The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gimbal.wiwi, 2017-09-09 13:11:40

Majalah POLWAN_Edisi Eksklusif

Majalah POLWAN_Edisi Eksklusif

FOTO: DOK HUMAS MABES POLRI

MEMBENTUK KARAKTER: Brigjen Pol. Dra Sri Handayani, MH, saat memberikan sambutan pada acara penyambutan Tim Ekspedisi
Carstensz – Polwan RI di Wisma Bhayangkari, Jakarta.

Lebih dari tiga dekade Brigjen Pol Dra Sri Handayani, MH, Perwira (Setukpa) Lemdiklat Polri.
berkarir di Kepolisian RI. Karirnya terbilang cemerlang.
Sebagai polisi wanita, jenderal bintang satu ini memiliki Memasuki usia 69 tahun, Polwan menghadapi sejumlah
karir yang terbilang komplet. Tak hanya memiliki pengalaman tantangan dan peluang. Kata wanita yang dikenal lantang dan
di bidang administratif, dia juga memahami seluk beluk satuan tegas ini, tantangan tersebut harus dijawab dengan kerja keras
wilayah dan operasional kepolisian. Tercatat, penyuka santapan dan penuh tanggung jawab. Sedangkan peluang, Polwan harus
sop ayam kampung dan sayur lodeh ini pernah menjadi Wakil terus meningkatkan kualitas serta profesionalismenya. ’’Polwan
Kepala Polres Metro Jakarta Selatan, Kapolres Sragen dan harus memacu dirinya untuk meningkatkan kualitas kinerjanya.
Kapolres Karanganyar. Polwan harus mensejajarkan dirinya dengan polisi laki-laki,’’
kata Sri saat memberikan sambutan pada acara Ramah Tamah
Pun demikian halnya dengan bidang-bidang administratif. Kapolri dengan Tim Ekspedisi Carstensz – Polwan RI di Mabes
Memulai karir sebagai Pama pada Subdibinjas Ditpers Polri RI, Agustus 2017 lalu.
pada 1986 dengan pamgkat saat itu Lettu Pol. Beragamnya
dinamika karirnya juga membawa pehobi olahraga ini Melalui kegiatan Ekspedisi Carstensz – Polwan RI yang
berkiprah di bidang pendidikan kepolisian. Tercatat, dia pernah digagas oleh Ibu Asuh Polwan RI Ny. Tri Tito Karnavian, Sri
menjadi Kepala Sepolwan Lemdiklat Polri hingga Kepala Satian memberikan apresiasi atas kerja keras yang dilakukan oleh
Manggala Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). 24 Polwan RI. Tak hanya sekadar menapaki puncak gunung
Sejak 2016, hingga saat ini, wanita kelahiran Solo, Jawa Tengah, tertinggi di Asia Tenggara dan Oceania, Bhayangkara Putri ini
tersebut menjabat sebagai Kepala Sekolah Pembentukan juga berhasil menorehkan rekor dunia sebagai “Polwan yang

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 49

PROFIL

FOTO: DOK HUMAS MABES POLRI

APRESIASI: Kapolri Jenderal Pol Drs M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D., memberikan peenghargaan kepada Brigjen Pol. Dra Sri Handayani,
MH atas terlaksananya Ekspedisi Carstensz – Polwan RI.

Kali Pertama Melakukan Upacara Bendera di Salah Satu Puncak para pejabat utama dan personil Setukpa sangat mendukung
Tertinggi di Dunia.” kebijakan Kasetukpa untuk mewujudkan lembaga pendidikan
yang profesional dalam mendidik dan melatih brigadir polri
Sri menceritakan, rekor tersebut bukan diraih tanpa keringat terpilih menjadi inspektur pertama polri yang memiliki
dan kerja keras. Polwan tersebut diselesi lebih dari 100 Polwan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, ketangguhan, sikap
dari seluruh Indonesia. Seleksi yang sangat ketat dan meliputi mental dan perilaku terpuji dalam rangka melaksanakan tugas
kesehatan fisik, bakat, dan minat. ’’Intinya adalah manifestasi kepolisisan sesuai dengan promoter Kapolri.
dari ekspedisi ini. Polwan tak boleh lagi terlihat lemah, tapi
juga harus tangguh dan kuat serta menguasai medan lapangan Sri mengaku memiliki kesan menari selama memimpin
dengan baik,’’ kata Sri. Setukpa, yakni kebersamaan dengan siswa SIP angkatan 46.
Pada saat mengikuti masa basis atau Dasbhara secara bertahap
Sri yang juga mendapatkan penghargaan dari Kapolri Jenderal setiap minggu dengan jarak dan route yang berbeda –beda
Pol Drs M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D., mengatakan, sebanyak menuju Pondok Halimun, Selabintana Kota Sukabumi melewati
24 Polwan terpilih tersebut juga digembleng di Setukpa dengan kampung-kampung, sungai, kebun teh, menghirup udara
pola latihan yang sistematis dan terkoordinasi dengan baik. pegunungan yang sejuk masih bersih bebas polusi merasakan
Pelatihan tersebut dibantu oleh tim profesional pendakian yang perasaan lelah, kehausan dan harus menahan dahaga serta
dikoordinasikan oleh Hendricus Mutter dkk. ’’Selama 3 bulan melihat keunikan-keunikan siswa pada saaat berjalan menuju
digembleng di Setukpa. Alhamdulillah, Polwan ini berhasil pondok halimun banyak temuan – temuan yang didapat.(irzan
melaksanakan tugasnya dengan baik,’’ katanya. aslam)

Bagaimana dengan Setukpa saat ini? Dia mengatakan,

50 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Tentang

Brigjen Pol Dra Sri Handayani, M.H.

Pendidikan Polri: (01-10-1986)
(30-10-1992)
• Lettu Pol (Iptu) (01-04-1998)
• Kapten Pol (AKP ) (01-01-2002)
• Mayor Pol (Kompol) (01-01-2011)
• AKBP (25-10-2016)
• Kombes Pol
• Brigadir Jenderal Polisi

Riwayat Jabatan

• Pama pada Subditbinjas Ditpers Polri
• Paur Subbag Binsis Subdit Binjas Ditpers Polri
• Paur Subbag Anev Bag Polwan Subdit Minpers Polri
• Kabag Tajas Bag Harkat Subdit Binjas Ditminpers Polri
• Kabag Wat Ditpers Polda Metro Jaya
• Waka Polres Metro Jaksel
• Kasubbag Prolat Bag Bang Pers SDM Polri
• Kabag Binkar Polda Jawa Jengah
• Kapolres Sragen Polda Jawa Tengah
• Kapolres Karanganyar Polda Jawa Tengah

• Waka Sepolwan Lemdiklat Polri
• Ka Sepolwan Lemdikpol
• Analisis Kebijakan Madya Lemdiklat (dalam rangka Lemhanas)
• Analis Kebijakan Madya Bid Gadikwa Robindiklat Polri
• Kasat Manggala Praja IPDN

• Kasetukpa Lemdiklat Polri

Riwayat Kursus:

Thailand Supervisory criminal investigators 13 Feb - 23 maret 2012

Kanada course 9 – 13 September 2012
Pertemuan tahunan polwan sedunia
Thailand 25 Feb- 1 maret 2013
( iawp )
Afrika selatan Leadership for women in law 22 – 26 September 2013
Denmark 2014
enforcement course: sesion 2
Attended the 51th iawp 2013 training
conference, durban, afrika selatan (
pertemuan polwan sedunia)
Ssln lemhanas

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 51

TEMPO DOELOE

Polwan Angkatan 1 tahun 1948

Sejarah

Polisi Wanita

Republik Indonesia

52 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Belajar Keteladanan dari Enam Polwan Pertama

Sejarah kelahiran Polisi Wanita (Polwan) di Indonesia tidak jauh berbeda dengan
proses kelahiran Polwan di negara lain. Berawal dari kota Bukittinggi Sumatera
Barat tatkala pemerintah Indonesia menghadapi Agresi Belanda II, saat itu terjadi
pengungsian besar-besaran dari semenanjung Malaya. Pengungsi yang sebagian
besar adalah perempuan dan anak-anak memerlukan penanganan khusus, mereka
tidak mau diperiksa apalagi digeledah secara fisik oleh polisi pria. Sebagai jalan
keluarnya polisi meminta bantuan istri polisi atau pegawai sipil wanita untuk
melakukan pemeriksaan ataupun penggeledahan. Mempertimbangkan kebutuhan
akan Polwan tersebut maka dipilihlah 6 orang wanita untuk mengikuti pendidikan
di Sekolah Kepolisian Negara di Bukittinggi, sehingga tanggal 1 September 1948
merupakan tonggak sejarah lahirnya Polwan di Indonesia.

Masa kemerdekaan dan kebutuhan mendesak
adanya Polwan

Pada awal masa kemerdekaan situasi dan kondisi keamanan belum kondusif. Rakyat
hidup dalam kondisi keamanan yang belum stabil, kejahatan masih terus terjadi
menimpa kaum laki-laki, wanita dan anak-anak. Dalam penanganan kejahatan,
dilakukan pemeriksaan terhadap korban, tersangka dan saksi. Polisi pria seringkali
menemui kesulitan khususnya apabila menyangkut anak dan wanita. Polisi pria
masih dapat dilibatkan dalam pemeriksaan tersangka ataupun saksi, namun ketika
diperlukan pemeriksaan fisik muncul kesulitan, berkaitan dengan etika. Oleh karena
itu polisi pria seringkali memerlukan bantuan istri polisi atau pegawai wanita.

Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh polisi pria dalam pelaksanaan tugas tersebut
dirasakan dan dipahami oleh para petinggi pada Jawatan Kepolisian Negara yang
bermarkas di Yogyakarta. Pada tahun 1948 dicanangkan rencana pembentukan
pendidikan bagi polisi wanita di setiap karisidenan di seluruh Indonesia termasuk
Bukittinggi Sumatera Barat, dimana setiap kaeisidenan diberi kesempatan untuk
mengirimkan 2 (dua) orang calon, namun karena memanasnya agresi militer Belanda
rencana tersebut tidak dapat dilaksanakan sampai dengan Mei 1948.

Walaupun secara resmi sekolah Polisi Wanita pertama kali dilaksanakan di
Bukittinggi, namun sebelum tahun 1948 di Malang Jawa Timur telah merekrut 25
(dua puluh lima) pegawai sipil wanita kantor Karisidenan Malang untuk dipekerjakan
sebagai polisi wanita guna menangani wanita dan anak-anak interniran. Para
pegawai sipil tersebut tidak diberikan pangkat, namun tetap menggunakan pangkat
sipilnya. Pada tanggal 29 September 1945 di Malang Jawa Timur, mereka menerima
pelajaran dasar kepolisian, sebelum melaksanakan tugas sebagai Polwan khususnya
dalam lingkungan kamp interniran. Pelaksanaan pelatihan tersebut disaksikan
langsung oleh Kepala Polisi Negara Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo. Dalam
melaksanakan kegiatan penggeledahan dan pemeriksaan terhadap tahanan wanita,
mereka menggunakan seragam dan mengenakan pangkat agen polisi.

Pendidikan Polwan di Bukittinggi 53

Seiring dengan memanasnya Agresi Militer Belanda II, di Bukittinggi Sumatera
Barat organisasi wanita dan organisasi wanita Islam berinisiatif mendesak
pemerintah Indonesia untuk mengajukan usulan agar pemerintah mendidik wanita-
wanita pillihan menjadi polisi dengan pertimbangan ketika wanita berurusan
dengan masalah kejahatan dan lainnya, maka yang memeriksa adalah polisi wanita.
Disamping itu, pada saat yang sama di wilayah Bukittinggi banyak wanita pelarian
dari Singapura dan Riau serta daerah lainnya yang mengungsi, namun mereka tidak
bersedia untuk diperiksa oleh polisi pria.

