The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Giat Seribu Warna Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak Angkatan 3 Kab. Barito Utara

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nissak7472, 2022-05-05 01:56:37

Giat Seribu Warna Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak Angkatan 3 Kab. Barito Utara

Giat Seribu Warna Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak Angkatan 3 Kab. Barito Utara

pertanyaan agar coachee dapat menemukan sendiri solusi dan
apa yang harus dia lakukan.

19 Desember 2021 setelah pembelajaran minggu ini
target saya adalah menjalankan rancangan tindakan aksi nyata.
Saya akan mendemonstrasi proses coaching baik berupa foto
maupun video. Setelah pembelajaran minggu ini saya
memahami bahwa pentingnya pembentukan komunitas praktisi
di sekolah saya yaitu SMPN 4 Gunung Timang dengan
melibatkan murid dan rekan guru sebagai coachee dalam
melakukan praktik coaching model TIRTA di sekolah saya.
Saya mampu menyimpulkan keterkaitan materi yang diperoleh
dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun
selama modul 2, dan membuat rancangan tindakan aksi nyata
modul 2.3.

Setelah pembelajaran minggu ini saya merintis dalam
komunitas praktisi SMPN 4 Gunung Timang dengan
melibatkan murid ataupun rekan guru sebagai coachee serta
melakukan praktik coaching dengan model TIRTA di sekolah.
Perasaan saya setelah pembelajaran minggu ini saya semakin
termotivasi untuk bergerak dengan menggerakkan segala
upaya untuk melakukan proses praktik coaching dengan
melibatkan seluruh warga untuk menciptakan sekolah yang
berpihak kepada murid.

47

Ambil Keputusan yang Tepat

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
merupakan modul 3.1 yang akan dikupas habis dalam minggu
ini, terlintas dalam benak saya kata “PEMIMPIN?” “Apa itu?”
Anggaplah seseorang yang berdiri tegak dengan balok kayu
bertumpuk ia pikul, balok kayu bertambah lagi dan lagi.
Menjadi pemimpin tidaklah mudah, memikul amanah, beban,
harus adil, bijak, dan bertanggung jawab. Keputusan yang
diambil oleh seorang pemimpin sangat mempengaruhi
perubahan yang akan terjadi. Ketika seorang pemimpin tidak
dapat membedakan antara dilema etika (benar vs benar) atau
bujuk moral (benar vs salah) maka seorang pemimpin akan
seperti masuk ke dalam jurang jika pilihannya adalah bujuk
moral. Prinsip dari etika yaitu berdasarkan nilai-nilai kebajikan
universal yang disepakati bersama dalam pengambilan
keputusan. Modul melatih pengembangan keterampilan (skill)
guru dalam pengambilan keputusan melalui berbagai studi
kasus dengan perspektif yang beragam, untuk memperkaya
pengalaman, serta mengasah empati guru dalam mengambil
suatu keputusan.

Minggu ke-18 Melalui eksplorasi konsep mandiri
maupun eksplorasi diskusi asinkon yang menyediakan 10

48

kasus serta mendorong CGP untuk mendalami suatu kasus dan
menajamkan CGP untuk menguasai konsep terkait dilema
etika dan membedakannya dengan bujukan moral. Dilemma
etika adalah suatu kondisi seseorang harus menentukan pilihan
tepat dari dua pilihan yang dihadapi yang secara moral kedua
pilihan tersebut benar akan tetapi berlawanan. Sedangkan
bujukan moral adalah kondisi seseorang dihadapkan dengan
dua pilihan antara benar dan salah.

