The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nggimbs, 2021-08-11 19:17:59

Minggus_GuidedReading

Minggus_GuidedReading

CITRA FEMINIS ALLAH
SEBAGAI DASAR PENERIMAAN
PERAN & FUNGSI SOSIAL PEREMPUAN

Guided Reading, Pdt. Dr. Daniel Suhadi, M.Th.

Minggus, M.Si.Teol., M.M.

LINGKARAN PASTORAL

Analisa Sosial Refleksi Teologis

Pengalaman Tindakan
Pastoral Pastoral

Pemetaan/Rumusan

Masalah

LINGKARAN PASTORAL

LINGPAS disebut juga LINGKARAN HERMENEUTIK yang melihat
masalah-masalah baru yang muncul sebagai peluang yang menantang
teori-teori lama dengan kekuatan situasi-situasi yang baru (teologi in
loco – progresif), berdasarkan studi Alkitab dan perkembangan
keilmuan, hibrid (tambahan)

Referensi:
J.B. Banawiratma, Aspek-aspek Teologi Sosial (Yogyarkarta, Kanisius, 1988)
J.B. Banawiratma, 10 Agenda Pastoral-Transformatif (Yogyakarta: Kanisius, 2002)
J.B. Banariwatma & Muller, Berteologi Sosial Lintas Ilmu (Yogyakarta: Kanisius, 2010)

PENGALAMAN PASTORAL

Memimpin karena
impeachment dan
kembali kalah
2004 dari SBY

Hasil kompromi politik setelah penolakan terhadap Megawati
sebagai calon presiden karena perempuan (Islam/Kristen???)

BIAS MAKNA

PENGALAMAN PASTORAL

PUBLIK DOMESTIK

Persoalan yang terjadi menggambarkan sebagaian persepsi &
situasi di masyarakat, khususnya terkait pembagian

kerja dan ruang aktivitas antara laki-laki dan perempuan

PENGALAMAN PASTORAL

Agama memberikan stempel pembenar atas dominasi pria dengan
mengatasnamakan Tuhan melalui teks suci, tanpa bersedia
membuka ruang diskusi yang komprehensif dalam menggumulkan
maknanya berdasarkan teks dan konteks yang progresif

PENGALAMAN PASTORAL

Sikap Sinode terkait perempuan sebagai pemimpin

• Menolak : GIDI, GPT, & GKAI

• Menerima, terbatas : GKA, GKKK, GKT, GKKA, GKY, GRII

• Menerima, penuh : GKI, GKJ, GITJ, GKJW, HKBP, GKS, GKMI

(suami istri dapat menjadi pendeta asal satu sinode & berbeda basis jemaatnya)

PENDETA PEREMPUAN GKI

GKI menahbiskan pendeta perempuan
sejak tahun 1960-an

PEMETAAN MASALAH

Berikut alasan-alasan persepsi ttg perempuan
1. Biblika, umumnya 1Korintus 14:3
2. Tata Gereja
3. Budaya: asia, dikotomi & patriakhal
4. Hidden Agenda

Persoalan Tafsir Teks & Konteks tentang perempuan

RUMUSAN MASALAH

hermeneutika

ALKITAB menjelaskan dirinya sendiri tentang perempuan

Menemukan citra feminis Allah sebagai dasar
penerimaan peran dan fungsi sosial perempuan

ANALISA SOSIAL

Dilakukan untuk menemukan dan memahami faktor-faktor yang
memengaruhi pandangan atau cara masyarakat berteologi

Faktor-faktor tersebut bisa berupa:
• Local wisdom, agama/doktrin
• Struktur kekuasaan,
• Geografi, sejarah
• Kepemilikan, politik, ekonomi
• Trauma sosial dan lain-lain

Referensi:
J.B. Banawiratma, Aspek-aspek Teologi Sosial (Yogyarkarta, Kanisius, 1988)
J.B. Banawiratma, 10 Agenda Pastoral-Transformatif (Yogyakarta: Kanisius, 2002)
J.B. Banariwatma & Muller, Berteologi Sosial Lintas Ilmu (Yogyakarta: Kanisius, 2010)

