dengan graffiti. d. Algoritma, diperlukan langkah-langkah sistematis seperti yang ada pada pertanyaan nomor 2. Fondasi CT 3.3 a. Dekomposisi, terdapat dua sub persoalan yaitu, surat Helga dan Sophia. b. Abstraksi, disampaikan ide pokok pada masingmasing surat dan direfleksikan. Hasil refleksi menjadi dasar argument yang disampaikan. c. Pengenalan pola, pada setiap tahap pengenalan pola disampaikan dengan kesamaan dalam bahasan mulai dari jumlah penempatan, lalu izin yang diperlukan. d. Algoritma, diperlukan langkah-langkah sistematis seperti yang ada pada pertanyaan nomor 2. Fondasi CT 3.4 a. Dekomposisi, terdapat dua sub persoalan yaitu surat Helga dan Sophia.
b. Abstraksi, diuraikan argument yang disampaikan oleh kedua penulis mengenai graffiti dalam surat, c. Pengenalan pola, di dalamnya disampaikan keresahan serupa dan saling melengkapi sehingga membentuk pola keresahan dan juga solusi yang mirip. d. Algoritma, diperlukan langkah-langkah sistematis seperti yang sudah ada pada pertanyaan. Nama: Rini Agustina Putri Jenjang/mata Pelajaran yang diampu: SMP/Bahasa Indonesia Unit/no.unit: (Reading/Mathematics/Science) Judul soal: Speed of Racing Car No. Pertanyaan Jawaban 1. Tuliskan Solusi untuk soal ini! 7.1 Jawaban B 7.2 Jawaban C 7.3 Jawaban B 7.4 Jawaban B 2. Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat Solusi dari permasalahan ini! 7.1 : Langkah-langkah untuk mengetahui jarak yang memiliki garis luruster panjang di kurva. A. Mengamati kurva yang ada melihat antara kecepatan mobil dan jaraktempuh mobil. B. Mengamati pola dan pengulangan garis lurus dominan pada jarak tempuhmana. C. Menentukan mana jarak tempuh yang memiliki pola lurus yang stabil. 7.2 : Langkah-langkah untuk mengetahui kecepatan terendah sejak awal mulai hingga berakhir di grafik. A. Memperhatikan dan mengamati kurva yang terbentuk. B. Menentukan titik yang rendah lengkungan ke bawah dari kurva. C. Menarik garis ke bawah untuk menentukan posisi/jarak (km) yang sesuaidengan titik pada kurva. D. Setelah mengetahui jarak posisi (km) menarik garis ke samping kiri melihat kecepatan yang sejajar dan sesuai. E. Diketahui kecepatan mobil terendah pada jarak berapa saat perlombaan mobil. 7.3 : Langkah-langkah untuk penentuan kecepatan mobil antara 2,6 km dan2,8 km berdasarkan kurva. A. Mencari letak 2,6 km dan 2,8 pada koordinat jarak yang ditempuh oleh mobil (posisi bawah kanan). B. Menarik garis ke atas dan mengaitkan dengan kurva yang terbentuk diantara dua titik tersebut. C. Ditemuka bentuk kurva yang kian menaik serupa
dengan keceaptan yang naik (bisa ditarik garis ke sebelah kiri membandingkan kecepatan pada titik 2,6 km dan 2,8 km). 7.4 Langkah-langkah untuk menentukan lintasan yang mudah dibuat kurvadengan cepat. A. Mengamatisetiap lintasan yang disediakan. B. Menentukan lintasan mana yang memiliki titik sudut sedikit dan cenderung simpel, C. Menentukan lintasan yang memiliki sudut yang tidak terlalu lancip pertanda perubahan kecepatan cenderung stabil sedangkan lancip akan ada pengereman mendadak. Maka, didapatkan jawaban B karena memenuhi setiap langkah yang diperlukan. 3. Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini! Fondasi CT 7.1 A. Dekomposisi, pemahaman kurva menyeluruh, membandingkan antara kecepatan dan jarak yang ditempuh mobil. B. Pengenalan pola, memahami bentuk kurva yang dihasilkan adalah naikturun yang diperlukan atau stabil C. Abstraksi, menandai dan menyortir garis lurus pada kurva lalu menentukan jarak mana yang sesuai. D. Algortima, adanya tahapan yang diperlukan dan dijelaskan pada nomor 2. Fondasi CT 7.2 A. Dekomposisi, pemahaman kurva menyeluruh, membandingkan antara kecepatan dan jarak yang ditempuh mobil. B. Pengenala pola, memahami bentuk kurva yang dihasilkan adalah naik turun yang diperlukan atau stabil. C. Abstraksi, menandai pada kurva yang memiliki cekung ke bawah terendah dan menentukan kecepatan mana yang sesuai. D. Algoritma, adanya tahapan yang diperlukan dan dijelaskan pada nomor 2. Fondasi CT 7.3 A. Dekomposisi, pemahaman kurva menyeluruh membandingkan antarakecepatan dan jarak yang ditempuh mobil. B. Pengenalan pola, memahami bentuk kurva yang dihasilkan adalah naik turun yang diperlukan atau stabil. C. Abstraksi, menandai dan fokus pada kurva yang terbentuk antara 2,6 km hingga 2,8 km. D. Algoritma, adanya tahapan yang diperlukan dan dijelaskan pada nomor 2.
