The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Dasar-Dasar Ilmu Hukum
(Memahami Kaidah, Teori, Asas Dan Filsafat Hukum)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gimbal.wiwi, 2021-10-06 05:03:34

Teori Hukum_Eddy S O Hareij

Dasar-Dasar Ilmu Hukum
(Memahami Kaidah, Teori, Asas Dan Filsafat Hukum)

Criticism yang dibuka oleh Critical Legal Studies memang masih jauh
dari selesai, dan Mangabeira-Unger sempat menyatakan : “Critical
Legal Studies has long ceased to exist as an organized movement”.
Tetapi dia juga yakin bahwa dengan criticism seperti ini, orang sudah
tidak bisa lagi menutup mata untuk masalah yang dilontarkannya.
Analisis hukum seperti yang diajarkan di fakultas-fakultas hukum
Amerika di masa itu (2014) adalah satu-satunya disiplin yang tidak
dikendalikan oleh metode dan konsepsi yang konservatif dan ortodoks,
dan dia hendak melihat kegiatan itu juga dilakukan di bagian-bagian lain
dunia, dengan satu tujuan mulia: ‘the humanization of the inevitable536”.

536 Ibid., hlm. 358.

FILSAFAT HUKUM 331



BAB VII

TEORI
HUKUM
KONTEMPORER

Teori adalah hasil pemikiran yang tidak
akan musnah dan hilang begitu saja ketika

ilmu lain muncul

TEORI HUKUM KONTEMPORER 333

334 TEORI HUKUM KONTEMPORER

M engawali bab ini, Kami mengutip pernyataan Imre Lakatos
sebagaimana yang telah diulas dalam Bab II buku ini.
Perdebatan tentang hukum dalam berbagai perspektif
melahirkan begitu banyak teori dan konsep. Tentunya tidak semua
konsep dan teori hukum yang ada akan dibahas dalam bab ini,
melainkan hanya beberapa teori yang mengemuka. Pertama, teori
keadilan dari John Rawls. Kedua, teori hukum feminis. Ketiga, teori
negara minimal Robert Nozick. Keempat, teori hak Ronlad Dworkin,
Kelima, teori hukum masyarakat prismatik. Keenam, teori pendekatan
ekonomi terhadap hukum. Ketujuh, teori perilaku hukum Donald
Black. Kedelapan, teori pluralisme hukum.

A. Teori Keadilan John Rawls

Keadilan merupakan fokus utama dari setiap sistem hukum dan
keadilan tidak dapat begitu saja dikorbankan, seperti dikatakan oleh
John Rawls (1921-2002) di  dalam bukunya ”A Theory of Justice”
yang terbit pertama kali tahun 1971.  Teori mengenai keadilan menurut
Rawls mencoba memadukan konsep liberal tentang kewajiban politik
dengan konsep redistribusi tentang keadilan sosial. Bagi Rawls,
konsep yang ia tawarkan berdiri di atas unsur-unsur mendasar utama
yakni ; Pertama, kontrak sosial. Kontrak yang ia maksudkan adalah
tidak terang-terangan dan juga tidak diam-diam, melainkan suatu
bangunan hipotetis menentukan keadilan dalam konteks tatanan untuk
mewujudkan tujuan keadilan dalam suatu negara. Pada konsep ini
kelihatannya Rawls menggabungkan teori dari Hobbes, Locke dan
Rousseau.

Kedua, posisi asal. Sesuatu yang menjadi semacam ide tatanan adil
yang merupakan bentukan kondisi sosial aktual yang berkorelasi
dengan rasionalitas bagi adanya tatanan sosial yang dapat diterima
oleh semua orang. Di sini, Rawls kelihatannya menggunakan konsep
imperatif kategoris ala Kant. Hal itu dijelaskan lebih dalam oleh Karen
Lebacqz bahwa “Keadilan sebagai fairness” milik Rawls berakar di

TEORI HUKUM KONTEMPORER 335

dua tempat : teori kontrak sosial Locke dan Rousseau, dan deontologi
Kant. Ide dasarnya sangatlah sederhana, meski cara kerja teorinya
sangat kompleks. Tujuan Rawls adalah menggunakan konsep kontrak
sosial untuk memberikan interpertasi prosedural bagi konsep Kant
mengenai pilihan otonom sebagai basis prinsip etika. Prinsip-prinsip
bagi keadilan (dan filsafat moral umumnya) adalah hasi dari pilihan-
pilihan rasional537. Keduanya, bertumpu pada paham individualisme
dengan menambahkan dua prinsip pokok (complementary principles)
dalam perspektif tentang masyarakat yang berkeadilan538.

Pada titik itulah John Rawls menawarkan konsep keadilan sebagai
fairness. Dalam A Theory of Justice ia mengemukakan dua prinsip
keadilan sebagai berikut; First: each person is to have an equal right
to the most extensive scheme of equal basic liberties compatible with
a similar scheme of liberties for others.
Second: social and economic
inequalities are to be arranged so that they are both (a) reasonably
expected to be to everyone’s advantage, and (b) attached to positions
and offices open to all.539

Teori keadilan Rawls menggunakan struktur dasar masyarakat sebagai
subjek utamanya. Dalam struktur masyarakat itu sudah terkandung

537 Karen Lebacqz, 1986, Six Theories of Justice, Indianapolis: Augsbung
Publishing House diterjemahkan oleh Yudi Santoso, Penerbit Nusa Media,
Bandung, hlm. 50. Bandingkan juga analisis bahwa Teori keadilan dari
John Rawls tersebut sangat berorientasi pada ajaran-ajaran dari Immanuel
Kant. Konsep dari John Rawls, justice as fairness bila ditelusuri lebih
jauh sebenarnya juga berasal dari Aristoteles, yaitu ajaran tentang teori
keadilan distributif dan keadilan kumutatif. Ketika John Rawls menyatakan
bahwa teori keadilan merupakan teori tentang sentimen moral, jelas
bahwa sebenarnya teori keadilan dari John Rawls tersebut sangat bersifat
psikologis. Di samping itu, dengan menyatakan justice as fairness, apa
sebenarnya yang disebut “fairness” itu? Menurut John Rawls, fairness
merupakan masalah moralitas manusia, sehingga teori keadilan dari John
Rawls sebenarnya juga tidak dapat dipisahkan dengan masalah moral.
Lebih lanjut lihat: Salle, 2018, Urgensi Kemandirian Kekuasaan Kehakiman,
CV. Social Politic Genius, Makassar, hlm. 51-52.

538 John Rawls, 1971, A Thery Of Justice (Revised Edition), The Belknap Press
of Harvard University Press, Cambridge, Massachusetts, hlm. 10.

539 John Rawls, Ibid., hlm. 53

336 TEORI HUKUM KONTEMPORER
























































































Click to View FlipBook Version