lima lembar uang 5000-an (lima lembar uang lima ribuan)
seharga 5.000-an (seharga lima ribuan)
tahun 2000-an (tahun dua ribuan)
11. Bilangan seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, akta, atau
kuitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti oleh huruf, misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Pada hari ini, Rabu, tanggal 13-
10-2021 (tiga belas Oktober dua ribu duapuluh satu) telah hadir di
hadapan saya, Noviansyah, notaris yang berkedudukan di Kota Batam.
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus
ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan
huruf secara serangkai, misalnya:
Kelapadua
Limapuluhkoto
Rajaampat
Simpanglima
Tigaraksa
H. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
1. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan
-ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya,
misalnya:
Rumah itu telah kujual.
Majalah ini boleh kaubaca.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 51
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
Rumahnya sedang diperbaiki.
2. Kata ganti kau yang bukan bentuk terikat ditulis terpisah dengan kata yang lain,
misalnya:
Aku ingin kau bersungguh-sungguh dengan apa yang kaukatakan.
Kau masih muda, Bung.
Sebaiknya kau mengurus adikmu saja.
I. Kata Sandang si dan sang
1. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Dalam cerita itu si Pitung berhasil menolong penduduk.
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.
Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
2. Kata sang ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan unsur nama Tuhan,
misalnya:
Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 52
Untuk memperdalam pemahaman kalian mengenai materi pada bab ini, silakan menyimak
video berikut.
Pembentukan Kata Bahasa Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=clkxde_GQUM&t=96s
Pilihan Kata Bahasa Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=CgGi9qDgumY&t=225s
Fungsi Kalimat Bahasa Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=uRk9nZA9WT4
Konjungsi Kalimat Bahasa Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=A5GCDosuXa0&t=26s
Modul MKWK Bahasa Indonesia 53
Tugas Latihan
1. Bacalah materi pada bab ini dengan saksama. Buatlah rangkuman berdasarkan pemahaman
kalian.
2. Carilah contoh masing-masing sepuluh kata pada setiap jenis kata.
3. Temukan dan perbaiki kesalahan penulisan kata di bawah ini
di ambil
di rusak
menggaris bawahi
suka rela
seringkali
meletak kan
dirumah
diantara
terimakasih
survey
Dr. Ahmad Sanusi M. A
Tuhan yang maha Esa
yang mahakuasa
Modul MKWK Bahasa Indonesia 54
Modul MKWK Bahasa Indonesia 55
BAB V
ISTILAH
1. Beberapa konsep dasar
1. Definisi Istilah
Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambing dan yang
dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang
khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi)
adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah serta kumpulan istilah
yang dihasilkannya.
2. Istilah Khusus dan Istilah Umum
Istilah khusus ialah istilah yang pemakaiannya dan atau maknanya terbatas pada
suatu bidang tertentu, sedangkan istilah umum ialah istilah yang menjadi unsur
bahasa yang digunakan secara umum.
Contoh:
Istilah Khusus : diagnosis daya
Istilah Umum : pidana penilaian
2. Persyaratan Istilah 56
Tepat
Ketepatan adalah syarat pertama yang harus diperhatikan. Kata atau gabungan
kata yang dipilih harus bisa mengungkapkan suatu konsep dengan tepat, tanpa
menyimpang dari makna yang dimaksud. Kata area, daerah, kawasan, dan
wilayah, misalnya. Keempat kata tersebut memiliki kemiripan makna, tetapi kita
bisa memilih dengan tepat berdasarkan konteks bidangnya. Lewat riset, cari
tahulah tentang kolokasi empat kata tersebut dalam bidang-bidang keilmuan.
Modul MKWK Bahasa Indonesia
Ringkas
Istilah sebisa mungkin terbentuk lewat kata atau frasa yang paling ringkas.
Misalnya, untuk memadankan vocabulary, kita bisa memanfaatkan kosakata,
alih-alih perbendaharaan kata. Makanan ternak pun bisa diwakili dengan pakan.
Berkonotasi Baik
Konotasi baik di sini bisa juga diartikan sebagai konotasi positif. Contohnya
adalah tunawisma untuk gelandangan, panti wreda untuk rumah jompo, dan
tunakarya untuk penganggur.
Eufonik
Yang dimaksud eufonik adalah enak didengar. Istilah sebaiknya dibentuk lewat
kata atau frasa yang memiliki kepaduan bunyi. Contohnya adalah pemilihan
efektif dan efisien ketimbang mangkus dan sangkil.
Sesuai dengan Kaidah Bahasa Indonesia
Pembentukan istilah harus selaras dengan kaidah bahasa Indonesia. Contohnya
adalah kerja sama, bukan kerjasama; penerjemah, bukan penterjemah; dan
pengebom, bukan pembom.
3. Sumber Pembentukan Istilah
1. Kosakata Bahasa Indonesia
Kata Indonesia yang dapat dijadikan bahan istilah Ialah kata umum, baik yang lazim
maupun yang tidak lazim, yang memenuhi salah satu syarat atau Lebih yang berikut
ini.
a. Kata yang dengan tepat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau
sifat yang dimaksudkan.
b. Kata yang lebih singkat daripada yang lain yang berujukan sama.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 57
c. Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk dan Yang sedap didengar (eufonik),
seperti pramuria Jika tidak dibandingkan dengan hostes, tunakarya dibandingkan
dengan pengangguran.
2. Kosakata Bahasa Serumpun
Jika di dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang dengan tepat dapat
mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang dimaksudkan, Maka istilah
dicari dalam bahasa serumpun, baik yang lazim maupun yang tidak lazim.
3. Kosakata Bahasa Asing
Penerjemahan bahasa asing yakni dibentuk berdasarkan kesesuaian makna.
Penyerapan bahasa asing yakni mengutamakan bentuk gabungan huruf,
dilakukan ketika kata bahasa asing tidak sulit untuk dieja dalam bahasa
Indonesia.
Penerjemahan dan penyerapan
4. Pemadanan Istilah
Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu
bahasaserumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan
penerjemahan dan penyerapan.
Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya
berdasarkan kaidah fonotaktik, yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam
bahasa Indonesia.
5. Perekaciptaan Istilah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata perekaciptaan adalah proses,
cara, perbuatan mereka cipta. Berdasarkan arti tersebut, perekaciptaan istilah dapat
Modul MKWK Bahasa Indonesia 58
dimaknai sebagai proses dalam mencetuskan istilah yang pula. Istilah tersebut dapat
dibentuk dengan direkacipta sesuai corak kegiatannya.
Contoh :
Istilah factoring, misalnya, sulit diterjemahkan atau diserap secara utuh. Dalam 15
khazanah kosakata bahasa Indonesia/Melayu terdapat bentuk anjak dan piutang yang
menggambarkan pengalihan hak menagih utang. Lalu, direka istilah anjak piutang
sebagai padanan istilah factoring. Begitu pula pemadanan catering menjadi jasa boga
dan invention menjadi rekacipta diperoleh lewat perekaan.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 59
Tugas Latihan
1. Bacalah materi pada bab ini dengan saksama. Selanjutnya buatlah rangkuman
berdasarkan pemahaman kalian.
2. Berikan masing-masing lima contoh bentuk pemadanan istilah berdasarkan bentuk
penerjemahan, penyerapan, dan gabungan penerjemahan dan penyerapan.
3. Carilah 20 istilah yang berkaitan dengan program studi kalian.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 60
Modul MKWK Bahasa Indonesia 61
BAB VI
Kalimat Efektif
a. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang
ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif juga bisa bermakna bahwa
kalimat tersebut mudah dipahami oleh orang lain dengan tepat. Kalimat yang dimaksud
bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan. Kalimat efektif dalam bentuk tulisan biasanya
digunakan dalam tulisan-tulisan ilmiah, seperti makalah, tesis, artikel, laporan
penelitian, skripsi, dan sebagainya.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri khas, yaitu kesejajaran, kesepadanan
struktur, kevariasian, kehematan, dan kelogisan. Berikut akan diuraikan penjelasan tiap-
tiap ciri tersebut.
b. Ciri-Ciri Kalimat Efektif 62
1. Kepararalelan atau Kesejajaran
Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama
derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat itu harus diubah menjadi :
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
2. Kehematan
Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu, sehingga
kata dalam sebuah kalimat menjadi lebih padat dan berisi.
Menghemat kata dapat dilakukan dengan cara:
Modul MKWK Bahasa Indonesia
Menghilangkan pengulangan subjek
Contoh : Karena ia tak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. Mestinya
menghilangkan kata ia.
Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
Contoh: Mira adalah gadis yang memakai baju warna merah. Mestinya
menghilangkan kata warna.
Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
Contoh: Jangan naik ke atas karena licin. Mestinya menghilangkan kata ke
atas.
Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
Contoh : Intan mengambil semua apel-apel yang masih ada di kulkas.
3. Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi
dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subjek, predikat atau keterangan.
Ada kalimat yang pendek dan panjang.
a) Cara memulai subjek pada awal kalimat.
Dengan adanya subjek pada awal kalimat, maka kalimat-kalimat akan berubah
nadanya.
Untuk menyatakan kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering,
jarang, kerap kali, dan sebagainya.
Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-
kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
Untuk menyatakan kesungguhan digunakan: sebenarnya, sesungguhnya,
sebetulnya, benar, dan sebagainya.
b) Panjang-Pendek Kalimat
Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat yang baik atau efekti dan
kalimat panjang tidak selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila
Modul MKWK Bahasa Indonesia 63
membaca karangan yang terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek atau 64
panjang.
c) Jenis kalimat
Biasanya dalam menulis, orang cenderung menyatakannya dalam wujud
kalimat berita. Hal ini wajar karena dalam kalimat berita berfungsi untuk
memberi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat
memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita.
d) Kalimat Aktif dan Pasif
Selain pola inversi, panjang-pendek kalimat, kalimat majemuk dan setara,
maka pada kalimat aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.
e) Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan
yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk menghidupkan paragraf.
Kalimat langsung dapat diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau
mengutip pendapat seseorang dari buku.
4. Kelogisan
Kelogisan maksudnya bahwa suatu kalimat harus mudah dipahami dan
penulisannya harus sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam hal ini hubungan
unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Untuk mempersingkat waktu, marilah kita segera memulai rapat ini.
Kalimat diatas tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah
benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Selain itu, waktu juga merupakan
jumlah tetap, yaitu 24 jam yang tidak dapat dihemat melainkan dimanfaatkan.
Oleh karena itu, kalimat tersebut harus diubah menjadi:
Bapak Dr. Susanto, M.Pd. dipersilakan untuk naik ke podium.
Untuk mengefesienkan waktu, mari kita segera memulai rapat ini.
Modul MKWK Bahasa Indonesia
c. Penyebab Kalimat Tidak Efektif
1. Makna tidak logis
Contoh:
Saya saling bertatapan (tidak efektif).
Kami saling bertatapan (efektif).
2. Bentuk kata tidak sejajar
Contoh:
Kiara menonton film itu karena diketahui bahwa film tersebut sangat
menarik (tidak efektif ).
Kiara menonton film itu karena mengetahui bahwa film tersebut sangat
menarik (efektif).
3. Menggunakan subjek ganda
Contoh:
Buku itu saya sudah baca (tidak efektif).
Saya sudah membaca buku itu (efektif).
4. Bentuk jamak yang diulang
Para hadirin dipersilakan duduk kembali (tidak efektif).
Hadirin kami dipersilakan duduk kembali (efektif).
5. Salah nalar
Contoh:
Kepada seluruh siswa dimohon berkumpul di lapangan (tidak efektif).
Seluruh siswa dimohon berkumpul di lapangan (efektif).
6. Pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing
Contoh:
Nilai ulangan bahasa Indonesia Ali sangat baik sekali (tidak efektif).
Nilai ulangan bahasa Indonesia Ali baik sekali (efektif).
Nilai ulangan bahasa Indonesia Ali sangat baik (efektif).
Modul MKWK Bahasa Indonesia 65
Untuk memperdalam pemahaman kalian mengenai materi pada bab ini, silakan menyimak
video berikut.
Kalimat Efektif Bahasa Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=pyJhS46__ZQ&t=751s
Tugas Latihan
1. Bacalah materi pada bab ini dengan saksama. Buatlah rangkuman berdasarkan
pemahaman kalian.
2. Ubahlah kalimat di bawah ini menjadi kalimat efektif.
Adik memakan buah mangga yang ada di kulkas.
Pada hari Senin ini saya akan menyampaikan pidato tentang narkoba.
Gadis itu sangat cantik sekali.
Mari kita besama-sama memerangi narkoba agar prestasi kita ditingkatkan.
Para ibu-ibu diharapkan hadir di acara pengajian sore ini.
Sejak dari pagi dia belum makan.
Tahap terakhir penyelesaian rumah itu adalah pengecatan dinding, memasang
lampu, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Diana melamar Anton, kekasih pujaannya.
Kamar itu sudah saya bersihkan berkali-kali.
Anita mengejar dan menggigit anjing itu.
Dia memohon diberi kesempatan lagi sekali.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 66
Modul MKWK Bahasa Indonesia 67
BAB VII
TEKS AKADEMIK
a. Pengertian Teks Akademik
Teks akademik atau karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas ilmu
pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar.
Teks akademik tergolong ke dalam genre faktual, bukan genre fiksional. Teks-teks
tersebut dikatakan faktual, karena teks-teks tersebut ditulis berdasarkan pada
kenyataan empiris, bukan pada rekaan atau khayalan. Ciri teks akademik yaitu
strukturnya sederhana, padat, objektif, dan logis.
b. Paragraf
Dalam bahasa Indonesia, istilah paragraf lazim pula disebut alinea. Kedua istilah
itu mengacu pada konsep yang sama, yaitu rangkaian beberapa kalimat yang
mengandung satu kesatuan gagasan. Dalam hal ini, walaupun paragraf diartikan sebagai
rangkaian beberapa kalimat yang mengandung satu kesatuan gagasan, pada
kenyataannya tidak tertutup kemungkinan adanya paragraf yang hanya terdiri atas satu
kalimat.
Secara umum, istilah paragraf hanya terdapat pada ragam bahasa tulis karena
jalinan kalimat yang membentuk sebuah paragraf cenderung hanya dapat diidentifikasi
dalam bentuk tertulis. Dalam ragam lisan, cukup sulit mengidentifikasi apakah jalinan
kalimat yang diucapkan seseorang itu berupa paragraf atau bukan. Oleh karena itu,
penyebutan paragraf dalam hal ini merujuk pada ragam bahasa tulis.
Pada ragam bahasa tulis, ada dua jenis penanda yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi paragraf. Pertama, paragraf ditandai dengan permulaan kalimat yang
menjorok ke dalam. Paragraf seperti ini lazim disebut paragraf bertakuk. Dengan
permulaan kalimat yang menjorok ke dalam, pembaca dengan mudah dapat mengenali
Modul MKWK Bahasa Indonesia 68
paragraf. Bahkan, jika perlu, kita pun dapat dengan mudah menghitung jumlah paragraf
dalam sebuah tulisan.
Penanda paragraf yang kedua adalah perenggangan, yaitu dengan memberi jarak
tertentu antara paragraf yang satu dan yang lain. Lebar renggangan itu umumnya lebih
lebar daripada renggangan jarak spasi yang digunakan dalam tulisan yang bersangkutan.
Kriteria paragraf yang baik sebagai berikut.
1. Kesatuan
2. Kepaduan
3. Ketuntasan
4. Keruntutan
5. Konsistensi sudut pandang
Berdasarkan struktur informasinya, paragraf secara umum dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu paragraf induktif dan paragraf deduktif. Kedua jenis paragraf
tersebut secara ringkas akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah suatu jenis paragraf yang menempatkan informasi
utama yang terkandung pada kalimat topik pada akhir paragraf. Dengan
demikian, struktur paragraf ini diawali dengan beberapa kalimat penjelas
yang mendukung informasi utama. Setelah itu, baru informasi utama
ditampilkan pada bagian akhir. Paragraf ini sering disebut sebagai paragraf
yang diawali dengan informasi yang khusus ke informasi yang umum.
Contoh:
Bahasa Indonesia memiliki peran dan fungsi yang sangat penting bagi
kegiatan pembelajaran. Peran dan fungsi bahasa Indonesia bukan sebagai
alat komunikasi saja, melainkan sebagai media bagi seluruh bidang
keilmuan. Berdasarkan pentingnya peran dan fungsi bahasa Indonesia bagi
Modul MKWK Bahasa Indonesia 69
berbagai bidang keilmuan itulah, maka bahasa Indonesia perlu dipelajari di
setiap jenjang pendidikan.
b. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif boleh dikatakan sebagai kebalikan dari paragraf induktif.
Kalau paragraf induktif menampilkan informasi utama pada akhir paragraf,
paragraf deduktif menampilkan informasi utama pada awal paragraf.
Informasi utama itu kemudian diikuti dengan informasi penjelas yang
terungkap pada kalimat-kalimat pengembang. Orang sering menyebut
paragraf ini diawali dengan hal yang umum ke hal yang bersifat khusus.
Contoh:
Kondisi kebun binatang Taru, Solo, makin memprihatinkan. Koleksi
satwa di objek wisata tepian Bengawan Solo itu banyak yang tidak terawat.
Beberapa binatang di sana tampak kurus. Kemarin seekor komodo bantuan
Presiden pun mati.
c. Genre Teks
Genre teks terbagi menjadi dua, yaitu genre makro dan genre mikro. Genre
makro adalah genre yang menjadi nama sebuah teks dan genre mikro adalah sub-sub
genre yang ada di dalamnya. Contoh:Wujud teks akademik genre makro antara lain,
seperti: buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, dan artikel ilmiah.
Sementara itu, genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi,
dan diskusi. Berikut disajikan beberapa ulasan mengenai contoh genre teks makro dan
mikro.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 70
1. Teks Makro
Ulasan Buku
Buku dapat dikelompokkan menjadi buku ajar dan buku referensi. Buku ajar
adalah buku yang digunakan sebahagi bahan ajar. Sementara itu, buku
referensi adalah buku yang digunakan sebagai referensi atau bahan rujukan
pada saat orang menyusun karya ilmiah. Di lingkungan akademik, buku sering
diulas untuk mengetahui keunggulan dan kelemahannya.
Proposal
Proposal merupakan tulisan yang berisi rancangan penelitian atau rancangan
kegiatan. Proposal dapat berupa proposal penelitian atau proposal kegiatan.