Fondasi CT 7.4 A. Dekomposisi, memahami dan melihat berbagai jenis lintasan yangditempuh mobil. B. Pengenalan pola, memahami lintasan yang serupa dan berbeda juga dapat mengelompokkannya. C. Abstraksi, menentukan mana lintasan yang cenderung stabil sehingga lebih mudah dibuat kurvanya. B. Algortima, adanya tahapan yang diperlukan dan dijelaskan pada nomor 2. Nama: Rini Agustina Putri Jenjang/mata Pelajaran yang diampu: SMP/Bahasa Indonesia Unit/no.unit: (Reading/Mathematics/Science) Judul soal: Tooth Decay No. Pertanyaan Jawaban 1. Tuliskan solusi untuk soal ini! 20.1 : B. Bacteria produce acid 20.2 : B. The more sugar people eat, the more likelythey are to get caries. 20.3 :Yes, no 20.4 : Agree Agree Agree 2. Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat Solusi dari permasalahan ini! 20.1: langkah-langkah untuk peran bakteri dalam karies gigi a. Membaca teks bacaan yang diberikan. b. Mendapatkan berbagai istilah seperti karies gigi, bakteri, dan enamel. c. Memfokuskan pada bakteri dan efeknya. d. Mendapatkan informasi bahwa bakteri membutuhkan gula sebagai makanan. 20.2: langkah-langkah untuk mengetahui informasi yang tepat berdasarkan grafik a. Memperhatikan grafik hubungan jumlah rata-rata gigi yang rusak. b. Memperhatikan perbandingan jumlah gigi yang rusak dengan jumlah konsumsi gula. c. Didapatkan pilihan B yang paling mungkin, karena searah dengan banyak gula yang dikonsumsi maka gigi akan rusak. 20.3: langkah-langkah untuk menentukan pernyataan karies gigi yang sesuai dengan grafik yang ada a. Memperhatikan apakah masing-masing pertanyaan dapat dilakukan secara eksperimen. b. Memperkirakan metode apa yang sesuai dengan pernyataan yang diberikan. 20.3: langkah-langkah untuk mengetahui kemampuan dan pengetahuan sesuai karies gigi a. Mengetahui persoalan karies gigi.
b. Pengetahuan, pembiasaan, dan Tindakan setiap orang mungkin berbeda. 3. Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini! Fondasi CT 20.1 A. Dekomposisi, disediakan teks mengenai karies gigi dan beberapa istilah yang berkaitan dengan hal tersebut. B. Pengenala pola, adanya urutan dari gigi yang sehat hingga giri rusak dan juga efek sampingnya. C. Abstraksi, fokus pada istilah bakteri dan efek yang disebabkan oleh bakteri pada paragraf yang diberikan. D. Algoritma, terdapat tahapan yang menjawab pertanyaan nomor2. Fondasi CT 20.2 A. Dekomposisi, disediakan grafik mengenai pengaruh kerusakan gula dengan banyaknya konsumsi gula. B. Pengenalan pola,membuat kemungkinan posisi lingkaran yangada grafik dan membuat garis lurus untuk patokan. C. Algoritma, terdapat tahapan yang menjawab pertanyaan nomor2. Fondasi CT 20.3 A. Dekomposisi, disediakan teks pernyataan yang akan diuji sesuaidengan hasil eksperimen. B. Pengenalan pola, pengenalan setiap ilmuan memiliki hasil kesimpula yang sama. C. Abstraksi, memabandingkan hasil eksperimen denganpernyataan yang diberikan. E. Algoritma, terdapat tahapan yang menjawab pertanyaan nomor2. Tabel 3.1 Penilaian dari Teman Kelompok Penilaian dari Teman Kelompok Kriteria Penilaian Anesya Chintia Dara Reva Apakah cara pengerjaan soal yang dituliskan dapat dipahami? A A A A Apakah cara pengerjaan sudah lengkap? A A A A Apakah cara pengerjaan dapat diikuti tanpa menimbulkan keambiguan? A A A A Apakah 4 fondasi CT yang ditulis benar? A A A A
