GTA Government
TArcaandsefmorymatiion
SMART
PRESENTATION
Pelatihan WI-LENIAL – Government Transformation Academy
Digital Talent
Scholarship
KATA PENGANTAR
Modul Smart Presentation ini dibuat dengan tujuan agar
peserta mampu membuat media pembelajaran berupa media
presentasi yang menarik (smart presentation). Atas nama Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Badan Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika,
kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
tim penyusun yaitu Ir. Sri Cahaya Khoironi, MM dan Nur Azizah,
S.Si, M.Si yang telah bekerja keras menyusun modul ini. Kami
sangat menyadari bahwa modul ini jauh dari sempurna. Atas
segala kekurangan yang ada pada modul ini, mohon kesediaan
pembaca untuk dapat memberikan masukan yang konstruktif
guna penyempurnaan selanjutnya. Semoga modul ini bermanfaat
bagi pembaca.
Semua pihak yang telah membantu proses pembuatan
Modul Smart Presentation ini disampaikan penghargaan dan
terima kasih atas kerja sama dan partisipasinya.
Jakarta, Juni 2021
Plt. Kepala Pusat Diklat,
Digitally
Isnaldi signed
by Isnaldi
Isnaldi
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………..……………………………….. iii
DAFTAR ISI……………………………..…………………………………………… iv
DAFTAR INFORMASI VISUAL……..………….……..………................ v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL……..………….……..……………. vii
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………..……………………….. 1
1
A. Latar Belakang……..………….……..………….………….……. 1
B. Deskripsi Singkat……..………….……..………….……………. 2
C. Tujuan Pembelajaran……..………….……..………….……… 2
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok……..…………….. 3
BAB II. DASAR-DASAR MEDIA PRESENTASI……………..…………. 3
A. Peran Media dalam Komunikasi dan Pembelajaran 6
B. Manfaat Media Pembelajaran……………………..………. 8
C. Klasifikasi Media Pembelajaran……….……….……….… 11
D. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran………… 15
E. Pengembangan Media Presentasi……….……….……… 19
F. Latihan……….……….……….……….……….……….……….….. 20
G. Rangkuman……….……….……….……….……….……….……. 20
H. Evaluasi Materi……….……….……….……….……….……….. 21
I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut……….……….……….…. 22
BAB III. PRINSIP-PRINSIP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL…….. 22
A. Prinsip-Prinsip Desain Komunikasi Visual…….……… 27
B. Tipografi……………………………………………….……….…… 30
C. Teori Warna………………………………………….……….…… 36
D. Latihan……….……….……….……….……….……….……….… 36
E. Rangkuman……….……….……….……….……….……….…… 36
F. Evaluasi Materi……….……….……….……….……….……….
iii
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut……….……….………… 37
BAB IV. MEDIA PRESENTASI DENGAN APLIKASI OFFLINE…..
38
A. Pengenalan Aplikasi Offline untuk Pembuatan
Media Presentasi……………………………….……….………. 41
B. Pembuatan Media Presentasi dengan Aplikasi 60
Offline………………………………………………….……….……… 60
61
C. Latihan……….……….……….……….……….……….……….….. 61
D. Rangkuman……….……….……….……….……….……….……. 62
E. Evaluasi Materi……….……….……….……….……….………..
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut……….……….……….…. 62
BAB V. MEDIA PRESENTASI DENGAN APLIKASI DESIGN 72
GRAFIS ONLINE…………………………..…………………….……….………..
A. Pengenalan Aplikasi Design Grafis Online…………….. 86
B. Pembuatan Media Presentasi dengan Aplikasi 86
86
Desain Grafis Online…….……………………………….……… 86
C. Latihan……….……….……….……….……….……….……….….. 88
D. Rangkuman……….……….……….……….……….……….……. 88
E. Evaluasi Materi……….……….……….……….……….……….. 88
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut……….……….………….. 89
BAB VI. PENUTUP……………………………..………………….……….…….
A. Evaluasi Kegiatan Belajar ……………………………….……
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut……………………………
DAFTAR PUSTAKA……..………….……..………….…….……….………….
iv
DAFTAR INFORMASI VISUAL 5
8
Gambar 1. Model Komunikasi Transaksional 12
Gambar 2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale 22
Gambar 3. Pembagian media visual 23
Gambar 4: Keseimbangan simetris 24
Gambar 5 : Keseimbangan Asimetris 24
Gambar 6: Irama 25
Gambar 7 : Proporsi 26
Gambar 8 : Prinsip Kesederhanaan 30
Gambar 9 : Kesatuan 31
Gambar 10 : Warna Primer 31
Gambar 11 : Warna Sekunder 34
Gambar 12: Warna Tersier 35
Gambar 13 : Teori Brewster 38
Gambar 14 : Kontras Warna 40
Gambar 15. Logo PowerPoint 41
Gambar 16. Tampilan awal PowerPoint 42
Gambar 17. Tampilan awal lembar kerja powerpoint 43
Gambar 18. Proses penerapan background paparan 44
Gambar 19. Pilihan format background 45
Gambar 20. Penerapan text box pada paparan
Gambar 21. Akses penerapan text effect v
Gambar 22. Recently used shaped, Lines, rectangles, Basic shapes 49
Gambar 23. Kustomisasi shapes 50
Gambar 24. Perubahan posisi shape yang saling bersinggungan 50
Gambar 25.Hasil reposisi shape 51
Gambar 26. Pilihan Jenis SmartArt 54
Gambar 27. Kustomisasi Konten SmartArt 55
Gambar 28. Opsi Screenshot untuk Screen Clipping 56
Gambar 29. Hasil kliping terhadap pemilihan opsi screen clipping 57
Gambar 30. Akses menuju menu slide master 58
Gambar 31. Tampilan mode slide master 59
Gambar 32. Hasil penerapan watermark pada paparan 60
vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Agar proses pembelajaran berlangsung dengan lancar dan tujuan
pembelajaran tercapai dengan baik, dianjurkan untuk melaksanakan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Bacalah secara cermat semua materi yang ada dan pahami tujuan
pembelajaran yang tertera pada setiap awal bab, apabila ada yang
hal-hal yang kurang jelas dapat dilakukan tanya jawab dengan
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran di kelas;
2. Cobalah untuk mengerjakan latihan dan evaluasi yang ada pada
setiap akhir bab pada modul ini;
3. Bentuklah kelompok diskusi untuk membahas materi-materi tertentu
dan studi kasus yang diberikan untuk memperdalam pemahaman
materi;
4. Untuk memperluas wawasan, disarankan untuk mempelajari bahan-
bahan dari sumber lain seperti yang tertera pada daftar pustaka di
akhir modul ini;
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penulisan modul ini disebabkan pentingnya kemampuan dalam
membuat presentasi yang menarik (Smart Presentation). Presentasi
merupakan suatu aktivitas yang sangat dekat dengan kehidupan
kita, apalagi bagi seorang Widyaiswara (WI), presentasi adalah
suatu keharusan dalam melakukan dikjartih. Walaupun materi atau
teori yang diberikan hanya sedikit di dalam melakukan dikjartih,
tetap presentasi tidak mungkin tidak dilakukan. Kita mengenal
metode ceramah dalam suatu pembelajaran. Ceramah ini adalah
presentasi, dan akan sangat tidak menarik, jika kita memberikan
ceramah tanpa visual aids (bantuan visual), karena sesungguhnya
manusia adalah makhluk visual. Atas dasar itu, penting bagi seorang
WI untuk memberikan presentasi dengan menggunakan bantuan
visual, agar bukan saja untuk mudah dipahami tapi juga untuk
menjadikan presentasi lebih menarik, tidak monoton dan
engagement dengan para Peserta pelatihan tetap terjaga. Melalui
Modul ini, Para Peserta Pelatihan, khususnya Widyaiswara dapat
difasilitasi untuk pembuatan media presentasi yang menarik.
