PEMBIBITAN TANAMAN
PERKEBUNAN
SECARA GENERATIF
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui Pendekatan Contektual Teaching and Learning (CTL), Model Pembelajaran
Problem Based Learning dan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions
(STAD) Peserta didik mampu :
3.3.1 Memahami prinsip pembibitan tanaman perkebunan secara generatif,
3.3.2 Merincikan teknik pembibitan tanaman perkebunan secara generatif,
4.3.1 Menyeleksi benih tanaman pembibitan tanaman perkebunan secara generatif
4.3.2 Mempraktikan pembibitan tanaman perkebunan secara generatif
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 1
B. Uraian Materi
1. Prinsip Pembibitan Tanaman Secara Generatif
Pada prinsipnya pembiakan tanaman secara generatif merupakan hasil dari
penyerbukan (sexual). Hasil pembiakan generatif lebih dikenal dengan bibit dari biji,
sebab bibit ini dikembangkan dari biji. Anggapan semacam ini tidak selalu benar
sebab ada biji yang bukan dari hasil penyerbukan yaitu biji apomiktik. Namun pada
kebanyakan buah atau biji ini telah dibuahi atau sebagai hasil perkawinan antara
bunga jantan dan bunga betina. Mekanisme perkawinan terjadi pada saat penyerbukan
yaitu pada saat kepala putik diserbuki dengan serbuk sari yang berlanjut sampai
pembentukan biji. Cara pembiakan tanaman dengan biji ini dapat terjadi secara alami
dan dengan campur tangan manusia. Pembiakan secara alami yaitu biji tanaman yang
jatuh di tanah, akan tumbuh menjadi tanaman jika mendapat kondisi lingkungan yang
sesuai untuk pertumbuhannya. Pembiakan dengan campur tangan manusia yaitu
melalui manusia, biji akan tumbuh menjadi tanaman jika ditempatkan pada kondisi
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Belajar dari kondisi alam ini manusia
telah mengenal cara pembiakan tanaman dengan biji jauh sebelum cara pembiakan
vegetatif. Pertumbuhan tanaman yang diperbanyak dengan biji, mempunyai
keseimbangan perbandingan antara pertumbuhan tanaman dibagian bawah tanah
(akar) dengan pertumbuhan bagian tanaman di atas permukaan tanah (batang beserta
tajuknya). Pertumbuhan tajuk yang meninggi akan sebanding dengan pertumbuhan
memanjang akar tanaman. dengan demikian, selain pohonnya lebih tinggi, tanaman
dari biji pun memiliki perakaran yang dalam. Pertumbuhan vegetatif tanaman dari biji
memerlukan waktu yang lebih lama dari pada pertumbuhan tanaman dari hasil
perbanyakan yang lainnya, karena pertumbuhan tersebut dimulai dari awal (dari biji).
Energi awalnya lebih banyak digunakan untuk pembentukan batang dan tajuk
tanaman sehingga pertumbuhan generatifnya lebih lambat. Dengan demikian
diperlukan waktu yang lebih lama untuk menunggu tanaman berbuah (menghasilkan).
Kelebihan tanaman ini adalah
a. Tanaman bisa diperoleh dengan mudah dan cepat.
b. Tanaman yang dihasilkan memiliki perakaran yang kuat, karena tanaman yang
dihasilkan dari biji memiliki akar yang kuat, terutama tanaman keras.
c. Memiliki keragaman genetik yang digunakan untuk pemuliaan tanaman.
d. Tahan penyakit yang berasal dari tanah.
a. Varietas-varietas baru dapat dengan mudah diperoleh dengan jalan menyilangkan
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 2
Kelemahannya adalah
a. Tanaman baru yang dihasilkan belum tentu memiliki sifat yang yang sama seperti
induknya.
b. Varietas baru yang muncul belum tentu baik.
c. Waktu berbuah lebih lama.
d. Kualitas tanaman baru akan diketahui ketika tanaman telah berbuah
Dengan demikian tidak mengherankan kalau umur berproduksinya tidak
secepat tanaman yang berasal dari perbanyakan vegetatif. Adanya kekurangan seperti
diatas bukan berarti tanaman yang berasal dari biji ini tak berguna sama sekali.
Tanaman ini masih banyak diperlukan sebagai batang bawah untuk okulasi atau
sambung atau sebagai tanaman penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih
mementingkan konservasi lahannya dibanding produksinya. Khususnya tanaman
perkebunan tahunan, tanaman hasil perbanyakan dari biji dapat dikenali dari sosoknya
yang lebih tinggi dan percabangannya lebih sedikit dibanding dengan tanaman hasil
perbanyakan vegetatif.
Sifat genetik suatu tanaman dapat ditingkatkan melalui pemuliaan tanaman
dengan cara merakit sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh tanaman. Salah satu metode
pemuliaan tanaman yang dapat dilakukan secara sederhana adalah melalui persilangan
(penyerbukan silang) yaitu menggabungkan dua atau lebih sifat unggul yang dimiliki
tetuanya dengan tujuan untuk memperoleh benih hibrida yang unggul. Agar dapat
melakukan persilangan yang menghasilkan benih hibrida sesuai dengan target yang
diinginkan, diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penyerbukan
atau persarian.
