The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tiyapratiwi182, 2023-09-11 04:45:21

Materi Bab 2 Asal Usul Nenek Moyang di Indonesia

Kurikulum Merdeka Sejarah kelas X

Keywords: Sejarah,sabtiya Pratiwi,Asal usul nenek Moyang di Indonesia,Teori asal usul nenek moyang,Sejarah Indonesia,Anang Oqik

Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 44 Sejarah Indonesia Gambar 20. Kapak Genggam b) Pahat Genggam Pahat genggam memiliki bentuk lebih kecil dari kapak genggam. Para ahli menafsirkan bahwa pahat genggam mempunyai fungsi untuk menggemburkan tanah. Alat ini digunakan untuk mencari ubi-ubian yang dapat dimakan. Gambar 21.Pahat Genggam c) Alat Serpih Alat serpih memiliki bentuk sangat sederhana dan berdasarkan bentuknya alat-alat ini diduga digunakan sebagai pisau, gurdi, dan alat penusuk. Dengan alat ini manusia purba mengupas, memotong, dan jugan menggali makanan. Alat serpih ini juga ditemukan oleh von Koenigswald pada tahun 1934 di daerah Sangiran (Kabupaten Surakarta). Tempat-tempat penemuan lainnya di Indonesia antara lain Cabbenge (Sulawesi Selatan), Maumere (Flores) dan Timor. Alat-alat serpih sangat kecil dan berukuran antara 10-20 centimeter serta banyak ditemukan pada goa-goa tempat tinggal mereka pada waktu itu. Pada umumnya goa-goa tidak terganggu keadaannya, maka apa yang ditinggalkan oleh manusia purba masih dapat ditemukan dalam keadaan seperti ditinggalkan oleh penghuninya, sehingga gua-gua menjadi salah satu sasaran para ahli untuk penelitian.


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 45 Sejarah Indonesia Gambar 22. Alat Serpih Pada zaman batu ini, juga ditemukan alat-alat dari tulang yang termasuk kebudayaan Ngandong, juga ditemukan alat alat lain berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih. Flakes selain terbuat dari batu biasa juga ada yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon. Flakes mempunyai fungsi sebagai alat untuk menguliti hewan buruannya, mengiris daging atau memotong umbi-umbian. Jadi fungsinya seperti pisau pada masa sekarang. Selain ditemukan di Sangiran flakes ditemukan di daerah-daerah lain seperti Pacitan, Gombong, Parigi, Jampang Kulon, Ngandong (Jawa), Lahat (Sumatera), Batturing (Sumbawa), Cabbenge (Sulawesi), Wangka, Soa, Mengeruda (Flores). 2) Zaman Mesolithikum Zaman mesolitikum atau zaman batu tengah merupakan zaman peralihan dari zaman palaeolithikum menuju ke zaman neolithikum. Pada zaman ini kehidupan manusia pra-sejarah/ pra-aksara belum banyak mengalami perubahan. Adapun jenis manusianya yang menjadi pendukung kebudayaan ini adalah bangsa Papua-Melanesoide. Alat-alat yang dihasilkan masih terlihat kasar meskipun telah ada upaya untuk memperhalus dan mencegahnya agar kelihatan lebih indah. Dari berbagai alat yang ditemukan, dapat dianalisis bahwa kebudayaan zaman mesolithikum dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: pebble culture, bone culture dan flake culture. Pebble culture terutama ditemukan dari suatu corak peninggalan istimewa yaitu kjokkenmoddinger. Lingkungan ini ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera antara Langsa (Aceh) dan Medan. Pada dua tempat tersebut kemungkinan telah ada komunitas manusia prasejarah/praaksara yang tinggal di dalam rumah-


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 46 Sejarah Indonesia rumah bertonggak. Mereka hidup dari siput dan kerang yang dipatahkan ujungnya kemudian dihisap isinya dari bagian kepalanya. Kulit siput dan kerang tersebut kemudian dibuang sehingga menimbulkan bukit kerang. Dalam bukit kerang tersebut ditemukan pebble atau sejenis kapak genggam khas Sumatera. Gambar 23. Kjokkenmoddinger Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian 7 meter dan sudah membatu/menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Pada tahun Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Paleolithikum). Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatera. Dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan fosil manusia yang berupa tulang belulang, pecahan tengkorak dan gigi, meskipun tulang-tulang tersebut tidak memberikan gambaran yang utuh/lengkap, tetapi dari hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa manusia yang hidup pada masa mesolithikum adalah jenis Homo Sapiens. Manusia pendukung Mesolithikum adalah Papua Melanosoide. Lingkungan kedua dari kebudayaan zaman mesolitikum adalah abris sous roche yaitu gua yang dipakai sebagai tempat tinggal. Gua ini sebenarnya hanyalah sebuah ceruk di dalam batu karang yang cukup untuk memberikan perlindungan dari panas