Proposal penelitian memiliki struktur teks pendahuluan, landasan teori,
tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian. Adapun proposal kegiatan
memiliki struktur teks pendahuluan, tata laksana kegiatan, dan penutup.
Masing-masing tahapan pada struktur teks proposal mengandung genre
mikro yang berbeda-beda, sesuai dengan fungsi retoris masing-masing
tahapan tersebut.
Laporan
Laporan dapat dikelompokkan menjadi laporan penelitian dan laporan
kegiatan. Laporan penelitian ditata dengan struktur teks: pendahuluan,
landasan teoretis, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, hasil,
pembahasan, dan penutup. Adapun laporan kegiatan mempunyai struktur
teks yang lebih fleksibel, sesuai dengan cakupan kegiatan yang dilaporkan itu.
Akan tetapi, pada umumnya, struktur teks laporan kegiatan adalah
pendahuluan, deskripsi kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan penutup.
Masing-masing tahapan pada struktur teks tersebut mengandung genre
mikro yang berbeda-beda, sesuai dengan fungsi retoris masing-masing
tahapan tersebut.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 71
Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah dapat dikelompokkan menjadi artikel penelitian dan artikel
konseptual. Pada dasarnya artikel penelitian adalah laporan penelitian yang
disusun dalam bentuk artikel. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila
struktur teks artikel penelitian sama dengan struktur teks laporan penelitian,
yaitu: abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, hasil
pembahasan, dan simpulan. Di pihak lain, artikel konseptual adalah artikel
sebagai hasil pemikiran mengenai sesuatu secara konseptual. Artikel
konseptual disusun dengan struktur teks yang lebih fleksibel, bergantung
kepada cakupun pokok persoalan dan konsep atau teori yang digunakan
untuk membicarakan pokok persoalan tersebut. Setiap tahapan pada
struktur teks artikel ilmiah mengandung genre mikro yang berbeda-beda
sesuai dengan fungsi retoris masing-masing tahapan tersebut.
2. Teks Mikro 72
Deskripsi
Teks deskripsi adalah sebuah paragraf dimana gagasan utamanya
disampaikan dengan cara menggambarkan secara jelas objek, tempat, atau
peristiwa yang sedang menjadi topik kepada pembaca. Adapun struktur yang
menyusun teks deskripsi sehingga menjadi satu keutuhan sebagai berikut.
Identifikasi, yaitu penentu identitas seseorang, benda, dan sebagainya.
Klasifikasi, yaitu penyusunan ber-sistem dalam kelompok menurut kaidah
atau standar yang telah ditetapkan.
Deskripsi bagian, yaitu bagian teks yang berisi tentang gambaran-
gambaran bagian di dalam teks tersebut.
Prosedur
Teks prosedur adalah teks yang berisi cara untuk membuat atau melakukan
sesuatu hal dengan langkah demi langkah yang tepat secara berurutan
Modul MKWK Bahasa Indonesia
sehingga menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan. Adapun struktur teks
prosedur sebagai berikut.
1. Tujuan, yaitu pengantar umum sebagai penanda apa yang akan dibuat atau
dilakukan dan motivasi dalam melakukannya.
2. Bahan dan alat, yaitu rincian bahan dan alat yang digunakan dengan ukuran
yang akurat.
3. Langkah-langkah, yaitu langkah melakukan sesuatu dengan urut secara per
tahap.
4. Penutup, yaitu penekanan pada keuntungan dan ucapan selamat
melakukan sesuatu.
Eksposisi
Teks eksposisi adalah sebuah paragraf atau karangan yang mengandung
sejumlah informasi yang bertujuan menjelaskan atau memberikan
pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat dan akurat.
Adapun struktur teks eksposisi adalah sebagai berikut:
1. Tesis adalah bagian pembuka dari penulisan teks eksposisi. Tesis
merupakan pernyataan pendapat dari penulis secara pribadi tentang topik
atau masalah yang dibahas.
2. Argumentasi adalah bagian dari penulisan yang berisi tentang alasan-
alasan yang mendukung atau memperkuat pendapat penulis pada bagian
tesis tadi. Argumentasi ini bisa diambil dari hasil penelitian para ahli,
ataupun pendapat pakar di bidang tertentu sehingga memperkuat
pendapat pribadi si penulis.
3. Reiterasi adalah penegasan kembali pendapat penulis pada bagian tesis
sehingga pembaca dapat lebih memahami sepenuhnya isi dari teks
tersebut. Biasanya reiterasi disertai dengan bukti-bukti pendukung, dan
merupakan bagian dari kesimpulan suatu teks yang dibuat penulis.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 73
Diskusi
Teks diskusi adalah teks yang memberikan dua pendapat berbeda mengenai
suatu hal (pro dan kontra) yang mengakibatkan kedua belah pihak menjadi
saling membicarakan masalah yang menjadi persoalan (diskusi).
Terdapat empat struktur yang menyusun teks diskusi sehingga menjadi utuh.
Struktur tersebut yaitu:
1. Isu, berisi masalah yang akan didiskusikan lebih lanjut.
2. Argumen mendukung, berisi argumen yang mendukung hal yang menjadi
pokok masalah diskusi.
3. Argumen menentang, berisi argumen yang bertentangan dengan argumen
yang mendukung.
4. Kesimpulan, berisi kesimpulan dan rekomendasi mengenai isu yang
dibahas.
Eksplanasi
Teks Eksplanasi adalah sebuah teks yang berisi tentang proses-proses yang
berhubungan dengan fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan,
budaya, dan lainnya.
Teks eksplanasi memiliki struktur yang terdiri dari pernyataan umum,
dilanjutkan dengan urutan sebab akibat, dan diakhiri dengan interpretasi.
1. Pernyataan Umum, berisi tentang penjelasan umum tentang fenomena
yang akan dibahas, bisa berupa pengenalan fenomena tersebut atau
penjelasannya. Penjelasan umum yang dituliskan dalam teks ini berupa
gambaran secara umum tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses
peristiwa alam tersebut bisa terjadi.