Jarak rumah dan sekolah saya berjauhan kurang lebih 1.5
jam perjalanan pulang dengan kecepatan gas motor yang sudah
termasuk “LUMAYAN” keadaan sering terlambat memasuki
ruang kolaborasi saya rasakan pada modul 3.3 dikarenakan
jam pulang sekolah yang siang hari pukul 12.00 WIB dan
gmeet dilaksanakan jam 13.00 WIB diperjalanan pulang
menuju rumah sulit akses internet bahkan di sekolah pun tidak
ada jaringan internet. Beruntung rekan sejawat CGP yang baik
hati selalu menyampaikan keadaan saya kepada fasiliator,
walaupun sedikit terlambat selalu saya ikuti kegiatan gmeet
pada ruang kolaborasi, kami dapat bertemu bertatap muka
walaupan lewat virtual dan saling bertukar pendapat. Dalam
ruang kolaborasi presentasi CGP selain mampu membedakan
antara bujukan moral dan dilemma etika. CGP pun dituntut
untuk menguasai konsep empat paradigma pengambilan

49

keputusan individu lawan masyarakat, rasa keadilan lawan rasa
kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan
jangka panjang. CGP harus lebih memahami prinsip yang
dipegang dalam pengambilan keputusan meliputi berpikir
berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir
berbasis rasa peduli. Serta mendalami 9 langkah dalam
mengambil dan menguji keputusan.

Aktivitas pembelajaran ruang kolaborasi menjadikan CGP
kreatif, inovatif, kolaboratif dan mandiri dalam menghadapi
sebuah kasus dengan mengaplikasikan 9 langkah pengembilan
dan pengujian keputusan yang didalamnya menuntut CGP untuk
lebih paham segala hal terkait dengan konsep pengambilan
keputusan yang tepat khusus kasus dilema etika. CGP harus
mengupas habis suatu kasus dengan menyelaraskan terhadap
analisis panduan kasus dilema etika serta memunculkan ide
pengambilan yang keputusan yang tidak biasa yaitu investigasi
opsi trilema.

Pengambilan keputusan masih belum saya kuasai di
kehidupan saya sehari-hari tentunya ada kebimbangan dan
keraguaan, proses berpikir yang masih belum
dewasa keputusan yang saya buat kadang hanya berdasarkan
feeling saya saja, hanya berdasarkan sudut pandang, emosi
yang terkadang malah lebih dominan dalam pengambilan

50

keputusan saya. Tidak semua warga sekolah dapat menerima
suatu perubahan apalagi perubahan yang berasal dari bawah
akan terganjal dengan teman sejawat yang terbiasa dengan
budaya tetap dan budaya senioritas. Mereka akan lebih
cenderung mempertahankan caranya sendiri dalam mengambil
tindakan, khususnya dalam mengambil keputusan dari
permasalahan. Langkah awal untuk mengatasi situasi ini
adalah dalam pengambilan keputusan mulai berpegang kepada
9 prinsip pengambilan keputusan.

Dari pemahaman dan pendalaman aktivitas pembelajaran
eksplorasi konsep baik mandiri dan asinkron, ruang kolaborasi,
dan refleksi terbimbing ini tidak ada yang menjadikan
kebingungan. Ada keterkaitan antara setiap aktivitas
pembelajaran yang dilakukan dan saling menguatkan satu
sama lain sehingga menambahkan pemahaman dan pedalaman
materi modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. Perlahan belajar memahami pengambilan
keputusan yang benar berpihak kepada murid. Semangat
memberikan perubahan terhadap ekosistem pendidikan yang
berpihak kepada murid.

Minggu ke-19 CGP mendemonstrasikan pengambilan
keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya
tentang keempat paradigma dilema etika, ketiga prinsip dilema

51

etika, dan 9 langkah pengujian keputusan pada konteks di
sekolah, serta mengelaborasikan dan mengoneksi keseluruhan
materi yang didapat dari modul-modul sebelumnya dengan
modul 3.1.

Setelah berakitvitas pada minggu ke-19 ini saya akan
mencoba menerapkannya/ mengimplementasikan dalam
sebuah aksi nyata mempraktikkan proses pengambilan
keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan baik
di sekolah maupun dikehidupan sehari-hari. Memutuskan
sebuah keputusan dengan penuh pertimbangan agar
memperkecil resiko atau kesalahan di masa mendatang.

Setelah menyelesaikan materi dalam minggu ke-19 saya
lebih memahami bahwa pengambilan keputusan harus lebih
cermat teliti serta berhati-hati dalam memutuskan suatu
keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran dapat kita ketahui
bahwa tidak mudah untuk memutuskan sesuatu sehingga perlu
adanya pendamping seperti Kepala Sekolah serta rekan
sejawat. Pengambilan keputusan yang berfondasi pada
pemikiran Ki Hajar Dewantara merupakan pengambilan
keputusan yang berpihak kepada murid dengan memahami
kebutuhan murid.

