Melepas Lagi
Mega lintang membentang
Air laut pasang bergelombang
Daun pada ranting tak jua lupa bergoyang
Sedang bayang-bayang hanya diam di bawah rembulan yang terang benderang
Begitu saja cara kerjanya
Tak rumit bahkan sangat sederhana
Tak sulit seperti aku merebut hatinya
Hingga aku tak mengerti lagi bagaimana caranya
Maka pada malam ini
Aku harus belajar melepas lagi
Bukan untuk membenci
Hanya saja berhenti mencintai
41
Melodi Rindu
Kau yang semu
Menjadi satu bersama suara dari masalalu
Menjelma menjadi sebait melodi rindu
Yang tak pernah bosan bermain irama dalam ingatanku
Meski telah kulalui ribuan langkahku
Di atas bentangan jembatan waktu
Ternyata tak pernah benar-benar melenyapkanmu
Atau sedikit saja angan tentangmu
Semoga bayangmu cepat berlalu
Bersamaan dengan berjalannya waktu
42
Melukis Biru
Usik membawa bisik
Haru melukis biru
Kuintip sedikit pelik
Yang terpancar dari tatap matamu
Ini aku
Yang dulu selalu hangat memelukmu
Mengapa kini begitu canggung
Seperti rasa yang terpaksa dipasung
Tataplah mataku
Berpalinglah ke arahku
Tak perlu ada ragu di sana
Aku masih ingin memelukmu lebih lama
43
Membuka Kembali
Angin berhembus kencang
Perlahan menutup terang
Mentari bisu tenang terbenam
Diam-diam menyambut sang malam
Tak bersua
Tak bersuara
Meremas sang waktu
Berdiri menantang masa lalu
Biarlah kini aku menata
Ruang-ruang yang sudah kau buat sirna
Membuka kembali hati
Yang dulu pernah begitu tersakiti
44
Menanti
Kudengar sapamu bersama angin
Yang terasa hanyalah hawa dingin
Bayang hadirmu yang begitu nyata
Namun hanya rindu ini yang tercipta
Embun menanti pagi datang
Aku menantikan kau pulang
Akan selalu terkenang di tepi ruang
Sejauh apapun aku memandang
Masih setia untukmu
Hari-hari rindu ini tercipta
45
Mencari Arah
Meliuk-liuk menampar ilalang
Berjalan-jalan mencari arah pulang
Aku berkawan dengan sepi
Melangkahkan kaki sambil bernyanyi
Aku di sini
Menanti senja mengisi hati
Menuliskan beberapa baris aksara
Menyatu menjadi kalimat sapa
Tentang bertahan dengan perasaan
Tentang kerinduan dalam penantian
46
Mengertilah
Jika memang sudah tak sehati lagi
Jangan memaksa untuk tetap di sini
Menetaplah bersamanya
Berpalinglah kearahnya
Jangan tanya mengapa
Atau bertanya alasannya apa
Aku tak mau jika yang kucintai terluka
Hanya karena tak bisa memberinya bahagia
Mengertilah, terkadang melepas
Adalah cara mencintai paling ikhlas
47
Menggenggam Mimpi
Di bawah gugusan awan di langit
Di atas hamparan luasnya bumi
Menjauh dari banyaknya persaingan sengit
Memilih berdiri menggenggam mimpi
Aku percaya
Tanpa menjatuhkan lawan-lawan di sana
Aku bisa tertawa bahagia di sini
Mencipta sukses versiku sendiri
Aku percaya
Walau dengan cara yang begitu sederhana
Aku bisa terus melangkah maju ke depan
Menggapai sejuta mimpi dan harapan
48
Menghampirimu
Aksa memejam di bawah cakrawala
Menjadi jendela luasnya buana
Aku memilih setia menemani angin
Tapi daksa menggigil sebab tak ingin
Kupaksakan lagi dan lagi
