ii
PRAKATA
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT
senantiasa kita ucapkan. Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan
akhirnya penulis dapat menyelesaikan bahan ajar ini. Shalawat serta salam tercurah
pada Rasulullah SAW semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pengembangan
Bahan Ajar yang telah membimbing dan mencurahkan ilmu kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan bahan ajar ini dengan tepat pada waktunya, walaupun
dalam proses penyusunannya penulis mengalami berbagai kesulitan.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan
penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi
kesempurnaan bahan ajar ini. Demikian prakata ini penulis sampaikan. Terima kasih
atas semua pihak yang membantu penyusunan bahan ajar ini.
Bandung, ... Oktober 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................. iii
PENDAHULUAN ....................................................................................................................1
PETA KONSEP .......................................................................................................................5
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA TUMBUHAN ........................................6
A. Jaringan Pada Tumbuhan ................................................................................................6
B. Organ Pada Tumbuhan .................................................................................................12
C.Tumbuhan Dikotil dan Monokotil....................................................................................18
D. Sifat Totipotensi Pada Jaringan Tumbuhan.....................................................................19
RANGKUMAN ......................................................................................................................21
LEMBAR KERJA SISWA....................................................................................................22
UJI KOMPETENSI ...............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................26
GLOSARIUM ........................................................................................................................27
INDEKS ..................................................................................................................................29
KUNCI JAWABAN ...............................................................................................................31
CATATAN..............................................................................................................................32
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Xilem……………………………………………………………………....
Gambar 2. Pembentukan Kulit Kayu…………………………………………………..
Gambar 3. Penampang Batang Kayu Yang Memiliki Lentisel………………………....
Gambar 4. Penampang Melintang Batang (a) Monokotil (b) Dikotil………………....
Gambar 5. Anatomi Akar………………………………………………………………
Gambar 6. Anatomi Akar Dan Anatomi Akar Monokotil……………………………...
Gambar 7. Jumlah Helaian Mahkota Dikotil Berbeda Dengan Mahkota Bunga
Tumbuhan Monokotil…………………………………………………………………..
Gambar 8. Kultur Tanaman Wortel Menunjukkan Totipotensi Sel Wortel…………….
iii
PENDAHULUAN
A. Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Jaringan meristem atau jaringan embrional adalah jaringan yang sel-
selnya aktif membelah diri secara mitosis. Kemampuan jaringan meristem
bermitosis secara terus menerus menyebabkan terus bertambahnya sel-sel baru
sehingga tumbuhan mengalami pertambahan tinggi dan volume. Meristem
Primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya masih
aktif membelah. Pada umumnya terdapat di ujung batang (pucuk) dan ujung
akar. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan
vertikal yang mengakibatkan perpanjangan batang dan akar. Meristem ini
berasal dari sel-sel inisial yang disebut promeristem. Promeristem adalah
jaringan meristem yang sudah ada ketika tumbuhan masih berada di dalam fase
embrio.
Meristem Sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya
menjadi sel-sel meristematik. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau
prisma dan memiliki vakuola yang besar di bagian tengahnya. Contohnya
adalah kambium dan kambium gabus (felogen). Kambium merupakan lapisan
sel-sel yang aktif membelah di antara pembuluh angkut xilem dan floem.
Kambium disebut juga dengan kambium pembuluh (kambium vaskuler).
Kambium gabus (felogen) adalah jaringan kambium yang membentuk lapisan
pelindung periderm (gabus). Kambium gabus terletak di bawah epidermis
batang dan akar yang sudah tua. Aktivitas kambium gabus (felogen) ke arah luar
akan membentuk felem (lapisan gabus), sedangkan ke arah dalam akan
membentuk feloderm (korteks sekunder). Lapisan gabus sangat sulit atau tidak
dapat ditembus oleh air. Berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, jaringan
meristem dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu meristem apikal, meristem
interkaler, dan meristem lateral.
Meristem apikal terdapat di ujung batang (pucuk) utama, ujung batang
(pucuk) lateral, dan ujung akar. Meristem apikal menyebabkan pemanjangan
1
batang dan akar, yang disebut pertumbuhan primer. Semua jaringan yang
terbentukndari meristem apikal disebut jaringan primer. Proses pemanjangan
meristem apikal akan menghasilkan daun, bunga, dan tunas apikal (tunas ujung)
yang akan berkembang menjadi cabang samping. Meristem interkaler terdapat di
antara jaringan dewasa atau jaringan yang sudah berdiferensiasi. Contohnya
meristem pada pangkal ruas tumbuhan golongan rumput-rumputan (Graminae),
beberapa anggota spesies dari Caryophyllaceae dan Polygonaceae,
serta Equisetum sp. Meristem interkaler menyebabkan pemanjangan ruas batang
dan menyebabkan terbentuknya bunga. Jaringan yang terbentuk oleh meristem
interkaler termasuk jaringan primer.
