The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Memberikan gambaran tentang rencana penyelenggaraan kegiatan Table Top Exercise

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ruswan.bks, 2021-03-25 07:55:18

Rencana Garis Besar Simulasi Penanggulangan Bencana

Memberikan gambaran tentang rencana penyelenggaraan kegiatan Table Top Exercise

Keywords: Ancaman Merapi,Masa Pandemik Covid 19

2

RENCANA GARIS BESAR
TABLETOP EXERCISE (TTX) & COMMAND POST EXERCISE (CPX)
SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA PROVINSI JAWA TENGAH

PANDUAN RENCANA GARIS BESAR TTX DAN CPX ERUPSI MERAPI DI MASA PANDEMIK
COVID-19 DI PROVINSI JAWA TENGAH

Roswanto & Utomo

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana
Sentul Bogor
2020

3

PANDUAN RENCANA GARIS BESAR TTX DAN CPX ERUPSI MERAPI DIMASA PANDEMIK
COVID-19 DI PROVINSI JAWA TENGAH

Pengarah
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Penulis
Roswanto
Utomo

Kontributor
Theodora Eva, Anita, Wahyu, Apriyuanda G Bayu, Slamet Riyadi, Aditya Nugraha, Rizal, Karina,
Syafrudin, Kholid, Handoko, Adi W, Dian Fajarini, Fitriyati, Ikhsan Lutfi, Imam, Satro Atmodjo.

Design Cover
Roswanto dan Imam
Foto
Syafrudin, BNPB, BPBD Provinsi Jawa Tengah dan Sumber Lainnya

Diterbitkan oleh
Pusat Pendidikan dan Pelatihan BNPB
Kawasan Indonesia Peace dan Security Center (IPSC)
Sentul, Bogor, Jawa Barat

ISBN 978-0652-51348-8-3
Hak Cipta@2020

Hak Cipta dilindungi Undang – Undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
tanpa izin penulis dan penerbit.

4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 5
DAFTAR ISI 4

BAB I PENDAHULUAN 6
A Umum 8
B Maksud dan Tujuan 8
C Ruang Lingkup dan Tata Urut 8
D Dasar
9
BAB II LANDASAN PENYELENGGARAAN LATIHAN 10
A Latar Belakang Latihan 10
B Urgensi Latihan 10
C Tema Latihan
D Pokok – Pokok Hasil Evaluasi dari Latihan – Latihan 11
11
BAB III POKOK – POKOK PENYELENGGARAAN LATIHAN 11
A Tujuan Latihan 11
B Sasaran Latihan 11
C Pelajaran yang dikembangkan/Materi Latihan 13
D Macam, Sifat, Metode dan Tingkat Latihan 13
E Referensi 14
F Penyelenggaraan Latihan 15
G Tempat dan Waktu 16
H Dukungan Administrasi
I Komando, Kendali dan Komunikasi 17
J Instruksi Koordinasi 17
20
BAB IV RINGKASAN CERITA LATIHAN
A Daerah Latihan 21
B Skrenario Latihan
C Mekanisme Pelibatan Peserta Latihan

BAB V PENUTUP

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa “Panduan
Rencana Garis Besar TTX dan CPX Erupsi Merapi Dimasa Pandemik Covid-19 di Provinsi
Jawa Tengah” telah selesai disusun. Panduan Rencana Garis Besar ini merupakan salah
satu upaya dalam penyelenggraan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi amanat
Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2015 dan PP Nomor 11 Tahun 2018 dengan tujuan
menghasilkan pelatihan yang inovatif, responsif, kreaktif, terampil, berdaya saing, dan
menguasai cabang ilmu pengetahuan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana, sebagai tolak ukur
pendidikan bidang kebencanaan memiliki peran dalam meningkatkan kualitas
pendidikan penanggulangan bencana melalui implementasi strategi pembelajaran yang
sesuai dengan perkembangan jaman dan karaktersik generasi. Untuk itu, dalam rangka
pengembangan strategi pembelajaran di Pusdiklat BNPB, telah menggagas
diselenggarakan pembelajaran Klasikal TTX dan CPX Erupsi Merapi Dimasa Pandemik
Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah.