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 47 Sejarah Indonesia dan hujan. Pada dasar gua tersebut ditemukan banyak peninggalan terutama yang terbanyak dari zaman mesolithikum. Alat- alat yang ditemukan antara lain mata panah, flake, batu penggilingan, dan lain-lain. Gambar 24. Abris Sous Roche Abris Sous Roche adalah goa-goa yang yang dijadikan tempat tinggal manusia purba pada zaman Mesolithikum dan berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Abris Sous Roche memiliki 3 corak kebudayaan: Kebudayaan pebble/pebble culture di Sumatera Timur, Kebudayaan tulang/bone culture di Sampung Ponorogo dan Kebudayaan flakes/flakes culture di Toala, Timor dan Rote. Selain itu, sebagai bentuk religi dan kesenian juga ditemukan lukisan cap tangan yang diberi warna merah dan lukisan babi hutan yang terdapat pada dinding gua abris sous roche, seperti yang ditemukan di gua LeangLeang Sulawesi Selatan, di Seram dan di Irian Jaya. Lukisan pada dinding gua zaman mesolithikum banyak dihubungkan dengan keagamaan, karena lukisannya banyak menggunakan warna merah (warna darah). Warna merah dianggap memiliki kekuatan magis/gaib. Lukisan cap tangan dianggap memiliki makna tanda berkabung dari seorang wanita yang ditinggal mati suaminya, karena pada umumnya jari manis pada lukisan tangan tersebut dipotong. Sementara lukisan babi hutan yang sedang lari dan pada arah jantungnya terdapat mata panah dimaksudkan bahwa, pada waktu berburu mereka mengharapkan binatang buruan. Lukisan tersebut diduga dibuat oleh seorang pawang pada waktu upacara perburuan


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 48 Sejarah Indonesia Pada Zaman Mesolitikum terdapat tiga macam kebudayaan yang berbeda satu sama lain, yaitu kebudayaan: (1) Bascon-Hoabin, (2) Toale, dan (3) Sampung. Ketiga kebudayaan itu diperkirakan datang di Indonesia hampir bersamaan waktunya. Kebudayaan Bascon-Hoabin ditemukan dalam goa-goa dan bukit-bukit kerang di Indo Cina, Siam, Malaka, dan Sumatera Timur.. 3) Zaman Neolithikum Zaman neolitikum atau zaman batu muda merupakan revolusi dalam kehidupan manusia pra-sejarah/pra-aksara. Hal ini terkait dengan pemikiran mereka untuk tidak menggantungkan diri dengan alam dan mulai berusaha untuk menghasilkan makanan sendiri (food producing) dengan cara bercocok tanam. Selain bercocok tanam manusia prasejarah/pra-aksara juga mulai beternak sapi dan kuda yang diambil dagingnya untuk dikonsumsi. Manusia pra-sejarah/pra-aksara juga telah hidup dengan menetap (sedenter). Mereka membangun rumah-rumah dalam kelompok-kelompok yang mendiami suatu wilayah tertentu. Peralatan yang digunakan juga telah diasah dengan halus sehingga kelihatannya lebih indah. Kebudayaan mereka juga telah mengalami kemajuan yang ditunjukkan dengan kemampuan mereka menghasilkan gerabah dan tenunan. Pola hidup menetap yang mereka jalani menghasilkan kebudayaan yang lebih maju, karena mereka mempunyai waktu luang untuk memikirkan kehidupannya. Hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman Neolithikum ini adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong. a. Kapak Persegi Gambar 25. Kapak Persegi