52

Kekuatan Apa yang Kami Miliki?

Pada minggu ke-20 ini saya mulai melakukan
penyusunan aksi nyata mempraktikkan proses pengambilan
keputusan, paradigma, prinsip, dan pengambilan dan
pengujian keputusan di SMPN 4 Gunung Timang. Penyusun
dan mendokumentasikan proses yang terjadi dalam bentuk
foto dan mengunggahnya sebagai portofolio.

Memasuki modul baru 3.2 mulai dari diri adalah
mengingat ulang pengetahuan tentang faktor-faktor yang
memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam
pengelolaan sekolah dengan mengisi pertanyaan yang ada,
merefleksikan hasil jawaban yang dimiliki dari pengetahuan
awal tentang materi ini dengan keadaan di sekolahnya, dan
mengajukan pertanyaan dan harapan tentang materi ini.

Eksplorasi konsep mandiri Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya saya belajar Berpikir berbasis aset
dan berpikir berbasis kekurangan/masalah, Mengidentifikasi
peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, memahami
pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan
menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas
berbasis Aset (Asset Based Community

53

Development/ABCD), memahami potensi sumber daya yang
dimiliki lingkungan sekolahnya, dan mengevaluasi hasil
pemetaan potensi sumber daya sekolahnya yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran murid. Serta melakukan diskusi eksplorasi
konsep asinkron terkait kasus di sekolah dan hubungannya
jika CGP menjadi Kepala Sekolah atau pemimpin.

Tentunya pembelajaran minggu ini sangat padat
disamping kegiatan di LMS tugas di sekolah juga menanti.
Menikmati setiap proses dalam kegiatan LMS secara perlahan
membuat saya paham jika membuat keputusan haruslah
dengan sangat berhati-hati supaya sesuatu yang baik akan
didapatkan dalam pengambilan keputusan tersebut. Mengingat
kembali pemimpin yang pernah saya temui tentunya sering
kali bertemu dengan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda
yang saya rasakan. Tentunya saya senang mendapatkan
pelajaran/ konsep materi yang tentunya tidak akan saya
dapatkan jika saya tidak ikut program PGP ini, lelah karena
pekerjaan lelah karena tugas sudah menjadi terbiasa tetap
bersemangat perlahan melaluinya.

Pengambilan keputusan tepat dengan proses coaching
untuk menjadikan didik memiliki keleluasaan spiritual,
emosional, sosial dan intelektual. Modul pemimpin dalam

54

pengelolaan aset saya belajar bagaimana mengidentifikasi
factor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah, dalam
modul ini pun saya belajar untuk mengelola sumber daya yang
dimiliki dan bagaimana mengelola sumber daya menggunakan
pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset
Based Community Development/ABCD) memanfaatkan apa
yang ada pada lingkungan sekolah untuk menjadi kelebihan
selanjutnya melakukan pemetaan sumber daya tersebut dan
mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran murid.

Saya harus terus berlatih dan belajar dalam setiap
pengambilan keputusan, bahkan ketika keputusan sudah
diambil saya harus merefleksikannya apakah sudah mewakili
aspirasi semua pihak di sekolah. Saya akan mengaplikasikan 9
langkah pengambilan keputusan. Saya akan coba untuk
mengidentifkasi sumber daya yang ada di sekolah saya yaitu
SMPN 4 Gunung Timang, melakukan pemetaan dan
mengevaluasi hasil pemetaan tersebut. Proses akan dilakukan
sebagai upaya perbaikan ekosistem sekolah yang lebih
berpihak kepada murid dan mampu menciptakan kemerdekaan
belajar, sehingga murid dapat hidup dan berkembang sesuai
dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.