2. Teknik Pembibitan Tanaman Secara Generatif
a. Pemilihan Lokasi Pembibitan
1) Tempat
Pemilihan tempat pembibitan merupakan hal yang yang penting untuk
menyediakan kondisi optimal sehingga menghasilkan bibit berkualitas
tinggi. Pada perkebunan baru, sangat penting untuk memetakan rencana
pengembangan perkebunan dan kemudian meletakkan pembibitan di tengah
lokasi tersebut untuk meminimalkan jarak dan waktu transportasi. Lokasi
yang berada di tengah juga akan membantu kemudahan pengawasan dan
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 3
pengamanan. Lokasi pembibitan sebaiknya memiliki kemiringan yang
rendah tidak melebihi 15 %, hal ini untuk mempunyai drainase yang baik.
Bentuk pembibitan diusahakan menyerupai persegi untuk memperoleh
desain dan instalasi penyiraman yang efisien
Gambar 1. Tempat Pembibitan
2) Jalan
Lokasi pembibitan dipilih tempat yang tidak terisolasi, dan mempunyai jalan
yang cukup lebar dan kuat agar kendaran dapat lewat pada periode
penanaman. Jarak antara jalan angkut ke bedeng pembibitan tidak terlalu jauh
maksilam 50 meter
3) Drainase
Lokasi sebaiknya tidak terkena banjir karena akan merusak pembibitan dan
bangunan, atau adanya air yang tergenang merupakan awal stres pada bibit
dan ketidak seimbangan nutrisi. Pilih lokasi yang agak tinggi dari aliran air
utama, atau pastikan bahwa ada saluran air keluar yang membantu sistem
drainase
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 4
Gambar 2. Tangki Pengairan dan Jaringan Pengairan
4) Air
Kebutuhan air (jumlah dan mutu) harus ditentukan sebelum memulai
penyiapan lokasi, sehingga sumber air yang ada harus dapat memenuhi
kebutuhan yang diperlukan. Jika kualitas air diragukan maka contoh air
sebaiknya dianalisis untuk menentukan kandungan sedimen dan polutan atau
bahan kontaminan
Gambar 3. Ketersediaan Air
5) Tanah
Tanah pada lokasi pengisian polybag harus berkualitas baik. Sifatsifat tanah
untuk pembibitan adalah tidak kedap air, gembur dengan kadar pasir tidak
lebih 60%, dan bebas kontaminasi. Tanah untuk pengisian polybag harus
disaring untuk menghilangkan kotoran, batu, ranting tanaman dan gumpalan
besar
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 5
Gambar 4. Tanah Lokasi Pembibitan
6) Areal
Areal pembibitan harus cukup luas untuk menampung rencana penanaman
dan sisipan. Kebutuhan areal pembibitan tergantung beberapa faktor :
a) Luas areal tanam
b) Kebutuhan bibit tahunan bergantung pada pengembangan lahan,
ketersediaan tenaga, dan sumberdaya lainnya
c) Kerapatan tanam
d) Tipe pembibitan.
Gambar 5. Areal Pembibitan 6
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan
b. Penyiapan Bahan Tanam
1) Kriteria benih
Benih sebagai bahan perbanyakan sebaiknya menggunakan benih yang
bermutu. Keuntungan penggunaan benih bermutu adalah dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan benih, karena populasi
tanaman yang akan tumbuh dapat diperkirakan sebelumnya, yaitu dari data
(label) daya kecambah dan kemurniannya. Benih dapat dikatakan baik atau
bermutu kalau sudah memenuhi komponen mutu benih, yaitu kriteria mutu
fisik, mutu fisiologis, mutu genetik dan mutu pathologis. Kriteria benih yang
baik secara fisik adalah :
a) Tingkat kebersihan benih
Salah satu ketentuan benih sesuai dengan standar yang telah ditentukan
adalah tingkat kebersihannya dari segala kotoran baik kotoran yang
berasal dari sisa-sisa bagian tanaman maupun kotoran lain (biji-biji
herba gulma, potongan tangkai, butiran- butiran tanah/pasir dll)
b) Ukuran dan keseragaman
Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir
benih. Benih yang berukuran normal dan seragam akan memiliki
struktur embrio yang baik dan cangan makanan yang cukup
c) Berat benih
Berat benih yang dimaksud adalah berat setiap butir yang biasanya
ditimbang. Untuk benih berukuran besar, pengukuran dengan cara
menimbang 100 butir sedangkan untuk benih berukuran kecil 1000 butir
d) Warna benih
Warna benih dapat mengidentifikasi suatu benih terutama untuk
mengetahui lamanya benih tersimpan dan tingkat kesehatan benih dari
penyakit benih. Benih yang baik adalah benih yang memenuhi warna
cerah, tidak kusam, mulus, tidak bercak atau terang sesuai dengan warna
dasarnya
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 7
2) Kebutuhan Benih
Sebelum menyemai, satu hal yang perlu dilakukan adalah menghitung
kebutuhan benih dengan cermat. Hal ini terutama diperlukan untuk
keperluan benih dalam jumlah yang besar, perhitungan kebutuhan benih
ini akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain adalah untuk
efisiensi biaya. Dengan perhitungan kebutuhan benih yang cermat, akan
dapat menghemat biaya dan dapat menghindari pembengkakan biaya yang
diakibatkan oleh kelebihan benih yang disemai.
Proses budidaya selanjutnya akan berjalan lebih baik dengan adanya
perhitungan kebutuhan benih yang cermat, hal ini dimungkinkan dengan
diperolehnya benih yang seragam sehingga memudahkan tehnis budidaya
selanjutnya. Dalam perhitungan kebutuhan benih ini, diperhitungkan juga
kebutuhan benih untuk penyulaman sehingga bilaada tanaman yang mati,
dapat diganti dengan benih yang seragam yang telah diperhitungkan
sebelumnya
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung kebutuhan benih
antara lain luas lahan, jarak tanam, prosentase daya kecambah benih,
cadangan untuk penyulaman, kecambah dapat dipindah dan bibit dapat
ditanam. Luas lahan dan jarak tanam jelas akan mempengaruhi jumlah
benih yang diperlukan. Semakin luas lahan penanaman maka semakin
banyak benih yang diperlukan. Dengan demikian, semakin banyak pula
biaya yang diperlukan untuk pesemaian. Demikian pula dengan jarak
tanam, semakin lebar jarak tanam yang digunakan maka semakin sedikit
jumlah benih yang diperlukan dan sebaliknya.
