TUGAS UTS MATA KULIAH PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN DOSEN PENGAMPU Dr. Mangatur Sinaga, M.Hum. Elvrin Septyanti, M.Pd OLEH: Novi Nurfaika Sari PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN 2023 UNIVERSITAS RIAU 1445 H/ 2023
1. Rancangan pembelajaran dapat disusun menggunakan prinsip Understanding by Design (UbD) atau biasa disebut dengan backward design. Jelaskan bagaimana cara merancang pembelajaran dengan prinsip ini! 2. Dalam merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD guru harus merencanakan tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran. Jelaskan hubungan ketiga komponen tersebut, lalu kemukakan pendapatmu jika salah satu komponen tidak termuat dalam perencanaan pembelajaran. 3. Mengapa merancang pembelajaran dianjurkan menggunakan prinsip UbD? Jelaskan kelebihan prinsip ini dibandingkan dengan cara merancang pembelajaran seperti biasanya! 4. Jelaskan perbedaan asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif serta berikan masing-masing 1 contoh! 5. Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik. Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut! JAWAB: 1. Understanding by Design (UbD) adalah suatu kerangka kerja untuk merancang kurikulum dan proses pembelajaran yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe. UbD bertujuan untuk membantu peserta didik mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam pendekatan ini, proses perencanaan dimulai dengan menetapkan tujuan pembelajaran, kemudian menentukan bukti yang menunjukkan pemahaman, dan terakhir merancang kegiatan pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan tersebut. Prinsip-prinsip Dasar Understanding by Design berfokus pada tujuan pembelajaran yang penting: UbD menekankan pada identifikasi hasil pembelajaran yang signifikan, yang mencakup pemahaman konseptual, keterampilan, dan disposisi. Penilaian otentik: UbD menganjurkan penggunaan penilaian yang otentik dan relevan, yang mengukur pemahaman yang mendalam dan penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa: Dalam pendekatan UbD, kegiatan pembelajaran dirancang untuk mengaktifkan dan mendukung proses pemahaman yang mendalam oleh peserta didik. Adapun langkah-langkah Merancang Pembelajaran Berbasis Understanding by Design sebagai berikut: 1. Identifikasi tujuan pembelajaran: Tentukan tujuan pembelajaran yang penting, seperti pemahaman konseptual, keterampilan, dan disposisi. 2. Tentukan bukti penilaian: Rancang instrumen penilaian yang otentik dan relevan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran 3. Rancang kegiatan pembelajaran: Kembangkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mendukung proses pemahaman yang mendalam Pembelajaran berbasis Understanding by Design (UbD) mengedepankan pemahaman konseptual yang mendalam dan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Dalam merancang pembelajaran berbasis UbD, pendidik perlu mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang penting, merancang penilaian otentik, dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Implementasi UbD dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan membantu siswa mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran. 2. Dalam merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD, guru harus merencanakan tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran. Ketiga komponen tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Berikut adalah hubungan ketiga komponen tersebut: a) Tujuan pembelajaran: Tujuan pembelajaran harus menjadi fokus utama dalam merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD. Tujuan pembelajaran harus jelas dan spesifik, serta harus mencakup apa yang harus dipahami dan dikuasai oleh siswa. Tujuan pembelajaran harus menjadi dasar dalam merancang asesmen dan kegiatan pembelajaran. b) Asesmen: Asesmen harus dirancang untuk mengukur sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Asesmen harus mencakup kemampuan siswa dalam memahami konsep, menerapkan konsep, dan menghubungkan konsep dengan
situasi dunia nyata. Asesmen harus menjadi dasar dalam merancang kegiatan pembelajaran. c) Kegiatan pembelajaran: Kegiatan pembelajaran harus dirancang untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk asesmen. Kegiatan pembelajaran harus mencakup pengalaman belajar yang bermakna dan relevan, serta harus dirancang untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang konsep yang dipelajari. Jika salah satu komponen tidak termuat dalam perencanaan pembelajaran, maka pembelajaran tidak akan efektif dan tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, jika tujuan pembelajaran tidak jelas, maka asesmen dan kegiatan pembelajaran tidak akan terfokus dan tidak akan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Begitu juga jika asesmen tidak dirancang dengan baik, maka kegiatan pembelajaran tidak akan terfokus dan tidak akan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, ketiga komponen tersebut harus dirancang secara terintegrasi dan saling mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. 