55

Aset Kita

Minggu ke-21 kami bertemu kembali pada ruang
kolaborasi, kali ini pengerjaan tugas kelompok berdasarkan
wilayah daerah CGP yang berdekatan, tentunya saya termasuk
pada wilayah Kecamatan Gunung Timang dengan 4 orang
CGP. Tugas kami adalah memetakan atau mengidentifikasi
aset daerah Gunung Timang. Hasil diskusi kami dapat
memetakan aset 7 aset baik modal manusia, modal fisik, modal
sosial, modal finansial, modal politik, modal lingkungan/ alam,
dan modal budaya yang sebelumnya tidak kami duga bahwa
aset yang dimiliki pada wilayah Gunung Timang luar biasa
dan nantinya dapat dimanfaatkan dan dirancang untuk
menunjang proses pembelajaran di sekolah.

Melalui identifikasi aset ini berusaha nantinya selalu
merencana rancangan berdasarkan visi dan kekuatan,
melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan, dan
mencoba selalu menemukan serta mengenali hal-hal yang
positif dalam kehidupan dengan menggunakan kekuatan
sebagai tumpuan berpikir, berusaha konsisten memusatkan
perhatian pada apa yang bekerja, menjadikan sebagai inspirasi
yang menjadi kekuatan dan potensi positif.

56

Setelah mengidentifikasi aset pada wilayah Kecamatan
Gunung Timang minggu ke-22 saya berusaha untuk
mengidentifikasi aset yang dimiliki di sekolah, dengan
indikator “Apa yang kami kuasai? Apa yang paling kami
banggakan dari sekolah ini? Dari murid-murid kami? Apa
yang membuat kami unik? Kekuatan apa yang kami miliki dan
berharga untuk masyarakat/komunitas sekitar? Apa yang telah
sekolah lakukan dan miliki yang lebih baik dari orang lain?

Murid pada SMPN 4 Gunung Timang memiliki keahlian
pada bidang olahraga yaitu bola volley dan membuat anyaman
rotan, nyiru, bakul, tikar purun, atap daun dari daun rumbia,
dan tas dari rambat dibantu orang tua. Guru pada SMPN 4
Gunung Timang semua mampu untuk mengoperasikan
komputer, sekolah memiliki lahan yang luas. Gotong royong
suatu keharusan bagi keluarga besar SMPN 4 Gunung Timang
yang memiliki beragam budaya dan Agama yang dianut Islam,
Kristen, dan Hindu. Agama Hindu Kaharingan sebagai Agama
Mayoritas di Wilayah Desa.

Terjawablah bahwa aset yang dimiliki pada sekolah saya
SMPN 4 Gunung Timang, hanya perlu ide dan berusaha untuk
mengelola aset dengan kerja sama yang baik pada sehingga
dapat mengembangkan visi dan misi yang berpihak kepada
murid.

57

Langkah Menuju Cahaya
Oleh

Khairun Nissa, S.Pd.

Masa depan tidak ada yang tahu
Langkah demi langkah
Yakinlah kiri kekuatan mu
Yakinlah kanan kekuatan mu
Semangat membara
Kemana sukses ini akan berlabuh?
Asa tidak boleh pudar
Semua tergantung usaha
Siapkan mental
Agar tidak terpental
Semangat membara
Positif mu
Memacu kompetensi
Mengorganisasikan sumber daya
Cahaya akan selalu ada
Iya Mulik Bengkang Turan
Pantang menyerah
Sebelum tergapai cahaya

58

Pengelolaan Program yang
Berdampak pada Murid

Minggu ke-23 setelah pembelajaran minggu ini target
saya adalah dapat mengembangkan ide dari ruang kolaborasi
menjadi sebuah prakarsa perubahan dalam bentuk rencana
program/kegiatan yang memanfaatkan model manajemen
perubahan BAGJA dalam rangka menggalang dukungan,
mengarahkan proses dialog, dan mendorong kolaborasi
bersama murid, guru, kepala sekolah, atau anggota lain dalam
komunitas sekolah saya. Setelah pembelajaran minggu ini
saya mampu memahami konsep kepemimpinan murid,
pemahaman tentang dengan suara, pilihan, dan kepemilikan
murid, dan lebih memahami kembali pentingnya lingkungan
dan keterlibatan komunitas dalam program sekolah untuk
mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid.