B. DESKRIPSI SINGKAT
Modul Smart Presentation berisi tentang Dasar-Dasar
Media Presentasi, Prinsip-Prinsip Desain Komunikasi Visual; Media
Presentasi dengan Aplikasi Offline dan Media Presentasi dengan
Aplikasi Design Grafis Online. Pada setiap akhir bab terdapat sub bab
evaluasi, umpan balik dan tindak lanjut. Diharapkan kepada peserta
pelatihan untuk menyelesaikan evaluasi sebelum meneruskan ke
1
bab berikutnya. Begitu juga untuk umpan balik dan tindak lanjut
diharapkan dipatuhi sebelum meneruskan ke bab berikutnya.
Pembelajaran disajikan melalui metode ceramah, tanya
jawab, curah pendapat, demonstrasi dan praktek, dengan
penekanan pada pembuatan produk pembelajaran berupa media
presentasi yang menarik dengan berbagai pilihan aplikasi.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Hasil Belajar
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan mampu
membuat presentasi yang menarik sesuai dengan kebutuhan.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan Media Pembelajaran;
b. Menjelaskan prinsip-prinsip desain komunikasi visual
c. Membuat media presentasi dengan aplikasi offline; dan
d. Membuat media presentasi dengan aplikasi design grafis
online.
D. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
1. Materi Pokok
a. Dasar-dasar Media Presentasi;
b. Prinsip-prinsip Desain Komunikasi Visual;
c. Media Presentasi dengan Aplikasi Offline: dan
d. Media Presentasi dengan Aplikasi Design Grafis online.
2. Sub Materi Pokok
a. Peran Media dalam Komunikasi dan Pembelajaran;
b. Manfaat Media Pembelajaran;
c. Klasifikasi Media Pembelajaran;
2
d. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran;
e. Pengembangan Media Presentasi;
f. Prinsip-prinsip Desain Komunikasi Visual;
g. Tipografi;
h. Teori Warna;
i. Pengenalan Aplikasi Offline untuk Pembuatan Media
Presentasi;
j. Pembuatan Media Presentasi dengan Aplikasi Offline
k. Pengenalan Aplikasi Desain Grafis Online;
l. Pembuatan Media Presentasi dengan Aplikasi Desain Grafis
Online
3
BAB II
DASAR-DASAR MEDIA PRESENTASI
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat
menjelaskan media presentasi.
A. PERAN MEDIA DALAM KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN
Media adalah kata jamak dari medium, yang artinya perantara.
Dalam proses komunikasi, media hanyalah satu dari lima unsur
komunikasi yang harus ada. Unsur lainnya adalah: pengirim
pesan/sumber informasi; pesan atau informasi itu sendiri, dan
penerima pesan/informasi serta umpan balik. Seandainya satu dari
lima unsur tersebut tidak ada, maka proses komunikasi tidak
mungkin terjadi.
Laswell, seorang ahli ilmu politik Amerika Serikat, pada tahun 1948
sudah mengemukakan lima unsur komunikasi tersebut, yang
terkenal dalam “formula Laswell” :
“Who Says What in Which Channel to Whom With What
Effect
Channel di sini adalah saluran, dan saluran tergantung pada jenis
komunikasi yang dilakukan.
Komunikasi dan pembelajaran adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, karena seseorang memperoleh pengetahuan melalui
proses komunikasi.
4
Di bawah ini model komunikasi transaksional:
Gambar 1. Model Komunikasi Transaksional
Sumber: West, Richard & Turner Lynn H. 2008. “Introducing Communication
Theory: Analysis and Applications”, 3rd ed. McGraw Hill
Inti dari model ini adalah, pada saat yang bersamaan, pengirim
pesan dapat bertindak sebagai penerima pesan, dan ada irisan
bidang pengalaman antara pengirim pesan dan penerima pesan.
Contoh yang terjadi di kelas misalnya, seorang Widyaiwara (WI)
menyampaikan materi tentang “organisasi digital”. Pada saat WI
tersebut menyampaikan materi, ada seorang peserta diklat
mengerenyitkan dahi. Mengerenyitkan dahi adalah pesan dari
Peserta diklat kepada si WI. Pada saat yang bersamaan WI tadi
adalah sebagai pengirim informasi dan juga sebagai penerima
informasi. Inilah model komunikasi transaksional.
Satu hal lagi yang menarik dari model transaksional ini adalah
adanya irisan bidang pengalaman antara penerima pesan dan
pengirim pesan. Semakin besar irisan bidang pengalaman, maka
proses komunikasi akan semakin mudah terjadi dan peluang untuk
5
terciptanya komunikasi yang efektif menjadi lebih besar. Ini kenapa
kita sering mengalami, ketika kita berbicara dengan teman-teman
yang satu Profesi lebih mudah nyambung dibandingkan dengan
yang tidak.
Dalam Pembelajaran (instructional), sumber informasi adalah
dosen, guru, instruktur, peserta didik/pelatihan, bahan bacaan dan
sebagainya. Menurut Menurut Schramm (1977), media
pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Briggs (1977)
mendefinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk
menyampaikan isi / materi pembelajaran. Sedang menurut Arief S.
Sadiman (1984) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima,
B. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Manfaat media dalam pembelajaran secara umum adalah
memperlancar interaksi antara WI/Guru/Fasilitator/dll dengan
siswa/peserta pelatihan agar peserta didik/latih belajar secara
optimal. Namun demikian, secara khusus manfaat media
pembelajaran dikemukakan oleh Kemp dan Dayton (1985), yaitu :
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Fasilitator mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka
ragam tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang
beragam ini dapat direduksi dan disampaikan kepada peserta
didik/latih secara seragam.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar
(audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat
6
mendeskripsikan prinsip, konsep, proses atau prosedur yang
bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan
lengkap.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Jika dipilih dan dirancang dengan benar, media dapat membantu
Fasiltator dan peserta didik/latih melakukan komunikasi dua
arah secara aktif. Tanpa media, Fasilitator mungkin akan
cenderung berbicara satu arah kepada peserta didik/latih.
4. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi.
Sering kali terjadi, para Fasiltator banyak menghabiskan waktu
untuk menjelaskan materi ajar. Padahal waktu yang dihabiskan
tidak perlu sebanyak itu, jika mereka memanfaatkan media
pembelajaran dengan baik.
5. Dapat meningkatkan kualitas belajar.
Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran
lebih efisien, tetapi juga membantu peserta didik/latih
menyerap materi ajar secara lebih mendalam dan utuh.
6. Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja .
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga
peserta didik/latih dapat belajar dimana saja dan kapan saja
mereka mau, tanpa tergantung pada keberadaan Fasilitator.