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 49 Sejarah Indonesia Kapak persegi berasal di daratan Asia masuk ke Indonesia melalui jalur barat dan daerah penyebarannya di Indonesia adalah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Indonesia banyak ditemukan pabrik/tempat pembuatan kapak tersebut yaitu di Lahat (Sumatera Selatan), Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Pacitan serta lereng selatan Gunung Ijen (Jawa Timur). b. Kapak Lonjong Gambar 25. Kapak Lonjong Kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus. Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan walzenbeil dan yang kecil disebut dengan kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para Arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua. 4) Zaman Megalitikum Zaman megalitikum atau zaman batu besar adalah suatu kebudayaan yang berkaitan dengan kehidupan religi manusia pra- aksara. Zaman megalitikum sejalan dengan zaman neolithikum sehingga lebih tepat jika disebut dengan kebudayaan megalithikum, bukan zaman megalitikum. Kebudayaan megalitikum terbagi dalam dua fase pencapaian. Fase pertama terkait dengan alat-alat upacara, sedangkan fase


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` Sejarah Indonesia 50 kedua terkait dengan upacara penguburan. Kebudayaan megalitikum menghasilkan alat-alat antara lain: Menhir tugu batu yang dibuat dengan tujuan untuk menghormati roh nenek moyang. Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Gambar 26. Menhir Dolmen adalah meja batu dimana kakinya berupa tugu batu (menhir). Biasanya meja batu ini digunakan untuk meletakkan sesaji. Kadang-kadang dibawah dolmen adalah sebuah kuburan, sehingga orang sering menganggapnya sebagai peti kubur. Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Dolmen ditemukan di Cipari Kuningan/Jawa Barat, Bondowoso/Jawa Timur, Pasemah/ Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur. Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan pandhusa atau makam Cina.


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 51 Sejarah Indonesia Gambar 27. Dolmen Peti Kubur yaitu potongan batu yang disusun menjadi sebuah peti yang digunakan untuk meletakkan jenazah. Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu. Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik. Gambar 28. Peti Kubur Sarkofagus adalah keranda dari batu utuh (monolith) yang dianggap memiliki kekuatan magis. Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi. Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 52 Sejarah Indonesia masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam. Gambar 29. Sarkofagus Punden Berundak sebuah bangunan yang digunakan untuk sesaji yang merupakan bentuk dasar dari bangunan candi. Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Gambar 30. Punden Berundak Waruga adalah peti kubur yang berbentuk kubus atau bulat. Waruga adalah kubur atau makam leluhur orang Minahasa yang terbuat dari batu dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang. Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman megalitikum. Dalam peti kubur batu ini ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain berupa tulang-tulang manusia, gigi manusia, periuk tanah liat, benda- benda logam, pedang, tombak, manik-manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain.


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 53 Sejarah Indonesia Gambar 31. Waruga B. Zaman Logam Zaman logam dibedakan menjadi 3 (tiga) zaman, yaitu: zaman Tembaga, zaman Perunggu, dan zaman Besi. 1) Zaman Tembaga Orang menggunakan tembaga sebagai alat kebudayaan. Alat kebudayaan ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) tidak dikenal istilah zaman tembaga. Namun, zaman Tembaga tidak pernah berkembang di Indonesia. 2) Zaman Perunggu Pada zaman ini orang sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras. 3) Zaman Besi Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500C. Dalam perkembangan teknologi awal ini, masyarakat Indonesia juga mulai mengenal benda-benda atau peralatan-peralatan yang berasal dari logam, berupa logam campuran antara logam tembaga dengan timah. Hal ini dibuktikan dengan penemuan benda-benda yang berasal dari perunggu di beberapa wilayah di Indonesia. Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 54 Sejarah Indonesia perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah. Antara zaman neolithikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalithikum justru pada zaman logam. Dengan demikian, zaman logam di Indonesia dimulai dari zaman Perunggu. Teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah terdiri dari 2 cara yaitu: 1. Teknik a cire perdue adalah membuat bentuk benda yang dikehendaki dengan lilin, setelah membuat model dari lilin maka ditutup dengan menggunakan tanah, dan dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar, sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian bawah. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan perunggu, dan apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang dikehendaki. 2. Teknik bivalve yaitu menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat dibuka, sehingga setelah dingin cetakan tersebut dapat dibuka, maka keluarlah benda yang dikehendaki. Cetakan tersebut terbuat dari batu ataupun kayu. Peninggalan-peninggalan budaya masyarakat Indonesia yang berasal dari benda-benda logam merupakan kekayaan dan keanekaragaman budaya yang telah tumbuh dan berkembang pada masa itu. Benda-benda peninggalan bangsa Indonesia yang terbuat dari logam diantaranya adalah: 1) Kapak Corong Gambar 32. Kapak Corong