Setelah luas lahan dan jarak tanam yang digunakan diketahui maka
perhitungan kebutuhan benih sudah dapat dilakukan. Secara umum
perhitungan kebutuhan benih menggunakan cara sederhana sebagai
berikut: untuk kebutuhan benih yang menggunakan pola jarak tanam segi
empat dapat dihitung dengan rumus
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 8
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Biji
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji dapat dibedakan
menjadi dua.
a) Faktor dari dalam biji yang meliputi:
❖ Kematangan biji, Biji yang dipanen sebelum tingkat kemasakan
fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas tinggi.
❖ Ukuran biji, Berat biji menentukan besarnya kecambah pada saat
keberukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih
banyak dibandingkan dengan biji yang kecil.
❖ Dormansi biji, Suatu biji dikatakan dorman apabila biji itu
sebenarnya viable (hidup) tetapi tidak mau berkecambah walaupun
pada keadaan lingkungan yang memenuhi syarat bagi
perkecambahannya. Periode dormansi ini dapat berlangsung
musiman atau dapat juga selama beberapa tahun, tergantung pada
jenis biji dan tipe dormansinya.
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 9
b) Faktor Luar (Lingkungan)
➢ Air
Salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses perkecambahan
biji. Dua faktor penting yang mempengaruhi penyerapan air oleh biji
• sifat dari biji itu sendiri terutama kulit pelindungnya
• jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya.
➢ Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama biji masih hidup. Pada saat
perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat disertai
pula dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan
karbondioksida, air dan energi. Terbatasnya oksigen yang dapat
dipakai mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan biji.
➢ Cahaya
Kebutuhan biji terhadap cahaya untuk perkecambahannya berbeda-
beda tergantung pada jenis tanaman. Terdapat empat kelompok
tanaman yang dibedakan berdasarkan pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan biji yaitu
• kelompok yang memerlukan cahaya secara mutlak untuk
perkecambahannya
• kelompok yang memerlukan cahaya untuk mempercepat
perkecambahannya, misalnya selada dan tembakau
• kelompok di mana cahaya dapat menghambat
perkecambahannya dan
• kelompok di mana benih dapat berkecambah sama baik di tempat
gelap atau ada cahaya.
➢ Temperatur.
Merupakan syarat penting yang kedua bagi perkecambahan biji.
Tanaman pada umumnya dapat diklasifikasikan berdasarkan
kebutuhannya akan temperatur. Temperatur optimum adalah
temperatur yang paling menguntungkan bagi berlangsungnya
perkecambahan biji. Pada kisaran temperatur ini terdapat persentase
perkecambahan biji yang tertinggi. Temperatur optimum bagi
kebanyakan biji tanaman antara 26,5O C– 35OC (80OF – 95O F
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 10
c. Penyiapan Media Tanam
Secara umum, banyak media tumbuh yang dapat dipergunakan untuk bibit
tanaman. Bahan media tanam bibit yang dapat digunakan secara umum antara
lain adalah tanah, pupuk kandang, arang sekam atau sekam, kompos, dan serbuk
gergaji kayu, dan pasir.
d. Penanaman Bahan Tanam
e. Pemeliharaan Bibit
1) Tempat pemeliharaan bibit berpolybag
2) Penyiraman
3) Pengendalian hama dan penyakit
4) Pemupukan
5) Penyiangan
6) Penggantian polybag
7) Pengepakan bibit
3. Melakukan Pembibitan Tanaman Secara Generatif
Langkah pertama kegiatan pembibitan meliputi kegiatan seleksi biji, pengecambahan,
dan penyemaian.
A. Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit
1) Penyiapan Bahan Tanam
Bahan tanam untuk pembibitan kelapa sawit adalah benih unggul yang
diproduksi oleh Pusat-pusat penelitian kelapa sawit, baik milik pemerintah
maupun milik swasta yaitu PPKS Medan. PT. Socfin, PT. Lonsum, PT.
Dami Mas, PT. Tunggal Yunus, dan PT. Bina Sawit Makmur. Untuk
memenuhi keperluan pembibitan di masyarakat atau perusahaan
perkebunan, biasanya bahan tanam kelapa sawit dipesan dari produsen yang
telah ditetapkan pemerintah di atas, dalam bentuk biji berkecambah.
Pemesanan biji kelapa sawit ber kecambah harus dilakukan paling lambat
9 bulan sebelum jadwal penanaman kecambah (telah mempertimbangkan
transportasi). Seluruh bahan tanaman dibeli dari produsen yang telah
ditetapkan pemerintah, bebas dari hama dan penyakit, dan disertai bukti-
bukti uraian hasil persilangan (sertifikat)
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 11
Ciri-ciri fisik biji sawit atau kecambah liar antara lain:
a) Tempurung bijinya tipis
b) Bijinya masih banyak mengandung serabut, permukaannya kasar dan
kotor karena cara mengupasnya tidak dilakukan secara benar.
c) Panjang radikula (calon akar) dan plumula (calon batang) tidak
seragam, sebab memang tidak dilakukan seleksi biji.
d) Persentase kematian dari biji/ kecambah cukup besar Ciri-ciri fisik
biji sawit atau kecambah layak untuk ditanam (Yan Fauzi, dkk. 2006)
antara lain:
e) Warna radikula kekuning-kuningan, sedangkan plumula keputih -
putihan.
f) Ukuran radikula lebih panjang dari pada plumula.
g) Pertumbuhan radikula dan plumu la lurus dan berlawanan arah.
h) Panjang maksimum radikula yaitu 5 cm, sedangkan plumula 3 cm.