Setelah pembelajaran minggu ini saya memahami saat
murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka
sendiri (atau kita katakan: saat murid memiliki agency, maka
mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice),
dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran
mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid

59

kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang
pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru
sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang
menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan,
dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang
mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat
mereka, bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

Perasaan saya setelah pembelajaran minggu ini tentunya
sangat senang terkadang banyak ide-ide bermunculan terkait
program sekolah, saya termasuk orang yang suka bicara saat di
sekolah tetapi ada kesulitan bagi saya yaitu ketika ide saya jika
tidak ada tanggapan atau dukungan. Sehingga hal atau
program yang saya gagas saya lakukan terlebih dulu di ruang
lingkup terkecil yaitu kelas saya/ rekan guru yang mau diajak
bergabung bersama.

Pada minggu ke-24 masih pada modul 3.3 Pengelolaan
Program yang Berdampak pada Murid melakukan kolaborasi
bersama rekan CGP terkait menentukan jenis kegiatan atau
program sekolah yang ingin dikembangkan, baik intra, ko, atau
ekstra kurikuler, kami membuat program "Sekolah Ku Hijau"
karena menyesuaikan dengan lingkungan sekolah kami yang
memiliki lahan luas, mayoritas penduduk adalah bertani,
memanfaatkan aset yang dimiliki tentunya akan sangat

60

berguna dalam proses perencanaan program atau kegiatan
yang menumbuhkan kepemimpinan murid. "Sekolah Ku
Hijau" ini pula menjadi rencana prakasa perubahan pada
demonstrasi kontekstual saya.

Tentunya perasaan saya sangat senang mengikuti
kegiatan Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
dapat bertukar pendapat dan praktik baik dengan sesama CGP
dalam menyiapkan program sekolah yang menumbuh
kembangkan kepemimpinan murid baik menyediakan
lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid
memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang
mereka pikirkan serta melibatkan peran komunitas dalam
menumbuh kembangkan kepemimpian murid. Modul 3.3
adalah modul terakhir dalam program Pendidikan Guru
Penggerak tetapi bagi saya merupakan awal seorang guru
penggerak nantinya ditantang untuk menjadi sebuah agen
perubahan menrencanakan program yang lebih kepada
mengembangkan kepemimpinan murid. Hal positif yang saya
dapatkan setelah mempelajari materi ini yaitu :
1. Berusaha memaksimalkan memanfaatkan aset yang

dimiliki oleh sekolah dan lebih memahami sumber daya
yang dimiliki sekolah sebagai modal menumbuh
kembangkan kepemimpinan murid;

61

2. Mengetahui tahapan pengelolaan program secara efektif
serta pentingnya peran komunitas menumbuh
kembangkan kepemimpinan murid;

3. Memahami pentingnya lingkungan yang menumbuhkan
suara, pilihan, dan kepemilikan murid.
Kendala yang dihadapi untuk mengimplementasikan

pembelajaran Pengelolaan Program yang Berdampak pada
Murid yang nantinya akan dikembangkan tentunya banyak
terutama untuk program "Sekolah Ku Hijau" yaitu pada modal
finasial karena sekolah kami merupakan sekolah kecil,
pentingnya kesadaran warga lingkungan sekolah untuk
mengembangkan aset yang dimiliki merupakan kunci
kesuksesan sebuah program, dan saling menerima dan
memahami akan ide-ide gagasan dari setiap elemen hal ini
juga tidak dapat dilupakan.

Setelah saya mempelajari Pengelolaan Program yang
Berdampak pada murid, saya merencang pelaksanaan program
yang lebih memihak kepada suara, pilihan, dan kepemilikan
murid. Sebagai guru saya hanya membimbing dan
mengarahkan kepada murid apa yang menjadi suara, pilihan,
kepemilikan murid, dan menyediakan lingkungan yang
mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara
positif, arif dan bijaksana.

62

Rencana prakarsa perubahan yang saya lakukan untuk
sekolah yaitu melaksanakan program “Sekolah Ku Hijau”
pemanfaatan lahan sekolah menguatkan interakasi sosial antar
murid dengan warga sekolah secara positif, arif, dan bijaksana.