Panduan Rencana Garis Besar Table Top Exercise dan Commad Post Exercise ini
memuat tujuan, persyaratan, tata Cara dan mekanisme penyelenggaraan pembelajaran
Klasikal Atas terbitnya Panduan Fasilitator ini kami menyampaikan ucapan terimakasih
dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada semua Tim penyusun atas
sumbangsih yang telah diberikan mulai dari menggagas dan menyusun sampai dengan
penerbitan.

Kami menyadari bahwa Panduan ini masih belum sempurna dan memadai, untuk
itu diharapkan saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Semoga
Panduan ini dapat digunakan sebagai acuan bagi Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Penanggulangan Bencana dalam menyelenggarakan pembelajaran melalui Klasikal TTX
dan CPX Erupsi Merapi Dimasa Pandemik Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah.

Sentul, Agustus 2020
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PB

Berton Suar Pelita Panjaitan

6

TABLE TOP EXERCISE

Terhadap Ancaman Letusan Gunung Merapi pada masa pandemik Covid-19 di
Provinsi Jawa Tengah

TA 2020

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.
a. Gunung Merapi (ketinggian puncak 2.930 m dpl, per 2010) adalah gunung
berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunungapi
teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kab.
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan dalam wilayah Provinsi Jawa
Tengah, yaitu Kab. Magelang di sisi barat, Kab. Boyolali di sisi utara dan timur,
serta Kab. Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya
menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004. Gunung
ini sangat berbahaya karena menurut sejarah dengan siklus erupsi setiap dua
sampai 5 (lima) tahun sekali, sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus
sebanyak 68 kali. Di lerengnya terdapat permukiman yang sangat padat
sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak.

Secara administratif kawasan G. Merapi berada di 4 kabupaten yaitu
Kabupaten Sleman yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali
yang berada di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan termasuk dalam Kawasan
Rawan Bencana (KRB) erupsi G. Merapi. Kabupaten Magelang meliputi 21
kecamatan terdiri atas 367 desa dan 5 kelurahan dengan jumlah penduduk
sebanyak 1.245.496 jiwa yang terdiri dari 624.973 jiwa laki-laki dan 620.523
jiwa perempuan (Sumber:BPS Magelang data 2015). Dari 21 Kecamatan 3
diantaranya yaitu Kec. Srumbung, Dukun dan Sawangan masuk dalam
kawasan rawan bencana (KRB) III Erupsi G. Merapi.Kabupaten Boyolali
meliputi 19 kecamatan terdiri atas 261 desa dan 6 kelurahan dengan jumlah
penduduk pada sebanyak 963.690 jiwa yang terdiri dari 474.524 jiwa laki-laki
dan 489.166 jiwa perempuan (Sumber: BPS Boyolali data 2015).Dari 19

7

kecamatan 3 di antaranya yaitu Kec. Selo, Cepogo dan Musuk masuk dalam
KRB III erupsi G. Merapi. Kabupaten Klaten meliputi 26 Kecamatan terdiri atas
391 desa dan 10 Kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 1.158.795
jiwa yang terdiri dari 568.780 jiwa laki-laki dan 590.015 jiwa perempuan
(Sumber: Klaten dalam Angka 2016). Dari 26 Kecamatan 1 di antaranya yaitu
Kecamatan Kemalang masuk dalam KRB III erupsi G. Merapi.

b. Jawa Tengah sebagai salah satu wilayah yang mempunyai risiko tinggi
terhadap bencana erupsi gunung merapi perlu memahami pentingnya upaya
untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi
ancaman tersebut sehingga upaya pengurangan risiko yang dihadapi dapat
diminimalisir dengan memperkuat sistem peringatan dini dan sistem
penanggulangan kedaruratan bencana.

c. Sejak diumumkan sebagai PHEIC, telah 213 negara terjangkit dengan jumlah
penderita mencapai 2.719.897 kasus dengan jumlah kematian 187.705 orang
dan WHO menempatkan semua negara pada sosisi very high alert (tingkat
kewaspadaan sangat tinggi). Pemerintah Indonesia, pertama kali
mengumunkan kasus positip pada tanggal 2 maret 2020 dan sampai dengan
tanggal 8 Juli 2020 68.079 kasus confirmed Covid- 19 tersebar di 34 Propinsi
dengan jumlah di lebih dari 290 Kab/Kota.

Kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah dilaporkan pertama kali pada tanggal
8 Maret 2020 dan sampai dengan tanggal 8 Juli 2020 telah mencatatkan
5.462 kasus positif, 2607 dinyatakan sembuh dan 450 meninggal yang
tersebar di 35 Kabupaten/Kota dengan kasus terbanyak di Kota Semarang
sebanyak 899 kasus positif.

Sebagaimana ketentuan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular,
telah dilakukan surveilans epidemiologi dengan melakukan contact tracing
(pelacakan kasus) sebagaimana pedoman yang ada, maka sampai dengan 8
Juli 2020 tercatat 48.693 Orang dalam pemantauan (ODP), 9.556 Pasien
dengan pengawasan (PDP) yang dirawat di Rumah Sakit.

d. Pemerintah Kab. Magelang, Kab Boyolali serta Kab Klaten meminta dukungan
kepada Gubernur Jawa Tengah karena kejadian bencana berkenaan dengan
pandemi Covid-19.

8

e. Oleh karena itu SEKRETARIAT BPBD Provinsi Jawa Tengah akan
menyelenggarakan Latihan Simulasi Geladi Ruang atau Tabletop Exercise
untuk meningkatkan kesiapsiagaan para pemangku kepentingan terkait,
terutama di tingkat lokal, pada bulan Agustus 2020.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud.
Untuk memberikan gambaran tentang rencana penyelenggaraan kegiatan
Tabletop Exercise Terhadap Ancaman Letusan Gunung Merapi Masa
Pandemik Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah.

b. Tujuan.
Untuk digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan latihan
Tabletop Exercise Terhadap Ancaman Letusan Gunung Merapi pada Masa
Pandemik Covid -19 di Provinsi Jawa Tengah.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut
Ruang lingkup. Lingkup rencana garis besar ini secara umum meliputi rencana
kegiatan Tabletop Exercise Terhadap Ancaman Letusan Gunung Merapi pada
Masa Pandemik Covid-19 di, Provinsi Jawa Tengah yang disusun dengan tata
urut sebagai berikut:
1) Pendahuluan.
2) Landasan Penyelenggaraan Latihan.
3) Pokok-pokok Penyelenggaraan Latihan.
4) Ringkasan Cerita Latihan.
5) Penutup.

4. Dasar.
a. DIPA BNPB Tahun anggaran 2020.
b. Direktif Penyelenggaraan Latihan TableTop Exercise Terhadap Ancaman
Letusan Gunung Merapi Masa Pandemik Covid-19 di, Provinsi Jawa
Tengah.

9

BAB II
LANDASAN PENYELENGGARAAN LATIHAN

5. Latar Belakang Latihan.
Kawasan Gunung Merapi di Provinsi Jawa Tengah meliputi 3 Kabupaten yaitu
Megalang, Boyolali dan Klaten. Kabupaten Magelang secara geografis terletak
diantara 110º01‟51” dan 110º26‟58” Bujur Timur, 7º19‟33” dan 7º42‟16” Lintang
Selatan. Batas administasi di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Temanggung dan Kabupaten Semarang, sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali, di sebelah selatan berbatasan
dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali, di sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Purworejo dan Daerah Istimewa Yogyakarta, di
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten
Wonosobo dan di tengah – tengah berbatasan dengan Kota Magelang. Luas
Wilayah Kabupaten Magelang adalah 108.573 ha (1.085,73 km2).

Provinsi Jawa Tengah secara epidemilogis merupakan daerah endemis beberapa
penyakit menular (Deman Berdarah Dengue, Malaria, Leptospriosis, Filariasis,
Tuberculosis, Human Imunodefficiency Virus, Pneumonia, Kusta, Hepatitis dan
Diare) disamping tingginya beberapa penyakit tidak menular tertentu
(Hipertensi, Diabetes Melitus dan Kanker Servik). Saat ini selain jenis penyakit
menular tersebut muncul pandemic penyakit menular yang baru yaitu Corona
Virus Disease (Covid-19).

Dalam hal Covid-19, pertanggal 8 juli 2020 diantara 68.079 kasus positif di
Indonesia dan di Jawa Tengah 5.462 kasus positif (8 %) dan dari 3,359 kasus
kematian, 225 (6,7%) diantaranya ada di Jawa Tengah. Berkaitan dengan corona
virus disease (Covid-19), sejak diumumkan sebagai PHEIC (Public Health
emergency of International Concenrn) tanggal 30 Januari 2020, secara komulatif
telah diidentifikasi 11.591.595 orang terkonfirmasi positif Covid-19, sementara itu
537.859 orang (4,6%) dinyatakan meninggal dengan Covid-19 positif. Dari data
diatas, kasus kematian di Provinsi Jawa Tengah sebesar 8,2 % lebih tinggi kasus
kematian nasional 4,9 %.