Meristem lateral terletak memanjang sejajar permukaan batang atau akar,
contohnya kambium pembulu (kambium vaskuler) dan kambium gabus
(felogen). meristem lateral menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder pada
batang maupun akar, sehingga batang dan akar tersebut akan membesar.
Aktivitas meristem lateral akan membentuk jaringan sekunder. Kambium
pembuluh berperan dalam penebalan batang maupun akar, sedangkan kambium
gabus berperan membentuk lapisan pelindung periderm (gabus). Penebalannya
kayu pada batang akibat aktivitas kambium pembuluh, menyebabkan epidermis
pecah. Jaringan pelindung (lapisan gabus) kemudian mengambil alih fungsi
epidermis pecah. Jaringan pelindung (lapisan gabus) kemudian mengambil alih
fungsi epidermis.
Jaringan Permanen adalah jaringan yang berasal dari pembelahan sel-sel
meristem primer maupun sekunder yang telah berdiferensiasi atau mengalami
perubahan bentuk sesuai dengan fungsinya. Jadi, jaringan permanen bersifat
nonmeristematik atau tidak aktif membelah, tidak tumbuh, dan tidak
berkembang lagi. Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibedakan menjadi
empat macam, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim),
jaringan penyokong, jaringan pengangkut (vaskuler) dan jaringan sekretori.
Organ merupakan kumpulan dari beberapa jaringan yang memiliki tujuan
atau peranan tertentu dalam tubuh. Organ pada tumbuhan dapat dibedakan
menjadi organ vegetatif dan organ generatif. Organ vegetatif, yaitu akar, batang,
dan daun. Organ generatif, yaitu bunga, buah, dan biji. Berdasarkan asalnya,
iii
akar dibedakan menjadi dua macam, yaitu akar primer (akar normal) dan akar
liar. Akar primer tumbuh sejak embrio hingga tumbuhan mati, berfungsi
menegakkan tumbuhan serta menyerap air dan garam-garam mineral. Akar liar
muncul dari batang, daun, dan jaringan lainnya, dapat bersifat permanen atau
temporer, serta dapat tumbuh mencapai tanah atau tidak sampai menyentuh
tanah. Akar liar berfungsi menyerap air atau mengalami modifikasi menjadi
organ untuk merapap, menopang, dan sebagai haustaria (akar pada tumbuhan
parasit). Secara umum, akar terdiri atas tudung akar, epidermis, korteks,
endodermis, dan stele.
Batang merupakan bagian tumbuhan yang terletak di atas permukaan tanah,
berfungsi menopang daun, bunga, dan buah. Bagian batang tempat munculnya
daun disebut buku (nodus). Bagian antara dua buku disebut ruas (internodus).
Panjang ruas beragam pada spesies tumbuhan yang berbeda. Pada setiap buku
terdapat daun yang berjumlah satu, dua, atau lebih. Susunan daun
(filotaksis) berbeda-beda, ada yang berhadapan (dua daun) atau terpusat (lebih
dari dua daun).
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang berperan sebagai pabrik
pengolah makanan bagi sebagian besar tumbuhan. Daun dapat dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu dorsiventral dan isobilateral. Daun tipe dorsiventral
memiliki jaringan tiang (palisade) hnya pada sisi atas daun, sehingga permukaan
atas daun tampak lebih cerah daripada permukaan bagian bawahnya. daun
dorsiventral biasanya tumbuh horizontal, dan terdapat pada hampir semua daun
tumbuhan dikotil. Daun tipe isobilateral memiliki struktur yang seragam antara
permukaan atas dan bawahnya. Daun isobilateral tumbuh vertikal sehingga
kedua permukaan daun dapat menerima intensitas cahaya matahari yang sama.
Dan jenis ini terdapat pada hampir semua daun tumbuhan monokotil dan
beberapa jenis dikotil.
Totipotensi merupakan kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh
menjadi individu baru yang sempurna. Pada tahun
1969, F.C.steward mengadakan eksperimen dengan cara mengambil satu sel
empulur wortel, kemudian ditumbuhkan menjadi individu baru. Teknik ino
dikenal dengan kultur jaringan. Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan
3
tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman (seperti jaringan akar, batang,
daun, dan mata tunas), kemudian menumbuhkannya pada media buatan yang
kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh (hormon) secara aseptik (steril), dalam
wadah tertutup yang tembus cahaya (misalnya botol-botol kaca), pada suhu
tertentu sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap.
B. Capaian Kompetensi
Setelah mempelajari bahan ajar ini diharapkan siswa dapat:
1. Memahami konsep-konsep dasar struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
2. Menerapkan konsep-konsep dasar struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
3. Membedakan tumbuhan dikotil dan monokotil
4. Membedakan berbagai jenis jaringan penyusun organ tumbuhan (epidermis,
kolenkim, sklerenkim, parenkim, xilem, floem, dan kambium)
C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkannya dengan
fungsinya
2. Membedakan struktur jaringan pada tumbuhan
3. Menguraikan fungsi setiap struktur jaringan tumbuhan
4. Menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan
iii
PETA KONSEP
5
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA
TUMBUHAN
A. Jaringan Pada Tumbuhan
Pada tahap awal perkembangan tumbuhan, setiap sel mengadakan
pembelahan. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya
pembelahan sel menjadi terbatas pada bagian tertentu saja. Bagian tersebut tetap
memiliki sifat embrionik, yakni kemampuan untuk membelah (Fahn, 1990).