Tujuan program sendiri yaitu memanfaatkan lahan
sekolah yang luas melalui menanam aneka tanaman, baik
tanaman obat keluarga (toga), buah-buahan, serta sayur mayur;
menumbuhkan rasa peduli murid terhadap lingkungan sejak
dini; mengembangkan kreativitas anak dalam mewujudkan
peduli lingkungan akan berkembang; dan ide-ide murid akan
membangun karakter jujur, displin dan tanggung jawab.

Filosofi
pemikiran Ki
Hadjar
Dewantara
menyebutkan
bahwa guru
mengemban tugas untuk "Menuntun" segala kodrat alam dan
kodrat zaman yang ada pada anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat". Pada SMPN 4 Gunung Timang tersedia lahan
kosong yang luas sehingga perlunya pemanfaatan lahan yang
63

luas tersebut agar lebih berdaya guna, hampir semua murid
berasal dari keluarga petani, bukan hal baru bagi murid untuk
mengelola dan memanfaatkan lahan. Pada Program Sekolah
Ku Hijau memberikan keleluasaan bagi murid untuk
menyuarakan ide/pendapat mereka tentang tanaman apa yang
bisa di tanam, dan bisa dikelola oleh mereka dengan penuh

komitmen dan
tanggung
jawab,
memberikan
murid
kesempatan
untuk mengambil peran dalam pengelolaan lahan sekolah,
melibatkan murid dalam perencanaan program, memberikan
kebebasan kepada murid untuk mengatur tata letak lahan
sesuai dengan jenis tanaman, dan memberikan kesempatan
bagi murid untuk memanajemen program yang dimulai dari
pengolahan, pendistribusian dan pemasaran.
Program Sekolah Ku Hijau ini akan menumbuhkan sikap
peduli lingkungan sejak dini, mumbuhkan jiwa gotong royong,
mandiri, terampil, dan bertanggung jawab, melatih
kewirausahaan bagi anak sejak dini sebagai bekal terjun di
masyarakat, dan hasil bisa dimanfaatkan sebagai modal
64

finansial bagi sekolah serta tabungan murid.
Memanfaatkan aset modal lingkungan dan alam yang

mana sekolah memiliki lahan yang luas, modal manusia
sendiri adalah murid memiliki keterampilan dalam bidang

pertanian.
Pemanfaatan
lahan sekolah
menguatkan
interakasi sosial
antar murid
dengan warga
sekolah secara positif, arif, dan bijaksana. Membentuk tim
kerja yang akan mengelola dukungan untuk peningkatan
pengelolaan lahan di koordinir oleh guru prakarya dan
kewirusahaan/ guru wali kelas/ pembimbing masing-masing
kelas. Komitmen dari murid penting dalam pelaksanaan
program ini dalam keseharian. Mereka dapat menentukan
bagaimana cara terbaik yang menarik dan menyenangkan bagi
mereka. Mereka juga dapat difasilitasi untuk mengorganisasi
proses penentuannya di antara mereka seperti penjadwalan
penanaman dan penyiraman.
Program ini dapat berjalan dengan baik dengan
keterlibatan semua komunitas sekolah, seperti Kepala Sekolah
65

sebagai penanggung jawab, para guru sebagai pengarah dan

murid sebagai tim pelaksana. Menumbuhkan sikap peduli

lingkungan sejak dini, menumbuhkan jiwa gotong royong,

mandiri, terampil, dan bertanggung jawab, melatih

kewirausahaan bagi anak sejak dini sebagai bekal terjun di

masyarakat, dan hasil bisa dimanfaatkan sebagai modal

finansial bagi sekolah serta tabungan murid.

Menyediakan bibit

tanaman tentunya merupakan

tantangan, dari segi finansial

SMPN 4 Gunung Timang

karena termasuk sekolah kecil

sehingga solusinya yaitu

berkerja sama dengan pihak Dinas terkait, bagian dari modal

aset politik seperti Dinas Pertanian Kabupaten Barito Utara,

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Utara, Balai

Penyuluh Pertanian Gunung Timang, dan Kantor Desa

Sangkorang untuk mendapatkan bantuan bibit tanaman dengan

pengajuan permohonan bibit tanaman.