Gambar 6. Bahan Tanam Kelapa Sawit
2) Penyiapan Media Tanam
Untuk memperoleh struktur media tanam yang baik, biasanya dilakukan
pencampuran dari bahan media (tanah, pupuk kandang, arang sekam atau sekam,
kompos, dan serbuk gergaji kayu, dan pasir). Media tanam yang lazim digunakan pada
pembibitan tanaman perkebunan adalah campuran tanah dan pupuk kandang, atau
campuran tanah dan sekam dengan perbandingan 1:1. Setelah media tanam di campur
secara homogen, kemudian dimasukkan ke dalam polybag hitam, yang sebelumnya
telah diberi lubang aerasi. Untuk tahap dederan (pre nursery), digunakan polybag
ukuran 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm yang telah diberi lubang aerasi.
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 12
Sedangkan polybag untuk tahap pembibitan utama (main nursery) berukuran 40
cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm yang diberi lubang aerasi.
Setelah media tanam dimasukkan ke dalam polybag hingga 2 cm dari ujung (bibir)
polybag. Kemudian ditempatkan di atas bedengan minimal 4 minggu sebelum bibit
ditanam.
3) Penanaman Bahan Tanam
Telah dijelaskan bahwa bahan tanam kelapa sawit adalah berupa biji
berkecambah. Karena itu, kecambah inilah yang akan ditanam pada bedengan
pembibitan. Metoda pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan 2 sistem yaitu
pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap.
a) Pembibitan polybag satu tahap, Pembibitan satu tahap yaitu ke cambah langsung
ditanam di dalam polybag besar dengan posisi radikula menghadap ke bawah
dengan ke dalaman sekitar 2 cm. Kemudian polybag disusun rapat sampai umur 3
- 4 bulan. Selanjutnya bibit dijarangkan dan dipelihara sampai umur 10-12 bulan.
Pembibitan polybag dua tahap Pembibitan dua tahap yaitu pembibitan yang
dilakukan pada tahap awal atau disebut pre- nursery (tahap 1) dan pembibitan yang
dilakukan pada tahap utama, sering disebut main-nursery (tahap 2).
Pembibitan satu tahap memiliki kelebihan dan kelemahan, Demikian juga
pembibitan dua tahap, memiliki kelebihan dan kelemahan.
➢ Kelebihan/ keuntungan pembibitan satu tahap yaitu sebagai berikut:
a) Penanganan bibit lebih sedikit
b) Terhindar dari stres ketika dilaku kan pemindahan (transplanting shock)
c) Lebih sedikit sumber daya yang digunakan
d) Infrastruktur dan peralatan pembi bitan awal tidak diperlukan
➢ Kelemahan/kerugian pembibitan satu tahap yaitu sebagai berikut:
a) Memerlukan areal yang luas, setiap bedengan menjadi pembibitan utama
dalam waktu yang lama
b) Sumber pengairan (material, peralatan, dan tenaga serta air yang
diperlukan lebih besar.
c) Kegagalan penyiraman dapat me nimbulkan kerugian besar.
d) Seleksi bibit semakin sulit
e) Memerlukan pengamatan lebih cermat pada periode pertama 4 minggu
f) Setiap bibit diberi naungan sampai 4 bulan
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 13
Sistem pembibitan kelapa sawit dua tahap lebih banyak disukai oleh
perusahaan perkebunan. Penanaman kecambah sawit pada sistem pembibitan dua
tahap adalah : Penanaman kecambah pertama di lakukan dengan polybag 15 x 23 cm.
Kemudian polybag tersebut diletakkan berjejer dan berdekatan pada bedengan awal
(pre nursery) selama 10-14 minggu. Periode per tumbuhan awal kritis yang dialami
satu bulan setelah tanam, bibit perlu mendapat perhatian besar.
Setelah bibit berumur 10 -14 minggu, dipindahkan ke bedengan pembibitan besar atau
utama (main nursery). Kemudian bibit tersebut dipelihara hingga berumur 10 -12
bulan. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 7. Pembibitan Pre Nursery
Gambar 8. Pembibitan Main Nursery
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 14
➢ Kelebihan/keuntungan pembibitan dua tahap antara lain sebagai berikut:
a) Areal pembibitan utama lebih sedikit
b) Air penyiraman lebih sedikit
c) Penanganan lebih mudah
d) Pemeriksaan pada periode 4 minggu pertama lebih mudah
e) Biaya pemeliharaan pada tahap awal (0-4 minggu) lebih rendah
f) Bibit kembar dapat dipisahkan pada saat pemindahan bibit
g) Seleksi awal dapat dilakukan pada saat pemindahan pembibitan awal ke
pembibitan utama
➢ Kelemahan/kerugian pembibitan dua tahap yaitu sebagai berikut:
a) Penanganan bibit lebih banyak
b) Pengendalian gulma dan pe meliharaan lain pada pembibitan utama lebih
banyak Resiko terjadi stres pada waktu bibit dipindah ke pembibitan
utama
c) Infrastruktur bertambah pada pembibitan awal
B. Pembibitan Tanaman Karet.
1. Menyiapkan Batang Bawah
Batang bawah yang dibutuhkan adalah yang berasal dari biji atau
generatif karena mempunya sitem perakaran yang kuat. Dalam penyediaan
batang bawah, kegiatan awal yang harus dilakukan meliputi kegiatan seleksi
biji, perkecambahan dan penyemaian
A. Seleksi Biji Karet
Biji karet yang telah dikumpulkan harus diseleksi terlebih dahulu
berdasarkan beberapa faktor tertentu sehingga terpilih biji karet yang
memang layak untuk dibudidayakan. Oleh karena itu, pengumpulan biji-
biji karet ini harus ditempatkan dalam wadah yang terpisah menurut
jenis klonnya. Kemudian barulah dilakukan pengujian atau seleksi untuk
mengetahui kesegaran, warna belahan, ukuran, posisi saat direndam, dan
daya lenting biji karet tersebut. Biji karet memiliki daya kecambah baik
adalah biji yang masih dalam keadaan segar. Artinya, baru jatuh dari
pohonnya dan paling lambat empat hari setelah jatuh. Tidak disarankan
menggunakan biji yang dikumpulkan dari hari pertama pengumpulan
karena tidak diketahui kapan biji tersebut jatuh. Pada pengumpulan hari
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 15
pertama bisa jadi biji tersebut sudah jatuh pada beberapa minggu dan
bahkan beberapa bulan sebelumnya sehingga tidak segar lagi.
Sementara itu memastikan daya kecambah biji tersebut bisa dilihat dari
ukuran, kesegaran, daya lenting, posisi saat direndam dan warna
belahannya.
1. Berdasarkan Ukuran
Bibit karet ukuran sedang memiliki daya kecambah paling baik
dibandingkan dengan ukuran yang lain dan daya kecambah biji
berukuran besar lebih baik daripada biji ukuran kecil (blog karet).
Setelah dilakukan pengukuran biji karet dapat dikelompokkan
menjadi lima ukuran seperti pada tabel
Tabel 1. Ukuran Rata-Rata Biji Karet
Ukuran Panjang Lebar Tinggi Jumlah Berat
(cm) (cm) (cm)
(butir/kg) (gram/butir)
Terkecil 1,7333 1,545 1,393 508 1,650
Agak Kecil 1,887 1,670 1,464 434 2,064
Kecil 1,978 1,733 1,536 410 2,231
Sedang 2,060 1,794 1,626 310 2,840
Besar 2,291 1,928 1,750 287 3,300
Gambar 9. Seleksi Biji Karet Berdasarkan Ukuran
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 16
2. Berdasarkan Kesegaran
Biji yang dikecambahkan juga harus diuji tingkat kesegarannya
dengan cara mengambil biji secara acak dari kumpulan biji untuk
kemudian dipecahkan. Jika kebanyakan biji yang dipecah memiliki
endosperm (daging biji) berwarna putih sampai kekuningan berarti
kumpulan biji itu layak untuk dikecambahkan, sedangkan jika
endosperm kebanyakan biji yang dipecah tersebut sudah berwarna
hitam berarti kumpuan biji tersebut sudah tidak layak.
Gambar 10. Seleksi Biji Karet Berdasarkan Kesegaran
3. Berdasarkan Daya Lenting
Pelentingan biji karet dilakukan dengan cara melentingkan atau
menjatuhkan biji karet dari ketinggian 1 m di atas lantai semen. Biji
karet yang memantul hingga ketinggian lebih dari 40 cm
dikategorikan sebagai biji karet yang layak sedangkan biji karet yang
memantul hingga ketinggian kurang dari 40 cm sebaiknya tidak usah
di kecambahkan karena biasanya daya kecambah rendah. Pengujian
daya lenting dapat dilakukan menggunakan kotak kayu dengan
ketinggian 40 cm dimana apabila biji karet setelah dipantulkan keluar
dari kotak secara otomatis dapat langsung terpisahkan Sementara itu
berdasarkan daya lenting nya, biji yang dijatuhkan di ubin dan
memantul berarti keadaannya cukup baik (Pertanian.Info).
https://www.youtube.com/watch?v=JHjEY3YT3wQ
Scan me 17
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan
4. Berdasarkan Perendaman
Teknik perendaman dilakukan dengan cara memasukkan biji karet ke
dalam air lalu memperhatikan posos biji teersebut di dalam air. Biji-
biji yang 2/3 bagiannya masuk ke dalam air layak untuk
dikecambahkan. Sedangkan biji yang mengambang sebaiknya
dipisahkan dan dibuang (Blog Karet).
Gambar 11. Seleksi Biji Karet Berdasarkan Perendaman
5. Berdasarkan Warna Belahan
Biji karet yang layak ditambahkan umumnya memiliki mozaik atau
alur warna yang terlihat jelas dan kilauan yang cerah pada cangkang.
Biji yang demikian biasanya memiliki tingkat kesegaran yang masih
normal dan daya tumbuh yang tinggi. Untuk menguji mozaik dan
keterangan cangkang dapat dilakukan dengan sistem sampel dari
kumpulan biji karet untuk kemudian diamati dengan mata telanjang.
Jika presentasi biji yang memiliki mozaik dan kecerahan cangkang
yang jelas mencapai minimal 80% berarti kumpulan biji tersebut
sudah siap untuk ditambahkan
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 18
Gambar 12. Seleksi Biji Karet Berdasarkan Warna Belahan
B. Pengecambahan
Biji yang telah diseleksi berdasarkan kemurniaan klon dan daya
kecambah harus segera dikecambahkan atau didederkan pada
bedengan persemaian. Ada 2 tempat untuk pengecambahan
berdasarkan jumlah biji karet nya. Jika jumlah biji karet nya sedikit
pengecambahan bisa menggunakan peti kayu dan jika biji karet nya
banyak pengecambahan dilakukan di lahan.