Usulan organisasi wanita dan organiasi Islam tersebut mendapatkan respons dari
Jawatan Kepolisian Negara, sehingga pada tanggal 1 September 1948 cabang Jawatan
Kepolisian Negara untuk Sumatera yang berkedudukan di Bukittinggi Sumatera Barat
diperkenankan untuk menerima 12 (dua belas) orang calon polisi wanita. Namun saat
itu animo hanya 9 (Sembilan) orang. Setelah mengikuti serangkaian seleksi hanya
6 (enam) orang lulusan sekolah Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) yang

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN

TEMPO DOELOE

dinyatakan lulus seleksi. Ke enam orang tersebut mengikuti dilakukan oleh wanita baik sebagai tersangka maupun korban;
kursus Inspektur Polisi di sekolah kepolisian. Pada tahun 1948 4. Mengawasi tenaga wanita;
terdapat dua bentuk pendidikan polisi, pertama Pendidikan 5. Melakukan tugas kepolisian dalam lapangan sosial;
Pembantu Inspektur Polisi dan kedua Kursus Inspektur Polisi. 6. Mengawasi, menolong dan melindungi wanita dan anak;
7. Mengurus dan melindungi kaum wanita dan anak yang
Setelah dinyatakan lullus seleksi, keenam wanita tersebut
mengikuti pendidikan dan bergabung dengan calon polisi pria terlantar;
lainnya yang jumlah keseluruhan peserta didiknya 28 (dua 8. Menyaksikan seksi mayat oleh tabib dalam suatu perkara;
puluh delapan) orang. Setelah melewati pendidikan kepolisian 9. Menjalankan usaha perhubungan dan pelayanan
di Bukittingi, keenam Polwan direncanakan akan mengikuti job
training ke beberapa wilayah antara lain Palembang, Riau, Jambi masyarakat umum;
dan beberapa daerah di wilayah Sumatera Tengah. Namun 10. Pekerjaan kepolisian yang menyangkut wanita dan anak.
rencana tersebut tidak dapat dilaksanakan seiring meletusnya
Agresi Militer Belanda II tanggal 18 Desember 1948. Pada masa Peran Bhayangkari terhadap
genting tersebut, keenam Polwan masing-masing diberikan perkembangan Polwan
tugas oleh Direktur Kursus Inspektur Polisi untuk bergabung
dengan pasukan polisi di Matur dibawah pimpinan Komisaris Di tengah perang kemerdekaan, diantara istri polisi
Polisi Abdul Rachman Surjokusumo. Dengan berbekal 2 stel timbul keinginan untuk ikut berperan serta dalam perang
seragam dan sepucuk surat perintah mereka menuju Matur. kemerdekaan, atas inisiatif NY. H.L. Soekanto terbentuklah
Ditengah perjalanan Rosmalina bertemu dengan Djasmaniar organisasi istri Polisi di Yogyakarta pada tanggal 17 Agustus 1949
dan beberapa siswa polisi di Ngarai Sihanok. Rosmalina dan dengan nama “Bhayangkari”, selanjutnya disusun dan disahkan
Djasmaniar bersama dengan lima orang rekan (Teuku M. AD/ART serta mengukuhkan Ny. Memet Taumidjaja sebagai
Hoesin, Roeslan Siregar, Lumban Tobing, Panurunan Siregar ketua PB. Bhayangkari. Pembentukan Organisasi Bhayangkari
dan Parlindungan) melaporkan diri kepada Kepala Cabang mempunyai dua fungsi antara lain:
Jawatan Kepolisian Negara untuk Sumatera Komisaris Besar
Umar Said di Palembanan, selanjutnya terhadap ketujuh 1. Secara internal, berusaha memperbaiki keadaan sosial dan
personel tersebut diangkat sebagai Pembantu Inspektur Polisi pendidikan keluarga di lingkungan kepolisian;
II (PIP II) dan diberikan penugasan antara lain:
2. Secara eksternal, memperjuangkan wanita Indonesia
1. Djasmaniar ditempatkan di kantor polisi wilayah Lubuk khususnya yang merupakan bagian pergerakan bangsa
Sikaping; Indonesia pada umumnya.

2. Rosmalina sebagai Kepala Pengawasan Aliran Masyarakat Sebagai gebrakan pertama organisasi Bhayangkari adalah
(PAM) Lubuk Sikaping; mengirimkan utusan untuk menghadiri musyawarah wanita
seluruh Indonesia yang diadakan tanggal 28 Agustus sampai
3. Teuku M. Hoesin ditempatkan di Bonjol sebagai Kepala dengan 1 September 1949 di Yogyakarta, dimana tujuan
Kepolisian Kecamatan; musyawarah pada saat itu adalah:

4. Roeslan Siregar meneruskan perjalanan ke Tapanuli; 1. Membawa perjuangan wanita Indonesia kearah perjuangan
5. Lumban Tobing ditempatkan di Rao sebagai Kepala Polisi nasional;

Kecamatan Rao; 2. Mempertinggi mutu perjuangan wanita Indonesia;
6. Panurunan Siregar ditempatkan di Pasir Pangaraian; dan 3. Menggalang persatuan diantara wanita seluruh Indonesia.
7. Parlindungan diperbantukan pada Kepala Kepolisian
Peran sentris para Ibu Bhayangkari bagi perkembangan
Wilayah Lubuk Sikaping. Polwan di Indonesia, berawal pada tanggal 19 Februari 1955,
dimana Bhayangkari mengadakan angket tentang tugas dan
Di tengah kesulitan dan keterbatasan selajutnya keenam jabatan Polwan untuk Kongres Wanita di Palembang. Pada
Polwan melaksanakan tugas di Lubuk Sikaping. Bahkan pada pelaksanaannya tanggal 6 Maret 1955 Kongres menerima
saat terjadi pertempuran di Bonjol, seluruh personil yang berada usulan Bhayangkari tentang tugas dan jabatan Polwan, dan
di Lubuk Sikaping termasuk keenam Polwan tersebut diminta meneruskan ke Jawatan Kepolisian Negara.
untuk meninggalkan tempat menuju Talu yang jaraknya cukup
jauh dan harus ditempuh dengan naik pedati karena tidak Atas usulan tersebut Jawatan Kepolisian Negara pada tahun
ada sarana kendaraan lain dengan melewati Rimbo Pati yang 1957 mengirimkan 3 orang Bhayangkari (Ny. Soeyono, Ny.
terkenal angker. Harsono dan Ny. Waluyo Soegondo) ke USA untuk mempelajari
tugas Polwan. Sepulang dari USA para ibu Bhayangkari
Setelah Agresi Belanda II berlangsung, keenam perintis mengusulkan kembali pembukaan pendidikan khusus Polwan,
Polwan tersebut melanjutkan pendidikan di Sukabumi, dan atas jerih payah tersebut pada tanggal 1 Februari 1959 mulai
mengikuti pendidikan selama 15 bulan berbaur dengan 50 polisi dibuka penerimaan 42 Bintara Polwan dan pada tahun 1961
pria. Setelah dinyatakan lulus dengan pangkat Inspektur Polisi, penerimaan Taruni (Kusbandiah Benyamin dan Noldy Ratta).
mereka ditempatkan di DKN dan Komisariat Polisi Jakarta Raya Sumbangsih organisasi Bhayangkari sangat berperan terhadap
dengan beberapa tugas utama sebagai berikut: perkembangan Polwan, sehingga sampai saat ini Ketua
Bhayangkari dijadikan sebagai Ibu Asuh Polwan. (Humas
1. Mengusut dan memberantas serta mencegah kejahatan dan Mabes Polri)
pelanggaran yang dilakukan oleh wanita dan anak-anak;

2. Mengawasi dan memberantas pelacuran dan trafficking;
3. Membantu polisi umum dalam pemeriksaan perkara yang

54 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Masa Penjajahan
Pasca Kemerdekaan

1948
1951
1957
1964
1980-an
1993

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 55

TOKOH

PolwanP e mb e r d a y a a n

Sebagai

Perjuangan

Perempuan

Oleh:
Kombes Pol (Purn) Dr Irawati Harsono, M.Si

Ketua LBPP DERAP Warapsari
Komisioner Komnas Perempuan

56 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Sejarah Sukabumi untuk menyelesaikan pendidikannya dan kemudian
bertugas aktif di kepolisian R.I. sebagai pionir Polwan Indonesia.
Pada waktu bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan
pada 17 Agustus 1945, secara bertahap telah terjadi penyerahan Perjuangan Perempuan
sekaligus pemindahan kekuasaan dari Jepang kepada bangsa
Indonesia. Secara de facto yang berkuasa adalah pemerintah Uraian di atas memperlihatkan bahwa terbentuknya Polwan
Republik Indonesia. Di daerah Malang dan Besuki, orang- sejalan dengan lahirnya Polri dan merupakan permintaan
orang Jepang yang terdiri dari Tentara, Polisi dan Sipil, mencari dan kebutuhan masyarakat. Lebih menarik lagi adalah peran
perlindungan dalam tangsi-tangsi militer di Katagiri Butai Bhayangkari selaku organisasi istri Polri yang melihat bahwa
Malang. setelah bertahun-tahun ke enam pionir Polwan tersebut tidak
diikuti oleh rekrutmen Polwan baru, pada tahun 1955 sebuah
Sambil menunggu pemulangan ke negaranya, mereka delegasi Bhayangkari menghadap KKN untuk menyampaikan
dipindahkan ke tempat-tempat penampungan. Di samping permintaan agar pendidikan Polwan diselenggarakan kembali.
orang Jepang, para bekas APWI (Allied Prisoners of War and
Interners) yang sebagian berkebangsaan Belanda, beserta KKN menyampaikan berbagai argumentasi dan keberatan
keluarganya dikumpulkan dalam suatu kompleks sebagai antara lain; apabila polwan menikah, maka akan mengajukan
kamp interniran di kota Malang dan Tawangsari Malang. Baik permohonan berhenti maka biaya pendidikannya akan sia-sia.
orang Jepang maupun APWI oleh POPDA (Panitia Oeroesan Peristiwa ini mencerminkan resistensi pimpinan Polri, akan
Pengangkutan Jepang dan APWI) diserahkan kepada AFNEI tetapi KKN bersikap demokratis dan tetap mengakomodasi
(Allied Forces Netherlands East Indies) melalui PMI dan permintaan Bhayangkari serta meminta agar hal tersebut
International Red Cross. dibicarakan dilingkungan organisasi wanita.

Pada waktu itu, tugas pengamanan diserahkan kepada Polisi Bhayangkari mengajukan masalah ini kepada Konggres
dan rintisan pembentukan Polisi Wanita dimulai di Malang Wanita Indonesia - KOWANI pada kongresnya di Palembang.
setelah dirasakan perlunya petugas wanita yang menangani Majelis Permusyawaratan Kowani menerimanya dan
wanita dan anak-anak, yang sebagian besar tinggal dalam mengajukan gagasan tersebut kepada pemerintah pada tanggal
kamp interniran dan tempat penampungan. Sebanyak 25 orang 17 Juli 1955, yang menyangkut dua hal yaitu; Pendidikan
pemudi direkrut dari pegawai sipil dan umum. Mereka dididik Polwan dan Peradilan anak. KKN kemudian mengirim 2 orang
pengetahuan dasar kepolisian secara singkat sebelum bertugas anggota Bhayangkari ke AS selama 3 bulan, untuk mempelajari
sebagai polisi wanita, khusus di lingkungan kamp interniran. pendidikan Polwan dan hal ini mencerminkan atensi KKN yang
Mereka tidak diberi pangkat kepolisian dan berstatus sebagai luar biasa.
pegawai sipil berseragam (non rangdrager). Mereka diberi hak
untuk menggeledah dan memeriksa tawanan wanita. Pada Juni 1957, Kowani membentuk panitia yang akan
memperjuangkan pendidikan Polwan dan pada 11 Maret 1958,
Pada 29 September 1945, R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo delegasi Kowani dipimpin Mr Maria Ulfah Santoso menemui
diangkat sebagai Kepala Kepolisian Negara (KKN) yang KKN untuk membicarakan kedua hal tersebut. KKN menyetujui
pertama oleh Presiden Soekarno. Dengan Penetapan dan menjanjikan bahwa pendidikan Polwan akan dibuka
Pemerintah No. 11/SD/1946, mulai tanggal 1 Juli 1946, Jawatan kembali, yang meliputi seluruh jenjang pendidikan, dari yang
Kepolisian Negara dikeluarkan dari lingkungan Kementerian rendah sampai atas. Pada bulan Februari 1958 dibuka pertama
Dalam Negeri dan langsung berada di bawah pimpinan kali pendidikan Brigadir Wanita untuk tugas-tugas di DPKN.
Perdana Menteri. Bhayangkari duduk dalam panitia penerimaan dan ditugaskan
memberikan informasi tentang pergerakan wanita kepada calon
KKN pernah berkunjung ke Malang dan sempat menyaksikan Brigadir Wanita tersebut. Selanjutnya pada bulan Februari
para pemudi yang sedang menjalani pendidikan kepolisian. 1959 dibuka pendidikan Brigadir polwan DPKN angkatan II;
Namun waktu itu pembangunan Kepolisian termasuk 1961, Penerimaan 5 mahasiswi PTIK angkatan IX/Rajawali;
pembentukan Polwan belum dapat dilaksanakan, karena 1962, Penerimaan 10 mahasiswi PTIK angkatan X/Bima; 1964,
kemudian terjadi lagi pertempuran Perang Kemerdekaan penerimaan 41 mahasiswi PTIK angkatan XI/Bhakti; 1966,
I & II ketika Belanda ingin menduduki kembali Indonesia. penerimaan 25 mahasiswi Akademi Polisi (angkatan XII PTIK/
Namun demikian Kombes Pol. R. Oemar Sahid yang kemudian Dharma). Di samping pendidikan di PTIK, pembentukan
ditunjuk menjadi Kepala Cabang Jawatan kepolisian Negara perwira Polwan juga dilaksanakan melalui pendidikan para
untuk Sumatera yang berkedudukan di Bukit-tinggi, telah sarjana (Bendaspa, Sepawamil). Para perwira Polwan lulusan
menerima enam orang pemudi untuk dididik menjadi siswa kedua pendidikan tersebut bahu membahu memperjuangkan
angkatan III Pendidikan Kader Kepolisian (tingkat perwira) Polwan. Dari mereka inilah kemudian muncul para Jenderal
untuk melakukan tugas berkenaan dengan para pengungsi Polwan yang kita banggakan.
perempuan (penggeledahan dlsb). Pendidikan dimulai pada
tanggal 1 September 1948 yang kemudian menyebabkan 1 Dekade kemunduran
September ditetapkan sebagai Hari Polwan.
Pada tahun 1966, Polri diintegrasikan kedalam ABRI, ada jargon
Dengan meletusnya Perang Kemerdekaan II pada tanggal yang menyatakan bahwa “ABRI tidak boleh dipecah belah”
19 Desember 1948, pendidikan di Bukittinggi tidak dapat dan semua kebijakan juga diintergrasikan. Saat itu Polri mulai
diselesaikan karena Bukittinggi di bom dan diduduki Belanda kehilangan jati dirinya, selalu ragu-ragu apakah ia penegak
sehingga Sekolah Polisi ditutup. Para siswa secara terpisah- hukum atau militer. Apalagi militer pada jaman Orde Baru pada
pisah menyelamatkan diri ke pedalaman untuk selanjutnya dasarnya telah digunakan sebagai alat kekuasaan, sehingga
bergabung dengan kesatuan-kesatuan Polisi/Brimob di daerah ‘hukum’ dikalahkan oleh ‘perintah atasan’. Polwan sebagai
gerilya. Saat itu, tiga dari siswa Polwan tersebut langsung bagian dari Polri juga merasakan dampak yang berat.
diangkat menjadi Pembantu Inspektur Polisi tingkat II. Pada
tanggal 19 Februari 1950 ke-6 siswa Polwan berangkat ke