10

6. Urgensi Latihan.
Urusan bencana merupakan urusan semua pihak, sehingga dibutuhkan
keterlibatan semua pihak dalam upaya penanganannya. Keterpaduan antar
seluruh pihak sangat diperlukan sehingga dalam penanganannya lebih
terkoordinasi dengan baik. Dengan pelatihan bersama ini diharapkan seluruh
pihak mengetahui peran dan fungsi masing-masing apabila benar-benar terjadi
bencana. Pemahaman dan keterlibatan masyarakat dalam proses evakuasi
mandiri juga menjadi faktor penting tidak hanya mengandalkan peralatan dan
informasi pemerintah.

7. Tema Latihan. “Menuju keterpaduan gerak dan langkah dalam PRB
Gunung Merapi pada Masa Pandemik Covid- 19 di, Provinsi Jawa Tengah”
dengan Tagline
“ Jateng Gayeng Kerjo Bareng Kanggo Kamanungsan”

8. Pokok – Pokok Hasil Evaluasi dari latihan – latihan, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan :
a. Keterlibatan unsur non-pemerintah, seperti masyarakat (termasuk kelompok
rentan) dan lembaga usaha masih sangat kurang.
b. Mekanisme diseminasi informasi peringatan dini gunung merapi dan
tindaklanjut dari peringatan dini tersebut masih perlu ditingkatkan
c. Komando, kendali, koordinasi dan komunikasi dalam penanggulangan
kedaruratan bencana masih perlu ditingkatkan.
d. Masih diperlukan kejelasan mengenai mekanisme keterlibatan unsur non-
pemerintah dalam sistem komando tanggap darurat bencana.

11

BAB III
POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN LATIHAN

9. Tujuan Latihan.
Dalam pelaksanaan latihan ini, memiliki tujuan latihan sebagai berikut:
a. Meningkatkan pemahaman kebencanaan terutama SOP Letusan Gunung
Merapi pada Masa Pandemik Covid- 19 kepada Instansi dan SKPD
pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, seluruh pelaku penanggulangan
bencana termasuk dunia usaha, masyarakat, media serta Akademisi.
b. Memberikan penjelasan mengenai peran dan tanggung jawab pemerintah ,
pelaku SKPD, masyarakat, Media, Akademisi dalam penanggulangan bencana
khususnya erupsi gunung merapi.

10. Sasaran Latihan.
Pelaksanaan latihan ini memiliki sasaran sebagai berikut:
a. Terwujudnya koordinasi yang baik antara Instansi dan SKPD Pemerintah Jawa
Tengah, dan seluruh pemangku kepentingan
b. Terwujudnya SOP Provinsi Jawa Tengah dalam Penanggulangan Bencana
Letusan Gunung Merapi Masa Pandemik Covid – 19 studi kasus kejadian di 3
Kabupaten yaitu Kab Magelang, Kab Boyolali dan Kab Klaten.

11. Pelajaran yang ingin dikembangkan/Materi Latihan
a. Protap Penanggulangan Bencana
b. Kesiapsiagaan dan Peringatan Dini
c. Evakuasi dan penyelamatan Korban
d. Pemenuhan Kebutuhan dasar korban
e. Pemulihan darurat bencana

12. Macam, Sifat, Metode dan Tingkat Latihan.

a. Macam : Latihan unsur pimpinan tanpa pasukan dengan bentuk Diskusi
b. Metode : Table Top Exercise, melibatkan unsur/instansi terkait
c. Sifat : Satu pihak dikendalikan
d. Tingkat : Provinsi

13. Referensi.
a. Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. UU 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

12

c. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

d. Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);

e. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6236);

f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular;

g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;

h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2008 tentang
Pendananaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana;

i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2008 tentang
Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah
dalam Penanggulangan Bencana;

j. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standard Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2);

k. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
(Covid-19) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 6487);

l. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2008 tentang Badan
Nasional Penanggulangan Bencana;

m. Keputusan Presiden nomor 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana
Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana
Nasional;

n. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor tahun
2020 tentang Pedoman Mekanisme Pemberian Bantuan Perbaikan Darurat;

o. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 14 tahun
2010;

p. Keputusan Menteri Kesehatan Corona Virus (Infeksi Covid- 19)sebagai
Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya;
dan

q. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
tentang SPM Bidang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 68);

13

r. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang
Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Gisease2019 (Covid-
19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha pada saat pandemic.

s. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/382/2020 tentang
Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam
rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

14. Penyelenggaraan Latihan.

a. Organisasi Latihan.