2. Deretan penjelas, berisi tentang penjelasan proses mengapa fenomena
tersebut bisa terjadi atau tercipta dan bisa terdiri lebih dari satu paragraf.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 74
Deretan penjelas mendeskripsikan dan merincikan penyebab dan akibat
dari sebuah bencana alam yang terjadi.
3. Interpretasi (Opsional), teks penutup yang bersifat pilihan; bukan
keharusan. Teks penutup yang dimaksud adalah teks yang merupakan
intisari atau kesimpulan dari pernyataan umum dan deretan penjelas.
Opsionalnya dapat berupa tanggapan maupun mengambil kesimpulan
atas pernyataan yang ada dalam teks tersebut.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 75
Untuk memperdalam pemahaman kalian mengenai materi pada bab ini, silakan menyimak
video berikut.
Paragraf Bahasa Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=iR3sRj20Glg&t=22s
Ciri-ciri Teks Akademik
https://www.youtube.com/watch?v=n7xm0BJpI2I&t=656s
Tugas Mandiri
1. Bacalah materi pada bab ini dengan saksama. Buatlah rangkuman sesuai dengan
pemahaman kalian.
2. Pilihlah salah satu genre teks mikro, kemudian buatlah teks berdasarkan strukturnya.
Proyek
1. Buatlah kelompok beranggotakan lima orang.
2. Carilah beberapa teks yang dimuat di buku, jurnal penelitian, majalah, surat kabar, atau
media lain baik cetak maupun elektronik.
3. Analisislah apakah teks-teks tersebut mengandung ciri-ciri akademik. Seandainya teks-teks
yang Anda temukan itu belum memenuhi ciri-ciri akademik, ubahlah agar teks-teks tersebut
menunjukkan ciri-ciri yang dimaksud.
4. Amatilah teks-teks tersebut, serta identifikasilah genre makro yang menjadi payung dan
genre mikro yang terkandung di dalamnya.
5. Diskusikan bersama kelompok kalian dan laporkan dalam bentuk tulisan.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 76
Modul MKWK Bahasa Indonesia 77
BAB VIII
KARYA TULIS ILMIAH
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Sebagai mahasiswa, kemampuan menulis karya ilmiah adalah suatu keharusan.
Tugas harian seperti membuat laporan, makalah, artikel, dan sebagainya, serta tugas akhir
yaitu skripsi, menuntut mahasiswa memiliki pemahaman mendalam mengenai cara menulis
karya ilmiah yang baik.
Karya tulis ilmiah adalah sebuah karya tulis dengan menggunakan penerapan kaidah
ilmiah, mengutamakan aspek rasionalitas, mengusung permasalahan yang bersifat obyektif
serta faktual. Ciri-ciri karya ilmiah yaitu sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis. Sistematis
yaitu penelitian dilakukan secara sistemik dan terencana, mulai dari identifikasi masalah,
menghubungkan masalah dengan teori, penyediaan data, analisis data, sampai pada
penarikan simpulan dan meghubungkan simpulan itu ke dalam khazanah ilmu pengetahuan.
Terkontrol yaitu setiap aktivitas yang dilakukan pada masing-masing tahapan dapat dkontrol
baik proses pelaksanaan kegiatannya maupun hasil yang dicapai dari kegiatan tersebut serta
penggunaan metode dan teknik tertentu harus jelas dasar logikanya. Empiris yaitu sesuai
dengan kenyataan, bukan hanya opini atau pikiran peneliti. Terakhir, kritis yaitu kritis
terhadap kajian-kajian sebelumnya.
B. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai jenis-jenis teks
akademik, diketahui bahwa ada beberapa jenis teks akademik genre makro yang perlu
dipahami oleh para mahasiswa. Namun, pada bagian ini hanya akan menyajikan sistematika
penulisan empat teks akademik, yaitu makalah, ulasan, proposal, dan skripsi. Keempat teks
karya ilmiah ini dipilih karena yang paling sering ditugaskan.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 78
1. Sistematika Penulisan Makalah
Secara umum, makalah biasanya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian awal, inti, dan akhir. Bagian awal terdiri atas halaman sampul, daftar isi,
daftar tabel, dan daftar gambar (jika ada). Bagian inti terdiri atas pendahuluan
yang meliputi latar belakang penulisan, masalah atau topik, dan tujuan
pembuatan makalah. Selanjutnya, Bagian inti lainnya adalah teks utama berisi
pembahasan dan penutup berupa simpulan dan saran.
Secara sederhana, sebuah makalah terdiri atas latar belakang,
permasalahan dan hipotesis (jika ada), pembahasan masalah, kesimpulan, dan
saran-saran, sedangkan bagian akhir terdiri dari daftar rujukan dan lampiran (jika
ada). Makalah biasanya terdiri atas lima sampai dengan sepuluh halaman,
namun ini tergantung kebijakan/aturan kampus masing-masing. Jumlah halaman
bisa saja lebih dari itu.
2. Sistematikan Penulisan Ulasan/Reviu
Sistematika penulisan ulasan/reviu ini bisa berbeda-beda sesuai
karakteristik lembaga masing-masing. Namun, secara umum, sebuah reviu
buku/bab buku/artikel terdiri atas pendahuluan, ringkasan buku bab
buku/artikel, pembahasan isi buku/bab buku/artikel, keunggulan dan kelemahan
isi buku/bab buku/artikel, dan penutup.
3. Sistematika Penulisan Proposal
Sebelum mahasiswa menyusun tugas akhir/skrispi, mahasiswa harus
mengajukan proposal terlebih dahulu. Pada dasarnya, proposal memiliki
sistematika yang sama dengan skripsi. Perbedaannya, proposal usulan tidak
memasukkan pembahasan dari hasil penelitian dan penjilidannya menggunakan
Modul MKWK Bahasa Indonesia 79
sampul biasa (soft cover). Berikut sistematika penulisan proposal usulan
penelitian.
Bagian awal
Bagian awal proposal terdiri atas halaman judul, halaman persetujuan
proposal, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, dan daftar
lampiran (jika ada).
Bagian inti
Bagian inti terdiri atas tiga bab, yaitu pendahuluan, kajian teoretis, dan
metodologi penelitian.