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 57

TOKOH

58 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

FOTO DOK HUMAS Pendidikan
MABES POLRI
Polwan saat itu menjadi bagian KOWABRI, di beberapa pendidikan
PERJUANGKAN Polri telah terjadi diskriminasi. Pendidikan Secapa tertutup bagi
HAK Polwan karena pendidikan itu tertutup bagi anggota KOWABRI,
PEREMPUAN: meskipun kemudian atas perjuangan Polwan pendidikan tersebut
Kombes Pol akhirnya terbuka bagi perempuan. Dengan demikian anggota
(Purn) Dr Irawati KOWABRI yang lain dapat mengikuti teladan perjuangan Polwan
Harsono, M.Si., dan Secapa angkatan lainpun dibuka untuk perempuan. Tetapi
menyelesaikan kemudian ternyata diskriminasi lain terjadi, SECAPA Polri tetap
program magister tertutup bagi Polwan beranak lebih dari dua dan baru beberapa
dan doktoralnya tahun yang lalu, atas perjuangan ibu asuh Polwan, ibu Rusmanhadi,
di Universitas peraturan tersebut dihapuskan. Pendidikan Secapa kilat juga pernah
Indonesia setelah tertutup bagi polwan. Kemudian kita juga mengetahui bahwa sedikit
pensiun dari sekali Polwan masuk ke Sespim Polri, karena disamping penerimaan
Kepolisian RI. (intake) perwira Polwan sangat sedikit (sekitar sepeleton setahun),
para Polwan yang datang dari para sarjana tersebut banyak yang
merasa mapan dengan posisinya dan tidak tertantang untuk bersaing
dengan perwira laki-laki atau memang tidak ada kebijakan Polri yang
mendorong masuknya Polwan ke Sespim.

Keadaan lebih gawat di bidang pendidikan akademi, tempat
calon-calon pimpinan Polri dibentuk. Otomatis apa yang telah
diperjuangkan perempuan di awal kemerdekaan, hapus begitu saja.
AKABRI tertutup bagi perempuan sehingga AKPOLpun tertutup
bagi perempuan, maka otomatis PTIK tertutup bagi Polwan.
Perwira Polwan hanya datang dari para sarjana dan di lingkungan
ABRI, perwira yang para sarjana disebut perwira ‘auxiliary’ artinya
‘pendukung’ yang dibedakan dengan perwira karier yang lulusan
AKABRI. Dalam pembinaan karier para perwira pendukung
seringkali dinomor-duakan dibandingkan dengan perwira lulusan
AKABRI. Mekipun di tahun 1990an PTIK dibuka untuk D3 dan S1
Polwan tetapi semua sudah agak terlambat.

Pembinaan

Untuk pembinaan Polwan juga terjadi banyak masalah. Aturan
Kowabri melarang Polwan menikah dengan polisi laki-laki dari
jenjang pangkat lebih rendah. Beberapa Polwan melanggar aturan
ini dan banyak juga atasan yang menutup mata, karena aturan
ini memang diskriminatif. Pertanyaannya adalah “……. mengapa
perempuan harus lebih ‘rendah’ daripada suaminya ….” Apabila
Polwan menikah dengan polisi laki-laki dengan perbedaan pangkat
yang besar, maka Polwan dianjurkan untuk berhenti karena
kedudukan Polwan dengan pangkat rendah tersebut akan membuat
canggung para bawahan suami. Para Polwan di’anjur’kan untuk
berhenti (pensiun) apabila suami diangkat menjadi kepala kesatuan.
Karier Polwan selalu dikait-kaitkan dengan karier suami demikian
pula sebaliknya.

Penugasan

Di bidang penugasan, sejak awal keenam pelopor Polisi Wanita telah
berhasil bejuang agar penugasan Polwan tidak dibeda-bedakan
dengan polisi laki-laki meskipun masih dijurus-juruskan kepada
urusan ‘perempuan dan anak’. Beliau-beliau ditugaskan di Markas
Besar (Pusat) dan Komisariat Jakarta Raya, meliputi tugas-tugas
di bidang tugas umum, tugas reserse, penyidikan serta berfungsi
sebagai inspektur Dinas, khususnya menangani kasus wanita
dan anak. Setelah pendidikan pembentukan Polwan dilanjutkan,
penugasan Polwan juga menyebar keseluruh fungsi tanpa ada
pengecualian tetapi terutama di bidang pelaksana dan bukan
pengambil keputusan. Saat ini hampir tidak ada Polwan memegang
posisi pengambil keputusan karena dari 8109 orang Polwan di
Polri, 71% berpangkat bintara (5769 orang) dan Perwira menengah

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 59

TOKOH

hanya 5% (426 orang dan hanya ada 11 orang Komisaris Besar kekuasaan yang dianggap tidak cocok untuk perempuan.
di seluruh Indonesia). Saat ini tak ada seorangpun Polwan Menurut sejarah, fungsi ini selalu dipegang laki-laki; selama
berpangkat Perwira Tinggi. Sedangkan Jumlah Polwan secara bertahun-tahun perempuan tidak diperkenankan untuk
keseluruhan hanya berjumlah 4% dari seluruh kekuatan Polri. menjalankan fungsi kontrol terhadap orang lain. Alasannya
Apabila Komisaris Besar dianggap sebagai pangkat pengambil ialah karena perempuan dipandang sebagai seks yang lebih
keputusan ditingkat manajemen menegah, maka Polwan yang lemah, tidak diperbolehkan melakukan fungsi pelayanan publik,
duduk dalam pengambil keputusan manajeman menengah perempuan harus dilindungi oleh laki-laki dan negara. Sebagai
adalah sekitar 5% dari 4% atau hampir tidak ada. Sepanjang tambahan, ada kepercayaan bahwa perempuan tidak punya
pengetahuan saya satu-satunya jabatan pengambil keputusan kekuatan fisik untuk bertindak secara efektif sebagai petugas
tingkat manajemen menengah yang dipegang seorang Polisi polisi, ada pemikiran bahwa perempuan sebaiknya dibatasi
Wanita saat ini hanyalah Kepala Sekolah Polisi Wanita. untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak membutuhkan
Diskriminasi memang lebih tersirat daripada tersurat. kekuatan fisik. Kondisi sosial, interpretasi sempit mengenai
peran polisi dan pandangan masyarakat terhadap perempuan
Tantangan selama bertahun-tahun ini, memang telah mulai berubah.
Tetapi yang jelas selama bertahun-tahun terdapat kenyataan
Hal ini menunjukkan bahwa Polwan menghadapi berbagai bahwa pekerjaan polisi dalam realitasnya adalah pekerjaan
tantangan dalam melaksanakan tugasnya. Menurut pendapat yang didominasi oleh laki-laki. (More, 1998, Van Wormer, 2000).
beberapa ahli seperti Robert Reiner dan Harry W. More, Persepsi ini didasarkan kepada konstruksi feminin dan telah
Polisi adalah organisasi yang berkultur Hedonis dan Machocis digunakan untuk merendahkan kontribusi potensi perempuan
yang suka kepada ‘aksi’ karena idealisme terhadap tugas dan membatasi akses kesetaraan perempuan kepada pekerjaan
‘kepahlawanan’ sebagai pembasmi kejahatan termasuk patroli dan menentang penugasan dalam hirarki pemolisian.
melindungi perempuan dan menganggap perempuan sebagai Meskipun Susan l. Miller menguraikan bahwa Community
makluk lemah lembut. Polisi berkultur patriakhis dan sexis Policing (pemolisian yang berorientasi kepada partisipasi dan
karena peran gender maskulin yang makin berkembang dalam pemberdayaan masyarakat) yang sekarang dipilih oleh begitu
pergaulan sehari-hari di tempat kerja yang homogen laki-laki. banyak Kepolisian di dunia, sebenarnya mencerminkan ciri –
(Reiner, 2000; More 1998). Menurut Reiner selanjutnya, sikap ciri & pemikiran feminin (Miller, 1998) dan Roberg menyatakan
dalam kultur polisi seperti itu akan menumbuhkan diskriminasi bahwa tugas penegakan hukum pidana yang dianggap penuh
dalam rekrutmen dan promosi Polwan. Diskriminasi tersebut ‘kekerasan’ dan memerlukan tenaga/fisik yang kuat hanya
diperberat oleh suasana kerja yang harus dialami sehari-hari merupakan 25% dari seluruh tugas kepolisian sedangkan
oleh Polwan. Polwan sebagai perempuan adalah satu golongan 75% tugas kepolisian sebenarnya merupakan tugas pelayanan
yang mempunyai ciri-ciri berbeda dibandingkan dengan polisi masyarakat, yang sebenarnya cenderung memerlukan
laki-laki. Polwan dengan peran gendernya tersosialisasi untuk pendekatan feminin, tetapi pada kenyataannya tetap terjadi
berperan ‘feminin’ ( penuh asih /care, teliti, mengutamakan resistensi yang kuat atas kehadiran Polwan (Roberg,1979).
proses & kerja sama, akomodatif ) tetapi ia harus bekerja
dalam suatu lingkungan dengan mayoritas golongan laki-laki Menuju Masa Depan
yang menurut Reiner bercirikan sangat ‘maskulin’ (kompeten,
inteligen dan independen). Sehingga Polwan merasa bahwa Polri saat ini sedang masuk dalam tahapan yang menentukan.
ia harus membuktikan kemampuannya berulang-ulang. Dalam era reformasi menuju ‘good governance’, Polri
Polwan merasa bahwa agar dapat menyesuaikan diri ia harus sedang berusaha membenahi dirinya, kembali kepada jati
mempertunjukkan dan mengidentifikasikan suatu peran dirinya dengan tugas pokok: memelihara keamanan dan
maskulin. Tetapi bahayanya ia mungkin malah akan dicap aneh, ketertiban masyarakat; menegakkan hukum dan memberikan
mengada-ada, tidak feminin (kelaki-lakian, banci, tomboy) atau perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
agresif (Vanwormer, 2000; Miller, 1998; More,1998 ) (pasal 13 UU No.2/2002). Salah satu ciri perkembangan yang
terjadi adalah Polri sekarang tidak dapat mengabaikan pendapat
Sejarah resistensi polisi laki-laki terhadap Polwan bukan masyarakat. Apabila ia mengaku sebagai pelindung, pengayom
monopoli Indonesia, hampir di semua negara terjadi proses dan pelayan masyarakat, ia harus bertanya kepada masyarakat
seperti itu, yaitu ada dorongan dari masyarakat (perempuan) apa yang diinginkan masyarakat untuk dilakukannya. Salah
agar Polwan dibentuk dan ada resistensi dari kepolisian itu satu isu paling penting yang paling sering didengungkan
sendiri. Susan Edwards yang melakukan penelitian di dua kota adalah penghormatan terhadap hak asasi manusia, termasuk
di Inggris tentang ‘Domestic Violence’ menguraikan bahwa hak perempuan dan anak. Hal itu berarti harus ada nuansa
perlakuan polisi laki-laki yang sexis, patriakhis membuatnya demokratis dan tidak boleh ada diskriminasi dan mau ‘benar’
ambigu dalam melaksanakan tugas penegakan hukum terhadap sendiri.
kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga. Hal ini akan tercermin
juga pada sikap resistensi dan sikap diskriminasinya terhadap DERAP Warapsari adalah wadah perempuan yang peduli
Polwan. ( Edwards, 1991) Di Amerika Serikat, keterlambatan terhadap masalah ini. Sebagian besar anggota DERAP adalah
diterimanya perempuan masuk kedalam kepolisian, sebagian pensiunan Polwan yang berpikir bahwa “ …old Polwan never
datang dari keyakinan yang kuat tentang fungsi badan penegak die, they only fade away ……”, maka sebelum mengilang begitu
hukum untuk melaksanakan kewenangan dan menggunakan saja, kita lakukanlah sesuatu yang berguna, yang kita hayati

60 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

“ …old Polwan
never die, they only
fade away ……”,

benar karena kita telah menggelutinya puluhan tahun. DERAP menghayati semua proses
sejarah tersebut di atas dan kita ingin berbuat sesuatu. Kita menjadi jembatan antara Polri
dan Masyarakat (perempuan), untuk kemaslahatan keduanya. Kita teladani para pejuang
perempuan yang telah memperjuangkan Polwan, justru di Ulang Tahun Polwan 2002 ini, yaitu
saat yang tepat untuk merefleksikan diri.