1) Penyelenggara

a. Penanggung jawab Latihan : Kapusdiklat PB

b. Ketua Penyelenggara Latihan : Kabid Penyelenggaraan

c. Sekretariat : Adhitya Nugraha Iskandar

2) Pengawas dan pengendalian : Kabid Pencegahan & Pencega

3) Manajer Skenario(Perancang) :

1. R Utomo

2. Roswanto

3. Apriyuanda Bayu Pradana

4. Syafudin

5. Dian

6. Kholid

7. Adi

4) Fasilitator : Daerah

5) IT : Aditya Nugraha

6) AAR dan Evaluator : Slamet Riyadi

7) Teknis dan Notulen : Karina

8) Admin : Rizal

15. Tempat dan Waktu

1) Tempat : Semarang Provinsi Jawa Tengah

2) Waktu

 Tanggal 4 s.d 7 Agustus 2020 (Perencanaan)

 Tanggal 07 s.d 11 September 2020 (Pelaksanaan)

14

16. Dukungan Administrasi.

a. Pelaku : 30 org
 BPPTKG Yogyakarta
 Sekda Provinsi Jawa Tengah
 Kalahar BPBD Provinsi Jawa Tengah
 Kabag TU BPBD Provinsi Jawa Tengah
 Pusdalops BPBD Provinsi Jawa Tengah
 Kodam IV Diponegoro
 Polda Jawa Tengah
 Diskominfo Provinsi Jawa Tengah
 PWI
 Akademisi UNNES
 Forum CSR Kesos/Bank Jawa Tengah
 BASARNAS Kantor SAR Jawa Tengah
 SARDA Provinsi Jawa Tengah
 UBALOKA KWARDA Provinsi Jawa Tengah
 TAGANA Provinsi Jawa Tengah
 LPBI NU/ BASER NU
 MDMC
 BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Tengah
 DINAS BMCK Provinsi Jawa Tengah
 DINAS Perakim Provinsi Jawa Tengah
 DINAS Pusdataru Provinsi Jawa Tengah
 Telkomsel
 PLN Distribusi Jawa Tengah DIY
 RAPI
 Senkom Mitra Polri
 Dinkes Provinsi Jawa Tengah
 RSU Tugurejo
 Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah
 Pertamina
 Bulog Drive Jawa Tengah

b. Sarana dan Prasarana
1) Sarana
i. 7 Ruangan untuk CPX
ii. 1 Ruangan Besar untuk TTX

15

2) Prasarana
i. Laptop
ii. Proyektor
iii. Layar Proyektor
iv. Zoom
v. Wifi
vi. Sound System

vii. Flip Chart
viii. Printer
ix. ATK

x. Kamera
xi. Handycam
xii. Stop Watch

c. Dukungan dan Anggaran.
Didukung dari anggaran DIPA BNPB Tahun Anggaran 2020.

17. Komando, Kendali dan Komunikasi.

a. Komando

a) Posko utama : Di Pusdiklat PB

b) Posko Latihan : Semarang Provinsi Jawa Tengah

b. Kendali
a) Kendali Operasional selama pelaksanaan simulasi PB, Kendali
operasional berada pada kendali Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan PB
b) Kendali Teknis, Selama pelaksanaan simulasi PB. Taktis berada pada
Kepala Bidang Penyelenggaraan

c. Komunikasi
Menggunakan sarana dan prasarana alat komunikasi yang tersedia

16

18. Instruksi Koordinasi
Rencana operasi darurat, Apabila terjadi kendala nyata akan diisyaratkan
berlakunya Rencana Operasi Darurat dan Komando di bawah kendali Sekretariat
BPBD Provinsi Jawa Tengah.
a) Pokok – pokok operasi darurat
a. Latihan dinyatakan berhenti, status dibawah komando pengawasan
dan pengedalian latihan.
b. Seluruh aset dan personel latihan akan melaksanakan tanggap
darurat bencana terhadap keadaan nyata dilapangan