1) Pengecambahan Berdasarkan Jumlah Biji Karet
a. Pengecambahan Menggunakan Peti Kayu
Ukuran peti kayu yang digunakan disesuaikan dengan jumlah
biji karet yang akan dikecambahka. Di dasar peti ditaburkan
tanah halus sampai setengah tinggi peti kemudian ditaburkan
pula pasir halus sampai sekitar 15 cm dari permukaan peti. Biji
- biji karet dibenamkan sampai 3/4 ukuran biji dengan perut biji
terletak di bagian bawah. Selanjutnya, dilakukan penyiraman
secara teratur 2 kali sehari menggunakan alat penyiraman
berlubang halus atau gembor sehingga, pasir dalam keadaan
lembab. Agar tidak dimakan tikus, peti ditutup dengan kawat
kasa atau kawat anti nyamuk.
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 19
Gambar 13. Pengecambahan Biji Karet di Peti Kayu
b. Pengecambahan di Lahan
Lahan pengecambahan harus memenuhi kriteria tempat
pembibitan yang baik yaitu dekat dengan sumber air untuk
penyiraman. Lahan harus bebas dari organisme pengganggu
tanaman seperti batu-batuan, gulma, tunggul - tunggul kayu,
sisa sisa akar dan kotoran lain harus dibersihkan. Selanjutnya
dibuat bedengan dengan lebar 125 cm dan panjang sesuai
dengan keadaan lahan. Kemudian pasir ditaburkan secara
merata di atas permukaan bedengan. Agar terhindar dari terpaan
matahari dan guyuran hujan bedengan harus diberi atap dengan
tiang di sebelah timur lebih tinggi dari pada di sebelah barat.
Dengan perbedaan tinggi seperti ini pada pagi hari bedengan
mendapatkan sinar matahari dan terlindung dari sinar matahari
pada siang dan sore hari.
Gambar 14. Pengecambahan Biji Karet di Lahan
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 20
Gambar 15. Susunan Biji Karet di Bedengan
2) Media Perkecambahan
Media yang digunakan untuk mengecambahkan biji karet di
bedengan berupa tanah topsoil yang di lapisan atasnya dilapisi pasir
atau serbuk gergaji setebal 1 cm Media ini harus bebas dari jamur
sehingga sebelum digunakan harus terlebih dahulu disemprot
menggunakan fungisida dithane M-45 0,25%. Media dapat
digunakan berulang-ulang maksimal hingga 3 kali proses
perkecambahan dan media tanam harus selalu lembab.
Gambar 15. Media Kecambah
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 21
C. Teknik Pengecambahan
Biji yang telah diseleksi sebelum disemai sebaiknya dicuci
terlebih dahulu dengan air bersih. Untuk meningkatkan daya
kecambah bijidapat dilakukan perendaman biji dengan larutan KNO3
0,2 % bahan aktif selama 24 jam atau dengan air bersih selama 48 jam.
Mengecambahkan biji karet dilakukan dengan membenamkan
2/3 bagian biji ke dalam media pasir. Pembenaman biji dilakukan
dengan bagian muka biji memiliki garis pusat (perut biji) menghadap
ke bawah dan punggung biji menghadap ke atas. Biji dibenamkan
masing-masing dengan jarak tanam 1 cm x 1 cm, sehingga dalam 1 m2
terdapat 1000 biji yang sudah terbenam dalam media pasir. Biji-biji
yang sudah ditanam harus terus disiram dengan rotasi minimal dua kali
sehari. Pada hari kelima biji-biji tersebut akan mulai berkecambah dan
selanjutnya tumbuh melalui berbagai stadia yaitu stadia bintang, stadi
jarum, stadia pancing
a. Stadia bintang diperoleh bila flumula sudah mulai mentis
biasanya pada usia 5-7 hari setelah proses pengecambahan.
b. Stadia pancing diperoleh bila flumula sudah mulai tumbuh
memanjang membentuk pancing biasanya tercapai pada usia 7-14
hari setelah proses pengecambahan. Pada stadia ini, pemindahan
kecambah ke lahan pembibitan main nursery sangat dianjurkan.
c. Stadia jarum diperoleh bila flumula sudah mulai tumbuh
memanjang membentuk jarum biasanya tercapai pada usia 14-21
hari setelah proses pengecambahan
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 22
Gambar 17. Stadia Pertumbuhan Biji Karet Setelah di Kecambahkan
D. Penyemaian
Langkah selanjutnya setelah biji berkecambah adalah
memindahkannya ke lahan persemaian. Di tempat persemaian inilah
biji yang sudah berkecambah dibesarkan untuk diokulasi dan
selanjutnya dipindahkan ke lahan. Biji yang sudah berkecambah harus
segera dipindahkan ke tempat persemaian untuk meningkatkan
pertumbuhannya. Prinsip pemindahan ini adalah semakin cepat
dipindahkan semakin baik. Paling baik pemindahan dilakukan saat
kecambah belum berdaun kecambah yang sudah berdaun akan cepat
layu dan mati saat berada di tempat persemaian. Toleransi waktu
pemindahan maksimal 3 minggu setelah berkecambah. Kecambah
yang berumur lebih dari 3 minggu biasanya lemah dan
pertumbuhannya di tempat penyemaian lambat. Kecambah biji karet
memiliki akar menghujam ke dalam tanah yang disebut sebagai akar
tombak. Bentuk akar tombak ada yang lurus, bercabang dan ada pula
yang terpelintir. Bentuk lurus adalah akar tombak terbaik untuk
dipindahkan ke lahan persemaian. Semakin tua umur kecambah akar
tumbuhan semakin panjang dan semakin dalam masuk ke dalam tanah,
sehingga pengambilannya relatif sulit karena kemungkinan akar patah
dan terputus sangat besar.