Mengumpulkan kata merangkai puisi
Menyabut denyut nadi tanpa permisi
Hingga syair-syair hampir tak memiliki arti
Yang pasti masih tentangmu
Menitip rindu di tiap ujung doaku
Dalam redupnya malam syahdu
Kupastikan rindu ini menghampirimu
49
Menjulang Tinggi
Sementara biarlah seperti ini
Menelusup lebih jauh tentang suara hati
Terpaksa kubiarkan begini
Hingga nanti aku tak mampu menahan lagi
Rindu ini tertata karenamu
Karena aku tak terbiasa tanpamu
Bisakah kau beri aku alasan
Untuk berpaling atau tetap bertahan
Karena raguku menjulang tinggi
Karenamu yang tak kunjung kembali
50
My Flashlight
Bertemu terang tanpa penerang
Berjumpa cahaya di antara jutaan bintang
Bukan Canopus atau juga Sirius
Tapi kupastikan ini jauh lebih serius
Sederhana meski sedikit rumit
Dan mengungkapkannya adalah hal yang sulit
Dekat yang tak terikat
Jauh yang terlalu rekat
Right and bright
You're my flashlight
51
Nyaris Putus Asa
Berjalan kaki di persimpangan seorang diri
Tanpa bisa mengisi kekosongannya sendiri
Lampu tepi jalan-jalan yang menyala
Menerangi rindu di tengah-tengah kota
Melangkah tanpa tahu ada apa
Berlari tanpa peduli naik apa
Yang diyakininya hanyalah doa
Menjadi energi yang nyaris putus asa
Mengejar mimpi dan cita-cita
Atau mengejar harapan dan cinta
52
Pamit
Aku tak pernah ingin pergi
Jika saja kau tak berpindah hati
Aku tak pernah ingin berpisah
Jika saja kau tak membuat keadaannya susah
Biarlah aku memilih pamit
Memulihkan segala rasa sakit
Andai nanti semesta mempertemukan kita
Aku hanya berharap rasa ini tak lagi ada
Cukup saja kisah kita berakhir pilu
Biar bisikan takdir yang nanti mengadu
53
Pelarian
Kembali kukunjungi tempat ini
Setelah kulalui semua yang terjadi
Bukan tentang kau yang dicintai
Tapi tentang aku yang mencintai
Berjalan terlalu jauh tanpa keluh
Berlari tak berhenti tanpa tapi
Kupikir, aku satu-satunya yang memberimu kenyamanan
Tapi ternyata hanya salah satu tempat pelarian
Saat kau sendirian
Saat kau kesepian
54
Peluk Hangatmu
Cakrawala bercengkrama dengan laut
Sedang kedua tubuh ini masih saling membalut
Memancarkan kehangatan abadi yang tak ingin direnggut
Maka takkan kubiarkan rasa senang ini berbalut rasa kalut
Sepuluh detik
Mendadak semua darahku mengalir naik
Sebelum kau memutuskan untuk berbalik
Hanya ingin diam dan rasakan tanpa bisik
Detak jantung yang terasa berlari
Tak bisa diajak berhenti
Memalukan
Sekaligus menyenangkan
55
Pemberi Harapan Palsu
Goreskan tinta hitam di atas kertas putihku
Nodai kalis lembut dengan kejimu
Mereka berkata lepaskan
Tapi kau bilang ini seni mencipta keindahan
Begitu caramu tawarkan perasaan
Tapi bagiku itu hanyalah cinta obralan
Menyemai harapan ke setiap orang
Tanpa ada ketulusan yang kau sajikan
Tak ada yang butuh air matamu
Kau tak lebih dari pemberi harapan palsu
56
Penawar Rindu
Jarak menjadi penghalang kau dan aku
Tapi rindu sudah ada sebelum kita bertemu
Maka biarkan ia ada di antara kita
Memberi jeda untuk memupuk rasa
