SMP Strada Pelita II mengadakan Pensi (Pentas Seni) secara virtual melalui kanal Youtbe SMP
Strada Pelita II. Pensi ini diadakan dalam rangka memperkenalkan SMP Strada Pelita II kepada siswa
– siswi SD negeri maupun swasta. Kegiatan Pensi ini merupakan agenda rutin yang bertujuan
mewadahi minat dan bakat siswa-siswi SMP Strada Pelita II. Selain kegiatan Pensi juga diadakan
lomba dengan tema Kreta Patas (Kreatifitas Tanpa Batas). Perlombaan ini dikhususkan untuk para
siswa kelas V dan VI SD Negeri maupun Swasta di sekitaran Cengkareng. Adapun lomba yang
diadakan, yaitu Vocal Solo, TikTok, Story Telling, dan Quizziz.
Lomba dan Pensi yang diadakan oleh SMP Strada Pelita II ini sangat membantu siswa untuk
mengembangkan bakat dan mengasah kemampuan. Penyaluran bakat melalui lomba merupakan
alternatif pilihan kegiatan positif yang bisa dimanfaatkan para siswa. Dengan adanya lomba virtual ini
para siswa akan lebih kreatif, inovatif, selain itu juga memberikan ruang bagi siswa agar lebih
berkembang.
“Bagi kalian yang menjuarai perlombaan, kami sangat senang dan membuka bagi kalian yang masuk
dan bergabung bersama kami di SMP Strada Pelita untuk mengembangkan talenta kalian. Bagi kalian
yang belum menjuarai, jangan berkecil hati karena kami juga mampu dan mau memberi bimbingan.
Kalian diajak untuk mengembangkan talenta yang kalian miliki di SMP Strada Pelita II. Mari bergabung
bersama kami di SMP Strada Pelita II,” kata Ibu Heni Darwati selaku Kepala SMP Strada Pelita II.
Terima kasih untuk para siswa SD yang sudah terlibat aktif dalam perlombaan dan siswa SMP yang
terlibat dalam Pensi. See you in next event…
Sampai jumpa lagi di Kreta Patas selanjutnya…….bye……..
Mengetahui kakak kelas IX yang akan melaksanakan Ujian Sekolah, OSIS ingin membantu
menyemangati kakak-kakak kelas mereka dengan memberikan Origami yang berisikan kata-kata
penyemangat. Tentu saja origami dibentuk bermacam-macam agar terlihat lucu dan menarik serta
ditambahkan permen Yupi satu disetiap origami yang ada.
Proses pembuatan origami memakan waktu sekitar satu minggu dengan total origami yang dibuat 134
origami. Kemudian, origami dibagikan pada hari pertama Ujian Sekolah Senin, 28 Maret 2022 pada
pagi hari sebelum masuk kelas.
Dengan Origami Penyemangat ini kami harap dapat memberikan semangat bagi kakak-kakak kelas
IX yang melaksanakan Ujian Sekolah, sehingga mereka dapat merasakan dukungan dari adik-adik
kelasnya, tidak hanya dari OSIS, tapi seluruh adik-adik kelasnya. Dan bagi kalian kelas IX yang
membaca ini, “semoga puas dengan hasil kreativitas kami dan semangat ujiannya, Tuhan
memberkati” -Ketos (mewakili OSIS)
“Jangan berharap itu lebih mudah; berharaplah kamu lebih baik.”
Pada 15-17 Desember 2021, SMP Strada Pelita II mengadakan study tour virtual secara serentak
untuk kelas VII, VIII, dan IX. Tujuan diadakan study tour virtual ini adalah agar para siswa mengetahui
perjalanan sejarah. Study tour virtual yang diikuti oleh para siswa SMP Strada Pelita II adalah Museum
Sandi, Museum Bank Indonesia, dan Museum Lubang Buaya. Berikut kita mengenal ketiga museum
tersebut secara singkat.
Museum Sandi (bahasa Jawa: ꦩꦸꦱꦪꦶ ꦩꦸ ꦱꦤ꧀ꦶꦢ, translit. Musiyum Sandi)
merupakan Unit. Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Siber dan Sandi
Negara (BSSN). Museum Sandi berlokasi di Kotabaru,
Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Museum Sandi mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Siber dan Sandi Negara
(BSSN) dalam meningkatkan budaya keamanan informasi melalui edukasi
kepada masyarakat sekaligus melestarikan nilai-nilai sejarah perjuangan
insan persandian sebagai bagian integral perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Penyelenggaraan Museum Sandi berdasarkan Peraturan
BSSN Nomor 3 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Museum
Sandi. Museum Sandi merupakan museum kriptologi satu-satunya di
Indonesia. (https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Sandi)
Museum Bank Indonesia adalah
sebuah museum di Jakarta, Indonesia yang terletak di Jl. Pintu Besar
Utara No.3, Jakarta Barat (depan stasiun Beos Kota), dengan menempati
area bekas gedung Bank Indonesia Kota yang merupakan cagar budaya
peninggalan De Javasche Bank yang beraliran neo-klasikal, dipadu
dengan pengaruh lokal, dan dibangun pertama kali pada tahun 1828.
Museum ini menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan
sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di
Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953 dan kebijakan-kebijakan Bank
Indonesia, meliputi pula latar belakang dan dampak kebijakan Bank Indonesia bagi masyarakat
sampai dengan tahun 2005. Penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi
modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga
menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia. Selain itu terdapat
pula fakta dan koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti
pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang numismatik yang
ditampilkan juga secara menarik. (https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Bank_Indonesia)
Lubang Buaya adalah sebuah tempat di kawasan Pondok Gede, Jakarta yang menjadi tempat
pembuangan para korban Gerakan 30 September (PKI) pada 30 September 1965. Secara spesifik,
sumur Lubang Buaya terletak di Kelurahan Lubang Buaya di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Lubang Buaya pada terjadinya G30S saat itu merupakan pusat pelatihan milik Partai Komunis
Indonesia. Saat ini di tempat tersebut berdiri Lapangan Peringatan Lubang Buaya yang
berisi Monumen Pancasila, sebuah museum diorama, sumur tempat para korban dibuang, serta
sebuah ruangan berisi relik. Nama Lubang Buaya sendiri berasal dari sebuah legenda yang
menyatakan bahwa ada buaya-buaya putih di sungai yang terletak di dekat kawasan Pondok Gede.
Selain itu juga terdapat rumah yang di dalamnya ketujuh pahlawan revolusi yang disiksa dan dibunuh.
Dan juga terdapat mobil yang digunakan untuk mengangkut orang-orang.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Lubang_Buaya)
“Saya sangat suka dengan penjelasan-penjelasan yang diberikan karena menarik dan bagus,
dijelaskan secara detail sehingga mudah dimengerti,” kata Jonathan Hutahuruk.
“Pesan saya lebih memperlihatkan foto dari museum sehingga bisa dilihat secara keseluruhan dan
bisa dimengerti lebih mudah,” lanjutnya.
Sejarah tidak akan pernah dimakan oleh waktu. Generasi penerus bangsa wajib mempelajari sejarah,
kita mengalami perkembangan yang begitu pesat sekarang ini karena telah melalui masa-masa yang
kelam.
“BELAJARLAH DARI SEJARAH”