b) Koordinasi (perlokus)
a. Pengawasan dan Pengendalian Latihan
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Sekretariat BPBD Provinsi
Jawa Tengah

b. Sekteratiat Latihan
Pusdiklat PB BNPB : Aditya Nugraha

17

BAB IV
RINGKASAN CERITA LATIHAN

19. Daerah Latihan. Dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah.
20. Skenario Latihan.

a. Latar Belakang Setting Strategis. (Skenario Besar).
Pada tanggal 21 September 2017 BPPTKG meningkatkan status merapi
menjadi “ Siaga” (Level III) untuk Daerah KRB III. Merapi menujukkan
peringkatan aktifitas seismik, yaitu gempa fase banyak dengan 38
kejadian/hari, gempa vulkanik 11 kejadian/hari terjadi adanya
penghancuran sumbatan lava dengan erupsi vulkanik VEI=1-2

Pada 23 Oktober 2017 status Merapi ditetapkan “Awas” (Level IV), dengan
kondisi akan segera meletus, ataupun keadaan kritis yang dapat
menimbulkan bencana setiap saat. Aktivitas yang teramati secara visual
yaitu, adanya longsoran tebing pertumbuhan kubah lava mencapai
10.000.000 m3, tanpa api diam, dan tanpa lava pijar guguran – guguran
besar. Sedangkan seismisitasnya meningkat menjadi 588 kejadian/ hari
gempa fase banyak, 80 kejadian/harian gempa vulkanik, 194 kejadian/hari
gempa guguran, dengan laju deformasi 42 cm/hari. Radius aman
ditetapkan di luar 10 km dari puncak merapi.

Pada 26 Oktober 2017 pukul 00:30 WIB terjadi letusan pertama. Letusan
bersifat eksposif disertai dengan awan panas dan dentuman. Pada tanggal
27 Oktober 2017 terjadi rentetan runtuhnya kubah lava yang
menghasilkan awan panas sejauh 10 km. Melalui pengukuran dengan mini
DOAS (Deferensial Optical Absorption Spectroscopy/Alat Ukur Emisi Sulfir
Dioksida SO2) diketahui bahwa terjadi peningkatan flukus SO2 yang
mencapai 500 ton/hari. Pada pukul 16:05 ditetapkan radius aman di luar
10 km dari puncak merapi

Kepanikan warga terlihat hampir di semua ruas jalan, pada umumnya
mereka berlarian dan menggunakan berbagai macam kendaraan
menuju daerah yang tinggi ke arah bypass. Gedung-gedung yang
tinggi yang masih bertahan terhadap letusan gunung merapi dipenuhi

18

oleh warga yang ingin meyelamatkan diri dari ancaman merapi. Kondisi
luluh lantak, kehidupan dan penghidupan lumpuh.

Situasi tersebut semakin rumit karena terjadi di masa pandemi Covid-19
di mana setiap orang seharusnya melakukan sosial distancing dan
menjaga hidup sehat. Pengungsi tidak lagi menghiraukan protokol
kesehatan karena nyawa mereka lebih dalam bahaya akibat letusan
gunung merapi. Tempat karantina Covid-19 dipakai sebagai pengungsian.
Tim kaji cepat Kabupaten Magelang tidak sanggup mendata perkiraan
pengungsi, korban jiwa, dan data-data bencana, akhirnya menyerahkan
wewenang penanganan bencana kepada pemerintah Provinsi Jawa
Tengah.

Kaji cepat dampak bencana dilakukan oleh Tim Kaji Cepat Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah, untuk mengumpulkan data-data mengenai dari
bencana yang baru saja terjadi, yaitu:
1) Perkiraan Korban Jiwa
2) Perkiraan Pengungsi
3) Perkiraan Kerusakan Rumah
4) Kerusakan Berat Fasilitas Umum

b. Rencana Setting Taktis (detail cerita latihan untuk setiap Move).