Kesekian sepi kita menanti
Berapa sepi lagi yang harus kita lewati
Saat kau bersuara dan aku berbicara
Menjadi energi satu-satunya
Penawar rindu hanyalah mimpi
Menjadi temu yang mungkin abadi
Tanpa pertemuan dan perpisahan
Tanpa kesepian dan kesendirian
57
Penjaga Rahasia
Ada kehangatan dibalik dinginnya hujan
Berteriak dibalik semua gemuruhnya
Penjaga rahasia dimana kita bercerita
Peneduh dimana tak ada tempat air mata
Bumi dijadikannya kanvas untuk lukisan rintik-rintiknya
Menjadikannya kubangan atau langsung hilang begitu saja
Menjadi payung teduh untuk kesedihan
Menjadi tempat nyaman saat tak ada tempat pulang
Bersama hujan aku bercerita
Meluruhkan semua air mata
58
Pergilah
Aku tak pernah bisa menyalahkanmu
Atas semua perih dan luka di hatiku
Menahan hadirmu hanya membuatku lelah
Maka kini pergilah
Aku tau kau masih ingin mencari
Meski perih melihat dirimu tak disini lagi
Dan jangan kembali lagi
Jika yang kau cari tak kunjung kau temui
Sepasrah itu
Separah itu
59
Pesona Semesta
Dia adalah pesona semesta
Mungkin karena aku jatuh cinta
Seperti bunga-bunga yang merekah
Jantung hatiku mungkin sudah memerah
Wahai rembulan
Jangan coba-coba kau sembunyikan
Walau yang hadir hanya bayangan
Tapi bagiku inilah keagungan
Aku tak mampu lagi menatapnya
Takut tersipu karena makin jatuh cinta
60
Ruang Rindu
Pengakuan yang paling jujur
Tentang rasa yang hampir melebur
Mampu menantimu sampai selama itu
Dibunuh perlahan oleh rindu-rindu
Aku ingin jujur pada diriku
Bahwasanya aku iri pada sepatumu
Yang setia menemani langkah-langkahmu
Tanpa memikirkan kapan pulangmu
Aku hanyalah seorang perindu
Yang sibuk menata ruang rindu
61
Rumahku
Pengakuan yang paling jujur
Tentang rasa yang hampir melebur
Mampu menantimu sampai selama itu
Dibunuh perlahan oleh rindu-rindu
Aku ingin jujur pada diriku
Bahwasanya aku iri pada sepatumu
Yang setia menemani langkah-langkahmu
Tanpa memikirkan kapan pulangmu
Aku hanyalah seorang perindu
Yang sibuk menata ruang rindu
62
Saksi Bisu
Pagi hari bukan lagi jadi misteri
Setelah waktu itu kau pilih berhenti di sini
Menyenangkan saat membuka mata
Selalu saja kau yang mematung di sana
Aku ingin mencintaimu tanpa rasa sakit
Seperti menyeruput kopi panas sedikit demi sedikit
Kopi itu saksi bisu
Tentang betapa dalamnya aku mencintaimu
63
Sama Perihnya
Menyelamatkan masa kelammu kala itu
Aku lantang menyatakan hal itu
Nyatanya memang begitu
Kau dan aku yang dulu sama pilu
Hanya saja
Kini rasanya berbeda
Ntah aku yang bergerak
Atau kau yang membuat jarak
Setiap raga punya rasa
Setiap rasa punya nyawa
Raga yang bergerak atau rasa yang berjarak
Sama perihnya
64
Sang Ilahi
Satu-satunya kehangatan di sini
Satu-satunya pintu yang kumasuki
Lebatnya karunia sang Ilahi
Derasnya rasa cinta di hati
Terlalu rumit untuk dimaknai
Tak sampai digapai oleh naluri
Terlalu sederhana untuk dicintai
Tergenggam lembut di hati nurani
Hanya padamu purnama merindu
Hanya padamu aku bertumpu
65
Satu Lustrum