Apakah 4 fondasi CT yang dituliskan dijelaskan dengan lengkap? A A A A Apakah contoh masalah sehari-hari yang dituliskan sesuai dengan persoalan yang diselesaikan? A A A A Tabel 3.2 Perbaikan yang Dilakukan Nomor Soal Hal yang Perlu Diperbaiki Masukan atau Saran 1 Cara menjawab soal Menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami. 2 Cara menjawab soal Menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Tabel 3.3 Rubrik Penilaian A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang Jika ketiga soal memenuhi kriteria Jika hanya 2 soal yang memenuhi kriteria Jika hanya 1 soal yang memenuhi kriteria Jika ketiga-tiganya tidak memenuhi kriteria
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL – TOPIK 3 COMPUTATIONAL THINKING Lembar Kerja Mahasiswa Nama: Rini Agustina Putri Jenjang/mata pelajaran yang diampu: Fase D (SMP)/Bahasa Indonesia Soal: Jika saudara akan menilai tiga karangan Bahasa Inggris siswa, manakah yang memperoleh nilai tertinggi. A. Sebuah karangan yang diketik dengan jumlah kata 100 dan kosa kata 50 B. Sebuah karangan yang ditulis tangan dengan jumlah kata 50 dan kosa kata 46 C. Sebuah karangan dengan jumlah kata 25 dan kota kata 12 No Pertanyaan Jawaban 1 Tuliskan solusi untuk soal ini! Solusinya adalah dengan membandingkan ketiga karangan tersebut. Hal yang harus dipertimbangkan adalah seberapa banyak usaha yang dilakukan (diketik atau tulis tangan) dan jumlah kosa kata. Maka, nilai tertinggi ada pada siswa B yakni karangan yang ditulis tangan dengan jumlah kata 50 dan 46 kosa kata. 2 Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari permasalahan ini! Menurut saya, sebuah karangan yang ditulis tangan lebih bernilai tinggi selain di ketik. Hal ini dikarenakan dengan tulis tangan akan mendorong siswa lebih kreatif dalam berpikir. Selain itu, ada sebuah usaha yang dilakukan dibanding dengan hanya mengetik. Jumlah kosa kata yang banyak juga merupakan poin penting karena kosakata adalah langkah penting dalam memperbaiki kemampuan berbahasa. Maka, langkah berpikir saya adalah sebagai berikut: 1. Menilai berdasarkan usaha yang lebih (tulis tangan lebih baik dibanding di ketik). 2. Menilai berdasarkan jumlah kosa kata yang lebih banyak. 3 Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini! Dekomposisi : disediakan sebuah soal dengan tiga contoh kasus. Pengenalan pola : membuat urutan berdasarkan usaha siswa apakah di ketik atau tulis tangan. Abstraksi : membuat urutan berdasarkan kosa kata terbanyak (kosa kata menjadi poin penting karena kosakata dapat membantu seseorang untuk memperkaya pemahaman dan penggunaan bahasa secara efektif)
Algoritma : menyeleksi berdasarkan dua petimbangan yang telah dilakukan sebelumnya. Maka disimpulkan, siswa B mendapat nilai tertinggi.