1) Move I: Sistim Peringatan Dini
 Peringatan dini dari Instansi yang berwenang dan/atau
diseminasi informasi bencana
- Mekanisme aktivitas peringatan dini gunung api pada
level Waspada, Siaga sampai dengan Awas dan SOP
Peringatan dini/Mekanisme rantai peringatan dini
(diseminasi informasi)
- Level Siaga
- Persiapan tempat evakuasi sementara dan tempat
evakuasi akhir yang memenuhi protokol covid- 19
- Kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam melakukan
penanganan pengungsi dalam masa pandemik covid-19

2) Move II: Siaga Darurat Gunung Merapi pada Masa Pandemik Covid-19

19

 Penetapan status siaga darurat erupsi gunung merapi
- Kriteria status siaga darurat bencana gunung merapi
- Mekanisme penetapan komandan pada status siaga
darurat
- Pengaktifan pos pendamping

 Transformasi rencana kontijnesi erupsi gunung merapi menjadi
rencana operasi erupsi gunung merapi
- Apakah komandan PDB memanfaatkan rencana
kontijensi erupsi gunung merapi menjadi rencana operasi
gunung merapi

3) Move III: Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi pada Masa
Pandemik Covid-19
 Respon Awal Penanganan Erupsi Gunung Merapi
- Kejelasan legalitas (SK) TIM TRC Provinsi di daerah
- Kejelasan tugas & fungsi Tim TRC Provinsi di daerah
(SOP)
- Kejelasan mekanisme penugasan sampai dengan
pelaporan Tim TRC Provinsi
- Kejelasan alur informasi hasil kaji cepat
- Kejelasan mekanisme operasi gabungan pencarian,
pertolongan dan evakuasi
- Pemahaman Undang – Undang, dan pengetahuan
tentang SAR
 Mobilisasi SDM/SDA
- Sistim Alur SDM/SDA penanganan bencana
 Perlindungan pengungsi
- Ketersediaan SDM, Regulasi, dan Sarana Prasarana
(tempat pengungsian, Listrik, Air Bersih, Sanitasi)
- Validasi Data Pengungsi
- Perlindungan Pengungsi
- Pemenuhan Kebutuhan Dasar (Sandang, Pangan, dan
Peralatan)
 Logistik dan Peralatan
- Terjaminnya pasokan logistik selama massa tanggap
darurat
- Pengelolaan logistik (penerimaan, penyimpanan, dan
distribusi)

20

- Ketersediaan SDM, Regulasi, dan Sarana Prasarana
Logistik

 Pemulihan Fungsi Fasilitas Vital
- Kegiatan pemulihan sarana prasarana vital dalam waktu
cepat

4) Move IV: Peralihan Status dan Pengakhiran Tanggap Darurat
 Kegiatan pengakhiran tanggap darurat bencana erupsi merapi
di masa pandemik covid-19
- Penanganan pengungsi dan masyarakat terdampak
erupsi merapi di masa pandemik covid – 19
- Normalisasi kegiatan pasca bencana erupsi merapi di
masa pandemik covid – 19
- Pencabutan ketetapan status tanggap darurat bencana
erupsi merapi di masa pandemik covid-19

 Dukungan Anggaran PDB
- Syarat dan prosedur mengakses dukungan anggaran
- Kejelasan prosedur dalam menerima dan mengakses
anggaran dari Sumber Lain (CSR dan dana bantuan
masyarakat)

 Pertanggung Jawaban Anggaran
- Mekanisme pertanggungjawaban untuk pengunaan BTT
dan DSP
- Pendampingan dalam penggunaan BTT dan DSP

21. Mekanisme Pelibatan Peserta Latihan.

a. Time Frame.

1) Hari I : Academic Session/Sesi Pembekalan dan briefing

peserta

2) Hari II : Upacara Pembukaan dan Table Top Exercise

3) Hari III : After Action Review , Wrap Up dan Upacara

Penutupan

21

BAB V
PENUTUP

22. Penutup. Demikian Panduan Rencana Garis Besar dalam penyiapan kegiatan
Tabletop Exercise Ancaman Letusan Gunung Api Masa Pandemik Covid 19 di 3
Kabupaten Provinsi Jawa Tengah yang akan dilaksanakan pada tanggal BULAN 2020
dibuat untuk dapat dijadikan pedoman dalam mencapai tujuan dan sasaran latihan.

Dibuat di Semarang

Pada tanggal : Agustus 2020

Ketua Penyelenggara

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan
SEKRETARIAT BPBD Provinsi Jawa Tengah

Lampiran: Paraf:
A. Struktur Organisasi.
B. Skenario Bergambar. Paban III/Latga :
C. Jadwal Kegiatan Penyelenggaraan Latihan.
D. Agenda Kegiatan Kataud : Vide draft.
E. Daftar Personil
F. Daftar Sarpras/Log/Lat Waasops : Vide draft.

22


Click to View FlipBook Version