Bagian pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Bagian kajian teoretis dibedakan pada setiap jenjang. Pada penulisan
proposal, isi dari kajian teoritis meliputi tinjauan pustaka dan kajian hasil-
hasil penelitian terdahulu (kajian empiris) yang relevan dengan masalah yang
dibahas. Sementara itu, pada tinjauan pustaka skripsi dan tesis harus
ditambahkan pula kerangka berpikir dan hipotesis. Bagian metodologi
penelitian. Bagian ini disesuaikan dengan pendekatan penelitian yang akan
digunakan.
Bagian akhir
Bagian akhir proposal terdiri atas daftar pustaka dan lampiran.
4. Sistematika Penulisan Skripsi
Tidak jauh berbeda dengan proposal usulan penelitian, sistematika
laporan skripsi terdiri atas tiga bagian utama yang disesuaikan dengan jenjang
pendidikan dan bidang ilmu, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
Berikut sistematika penulisan skripsi.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 80
Bagian awal
Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman judul, halaman
pengesahan, halaman pernyataan plagiarisme, abstrak, halaman ucapan
terima kasih, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
1) Halaman Sampul
Warna halaman sampul skrispsi disesuaikan dengan kebijakan fakultas
masing-masing di lingkungan Universitas Mataram dan menggunakan sampul
keras/tebal (hard cover).
Halaman sampul wajib memuat: (a) judul, (b) jenis karya ilmiah, (c) logo
universitas, (d) nama dan NIM, (e) institusi, dan (f) tahun.
2) Halaman Judul
Format dan teknik penulisan halaman judul sama dengan penulisan halaman
sampul, hanya pada halaman judul ditambahkan peruntukan yang diletakkan
di antara jenis karya ilmiah dan logo universitas.
3) Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan merupakan lembar legalitas bahwa isi dari laporan
akhir, skripsi, dan tesis telah disetujui oleh pembimbing, ketua program studi
dan dekan. Lembar pengesahan berisi judul karya ilmiah yang ditulis dengan
huruf kapital, nama mahasiswa dan NIM, nama pembimbing, ketua program
studi, dan dekan.
4) Halaman Pernyataan Plagiarisme
Halaman pernyataan merupakan pernyataan dari mahasiswa bahwa karya
ilmiah tersebut merupakan karyanya sendiri dan bukan hasil plagiarisme.
Pernyataan ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa merasa bertanggung
jawab secara ilmiah dan moral terhadap karya ilmiah yang telah dibuatnya.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 81
Pada halaman pernyataan ini, mahasiswa menggunakan materai dan
membubuhkan tanda tangan.
5) Abstrak
Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan. Abstrak berfungsi
memberikan informasi kepada pembaca perihal hasil penelitian yang telah
dibuat. Jumlah kata pada abstrak antara 200-300 kata dan ditulis dalam satu
paragraf. Di akhir penulisan abstrak mahsiswa wajib menuliskan kata kunci.
Jumlah kata kunci adalah 3-5 buah. Abstrak ditulis dengan bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris.
6) Ucapan Terima Kasih
Halaman ucapan terima kasih diawali dengan ungkapan puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya karya tulis tersebut dan diikuti
dengan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
pelaksanaan penelitian, baik secara institusional maupun perorangan.
7) Daftar Isi
Daftar isi memuat semua judul bab, subbab, dan sub-subbab yang tercantum
dalam karya ilmiah beserta masing-masing halamannya. Penyusunan daftar
isi memudahkan pembaca mencari dan merunutkan isi dalam karya tulis.
Susunan daftar isi harus sesuai dengan sistematika laporan tugas akhir.
Bagian Inti Skripsi
Bagian inti laporan skripsi terdiri atas lima bab yaitu, pendahuluan, kajian
teoretis, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran.
1) Pendahuluan
Bab pendahuluan memuat uraian tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian yang dihasilkan.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 82
2) Kajian Teoretis
Isi dari kajian teoretis terdiri atas tinjauan pustaka, penelitian terdahulu,
kerangka berpikir, dan hipotesis. Pada tinjauan pustaka, mahasiswa cukup
menjelaskan teori-teori yang menjadi landasan masalah penelitian yang telah
dirumuskan. Teori yang disajikan harus lengkap dan merupakan sumber-
sumber terbaru. Biasanya kemutakhiran sebuah teori berjangka paling lama
10 tahun terakhir. Selanjutnya, mahasiswa perlu melakukan telaah terhadap
hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian.
3) Metodologi Penelitian
Secara umum pola paparan yang digunakan dalam menjelaskan bagian
metode penelitian ini adalah dua kecenderungan, yakni penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif.
4) Hasil dan Pembahasan
Pada bagian hasil penelitian, penyajian data terdiri dari data-data dan
informasi yang telah terkumpul kemudian dilakukan penelaahan analisis data
dan hasil penelitian ringkas. Pada bagian ini dapat dilakukan uji hipotesis
(untuk penelitian kuantitatif). Selanjutnya pada bagian pembahasan, hasil
penelitian dibandingkan dengan teori-teori yang tertuang pada tinjauan
pustaka untuk mengetahui persamaan dan perbedaannya. Jika terdapat
persamaan antara keduanya, hasil penelitian tersebut memperkuat teori
sebelumnya. Jika hasil penelitian berbeda dengan teori sebelumnya, hal itu
merupakan temuan baru yang memperkaya ilmu pengetahuan.
5) Simpulan dan Saran
Simpulan merupakan pernyataan yang tegas, tidak menimbulkan multitafsir,
dan merupakan pernyataan akhir sebagai jawaban atas permasalahan yang
dikaji. Sementara itu, saran adalah rekomendasi yang didasarkan atas hasil
penelitian yang ditujukan untuk mengatasi masalah yang diteliti.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 83
Bagian akhir skripsi
Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka berisi
sumber pustaka yang dirujuk dalam tugas akhir program diploma, sarjana, dan
pascasarjana. Sumber rujukan bisa berasal dari jurnal yang relevan dari sumber
buku/rujukan lainnya. Lampiran memuat uraian yang tidak disampaikan pada
bagian utama, seperti kuesioner, data pendukung, dokumentasi, dan lain-lain.