Di seluruh dunia saat ini sedang berlangsung gerakan non diskriminasi (ras, kelas, agama,
ethnic dlsb). Termasuk gerakan nondiskriminasi terhadap perempuan. Di PBB dan di
banyak negara, bahkan telah terjadi gerakan yang disebut ‘affirmative action’ yang artinya
perempuan telah terlambat untuk ‘start’ dan jauh ketinggalan karena penindasan yang selama
ini dialaminya, maka dia harus diberi kesempatan untuk mendapat berbagai prioritas. “Tak
mungkin ada persaingan yang fair, apabila peserta lomba tidak setara”. Nuansa ini harus
ditanggapi sebaik-baiknya oleh para Polwan Indonesia. Apabila selama ini Polwan ter’abai’kan
atau meng’abai’kan potensinya, maka kini saatnya untuk bangkit. Pemikiran ini jauh dari
mendiskreditkan Polri. Polri sama menderitanya seperti Polwan dalam era Orde Baru, karena
Polwan adalah bagian dari Polri. Apabila Polwan memikirkan hal-hal yang membela hak
perempuan, sama sekali bukan untuk kepentingan Polwan semata, tetapi justru untuk
pembentukan Polri yang reformis, yaitu Polri yang menghormati hak asasi manusia
termasuk hak perempuan.

Meskipun jalan masih panjang dan melelahkan kita pakai pepatah “sedikit-sedikit menjadi
bukit” karena ibu Kartini menyatakan:

“…… habis gelap (pasti) terbitlah terang ……”

ITrenatawngati

Irawati Harsono pernah puluhan tahun bertugas di Kepolisian RI dengan
pangkat terakhir Komisaris Besar. Selepas pensiun, Irawati terus menekuni
bidang studi perempuan dan persamaan gender di Universitas Indonesia
hingga program doktoral. Saat ini, pendiri LSM Derap Warapsari ini aktif
sebagai Komisioner Komnas Perempuan, Dosen STIK-PTIK dan Anggota Senat
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. (*)

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 61

GO INTERNATIONAL

Catatan Perjalanan Anggota Polwan RI di Jepang

SKuoabtuaHnarMi idti o Eki
Minamiguchi

Oleh: AKBP Dr Nurul Azizah, S.I.K., M.Si* yang terus tertanam dalam pikiranku, : “Seperti apakah
polisi ideal itu?”
Sebelumnya, aku tidak pernah bermimpi
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Sampai di Bandara, situasi perubahan sudah mulai
studi banding sistem kepolisian di negara lain. Di kurasakan. Udara yang dingin, lingkungan bersih dan
samping minimnya informasi yang aku terima pengguna jalan yang rapi dan teratur. Dari hal itu sudah
tentang bagaimana caranya dapat mengikuti dinas-dinas dapat disimpulkan bahwa Jepang adalah negara yang
ke luar negeri. Aku juga merasa bahwa aku bukanlah orang bersih dan teratur masyarakatnya. Dari Bandara, kami
hebat yang bisa mempunyai kesempatan untuk mengikuti menuju Tokyo International Centre (TIC) dan disambut
acara-acara tersebut. Ternyata kesempatan itu datang oleh panitia dari TIC, sore harinya kami melakukan
padaku melalui informasi dari salah seorang personel orientasi di TIC. Selama satu minggu kami mengikuti
Japan International Cooperation Agency (JICA) yang ceramah di Akpolnas, setelah itu dilanjutkan dengan
bertugas di Indonesia. Tentunya aku bisa mengikuti pelatihan di Prefectur Police Head Quarter/PPH
kegiatan tersebut setelah melalui seleksi yang cukup (setingkat Polda) selama 3 minggu. Aku pelatihan di
ketat. Kesempatan emas itu tidak aku sia-siakan dan PPH Ibaraki yang baru pertama kali menerima peserta
hasilnya aku bisa lulus seleksi. pelatihan sedangkan kelompok lain pelatihan di PPH
Hokaido dan PPH Aichi yang sudah dua kali menerima
Sebelumnya kami telah dibekali dengan cerita- peserta pelatihan.
cerita para senior yang telah mengikuti kegiatan ini
sebelumnya. Ada satu kalimat yang terpatri dalam Di PPH Ibaraki, kami pelatihan di Police Station/PS
benakku, yaitu mereka mengatakan bahwa polisi Jepang (setingkat Polres), Koban Mito Eki Minamiguchi, Koban
adalah polisi ideal yang diidam-idamkan selama ini dan Akatsuka Ekimae, dan Chuzaisho Nakazama (wilayah
aku ingin segera tahu seperti apa sebenarnya polisi ideal PS Takahagi). Di PPH Ibaraki kami melakukan orientasi
tersebut. Tibalah saat yang ditunggu-tunggu, 24 orang di divisi-divisi, sedangkan untuk pelaksanaan tugas
perwira Polri menuju negeri Sakura untuk melaksanakan operasional kami dapatkan di PS, Koban dan Chuzaisho.
studi banding sistem kepolisian. Perjalanan selama
kurang lebih 8 jam aku lalui dengan satu pertanyaan Koban Eki Minamiguchi adalah tempat pertama kami
mengikuti pelatihan, setelah kami diterima di PS. Hari
62 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017 pertama pelatihan di Koban disambut dengan acara
perkenalan dari Kepala Koban sampai kepada para
anggotanya. Sambutan mereka sangat baik dan hangat,
hal tersebut membuat kami merasa sudah kenal cukup
lama dengan mereka. Sehingga lebih mudah bagi kami
untuk melakukan diskusi-diskusi dan menanyakan
hal-hal yang baru bagi kami tanpa sungkan. Semua
itu tidak terlepas peran pendamping dari JICA dan
pendamping dari PPH Ibaraki yang sangat kooperatif
dalam mendampingi kelompok kami.

Ketika kami sedang asyik diskusi karena belum ada kasus
yang perlu ditangani di lapangan, tiba-tiba perhatianku
tertuju kepada semua petugas koban yang dari pagi
kalau diperhatikan tidak pernah melepaskan topinya.
Karena kita semua tahu kalau polisi di Indonesia berada
di ruangan pasti akan melepaskan topi. Untuk melepas

rasa penasaran, aku beranikan diri untuk bertanya kepada Saat kami ikut kegiatan piket malam, ada laporan
Ka Koban : “ Otsuka San, mengapa petugas di Koban ini melalui HT bahwa di sebuah minimarket mendapat
tidak pernah melepaskan topi meskipun berada di dalam ancaman pemerasan. Tanpa menunggu perintah
ruangan?” Dan Ka Koban pun menjawab bahwa meskipun dari siapapun Ka Koban dan anggotanya menuju
mereka berada di dalam kantor bukan berarti mereka TKP dan kamipun ikut serta. Sampai di TKP ternyata
bisa menanggalkan Kaporlapnya. Kantor bukanlah sudah ada anggota polisi dari Koban lain dan petugas
bangunan yang bisa menghalangi mereka melaksanakan reskrim. Mereka semua sudah melakukan tugas sesuai
tugas pokoknya, sehingga di dalam kantorpun mereka dengan tugas masing-masing. Hal penting yang bisa
harus senantiasa siap melaksanakan tugas. Dengan tetap diambil dari peristiwa tersebut yaitu setiap petugas polisi
menggunakan topi dan peralatan lainnya artinya mereka mempunyai kewajiban untuk menangani kasus tanpa
siap melaksanakan tugas kapanpun dan dalam kondisi menunggu perintah atasan dan masing-masing petugas
apapun. Sungguh jawaban yang luar biasa, yang dapat sudah mengetahui apa yang harus diperbuat atau bisa
menggambarkan betapa mereka sangat siap melaksanakan dikatakan profesional dalam melaksanakan tugas serta
tugas dengan disiplin yang tinggi tanpa merasakan suatu kecepatan bertindak tidak harus pada perkara besar tetapi
beban dengan menggunakan topi setiap saat. peristiwa-peristiwa kecilpun ditangani dengan serius.
Dengan menangani kasus kecil secara serius maka akan
Selama pelatihan di Koban Eki Minamiguchi, menurut mencegah atau dapat meminimalisir terjadinya kasus
anggota Koban tidak banyak kejadian padahal sebelum yang besar.
peserta pelatihan datang sangat banyak kejadian.
Masih menurut mereka mungkin ini berkah dari Banyak pengalaman penting kami dapatkan dalam
peserta pelatihan, tetapi mereka khawatir selesainya pelatihan di wilayah PPH Ibaraki khususnya Koban
kami pelatihan akan kembali banyak kejadian. Namun Mito Eki Minamiguchi. Dari pengalaman tersebut satu
demikian kami masih bisa ikut memperhatikan pertanyaan penting telah terjawab. Seperti apakah polisi
bagaimana para petugas Koban dalam melaksanakan Jepang yang ideal seperti diceritakan oleh para senior
tugas rutin dan menangani suatu kejadian. Bersamaan
dengan keberadaan kami juga, satu kasus pembunuhan peserta studi banding dan kami sudah mendapatkan
berhasil diungkap dengan metode shokumushitsumon jawabannya. Polisi ideal adalah polisi yang mempunyai
(menanyai orang yang dicurigai). Hal ini dapat hubungan harmonis dengan masyarakatnya, artinya
menggambarkan bahwa dengan kegiatan polisi sekecil polisi melayani masyarakat dengan tegas, riang dan
apapun akan sangat besar manfaatnya, artinya hanya ramah seperti motto kepolisian Ibaraki dan masyarakat
dengan metode shokumushitsumon kasus pembunuhan berpartisipasi aktif secara sukarela untuk mencegah
bisa terungkap. Lagi-lagi mereka mengatakan bahwa kejahatan. Kapankah Polri menjadi polisi ideal seperti
peserta pelatihan di PPH Ibaraki membawa berkah, di Jepang? Sekarang kita sedang menuju ke arah itu.
tentunya hal tersebut membuat kami bangga dan tambah Polri pasti bisa!
bersemangat dalam mengikuti pelatihan.
*Penulis merupakan peserta studi banding sistem
Tugas rutin mereka laksanakan sesuai dengan kepolisian dalam program Japan International
rencana kegiatan yang telah ditetapkan setiap Cooperation Agency (JICA) Angkatan VIII.
hari. Dan kamipun mempunyai kesempatan untuk
mengikuti kegiatan tersebut. Dari mulai patroli jalan
kaki, shokumushitsumon, junkai rendaku, mengamati
tugas jaga di depan Koban dan selalu menyapa warga
yang melintas, serta kegiatan administrasi. Situasi
kerja sangat dinamis sesuai jadwal kecuali ada laporan
kejadian, dimana petugas Koban harus mendatangi
TKP maka Koban akan kosong dan laporan warga akan
ditangani oleh petugas di PS dengan menggunakan
pesawat telepon yang ada di depan Koban dilengkapi
dengan CCTV.

Pelaksanaan patroli jalan kaki tidak semata-mata
berjalan dan mengamati lingkungan sekitar tetapi
kegiatan patroli diikuti dengan tegur sapa dengan
warga, menanyakan informasi sekitar Kamtibmas dan
juga petugas menginformasikan atau menghimbau untuk
tetap waspada untuk mencegah terjadinya kejahatan.
Kelihatan sekali bahwa tidak ada batas antara polisi dengan
masyarakatnya baik dewasa maupun anak-anak. Polisi
Jepang telah berhasil merebut simpati dan kepercayaan
masyarakat dengan pelaksanaan tugasnya khususnya
pelaksanaan fungsi Community Police (Polmas di
Indonesia) oleh anggota Koban dan Chuzaisho.

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 63

RAGAM

PolwanSapa Warga,

SKeedpierdi Kaayuh

Dalam menjaga Kamtibmas, FOTO: DOK POLRESTA KEDIRI
ada berbagai upaya yang
dapat dilakukan.Salah satunya LEBIH HUMANIS: Anggota Polwan dari Polresta
patroli sepeda oleh Polwan. Setiap Kediri rajin bersepeda dalam melakukan patrol
hari secara bergiliran Polwan Polresta
Kediri mengayuh sepeda selama enam dan kunjungan ke masyarakat.
jam untuk berkeliling wilayah sesuai
rute yang telah ditentukan. “Kita
melaksanakan apel persiapan terlebih
dahulu dan pembagian rute. Pengecekan
kekuatan personil, pemberian arahan
tentang pembagian tugas pokok dan
ring ring patroli setiap regu. Tidak lupa
disampaikan kepada anggota agar supaya
lebih berhati hati dalam melaksanakan
tugas dan melaksanakan patroli barcode
,” ujar AKP Kamsudi Kasubag Humas
Polresta Kediri.