7. Sikap positif peserta didik/latih terhadap proses belajar dapat
ditingkatkan.
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
Dan hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi peserta
didik/latih terhadap ilmu pegetahuan dan proses pencarian
ilmu.
8. Peran Fasiltator dapat berubah ke arah yang lebih positif dan
produktif.
Dengan media, Fasiltator tidak perlu mengulang-ulang
penjelasan dan mengurangi penjelasan verbal (lisan), sehingga
7
Fasilitator dapat memberikan perhatian lebih banyak kepada
aspek pemberian motivasi, perhatian, bimbingan dan
sebagainya.
C. KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
Di sub bab ini kita akan membahas dua hal, yaitu taksonomi media
pembelajaran; dan jenis dan karakterisik media pembelajaran,
namun sebelum masuk ke hal tersebut, akan dibahas terkait landasan
teoritis pemanfaatan media dalam proses pembelajaran. Teori yang
paling banyak dijadikan acuan adalah kerucut pengalaman Edgar
Dale.
Gambar 2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Menurut analisis Dale, pengalaman yang diperoleh dengan cara
mengerjakan atau mengalami sendiiri secara langsung merupakan
pembelajaran yang paling banyak mendapatkan manfaat.
8
Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman ini merupakan
upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan
antara teori belajar dengan komunikasi audiovisual
Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone Experience)
mengatakan:
“hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung
(kongkrit), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang
kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal
(abstrak). Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media
penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak
harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis
pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi
belajar”. Pengalaman langsung akan memberikan informasi dan
gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia
melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman,
dan peraba”1
Sekarang kita akan membahas taksonomi media pembelajaran dan
kenapa taksonomi media pembelajaran ini penting? Karena untuk
mendapatkan gambaran rinci tentang macam-macam media
pembelajaran.
1. Taksonomi Media Pembelajaran
Taksonomi berasal dari Bahasa Yunani, taxis dan nomos. Taxis
berarti “pengelompokkan” dan nomos berarti “aturan”. Sehingga
taksonomi adalah ilmu tentang pengelompokkan suatu hal
berdasarkan aturan /hierarki tertentu. Di bawah ini taksonomi
media berdasarkan fungsi pembelajaran, hieararki pemanfaatan,
dan indera yang terlibat:
1 https://bagusdwiradyan.wordpress.com/2014/07/06/kerucut-pengalaman-cone-of-experience-edgar-
dale/
9
a. Taksonomi Media Berdasarkan Fungsi Pembelajaran
Seorang ahli media bernama Gagne membuat taksonomi
menurut fungsi dan jenis media. Ia memilihnya dalam tujuh
kelompok media, yaitu:
(1) Benda untuk didemonstrasikan
(2) Komunikasi lisan
(3) Media cetak
(4) Gambar diam
(5) Gambar gerak
(6) Film bersuara
(7) Mesin belajar
b. Taksonomi Media Menurut Hierarki Pemanfaatan
Duncan, seorang ahli media membuat taksonomi berdasarkan
pemanfaatan untuk Pendidikan. Ia membaginya menurut
tingkat kerumitan perangkat media yang digunakan, yaitu:
Kelompok 1 : biaya investasi, kelangkaan, keluasan
lingkup sasaran
Kelompok 2 : Kemudahan pengadaan dan
penggunaan, keterbatasan lingkup
sasaran, rendahnya biaya
Kelompok 3 : Tingkat kerumitan perangkat medianya
c. Taksonomi Berdasarkan Indera yang Terlibat
Rudi Bretz membagi media berdasarkan indera yang terlibat,
yaitu pendengaran dan penglihatan. Mengapa indera
pendegaran dan penglihatan? Karena pancaindera merupakan
10
pintu gerbang ilmu pengetahuan dan indera pendengaran dan
penglihatan inilah yang paling intens dalam penggunaannya.
Untuk itu, Bretz mengidentifikasikan ciri utama media menjadi
tiga unsur, yaitu unsur : suara, visual, dan gerak. Media visual
sendiri dibedakan menjadi tiga, yaitu: gambar, garis, dan
simbol, yang merupakan suatu bentuk yang dapat ditangkap
dengan indera penglihatan.
Di samping ciri tersebut, Bretz (1972) juga membedakan antara
media siar (telecomunication) dan media rekam (recording),
sehingga terdapat delapan klasifikasi media, yaitu: (1) media
audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3) visual gerak
(4) media visual gerak, (5) media visual diam, (6) media semi
gerak, (7) media audio, dan (7) media cetak.
D. JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri.
Karakteristik ini dapat dilihat menurut kemampuan media
pembelajaran untuk membangkitkan rangsangan indera penglihatan,
pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun pembauan
/penciuman. Karakteristik yang berbeda-beda ini tentunya harus
menjadi perhatian bagi seorang WI untuk memilih jenis media apa
yanh alam digunakan untuk proses pembelajaran. Dan tentunya
pemilihan ini harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan
situasi tertentu. Berdasarkan tujuan praktis, media dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera
penglihatan saja. Jenis media visual terbagi atas dua:
a) Media visual-verbal
11
Media visual-verbal adalah media visual yang memuat pesan
verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan), contohnya: ketika
bapak ibu membaca modul tanpa gambar, hanya tulisan saja,
maka masuk ke dalam kategori media visual-verbal
b) Media visual non-verbal.
Media visual non-verbal adalah media visual yang memuat
pesan non-verbal yakni berupa simbol-simbol visual atau
unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan dan foto),
grafik, diagram, bagan, dan peta. Untuk media visual non-
verbal tiga dimensi adalah media visual yang memilki tiga
dimensi, berupa model, seperti miniature, mock up, spacimen,
dan diorama.
Gambar 3. Pembagian media visual
Lantas bagaimana dengan teknologi visual terkini seperti
virtual reality (VR), termasuk kategori manakah VR ini dan
apakah dapat dijadikan sebagai media pembelajaran ?
VR adalah teknologi yang dapat berinteraksi dengan suatu
lingkungan yang disimulasikan oleh komputer. Dalam
teknisnya, VR digunakan untuk menggambarkan lingkungan
tiga dimensi yang dihasilkan oleh komputer dan dapat
berinterkasi dengan seseorang. (Abidin, 2016).
12
Untuk membuat VR sebagai media pembelajaran, kita dapat
mengakses https://millealab.com. MilleaLab adalah all-in-
one VR platformer yang mendukung kita membuat konten
edukasi berbasis VR dengan mudah, cepat, dan murah. VR ini
sangat menarik, tetapi kita tidak akan membahas lebih lanjut
tentang VR, karena perlu sesi/pelatihan tersendiri mengenai
hal ini.
2. Media Audio
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera
penglihatan, dan hanya mampu memanipulasi kemampuan
suara. Dilihat dari pesan yang diterimanya, media audio ini
menerima pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal audio
yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan non-verbal audio
adalah seperti bunyi-bunyian, musik instrumental, gumam,
dan lain-lain. Lantas apa contoh media audio yang dapat
digunakan seorang WI untuk dapat menghantarkan suatu
materi/pembelajaran? Talkshow, diskusi, drama/sandiwara,
bercerita, musik dan lagu dan lain-lain.
3. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media instruksional modern yang
sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu
pengetahuan), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar
(Rohani, 1997)
Multimedia
Bagaimana dengan multimedia? Pernah dengarkah Saudara kata
multimedia interaktif? padahal multimedia itu juga belum tentu
interaktif. Jadi apa yang dimaksud dengan multimedia?
Multimedia adalah gabungan dari dua unsur atau lebih media,
yang terdiri diri dari teks, gambar, grafis, foro, video, animasi dan
lain-lain secara terintegrasi. Ada dua kategori multimedia, yaitu:
13
1. Multimedia linier: multimedia yang tidak dilengkapi dengan
alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh
pengguna, dan berjalan secara berurutan;
2. Multimedia interaktif: multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya. Sebagai contoh: aplikasi permainan (games).
Bagaimana implementasi atau penerapan prinsip-prinsip analisis
kebutuhan sistem pembelajaran dalam pemilihan atau penggunaan
media pembelajaran? Media pembelajaran harus memberi kemudahan
dalam pencapaian tujuan belajar.
Mengingat media yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran itu beraneka ragam, maka seorang Widyaiswara
harus melakukan pemilihan berdasarkan pertimbangan tertentu,
seperti: (1) tujuan/kompetensi yang harus dikuasai, (2) tinggi
rendahnya kemampuan media dalam mencapai tujuan, atau
dukungan terhadap isi pelajaran, (3) kemudahan memperoleh
media, (4) keterampilan guru dalam menggunakannya, (5)
ketersediaan waktu menggunakannya, dan (6) sesuai dengan taraf
berpikir peserta latih.
Pemilihan media pembelajaran dapat juga didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a) Biaya yang lebih murah baik pada saat pembelian maupun
pemeliharaan.
b) Kesesuain dengan metode pembelajaran.
c) Kesesuian dengan karakteristik siswa.
d) Pertimbangan praktis, seperti kemudahan untuk dipindahkan,
kesesuaian dengan fasilitas yang ada di kelas, kemampuan
14
penggunaannya, daya tahannya, dan kemudahan baik dalam
perbaikan maupun perawatan.
e) Ketersediaan media tersebut berikut suku cadangnya di pasaran
dan ketersediaannya bagi peserta didik.
Dalam pengembangan bahan ajar yang baik meliputi pemilihan
topik, penulisan naskah, identifikasi dan pengumpulan media yang
akan digunakan. Sedangkan pengetahuan lain yang harus dipahami
adalah tentang prinsip-prinsip Desain Komunikasi Visual
(keseimbangan, kontras, irama, proporsi, kesederhanaan, dan
kesatuan), tipografi, teori warna , dan tataletak.
E. PENGEMBANGAN MEDIA PRESENTASI
Setelah membahas banyak hal tentang media pembelajaran,
selanjutnya kita akan membahas cara mengembangkan media
presentasi. Kenapa diawali dengan pembahasan media
pembelajaran? Karena dalam mengembangkan media presentasi
harus mengetahui prinsip-prinsip pengembangan media
pembelajaran.
Sebenarnya, hampir semua jenis media pada dasarnya dibuat untuk
disajikan atau dipresentasikan kepada sasaran. Yang membedakan
antara media presentasi dengan media pada umumnya adalah
bahwa pada media presentasi pesan/materi yang akan disampaikan
dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui
perangkat alat saji (proyektor). Pesan/ materi yang dikemas bisa
berupa teks, gambar, animasi dan video yang dikombinasi dalam
satu kesatuan yang utuh.
Pada dasarnya media presentasi yang menggunakan program
komputer ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari media
15
transparansi yang disajikan melalui OHP. Berbeda dengan
transparansi OHP tidak bisa menampilkan unsur audio visual, maka
media presentasi dengan program komputer ini, kita bisa
menampilkan unsur audio-visual dalam pembelajaran.
Berkat keefektifannya dalam menyajikan pesan, maka saat ini
media presentasi banyak diaplikasikan untuk keperluan pendidikan
dan pembelajaran. Tentu saja ini bukan berarti bahwa media
presentasi merupakan media yang paling cocok untuk semua
materi dan topik pembelajaran.
Kelebihan media presentasi:
● Dapat menyajikan teks, gambar, foto, animasi, audio dan video
sehingga lebih menarik
● Dapat menjangkau kelompok banyak
● Tempo dan cara penyajian bisa disesuaikan
● Penyajiannya masih bisa bertatap muka
● Dapat digunakan secara berulang-ulang
Kelemahan media presentasi:
● Ketergantungan arus listrik sangat tinggi
● Media pendukungnya harganya relatif mahal karena harus ada
Komputer dan LCD
● Penggunaan media ini sangat tergantung pada penyaji materi.
● Masih sangat terbatas orang yang mampu membuat media
presentasi
Di bawah ini, beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan Ketika kita
akan mengembangkan media presentasi.
● Harus dikembangkan sesuai dengan prosedur pengembangan
instruksional, karena pada dasarnya media presentasi yang kita
16
bahas di modul ini adalah untuk keperluan pembelajaran. Jika
kita tidak menerapkan prinsip ini, maka bahan presentasi yang
kita hasilkan akan menjadi tidak efetif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Atau malah mirip seperti bahan presentasi
untuk informasi pada umumnya.
● Harus diingat bahwa media presentasi berfungsi sebagai alat
bantu mengajar, bukan merupakan media pembelajaran yang
akan dipelajari secara mandiri oleh sasaran. Media presentasi
kurang cocok digunakan sebagai bahan belajar yang bersifat
pengayaan. Ini berbeda dengan program multimedia interaktif.
Oleh karena itu pesan-pesan yang disajikan dalam media
presentasi sebaiknya dibuat secara garis besar dan tidak detail,
sebab penjelasan secara detail akan disajikan oleh penyajinya
atau guru.
● Pengembang media presentasi seyogyanya
mempertimbangkan atau menggunakan secara maksimal
segala potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh jenis media
presentasi ini. Unsur-unsur yang perlu didayagunakan pada
pembuatan media presentasi ini antara lain memiliki
kemampuan untuk menampilkan teks, gambar, animasi, dan
unsur audio-visual. Sedapat mungkin unsur-unsur tersebut
dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam pembuatan media
presentasi yang akan dibuat.
● Prinsip kebenaran materi dan kemenarikan sajian. Materi yang
disajikan harus benar substansinya dan disajikan secara
menarik pula.
Prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar presentasi juga harus
mempertimbangkan hal dibawah ini:
▪ Harus dirancang sesuai dengan tujuan instruksional
▪ Sesuai Kurikulum
17
▪ Memberikan kemudahan bagi peserta didik/latih dalam belajar
▪ Harus memperhatikan kebenaran materi dan kemenarikan
sajian
▪ Pemilihan media pendukung yang tepat
▪ Memperhitungkan waktu
Kegiatan yang Anda lakukan pada saat menulis naskah media
presentasi adalah menguraikan pokok-pokok materi sesuai tujuan
yang telah dirumuskan. Agar materi tersebut dapat dituangkan ke
dalam media presentasi dengan baik, maka berikut ini ada beberapa
teknik atau rambu-rambu yang perlu Anda perhatikan, antara lain:
● Tentukan topik sesuai dengan materi yang akan di sampaikan
● Siapkan materi yang sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan
● Identifikasi bahan-bahan materi tersebut untuk diseleksi mana
yang sesuai dengan karakteristik media presentasi. Ingat tidak
semua materi tersebut cocok untuk dituangkan melalui media
presentasi.