Satu lustrum berlalu setelah kau pergi
Mirisnya aku masih menantimu kembali
Kau bilang untuk berkelana mengejar cita-cita
Semoga kau tak kembali membawa cinta
Jika nanti kau berjalan pulang
Jangan lupa lambaikan tangan saat menyebrang
Siapa tau kita bertemu di persimpangan
Yang selama ini kusebut dengan penantian
Mengerat sang waktu menanti pagi
Dari ufuk barat sampai ke timur lagi
Berdiri bersama rindu
Menanti janji-janjimu
66
Sayang
Kataku tak cukup untuk buatmu mengerti
Maka izinkan aku untuk menemuimu lagi
Banyak sajak yang tak bisa kuungkapkan dengan kata
Namun sepertinya kau akan mengerti lewat tatap mata
Seiring waktu takdir kita bertemu
Mengikuti nada sihir indah milikmu
Bahkan saat kau diam saja
Aku sudah sangat jatuh cinta
Sayangnya kita tak dekat
Sayangnya kita berjarak
67
Semoga Abadi
Waktu yang tak lama
Di semesta tua renta
Menyusuri suramnya dunia
Yang penuh siksa bak neraka
Lara dan luka
Mendamba penyeka
Harap dan doa
Terus mengudara di sana
Makna-makna terbuka
Tenaga-tenaga tercipta
Menjadi sedikit energi
Yang semoga abadi di sini
68
Tak Bermakna
Puluhan kali kutuliskan sajak-sajak
Puluhan kali pula wajahmu merebak
Serangkai kosa kata dan bahasa di benakku
Semenjak itu pula tanganku tak lagi mampu
Berapa lama lagi kumeratap dan menunda
Hingga hilang imajinasi yang tersisa
Tolong jangan terus disitu
Karena kau mengganggu pikiranku
Aku tak bermakna
Jika tak berkarya
69
Tak Lebih
Sebenarnya aku rindu
Tapi sadar datang lebih dulu
Sejujurnya ingin sekali menyapa
Tapi aku tau semua hanya sia-sia
Semua tak akan aku lakukan
Aku hanya mampu mendoakan
Karena Tuhan lebih mampu menjagamu
Lebih dari raga dan sepasang lenganku
Untukmu
Tak lebih dari itu
70
Tak Menentang
Langit senja menutup terang
Menutup kisah dari perjalanan panjang
Tentang orang yang tak bernyali untuk mengungkapkan rasa
Tak seperti banyak orang lain di sana
Langit fajar menutup malam
Membuka kisah baru yang awalnya suram
Tentang seseorang yang memberanikan diri untuk datang
Mengungkapkan semua rasanya dengan lapang
Senang sekali rasanya
Ternyata rasamu tak menentang
Sabarku tak sendirian
Tak bertepuk sebelah tangan
71
Tak Pantas
Terang tapi tak menerangi
Terbang tapi tak memindahkan
Laksana rembulan yang hadir saat siang
Laksana cahaya yang hadir saat benderang
Seperti berjalan ke arah jurang
Seperti menghadapi tajamnya parang
Sungguh ada kagum yang tertanam
Saat melihatmu berdiri menjadi imam
Namun tak ada sedikitpun isyaratmu
Berikan aba untuk mundur atau maju
Kini sadarpun datang lebih dulu
Bahwasannya aku tak pantas di dekatmu
72
Tak Selamanya
Cahaya fajar menyongsong pagi
Menyulam kembali sobekan hati
Deraian nada mencipta kata
Untaian kata mencipta rasa
Tak apa
Jika cinta ini hanya ruang kosong di matamu
Tak apa
Jika kau lebih memilihnya daripada aku
Nyanyian rindu tak selamanya indah
Perjalanan cinta tak selamanya mudah
73
Tanpa Suara
Kidung senja berarak jingga
Menyuguhkan kilaunya cinta