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 55 Sejarah Indonesia Pada dasarnya bentuk bagian tajamnya kapak corong tidak jauh berbeda dengan kapak batu, hanya bagian tangkainya yang berbentuk corong. Corong tersebut dipakai untuk tempat tangkai kayu. Kapak corong disebut juga kapak sepatu, karena seolah-olah kapak disamakan dengan sepatu dan tangkai kayunya disamakan dengan kaki. Pada dasarnya bentuk kapak corong sangat beragam jenisnya, salah satunya ada yang panjang satu sisinya yang disebut dengan candrasa yang bentuknya sangat indah dan dilengkapi dengan hiasan. 2) Nekara Perunggu Nekara merupakan sebuah benda kebudayaan yang terbuat dari perunggu. Bentuknya seperti dandang yang tertelungkup. Nekara berfungsi sebagai pelengkap upacara untuk memohon turunnya hujan dan sebagai genderang perang. Untuk upacara memohon turunnya hujan, nekara itu dipukul-pukul dengan sekuat tenaga oleh sekelompok masyarakat, begitu pula untuk genderang perang, nekara juga dipukul dengan sekuat-kuatnya. Semakin kuat pukulan pada nekara itu, semakin bersemangat para prajurit untuk berperang, dan sebaliknya semakin lemah pukulan pada nekara itu, maka semangat perang semakin menurun. Nekara dihias beraneka ragam dengan pola binatang, pola geometri, pola tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. Namun, ada pula nekara yang tidak memiliki hiasan. Nekara banyak ditemukan pada daerah Indonesia bagian timur, yaitu Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Selayar, Papua. Nekara yang ditemukan di Bali sampai sekarang masih disimpan di Pura Penataran Sasih, Desa Pejeng, Gianyar. Nekara tersebut bergaris tengah 160 cm dan tinggi 198 cm. Rakyat setempat menyebut nekara itu dengan nama “Bulan Pejeng”. Nekara itu sampai sekarang masih dipuja oleh masyarakat. Oleh karena itu, tidak setiap waktu orang dapat melihatnya, karena nekara itu dianggap suci oleh masyarakat.


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 56 Sejarah Indonesia Gambar 33. Nekara “Bulan Pejeng” Nekara terbesar di Asia Tenggara berhasil ditemukan oleh para ahli di pulau Selayar (Sulawesi Selatan). Nekara yang terkecil disebut moko. Moko sering dianggap keramat dan bahkan dijadikan sebagai mas kawin pada tradisi upacara perkawinan di daerah Nusa Tenggara. Hiasan yang terdapat pada moko tidak jauh berbeda dengan hiasan yang terdapat pada nekara. Gambar 34. Nekara Kecil “Moko” 3) Bejana Perunggu Gambar 35.Bejana Perunggu


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 57 Sejarah Indonesia Bejana perunggu bentuknya mirip gitar Spanyol, tetapi tanpa tangkai. Pola hiasan adalah hiasan anyaman dan menyerupai huruf “J”. Hingga saat sekarang di Indonesia telah berhasil ditemukan dua buah bejana perunggu oleh para ahli yaitu di daerah Madura dan Sumatera. 4) Arca Perunggu Gambar 36. Arca Perunggu Bentuk arca (patung) beraneka ragam, seperti menggambarkan orang sedang menari, naik kuda dan memegang busur panah. Daerah-daerah tempat penemuan arca seperti di daerah Bangkinang Riau, Lumajang, Bogor dan Palembang. 5) Perhiasan Perhiasan yang terbuat dari perunggu, emas, dan besi, banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Biasanya perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur. Bentuk perhiasan beraneka ragam dan digunakan sebagai gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, bandul, kalung dan lain-lain. Benda-benda itu banyak ditemukan di daerah Bogor, Bali, dan Malang. Benda-benda perhiasan dari besi banyak ditemukan bersamaan dengan benda-benda dari perunggu. Tempat penemuan benda-benda dari besi antara lain Gunung Kidul Yogyakarta, Bogor, Besuki dan Punung Jawa Timur.


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 58 Sejarah Indonesia Gambar 37. Manik-manik Manik-manik yang ditemukan di wilayah Indonesia memiliki bermacammacam bentuk dan biasa digunakan sebagai perhiasan atau bekal kubur. Bentuknya ada yang silinder, bulat, segi enam, dan oval. Tempat penemuannya antara lain Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki, Bone dan lain-lain.