C. Teknik Pengutipan
Ada dua teknik mengutip dalam karya ilmiah, yaitu kutipan langsung dan kutipan
tidak langsung. Kutipan langsung adalah jenis kutipan yang dibuat tanpa mengubah teks
dari sumber yang dikutip. Pada kutipan langsung, terdapat tiga prinsip yang harus
diperhatikan, yaitu tidak boleh mengubah naskah asli (sumber rujukan). Untuk kutipan
langsung yang jumlah kutipannya kurang dari 40 kata, maka kutipan ditulis langsung dalam
kalimat dengan menggunakan tanda kutip (“…”). Untuk kutipan yang jumlahnya lebih dari
40 kata atau lebih dari empat baris, penulisan kutipan diletakkan terpisah dari teks yang
mendahuluinya dan diawali tanpa menggunakan tanda kutip (“). Kutipan seperti ini dibuat
menjorok 0,5 (1 tab) dari tepi kiri halaman. Penulisannya adalah sebagai berikut
Contoh kutipan langsung kurang dari 40 kata:
Arifin (2018) menyimpulkan, “ada pengaruh yang signifikan antara prestasi akademik dan
motivasi dengan keberhasilan lulusan Sekolah Menengah Atas” (p.29)
Contoh kutipan langsung lebih dari 40 kata:
Dewi (2022) menyatakan bahwa: 84
Berdasarkan sarana pemakaiannya, ragam bahasa dapat dibedakan atas ragam lisan
dan ragam tulis. Kedua ragam ini memiliki perbedaan. Unsur-unsur bahasa yang
digunakan di dalam ragam lisan cenderung tidak selengkap ragam tulis karena
informasi yang disampaikan secara lisan dapat diperjelas dengan menggunakan
intonasi atau tekanan suara, gerak-gerik anggota badan atau ekspresi wajah, serta
Modul MKWK Bahasa Indonesia
situasi tempat komunikasi itu berlangsung. Hal-hal semacam itu tidak terdapat pada
ragam bahasa tulis. Oleh karena itu, agar informasi yang disampaikan secara tertulis
menjadi jelas, unsur-unsur bahasa yang digunakannya harus lengkap. Jika
unsurunsur kebahasaan itu tidak lengkap, ada kemungkinan informasi yang
disampaikan pun menjadi tidak jelas dan sulit dipahami secara tepat (hal.9).
Teknik kutipan yang kedua ada kutipan tidak langsung. Kutipan tidak langsung
merupakan kutipan yang ditulis berdasarkan penerjemahan sebuah sumber bacaan yang
selanjutnya ditulis dengan bahasa dan gaya penulis. Tidak seperti kutipan langsung, penulisan
kutipan tidak langsung hanya dapat dibuat dengan satu pola yaitu terpadu dengan teks tanpa
tanda kutip. Pada kutipan ini, nama pengarang dan tahun terbitan dapat diletakkan pada awal
maupun di akhir kalimat.
Contoh kutipan tidak langsung:
Menurut Sapir (1921), bahasa adalah suatu metode naluriah yang dimiliki manusia untuk
mengkomunikasikan ide-ide, emosi, dan keinginan menggunakan berbagai simbol yang
dibuat dengan tujuan tertentu.
Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan dalam linguistik
afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan pokok kata yang baru.
Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat
ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards, 1992).
D. Daftar Pustaka
Agar terdapat keselarasan dalam penulisan daftar pustaka, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada saat mencantumkan sebuah sumber rujukan.
1. Sumber kutipan yang dirujuk dalam isi karya ilmiah harus tercantum dalam daftar 85
pustaka, begitu pula sebaliknya.
Modul MKWK Bahasa Indonesia
2. Daftar pustaka ditulis atau diketik menggunakan spasi tunggal, berurutan secara
alfabetis tanpa nomor urut.
8) Jika setiap sumber rujukan dalam daftar pustaka diketik lebih dari satu baris, maka
tulisan pada baris kedua dan seterusnya dimulai pada ketukan kelima (1 tab).
9) Jarak antarbaris antarrujukan adalah 1,5 spasi.
10) Penulisan nama penulis diurutkan secara alphabetis.
11) Nama penulis yang memiliki satu suku kata ditulis berulang.
Contoh penulisan daftar pustaka:
Rujukan Buku
Penulisan daftar pustaka untuk buku teks yang ditulis oleh satu orang penulis memiliki
format penulisan sebagai berikut .
Nama belakang, Inisial nama depan dan nama tengah (jika ada). Tahun penerbitan. Judul buku
(sentence case dan cetak miring). Tempat terbit: Nama penerbit.
Mahsun. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Teks. Jakarta: Jaya Press.
Jika penulis berjumlah lebih dari satu orang diberikan tanda “&” untuk memisahkan
nama penulis pertama dan kedua. Untuk penulis yang berjumlah lebih dari dua, nama penulis
dipisahkan dengan tanda koma dan gunakan tanda baca “&” untuk memisahkan nama penulis
terakhir.
Penulisan e-book pada daftar pustaka sama seperti penulisan buku tercetak tetapi
dengan tambahan DOI atau jika tidak ada menggunakan URL lengkap. Seperti contoh di bawah
ini .
Trenbert, K. E., Miller, K., Mearns, L., & Rodes, S. 2010. Effects of changing climate on weather
and human activities. University Science Books.
http://www.cgd.ucar.edu/staff/trenbert/books/ChangingClimate.pdf
Modul MKWK Bahasa Indonesia 86
Jika pada buku sumber rujukan tidak memiliki tahun terbitan, maka tahun terbitan ditulis [t.t.].
Southey, R. (t.t.). The life of Nelson. Blackie.
Rujukan artikel ilmiah
Format penulisan untuk jurnal dan prosiding sebagai berikut:
Nama belakang, Inisial nama depan dan nama tengah (jika ada). Tahun penerbitan. Judul artikel
ilmiah. Nama Jurnal (cetak miring). volume (nomor jurnal dalam tanda kurung, nomor
halaman artikel dalam jurnal. DOI
Acciari, M. 2014. The Italianization of Bollywood cinema: Ad hoc films. Studies in European
Cinema, 11(1), 14-25.
https://doi.org/10.1080/17411548.2014.903099
Sumber dari website
Penulisan sumber artikel dari sebuah website yang mencantumkan nama penulis
memiliki format sebagai berikut.
Nama belakang, Inisial nama depan dan nama tengah (jika ada). Tanggal. Judul artikel ditulis
dengan format sentence case dan dicetak miring. Nama website. url.