ANSOS: BAHASA

1. Bahasa adalah bentukan budaya (respons)
2. Bahasa merupakan simbol yang mewakili makna
3. Bahasa adalah entitas yang terbatas
4. Bahasa merangkum rasa. Coth: Cino & Tionghwa, Jancuk (Malang

& Sby), wis mari (Solo: sembuh; Surabaya: selesai).
5. Terjemahan tidak memindahkan seluruh setting budaya
6. Terjemahan memilih yg sama atau mendekati makna & rasa
7. Pembaca mempunyai jarak terhadap makna dan rasa

ANSOS: TAFSIR Tafsir Kritis-Historis:

Tafsir Rendah/Non Kritis: • Analisa teks: konteks/normatif
• Keseluruhan/lectionary
• Literal • Teologi progresif-operatif
• Ayatiah/perikopiah • Menantang teori lama/terbuka
• Teologi legacy-dogmatis
• Legacy Theo./tertutup

1. Mana yang paling mungkin mengungkap makna & rasa dibalik
keunikan/keterbatasan bahasa?

2. Mana yang paling konsisten pendekatan & penerapannya?
3. Mana yang paling relevan menanggapi persoalan pastoral kekinian?

ANSOS: DIKOTOMI YUNANI

1. Dunia ide: nyata 1. Dunia real: tidak nyata
2. Non materi (JIWA) 2. Materi (TUBUH)
3. Kekal 3. Sementara
4. Baik 4. Buruk
5. Surgawi 5. Duniawi
6. Rohani/non sekuler 6. Jasmani/sekuler
7. Dirindukan 7. Dibenci
8. Pelayanan 8. Pekerjaan

Filsafat Yunani menjadi salah satu sumber berteologi (Kristen)

ANSOS: PATRIAKHAL (BUDAYA)

• pater (πατήρ) dan archö (αρχω), artinya
“aturan ayah” atau “otoritas pria”

• Seksisme: superior berdasarkan seks
(wujud: patriakhal & androsentrisme)

• Patriakhal: sistem sosial dimana
kekuasaan ada pada laki-laki

• Androsentrisme: pola pikir/laku bahwa
ciri-ciri kepemimpinan laki-laki berlaku
normatif bagi semua

• Gender: persepsi masyarakat terhadap
jenis kelamin

ANSOS: PATRIAKHAL (BUDAYA)

Tidak menghargai “tubuh wanita”

• Wanita = benda/barang

• Tubuh (wanita) kontra jiwa (laki-laki)

• Struktur genital = pelecehan seksual

• Kapasitas reproduksi = hak rahim dirampas

• Darah tubuh = kotor

• Referensi agama = kejatuhan Hawa

• Batasan pada tubuh = (ditutup)

• Batasan pada ibadah = najis/suci, pria??

• Batasan sosial = sumber dosa SUBORDINASI

ANSOS: FEMINIS

• Bentuk gender selain maskulin
• Dimensi kelembutan/keramahan
• Segala tentang kewanitaan

Feminis ≠ Feminisisme

• Sikap sosial yang menolak dominasi pria dan
menuntut kesetaraan kesempatan

• Bentuk perlawanan kepada pratriakhal
• Jadi pria telah menciptakan musuh karena

sikap dirinya

ANALISA TEOLOGI

Penolakan peran sosial perempuan tidak bersumber pada
ketidakjelasan fungsi atau jabatan, tetapi lebih kepada
perbedaan tafsir tentang hakekat perempuan

ANALISA TEOLOGI #1: hakekat Allah

Doktrin Injili mengakui:
• Allah independen & tidak terkatakan
• Allah = Roh dengan tiga atribut utama (opst, os, opnt)
• Makna Bapa pd Allah = relasi bukan seks (bdk, pneuma, Neu)
• Manusia (keduanya) diciptakan menurut rupa-Nya (Kej. 1:27)
• Allah berkomunikasi menurut budaya manusia (Ibr. 1:1-2, Fil. 2:7, “menjadi

sama dengan manusia”)
• Yesuspun mengajar dengan perumpamaan

REFLEKSI TEOLOGI #1: Perjanjian Lama

1. Gambaran Allah = bentuk budaya sesuai dg perjalanan iman & nilai2 yang
dibangun komunitas iman itu sendiri. Coth Daud

2. Hakekat Allah melingkupi atau melampoi identitas yang dianalogikan
dengan cara apapun

3. Gambaran Allah sbg wujud budaya tertentu tidak mutlak

4. Allah memilih berkomunikasi secara kontekstual kepada manusia
5. Menjadi masalah bila gambar Allah sbg Bapa (maskulin) dinormatifkan

dan satu-satunya
6. Manusia (Laki-laki & perempuan) ada dalam kesetaraan hakekat & tugas