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 59 Sejarah Indonesia RANGKUMAN Praaksara berasal dari dua kata yaitu “Pra” yang berarti sebelum dan “Aksara” yang berarti tulisan. Masa praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Praaksara disebut juga sebagai nirleka, “Nir” berarti tanpa dan “Leka” berarti tulisan. Manusia mulai muncul dipermukaan bumi dimulai pada zaman Kuarter sekitar 600.000 tahun yang lalu. Zaman tersebut dikenal dengan zaman es. Dinamakan zaman es karena selama itu es dari kutub berkali-kali meluas sampai menutupi sebagian besar permukaan bumi dari Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika Utara Peristiwa itu terjadi karena panas bumi tidak tetap, adakalanya naik dan adakalanya turun. Jika ukuran panas bumi turun drastis maka es akan mencapai luas yang sebesar-besarnya dan air laut akan turun atau disebut zaman Glasial. Sebaliknya jika ukuran panas naik, maka es akan mencair, dan permukaan air laut akan naik yang disebut zaman Interglasial. Zaman Glasial dan Zaman Interglasial ini berlangsung silih berganti selama zaman Diluvium (Pleistosen). Hal ini menimbulkan berbagai perubahan iklim di seluruh dunia, yang kemudian mempengaruhi keadaan bumi serta kehidupan yang ada di atasnya termasuk manusia, sedangkan zaman Alluvium (Holosen) berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu hingga sekarang ini. Di zaman tersebut mulai terlihat ra nyata adanya perkembangan kehidupan manusia, meskipun dalam taraf yang sangat sederhana baik fisik maupun kemampuan berpikirnya. Manusia purba atau yang biasa disebut dengan manusia praaksara adalah manusia yang hidup sebelum tulisan ditemukan. Cara hidup mereka masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung pada alam. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa situs tempat dimana fosil manusia purba banyak ditemukan, seperti di Mojokerto, Solo, Ngandong, Pacitan, atau yang paling terkenal yaitu Sangiran. Mengenai asal-usul manusia di kepulauan Indonesia banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya. Selain itu, banyak teori-teori kedatangan nenek moyang Indonesia antara lain: a. Teori Yunan menyatakan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Tiongkok.


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` Sejarah Indonesia 60 b. Teori Nusantara menyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah Nusantara tidak berasal dari luar, tetapi dari wilayah Nusantara sendiri. c. Teori Out Of Africa menyatakan bahwa manusia Indonesia berasal dari Afrika. Pendapat ini berdasarkan kajian ilmu genetika melalui DNA mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki. d. Teori Out of Taiwan menyatakan bahwa asal usul manusia Indonesia berasal dari kepulauan Formosa atau Taiwan. Berdasarkan rumpun kebahasaan, Penutur bahasa Austronesia ini masuk ke Nusantara melalui dua tahapan. Dalam tahanan masuknya tersebut ke Nusantara melalui jalur yang berbeda. Tahap pertama dimulai oleh bangsa Proto-Melayu yang diperkirakan terjadi pada tahun 3000 SM yang melalui jalur barat dan tahap kedua oleh bangsa Deutro-Melayu diperkirakan pada tahun 300-200 SM melalui jalur timur yang pada akhirnya mereka menyebar ke berbagai wilayah Indonesia. Zaman pra-aksara di Indonesia dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : (1) zaman batu, dan (2) zaman logam. Pembagian itu didasarkan pada alat-alat atau hasil kebudayaan yang mereka ciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya. Disebut zaman batu karena hasil-hasil kebudayaan pada masa itu sebagian besar terbuat dari batu, mulai dari yang sederhana dan kasar sampai pada yang baik dan halus. Perbedaan itu merupakan gambaran usia peralatan tersebut. Semakin sederhana dan kasar, maka peralatan itu dikatakan berasal dari zaman yang lebih tua, dan sebaliknya. Zaman batu sendiri dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu: (1) zaman batu tua (paleolitikum), (2) zaman batu tengah (mesolitikum), dan (3) zaman batu muda (neolitikum). Di samping ketiga zaman batu itu, juga dikenal zaman batu besar (megalitikum). Sementara zaman logam: (1) zaman tembaga, (2) zaman perunggu dan (3) zaman besi.