Tidak hanya sekedar berkeliling,
Polwan yang berjumlah tiga orang
setiap tim ini, mendatangi warga.
Ketika melihat situasi yang dianggap
menyita perhatian, mereka turun dan
menyapa warga. Berbincang, menanyakan
situasi dan memberikan pertolongan
bagi yang membutuhkan. Patroli Polwan
ini dibawah kendali Sat Sabhara Polresta
Kediri, terutama di bawah asuhan Aiptu Sri
Wahyuni.Patrolisepeda ini, selain menjaga
situasi kamtibmas, sekaligus menjaga
keakraban dan hubungan baik antara
Polisi dan masyarakat. (Humas Polri)

64 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 65

Lambang POLWAN Republik Indonesia

Berbentuk bunga Di atas lukisan perisai
matahari mekar yang terdapat 3 bunga
bintang berwarna emas
mempunyai daun yang masing-masing
bunga 7 helai warna bersudut 5
melambangkan tri brata
kuning emas dan yaitu pedoman hidup
kelompok bunga 4 bagi tiap anggota
helai berwarna hijau. kepolisian.
Di tengah-tengah
Bunga lukisan bunga terdapat
melambangkan sifat gambar perisai. Di
dalam perisai terdapat
wanita, tujuh helai gambar obor yang
daun dan empat helai menyala bersinar 17.
Berlidah api 8. Berwarna
daun bunga merah menyala dan di
melambangkan tengah-tengahnya
pedoman hidup polri terdapat tugu berkepala
susun. 4 badan tugu
tri brata dan terdiri dari 3 tiang. Dasar
pedoman kerja polri tugu bersinar 5.
Melambangkan bahwa
catur prasetya. polisi wanita adalah
Diantara 2 kelompok anggota kepolisian RI
bunga yang simetris penuh turut
terdapat angka 1948 melaksanakan tugas
dan fungsi kepolisian
dengan angka RI.
berwarna kuning
melambangkan saat
pertama kali adanya

polwan dalam
kepolisian RI

Ada bagian bawah dari lukisan bunga tersebut terdapat pita

motto/sesanti yang berwarna kuning emas dengan sesanti

“Esthi Bhakti Warapsari” yang artinya :

Esthi : cita-cita ke arah kemajuan

Bhakti : dharma

Warapsari : warahapsari berarti putri pilihan jadi esthi bhakti

warapsari berarti bakti putri pilihan menuju ke arah

tercapainya cita-cita luhur yaitu tercip-tanya

masyarakat tata tentram kerta raharja (pengabdian

putri-putri pilihan kepada negara dan bangsa) atau

disingkat pengabdian wanita-wanita utama yang

terpilih untuk melaksanakan tugas terhormat.

66 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

HYMNE POLWAN

TEKAD NAN MULYA
MENGABDI NUSA
BAKTI POLISI WANITA
MEMBELA BANGSA
DENGAN JIWA, PANCASILA
TEGAK TEGUH SETIA
JAYA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MARS POLWAN

SADARLAH WAHAI BHAYANGKARA PUTRI
HARAPAN IBU PERTIWI
LAKUKANLAH TUGASMU NAN SUCI
DENGAN PATUH JUJUR IKHLAS HATI

BERBAKTI KEPADA NUSA DAN BANGSA
TUK CAPAI TUJUAN NAN MULIA
BERJUANGLAH TERUS POLISI WANITA
S’BAGAI PELOPOR BANGSA NAN JAYA

REFF:
HADAPILAH SEGALA TANTANGAN DAN S’GALA COBAAN
YANG MENGHAMBAT K’WAJIBAN
POLISI WANITA JAYA PENEGAK HUKUM NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

BERJUANG DEMI KEADILAN BANGSA
PENEGAK HUKUM NEGARA
BERLANDASKAN DASAR PANCASILA
UNDANG-UNDANG DASAR 45

BERSATU PADU DALAM TRIBATA
UNTUK PEMBANGUNAN NEGARA
MAJULAH SERENTAK POLISI WANITA
WUJUDKAN CITA-CIYA BANGSA
KEMBALI KE REFF:

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 67

TENTANG SEPOLWAN

Sekolah Polisi Wanita
Gerba Wiyata Putri Bhayangkara
Mendidik, Membentuk, Menempa
Generasi Penegak Pancasila
Setia Mengemban Fungsinya
Tuk Enyahkan Tantangan dan Rintangan
Citra Pejuang Kartini Muda
Di Persada Indonesia
Sepolwan Hiduplah! Hiduplah!
Tugasmu Suci bagi Pertiwi
Teguhkan Hatimu Tegar Berdiri
Di Bawah Panji Widya Warapsari

68 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

FOTO: DOK HUMAS MABES POLRI

BAK SPIDERMAN: Polwan sedang berlatih
memanjat menggunakan di Sepolwan.

Sepolwan memiliki fasilitas untuk menempa
anggota Polwan menjadi polisi tangguh.

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 69

TENTANG SEPOLWAN

FOTO: DOK HUMAS MABES POLRI

KEBANGGAAN: Anggota Polwan mendapatkan materi pendidikan yang lebih humanis di Sepolwan.

Bagi siapapun mendengar sepenggal bait tentang Widya Warapsari
akan terkenang dan akan kembali kepada masa di mana semuanya
berawal di sini yaitu Sekolah Polisi Wanita. Sekolah Polisi Wanita
sebagai kawah candradimuka bagi putri-putri terbaik Ibu Pertiwi berupaya
menjadi garda terdepan dalam membela Tanah Air. Sepolwan melahirkan
generasi putri pilihan yang tdak hanya menjadi pagar penghias taman
namun ingin menjadi putri pilihan yang mampu memberikan peran yang
sempurna.

Apabila kita kembali ke masa lalu di mana lembaga ini ada, akan kita
dapati bahwa cikal bakal Sepolwan dimulai ketika Komdak VII Jaya (Polda
Metro Jaya membuka Sekolah Anggota Kepolisian Republik Indonesia
9/SAKRI) cabang Ciputat pada April 1963 yang menggantikan SAKRI
Cabang Kramat Jati. Kemudian pada 1968, SAKRI cabang Ciputat berubah
menjadi Sekolah Angkatan Kepolisian (SAK) Ciputat pada 1975 berubah
menjadi Depot Pendidikan dan Latihan ( DEPLAT ) 007 Ciputat.

Pada tahun 1975 Deplat 007 Ciputat berubah menjadi Depo Pendidikan
Dan Latihan (DODIKLAT) 007 Ciputat dan untuk pertama kalinya pada
1975/1976 DODIKLAT 007 Ciputat mendidik Bintara Polwan. Kemudian
di tahun 1982 DODIKLAT 007 berubah menjadi Sekolah Bintara 007
Ciputat serta tahun pertama bagi Lembaga Pendidikan yang khusus
mendidik Polisi Wanita.

Tonggak pusat Pendidikan Polwan dimulai tanggal 24 Januari 1984
ketika tongkat kepemimpinan diserahkan kepada Kolonel Polisi Dra. P.
Erda Latuasan tarigan, hal ini dituangkan dalam Skep Kapolri No. Pol.
: Skep/32/I/1984 tanggal 24 Januari 1984. Perubahan bukan hanya

70 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Pimpinan dari Polisi Pria ke Polisi Wanita tetapi juga perubahan kepangkatan
dari Letnan Kolonel menjadi Kolonel Polisi. Selanjutnya tanggal tersebut
diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Sepolwan.

Pada 30 Oktober 1984 Pusdik Sepolwan diubah menjadi Sepolwan dan
berada di bawah Direktorat Pendidikan Polri yang sebelumnya dibawah
Kobangdiklat. Kemudian di tahun 1992 Sepolwan berada di bawah Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan Polri (Lemdiklat Polri).

Secara estafet, kepemimpinan Sepolwan telah diserahkan dari waktu ke
waktu, dimulai pada :
1. Kol Pol Dra Erda Latuasan ( 1984 – 1988)
2. Kol Pol Dra Endang Yudana ( 1988 – 1992 )
3. Kol Pol Dra Noldy Ratta ( 1993 – 1996 )
4. Kol Pol Kusbandiah Smik ( 1996 – 1999)
5. Kombes Pol Rumiah K S.Pd ( 1999 2004)
6. Kombes Pol Dr Soepartiwi S.Pd, Msi ( 2004 – 2008)
7. Kombes Pol Dra Agnes Supraptiningsih ( 2008 – 2010)
8. Kombes Pol Dra Sri Handayani MH (2010 – 2014)
9. Kombes Pol Dede Rahayu SH, M.Pd. (2014 sd sekarang)

FOTO: DOK HUMAS MABES POLRI

LATIHAN FISIK: Sepolwan juga
menempa fisik anggota Polwan

menjadi lebih prima.
 

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 71

TENTANG SEPOLWAN

Sekolah Polisi Wanita yang berlokasi di Ciputat
Jakarta sampai tahun 2017, telah mendidik ....
orang bintara. Pada tahun ... s/d ... pernah
mendidik siswa Sekolah Pembentukan Perwira
(SIP saat ini) sejumlah...orang. Disamping itu
Sekolah ini juga pernah mendidik siswa dari SEPA
(SIPSS saat ini) dari tahun....s/d.... dengan total
jumlah...orang

Sebagai lembaga pendidikan dilingkungan
Polri, Sepolwan bermimpi besar menjadi center
of excellent (sebagai pusat rujukan pendidikan)
dengan tidak mengabaikan terwujudnya
penegakkan hak asasi manusia dalam
kehidupan proses belajar maupun pengasuhan.
Disamping itu, sepolwan juga berupaya menjadi
lembaga pendidikan yang professional dan
akuntabilitas yang mengedepankan pendidikan
yang disesuaikan dengan tuntutan perubahan
organisasi dan teknologi informasi.

Dalam kiprahnya mengisi kemerdekaan dan
keutuhan NKRI di bumi Sepolwan, telah lahir
Polwan yang berhati baja dan berakhlak mulia.
Menempati ruang di Polri di bidang pembinaan
dan bidang operasional. Hal ini dapat kita
lihat bahwa Sepolwan telah membekali anak
didiknya dengan ilmu pengetahuan dan ilmu
kepolisian yang bermanfaat pada saat bekerja di
kewilayahahan.

Sepolwan di usia 33 tahun ini, telah melahirkan
pemimpin-pemimpin Polwan yang dapat
disejajarkan dengan bidang penugasan polisi
lainnya. Antara lain bertugas sebagai Kapolres
yang diawali oleh KBP Dra Agnes Supraptiningsih
sebagai Kapolres Subang sampai dengan saat ini
yang diemban oleh AKBP Nona Pricilia Ohei SIK,
SH, MH.

Sepolwan hiduplah, hiduplah, tugasmu suci
bagi pertiwi ……. Sepolwan akan selamanya
sebagai garda terdepan lahirnya Polwan yang
menjaga keamanan dalam negeri dan mendukung
pembangunan nasional.

AKBP Ratna Setiawati
Waka Sepolwan Lemdiklat Polri

72 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

FOTO: DOK HUMAS MABES POLRI

LENGKAP: Sepolwan juga melakukan pencacatan secara detail terkait kondisi fisik peserta didiknya agar selalu siap dalam melakukan
tugas-tugas operasional di lapangan.

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 73

sosok

Kapolres Solok Arosuka AKBP Reh Ngenana Depari S.H, M.Si

Sigap Evakuasi
Korban Longsor,
Dapat Penghargaan

Tinggi semampai dengan wajah yang selalu berseri, FOTO: DOK HUMAS POLRES SOLOK AROSUKA
Kapolres Solok Arosuka AKBP Reh Ngenana Depari, SH,
M.Si, selalu semangat dalam menjalankan tugasnya. TANGGUH: Kapolres Solok Arosuka
Tidak pernah tampak letih di wajahnya. Dia selalu tersenyum AKBP Reh Ngana Depari, SH, M.Si.
dan menikmati pekerjaan dalam kesehariannya. Dia juga
terbilang mudah bergaul dengan anggota dan lingkungannya. Selain itu, Kapolres Solok Arosuka juga sukses mengamankan
pemilihan Wali Nagari Kabupaten Solok tahun 2017,
Perempuan asal Kabupaten Karo, Sumatera Utara ini meniti memperoleh penghargaan dari Wali Nagari karena cepat
karir di kepolisian mulai dari Bintara, kemudian lulus Sekolah mengevakuasi korban longsor, korban 4 orang meninggal
Inspektur Polisi tahun 1995. Ketekunan dan keuletannya, dunia serta sukses mengamankan pelaksanaan eksekusi tanah
menghantarkan dirinya memperoleh kemudahan dan Kabupaten Solok sebanyak 8 tempat dari bulan Januari 2017
kelancaran dalam setiap penugasannya. Bekerja dengan sampai dengan Maret 2017.
maksimal di manapun ditempatkan. “Do the Best” atau Lakukan
yang Terbaik merupakan moto dirinya dalam mengerjakan Perempuan penyuka makanan roti panggang ini, putri dari
setiap amanah yang diberikan. ayah C. Depari dan T.Br Surbakti, juga membuat layanan
unggulan di wilayahnya. Selain memberikan layanan yang
Penyuka warna hijau ini merasa sangat bersyukur ketika bersifat tradisional, saat ini sedang dibuat layanan dengan
pertama kali mendengar dirinya dipromosikan menjadi sistem online untuk Surat Pemberitahuan Dimulainya
Kapolres Solok Arosuka. Ada sedikit kekhawatiran dalam penyidikan, bekerjasama dengan para aparat penegak hukum
menjalankan amanah tersebut, mengingat ini adalah amanah yang tergabung dalam Criminal Justice System.
yang tidak setiap Polwan mendapatkannya. “Pertama, saya
berpikir dalam hati, apakah saya mampu atau tidak, dan seperti
ada kekhawatiran apakah saya bisa menjalani amanah yang
diberikan kepada saya. Ternyata, setelah dijalani, mengalir
begitu saja,” ujar Kapolres Solok ini berbinar.