● Tulis materi yang telah dipilih dalam kalimat yang singkat dan
hanya memuat poin-poin penting saja. Penulisan penjelasan
yang panjang lebar sangat tidak dianjurkan dalam penulisan
naskah media presentasi.
● Tuangkan pesan-pesan yang disajikan dalam berbagai format
seperti; teks (kata-kata), gambar, animasi atau audio-visual.
● Pastikan bahwa materi yang ditulis telah cukup lengkap, jelas
dan mudah dipahami oleh sasaran.
● Sajikan isi materi secara urut dan sistematis agar pesan yang
disampaikan akan lebih mudah dipahami user.
Secara garis besar teknik penulisan naskah bahan ajar presentasi
seperti dibawah ini:
18
● Tentukan topik sesuai dengan materi yang akan disampaikan,
● Kumpulkan materi, identifikasi dan seleksi sesuai karakteristik
maupun tujuan pembelajaran,
● Tulis materi dalam kalimat yang singkat, jelas dan mudah
dipahami,
● Pilih media pendukung (image, animasi, movie, suara) yang
tepat,
● Pastikan bahwa materi telah lengkap sesuai cakupan maupun
kecukupan isi materinya, dan
● Susun materi secara runtut dan sistematik.
Sebelum membuat media presentasi menggunakan komputer,
biasakan untuk membuat naskahnya terlebih dahulu (secara
manual). Naskah tersebut merupakan draft atau rancangan, yang
selanjutnya dapat Anda gunakan dalam pembuatan media
presentasi dengan program PowerPoint. Dengan dibuatnya naskah
tersebut, maka ketika Anda ingin memproduksi dengan komputer,
Anda sudah tidak lagi memikirkan sistematika materinya dan akan
terhindar dari kesalahan materi.
Pembahasan tentang pembuatan media presentasi dengan
menggunakan program PowerPoint akan dikupas tuntas pada bab IV
dari modul ini.
F. LATIHAN
Buatlah kelompok yang terdiri dari tiga orang dan coba masing –
masing anggota ceritakan ulang pentingnya media pembelajaran,
taksonomi media pembelajaran, pengembangan media presentasi
dengan lengkap dan berikan input atau masukan kepada masing –
masing penyampaian teman satu kelompok.
19
G. RANGKUMAN
1. Media adalah kata jamak dari medium, yang artinya perantara.
Dalam proses komunikasi, media hanyalah satu dari lima unsur
komunikasi yang harus ada.
2. Manfaat media pembelajaran, yaitu: penyampaian materi
pembelajaran dapat diseragamkan; proses pembelajaran
menjadi lebih menarik, proses pembelajaran menjadi lebih
interaktif, jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi,
dapat meningkatkan kualitas belajar. proses pembelajaran
dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, sikap positif peserta
didik/latih terhadap proses belajar dapat ditingkatkan, peran
Fasiltator dapat berubah ke arah yang lebih positif dan
produktif.
3. Taksonomi media pembelajaran: berdasarkan fungsi
pembelajaran, menurut hirarki pemanfaatan; berdasarkan
indera yang terlibat.
4. Jenis media secara umum: media visual, media audio, media
audio visual dan multimedia
5. Prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar presentasi: sesuai
tujuan instruksional, sesuai kurikulum, memberikan
kemudahan peserta latih, kebenaran dan kemenarikan, media
pendukung yang tepat dan memperhitungkan waktu.
H. EVALUASI MATERI
Pilihlah jawaban yang tepat pada pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini!
1. Jelaskan peran media dalam komunikasi dan pembelajaran !
2. Jelaskan taksonomi media pembelajaran !
3. Jelaskan apa kaitan media pembelajaran dengan
pengembangan media presentasi !
20
I. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Sejauh mana Anda dapat menyelesaikan Latihan dan Evaluasi
Materi yang ada pada bab ini? Apabila Anda telah mampu
menjawab Latihan dan Evaluasi Materi pada Bab ini, berarti Anda
telah menguasai topik ini dengan baik. Akan tetapi, jika Anda masih
merasa ragu dengan pemahaman Anda mengenai materi yang
terdapat dalam Bab ini serta adanya keraguan dan kesalahan dalam
menjawab Latihan dan Evaluasi Materi, maka disarankan Anda
melakukan pembelajaran kembali secara lebih intensif dengan
membaca ulang materi, membaca bahan referensi, berdiskusi
dengan pengajar/fasilitator dan juga dengan sesama peserta
pelatihan lainnya.
21
BAB III
PRINSIP-PRINSIP DESAIN KOMUNIKASI
VISUAL
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat
menjelaskan prinsip-prinsip desain komunikasi visual.
A. PRINSIP-PRINSIP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Mempelajari prinsip-prinsip desain komunikasi visual perlu dilakukan,
jika kita ingin menciptakan bahan presentasi yang menarik.
Di bawah ini prinsip-prinsip tersebut:
1. Keseimbangan
Keseimbangan adalah pengaturan penempatan elemen-elemen
yang ada dalam sebuah halaman (slide). Ada dua macam
keseimbangan, yaitu keseimbangan formal/simetris dan
kesimbangan informal/asimetris.
Gambar 4: Keseimbangan simetris
22
Keseimbangan formal biasanya digunakan untuk menata letak
elemen grafis agar terkesan rapi dan formal. Keseimbangan ini
juga sering digunakan dalam karya publikasi untuk memberi
kesan dapat dipercaya, dapat diandalkan dan memberi kesan
aman. Sedangkan keseimbangan tidak formal sering digunakan
oleh kalangan muda untuk menggambarkan dinamika, energi
dan pesan yang bersifat tidak formal.
Gambar 5 : Keseimbangan Asimetris
Penerapan prinsip itu berhubungan dengan prinsip lainnya,
yakni kesatuan dan harmoni. Seimbang bukan berarti sama
besar, tetapi lebih mengacu kepada tampilan yang bobot nilai
artistiknya sama.
2. Irama
Irama sebenarnya bermakna sama dengan repetition atau pola
perulangan yang menimbulkan irama untuk diikuti. Dalam
merancang tata letak sebuah modul, perlu diawali dengan
membuat beberapa pola dasar yang disebut master pages.
Dari master pages inilah dibuat sebuah irama yang akan menjadi
ciri khas dari rancangan halaman yang dibuat.
23
Gambar 6: Irama
3. Proporsi
Proporsi merupakan hubungan perbandingan antara bagian
dengan bagian lain atau dengan elemen keseluruhan atau dapat
juga didefinsikan sebagai kesesuaian antara ukuran halaman
dengan isinya, dikenal dengan ukuran kertas dan bidang
kerjanya.
Gambar 7 : Proporsi
Area merupakan bagian penting dari desain, sehingga Anda
harus jeli ketika memanfaatkan area supaya desain yang Anda
buat tidak monoton . Gunakanlah kombinasi area besar dan kecil
untuk membuat hasil yang lebih baik . Gambar di atas
menunjukkan perbedaan penggunaan proporsi yang baik dan
yang kurang baik ketika kita berbicara mengenai area.
24
4. Kesederhanaan
Kesederhanaan diartikan sebagai karya yang tidak lebih dan
tidak kurang, sering juga diartikan tepat dan tidak berlebihan.
Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk
menatap lama dan tidak merasa jenuh.
Banyak ahli desain grafis yang menyarankan prinsip
kesederhanaan dalam pekerjaan desain demi kepentingan
kemudahan pembaca memahami isi pesan yang disampaikan.
Misalnya penggunaan huruf ketika Anda membuat bahan
tayang, huruf yang digunakan dalam penulisan judul, subjudul
sebaiknya jangan menggunakan jenis font yang ornamental dan
rumit.
Prinsip kesederhanaan
Prinsip kesederhanaan
Prinsip kesederhanaan
Gambar 8 : Prinsip Kesederhanaan
Dari ketiga jenis huruf di atas, mana yang paling mudah Anda
baca? Memilih huruf yang rumit hanya akan membuat pembaca
sulit membaca dan memahami apa yang Anda tulis.
25
Desainer grafis sering juga menyebut prinsip kesederhanaan ini
sebagai KISS (Keep It Simple Stupid). Prinsip ini bisa diterapkan
melalui penggunaan elemen ruang kosong (white space) dan
tidak menggunakan terlalu banyak unsur-unsur aksesoris.
(http://www.ilmugrafis.com/artikel.php?page=prinsip-prinsip-desain-grafis)
5. Kesatuan
Kesatuan dimaksudkan untuk membuat kontras yang mudah
ditangkap oleh pembaca terhadap elemen-elemen yang ditata
seperti yang ditulis oleh Gerald A. Silver, dalam bukunya Graphic
Layout and Design. Penerapan prinsip kesatuan dalam desain
grafis juga harus memperhatikan karakteristik dan fungsi setiap
elemen.
Tanpa Kesatuan(unity) Dengan Kesatuan (unity)
Gambar 9 : Kesatuan
Hubungan antara elemen-elemen desain yang sebelumnya
berdiri sendiri serta memiliki ciri sendiri disatukan dalam satu
komposisi yang baru sehingga memiliki fungsi baru yang utuh.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan
kesatuan, misalnya dengan mendekatkan elemen-elemen yang
dipakai sehingga berdampingan (side by side) atau
bersinggungan (in contact each other).
26
Bagaimanakah pendapat Anda setelah mempelajari prinsip-
prinsip desain komunikasi visual? Pentingkah menerapkan
prinsip tersebut ketika mengembangkan bahan belajar
presentasi? Silakan Anda diskusikan dengan teman-teman
sejawat.
Setelah mempelajari materi tersebut, selanjutnya Anda akan
mempelajari materi mengenai tipografi.
B. TIPOGRAFI
Apakah yang Anda ketahui tentang tipografi?
Tipografi adalah perpaduan antara seni dan teknik mengatur
tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan
baik secara visual kepada pembaca. Pengolahan tipografi tidak
hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi,
kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak vertikal
atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain.
a. Jenis-Jenis Huruf
Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan bentuk rupanya:
1) Roman, pada awalnya adalah kumpulan huruf kapital
seperti yang biasa ditemui di pilar dan prasasti Romawi,
namun kemudian definisinya berkembang menjadi seluruh
huruf yang mempunyai ciri tegak dan didominasi garis lurus
kaku.
2) Serif, dengan ciri memiliki siripan di ujungnya. Selain
membantu keterbacaan, siripan juga memudahkan saat
huruf diukir ke batu.
3) Egyptian, atau populer dengan sebutan slab serif. Cirinya
adalah kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti
papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama.
27
Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan
stabil.
4) Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki
ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang
ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern,
kontemporer dan efisien.
5) Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan
pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan.
Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.
6) Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-
bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen,
atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah
dekoratif dan ornamental.
b. Karakteristik huruf
Karakteristik huruf berdasar gaya :
1) Huruf miring (Italic)
Teks italic akan menarik mata karena kontras dengan teks
normal. Teks italic yang terlalu panjang akan sulit dibaca.
Teks italic ini digunakan untuk menandakan kata asing.
2) Huruf tebal (Bold)
Teks tebal juga mengundang perhatian karena kontras
dengan huruf normal. Biasa dipakai pada judul atau sub
judul. Penggunaan yang terlalu banyak akan mengaburkan
fokus pada makna.
3) Huruf bergaris bawah (Underline)
Garis bawah menandakan adanya sesuatu yang penting.
4) Huruf berwarna
Cara membedakan teks dapat menggunakan warna,
meskipun tidak sekuat bold. penggunaan teks warna harus
memperhatikan ilmu tentang warna.
28
5) Huruf kapital
Huruf kapital dapat diartikan sebagai perintah atau amarah.
6) Huruf dari objek
Huruf yang dibentuk dari obyek-obyek, seperti donat,
lingkaran, spiral, ular, segitiga, halilintar, pedang dan
sebagainya yang membentuk huruf secara benar.
c. Keterbacaan
Keterbacaan (readability) adalah tingkat kenyamanan/
kemudahan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi
oleh:
1) Jenis huruf
Jenis huruf yang rumit akan menyebabkan tulisan Anda susah
dibaca, sebaliknya jenis huruf yang simple akan lebih mudah
dibaca.
2) Ukuran
Huruf yang ukurannya terlalu kecil akan sulit dibaca, ukuran
huruf yang dipilih hendaknya tidak terlalu kecil dan tidak
terlalu besar, disesuaikan dengan kebutuhan dan
konteksnya.
3) Pengaturan, termasuk di dalamnya spasi, perataan, dan
sebagainya
Spasi yang Anda pilih hendaknya tidak terlalu rapat dan tidak
terlalu longgar. Spasi yang terlalu rapat menjadikan tulisan
Anda terkesan ramai dan lebih sulit dibaca.
4) Kontras warna terhadap latar belakang
Pilihlah warna tulisan yang bersifat kontras dengan warna
latar belakang, sehingga tulisan Anda terlihat menonjol dan
mudah dibaca.
Setelah Anda mempelajari materi mengenai tipografi, tentunya
akan membuat bahan belajar presentasi yang Anda
29
kembangkan menjadi semakin menarik. Selanjutnya Anda akan
mempelajari materi tentang teori warna, dimana setiap warna
mempunyai karakter yang berbeda
C. TEORI WARNA
a. Jenis-jenis warna
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda pasti sudah terbiasa melihat
berbagai macam benda ataupun fenomena alam dengan
berbagai macam warnanya. Apakah Anda tahu ada berapa jenis
warna? Jenis warna ada 3 yaitu:
1) Warna Primer
Terdiri dari tiga warna, yaitu merah, kuning, dan biru. Warna
primer merupakan warna dasar. Anda tidak dapat membuat
warna-warna primer dari pencampuran warna-warna lain.
Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder,
dan campuran warna sekunder dengan warna primer
menghasilkan warna tersier.
Gambar 10 : Warna Primer
Sumber gambar :
http://satriavalentino.blogspot.com/2012/08/teori-warna.html
30
2) Warna Sekunder
Warna yang dibuat dari cara mencampurkan dua warna primer
dengan proporsi 1:1. Misalnya warna hijau dihasilkan dari
mencampur warna kuning dengan warna biru.