1 April 2022 berakhirlah tugas tagihan di LMS PGP

perjalanan melewati LMS bersama fasilitator selama 6 bulan, 3

bulan kedepan akan ada pendampingan oleh pengajar praktik.

Suka duka pembelajaran pada Pendidikan Guru Penggerak

66

Angkatan 3 selalu disyukuri sebagai wadah pengembangan
kompetensi guru pada diri CGP.

PPG-Dj sekaligus menjadi bagian dari Pendidikan Guru
Penggerak Angkatan 3 rasa syukur saya ucapkan karena saya
bisa melalui manis, pahit, jatuh, dan bangkit lagi, merupakan
tantangan serta pengalaman luar biasa beribu warna. Belajar
akan lebih bermakna dengan berbagi ilmu pengetahuan. Ilmu
yang bermanfaat adalah ilmu pengetahuan yang ditransfer
kepada murid dengan tulus dan ikhlas. Guru mendidik
mengajar dan tidak berhenti untuk belajar. Terus mencoba hal
baru dan selalu berinovasi dalam pembelajaran, berkolaborasi
dengan semua elemen agar menciptakan pembelajaran yang
berpihak kepada murid.

Perjalanan masih panjang ini baru awal untuk menuntun
anak didik menuju Profil Pelajar Pancasila. Sebagai guru
memang kita dituntut belajar sepanjang hayat demi
mencetuskan generasi Profil Pelajar Pancasila. Segala ilmu
yang didapat dari Pendidikan Guru Penggerak tentu akan
sangat berguna dan bermanfaat untuk diterapkan secara
berkelanjutan di kelas, di sekolah, dan berbagi praktik baik
pada komunitas praktisi. Guru penggerak menjadi teladan dan
agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila.

67

Puisi Murid Kelas VII SMPN 4 Gunung Timang

Untuk Kakak
Oleh

Amelia Jumiarti Natalia

Salam ku untuk kakak
Kakak ku tersayang
Aku merindukan kamu
Kakak ku tersayang yang jauh disana
Kakak ku membanting tulang jauh disana
Aku merindukan mu
Aku kangen kepada mu
Tanpa mu hari-hari ku tidak lengkap
Tanpu mu kakak keluarga terasa sepi

Kakak ku sayang
Semoga engkau selalu sehat

68

Pahlawan Tanpa Jubah
Oleh

Aldo Saputra

Tanpa kenal lelah engkau pergi bekerja
Tanpa kenal letih engkau merawat ku
Tanpa kenal jatuh engkau melindungi ku

Saat aku sakit
Saat aku sedih
Ayah mengobati ku
Ayah menjaga ku
Tetes keringat tak kau hiraukan
Tetes peluh hanya engkau usap
Pahlawan tanpa jubah
Terima kasih ayah

69

Berbudi
Oleh

Dewi Rimbi
Jika hendak hidup bahagia
Jika hendak hidup tenang
Jika hendak hidup tentram

Hidup menjadi indah
Hidup menjadi tak merugi
Hidup selalu berbuat yang baik
Berbaik budi menjadi kunci
Jangan lakukan perbuatan sia-sia
Untuk masa depan yang baik dan indah

70

Untuk Ayah
Oleh

Dila Yusa

Ayah ...
Aku kangen sama ayah

Ayah ...
Aku rindu pada mu ayah
Rindu ku lama tak jumpa dengan ayah
Lama ku tak bersenda gurau dengan ayah
Aku selalu menunggu kedatangan mu ayah
Setiap musim panen telah berganti
Setiap penghujan telah berganti
Semoga ayah baik-baik saja di sana
Ku tunggu ayah pulang
Pulang dengan selamat

71

Tak Ingin Ku Ulang
Oleh

Junaidi

Bukan ku tak ingin
Bukan ku tak mau
Tapi keadaan ku begini
Aku yang harus berjalan

Sendiri
Juah akan teman
Jauh akan saudara
Semampu ku ku tunjukkan
Tak ingin ku ulang
Tak ingin ku tertinggal