Lulusan Sespimmen tahun 2009 ini, juga merasa bersyukur,
keluarga besarnya turut mendukung dengan menitip pesan
kepadanya agar dapat bekerja dengan baik dan memintanya
untuk memperbanyak doa. Memohon petunjuk kepada Tuhan
dalam bekerja. “Harus bekerja dengan baik dan banyak berdoa
meminta petunjuk Tuhan dalam menjalankan amanah itu,”
lebih lanjut Nana.

Dengan doa dan dukungan keluarga inilah, Ibu dari Mellisa
Ginting dan Jefrico Ginting, berhasil menoreh prestasi
kepemimpinannya. Lebih dari dua tahun kepemimpinanya,
prestasi berhasil didapatkan antara lain sukses dalam
mengamankan Pilkada tahun 2015-2016, mendapat
penghargaan dari Kapolda karena berhasil mensertifikatkan
tanah dengan hak pakai atas nama pemegang hak pemerintah
RI Cq Polri di Nagari seluas 439.000 meter persegi.

74 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Keberhasilan yang diraih Kapolres yang hobi olah
raga ini, berkat upayanya yang selalu dekat dengan
masyarakatnya. Sering memberikan ceramah
kamtibmas di sekolah dan majelis taklim, menghadiri
pertemuan Ibu-Ibu dan PKK, bersilaturahmi

dengan para tokoh agama, tokoh masyarakat dan
mendengar aspirasi masyarakat dengan cara duduk
bersama membahas permasalahan yang ada.

Di antara kesibukan mengurus pekerjaannya, anak
keempat dari tujuh bersaudara ini tidak lupa selalu
menyediakan waktu untuk putra putrinya yang tinggal di
Jakarta. Melakukan komunikasi secara baik, saling berkunjung
menyesuaikan dengan waktu dinas. “Tidak ada yang spesial,
hanya mengalir saja dikarenakan anak berdomisili di Jakarta,
jadi jika ada waktu luang saya akan ke Jakarta, atau anak yang
datang mengunjungi ke Solok. Dan dikarenakan zaman yang
sudah canggih, jadi cukup berkomunikasi melalui video call,”
ujar Nana sambil tersenyum. Anak-anaknya sudah cukup
dewasa untuk memahami tugas ibunya, hal ini membuat dia
lebih ringan dalam bekerja walau jarak berjauhan.

Sebelum mengakhiri pembicaraan, Nana berpesan kepada
para Polwan agar jangan pernah menyerah untuk belajar dan
menggali ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan kita tidak
pernah tahu ilmu itu kapan akan digunakan, namun yang jelas
ilmu itu sangat berguna. Serta selalu rendah hati terhadap
siapa saja karena itu kunci utama menuju kesuksesan. Dia
juga menyampaikan harapan untuk Polwan di usianya ke-69
tahun agar tetap berkarya, karena Polwan adalah bagian dari
Polri. (Humas Polri)

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 75

TRENDING TOPICS

TigaK isah
Polwan

HTaunmgagnuishydaanng

NetizenJadi Perbincangan

Polwan tak melulu identik dengan sosok polisi yang lekat dengan pekerjaan
di belakang meja atau kegiatan administratif. Tiga Polwan berikut ini malah cukup
tangguh dibandingkan dengan polisi laki-laki. Saking heroiknya, tiga Polwan ini
menjadi perbincangan di kalangan netizen karena kiprahnya sangat menonjol
dan mengharumkan nama Polri. Berikut kisahnya.

76 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Kompol Rosana Albertina Labobar, SIK

Rela Tengkurap 4 Jam
demi Sabu 1 Ton

Wanita pemberani ini biasa disapa Ocha. Satu-satunya wanita yang
tergabung dalam tim pengungkapan sabu 1 ton di Serang Banten.
Pengalaman tugas sebelumnya di bidang reserse telah menempa
Kompol Rosana Albertina Labobar, SIK menjadi seorang yang siap menerima
tantangan tugas. Bergelut di dunia kriminal, mengendap, mengintai dan
menangkap pelaku kejahatan terasa biasa.

Lulusan Akpol 2007, penyuka makanan bakso ini, mengawali tugasnya di
Polda Sulawesi Tenggara. Tahun 2009, ia mulai berkecimpung di bidang reserse.
Beberapa jabatan diembannya seperti Kanit Reskrim, Kapolsek, Panit Tipiter
Ditreskrimsus dan Kasat Reskrim selama dua tahun di Polres Kolaka, sebelum
akhirnya ikut pendidikan S1 di STIK-PTIK Jakarta.

Ocha yang suka warna hitam putih ini, menceritakan ia senang dapat
bergabung dengan tim Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya. Banyak
pengamalan yang ia dapatkan terutama pengungkapan jaringan
narkoba internasional. “Saya senang karena bisa kerja sama dengan
para senior yang punya pengalaman lebih dalam pengungkapan
narkoba jaringan Internasional. Banyak hal yang dapat dipelajari
dan tentunya pengalaman ini menjadi bekal bagi saya dalam
penugasan pengungkapan jaringan narkoba internasional
lainnya,” ucapnya berseri.

Bergabungnya Ocha dalam tim, mempunyai peran penting. Ia
sebagai “Mata”, pembuka jalan untuk melakukan penangkapan.
Sebagai “Mata”, ia harus dekat dengan target untuk mengetahui
segala gerak gerik targetnya. Melaporkan ke atasannya guna
menentukan langkah lebih lanjut. “Karena malam itu bulan
purnama, kondisi tidak memungkinkan untuk saya melakukan
banyak gerakan. Tengkurap selama 4 jam saya lakukan demi
keamanan, bertahan sambil mengamati target,” imbuhnya
tersenyum mengenang peristiwa malam penangkapan tersebut.

Ibu dari Putri Adelia Feodora, nampak bersemangat dalam
menceritakan bagaimana ia dan tim melakukan pengintaian
selama dua bulan. Tidak pulang, makan seadanya, tidur dimobil
secara bergantian, agar tidak kehilangan target. “Intinya kami
tidak boleh kehilangan jejak target. Sampai pada akhirnya
tanggal 11 Juli target ke Anyer utk melakukan transaksi. Pada
malam itu kami juga berada di pantai memantau pergerakan
target dari jam 20.00 s/d 04.00 WIB. Namun tidak terjadi
transaksi karena kapal pengantar barang tidak datang,
sehingga target bergeser ke hotel dan kami meninggalkan
TKP. 24 jam kami secara bergantian mengamati setiap
pergerakan target karena kami yakin akan terjadi transaksi
pada tanggal 12 Juli,” lebih lanjut ia menjelaskan.

Prestasi ini menghantarnya memperoleh pin emas dari
Kapolri, sebagai bentuk komitmen Kapolri memberikan
reward kepada anggota yang berprestasi. Sebelumnya, Ocha
juga memiliki prestasi dalam mengungkap jaringan narkoba
dengan barang bukti seberat 135 kg Sabu di Dadap Tangerang.
“Ini awal prestasi saya di bidang Narkoba,” pungkasnya. (*)

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 77

TRENDING TOPICS

Bripka Masqun Abdukish, SH

Motivator yang
Dicintai Anak-Anak

Berdinas di Ternate Maluku Utara, sebuah kota indah di yang mendapat informasi lebih dulu. Itu yang tidak semua
wilayah Indonesia Timur. Bripka Masqun Abdukish atau dapat. Menyenangi setiap tugas yang diberikan, insya allah
biasa dipanggil Kak Un ini, tidak lantas membuatnya semua pasti ada hikmahnya,” lanjut Kak Un. Ia juga berpesan
berpangku tangan saja. Kak Un banyak membuka diri dengan kepada para Polwan, untuk terus meningkatkan kemampuan
bergabung dengan berbagai komunitas disana. Tak heran jika diri, agar Polwan tidak tergerus oleh zaman. (*)
Kak Un menjadi populer di Maluku Utara.

Kegiatan mantan Putri Intelegensia 2007 Maluku Utara
ini, menarik perhatian pimpinan komunitas Green School,
Akbar. Akbar mengajaknya untuk menjadi motivator dan
relawan pendidikan untuk anak-anak Maluku Utara. Menurut
Akbar, pertimbangan menggandeng Bripka Masqun dalam
komunitasnya, karena dianggap Polwan di Maluku Utara yang
memiliki banyak talenta dan dapat menjadi motivator bagi
anak didiknya.

Sebagai motivator sekaligus relawan, Kak Un memberikan
waktu senggang di setiap sore hari untuk datang dan
memberikan beragam materi, misalnya materi tentang
pendidikan lantas, membuat puisi, cara menjadi MC dan
lainnya. “Mengenalkan polisi secara dini kepada anak anak,
memberikan wawasan kepada anak anak bahwa polisi bukan
sosok untuk ditakuti, tetapi polisi itu baik, yang bertugas
melindungi anak anak dan masyarakat,” ucap Kak Un ramah.

Juara 1 NTMC se Indonesia tahun 2013 ini juga menjelaskan
bahwa, mereka adalah anak-anak sekolah yang diajak untuk
mencintai lingkungannya, dengan tidak membuan sampah
sembarangan. Mengajarkan kesadaran peduli lingkungan,
mendaur ulang sampah yang masih dapat dimanfaatkan.
Dengan mengambil waktu pukul 15.00 di sore hari, juga
sebagai cara agar anak anak tidak menggunakan waktu
dengan baik sepulang sekolah. Menjadi relawan merupakan
pekerjaan mulia dan Kak Un senang melakukan pekerjaan ini.
“Alhamdulillah seneng banget ketika diminta bergabung dan
menjadi motivator untuk adik-adik generasi penerus bangsa.
Padahal saya tahu, masih banyak wanita inspirator di Ternate
yang lebih baik dari saya. Ini bukan saja kebahagiaan tetapi
sekaligus sebagai amanah untuk mengenalkan polisi kepada
anak-anak sekaligus meningkatkan kesadaran pada anak-anak
untuk peduli lingkungan,” tambah dara manis yang hobi diving.

Runner up Putri Indonesia Maluku Utara tahun 2007,
kesehariannya bertugas di Bidang Humas Polda Maluku Utara.
Aktif mengkonsep berita dan mendiseminasikan ke portal
resmi berita Polri dan media sosial lainnya. Cekatan dalam
membuat design grafis produk liputan untuk di share ke media
online dan media sosial dalam bentuk meme atau berita. Bripka
Masqun, mencintai pekerjaannya dan ingin terus menigkatkan
kemampuannya dibidang kehumasan, agar mampu menjadi
public speaker Polri untuk tingkat Polres atau Polsek. “Saya
senang di Humas, karena ketika liputan kegiatan saya pasti

78 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

TRENDING TOPICS

Bripda Amelda Yulianti

Tak Gentar Hadapi Begal Bersamurai
G adis mungil lulusan Diktukbrig Gasum Polwan tahun
2014 ini, Bripda Amelda Yulianti, sekilas tampak begal. Suatu malam, ia dan timnya memergoki remaja naik motor
sama seperti gadis-gadis seumurannya. Periang, bonceng tiga. Dari gerak geriknya, Amel dan rekannya mencurigai
murah senyum dan ramah itu adalah kesan pertama begitu mereka akan melakukan kejahatan. Akhirnya genk tersebut
mengenalnya. Amelda mendapatkan tugas pertamanya di dikejarnya, terjadilah aksi kejar kejaran dengan menggunakan
Polda Metro Jaya, khususnya di unit reskkrim Polsek Pancoran motor. Diketahui pelaku membawa pedang samurai, karena
Mas. Tidak lama, hanya satu tahun, Amelda mendapat tugas mengacungkan pedangnya kearah petugas. Posisi Amel berada
baru di bagian personel Polresta Depok. diboncengan, Amel berpikir harus mampu melumpuhkan terduga
pelaku bega. “ Motornya saya mepet disisi kanan, ketika sudah
Dari Polresta Depok inilah, Amelda mengawali kiprahnya dekat langsung saya tendang orang yang ditengah dan jatuh, saat
di tim Jaguar. Bermula dari kebutuhan akan adanya Polwan itu langsung kami tangkap, “ lanjut Amel semangat.
ditubuh tim Jaguar, dilakukan seleksi internal dengan tes
kesamaptaan jasmani dan menembak. Terpilihlah polwan Putri dari Nafrizal Tanjung dan Farida, yang tidak pernah
penyuka warna biru sebagai salah satu tim yang bertugas bercita-cita menjadi Polwan ini, menikmati tugasnya sekarang.
melakukan pencegahan dan penanganan pelaku kriminalitas Ia nyaman dengan rekan-rekan di timnya. Merasa paling bontot
diwiayah Polresta Depok. Tim Jaquar ini terbentuk pada tanggal dalam tim, Amel merasa punya kakak dan keluarga sendiri
14 Oktober 2014 dengan latar belakang maraknya kejahatan disitu. Para seniornya banyak memberikan bimbingan dan juga
jalanan seperti begal, tawuran warga, orang mabuk di jalanan, mengenalkan dengan keluarganya. Sehingga tercipta situasi
tukang jambret dan mendatangi para remaja yang sering kekeluargaan yang baik, apalagi bagi wanita yang harus bertugas
nongkrong di malam hari. diantara pria dimalam hari. “Saya nyaman dengan tugas ini,
bekerja dengan para senior yang saya anggap seperti kakak dan
Keberadaan Amel, begitu dia biasa disapa, menjadi penting orang tua. Bahkan saya juga dikenalkan dengan keluarganya.
karena terdapat juga pelaku, korban dan saksi dari perempuan. Saya senang, karena terlepas dari kecurigaan apalagi tugasnya
“Salah satu saya diajak bergabung karena ada banyak juga dimalam hari,” tambahnya.
perempuan yang terlibat kejahatan, bisa sebagai pelaku, korban
dan saksi,” ujar Polwan dengan sabuk hitam karate ini. Suatu Bergabung di tim Jaguar kurang lebih satu setengah tahun
ketika terjadi pengejaran, pelaku masuk ke terowongan dan saat menjadikan Amel lebih matang dalam bertugas. Ia juga senang
tertangkap salah satu pelaku adalah wanita. Setelah dilakukan karena banyak mendapatkan pengalaman baru yang tidak
penggeledahan badan, justru di pelaku wanita senjata tajam didapatkan ketika belajar di lembaga pendidikan. Amel juga
ditemukan. Mencermati banyak situasi seperti itu, maka tim berharap kepada para Polwan lainnya, agar terus berkarya
jaguar pimpinan Aiptu Winam Agus membutuhkan seorang sesuai bidang tugasnya masing-masing dengan maksimal.
Polwan. Karena pengalaman adalah guru terbaik, pelajaran langsung
yang semakin menambah wawasan dan pengetahuan. “Saya
Tugas yang diemban Amel tidaklah mudah, memerlukan nyali senang karena lebih banyak pengalaman, pengalaman
tinggi dalam pelaksanaanya. Kejar-kejaran dengan pelaku kriminal dilapangan yang tidak bisa diajarkan, harus terjun langsung.
menyulut adrenalin tiggi dan hal ini setiap saat dilakoninya. Saya mau tahu dunia di lapangan seperti apa. karena selama ini
“Awalnya saya takut, karena ketika ngejar kadang saya sendiri. Polwan identik bekerja di ruangan.Tapi Polwan juga dibutuhkan
Tapi lama-lama tidak takut karena saya dibekali senjata, saya di lapangan apalagi yang belum berkeluarga,” tutup Polwan
juga bisa bela diri karena punya keahlian karate”, imbuhnya. Ada yang pandai memainkan alat musik gitar. (*)
pengalaman mengesankan bagi Amel ketika menangkap pelaku