ANALISA TEOLOGI #2: Citra Feminis Allah PL

#1. Allah mengerang seperti perempuan yang melahirkan, Yes. 42:14

“Aku membisu dari sejak dahulu kala, Aku berdiam diri, Aku menahan hati-Ku; sekarang Aku
mau mengerang seperti perempuan yang melahirkan, Aku mau mengah-mengah dan megap-
megap”

#2. Allah sebagai ibu yang merawat, Yes. 49:15

“Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari
kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau” (TB)
“can a mother forget the baby at her breast, and have no compassion on the child she has borne?
Through she may forget, i will not forget you” (NIV)

ANALISA TEOLOGI #2: Citra Feminis Allah PL

#3. Allah sebagai bidan, Mazmur 22:10, Yes. 66:9

“Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku”
Masakan Aku membukakan rahim orang, dan tidak membuatnya melahirkan? firman TUHAN.
Atau masakan Aku membuat orang melahirkan, dan menutup rahimnya pula? firman Allahmu”

#4. Allah sebagai Nyonya Rumah, Mazmur 123:2

Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata
hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang
kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita

ANALISA TEOLOGI #2: Citra Feminis Allah PL

#5. Shekinah, Kel. 24:16-18; Yehes. 1:28

• Ibr. Shakhan, tinggal “to dwell” yang menunjuk pada kehadiran Allah di tengah umat
• Orang Yahudi memahami sebagai imanensi Allah yang berkenan dekat dg uma-Nya
• Dipakai dalam bentuk feminin

#6. Hokmah, Amsal

• Ibr, Hokmah, (= hikmat), Sophia (Yunani) daan Sapientia (latin)...semua dipakai dalam bentuk
feminin

• Hikmat sebagai “permulaan pengetahuan” atau “sumber hidup” (4:13) secara konsisten
menggunakan gambaran perempuan: saudara perempuan, ibu, perempuan yang dikasihi

REFLEKSI TEOLOGI #2: Citra Feminis Allah PL

• Citra feminis & maskulin di PL merepresentasikan kedirian Allah. Yang
berarti Allah tidak dibatasi oleh identifikasi jenis kelamin

• Citra feminis & maskulin pada manusia bersumber pada keserupaan
Allah

• Keduanya diciptakan dalam keunikan yang melengkapi dan bukan
untuk mempertentangkan peran dan fungsinya secara sosial (bdk. Dg
mandat budaya)

• Meletakkan perempuan sedikit lebih rendah BERARTI memandang
rendah laki-laki; sekaligus Allah itu sendiri

STATEMENT OF FAITH AMG INTERNATIONAL

that, according to the specific teachings of the entire Bible, which is the written Word of God, God created
man and women as unique biological persons made to complete each other,

and that human sexuality in God’s plan is to be expressed only within the context of monogamous marriage between
a genetic male and a genetic female, and that such marriage is the foundation of the family and the basic structure of
human society.



ANALISA TEOLOGI #3: Citra Feminis Allah PB

Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada,
seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu:

Sebab kita ini dari keturunan Allah juga (Kis. 17:28)

Dalam konteks ini, Paulus menyatakan bahwa Allah tidaklah tergantung dari sesuatu,
karena Allah adalah yang memberi hidup dan nafas kepada setiap orang. Makna “di
dalam” menunjuk pada “kandungan”
Ibrani “rachum” atau “racham” atau “belas kasihan” (compassion) secara makna dekat
kata “kandungan”, racham/rechem. Phyllis Trible berpendapat bhw “belas kasihan Allah”
dapat diterjemhakn sebagai “God’s womb love”. Jadi Paulus hendak mengatakan semua
mahluk sedang bergerak di kandungan kosmis.

