KOnteks Sosio-Kultural Kelompok B Danang Yulid Riadi, S.Pd. Siti Insyah, S.Pd. Devi Asnawati, S.Pd. Nila Martien, S.Pd. Istikumala Indrawati, M.Pd. Nurbaiti Rosidah, S.Pd. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
1.Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD? 2.Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda? 3.Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan. PERTANYAAN PEMANTIK
Bulan Bung Karno konteks Sosio-Kultural Kota Blitar Serenada
Bulan Bung Karno yang pertama kita angkat dan di peringati pada bulan Juni. Pada kegiatan Bulan Bung Karno ini sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara karena semua acara yang di miliki mengandung konteks sosio kultural. Bulan Bung karno Konteks sosio-kultural juga nampak pada grebeg panacasila, diskusi kebangsaan, dan Blitar Jadoel yang merupakan sebagian dari rangkaian acara Bulan Bung Karno
Grebeg pancasila dalam rangkaian Bulan Bung Karno
Sekolah Religius, Nasionalis, dan Berbudaya yang bertujuan untuk melestarikan keragaman nilai-nilai budaya yang ada di kota Blitar serenada Religius Nasionalis Berbudaya
Mengaji dan istoghosah setiap hari Jumat religius Pembelajaran Membaca Al-Quran yang include dalam pembelajaran P5. Untuk siswa Kristen dan Katolik ada kegiatan memahami dan mempelajari kitab suci. Setiap hari besar agama selalu ada peringatan berupa kajian Adanya Masjid Ar-Rahman sebagai pusat wisata religius di Kota Blitar
Religius
Sekolah-sekolah yang di Kota Blitar dihimbau untuk memakai baju pahlawan setiap tanggal 17 dan memakai baju batik khas Kota Blitar setiap tanggal 21. Nasionalis Peringatan Bulan Bung Karno juga merupakan salah satu upaya untuk menghargai Pahlawan, Khususnya Bung Karno. Peringatan pemberontakan PETA setiap tanggal 14 februari Menyanyikan lagu Indonesia Raya pada awal masuk sekolah
Nasionalis
Penerapan nilai-nilai luhur melalui permainan tradisional seperti gobak sodor dan gedrik. Berbudaya Gotong royong yang masih sangat kental dalam kegiatan bermasyarakat Bazar jadul sebagai upaya untuk menjaga kebudayaan daerah khusunya yang berkaitan dengan makanan tradisional Memakai pakaian tradisional setiap awal bulan Kesenian tradisional khususnya jaranan masih sangat kental dan semakin berkembang di Kota Blitar. Program sehari berbahasa Jawa pada hari Sabtu
Berbudaya
profil pelajar pancasila
Ki Hajar Dewantara memiliki pemikiran bahwa pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan kebudayaan. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dari generasi tua ke generasi muda. Melalui pendidikan, generasi muda mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Pendidikan berperan dalam mengembangkan kebudayaan, sedangkan kebudayaan berperan dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan kebudayaan