72

Ibu Guru Tercinta
Oleh

Madi Suarta

Selamat pagi ku ucapkan
Selamat hormat ku harturkan

Ibu guru ku tercinta
Giat mu mengajarkan kami
Apa yang tidak kami tahu

Sekarang menjadi tahu
Apa yang tidak kami paham
Sekarang kami dapat memahami

Ibu guru tercinta
Ramah dan baik mu
Akan selalu ku ingat

73

Terjatuh
Oleh

Muhammad Arfan Riandi
Perlahan tapi pasti
Ku injak pedal ku

Sayup-sayup nampak teman ku disana
Melayang tak terasa

Hanya terdengar panggilan nama ku
Perih ku merintih

Tak kuat ku tahan sakit
Jembatan Siwau ku

Jatuh bangun ku karena mu

74

Perkenalan
Oleh

Paulus Pinojosa

Ku sendiri menepi
Tak ada yang menemai
Terdengar lonceng bel berbunyi
Berjalan ku sembari membawa buku

Berjalan ku sendiri
Belum ku mengenali
Nampak dari sudut ruangan ku duduk
Kau lambaikan tangan menyapa ku
Satu teman yang baik
Mengucapkan salam pada ku
Ku jabat tangan mu
Mulai dari saat ini kita berteman
Sahabat ku pertama ku
Teman kenal pertama ku

75

Goa Avatar
Oleh

Rahani Arumia
Semangat ku ke sekolah
Semangat ku bertemu guru
Semangat ku bertemu teman
Bak goa avatar isinya ular
Jika ingin pintar tentunya belajar

76

Semangat Bersekolah
Oleh

Sependi

Dalam hati ku teguhkan
Dalam benak ku kuatkan
Rintangan apapun menghadang
Halangan apapun menghadang

Tak menyurutkan ku
Tak menciutkan ku
Ku kayuh sepedah ontel ku
Tanpa kenal lelah ku
Untuk mengunjungi mu

Menuntut ilmu
Sekolah ku

SMPN 4 Sangkorang
Wadah ku mengali potensi ku

Semangat ku selalu

77

Terima Kasih Guru
Oleh

Siti Norhasanah

Terima kasih guru telah membimbing ku
Terima kasih guru telah mengajari ku hal baru

Karena bimbingan mu
Aku dapat melihat cita-cita ku

Karena ajaran mu
Aku dapat mengapai cita-cita ku
Hanya dapat mengucapkan terima kasih kepada mu
Jasa mu banyak berkorban untuk ku

Ku hargai jasamu
Semoga engkau sehat selalu

78

Ingin Sekolah
Oleh

Yulenti

Pagi cerah matahari bersinar
Desa Tongka ku yang segar

Aku ingin sekolah
Aku ingin pintar
Aku ingin bertemu Guru yang memberikan ku pelajaran
Aku senang belajar dengan Guru
Aku belajar dari Guru
Aku ingin pintar
Aku sayang Guru ku
Terima kasih kalian memberi ku pengetahuan
Terima kasih telah mengajari ku
Terima kasih Guru ku
Aku akan semangat bersekolah

79

Profil Penulis

Khairun Nissa, S.Pd. Atau bisa
dipanggil Bu Nissa, lahir di
Lamongan, 17 Juni 1995. Ibu dari satu
orang anak perempuan, suami bekerja
di Dinas Pendidikan Kabupaten Barito
Utara. Berprofesi sebagai Guru PNS di
SMPN 4 Gunung Timang Kecamatan
Gunung Timang Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan
Tengah. Calon Guru Penggerak Angkatan 3 Kabupaten Barito
Utara.
Pendidikan yang pernah ditempuh : TK Negeri Pembina
Muara Teweh Tahun Lulus 2001; SDN 9 Melayu Muara
Teweh Tahun Lulus 2007; SMPN 1 Muara Teweh Tahun
Lulus 2010; SMAN 1 Muara Teweh Tahun Lulus 2013; S-1
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Siti Khadijah Muara Teweh Tahun Lulus 2018; Pendidikan
Profesi Guru Dalam Jabatan PAI Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Palangka Raya Tahun Lulus 2021.
Motto mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
“Guru mendidik mengajar dan tidak berhenti untuk belajar”

80


Click to View FlipBook Version