Semua duka lara terlenyap
Menyisakan sebuah ratap
Pertemuan akhir ini
Berakhir di sore hari
Bukan sebuah perpisahan
Hanya pembuka hari-hari penuh rindu
Untukmu
Cinta ini akan akan selalu ada
Penjarakan jiwa yang tersisa
Hingga lenyap tanpa suara
74
Teman Lamunan
Kau yang sempurna
Kau yang selalu kudamba
Tak perlu menjadi bintang
Bagiku kau sudah menjadi penerang
Saat malam datang menjemput sepi
Saat menjelang lelap menuju mimpi
Kau selalu menjadi teman
Meski hanya dalam lamunan
Selamat malam
Untukmu bintang-bintang
Selamat tidur
Untukmu yang ku sayang
75
Tentang Kopi
Bukan hal tabu lagi
Ini hanya tentang secangkir kopi
Dengan segala kejujurannya
Tetap bisa dinikmati meski dibalut kepahitannya
Ia selalu mengungkapkan apa yang ada
Rasa pahit yang tersaji di dalamnya
Atau rasa manis jika diberi sedikit gula
Yang pasti tak pernah berdusta atasnama rasa
76
Tentang Tuan
Logika disandera lembutnya hati
Sebab tuan bak pangeran nan sangat berbudi
Tiap kali kulihat binar bening matanya
Dermawan dan kelembutan menyelimutinya
Tersirat lancang hadirnya rasa ragu
Akankah luka itu datang lagi padaku
Atau awal indah dari alur hidupku
Bila seandainya kita dapat bersatu
Semoga budimu abadi
Tak luntur apalagi terganti
77
Terlalu Tuli
Laksana mentari pagi
Tiada lelah menyambut awal hari
Laksana derasnya arus
Tiada lelah memberi air bagi yang haus
Bahkan jika ditanya tentangmu
Aku tak tahu harus berkata apa
Mungkin tak ada yang mencolok darimu
Tapi bagiku itu sudah cukup sempurna
Kau terlalu tuli untuk mendengarku
Hingga aku tak mungkin bisa meraihmu
78
Tersingkir
Bagai hampa yang mengharap udara
Meski tak ada yang menghampirinya
Bagai debu disapu hujan yang melanda
Nyatanya aku tersingkir digantikannya
Kau bilang terus saja panjatkan doa
Lalu kita akan bisa terus bersama
Namun semua anganku palsu
Bersamamu hanyalah mimpi semu
Maka biarlah cinta tersapu angin
Apalah artinya doa jika kau tak ingin
79
Tumpahan Rasa
Sejuta rasa yang kurasa
Saat kumampu ungkapkan rasa lewat kata
Saat bahagia dan kecewa menghampiri
Sampai ia pergi, bahkan datang lagi
Ungkapan isi hati
Bukan diary sebuah depresi
Deretan kata hasil intuisi
Tak berharap dapat apresiasi
Bentuk tumpahan rasa
Bukan pengabdi seorang dia
80
Profil Penulis
Repzilly adalah nama pena salah seorang siswi dari MAN 1 Bekasi bernama
lengkap Vina Meylani Putri. Lahir di Jakarta pada tanggal 26 Mei 2004.
Mencoba membuat kumpulan puisi bebas bergenre romansa untuk karya
pertamanya. Dia adalah salah satu anggota Kertas (Komunitas Menulis Kreatif
Mantusi). Salah satu mimpinya adalah menjadi penulis. Harapan besarnya
adalah agar ia tak pernah berhenti menulis. Karena baginya menulis adalah
ruang kebebasan dan pekerjaan untuk keabadian.
"Lakukan saja apa yang kau suka. Hidup adalah tentang bahagia." pesannya.
Salam hangat dari penulis, semoga kalian suka!
Kritik dan saran bisa kalian sampaikan melalui:
E-mail: [email protected]
Instagram: vina_mylnptr
Wattpad: vina_mey
81
82