3. Merancang pembelajaran menggunakan prinsip Understanding by Design (UbD) dianjurkan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan cara merancang pembelajaran seperti biasanya. Berikut adalah kelebihan prinsip UbD: a) Fokus pada pemahaman konseptual yang mendalam: Prinsip UbD menekankan pada pemahaman konseptual yang mendalam dan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Hal ini berbeda dengan cara merancang pembelajaran seperti biasanya yang lebih fokus pada pemberian informasi dan pengetahuan. b) Menggunakan pendekatan backward design: Prinsip UbD menggunakan pendekatan backward design, yaitu merancang pembelajaran dari hasil yang diinginkan terlebih dahulu, kemudian merancang asesmen dan kegiatan pembelajaran Hal ini memastikan bahwa pembelajaran terfokus pada tujuan yang ingin dicapai. c) Menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi: Prinsip UbD menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa, seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Hal ini memastikan bahwa siswa tidak hanya
memahami konsep, tetapi juga mampu mengaplikasikan dan menghubungkan konsep dengan situasi dunia nyata. Mendorong penggunaan teknologi: Prinsip UbD mendorong penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran. Hal ini memastikan bahwa pembelajaran lebih interaktif dan menarik bagi siswa. Jika salah satu komponen tidak termuat dalam perencanaan pembelajaran, maka pembelajaran tidak akan efektif dan tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam cara merancang pembelajaran seperti biasanya, seringkali fokus hanya pada pemberian informasi dan pengetahuan, tanpa memperhatikan pemahaman konseptual yang mendalam dan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Hal ini dapat membuat siswa hanya menghafal informasi tanpa memahami konsep yang dipelajari. Oleh karena itu, merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD dianjurkan karena dapat memastikan bahwa pembelajaran terfokus pada tujuan yang ingin dicapai dan siswa dapat mengembangkan pemahaman konseptual yang mendalam serta keterampilan berpikir tingkat tinggi. 4. Perbedaan asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif adalah sebagai berikut: 1. Asesmen awal: Asesmen awal dilakukan pada awal pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan awal siswa sebelum memulai pembelajaran. Asesmen awal bertujuan untuk membantu guru merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Contoh: Tes diagnostik pada awal semester untuk mengetahui kemampuan siswa dalam Pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Asesmen formatif: Asesmen formatif dilakukan selama pembelajaran berlangsung untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru agar dapat memperbaiki pembelajaran. Contoh: Tes harian, tugas, dan diskusi kelompok selama pembelajaran berlangsung. 3. Asesmen sumatif: Asesmen sumatif dilakukan pada akhir pembelajaran untuk mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Asesmen
sumatif bertujuan untuk memberikan informasi tentang pencapaian siswa dan efektivitas pembelajaran. Contoh: Ujian akhir semester, tugas akhir, dan proyek akhir. Perbedaan ketiga jenis asesmen tersebut terletak pada waktu pelaksanaannya, tujuan, dan bentuk penilaiannya. Asesmen awal dilakukan pada awal pembelajaran, asesmen formatif dilakukan selama pembelajaran berlangsung, dan asesmen sumatif dilakukan pada akhir pembelajaran. Asesmen awal bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan awal siswa, asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran, dan asesmen sumatif bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Bentuk penilaian asesmen awal dapat berupa tes diagnostik, asesmen formatif dapat berupa tes harian, tugas, dan diskusi kelompok, dan asesmen sumatif dapat berupa ujian akhir semester, tugas akhir, dan proyek akhir. 5. Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik. Pernyataan tersebut bermakna bahwa asesmen dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Asesmen juga bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik dan guru agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Dengan melakukan asesmen secara teratur, guru dapat mengetahui sejauh mana peserta didik telah memahami materi pembelajaran dan dapat memberikan bantuan atau dukungan yang dibutuhkan. Selain itu, asesmen juga dapat membantu guru dalam menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dengan demikian, asesmen dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran.