The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mtssyamuallim07, 2022-12-10 20:22:58

REFLEKSI PTK (1)

REFLEKSI PTK (1)

PORTOFOLIO

REFLEKSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA
PADA MATERI TEKS PROSEDUR DI KELAS IX MTS YA MU'ALLIM

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

disusun oleh :
Otong Ondi, S.Pd.

MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) YA MU’ALLIM
Jl. Jaka Kusuma No. 07 Desa Panongan Kec. Jatitujuh Kab. Majalengka

2021


A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Pembuatan Laporan

Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan
dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik
pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.

Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau
melatih ketrampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara
potensial dan aktual telah dimiliki oleh peserta didik, sebab peserta didik
bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa :

“Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan bagi
dirinya, masyarakat, bangsa maupun Negara. Pendidikan merupakan
usaha sadar dalam proses pembelajaran yang terencana agar
nantinya peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Pendidikan
dasar sebagai pendidikan awal juga sangat berpengaruh terhadap
pendidikan yang selanjutnya”.
Salah satu usaha agar mutu pendidikan di Indonesia dapat
ditingkatkan adalah dengan memperbaiki proses belajar di dalam maupun di
luar kelas. Proses belajar mengajar ini dapat diperbaiki salah satunya adalah
dengan cara mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Seorang guru harus bisa mengevaluasi pembelajaran yang telah
dilakukannya untuk melihat dan memperbaiki kelemahan dalam pembelajaran
yang disampaikan kepada pesertadidik. Untuk itulah kegiatan refleksi sangat
diperlukan.
Refleksi adalah kemampuan menentukan mengapa pelajaran tidak
memuaskan (aktivitas atau materi pelajaran tidak tepat, langkah-langkah


yang lemah, atau pengelompokan siswa yang tidak tepat) sehingga dapat
diperbaiki di waktu mendatang. Dengan demikian guru akan senantiasa
memperbaiki diri dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik.

Kegiatan refleksi ini guru lakukan terhadap penelitian tindakan kelas
yangsudah dilaksanakan guru sebagai peneliti yang di mulai pada awal bulan
agustus 2021 dengan megambil sampel kelas IX-a dengan judul Penggunaan
Metode Kooperatif Jigsaw dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca
Siswa pada Materi Teks Prosedur di Kelas IX MTs Ya Mu’allim Tahun
Pelajaran 2020/2021 dan Laporan hasil penelitian telah selesai akhir Bulan
Agustus 2021.

2. Tujuan Pembuatan Refleksi

Laporan ini disusun bertujuan untuk :
a. Menilai bagaimana respon siswa dalam sebuah pembelajaran atau

penyampaian sebuah materi dengan penggunaan metode kooperatif tipe
jigsaw dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa pada materi
prosedur text di kelas IX MTs Ya Mu’allim.
b. Agar guru bisa memahami apa saja kelemahan dan kekurangan dari
sebuah pembelajaran yang telah dipresentasikan di kelas.
c. Memahami akurasi sebuah model, pendekatan, strategi, taktik dan
metode pembelajaran yang telah diimplementasikan.
d. Memahami apa saja keperluan dan kemauan dari siswa secara detail.
Ini berfungsi untuk guru bisa membuat pembelajaran yang lebih
efektif dalam kesempatan selanjutnya.

3. Manfaat Pembuatan Laporan
Manfaat yang dapat diambil dari melakukan refleksi pembelajaran yang
dilakukan seorangguruadalah sebagai berikut :

a. Memberikan kesempatan kepada seorang guru untuk melihat kelebihan
dan kelemahandalam proses mengajarkan materi kepada peserta didik,
apa yang sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki;

b. Memberikan masukan kepada diri sendiri untuk meningkatkan kualitas


mengajar yang dimiliki agar lebih baik serta memperbaiki kelemahan
yang ada:
c. Membantu guru memahami, menguasai dan mencapai kemampuan yang
secara psikologis lebih baik, sebagai dasar kualitas dalam proses belajar
mengajar.


B. PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum isi Laporan

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama pelaksanaan PTK ini
mengalami beberapa kendala diantaranya adalah siswa kurang terbiasa dalam
belajar secara berkelompok sehingga diskusi di dalam kelompok kurang aktif
pada awal mula pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik
dari dalam diri siswa maupun metode yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran kurang menarik dan cenderung monoton.

Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk tetap dapat menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan aktif. Walaupun kendala
tidak terduga guru harus mampu meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan
siswa dapat terciptamelalui penerapan pembelajaran yang aktif dan menarik.
Dalam pelaksanaan penelitian guru menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam tiga siklus.

Berikut ini adalah tabel model pembelajaran dan waktu pelaksanaan
pembelajaran.

No Siklus Metode Pembelajaran Pelaksanaan

1. Siklus I Ceramah dan Demonstrasi Selasa, 3 Agustus 2021
(Pra PTK)
Jigsaw Selasa, 10 Agstus 2021
2. Siklus II Jigsaw Selasa, 20 Agustus 2021

3. Siklus III

Pelaksanaan pembelajaran Siklus I, II, III terhadap keaktifan dan
hasil belajar siswa kelas IX-a MTs Ya Mu’allim . Setelah melaksanakan
pembelajaran dengan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Guru menemukan
kelemahan Sebagai Berikut:


1. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I (Pra PTK)
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran

yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksaaan belajar mengajar. Observasi terutama dilakukan pada
saat guru menyampaikan materi dengan ceramah dan demonstrasi.
Berdasarkan pengamatan yang didapatkan bahwa siswa yang aktif bertanya,
menjawab pertanyaan dan memberi komentar hanya siswa tertentu saja.
Sedangkan siswa lainnya hanya diam saja ada yang sibuk ngobrol dengan
teman sebangku yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran yang sedang
diterangkan.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan.

Diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 62,5 dan
ketuntasan belajar mencapai 46,15% atau ada 12 siswa dari 26 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama
secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh
nilai ≥ 70 hanya sebesar 46,15% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 85%.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Dalam menyampaikan materi masih menggunakan metode yang masih

monoton yaitu ceramah dan demonstrasi
2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.Guru

perlu mengembangkan variasi interaksi sehingga menarik perhatian
peserta didik dalam proses pembelajaran.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat


langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II mengacu

pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
kesalah atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah
tes formatif II.

Hasil dari tes formatif diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
siswa adalah 69,53 dan ketuntasan belajar mencapai 73,08% atau ada 19
siswa dari 26 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan
sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini
karena siswa mambantu siswa yang kurang mampu dalam mata pelajaran yang
mereka pelajari. Disamping itu adanya kemampuan guru yang mulai meningkat
dalam prose belajar mengajar.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut:
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada
siklus II antara lain:


1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih
termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan
takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau
bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal latihan pada siswa.

3. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III mengacu

pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II,
sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada
siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes
formatif III.

Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III diperoleh nilai rata-rata
tes formatif sebesar 71,50 dan dari 26 siswa yang telah tuntas sebanyak
23 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara
klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 88,46% (termasuk
kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik
dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini
dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini serta ada tanggung jawab
kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk mengajari temannya kurang
mampu.

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik


maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek
cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan
dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.

Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran Kooperatif
Jigsaw dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka
tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk
tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang
telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar
selanjutnya penerapan pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan
proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


C. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (46,15%), siklus
II (73,08%), siklus III (88,46%).

2. Penerapan pembelajaran Kooperatif Jigsaw mempunyai pengaruh positif,
yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar Bahasa
Inggris , hal ini ditunjukan dengan antusias siswa yang menyatakan bahwa
siswa tertarik dan berminat dengan pembelajaran Kooperatif Jigsaw
sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

3. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw memiliki dampak positif terhadap
kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam
kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari temannya yang kurang
mampu.

Mengetahui, Majalengka, 2 Nopember 2021
Kepala MTs Ya Mu’allim Guru Mata Pelajaran

AA ABDUL AZIZ, S.Ag OTONG ONDI, S.PD.
NPK. 9700310161090 NPK.7870870268039


Click to View FlipBook Version