Gambar 11 : Warna Sekunder
Sumber gambar: http://defianasa.blogspot.com/
3) Warna Tersier
Warna tersier adalah warna yang dibuat dengan cara
mencampur salah satu warna primer dan salah satu warna
sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari
pencampuran warna kuning dan jingga
Gambar 12: Warna Tersier
Sumber gambar :
http://www.zainalhakim.web.id/posting/mengenal-istilah-warna.html
31
Selain warna primer, sekunder dan tersier, dikenal juga warna
netral. Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna
dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai
penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil
campuran yang tepat akan menuju hitam.
Anda telah mempelajari tentang teori warna, agar bahan
presentasi Anda menjadi lebih menarik silakan Anda lanjutkan
mempelajari bahasan tentang karakteristik warna.
b. Karakteristik warna
Setiap warna ternyata memiliki karakter masing-masing,
beberapa karakteristik warna tersebut antara lain.
(http://edupaint.com/warna/ragam-warna/224-read-110404-
karakter-warna.html):
1) Merah
Memberi kesan aktif bergerak, memotivasi diri,
menghangatkan, namun juga merangsang
kemarahan. Merah adalah warna yang kuat sekaligus
hangat. Biasanya di gunakan untuk memberikan efek
psikologi ‘panas’ , ‘berani’ , ‘marah’ dan ‘berteriak’.
2) Kuning
Melambangkan kecepatan, menaikkan mood, memberikan
inspirasi dan ide, terang, ringan, gembira, komunikatif,
namun bisa menakutkan. Kuning adalah warna yang ceria,
menyenangkan dan sedikit ‘melompat-lompat’. Kuning juga
biasanya di gunakan untuk mendapatkan perhatian dari
orang yang melihat desain kita.
3) Biru
Memberikan kedamaian, ketenangan, rasa ketertutupan,
kesetiaan, kejujuran, menyejukan, namun juga berkesan
menekan dan menjatuhkan. Biru adalah warna favorit para
32
pria dan termasuk warna yang ‘dingin’. Kalau di dunia
desain, biru sering di sebut “warna corporate” karena
hampir semua perusahaan menggunakan warna biru
sebagai warna utamanya. Tidak heran memang, karena biru
merupakan warna yang termasuk tenang dan bersifat
penyendiri
4) Oranye
Karakter warna oranye hampir memiliki kesamaan dengan
warna merah. Warna ini melambangkan sosialisasi,
kekuatan, percaya diri, membangkitkan semangat, vitalitas,
dan kreativitas. Menimbulkan perasaan positif, senang,
gembira, bisa mengurangi perasaan tertekan. Tetapi bila
berlebihan dapat merangsang perilaku hiperaktif.
5) Hijau
Warna hijau melambangkan elastisitas keinginan.
Cenderung pasif, bertahan, mandiri, posesif, susah
menerima pemikiran orang lain. Pengaruh dari warna ini
antara lain teguh dan kokoh, mempertahankan miliknya,
keras kepala, dan berpendirian tetap. Nuansa hijau dapat
meredakan stres, memberi rasa aman, dan
perlindungan..Tapi warna hijau juga dapat menimbulkan
perasaan terperangkap.
6) Coklat
Coklat mempunyai karakter netral, natural, hangat,
membumi, dan stabil, menimbulkan kenyamanan. Warna
yang bersifat akrab, menenangkan, dan bisa mendorong
komitmen. Jika terlalu banyak memberi kesan berat dan
kaku.
7) Putih
Putih merupakan warna yang melambangkan kemurnian,
kepolosan, memberikan kesan perlindungan,
33
ketenteraman, kenyamanan, dan memudahkan refleksi.
Penggunaan warna putih yang berlebihan bisa
menimbulkan perasaan dingin, steril, kaku, dan terisolir.
8) Ungu
Warna ungu berkesan sensual, feminim, antik, yang juga
anggun, dan hangat. Bersifat kurang teliti namun penuh
harapan. Ungu yang gelap mampu menambah kekuatan
intuisi, fantasi, dan imajinasi, kreatif, sensitif, memberi
inspirasi, dan obsesi.
9) Abu-abu
Bersifat netral dan serius. Menimbulkan perasaan damai,
menciptakan keheningan dan kesan luas. Selain itu, warna
abu-abu juga terkesan dingin, kaku, dan tidak komunikatif.
10) Hitam
Warna ini memiliki karakter yang kuat, penuh percaya diri,
perlindungan, elegan, megah, dramatis, dan misterius.
Warna hitam juga melambangkan duka dan menimbulkan
perasaan tertekan.
c. Kontras
Untuk mengetahui kontras warna, digunakanlah Teori Brewster.
Warna yang kontras dihubungkan dengan garis lurus. Coba Anda
perhatikan gambar berikut ini!
Gambar 13 : Teori Brewster
34
Sumber gambar: http://i-
contcreation.blogspot.com/2012/12/teori-warna-untuk-
interior.html
Dari gambar tersebut bisa dilihat bahwa warna kuning bersifat
kontras dengan warna merah, sehingga kombinasi keduanya
sangat cocok untuk menarik perhatian. Misalnya Anda membuat
tulisan berwarna merah di atas latar belakang warna kuning,
akan mampu menarik perhatian dan mudah dibaca demikian
pula sebaliknya warna kuning di atas warna merah. Perhatikan
gambar berikut maka Anda akan lebih mudah memahami
konsep kontras. Kontras bisa diartikan sebagai gelap di atas
terang, ataupun terang di atas gelap.
Gambar 14 : Kontras Warna
d. Harmoni
Definisi harmoni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
keselarasan, keserasian. Keselarasan tersebut mencakup
keseluruhan bagian, bisa dalam bidang musik, warna, puisi
bahkan mungkin juga makanan!
35
Dalam sebuah kegiatan visual, keharmonisan warna merupakan
faktor yang dapat menyenangkan mata kita. Keharmonisan akan
dapat merangsang indera penglihatan kita dan menciptakan
perasaan "seimbang" di dalam hati kita.
D. LATIHAN
Buatlah kelompok yang terdiri dari tiga orang dan coba masing –
masing anggota ceritakan ulang prinsip-prinsip desain komunikasi
visual, tipografi dan teori warna dengan lengkap dan berikan input
atau masukan kepada masing – masing penyampaian teman satu
kelompok.
E. RANGKUMAN
1. Prinsip-prinsip dalam desain komunikasi visual adalah:
keseimbangan, kontras, irama, proporsi, kesederhanaan, dan
kesatuan.
2. Tipografi merupakan perpaduan antara seni dan teknik dalam
mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat
tersampaikan dengan baik secara visual kepada pembaca.
Tipografi itu sendiri meliputi jenis-jenis huruf, karakteristik huruf
dan keterbacaan.
3. Beberapa teori tentang warna meliputi jenis dan karakteristik
warna, kontras dan harmoni. Setiap warna memiliki makna dan
arti masing-masing, demikian pula dengan pembagian jenis
warna yang semuanya berasal dari warna primer dan hasil
pencampurannya.
F. EVALUASI MATERI
Jawablah dengan lengkap pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Ada 5 prinsip dalam desain komunikasi visual, jelaskan 3 saja
beserta contohnya!