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 61 Sejarah Indonesia UJI KOMPETENSI PILIHAN GANDA 1. Masa Praaksara dianggap sebagai periode awal kehidupan manusia. Masa Praaksara berlangsung ketika ….. A. Manusia mampu membuat prasasti B. Masyarakat mengenal sistem kerajaan C. Manusia mampu membaca dan menulis D. Manusia belum memiliki budaya E. Manusia belum mengenal catatan tertulis 2. Sikap yang dapat Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari setelah mempelajari kehidupan masa praaksara adalah ….. A. Meniru cara hidup primitif manusia pada masa praaksara B. Mengembalikan jabatan kepala desa menjadi kepala suku C. Mengubah penggunaan teknologi modern menjadi teknologi tradisional D. Membawa pola pemikiran manusia pada masa praaksara dalam kehidupan modern E. Meneladani sikap pantang menyerah yang ditunjukkan manusia pada masa praaksara 3. Perhatikan keterangan berikut! 1) Memiliki geraham besar, otot kunyah kuat, rahang bawah tegap dan kening menonjol. 2) Fosil ditemukan di Desa Sangiran, lembah Sungai Bengawan Solo. 3) Mengonsumsi tumbuh-tumbuhan. Keterangan tersebut menunjukkan ciri-ciri manusia purba jenis ….. A. Homo Sapiens B. Homo Erectus C. Pithecanthropus Robustus D. Pithecanthropus Mojokertensis E. Meganthropus Palaeojavanicus


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 62 Sejarah Indonesia 4. Muhammad Yamin merupakan salah satu tokoh yang mengungkapkan teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. Ia menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari ….. A. Benua Afrika B. Wilayah Taiwan C. Wilayah Indonesia sendiri D. Daerah yang berbahasa Austronesia E. Yunan atau wilayah Cina bagian Selatan 5. Manusia purba memiliki kecenderungan hidup berkelompok, kecenderungan ini didorong oleh kebutuhan ….. A. Mencari pasangan hidup B. Melindungi diri dari bencana bahaya C. Memilih pemimpin suku yang tepat D. Mencari makanan untuk dikonsumsi E. Menghadapi serangan binatang buah URAIAN 1. Mengapa hasil budaya manusia praaksara penting dipelajari pada masa kini? 2. Tunjukkan perbedaan bangsa Deutro Melayu dan Proto Melayu sebagai bangsa asal nenek moyang bangsa Indonesia!


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 63 Sejarah Indonesia DAFTAR PUSTAKA Aris, Daud Tanudirjo. 2011. Indonesia dalam Arus Sejarah. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve Cecep, R Eka Permana. 2012. “Tinggalan Budaya Proto-Melayu dan DeuteroMelayu di Indonesia dan Malaysia dan Dampaknya pada Penguatan Kebudayaan Melayu Kini” dalam Seminar Antarabangsa Perantauan Sumatera-Semanjung Malaysia, Sabah dan Sarawak di Universiti Sains Malaysia Coedes, George. 2010. Asia Tenggara Masa Hindu-Budha. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Gede, I Pitana. 2011. Austonesia Melanesia di Nusantara: Mengungkap Asal-usul dan Jati Diri Temuan Arkeologis. Yogyakarta: Ombak Heekeren Gunawan, R., A Dwi Lestariningsih., dan Sardiman. 2017. Sejarah Indonesia/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hapsari, R & M. Adil. 2022. IPS Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga Harimanto. 2017. Sejarah Indonesia Masa Praaksara. Yogyakarta: Ombak H.R. Van. 1958. The Bronze-Iron Age of Indonesia. s-Gravenhage: KITLV, Verhandelingen. Idi, Adullah. 2011. Bangka: Sejarah Sosial Cina-Melayu. Yogyakarta: Tiara Wacana Michel, Paul Munoz. 2009. Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia: Perkembangan Sejarah dan Budaya Asia Tenggara Zaman Prasejarah-Abad XVI. Yogyakarta: Mitra Abadi Philippe, Bernard Groslier. 2002. Indocina Persilangan Kebudayaan, Jakarta: Gramedia


Asal-usul nenek moyang Di indonesia ` ` 64 Sejarah Indonesia Vlekke, Bernard H.M. 2010. Nusantara: Sejarah Indonesia, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia Setiawan, J & W. Ida Permatasari. 2019. Proses Masuk dan Persebaran Peninggalan Kebudayaan Proto-Deutero Melayu di Indonesia. Fajar Historia, Volume 3 Nomor 1, Juni, hal. 11-22 Syafei, A. F. R. 2021. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Padang: Berkah Prima Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Kanisius Vlekke, Bernard H.M. 2010. Nusantara: Sejarah Indonesia, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.


ASAL-USUL NENEK MOYANG DI INDONESIA


Click to View FlipBook Version