Jaringan emrionik ini disebut juga jaringan embrionik ini disebut juga jaringan
meriskem.
Meristem terus tumbuh dan melakukan spesialisasi membentuk jaringan.
Proses tersebut dinamakan diferensiasi. Jaringan yang terbentuk tidak bersifat
embrionik seperti meristem. Jaringan seperti itu dinamakan dengan jaringan
dewasa. Berikut adalah uraian beberapa jenis jaringan yang terdapat pada
tumbuhan.
1) Jaringan Embrionik
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan menjadi tiga tipe sebagai
berikut (Moore, et al., 1995).
- Meristem Apikal
Meristem ini terletak pada ujung akar dan ujung batang. Ujung
akar dan ujung batang merupakan daerah titik tumbuh pada
tumbuhan sehingga keduanya mengandung sel-sel embrionik.
- Meristem Interkalar
Meristem ini terletak diantara jaringan dewass
- Meristem Lateral
Meristem ini terletak sejajar dengan permukaan organ atau
menyelubungi organ tempat ditemukannya. Contohnya, kambium
pembuluh dan kambium gabus. Berdasarkan asalnya, meristem dapat
iii
dibedakan menjadi dua tipe (Campbell, 1998). Tipe meristem
tersebut sebagai berikut:
- Meristem Primer
Meristem ini berkembang dari sel embrional, memacu
pertumbuhan primer yang menyebabkan tumbuhan bertambah
tinggi.
- Meristem Sekunder
Meristem ini terbentuk dari jaringan dewasa yan telah
mengalami diferensiasi. Sebagai contoh, kambium pembuluh
yang terbentuk dari procambium. Contoh lainnya, kambium
gabus yang terbentuk dari parenkim dan sklerenkim yang telah
mengalami diferensiasi.
2) Jaringan Permanen/Dewasa
Jaringan permanen atau jaringan dewasa bersifat nonmeristematik,
terbentu dari pembelahan sel-sel meristem primer maupun sekunder, dan
telah berdiferensiasi dan terspesialisasisesuai dengan fungsinya. Ada
lima macam jaringan permanen yaitu, jaringan epidermis, parenkim,
penyokong, pengangkut dan gabus.
a. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis terdiri dari atas satu lapis sel yang
umumnya berbentuk empat persegi Panjang. Jaringan epidermis
biasanya menutupi permukaan organ daun, batang, dan akar.
Permukaan epidermis akar dan daun biasanya ditutupi oleh
lapisan zat kitin yang disebut kutikula. Kutikula berfungsi
mengurangi penguapan dari permukaan tubuh-tumbuhan.
Sel epidermis memiliki dinding sel yang tebal, namun
tidak memiliki kloroplas. Pada jaringan epidermis, tidak
ditemukan ruang interselular. Sel-sel epidermis tersusun rapat
sehingga terlihat kompak.
7
Epidermis pada jenis organ tertentu dapat termodifikasi.
Modifikasi epidermis pada akar dapat berupa tonjolan keluar
yang disebut rambut akar. Pada batang seperti batang pada bunga
mawar, modifikasi epidermis adalah berupa duri (spina). Selain
itu ada pula modifikasi epidermis pada batang yang berupa
kelenjar. Bagian epidermis daun tembakau (Nicotiana tabacum)
ditutupi oleh rambut-rambut yang halus, sedangkan epidermis
batangnya ditutupi oleh zat gabus.
b. Jaringan Parenkima
Jaringan parenkima merupakan jaringan yang memiliki
bentuk sel segi enam dan memiliki diameter yang sama ke
berbagai arah (isodiametris). Jaringan parenkima memiliki
dinding del yang tipis dengan ruang interselular yang cukup
banyak. Letak ini sel mendekati dasar sel (bersifat basalis).
Jaringan parenkima disebut juga jaringan dasar karena
jaringan ini dapat berdiferensiasi menjadi jaringan lain. Dasar
metabolisme dan reproduksi pada tumbuhan berasal dari aktivitas
jaringan parenkima. Jaringan parenkima pada daun yang banyak
mengandung kloroplas dinamakan klorenkim jaringan parenkima
lain pada daun yang berperan dalam pertukaran udara dinamakan
aerenkima.
Sel parenkima berperan menyimpan bahan makanan
cadangan. Makanan cadangan ini ditemukan dalam bentuk
larutan pada vakuola atau dalam bentuk pertikel padat pada
sitoplasma.
c. Jaringan Kolenkima
Ukuran dan bentuk sel kolenkima cukup beragam. Pada
umumnya, sel ini berbentu segi enam. Pada potongan membujur,
sel ini akan terlihat lebih Panjang. Dinding sel kolenkima telah
mengalami penebalan oleh selulosa dan pektin.
iii
Penebalan yang terjadi tidak merata, biasanya terjadi pada
bagian sudut-sudut sel. Akibat adanya penebalan pada jaringan
kolenkima, kekuatan jaringan atau organ dapat ditingkatkan. Oleh
karena itu, jaringan kolenkima dikelompokkan sebagai jaringan
penyokong atau jaringan penunjang. Adanya penebalan selulosa
dan pektin menyababkan tumbuhan menjadi lentur sehingga tidak
mudah patah. Jaringan kolenkima adalah jaringan pertama hasil
diferensiasi dari jaringan parenkim.
d. Jaringan Sklerenkima
Jaringan sklerenkima merupakan jaringan yang tersusun
atas sel-sel yang dindingnya telah mengalami penebalan sekunder
dengan adanya zat lignin. Sel sklerenkima dapat dibedakan
berdasarkan bentuk, asal dan perkembangannya. Menurut
Campbell, et al. (2006), berdasarkan bentuk sel penyusunnya,
sklerenkima dibedakan menjadi sklereid (sel batu) dan serabut
(serat).
Sklereid merupakan jaringan sklerenkima yang bentuk
selnya relatif bulat dengan dinding sel yang tebal. Pada banyak
tumbuhan, sklereid terbentuk sebagai kumpulan sel yang padat.
Sementara itu, dibagian dalamnya terdapat jaringan parenkima
yang lunak. Biasanya, sel sklereid merupakan sel mati dan
ditemukan pada sel-sel penyusun tempurung kelapa (Cocos
nucifera).
Sklerenkim tipe serabut ditemukan diberbagai bagian dari
tumbuhan. Serabut sklerenkima terdiri atas sel-sel yang
memanjang dengan dinding sel yang tebal dan berujung runcing.
Antara sel yang satu dan sel yang lain terdapat hubungan. Adanya
lapisan dinding sekunder berupa lignin pada jaringan sklerenkima
dapat memperkuat tubuh tumbuhan sehingga jaringan
sklerenkima termasuk jaringan penyokong.
9
e. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh pada tumbuhan terdiri atas dua
macam, yakni pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh kulit kayu
atau disebut juga pembuluh tipis (floem). Untuk lebih jelasnya
lagi perhatikanlah uraian berikut!
1) Xilem
Berkas pembuluh xylem (pembuluh kayu) terdiri atas
tubuh kayu, trakeid, dan serabut xilem. Buluh kayu
merupakan sel mati yang bentuknya memanjang membentuk
saluran. Antara saluran yang satu dengan saluran yang lain
terdapat hubungan. Saluran ini berfungsi mengangkut air dan
garam mineral dari akar ke daun dan ke bagian tubuh
tumbuhan lainnya. Untuk lebih jelasnya perhatikanlan gambar
di bawah ini.
Gambar 1. Xilem
(Sumber: Biology Concepts & Connections (2006))
Trakeid merupakan komponen penyusun berkas
pembuluh xilem. Pembuluh xilem tersusun atas sel-sel
berbentuk lancip dan Panjang dengan dinding sel yang
berlubang-lubang. Dinding trakeid memiliki pori untuk
meneruskan air dan mineral ke sel sekitarnya.
Serabut kayu atau serabut xilem berbentuk Panjang
dengan ujung-ujungnya saling berhempit. Serabut xilem
ukurannya lebih kecil dan lebih lancip daripada trakeid.
iii
2) Floem
Floem tersusun atas parenkima, floem, serabut floem,
buluh floem (buluh tapis), dan sel pengiring. Parenkima
floem berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan
cadangan dan sebagai pemisah antara floem yang satu dengan
floem lain. Serabut floem merupakan jaringan sklerenkima
yang berfungsi memperkuat pembuluh floem. Buluh floem
adalah suatu saluran yang berperan mengangkut hasil
fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan. Sel
pengiring merupakan sel yang tertletak sepanjang pembuluh
floem. Sel ini berfungsi menyuplai makanan kepada sel-sel
lain yang masih hidup.
f. Jaringan Gabus
Sel gabus dibentuk oleh cambium gabus (felogen).
Felogen adalah kambium yang terletak dibawah epidermis batang
dan akar yang tua. Felogen yang membelah kea rah luar akan
membentuk jaringan gabus sehingga menutupi epidermis jaringan
tersebut dinamakan felm. Jaringan gabus berfungsi melindungi
jaringan di bawahnya dari kekeringan dan gangguan mekanis.
Gambar 2. Pembentukan kulit kayu
(Sumber: Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan, Didiet Chandra Ariadi, S.Pd.)
Jaringan meristem apa yang membentuk kulit kayu?
Lapisan gabus memiliki pori-pori seperti spons yang
berfungsi melindungi jaringan lain yang berada di bawahnya agar
11
tidak banyak kehilangan air. Lapisan gabus yang tebal terdapat
pada batang yang tua karena pada sel-sel pada batang yang tua
sudah mati dan protoplasmanya telah hilang.
g. Jaringan Kambium Pembuluh
Jaringan kambium pembuluh (kambium vaskular)
merupakan jaringan tumbuhan yang bersifat embrionik (aktif
membelah). Kambium dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kambium
intravascular dan kambium intervascular.
Diantara xilem dan floem, terdapat kambium
intravascular. Sementara itu, kambium intervaskular merupakan
kambium yang terdapat diantara berkas pembuluh dan dapat
membentuk jari-jari empulur. Ke arah luar, kambium pembuluh
ini akan membentuk floem sekunder, sedangkan ke arah dalam
kambium akan membentuk xilem sekunder.
Pada masa pertumbuhan, aktivitas kambium ke arah
dalam lebih aktif dibandingkan dengan aktivitas kambium ke
arah luar. Hal ini menyebabkan kulit kayu lebih tipis daripada
kayu.
1. Jelaskan hubungan antara kambium dan xilem serta floem.
2. Jelaskan perbedaan antara parenkima, kolenkima, dan sklerenkima.
B. Organ Pada Tumbuhan
Organ tumbuhan terdiri atas daun, batang, akar, bunga, dan buah. Berikut
pembahasan mengenai berbagai organ pada tumbuhan, kecuali buah (tidak akan
dibahas pada unit ini).
iii
1) Daun
Secara morfologi dan anatomis, daun merupakan organ tumbuhan yang
paling bervariasi. Daun dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yakni
pangkal daun, tangkai daun dan helaian daun. Bentuk, struktur dan ukuran
daun pada tumbuhan berbeda-beda. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar
klasifikasi pada tumbuhan. Daun tersusun atas tiga tipe jaringan, yakni
jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pembuluh.
a) Epidermis
Daun memiliki epidermis pada bagian permukaannya, baik pada
permukaan atas (epidermis adaksial) maupun pada permukaan bawah
yang dinamakan epidermis abaksial.
b) Mesofil
Mesofil terdiri atas jaringan palisade (jaringan pagar tiang) dan
jaringan spons (jaringan bunga karang). Jaringan palisade terletak di
bawah epidermis atas dan banyak mengandung kloroplas untuk
melakukan fotosintesis. Jaringan spons bentuknya beragam, dapat
menyerupai sel-sel palisade atau dapat pula memanjang sejajar dengan
arah permukaan daun.
c) Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh terdapat pada tulang daun dan urat daun. Pada
daun, terdapat urat-urat halus yang berperan sebagai pembuluh yang
membawa air dan zat makanan ke seluruh tubuh. Tulang dan urat daun
juga berfungsi sebagai rangka daun.
2) Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi menegakkan tubuh
tumbuhan. Batang berfungsi pula menghubungkan bagian akar dan daun.
Batang tersusun atas jaringan epidermis, korteks batang, dan silinder pusat
(stele).
13
a) Susunan Anatomi Batang Dikotil
Anatomi batang tumbuhan dikotil terdiri atas kulit kayu, kayu
dan empulur. Empulur sangat sulit ditemukan pada batang kayu yang
sudah tua. Bagian terluar dari batang tumbuhan dikotil adalah kulit kayu
yang terdiri atas jaringan epidermis, cambium gabus, korteks, dan floem.
Felogen dapat ditemukan di bagian bawah epidermis.
Gambar 3. Penumpang batang kayu yang memiliki lentisel
(Sumber: Anatomi Tumbuhan Struktur Umum Tumbuhan Logo. Nurlailah Mappanganro)
b) Susunan Anatomi Batang Dikotil Tumbuhan Herba
Anatomi batang dikotil tumbuhan herba Info Biologi
tidak begitu berbeda dengan dikotil tumbuhan
berkayu, baik struktur maupun fungsinya. Anda dapat
Perbedaan yang jelas terdapat pada aktivitas mengetahui umur
cambium yang menyebabkan perbedaan jumlah sebuah pohon tanpa
floen dan xylem. Jumlah floem dan xylem yang harus memotongnya.
dibentuk pada batang dikotil tumbuhan herba Umur pohon dapat
berjumlah lebih sedikit. diketahui tanpa
menghitung jumlah
c) Susunan Anatomi Batang Monokotil lngkaran tahunnya,
pertumbuhan
Anatomi batang monokotil sangat berbeda Sebagian besar pohon
dengan anatomi. Epidermis tanaman monokotil ditandai dengan
memiliki dinding sel yang tebal. Di bagian dalam pertambahan
ketebalan berkisar 2,5
cm setiap tahun.
Sumber:
Ilmu Pengetahuan
Tumbuhan, 1995
iii
epidermis batang monokotil, terdapat jaringan tipis, yakni jaringan
sklerenkima yang merupakan kulit batang. Pada monokotil, tidak
terdapat cambium sehingga pertumbuhan yang terjadi hanya memanjang.
Empulur adalah jaringan parenkima yang berfungsi menyimpan
makanan cadangan. Empulur ditemukan pada batang yang muda.
Empulur tidak ditemukan pada batang yang telah tua karena empulur
semakin hilang sejalan dengan pertambahan diameter batang.
Gambar 4. Penampang melintang batang (a) monokotil (b) dikotil
(Sumber: Struktur Fungsi Batang Dikotil Dan Monokotil Coretan Bintang Naisya Www
Sridianti Com)
3) Akar
Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya berkembang di bawah
permukaan tanah. Bentuk dan struktur akar sangat beragam. Keadaan ini
berhubungan dengan fungsi akar, yakni sebagai penyimpang makanan
cadangan, akar sukulen, akar udara, akar napas, dan akar rambut.
a) Susunan Anatomi Akar
Struktur anatomi akar dari urutan terluar ke dalam, yakni
epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele).
15
Gambar 5. Anatomi Akar
(Sumber: Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan)
1) Epidermis
Ciri yang paling khas dari epidermis akar ialah
pembentukan rambut akar. Rambut akar berperan untuk
mengambil air dan garam mineral dari dalam tanah.
2) Korteks
Bentuk sel korteks relative bulat (isodiametris) dengan
ruang interselular yang jelas. Air dan garam-garam mineral
dari rambut akar akan melewati sel-sel korteks melalui ruang
interseluler. Peristiwa ini disebut transportasi ekstravaskular.
Sel-sel korteks mengandung makanan cadangan berupa
amilum dan substansi lain.
3) Endodermis
Endodermis merupakan jaringan angkut yang berada di
dalam silinder pusat. Endodermis berfungsi menyimpanan
makanan cadangan.
4) Stele (Silinder Pusat)
Silinder pusat meliputi jaringan pembuluh primer yang
dikelilingi oleh kumpulan sel yang bernama jaringan
perisikel. Perisikel bersifat embrionik seperti kambium
sehingga disebut juga perikambium dan mampu membentuk
akar cabang.
iii
Pada bagian dalam perisikel, terdapat berkas pembuluh
floem dan xylem. Antara floem dengan xylem terdapat
kambium intervaskular yang berperan dalam pembentukan
jari-jari empulur. Empulur merupakan jaringan parenkima
yang berada di bagian pusat aka ratau batang.
A. Susunan Anatomi Akar Dikotil Dan Monokotil
Susunan akar monokotil sedikit berbeda dengan akar tumbuhan
dikotil. Pada akar dikotil, xylem dikelilingi oleh floem. Setiap sel
endodermisnya dilengkapi dengan pita Kaspari yang berfungsi
mencegah masuknya air dari korteks ke endodermis.
Xylem primer pada akar monokotil, ada yang berukuran besar
dan ada yang berukuran kecil. Xylem primer ukuran besar terletak di
bagian tengah akar (pusat akar). Sementara itu xylem primer ukuran
kecil terletak berjejer mengelilingi xylem primer ukuran besar dan
terletak secara bergantian dengan floem primer.
Gambar 6. Anatomi akar dan anatomi akar monokotil
(Sumber: Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, 2005)
1. Jelaskan berbagai jaringan yang menyusun daun
2. Apa perbedaan antara susunan anatomi akar dikotil dan akar monokotil?
17
C. Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
Tumbuhan berbungan dikelompokkan menjadi tumbuhan dikotil dan
tumbuhan monokotil. Untuk memahami perbedaan di antara keduanya,
pelajarilah uraian berikut.
1. Anatomi Bunga Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
Pada dasarnya, anatomi bunga tumbuhan monokotil sama dengan
anatomi bunga tumbuhan dikotil. Mahkota tumbuhan dikotil umumnya
berjumlah empat atau lima helai atau kelipatannya, sedangkan mahkota
tumbuhan monokotil umumnya berjumlah tiga atau enam helai atau
kelipatannya.
Gambar 7. Jumlah helaian mahkota dikotil berbeda dengan mahkota bunga
tumbuhan monokotil
(Sumber: Bunga: Fungsi, Struktur, Dan Perbedaan Bunga Monokotil Dan Dikotil)
Berapakah jumlah helaian bunga pada
tumbuhan monokotil dan dikotil?
2. Perbedaan Antara Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil
Perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil dapat terlihat pada
beberapa hal, seperti bentuk biji, daun, batang, akar, dan bunga.
1. Jelaskan mengenai struktur bunga
2. Apa saja perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil
iii
D. Sifat Totipotensi Pada Jaringan Tumbuhan
Sifat totipotensi merupakan potensi pada setiap sel penyusun jaringan
dewasa untuk mengadakan pembelahan dan membentuk individu baru (Moore,
et al., 1995). Sel-sel penyusun jaringan dewasa (sel somatic) yang berbeda di
bawah rangsangan tertentu memiliki potensi untuk mengadakan pembelahan
(embrionik) membentuk kalus (sel-sel hasil pembelahan suatu struktur yang
tidak beraturan).