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 79

KESEHATAN

Bersama:

Kombespol Dr Leny Pintowari, SpKO
Kabidyankes Pusdokkes Polri

80 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Bagaimana menjaga Mengapa begitu?
kebugaran tubuh
dalam bekerja? Karena suatu perubahan perlu Motivasi, suatu perubahan
akan bertahan lama dan menjadi pola hidup sampai tua bila
diyakini oleh diri sendiri. Institusi hanya mampu menyediakan
berbagai sarana dan pembinaan, seperti program Pemeriksaan
Kesehatan Berkala, program Pengendalian berat badan dan
pencegahan penyakit degeneratif, Tes Kesamaptaan Jasmani
secara berkala, olahraga/senam Polri setiap hari Jum’at, dan
lain-lain.

Personel Polri yang telah berdinas 10 - 20 tahun perlu Bagaimana agar
menengok kembali kondisi kesehatan dan kesamaptaan/ tetap bugar meski
kebugarannya, karena proses degeneratif (penurunan berbagai sering bekerja
fungsi tubuh secara fisiologis sebagai akibat proses penuaan) lembur dan kurang
sudah mulai terjadi dan jangan sampai berlebihan, supaya tidak istirahat?
menimbulkan penyakit akibat pola hidup yang berantakan.
Input yang berupa asupan makanan, perlu
Apa kira-kira jenis penyakit degeneratif akibat pola hidup
kita yang berantakan? Biasanya badan mulai kegemukan dari
overweight sampai obesitas, tekanan darah mulai meningkat
(hipertensi), gula darah puasa mulai meningkat (diabetes
mellitus tipe-2), kadar lemak darah mulai meningkat
(dislipidemia), sampai timbul penyakit jantung koroner, dan
lain-lain. Apalagi kalau ditambah dengan kebiasaan merokok,
maka risiko penyakitnya juga bertambah.

Sesuai judul di atas, maka kita mulai melihat kembali pola
hidup sehari-hari, sudah seimbangkah asupan makanan
dan keluaran energi harian?, cukup sehatkah makanan kita?,
sudah rutinkah kita melakukan aktifitas fisik/olahraga?, sudah
cukupkah kita memberi waktu istirahat untuk tubuh?, sudah
seimbangkah kebutuhan jasmani dan rohani?, dan banyak lagi
pertanyaan yang harus kita tanyakan kembali kepada diri kita
sendiri.

mengacu pada ”3J” (jenis, jumlah & jadwal).

Jenis: Komposisi makanan selalu tersusun atas karbohidrat,

protein, lemak, vitamin, mineral, dan kaya akan serat.

Usahakan mengonsumsi karbohidrat yang perlu

waktu cerna yang lebih lama, seperti beras merah

lebih lama daripada beras putih, hindari konsumsi

sirup, permen, coklat, dan lain-lain. Perbanyak protein

nabati (kedelai, kacang-kacangan) daripada protein
hewani (daging, ayam, dll). Namun ikan termasuk

protein hewani yang dianjurkan, apalagi ikan laut

dalam seperti ikan salmon, tuna, gindara, dan lain-

lain karena kaya akan omega-3. Gunakan lemak yang

baik seperti menggoreng dengan minyak nabati tidak

lebih dari 3 kali penggunaan, dan jauhi konsumsi

”makanan gorengan yang tidak jelas minyaknya”,

juga hindari makanan bersantan yang berlebihan.

Sayur-sayuran yang kaya akan serat bermanfaat

untuk kesehatan pencernaan, memberi

rasa kenyang dengan kalori yang kecil.

Buah-buahan kaya akan vitamin, usahakan bervariatif

karena setiap warna buah mengandung vitamin dan

anti-oksidan yang berbeda-beda, juga mineral dari

makanan perlu diperhatikan.

Jumlah & Jadwal: Dengan jumlah kalori berkisar antara 1500 –
2500 kalori/hari (tergantung jenis kelamin, aktifitas dan

kondisi tubuh) serta berdasarkan prinsip ”healthy small

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 81

KESEHATAN

frequent feeding” yaitu makanan sehat dalam jumlah kecil/secukupnya dengan waktu yang teratur sekitar 3 jam/kali.

Contohnya, makan pagi sekitar jam 6.00, snack buah sekitar jam 9.00, makan siang sekitar jam 12.00 – 13.00, snack buah
sekitar jam 15.00 – 16.00. Jumlah karbohidrat pada makan pagi, siang dan malam berbeda, yang paling kecil adalah
pada malam hari namun perlu diimbangi dengan jumlah sayur yang lebih banyak sehingga memberi rasa kenyang.
Output yang berupa energi untuk bekerja, beraktifitas dan berolahraga, biasanya terjadi penurunan sehingga ”timbangan
kalori” tidak seimbang lagi, dan mulailah terjadi kegemukan (overweight). Kalau tidak segera diturunkan akan meningkat
menjadi obesitas dengan segala konsekuensinya.

Klasifikasi BB Berdasarkan IMT Pada Orang Asia Dewasa

( WHO - WPRO 2000 )

Klasifikasi IMT ( kg/m2 ) Risiko dari morbiditas terkait
BB kurang < 18,5 rendah, tetapi risiko masalah klinis lain meningkat
rata - rata
BB normal 18,5 – 22,9
cukup meningkat
BB lebih ≥ 23 lebih meningkat
sangat meningkat
· Pre obesitas 23 – 24,9
· Obesitas I
· Obesitas II 25 – 29,9
≥ 30

Sumber: Waspadji S, 2000.

Selain berat badan, pemantauan lain adalah dengan lingkar
pinggang. Untuk pria diharapkan lingkar pinggang tidak lebih
dari 90 cm dan wanita tidak lebih dari 80 cm, karena peningkatan
ukuran lingkar pinggang juga berdampak pada peningkatan faktor
risiko akibat kegemukan.

Pengukuran komposisi tubuh yang mempertimbangkan jenis
kelamin dan usia adalah dengan mengetahui persen lemak tubuh,
dalam hal ini digunakan alat body fat analyzer sehingga bila
seseorang kegemukan dapat diketahui berapa persen lemaknya,
dan berapa persen bobot selain lemak, juga dapat diketahui
persentase lemak perut (visceral fat) yang sering menimbulkan
sindroma metabolik.

Aktifitas fisik rutin ataupun olahraga perlu memperhatikan prinsip
“FIIT” (Frequency, Intensity, Time & Type).

Untuk Type/jenis latihan aerobik seperti jalan cepat, jogging,
bersepeda, senam, renang, tennis, badminton, sepakbola, dll:
Frekuensi : sebaiknya berlatih minimal 3 kali/minggu,
misalkan Selasa, Jum’at dan Minggu
Intensitas : pengukuran intensitas latihan sebaiknya
menggunakan denyut nadi.
Rumus training zone adalah 55 – 90% (220 – usia),
untuk fat burning zone menggunakan 65 – 75%,
untuk cardiocirculatory zone menggunakan
75 – 85%, dengan catatan hasil treadmill
test normal.
Time/waktu : setiap kali latihan diharapkan mencapai
30 – 60 menit.

82 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Untuk Type/jenis latihan beban (weight training) seperti sit up/crunch, back up, squat, pull up, dengan dumbell, barbell, dll
Frekuensi : sebaiknya berlatih minimal 2 kali/minggu, misalkan Senin dan Rabu
Intensitas : 1 – 3 set untuk tiap kelompok otot, repetisi tiap setnya 8 – 12 kali
Time/waktu : setiap kali latihan diharapkan mencapai 30 – 60 menit.

Latihan jenis aerobik dan beban perlu dilakukan secara seimbang karena keduanya mempunyai tujuan yang berbeda, latihan
aerobik menjaga kebugaran jantung-paru serta komposisi tubuh, dan latihan beban menjaga kebugaran otot serta mempunyai efek
anti penuaan (anti aging).

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 83

KESEHATAN

Bagaimana urutan latihan
dan olahraga yang benar?

Urutan latihan/olahraga yang benar dimulai dari:
· pemanasan (warming up) sekitar 5 – 10 menit,
· peregangan (stretching) sekitar 5 – 10 menit,
· latihan inti sekitar 20 – 30 menit, dan
· pendinginan (cooling down) sekitar 5 – 10 menit.

Dan jangan lupa minum air putih sekitar 200 cc tiap 2 – 3 jam, untuk memberi hidrasi
yang cukup serta istirahat selama 7 – 8 jam/hari sehingga tubuh dapat melakukan
pemulihan (recovery).

Peregangan/stretching

84 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Manfaat Olahraga

• Jantung sehat : dapat mengurangi risiko penyakit jantung, dan juga mencegah faktor risiko utama seperti
kegemukan (obesitas) dan tekanan darah tinggi.

• Mengontrol kolesterol : dapat memperbaiki profil kolesterol, melalui peningkatan kadar HDL dan
penurunan trigliserida, serta lemak darah yang lain.

• Membentuk otot tanpa lemak : memperbaiki perbandingan otot dan lemak tubuh, melalui pembentukan
atau pemeliharaan massa otot, yang mana pada gilirannya akan meningkatkan efisiensi pembakaran kalori
untuk mengurangi lemak tubuh.

• Menunjang tulang : memperlambat pengeroposan tulang karena proses penuaan, yang merupakan
penyebab utama dari patah tulang pada lansia.

• Meningkatkan Insulin : mengefisienkan penggunaan insulin oleh tubuh, sehingga dapat mencegah
timbulnya diabetes pada dewasa.

• Mencegah kanker : menurunkan risiko terhadap beberapa jenis kanker, khususnya kanker dada, usus besar
dan rahim.

• Memperbaiki aerobik : memperlambat penurunan kapasitas aerobik (ambilan volume oksigen secara
maksimum oleh tubuh) yang berhubungan dengan proses penuaan, dan membantu memperbaiki
kebugaran jantung-paru.

• Mengontrol berat badan : dapat mengontrol berat badan dan mencegah obesitas, bila dikombinasikan
dengan pengaturan makanan.

• Memperbaiki perilaku : mengurangi kecemasan dan depresi, meningkatkan rasa percaya diri, dan
membantu mengelola stres psikis.

• Meningkatkan kemampuan otak : meningkatkan kemampuan daya ingat sehingga memperlambat proses
”pikun”.

• Memperbaiki kemauan dan kemampuan sexual : dapat memperlambat penurunan hormonal akibat
proses penuaan.

Hal-Hal yang Menyebabkan
Takaran Latihan Perlu Dikurangi

• Bila denyut nadi mendadak naik atau mendadak turun, berarti takaran latihan terlalu banyak.
• Bila terjadi rasa nyeri di dada, berarti intensitas latihan terlalu tinggi.
• Bila merasa pusing atau kepala terasa ringan, mungkin juga keluar keringat dingin, berarti takaran latihan

terlalu keras.
• Bila merasa mual-mual atau bahkan muntah-muntah, berarti latihan melampaui takaran.
• Bila sehari setelah latihan masih merasa terlalu capai atau bahkan capai sepanjang hari, berarti latihan

melampaui takaran.
• Bila tidak dapat tidur setelah melakukan latihan, berarti takaran latihan terlalu banyak atau berlatih terlalu

dekat dengan waktu tidur. Dianjurkan agar sudah selesai melakukan latihan 3 jam menjelang waktu tidur.