Palmer, L. F. (2008, July 17). Insufficient milk syndrome: A fallacy becomes a reality. Baby
Reference.
http://babyreference.com/insufficientmilksyndrome-a-fallacy-becomes-a-reality/
Modul MKWK Bahasa Indonesia 87
Proyek Akhir Semester
1. Carilah judul makalah yang menurut kalian menarik untuk dibahas.
2. Buatlah makalah sesuai dengan sistematika penulisan, teknik pengutipan, dan penulisan
daftar pustaka.
3. Gunakan minimal enam buku dan enam artikel sebagai sumber rujukan.
4. Waktu pengerjaan makalah selama dua minggu dari tugas ini diberikan.
5. Cetak dan jilid makalah dengan rapi.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 88
Modul MKWK Bahasa Indonesia 89
BAB IX
SWASUNTING
A. Pengertian Swasunting
Menurut KBBI, kata penyuntingan bermakna proses, cara, perbuatan menyunting
atau sunting-menyunting. Menyunting bermakna menyiapkan naskah cetak atau siap terbit
dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, bahasa, (menyangkut ejaan, diksi,
dan struktur kalimat). Menyunting juga bisa bermakna mengedit. Sementara itu, swa-
bermakna sendiri. Berdasarkan makna-maknas tersebut, dapat disimpulkan bahwa
swasunting adalah proses menyunting atau mengedit secara mandiri tulisan sebelum
diterbitkan.
Tujuan utama dari kegiatan swasunting adalah mengolah tulisan hingga layak terbit
sesuai dengan pembakuan dan persyaratan tertentu. Penulis/penyunting harus
meminimalkan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam tulisan tersebut. Selain
meminimalkan kesalahan, swasunting juga bertujuan meningkatkan kualitas tulisan dan
kredibilitas penulis.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang penyunting, yaitiu
menguasai ejaan bahasa Indonesia (penggunaan huruf kapital, huruf kecil, tanda baca, dan
sebagainya), menguasai tata bahasa Indonesia, memahami kamus, memiliki kepekaan
bahasa (mengetahui kata yang perlu dihindari dan kata yang sebaiknya dipakai), memiliki
wawasan yang luas, ketelitian dan kesabaran, memiliki kepekaan terhadap SARA dan
pornografi (mampu menentukan tulisan layak cetak atau tidak), memiliki kemampuan
menulis, memiliki keluwesan/kesupelan (berhubungan dengan penulis/pengarang naskah,
tidak menggurui, bersedia mendengarkan berbagai pertanyaan, saran dan keluhan),
menguasai salah satu bidang keilmuan (sesuai tulisan yang disunting), menguasai bahasa
asing (bahasa Inggris maupun bahasa yang paling banyak digunakan di dunia internasional),
Modul MKWK Bahasa Indonesia 90
serta memahami kode etik penyuntingan naskah (mengetahui hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan).
Dalam proses swasunting, fokus utama yang harus dikerjakan ialah pada kesalahan
berbahasa. Kesalahan berbahasa adalah penyimpangan yang bersifat sistematis dan
konsisten. Kesalahan berbahasa biasanya mencakup kesalahan ejaan, diksi, penalaran
bahasa yang kurang logis, kalimat yang tidak efektif, dan sebagainya. Oleh karena itu,
pemahaman materi kebahasaan sebagaimana yang sudah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya perlu dipahami dengan baik sebelum memulai kegiatan swasunting.
B. Langkah-Langkah Swasunting
Ada beberapa langkah yang dapat dipraktikkan dalam kegiatan swasunting ini.
1. Setelah menulis, simpan tulisan selama beberapa jam atau beberapa hari. Tahap ini
bertujuan agar kita lupa dengan apa yang kita tulis dan terkesan seperti tulisan orang
lain. Dengan begitu, kita bisa lebih objektif untuk mendeteksi kesalahan, peka terhadap
alur yang kurang tepat, dan bisa merevisi kesalahan-kesalahan lainnya.
2. Periksalah kamus dan pedoman kebahasaan lainnya. Biasanya karena trlalu syik menulis,
kita tanpa sengaja melewatkan aturan-aturan kebahasaan. Oleh karena itu, biasakanlah
untuk selalu mengecek kamus, EYD, PUPI, dan pedoman lainnya.
3. Bacalah tulisan dengan bersuara. Hal ini perlu dilakukan karena kata-kata memiliki
intonasi. Dengan membaca bersuara, kita akan menemukan kejanggalan-kejanggalan
(tanda baca, diksi, susunan kalimat, dll) dan bisa segera memperbaikinya.
4. Mintalah bantuan teman untuk membaca tulisan kita. Saran dan kritik dari orang lain
terhadap tulisan kita sangat patut untuk dipertimbangkan.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 91
Tugas Akhir
1. Bacalah kembali makalah yang kalian buat pada bab Karya Tulis Ilmiah.
2. Lakukan swasunting pada makalah kalian tersebut.
KUIS INTERAKTIF
Untuk mengukur pemahaman kalian tentang materi pada modul ini, silakan menjawab dengan
tepat pertanyaan-pertanyaan berikut.
Selamat mengerjakan.
https://forms.gle/AkA8XReDatADKN3d7
Modul MKWK Bahasa Indonesia 92
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti. 2016. Buku Ajar Mata
Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. Jakarta.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2015. Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Jakarta: Balai Pustaka.
Qodratillah, Meity Taqdir. 2016. Seri Penyuluhan: Tata Istilah. Jakarta: Pusat Pembinaan, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Rohmadi, Muhammad, dkk. 2014. Belajar Bahasa Indonesia: Upaya Terampil Berbicara dan
Menulis Karya Ilmiah. Surakarta: Cakrawala Media.
Sasangka, S.S.T. Wisnu. 2016. Seri Penyuluhan: Kalimat. Jakarta: Pusat Pembinaan, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Sriyanto. 2016. Seri Penyuluhan: Ejaan. Jakarta: Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.
Suladi. 2016. Seri Penyuluhan: Paragraf. Jakarta: Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.
Tim Penulis. 2022. Modul Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi.
Tim Penyusun. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.
Sugihastuti dan Siti Saudah. 2016. Buku Ajar Bahasa Indonesia Akademik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Modul MKWK Bahasa Indonesia 93