Sel tumbuhan memiliki sifat totipotensi yang dapat dimanfaatkan untuk
perbanyakan tanaman dengan Teknik kultur jaringan, yaitu menumbuhkan sel
atau jaringan pada medium nutrient dalam kondisi aseptik. Jaringan yang
dikultur disebut eksplan. Eksplan umumnya dari jaringan ujung akar, ujung
batang, dan ujung kuncup aksilar (ketiak daun). Kultur jaringan menghasilkan
tanaman identik dalam jumlah banyak dalam waktu relatif singkat.
Gambar 8. Kultur tanaman wortel menunjukkan totipotensi sel wortel
(Sumber: Berbagitanaman.com)
Kultur jaringan dapat dilakukan melalui beberapa teknik. Hendaryono dan
Wijayani (1994) mengungkapkan bahwa teknik kultur jaringan yang telah
dikenal antaranya sebagai berikut:
Meristem culture, yakni kultur jaringan menggunakan bagian tanaman
dai jaringan muda atau meristem.
Pollen atau anther culture, yakni teknik kultur jaringan dengan
menggunakan bagian tanaman berupa serbuk sari atau benang sari
19
Choloroplast culture, yakni teknik kultur jaringan menggunakan
kloroplas untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman melalui
pembuatan varietas baru.
Somatic cross atau persilangan protoplasma, yakni penyilangan dua
macam protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan sehingga
dihasilkan tanaman yang mempunyai sifat buruk.
1. Apakah yang dimaksud dengan totipotensi sel?
2. Mengapa ruang kultur sangat penting dalam melaksanakan kultur
jaringan?
iii
RANGKUMAN
1. Secara umum, tumbuhan terdiri atas daun, batang, akar yang tersusun atas
berbagai jenis jaringan.
2. Beberapa jenis jaringan yang terdapat pada tumbuhan adalah jaringan epidermis,
jaringan parenkima, jaringan kolenkima, jaringan sklerenkima, jaringan
pembuluh, jaringan gabus, jaringan kambium, dan jaringan meristem.
3. Epidermis dapat termodifikasi menjadi rambut akar lentisel, dan duri.
Sklerenkima dibedakan menjadi sklereid dan serabut. Jaringan pembuluh terdiri
atas xilem dan floem.
4. Struktur anatomi akar dari urutan terluar ke dalam adalah epidermis, korteks,
endodermis, dan silinder pusat (stele). Pada endodermis mengandung suberin
dan lignin.
5. Pada akar dikotil, xilem dikelilingi oleh floem. Sementara itu, pada akar
monokotil, letak xilem primer bergantian dengan letak floem primer.
6. Bunga monokotil memiliki mahkota tiga atau enam helai kelipatannya,
sedangkan bunga dikotil memiliki jumlah mahkota empat atau lima helai atau
kelipatannya.
7. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel tumbuhan untuk mengadakan
pembelahan dan membentuk individu baru. Sifat inilah yang dimanfaatkan pada
pengembangan rekayasa genetika, khususnya teknologi kultur jaringan.
21
LEMBAR KERJA SISWA
Kelompok:
Kelas:
Nama:
1.
2.
3.
4.
Alat dan bahan:
Alat:
1. Mikroskop
2. Silet
Bahan:
1. Preparat basah monocotyl stem
2. Preparat basah dicotyl stem
3. Preparat kering monocotyl root
4. Preparat kering dicotyl root
Langkah Kerja:
1. Mengamati preparat basah monocotyl stem, preparat basah dicotyl stem,preparat
kering monocotyl root, preparat kering dicotyl root,
2. Menggambar hasil pengamatan dari tiap-tiap preparat
3. Menjawab pertanyaan yang ada di LKS
iii
4. Menyimpulkan jawaban yang sesuai dengan materi Struktur dan Fungsi Jaringan
pada Tumbuhan
Data Hasil Pengamatan
No. Gambar yang dihasilkan Keterangan
1.
2.
3.
4.
Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan struktur anatomi pada akar dikotil dan monokotil!
2. Jelas kan perbedaan struktur anatomi pada batang dikotil dan monokotil! Kesimpulan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................ ............
23
UJI KOMPETENSI
1. Pernyataan manakah yang paling benar tentang jaringan?
a. Sel-sel dengan ciri asal-usul yang sama
b. Sel-sel dengan ciri asal-usul yang berbeda.
c. Sel-sel dengan struktur, bentuk, sifat, dan fungsi yang sama.
d. Sel-sel dengan struktur, bentuk, sifat, dan fungsi yang berbeda.
e. Sel-sel dengan ciri asal-usul, struktur, bentuk, sifat, dan fungsi yang
sama.