REFLEKSI TEOLOGI #3: Citra Feminis Allah PB

Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba
atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan,

karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau
kamu adalah milik Kristus,maka kamu juga adalah

keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (Gal. 3:28, 29)

Fokusnya: TIDAK ada lagi perbedaan, sebab KEDUANYA milik Kristus dg hak sama

YESUS MENGHORMATI TUBUH PEREMPUAN

1. Percakapan dengan perempuan Kanaan (Matius 15:21-28): Yesus
menegakkan orthodoksi, orthopraksi & orthovita

2. Yesus menyentuh (Mark. 5:22-24; 35-43) dan disentuh (Mark. 5:25, 34)
tubuh perempuan...sukerta atau yang tidak layak, dianggap najis dan
hal negatif lainnya dan memulihkan

3. “Ibu, inilah anakmu! … Inilah ibumu!” Pengakuan hakekat dan harkat
perempuan sebagai ibunya

REFLEKSI TEOLOGI

1. PL/PB menempatkan wanita dan pria sebagai pribadi diciptakan menurut
keserupaan dengan Allah dan keunikan pada dirinya

2. Keunikan dimaksudkan untuk saling melengkapi (ketersalingan) Bukan
berdiri di belakang, tapi di samping sebagai mitra yang sejajar yang
menolong

3. Namun dosa (Kej. 3) merubah keunikan menjadi kesenjangan melaui
jabatan, pendapatan, hak atas kehidupan, peran liturgis, budaya bias jender
dll

4. Pengorbanan Kristus menjadi dasar pulihnya persepsi dan hubungan dalam
peran sosial

TINDAKAN PASTORAL

1. Gereja perlu mengevaluasi budaya atau teologi yang bias jender,
baik konsep maupun praktik

2. Gereja perlu melakukan penjemaatan kebenaran dalam bentuk
seminar atau pendalaman Alkitab

3. Gereja melakukan pembinaan dan pelatihan yang bertujuan
mengembangkan ketrampilan melayani

TINDAKAN PASTORAL (TANGGAPAN UTK GKAI)

Adakah imam wanita di Alkitab (literal)?

1. GKAI perlu merunut sejarah teologinya: biblis atau budaya
2. GKAI perlu meninjau ulang pilihan tafsirnya
3. GKAI perlu melakukan studi teologi lintas pandangan

Berharap pertanyaan di atas tidak masuk katagori argument from the silent,
alias argumen yang dibangun di atas “pasir” subyektivitas daripada dibangun

di atas “batu karang” kepercayaan akan kedaulatan Tuhan
yang menciptakan perempuan sama dengan laki-laki

PUSTAKA

• Banawiratma, J.B. 1988. Aspek-aspek Teologi Sosial. Yogyarkarta, Kanisius
• Banawiratma, J.B. 2002. 10 Agenda Pastoral-Transformatif. Yogyakarta: Kanisius
• Banariwatma, J.B. & Muller. 2010. Berteologi Sosial Lintas Ilmu. Yogyakarta: Kanisius, 2010
• Beno, Indriani. “Pemulihan Tubuh Perempuan oleh Yesus Berdasarkan Markus 5:22-24; 35-43 dalam

PENUNTUN, Jurnal Teologi dan Gereja. Volume 4 No. 16, 2000
• Ga, Ester M., “Tafsir Feminis Terhadap Kitab Suci” dalam PENUNTUN, Jurnal Teologi dan Gereja Volume 5

No. 27 2004
• Lakawa, Septemmy E. “Spiritualitas yang Memerdekakan Perempuan” dalam PENUNTUN, Jurnal Teologi

dan Gereja. Volume 3, No. 12, Juli 1997
• Sartika, Meitha, “Citra Feminis Tentang Allah dalm Tradisi Perjanjian Lama” dalam PENUNTUN, Jurnal

Teologi dan Gereja. Volume 4 No. 16, 2000
• Singgih, Gerrit. “Adakah yang disebut Tafsir Feminis?” dalam PENUNTUN, Jurnal Teologi dan Gereja.

Volume 4 No. 16, 2000
• Suleeman, Stephen. “Potret Perempuan dalam Media” dalam PENUNTUN, Jurnal Teologi dan Gereja.

Volume 4 No. 16, 2000


Click to View FlipBook Version