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 85

ARTIKEL

Jangan Telan

BeritaMentah-Mentah

AKBP Dr Anwar Haidar, S.I.K., M.Si

Kapolsek Penjaringan Polda Metro Jaya

86 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Akhir – akhir ini berita hoax bisa dikatakan telah agitasi dan propaganda dengan mengembangkan isu-isu politik
mendominasi media sosial. Berita hoax juga merupakan dan sara. Sebagaimana mengutip perkatan Menkopolhukam,
salah satu bentuk dampak negatig darui perkembangan Wiranto, “Menggagas Satgas Propaganda, Agitasi dan Provokasi
teknologi informasi. Yang pada perkembangannya menjadi (Pro Apro). satgas ini dibentuk untuk memerangi kabar-kabar
sumber kegaduhan dalam setiap aspek kehidupan. Sehingga bohong atau hoax yang kerap meresahkan masyarakat dan
pemerintah sudah tepat mengerluarkan UU Nomor 19 Tahun mengganggu eksistensi negara”.
2016 tentang Perubahan atas UU no 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik untuk membatasi sekaligus Dengan kecanggihan teknologi pembuat berita hoax sulit
sebagai dasar melakukan penegakan hukum. Namun, tulisan dilacak. Selain itu, kemudahan registrasi dalam membuat akun
ini tidak akan membahas secara mendalam aspek penegakan media sosial menjadi penyumbang terbesar sulitnya melacak
hukumnya, akan tetapi lebih kepada fenomena sosial dari aspek siapa dalangnya, karena akun yang digunakan palsu. Sehingga
negatif yang harus dicegah secara dini agar tidak berlarut-larut penulis sependapat dengan apa yang dikatakan Menko
menjadi permasalahan bangsa. Polhukam Wiranto bahwa suara dan tulisannya tetap muncul
tapi orangnya tidak muncul.
Hoax memang telah menjadi fenomena sosial, kenapa?
karena memang sebagian besar di era media sosial ini, Mencermati ini, penulis mencoba menawarkan cara
permasalahan rata-rata berawal dari berita hoax yang menangkal dan mereduksi hoax dengan memanfaatkan
dikemas dengan berbagai keadaan seolah-olah berita itu perkembangan teknologi dan informasi abad ini. Pertama,
benar. Bahkan berita yang nyata-nyata tidak benar-pun, lama tanamka sejak dini kepada pengguna media sosial agar tidak asal
kelamaan dianggap benar ketika secara terus menerus berita meng-upload dan menyebar berita hoax yang diterima, pelajari
itu disampaikan kepada pengguna media sosial. Sebagaimana dan teliti terlebih dahulu. Selanjutnya, pemerintah bekerjasama
disampaikan oleh Paul Joseph Goebbels, Menteri Penerangan dengan kementrian dan lembaga yang berkepentingan dapat
Publik dan Propaganda Nazi, “Sebarkan kebohongan berulang- menciptakan aplikasi anti hoax. Aplikasi ini dapat memberikan
ulang kepada publilk. Kebohongan yang diulang-ulang, akan layanan online yang ingin mengklarifikasi kebenaran suatu
membuat publik percaya bahwa kebohongan tersebut adalah berita. Agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya di
suatu kebenaran”. media sosial, layanan ini harus menyediakan data dan fakta.
Sehingga dapat diukur tingkat kebenaran dan kebohongannya.
Menjadi keniscayaan suatu negara yang tadinya solid dan Sebagai langkah awal pemerintah dapat mengumpulkan ahli
bersatu akan runtuh apabila setiap saat dibenturkan dengan IT dan media sosial untuk meramu dan merumuskan aplikasi
hoax, apalagi yang berbau sara dan politik. Bukan hanya tangkal hoax tersebut.
sekedar asumsi bahwa isu politik dan sara akan meruntuhkan
suatu negara, melainkan telah menjadi fakta. Mengutip CNN, Jika tidak segera ditangkal, akan dapat menjadi ancaman
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif, distintegrasi bangsa. Karena daya tangkap dan persepsi setiap
menunjukan kegeramannya lewat twitter, setelah membaca orang berbeda dalam menyikapi sebuah berita apabila tidak
ancaman serangan nuklir Israel yang dibaca dari tautan media disertai dengan data dan fakta. Penulis berkeyakinan dunia
online. Hanya saja yang dibaca adalah berita palsu dan tidak maya adalah ruang anarkhis terbuka, dimana setiap orang bebas
terjadi perang. berbuat apa saja dan pada akhirnya hoax telah mendominasi
media sosial sebagai sarana provokasi, agitasi dan propaganda
Sudah saatnya bangsa Indonesia menyikapi fenomena sosial yang mengancam keutuhan NKRI. (Humas Polri)
dari Hoax. Agar hoax ini tidak dijadikan alat untuk provokasi,

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 87

ARTIKEL

Pentingnya

Peran Orangtua
dalam Mengatasi

Perilaku
Bullying

Kompol Aryuni Novitasari, M.Psi

NRP 79060002

88 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Maraknya pemberitaan tentang bullying di berbagai ü Mengajari anak-anak untuk berani membela orang yang
media massa beberapa waktu terakhir, tentunya dibully, bahkan saat pelaku bullying adalah teman dekatnya
menjadi perhatian kita semua. Bullying seolah telah
menjadi bagian hidup generasi muda bahkan mungkin anak ü Mengajari anak-anak untuk mengajak teman yang potensi
atau saudara kita. Kasus bullying dalam bentuk paling ringan melakukan bullying mengikuti kegiatan sosial
biasanya berupa kata-kata sampai yang paling berat seperti
kekerasan fisik. ü Mendukung kegiatan di sekolah untuk mengembangkan
kegiatan yang dapat mencegah bullying
Bullying tidak hanya dilakukan oleh anak usia sekolah atau
perguruan tinggi, orang dewasapun banyak yang melakukannya ü Menghubungi sekolah saat mendengar dan mengetahui
terlebih saat berada dalam kelompoknya. Jenis bullying juga terjadinya bullying
berkembang meliputi bullying secara langsung maupun
cyberbullying yaitu bullying yang menggunakan teknologi ü Berdiskusi dengan anak tentang bagaimana cara
seperti chating, telepon, web, atau webcam. menghadapi bullying dengan emosi positif bukan dengan
emosi negatif atau yang bersifat agresif (melawan)
Perilaku bullying dapat mengindikasikan bahwa pelaku
mengalami stress secara psikologis, gangguan akademik ü Membantu anak dengan memperlihatkan cara menghadapi
disekolah maupun kurang mampu beradaptasi di lingkungan konflik dan kemarahan dengan sabar dan menjelaskan
sosial. Bagi korban, bullying dapat menimbulkan efek negatif bahwa hubungan pertemanan yang baik adalah tujuan
terhadap perilakunya saat dewasa, kesehatan mentalnya utamanya
maupun gangguan pada prestasi akademiknya.
Orang Tua Tidak Boleh:
Bullying tidak bisa dibiarkan. Harus ada upaya pencegahan
dan penanganan yang sinergi dengan melibatkan anak (baik ü Mendatangi langsung orang tua pelaku bullying karena
pelaku maupun korban), keluarga (orang tua), dan sekolah. Hal dapat menyebabkan adanya konsekuensi negatif, seperti
ini karena upaya yang melibatkan lebih banyak komponen akan membuat korban menjadi lebih buruk atau mengajarkan
lebih efektif (Fox, et al, 2012). upaya penyelesaian yang buruk

Berikut ini yang “harus” dan “tidak boleh” kita lakukan ü Menolak keterlibatan anak dalam bullying sebelum
sebagai orang tua, dirangkum dari laporan The Alverno College mengetahui informasi sebenarnya
Research Center for Women and Girls tentang Bullying: A
Prevention Toolkit. ü Memberikan penjelasan yang sifatnya rasionalisasi
atau pembelaan seperti “anak saya tidak mungkin
Orang Tua Harus: melakukannya kalau tidak didahului” sampai mendapat
informasi kejadian yang sebenarnya
ü Berdiskusi dengan anak-anak tentang bullying atau perilaku
intimidasi sebelum bullying terjadi ü Mengancam anak yang melakukan bullying

ü Menjelaskan apa bullying dan apa saja yang termasuk ü Mendorong atau menyuruh anak kita untuk melakukan
bullying perlawanan secara fisik saat anak dibully

ü Mendorong anak untuk melaporkan apabila melihat dan ü Meminta anak untuk mengajak teman untuk membantu
mengalami bullying, termasuk menjelaskan mengapa saat dibully atau membawa senjata tajam untuk
dengan melapor akan mencegah kejadian selanjutnya menghadapi bullying.

Strategi pencegahan dan penanganan bullying harus
dilakukan semua pihak, baik pembully dan korban termasuk
kelompok sebaya/ sosialnya dan bahkan dengan kelompok
masyarakat yang lebih luas. Yang lebih efektif adalah mengubah
perilaku lingkungan daripada perilaku pembully atau korban,
karena berlakunya norma dalam lingkungan adalah antibodi
yang paling potensial menghentikan bullying.

Selain itu, orangtua harus memantau aktivitas online anak-
anak dengan menjaga aktifitas dengan teknologi tetap berada
di area rumah yang terbuka dan terlihat, membuat aturan
penggunaan teknologi dan menjelaskan perilaku mana yang
sesuai dan tidak sesuai untuk dilakukan.

Tentu kita tidak boleh berdiam diri sampai kita menyadari
begitu pentingnya menciptakan iklim sosial bagi anak agar
semua jenis bullying tidak dapat diterima di negeri ini.

Penulis merupakan Pamen STIK Lemdiklat Polri. Saat ini
sedang mengikuti tugas belajar pascasarjana Peminatan

MSDM di Universitas Indonesia.

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 89

KONSULTASI KECANTIKAN

Bersama

dr Yunita Iskandar

Dear Pembaca, Majalah Polwan bekerja sama dengan Kulit Sering Terkena Matahari
Duraskin Center membuat rubrik konsultasi kesehatan.
Permasalahan seputar kulit dan kecantikan akan dijawab Hallo dokter, mohon bagaimana solusi untuk
langsung oleh dr Yunita Iskandar, Clinic Manager Duraskin. kulit saya. Saya sebagai seorang Polwan saya
Kirim pertanyaan seputar permasalahan kecantikan setiap hari bertugas di lapangan mau tidak
melalui E-Mail: [email protected]. Pertanyaan mau terpapar matahari sehingga kulit wajah
yang dijawab akan mendapatkan hadiah menarik dari mulai kusam. Ada bintik hitam tapi samar-
Duraskin. Semoga bermanfaat. samar padahal saya sudah pakai tabir surya
SPF15. Perawatan apa yang cocok buat saya Dok
mohon solusinya.

Nita, 30, Jakarta

Jawaban:

Jika banyak beraktifitas di luar ruangan,
sebaiknya kamu menggunakan tabir surya
dengan SPF yang lebih tinggi. Tabir surya itu
efektif berkerja hanya sekitar SPF dikalikan
10 menit. Jadi misalnya kamu pakai SPF 15
jadi hanya bertahan 15 x 10 menit sekitar
150 menit. Untuk perawatan sehari-hari,
pakailah pelembab dan produk-produk yang
menganduk brightener agent untuk membantu
menyamarkan bintik-bintik hitam.

90 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017

Polusi dan Kulit Berminyak Tugas Lapangan,
Kulit Selalu Kering
Bagaimana cara mengatasi kulit wajah saya yang setiap hari
terkena polusi udara....debu.....karena tipe kulit saya cenderung Dokter mohon bantuan
berminyak sehingga wajah saya sering timbul jerawat. Perawatan bagaimana cara mengatasi kulit
apa yang harus saya lakukan setiap harinya. saya yang cenderung kering
karena setiap harinya saya
Santi, 22, Bogor bertugas di lapangan mau tidak
mau kena paparan matahari...
Jawaban: asap kendaraan..udara panas...
sehingga kadang terasa gatal di
 Kulit wajah berminyak memang cenderung berjerawat karena sekitar pipi saya. Produk apa yang
mudahnya terjadi penutupan pori-pori, apalagi dengan harus saya pakai dan perawatan
lingkungan kerja yang berdebu. Solusinya adalah dengan apa yang cocok dengan masalah
menjaga higienitas kulit wajah dengan melakukan cuci wajah saya. Terima kasih dokter.
minimal 2 x sehari. Selain itu hindari pemakaian make up secara
berlebih yang dapat menyebabkan tertutupnya pori-pori wajah. Fatimah, 27, Tangerang
Jika diperlukan, baiknya gunakan hanya bedak tabur.
Jawaban:

Kulit kering memang cenderung
gatal karena ada pengelupasan sel
kulit mati. Selain itu kulit kering
cenderung mengalami premature
aging. Oleh sebab itu sebaiknya
memakai produk-produk
pelembab dan produk anti aging
untung memperlambat proses
penuaan dini.

SEPTEMBER 2017 MAJALAH POLWAN 91

KOMIK POLWAN

92 MAJALAH POLWAN SEPTEMBER 2017



Segenap Komisaris, Direksi dan Seluruh Karyawan
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
mengucapkan

Dirgahayu ke-69
Polwan Republik Indonesia

1 September 2017

dan

Terbitnya Majalah Polwan RI

11 September 2017

Semoga Polwan RI Semakin
Menunjukkan Profesionalismenya
dan Menjadi Mitra Terbaik bagi Masyarakat


Click to View FlipBook Version