2. Pembentukan lapisan gabus pada batang tumbuhan dikotil merupakan aktivitas
…
a. Felem
b. Feloderm
c. Perisikel
d. Endodermis
e. Felogen
3. Pada tumbuhan dikotil, pita kapsari terdapat pada jaringan …
a. Perisikel
b. Endodermis
c. Parenkima
d. Korteks
e. Silinder pusat
4. Jaringan tumbuhan yang bersifat marismatik adalah …
a. Epidermis, Parenkima, dan Korteks
b. Promeristem, Kambium, dan Felogen
c. Parenkima, Kolenkima, dan Sklerenkima
d. Endodermis, Epidermis, dan Promeristem
e. Kambium, Xilem, dan Floem
5. Jari-jari empulur terbentuk dari …
a. Kambium intravaskular
b. Kambium intervaskular
c. Kambium gabus
d. Perikambium
e. Perisikel
iii
6. Xilem dan floem primer berasal dari perkembangan …
a. Prokambium
b. Kambium
c. Kambium vaskular
d. Kambium gabus
e. Meristem dasar
7. Kambium tidak ditemukan pada tumbuhan batang monokotil, kecuali pada
tumbuhan....
a. Zea mays
b. Dracaena sp.
c. Bambusa sp.
d. Musa paradisiaca
e. Saccharum officinarum
8. Pada akar gantung anggrek terdapat sel-sel mati yang berfungsi untuk
menyimpan air, disebut....
a. sel kresik
b. velamen
c. litokis
d. spina
e. emergenia
9. Jaringan penyusun akar tumbuhan dikotil yang memiliki karakteristik seperti
meristem adalah....
a. Epidermis
b. Perisikel
c. Endodermis
d. Korteks
e. parenkim
10. Pemanjangan ruas-ruas batang tumbuhan golongan rumput-rumputan
disebabkan oleh....
a. meristem apical
b. meristem lateral
c. meristem interkaler
d. kambium gabus
e. kambium vaskuler
25
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A 1998. Biology. Fourth Edition. California: The Benjamin/Cummings
Publishing Company.
Fahn, A. 1990. Plant Anatomy. Fourth Edition. Oxford: Pergamon Press.
Hendaryono dan Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan: Pengenalan dan Petunjuk
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Yogyakarta: Kanisius.
Moore, Randy, et al. 1995. Botany. Indianapoly. Brown Publishers.
Karmana, O. 2013. Biology: Struktur Tumbuhan. Bandung: Penerbit Grafindo Media
Pratama.
iii
GLOSARIUM
A
Aerankim: Rongga yang terbentuk sebagai daya adaptasi terhadap kelebihan air. Respon
terhadap kelebihan air ditnggapi tanaman dengan membentuk rongga yaitu
rongga udara.
E
Empulur: Anggota terdalam dari batang tumbuhan berpembuluh.
Epidermis: Lapisan paling luar dari kumpulan sel-sel organisme multiselular.
F
Felogen: Sebuah jaringan meristem pada tumbuhan yang menghasilkan periderm
Floem: Jaringan pengangkut pada tumbuhan berpembuluh berfungsi dalam transportasi
hasil fotosintesis
J
Jaringan: Kumpulan sel yang memiliki bentuk, susunan, dan fungsi yang sama;
kumpulan sel organisme multiselular denga nasal usul atau jalur embriologi
yang sama serta struktur dan fungsi yang mirip.
K
Korteks: Anggota terluar dari batang atau akar tumbuhan yang dibatasi di anggota luar
oleh epidermis dan di anggtota dalam oleh endodermis.
L
Lentisel: Pori kecil menonjol biasanya berbentuk lonjong, terbentuk pada batang kayu
jika epidermis diganti dengan gabus, berisi sel yang tersusun longgar yang
memungkinkan pertukaran gas antara bagian dalam batang dengan atmosfer.
27
M
Meristem: Bagian tanaman tempat pembelahan mitosis secara aktif yang merupakan
asal dari jaringan permanen
Meristem apikal: Titik tumbuh (zona pembelahan sel) yang terdapat diujung akar dan
batang tumbuhan berpembuluh yang berasal dari sel tunggal.
Mesofil: Jaringan internal helai daun yang terdiferensiasi menjadi mesofil palisade atas
dan mesofil spon. Mesofil spon biasanya mengandung lebih sedikit kloroplas
dan terpisah oleh rongga-rongga yang besar.
N
Nodus: Simpul;kelenjar
T
Totipotensi: Kemampuan sel untuk membentuk semua fenotipe dari organisme yang
mengandung sel tersebut jika terangsang oleh lingkungan yang berbeda
secara tepat.
X
Xylem:
28
A INDEKS
Aerankim 29
E
Empulur
Epidermis
F
Felogen
Floem
J
Jaringan
K
Korteks
L
Lentisel
M
Meristem
Meristem apikal
Mesofil
N
Nodus
T
Totipotensi
X
Xylem
32
KUNCI JAWABAN
1. C
2. E
3. B
4. E
5. B
6. A
7. B
8. B
9. B
10. C
31
CATATAN
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
32
CATATAN
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
33
CATATAN
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
32