Nama anggota 1 : Reva Agustin Nama anggota 2 : Rini Agustina Putri Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: Kesamaan: 1. Kedua jenis tes ini memiliki fungsi untuk menganalisis kemampuan literasi peserta didik dalam penyelesaiannya memerlukan beberapa langkah ilmiah. 2. Kedua tes ini dalam penyelesaiannya membutuhkan kemampuan CT dengan 4 fondasinya. 3. Kedua tes ini memiliki tipe soal terdiri dari pilihan ganda dan jawaban singkat. 4. Kedua tes ini dalam bentuk soal terdiri dari gambar, grafik, maupun soal cerita Perbedaan: 1. Bebras bertujuan untuk memperkenalkan dan siswa dalam bidang informatika dan CT, sementara PISA/AKM untuk mengukur pengetahuan peserta didik yang meliputi literasi, numerasi dan sains. 2. Bebras dibedakan menjadi 3 level (SD, SMP, dan SMA), sementara AKM/PISA dibedakan menjadi 6 level. 3. Bebras dapat dikerjakan pada jenjang usia kapan saja, sementara AKM dilakukan untuk usia anak 15 tahun. 4. Berdasarkan jenis soal, Bebras hanya mempunyai satu pertanyaan yang harus di jawab. Namun, soal PISA/AKM memiliki lebih dari satu pertanyaan untuk satu tema soal. Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan: Kesamaan langkah dalam penyelesaian soal Bebras dan PISA yaitu peserta didik harus dapat memahami informasi yang diberikan. Selain itu juga mengidentifikasi karakteristik penting dan hubungannya. Membangun representasi yang sesuai untuk solusi, serta dapat mengambil keputusan yang tepat untuk memecahkan permasalahan pada soal yang diberikan. Selain itu, kedua tipe soal tersebut sama-sama menggunakan CT dalam penyelesaiannya. Berikut ini diuraikan empat fondasi CT yang digunakan dalam menyelesaikan kedua tipe soal tersebut. 1. Dekomposisi: menguraikan persoalan ke dalam beberapa sub-persoalan yang lebih kecil atau sederhana. 2. Pengenalan pola: pengamatan atau analisis terhadap berbagai kesamaan yang ada diantara persoalan-persoalan. Jika seseorang telah berkali-kali menyelesaikan persoalan, diharapkan dapat menemukan pola dari persoalan-persoalan sejenis dan juga pola dari solusi-solusi yang dirancang/diimplementasikan. 3. Abstraksi: proses mengeliminasi bagian-bagian yang tidak relevan dari suatu persoalan. 4. Algoritma: langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk menyelesaikan suatu persoalan.
PERTANYAAN REFLEKSI SEL.09.2-T3-12 Aksi Nyata 1. Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan dari mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang Anda alami dalam mempelajari topik ini. Jawab: Ada pun pengalaman menarik yang saya dapatkan dari mengimplementasikan CT dalam menyelesaikan berbagai jenis soal di topik ini sebagai berikut: A. Membantu saya dalam merumuskan masalah dengan cara menguraikan masalah tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga lebih mudah diselesaikan. B. Menjadikan saya terlatih untuk berpikir kritis dan dapat mempertimabngkan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi dalam proses problem solving sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan terbaik. C. Menjadikan saya lebih siap menghadapi tantangan yang muncul mengikuti perubahan zaman yang terus terjadi. Keberhasilan: Keberhasilan yang saya alami ialah menjadi lebih kritis dalam mengerjakan soal yang diberikan serta penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sealin itu, saya juga menularkan implemntasi CT ini kepada peserta didik saya. Contohnya ialah pemberikan LKPD dengan berkelompok dan memberikan soal studi kasus untuk dibahas bersama kelompok. Setelah itu, saya meminta peserta didik untuk presentasi di depan kelas agar antar anggota kelompok mendapatkan ruang intuk slaing bertukar pemikiran. Kegagalan: Kegagalan yang saya alami adalah dalam mengerjakan soal-soal yang ada di topik ini, yakni saya mengalami kesulitan. Saya kurang memahamo penggunaan 4 fondasi CT (dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algotitma) secara berurut dengan tepat. 2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? Jawab: Ya, setelah mempelajari computational thinking ini telah mengubah cara saya berpikir dalam menyelesaikan masalah. Terjadi peningkatan cara berpikir yang saya alami mencakup hal-hal berikut: A. Peningkatan pemikiran dengan pendekatan sistematis B. Peningkatan pemikiran algoritma C. Peningkatan dalam pemecahan masalah secara lebih mendalam D. Peningkatan pemahaman tentang penting abstraksi E. Peningkatakan pemahaman mengenai pentingnya optimalisasi Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran CT telah memberikan saya fondasi yang kuat untuk pendekatan berpikir yang lebih terstruktur, logis, dan sistematis dalam menyelesaikan persoalan baik di bidang informatika maupun bidang lainnya.
3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? Jawab: Ada, pemahaman tentang berpikir komputasi dapat mempengaruhi cara saya mengajar di masa depan. Saya akan melakukan beberapa perbaikan pendekatan pengajaran antara lain sebagai berikut: A. Mengintegrasikan konsep computational thinking B. Memberikan latihan pemecahan masalah kepada peserta didik C. Menerapkan alat bantu pembelajaran yang lebih interaktif D. Mendorong pemikiran kritis dan analisis dalam kelas E. Merancang proyek pembelajaran yang mendorong berpikir komputasi F. Menyediakan umpan baik agar dapat membantu mencari solusi G. Mendorong siswa untuk mengginakan pemikiran kreatif dalam merancang solusi Maka, saya berharap dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih kreatif dan menarik, serta memungkinakan peserta didik untuk mengembangkan computational thinking secara optimal. Hal ini juga akan dapat membantu mereka dalam menanggapi tantangan dunia nyata.
TERIMA KASIH