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 23
Kecambah karet diambil dengan cara dicungkil menggunakan
sebilah bambu yang diruncingkan. Pencungkilan ini harus dilakukan
dengan hati-hati agar akar tombak nya tidak tersentuh, apalagi sampai
bengkok atau patah. Pengambilan dan pemindahan kecambah dari
tempat perkecambahan ke tempat persemaian sebaiknya dilakukan saat
matahari tidak bersinar terik, yakni sebelum pukul 10.00 atau setelah
pukul 16.00. Tempat persemaian bisa berupa lahan atau kantong plastik
1) Penyemaian di Lahan
Idealnya, tempat persemaian di lahan ini menggunakan
media atau tanah yang subur, remah, berstuktur gembur, kaya akan
bahan organik dan dekat dengan area perkebunan. Tanah terpilih
tersebut selanjutnya dibersihkan dari bebatuan dan kotoran
lainnya. Kemudian diolah dengan cara dicanggul sedalam 50 - 70
cm. Setelah diolah lahan persemaian dibuat menjadi bedengan -
bedengan dengan ukuran lebar 12 meter dan panjang 25 meter.
Diantara bedengan dibuat selokan-selokan yang terdiri dari
selokan primer dan selokan sekunder untuk mengeluarkan air.
Sehingga lahan tidak akan tergenang air. Selokan primer lebarnya
50 cm dengan kedalaman 40 cm dan selokan sekunder lebarnya
30 cm dan dalam 25 cm. Jika bedengan telah siap, kecambah bisa
segera ditanam. kecambah yang akar tombak nya sudah panjang
harus dibuatkan lubang tanam dan jika akar tombaknya pendek
atau sama sekali belum berakar tidak perlu dibuatkan lubang
tanam. Jarak tanam tergantung pada ukuran kebutuhan bibit.
Untuk Stum tinggi jarak tanamnya 60 x 90 cm dan untuk Stum
rendah jarak tanamnya 60 x 60 cm.
Kegiatan perawatan saat bibit berada di lahan meliputi
penyiraman, pemupukan, penyiangan dan pemberantasan hama.
Penyiraman harus dilakukan secara rutin mengingat bibit karet
sangat peka terhadap kondisi kekeringan. Penyiraman dapat
dilakukan 2 kali sehari atau tergantung pada keadaan lahan.
Pemberian pupuk saat bibit di persemaian sangat dianjurkan
karena bisa memicu pertumbuhan tanaman. Pupuk yang
dianjurkan adalah pupuk yang memiliki kandungan hara makro
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 24
lengkap seperti NPK sebanyak 10 gram/bibit dan diberikan
sebulan setelah bibit berada di lahan. Cara pemberiannya pupuk
dimasukkan ke lubang melingkar berjarak 2 cm dari bibit dan
kemudian lubang ditutup tanah kembali. Tiga bulan kemudian
dilakukan pemupukan lagi menggunakan pupuk yang sama
dengan dosis 15 gram/bibit. Dengan cara pupuk cukup ditaburkan
di antara baris tanaman dan selanjutnya tanah digemburkan agar
pupuk masuk ke dalam. Gulma yang tumbuh diantara bibit karet
harus diatasi. Jika tidak akan terjadi persaingan dengan tanaman
utama dan dalam mencari hara di dalam tanah. Saat tanaman masih
muda kegiatan penyiangan harus hati-hati agar tidak mengganggu
perakaran tanaman. Hama yang sering mengganggu bibit karet
adalah belalang yang memakan daun-daun. Penyemprotan
insektisida Thiodan dengan dosis 1,5 ml/liter air dengan siklus
lima hari sekali dapat mengendalikan serangan belalang tersebut.
Gambar 18. Penyemaian di lahan
2) Penyemaian Menggunakan Kantong Plastik / Polybag
Kantong plastik atau polybag yang digunakan untuk tempat
penyemaian bibit karet sebaiknya berukuran 25 x 56 cm atau
diperkirakan dapat menampung sekitar 10 kg tanah. Tanah untuk
media tanam harus bubur berhumus yang biasa diambil dari
permukaan tanah atau topsoil dengan kedalaman maksimum 15
cm. Tanah tidak perlu dicampur dengan pupuk kandang pasir atau
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 25
bahan-bahan lainnya. Setelah itu kecambah karet ditanam dengan
cara yang sama dengan menanam kecambah pada persemaian di
lahan.
Polybag tempat persemaian harus diletakkan di lokasi yang
setiap pagi dan sore mendapatkan sinar matahari. Polybad tersebut
kemudian diletakkan di dalam alur ke dalam 20 cm setelah itu
ditimbun sehingga yang muncul di permukaan hanya 5 cm. Jarak
antar polybag dalam baris sekitar 20 cm dan antar baris 30 cm.
Setiap 2 baris polybag dibuat jalan selebar 75 cm untuk kegiatan
perawatan tanaman.
Perawatan bibit karet di dalam polybag pada dasarnya sama
dengan pembibitan di lahan yaitu meliputi penyiraman,
penyiangan, pemupukan dan pemberantasan hama. Hanya untuk
pemupukan cukup dengan TSP dengan dosis 10 gram/bibit dan 15
gram/bibit saat bibit berumur sebulan dan 3 bulan setelah tanam.