36
2. Jelaskan tentang jenis-jenis warna dan berikan contohnya !
3. Jelaskan karakteristik dari warna merah dan biru!
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Sejauh mana Anda dapat menyelesaikan Latihan dan Evaluasi
Materi yang ada pada bab ini? Apabila Anda telah mampu
menjawab Latihan dan Evaluasi Materi pada Bab ini, berarti Anda
telah menguasai topik ini dengan baik. Akan tetapi, jika Anda masih
merasa ragu dengan pemahaman Anda mengenai materi yang
terdapat dalam Bab ini serta adanya keraguan dan kesalahan dalam
menjawab Latihan dan Evaluasi Materi, maka disarankan Anda
melakukan pembelajaran kembali secara lebih intensif dengan
membaca ulang materi, membaca bahan referensi, berdiskusi
dengan pengajar/fasilitator dan juga dengan sesama peserta
pelatihan lainnya.
37
BAB IV
MEDIA PRESENTASI DENGAN APLIKASI
OFFLINE
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat membuat
media presentasi dengan aplikasi offline/power point.
A. PENGENALAN APLIKASI OFFLINE UNTUK PEMBUATAN MEDIA
PRESENTASI
Pada subbab ini akan dikenalkan aplikasi offline untuk pembuatan
media presentasi. Aplikasi yang akan dikenalkan adalah PowerPoint.
PowerPoint sesungguhnya lebih kepada program yang berfungsi
untuk membuat materi presentasi secara professional dalam bentuk
slide. Program ini dikembangkan oleh Microsoft dan sampai
sekarang pun masih banyak pembaharuan-pembaharuannya
Fungsi PowerPoint:
1. Memudahan pengguna untuk membuat
dan menyajikan materi menarik
2. Memudahkan audiens untuk memahami isi
Gambar 15. Logo PowerPoint dari materi yang disampaikan, karena
menggunakan point-point
3. Presentasi dalam bentuk softcopy dapat
diakses oleh berbagai perangkat computer
4. Mengkombinasikan beberapa format file,
yaitu dengan menggabungkan video,
38
gambar dan audio dalam satu wadah
presentasi (slide)
Selain itu, PPT juga memiliki kelebihan-kelebihan seperti:
1. Paling familiar dibanding aplikasi sejenis lainnya
2. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan
animasi
3. Merangsang peserta latih untuk mengetahui lebih jauh
informasi tentang bahan belajar yang tersaji.
4. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta latih
5. Tenaga pelatih tidak perlu banyak menerangkan bahan belajar
yang sedang disajikan.
6. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai
berulang-ulang.
7. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik
(CD/Disket/Flashdisk), sehingga praktis untuk di bawa ke mana-
mana.
8. Dilengkapi dengan menu dan tombol toolbar yang memudahkan
para pengguna
Ada beberapa tips yang perlu Anda perhatikan pada saat
membuat/memproduksi naskah menjadi media presentasi dengan
menggunakan PowerPoint, yaitu sebagai berikut:
● Pilih jenis huruf (font) yang tingkat keterbacaannya tinggi,
misalnya Arial, Verdana, atau Tahoma. Gunakan
ukuran huruf (font size) 17- 20 untuk isi teks, sedang untuk
sub judul 24 dan untuk judul 26.
● Untuk memperjelas dan memperindah tampilan, gunakan
variasi warna, gambar, foto, animasi atau video.
39
● Area tampilan frame yang ditulis jangan melebihi ukuran 16x20
cm
● Usahakan dalam satu slide/frame tidak memuat lebih dari 18
baris teks.
● Dalam satu frame usahakan hanya berisi satu topik atau sub
topik pembahasan
● Beri judul pada setiap frame atau tampilan
● Perhatikan komposisi warna, keseimbangan (tata letak),
keharmonisan, dan kekontrasan pada setiap tampilan sangat
penting untuk media presentasi.
● Variasi warna memang diperlukan, tetapi harus juga
diperhatikan prinsip kesederhanaan. Artimya dalam membuat
media presentasi jangan membuat tampilan yang terlalu rumit,
rame dan penuh warna-warni, karena hal itu justru akan
mengganggu pesan utama yang akan disajikan.
Untuk tampilan awal PowerPoint (PPT) tentu berbeda-beda,
tergantung perangkat yang kita gunakan. Tampilan awal PPT di
sistem operasi windows tentu berbeda dengan tampilan awal PPT di
sistem operasi macOS. Namun untuk memulai kertas kerjanya
pertama kali di sistem operasi manapun adalah sama. Kita tinggal
memilih ingin memulai dari “blank presentation” atau template
default yang sudah diberikan oleh Microsoft.
Gambar 16. Tampilan awal PowerPoint
40
B. PEMBUATAN MEDIA PRESENTASI DENGAN APLIKASI OFFLINE
Setelah kita mengenal tampilan awal PPT, kita akan lanjut untuk
menggunakan aplikasi tersebut.
1. Memilih lembar kerja PPT
Memilih lembar kerja seperti pada gambar 16. Setelah kita klik,
maka tampilan awalnya adalah sbb:
Gambar 17. Tampilan awal lembar kerja powerpoint
Sampai disini kita telah siap untuk dapat berkreasi membuat
paparan dengan PowerPoint.
2. Penggunaan Background
Pada saat melakukan desain terhadap paparan, tak jarang dari
kita ingin menambahkan background pada slide paparan dengan
berbagai macam jenis warna, pattern, gambar/citra tertentu
sesuai yang kita inginkan.
Adapun langkah untuk memasukkan Background ke dalam slide
paparan kita yakni sebagai berikut :
41
1. Klik kanan pada lembar kerja slide paparan yang ingin
kita ubah background nya
Gambar 18. Proses penerapan background paparan
2. Akan muncul list menu, Pilih Format Background
3. Perhatikan pada sisi kanan layar, terdapat beberapa
opsi terkait kostumisasi background yang dapat kita
terapkan pada slide yang diinginkan yakni :
● Solid Fill
Penggunaan warna yang bersifat penuh tanpa ada efek
lanjutan
● Gradient Fill
Penggunaan warna gradasi yang dapat di set level
gradasi maupun kombinasi warnanya
● Picture or Texture Fill
Penggunaan texture atau gambar atau citra tertentu
baik dengan gambar yang bersumber dari office bawaan
maupun yang bersumber dari keinginan kita sendiri
● Pattern Fill
Penggunaan pattern/ pola titik dan garis atristik
yang dapat dipakai sebagai background pada
slide paparan
42
Pada opsi ini, kita juga dapat mengatur tingkat transparansi
background dengan acuan berupa prosentase seberapa
transparan kah background pada slide paparan tersebut ( set 0%
untuk tidak ada efek transparansi sama sekali, tingkatkan
prosentase nya untuk mendapat efek transparan yang semakin
dominan)
Terdapat pula opsi pengaturan positioning background yakni
offset dan scale, offset sebagai penentu letak background agar
dapat digeser sesuai arah tertentu ( diatur dalam bentuk posisi
sumbu X dan Y ), sementara scale untuk menerapkan skala dari
background yang juga dicerminkan dalam bentuk posisi sumbu
X dan Y.
Terdapat opsi alignment yang juga dapat merubah orientasi
peletakan background, dan mirror type untuk menerapkan
background dalam mode seperti cermin reflektif.
Terdapat pula opsi Apply to All, yang memungkinkan kita agar
dapat menerapkan preset background ke semua slide paparan
dalam sekali klik.
Gambar 19. Pilihan format background
43