Gambar 19. Penyemaian di polybag
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 26
Ayo kita
nonton
Tahap-Tahap Dalam Pembibitan Kepala Sawit
Scan me
https://www.youtube.com/watch?v=G_bY1u1-TPY
Pembibitan Kelapa Sawit Dua Tahap
Scan me
https://www.youtube.com/watch?v=ftPM2cqRT3A
Seleksi Kecambah Kelapa Sawit
Scan me
https://www.youtube.com/watch?v=541IMhhG3HU
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 27
Seleksi Biji Karet
Scan me
https://www.youtube.com/watch?v=LWnp9yp22Yg
Pembibitan Biji Karet
Scan me
https://www.youtube.com/watch?v=ZR-b-ChX5V4
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 28
A. Rangkuman
1. Pembiakan tanaman secara generatif merupakan hasil dari penyerbukan (sexual). Hasil
pembiakan generatif lebih dikenal dengan bibit dari biji, sebab bibit ini dikembangkan dari
biji.
2. Pemilihan lokasi pembibitan terdiri dari
➢ Tempat pembibitan
➢ Akses Jalan yang mudah dilalui
➢ Drainase
➢ Ketersediaan Air
➢ Tanah
➢ Areal
3. Penyiapan bahan tanam
➢ Kriteria benih, Benih sebagai bahan perbanyakan sebaiknya menggunakan
benih yang bermutu.
➢ Kebutuhan benih, perhitungan kebutuhan benih ini akan memberikan beberapa
keuntungan, antara lain adalah untuk efisiensi biaya.
4. Penyiapan media tanam, media tanam bibit yang dapat digunakan secara umum antara lain
adalah tanah, pupuk kandang, arang sekam atau sekam, kompos, dan serbuk gergaji kayu,
dan pasir.
5. Penanaman bahan tanam, bahan tanam kelapa sawit adalah berupa biji berkecambah dan
karet berupa biji.
6. Teknik Pembibitan Tanaman Secara Generatif terdiri dari
a. Seleksi biji karet, berdasarkan kriteria sebagai berikut:
➢ Berdasarkan ukuran
➢ Berdasarkan kesegaran
➢ Berdasatkan daya lenting
➢ Berdasarkan perendaman
➢ Berdasarkan warna belahan
7. Pengecambahan berdasarkan jumlah biji karet dapat dilakukan pada 2 tempat yaitu
pengecambahan menggunakan peti kayu dan pengecambahan di lahan.
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 29
Silahkan Anda menanyakan lebih lanjut hal-
hal yang berkaitan dengan pembibitan
tanaman perkebunan secara generatif
kepada guru.
Peserta Didik diharapkan mampu mencoba melaksanakan pembibitan
tanaman perkebunan secara generatif, dan semuanya itu perlu
Peserta Didik catat untuk nantinya dapat dipergunakan sebagai
bahan analisis dan penyimpulan kegiatan belajar Peserta Didik.
Untuk memperoleh kompetensi religius (KI 1), sebelum Peserta
Didik melakukan kegiatan praktek diharapakan Peserta Didik dapat
mengagungkan dan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan YME
atas amanah yang diberikan kepada kita agar kegiatan
melaksanakan pembibitan tanaman perkebunan secara generatif
dapat berjalan sesuai rencana dan Tuhan meridoinya. aamiin.
Untuk memperoleh kompetensi sosial (KI 2), Peserta Didik
diharapkan mampu menghayati sikap teliti, cermat, disiplin, peduli
dan kerjasama sebelum Peserta Didik melakukan kegiatan mencoba
pembelajaran melaksanakan pembibitan tanaman perkebunan
secara generatif.
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 30
B. Tugas
Carilah informasi tentang alat dan bahan apa saja yang
digunakan pada beberapa metode seleksi biji Karet
C. Test Formatif
1. Tuliskan keuntungan dari penggunaan benih bermutu?
2. Tuliskan kelebihan pembibitan 2 tahap pada pembibitan
kelapa sawit?
3. Tuliskan dengan jelas bagian- bagian dari gambar berikut
4. Tuliskan dengan jelas macam-macam cara seleksi biji karet?
5. Tuliskan dengan jelas tahapan – tahapan dari pembibitan
karet pada fase generatif
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 31
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2018.Materi Pelatihan Teknik dan Manajemen Perkebunan Kelapa Sawit.
INSTIPER Yogyakarta
Asmono, D.2000. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan
Gunawan, E. 2015. Perbanyakan Tanaman. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Info Agribisnis. 2014. https://www.infoagribisnis.com/2014/11/budidaya-karet/ . Diakses
pada tanggal 10 November 2014
Heru, D., 2008. Petunjuk lengkap Budidaya Karet. Jakarta :AgroMedia Pustaka
Lahan.go.id.2021. https://lahan.co.id/pembibitan-kelapa-sawit/.
Diakses pada tanggal
Nasir, G. 2014. Pedoman Budidaya Karet (Hevea brasilliensis). Jakarta:
Kementerian Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan
Perkebunan.Info, 2014. http://elearningatp.blogspot.com/2014/08/ pengecambahan-biji-karet-
untuk.html. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2014
Perkebunan.Info, 2014. http://kalbar.litbang.pertanian.go.id/index.php/teknologi-
teraktual/751-pembibitan-karet. Diakses pada tanggal 21 November 2017
Riniarti, D. 2012. Budidaya Kelapa Sawit. Malang:Wineka Media
Pembibitan dan Kultur JaringanTanaman Perkebunan 32